Anda di halaman 1dari 16

Menganalisis Potensi Desa Guna Pengembangan dan Perencanaan Desa Sesuai Potensi

Yang Dimiliki Untuk Kehidupan Desa Yang Lebih Baik

Dosen Pengampu : Dra. Rosni, M.Pd

Disusun Oleh Kelompok 5:


(Kelompok Pembanding)

1. Putri Amanda Nasution (3211131024)


2. Rina Mawardah BB (3213131058)
3. Salsabillah Sofyan (3212431005)
4. Tini Tampubolon (3211131019)

Mata Kuliah: Geografi Pedesaan dan Perkotaan

Prodi/Kelas: Pendidikan Geografi/C

JURUSAN PENDIDIKAN GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
FEBRUARI – 2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa Berkat kasih dan
Karunianya Kami bisa menyelesaikan Makalah yang berjudul “Menganalisis Potensi Desa
Guna Pengembangan dan Perencanaan Desa Sesuai Potensi Yang Dimiliki Untuk
Kehidupan Desa Yang Lebih Baik” ini dengan tepat waktu. kami juga mengucapkan terima
kasih kepada ibu dosen pengampu yang sudah memberikan tugas ini sehingga kami bisa
menambah wawasan kami terkait dengan materi ini.

Adapun pekerjaan makalah ini untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Geografi
Pedesaan dan Perkotaan. Dalam pengerjaan makalah ini kami sudah berupaya sabaik mungkin
dalam mencari referensi.

Kami berharap dengan adanya penyusunan makalah ini dapat berguna bagi pembaca
yang ingin menambah wawasan. karena itu dengan senang hati kami menerima kritikan dan
saran guna membangun makalah ini menjadi sempurna lagi. ahkir kata kami ucapakan Terima
kasih.

Medan, Februari 2023

Kelompok 5

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................................................................ii

BAB I .............................................................................................................................................................1

PENDAHULUAN ......................................................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang .........................................................................................................................................1

1.2 Rumusan Masalah ....................................................................................................................................1

1.3 Tujuan Penulisan Makalah ...................................................................................................................... 1

BAB II ........................................................................................................................................................... 2

PEMBAHASAN ............................................................................................................................................2

2.1 Potensi Desa Sesuai Dengan Karakteristik Desa .............................................................................2

2.3 Tantangan dalam Pengembangan Potensi Desa .............................................................................. 5

2.4 Kaitan Suatu Desa Dengan Pertumbuhan Penduduk .......................................................................6

2.5 Contoh permasalahan pertumbuhan desa dan mencari solusinya di Indonesia ...............................9

BAB III ........................................................................................................................................................ 12

PENUTUP ................................................................................................................................................... 12

3.1 Kesimpulan ....................................................................................................................................12

3.1 Saran .............................................................................................................................................. 12

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................................................13

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pembangunan nasional perlu memperhatikan kondisi wilayah. Hal ini karena


pembangunan daerah tidak akan bisa disamaratakan akibat adanya berbedaan budaya,
keadaan sosial, dan faktor lainnya. Salah satu sasaran dalam proses pembangunan nasional
adalah menciptakan adanya pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan pada
setiap daerahnya. Menurut (Jaya & Rijal, 2021) bahwa perencanaan tataruang strategis perlu
memperhatikan masalah-masalah yang ada, utamanya pembangunan tata ruang yang dapat
muncul dalam skala perencanaan apapun baik dari skala nasional maupun daerah. Untuk
mencapai sasaran pembangunan nasional diperlukan proses perencanaan pembangunan yang
baik.
Berdasarkan UU No. 25 tahun 2004, salah satu tujuan dari pembangunan nasional
yaitu menjamin tercapainya penggunaan sumber daya secara efisien, efektif, berkeadilan,
dan berkelanjutan. Maksud dari pembangunan nasional adalah menciptakan kesejahteraan
rakyat dari adanya pembangunan sebagai wujud meningkatkan kesejahteraan, keadilan, dan
kemerataan pada setiap aspek kehidupan (Bangun, 2018).

1.2 Rumusan Masalah


a. Bagaimana potensi desa sesuai karakteristik desa
b. Bagaimana potensi desa untuk pengembangan sosial ekonomi masayarakat desa
c.Bagaimana tantangan dalam pengembangan potensi desa
d. Menganalisis pertumbuhan penduduk bagaimana kaitannya dengan suatu desa
e. Mencari contoh permasalahan pertumbuhan desa dan mencari solusinya di Indonesia+ diluar
negri
1.3 Tujuan Penulisan Makalah

Agar mahasiswamampu memahami mengenai matei yang telah dipaparkan yaitu mengenai
Potensi Desa Guna Pengembangan dan Perencanaan Desa Sesuai Potensi Yang Dimiliki Untuk
Kehidupan Desa Yang Lebih Baik.

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Potensi Desa Sesuai Dengan Karakteristik Desa

Ketiga unsur yang kompleks pada desa ternyata juga menentukan


perkembangannya. Dari unsur-unsurnya, secara garis besar potensi desa dapat dikategorikan
dalam dua jenis. Yakni aspek fisik atau sumber daya alam (SDA) dan aspek non-fisik atau sumber
daya manusia (SDM). Aspek fisik dan non-fisik saling memberi pengaruh dalam perkembangan
desa(Zenius, 2021).

Potensi desa dari aspek fisik antara lain meliputi:

1. Tanah, dalam artian kandungan mineral dan bahan galian, tempat tumbuh tanaman yang
merupakan sumber mata pencaharian, bahan makanan, dan tempat tinggal.
2. Air, yakni sumber air, kondisi dan tata airnya untuk irigasi, pertanian dan kebutuhan hidup
sehari-hari.
3. Iklim, peranannya sangat penting bagi desa yang bertumpu pada sektor agraris.
4. Ternak, sebagai sumber tenaga, bahan makanan, dan pendapatan.
5. Manusia, sebagai sumber tenaga kerja potensial yang berinteraksi langsung dengan kondisi
alam seperti pengolah tanah dan produsen dalam bidang pertanian.

Sementara itu, potensi non-fisik lebih merujuk pada bangunan sosial di desa yang antara lain
meliputi:

1. Masyarakat desa, yang hidup berdasarkan gotong royong dan dapat


dianggap sebagai suatu kekuatan berproduksi dan kekuatan membangun atas dasar kerja
sama dan saling pengertian.
2. Lembaga-lembaga sosial, pendidikan, dan organisasi-organisasi sosial
yang dapat memberikan bantuan sosial berupa bimbingan terhadap masyarakat.
3. Aparatur atau pamong desa, untuk menjaga ketertiban dan keamanan
demi kelancaran jalannya pemerintahan desa.

POTENSI DESA MENGEMBANGKAN SOSIAL EKONOMI MASYARAKAT DESA

2
Desa menjadi bagian vital yang tidak dapat dipisahkan dalam hirarki struktur bernegara,
karena pada hakikatnya tidak akan ada suatu negara tanpa memiliki bagian-bagian terkecil yang
dalam konteks negara Indonesia biasa disebut desa. Desa atau sebutan lain yang beragam disebut
sebagai self governing community karena di Indonesia pada mulanya merupakan komunitas lokal
yang mempunyai batas-batas wilayah, dihuni oleh sejumlah penduduk, dan mempunyai adat
istiadat untuk mengelola daerahnya sendiri. Desa dengan pemerintahannya mengalami
perkembangan dan pasang surut. Mulai dari Orde Lama, Orde Baru, hingga kini yang terakhir
adalah Masa Reformasi sampai sekarang.
Tidak dapat dipungkiri bahwa masing-masing rezim penguasa yang menjadi kepala negara
dan kepala pemerintahan memberikan pengaruh pada pelaksanaan penyelenggaraan
pemerintahan desa. Begitu pula, dengan adanya pengakuan yang diiringi dengan pemberian
kewenangan kepada desa sebagai daerah yang otonom untuk menyelenggarakan
pemerintahannya dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia(Wibowo & Alfarisy,
2020).
Desa merupakan suatu otoritas terendah dalam system pemerintahan Republik Indonesia. Desa
memiliki otonomi dalam membangun dan menjalankan roda pemerintahannya sendiri.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 6 tahun 2014, desa adalah kesatuan masyarakat hukum
yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus urusan
pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul,
dan/atau hak tradisional yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Sudah berbagai konsep dilakukan oleh pemerintah pusat dalam membangun
desa. Mulai dari zaman orde lama, orde baru dan orde reformasi.
Konsep pembangunan di desa menjadi prioritas dalam pembangunan, bagimana agar desa dan
masyarakatnya bisa membangun dan mandiri serta bisa menyelesaikan problem-problem
pembangunan. Sentuhan pembangunan desa terus dilakukan mulai dari zaman orde lama, orde
baru sampai saat ini pasca reformasi. Berbagai sentuhan terus dilakukan dalam upaya
memberdayakan desa dan masyarakatnya, berbagai jenis program pembangunan dilakukan oleh
setiap rezim pemerintahan.

3
Pasca reformasi kita mengenal Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat Perdesaan
(PNPM Perdesaan), mulai pembangunan infrastruktur, pemberdayaan ekonomi desa melalui Unit
Pengelola Kegiatan (UPK) seperti simpan pinjam perempuan dan lain sebagainya. Seluruh
elemen masyarakat desa dilibatkan dalam program tersebut. Pasca diundangkannya Undang-
Undang Desa nomor 6 tahun 2014, pemerintah mengucurkan Program Dana Desa. Pada Tahun
2015 Pemerintah mulai mengucurkan dana desa yang langsung ditransfer dari pusat ke desa.
Bahkan untuk mensukseskan dana desa, Kementerian Desa PDT dan Transmigrasi meluncurkan
empat program unggulan yaitu Pengembangan BUMDesa, Pengembangan Produk Kawasan
Perdesaan, Embung Desa dan Sarana Olah Raga Desa.
Pemerintah Pusat menekankan empat bidang yang menjadi program pembangunan Desa yaitu
Bidang Penyelenggaraan Pemerintahan Desa, Bidang Pemberdayaan Masyarakat Desa, Bidang
Pembangunan Desa dan Bidang Pembinaan masyarakat Desa. Dengan undang-undang yang baru
desa diberikan kewenangan secara besar dalam membangun dan mengelola desa. Kita harus
mempunyai konsep terkait pembangunan ekonomi dipedesaan dimana pembangunan ekonomi
desa hendaknya dicarikan suatu model dan pendekatan yang cocok dengan situasi dan kondisi
masyarakat di pedesaan.
Membangun ekonomi desa pada hakekatnya dalam rangka memandirikan masyarakat desa serta
mensejahterakan rakyatnya. Dalam rangka membangun ekonomi desa perlu adanya
kesinambungan program dan kegiatan, baik yang dilakukan oleh desa maupun program dan
kegiatan yang berasal dari pusat dan pemerintah provinsi/kabupaten/kota.

Membangun Ekonomi Desa


Membangun ekonomi desa adalah memandirikan ekonomi desa. Masyarakat desa bisa sejahtera
dan pemerintahan desa bisa menjadi pelayanan dan penggerak ekonomi desa. Menurut Lincolin
Arsyad, pembangunan ekonomi pedesaan merupakan suatu proses dimana pemerintah desa dan
masyarakat mengelola sumberdaya yang ada dan membentuk suatu pola kemitraan antara
pemerintah desa dengan sektor swasta untuk menciptakan lapangan kerja baru dan merangsang
perkembangan kegiatan ekonomi (pertumbuhan ekonomi) di wilayah tersebut.
Tujuan utama dari pembangunan ekonomi pedesaan adalah untuk menciptakan suatu lingkungan
ekonomi desa yakni untuk menciptakan suatu lingkungan yang memungkinkan masyarakatnya
dapat menikmati kehidupan yang kreatif, sehat dan juga memiliki angka harapan hidup yang

4
tinggi. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, terdapat prinsip-prinsip pembangunan ekonomi
pedesaan, yang meliputi :
 Transparansi (keterbukaan). Harus ada transparansi dalam hal pengelolaan pembangunan,
termasuk dalam hal pendanaan, pemilihan kader, pembangunan sistem, pelaksanaan
program, dan lain sebagainya.
 Partisipasi. Dibutuhkan partisipasi aktif dari seluruh elemen masyarakat desa.
 Dapat dinikmati Masyarakat. Sasaran dari pembangunan ekonomi harus sesuai sehingga
hasilnya bisa dinikmati oleh keseluruhan masyarakat.
 Dapat Dipertanggungjawabkan (akuntabilitas). Proses perencanaan, pelaksaan dan
evaluasi yang dilakukan harus bisa dipertanggungjawabkan, dalam arti tidak terjadi
penyimpangan.
 Berkelanjutan (sustainable). Program yang dirancang harus dapat berlangsung secara
terus menerus atau berkelanjutan, sehingga peningkatan kesejahteraan masyarakat desa
berlangsung permanan, dan bukan hanya pada satu waktu saja.
Konsep pembangunan ekonoomi desa harus benar-benar bertumpu pada kekuatan
masyarakat desa. Potensi yang dimiliki oleh desa harus benar-benar menjadi akar dalam
pembangunan ekonomi Desa. Potensi sumber daya alam dan manusia yang ada di desa harus
menjadi sumber kekuatan dalam membangun ekonomi desa. Program antara pusat, pemerintah
provinsi/kabupaten/kota harus bersinergi dan menguatkan kebutuhan yang ada di desa. Salah
satu contoh misalkan dalam mendirikan BUMDesa. Apakah pendirian BUMDesa dengan unit-
unit usahanya itu berdasarkan analisis kebutuhan masyarakat desa atau bukan. Jika pendirian
BUMDesa tidak berdasrkan kebutuhan masyarakat desa maka akan menjadi tidak bermanfaat,
bahkan ketika mau dikembangkan saja sangat sulit. *

2.3 Tantangan dalam Pengembangan Potensi Desa

Tantangan pertama adalah bencana alam. Jenis bencana alam yang didata pada Potensi Desa
(Podes) 2018 adalah tanah longsor, banjir, banjir bandang, gempa bumi, tsunami dan lainnya.
Tantang kedua, masih banyak desa yang terkena pencemaran," kata Suhariyanto saat
menyampaikan ] Senin (10/12).Pencemaran yang tercakup dalam pendataan Podes 2018 adalah
pencemaran air (16.847 desa/kelurahan), pencemaran udara (8.882 desa/kelurahan) dan
pencemaran tanah (2.200 desa/kelurahan).Adapun tantangan ketiga berkaitan dengan masalah

5
keamanan. Suhariyanto mengatakan bahwa masih ada desa/kelurahan yang terdapat
penyalahgunaan atau pengedaran narkoba, yaitu sebesar 14,99%. Dan juga masih ada 3,75%
desa/kelurahan yang menjadi lokasi perkelahian massal.

2.4 Kaitan Suatu Desa Dengan Pertumbuhan Penduduk

Penduduk adalah orang-orang yang berada di dalam suatu wilayah yang terikat oleh
aturan-aturan yang berlaku dan saling berinteraksi satu sama lain secara terus menerus. Jumlah
penduduk senantiasa berubah dari waktu ke waktu. Jumlah penduduk disuatu daerah selalu
mengalami peningkatan ataupun penurunan setiap tahun. Pertambahan penduduk adalah
perubahan populasi sewaktu-waktu dan dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu
dalam sebuah populasi menggunakan per waktu unit unyuk pengukuran. Ketika pertumbuhan
penduduk dapat melewati kapasitas muat suatu wilayah atau lingkungan hasilnya berakhir
dengan kelebihan penduduk. Pertumbuhan penduduk disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu
kelahiran, kematian, dan perpindahan penduduk. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik
(BPS)(Drs. Abdurokhman, 2014).

6
Faktor kependudukan yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi selain pertumbuhan
ekonomi yaitu pertumbuhan penduduk dan kepadatan penduduk. Pertumbuhan penduduk mampu
mendorong pertumbuhan ekonomi, bertambahnya penduduk akan memperluas pasar, dan
perluasan pasar akan mempertinggi tingkat spesialisasi dalam perekonomian. Sebagai dampak
dari spesialisasi yang terjadi, maka tingkat kegiatan ekonomi akan bertambah. Adanya
spesialisasi dan pembagian kerja diantara para tenaga kerja akan mempercepat proses
pertumbuhan ekonomi, karena adanya spesialisasi akan meningkatkan produktivitas tenaga kerja
dan mendorong perkembangan teknologi sedangkan Permasalahan dalam kepadatan penduduk
adalah persebaran yang tidak merata. Kepadatan penduduk dapat mempengaruhi kualitas hidup
masyarakatnya. Pada daerah dengan kepadatan yang tinggi, usaha meningkatkan kualitas
penduduk akan lebih sulit dilakukan. Hal ini menimbulkan permasalahan sosial ekonomi,
kesejahteraan, keamanan, ketersediaan lahan, air bersih dan kebutuhan pangan. Dampak yang
paling besar adalah kerusakan lingkungan. Semua kebutuhan manusia dipenuhi dari lingkungan,
karena lingkungan merupakan sumber alam yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup
manusia. Kebutuhan tersebut meliputi kebutuhan pangan, papan, air bersih, udara bersih dan
kebutuhan lainnya.
Penduduk merupakan komponen utama serta komponen yang sangat penting dalam suatu
wilayah. Penduduk memiliki dampak positif serta negatif bagi suatu wilayah tersebut, dimana
apabila suatu wilayah dengan jumlah penduduk yang besar serta kualitas yang baik maka bisa
menjadi potensi bagi kemajuan pembangunan. Akan tetapi, jika penduduk yang besar tersebut
tidak memiliki kualitas maka akan menyebabkan tingginya angka penganguran, kemiskinan,
kerusakan lingkungan dan kurangnya lahan pertanian sehingga penduduk tersebut dapat menjadi
beban suatu wilayah tersebut. Pernyataan ini didasarkan pada teori Lincolin (Rosyetti 2009)
tidak terkendalinya pertumbuhan penduduk dapat menyebabkan sumber masalah serta
menghambat berbagai upaya yang sedang atau akan dilakukan, hal ini dapat terjadi karena

7
dengan meningkatnya pertumbuhan penduduk maka meingkat pula jumlah tenaga kerja,
sedangkan kemampuan daerah dalam menyokong pembangunan kesempatan kerja sangat
terbatas.

Sebenarnya permasalahan yang muncul dibidang kependudukan bukan hanya pada


jumlah yang besar semata akan tetapi juga berimbas pada turunan dari kuantitas yang besar
tersebut antara lain adalah persebaran penduduk, kualitas penduduk, kecukupan dari sisi
konsumsi, struktur penduduk yang sebagian besar masih muda, modal dan teknologi yang
dimiliki juga masih rendah dan akibatnya produktivitas kerja makin menurun serta masalah
krusial yang berkaitan dengan ketenagakerjaan.

Astawa dan Sarmita (2016:225) mengungkapkan peningkatan jumlah penduduk perlu


mendapat perhatian mengingat dampaknya sangat luas. Jumlah penduduk yang meningkat berarti
pemenuhan kebutuhan hidup juga meningkat seperti sandang, pangan, papan, energi, kesempatan
kerja, kesehatan pendidikan, dan hak dasar lainnya. Kepadatan penduduk disetiap daerah
memiliki perbedaan hal tersebut disebabkan oleh persebaran sumber daya alam tidak merata.

Tingginya pertumbuhan jumlah penduduk akan mempengaruhi tingkat kebutuhan tempat


tinggal atau papan, hal ini akan mengakibatkan terjadinya pembukaan lahan baru yang
selanjutnya akan dijadikan sebagai tempat tinggal atau pemukiman baru. Pernyataan ini
berdasarkan pada teori Khadiyanto (2005; Affan 2014) yang menyatakan bahwa peningkatan
pertumbuhan penduduk mengakibatkan peningkatan kebutuhan lahan pada masyarakat. tuntutan
ini seringkali mengakibatkan benturan kepentingan yang mengakibatkan ketidaksesuaian
penggunaan lahan dengan rencana peraturan peruntukan penggunaan lahan. Sedangkan lahan
sendiri bersifat terbatas dan tidak dapat ditambah kecuali pengadaan dengan kegiatan reklamasi

8
(Sujarto, 1985; Eko dan Rahayu 2012). Dewasa ini sering kita temui penggunaan lahan pertanian
dialih fungsikan menjadi berbagai macam antara lain permukiman, kios, dan bangunan lainnya
seperti coffeshop. Sedangkan dengan peningkatan masyarakat yang membutuhkan lahan untuk
tempat tinggal, mayoritas pemukiman pada saat ini dibangun dengan cara alih fungsi lahan
pertanian, yang awalnya lahan pertanian menjadi lahan pemukiman atau non pemukiman.

Mantra (1986: 58), mengatakan bahwa penurunan daya dukung lahan dipengaruhi oleh
jumlah penduduk yang terus meningkat, luas lahan yang semakin berkurang, persentase jumlah
petani dan luas lahan yang diperlukan untuk hidup layak. Semakin tinggi jumlah penduduk akan
menyebabkan kebutuhan lahan untuk permukiman juga semakin tinggi, hal ini akan
menyebabkan terjadinya penurunan daya dukung lahan (Ariani & Harini, 2012:30). Perubahan
fungsi lahan pertanian di Desa semakin mengurangi kesempatan usaha yang pada akhirnya
mengancam pendapatan petani. Alih fungsi lahan mengakibatkan luas lahan sawah semakin
menyempit. Perubahan fungsi lahan pertanian ke nonpertanian sangat signifikan, sehingga proses
alih fungsi tersebut sangat membawa dampak yang cukup besar bagi masyarakat petani.

2.5 Contoh permasalahan pertumbuhan desa dan mencari solusinya di Indonesia

Dengan pendapatan perkapita yang masih rendah berakibat penduduk tidak mampu
memenuhi berbagai kebutuhan hidupnya, sehingga sulit mencapai manusia yang sejahtera.
Pendapatan per kapita rendah juga berakibat kemampuan membeli (daya beli) masyarakat rendah,
sehingga hasil-hasil industri harus disesuaikan jenis dan harganya. Bila industri terlalu mahal
tidak akan terbeli oleh masyarakat. Hal ini akan mengakibatkan industri sulit berkembang dan
mutu hasil industri sulit ditingkatkan(Wijaya & Prasojo, 2020).

Penduduk yang mempunyai pendapatan perkapita rendah juga mengakibatkan kemampuan


menabung menjadi rendah. Bila kemampuan menabung rendah, pembentukan modal menjadi
lambat, sehingga jalannya pembangunan menjadi tidak lancar.

Contohnya sebagai berikut:

Jika pengembangan Curug Begawan di desa A tidak memberikan dampak ekonomi bagi
masyarakat sekitar, rasa kepemilikan untuk merawat dan memperbaiki permasalahan yang ada di
Curug Begawan akan menurun dan lama-kelamaan kegiatan wisata tersebut akan ditinggalkan

9
masyarakat karena tidak memberikan profit demi kesejahteraan keluarga yang ada di masyarakat
sekitar. Ekonomi dilihat dari sumber pendapatan baru atau pendukung. Jika pendapatan atau
sumber ekonomi rusak (Curug Begawan) tentunya akan berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan
masyarakat.

Ada berbagai cara untuk mengatasinya yaitu:

1. Meningkatkan pengolahan dan pengelolaan sumber daya alam yang ada.

2. Meningkatkan kemampuan bidang teknologi agar mampu mengolah sendiri sumber daya alam
yang dimiliki bangsa Indonesia.

3. Memperkecil pertambahan penduduk diantaranya dengan penggalakan program KB dan


peningkatan pendidikan.

4. Memperbanyak hasil produksi baik produksi pertanian, pertambangan, perindustrian,


perdagangan maupun fasilitas jasa (pelayanan)

5. Memperluas lapangan kerja agar jumlah pengangguran tiap tahun selalu berkurang.

Contoh permasalahan pertumbuhan desa di Jerman

 Tuntutan kenaikan gaji bisa memicu inflasi

Naiknya inflasi membuat banyak serikat pekerja sekarang menuntut kenaikan gaji yang
cukup tinggi, paling tidak untuk mengimbangi kenaikan harga. Para pekerja pelabuhan di
Hamburg misalnya menuntut kenaikan gaji sampai 12,5 persen. Para pekerja di maskapai
penerbangan Lufthansa, yang sempat mogok sehari untuk menegaskan tuntutan mereka,
sekarang mendapat kenaikan gaji sampai 19 persen. Tapi tuntutan kenaikan bisa memicu putaran
kenaikan harga baru, jika produsen kesulitan meningkatkan produksinya. Selanjutnya dapat
terjadi apa yang disebut "spiral kenaikan gaji dan harga barang” yang saling dorong-mendorong.

Apakah Jerman sedang menuju situasi tahun 1990an, ketika negara ini disebut-sebut
sebagai "orang sakit Eropa?" Lalu apa artinya bagi Eropa, jika lokomotif perekonomiannya
terhuyung-huyung? Situasi akan menjadi lebih runyam lagi.

Itu sebabnya, Eropa harus bersatu dan menunjukkan solidaritas menghadapi upaya
pemerasan dari Moskow. Jika Putin berhasil memecah-belah Eropa dengan kebijakan gasnya,

10
maka dia sudah berhasil mencapai tujuan utamanya: perpecahan Eropa. Ini harus dihindari,
dengan kebijakan-kebijakan cerdas dan solidaritas Eropa. Dengan langkah-langkah konkret yang
benar-benar membantu warga di masa-masa sulit. Imbauan-imbauan untuk menghemat energi
saja tidak akan cukup.

11
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Potensi desa dari aspek fisik antara lain meliputi:

1. Tanah, dalam artian kandungan mineral dan bahan galian, tempat tumbuh tanaman yang
merupakan sumber mata pencaharian, bahan makanan, dan tempat tinggal.
2. Air, yakni sumber air, kondisi dan tata airnya untuk irigasi, pertanian dan kebutuhan hidup
sehari-hari.
3. Iklim, peranannya sangat penting bagi desa yang bertumpu pada sektor agraris.
4. Ternak, sebagai sumber tenaga, bahan makanan, dan pendapatan.
5. Manusia, sebagai sumber tenaga kerja potensial yang berinteraksi langsung dengan kondisi
alam seperti pengolah tanah dan produsen dalam bidang pertanian.

3.1 Saran

Dalam penulisan makalah ini mungkin masih banyak terdapat kekurangan di dalamnya yang
menyebabkan tidak sempurna nya makalah ini. Oleh karena jtu, kami sangat berharap adanya
kritik dan saran yang membangun agar dapat lebih baik kedeepannya, mengingat tidak ada yang
sempurna tanpa saran yang membangun.

12
DAFTAR PUSTAKA

Drs. Abdurokhman, M. P. (2014). Pengembangan Potensi Desa. Academia, 1–8.


https://d1wqtxts1xzle7.cloudfront.net/55324940/pengembangan_potensi_desa-
libre.pdf?1513641522=&response-content-
disposition=inline%3B+filename%3DPENGEMBANGAN_POTENSI_DESA.pdf&Expires
=1670468891&Signature=I9v3vsDTtrXb2~4HReqyvoCDxo5K8l8kJH7ox7y6yAp~Ma17y
8Q

Wibowo, A. A., & Alfarisy, M. F. (2020). Analisis Potensi Ekonomi Desa Dan Prospek
Pengembangannya. Jurnal Ekonomi, Bisnis, Dan Akuntansi, 22(2), 204–216.
https://doi.org/10.32424/jeba.v22i2.1596

Wijaya, S. B., & Prasojo, A. P. S. (2020). Analisis Karakteristik Potensi Desa Dengan
Menggunakan Analisis Biplot. Seminar Nasional Official Statistics, 2019(1), 407–415.
https://doi.org/10.34123/semnasoffstat.v2019i1.196

Zenius. (2021). Pola Keruangan Desa. Zenius.Net.


https://www.zenius.net/prologmateri/geografi/a/1340/pola-keruangan-desa

13

Anda mungkin juga menyukai