Kelas C-2021
2023
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat dan
kasih-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah ini pada mata kuliah Geografi
Ekonomi ini dengan tepat waktu. Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini memiliki
kekurangan yang menyebabkan tidak sempurna nya tugas ini, namun meski demikian penulis
telah berusaha dan bekerja keras untuk menyelesaikan tugas makalah ini agar dapat bermanfaat
dan menambah wawasan penulis dan pembaca. Penulis juga mengharapkan kritik dan saran
yang membangun guna perbaikan tugas yang akan datang.
Demikian lah makalah ini penulis buat semoga dapat bermanfaat bagi kita semua, akhir
kata penulis ucapkan termakasih.
Kelompok IV
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia adalah sebuah negara kepulauan di Asia Tenggara yang memiliki 17.504
pulau besar dan kecil, sekitar 6.000 di antaranya tidak berpenghuni, yang menyebar di sekitar
khatulistiwa, serta memiliki iklim tropis. Posisi Indonesia terletak pada koordinat 6° Lintang
Utara - 11° Lintang Selatan dan dari 95° Bujur Timur - 141° Bujur Timur. Indonesia merupakan
negara kepulauan terbesar di dunia, memiliki posisi geografis yang sangat unik dan strategis.
Hal ini dapat dilihat dari letak geografis Indonesia yang berada di antara dua samudera yaitu
Samudera Hindia dan Samudera Pasifik. Letak geografis Indonesia sekaligus berada di antara
dua benua yaitu benua Asia dan benua Australia/Oseania. Letak geografis merupakan salah
satu faktor yang menentukan masa depan dari suatu negara dalam melakukan hubungan
internasional.Keberadaan Indonesia akan sangat dipengaruhi oleh kondisi dan letak geografis
Indonesia itu sendiri. Dengan wilayah yang terletak pada posisi yang strategis dan
menguntungkan, sehingga menyebabkan wilayah perbatasan dan pertahanan yang baik sangat
diperlukan di Indonesia. Hal lain yang tidak kalah penting untuk dilakukan adalah
mempersiapkan dengan baik segala sarana dan prasarana yang memadai, seperti sarana
telekomunikasi, perdagangan, pelabuhan laut, dan udara.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki beragam suku bangsa yang menyebar
dan menetap di berbagai pulau-pulau besar maupun pulau-pulau kecil yang membentang dari
Sabang sampai Merauke. Mereka mendiami wilayah-wilayah tersebut secara turun temurun
dengan kebudayaan, kelembagaan, serta sistem sosial dan ekonomi lainnya masing-masing.
Aktivitas ekonomi tersebut tidak lepas dari interaksi antar individu serta kelompok intern etnis
tersebut. Pada interaksi intern masyarakat dalam satu etnis telah menimbulkan proses sosial
dalam masyarakat itu sendiri. Indonesia terdiri dari kurang lebih 300 etnik (suku bangsa)
dengan kebudayaannya sendiri-sendiri, dengan 250 bahasa daerah yang berbeda. Berbagai
suku serta etnis yang dimaksud mendiami wilayah dengan kondisi serta letak geografis yang
beragam. Sebagian suku lagi mendiami kawasan sekitar hutan, yang mengandalkan hidup
sebagai petani ladang berpindah atau menggantungkan diri dengan memungut hasil hutan yang
menyebabkan mereka hidup terisolasi. Tetapi sistem transportasi akan mempermudah
masyarakat untuk melakukan kegiatan ekonomi (Kobi & Hendra, 2020).
Letak geografis Indonesia terletak di antara Benua Australia dan Benua Asia, serta di
antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Sedangkan secara astronomis, Indonesia terletak
di 6° LU - 11° LS dan 95° BT - 141° BT. Dengan letak geografis dan astronomi ini, Indonesia
dijuluki sebagai negara maritim. Indonesia memiliki banyak laut, pesisir dan pulau-pulau kecil
yang luas dan bermakna strategis sebagai pilar pembangunan ekonomi nasional. Selain
memiliki nilai ekonomis, sumber daya kelautan juga mempunyai nilai ekologis, disamping itu,
kondisi goegrafis Indonesia terletak antara lautan Pasifik dan lautan Hindia yang merupakan
kawasan paling dinamis dalam arus percaturan politik, pertahanan,dan keamanan dunia.
Aktivitas penduduk disuatu daerah sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis terutama kondisi
fisiknya. Kondisi geografis adalah keadaan suatu wilayah yang memiliki kekhasan lingkungan
fisik. Kondisi geografi fisik tersebut meliputi kondisi iklim, topografi, jenis dan kualitas tanah,
serta kondisi perairan, yang berhubungan dengan aksesibilitas, karena kondisi geografis sangat
mempengaruhi aktivitas penduduknya.
2
Dilihat dari segi ekonomi, ada banyak keuntungan yang didapatkan dari negara Indonesia
yang berbentuk maritim. Laut Indonesia merupakan komponen yang sangat potensial, baik
hayati maupun non hayati. Sumber daya laut Indonesia melimpah dengan adanya
keanekaragaman ikan, terumbu karang, dan biota laut yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
Selain itu bahan mineral, sumber energi minyak dan bumi, serta wisata bahari dapat ditonjolkan
untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakatnya.
Sebagai negara maritim, Indonesia memiliki letak geografis yang strategis. Indonesia
berada di persimpangan jalur lalu lintas perdagangan dunia. Hal ini tentu saja menguntungkan
bagi ekonomi Indonesia karena pemenuhan barang ekspor dan impor menjadi lebih mudah.Tak
hanya itu saja, dengan Indonesia menjadi jalur perdagangan dunia, maka memungkinkan
tambahan devisa.
Sebagai negara maritim, Indonesia memiliki banyak wisata bahari yang indah, teman-
teman. Hal ini tentunya bisa menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak wisatawan, baik dari
dalam maupun luar negeri.Artinya, daerah yang menjadi tempat wisata akan ada peningkatan
penghasilan melalui pajak.Tak hanya itu saja, penduduk daerah wisata juga diuntungkan karena
dapat memperoleh penghasilan lewat berjualan.
Karena Indonesia diapit oleh Samudra Hindia dan Samudra Pasifik, arus perairannya
menjadi hangat. Hal ini membuat banyak biota laut yang beragam, sehingga jenis-jenis ikan
tangkapan nelayan pun beragam.Dengan begitu, nelayan juga bisa mendapatkan penghasilan
melalui jenis ikan beragam yang dijual ke penduduk sekitar atau melalui ekspor.
3
e) Memiliki Sumber Bahan Mineral dan Energi
Sebagai negara maritim, Indonesia juga memiliki banyak sumber bahan mineral dan
Contohnya seperti minyak bumi, gas alam, batu bara, timah, emas sehingga bisa dilakukan
pertambangan.energi.
a) Dataran Rendah
4
kereta api, pusat pertokoan dan perdagangan serta pendidikan. Jadi, aktivitas penduduk di
dataran rendah:
1. Jasa
2. Pedagang
3. Buruh Pabrik
4. Wiraswasta
5. Karyawan Kantor
6. Perikanan
7. Pertanian dan perkebunan tanaman dataran rendah
8. Peternakan
9. Buruh lepas
b) Daerah Pantai
Daerah pantai yang landai merupakan lahan bagi
masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan, karena
selain lautnya tenang juga pantai yang landai
merupakan tempat yang kaya akan ikan. Kehidupan
penduduk di provinsi yang wilayahnya berupa
kepulauan dengan pulau-pulau kecil, seperti Nusa
Tenggara dan Kepulauan Maluku. Pada umumnya, selain menangkap ikan, mereka juga
menyelam untuk mengambil mutiara dan budidaya rumput laut dan kerang mutiara.
Sedangkan, di daratan pantai nelayan membudidayakan tambak ikan, komoditi yang
diunggulkan adalah bandeng dan udang. Penduduk yang bertempat tinggal di pantai tidak
selalu bermata pencaharian sebagai nelayan. Hal ini tergantung pada kondisi pantainya curam
dan terjal tetentu saja akan mencari jalan lain, misalnya sebagi petani, atau pencari sarang
burung walet seperti misalnya di pantai Karangbolog Gombong. Karena pada pantai yang
tebingnya terjal menyulitkan dipakaii sebagai pelabuhan ikan. Tetapi jika pantainya landai
justru mata pencahariannya sebagai nelayan penangkap ikan, karena pantai yang landai,
gelombang laut tidak terlalu besar, baik dijadikan dermaga tempat berlabuhnya kapal-kapal
motor para nelayan.
5
Jadi, aktivitas penduduk di pantai:
a. Nelayan adalah orang yang menangkap ikan di laut. Biasanya nelayan mulai berangkat
menangkap ikan pada malam hari. Pagi hari mereka pulang dengan membawa ikan.
Ikan-ikan tersebut akan dijual di tempat pelelangan ikan.
b. Pengusaha tambak ialah pemiliki modal dalam usaha tambak. Biasanya ia memiliki
lahan tambak, yang digunakan untuk memelihara udang dan ikan bandeng.
c. Petani tambak ialah orang yang bekerja pada pengusaha tambak. petani tambak
mendapatkan upah dari pengusaha tambak.
d. Petani garam ialah para pekerja/buruh yang mengerjakan usaha pembuatan garam.
e. Laut juga menghasilkan kerang, bunga karang, dan batu-batu laut. Hasil laut itu
dijadikan bahan-bahan untuk membuat barang kerajinan. Penduduk pantai banyak yang
bekerja sebagai pembuat barang kerajinan.
c) Dataran Tinggi
Dengan relief yang beranekaragam, Indonesia juga
memiliki wilayah yang beriklim. Junghun telah
membuat zonasi yang didasarkan pada ketinggian
tempat, karena ketinggian tempat sangat
berpengaruh terhadap suhu udara. Zonasi, artinya
pembatasan wilayah berdasarkan ketinggian di atas
permukaan air laut. Dengan zonasi ini, Indonesia dapat merealisasikannya dalam hal teknik
kesesuaian cuaca, misalnya untuk kelapa dan tebu ditanam di daerah tropis, tetapi jika
dipaksakan menanam di daerah dataran tinggi, hasilnya tidak akan memuaskan. Pada
ketinggian antara 700 meter cocok untuk perkebunan karet, lebih dari 700 meter lebih cocok
untuk ditanami perkebunan teh, dan di atas 1.000 meter cocok untuk ditanami hutan pinus.
Gunung api juga memiliki manfaat besar bagi kehidupan manusia. Belerang, sumber air panas,
panorama indah, sumber energi panas bumi, seperti kawah Kamojang, kawah Gunung Salak.
Di dataran tinggi aktivitas ekonomi penduduk cenderung dibidang pertanian lahan
kering. Ladang pertanian yang dibudidayakan adalah hortikultura antara lain, sayursayuran,
buah-buahan dan taman hias. Jadi, aktivitas penduduk di dataran tinggi:
a. Petani. Ada dua jenis petani, yakni petani pemilik lahan dan petani penggarap. Petani
pemilik lahan mengolah lahan pertaniannya sendiri. Petani penggarap mengerjakan
6
sawah/ladang yang bukan miliknya sendiri. Mereka mengolah sawah atau ladang tuan
tanah atau petani lain.
b. Buruh Perkebunan. Misalnya buruh di perkebunan teh, kopi, dan cengkeh.
c. Pedagang hasil bumi menjual barang-barang hasil bumi ke pasar di kota. Biasanya mereka
datang ke desa-desa untuk membeli hasil pertanian. Mereka membeli padi, jagung, sayur-
mayur, buah-buahan dan sebagainya.
d. Jasa Pariwisata.
e. Peternak.
f. Pengraji.
d) Pegunungan
Gunung adalah bagian dari permukaan bumi yang
menjulang lebih tinggi dibandingkan dengan daerah
sekitamya. Biasanya bagian yang menjulang tinggi
tersebut dalam bentuk puncak-puncak gunung dengan
ketinggian 600 meter dpal.Pegunungan adalah bagian
dari daratan yang merupakan kawasan yang terdiri atas
deretan gunung-gunung dengan ketinggian lebih dari
600 meter dpal. Sebagian dari gunung tersebut merupakan gunung berapi. Keberadaan gunung
berapi tidak hanya menimbulkan bencana, tetapi juga membawa manfaat bagi wilayah
sekitarnya. Material yang dikeluarkan oleh gunung berapi memberikan kesuburan bagi wilayah
di sekitarnya. Hal itu menjadi salah satu alasan bagi banyak penduduk untuk tinggal di wilayah
sekitar gunung berapi karena lahan tersebut sangat subur untuk kegiatan pertanian. Disamping
dimanfaatkan sebagai areal hutan, wilayah pegunungan banyak dibudidayakan perkebunan,
seperti kina, karet dan teh. Penduduk yang bermukim di daerah pegunungan sebagian ada yang
bekerja di penambang pasir,pertanian, ladang dan buruh perkebunan.
Faktor non fisik adalah faktor yang berkaitan dengan manusia, Faktor Non-Fisik
merupakan hasil pengelompokan dari beberapa faktor yang timbul dilapangan yang sifatnya
tidak terlihat dan tidak memiliki bentuk seperti; tingkat pendidikan, keahlian, tanggungan
keluarga dan pendapatan. Faktor non fisik yang mendorong wilayah menjadi pusat
pertumbuhan adalah sumber daya manusia. Pengelolaan sumber daya alam meliputi berbagai
sektor pembangunan yang mendukung perkembangan pusat pertumbuhan.(119853-Interrelasi-
7
Faktor-Fisik-Non-Fisik-Dan-P-A615F493.Pdf, n.d.). Banyak pengertian manajemen sumber
daya manusia yang dikemukakan oleh para ahli, seperti halnya menurut, “Manajemen sumber
daya manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan dan penggunaan sumber
daya manusia untuk pencapaian tujuan-tujuan individu maupun organisasi”. Tujuan utama dari
manajemen sumber daya manusia adalah untuk mengelola sumber daya manusia dalam rangka
meningkatkan aktivitas masyarakat. Menurut Martono (2003:13), tujuan manajemen sumber
daya manusia dapat dijabarkan menjadi 4 (empat) tujuan, yaitu:
1. Tujuan masyarakat, untuk bertanggung jawab secara sosial dengan tidak memberikan
pengaruh negatif bagi masyarakat internal dan masyarakat umum.
2. Tujuan perusahaan, untuk tercapainya efektivitas maksimal dari suatu perusahaan,
dengan menggerakkan, memotivasi, mengarahkan dan mengefektifkan sumber daya
manusia di dalamnya.
3. Tujuan fungsi, untuk menjaga keseimbangan tujuan dari tiap-tiap unit aktivitas
masyarakat dengan tujuan masyarakat secara keseluruhan.
4. Tujuan personel, untuk membantu sumber daya manusia dalam mencapai tujuan-tujuan
pribadinya seiring dengan tujuan aktivitasnya.
Adapun factor-faktor non fisik yang mempengaruhi aktivitas masyarakat sebagai berikut:
a. Pendidikan
a. Tenaga kerja terdidik adalah tenaga kerja yang mendapatkan kemampuan/ keahliannya pada
bidang tertentu melalui pendidikan formal, contohnya dokter, pengacara, dan lain-lain.
b. Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang memiliki suatu keahlian tertentu dalam suatu
bidang. Keahliannya ini didapatkan dari pengalaman kerja yang dilakukan dan tidak
memerlukan pendidikan seperti tenaga kerja terdidik. Contoh yaitu juru masak, supir, dan
lain-lain.
c. Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja yang mengandalkan tenaga
saja. Contohnya kasir, buruh pabrik, dan lain-lain.
8
Di negara Indonesia sebagian besar masyarakat hidup di pedesaan, sehingga
pengembangan industrinya tidak lepas dari usaha pengembangan industri kecil atau industri
rumah tangga dan industri menengah, pemakaian teknologi yang sederhana dan relatif
sebenarnya di sisi human resources merupakan hal yang menguntungkan sebab dapat
memanfaatkan potensi tenaga setempat karena untuk bekerja disektor industri ini tidak
diperlukan tingkat pengetahuan dan pendidikan yang tinggi, sehingga dapat dikatakan bahwa
dalam usaha meningkatkan dan mengembangkan industri kecil dan menengah di pedesaan,
maka faktor tenaga kerja dan teknologi bukan merupakan suatu kendala utama (Gunandar,
2013)
b. Keahlian
(Mustamin et al., 2016) Setiap masyarakat memiliki mata
pencaharian yang berbeda. Selain sesuai dengan
lingkungannya, mata pencaharian tersebut juga sesuai
dengan keahlian yang dimilikinya. Keahlian ini menjadi
salah satu kunci untuk mendapatkan pekerjaan. Di daerah
perkotaan, jika tidak memiliki keahlian pada bisang
produksi maka akan bekerja pada bidang lain. Seperti pada
sektor distribusi, contohnya ojek online, supir angkot, supir bus dan lain-lain. Masyarakat akan
diajarkan sebuah keahlian sejak kecil. Masyarakat yang tinggal di pedesaan akan mengajarkan
teknik menanam pada anak-anaknya. Sama halnya dengan masyarakat yang tinggal dipesisir,
mereka akan diajarkan bagaimana cara menangkap ikan. Tidak jarang sesekali kedua
masyarakat ini akan ikut bekerja sehingga sudah memahami bagaimana cara kerjanya. Pada
dasarnya, ketenagakerjaan dapat dibagi menjadi setidaknya tiga jenis, yaitu tenaga kerja
terampil, tenaga kerja terampil (pekerjaan pelatihan) dan tenaga kerja tidak terampil.
1) Tenaga kerja terdidik (skill labour)
Tenaga kerja terdidik (skill labour) adalah tenaga kerja yang telah mendapatkan
pelatihan formal di bidang tertentu tetapi belum mendapatkan pelatihan di bidang
tersebut.Tenaga kerja terdidik ini identik dengan tenaga kerja yang tidak berpengalaman.
Keuntungan memilih tenaga kerja yang tidak berpengalaman meliputi:
• Pekerja yang tidak berpengalaman relatif lebih murah karena mereka tidak memiliki
daya tawar yang besar atas upah atau gaji yang diinginkan.
9
• Tenaga kerja yang belum berpengalaman relatif banyak di masyarakat, sehingga
perusahaan akan memiliki lebih banyak kebebasan untuk memilih pekerja yang
memenuhi persyaratan dan memiliki potensi untuk berkontribusi bagi perkembangan
perusahaan lebih lanjut.
• Lebih mudah untuk membentuk dan membimbing tenaga kerja yang tidak
berpengalaman sesuai dengan tujuan perusahaan.
• Perusahaan harus merencanakan program pelatihan khusus untuk pekerja yang tidak
berpengalaman sehingga mereka benar-benar memenuhi syarat dan mahir di
bidangnya.
• Perusahaan harus bersedia mengeluarkan sejumlah uang untuk membiayai program
pelatihan yang direncanakan.
• Kualifikasi tenaga kerja terdidik membutuhkan proses yang panjang, sehingga hasil
yang dicapai perusahaan tentu tidak sama dengan saat merekrut tenaga profesional.
2) Tenaga kerja Terlatih (trained labour)
Tenaga kerja terlatih adalah pekerja yang telah bekerja dan dilatih di bidang
keahliannya, misalnya para pekerja terlatih ini dapat disamakan dengan pekerja
berpengalaman. Robbins (2006 : 46) keahlian adalah kapasitas individu untuk melaksanakan
berbagai tugas dalam pekerjaan tertentu. Seluruh kemampuan seorang individu pada
hakekatnya tersusun dari dua perangkat faktor yaitu kemampuan intelektual dan kemampuan
fisik. Hasibuan (2003) mengungkapkan bahwa keahlian mencakup tiga indikator, yaitu :
10
Dengan adanya peningkatan terhadap keahlian karyawan, maka ini akan berpengaruh
positif terhadap kinerja karyawan, apabila kinerja karyawan meningkat maka nilai produksi
dan segala aktivitas lain yang ada dalam perusahaan akan tercapai. Sehubungan dengan hal
tersebut, berbagai pendapat para ahli menyatakan bahwa keahlian apabila dikelola dengan baik
dan benar, maka peningkatan kinerja karyawan akan menjadi lebih baik. Pemanfaatan keahlian
seorang karyawa pada bidangnya diharapkan mampu untuk meningkatkan kinerja karyawan
tersebut. Hal ini akan mampu menuntun seorang karyawan untuk menyelesaikan pekerjaan
yang ditugaskan kepadanya (Jannah (2012) pada skripsi kuntansi et al., 2019)
Keuntungan dalam memilih tenaga kerja yang sudah berpengalaman ini antara lain:
• Tenaga kerja berpengalaman ini umumnya lebih sulit didapat, atau karena jumlahnya
tidak banyak.
• Karyawan yang berpengalaman memiliki daya tawar yang tinggi dalam kaitannya
dengan kompensasi atau gaji yang mereka inginkan. Untuk mendapatkannya,
perusahaan harus bersedia memberikan reward yang signifikan.
• Tenaga kerja yang berpengalaman biasanya sudah terbentuk karakternya dan siap,
sehingga ketika terjadi ketidaksesuaian dengan keinginan perusahaan seringkali sulit
untuk mengarahkan dan mengalihkan perhatian
11
c. Pendapatan
(Sarjana et al., 2003) Faktor pendapatan juga
mempengaruhi hal ini. Salah satu alasan orang bekerja
adalah mendapatkan pendapatan. Maka dari itu, setiap
masyarakat akan melakukan berbagai pekerjaan yang
menurutnya menguntungkan. Mereka akan mencari
pekerjaan yang menghasilkan pendapatan maksimal di
daerah tempat tinggalnya. Bagi masyarakat pegunungan, berkebun adalah hal yang paling
menguntungkan. Di lingkungan yang mendukung pasti usaha perkebunan akan berhasil.
Masyarakat yang tinggal di daerah pesisir juga akan akan memilih pilihan yang sama. Mereka
akan memilih pekerjaan yang menguntungkan dan mendapat pendapatan maksimal. Pekerjaan
tersebut adalah sebagai nelayan. Selain itu, mereka juga dapat bekerja dalam bidang pariwisata.
Akan tetapi, harus melihat apakah lingkungannya mendukung. Inilah yang menjadi alasan
mengapa mata pencaharian setiap masyarakat berbeda, tergantung tempat tinggalnya.
d. Tanggungan keluarga
Keluarga yang biaya hidupnya besar dan pendapatannya relatif kecil cenderung akan
memacu anggota keluarga untuk giat bekerja sehingga otomatis produktivitas akan lebih tinggi.
Sebaliknya apabila beban tanggungan keluarga kecil maka biaya hidup juga kecil, jadi motivasi
untuk bekerja rendah sehingga produktivitas juga rendah (Hermawan, 2014). Jumlah
tanggungan keluarga responden dapat diartikan sebagai jumlah seluruh anggota keluarga yang
harus ditanggung dalam satu keluarga. Setiap masing-masing keluarga memiliki jumlah
tanggungan keluarga yang berbeda-beda. Asumsinya semakin banyak jumlah tanggungan
keluarga maka kebutuhan dalam keluarga tersebut semakin banyak. Oleh karena itu, seseorang
akan terdorong bekerja lebih baik agar pendapatan yang diperoleh semakin banyak untuk
memenuhi kebutuhan, sehingga produksi dalam bekerja akan meningkat.
12
Adapun gambaran nyata dan kemiskinan dan keterbelakangan di pedesaan adalah :
a. Kurangnya pengembangan sumber daya manusia Dalam hal ini yang paling menonjol
adalah kurangnya ketrampilan sebagaian besar penduduk pedesaan terutama yang
miskin, untuk dapat memasuki lapangan kerja di luar sektor pertanian, bahkan sebagian
juga untuk sektor pertanian itu sendiri.
b. Kurangnya pengembangan sumber daya alam Hal ini juga merupakan sebab penting
pengembangan Sumber Daya Alam, baik untuk sektor pertanian maupun non pertanian
belum secara optimal dilakukan, apalagi di luar Jawa
c. Terasingnya desa-desa di sumber-sumber kemajuan, yang merupakan sebab
kemiskinan dan keterbelakangan di pedesaan.
d. Adanya struktur masyarakat yang menghambar.
Pada umunya jumlah tenaga kerja di pedesaan adalah besar sehingga melebihi
permintaan maka akan berakibat pendapatan yang mereka terima kecil. Namun kecilnya
pendapatan tersebut tidak hanya disebabkan oleh penawaran yang lebih dari permintaan, tetapi
juga faktor intern pada diri pekerja tersebut, antara lain adanya produktivitas mereka rendah
dan curahan waktu untuk bekerja hanya sedikit. Implikasi dari keadaan ini, jika pekerja ingin
meningkatkan produktivitasnya dan menambah curahan jam kerja.
13
Yang menjadi bagian dari pembangunan non fisik atau sosial yaitu:
1. Pembangunan manusia
2. Ekonomi
3. Kesehatan
4. Pendidikan.
Pembangunan non fisik berkaitan dengan penggunaan sumber daya manusia itu sendiri.
Adapun pembangunan antara lain pembangunan di bidang kesehatan, pembangunan di bidang
pendidikan, pembangunan di bidang ekonomi dan lain sebagainya. Pembangunan non fisik
mengedepankan sumberdaya manusia, dikarenakan dengan adanya pembangunan non fisik
menjadi dasar untuk melakukan pembangunan fisik. Jangan sampai pembangunan bertumpu
pada salah satu aspek saja, tetapi pembangunan tersebut haruslah bersinergi satu sama lain.
Pembangunan non fisik dilakukan guna meningkatkan taraf dan kesejahteraan masyarakat pada
umumnya, baik peningkatan dan kesejahteraan masyarakatnya dalam bidang pendidikan,
kesejahteraan masyarakat bidang kesehatan maupun kesejahteraan dalam bidang lainnya.Oleh
karena itu peran manusia dalam pembangunan nonfisik perlu diperhatikan.
14
BAB III
PENUTUP
2.2 Kesimpulan
Aktivitas penduduk disuatu daerah sangat dipengaruhi oleh kondisi geografis terutama
kondisi fisiknya. Kondisi geografis adalah keadaan suatu wilayah yang memiliki kekhasan
lingkungan fisik. Kondisi geografi fisik tersebut meliputi kondisi iklim, topografi, jenis dan
kualitas tanah, serta kondisi perairan, yang berhubungan dengan aksesibilitas, karena kondisi
geografis sangat mempengaruhi aktivitas penduduknya. Aktivitas ekonomi yang dibangun
manusia menunjukkan bahwa manusia adalah mahluk sosial, yaitu kehidupan yang
berlangsung tidak bisa melepaskan diri dari orang lain, khususnya dalam pemenuhan
kebutuhan hidupnya. Adapun aktivitas ekonomi penduduk berdasarkan faktor fisik wilayahnya
yaitu dataran rendah, daerah pantai, dataran tinggi, pegunungan. Adapun factor-faktor non fisik
yang mempengaruhi aktivitas masyarakat yaitu: Pendidikan, Keahlian, Pendapatan,
Tanggungan keluarga.
2.3 Saran
Pembahasan yang lebih lengkap dan jelas, penyusun menyarankan agar pembaca tetap
mencari informasi yang berkaitan dengan materi yang bersangkutan, namun dengan tetap
memperhatikan sumber-sumber informasi agar keaktualannya tidak di ragukan untuk dijadikan
referensi bahan ajar selanjutnya
15
DAFTAR PUSTAKA
119853-Interrelasi-Faktor-Fisik-Non-Fisik-Dan-P-a615F493.Pdf. (n.d.).
Agus Santoso, Ariska Candra Jayati, Muhammad Shodrus Syahid Khusamudin, Ainun
Khusnaini, W. H. M. S. (2013). Pengaruh Kondisi Fisik Terhadap Kondisi Sosial Ekonomi
Masyarakat Di Sekitar Pantai Pancer Kabupaten Jember Jawa Timur. Persepsi
Masyarakat Terhadap Perawatan Ortodontik Yang Dilakukan Oleh Pihak Non
Profesional, 53(9), 1689–1699.
Jannah (2012) pada skripsi kuntansi, P., Keguruan, F., Ilmu, D. A. N., & Surakarta, U. M.
(2019). Karyawan Pondok Jowi Manahan Surakarta Tahun 2019.
Kobi, W., & Hendra, H. (2020). Kajian Geografi Ekonomi: Studi Kasus Kondisi Sosial
Ekonomi Masyarakat Suku Bajo Di Popayato, Gorontalo. Jambura Geo Education
Journal, 1(1), 16–25.
Mustamin, M., Kambolong, M., & Yusuf, M. (2016). Pengaruh Keahlian Terhadap Kinerja
Karyawan Pada Pt Hadji Kalla Cabang Kendari. Business UHO: Jurnal Administrasi
Bisnis, 1(2), 443.
Sarjana, G., Jurusan, E., Ekonomi, I., Pembangunan, S., & Ekonomi, F. (2003). ANALISIS
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PEKERJA PADA USAHA
KERAJINAN GENTENG DI KABUPATEN SUKOHARJO SKRIPSI Diajukan untuk
Memenuhi Syarat-Syarat Guna Memperoleh.
Syamsulbahri. (1996). Bercocok Tanam Tanaman Perkebunan Tahunan, Cet-1. Gajah Mada
University Press. Yogyakarta,
Nilayanti, V. D., & Brotosunaryo, P.M. (2012). Pengaruh Perkembangan Aktivitas Ekonomi
Terhadap Struktur Ruang Kota Di SWP III Kabupaten Gresik.Teknik PWK (Perencanaan
Wilayah Kota), 1(1), 76-86.
16
Tim PS. 2008. Agribisnis Tanaman Perkebunan. Jakarta: Penerbit Swadaya. Lubis, Rustam
Efendi, dkk. 2011. Kelapa Sawit. Jakarta Selatan. PT Agromedia Pustaka.
Yang, Y., Z. He, P.J. Stoffella, X. Yang, D.A. Graetz, and D. Morris. 2008. Leaching behavior
of phosphorus in sandy soils amended with organic material. Soil Sci. 173(4): 257 266.
https://books.google.com/books?hl=id&lr=&id=WPxjEAAAQBAJ&oi=fnd&pg=PA227&dq
=letak+geografis+indonesia&ots=l70EY4FUz_&sig=jc50JvjFrv0D5ZubbkMvAgpClD
A
http://ipsgampang.blogspot.co.id/2015/09/kondisi-geografis-dan-penduduk-indonesia.html
17