Anda di halaman 1dari 23

METODE PENELITIAN

ARAH PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA PANTAI KELAPA


PANYURAN DI KABUPATEN TUBAN BERDASARKAN PRESEPSI
PENGUNJUNG

Disusun oleh :
Azzah Fathinah Dzahabiyyah
08211740000058

Dosen Pembimbing
Belinda Ulfa Aulia, ST, M.Sc

DEPARTEMEN PERANCANAAN WILAYAH DAN KOTA


FAKULTAS ARSITEKTUR DESAIN DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER
SURABAYA 2019
Bab I
1.1. Latar Belakang
Indonesia merupakan negara yang mempunyai garis pantai sepanjang 81.000 km
dan merupakan kepulauan terbesar di dunia yang memiliki 17.508 pulau yang berpotensi
untuk dimanfaatkan bagi pembangunan di berbagai macam aspek kehidupan sebagai
upaya mensejahterakan kehidupan masyarakat,. Kekayaan sumberdaya yang dimiiki juga
menimbulkan daya tarik bagi berbagai pihak untuk memanfaatkan sumberdayanya serta
berbagai intansi untuk meregulasi permanfaatannya. Karakter yang memiliki spesifik
dan bersifat dinamis salah satunya adalah melalui pembangunan daerah pesisir menjadi
objek pariwisata.
Pariwisata merupakan salah satu industry terbesar dalam sekor jasa dengan
tingkat pertumbuhan paling pesat saat ini, Bersama dengan mengoptimalkan industry
teknologi dan informasi, industri pariwisata diperkirakan akan menjadi salah satu
penggerak utama dalam perekonomian dunia. Sector pariwisata juga merupakan salah
satu sumber daya alam yang dapat dimanaatkan untuk Pendapatan Asli Daerah (PAD).
Peraturan Otonomi daerah melalui UU no.23 Tahun 2014 memberikan hak dan
wewenang keada daerah untuk mengelola sumber daya alam yang dimiliki daerah untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Provinsi Jawa Timur yang merupakan salah
satu provinsi di Indonesia juga memiliki banyak sekali tempat-tempat pariwisata yang
bagus dan tidak kalah menarik dengan provinsi yang lain.
Kabupaten Tuban merupakan salah satu kabupaten dari 29 kabupaten dan 9 kota
di Jawa Timur. Kabupaten Tuban merupakan daerah yang strategis karena berada
diperbatasan Jawa Tengah dan Jawa Timur. Wisata pantai di Tuban begitu terkenal
karena kawasan ini berada di Pantai Utara Jawa Timur. Sebagai salah satu daerah di
Provinsi Jawa Timur yang cukup banyak memiliki potensi wisata dengan prospek ke
depan sangat menjajikan. Destinasi wisata yang ada di Kabupaten Tuban cukup banyak,
namun yang dikelola oleh pemerintah daerah Kabupaten Tuban hanya Goa Akbar , Pantai
Boom dan Wisata Bektiharjo saja. (Data Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten
Tuban tuhan 2015 - 2017).
Namun pada destinasi wisata pantai yang ada di Kabupaten belum ada
pengembangan, Padahal akses untuk menuju pantai lebih mudah. Sejauh ini hanya Pantai
Boom yang telah dikembangkan dan terus dibenahi untuk dijadikan objek wisata yang
lebih bagus, padahal kawasan pantai di sepanjang Wilayah Kabupaten Tuban juga
berpotensi untuk di kembangkan. Agar perkembangan potensi pariwisata menjadi terarah
dan tersistem, maka perlu adanya perhatian dari Pemerintah setempat berupa
pembentukan kebijakan, sehingga arah perkembangan potensi pariwisata dapat berjalan
dengan baik. Harus diperhatikan juga kebijakan yang dibentuk pemerintah daerah harus
mengutamakan kelestarian lingkungan, dan pemenuhan infrastruktur penunjang
pariwisata sehingga dapat berkelanjutan dalam kurun jangka waktu panjang.
Pantai Kelapa Panyuran yang berlokasi di Kelurahan Panyuran Kecamatan Palang
adalah salah satu destinasi yang memiliki potensi pengembangan wisata diatas. Destinasi
ini berlokasi diantara perbatasan kecamatan Tuban dan kecamatan palang dan merupakan
wisata pantai yang sangat terkenal dan banyak dikunjungi oeh wisatawan karena
banyaknya potensi alam yang dimiliki, akan tetapi belakangan ada beberapa faktor yang
menjadi kendala dalam pengembangannya yaitu minimnya perhatian terhadap kebersihan
di sekitar destinasi ini dan kurangnya atraksi wisata yang dimiliki Pantai Kelapa
Panyuran untuk para wisatawan.
Sehingga artinya wisatawan yang berkunjung ke Pantai Kelapa Panyuran hanya
bisa menikmati keindahan pantainya tanpa ada kegiatan atraksi khususnya pada wisata
bahari. Dalam hal ini lah yang melatar belakangi adanya penelitian ini yaitu minimnya
perhatian/kontribusi dari pemerintah terhadap kegiatan pengembangan wisata pada Pantai
Kelapa Panyuran ini.
Dari uraian di atas, penelitian ini ingin merumuskan arah pengembangan
pariwisata, apa saja tantangan dan hambatan dalam pengembangan pariwisata Pantai
Kelapa Kelurahan Panyuran, Kecamatan Palang Kabupaten Tuban?

1.2. Rumusan Masalah


Pantai Kelapa Panyuran dengan banyaknya potensi alam yang dimiliki yaitu
keindahan alam yang unik, namun masih minimnya perhatian dari peran pemerintah
yang menjadi hambatan pengembangan wisata bahari. Berangkat dari perumusan
masalah tersebut maka pertanyanan penelitian yang diangkat yaitu apa sajakah variabel-
variabel yang mempengaruhi pengelolaan wisata bahari di Pantai Kelapa Panyuran ?

1.3. Tujuan Penilitian dan Sasaran Penelitian


Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan arahan pengembangan wisata bahari
di Pantai Kelapa Panyuran Kabupaten Tuban. Untuk mencapai tujuan tersebut, sasaaran
studi yang perlu dilakukan diantaranya adalah :
1. Mengidentifikasi karakteristik Pantai Kelapa Panyuran yang dapat menunjang
pengelolaan wisata bahari
2. Mengidentifikasi rancangan bahari yang mampu menjadi objek wisata bahari
yang memiiki daya tarik wisata bertema kebaharian.
3. Merumuskan arahan pengembangan wisata pantai kelapa

1.4. Ruang Lingkup


Ruang lingkup pada penelitian ini dibagi menjadi tiga yaiut, ruang lingkup
wilayah, ruang lingkup pembahasan dan ruang lingkup substansi.
1.4.1. Ruang Lingkup Wilayah
Ruang lingkup wilayah pada penelitian ini adalah kawasan pesisir yang
meliputi Pantai Kelapa Panyuran yang terletak diantara perbatasan Kecamatan
Palang dan Kecamatan Tuban. Yang berlokasi di Kelurahan Palang, Kabupaten
Tuban, Provinsi Jawa Timur.

1.4.2. Ruang Lingkup Pembahasan


Penelitian ini membahas analisis variable yang mempengaruhi pengelolaan
wisata bahari dan merumuskan arah pengelolaan wisata bahari sesuai dengan
potensi yang dimiliki melalui prefrensi masyarakat dan stakeholder terkait.
1.4.3. Ruang Lingkup Substansi
Penelitian ini memiliki lingkup substansi mengenai analisis pengelolaan wisata
bahari mealui identifikasi variable yang mempengaruhi pengeloaan wisata bahari,
potensi yang dimiliki dan stakeholder terkait. Analisis pengelolaan wisata bahari
disajikan dalam bentuk arah pengembangan.

1.5. Manfaat Penelitian


Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini dapat memberikan manfaat dalam
pekembangan ilmu khususnya dalam proses pengembangan suatu wisata bahari.
diantaranya adalah manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1.5.1. Manfaat Teoritis
Manfaat dari penelitian ini diharpakan memberi paradigma baru terhdap
ilmu pengetahuan khususnya dalam proses mengidnetifikasi variable variable yang
mempengaruhi pengelolaan pengembangan wisata bahari. Dengan adanya penelitian
ini diharapkan memberikan wawasan lebih mengenai pengembangan kawasan
wisata bahari dan membentuk wilayah wisata bahari yang memiliki daya Tarik.
1.5.2. Manfaat Praktis
Adapun hasil penelitian yang diharapkan dapat menjadi bahan rujukan
untuk pengaplikasian konsep pengembangan wisata bahari melalui identifikasi
variable yang mempengaruhi, potensi yang dimiliki dan stakeholder terkait. Serta
daoat menjadi masukan untuk Pemerintah daerah Kabupaten Tuban dalam
mengembangkan wisata bahari pada Pantai Kelapa Panyuran.
1.6. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan untuk penelitian ini dianataranya adalah:
BAB I PENDAHULUAN
Memuat latar belakang diadakannya penelitian, rumusan permasalahan yang
diangkat, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, dan manfaat yang diharapkan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
Memuat tentang studi literatur yang dibutuhkan untuk penelitian di bidang
pengembangan wisata bahari melalui identifikasi variable yang mendorong
potensi yang dimiliki dan stakeholder yang terkait.
BAB III METODE PENELITIAN
Membahas tentang pendekatan dan jenis penelitian, metode pengambilan
sempel, metode pengumpulan data, dan metode analisis yang digunakan.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
Berisi tentang gambaran umum wilayah studi dan analisis yang dilakukan
sehingga dihasikan karakteristik Pantai Kelapa Panyuran yang menunjang
pengelolaan wisata baharil, variable-variabe yang mempengaruhi pengelolaan
wisata bahari berkelanjutan dan rumusan arah pengembangan wisata bahari Pantai
Kelapa Panyuran
BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Pada bab ini berisi hasil akhie analisis yang telah dilakukan pada penelitan
dan memuat kesimpulan serta rekomendasi yang diberikan untuk perencanaan dan
penelitian selanjutnya.

1.7. Kerangka Berfikir


Kerangka fikir dari penelitian ini dapat dilihat pada skema dibawah ini :

Latar Belakang
Terdapat ketidak adanya atraksi di wisata bahari
Pantai Kelapa Panyuran dan mengidentifikasi
variable variabel yang mendorong arahan
pengembengan wisata bahari

Rumusan Masalah

Apa sajakah variable yang mempengaruhi


pengembangan wisata bahari Pantai Kelapa?

Tujuan
Merumuskan arahan pengembangan wisata
bahari di Pantai Kelapa Panyuran

Sasaran II
-
Mengidentifikasi karakteristik Pantai
Kelapa Panyuran yang dapat menunjang
pengelolaan wisata bahari
- Mengidentifikasi rancangan bahari yang
mampu menjadi objek wisata bahari yang
memiiki daya tarik wisata bertema
kebaharian.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Umum Pariwisata
2.1.1. Definisi Pariwisata
Pariwisata adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu
dari suatu tempat ke tempat yang lain, dengan maksud bukan untuk berusaha
(business) atau untuk mencari nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata –
mata untuk menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi atau
memenuhi keinginan yang beraneka ragam (yoetti, 1996). Pengertian pariwisata
adalah suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang
diselenggarakan dari suatu tempat lain, yang dikunjungi tetapi semata – mata
untuk menikmati perjalanan tersebut guna pertamasyaan dan rekreasi atau untuk
memenuhi keinginan yang beragam.
Sedangkan menurut Prof. Salah Wahab dalam Oka A Yoeti (1994:116)
pada tahun 1992 mengemukakan bahwa pariwisata adalah suatu kegiatan manusai
yang dilakukan dengan sadar untuk mendapat pelayanan diantara orang-orang
dalam negara itu sendiri atau luar negri, , meliputi permukiman orang-orang
dalam orang orang daerah lain untuk mendapat pelayanan diantara orang-orang
dari daerah lain untuk sementara waktu guna mencapai kepuasan yang beraneka
ragam dan berbeda dengan apa yang dialami dimana manusia tersebut
memperoleh pekerjaan tetap. Secara umum pariwisata daoat diartikan sebagai
suatu perjalanan yang dilakukan untuk sementara waktu, yang diselenggarakan
dari suatu tempat ke tempat lain, dengan maksud bukan untuk mencari nafkah
ditempat yang dikunjungi, namun untuk menikmati perjalanna guna memenuhi
keinginan yang beragam.
Seiring dengan perkembangan zaman, defines pariwisata dan munculnya
peraturan dari pemerintah dan amandemennya hingga kini, pemahan lain dari
pariwisata terdapat Undang-undang No. 10 Tahun 2009, yang mengartikan
pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung oleh masyarakat,
pengusaha, pemerintah dan pemerintah daerah.

Tahun Sumber Teori Definisi


1996 yoetti Pariwisata adalah suatu
perjalanan yang
dilakukan untuk
sementara waktu dari
suatu tempat ke tempat
yang lain, dengan maksud
bukan untuk berusaha
(business) atau untuk
mencari nafkah di tempat
yang dikunjungi, tetapi
semata – mata untuk
menikmati perjalanan
tersebut guna
pertamasyaan dan
rekreasi atau memenuhi
keinginan yang beraneka
ragam.
1992 Prof. Salah Wahab
dalam Oka A Yoeti

2.1.2. Jenis – Jenis Pariwisata

Sesuai dengan potensi yang dimiliki atau warisan yang ditinggalkan nenek
moyang pada suatu negara, maka timbulnya bermacam-macam jenis wsiata yang
dikembangkan sebagai kegiatan, yang lama kelamaan mempunyai cirinya tersendiri. Ada
beberapa jenis pariwisata yang berdasarkan tujuan seseorang atau sekelompok orang
yang melakukan perjalanan wisata
Menurut Hasan (2015:56) jenis wisata dibagi menjadi beberapa jenis yakni
sebagai berikut
1. Wisata Kuliner
Wisata ini tidak semata-mata hanya untuk mengenyangkan dan memanjakan
perut dengan aneka ragam masakan khas dari daerah tujuan wisata, tetapi juga
mendapatkan pengalaman yang menarik juga menjadi motivasinya.
2. Wisata Olahraga
Wisata ini memadukan kegiatan olahraga dengan kegiatan wisata. Kegiatan
dalam wisata ini dapat berupa kegiatan olahraga yang aktif mengharuskan
wisatawan melakukan gerakan olah tubuh secara langsung. Kegiatan yang lain
disebut kegiatan pasif. Dimana wisatawan tidak melakukan gerak olah tubuh,
tetapi menjadi penikmat dan menjadi pecinta olahraga saja.
3. Wisata komersial
Wisatawan yang melakukan perjalanan untuk mengunjungi pameran-pameran
dan pekan raya yang bersifat komersial seperti pameran industri, pameran dagang
dan sebagainya.
4. Wisata bahari
Perjalanan yang banyak dikaitkan dengan dengan olahraga air seperti danau,
pantai, air laut.
5. Wisata industri
Perjalanan yang dilakukan oleh rombongan mahasiswa atau pelajar, orang-orang
awam ke suatu tempat perindustrian dengan maksud dan tujuan untuk
mengadakan penelitian.
6. Wisata Bulan Madu
Suatu perjalanan yang dilakukan bagi pasangan pengantin baru yang sedang
berbulan madu dengan fasilitas-fasilitas khusus dan tersendiri demi kenikmatan
perjalanan.
7. Wisata Cagar
Alam Jenis wisata yang banyak diselenggarakan oleh agen atau biro perjalanan
yang mengkhususkan usaha-usaha dengan mengatur wisata ke tempat atau cagar
alam, Taman lindung, pegunungan, hutan daerah dan sebagainya, yang
kelestariannya dilindungi oleh Undang-Undang.

2.1.3. Bentuk Pariwisata


Menurut Prof. Salah Wahab (1976), membagi bentuk pariwisata sesuai
dengan motivasi perjalanan yang dilakukan selama perjalanan serta objek yang
dikunjungi sebagai berikut:
1. Menurut Jumlah orang yang melakukan perjalanan :
a. Individual Tourism
Pada bagian ini melakukan perjalanan wisata adalh seorang
wisatawan atau salah satu keluarga yang melakukan perjalanan
wisata
b. Group Tourism
Jenis pariwisata dimana yang melakukan perjalanan wisata itu
terdiri dari banyak orang yang bergabung dalam satu rombongan
(group) yang biasanya di organisasikan oleh sekolah, organisasi
atau suatu tour operator/Travel Agent. Adapun jumlahnya
bervariasi, ada yang 15 orang dan ada yang sampai 20 orang.
2. Menurut maksud dari perjalanan yang dilakukan:
a. Recreational Torism atau leisure Torism
b. Cultural Tourism
c. Health Tourism
d. Sport Tourism
e. Conference Tourism
3. Menurut letak geografinya:
a. National domestic tourism
b. Regional tourism
c. International tourism
4. Menurut alat transportasi
a. Pariwisata Darat (bis,mobil,kereta api)
b. Pariwisata Tirta (laut dan sungai)
c. Pariwisata Dirgantara 5. Menurut umur :
a. Pariwisata Remaja
b. Pariwisata Dewasa
6. Menurut Jenis Kelamin:
a. Pariwisata Pria
b. Pariwisata Wanita
7. Menurut tingkat harga dan tingkat social
a. Pariwisata Taraf Lux
b. Pariwisata Taraf Menengah
c. Pariwisata Taraf Jelata
Dari bentuk pariwisata, Pantai Kelapa Panyuran termasuk dalam bentuk
pariwisata sebagai berikut:
a. Individual Tourism dan Group Tourism, perjalanan yang dilakukan
wisatawan individu ataupun berkelompok
b. Recreational Tourism atau Leisure Tourism, maksud perjalanan yang
dilakukn wisatawan untuk mengembalikan kekuatan fisik maupun
mental setelah melakukan pekerjaan/tugas rutin sehari - hari
c. Health Tourism, wisatawan yang melakukan perjalanan dalam rangka
pemulihan kesehatan disuatu lokasi dengan mengunjungi
tempattempat tertentu untuk pemandian air garam.
d. Menurut umur, wisatawan pantai kelapa termasuk remaja dan dewasa
e. Menurut jenis kelamin, wisatawan merupakan pria dan wanita
f. Menurt tingkat harga dan tingkat social, pariwisata Pantai Kelapa
panyuran dikategorikan sebagai pariwisata taraf menengah dan
pariwisata taraf jelata.

2.1.4. Produk Wisata


Produk wisata merupakan rangkaian dari berbagai jasa yang saling terkait, yaitu
jasa yang dihasilkan dari berbagai perusahaan (segi ekonomis), jasa masyarakat
(segi sosial) dan jasa alam menurut suswantoro (2007:75) pada hakekatnya
pengertian produk wisata “adalah keseluruhan pelayanan yang diperoleh dan
dirasakan atau dinikmati wisatawan semenjak ia meninggalkan tempat tinggalnya
sampai ke daerah tujuan wisata yang dipilihnya dan sampai kembali ke rumah
dimana ia berangkat semula”.
Produk wisata sebagai salah satu objek penawaran dalam pemasaran
pariwisata memiliki unsur-unsur utama yang terdiri tiga bagian (Oka A. Yoeti,
2002:211):
1. Daya Tarik daerah tujuan wisata, termasuk didalamnya citra yang
dibayangkan oleh wisatawan
2. Fasilitas yang dimiliki daerah tujuan wisata, meliputi akomodasi, usaha
pengelolaan makanan, parkir, transportasi, rekreasi dan lain-lain.
3. Kemudahan untuk mencapai daerah tujuan wisata tersebut.
a. Aspek Lingkungan Alamiah (Natural Amenities)
1. Kelestarian
2. Kebersihan
b. Aspek Lingkungan Buatan (Man-made supply)
1. Atraksi wisata,
2. Hospitality
c. Aspek sarana dan Prasarana Wisata
1. Recreative and Sportive plant atau sarana rekreasi, 2. Residental
tourist plant,
3. Sarana penjualan
4. Utilitas
Berdasarkan factor-faktor kualitas produk wisata diatas sehingga dapat digunakan
sebagai dapat digunakan sebagai aspek, factor dan variable produk wisata pada Kawasan
wisata Pantai Kelapa Panyuran adalah:
1. Aspek Lingkungan Ilmiah, yang memiliki factor lingkungan alamiah yang
mendukung produk wisata dengan atribut-atribut yang digunakan adalah:
a. Atribut keindahan
b. Atribut kelestarian
2. Aspek lingkungan Buatan,
a. Atraksi wisata
b. Hospitality

3. Aspek sarana dan prasarana wisata


a. Faktor sarana wisata
1. Atribut warung
2. Atribut utilitas dan sanitasi
3. Atribut sarana rekreasi yang termasuk dalam recreative and sportive plant
4. Atribut sarana penunjang wisata
b. Transportasi

2.2. Wisatawan
Wisatawan merupakan bagian yang tak terpisahkan dunia pariwisata. Wisatawan sangat
beragam, tua-muda miskin-kaya, asing-nusantara, semuanya mempunyai keinginan dan
harapan yang berbeda.

2.2.1. Definisi wisatawan


Wisatawan yang berasal dari kata “wisata” maka sebenarnya tidaklah tepat
sebagai pengganti kata “tourist” dalam bahasa Inggris. Kata itu berasal dari bahasa
Sansekerta “wisata” yang berarti “perjalanan” yang sama atau dapat disamakan dengan
kata “travel” dalam bahasa Inggris. Jadi orang melakukan perjalanan dalam pengertian
ini, maka wisatawan sama artinya dengan kata “traveler” karena dalam bahasa Indonesia
sudah merupakan kelaziman memakai akhiran “wan” untuk menyatakan orang dengan
profesinya, keahliannya, keadaannya jabatannya dan kedudukan seseorang (Irawan,
2010:12).
Definisi lain menjelaskan bahwa wisatawan adalah orang yang sedang tidak bekerja, atau
sedang berlibur dan secara sukarela mengunjungi daerah lain untuk mendapatkan sesuatu yang
lain (Smith, 2009:16)
Dengan ini wisatawan adalah individu ataupun kelompok yang ingin mengunjungi suatu
tempat atau melakukan perjalanan dengan tujuan tertentu mencari sesuatu yang lain, yang berbeda
dengan rutinitas sehari-hari dengan jangka waktu tertentu.
2.2.2. Jenis-jenis wisatawan
Menurut Karyono (1997) adapun jenis-jenis wisatawan berdasarkan sifat perjalanan dan
lokasi di mana perjalanan itu dilakukan, dapat diklasifikan sebagai berikut:
a. Foreign Tourist (Wisatawan asing)
Orang asing yang melakukan perjalanan wisata, yang datang memasuki suatu negara lain yang
bukan merupakan Negara di mana ia biasanya tinggal. Wisatawan asing disebut juga wisatawan
mancanegara atau disingkat wisman.
b. Domestic Foreign Tourist
Orang asing yang berdiam atau bertempat tinggal di suatu negara karena tugas, dan melakukan
perjalanan wisata di wilayah negara di mana ia tinggal.Misalnya, staf kedutaan Belanda yang mendapat
cuti tahunan, tetapi ia tidak pulang ke Belanda, tetapi melakukan perjalanan wisata di
Indonesia (tempat ia bertugas)
c. Domestic Tourist (Wisatawan Nusantara)
Seorang warga negara suatu negara yang melakukan perjalanan wisata dalam batas wilayah
negaranya sendiri tanpa melewati perbatasan negaranya. Misalnya warga negara Indonesia yang
melakukan perjalanan ke Bali atau ke Danau Toba. Wisatawan ini disingkat wisnus.
d. Indigenous Foreign Tourist
Warga negara suatu negara tertentu, yang karena tugasnya atau jabatannya berada di luar negeri,
pulang ke negara asalnya dan melakukan perjalanan wisata di wilayah negaranya sendiri. Misalnya,
warga negara Perancis yang bertugas sebagai konsultan di perusahaan asing di Indonesia, ketika
liburan ia kembali ke Perancis dan melakukan perjalanan wisata di sana. Jenis wisatawan ini
merupakan kebalikan dari Domestic Foreign Tourist.
e. Transit Tourist
Wisatawan yang sedang melakukan perjalanan ke suatu Negara tertentu yang terpaksa singgah
pada suatu pelabuhan/airport/stasiun bukan atas kemauannya sendiri.
f. B usiness Tourist
Orang yang melakukan perjalanan untuk tujuan bisnis bukan wisata tetapi perjalanan wisata akan
dilakukannya setelah tujuannya yang utama selesai. Jadi perjalanan wisata merupakan tujuan sekunder,
setelah tujuan primer yaitu bisnis selesai dilakukan.

2.3.Aspek – aspek Pokok Pariwisata


2.3.1. Daya Tarik Wisata
Berdasarkan undang-undang republic Indonesia no.10 tahun 2009 tentang
kepariwisataan, daya Tarik wisata dijelaskan sebagai segala sesuatu yang memiliki
keunikan, kemudahan, dan nilai yang berupa berakanekaragaman kekayaan alam, budaya,
dan hasil buatan manusia yang menjadi sasaran atau kunjungan wisatawan
Ismayanti (2010) meneruskan bahawa seluruh usaha daya Tarik wisata alam
memanfaatkan salam sebagai potensi wisata, seperti:
- Iklim yang menawarkan kehangatan, panas terik, dingin beku, kekeringan,
penghujan
- Pemandangan alam diantaranya :pegunungan, air, sungai, danau, rawa-rawa
padang pasir, hutan, dataran
- Gejala alam berbentuk gua, gltser, stalaktif dan stalkmit air panas, kegiatan
gunung berapi
- Flora khas Indonesia, sepeerti bunga raflesia, bunga bangkai, bunga anaggrek,
dan fauna khas langkah di Indonesia.

2.4.Konsep Pengembangan Kawasan Pariwisata


Pengembangan pariwisata merupakan kegiatan kompleks, menyangkut wisatawan,
kegiatan, sarana prasarana, objek dan daya tarik, fasiltas penunjang, sarana lingkungan dan
sebagainya. Oleh karena itu, dalam pengembangannya harus memperhatikan terbinanya mutu
lingkungan. Tata letak peruntukan perlu dilakukan untuk menghindari benturan antara
kepentingan pariwisata dengan kepentingan pencagaran. Melalui zonasi yang baik
keanekaragaman dapat terpelihara, sehingga wisatawan atau pengunjung dapat memilih
rekreasi yang baik (Otto Soemarwoto (1993: 134) ).
Dengan demikian, bahwa pengembangan pariwisata di dalamnya terdapat kegiatan atau
usaha yang terkoordinasi untuk mengatur yang belum ada serta memajukan atau
memperbaiki bahkan meningkatkan sesuatu yang telah ada yang menyangkut segi
kemasyarakatan dengan memperhatikan mutu lingkungan.
Di lain pihak, A.Mathieson dan G.Wall yang dikutip Marpaung (2001: 107) menyatakan
bahwa karakter suatu kawasan wisata dan penghuninya akan mempengaruhi kapasitas
pengembangan dan pelayanan wisata dan akan berdampak terhadap kawasan atau komponen
lingkungan yang berada di sekitarnya, seperti pada komponen (a) karakter dan sifat
lingkungan alam (b) struktur pembangunan dan perkembangan ekonomi (c) struktur sosial
budaya (d) struktur politik dan institusi dan (e) tingkat pengembangan dan perencanaan
pariwisata.

2.4.1. Konsep supply


Penawaran atau supply pariwisata mencakup segala sesuatu yang ditawarkan kepada
pengunjung. Penawaran dalam pariwisata menunjukkan atraksi wisata ilmiah dan buatan,
jasajasa maupun barang-barang yang diperkirakan akan menarik perhatian orang-orang untuk
mengunjungi obyek suatu negara (wahyono, 2006).
Keterdiaan pariwisata merupakan sesuatu yang harus ada mencakup segala sesuatu untuk
ditawarkan kepada pengunjung, sediaan ini bisa berupa buatan manusia maupun alami yang
memang ada tanpa harus ada campur tangan manusia untuk pengadaannya. Komponen
sediaan pariwisata menurut Gunn terdiri atas atraksi, servis/pelayanan, transportasi, informasi
dan promosi ( Gunn, 2002).
a. Atraksi merupakan daya tarik utama orang melakukan perjalanan, atraksi
memiliki dua fungsi yaitu sebagai daya pikat, perangsang orang untuk
melakukan perjalanan dan sebagai pemberi kepuasan pengunjung.
b. Servis merupakan pelayanan ataupun fasilitas-fasilitas yang disediakan
termasuk di dalamnya fasilitas restoran/rumah makan, dan perjalanan hotel
maupun tokotoko yang menyajikan barang-barang khas daerah tersebut.
c. Transportasi, merupakan komponen penting dalam sistem kepariwisataan,
yang berarti pula sebagai aksesibilitas ataupun kemudahan untuk mencapai ke
suatu lokasi daya tarik.
d. Informasi, salah satu komponen penting dalam komponen kepariwisataan
adalah adanya informasi perjalanan, informasi ini dapat disajikan dalam
bentuk peta, buku petunjuk, artikel- artikel dalam majalah, brosur maupun
melalui internet.
e. Promosi merupakan kegiatan yang penting dalam pengembangan pariwisata
yang dapat dilakukan oleh pemerintah maupun swasta, kegiatan promosi ini
dapat dilakukan dengan memasang iklan, melalui kegiatan kehumasan
maupun memberikan insentif misalnya potongan tiket masuk

2.5.Sintesa Pustaka
Berdasarkan dari hasil kajian teori dapat ditemukan beberapa indikator penelitian, dimana
inidikator tersebut untuk menentukan variabel yang akan digunakan untuk penelitian. Untuk
memenuhi sasaran yang ingin dicapai maka diperlukan sintesa kajian dalam memperoleh
variabel penelitian. Untuk memenuhi sasaran yang ingin dicapai maka diperlukan sintesa
kajian dalam memperoleh variabel penelitian.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat tabel berikut :
Tabel 2.2 sintesa pustaka Faktor-Variabel

Aspek Faktor Variabel


Aspek lingkungan Lingkungan alamiah Keindahan
alam Kebersihan
Kelestarian
Aspek lingkungan Atraksi wisata dan Atraksi
budaya budaya Keramahan
Tradisi
Layanan atraksi Harga
Petugas
Penjual makanan
Penjual souvernir
Aspek sarana dan Sarana wisata Tempat penjualan
prasarana Sanitasi
Sarana penunjang
Sarana rekreasi
Transportasi Aksesbilitas
Perancang Image
Keteraturan
Keselematan
Keserasian
Pedestrian ways
Sumber: Hasil Kajian Pustaka, 2018

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Metode penelitian merupakan hal yang mutlak dalam upaya untuk


mendapatkan suatu pedoman yang benar dan dapat memandu peneliti dalam
menentukan urutan atau langkah-langkah bagaimana penelitian itu dilakukan.
Pada bab ini berisi tentang metode yang akan dilakukan dalam penelitian. Dalam
metode ini meliputi pendekatan penelitian, jenis penelitian, teknik pengumpulan
data, dan teknik analisis.
3.1.Pendekatan penelitian
Pendekatan Penelitian Pendekatan yang dilakukan penulis dalam
penelitian ini melandaskan pada pendekatan rasionalistik yang berarti sumber
kebenaran teori dan berdasarkan fakta empirik. Empirik dalam hal ini dapat
diartikan bahwa ilmu yang valid adalah ilmu yang dibangun dari hasil pengamatan
indera. Pendekatan ini mempunyai peran dalam dalam penyusunan kerangka
konseptualisasi teoritik dalam memberikan pemaknaan hasil penelitian (Muhadjir,
1990). Berpikir rasionalisme adalah berpikir dengan cara konseptual, berpikir
tentang empirik yang tidak dapat dilepaskan dari satuan besarnya karena adanya
keterkaitan dengan faktor lainnya. Dalam pendekatan ini biasanya menggunakan
metode theoritical analytic dan empirical analytic. Metode theoretical analytic
menggunakan konstruksi teori untuk melandasi perumusan faktor-faktor
pemilihan lokasi kawasan wisata pantaiyang paling potensial untuk
dikembangkan. Kemudian metode empirical analytic menjadikan teori sebagai
batasan lingkup kemudian mengidentifikasi faktor empiris sebagai faktor yang
juga berpengaruh dalam pemilihan lokasi kawasan wisata pantaiyang paling
potensial untuk dikembangkan.
Dalam studi ini dilakukan mulai dari diketauhinya masalah terkait pengembangan
Kawasan wisata, kemudian berdasrakan hal tersebut dibaut desain kuisoner , dan
penemuan berbagaia permasakahan dan potensi yang dimiliki Kawasan.
Penggunaan metode penelitian kualitatif dalam studi ini sesuai dengan tujuan dan
sasaran studi. Data yang digunakan dalam studi ini diperoleh dari hasil
komunikasi dengan responden, yaitu stakeholders yang terakait dengan
pengunjung, masyarakat dan pemerintah. Data didapat melalui kuisoner, hasil dari
penyebaran kuesoner merupakan data yang sifatnya kuantitatif serta bersifat
wawancara terhadap stakeholders. Dan pada tahap terakhirtahap penarikan
kesimpulan yang ditemukan serta disampaikan dengan landasan teori yang ada.

3.2.Jenis penelitian
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif yang bersifat deskriptif.
Deskriptif artinya melukiskan variabel demi variabel satu demi satu. Penelitian
deskriptif bertujuan untuk memperoleh gambaran yang benar mengenai suatu obyek
(Kusmayadi dan Sugiarto, 2000: 18). Pada penelitian dengan metode deskriptif,
disyaratkan sebagai berikut (Hasan, 2002 : 23):
1. Peneliti harus memiliki sifat represif, yaitu peneliti harus mencari,
bukan menguji.
2. Peneliti harus memiliki kekuatan integratif, yaitu kekuatan untuk
memadukan berbagai macam informasi yang diterimanya menjadi
satu kesatuan penafsiran.
Hal ini dilakukan pada waktu mengidentifikasi factor yang mempengaruhi
berkembangnya Kawasan pariwisata pantai kelapa Panyuran.

3.3.Variable penelitian
Variabel merupakan operasionalisasi sebuah konsep supaya dapat diteliti secara
empiris. Sedangkan variabel penelitian merupakan suatu atribut dari sekelompok
obyek yang diteliti yang memiliki variasi antara satu obyek dengan obyek yang lain
dalam kelompok tersebut (Wardiyanta, 2006).
Penentuan variabel penelitian dilaksanakan dengan memilih terlebih dahulu
beberapa indikator yang diidentifikasikan secara jelas sehingga tiap variabel memiliki
sub-sub variabel yang benar-benar diperlukan sesuai dengan tujuan yang akan
dicapai. Hubungan variabel dan sub variabel dapat memberikan makna strategis
dalam penelitian (Sanusi, 2003:31).
Dengan demikian factor factor pendukung pariwisata apa saja yang menjadi
pendukung berkembangnya Kawasan pariwisata pantai kelapa panyuran maka dengan
diketahui variable-variabel yang dianalisis merupakan indicator-indikator penentu
pengembangan Kawasan pariwisata di bawah ini:
3.4.Metode penentuan populasi dan sampel
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari unit analisis yang ciri-cirinya akan
diduga. Sampel merupakan sebagian dari populasi dan sampel harus representative.
Mengingat adanya keterbatasan waktu, tenaga dan biaya maka dalam pengambilan
sampel, penelitian harus mempertimbangkan adanya unsur metode sebagai acuan
dalam penentuan jumlah serta distribusi sampel. Untuk menentukan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini, teknik yang digunakan adalah teknik non probability
sampling dengan menggunakan purposive sampling. Purposive sampling bertujuan
untuk mengambil subjek bukan didasarkan atas strata, random atau daerah tetapi
didasarkan atas tujuan tertentu. Di mana dalam metode ini langsung menunjuk
responden yang berkompeten atau berpengaruh dalam pencapaian sasaran akhir
penelitian dengan menggunakan alat analisa delphi Analisis delphi merupakan alat
yang penting dalam memahami konteks sosial dan institusional dari suatu program,
proyek ataupun kebijaksanaan. Alat ini dapat menyediakan informasi awal dan
mendasar tentang:
1. Stakeholder yang akan terkena dampak dari suatu program (dampak positif
maupun negatif)
2. Stakeholder yang dapat mempengaruhi program tersebut (positif maupun
negatif)
3. Individu atau kelompok mana yang perlu dilibatkan dalam program tersebut
4. Bagaimana caranya serta kapasitas siapa yang perlu dibangun untuk
memberdayakan mereka dalam berpartisipasi

Table. 3.3 pemetaan stakeholders

Pengaruh rendah Pengaruh tinggi


Kepentingan rendah Kelompok stakeholder yang Kelompok yang bermanfaat
paling rendah prioritasnya untuk merumuskan atau
menjembatani keputusan
dan opini
Kepentingan tinggi Kelompok Stakeholder yang Kelompok stakeholder yang
penting namun barangkali paling kritis
perlu pemberdayaan

Objek purposive sampling dalam pengembangan kawasan Pnatai Kelapa


Panyuran merupakan para stakeholder yang mewakili pemerintah, praktisi, dan
akademisi serta stakeholder lainnya yang terlibat dalam kegiatan wisata itu sendiri
tentunya tetap memperhatikan stakeholder yang memang berkompeten.

Table 3.4. kriteria stakeholder yang terkait dalam penelitian

Stakeholder Responden Kriteria responden


Pemerintah Badan Perencanaan dan - memiliki Pendidikan
Pembangunan Daerah minimal S-1
(Bappeda) - pernah terlibat dalam
program
pengembangan
- memahami
permasalan terkait
pengembangan
wisata
Dinas kebudayaan dan - memiliki Pendidikan
Pariwisata Kabupaten minimal S-1
Tuban - pernah terlibat dalam
program
pengembangan
memahami permasalan
terkait pengembangan
wisata
Desa Panyuran - memiliki Pendidikan
minimal S-1
- pernah terlibat dalam
program
pengembangan
- memahami
permasalan terkait
pengembangan
wisata

Masyarakat Tokoh masyarakat Desa - memiliki Pendidikan


Panyuran sampel minimal S-1
masyarakat setempat - pernah terlibat dalam
program
pengembangan
- memahami
permasalan terkait
pengembangan
wisata
Swasta Pelaku Usaha Pihak yang memiliki
keoentingan dan pengaruh
usaha ekonomi di oantai
Kelapa Panyuran
Pengelola pantai kelapa - Terlibat aksi dalam
panyuran pengembangan
wisata pantai kelapa
panyuran
- Memahami
permasakah
Kawasan wisata
pantai kelapa
panyuran
- Memahami
perilakuperlikau
wisatwan
maupun masyarakat
sekitar

Pengunjung Pengunjung wisata - Mengunjungi


Kawasan wisata
pantai kelapa
panyuran minimal
satu kali.
- Memiliki
pendiidkan terakhir
minimal SMA.

3.5.Metode pengumpulan data


Metode pengumpulan data yang digunakan dalam proses penelitian ini dapat
dibagi menjadi dua kegiatan, yaitu survei primer dan survei sekunder
3.5.1. Survei Primer
Data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari survei primer, yaitu
survei yang dilakukan untuk memperoleh data otentik atau data langsung dari kawasan
studi. Jenis data yang diperoleh secara langsung ini adalah data berupa objek suasana
pedesaan, keadaan sosial, ekonomi dan kebudayaan asli dari masyarakat yang memiliki
makna dan karakter yang bernilai positif bagi masyarakat yang diamati langsung oleh
peneliti. Untuk memperoleh data primer itu dapat dilakukan beberapa teknik pengambilan
data, yaitu sebagai berikut:
1. Teknik observasi lapangan, merupakan pengamatan yang dilakukan secara
langsung, yaitu kondisi fisik kawasan desa wisata. Data ini akan digunakan
sebagai input dalam analisis kawasan, yaitu analisis potensi fisik dan potensi
non fisik serta digunakan dalam penentuan arahan pengembangan kawasan.
Untuk teknik ini, alat Bantu yang digunakan adalah peralatan mekanis yang
digunakan untuk merekam saat observasi lapangan, yaitu kamera serta
catatan kecil yang dilakukan oleh peneliti.
2. Teknik komunikasi langsung atau wawancara. Metode wawancara ini
dilakukan terhadap pejabat pemerintah setempat untuk mengetahui
kebijakan- kebijakan yang berhubungan dengan pengembangan objek,
masyarakat setempat di sekeliling objek, pengawas/ pengelola desa wisata,
dan para pelaku kepariwisataan. Data ini dapat digunakan sebagai
pertimbangan penulis dalam melakukan proses analisis dan penentuan arahan
pengembangan. Wawancara dilakukan dengan teknik wawancara terstruktur,
yaitu pewawancara menanyakan pertanyaan yang sudah terstruktur sesuai
dengan kuesioner penentu Kawasan wisata pantai kelapa panyuran yang
telah disusun dan membubuhkan tanda √ (check) pada kolom sesuai jawaban
responden. Hal ini untuk mempermudah interpretasi hasil
wawancara(Arikunto, 1998).
3. Pengisian kuesioner, yaitu pengumpulan data melalui kuesioner ini dilakukan
pada responden yang terpilih di mana dalam kuesioner tersebut berisi
pertanyaan yang sudah disiapkan dengan jawaban yang terbatas atau
diarahkan. Data-data yang dibutuhkan oleh penulis antara lain: umur
wisatawan, status pekerjaan wisatawan, asal wisatawan, tujuan kunjungan
wisatawan, kegiatan yang dilakukan wisatawan, kendaraan yang digunakan
wisatawan, frekuensi kedatangan wisatawan, tingkat kepuasan wisatawan,
kondisi daya tarik/ atraksi wisata, daya tarik/ atraksi wisata yang perlu
ditambah, kondisi jalan menuju kawasan wisata, kemudahan pencapaian
lokasi kawasan wisata, dan informasi objek wisata. Data-data yang
digunakan dalam proses analisis potensi fisik dan non fisik serta analisis
faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan wisatawan untuk datang ke
kawasan pantai Kelapa Panyuran.
3.5.2. Survei Sekunder
Survei sekunder meliputi: Studi pustaka, dilakukan melalui studi kepustakaan di
buku-buku, hasil penelitian dan peraturan yang berhubungan dengan tema penelitian.
Survei instansi, bertujuan mencari data-data pendukung yang berhubungan langsung
dengan tema penelitian. Data sekunder diperoleh dari Bappekab, Dinas Pariwisata dan
BPS Kabupaten Tuban.
1. Tinjauan teoritis
2. Pengumpulan data dari instansi intansi terkait
3.6.Metode analisis data
Pada teknik analisis penelitian ini yang relevan dengan pertanyaan penelitian.
Kabupaten Tuban dipilih metode analisis yang tepat untuk mengolah data-data serta
informasi menggunakan survei yaitu survey primer dan sekunder. Pada metode
Analisa, yaitu analisis stakeholders, analisis dekriptif kualitatf, content analysis dan
perceptual mapping. Dimana dalam penelitian ini dilakukan penggabungan antara
dau metode terseebut. Teknik analisis deskriptif digunakan untuk identifikasi potensi
komponen wisata di Kawasan pariwisata pantai kelapa panyuran, analysis
stakeholders digunakan untuk mnegetahui stakeholders kunci, utama dan sekunder
yang berpengaruh dan yang berkepentingan akan dijadikan responden penelitian ini
serta menjadi responden dalam selanjutnya. Untunuk content analysisis merupakan
Analisa yang digunakan untuk merumuskan pendukung berkembangnya Kawasan
pariwisata pantai kelapa panyuran. Sedangkan perceptual mapping merupakan
Teknik analissa yang digunakan untuk menentukan Kawasan wisata. Sehingga setelah
dikembangkan untuk dilakukan analisis dekriptif untuk mengambarkan
pengembangan Kawasan setelah itu maka dapat Kawasan arahan pengembangan
akwasan pariwisata Pantai Kelapa Panyuran.
3.6.1. Identifikasi potensi komponen Kawasan pariwisata pantai Kelapa Panyuran
3.6.2. Analisa factor-faktor pendukung dalam pengembangan wisata pantai kelapa
panyuran
3.6.3. Penentuan zonasi pengembangan wisata berdasarkan potensi
3.6.4. Menyusun arahan pengembanan Kawasan wisata di Pantai Kelapa Panyuran

Tabel 3.6. Analisa Arahan Pengembangan Kawasan Wisata


No Sasaran Input Teknik Output
Analisa
1 Mengidentifikasi Daya Tarik Analisa Identifikasi
potensi wisata pesisir Deskriptif potensi
komponen Aksesibilitas Kulitatif komponen
wisata pesisir Akomodasi wisata yang
Pantai Kelapa Fasilitas dan ada di
Panyuran utilitas Kawasan
wisata panta
kelapa
panyuran yang
dapay
dikembangkan
2 Menganalisa Daya Tarik Analisa faktor-faktor
fakto-faktor wisata pesiisr deskriptif yang
pendukung Lingkungan kualitatif dan mendukung
pengembangan Aksesibilitas content pengembangan
wisata pesisir akomodasi analysis kawasn wisata
pantai kelapa Fasilitas dan pantai kelapa
panyuran utilitas panyuran
Karakteristik
wisatawan
Tingkat
kepuasan dan
kenyamanan
3 Menentukan Daya tarik Perceptual Terbentuk
zonasi Aksesibilitas mapping sebuah zonasi
pengembangan akomodasi dan penilian
wisata Fasilitas dan variable
ebrdasrkan utilitas potensi wisata
potensi pesisir
4 Menyusun Sasaran 1,2 Analisa Arahan
arahan dan sasaran 3 deskriptif pengembangan
pengembangan kulitatif Kawasan
Kawasan pariwisata
pariwisata Pantai pantai kelapa
kelapa panyuran panyuran

3.7.Tahapan penelitian
Tahapan Penelitian Setelah menentukan varibel-variabel penelitian maka
selanjutnya ke tahap penelitian. Pada secara umum dalam tahapan penelitian ini
dilakukan dalam lima tahap, dimana diantaranya Tahap identifikasi masalah dan
tujuan penelitian, tahap studi literatur, teknik pengumpulan data, teknik analisis dan
tahap penarikan kesimpulan. Untuk lebih dijelasnya, akan dijelaskan dibawah ini:
Tahap identifikasi masalah dan tujuan penelitian
Pada tahapan ini dilakukan identifikasi permasalahan- permasalahan yang
menjadi latar belakang dilakukan penelitian ini serta tujuan dari penelitian,
permasalahan yang terjadi dan dibahas pada penelitian ini adalah kondisi sosial
budaya masyarakat setempat yang menolak apabila ada kedatangan kebudayaan asing
yang dianggap dapat merusak nilai-nilai budaya mereka sehingga pariwisata yang
berkembang di kawasan penelitian tidak optimal padahal memiliki potensi yang
cukup besar serta faktor-faktor apa saja yang dapat mendorong berkembangnya
kawasan wisata dan tujuan dari penelitian ini adalah menyusun arahan yang tepat
dalam pengembangannya.
Tahap studi literatur:
Pada tahap studi literatur ini menjelaskan dilakukan kegiatan dalam
mengumpulkan data yang berupa informasi yang berkaitan dengan penulisan, dimana
informasi ini dapat diperoleh dari toeri dan arahan, studi kasus, dan hal-hal lain yang
relevan.
Sumber-sumber seperti makalah, jurnal, internet, koran dan lain-lain.
Tahap pengumpulan data:
Pengumpulan data pada penelitian ini, data primer dan sekunder. Oleh sebab itu
pada tahap ini dilakukan teknik pengumpulan data, yaitu dengan survei instansi dan
survei lapangan melalui observasi dan wawancara.
Tahap Analisis:
Setelah data penelitian telah diperoleh secara keseluruhan ,maka tahapan
selanjutnya dilakukan analisis data tersebut. Pada tahap analisis dilakukan dengan
teknik analisis yang sesuai dengan tujuan dari analisis tersebut. Pada tahap ini juga
dilakukan penyajian data dari keseluruhan proses pengumpulan data yang telah
dilakukan.
Analisa dan perumusan arahan
Setelah data-data yang dibutuhkan dalam penelitian diperoleh, analisa adalah
tahapan yang menentukan bagaimana arahan dari penelitian kita. Analisa yang
dilakukan mengacu kepada teori yang dihasilkan dari studi literatur sehingga tetap
sesuai dengan grand design penelitian. Dari hasil analisa ini, kita akan mendapatkan
arahan yang akan digunakan dalam penelitian tersebut.
Tahap Penarikan Kesimpulan
Tahap penarikan kesimpulan yaitu tahapan dimana ditentukan jawaban atas
perumusan permasalahan yang telah dibuat. Dan dari hasil kesimpulan tersebut dibuat
suatu rekomendasi bagi perumusan arahan pengembangan kawasan wisata pantai di
Desa Panyuran ini.

Anda mungkin juga menyukai