i
KATA PENGANTAR
Namun, hal tersebut belum dituangkan secara eksplisit untuk mewajibkan daerah
melakukan sinkronisasi dokumen perencanaan. Selain itu, pedoman dan petunjuk teknis
sinkronisasi rencana tata ruang dan rencana pembangunan masih belum tersedia. Oleh
karena itu, perlu disusun suatu pedoman sinkronisasi rencana tata ruang dan rencana
pembangunan.
Tujuan dari kajian ini adalah untuk menghasilkan panduan sinkronisasi rencana tata ruang
dan rencana pembangunan, agar rencana umum tata ruang yang telah disusun, dapat
diimplementasikan dengan baik ke dalam rencana pembangunan.
Dalam rangka mengimplementasikan materi teknis kajian sikronisasi antara rencana tata
ruang dan rencana pembangunan ini menjadi pedoman yang telah berkekuatan hukum
(seperti Peraturan Menteri, Peraturan Presiden, atau lainnya), maka perlu ada
pentahapan langkah selanjutnya yang harus dilakukan, baik di tingkat nasional atau
Pemerintah Pusat maupun daerah atau Pemerintah Daerah, antara lain yaitu kesepakatan
di forum Badan Koordinasi Penataan Ruang Nasional (BKPRN) terhadap tindak lanjut
pedoman sinkronisasi, uji coba pedoman sinkronisasi, dan penetapan pedoman
sikronisasi menjadi PP, Perpres, atau Permen.
Kami mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dan kerjasama berbagai pihak,
khususnya untuk mitra kerja Direktorat Tata Ruang dan Pertanahan, selama proses
kegiatan hingga tersusunnya laporan ini.
ii
DAFTAR ISI
TIM PENYUSUN LAPORAN........................................................................................................................ i
KATA PENGANTAR................................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................................. iii
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL................................................................................................................ iv
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................................................................ 1
1.1 LatarBelakang.......................................................................................................................... 1
1.2 Tujuan, Sasaran, dan Keluaran ................................................................................................ 2
1.3 Ruang Lingkup Kegiatan dan Wilayah Studi ............................................................................ 2
1.4 Metodologi.............................................................................................................................. 3
1.5 Sistematika Pembahasan ........................................................................................................ 5
BAB 2 KAJIAN LITERATUR DAN INVENTARISASI KENDALA ..................................................................... 7
2.1 Kajian Literatur ........................................................................................................................ 7
2.1.1 Pengalaman di Luar Negeri .............................................................................................. 7
2.1.2. Kajian Studi yang Pernah Dilakukan di Indonesia .......................................................... 11
2.2 Inventarisasi Kendala yang Dihadapi oleh Daerah................................................................ 25
2.2.1 Pelaksanaan Inventarisasi Kendala di Daerah ............................................................... 25
2.2.2 Rumusan Hasil Inventarisasi Kendala di Daerah ............................................................ 26
2.3 Hasil Diskusi dengan Kementerian Dalam Negeri ................................................................. 29
BAB 3 RUMUSAN HASIL PELAKSANAAN FOCUS GROUP DISCUSSION (FGD) DI WILAYAH STUDI ........ 31
3.1 Pelaksanaan FGD di 3 (Tiga) Provinsi .................................................................................... 31
3.1.1 Provinsi Gorontalo ......................................................................................................... 31
3.1.2 Provinsi Sumatera Barat ................................................................................................ 32
3.1.3 Provinsi Jawa Timur ....................................................................................................... 33
3.2 Masukan Bagi Pedoman Sinkronisasi.................................................................................... 34
BAB 4 PEDOMAN SINKRONISASI RENCANA TATA RUANG DAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH39
4.1 Amanat Integrasi ................................................................................................................... 39
4.1.1 Amanat Integrasi dalam PelaksanaanPenataan Ruang ................................................. 39
4.1.2 Amanat Integrasi dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional ........................ 41
4.1.3 Kedudukan RPJMD terhadap RTRW .............................................................................. 43
4.1.4 Konsistensi Perencanaan dari Jangka Panjang ke dalam Jangka Menengah ................. 44
4.2 Integrasi antara RTRW dan RPJMD ...................................................................................... 48
4.2.1 Integrasi Proses/Dokumen ............................................................................................ 48
4.2.2 Legalitas RTRW............................................................................................................... 49
4.2.3 Sinkronisasi Periodisasi Waktu ...................................................................................... 55
4.2.4 Integrasi Muatan RTRW dengan RPJMD dan RKPD Provinsi ......................................... 60
4.2.5 Integrasi Nomenklatur ................................................................................................... 90
4.2.6 Langkah-langkah Pengintegrasian RTRW ke dalam RPJMD ........................................... 94
4.3 Isu-Isu Pengintegrasian ......................................................................................................... 98
BAB 5 REKOMENDASI DAN TINDAK LANJUT ..................................................................................... 103
1. Pada tingkat nasional atau Pemerintah Pusat ........................................................................ 103
2. Pada tingkat daerah atau Pemerintah Daerah ....................................................................... 103
iii
DAFTAR GAMBAR DAN TABEL
Gambar 1.1 Metodologi Kegiatan 5
Gambar 2.1 Alternatif I Integrasi Prosedur Penyusunan Rencana Tata Ruang dan 12
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Gambar 2.2 Alternatif II Integrasi Prosedur Penyusunan Rencana Tata Ruang dan 13
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Gambar 2.3 Model Integrasi Perumusan RPJPD, RPJMD dan Renstra SKPD dengan 14
RTRW Berdasarkan Legalitas/Kekuatan hukum
Gambar 4.1 Keterkaitan Rencana Pembangunan dan Rencana Tata Ruang 42
Gambar 4.2 Keterkaitan RTRW dengan RPJMD dan Renstra SKPD 43
Gambar 4.3 Konsistensi Perencanaan Jangka Panjang ke Perencanaan Jangka 45
Menengah
Gambar 4.4 Integrasi Proses/Dokumen RTRW dan RPJMD 49
Gambar 4.5 Prosedur Penetapan Perda RTRW 50
Gambar 4.6 Integrasi RTRW dan RPJMD berdasarkan Status Kekuatan Hukum RTRW 52
Gambar 4.7 Sinkronisasi RPJMD dengan RTRW yang Sedang Peninjauan Kembali (PK) 54
Gambar 4.8 Sinkronisasi Periodisasi Waktu Kondisi Ideal 55
iv
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 LatarBelakang
Dalam rangka pemanfataan ruang, terdapat dokumen rencana pembangunan yang juga
menjadi acuan bagi pengguna ruang, baik di Pusat maupun Daerah. Menurut Undang-
Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN),
Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib menyusun Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJP), Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) dan Rencana Kerja
Pemerintah (RKP). Lebih lanjut, masing-masing sektor pembangunan, baik di Pusat maupun
Daerah, wajib menyusun Rencana Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja (Renja).
Baik UU SPPN maupun UUPR menghendaki sebuah keintegrasian, yaitu agar dokumen
rencana tata ruang yang dibuat dapat selaras dengan dokumen rencana pembangunan.
Lebih khusus lagi, UU No. 17 Tahun 2007 RPJP Nasional 2005-2025 mengamanatkan bahwa
konsistensi pemanfaatan ruang dapat dicapai dengan mengintegrasikannya ke dalam
dokumen perencanaan pembangunan. Pemerintah Pusat, melalui pendekatan
pembangunan berbasis kewilayahan mulai pada RPJMN 2010-2014 telah melakukan
sinkronisasi tersebut. Produk dari integrasi kedua dokumen rencana tersebut adalah Buku III
RPJMN 2010-2014 dan Buku III RPJMN 2015-2019; dan setiap tahun dijabarkan di dalam
RKP. Proses sinkronisasi rencana tata ruang dan rencana pembangunan di Daerah perlu juga
dilakukan dengan mengacu pada proses yang terjadi di Pusat.
Namun demikian, upaya sinkronisasi di Daerah tersebut kerap menemui kendala. Hal ini
disebabkan karena meskipun sudah tersedia peraturan perundangan yang mengindikasikan
perlunya keintegrasian dokumen perencanaan, namun hal tersebut belum dituangkan
secara eksplisit untuk mewajibkan daerah melakukan sinkronisasi dokumen perencanaan.