Anda di halaman 1dari 32

PROPOSAL PENELITIAN

ANALISIS MOTIVASI MASYARAKAT DAN WISATAWAN YANG BERKUNJUNG

PADA PERAYAAN PERANG AIR DI KOTA

SELATPANJANG

KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI

Diajukan Untuk Memenuhi

Sebagai Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh :

NURHIDAYATI

3182131017

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GEOGRAFI

FAKULTAS IIMU SOSIAL- UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

MEDAN

Bulan April 2021


KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb,Segala puji penulis panjatkan kepada Allah Yang Maha
Esa. Alhamdulillah,berkat Rahmat dan Karunia Allah SWT,penulis dapat menyelesaikan
proposal penelitian dengan judul Analisis Motivasi Masyarakat Dan Wisatawan Yang
Berkunjung Pada Perayaan Perang Air Di Kota Selatpanjang Kabupaten Kepulauan Meranti.
Proposal penelotian ini ditujukan untuk memenuhi Tugas Seminar Geografi bagi mahasiswa
Program Studi Pendidikan Geografi Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan. Dalam
proses penyelesaian.

Proposal penelitian ini,penulis banyak menemukan kendala,namun berkat bantuan dan


dukungan yang sangat berharga berupa petunjuk,bimbingan,dan saran-saran dari berbagai
pihak,semua dapat diselesaikan dengan baik. Untuk itu,pada kesempatan ini penulis
mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Syamsul Gultom,S.KM.M.Kes. Selaku Rektor Universitas Negeri


Medan
2. Ibu Dra. Nurmala Berutu,M.Pd. Selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial Universitas
Negeri Medan
3. Bapak Drs. Ali Nurman., M.Si. Selaku Ketua Jurusan Pendidikan Geografi
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan
4. Ibu Rohani., M.Si. Selaku Dosen Pembimbing Akademik Saya yang telah banyak
membantu dalam menyelesaikan Proposal Penelitian ini
5. Ibu Tumir Sidauruk,M.Si. Selaku Dosen pengampu Mata Kuliah Seminar
Geografi yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan Proposal Penelitian
ini.
6. Bapak Dan Ibu Dosen Beserta Staff Pegawai Fakultas Ilmu Sosial Khususnya
Program Studi Pendidikan Geografi.
7. Teristimewa untuk Orang Tua penulis yang tercinta,yang selalu menjadi inspirasi
dan motivasi bagi penulis,yang tulus dan ikhlas memberikan dukungan moral dan
materi serta do’a kepada penulis sehingga Proposal Penelitian ini dapat
diselesaikan.

Akhir kata penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah membantu dan
penulis berharap semoga Proposal Penelitian ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan
menjadi bahan masukan bagi dunia pendidikan.
Riau, April 2021

Penyusun

NURHIDAYATI
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................

DAFTAR ISI...................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN...............................................................................
..........................................................................................................................

1.1Latar Belakang...........................................................................
1.2Identifikasi Masalah...................................................................
1.3Batasan Masalah........................................................................
1.4Rumusan Masalah......................................................................
1.5Tujuan Penelitian.......................................................................
1.6Manfaat Penelitian.....................................................................

BAB II KAJIAN PUSTAKA..........................................................................

2.1 Sejarah Pariwisata.......................................................................................

2.2 Pengertian Pariwisata..................................................................................

2.3 Sarana Dan Prasarana Pariwisata................................................................

2.4 Jenis-jenis Pariwisata..................................................................................

2.5 Pariwisata Budaya......................................................................................

2.6 Daya Tarik..................................................................................................

2.7 Event Wisata...............................................................................................

2.8 Ataksri Wisata............................................................................................

2.9 Penelitian Relevan......................................................................................

2.10 Kerangka Berfikir.....................................................................................

BAB III METODE PENELITIAN................................................................

3.1 Jenis Penelitian...........................................................................................

3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian.....................................................................


3.3 Populasi.......................................................................................................

3.4 Jenis Dan Sumber Data...............................................................................

3.5 Teknik Pengumpulan Data.........................................................................

3.6 Teknik Analisa Data...................................................................................

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................

LAMPIRAN INSTRUMEN...........................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Industri pariwisata global berkembang sangat pesat. Organisasi Pariwisata Dunia


(WTO) meramalkan bahwa jumlah orang yang berwisata keluar negeri akan meningkat dari
613 juta pada tahun 1997 menjadi 1,6 miliyar pada tahun 2020. Peningkatan ini disertai
dengan peningkatan serupa dalam jumlah bisnis, resor (tempat rekreasi), dan negara yang
menyediakan fasilitias bagi para turis. Jumlah kunjungan wisatawan asing ke Indonesia tiap
tahunnya mengalami peningkatan. Hal ini dapat dilihat dari adanya lonjakan penerimaan
devisa dari sektor pariwisata yang juga terus mengalami peningkatan. Menurut laporan
Akuntabilitas Kinerja kementrian Pariwisata Indonesia tercatat pada tahun 2013 devisa dari
kunjungan wisatawan ke Indonesia mencapai angka US$10,05 Miliyar, pada tahun 2014
meningkat menjadi US$11,17 Miliyar, pada tahun 2015 devisa dari sektor pariwisata
mencapai US$12,23 Miliyar.
Hal tersebut sangat jelas menunjukkan pariwisata tidak bisa di pandang sebelah mata.
Tidak hanya pariwisata Indonesia, pariwisata di Riau pun terus berkembang secara positif,
destinasi dan acara pariwisata berskala nasional maupun internasional juga terus
dimaksimalkan untuk menarik lebih banyak turis. Selain itu, pemerintah setempat juga
berupaya memperbaiki infrastruktur seperti jalan dan jembatan agar destinasi wisata dapat
mudah dan cepat di jangkau.
Kabupaten Kepulauan Meranti merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di
Provinsi Riau dan merupakan pemekaran dari Kabupaten Bengkalis, Kabupaten ini di bentuk
pada tanggal 19 desember 2008. Dasar hukum berdirinya Kabupaten Kepulauan Meranti
adalah Undang-undang Nomor 12 Tahun 2009 tanggal 16 Januari. Kabupaten Kepulauan
Meranti ini merupakan kabupaten yang paling muda di Provinsi Riau. Sebagai kabupaten
yang baru di bentuk, tentunya potensi-potensi yang terdapat di Kabupaten Kepulauan Meranti
akan lebih di tingkatkan, salah satunnya dalam sektor pariwisata yang mulai di perhatikan.
Banyak pula objek wisata yang menghasilkan potensi untuk menjadi prioritas agar lebih
dikembangkan.
Untuk mendukung target pariwisata nasional, Provinsi Riau memiliki agenda Event
pariwisata tahunan. Adapun Event unggulan pariwisata Riau yakni, Event Cian Cui Meranti,
Event Pacu Jalur Kuansing, Event Bakudo Bono Pelalawan, Event Bakar Tongkang Indragili
Hilir. Kabupaten Kepulauan Meranti merupakan salah satu kabupaten yang terdapat di
Provinsi Riau dan merupakan pemekaran dari Kabupaten Bengkalis, Kabupaten ini di bentuk
pada tanggal 19 desember 2008. Dasar hukum berdirinya Kabupaten Kepulauan Meranti
adalah Undang-undang Nomor 12 Tahun 2009 tanggal 16 Januari. Kabupaten Kepulauan
Meranti ini merupakan kabupaten yang paling muda di Provinsi Riau. Sebagai kabupaten
yang baru di bentuk, tentunya potensi-potensi yang terdapat di Kabupaten Kepulauan Meranti
akan lebih di tingkatkan, salah satunnya dalam sektor pariwisata yang mulai di perhatikan.
Banyak pula objek wisata yang menghasilkan potensi untuk menjadi prioritas agar lebih
dikembangkan. Berikut beberapa data objek wisata yang diprioritaskan di Kabupaten
Kepulauan Meranti, sebagai berikut:
1. Wisata Mangrove Desa Bokor
2. Desa Wisata Sungai Tohor
3. Pantai Dorak
4. Pantai Beting Beras
5. Pantai Motong
6. Tasik Nambus
7. Tasik Air Putih
8. Tasik Putri Puyu

Selain objek wisatanya, Kabupaten Kepulauan Meranti juga memiliki Event yang tak kalah
menarik yang juga menjadi daya tarik wisatawan untuk berkunjung. Berikut daftar beberapa
Event Pariwisata yang ada di Kabupaten Kepulauan Meranti:

1. Event cian cui (perang air)

2. Event pesta sungai bokor

3. Event sagu

4. Event pantai beting beras

5. Event selat air hitam

Berdasarkan data di atas, Kabupaten Kepulauan Meranti memiliki 5 Event


kepariwisataan yang di adakan setiap tahun nya oleh Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga
Kabupaten Kepulauan Meranti maupun pihak umum dan swasta, Event cian cui merupakan
salah satu Event yang rutin diadakan setiap tahunnya. Event Cian Cui adalah tradisi dalam
perayaan Imlek yang di adakan di kota Selatpanjang Kabupaten Kepulauan Meranti.

Cian Cui berasal dari bahasa Mandarin yang artinya pertarungan air, dimana untuk
menyambut kegembiraan pada perayaan imlek dengan cara menyiram air antara satu dengan
yang lainnya dengan makna mensucikan diri dan membuang sial sehingga kedepannya
mereka dilindungi oleh Dewa-nya, dan di beri kelancaran selama menjalani hidup, event ini
berlangsung selama 6 hari terhitung sejak imlek hari pertama. Motivasi merupakan faktor
penting bagi wisatawan yang didalam mengambil keputusan mengenai daerah tujuan wisata
yang akan di kunjungi. Wisatawan akan mempersepsi daerah tujuan wisata yang
memungkinkan, dimana persepsi ini dihasilkan oleh preferensi individual, pengalaman
sebelumnya, dan informasi yang di dapatkan.

Data Jumlah Banyaknya pengunjung Pada Event Cian Cui :

1. 2014 terdapat 1.152 orang

2. 2015 terdapat 3.503 orang

3. 2016 terdapat 17.359 orang

4. 2017 terdapat 20.836 orang

5. 2018 terdapat 22.380 orang

Berdasarkan data diatas menunjukkan bahwa jumlah wisatawan Event Cian Cui dari
tahun ketahun mengalami peningkatan, motivasi wisatawan yang berkunjung pada event cian
cui ini perlu di ketahui, hal ini membuat peneliti merasa tertarik untuk meneliti event cian cui
dengan tujuan agar mengetahui faktor apa yang menjadi motivasi wisatawan berkunjung pada
event cian cui.
Gambar 1: Perang Air Di Selatpanjang

Sumber : mediaindonesia.com

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk membuat penelitian
lebih lanjut dengan judul Analisis Motivasi Masyarakat Dan Wisatawan Yang Berkunjung
Pada Perayaan Perang Air Di Kota Selatpanjang Kabupaten Kepulauan Meranti.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang masalah diatas diatas maka dapat diidentifikasi permasalahan
sebagai berikut :
1. Motivasi masyarakat dan wisatawan untuk menyaksikan perayaan perang air di kota
Selatpanjang Kabupaten Kepulauan Meranti
2. Hal yang menarik dari perayaan perang air di Kota Selatpanjang Kabupaten
Kepulauan Meranti sehingga membuat masyarakat dan wisatawan ingin menyaksikan
perayaan tersebut.
1.3 Batasan Masalah
Mengingat keterbatasan waktu,cakupan dan aktivitas,penelitian ini hanya membatasi
mengenai :
1. Berdasarkan judul penelitian di atas agar penelitian ini lebih terarah, maka penulis
membatasi permasalahan yang akan diteliti oleh penulis hanya membatas pada
Motivasi Wisatawan Berkunjung Pada Event Cian Cui Di Selatpanjang Kabupaten
Kepulauan Meranti Provinsi Riau saja.
1.4 Rumusan Masalah
Dari beberapa permasalahan yang telah dipaparkan di latar belakang, maka dapat
dirumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut:
1. Apa yang menjadi motivasi masyarakat dan wisatawan untuk berkunjung ke
perayaan Cian Cui Di (Perang Air) Selatpanjang Kabupaten Kepulauan Meranti
Provinsi Riau ?
2. Hal apa yang paling dominan pada perayaan Cian Cui (Perang Air) Di Selatpanjang
Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau sehingga membuat masyarakat dan
wisatawan banyak untuk berkunjung ?
1.5 Tujuan Penelitian
Untuk memperjelas arah penelitian berikut tujuan dari pelaksanaan penelitian Ini :
1. Untuk mengetahui Apa yang menjadi motivasi masyarakat dan wisatawan untuk
berkunjung ke perayaan Cian Cui Di (Perang Air) Selatpanjang Kabupaten
Kepulauan Meranti Provinsi Riau
2. Untuk mengetahui Hal apa yang paling dominan pada perayaan Cian Cui (Perang
Air) Di Selatpanjang Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau sehingga
membuat masyarakat dan wisatawan banyak untuk berkunjung
1.6 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan mempunyai manfaat dalam pendidikan baik secara langsung
maupun tidak langsung. Adapun manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi Penulis diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan yang
berguna di lapangan pekerjaan, serta bisa menerapkan ilmu yang telah didapatkan
di bangku perkuliahan.
2. Bagi Akademisi diharapkan dapat menjadi sumber informasi pada penelitian
selanjutnya.
3. Bagi Event Wisata diharapkan dari hasil penelitian ini pengunjung event Cian Cui
meningkat event ini agar menjadi lebih baik.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Sejarah Pariwisata

Sejarah Pariwisata Pariwisata telah dikenal di dunia sejak zaman prasejarah namun
tentu saja pengertian pariwisata pada zaman itu tidak seperti saat ini (modern). Sejak dahulu
kala bangsa-bangsa di dunia seperti Sumeria, Phoenisia, sampai dengan Romawi sudah
melakukan perjalanan, namun tujuannya masih untuk berdagang, menambah pengetahuan
ilmu hidup, ataupun ilmu politik. Selanjutnya setelah modernisasi meluas di segala penjuru
dunia, khususnya setelah terjadinya revolusi industri di Inggris, maka muncul traveller –
traveller yang secara bergantian melakukan perjalanan pariwisata seperti yang kita kenal saat
ini. Sedangkan di Indonesia sendiri, pariwisata telah dikenal sejak zaman kerajaan – kerajaan
yang menguasai wilayah nusantara, walaupun masih berkepentingan untuk saling menguasai,
namun tidak dapat dipungkiri akan adanya pertukaran kebudayaan antar wilayah.

Pariwisata modern Indonesia mulai dikenal sejak zaman pendudukan Belanda di Indonesia.
Melalui Vereeneging Toesristen Verker (VTV) yang merupakan suatu badan atau official
tourist bureau. Kedudukan VTV selain sebagai lembaga pariwisata juga bertindak sebagai
tour operator atau travel agent. pariwisata Pada masa ini, badan pariwisata yang dibentuk
oleh Belanda hanya memprioritaskan pada wisatawan kulit putih saja, sedangkan bagi
pribumi sendiri diberikan pembatasan seperti dilakukan di sektor-sektor lainnya. Setelah
kemerdekaan, Pariwisata Indonesia berangsur-angsur menunjukkan kenaikan. Selama periode
Repelita I sampai dengan Repelita IV wisatawan di Indonesia meningkat secara drastis,
bahkan melebihi target yaitu 11.626.000 wisatawan dari yang semula ditargetkan hanya
3.000.000 orang saja. Pendit (2003), menjelaskan bahwa istilah pariwisata pertama kali
diperkenalkan oleh dua budayawan pada sekitar tahun 1960, yaitu Moh. Yamin dan Prijono.
Kedua budayawan ini memberikan masukan kepada pemerintah saat itu untuk mengganti
istilah tour agar sesuai dengan bahasa khas Nusantara.

2.2 Pengertian Pariwisata

Dalam buku kepariwisataan dan perjalanan (Muljadi dan Andri Warman, 2009) istilah
tourism atau pariwisata muncul di masyarakat sekitar abad ke-18, khususnya sesudah
Revolusi Industri di Inggris. Istilah pariwisata berasal dari dilaksanakannya kegiatan wisata
atau tour yaitu suatu aktivitas perubahan tempat tinggal sementara seseorang, ke luar tempat
tinggalnya sehari-hari bersifat sementara dengan suatu alasan apa pun kecuali melakukan
kegiatan yang bisa menghasilkan upah atau gaji.
Pariwisata menurut Spillane (1987 : 20) adalah perjalanan dari satu tempat ke tempat
lain, bersifat sementara, dilakukan perorangan maupun kelompok, sebagai usaha mencari
keseimbangan / keserasian dan kebahagiaan dengan lingkungan hidup dalam dimensi social,
budaya, alam dan ilmu. Sedangkan Pendit (2003 : 20), mendefinisikan Pariwisata sebagai
suatu proses kepergian sementara dari seseorang atau lebih menuju tempat lain di luar tempat
tinggalnya. Dorongan kepergiannya adalah karena berbagai kepentingan, baik karena
kepentingan ekonomi, sosial, kebudayaan, politik, agama, kesehatan maupun kepentingan
lain seperti karena sekedar ingin tahu, menambah pengalaman ataupun untuk belajar.
Salah Wahab dalam Oka A Yoeti (2008 : 111), menjelaskan Pariwisata sebagai suatu
aktivitas manusia yang dilakukan secara sadar yang mendapat pelayanan secara bergantian
diantara orang-orang dalam suatu negara itu sendiri atau di luar negeri, meliputi pendiaman
orang-orang dari daerah lain untuk sementara waktu mencari kepuasan yang beraneka ragam
dan berbeda dengan apa yang dialaminya, dimana ia memperoleh pekerjaan tetap. Dalam
Undang-Undang Nomor 90 Tahun 1990 tentang Keparwisataan dijelaskan bahwa Wisata
adalah kegiatan perjalanan atau sebagian dari kegiatan tersebut yang dilakukan secara
sukarela serta bersifat sementara untuk menikmati objek dan daya tarik wisata. Sedangkan
Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata, termasuk pengusahaan
objek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut.
Menurut Konferensi PBB dalam Spillane (1987 : 20) tentang perjalanan dan
pariwisata Internasional di Roma pada tahun 1963 turis atau wisatawan adalah mereka yang
melakukan perjalanan lebih dari 24 jam dengan tujuan : 1) Leisure (recreation, holiday,
health, study, religion and sport) 2) Bussiness, family, mission, meeting Menurut The
International Union of Official Travel Organization (IUOTO) dalam Suwantoro (2004 : 32),
wisatawan adalah seseorang atau sekelompok orang yang melakukan suatu perjalanan wisata
dengan waktu tinggalnya sekurang kurangnya 24 jam di daerah atau negara lain, jika waktu
wisata kurang dari 24 jam maka dapat disebut dengan Pelancong. Selanjutnya, seseorang
dapat dikatakan melakukan perjalanan wisata apabila perjalanan tersebut bersifat sementara,
sukarela dan tidak untuk bekerja.
2.3 Sarana dan prasarana kepariwisataan
Sarana kepariwisataan adalah semua perusahaan yang memberikan pelayanan secara
langsung atau tidak langsung kepada wisatawan, jenisnya yaitu usaha perjalanan wisata,
usaha jassa transportasi wisata, usaha penyediaan akomodasi, usaha jasa makanan dan
minuman, usaha daya tarik wisata, usaha wisata tirta dan lain lain. Sedangkan prasana
kepariwisataan adalah semua fasiltas yang mendukung sarana kepariwisataan yang dapat
memberikan pelayanan kepada wisatawan dalam memenuhi kebutuhan mereka, antara lain:
a. Prasana perhubungan, seperti jaringan jalan raya dan jaringan rel kereta api,
Bandar udara (airport), pelabuhan laut (seaport), terminal angkutan darat, dan
stasiun kereta api.
b. Instalasi tenaga listrik dan instalasi air bersih.
c. Sistem perbankan dan moneter.
d. Sistem telekominasi.

2.4 Jenis-jenis pariwisata

Menurut Gamal Suwantora (2004:14) ada berbagai macam perjalanan wisata bila di tinjau
dari berbagai macam segi di antaranya

a. Dari segi jumlahnya, wisatawan di bedakan

1) Individual tour (wisatawan perorangan), yaitu suatu perjalanan wisata yang


dilakukan oleh satu orang atau sepasang suami isteri.

2) Family group tour (wisata keluarga), yaitu suatu perjalanan wisata yang
dilakukan oleh serombongan keluarga yang masih mempunyai hubungan kekerabatan
satu sama lain.
3) Group tour (wisata rombongan), yaitu suatu perjalanan wisata yang
dilakukan bersama-sama dengan dipimpin oleh seorang yang bertanggung jawab atas
keselamatan dan kebutuhan seluruh anggota, biasanya berkisar paling sedikit 10
orang.

b. Dari segi kepengaturan, wisata dibedakan atas.

1) Pre-arranged tour (wisata berencana), yaitu suatu perjalanan wisata yang


jauh dari sebelumnya telah diatur segala sesuatunya, baik transportasi, akomodasi
maupun objek-objek yang di kunjungi. Biasanya wisata ini diatur oleh suatu lembaga
yang khusus mengurus, mengatue maupun menyelenggarakan perjalanan wisata
dengan bekerja sama dengan semua instansi atau lembaga yang terkait.

2) Package tour (paket wisata), yaitu suatu produk peralanan wisata yang di
jual oleh suatu perusahaan biro perjalanan atau perusahaan transport yang bekerja
sama dengannya dimata harga paket wisata tersebut telah mencakup biaya perjalanan.

3) Coach tour (wisata terpimpin), yaitu suatu paket perjalanan ekskursi yang
dijual oleh biro perjalanan dengan dipimpin oleh seorang pemandu wisata dan
merupakan perjalanan wisata yang diselnggarakan secara rutin, dalam jangka yang di
tetapkan dan dengan rute perjalanan yang tertentu pula.

4) Special arranged tour (wisata khusus), yaitu suatu perjalanan wisata yang
disusun secara khusus guna memenuhi permintaan seseorang langganan atau lebih
sesuai dengan kepentingannya.

5) Optional tour (wisata tambahan), yaitu suatu perjalanan wisata tambahan


diluar pengaturan yang telah disusun dan diperjanjikan pelaksanaannya, yang
dilakukan atas permintaan pelanggan.

c. Dari segi penyelenggaraan, wisata di bedakan atas:

1) Ekskurasi (exscursion), yaitu suatu perjalanan wisata jarak pendek yang di


tempuh kurang dari 24 jam guna mengunjungi suatu atau lebih objek wisata.

2) Safari tour, perjalanan wisata yang diselenggarakan secara khusus dengan


perlengkapan maupun objek nya bukan merupakan objek kunjungan wisata pada
umum nya. Misalnya perjalanan wisata safari tour ke pulau komodo di Nusa Tenggara
Timur.

3) Cruise tour, yaitu perjalanan wisata dengan menggunakan kapal pesiar


mengunjungi objekobjek wisata bahari dan objek wisata di darat tetapi mengguanakan
kapal pesiar sebagai basis pemberangkatannya.

4) Youth tour (wisata remaja), yaitu kunjungi wisata yang penyelengaaraannya


khusus di peruntukkan bagi para remaja menurut golongan umur yang diterapkan oleh
hukum negara masing-masing. Di Indonesia umumnya pendidikan sekolah menengah
atas, belum duduk dibangku perguruan tinggi, atau mereka yang usia masih dibawah
21 tahun, dan belum kawin

5) Marine tour (wisata bahari), yaitu suatu kunjungan kelautan, menyelam


dengan perlengkapan lengkap

Spillane (1987 : 28), membedakan jenis jenis menjadi sebagai berikut :


a. Pariwisata untuk Menikmati Perjalanan (Pleasure Tourism) Jenis pariwisata ini
dilakukan oleh orang-orang yang meninggalkan tempat tinggalnya untuk berlibur, untuk
mencari udara segar yang baru, untuk memenuhi kehendak ingin tahunya, untuk
mengendorkan ketegangan sarafnya, untuk melihat sesuatu yang baru, untuk menikmati
keindahan alam, atau bahkan untuk mendapatkan ketenangan dan kedamaian di daerah luar
kota.
b. Pariwisata untuk Rekreasi (Recreation Tourism) Jenis pariwisata ini dilakukan oleh
orang-orang yang menghendaki pemanfaatan hari-hari liburnya untuk beristirahat, untuk
memulihkan kembali kesegaran jasmani dan rohaninya, yang ingin menyegarkan keletihan
dan kelelahannya.
c. Pariwisata untuk Kebudayaan (Cultural Tourism) Jenis pariwisata ini dilakukan
karena adanya keinginan untuk mempelajari adat istiadat, kelembagaan, dan cara hidup
rakyat daerah lain,selain itu untuk mengunjungi monumen bersejarah, peninggalan peradaban
masa lalu, pusat-pusat kesenian, pusat-pusat keagamaan, atau untuk ikut serta dalam festival-
festival seni musik, teater, tarian rakyat, dan lain-lain.
d. Pariwisata untuk Olahraga (Sports Tourism) Jenis ini dapat dibagi dalam dua
kategori :
1) Big Sports Event, pariwisata yang dilakukan karena adanya peristiwa-
peristiwa olahraga besar seperti Olympiade Games, World Cup, dan lain-lain.
2) Sporting Tourism of the Practitioner, yaitu pariwisata olahraga bagi mereka
yang ingin berlatih dan mempraktekan sendiri, seperti pendakian gunung, olahraga
naik kuda, dan lain-lain.
e. Pariwisata untuk Urusan Usaha Dagang (Business Tourism) Perjalanan usaha ini
adalah bentuk professional travel atau perjalanan karena ada kaitannya dengan pekerjaan atau
jabatan yang tidak memberikan kepada pelakunya baik pilihan daerah tujuan maupun pilihan
waktu perjalanan.
f. Pariwisata untuk Berkonvensi (Convention Tourism) Konvensi sering dihadiri oleh
ratusan dan bahkan ribuan peserta yang biasanya tinggal beberapa hari di kota atau negara
penyelenggara.

2.5 Wisata budaya

Wisata budaya adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh seseorang atau
kelompok dengan mengunjungi tempat tertentu untuk tujuan rekreasi, pengembangan
pribadi, atau mempelajari daya tarik budaya dengan memanfaatkan potensi budaya
dari tempat yang di kunjungi tersebut (Wikipedia). Berikut ada beberapa tujuan wisata
budaya, yaitu:

a. Melestarikan alam, lingkungan dan sumber daya

b. Memajukan kebudayan

c. Mengangkat citra bangsa

d. Memupuk rasa cinta tanah air

e. Memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa

f. Mempererat persahabatan antar bangsa

Objek wisata budaya adalah suatu perwujudan dari ciptaan manusia, tata hidup seni
budaya serta sejarah bangsa dan tempat atau keadaan alam ciptaan Tuhan yang
mempunyai daya tarik yang dikunjungi wisatawan. Objek wisata budaya diantaranya
ada dua diantaranya (chafid fandeli, 2002:199):

a. Benda atau objek peninggalan sejarah (heritage) Objek wisata yang berupa
bangunan dengan arsitek khas atau peninggalan heritage, antara lain: kraton, candi,
benteng, makam, situs, petilasan, monument dan tempat kejadian bersejarah
b. Seni budaya yang masih tetap hidup (living culture) Seni dan budaya yang
masih tetap hidup adalah kesenian, sikap perilaku masyarakat dan adat istiadat.
Seluruh sikap, perilaku dan adat istiadat masyarakat dari penduduk ciri-ciri etnis
tertentu biasanya digemari wisatawan. Upacara-upacara adat yang hanya di
laksanakan pada waktu tertentu sangat menarik bagi wisatawaan minat khusus.

2.6 Daya Tarik

Daya tarik wisata budaya adalah daya tarik wisata yang dikembagkan dengan lebih
banyak berbasis pada hasil karya dan hasil cipta manusia, baik yang berupa peninggalan
(situs/heritage) maupun yang nilai budaya yang masih hidup (the living culture) dalam
kehidupan di suatu masyarakat, yang dapat berupa upacara atau ritual, adat istiadat, seni
pertunjukan, seni kriya, seni sastra, seni rupa maupun keunikan kehidupan seharihari yang
dipunyai oleh suatu masyarakat. Sedangkan menurut (Ismayanti, 2010) daya tarik wisata
merupakan unsur terpenting dalam pengembangan dunia kepariwisataan yang keberadaannya
akan mendorong para wisatawan untuk mengunjunginya, selain itu daya tarik juga
mensukseskan program pemerintah dalam melestarikan adat dan budaya bangsa sebagai aset
yang dijual kepada wisatawan.

Kegiatan wisata di suatu wilayah tidak lengkap tanpa adanya daya tarik wisata, daya
tarik wisata merupakan fokus utama penggerak pariwisata disebuah destinasi. Dalam arti
daya tarik wisata sebagai penggerak utama memotivasi wisatawan untuk mengunjungi suatu
tempat, contoh wisatawan akan mendatangi pesisir pantai yang di mana pantai itu memiliki
ombak yang tinggi, pasir putih, air biru sebagai daya tarik. Pariwisata terjadi karena adanya
daya tarik wisata di destinasi wisata, baik berupa daya tarik alam maupun daya tarik budaya
yang memiliki nilai jual untuk di kunjungi ataupun di nikmati oleh wisatawan sekaligus
merupakan saran utama dalam mrngunjungi suatu daerah atau negara, kejelian melihat
potensi wisata ini penting untuk terciptanya keragaman usaha dari daya tarik wisata.
Wisatawan berkunjung kesuatu tempat karena tertarik oleh sesuatu hal atau sesuatu yang
menyebabkan wisatawan datang ke suatu tempat di sebut daya tarik atau atraksi wisata.
Prinsip daya tarik wisata harus memenuhi tiga persyaratan, yaitu:

a. Something to see (ada yang dilihat)

b. Something to do (ada yang dilakukan)

c. Something to buy (ada yang dibeli) (Bayono, 2014)


2.6 Atraksi Wisata

Menurut undang undang RI NO. 10 tahun 2009 tentang kepariwisataan, atraksi wisata
adalah segala sesuatu yang memiliki keunikan, keindahan, dan hal lain yang berupa
keanekaragaman kekayaan alam, budaya dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau
tujuan kunjungan wisatawan. Menurut Pendit (2003) atraksi merupakan segala sesuatu yang
menarik dan bernilai untuk dikunjungi dan dilihat. Atraksi wisata adalah segala sesuatu
(tempat, fasilitas wisata, aktivitas wisata, fenomena pariwisata) yang dimiliki suatu
karakteristik tertentu yang dapat menarik atau ditujukan untuk menarik orang sebagai para
pengunjung atau wisatawan untuk dikunjungi, disaksikan, dilakukan, atau dinikmati di suatu
daerah tujuan wisata.

Atraksi wisata adalah sesuatu yang menjadi daya tarik dan dapat membuat wisatawan
terkesan yang berupa rasa puas, rasa nyaman, dan rasa nikmat pada wisatawan yang
melihatnya atau melaksanakannya. Atraksi wisata dapat berupa daya tarik wisata serta suatu
kegiatan yang ditunjukkan secara khusus untuk memperkaya serta meningkatkan kualitas
atraksi wisata yang telah ada. Menurut Bambang Sunaryo (2012) atraksi dan daya tarik
wisata seringkali diklasifikasikan mendasarkan pada jenis dan temanya, yaitu biasanya dibagi
menjadi tiga jenis tema daya tarik wisata sebagai berikut: daya tarik wisata alam, daya tarik
wisata budaya, dan daya tarik wisata minat minat khusus. Berbagai jenis atraksi dan daya
tarik wisata tadi mempunyai kedudukan yang sangat penting pada sisi produk wisata,
terutama dalam rangka menarik kunjungan wisatawan ke destinasi. Ketiga jenis daya tarik
wisata tadi secara singkat dapat dijelaskan salah satunya daya tarik wisata budaya.

2.7 Event Wisata


Johnny Allen (dalam Abdullah, 2009 : 47) mendefinisikan Event sebagai ritual
istimewa, pertunjukan, penampilan, perayaan yang pasti direncanakan dan dapat dibuat untuk
acara khusus, atau untuk mencapai tujuan sosial, budaya atau tujuan bersama. Noor (2009 : 7)
mendefinisikan Event sebagai suatu kegiatan yang diselenggarakan untuk memperingati hal-
hal penting, baik secara individu atau kelompok. Abdullah (2009 : 146) menyatakan bahwa
dalam perencanaan event, hal yang penting dan paling mendasar adalah harus mengandung
unsur “5W+1H” (what, when, where, why, dan how) yakni apa nama dan maksud diadakan
event, kapan dan dimana akan diadakan, mengapa diadakan, siapa yang terlibat dan dituju,
dan bagaimana menyelenggarakannya. Sedangkan menurut Any Noor (2009:2) Event
didefinisikan sebagai suatu kegiatan yang diselenggarakan untuk memperingatan hal-hal
penting sepanjang hidup manusia baik secara individu atau kelompok yang terikat secara
adat, budaya, tradisi, dan agama yang diselenggarakan untuk tujuan tertentu serta melibatkan
lingkungan masyarakat yang diselenggarakan pada waktu tertentu.
2.8. Motivasi Wisatawan
Motivasi adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja
seseorang agar mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya
upayanya untuk mencapai kepuasan (Hasibuan, 2005). Motivasi merupakan suatu kondisi
yang terbentuk dari berbagai tenaga pendorong yang berupa desakan, motif, kebutuhan dan
keinginan. Motivasi berupa proses psikologis yang mencerminkan interaksi antara jiwa,
sikap, kebutuhan, persepsi dan keputusan dalam diri seseorang (Sukmadinata, 2003).
Sedangkan menurut Suryabrata (2010) juga berpendapat bahwa motif adalah keadaan dalam
pribadi orang yang mendorong individu untuk melakukan aktivitas-aktivitas tertentu guna
mencapai sesuatu tujuan. Dengan kata lain, motivasi adalah keadaan jiwa dan sikap mental
yang memberikan energi dan mendorong manusia untuk melakukan suatu kegiatan. Menurut
Nawawi (2005) bahwa motivasi merupakan proses psikologis yang berlangsung dalam
interaksi antar kepribadian yang berbeda-beda untuk memenuhi kebutuhan sebagai manusia.
Proses ini menghasilkan dorongan (motif) berupa kehendak, kemauan dan keinginan untuk
bertindak atau berbuat melalui pengambilan keputusan. Motivasi menurut Mangkuprawira
(2007), merupakan dorongan yang membuat karyawan melakukan sesuatu dengan cara dan
untuk mencapai tujuan tertentu, motivasi itu timbul tidak saja karena ada unsur di dalam
dirinya, tetapi juga karena adanya stimulus dari luar, seberapa pun tingkat kemampuan yang
dimiliki seseorang pasti butuh motivasi, dengan perkataan lain potensi daya manusia adalah
sesuatu yang terbatas, dengan demikian kinerja seseorang merupakan fungsi dari faktor faktor
kemampuan dan motivasi dirinya.
2.8 Penelitian Relevan
Penelitian yang dilakukan oleh beberapa peneliti berikut dapat menjadi kajian yang
relevan terhadap penelitian yang akan dilakukan :
1. S a d I (2019), dengan penilitian Analisis Perkembangan Pariwisata Berbasis
Eventdi Kabupaten Banyuwangi. Dimana pada hasil penelitian yaitu : Sektor
pariwisata daerah sangat menunjang perekonomian.Kabupaten Banyuwangi juga
mengembangkan sektor pariwisata daerah. Artikel ini bertujuan untuk
menganalisis perkembangan pariwisata berbasis eventdi kabupaten Banyuwangi.
Analisis dilakukan berbasis data jumlah wisatawan, baik wisatawan domestik
maupun mancanegara,yang didapat dari referensi Badan Pusat Statistik
kabupaten Banyuwangi untuk kurun waktu 2013-2017. Analisis didukung
data perkembangan infrastruktur pendukung seperti perhotelan dan jasa
kuliner, jumlah penumpang melalui bandara setempat. Selainitu, juga didukung
data penerimaan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan retribusi daerah sebagai
kajian aspek perekonomian. Analisis dilakukan dengan mengkaji keterkaitan
perkembangan jumlah terhadap data-data yang didapatkan. Hasil analisis
menunjukkan bahwaperkembangan pariwisata di kabupaten Banyuwangi
menunjukkan perkembangan yang relatif pesat.Penelitian lebih lanjut perlu
dilakukan untuk kajian lapangan, khususnya dari aspek perkembangan
perekonomian daerah dan perekonomian masyarakat atau pelaku usahadi
bidang pariwisata.
Kabupaten Banyuwangi juga mengembangkan sektor pariwisata.Kabupaten
Banyuwangi adalah salah satu kabupaten yang berada di ujung timur Pulau Jawa
danmemanfaatkan potensi alam dan keanekaragaman budaya sebagai
bagian pokok dari aset penjualan pariwisata. Kondisigeografis
menjadikanBanyuwangi memiliki destinasi wisatayang layak untuk
dikunjungi mulai wisataalam, wisata religi, wisata kota,agrowisata, wisata
buatan dan kuliner.Kabupaten Banyuwangi merupakan salah satu daerah yang
menerapkan konsep merek kota yang cukup berhasil untuk menarik
wisatawan agar berkunjung ke Banyuwangi.Pemerintah Kabupaten
Banyuwangi melakukan berbagai langkah dan strategi yang cerdas dengan
melaksanakan berbagai eventdan festival baik yangberskala lokal maupun
internationaldengan konsep sport, culture, and touris. jumlah kunjungan
wisatawan berdasarkan data Dinas Kebudayaan dan Pariwisata kabupaten
Banyuwangi dari tahun 2013-2017yangmenunjukkan peningkatan jumlah yang
signifikan. Hasil analisis menunjukkan bahwa sektor pariwisata di
kabupaten Banyuwangi mengalami perkembangan yang relatif pesat selama
kurun waktu 2013-2017. Perkembangan ini dapat dilihat pada jumlah
wisatawan yang menginap dan keterkaitannya dengan infratruktur pendukung
yaitu hotel, restoran/rumah makan dan transportasi.Penelitian selanjutnya dapat
dilakukan dengan melakukan studi lapangan terhadap masyarakat atau para
pelaku usaha yang mendukung sektor pariwisata. Hal ini dapat dilakukan
untuk mengetahui secara lebih jelas dampak pariwisata dan perkembangan
perekonomian daerah.
2. T. Zulfajri (2019),dengan judul penelitian PENGEMBANGAN FESTIVAL
SEBAGAI DAYA TARIK PARIWISATA (Studi Kasus Pada Pekan
Kebudayaan Aceh). Dimana pada hasil penelitian yaitu : Pekan Kebudayaan
Aceh (PKA) adalah sebuah festival kebudayaan yang diadakan setiap empat tahun
sekali. Kegiatan ini diselenggarakan pertama sekali pada tahun 1958 dan
menghimpun seluruh etnis di Aceh dari 23 kabupaten/kota dan sekarang tercatat
sudah dilaksanakan sebanyak 7 kali. Kegiatan ini bertujuan untuk melestarikan
budaya Aceh dan berimplikasi terhadap pertumbuhan ekonomi masyarakat dan
peningkatan industri pariwisata Aceh. Menghadapi industri pariwisata yang
semakin berkembang pesat, PKA dipandang perlu melakukan pengembangan agar
dapat menarik minat wisatawan di tengah industri pariwisata yang terus bersaing
di semua daerah. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui ruang-ruang
yang dapat diberdayakan untuk pengembangan PKA agar dapat mendongkrak
citra positif pariwisata Aceh. Pekan Kebudayaan Aceh merupakan festival seni
budaya yang menghimpun seluruh suku, wilayah, dan seluruh lapisan masyarakat
dari 23 kabupaten/kota di Aceh, untuk mempertunjukkan segala bentuk atraksi
seni budaya, adat istiadat, permainan rakyat, pameran benda-benda sejarah, dan
promosi berbagai destinasi wisata dari daerah masing-masing. Data Dinas
Kebudayaan dan Pariwisata Aceh tahun 2014 menyebutkan ada 10 etnis di
provinsi Aceh yaitu: etnis Aceh, Alas, Aneuk Jamee, Gayo, Kluet, Tamiang,
Simeulu, Singkil, Jawa, dan Tapanuli Utara. Berdasarkan jumlah dan penyebaran
suku tersebut, festival ini menjadi satu-satunya kegiatan yang dapat
merepresentasikan Aceh secara keseluruhan. PKA ini bisa menjadi pilihan bagi
wisatawan. pasalnya, PKA yang diadakan hanya empat tahun sekali ini
mempertunjukkan seluruh atraksi seni budaya dari seluruh suku atau etnis yang
menempati wialyah Aceh bahkan kesenian-kesenian yang sudah langka dan
hampir punah dipertunjukkan dalam PKA.
Faktor-faktor internal yang dapat dikelola untuk mengembangkan PKA adalah:
(1) Aceh memiliki tenaga profesional bidang pengelolaan festival budaya, (2)
lokasi kegiatan dan lokasi-lokasi baru yang potensial, (3) memiliki peluang yang
besar untuk membangun brand PKA, (4) peningkatan pemahaman kepariwisataan
kepada masyarakat. Sedangkan faktor eksternal yang mendukung untuk
pengembangan PKA adalah (1) potensi pasar baru sebagai target pengembangan
PKA, (2) perkembangan teknologi informasi dan komunikasi yang sangat efektif
untuk membantu pengembangan pemasaran festival. Pengembangan PKA yang
berimplikasi terhadap pariwisata Aceh dan mengusung tema budaya yang
berintegrasi dengan agama sebagai fokus utama kebudayaan, dapat dilakukan
dengan cara memaksimalkan seluruh faktor internal dan eksternal PKA. Selain
fokus pada pengembangan kegiatan, pemasaran juga menjadi hal penting untuk
pengembangan festival, karena dalam kegiatan pariwisata, pengembangan dan
pemasaran merupakan dua hal yang tidak dapat dipisahkan dan harus berjalan
seiring. Kemudian melakukan evaluasi dari PKA-PKA sebelumnya untuk mencari
solusi demi pengembangan PKA selanjutnya yang lebih baik. Jika semua faktor
(internal dan eksternal) dimaksimalkan dan seluruh sumber daya diberdayakan,
maka langkah ini dipandang bisa mengarah pada citra positif bagi kegiatan PKA,
industri pariwisata, serta daerah Aceh.
3. Putu Sucita Yanthy, Putu Diah Kesumadewi, dengan judul penelitian FESTIVAL
SEBAGAI DAYA TARIK PARIWISATA BALI. Dimana pada hasil penelitian
yaitu : Festival di Bali kian beragam, setiap tahunnya selalu muncul dengan tema-
tema unik sehingga menarik perhatian wisatawan nusantara dan mancanegara. Hal
ini menjadi latar belakang untuk mengkaji jenis festival dan potensinya sebagai
daya tarik wisata. Metode penelitian dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan
melakukan studi pustaka pada tulisan berupa jurnal, artikel dan dokumen-
dokumen terkait penyelenggaraan festival pada masing-masing kabupaten di Bali.
Hasil penelitian adalah Bali memiliki beragam festival yang cenderung
mengangkat tema tradisi, seni dan budaya Bali. Festival ini terselenggara sebagai
wadah kreatifitas bagi masyarakat, sebagai ikon kawasan dan untuk memperingati
peristiwa yang terjadi pada kawasan tersebut. Festival juga memiliki potensi
dikembangkan sebagai pariwisata berbasis kreatif namun penyelenggaraannya
tidak semata hanya sebagai ajang promosi dan pergelaran seni. Sebaiknya,
penyelenggaraan festival juga meliputi kegiatan yang melibatkan wisatawan selain
itu keterlibatan masyarakat yang menjadi vendor juga perlu mendapat perhatian.
Festival merupakan sebuah gabungan dari serangkaian peristiwa, bukan sekedar
pergelaran seni, musik, kostum dan tari-tarian, tetapi ini semua adalah perasaan
orang-orang yang berkumpul dalam satu tempat merayakan hal yang sama.
Festival selalu memiliki tema-tema yang menarik dan berpotensi memunculkan
beragam program dan gaya dari berbagai jenis festival yang diadakan.. Festival
budaya salah satunya, festival dengan aktivitas perayaan terhadap suatu budaya
hanya terjadi pada tempat-tempat tertentu dan masyarakatnya pada khususnya.
Sebagai alat yang mampu meningkatkan perkembangan ekonomi suatu wilayah
maka festival kini semakin banyak diselenggarakan Levi (2003: 8). Kemunculan
festival-festival yang diselenggarakan di berbagai destinasi wisata di dunia adalah
sebagai bagian bentuk dari kemunculan niche tourism.. Janiskee (1980) dalam
(Ali-Knight,2011) dalam menjelaskan bahwa festival dan acara dapat dipahami
sebagai kegiatan dengan sejumlah program-program yang menyenangkan,
terdapat hiburan, atau acara formal memiliki karakter meriah dan terbuka dengan
tujuan merayakan hari-hari besar yang terkait dengan budaya-budaya suatu
wilayah. Bahkan,semua orang dalam kebudayaan tertentu menyadari kebutuhan
untuk menyisihkan waktu dan ruang tertentu untuk kreativitas dan perayaan.
Festival juga merupakan identitas suatu negara. Sebuah festival yang ideal adalah
tidak membiarkan pengunjungnya untuk sedikitpun melewatkan hal-hal yang
terjadi selama mengunjungi festival Levy (2003). Festival merupakan elemen
penting dalam "event tourism", begitu banyak sehingga istilah "festivalization"
diciptakan untuk jenis festival yang dianggap berlebihan dan banyak komodifikasi
didalamnya. Para ahli menyebutkan trend ini ditandai melalui bentuk perilaku
konsumen dan konsep pemasaran, motivasi mengunjungi festival, dan hubungan
antar kualitas, kepuasan dan perilaku wisatwan. Peranan festival di bidang
pariwisata adalah menarik wisatawan (ke tempat-tempat tertentu, dan untuk
mengatasi jenis wisatawan musiman), memberikan kontribusi seperti jenis
pemasaran (termasuk pembentukan citra dan destination branding), menghidupkan
atraksi, dan bertindak sebagai generator ekonomi untuk pembangunan destinasi
tersebut (Getz:2010). Event Tourism telah ditinjau secara historis dan ontologis
oleh Ritchie dan Beliveau menerbitkan artikel pertama khusus tentang acara
wisata di Journal of Research Travel pada tahun 1974, mengenai dampak dari
festival yang diteliti pertama kali di Quebec Karnaval Musim 1962 dan Edinburgh
1979. Festival pada dasarnya adalah sebuah instrumen karena festival sebagai alat
dalam pariwisata dan pembangunan ekonomi, atau sebagai tempat pemasaran dan
penjualan atraksi kepada pengunjung. Hal yang paling sering dikaitkan dengan
festival adalah konser dan pertunjukan (Getz,2010). Festival adalah perayaan
budaya dan selalu menempati tempat khusus dalam masyarakat. Peran perayaan
banyak menunjujkan implikasi sosial dan budaya daripada sebuah ritual dan pesta.
Festival selalu memiliki tema, dan mereka memiliki program yang berpotensi
sangat beragam dan gaya. Perayaan diwujudkan pada sebuah pengalaman,
intelektual, perilaku dan emosional;respon emosional berpotensi menyebabkan
hasil yang tak terduga dan tidak diinginkan. Festival sangat penting karena dalam
penyelenggaraannya menghasilkan pengalaman yang dirasakan secara
individu,kelompok sosial dan budaya. Festival dipandang sebagai konstruksi
sosial yang berbeda-beda dari daerah ke daerah, dan dari waktu ke waktu.
Bagaimanapun sebuah festival di satu negara, dianggap sangat baik karena
berbeda dengan negara lainnya (Getz:2010).
2.10 Kerangka Berfikir
Penjelasan alur kerangka pikir penelitian ini adalah bahwa kegiatan pariwisata
diharapkan dapat meningkatkan dan mendorong perkembangan sosial, ekonomi
masyarakat, pelestarian budaya, dan adat istiadat. UndangUndang Otonomi
Daerah (UU. No. 22/99) diberlakukan mulai tahun 2000. Undang-Undang tersebut
menjelaskan bahwa pembangunan akan lebih difokuskan di daerah perdesaan
melalui program PIR (Pariwisata Inti Rakyat) dibuat oleh Departemen Pariwisata.
Untuk mendukung target pariwisata nasional, Provinsi Riau memiliki agenda
Event pariwisata tahunan. Adapun Event unggulan pariwisata Riau yakni, Event
Cian Cui Meranti, Event Pacu Jalur Kuansing, Event Bakudo Bono Pelalawan,
Event Bakar Tongkang Indragili Hilir.
Penelitian awal yang telah dilakukan adalah dengan melakukan riset literarur
untuk mendapatkan data informasi mengenai perayaan event perang air di kota
Selatpanjang Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau. Kemudian peneliti
melakukan riset langsung kelapangan untuk mendapatkan data. Kemudian data
dari riset literature dan data dari lapangan peneliti gabungkan. Adapun data yang
diolah dari informasi yaitu :
1. Motivasi masyarakat dan wisatawan yang datang untuk mengunjungi event
perang air di Kota Selatpanjang
2. Hal yang menarik untuk dilihat dan disaksikan dari event perayaan perang air
di kota Selatpanjang

Setelah peneliti melakukan studi loteratur terhadap jurnal-jurnal,artikel,dan


penelitian terdahulu,maka hal selanjutnya yang peneliti lakukan adalah melakukan
analisis terkait motivasi masyarakat dan wisatawan yang mengunjungi even
perang air,dan hal menarik yang terdapat pada event perayaan perang air sehingga
membuat masyarakat dan wisatawan tertarik untuk menyaksikannya.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian


Penilitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif.

Menurut Bogdan dan Taylor (1993) metodelogi kualitatif adalah prosedur

penelitian yang menghasilkan data deskriptif kualitatif berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati. Ditinjau dari jenis data nya

pendekatan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

Kualitatif. Adapun yang dimaksud dengan penelitian kualitatif adalah penelitian

yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang diialami oleh

subjek penelitian secara holistic,dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata

dan bahasa,pada suatu konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan

berbagai metode ilmiah (Moleong,2007:6). Adapun jenis pendekatan penelitian ini

adalah deskriptif. Penelitian deskriptif yaitu penelitian yang berusaha untuk

menuturkan pemecahan masalah yang ada sekarang berdasarkan data-data.

Jenis penelitian deskriptif yang digunakan pada penelitian ini dimaksudkan

untuk memperoleh informasi mengenai motivasi masyarakat serta wisatawan yang

datang untuk melihat atau mengikuti perayaan event perang air di Kota
Selatpanjang Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau. Selain itu,dengan

pendekatan kualitatif diharapkan dapat diungkapkan hal yang menarik dari

perayaan event perang air sehingga banyak orang yang berkunjung untuk

menyaksikan atau ikut serta pada perayaan event perang air di Kota Selatpanjang

Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau.

3.2 Lokasi Dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada Event Cian Cui di Selatpanjang Kabupaten

Kepulauan Meranti. Penelitian ini di lakukan pada bulan Februari-Mei 2020.

Dimana event cian cui ini dilaksanakan bertepatan dengan perayaan imlek atau

hari raya cina. Dan perayaan imlek tersebut bertepatan pada sekitaran bulan

februari-Mei.

3.3 Populasi Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terjadi atas subjek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang di tetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari kemudian di tarik kesimpulannya (Sugiyono, 2015 : 80). Dalam

penelitian ini, yang akan menjadi populasi penelitian adalah wisatawan atau

warga yang berkunjung pada event cian cui di Kota Selatpanjang Kabupaten

Kepulauan Meranti Provinsi Riau.

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut. Bila populasi besar, dan penelitian tidak mungkin

mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan

dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang di
ambil dari populasi itu. Dalam penelitian ini,populasi yang diambl oleh

peneliti adalah sebanyak 3 warga.

3.4 Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Data premier yaitu data yang di peroleh dari responden melalui kuesioner,

kelompok fokus, dan panel, atau juga data hasil wawancara peneliti dengan

narasumber. Data yang diperoleh dari data primer ini harus diolah lagi. Sumber

data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data (Wiratna, 2014)

Jadi dalam penelitian ini, data primer yang didapatkan adalah hasil dari data-data

pada saat peneliti melakkukan observasi, dokumentasi, wawancara di

Selatpanjang Kabupaten Kepulauan Meranti Provinsi Riau.

2. Data Sekunder

Data sekunder yaitu data yang di dapat dari catatan, buku, majalah berupa laporan

keuangan publikasi perusahaan, laporan pemerintah, artikel, buku-buku sebagai

teori, majalah dan lain sebagainya. Data yang diperoleh dari data sekunder ini

tidak perlu diolah lagi. Sumber yang tidak langsung di berikan data pada

pengumpulan data (Wiratna, 2014).

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Arikunto menjelaskan metode pengumpulan data adalah cara bagaimana data mengenai

variabel-variabel dalam penelitian dapat diperoleh. Pengumpulan data merupakan langkah

yang amat penting dalam penelitian karena data ini akan digunakan untuk menjawab

permasalahan yang ada dalam penelitian.

Metode pengumpulan data yang digunakan penelitian dalam penelitian ini menggunakan

beberapa teknik, yaitu:

1. Wawancara
Metode wawancara yaitu cara yang digunakan oleh seseorang untuk tujuan tertentu,

mencoba, mendapat keterangan atau pendapat secara lisan dengan seseorang

responden dengan bercakap-cakap secara langsung dengan seseorang itu. Dalam

proses pengumpulan data, penulis menggunakan wawancara terstruktur (structural

interview). Wawancara terstruktur dilakukan peneliti secara langsung dengan

mengajukan pertanyaan pada narasumber terkait dengan data yang diingikan

berdasarkan panduan pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya, dan informan pun

menjawab pertanyaan tersebut, baik secara singakat maupun secara panjang lebar.

2. Dokumentasi

Yaitu suatu tekhnik dokumentasi yang digunakan untuk mencari data melalui sumber

tertulis, seperti perundang- undangan yang terkait, arsip, catatan, dokumen resmi, dan

sebagainya.65 Sedangakan dalam penelitian ini, peneliti mengumpulkan data

penelitian seperti buku dan juga artikel yang terkait dengan masalah yang diteliti juga

berupa rekaman, catatan dan foto-foto.

3.6 Teknik Analisa Data

Prosedur pengolahan data sangat diperlukan dalam menganalisa data, sehingga untuk

mengelola keseluruhan data dapat diperoleh hasil yang sesuai dengan pendekatan yang

digunakan. Adapun proses analisis data yang peneliti gunakan dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut:

Editing, yaitu meneliti kembali data-data yang diperoleh terutama dari

kelengkapannya, kejelasan makna, kesesuaian serta relevansinya dengan kelompok

data yang lainya dengan tujuan apakah data-data tersebut mencukupi untuk

menyelesaikan permasalahan yang diteliti, dan untuk mengurangi kesalahan dan

kekurangan data dalam penelitian serta untuk meningkatkan kualitas data.


Menerangkan, memilah hal-hal pokok dan memfokuskan hal- hal penting yang sesuai

dengan rumusan masalah. Dalam teknik editing ini peneliti akan mengecek

kelengkapan serta keakuratan data yang diperoleh dari data primer maupun sekunder

yang kemudian diolah pada tahap selanjutnya.

Classifaying, yaitu setelah asa data dari berbagai sumber, kemudian diklasifikasikan

dan dilakukan pengecekan ulang agar data yang diperoleh terbukti valid. Klasifikasi

ini bertujuan untuk memilah data yang diperoleh dari informan dan disesuaikan

dengan kebutuhan penelitian

Verifying, adalah langkah dan kegiatan yang dilakukan peneliti untuk memperoleh

data dan informasi dari lapangan. Dalam hal ini, peneliti melakukan pengecekan

kembali data yang sudah terkumpul terhadap kenyataan yang ada di lapangan guna

memperoleh keabsahan data

Analysing, adalah suatu proses untuk mengatur aturan data,

mengorganisasikan kedalam suatu pola kategori dan suatu uraian dasar. Sugiyono

berpendapat bahwa analisa data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari lapangan, catatan lapangan, dan dokumentasi.

Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan analisis data dengan sifat deskriptif,

yaitu dengan memaparkan fakta-fakta yang terjadi di lapangan, yaitu dalam

pengelolaan obek wisata danau Gayambang

Concluding, adalah penarikan kesimpulan dari permasalahan- permasalahan yang

ada, dan ini merupakan proses penelitian tahap akhir serta jawaban atas paparan

data sebelumnya. Pada kesimpulan ini, peneliti mengerucutkan persoalan diatas

dengan menguraikan data dalam bentuk kalimat yang teratur, logis, tidak

tumpang tindih, dan efektif sehingga memudahkan pembaca untuk


DAFTAR PUSTAKA

Dwisaputra Maihendro. 2017. Motivasi Pengunjung Ke Kota Bukittinggi Provinsi Sumatera

Barat. Universitas Riau Diakses Maret 2021

Fandeli, Chafid, 2002. Perencanaan Kepariwisataan. Yogyakarta: Fakultas Kehutanan UGM

Buluksumur Diakses Maret 2021

Getz, Donald. 2008. “Event Tourism: Definition, evolution, and research”, Tourism

Management Vol29, hal. 403-428 Diakses Maret 2021

Harsono, Nanang. 2016. Motivasi Wisatawan Mengunjungi Objek Wisata di Desa Pawan

Kabupaten Rokan Hulu. Universitas Riau Diakses Maret 2021

Nuansya. Ardi. 2017. Daya Tarik Wisata Budaya Festival Cian Cui di Kota Selatpanjang

Provinsi Riau. Universitas Riau Diakses Maret 2021

Rozali, Muhammad. 2013. Kunjungan Wisatawan Pada Event Wisata Bakar Tongkang di

Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau. Universitas Riau Diakses Maret 2021

Samsih Setiawan. 2020. Pariwisata. Guru Pendidikan. Diakses Maret 2021, pada laman:

https://www.gurupendidikan.co.id/pariwisata/

MS Numan. 2014. BAB III METODE PENELITIAN. Diakses Diakses Maret 2021 pada

laman: http://etheses.uin-malang.ac.id/
LAMPIRAN INSTRUMEN

KISI-KISI INSTRUMEN PENGUMPULAN DATA PENETIAN TENTANG PERAYAAN


EVENT PERANG AIR DI KOTA SELATPANJANG

Peneliti memiliki peran sebagai instrument pengumpulan data. Dalam pengumpulan

data tersebut juga digunakan perangkat Bantu. Perangkat Bantu yang digunakan adalah

panduan wawancara (interview guide). Dalam hal ini, peneliti melakukan wawancara dengan

Ibuk Dewi Risnawati dari desa Insit,Ibuk Siti Suharni dari Desa Kampung Baru,dan Bapak

Hardianto dari Desa Rintis. Ketiga narasumber ini kebetulan sedang menyaksikan perayaan

event perang air di Kota Selatpanjang.

Adapun draft wawancara yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Apa tujuan bapak atau ibuk pergi ke Kota Selatpanjang ?

2. Apa motivasi atau hal apa yang mendasari bapak atau ibuk untuk mengunungi

perayaan event perang air di kota Selatpanjang ini?

3. Apakah bapak atau ibu setiap tahun selalu menyaksikan perayaan event perang air

di Kota Selatpanjang?
4. Hal apa yang menarik sehingga membuat bapak dan ibu tertarik untuk

menyaksikan perayaan event perang air di Kota Selatpanjang ini?

Anda mungkin juga menyukai