Oleh Kelompok 2:
Siti Halima
Sindi Chaniago
HZ Naigolan
Laporan Penelitian ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan
bantuan serta bimbingan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar
dalam penyusunan laporan mini riset ini. Untuk itu kami menyampaikan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dalam penyusunan
laporan mini riset ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa
masih ada kekurangan-kekurangan karena keterbatasan pengetahuan maupun
dalam susunan kalimat dan tata bahasanya. Oleh karena itu kami sangat
mengharapkan kritikan atau saran dari semua pembaca untuk menyempurnakan
dalam pembuatan laporan ini. Akhir kata kami berharap semoga laporan kami ini
dapat bermanfaat bagi kita semua.
( Penulis )
i
DAFTAR ISI
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan........................................................................................... 20
PENDAHULUAN
1
Berdasarkan pemikiran di atas, maka masalah yang menarik untuk diteliti
yaitu bagaimana bentuk kegiatan ekonomi masyarakat setempat dalam kaitannya
memanfaatkan potensi lahan di sekitar tempat tinggal mereka pasca kerusakan
lingkungan. Bertolak dari masalah itu diusulkan judul mini riset tentang “Bentuk
Kegiatan Ekonomi Masyarakat Dalam Pemanfaatan Lahan Bekas Tambang
Tanah Di Desa Medan Sinembah Kecamatan Tanjung Morawa” .
Dari latar belakang masalah diatas, maka yang menjadi rumusan masalah
adalah sebagai berikut :
1.3 Tujuan
Dari Rumusan Masalah yang Telah dirumuskan di atas, Maka Tujuan
dilakukannya Mini Riset ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui bagaimana persepsi masyarakat tentang lahan bekas
tambang tanah di Desa Medan Sinembah Kecamatan Tanjung Morawa.
2. Untuk mengetahui bagaimana bentuk aktivitas ekonomi yang dilakukan
masyarakat untuk memanfaatkan lahan bekas tambang tanah di Desa
Medan Sinembah Kecamatan Tanjung Morawa.
BAB II KAJIAN TEORI
2
mengkonsumsi (menggunakan) barang dan jasa tersebut. Pada dasarnya,
kegiatan ekonomi manusia dibedakan menjadi dua, yaitu kegiatan dalam
rangka memenuhi kebutuhan sendiri (subsistence) dan kegiatan untuk
memenuhi kebutuhan pasar (commercial). Dalam kehidupan sehari-hari kita
sering menyebut istial komersial untuk kegiatan yang dikaitan dengan
keuntungan. kegiatan ekonomi sekarang sudah mengalami perubahan
orientasi, yaitu dari kegiatan ekonomi berbasis sumber daya alam berubah
menjadi sumberdaya berbasis kreatifitas yang dikenal juga dengan istilah
ekonomi kreatif.
1. Letak geografis
2. Kesuburan Tanah
3. Kondisi Morfologi
1. Pegunungan
3
perkebunan, seperti kina, karet dan teh. Penduduk yang bermukim di
daerah pegunungan sebagian ada yang bekerja di penambang pasir,
pertanian, ladang dan buruh perkebunan.
2. Dataran Tinggi
Dataran tinggi adalah bentuk muka bumi yang relatif datar yang letaknya
di daerah yang tinggi yaitu memiliki ketinggian antara 700-800 meter di
atas permukaan laut dan beriklim sejuk. Di dataran tinggi kegiatan
ekonomi penduduk cenderung dibidang pertanian lahan kering. Ladang
pertanian yang dibudidayakan adalah hortikultura antara lain,
sayursayuran, buah-buahan dan taman hias. Jadi, aktivitas penduduk di
dataran tinggi:
a. Petani
Ada dua jenis petani, yakni petani pemilik lahan dan petani penggarap.
Petani pemilik lahan mengolah lahan pertaniannya sendiri. Petani
penggarap mengerjakan sawah/ladang yang bukan miliknya sendiri.
Mereka mengolah sawah atau lading tuan tanah atau petani lain.
b. Buruh Perkebunan
e. Peternak
f. Pengrajin
3. Dataran Rendah
4
Dataran rendah merupakan dataran tempat untuk kosentrasi penduduk,
karena itu daerah dataran redah sangat cocok untuk pemukiman penduduk
dengan pola kosentris. Kegiatan penduduk terdiri atas berbagai jenis, mulai
dari pertanian, perikanan, tambak. Dibidang pertanian, perkebunan dan
perikanan bisa dikembangkan karena tersedianya air yang cukup, di samping
iklimnya yang menunjang untuk pertumbuhan tanaman dataran rendah.
Disamping itu bidang industri dan jasa di dataran rendah dapat berkembang
secara optimal, hal ini bisa terjadi karena ditunjang oleh sarana dan prasarana
berupa transportasi jalan raya dan jalan kereta api, pusat pertokoan dan
perdagangan serta pendidikan. Jadi, aktivitas penduduk di dataran rendah: a.
Jasa
b. Pedagang
c. Buruh Pabrik
d. Wiraswasta
e. Karyawan Kantor
f. Perikanan
h. Peternakan
i. Buruh lepas
4. Pantai
5
mereka pulang dengan membawa ikan. Ikan-ikan tersebut akan dijual di
tempat pelelangan ikan.
6
kedalamannya mencapai 3 sampai 4 meter, dan apabila bekas galian ini tidak
direklamasi oleh pengusaha mengakibatkan lingkungan sekitarnya menjadi
rusak.
2. Perubahan topografi
7
bertujuan memperbaiki atau menata kegunaan lahan yang terganggu sebagai
akibat kegiatan usaha.
8
Universitas Mulawarman dengan judul ” Pemanfaatan Lahan Bekas
Penambangan Batubara Untuk Usaha Budidaya Ikan Yang Berkelanjutan “
Hasil Penelitian ini menggunakan metode Metode pengumpulan data
untuk analisis keberlanjutan dilakukan melalui survey lapangan,
wawancara dengan pakar (peneliti dan pemilik kolam), dan pengambilan
sampel kualitas air untuk analisis laboratorium. Analisis keberlanjutan
usaha budidaya ikan di lahan bekas penambangan batubara menggunakan
pendekatan Multidimensional scaling (MDS) yang merupakan
pengembangan dari metode Rap-fish (rapid appraissal analysis). Analisis
dilakukan dengan beberapa tahapan, yaitu: (1) penentuan atribut tiga
dimensi yaitu dimensi ekologi, ekonomi dan sosial; (2) penilaian atribut
setiap dimensi; dan (3) penyusunan indeks dan status keberlajutan.
2) Penelitian yang dilakukan oleh Arvina Meyzilia dan Darsiharjo, 2017
dalam bentuk jurnal Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia dengan
judul “Pemanfaatan Kolong Bekas Galian Tambang Timah Untuk
Budidaya Eceng Gondok Di Provinsi Kepulauan Bangka Belitung”. Hasil
Penelitian Ini Menggunakan Metode yang digunakan berupa survei, studi
literasi, dan dokumentasi. Hasilnya menunjukkan bahwa kolong bekas
tambang timah dapat dijadikan sebagai media budidaya eceng gondok.
Budidaya eceng gondok dapat memberi beberapa manfaat, yaitu: (1) dapat
menyerap kandungan logam Pb dan Cd; (2) sebagai bahan biogas untuk
menghasilkan 3.425 MW tenaga listrik; (3) dapat “mereklamasi” kolong
secara alami; dan (4) sebagai bahan kerajinan tradisional yang memiliki
nilai ekonomi.
3) Penelitian yang dilakukan oleh Suprianto Wibowo, 2013 dalam bentuk
Skripsi Mahasiswa Universitas Negeri Semarang dengan judul “Bentuk
Kegiatan Ekonomi Masyarakat Dalam Pemanfaatan Blumbang, Kabupaten
Kebumen”. Hasil metode kuantitatif dan jenis penelitiannya adalah study
kasus. Penelitian ini bermaksud memahami kegiatan ekonomi masyarakat
dalam pemanfaatan blumbang di Dukuh Penambungan. (1) persepsi
masyarakat mengenai keberadaan blumbang yang ada di Dukuh
Penambangan ditunjukkan dengan adanya kesadaran masyarakat terhadap
9
kerusakan lingkungan yang diakibatkan blumbang. Blumbang-blumbang
terbentuk sudah sejak lama, bersamaan dengan berdirinya industri genteng
di Dukuh Penambangan. Masyarakat menganggap bahwa blumbang yang
ada di sekitar tempat tinggal mereka masih dapat dimanfaatkan. Anggapan
tersebut direalisasikan dengan adanya masyarakat yang sudah
memanfaatkan blumbang. (2) Bentuk kegiatan ekonomi yang dilakukan
oleh masyarakat dalam memanfaatkan blumbang dengan cara mengalih
fungsikan blumbang menjadi usaha kolam pemancingan, usaha lahan
persawahan, dan lahan Perkebunan.
Peningkatan
Kesejahteraan
Ekonomi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
10
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini kami laksanakan pada hari tanggal 03-05 Mei 2021. Yaitu
waktu yang digunakan mengumpulkan informasi dari berbagai sumber,
menganalisa, dan menyajikannya ke dalam laporan penelitian ini.
Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah analisis data secara kulitattif
dan melakukan reduksi data. Hal ini dilakukan dari hasildata yang di dapat
mengenai Desa Medan Sinembah, Kecamatan Tanjung Mrawa, Kabupaten
Deli Serdang.
Dalam proses ini, penulis memperoleh data dari berbagai sumber tertulis
seperti dari media cetak, buku, skripsi dan penelitian terdahulu yang sudah ada
di lokasi yang sama.
11
Merupakan suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,
mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan mengorganisasi data dengan
cara sedemikian rupa hingga kesimpulankesimpulan finalnya dapat ditarik dan
diverifikasi. Reduksi dilakukan setelah mendapatkan data yang di dapat dari
berbagai sumber yang dilakukan pada tahap pertama diatas.
12
Peta Lokasi Penelitian (Sumber:Google Maps)
2. Kondisi demografis
13
No. Keterangan Jumlah
1. Jumlah KK 1.682 KK
mereka bekerja sebagai buruh pabrik. Bagi sebagian masyarakat Medan Sinembah
sebagai lahan yang tidak berguna dan hanya dapat menyebabkan kerusakan
lingkungan. Akan tetapi, justru blumbang dapat dijadikan sebagai lahan pertanian
keberadaan lahan bekas tambang tanah juga memberikan dampak yang kurang
baik bagi penduduk medan sinembah. Salah satu dampak nyata yang disebabkan
oleh adanya lahan bekas tambang tanah yaitu kerusakan lingkungan. lahan bekas
tambang tanah yang belum mendapatkan penanganan dari masyarakat inilah yang
14
menjadikan lahan bekas tambang tanah justru dianggap merusak keindahan
lingkungan. Kondisi lahan bekas tambang tanah yang ada di Desa Medan
Sinebah yaitu dengan mengubah lahan bekas tambang menjadi lapangan bola voli
untuk sarana kegiatan olah raga warga desa, yang bertujuan untuk memanfaatkan
Tanjung Morawa
untuk memanfaatkan lahan bekas tambang tanah. Hal inilah yang dimaksud
15
bekas tambang tanah menjadi lahan yang lebih produktif lagi. Ada beberapa
sekarang dijadikan kolam pemancingan merupakan tanah warisan dari orang tua.
kolam.
Kolam pemancingan ini dibuka untuk umum setiap hari, sabtu dan
minggu. Pemilik kolam tidak membuka pemancingan setiap hari dengan tujuan
agar ikan-ikan yang ada dikolam tidak mengalami stres apabila dipancing setiap
hari.
16
Bentuk kegiatan ekonomi lainnya yang dilakukan oleh masyarakat medan
perkebunan berasal dari pelaku atau individu sendiri. Sedangkan alasan pemilik
lahan bekas tambang yang dimiliki sehingga hasil dari kegiatan tersebut dapat
tersebut hanya didasari untuk memanfaatkan lahan yang kosong, akan tetapi
disamping itu pemilik lahan juga mengharapkan suatu hasil atau keuntungan dari
17
Hal ini apabila dihubungkan dengan konsep ekonomi rasional ternyata
terdapat kesamaan. Dimensi ekonomi rasional dari tindakan pemilik lahan tampak
mendapatkan keuntungan. Tindakan yang tampak rasional dalam hal ini, yaitu
pemilik lahan berasal dari hasil panen perkebunan yang dijual kepada warga
Hal ini disebabkan rata-rata warga desa medan sinembah tidak begitu menekuni
kegiatan bercocok tanam dan berkebun. Warga masyarakat lebih memilih untuk
menjadi buruh pabrik dari pada harus berkebun dan bercocok tanam di sawah.
Selain ubi kayu yang, pemilik lahan juga memiliki kebun jagung. Perkebunan
dimilikinya.
18
Lahan perkebunan jagung ini terletak di dekat lahan persawahan dan
perkebunan ubi kayu. Sebelum dijadikan lahan perkebunan, dahulunya lahan ini
juga berupa lahan bekas galian, kemudian oleh pemilik lahan dialihfungsikan
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Suatu kondisi lingkungan yang rusak, mendorong beberapa masyarakat untuk
melakukan tindakan adaptasi. Tindakan adaptasi tersebut tidak hanya didasari
untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan sekitar, akan tetapi berupaya untuk
menyelesaikan suatu problems (masalah-masalah) yang dijumpai untuk mencapai
suatu tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini, masyarakat Medan Sinembah
dihadapkan pada suatu masalah kerusakan lingkungan yaitu adanya Lahan Bekas
Tambang Tanah yang merupakan dampak dari kegiatan pertambangan tanah.
19
5.2 Saran
Adapun saran yang dapat kami tuangkan dalam laporan penelitian kami
semoga penggunan lahan yang baik akan membawa kebaikan bagi siapapun yang
mengolah lahan bekas tambang baik dari segi masyarakat maupun dari
pemerintahan.
DAFTAR PUSTAKA
https://www.stiepasim.ac.id/pengertian-ilmu-ekonomi-menurut-para-ahli/
https://www.ilmusaudara.com/2016/04/aktifitas-ekonomi-di-dataran-
rendahdan.html https://www.ugm.ac.id/id/berita/17822-sawah-di-bantul-rusak-
akibat-tambangbatu-bata
https://dlh.karanganyarkab.go.id/2018/05/08/bahan-galian-golongan-c/
20