Anda di halaman 1dari 352

PEMERINTAH

KABUPATEN GUNUNGKIDUL

PERUBAHAN
RENCANA PEMBANGUNAN
JANGKA MENENGAH DAERAH
TAHUN 2016-2021

PEMERINTAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL


TAHUN 2017
BERITA DAERAH
KABUPATEN GUNUNGKIDUL
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul )
Nomor : 14 Tahun : 2017

PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL


DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA
NOMOR 14 TAHUN 2017
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL
NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN
JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA


BUPATI GUNUNGKIDUL,
Menimbang : a. bahwa Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-2021 telah ditetapkan
dengan Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2016;
b. bahwa dengan ditetapkannya Peraturan Daerah Kabupaten
Gunungkidul Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan
dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Gunungkidul
perlu dilakukan penyesuaian terhadap Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah sebagaimana
dimaksud dalam huruf a;
c. bahwa berdasarkan hasil pencermatan kembali terhadap
indikator dan target kinerja perlu dilakukan penyesuaian
terhadap beberapa indikator dan target kinerja yang telah
ditetapkan;
d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf b dan c, perlu mengubah Peraturan Daerah
sebagaimana dimaksud dalam huruf a;
e. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana tersebut
huruf a, huruf b, huruf c, dan huruf d perlu menetapkan
Peraturan Daerah tentang Perubahan atas Peraturan Daerah
Kabupaten Gunungkidul Nomor 4 Tahun 2016 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-2021;
Mengingat : 1. Pasal 18 ayat (6) Undang Undang Dasar Negara Republik
Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang
Pembentukan Daerah-daerah Kabupaten dalam Lingkungan
Daerah Istimewa Yogyakarta (Berita Negara Republik
Indonesia Tahun 1950 Nomor 44);
3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104);
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah terakhir
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang
Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58);
5. Peraturan Pemerintah 32 Tahun 1950 tentang Penetapan
Mulai Berlakunya Undang-Undang Tahun 1950 Nomor 12,
13, 14, dan 15 dari hal Pembentukan Daerah-daerah
Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Timur, Jawa
Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 1950 Nomor 59);
6. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 2 Tahun
2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2005-2025
(Lembaran Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2010
Nomor 2 Seri E);
7. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 6 Tahun
2011 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2010 – 2030 (Lembaran Daerah
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011 Nomor 3 Seri E);
8. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 18
Tahun 2012 tentang Tata Cara Penyusunan Rencana
Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan Musyawarah
Perencanaan Pembangunan Daerah (Lembaran Daerah
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 Nomor 11 Seri E);
9. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 4 Tahun
2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016–2021
(Lembaran Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016
Nomor 4, Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten
Gunungkidul Nomor 14);
10. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 6 Tahun
2016 tentang Urusan Pemerintahan Daerah (Lembaran
Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016 Nomor 6,
Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Gunungkidul
Nomor 15);
11. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 7 Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Kabupaten Gunungkidul (Lembaran Daerah Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2016 Nomor 7, Tambahan Lembaran
Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 16);

Dengan Persetujuan Bersama


DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH
KABUPATEN GUNUNGIDUL
dan
BUPATI GUNUNGKIDUL

MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG PERUBAHAN ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR
4 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN
JANGKA MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021.

Pasal I
Beberapa ketentuan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul
Nomor 4 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Tahun 2016-2021 (Lembaran Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun
2016 Nomor 4) diubah sebagai berikut :

1. Ketentuan Pasal 3 diubah sehingga berbunyi sebagai berikut :

Pasal 3
Sistematika RPJMD sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2, terdiri dari:
BAB I PENDAHULUAN
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH
BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH
BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN
BAB VI STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEBANGUNAN
DAERAH
BAB VII KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM
PERANGKAT DAERAH
BAB VIII KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IX PENUTUP
2. Mengubah lampiran sehingga menjadi sebagaimana tercantum dalam
lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan
Daerah ini.

Pasal II
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan
Daerah ini dengan penempatannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten
Gunungkidul.

Ditetapkan di Wonosari
pada tanggal 27 Desember 2017
BUPATI GUNUNGKIDUL,
ttd
BADINGAH
Diundangkan di Wonosari
pada tanggal 27 Desember 2017
SEKRETARIS DAERAH
KABUPATEN GUNUNGKIDUL,
ttd
DRAJAD RUSWANDONO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN 2017 NOMOR 14

NOMOR REGISTRASI PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL


DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA : (20, 71/2017)

Salinan sesuai dengan aslinya


SEKRETARIAT DAERAH
KABUPATEN GUNUNGKIDUL
KEPALA BAGIAN HUKUM,

HERY SUKASWADI, SH. MH.


NIP. 19650312 198903 1 009
PENJELASAN
ATAS
PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL
NOMOR 14 TAHUN 2017
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL
NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA
MENENGAH DAERAH TAHUN 2016-2021

I. UMUM
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2016-2021 telah ditetapkan dengan Peraturan
Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 4 Tahun 2016 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016–2021. Sebagai
dokumen perencanaan jangka menengah yang berlaku selama 5 tahun
telah diupayakan disusun sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku. Dalam penyusunannya juga telah memperhatikan dinamika
perkembangan masyarakat, lingkungan strategis daerah untuk menjawab
segala isu dan permasalahan pembangunan selama periode RPJMD.
Namun dalam perjalanan pelaksanaan RPJMD terdapat beberapa hal yang
harus disesuaikan guna penyempurnaan dokumen RPJMD.
Rencana Pembanguan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021
disusun pada saat masih diterapkan peraturan daerah tentang organisasi
perangkat daerah yang disusun berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor
38 Tahun 2008. Setelah RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-
2021 ditetapkan, sebagai tindak lanjut ditetapkannya Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah Pemerintah telah
menetapkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang
Perangkat Daerah. Dengan terbitnya Peraturan Pemerintah tersebut
kemudian ditindaklanjuti oleh pemerintah daerah dengan menetapkan
Peraturan Daerah tentang Perangkat Daerah yang berakibat pada
perubahan susunan organisasi perangkat daerah.
Dengan diundangkanya Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul
Nomor 7 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah Kabupaten Gunungkidul, terdapat beberapa hal yang perlu
disesuaikan dalam RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-2021
yang berkaitan dengan :
1. Kebijakan Umum dan Program Pembangunan Daerah;
2. Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai Kebutuhan
Pendanaan;
3. Penajaman indikator tujuan pembangunan daerah;
4. Penyesuaian rumusan indikator sasaran Perangkat Daerah;
5. Penyesuaian Indikator Kinerja Sasaran Perangkat Daerah;
6. Penyesuaian dan penataan program pembangunan prioritas dengan
sasaran yang akan dicapai;
7. Penyesuaian dan penataan program dengan Perangkat Daerah
pengampu program;
8. Penyesuaian numenklatur program;
9. Penyesuaian indikator program.

Pada saat proses penyusunan Peraturan Daerah ini, pemerintah


menerbitkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017
tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan
Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah,
dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah. Apabila dibandingkan dengan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010, terdapat beberapa
perbedaan mendasar dalam proses penyusunan dokumen perencanaan
pembangunan daerah, termasuk di dalamnya dokumen RPJMD. Salah satu
perbedaan adalah berkaitan dengan sistematika penyajian dokumen RPJMD,
sehingga dokumen RPJMD yang ada saat ini perlu disesuaikan sitematika
penyajiannya.
Atas dasar pertimbangan tersebut di atas, perlu membentuk Peraturan
Daerah tentang Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten
Gunungkidul Nomor 4 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016–2021.

II. PASAL DEMI PASAL


Pasal I
Cukup jelas.
Pasal II
Cukup jelas.

TAMBAHAN LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 33


DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………… i


DAFTAR TABEL ………………………………………………………………………… iii
DAFTAR GAMBAR …………………………………………………………………….. viii
BAB I Pendahuluan ……………………………………………………………. I-1
1.1 Latar Belakang …………………………………………………. I-1
1.2 Dasar Hukum Penyusunan ………………………………….. I-3
1.3 Hubungan Antar Dokumen ………………………………….. I-4
1.3.1 Hubungan RPJMD dengan RPJPD ……………… I-4
1.3.2 Hubungan RPJMD Kabupaten RPJMN ………… I-4
1.3.3 Hubungan RPJMD Kabupaten RPJMD Daerah
Istimewa Yogyakarta ……………………………….. I-5
1.3.4 Hubungan RPJMD dengan RKPD I-5
1.3.5 Hubungan RPJMD dengan Renstra Perangkat I-5
Daerah …………………………………………………
1.3.6 Hubungan RPJMD dengan Rencana Tata
Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten
Gunungkidul ………………………………………….. I-5
1.3.7 Hubungan RPJMD Kabupaten Gunungkidul
dengan RPJMD dan RTRW Kabupaten/Kota
Lain ……………………………………………………… I-5
1.3.8 Hubungan RPJMD dengan KLHS RPJMD I-5
1.4 Maksud dan Tujuan …………..………………………………. I-6
1.5 Sistematika Penulisan ………………………………………… I-7
1.6 Tahapan Penyusunan RPJMD ..…………………………… I-7
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah …………….…………………. II-1
2.1 Aspek Geografi dan Demografi ……………………………… II-3
2.1.1 Karakteristik Lokasi dan Wilayah ………………. II-3
2.1.2 Potensi Pengembangan Wilayah …………………. II-10
2.1.3 Wilayah Rawan Bencana ………………………….. II-14
2.1.4 Demografi …………………………………………….. II-17
2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat………………………….. II-21
2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemetaan Ekonomi.. II-21
2.2.2 Fokus Kesejahteraan Sosial ……………………… II-42
2.2.3 Fokus Seni Budaya dan Olahraga ………………. II-50
2.3 Aspek Pelayanan Umum …………………………………… II-50
2.3.1 Urusan Pemerintahan Wajib Pelayanan Dasar II-51
2.3.2 Urusan Pemerintahan Wajib Non Pelayanan
Dasar ………………………………………………….. II-78
2.3.3 Urusan Pemerintahan Pilihan ……………………. II-120
2.3.4 Fungsi Penunjang Urusan ………………………. II-129
2.3.5 Evaluasi Pencapaian RPJMD Tahun 2010-
2015 …………………………………………………… II-135
2.4 Aspek Daya Saing Daerah …………………………………… II-141
2.4.1 Kemampuan Ekonomi Daerah …………………… II-141
2.4.2 Fasilitas Wilayah/Infrastruktur …………………. II-142
2.4.3 Iklim Investasi ……………………………………….. II-145
2.4.4 Sumber Daya Manusia …………………………….. II-146
BAB III Gambaran Keuangan Daerah.................................................. III-1
3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu …………………………...... III-1
3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD………………………… III-1
3.1.2 Neraca Daerah………………………………………... III-6
3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu…...…........ III-12
3.2.1 Analisis Pembiayaan …..…………………………... III-14
3.3 Kerangka Pendanaan.................................................... III-17
3.3.1 Arah Kebijakan Pengelolaan Pendapatan
Daerah………………………………………………….. III-17
3.3.2 Arah Kebijakan Pengelolaan Belanja Daerah … III-20

i
3.3.3 Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah …………… III-25
BAB IV Analisis Isu-Isu Strategis ……………………………………………... IV-1
4.1 Permasalahan Pembangunan ………………………………. IV-1
4.1.1 Pemerintahan ………………………………………… IV-1
4.1.2 Sosial dan Budaya …………………………………. IV-1
4.1.3 Kependudukan dan Keluarga Berencana ……. IV-3
4.1.4 Ekonomi, Pariwisata, dan Sumber Daya Alam . IV-3
4.1.5 Prasarana Wilayah ………………………………….. IV-4
4.1.6 Geomorfologi dan Lingkungan Hidup ………….. IV-6
4.2 Kajian Lingkungan Strategis ………………………………… IV-6
4.2.1 Kajian Kebijakan Pembangunan Internasional
dan Nasional ………………………………………….. IV-6
4.2.2 Kebijkan Pembangunan Pemerintah Daerah
Daerah Istimewa Yogyakarta ……………………… IV-16
4.2.3 Kebijakan Pembangunan Daerah Lainnya …….. IV-19
4.2.4 Kajian Kebijakan Pemerintah Kabupaten
Gunungkidul …………………………………………. IV-23
4.3 Isu Stragetis Kabupaten Gunungkidul ……………………. IV-26
BAB V Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran ……………………………………. V-1
5.1 Visi ………………………………………………………………. V-2
5.2 Misi ………………………………………………………………. V-5
5.3 Tujuan dan Sasaran …………………………………………. V-10
BAB VI Strategi dan Arah Kebijakan dan Program Pembangunan VI-1
Daerah....................................................................................
6.1 Analisis Eksternal …………………………………………….. VI-2
6.2 Analisis Internal ………………………………………………. VI-3
6.3 Strategi dan Arah Kebijakan ………………………………… VI-6
BAB VII Kerangka Pendanaan Pembangunan dan Program Perangkat VII-1
Daerah …….............................................................................
BAB VIII Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah………............. VIII-1
BAB IX Penutup ………..………………………………………………………… IX-1
9.1 Pedoman Transisi ……………………………………………… IX-1
9.2 Kaidah Pelaksanaan …………………………………………… IX-1

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perubahan Perangkat Daerah ………………………………. I-2


Tabel 2.1 Nama Bupati Gunungkidul .......................................... II-2
Tabel 2.2 Luas dan Pembagian Wilayah Administratif Kabupaten
Gunungkidul …………………………………………………….. II-5
Tabel 2.3 Pulau-Pulau di Wilayah Kabupaten Gunungkidul ……… II-6
Tabel 2.4 Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2016 ….. II-17
Tabel 2.5. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin per
Kecamatan di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016 …. II-20
Tabel 2.6. Kepadatan Penduduk per Kecamatan di Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2016 ……………………………………. II-20
Tabel 2.7. PDRB Kabupaten Gunungkidul ADHB Tahun 2010
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2016 (Juta
Rupiah) …………………………………………………………… II-26
Tabel 2.8. PDRB Kabupaten Gunungkidul ADHK Tahun 2010
Menurut Lapanga Usaha Tahun 2012-2016 (Juta
Rupiah) …………………………………………………………… II-27
Tabel 2.9 PDRB Kabupaten Gunungkidul ADHB Menurut Lapanga
Usaha Tahun 2010-2015 (%) ………………………………... II-28
Tabel 2.10 PDRB Kabupaten Gunungkidul ADHK Tahun 2010
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2016 (%) ……… II-29
Tabel 2.11 Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Riil
Kabupaten Gunungkidul Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2012-2016 (%) ………………………………………….. II-30
Tabel 2.12 PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016 (Juta Rp)…. II-34
Tabel 2.13 PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut
Pengeluaran Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016
(Juta Rp) …………………………………………………………. II-34
Tabel 2.14 Distribusi PDRB ADHB Menurut Pengeluaran,
Kabupaten Gunungkidul, Tahun 2012 - 2016 (%) ……… II-35
Tabel 2.15 Distribusi PDRB ADHK 2010 Menurut Pengeluaran,
Kabupaten Gunungkidul, Tahun 2012 - 2016 (%)………. II-36
Tabel 2.16 Laju Inflasi Tahun ke Tahun (year on year) di
Gunungkidul Kota Yogyakarta, dan Nasional Tahun
2011 - 2016 ……………………………………………………… II-38
Tabel 2.17 Rasio Gini Menurut Tipe Daerah di Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2011-2014 ……………….……………. II-38
Tabel 2.18 Jumlah Penduduk Miskin dan Persentase Penduduk
Miskin Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011-2016 …… II-40
Tabel 2.19 Status Kesejahteraan Individu per Kecamatan di
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2015…………………….. II-40
Tabel 2.20 Jumlah Penerima Raskin dan Jenis Kloset per
Kecamatan di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016……. II-41
Tabel 2.21 Jumlah Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dan WC
Cemplung di Kecamatan Saptosari dan Kecamatan
Gedangsari Tahun 2016 ………………………………………. II-42
Tabel 2.22 Perkembangan Angka Melek Huruf Tahun 2012-2016
Kabupaten Gunungkidul …………………………………….. II-43
Tabel 2.23 Angka Partisipasi Sekolah Menurut Jenis Kelamin dan
Usia Sekolah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013-
2015 (%) …………………………………………………………. II-44
Tabel 2.24 Status Gizi Balita Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013-
2015 ……………………………………………………….……… II-49
Tabel 2.25 Jumlah Grup Kesenian dan Klub Olahraga Tahun 2012-
2016 …………………………………………………….…………. II-50
Tabel 2.26 Aspek Pelayanan Umum Urusan Pnedidikan Jenjang
SD/MI Kabupaten Gunungkidul 2012-2016..…………….. II-51

iii
Tabel 2.27 Aspek Pelayanan Umum Urusan Pendidikan Jenjang
SLTP Kabupaten Gunungkidul 2011-2015..……………….. II-52
Tabel 2.28 Aspek Pelayanan Umum Urusan Pnedidikan Jenjang
SLTA Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011-
2015..……………………………………………………………… II-53
Tabel 2.29 Capaian SPM Bidang Pendidikan Dasar…...…………….. II-54
Tabel 2.30 Jenis dan Jumlah Fasilitas Penunjang Kesehatan
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016………………. II-60
Tabel 2.31 Jumlah Tenaga Medis yang Bekerja di 30 Puskesmas se-
Kabupaten Gunungkidul 2012-2016 ………………………. II-60
Tabel 2.32 Jumlah Tenaga Kesehatan di RSUD Wonosari II-61
Kabupaten Gunungkidul 2017 ……………………………….
Tabel 2.33 Indikator Kinerja Bidang Kesehatan Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2012-2016….…………………………. II-61
Tabel 2.34 Capaian SPM Bidang Kesehatan ………………………….. II-62
Tabel 2.35 Panjang Jalan menurut Statusnya di Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2012-2016 (Km) …………………….. II-64
Tabel 2.36 Kondisi Jalan Kabupaten di Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2012-2016 (Km) .............................................. II-64
Tabel 2.37 Jenis Perkerasan Jalan Kabupaten di Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2012-2016 (Km) .……………………. II-64
Tabel 2.38 Kondisi Jembatan di Kabupaten Gunungkidul Tahun
2012-2016 (Buah) ……………………………………………… II-65
Tabel 2.39 Capaian SPM Bidang Pekerjaan Umum………………….. II-68
Tabel 2.40 Indikator Perumahan Kabupaten Gunungkidul Tahun
2012-2016 ……………………………………………………….. II-72
Tabel 2.41 SPM Bidang Perumahan Rakyat …………………………… II-72
Tabel 2.42 Jumlah Aparat, Sarana Keamanan dan Jumlah
Pelanggaran K3 Kabupaten Gunungkidul 2012-2016 … II-73
Tabel 2.43 SPM Bidang Pemerintahan Dalam Negeri ……………….. II-74
Tabel 2.44 Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2012-2016 ……………………………. II-75
Tabel 2.45 Capaian SPM Bidang Sosial ………………………………… II-76
Tabel 2.46 Indikator Ketenagakerjaan Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2012-2016 ………………………………………………. II-78
Tabel 2.47 Capaian SPM Bidang Ketenagakerjaan ………………….. II-79
Tabel 2.48 Jumlah Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Golongan dan
Jenis Kelamin Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-
2016 ………………………………………………………………. II-81
Tabel 2.49 Jumlah Pejabat Struktural Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2012-2016 ………………………............................ II-81
Tabel 2.50 Jumlah Anggota DPRD Gunungkidul Menurut Komisi
dan Jenis Kelamin Tahun 2012-2016 ……………………. II-82
Tabel 2.51 Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2012-2016 ……………………………. II-82
Tabel 2.52 SPM Bidang layanan Terpadu Bagi Perempuan dan Anak
Korban Kekerasan …………………………………………….. II-83
Tabel 2.53 Potensi Kerawanan Pangan dan Gizi Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2016 …………………………………… II-87
Tabel 2.54 Perkembangan Potensi Kerawanan Pangan dan Gizi
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016 …………….. II-88
Tabel 2.55 Desa Rawan Pangan Kabupaten Gunungkidul Tahun
2016 ……………………………………………………………….. II-89
Tabel 2.56 SPM Bidang Ketahanan Pangan …………………………… II-90
Tabel 2.57 Jumlah Tanah Yang Bersertifikat di Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2012-2016 ……………………………. II-90
Tabel 2.58 Indeks Pencemaran Air Sungai Yang Melewati Kota
Wonosari Tahun 2016 ………………………………………… II-92
Tabel 2.59 SPM Bidang Lingkungan Hidup ……………………………. II-93

iv
Tabel 2.60 Jumlah Penduduk Kabupaten Gunungkidul Tahun
2012-2016 ……………………………………………………….. II-95
Tabel 2.61 Perkemangan Kepemilikan Dokumen Kependudukan di
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016 …………….. II-95
Tabel 2.62 Data Desa Menurut Indeks Desa Membangun Tahun
2016 ……………………………………………………………….. II-97
Tabel 2.63 Indikator Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016………………. II-97
Tabel 2.64 SPM Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga
Sejahtera…………………………………………………………. II-98
Tabel 2.65 Indikator Urusan Perhubungan Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2012-2016 ………………………………………………. II-99
Tabel 2.66 Capaian SPM Bidang Perhubungan ……………………….. II-101
Tabel 2.67 SPM Bidang Komunikasi dan Informatika ………………. II-108
Tabel 2.68 Data Koperasi yang Melaksanakan RAT Tahun 2011-
2015 ……………………………………………………………….. II-109
Tabel 2.69 Perkembangan Investasi di Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2013-2016 ……………………………………………… II-110
Tabel 2.70 Jumlah Izin yang Dilayani oleh Kantor Penanaman
Modal dan Pelayanan Terpadu Kabupaten Gunungkidul II-110
Tahun 2012-2016 ……………………………………………….
Tabel 2.71 SPM Bidang Penanaman Modal ……………………………... II-111
Tabel 2.72 Jumlah Karang Taruna, Jumlah Organisasi Olahraga
dan Jumlah Gedung Olahraga di Kabupaten II-117
Gunungkidul Tahun 2012-2016 …………………………….
Tabel 2.73 Indikator Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul Tahun II-118
2012-2016 ………………………………………………………..
Tabel 2.74 Capaian SPM Bidang Kesenian ……………………………. II-118
Tabel 2.75 Jumlah Koleksi, Pustakawan, Pengunjung, Anggota dan
Sarana Prasarana Perpustakaan Kabupaten
Gunungkidul tahun 2012-2016 ……………………………. II-119
Tabel 2.76 Volume, Jumlah SDM dan Sarana Kearsipan kabupaten
Gunungkidul Tahun 2012-2016 ……………………………. II-120
Tabel 2.77 Perkembangan Produksi Perikanan Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2012-2016 ……………………………. II-121
Tabel 2.78 Jumlah Wisatawan yang Berkunjung ke Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2012-2016 ……………………………. II-122
Tabel 2.79 Pendapatan Sektor Pariwisata Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2012-2016 ………………………………………………. II-122
Tabel 2.80 Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Padi dan
Palawija Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016 … II-123
Tabel 2.81 Perkembangan Indikator Peternakan di Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2012-2016 …………………………… II-124
Tabel 2.82 Luas Areal, Luas Panen, Jumlah Produksi, Rata-rata
Produksi dan Jumlah Petani Komoditas Perkebunan
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016 ……………. II-126
Tabel 2.83 Luas dan Produksi Komoditas Kehutanan Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2012-2016 ……………………………. II-127
Tabel 2.84 Sarana Perdagangan di Kabupaten Gunungkidul Tahun
2012-2016 ………………………………………………………… II-128
Tabel 2.85 Data Industri Kecil Menengah di Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2014-2016 ……………………………. II-128
Tabel 2.86 Jumlah Pemberangkatan Transmigram Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2012-2016 ……………………………. II-129
Tabel 2.87 Dokumen Perencanaan Pembangunan Tahun 2012-2016
Kabupaten Gunungkidul …………………………………….. II-130
Tabel 2.88 Data Realisasi Pendapatan Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2014 sampai dengan 2016 …………………………. II-131
Tabel 2.89 Data Realisasi Belanja Kabupeten Gunungkidul Tahun

v
2014 sampai dengan 2016 …………………………………… II-131
Tabel 2.90 Realisasi Pembiayaan Daerah Kabupeten Gunungkidul
Tahun 2014 s.d. 2016 …………………………………………. II-132
Tabel 2.91 Komposisi PNS Kabupaten Gunungkidul Menurut
Golongan Tahun 2012-2016 …………………………………. II-133
Tabel 2.92 Jumlah Pejabat Struktural Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2012-2016 ………………………………………………. II-133
Tabel 2.93 Skala Pengukuran Pencapaian Sasaran RPJMD Tahun
2010-2015 ………………………………………………………... II-136
Tabel 2.94 Pencapaian Sasaran RPJMD Tahun 2010-2015 ……….. II-137
Tabel 2.95 Kondisi Jalan di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-
2016 ……………………………………………………………….. II-143
Tabel 2.96 Jumlah Tenaga Kerja Listrik yang Diproduksi, Terjual
dan Jumlah Pelanggan Listrik Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2013-2016 ………………………………………………. II-143
Tabel 2.97 Kapasitas Produksi, Kapasitas Air yang Termanfaatkan,
Jumlah Pelanggan dan Sumber Mata Air yang Dikelola
Oleh PDAM Tirta Handayani dan Jumlah Sambungan
Rumah Sistem Pengelolaan Air Minum Pedesaan
(SPAMDES) Tahun 2012-2016 ……………………………… II-144
Tabel 2.98 Jumlah Tindak Kriminal Kabupaten Gunungkidul 2012-
2016 ……………………………………………………………….. II-145
Tabel 2.99 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Kabupaten Gunungkidul tahun 2012-2016 …………….. II-146
Tabel 2.100 Komposisi Penduduk dan Angka Beban Tanggungan di
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016 …………….. II-147
Tabel 3.1 Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011-2015 …………….. III-2
Tabel 3.2 Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Belanja Daerah
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011-2015 ……………. III-5
Tabel 3.3 Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja
Kabupaten Gunungkidul …………………………………….. III-6
Tabel 3.4 Neraca Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011- III-7
2015…….........................................................................
Tabel 3.5 Analisa Rasio Keuangan Kabupaten Gunungkidul Tahun
2011-2015……………………………………………….............. III-11
Tabel 3.6 Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011-2015 ……………… III-12
Tabel 3.7 Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
Kabupaten Gunungkidul ……………………………………… III-13
Tabel 3.8 Tabel Surplus (Defisit) Kabuaten Gunungkidul Tahun
2011-2015 ………………………………………………………… III-14
Tabel 3.9 Penutup Defisit Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011-
2015 ………………………………………………………………… III-15
Tabel 3.10 Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2011-2015 …………………………….. III-16
Tabel 3.11 Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2017-2021 ………………………………………………. III-19
Tabel 3.12 Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2017-2021 ………………………………………………. III-21
Tabel 3.13 Proyeksi Pengeluaran Wajib dan Mengikat Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2017-2021 ……………………………... III-22
Tabel 3.14 Proporsi untuk Belanja Menurut Prioritas ………………… III-23
Tabel 3.15 Kerangka Pendanaan Alokasi Kapasitas Riil Keuangan III-24
Daerah …………………………………………………………….
Tabel 3.16 Proyeksi Pembiayaan Daerah Kabupaten Gunungkidul III-26
Tahun 2017-2021........................................................
Tabel 4.1 Keterkaitan Kebijakan Kabupaten Gunugkidul Dengan
Daerah Lain ……………………………………………………… IV-20

vi
Tabel 4.2 Hasil Telaah RPJPD 2005-2025 ………………………….. IV-23
Tabel 5.1 Sinkronisasi Visi RPJMN, RPJMD DIY, dan RPJMD
Kabupaten Gunungkidul …………………………...……….. V-4
Tabel 5.2 Sinkronisasi Visi Rancangan RPJMD DIY, dan RPJMD
Kabupaten Gunungkidul …………………………………….. V-5
Tabel 5.3 Sinkronisasi Misi RPJMD Kabupaten Gunungkidul dan
Agenda Prioritas RPJMN (Nawacita) ………………………… V-7
Tabel 5.4 Sinkronisasi Misi RPJMD Kabupaten Gunungkidul dan
RPJMD DIY ………………………………………………………. V-9
Tabel 5.5 Sinkronisasi Misi RPJMD Kabupaten Gunungkidul dan
Rancangan RPJMD DIY ….…………………………………… V-9
Tabel 5.6 Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2016-2021 …………………………….. V-11
Tabel 5.7 Target Pencapaian Tujuan Jangka Menengah…………. V-13
Tabel 5.8 Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah
Kabupaten Gunungkidul.................................…………. V-14
Tabel 6.1 Arah Kebijakan Pembangunan Lima Tahunan dalam
RPJPD Tahun 2005-2025 …………………………………….. VI-1
Tabel 6.2 Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman.. VI-4
Tabel 6.3 Analisis SWOT ………………………………………………….. VI-5
Tabel 6.4 Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Arah
Kebijakan Pembangunan Kabupaten Gunungkidul …... VI-7
Tabel 6.5 Program Pembangunan Daerah..................................... VI-14
Tabel 7.1 Kebijakan Umum Dan Program Pembangunan pada Misi
1 RPJMD Kabupaten Gunungkidul tahun 2016-2021…. VII-5
Tabel 7.2 Kebijakan Umum Dan Program Pembangunan pada Misi
2 RPJMD Kabupaten Gunungkidul tahun 2016-2021…. VII-12
Tabel 7.3 Kebijakan Umum Dan Program Pembangunan pada Misi
3 RPJMD Kabupaten Gunungkidul tahun 2016-2021…. VII-17
Tabel 7.4 Kebijakan Umum Dan Program Pembangunan pada Misi
4 RPJMD Kabupaten Gunungkidul tahun 2016-2021…. VII-19
Tabel 7.5 Kebijakan Umum Dan Program Pembangunan pada Misi
5 RPJMD Kabupaten Gunungkidul tahun 2016-2021…. VII-22
Tabel 7.6 Kebijakan Umum Dan Program Pembangunan pada Misi
6 RPJMD Kabupaten Gunungkidul tahun 2016-2021…. VII-25
Tabel 7.7 Program Pembangunan Tahun 2016 ………………………. VII-28
Tabel 7.8 Indikasi Rencana Program Prioritas yang disertai
Kebutuhan Pendanaan Tahun 2016-2021 ………………. VII-34
Tabel 7.9 Indikasi Rencana Program Pendukung Tugas dan Fungsi
Perangkat Daerah yang Disertai Kebutuhan Pendanaan
Tahun 2016-2021 ………………………………………………. VII-46
Tabel 8.1 Sasaran dan Indikator Kinerja Utama Daerah …………. VIII-1
Tabel 8.2 Penetapan Indiktor Kinerja Utama Daerah Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2016-2021 …….……………………….. VIII-2
Tabel 8.3 Sasaran dan Indikator Kinerja Sasaran Perangkat
Daerah ……………………………………………………………. VIII-8

vii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Hubungan Antar Dokumen Perencanaan ............................. 1-6


Gambar 1.2 Tahapan Penyusunan RPJMD ............................................... 1-9
Gambar 2.1 Peta Administrasi Kabupaten Gunungkidul........................... II-4
Gambar 2.2 Peta Rawan Bencana Kabupaten Gunungkidul ................... II-16
Gambar 2.3 Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Gunungkidul
Tahun 1961-2010................................................................ II-17
Gambar 2.4 Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2011-2015 .......................................... II-18
Gambar 2.5 Persentase Komposisi Penduduk Menurut Umur
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011-2015 ........................ II-19
Gambar 2.6 Piramida Penduduk Kabupaten Gunungkidul Tahun
2015 .................................................................................... II-19
Gambar 2.7 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Gunungkidul
(%) Tahun 2012-2016 .......................................................... II-30
Gambar 2.8 PDRB Per Kapita Kabupaten Gunungkidul (Juta
Rupiah) 2010-2015 ............................................................. II-33
Gambar 2.9 Perbandingan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan
Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran
Kabupaten Gunungkidul, Tahun 2012-2016 ....................... II-35
Gambar 2.10 Nilai (Juta Rp) dan Pertumbuhan (%) PDRB ADHK 2010
Menurut Pengeluaran Kabupaten Gunungkidul, Tahun
2011-2015........................................................................... II-37
Gambar 2.11 Nilai Inflasi YoY di Kota Wonosari, Kota Yogyakarta dan
Nasional Tahun 2011-2015 ................................................. II-37
Gambar 2.13 Angka Kemiskinan Kabupaten Gunungkidul Tahun
2011-2015 (%) ..................................................................... II-39
Gambar 2.14 Angka Melek Huruf Kabupaten Gunungkidul Tahun
2011-2016........................................................................... II-43
Gambar 2.15 Angka Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2011-2015 .......................................... II-44
Gambar 2.16 Angka Partisipasi Kasar Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2011-2015 (%) .......................................................... II-45
Gambar 2.17 Angka Partisipasi Murni (APM) menurut Tingkat
Pendidikan di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011 –
2015 .................................................................................... II-46
Gambar 2.18 Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas menurut Pendidikan
Tertinggi yang Ditamatkan di Kabupten Gunungkidul
Tahun 2011 – 2015 (%) ....................................................... II-47
Gambar 2.19 Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011 – 2016...................... II-47
Gambar 2.20 Angka Kematian Ibu Kabupaten Gunungkidul Tahun
2011 – 2016 ........................................................................ II-48
Gambar 2.21 Usia Harapan Hidup Kabupaten Gunungkidul Tahun
2011- 2015.......................................................................... II-49
Gambar 2.22 Jumlah Desa Rawan Pangandan Gizi Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2011-2016 .......................................... II-89
Gambar 2.23 Jumlah PNS Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-
2016 .................................................................................. II-133
Gambar 2.24 Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga dalam PDRB
menurut penggunaan atas dasar harga berlaku
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 – 2016 (Juta Rp) .... II-141

viii
Gambar 2.25 Pengeluaran konsumsi Makanan dan bukan makanan
dalam PDRB menurut penggunaan atas dasar harga
berlaku Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 – 2016
(Juta Rp) ........................................................................... II-142
Gambar 2.26 Jumlah Demontrasi / Unjuk rasa Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2011– 2015 ...................................... II-145
Gambar 6.1 Indikasi Tema Pembangunan Tahun 2016-2021 ................ VI-12

ix
LAMPIRAN
PERATURAN DAERAH
KABUPATEN GUNUNGKIDUL
NOMOR TAHUN 2017
TENTANG
PERUBAHAN ATAS PERATURAN DAERAH
KABUPATEN GUNUNGKIDUL NOMOR 4
TAHUN 2016 TENTANG RENCANA
PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH
DAERAH TAHUN 2016-2021

RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH


KABUPATEN GUNUNGKIDUL
TAHUN 2016-2021

BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu kabupaten di Daerah
Istimewa Yogyakarta yang menyelenggarakan Pemilihan Kepala Daerah secara
serentak pada tahun 2015. Sesuai ketentuan Undang- Undang Nomor 25
Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan
Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah beserta
peraturan teknisnya, kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih harus
menyusun rencana pembangunan jangka menengah sesuai periode
jabatannya. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah yang
selanjutnya disingkat RPJMD adalah dokumen perencanaan daerah untuk
periode 5 (lima) tahun. RPJMD merupakan penjabaran Visi dan Misi Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih yang telah disampaikan pada saat
kampanye dan akan dicapai selama 5 (lima) tahun masa jabatan.
Dalam kerangka perencanaan pembangunan jangka panjang daerah,
sebagaimana tertuang dalam Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul
Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2005-2025, saat ini Kabupaten Gunungkidul
masuk dalam periode perencanaan lima tahun ketiga 2015-2020. Namun,
sebagai implikasi pelaksanaan pemilihan kepala daerah secara serentak pada
tahun 2015 dan sesuai Surat Edaran Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor: 050/795/SJ tanggal 4 Maret 2016 tentang Penyusunan
RPJMD dan RKPD Tahun 2017, maka periode RPJMD Kabupaten
Gunungkidul yang akan disusun adalah tahun 2016-2021.
Penyusunan RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-2021
menggunakan pendekatan perencanaan pendekatan politik, teknokratik,
partisipatif, atas-bawah (top-down), dan bawah-atas (bottom-up) sebagaimana
diamanatkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah. Pendekatan teknokratis menggunakan
metode dan kerangka berpikir ilmiah untuk mencapai tujuan dan sasaran
pembangunan daerah. Pendekatan partisipatif dilaksanakan dengan
melibatkan berbagai pemangku kepentingan pembangunan di daerah.
Pendekatan politis dilaksanakan dengan menerjemahkan visi dan misi kepala
daerah terpilih ke dalam dokumen perencanaan pembangunan jangka
menengah yang dibahas bersama dengan DPRD. Pendekatan atas-bawah dan
bawah-atas merupakan hasil perencanaan yang diselaraskan dalam
musyawarah pembangunan. Dengan demikian diharapkan RPJMD yang
ditetapkan dapat benar- benar menjawab permasalahan pembangunan daerah
dan mengakomodir kebutuhan masyarakat.
Untuk mewujudkan konsistensi dan sinkronisasi perencanaan
pembangunan, pada saat proses penyusunan dan penetapan pada tahun 2016
RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-2021 disusun dengan berdasar

I-1
pada arah kebijakan RPJPD Tahun 2005-2025, memperhatikan RPJMD DIY
Tahun 2012-2017 dan RPJMN Tahun 2015-2019. Strategi, kebijakan dan
program prioritas pembangunan jangka menengah daerah yang disusun
diarahkan agar dapat mewujudkan sasaran pembangunan daerah dan
mendukung pencapaian sasaran yang ditetapkan pemerintah DIY serta
pemerintah pusat.
Pada Tahun 2016 RPJMD tahun 2016-2021 disusun dan ditetapkan
berdasarkan peraturan daerah yang mengatur Urusan Daerah dan Susunan
Perangkat Daerah yang lama. Selanjutnya sebagai tindak lanjut amanat
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 dan Peraturan Pemerintah Nomor 18
Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul
menetapkan Peraturan Daerah Nomor 6 Tahun 2016 tentang Urusan
Pemerintahan dan Peraturan Daerah Nomor 7 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Gunungkidul.
Dengan berlakunya Peraturan Daerah tersebut, terjadi perubahan dalam
susunan perangkat daerah yang berakibat adanya ketidaksesuaian dalam
dokumen RPJMD terutama yang berkaitan dengan pengelompokan urusan
dan penjabaran Perangkat Daerah pengampu pencapaian target sasaran.
Untuk itu perlu dilakukan penyesuaian dan atau perubahan terhadap
dokumen RPJMD yang berkaitan dengan numenklatur perangkat daerah,
nomenklatur dan indikator program prioritas, serta rumusan dan indikator
sasaran perangkat daerah disesuaikan dengan perubahan kelembagaan
tersebut. Selain pertimbangan tersebut, proses reviu RPJMD juga diupayakan
untuk disinkronkan dengan materi rancangan RPJMD DIY Tahun 2017-2022.
Untuk memberikan gambaran tentang perubahan Perangkat Daerah
berikut ini data perubahan Perangkat Daerah sesuai Peraturan Daerah
Kabupaten Gunungkidul Nomor 7 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah :

Tabel 1.1
Perubahan Perangkat Daerah

No. Nama SKPD (Lama) No. Nama PD (Baru)


1. Dinas Pendidikan, Pemuda, dan 1. Dinas Pendidikan, Pemuda dan
Olahraga Olah Raga
2. Dinas Kesehatan 2. Dinas Kesehatan
3. Rumah Sakit Umum Daerah 3. Rumah Sakit Umum Daerah
Wonosari Wonosari
4. Dinas Pekerjaan Umum 4. Dinas Pekerjaan Umum,
Perumahan Rakyat, dan Kawasan
Permukiman
5. Dinas Pertanahan dan Tata
Ruang
5. Badan Perencanaan Pembangunan 6. Badan Perencanaan
Daerah Pembangunan Daerah
6. Dinas Perhubungan, Komunikasi, 7. Dinas Perhubungan
dan Informatika
8. Dinas Komunikasi dan
Informatika
7. Kantor Pengendalian Dampak 9. Dinas Lingkungan Hidup
Lingkungan
8. Dinas Kependudukan dan 10. Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Pencatatan Sipil
9. Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan 11. Dinas Sosial
Transmigrasi
12. Dinas Tenaga Kerja dan
Transmigrasi
10. Dinas Perindustrian, Perdagangan, 13. Dinas Perindustrian dan
Koperasi, dan ESDM Perdagangan
14. Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan
Menengah
11. Dinas Kebudayaan dan 15. Dinas Kebudayaan
Kepariwisataan

I-2
No. Nama SKPD (Lama) No. Nama PD (Baru)
16. Dinas Pariwisata
12. Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik 17. Badan Kesatuan Bangsa dan
Politik
13. Badan Penanggulangan Bencana 18. Badan Penanggulangan Bencana
Daerah
14. Satuan Polisi Pamong Praja 19. Satuan Polisi Pamong Praja
15. Sekretariat Daerah 20. Sekretariat Daerah
16. Sekretariat DPRD 21. Sekretariat DPRD
17. Dinas Pendapatan Pengelolaan 22. Badan Keuangan dan Aset
Keuangan dan Aset Daerah Daerah
18. Inspektorat Daerah 23. Inspektorat Daerah
19. Kecamatan Wonosari 24. Kecamatan Wonosari
20. Kecamatan Paliyan 25. Kecamatan Paliyan
21. Kecamatan Panggang 26. Kecamatan Panggang
22. Kecamatan Tepus 27. Kecamatan Tepus
23. Kecamatan Rongkop 28. Kecamatan Rongkop
24. Kecamatan Semanu 29. Kecamatan Semanu
25. Kecamatan Ponjong 30. Kecamatan Ponjong
26. Kecamatan Karangmojo 31. Kecamatan Karangmojo
27. Kecamatan Playen 32. Kecamatan Playen
28. Kecamatan Nglipar 33. Kecamatan Nglipar
29. Kecamatan Ngawen 34. Kecamatan Ngawen
30. Kecamatan Semin 35. Kecamatan Semin
31. Kecamatan Patuk 36. Kecamatan Patuk
32. Kecamatan Saptosari 37. Kecamatan Saptosari
33. Kecamatan Gedangsari 38. Kecamatan Gedangsari
34. Kecamatan Girisubo 39. Kecamatan Girisubo
35. Kecamatan Tanjungsari 40. Kecamatan Tanjungsari
36. Kecamatan Purwosari 41. Kecamatan Purwosari
37. Kantor Penanaman Modal dan 42. Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Pelayanan Terpadu
38. Badan Kepegawaian Daerah 43. Badan Kepegawaian Pendidikan
dan Pelatihan Daerah
39. Badan Pelaksana Penyuluhan dan
Ketahanan Pangan
40. Badan Pemberdayaan Masyarakat, 44. Dinas Pemberdayaan Perempuan,
Perempuan, dan Keluarga Perlindungan Anak, Keluarga
Berencana, Pemberdayaan
Berencana Masyarakat dan Desa
41. Kantor Perpustakaan dan Arsip 45. Dinas Perpustakaan dan
Daerah Kearsipan
42. Dinas Tanaman Pangan dan 46. Dinas Pertanian dan Pangan
Hortikultura
43. Dinas Peternakan
44. Dinas Kehutanan dan Perkebunan
45. Dinas Kelautan dan Perikanan 47. Dinas Kelautan dan Perikanan
46. Kantor Pengelolaan Pasar
Sumber : Bagian Organisasi (diolah), 2017

1.2. Dasar Hukum Penyusunan


Dasar hukum penyusunan RPJMD Tahun 2016-2021 adalah:
1. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 tentang Pembentukan Daerah-
Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta;
2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025;
4. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang;
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9

I-3
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
6. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1950 tentang Penetapan Mulai
Berlakunya Undang-Undang Tahun 1950 Nomor 12, 13, 14 dan 15 dan
Hal Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten dalam Lingkungan Provinsi
Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Daerah Istimewa Yogyakarta;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun 2008 tentang Pedoman Evaluasi
Penyelenggaraan Pemerintah Daerah;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana
Pembangunan Daerah;
9. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2015 – 2019;
10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali
terakhir dengan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun
2011 tentang Perubahan kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara
Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah Tentang Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah, Serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana
Kerja Pemerintah Daerah;
12. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tahun
2009 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2005 - 2025;
13. Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 6 Tahun
2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Provinsi
Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2012– 2017 sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Daerah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 8
Tahun 2014 tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Daerah Istimewa
Yogyakarta Nomor 6 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah Tahun 2012-2017;
14. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 2 Tahun 2010 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2005-2025;
15. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 6 Tahun 2011 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2010–2030;
16. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 18 Tahun 2012 tentang
Tata Cara Penyusunan Rencana Pembangunan Daerah dan Pelaksanaan
Musyawarah Perencanaan Pembangunan;
17. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 4 Tahun 2016 tentang
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Tahun 2016 -2021;
18. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 6 Tahun 2016 tentang
Urusan Pemerintahan Daerah;
19. Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 7 Tahun 2016 tentang
Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Gunungkidul.

1.3. Hubungan Antar Dokumen


1.3.1. Hubungan RPJMD dengan RPJPD
Dokumen RPJMD Kabupaten merupakan penjabaran RPJPD Kabupaten.
RPJMD disusun dengan berpedoman pada RPJPD Kabupaten sebagai
dokumen perencanaan yang berlaku 20 (dua puluh) tahun.
1.3.2. Hubungan RPJMD Kabupaten dengan RPJMN
Dalam penyusunan RPJMD harus mempedomani RPJMN yang
dilakukan melalui penyelarasan pencapaian visi, misi, tujuan, sasaran,

I-4
kebijakan, strategi dan program pembangunan jangka menengah
daerah kabupaten dengan arah, kebijakan umum, serta prioritas
pembangunan nasional, arah kebijakan, dan prioritas untuk bidang-
bidang pembangunan, dan pembangunan kewilayahan sesuai dengan
kewenangan, kondisi, dan karakteristik daerah.
1.3.3. Hubungan RPJMD Kabupaten dengan RPJMD Daerah Istimewa
Yogyakarta
Penyusunan dokumen RPJMD Kabupaten/Kota harus memperhatikan
Dokumen RPJMD Provinsi. Memperhatikan RPJMD provinsi
sebagaimana dilakukan melalui penyelarasan pencapaian visi, misi,
tujuan, sasaran, kebijakan, strategi dan program pembangunan jangka
menengah daerah kabupaten/kota dengan arah, kebijakan, prioritas
pembangunan jangka menengah provinsi.
1.3.4. Hubungan RPJMD dengan RKPD
Dokumen RPJMD dijabarkan ke dalam RPKD sebagai dokumen
operasional tahunan yang memuat rancangan kerangka ekonomi makro
daerah beserta kerangka pendanaan, prioritas, sasaran pembangunan,
dan rencana program dan kegiatan prioritas daerah.
1.3.5. Hubungan RPJMD dengan Renstra Perangkat Daerah
Dokumen RPJMD Kabupaten sebagai pedoman penyusunan dan
penetapan Renstra Perangkat Daerah. Rencana strategis Perangkat
Daerah memuat tujuan, sasaran, program, dan kegiatan pembangunan
dalam rangka pelaksanaan Urusan Pemerintahan Wajib dan/atau
Urusan Pemerintahan Pilihan sesuai dengan tugas dan fungsi setiap
Perangkat Daerah.
1.3.6. Hubungan RPJMD dengan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Gunungkidul
RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-2021 harus
memperhatikan dokumen Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Kabupaten Gunungkidul sebagaimana telah ditetapkan dengan
Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 6 Tahun 2011
tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gunungkidul Tahun
2010-2030, agar pelaksanaan pembangunan yang dilaksanakan oleh
pemerintah, swasta, dan masyarakat sesuai dengan tata ruang yang
ditetapkan.
1.3.7. Hubungan RPJMD Kabupaten Gunungkidul dengan RPJMD dan RTRW
Kabupaten/Kota Lain
Bahwa dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Gunungkidul
memperhatikan RPJMD dan RTRW kabupaten/kota lainnya yang
dilakukan melalui penyelarasan antara rencana pembangunan jangka
menengah daerah kabupaten/kota dengan pemanfaatan struktur dan
pola ruang kabupaten/kota lain sekitarnya (tetangga) terutama yang
berbatasan langsung dengan Kabupaten Gunungkidul.
1.3.8. Hubungan RPJMD dengan KLHS RPJMD
Bahwa dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Gunungkidul
memperhatikan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS) untuk
memastikan bahwa prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi
dasar dan terintegrasi dalam pembangunan suatu wilayah dan/atau
kebijakan, rencana, dan/atau program.

Hubungan antar dokumen perencanaan tersebut secara lebih jelas


dapat dlihat dalam gambar berikut :

I-5
20 TAHUNAN 5 TAHUNAN 1 TAHUNAN

RPJMN

RPJMD
Dipedomani Provinsi

Diperhatikan

RPJPD RPJMD RKPD


KABUPATEN KABUPATEN
Dipedomani KABUPATEN Dijabarkan

Diperhatikan Dipedomani Dipedomani

RTRW
Kabupaten Diperhatikan Rencana Strategis Rencana Kerja
Perangkat Daerah Perangkat Daerah
(Renstra PD) Dijabarkan (Renja PD)
RTRW dan RPJMD
Kabupaten/Kota
Lainnya (tetangga) KLHS RPJMD

Sumber : Diolah dari berbagai sumber


Gambar 1.1
Hubungan Antar Dokumen Perencanaan

1.4. Maksud dan Tujuan


Maksud penyusunan RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-
2021 adalah menjabarkan Visi, Misi, dan Program Kepala Daerah yang
memuat tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan, pembangunan daerah dan
keuangan daerah, serta program Perangkat Daerah dan lintas Perangkat
Daerah yang disertai dengan kerangka pendanaan bersifat indikatif untuk
jangka waktu 5 (lima) tahun yang disusun dengan berpedoman pada RPJPD
dan RPJMN.
Tujuan penyusunan RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-2021
adalah :
1. Sebagai pedoman bagi Perangkat Daerah dalam menyusun dokumen
Rencana Strategis Perangkat Daerah, yang selanjutnya disebut Renstra
PD;
2. Sebagai pedoman penyusunan RKPD;
3. Sebagai acuan dasar dalam pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
RPJMD.
4. Sebagai alat koordinasi dan acuan kerja bagi penyelenggaraan
pemerintahan, pembangunan, dan pelayanan masyarakat di daerah dalam
periode waktu 5 (lima) tahun;
5. Memberikan arah dan acuan bagi seluruh pemangku kepentingan
pembangunan daerah baik pemerintah, masyarakat, maupun dunia usaha
dalam mewujudkan visi, misi, tujuan, strategi, dan sasaran pembangunan
daerah;
6. Menjamin terlaksananya koordinasi antar pelaku pembangunan;
7. Menjamin terciptanya integrasi, sinkronisasi, dan sinergitas perencanaan
pembangunan antar wilayah, antar ruang, antar fungsi pemerintah
maupun antara Pusat dan Daerah; dan
8. Menjamin keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan, penganggaran,
pelaksanaan, dan pengendalian.

I-6
1.5. Sistematika Penulisan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2016-2021 disajikan dengan sistematika sebagai
berikut :

BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Dasar Hukum Penyusunan
1.3. Hubungan Antar Dokumen
1.4. Maksud dan Tujuan
1.5. Sistematika Penulisan
1.6. Tahapan Penyusunan RPJMD
BAB II GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1. Aspek Geografi dan Demografi
2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat
2.3. Aspek Pelayanan Umum
2.4. Aspek Daya Saing Daerah
BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH
3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu
3.2.Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu
3.3.Kerangka Pendanaan
BAB IV PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH
4.1. Permasalahan Pembangunan
4.2. Kajian Lingkungan Strategis
4.3. Isu Strategis
BAB V VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN
5.1. Visi
5.2. Misi
5.3. Tujuan dan Sasaran
BAB VI STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEBANGUNAN
DAERAH
6.1. Analisis Eksternal
6.2. Analisis Internal
6.3. Strategi dan Arah Kebijakan
6.4. Program Pembangunan Daerah
BAB VII KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN PROGRAM
PERANGKAT DAERAH
BAB VIII KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH
BAB IX PENUTUP

1.6. Tahapan Penyusunan RPJMD


Sebagai sebuah dokumen perencanaan pembangunan, RPJMD disusun
melalui tahapan-tahapan sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri
Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010. Tahapan-tahapan yang harus
dilalui tersebut menunjukkan perwujudan dari pendekatan-pendekatan
perencanaan pembangunan baik teknokratis, politis, partisipatif, serta
atas-bawah (top-down) dan bawah-atas (bottom-up).
Secara garis besar, proses penyusunan RPJMD meliputi beberapa
tahapan sebagai berikut :

I-7
a. Persiapan penyusunan RPJMD;
Dalam tahapan ini, kegiatan yang dilakukan adalah pengumpulan
data dan informasi yang diperlukan untuk proses penyusunan
RPJMD, pembentukan dan orientasi tim penyusun, serta penyusunan
jadwal kegiatan/ agenda kerja tim.
b. Penyusunan Rancangan Awal RPJMD;
Dalam tahap ini kegiatan yang dilakukan adalah analisis terhadap
data dan informasi yang telah dikumpulkan selanjutnya dirumuskan
permasalahan, isu strategis, tujuan, sasaran, strategi, arah kebijakan,
serta rancangan program pembangunan jangka menengah, yang
kemudian ditampilkan dalam bentuk rancangan awal dengan
sistematika yang telah ditentukan dalam Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 54 Tahun 2010. Proses analisis terhadap data
dilaksanakan oleh tim dan juga dilaksanakan koordinasi dan
komunikasi dengan perangkat daerah untuk membahas hal- hal yang
bersifat teknis. Pada tahap ini juga dilaksanakan proses konsultasi
publik untuk mendapatkan masukan dari pemangku kepentingan
terkait rancangan awal yang disusun. Selain itu dalam tahap
penyusunan rancangan awal ini juga dilaksanakan pembahasan
kebijakan umum dan program prioritas antara pemerintah daerah dan
DPRD yang selanjutnya dituangkan dalam kesepakatan bersama
antara Bupati dan DPRD.
c. Penyusunan Rancangan RPJMD;
Dalam tahapan ini yang dilaksanakan adalah penyampaian rancangan
awal RPJMD kepada seluruh Perangkat Daerah sebagai bahan
penyusunan Rancangan Renstra. Masing-masing Perangkat Daerah
harus menyusun rancangan Renstra untuk menerjemahkan
Rancangan Awal RPJMD sesuai tugas dan fungsi masing-masing yang
selanjutnya menjadi bahan penyempurnaan Rancangan Awal RPJMD
menjadi Rancangan RPJMD. Dalam tahapan ini juga dilaksanakan
forum Perangkat Daerah yang membahas Rancangan Awal Renstra
Perangkat Daerah.
d. Pelaksanaan Musrenbang RPJMD;
Dalam tahapan ini kegiatan yang dilakukan adalah pembahasan
Rancangan RPJMD dalam forum Musyawarah Perencanaan
Pembangunan di tingkat kabupaten yang melibatkan para pemangku
kepentingan. Dalam proses ini diharapkan dapat memberikan
tanggapan dan saran terhadap rancangan RPJMD yang telah
disempurnakan dengan mempertimbangkan masukan pemangku
kepentingan pada saat pelaksanaan konsultasi publik serta
sinkronisasi dengan rancangan Renstra Perangkat Daerah.
e. Perumusan Rancangan Akhir RPJMD;
Dalam tahapan ini, kegiatan yang dilakukan adalah penyempurnaan
Rancangan RPJMD oleh Tim Penyusun dengan memperhatikan hasil
Musrenbang RPJMD. Dalam tahapan ini juga dilaksanakan proses
review oleh Aparat Pengawas Internal Pemerintah (APIP) dalam hal ini
adalah Inspektorat Daerah serta konsultasi kepada Gubernur DIY.
Rekomendasi hasil reviu dan konsultasi tersebut selanjutnya dijadikan
bahan penyempurnaan Rancangan Akhir RPJMD.
f. Penetapan Peraturan Daerah tentang RPJMD.
Proses penetapan peraturan daerah tentang RPJMD diawali dengan
pengiriman Rancangan Peraturan Daerah tentang RPJMD dengan
dilampiri Rancangan Akhir RPJMD untuk selanjutnya dibahas antara
Bupati (Pemerintah Daerah) dan DPRD. Setelah dibahas dan
disepakati selanjutnya dituangkan dalam kesepakatan bersama antara
Bupati dan DPRD. Kegiatan selanjuntya adalah pengiriman Raperda
yang telah disepakati tersebut kepada Gubernur untuk dievaluasi.
Setelah dievaluasi oleh Gubernur, Raperda RPJMD Tahun 2016-2021
ditateapkan menjadi peraturan daerah.
Untuk memberikan gambaran yang lebih jelas, berikut ini disajikan
bagan alur proses penyusunan RPJMD tersebut :

I-8
Gambar 1.2
Tahapan Penyusunan RPJMD

I-9
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

Menurut Mr R.M Suryodiningrat dalam bukunya ”Peprentahan Praja


Kejawen” yang dikuatkan buku de Vorstenlanden terbitan 1931 tulisan G.P
Rouffaer, dan pendapat B.M.Mr.A.K Pringgodigdo dalam bukunya Onstaan
En Groei van het Mangkoenegorosche Rijk, berdirinya Gunungkidul (daerah
administrasi) tahun 1831 setahun seusai Perang Diponegoro, bersamaan
dengan terbentuknya kabupaten lain di Yogyakarta. Disebutkan bahwa
”Goenoengkidoel, wewengkon pareden wetan lepen opak. Poeniko siti
maosan dalem sami kaliyan Montjanagari ing jaman kino, dados bawah ipun
Pepatih Dalem. Ing tahoen 1831 Nagoragung sarta Mantjanagari-nipoen
Ngajogjakarta sampoen dipoen perang-perang, Mataram dados 3
wewengkon, dene Pangagengipoen wewengkon satoenggal-satoenggalipoen
dipoen wastani Boepati Wadono Distrik kaparingan sesebatan
Toemenggoeng, inggih poeniko Sleman (Roemijin Denggong), Kalasan serta
Bantoel. Siti maosan dalem ing Pengasih dipoen koewaosi dening Boepati
Wedono Distrik Pamadjegan Dalem. Makanten oegi ing Sentolo wonten
pengageng distrik ingkang kaparingan sesebatan Riya. Goenoengkidoel
ingkang nyepeng siti maosan dalem sesebatan nipoen Riya.”
Upaya yang dilakukan panitia untuk melacak Hari Jadi Kabupaten
Gunungkidul tahun 1984 baik yang terungkap melalui fakta sejarah,
penelitian, pengumpulan data dari tokoh masyarakat, pakar serta daftar
kepustakaan yang ada, akhirnya ditetapkan bahwa Kabupaten
Gunungkidul dengan Wonosari sebagai pusat pemerintahan lahir pada hari
Jumat Legi tanggal 27 Mei 1831 atau 15 Besar Je 1758 dan dikuatkan
dengan Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Gunungkidul No :
70/188.45/6/1985 tentang Penetapan hari, tanggal bulan dan tahun Hari
Jadi Kabupaten Gunungkidul yang ditandatangani oleh bupati saat itu
Drs.KRT Sosro Hadiningrat tanggal 14 Juni 1985.
Dalam rangka mengabadikan Hari Jadi Kabupaten Gunungkidul
dibangun prasasti berupa tugu di makam bupati pertama Mas Tumenggung
Pontjodirjo dengan bertuliskan Suryo sangkala dan Condro sangkala
berbunyi : NYATA WIGNYA MANGGALANING NATA ”HANYIPTA
TUMATANING SWAPROJO” Menuruut Suryo sangkala tahun 1831 dibalik
1381, sedang Condro sangkala 1758 dibalik 8571.
Secara yuridis, status Kabupaten Gunungkidul sebagai salah satu
daerah kabupaten yang berhak mengatur dan mengurus rumah tangganya
sendiri dalam lingkungan Daerah Istimewa Yogyakarta ditetapkan pada
tanggal 15 Agustus 1950 dengan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1950 jo
Peraturan Pemerintah Nomor 32 tahun 1950 pada saat Gunungkidul
dipimpin oleh KRT Labaningrat. Data Bupati Gunungkidul sejak berdiri
sampai dengan saat ini dapat dilihat dalam tabel berikut :

II - 1
Tabel 2.1
Nama Bupati Gunungkidul

No. Tahun Nama

1 1831 - …. Mas Tumenggung Pontjodirjo

2 Raden Tumenggung Prawirosetiko


3 Raden Tumenggung Suryokusumo
4 Raden Tumenggung Tjokrokusumo
5 Raden Tumenggung Padmonegoro
6 …. - 1901 Raden Tumenggung Danuhadiningrat
7 1901 – 1914 Raden Tumenggung Wiryodiningrat
8 1914 - 1930 KRT.Yudodiningrat
9 1930 – 1935 KRT.Pringgodiningrat
10 1935 – 1944 KRT.Djojodiningrat
11 1944 - 1945 KRT.Mertodiningrat
12 1945 – 1946 KRT.Dirjodiningrat
13 1946 - 1947 KRT.Tirtodiningrat
14 1947 - 1949 KRT.Suryaningrat
15 1949 - 1952 KRT.Labaningrat
16 1952 - 1955 KRT.Brataningrat
17 1955 - 1958 KRT.Wiraningrat
18 1958 - 1959 Prawirosuwignyo
19 1959 – 1974 KRT.Djojodiningrat,BA
20 1974 – 1984 Ir.Raden Darmakum Darmokusumo
21 1984 – 1989 Drs.KRT.Sosrodiningrat
22 1989 – 1994 Ir.Soebekti Soenarto
23 1994 – 2001 KRT.Harsodingrat,BA
24 2001 – 2005 Drs.KRT.Hardjohadinegoro (Drs.Yoetikno)
25 2005 – 2010 Suharto,SH
26 2010 Prof.Dr Ir Sumpeno Putro, MSc
27 2010 - 2015 Hj Badingah S.Sos
28 2016 - 2021 Hj Badingah S.Sos
Sumber : Bagian Administrasi Pemerintahan Umum SETDA Kabupaten
Gunungkidul

II - 2
2.1 Aspek Geografi dan Demografi
2.1.1. Karakteristik Lokasi dan Wilayah
2.1.1.1. Luas dan Batas Wilayah Admistrasi
Kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu kabupaten di
Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan Ibu Kota Wonosari yang
terletak 39 km sebelah tenggara Kota Yogyakarta. Secara yuridis, status
Kabupaten Gunungkidul sebagai salah satu daerah kabupaten yang berhak
mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri dalam lingkungan
Daerah Istimewa Yogyakarta ditetapkan pada tanggal 15 Agustus 1950
dengan UU no 15 Tahun 1950 jo Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun
1950 pada saat Gunungkidul dipimpin oleh KRT Labaningrat.
Luas wilayah Kabupaten Gunungkidul 1.485,36 km2 atau sekitar
46,63 % dari luas wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta, dengan batas
wilayah dirinci sebagai berikut:
a. Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Sleman dan Kabupaten
Bantul Daerah Istimewa Yogyakarta.
b. Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Klaten dan Kabupaten
Sukoharjo Provinsi Jawa Tengah.
c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Wonogiri Provinsi Jawa
Tengah.
d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia

Gambaran wilayah Kabupaten Gunungkidul secara administratif


dapat dilihat pada gambar 2.1 sebagai berikut:

II - 3
Sumber : RTRW Kabupaten Gunungkidul 2010-2030
Gambar 2.1
Peta Administrasi Kabupaten Gunungkidul
II - 4
Secara administratif Kabupaten Gunungkidul terbagi menjadi 18
Kecamatan yang meliputi 144 desa dan 1.431 padukuhan. Luas dan
pembagian wilayah administratif Kabupaten Gunungkidul dapat dilihat
pada Tabel 2.2.

Tabel 2.2
Luas Dan Pembagian Wilayah Administratif Kabupaten Gunungkidul
LUAS Persentase JUMLAH JUMLAH JUMLAH
No. KECAMATAN
(km2) (%) DESA PADUKUHAN RW
1 Panggang 99,8 6,72 6 44 44
2 Purwosari 71,76 4,83 5 32 32
3 Paliyan 58,07 3,91 7 50 50
4 Saptosari 87,83 5,91 7 60 60
5 Tepus 104,91 7,06 5 83 84
6 Tanjungsari 71,63 4,82 5 72 71
7 Rongkop 83,46 5,62 8 100 100
8 Girisubo 94,57 6,37 8 82 82
9 Semanu 108,39 7,30 5 106 136
10 Ponjong 104,49 7,03 11 119 120
11 Karangmojo 80,12 5,39 9 104 104
12 Wonosari 75,51 5,08 14 103 151
13 Playen 105,26 7,09 13 101 101
14 Patuk 72,04 4,85 11 72 82
15 Gedangsari 68,14 4,59 7 67 67
16 Nglipar 73,87 4,97 7 53 53
17 Ngawen 46,59 3,14 6 67 67
18 Semin 78,92 5,31 10 116 121
Jumlah 1.485,36 100,00 144 1.431 1.525
Sumber : BPS Kabupaten Gunungkidul, (Gunungkidul Dalam Angka 2016)

2.1.1.2 Letak dan Kondisi Geografis


Secara geografis Kabupaten Gunungkidul berada pada 746 LS-809
LS dan 11021 BT-11050 BT, berada di bagian tenggara dari Daerah
Daerah Istimewa Yogyakarta. Kabupaten Gunungkidul tidak memiliki
kawasan pedalaman maupun kawasan terpencil. Menurut kondisi geografis,
desa-desa di Kabupaten Gunungkidul sebanyak 18 desa pesisir, 56 desa
terletak di lereng/punggung bukit dan 70 desa terletak di dataran.
Ditinjau dari posisi geostrategis, Kabupaten Gunungkidul
berbatasan langsung dengan Samudera Hindia yang kaya akan sumberdaya
laut dan menjadikan Kabupaten Gunungkidul memiliki wilayah berupa
kepulauan. Kabupaten Gunungkidul memiliki 28 pulau tersebar pada lima
kecamatan, yaitu Purwosari, Panggang, Tanjungsari, Tepus, dan Girisubo.
Daftar pulau di wilayah Kabupaten Gunungkidul tersebut disajikan seperti
dalam tabel berikut:

II - 5
Tabel 2.3
Pulau-Pulau di Wilayah Kabupaten Gunungkidul
No Kecamatan Desa Nama Pulau
1 Purwosari Giricahyo Gunungsemar
2 Panggang Giriwungu Payung/ Ngunggah

3 Tanjungsari Kemadang Ngrawe


Jumpino
Banjarejo Drini
Ngestirejo Watupayung siratan

4 Tepus Sidoharjo Watulawang


Watukubengan
Purwodadi Timang
Ngondo
Watupayung siung
Watupanjang
Watulambor
Watunganten Lor
Watuganten Kidul
Watubebek

5 Girisubo Balong Watutogog


Watumanukan
Watusemar
Watulumbung
Karangmomang
Jepitu Jungwok
Watutopi
Ngusalan
Glati/Kalong
Tileng Tahu
Amben
Pucung Gununggandul
Songbanyu Godeg
Watucetingan/Baron
Layar
Krokoh
Sumber : RTRW Kabupaten Gunungkidul Tahun 2010-2030

2.1.1.3.Topografi
Berdasarkan kondisi topografi Kabupaten Gunungkidul dibagi
menjadi 3 (tiga) zona pengembangan, yaitu :
a. Zona Utara disebut wilayah Batur Agung dengan ketinggian 200m -
700m di atas permukaan laut. Keadaannya berbukit-bukit terdapat
sumber-sumber air tanah kedalaman 6m – 12m dari permukaan tanah.
Jenis tanah didominasi latosol dengan batuan induk vulkanik dan
sedimen taufan. Wilayah ini meliputi Kecamatan Patuk, Gedangsari,
Nglipar, Ngawen, Semin, dan Ponjong bagian utara.
b. Zona Tengah disebut wilayah pengembangan Ledok Wonosari, dengan
ketinggian 150m – 200m di atas permukaan laut. Jenis tanah
didominasi oleh asosiasi mediteran merah dan grumosol hitam dengan
bahan induk batu kapur. Sehingga meskipun musim kemarau panjang,
partikel-partikel air masih mampu bertahan. Terdapat sungai di atas
tanah, tetapi di musim kemarau kering. Kedalaman air tanah berkisar
II - 6
antara 60m – 120m di bawah permukaan tanah. Wilayah ini meliputi
Kecamatan Playen, Wonosari, Karangmojo, Ponjong bagian tengah, dan
Semanu bagian utara.
c. Zona Selatan disebut wilayah pengembangan Gunung Seribu (Duizon
gebergton atau Zuider gebergton), dengan ketinggian 0m – 300m di atas
permukaan laut. Batuan dasar pembentuknya adalah batu kapur
dengan ciri khas bukit-bukit kerucut (Conical limestone) dan merupakan
kawasan karst. Pada wilayah ini banyak dijumpai sungai bawah tanah.
Zone Selatan ini meliputi kecamatan Saptosari, Paliyan, Girisubo,
Tanjungsari, Tepus, Rongkop, Purwosari, Panggang, Ponjong bagian
selatan, dan Semanu bagian selatan.
Lahan di Kabupaten Gunungkidul mempunyai tingkat kemiringan
yang bervariasi yang dikelompokkan menjadi empat bagian, yaitu : (1) datar
(0-2%) : 26.768 Ha; (2) bergelombang (3-15%) : 41.435 Ha; (3) curam (16-
40%) : 59.452 Ha dan (4) sangat Curam (>40%) : 20.881 Ha
Wilayah Kabupaten Gunungkidul terletak pada ketinggian yang
bervariasi antara 0–800 meter di atas permukaan laut. Sebagian besar
wilayah Kabupaten Gunungkidul yaitu 1.341,71 km2 atau 90,33 % berada
pada ketinggian 100–500 m di atas permukaan laut (dpl). Sedangkan
sisanya 7,75 % terletak pada ketinggian kurang dari 100 m dpl, dan 1,92 %
terletak pada ketinggian lebih dari 500-1.000 m dpl.

2.1.1.4. Geologi
Jenis tanah di wilayah Kabupaten Gunungkidul cukup beragam,
dengan rincian sebagai berikut:
a. Latosol, dengan batuan induk kompleks sedimen tufan dan batuan
vulkanik,yang terletak pada wilayah bergunung-gunung, tersebar di
wilayah Kecamatan Patuk bagian Utara dan Selatan, Gedangsari,
Ngawen, Semin bagian Timur, dan Ponjong bagian Utara
b. Kompleks latosol dan mediteran merah, dengan batuan induk
batuangamping, bentuk wilayah bergelombang sampai berbukit, terdapat
di wilayah Kecamatan Panggang, Purwosari, Saptosari, Tepus,
Tanjungsari, Semanu bagian Selatan dan Timur, Rongkop, Girisubo,
serta Ponjong bagian Selatan.
c. Asosiasi mediteran merah dan renzina, dengan batuan induk batu
gamping, bentuk wilayah berombak sampai bergelombang, terdapat di
wilayah Kecamatan Ngawen bagian Selatan, Nglipar, Karangmojo bagian
Barat dan Utara, Semanu bagian Barat, Wonosari bagian Timur, Utara
dan Selatan, Playen bagian Barat dan Utara, serta Paliyan bagian
Selatan.
d. Grumosol hitam, dengan batuan induk batu gamping, bentuk wilayah
datar sampai bergelombang, terdapat di wilayah Kecamatan Playen
bagian Selatan, Wonosari bagian Barat, Paliyan bagian Utara, dan
Ponjong bagian Selatan.
e. Asosiasi latosol merah dan litosol, dengan bahan induk tufan dan
batuanvulkanik intermediet, bentuk wilayah bergelombang sampai
berbukit, terdapat di wilayah Kecamatan Semin bagian Utara, Patuk
bagian Selatan, dan Playen bagian Barat.

Struktur tanah di Kabupaten Gunungkidul dibedakan atas dasar


komposisi komponen pasir, debu, dan lempung, sehingga secara garis besar
dipilahkan menjadi tekstur kasar, sedang, dan halus.

II - 7
2.1.1.5. Hidrologi
Di Kabupaten Gunungkidul terdapat dua daerah aliran sungai
(DAS) permukaan yaitu DAS Opak–Oyo dan DAS Dengkeng. Masing-masing
DAS itu terdiri dari beberapa Sub DAS yang berfungsi untuk mengairi areal
pertanian, juga terdapat DAS bawah permukaan yaitu DAS Bribin.
Air permukaan (sungai dan mata air) banyak dijumpai di
Gunungkidul wilayah utara dan tengah. Di wilayah tengah beberapa tempat
mempunyai air tanah yang cukup dangkal dan dimanfaatkan untuk sumur
ladang. Wilayah selatan Gunungkidul merupakan kawasan karst yang
jarang ditemukan air permukaan. Di wilayah ini dijumpai sungai bawah
tanah seperti Bribin, Ngobaran, dan Seropan serta ditemukan juga telaga
musiman yang multiguna bagi penduduk sekitarnya.
Berdasarkan Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral
Nomor 3045/2014 tentang Penetapan Kawasan Bentang Alam Karst
Gunungsewu sebagian wilayah Kabupaten Gunungkidul merupakan
kawasan yang ditetapkan sebagai kawasan bentang alam karst berupa
kawasan perbukitan batu gamping yang terletak di Kecamatan Wonosari,
Ponjong, Panggang, Semanu, Purwosari, Paliyan, Saptosari, Rongkop,
Tanjungsari, Tepus, dan Girisubo. Kawasan tersebut perlu dikelola sesuai
dengan daya dukung lingkungannya dalam upaya mengoptimalkan
pemanfaatan potensi kawasan karst yang berkelanjutan dan berwawasan
lingkungan.
Jumlah sungai di Kabupaten Gunungkidul sebanyak 14 buah,
sebagian besar terdapat di wilayah utara. Sungai terbesar di Kabupaten
Gunungkidul adalah Sungai Oyo dengan lokasi mata air di Kabupaten
Wonogiri (Propinsi Jawa Tengah) dan bermuara di Samudera Hindia.
Jumlah mata air di wilayah Kabupaten Gunungkidul ada 215 buah,
sedangkan jumlah telaga ada 252 buah. Di wilayah Kabupaten
Gunungkidul bagian tengah dan sebagian kecil wilayah selatan terdapat
sumur bor (deep well) sebanyak 77 buah dengan fungsi untuk irigasi
pertanian dan untuk air minum penduduk setempat. Untuk kepentingan
irigasi, satu sumur bor mempunyai kemampuan oncoran antara 15–50 ha.
Kemampuan masing-masing sumur tergantung pada debit airnya.
Beberapa sungai bawah tanah dimanfaatkan airnya untuk
memenuhi kebutuhan air baku/air bersih bagi rumah tangga antara lain, di
Bribin, Ngobaran, Seropan, dan Baron. Air sungai bawah tanah juga dirintis
untuk kepentingan irigasi pertanian seperti Seropan untuk wilayah
Kecamatan Semanu.
Lingkungan Hidup di Kabupaten Gunungkidul dibedakan menjadi 4
kategori satuan ekosistem yaitu:
a. Satuan Ekosistem Perbukitan Baturagung
b. Satuan Ekosistem Dataran Wonosari
c. Satuan Ekosistem Perbukitan Karst Gunungsewu
d. Satuan Ekosistem Wilayah Kepesisiran.
Gambaran singkat untuk satuan ekosistem Baturagung, Dataran
Wonosari dan Perbukitan Karst Gunungsewu sebagaimana diuraikan dalam
pembagian tiga daerah pengembangan. Untuk wilayah pesisir di Kabupaten
Gunungkidul, secara umum dikelompokkan ke dalam 3 (tiga) tipologi
pesisir primer, yaitu:
a. Pesisir erosi lahan-lahan daratan (land erosion coast) terbentuk akibat
bekerjanya proses erosi dan solusional yang intensif pada topogafi karst
akibat air hujan dan aliran permukaan, yang menyebabkan sebagian
permukaan lahan terkikis membentuk alur-alur atau lembah-lembah
sempit dan igir-igir sisa yang menjorok atau membentuk pola menjari ke
arah laut. Tipologi ini hampir dijumpai pada seluruh wilayah pesisir di
Kabupaten Gunungkidul, yang secara khusus tampak di wilayah pesisir
Ngerenehan, Baron, Kukup, Sepanjang, Drini, Krakal, dan Sundak.
II - 8
b. Pesisir akibat aktivitas gunungapi purba (volcanic coast), yang ditandai
oleh adanya bantukan-bentukan morfologi sisa (residual) yang tersusun
atas batuan beku volkan tua berumur Oligosen, yang berada pada tebing
dan pelataran pantainya. Tipologi ini dijumpai di pesisir Siung dan
Wediombo.
c. Pesisir akibat struktural (structurally shape coast), merupakan pesisir
yang ditandai oleh adanya tebing-tebing cliff yang curam, pola garis
pantai lurus, dengan gua-gua abrasi (sea cave) yang langsung berbatasan
dengan Samudera Hindia. Tipologi ini meliputi pesisir Ngobaran,
Ngungap, dan Sadeng.
Selanjutnya wilayah pesisir Kabupaten Gunungkidul dikelompokkan
ke dalam 3 (tiga) zona akuifer dan potensi airtanahnya, yaitu: akuifer
produksi sedang dengan persebaran lokal, akuifer produksi rendah dengan
persebaran lokal, dan non akuifer atau daerah langka airtanah.
Potensi sumberdaya hayati yang ada di Ekosistem Wilayah
Kepesisiran meliputi keanekaragaman hayati alami, potensi hasil pertanian,
perkebunan, kehutanan, peternakan, perikanan, maupun kelautan.
Sementara itu, sumberdaya mineral yang umum terdapat di wilayah pesisir
Kabupaten Gunungkidul terbatas pada Bahan Galian Golongan C, yaitu:
batugamping, lempung, dan pasir marin. Mineral batugamping menempati
satuan perbukitan karst yang merupakan batugamping terumbu, dan
berlanjut menjadi pelataran pantai (shore platform) pada dasar pantai dekat
(near shore).
Kawasan pesisir di Kabupaten Gunungkidul terletak di:
1. Desa Girijati, Giricahyo dan Giripurwo, Kecamatan Purwosari
2. Desa Giriwungu dan Girikarto, Kecamatan Panggang
3. Desa Krambilsawit, Kanigoro dan Planjan, Kecamatan Saptosari
4. Desa Kemadang dan Banjarejo, Kecamatan Tanjungsari
5. Desa Sidoharjo, Tepus dan Purwodadi, Kecamatan Tepus
6. Desa Balong, Jepitu, Tileng, Pucung dan Songbanyu, Kecamatan
Girisubo

2.1.1.6. Klimatologi
Jumlah rata-rata bulan basah di Kabupaten Gunungkidul tiap
tahunnya berkisar 4-5 bulan, sedangkan bulan kering berkisar antara 7–8
bulan. Musim hujan dimulai pada bulan Oktober–Nopember dan berakhir
pada bulan Maret–April setiap tahunnya. Puncak curah hujan terjadi pada
bulan Desember – Pebruari dengan wilayah bagian utara mengalami curah
hujan lebih tinggi dibandingkan wilayah tengah dan selatan.
Suhu udara Kabupaten Gunungkidul untuk suhu rata-rata harian
27,7° C, suhu minimum 23,2°C dan suhu maksimum 32,4° C. Kelembaban
nisbi di Kabupaten Gunungkidul berkisar antara 80% – 85%. Kelembaban
nisbi ini bagi wilayah Kabupaten Gunungkidul tidak terlalu dipengaruhi
oleh tinggi tempat, tetapi lebih dipengaruhi oleh musim. Kelembaban
tertinggi terjadi pada bulan Januari–Maret, sedangkan terendah pada bulan
September.

2.1.1.7. Penggunaan Lahan


Luas Hutan rakyat tahun 2016 adalah 44.110,87 Ha (29,67% dari
luas total Kabupaten Gunungkidul), meningkat dibandingkan tahun 2015
seluas 43.726,13 Ha, dan luas kawasan Hutan Negara 13.221,5 ha (8,9%
luas total Kabupaten Gunungkidul). Sedangkan luas lahan potensial kritis
di tahun 2016 yang perlu ditangani seluas 28.928 ha. Secara kuantitatif
pada tahun 2015 di Kabupaten Gunungkidul terdapat lahan kritis seluas
11.235 Ha dan telah berhasil diturunkan dengan program-program
penghijauan yang dilakukan di Kabupaten Gunungkidul hingga mencapai
luas 6.570 Ha. Lahan kritis di Kabupaten Gunungkidul berada di kawasan
II - 9
Pegunungan Batur Agung maupun Pegunungan seribu. Lahan pertanian
pangan berkelanjutan pada lahan beririgasi seluas kurang lebih 7.865 Ha
meliputi:
a. Sawah beririgasi teknis berada di Kecamatan Ponjong dan Kecamatan
Karangmojo.
b. Sawah beririgasi non teknis (setengah teknis, sederhana dan/atau air
permukaan tadah hujan) meliputi :
1. Kecamatan Ponjong;
2. Kecamatan Karangmojo;
3. Kecamatan Semin;
4. Kecamatan Ngawen;
5. Kecamatan Gedangsari;
6. Kecamatan Nglipar;
7. Kecamatan Patuk;
8. Kecamatan Purwosari;
9. Kecamatan Semanu;
10. Kecamatan Panggang;
11. Kecamatan Paliyan;
12. Kecamatan Wonosari; dan
13. Kecamatan Playen.
Lahan pertanian pangan berkelanjutan pada lahan tidak beririgasi
seluas kurang lebih 36.065 Ha terletak pada lahan kering di semua
kecamatan.

2.1.2. Potensi Pengembangan Wilayah


Sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2010–2030, potensi pengembangan wilayah di
Kabupaten Gunungkidul meliputi beberapa kawasan antara lain :
a. Kawasan peruntukan hutan produksi
Rencana penetapan kawasan hutan produksi tetap seluas kurang lebih
12.810,100 Ha yang berada di 10 kecamatan.
b. Kawasan hutan rakyat;
Kawasan hutan rakyat meliputi 18 kecamatan seluas kurang lebih
38.444 Ha
c. Kawasan peruntukan pertanian:
1. Kawasan tanaman pangan:
a) Lahan pertanian pangan pada lahan beririgasi seluas kurang lebih
7.865 Ha meliputi:
1) Sawah beririgasi teknis seluas 2.355 (dua ribu tiga ratus lima
puluh lima) hektar meliputi : Kecamatan Ponjong; dan
Kecamatan Karangmojo.
2) Sawah beririgasi non teknis (setengah teknis, sederhana
dan/atau air permukaan tadah hujan) seluas kurang lebih 5.510
Ha meliputi : Kecamatan Ponjong, Karangmojo, Semin, Ngawen,
Gedangsari, Nglipar, Patuk, Purwosari, Semanu, Panggang,
Paliyan, Wonosari dan Kecamatan Playen.
b) Lahan pertanian pangan pada lahan tidak beririgasi seluas kurang
lebih 36.065 Ha terletak pada lahan kering di semua kecamatan.
c) Lahan pertanian pangan berkelanjutan seluas kurang lebih 5.500
Ha berada pada lahan pertanian pangan beririgasi dan lahan
pertanian pangan tidak beririgasi.
2. Kawasan hortikultura meliputi kawasan pengembangan buah-buahan
dengan komoditas utama sawo, mangga, rambutan, srikaya, pisang
dan durian serta pengembangan kawasan sayuran.
3. Kawasan perkebunan seluas kurang lebih 189 Ha meliputi: Kecamatan
Patuk, Gedangsari, Ponjong, Karangmojo, Panggang, Purwosari,
Paliyan Wonosari, Nglipar, Ngawen, Semin, dan Kecamatan Semanu.
II - 10
4. Kawasan peternakan meliputi:
a) Kawasan pengembangan pembibitan ternak sapi potong meliputi:
Kecamatan Ponjong, Semanu, Semin, Nglipar, Ngawen, Patuk,
Playen, Wonosari, Karangmojo dan Kecamatan Gedangsari.
b) Kawasan pengembangan penggemukan ternak sapi potong dan
kambing meliputi seluruh kecamatan;
c) Kawasan pengembangan kambing bligon meliputi : Kecamatan
Girisubo, Rongkop, Tepus, Tanjungsari, Saptosari, Paliyan,
Panggang, dan Kecamatan Purwosari.
d) Kawasan pengembangan ternak unggas meliputi : Kecamatan
Ponjong, Karangmojo, Semanu, Wonosari, Patuk, Semin dan
Kecamatan Playen.
d. Kawasan peruntukan perikanan
1. kawasan budidaya air tawar meliputi seluruh kecamatan;
2. kawasan budidaya perikanan laut di kawasan pesisir selatan, dan
3. kawasan perikanan tangkap di sepanjang kawasan pesisir selatan
meliputi Kecamatan Purwosari, Panggang, Saptosari, Tanjungsari,
Tepus dan Kecamatan Girisubo.
e. Kawasan yang memiliki potensi bahan galian :
1. Kawasan Playen dan sekitarnya dengan potensi kalkarenit dan
batupasir gampingan;
2. Kawasan Gedangsari dan sekitarnya dengan potensi batupasir, zeolit,
breksi andesit, batupasir tufan, breksi pumis dan andesit;
3. Kawasan Patuk-Nglipar dan sekitarnya dengan potensi breksi andesit,
tanah urug, batupasir tufan, breksi pumis dan andesit
4. Kawasan Karangmojo-Nglipar-Wonosari dan sekitarnya dengan potensi
kalkarenit dan batupasir gampingan dan mangaan;
5. Kawasan Semin-Ngawen dan sekitarnya dengan potensi kalkarenit dan
breksi pumis, kaolin, felspar, zeolit, mangaan, tras, dan tanah urug;
6. Kawasan Panggang dan sekitarnya dengan potensi batugamping,
phospat dan kalsedon;
7. Kawasan Tepus dan sekitarnya dengan potensi batugamping;
8. Kawasan Semanu dan sekitarnya dengan potensi batugamping dan
pasir kwarsa; dan
9. Kawasan Ponjong – Semanu Selatan – Paliyan dan sekitarnya dengan
potensi batugamping, kalsedon dan mangaan
f. Kawasan potensi industri
1. Kawasan potensi industri kecil terletak di seluruh kecamatan
2. Kawasan potensi agroindustri meliputi :
a) Agroindustri Mangga Malam di Kecamatan Gedangsari;
b) Agroindustri Patilo di Kecamatan Tepus dan Tanjungsari;
c) Agroindustri Mete di Kecamatan Karangmojo dan Semin;
d) Agroindustri Kakao di Kecamatan Patuk dan Ponjong;
e) Agroindustri Tepung Cassava di Kecamatan Paliyan, Panggang dan
Rongkop;
f) Agroindustri Srikoyo di Kecamatan Gedangsari, Tepus dan
Tanjungsari;
g) Agroindustri Sawo di Kecamatan Gedangsari;
h) Agroindustri Pisang di Kecamatan Patuk,Gedangsari dan Girisubo;
i) Agroindustri Garut di Kecamatan Gedangsari; dan
j) Agroindustri Jagung di Kecamatan Semin.
3. Wilayah potensial dikembangkan sebagai kawasan peruntukan
industri menengah:
a) Kawasan Mijahan di Kecamatan Semanu.
b) Kawasan Mulo di Kecamatan Wonosari.
c) Kawasan Candirejo di Kecamatan Semin.
II - 11
g. Kawasan Pengembangan Pariwisata
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul Nomor 3 Tahun
2014 Tentang Rencana Induk Pembangunan Kepariwisataan Daerah
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2014-2025, Strategi pembangunan daya
tarik wisata diwujudkan dalam 6 (enam) Kawasan Strategis Pariwisata,
yaitu:
1. Kawasan Strategis Pariwisata I (KSP I) berupa Pembangunan Daya
Tarik Wisata unggulan alam pantai dengan pendukung Wisata budaya
meliputi pengembangan Daya Tarik Wisata Pantai Parangendog, Pantai
Watu Gupit, Pantai Bekah, Pantai Grigak, Pantai Gesing, Pantai
Ngunggah, Pantai Ngedan, Pantai Nguyahan, Pantai Ngobaran, Pantai
Ngrenehan, Pantai Torohudan, Goa Langse, Goa Cerme, Pesanggrahan
Gembirowati, Wonongobaran, Pertapaan Kembang Lampir, Sendang
Beji, Cupu Panjolo, Hutan Wisata Turunan, kesenian tradisional dan
pelestarian adat budaya setempat, pengembangan Desa Wisata dan
Desa Budaya;
2. Kawasan Strategis Pariwisata II (KSP II) berupa pembangunan Daya
Tarik Wisata unggulan alam pantai dengan pendukung Wisata kuliner
olahan hasil laut meliputi pengembangan Daya Tarik Wisata Pantai
Baron, Pantai Kukup, Pantai Sepanjang, Pantai Sanglen, Pantai Watu
Kodok, Pantai Drini, Pantai Sarangan, Pantai Krakal, Pantai Slili,
Pantai Sadranan, Pantai Watu Lawang, Pantai Ngandong, Pantai
Sundak, Pantai Somandeng, Pantai Pulang Sawal, Pantai Potunggal,
Baron Agro Forestry Technopark, Goa Maria Tritis, pengembangan
Desa Wisata dan Desa Budaya;
3. Kawasan Strategis Pariwisata III (KSP III) berupa pembangunan Daya
Tarik Wisata unggulan alam pantai dengan pendukung Wisata
pendidikan, konservasi, dan petualangan meliputi Pantai Timang,
Pantai Jogan, Pantai Siung, Pantai Wediombo, Pantai Jungwok, Pantai
Sadeng, Pantai Pulau Kalong, Bengawan Solo Purba, Taman
Keanekaragaman Hayati Bajo, Taman Keanekaragaman Hayati
Koesnadi Hardjasoemantri, Goa Senen, Gunung Batur, pengembangan
Desa Wisata dan Desa Budaya;
4. Kawasan Strategis Pariwisata IV (KSP IV) berupa pembangunan Daya
Tarik Wisata unggulan alam pegunungan dengan pendukung Wisata
pendidikan, konservasi dan petualangan meliputi Gunung Api Purba
Nglanggeran, Kebun Buah Durian dan Kakao (Patuk), Pasar buah
(Patuk), Gunung Butak, Taman Hutan Raya Bunder, Telaga
Kemuning, Hutan Wanagama, Lokasi Out Bond Jelok, Air Terjun Sri
Getuk, Air Terjun Banyunibo, Goa Ngrancang Kencana, Kerajinan
Batik Kayu Bobung, pengembangan Desa Wisata dan Desa Budaya;
5. Kawasan Strategis Pariwisata V (KSP V) berupa pembangunan Daya
Tarik Wisata unggulan alam bentang alam karst dengan pendukung
Wisata petualangan meliputi Goa Pari, Goa Ngingrong, Kali Suci, Goa
Gelatik, Goa Buri Omah, Goa Grubug, Goa Jomblang, Goa Bribin, Goa
Seropan (Gombang-Ngeposari), Goa Braholo, Goa Nglengket, Goa
Jlamprong, Bendungan Simo/Dam Beton,Water Byur, Telaga Jonge,
Telaga Mliwis Putih, Goa Song Gilap, Goa Paesan, Goa Gremeng, Goa
Cokro, Goa Pindul, Goa Sriti, Goa Si Oyot, Gunung Kendil, Wayang
Beber, Situs Megalitikum Sokoliman, Upacara Adat Cing-cing Goling,
Kerajinan Batu Alam, Susur Sungai Oyo, Makam Ki Ageng Giring,
Taman Kota Wonosari, Suaka Marga Satwa, pengembangan Desa
Wisata dan Desa Budaya; dan
6. Kawasan Strategis Pariwisata VI (KSP VI) berupa pembangunan Daya
Tarik Wisata unggulan alam pegunungan dengan pendukung wisata
budaya meliputi Petilasan Gunung Gambar, Taman Keanekaragaman
II - 12
Hayati Hutan Wonosadi, Candi Risan, Gunung Gede, Air Terjun Jurug,
Kebun Buah Mangga Malam (Gedangsari dan Ngawen) Upacara
Sadranan, Kesenian Tayub, Rinding Gumbeng, Jathilan, Reog,
Kerajinan Akar Wangi, Kerajinan Lampu Hias, pengembangan Desa
Wisata dan Desa Budaya.

h. Kawasan Geopark Gunung Sewu


Geopark Gunung Sewu terletak antara Yogyakarta dan Pacitan. Kawasan
ini memanjang arah barat-timur ini melintasi 3 wilayah kabupaten
(Gunungkidul, Wonogiri, Pacitan) dan sekaligus 3 wilayah provinsi
(Yogyakarta, Jawa Tengah, Jawa Timur). Luasnya 1.802 km2; dibatasi
oleh koordinat 07050’-07015’ Lintang Selatan dan 110020’-111000’ Bujur
Timur. Geopark Gunung Sewu telah ditetapkan sebagai Geopark
Nasional oleh Komite Nasional Geopark Indonesia pada tanggal 13 Mei
2013 dan ditetapkan menjadi Geopark Global yang didukung oleh
UNESCO pada 19 September 2015 di Tottori, Jepang. Pada bulan
Nopember 2015 Geopark Gunung Sewu menjadi Gunung Sewu UNESCO
Global Geopark.
Geopark Gunung Sewu terdiri dari 33 situs, yang tersebar di tiga Geo
Area, yaitu Geo Area Gunungkidul sebanyak 13 geo tapak, Geo Area
Wonogiri sebanyak 7 geo tapak, dan Geo Area Pacitan sebanyak 13 geo
tapak. Situs–situs yang terletak di Kabupaten Gunungkidul adalah :
1. Geosite Gunungapi Purba Nglanggeran, terletak di Desa Nglanggeran
Kecamatan Patuk Kabupaten Gunungkidul. Kegiatan kegunungapian
yang berlangsung sekitar 20 juta tahun lalu menghasilkan runtuhan
batuan gunungapi seperti breksi gunungapi, aglomerat dan lava.
Batuan selanjutnya terkekarkan dan tersesarkan, serta membentuk
morfologi kubah. Situs geologi menjadi tipe Formasi Nglanggeran.
2. Geosite Endapan Laut Tua dan Fosil, terletak di Desa Ngalang
Kecamatan Gedangsari Kabupaten Gunungkidul. Fasa sedimentasi
setelah letusan gunungapi Nglanggeran menghasilkan endapan laut
yang terbentuk sekitar 16 Juta tahun lalu. Longsoran bawah laut
yang dialami oleh sedimen pasir, lempung, dan serpih menghasilkan
struktur sedimen yang unik seperti lapisan terpelintir, perlapisan
bersusun, dan perariran sejajar.Situs Geologi ini merupakan lokasi
tipe Formasi Sambipitu.
3. Geosite Gua Pindul, terletak di Desa Bejiharjo Kecamatan
Karangmojo Kabupaten Gunungkidul. Gua yang mulajadinya
dipengaruhi oleh sesar, yang berkembang pada batugamping
berumur antara 12-5 juta tahun
4. Geosite Kali Suci, terletak di Desa Pacarejo Kecamatan Semanu
Kabupaten Gunungkidul. Kali Suci dari Plato Wonosari masuk ke
dalam tanah di Kawasan Gunung Sewu. Setelah memperoleh
imbuhan air dari percabangan sungai bawah tanah disekitarnya,
sungai keluar di pantai selatan sebagai muara sungai bawah tanah
di Pantai Baron. Deretan sumur tegak Glatik-Gelung-mBuriomah
adalah dolina runtuh, yang mulajadinya dipengaruhi oleh
peruntuhan dan pelarutan disepanjang sesar. Bentang alam karst
bawah permukaan ini berkembang pada batu gamping Formasi
Wonosari yang berumur 15-2 juta tahun.
5. Geosite Luweng Jomblang, terletak di Desa Pacarejo Kecamatan
Semanu Kabupaten Gunungkidul, Fenomena dolina-runtuh yang
dasarnya terhubung dengan Luweng Grubug, yang terbentuk sejak
1,2juta tahun laluTerbentuk pada batugamping Formasi Wonosari
6. Geosite Pantai Siung-Wediombo, terletak di Desa Purwodadi
Kecamatan Tepus dan Desa Balong, Desa Jepitu Kecamatan Girisubo
Kabupaten Gunungkidul. Pantai yang mulajadinya dipengaruhi oleh
II - 13
sesar, yang menyingkapkan sentuhan stratigrafi antara batugamping
dan batuan gunungapi tua yang mengalasinya
7. Geosite Lembah Kering Purba Sadeng, terletak di Desa Pucung
Kecamatan Girisubo Kabupaten Gunungkidul. Lembah-kering yang
pembentukannya dipengaruhi oleh struktur geologi (sesar, kekar),
dan fenomena undak-sungai yang disebabkan oleh pengangkatan. Di
masa lalu, gua dan ceruk di sepanjang lembah pernah dihuni oleh
manusia prasejarah.
8. Geosite Air Terjun Sri Getuk, terletak di Desa Bleberan Kecamatan
Playen Kabupaten Gunungkidul. Sungai yang berasal dari ketinggian
pematang batu gamping memotong tebing batuan membentuk air
terjun sebelum akhirnya bermuara di Sungai Oyo. Air terjun ini
terbentuk pada batu gamping berlapis Formasi Oyo terbentuk dilaut
dangkal antara 15-2 juta tahun lalu.
9. Geosite Pantai Baron-Kukup-Krakal, terletak di Desa Kemadang,
Desa Banjarejo, Desa Ngestirejo Kecamatan Tanjungsari dan Desa
Sidoharjo Kecamatan Tepus Kabupaten Gunungkidul. Bentangalam
pantai yang dipengaruhi oleh struktur geologi (sesar), proses
pengangkatan aktif yang disebabkan oleh tektonik, yang membentuk
endapan gisik (beach-rocks), dan abrasi.
10. Geosite Luweng Cokro, terletak di Desa Umbulrejo Kecamatan
Ponjong Kabupaten Gunungkidul. Sistem perguaan tegak yang
speleogenesisnya dipengaruhi oleh struktur geologi.
11. Geosite Gua Ngingrong, terletak di Desa Mulo Kecamatan Wonosari
Kabupaten Gunungkidul. Sistem perguaan yang berkembang di
ujung lembah-kering yang buntu (blind-valley), yang
speleogenesisnya dipengaruhi oleh sesar.
12. Biosite Geoforest Wanagama, terletak di Desa Banaran Kecamatan
Playen Kabupaten Gunungkidul. Hutan di kawasan kars yang
dimanfaatkan untuk keperluan konservasi, pendidikan dan
pembibitan tanaman langka.
13. Biosite Geoforest Turunan, terletak di Desa Girisuko Kecamatan
Panggang Kabupaten Gunungkidul. Hutan konservasi yang dikelola
oleh masyarakat setempat, dengan pemandangan alamnya yang
indah.

2.1.3. Wilayah Rawan Bencana


Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2010–2030, penetapan kawasan rawan bencana alam di Kabupaten
Gunungkidul adalah sebagai berikut :
a. Kawasan rawan gempa bumi di seluruh wilayah Kabupaten dengan
tingkat resiko paling tinggi berada pada jalur sesar patahan aktif;
b. kawasan rawan gerakan tanah dan longsor meliputi :
1. Kecamatan Patuk meliputi Desa Patuk, Desa Semoyo, Desa Ngoro-oro,
Desa Terbah, Desa Nglanggeran, Desa Nglegi;
2. Kecamatan Gedangsari meliputi Desa Watugajah, Desa Ngalang, Desa
Mertelu, Desa Tegalrejo, Desa Sampang, Desa Serut, Desa
Hargomulyo;
3. Kecamatan Nglipar meliputi Desa Natah, Desa Pilangrejo, Desa
Kedungpoh, Desa Pengkol, Desa Katongan;
4. Kecamatan Ngawen meliputi Desa Jurangjero, Desa Tancep, Desa
Sambirejo;
5. Kecamatan Semin meliputi Desa Pundungsari, Desa Karangsari, Desa
Rejosari, Desa Candirejo;
6. Kecamatan Ponjong meliputi Desa Sawahan dan Desa Tambakromo;
dan

II - 14
7. Wilayah lain dengan kemiringan lereng lebih dari atau sama dengan
40%.
Adapun hasil Penyusunan Peta dan Kajian Risiko Bencana Longsor
Kabupaten Gunugkidul yang dilakukan oleh BPBD Kabupaten
Gunungkidul bekejasama dengan Pusat Studi Bencana Universitas
Gadjah Mada Tahun 2016 menyebutkan :
1. Tingkat Risiko Tanah Longsor Sangat Tinggi, meliputi :
a) Kecamatan Gedangsari , meliputi : Desa Sampang, Serut dan Desa
Tegalrejo
b) Kecamatan Karangmojo : Desa Jatiayu
c) Kecamatan Ngawen, meliputi : Desa Beji, Kampung, Sambirejo dan
Desa Tancep
d) Kecamatan Nglipar, meliputi : Desa Kedungpoh, Natah dan Desa
Pengkol
e) Kecamatan Panggang, meliputi : Desa Giriharjo, Girisuko dan Desa
Giriwungu
f) Kecamatan Patuk, meliputi : seluruh desa di Kecamatan Patuk
g) Kecamatan Playen, meliputi : Desa Banyusoco, dan Desa Getas
h) Kecamatan Ponjong, meliputi : Desa Tambakromo dan Desa
Umbulrejo
i) Kecamatan Purwosari, meliputi : Desa Giricahyo, dan Girijati
j) Kecamatan Semanu : Desa Candirejo
k) Kecamatan Semin, meliputi : Desa Candirejo, Kalitekuk, Karangsari,
dan Desa Rejosari
l) Kecamatan Tepus : Desa Sumberwungu
2. Tingkat Risiko Tanah Longsor Tinggi, meliputi
a) Kecamatan Gedangsari, meliputi : Desa Hargomulyo, Mertelu,
Ngalang dan Desa Watugajah
b) Kecamatan Ngawen : Desa Jurangjero
c) Kecamatan Nglipar : Desa Pilangrejo
d) Kecamatan Ponjong : Desa Sawahan
e) Kecamatan Semin : Desa Pundungsari dan Desa Semin
c. Kawasan rawan banjir di Sungai Oyo meliputi:
1. Kecamatan Semin meliputi Desa Karangsari, Desa Semin, Desa
Kemejing dan Desa Kalitekuk;
2. Kecamatan Ngawen meliputi Desa Watusigar;
3. Kecamatan Nglipar meliputi Desa Kedungkeris, Desa Nglipar, dan Desa
Katongan;
4. Kecamatan Karangmojo meliputi Desa Bejiharjo;
5. Kecamatan Wonosari meliputi Desa Gari, dan Desa Karangtengah;
6. Kecamatan Playen meliputi Desa Banyusoco; dan
7. Kecamatan Gedangsari meliputi D esa Ngalang
d. Kawasan rawan angin topan di seluruh wilayah kecamatan;
e. Kawasan rawan kekeringan meliputi di 11 wilayah kecamatan, meliputi :
Kecamatan Rongkop, Girisubo, Tepus, Tanjungsari, Panggang, Purwosari,
Paliyan, Patuk, Gedangsari, sebagian Wonosari dan Kecamatan Semanu;
f. Kawasan rawan gelombang pasang dan tsunami meliputi kawasan pantai
di Kecamatan Purwosari, Kecamatan Panggang, Kecamatan Saptosari,
Kecamatan Tanjungsari, Kecamatan Tepus, dan Kecamatan Girisubo.

II - 15
Sumber : RTRW Kabupaten Gunungkidul 2010-2030
Gambar 2.2
Peta Kawasan Rawan Bencana Kabupaten Gunungkidul

II - 16
2.1.4. Demografi
a. Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk

Tabel 2.4.
Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2016

Jumlah Persentase
No. Kecamatan
(Jiwa) (%)

1 Panggang 28.360 3,93


2 Purwosari 20.713 2,87
3 Paliyan 31.110 4,31
4 Saptosari 36.658 5,07
5 Tepus 34.110 4,72
6 Tanjungsari 27.488 3,80
7 Rongkop 28.773 3,98
8 Girisubo 23.732 3,28
9 Semanu 55.342 7,66
10 Ponjong 53.273 7,37
11 Karangmojo 52.162 7,22
12 Wonosari 84.257 11,66
13 Playen 58.299 8,07
14 Patuk 32.460 4,49
15 Gedangsari 37.719 5,22
16 Nglipar 31.756 4,40
17 Ngawen 33.828 4,68
18 Semin 52.439 7,26
Jumlah 722.479 100,00
Sumber: Gunungkidul Dalam Angka Tahun 2017

Pertumbuhan penduduk merupakan perubahan jumlah penduduk dari


waktu ke waktu. Pertumbuhan penduduk secara alami dipengaruhi oleh tiga
faktor yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk.

Sumber : Indikator Kesejahteraan Rakyat BPS Kabupaten Gunungkidul 2016


Gambar 2.3.
Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Gunungkidul Tahun 1961-2010
II-17
Pada umumnya laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Gunungkidul
dari 1961 sampai dengan 2010 terus melambat dari 0,81 % per tahun pada
periode 1961 – 1971 menjadi 0,68 % per tahun pada periode tahun 1971 – 1980.
Bahkan pada periode tahun 1980-1990 terjadi pertumbuhan sebesar 0,13 % per
tahun. Sedangkan pada periode tahun 1990 – 2000 pertumbuhan penduduk
naik kembali menjadi 0,30 % per tahun dan pada periode 2000 – 2010 melambat
menjadi 0,07 % per tahun.
Penurunan laju pertumbuhan penduduk yang terjadi di Kabupaten
Gunungkidul lebih dipengaruhi oleh migrasi keluar (out migration). Kondisi
geografis dan sosial ekonomi yang tidak menguntungkan menjadi salah satu
faktor pendorong penduduk untuk mencari nafkah keluar daerah.

Sumber: Gunungkidul Dalam Angka Tahun 2016 (Diolah)

Gambar 2.4
Jumlah dan Pertumbuhan Penduduk Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2011-2015

b. Struktur Umur
Komposisi kelompok umur penduduk Gunungkidul selama kurun waktu
tahun 2011-2015 didominasi oleh penduduk usia dewasa/produktif. Penduduk
kelompok umur 0-14 tahun selama kurun waktu tersebut cenderung tidak
mengalami perubahan. Struktur umur penduduk Gunungkidul dikatakan
sebagai “penduduk usia tua” karena penduduk umur 0-14 tahun kurang dari
30% dan penduduk usia 65 tahun ke atas mengalami kenaikan. Semakin
meningkatnya jumlah penduduk usia lanjut mengindikasikan tingginya usia
harapan hidup penduduk Gunungkidul.

II-18
Sumber: Gunungkidul Dalam Angka Tahun 2016 (Diolah)
Gambar 2.5
Persentase Komposisi Penduduk Menurut Umur
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011-2015

Sumber : Gunungkidul Dalam Angka Tahun 2016 (Diolah)

Gambar 2.6
Piramida Penduduk Kabupaten Gunungkidul Tahun 2015

II-19
c. Jenis Kelamin
Tabel 2.5.
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin per Kecamatan
di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016
Rasio Jenis
Laki-laki Perempuan Jumlah
No. Kecamatan Kelamin
(Jiwa) (Jiwa) (Jiwa)
(%)
1 Panggang 13.588 14.772 28.360 91,98
2 Purwosari 9.895 10.818 20.713 91,47
3 Paliyan 14.917 16.193 31.110 92,12
4 Saptosari 17.646 19.012 36.658 92,82
5 Tepus 16.248 17.862 34.110 90,96
6 Tanjungsari 13.208 14.280 27.488 92,49
7 Rongkop 13.853 14.920 28.773 92,85
8 Girisubo 11.256 12.476 23.732 90,22
9 Semanu 26.632 28.710 55.342 92,76
10 Ponjong 25.731 27.542 53.273 93,42
11 Karangmojo 25.109 27.053 52.162 92,81
12 Wonosari 41.146 43.111 84.257 95,44
13 Playen 28.146 30.153 58.299 93,34
14 Patuk 15.817 16.643 32.460 95,04
15 Gedangsari 18.453 19.266 37.719 95,78
16 Nglipar 15.383 16.373 31.756 93,95
17 Ngawen 16.448 17.380 33.828 94,64
18 Semin 25.349 27.090 52.439 93,57
Jumlah 348.825 373.654 722.479 93,36
Sumber: Gunungkidul Dalam Angka Tahun 2017

Berdasarkan tabel di atas dapat di hitung bahwa sex ratio penduduk


Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2016 sebesar 93,36 yang dapat diartikan
bahwa jumlah penduduk laki-laki 6,64 % lebih sedikit dibanding jumlah
penduduk perempuan atau dari setiap 100 orang perempuan terdapat 93,36
laki-laki. Kecamatan dengan sex ratio paling tinggi adalah Kecamatan Gedangsari
dengan nilai 95,78 sedangkan Kecamatan dengan sex ratio paling rendah adalah
Kecamatan Girisubo dengan nilai 90,54.

Untuk mengetahui gambaran kepadatan penduduk per kecamatan di


Kabupaten Gunungkidul dapat dilihat pada tabel 2.6. di bawah ini

Tabel 2.6.
Kepadatan Penduduk per Kecamatan di Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2016
Luas Kepadatan
Total
No. Kecamatan Areal Penduduk
(Jiwa)
(Km2) (Jiwa/Km2)
1 Panggang 99,8 28.360 284,17
2 Purwosari 71,76 20.713 288,64
3 Paliyan 58,07 31.110 535,73
4 Saptosari 87,83 36.658 417,37
5 Tepus 104,91 34.110 325,14
6 Tanjungsari 71,63 27.488 383,75

II-20
Luas Kepadatan
Total
No. Kecamatan Areal Penduduk
(Jiwa)
(Km2) (Jiwa/Km2)
7 Rongkop 83,46 28.773 344,75
8 Girisubo 94,57 23.732 250,95
9 Semanu 108,39 55.342 510,58
10 Ponjong 104,49 53.273 509,84
11 Karangmojo 80,12 52.162 651,05
12 Wonosari 75,51 84.257 1115,84
13 Playen 105,26 58.299 553,86
14 Patuk 72,04 32.460 450,58
15 Gedangsari 68,14 37.719 553,55
16 Nglipar 73,87 31.756 429,89
17 Ngawen 46,59 33.828 726,08
18 Semin 78,92 52.439 664,46
Kab. Gunungkidul 1.485,36 722.479 486,40
Sumber: BPS Kabupaten Gunungkidul 2017

Berdasarkan tabel 2.6 di atas dapat diketahui bahwa rata-rata kepadatan


penduduk Kabupaten Gunungkidul adalah 486 jiwa/km2, dengan angka
kepadatan penduduk tertinggi di Kecamatan Wonosari sebesar 1.115 jiwa/km2
dan angka kepadatan penduduk terendah berada di Kecamatan Girisubo sebesar
250 jiwa/km2.

2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat


2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
Gambaran kondisi perekonomian dapat dicerminkan oleh beberapa
indikator makro ekonomi suatu daerah. Salah satu indikator ekonomi makro
tersebut adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang dapat digunakan
untuk melihat keberhasilan pembangunan ekonomi suatu daerah. Besarnya nilai
PDRB yang berhasil dicapai merupakan refleksi dari kemampuan daerah dalam
mengelola sumber daya alam dan sumber daya manusianya. Dengan
membandingkan nilai PDRB yang berhasil dicapai dari tahun ke tahun maka
akan terlihat bagaimana perkembangan tingkat keberhasilan pembangunan
ekonomi suatu wilayah.

a. Nilai dan Kontribusi PDRB


PDRB Kabupaten Gunungkidul menurut lapangan usaha dirinci menjadi
17 kategori lapangan usaha dan sebagian besar kategori dirinci lagi menjadi
subkategori. Pemecahan menjadi subkategori ataupun golongan ini disesuaikan
dengan Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) Tahun 2009.
Perkembangan setiap lapangan usaha diuraikan di bawah ini.

1. Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan


Pada tahun 2016 kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan
memberi kontribusi terhadap PDRB atas dasar harga berlaku sebesar
25,28 %. Golongan tanaman pangan merupakan penyumbang terbesar
terhadap kategori pertanian yaitu tercatat sebesar 47,31 % dari seluruh
nilai tambah kategori ini. Pertumbuhan golongan ini mengalami
penurunan dari 2,58% pada tahun 2015 menjadi 2,18% pada tahun
2016. Dalam sub kategori ini, golongan yang mengalami pertumbuhan
negatif adalah tanaman hortikultura sebesar –0,71%. Sedangkan
golongan lainnya tetap memperlihatkan laju pertumbuhan positif.
Walaupun pertumbuhan golongan pada sub kategori ini tahun 2016 ada
yang mengalami minus, namun semua sub kategori masih tumbuh
positif dengan pertumbuhan terbesar adalah pada subkategori
II-21
pertanian, peternakan, perburuan dan jasa pertanian yaitu sebesar
2,29% yang diikuti oleh subkategori perikanan mencetak laju
pertumbuhan ekonomi sebesar 1,98%.

2. Pertambangan dan Penggalian


Pada kategori Pertambangan dan Penggalian, yang berkegiatan ekonomi
secara aktif hanyalah subkategori Pertambangan dan Penggalian Lainnya,
hal ini karena kategori ini sangat berkaitan dengan ketersediaan sumber
daya alam. Secara umum, peranan subkategori ini cenderung tidak banyak
mengalami perubahan selama tahun 2012-2016, dengan kontribusi sebesar
1.52 %, 1.48 %, 1.42 %, dan 1,37% secara berturut-turut untuk tahun
2012-2016.
Secara keseluruhan pada tahun 2016, kategori Pertambangan dan
Penggalian menunjukkan laju pertumbuhan sebesar 0,79 %. Selama
lima tahun terakhir, laju pertumbuhan kategori ini sangat dipengaruhi
oleh regulasi yang mengatur tentang ijin dan larangan kawasan
penambangan

3. Industri Pengolahan
Diantara 16 sub kategori pada Kategori Industri Pengolahan, tiga sub
kategori tidak ada kegiatan ekonomi secara aktif di Gunungkidul yakni sub
kategori industri batubara dan pengilangan migas, sub kategori industri
logam dasar dan sub kategori industri alat angkutan.
Subkategori yang menyumbang peranan terbesar adalah sub kategori
industri makanan dan minuman yaitu sebesar 65,10 % pada tahun
2016, kemudian diikuti oleh sub kategori Industri furnitur sebesar
10,09 % dan sub kategori industri barang galian bukan logam sebesar
7,67 %. Sedangkan peranan subkategori yang lain berturut-turut mulai
dari yang terbesar hingga terkecil adalah subkategori Industri Barang
Logam; Komputer, Barang Elektronik, Optik; dan Peralatan Listrik 4,28
%, subkategori Industri Lainnya; Jasa Reparasi; Pemasangan Mesin dan
Peralatan 3,43 %, sub kategori Industri Kayu, Barang dari Kayu dan
Gabus dan Barang Anyaman dari Bambu, Rotan dan Sejenisnya 3,35 %,
sub kategori Industri Kimia, Farmasi dan Obat Tradisional 1,91 %, sub
kategori Industri Mesin dan Perlengkapan 1,58 %, sub kategori Industri
Tekstil dan Pakaian Jadi 1,53 %
Masih terdapat empat kategori lain yang mempuyai peranan di bawah 1%
yakni subkategori Industri Kertas dan Barang dari Kertas; Percetakan dan
Reproduksi Media Rekaman 0,47 %, diikuti sub kategori Industri Karet,
Barang dari Karet dan Plastik 0,27 %, dan sub kategori Industri Kulit,
Barang dari Kulit dan Alas Kaki 0,26 % serta sub ketegori Industri
Pengolahan Tembakau 0,06 %.
Secara keseluruhan, laju pertumbuhan kategori Industri Pengolahan
pada tahun 2016 adalah sebesar 5,27 %, sedangkan subkategori yang
mencatatkan laju pertumbuhan terbesar adalah sub kategori Industri
kimia,farmasi dan obat tradisional yaitu sebesar 7,54 % pada tahun
2016, kemudian diikuti oleh sub kategori Industri makanan dan
minuman jadi 6,75 % dan sub kategori Industri Industri tekstil dan
pakaian yaitu sebesar 6,18 %

4. Pengadaan Listrik dan Gas


Kategori Pengadaan Listrik dan Gas hanya berkontribusi sebesar 0,08 %
terhadap perekonomian Kabupaten Gunungkidul pada tahun
2016. Dari kontribusi tersebut, hampir seluruhnya disumbangkan oleh
subkategori Ketenagalistrikan, dan hanya 1,40 % oleh subkategori
Pengadaan Gas dan Produksi Es. Sedangkan laju pertumbuhan kategori
ini pada tahun 2016 adalah 14,33 %, meningkat tajam dibanding
tahun sebelumnya yang tumbuh 2,37 %. Masing-masing subkategori
II-22
juga mencatatkan pertumbuhan yang cukup tinggi, di mana subkategori
Ketenagalistrikan sebesar 14,47 % dan Pengadaan Gas dan Produksi Es
sebesar 2,33 %.

5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang


ategori ini mencakup kegiatan ekonomi pengumpulan, pengolahan dan
pendistribusian air melalui berbagai saluran pipa untuk kebutuhan
rumah tangga dan industri. Termasuk juga kegiatan pengumpulan,
penjernihan dan pengolahan air dan sungai, danau, mata air, hujan dll.
Tidak termasuk pengoperasian peralatan irigasi untuk keperluan
pertanian. Peranan kategori ini terhadap perekonomian di Kabupaten
Gunungkidul hampir konstan selama tahun 2012-2016 sebesar 0,17 %,
0,17 %, 0,18 %, 0,17 %, dan 0,16 %. Sedangkan laju pertumbuhannya
dihiasi pasang surut, yaitu sebesar 2,53 %, 1,45 %, 3,88 %, 2,88 % dan
2,29 % berturut-turut untuk tahun 2012-2016

6. Konstruksi
Pada tahun 2016 kategori konstruksi menyumbang sebesar 9,40 % terhadap total
perekonomian Kabupaten Gunungkidul, peranan ini mengalami sedikit
penurunan dari tahun sebelumnya yaitu sebesar 9,41.
Dengan penghitungan atas dasar harga konstan 2010, pertumbuhan kategori
konstruksi di Kabupaten Gunungkidul selalu bernilai positif walaupun dalam
perjalanannya diwarnai turun naik laju. Berikut berturut-turut angka laju
pertumbuhan kategori ini: 5,87 % pada tahun 2012 menjadi 4,52 % tahun 2013;
5,06 % dan 4,36 % di dua tahun berikutnya, dan tahun 2016 ini tumbuh 5,34 %.

7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor


Selama 5 tahun terakhir, Kategori Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor menyumbang di atas 8,5 %. Pada
tahun 2016, kontribusi kategori ini sebesar 9,22 %, dengan sebesar
8,71 % (94,48 % terhadap kategori) disumbangkan oleh sub kategori
Perdagangan Besar dan Eceran, Bukan Mobil dan Sepeda Motor.
Sedangkan sub kategori Perdagangan Mobil, Sepeda Motor dan
Reparasinya hanya berkontribusi sebesar 0,51 % (5,52 % terhadap
kategori).
Kategori ini merupakan bagian dari kategori yang mengalami laju
pertumbuhan menggembirakan selama tahun 2016, sebesar 6,96 %.
Laju ini lebih besar dibanding tahun 2015 yang sebesar 6,89 namun
masih lebih kecil dibanding tahun 2012 yang mencapai 7,01 % yang
merupakan puncak pertumbuhan dalam kurun 2012 - 2016. Dimana
pertumbuhan yang paling rendah pada tahun 2013 yaitu sebesar 5,11 %.

8. Transportasi dan Pergudangan


Kategori Transportasi dan Pergudangan terdiri dari 6 subkategori, yaitu
subkategori Angkutan Rel, subkategori Angkutan Darat, subkategori
Angkutan Laut, subkategori Angkutan Sungai, Danau, dan
Penyeberangan, subkategori Angkutan Udara, serta subkategori
Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan. Namun di Gunungkidul
hanya ada dua sub kategori yang ada kegiatan ekonominya yakni
Subkategori Angkutan Darat dan subkategori Pergudangan dan Jasa
Penunjang Angkutan.
Kategori ini memberikan kontribusi sebesar 5,04 % tahun 2016.
Persentase kontribusinya cenderung menurun dalam lima tahun
terakhir. Tercatat tahun 2012 dan 2013 masing-masing masih
sebesar 5,23 %, naik menjadi 5,25 % di tahun 2014 dan kembali turun
menjadi 5,13 % pada tahun 2015. Kontribusi tersebut berasal dari sub

II-23
kategori angkutan darat sebesar 77,40 % dan sisanya 22,60 dari sub
kategori Pergudangan dan Jasa Penunjang Angkutan.
Sisi pertumbuhan ketegori ini menunjukkan adanya pola naik turun
dalam kurun lima tahun terakhir. Jika 2012 tumbuh 2,59 %, maka
tahun setelahnya tumbuh secara berurutan 4,73 %, 2,43 %, 3,68 %
serta tahun 2016 tumbuh sebesar 3,53 %

9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum


Pada tahun 2016, kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
berkontribusi terhadap PDRB Kabupaten Gunungkidul sebesar 5,90 %,
di mana sebesar 5,79 %nya (98,11 % terhadap kategori) merupakan
kontribusi dari subkategori Penyediaan Makan Minum dan sebesar 0,11
% (1,89 % terhadap kategori) disumbangkan oleh subkategori
Penyediaan Akomodasi. Kontribusi kategori ini semakin meningkat tidak
lepas dari semakin majunya industri pariwisata sejak 2012. Tahun
2012 kontribusi kategori ini 5,16 %; 5,45 % tahun 2013; 5,78 % pada
tahun 2014 dan 5,90 % pada tahun 2015.
Secara keseluruhan, kategori ini mencatatkan laju pertumbuhan positif
sebesar 5,55 % pada tahun 2016, menurun jika dibandingkan dengan
tahun 2014 dan 2015 yang mencapai 8,61 % dan 6,43 %. Walaupun
menurun namun salah satu sub kategori yakni penyediaan akomodasi
justru meningkat dengan 8,25 % tahun 2016 dibanding 7,39 % tahun
sebelumnya. Sedangkan untuk sub kategori penyediaan makan minum
mengalami penurunan dari 6,41 % menjadi 5,51 %.

10. Informasi dan Komunikasi


Dalam era globalisasi, peranan kategori informasi dan komunikasi menjadi
sangat strategis dalam menunjang aktivitas di setiap bidang ekonomi.
Hampir di setiap kategori industri mulai pertanian hingga jasa kehadiran
kategori ini memiliki peran dalam produksi hingga pemasaran. Peranan
kategori ini terhadap perekonomian di Kabupaten Gunungkidul selama
tahun 2012-2016 sebesar 7,66%, 7,42%, 7,30%, 6,98% dan 7,02 %.
Sedangkan laju pertumbuhannya menunjukkan pola yang naik turun,
yaitu 10.56 %, turun menjadi 6,23 %, naik kembali 7,90 % di tahun
2014, kembali turun 5,65 % pada tahun 2015 dan kembali naik menjadi
8,78 pada tahun 2016.

11. Jasa Keuangan dan Asuransi


Kontribusi kategori ini terhadap perekonomian Gunungkidul hanya 2,32 %
tahun 2016, angka ini merupakan yang terbesar dalam kurun lima tahun
terakhir. Kegiatan ekonomi pada subkategori jasa perantara keuangan
menjadi penyumbang mayoritas kontribusi perekonomian pada kategori
jasa keuangan dan asuransi ini. Selama tahun 2012-2016, kontribusinya
mencapai 89,24 % terhadap PDRB kategori jasa keuangan dan asuransi.
Penyumbang terbesar berikutnya adalah Jasa Keuangan Lainnya dengan
sumbangan sekitar 6,64 %, subkategori Asuransi dan Dana Pensiun 4,08
%, dan terakhir adalah Jasa Penunjang Keuangan dengan nilai kontribusi
terhadap kategori ini sekitar 0,03 %.
Adapun laju pertumbuhan kategori ini tahun 2016 mencapai 4,72 %
melambat dibanding tahun sebelumnya yang mencapai 8,54 %.

12. Real Estat


Kategori real estat memberikan kontribusi yang relatif stabil bagi PDRB
Kabupaten Gunungkidul dengan peranan sebesar sedikit diatas 3 %.
Selama tahun 2012-2016, secara berturut-turut sumbangan kategori
real estat sebesar 3,34 %, 3,35 %, 3,43 %, 3,44 %, dan 3,53 %.

II-24
Sedangkan laju pertumbuhan ekonomi kategori ini sedikit berkontraksi
pada tahun 2014 yaitu sebesar 8,09 % setelah selama dua tahun
berturut turut hanya sebesar 5,53 % dan 4,44 % pada tahun 2012 dan
2013. Kemudian pada tahun 2015 dan 2016 ini mengalami penurunan
kembali menjadi 6,65 % dan 6,83 %

13. Jasa Perusahaan


Selama 5 tahun terakhir, kontribusi kegiatan ekonomi pada kategori
jasa perusahaan nyaris tidak beranjak dari hampir setengah %, yaitu
dari 0,47 % pada tahun 2012, menjadi 0,43 %, 0,44 %, 0,44 %, dan
0,43% untuk tahun 2012-2016. Sedangkan laju pertumbuhannya
mengalami situasi yang naik turun selama periode lima tahun terakhir
ini, dari 8,75 % pada tahun 2012 menjadi 5,06 % pada tahun 2016.
Pada tahun 2013 - 2015 pertumbuhan kategori jasa perusahaan sebesar
3,53 %, 6,37 %, dan 7,04 %.

14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib


APBD masih menjadi mesin penggerak ekonomi Gunungkidul, hal ini
terlihat dari peranan kategori ini terhadap perekonomian secara umum.
Kontribusinya hanya kalah dari tiga kategori utama yakni pertanian,
industri manufaktur dan konstruksi dan setara dengan kontribusi kategori
perdagangan. Kategori ini meliputi kegiatan yang sifatnya pemerintahan,
yang umumnya dilakukan oleh administrasi pemerintahan termasuk juga
perundangundangan dan penterjemahan hukum yang berkaitan dengan
pengadilan dan menurut peraturannya.
Selama tahun 2012 - 2016 peranannya relatif stabil dengan
menunjukkan sedikit peningkatan, yaitu dengan nilai kontribusi
sebesar 8,82 %, 9,10 %, 9,29 %, 9,34 %, dan 9,38 %. Sedangkan laju
pertumbuhannya selalu positif dengan pola yang naik turun, yaitu
pernah mencapai 7,77 % di tahun 2012 namun pernah juga mencapai
menjadi 4,54 % di tahun 2013, untuk tahun 2014 dan 2015
pertumbuhannya mencapai 5,79 % dan 5,26 %. Dan pada tahun 2016
ini tetap sebesar 5,26 %

15. Jasa Pendidikan


Kontribusi jasa pendidikan terhadap perekonomian Gunungkidul memang
tidaklah besar namun diantara kategori jasa nilainya menempati urutan
kedua setelah jasa pemerintahan. Pada tahun 2016 jasa pendidikan
menyumbang sebesar 6,20 % terhadap total perekonomian Kabupaten
Gunungkidul, sedikit meningkat dibandingkan pada tahun 2015 yang
bernilai 5,35 %.
Dengan penghitungan atas dasar harga konstan 2010, laju
pertumbuhan jasa pendidikan 2016 mencapai 3,42 %, mengalami
perlambatan dari tahun sebelumnya yang mencapai 7,61 %.

16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial


Kategori ini mencakup kegiatan penyediaan jasa kesehatan dan
kegiatan sosial yang cukup luas cakupannya. Pada tahun 2016,
kontribusinya terhadap perekonomian Kabupaten Gunungkidul sebesar
2,00 % dengan laju pertumbuhan sebesar 4.48 %. Selama tahun 2012-
2015 peranannya relatif stabil dengan menunjukkan sedikit
peningkatan, yaitu dengan nilai kontribusi sebesar 1,97 %, 1,97 %, 1,97
%, dan 2,01 %. Sedangkan laju pertumbuhannya cenderung menurun
dari 10,89 % tahun 2012 menjadi 8,42 % tahun 2013 dan terus
menurun di tiga tahun sesudahnya menjadi 7,37 % kemudian 7,19 %
dan 4,48 % di tahun 2016 ini

II-25
17. Jasa lainnya
Kontribusi Jasa Lainnya terhadap perekonomian Kabupaten Gunungkidul
relatif kecil yaitu berturut-turut sejak 2012-2016 sebesar 3,21 %, 3,18 %,
3,26 %, 3,28 % dan 3,35%. Sedangkan laju pertumbuhannya selalu
positif yaitu 5,64 %, 5,17 %, 6,42 %, 8,65 %,
dan 7,47 % selama tahun 2012 - 2016

Tabel 2.7.
PDRB Kabupaten Gunungkidul ADHB Tahun 2010
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2016 (Juta Rupiah)
Tahun
Lapangan Usaha
2012 2013 2014 2015 2016
Pertanian, Kehutanan,
A dan Perikanan 2.838.937 3.046.995 3.150.565 3.535.657 3.787.293

Pertambangan dan
B Penggalian 160.265 170.195 178.643 188.773 195.600

Industri Pengolahan
C 956.960 1.086.106 1.204.712 1.284.288 1.405.322
Pengadaan Listrik dan
D 8.037 7.563 8.991 10.404 12.444
Gas
Pengadaan Air,
E Pengelolaan Sampah, 17.941 19.539 22.135 23.521 24.682
Limbah dan Daur Ulang
F Konstruksi 1.004.222 1.109.379 1.198.556 1.298.853 1.407.758
Perdagangan Besar dan
G Eceran; Reparasi Mobil 935.267 1.002.567 1.126.234 1.218.310 1.381.432
dan Sepeda Motor
Transportasi dan
H Pergudangan 551.035 603.119 659.676 707.695 755.287

Penyediaan Akomodasi
I 544.435 628.770 726.389 813.608 883.857
dan Makan Minum
Informasi dan
J Komunikasi 808.025 855.560 916.150 963.598 1.051.970

Jasa Keuangan dan


K 211.943 243.580 284.852 322.775 346.868
Asuransi
Real Estat
L 351.999 385.701 430.299 474.734 528.959

M,N Jasa Perusahaan 49.078 49.473 55.036 60.222 64.966


Administrasi
Pemerintahan,
O 930.487 1.048.848 1.166.154 1.289.112 1.405.268
Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib
Jasa Pendidikan
P 629.714 678.670 772.874 876.367 928.759
Jasa Kesehatan dan
Q Kegiatan Sosial 208.238 227.172 247.288 277.851 299.359

R,S,T,U Jasa lainnya


338.771 367.105 408.817 452.889 502.231

Produk Domestik Regional Bruto 10.545.355 11.530.341 12.557.371 13.798.657 14.982.055

Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Lapangan


Usaha Tahun 2012-2016

II-26
Tabel 2.8.
PDRB Kabupaten Gunungkidul ADHK Tahun 2010
Menurut Lapanga Usaha Tahun 2012-2016 (Juta Rupiah)
Tahun
Lapangan Usaha/Industry
2012 2013 2014 2015* 2016**
Pertanian, Kehutanan,
A 2.452.277 2.508.677 2.493.156 2.557.403 2.613.142
dan Perikanan
Pertambangan dan
B 151.108 158.456 160.985 161.383 162.657
Penggalian
C Industri Pengolahan 895.218 968.728 1.008.531 1.035.144 1.089.755
Pengadaan Listrik dan
D 9.378 10.026 10.775 11.030 12.611
Gas
Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah,
E 16.545 16.785 17.437 17.940 18.351
Limbah dan Daur
Ulang
F Konstruksi 904.780 945.651 993.510 1.036.793 1.092.138
Perdagangan Besar
dan Eceran; Reparasi
G 866.000 910.272 971.904 1.038.835 1.111.128
Mobil dan Sepeda
Motor
Transportasi dan
H 523.855 548.633 561.987 582.658 603.242
Pergudangan
Penyediaan
I Akomodasi dan Makan 507.494 549.676 596.989 635.346 670.616
Minum
Informasi dan
J 834.951 886.938 957.028 1.011.120 1.099.900
Komunikasi
Jasa Keuangan dan
K 177.684 198.812 220.771 239.630 250.943
Asuransi
L Real Estat 326.602 341.097 368.705 393.209 420.060
M,N Jasa Perusahaan 48.071 49.767 52.937 56.663 59.528
Administrasi
Pemerintahan,
O 849.357 887.945 939.395 988.812 1.040.788
Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 610.114 640.147 692.198 744.845 770.301
Jasa Kesehatan dan
Q 192.217 208.405 223.761 239.841 250.576
Kegiatan Sosial
R,S,T,U Jasa lainnya 330.331 347.420 369.723 401.692 431.709

Produk Domestik Regional


Bruto/Gross Regional Domestic 9.695.980 10.177.433 10.639.792 11.152.363 11.697.447
Product
Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Lapangan
Usaha 2012-2016

b. Struktur Ekonomi
Besarnya peranan berbagai lapangan usaha ekonomi dalam memproduksi
barang dan jasa sangat menentukan struktur ekonomi suatu daerah. Struktur
ekonomi yang terbentuk dari nilai tambah yang diciptakan oleh masing-masing
lapangan usaha dapat menggambarkan seberapa besar ketergantungan suatu
daerah terhadap kemampuan berproduksi dari setiap lapangan usaha.
Struktur perekonomian sebagian masyarakat Gunungkidul masih
didominasi kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan. Sumbangan kategori
ini masih mencapai lebih dari seperempat nilai PDRB. Dalam kurun waktu 3
tahun terakhir sumbangan kategori ini semakin kecil. Sumbangan masing-
masing kategori pada 2016 ini masih didominasi oleh kategori tersebut, diikuti
oleh kategori konstruksi; kategori industri pengolahan; kategori administrasi
pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib serta kategori perdagangan
besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor. Kategori lain yang
II-27
menyumbang lebih dari 5 % adalah kategori transportasi dan pergudangan;
kategori penyediaan akomodasi dan makan minum, kategori informasi
komunikasi, serta kategori jasa pendidikan. Sementara peranan kategori lainnya
di bawah 5 %.

Tabel 2.9
PDRB Kabupaten Gunungkidul ADHB Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2012-2016 (%)
Tahun
Lapangan Usaha
2012 2013 2014 2015 2016
Pertanian, Kehutanan, dan
A 26,92 26,43 25,09 25,62 25,28
Perikanan
Pertambangan dan
B 1,52 1,48 1,42 1,37 1,31
Penggalian
C Industri Pengolahan 9,07 9,42 9,59 9,31 9,38
D Pengadaan Listrik dan Gas 0,08 0,07 0,07 0,08 0,08
Pengadaan Air, Pengelolaan
E Sampah, Limbah dan Daur 0,17 0,17 0,18 0,17 0,16
Ulang
F Konstruksi 9,52 9,62 9,54 9,41 9,40
Perdagangan Besar dan
G Eceran; Reparasi Mobil dan 8,87 8,70 8,97 8,83 9,22
Sepeda Motor
Transportasi dan
H 5,23 5,23 5,25 5,13 5,04
Pergudangan
Penyediaan Akomodasi dan
I 5,16 5,45 5,78 5,90 5,90
Makan Minum
J Informasi dan Komunikasi 7,66 7,42 7,30 6,98 7,02
Jasa Keuangan dan
K 2,01 2,11 2,27 2,34 2,32
Asuransi
L Real Estat 3,34 3,35 3,43 3,44 3,53
M,N Jasa Perusahaan 0,47 0,43 0,44 0,44 0,43
Administrasi
O Pemerintahan, Pertahanan 8,82 9,10 9,29 9,34 9,38
dan Jaminan Sosial Wajib
P Jasa Pendidikan 5,97 5,89 6,15 6,35 6,20
Jasa Kesehatan dan
Q 1,97 1,97 1,97 2,01 2,00
Kegiatan Sosial
R,S,T,U Jasa lainnya 3,21 3,18 3,26 3,28 3,35

Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00


Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut
Lapangan Usaha 2012-2016

II-28
Tabel 2.10
PDRB Kabupaten Gunungkidul ADHK Tahun 2010
Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2016 (%)

Tahun
Lapangan Usaha
2012 2013 2014 2015 2016
Pertanian, Kehutanan,
A
dan Perikanan 25,46 25,29 24,65 23,43 22,93
Pertambangan dan
B
Penggalian 1,62 1,56 1,56 1,51 1,45
C Industri Pengolahan 10,02 9,23 9,52 9,48 9,28
Pengadaan Listrik dan
D
Gas 0,09 0,10 0,10 0,10 0,10
Pengadaan Air,
E Pengelolaan Sampah,
Limbah dan Daur Ulang 0,17 0,17 0,16 0,16 0,16
F Konstruksi 9,24 9,33 9,29 9,34 9,30
Perdagangan Besar dan
G Eceran; Reparasi Mobil
dan Sepeda Motor 8,75 8,93 8,94 9,13 9,31
Transportasi dan
H
Pergudangan 5,52 5,40 5,39 5,28 5,22
Penyediaan Akomodasi
I
dan Makan Minum 5,24 5,23 5,40 5,61 5,70
Informasi dan
J
Komunikasi 8,17 8,61 8,71 8,99 9,07
Jasa Keuangan dan
K
Asuransi 1,87 1,83 1,95 2,07 2,15
L Real Estat 3,35 3,37 3,35 3,47 3,53
M,N Jasa Perusahaan 0,48 0,50 0,49 0,50 0,51
Administrasi
Pemerintahan,
O
Pertahanan dan
Jaminan Sosial Wajib 8,52 8,76 8,72 8,83 8,87
P Jasa Pendidikan 6,25 6,29 6,29 6,51 6,68
Jasa Kesehatan dan
Q
Kegiatan Sosial 1,87 1,98 2,05 2,10 2,15
R,S,T,U Jasa lainnya 3,38 3,41 3,41 3,47 3,60
Produk Domestik Regional Bruto 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut Lapangan
Usaha 2012-2016

c. Pertumbuhan PDRB
Pertumbuhan ekonomi merupakan salah satu indikator makro untuk
melihat kinerja nyata ekonomi di suatu wilayah. Laju pertumbuhan ekonomi
dihitung berdasarkan perubahan PDRB atas dasar harga konstan tahun
bersangkutan terhadap tahun sebelumnya. Pertumbuhan ekonomi dapat
dilihat sebagai peningkatan jumlah barang dan jasa yang dihasilkan oleh
semua bidang usaha kegiatan ekonomi di suatu daerah selama jangka waktu
satu tahun.

II-29
Sumber : PDRB Kabupaten Gunungkidul Menurut Lapangan Usaha 2012-2016
Gambar 2.7
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Gunungkidul (%)
Tahun 2012-2016

Perekonomian Gunungkidul pada tahun 2016 mengalami percepatan


dibandingkan pertumbuhan tahun sebelumnya. Laju pertumbuhan PDRB
Gunungkidul tahun 2016 mencapai 4,89 %, sedangkan tahun 2015 sebesar
4,82 %. Pertumbuhan ekonomi tertinggi dicapai oleh kategori pengadaan
listrik dan gas sebesar 14,33 %. Seluruh kategori ekonomi PDRB yang lain
pada tahun 2016 mencatat pertumbuhan yang positif.

Tabel 2.11
Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Riil Kabupaten
Gunungkidul Menurut Lapangan Usaha Tahun 2012-2016(%)
Tahun
Lapangan Usaha
2012 2013 2014 2015 2016
Pertanian, Kehutanan, dan
A
Perikanan 4,16 2,30 -0,62 2,58 2,18
B Pertambangan dan Penggalian 0,87 4,86 1,60 0,25 0,79
C Industri Pengolahan -3,41 8,21 4,11 2,64 5,28
D Pengadaan Listrik dan Gas 11,26 6,91 7,48 2,37 14,33
Pengadaan Air, Pengelolaan
E Sampah, Limbah dan Daur
Ulang 2,53 1,45 3,88 2,88 2,29
F Konstruksi 5,87 4,52 5,06 4,36 5,34
Perdagangan Besar dan Eceran;
G Reparasi Mobil dan Sepeda
Motor 7,01 5,11 6,77 6,89 6,96
H Transportasi dan Pergudangan 2,59 4,73 2,43 3,68 3,53
Penyediaan Akomodasi dan
I
Makan Minum 4,76 8,31 8,61 6,43 5,55
J Informasi dan Komunikasi 10,56 6,23 7,90 5,65 8,78
K Jasa Keuangan dan Asuransi 2,79 11,89 11,05 8,54 4,72
L Real Estat 5,53 4,44 8,09 6,65 6,83
M,N Jasa Perusahaan 8,75 3,53 6,37 7,04 5,06

II-30
Tahun
Lapangan Usaha
2012 2013 2014 2015 2016
Administrasi Pemerintahan,
O Pertahanan dan Jaminan Sosial
Wajib 7,77 4,54 5,79 5,26 5,26
P Jasa Pendidikan 5,64 4,92 8,13 7,61 3,42
Jasa Kesehatan dan Kegiatan
Q
Sosial 10,89 8,42 7,37 7,19 4,48
R,S,T,U Jasa lainnya 5,64 5,17 6,42 8,65 7,47
Produk Domestik Regional Bruto 4,84 4,97 4,54 4,82 4,89
Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul menurut
Lapangan Usaha 2011-2015

Berdasarkan Tabel 2,11, di atas dapat diketahui bahwa pada tahahun


2016 kategori-kategori tersebut berturut- turut mencatat pertumbuhan
sebagai berikut, kategori pengadaan listrik dan gas mencatat 14,33 %,
kategori informasi dan komunikasi sebesar 8,78 %, jasa lainnya sebesar 7,47
%, kategori perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor
sebesar 6,96 %, kategori real estate 6,83 %, kategori konstruksi sebesar 5,34
%, kategori industri pengolahan 5,27 %, Kategori administrasi pemerintahan,
pertahanan dan jaminan sosial wajib sebesar 5,26 %, diikuti kategori jasa
perusahaan 5,06 %. Adapun kategori yang pertumbuhannya kurang dari
lima % adalah kategori jasa keuangan dan asuransi 4,72 %, kategori jasa
kesehatan dan kegiatan sosial 4,48 %, kategori Transportasi dan
Pergudangan sebesar 3,53 %, kategori jasa pendidikan 3,42 %, kategori
Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 2,29 %,
kategori Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 2,18 % dan kategori
Pertambangan dan Penggalian sebesar 0,79 %. Secara rinci dapat dijelaskan
sebagai berikut :
1. Pertanian, Kehutanan, Dan Perikanan

Pertumbuhan kategori pertanian, kehutanan dan perikanan mengalami


penurunan dari 2,58 % pada tahun 2015 menjadi 2,18 % pada tahun 2016.
Dalam sub kategori ini, golongan yang mengalami pertumbuhan negatif
adalah tanaman hortikultura sebesar –0,71 %. Sedangkan golongan
lainnya tetap memperlihatkan laju pertumbuhan positif.
Walaupun pertumbuhan golongan pada sub kategori ini tahun 2016 ada
yang mengalami minus, namun semua sub kategori masih tumbuh
positif dengan pertumbuhan terbesar adalah pada subkategori
pertanian, peternakan, perburuan dan jasa pertanian yaitu sebesar 2,29
% yang diikuti oleh subkategori perikanan mencetak laju pertumbuhan
ekonomi sebesar 1,98 %
2. Pertambangan dan Penggalian
Secara keseluruhan pada tahun 2016, kategori Pertambangan dan
Penggalian menunjukkan laju pertumbuhan sebesar 0,79 %. Selama lima
tahun terakhir, laju pertumbuhan kategori ini sangat dipengaruhi oleh
regulasi yang mengatur tentang ijin dan larangan kawasan penambangan.
3. Industri Pengolahan
Secara keseluruhan, laju pertumbuhan kategori Industri Pengolahan
pada tahun 2016 adalah sebesar 5,27 %, sedangkan subkategori yang
mencatatkan laju pertumbuhan terbesar adalah sub kategori Industri
kimia,farmasi dan obat tradisional yaitu sebesar 7,54 % pada tahun
2016, kemudian diikuti oleh sub kategori Industri makanan dan
minuman jadi 6,75 % dan sub kategori Industri Industri tekstil dan
pakaian yaitu sebesar 6,18 %

II-31
4. Pengadaan Listrik dan Gas
Laju pertumbuhan kategori pengadaan listrik dan gas pada tahun 2016
adalah 14,33 %, meningkat tajam dibanding tahun sebelumnya yang
tumbuh 2,37 %. Masing-masing subkategori juga mencatatkan
pertumbuhan yang cukup tinggi, di mana subkategori Ketenagalistrikan
sebesar 14,47 % dan Pengadaan Gas dan Produksi Es sebesar 2,33 %.
5. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
Laju pertumbuhan katagori Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah
dan Daur Ulang dihiasi pasang surut, yaitu sebesar 2,53 %, 1,45 %, 3,88
%, 2,88 % dan 2,29 % berturut-turut untuk tahun 2012-2016
6. Konstruksi
Pertumbuhan kategori konstruksi di Kabupaten Gunungkidul selalu
bernilai positif walaupun dalam perjalanannya diwarnai turun naik laju.
Berikut berturut-turut angka laju pertumbuhan kategori ini: pada tahun
2011 sebesar 4,90 % kemudian menjadi 5,87 % ditahun 2012, 4,52 % di
tahun 2013, di tahun 2014 sebesar 5,06 % di tahun 2015 sebesar 4,36%
dan di tahun 2016 menjadi sebesar 5,34 %..
7. Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
Kategori ini merupakan bagian dari kategori yang mengalami laju
pertumbuhan menggembirakan selama tahun 2016, sebesar 6,96 %.
Laju ini lebih besar dibanding tahun 2015 yang sebesar 6,89 namun
masih lebih kecil dibanding tahun 2012 yang mencapai 7,01 % yang
merupakan puncak pertumbuhan dalam kurun 2012 - 2016. Dimana
pertumbuhan yang paling rendah pada tahun 2013 yaitu sebesar 5,11%.
8. Transportasi dan Pergudangan
Sisi pertumbuhan ketegori Transportasi dan pergudangan menunjukkan
adanya pola naik turun dalam kurun lima tahun terakhir. Jika 2012
tumbuh 2,59 % , maka tahun setelahnya tumbuh secara berurutan 4,73 %,
2,43 %, 3,68 % serta tahun 2016 tumbuh sebesar 3,53%.
9. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
Secara keseluruhan, kategori Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
mencatatkan laju pertumbuhan sebesar 5,55 % pada tahun 2016, menurun
dibandingkan tahun 2014 dan 2015 yang mencapai 8,61% dan 6,43%.
Walaupun menurun namun salah satu sub kategori yakni penyediaan
akomodasi justru meningkat dengan 8,25 % tahun 2016 dibanding 7,39
% tahun sebelumnya. Sedangkan untuk sub kategori penyediaan makan
minum mengalami penurunan dari 6,41 % menjadi 5,51 %
10. Informasi dan Komunikasi
Laju pertumbuhan kategori informasi dan komunikasi menunjukkan pola
yang naik turun, yaitu 10,56 % menjadi turun ke level 6,23 %, naik
kembali 7,90 % di tahun 2014 dan turun kembali menjadi sebesar 5,65%
ditahun 2015 dan kembali naikmenjadi 8,78 % pada tahun 2016.
11. Jasa Keuangan dan Asuransi
Laju pertumbuhan kategori Jasa Keuangan dan Asuransi tahun 2016
mencapai 4,72 % melambat dibanding tahun sebelumnya yang mencapai
8,54%.
12. Real Estat
Laju pertumbuhan ekonomi kategori real estat sedikit berkontraksi pada
tahun 2014 yaitu sebesar 8,09 % setelah selama dua tahun berturut-turut
hanya sebesar 5,53 % dan 4,44 % pada tahun 2012 dan 2013. Kemudian
pada tahun 2015 dan 2016 ini mengalami penurunan kembali menjadi 6,65
% dan 6,83 %.
13. Jasa Perusahaan
Laju pertumbuhan kategori Jasa perusahaan mengalami situasi yang naik
turun selama periode lima tahun terakhir ini, dari 8,75 % pada tahun 2012
menjadi 5,06 % pada tahun 2016. Pada tahun 2013-2015 pertumbuhan
kategori jasa perusahaan adalah sebesar 3,53% dan 6,37% dan 7,04 %.

II-32
14. Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib
Laju pertumbuhan Administrasi Pemerintahan, Pertahanan dan Jaminan
Sosial Wajib selalu positif dengan pola yang naik turun, yaitu pernah
mencapai 7,77 % di tahun 2012 namun pernah juga mencapai menjadi 4,54
% di tahun 2013 dan untuk tahun 2014 dan 2015 pertumbuhannya
mencapai 5,79 % dan 5,26 %.
15. Jasa Pendidikan
Laju pertumbuhan jasa pendidikan 2016 mencapai 3,42 %, mengalami
penurunan dari tahun sebelumnya yang sebesar 7,61%.
16. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
Laju pertumbuhan kategori Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
cenderung menurun dari 10,89 persen tahun 2012 menjadi 8,42 persen
tahun 2013 dan terus menurun di tiga tahun sesudahnya menjadi 7,37
persen kemudian 7,19 persen dan 4,48 persen di tahun 2016 ini.
17. Jasa lainnya
Laju pertumbuhan Jasa lainnya selalu positif yaitu 5,64 %, 5,17 %, 6,42 %,
8,65% dan 7,47 % selama tahun 2012-2016.

d. PDRB Per Kapita


Salah satu indikator tingkat kemakmuran penduduk di suatu
daerah/wilayah dapat dilihat dari nilai PDRB per kapita, yang merupakan hasil
bagi antara nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan ekonomi dengan
jumlah penduduk. Oleh karena itu, besar kecilnya jumlah penduduk akan
mempengaruhi nilai PDRB per kapita, sedangkan besar kecilnya nilai PDRB
sangat tergantung pada potensi sumber daya alam dan faktor-faktor produksi
yang terdapat di daerah tersebut. PDRB per kapita atas dasar harga berlaku
menunjukkan nilai PDRB per kepala atau per satu orang penduduk.
Pada tahun 2016, PDRB per kapita Gunungkidul mencapai 20,74 juta
Rupiah dengan pertumbuhan sebesar 6,97 persen. Pertumbuhan PDRB
perkapita ini sedikit menurun apabila dibandingkan dengan pertumbuhan
tahun sebelumnya yaitu sebesar 8,03 persen.

Sumber : PDRB Kabupaten Gunungkidul Menurut Lapangan Usaha 2012-2016


Gambar 2.8
PDRB Per Kapita Kabupaten Gunungkidul (Juta Rupiah),
Tahun 2012- 2016

II-33
e. PDRB Menurut Pengeluaran
Kondisi perekonomian Gunungkidul terus menunjukkan peningkatan,
terutama sejak banyak dibukanya tempat-tempat wisata baru yang menjadi
alternatif tujuan baik untuk wisatawan domestik maupun mancanegara. Hal ini
terlihat dari nilai PDRB yang terus meningkat dan pertumbuhan ekonomi yang
terus menunjukkan arah positif.
Peningkatan ekonomi tersebut digambarkan melalui Nilai PDRB ADHB dan
ADHK, serta pertumbuhan pada total PDRB.

Tabel 2.12
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Pengeluaran,
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016 (Juta Rp)
Tahun
Komponen Pengeluaran
2012 2013 2014 2015 2016
1. Konsumsi Rumah 6.979.973 8.162.455 8.990.881 9.894.797 10.677.860
Tangga
2. Konsumsi LNPRT 122.949 143.690 171.379 187.766 189.006
3. Konsumsi Pemerintah 1.671.152 1.894.995 2.124.945 2.374.595 2.563.473
4. PMTB 2.626.617 2.989.108 3.387.064 3.683.453 4.034.561
5. Perubahan Inventori 125.271 127.646 129.550 154.800 172.355
6. Ekspor 6.016.883 6.223.576 6.625.928 7.183.640 7.668.782
7. Impor 6.997.490 8.011.129 8.872.376 9.680.394 10.323.983
Total PDRB 10.545.355 11.530.341 12.557.371 13.798.657 14.982.055
Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul Menurut
Pengeluaran 2012-2016

Nilai PDRB Gunungkidul (adh Berlaku) selama periode tahun 2012s.d 2016
menunjukkan peningkatan signifikan dari tahun ke tahun. Peningkatan nilai
tersebut dipengaruhi oleh adanya perubahan harga dan juga perubahan volume.
Selain dinilai atas dasar harga (adh) Berlaku. PDRB menurut pengeluaran juga
dinilai adh Konstan 2010 atau adh berbagai produk yang dinilai dengan harga
pada tahun 2010. Melalui pendekatan penghitungan adh konstan. PDRB di
masing-masing tahun dapat memberikan gambaran tentang perubahan PDRB
secara volume atau secara kuantitas saja (tanpa ada pengaruh perubahan
harga).

Tabel 2.13
PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran,
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016 (Juta Rp)
Tahun
Komponen Pengeluaran
2012 2013 2014 2015 2016
1. Konsumsi Rumah 6.108.243 6.394.906 6.693.691 6.992.867 7.294.493
Tangga
2. Konsumsi LNPRT 111.691 122.976 135.962 141.442 137.482
3. Konsumsi Pemerintah 1.512.267 1.591.532 1.656.231 1.740.454 1.778.398
4. PMTB 2.366.573 2.474.181 2.590.677 2.706.368 2.861.810
5. Perubahan Inventori 104.080 108.139 120.381 127.799 135.592
6. Ekspor 5.615.728 5.815.627 5.983.395 6.195.823 6.434.616
7. Impor 6.122.602 6.329.928 6.540.545 6.752.390 6.944.944
Total PDRB 9.695.980 10.177.433 10.639.792 11.152.363 11.697.447
Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul Menurut
Pengeluaran 2012-2016

PDRB komponen pengeluaran Atas Dasar Harga Konstan menggambarkan


perubahan atau pertumbuhan ekonomi secara riil, utamanya berkaitan dengan
peningkatan volume konsumsi akhir. Selama kurun waktu 2012 - 2016,

II-34
gambaran tentang perkembangan ekonomi Gunungkidul berdasarkan PDRB Atas
Dasar Harga Konstan dapat dilihat pada tabel 2.13 diatas.
Sama halnya dengan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku, seluruh komponen
pengeluaran akhir PDRB Atas Dasar Harga Konstan juga menunjukkan
peningkatan dari tahun ke tahun.

Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul Menurut


Pengeluaran 2012-2016
Gambar 2.9
Perbandingan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku dan
Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Pengeluaran
Kabupaten Gunungkidul, Tahun 2012-2016

Dari gambar 2.9 di atas, nampak bahwa pada umumnya nilai PDRB Atas Dasar
Harga Berlaku selalu lebih besar dari nilai PDRB adh Konstan. Perbedaan
tersebut disebabkan karena ada pengaruh perubahan harga dalam perhitungan
PDRB Atas Dasar Harga Berlaku. Dalam PDRB Atas Dasar Harga Konstan
pengaruh faktor harga telah ditiadakan.
Terbentuknya keseluruhan PDRB atau total PDRB merupakan kontribusi dari
semua komponen pengeluarannnya, yang terdiri dari konsumsi akhir rumah
tangga (PKRT), konsumsi akhir LNPRT (PK-LNPRT), konsumsi akhir pemerintah
(PK-P), pembentukan modal tetap bruto (PMTB), ekspor neto (E) atau ekspor
dikurangi impor.
Tabel 2.14
Distribusi PDRB ADHB Menurut Pengeluaran, Kabupaten Gunungkidul,
Tahun 2012 - 2016 (%)
Tahun
Komponen Pengeluaran
2012 2013 2014 2015 2016
1. Konsumsi Rumah Tangga 66,19 70,79 71,6 71,71 71,27
2. Konsumsi LNPRT 1,17 1,25 1,36 1,36 1,26
3. Konsumsi Pemerintah 15,85 16,43 16,92 17,21 17,11
4. PMTB 24,91 25,92 26,97 26,69 26,93
5. Perubahan Inventori 1,19 1,11 1,03 1,12 1,15
6. Ekspor 57,06 53,98 52,77 52,06 51,19
7. Impor 66,36 69,48 70,65 70,15 68,91
Total PDRB 100 100 100 100 100

Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul Menurut Pengeluaran


2012-2016
II-35
Berdasarkan tabel 2.14 diatas terlihat bahwa selama periode 2012-2016,
produk yang dikonsumsi di wilayah domestik sebagian besar masih untuk
memenuhi kebutuhan konsumsi akhir rumah tangga (di atas 65%). Ekspor juga
mempunyai peran yang relatif besar, karena sekitar 51 s.d 57% produk
Gunungkidul bisa terjual ke daerah lain; demikian halnya impor masih
mempunyai peran yang relatif besar, karena sekitar 66 s.d 70% permintaan
domestik masih dipenuhi oleh produk dari impor. Di sisi lain, pengeluaran untuk
kapital (PMTB) juga mempunyai peran relatif besar dengan kontribusi sekitar 24
s.d 26%. Proporsi konsumsi akhir pemerintah masih cukup tinggi, berada pada
rentang 15,85–17,11 %. Hal ini menunjukkan bahwa peran pemerintah dalam
menyerap produk domestik masih cukup besar.

Tabel 2.15
Distribusi PDRB ADHK 2010 Menurut Pengeluaran,
Kabupaten Gunungkidul, Tahun 2012 - 2016 (%)
Tahun
Komponen Pengeluaran
2012 2013 2014 2015 2016
1. Konsumsi Rumah Tangga 63,00 62,83 62,91 62,70 62,36
2. Konsumsi LNPRT 1,15 1,21 1,28 1,27 1,18
3. Konsumsi Pemerintah 15,60 15,64 15,57 15,61 15,20
4. PMTB 24,41 24,31 24,35 24,27 24,47
5. Perubahan Inventori 1,07 1,06 1,13 1,15 1,16
6. Ekspor 57,92 57,14 56,24 55,56 55,01
7. Impor 63,15 62,20 61,47 60,55 59,37
Total PDRB 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul Menurut
Pengeluaran 2012-2016

Agregat makro lain yang dapat diturunkan dari data PDRB adalah pertumbuhan
riil PDRB atau lebih dikenal dengan pertumbuhan ekonomi (economic growth),
yang menggambarkan kinerja pembangunan di bidang ekonomi. Pertumbuhan
ekonomi Gunungkidul dari tahun 2011 s.d 2015 secara rata-rata mencapai 4,72
%, dengan masing-masing pertumbuhan sebesar 4,52 % (2011); 4,84 % (2012);
4,97 % (2013); 4,54 % (2014); dan 4,81% (2015). Pertumbuhan tertinggi terjadi
pada tahun 2015 yakni sebesar 4,97 %, sebaliknya yang terendah terjadi pada
tahun 2011 (4,52 %).

II-36
Sumber : Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Gunungkidul Menurut
Pengeluaran 2011-2015 (diolah)
Gambar 2.10
Nilai (Juta Rp) dan Pertumbuhan (%) PDRB ADHK 2010 Menurut
Pengeluaran Kabupaten Gunungkidul, Tahun 2011-2015

f. Laju Inflasi
Pada tahun 2016, laju inflasi tahun ke tahun (year on year) kota Wonosari
sebesar 2,58 % tercatat lebih tinggi bila dibanding dengan kota Yogyakarta yang
tercatat mengalami laju inflasi tahun ke tahun sebesar 2.29 %, namun lebih
rendah bila dibanding dengan nasional yang tercatat mengalami laju inflasi
sebesar 3,02 %. Kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan
bakarmenunjukkan angka inflasi tertinggi di kota Wonosari. Kelompok sandang
mengalami laju inflasi tertinggi untuk kota Yogyakarta, sedangkanpada
kelompok makanan jadi, minuman rokok dan tembakaumengalami laju inflasi
tertinggi untuk nasional.

Sumber : BPS Kabupaten Gunungkidul (Warta IHK 2011-2015)


Gambar 2.11
Nilai Inflasi YoY di Kota Wonosari, Kota Yogyakarta dan Nasional
Tahun 2011-2015

II-37
Tabel 2.16
Laju Inflasi Tahun ke Tahun (year on year) di Gunungkidul,
Kota Yogyakarta, dan Nasional Tahun 2011 – 2016

Tahun Laju Inflasi Tahun ke Tahun (year on year)


Gunungkidul Yogyakarta Nasional
2011 3,94 3,88 3,79
2012 4,76 4,31 4,30
2013 8,11 7,32 8.38
2014 7,71 6,59 8.36
2015 3,22 3,09 3,35
2016 2,58 2,29 3,02
Sumber: Publikasi BI Februari 2017, BPS Gunungkidul, 2016.

g. Rasio Gini
Untuk melihat ketimpangan pendapatan penduduk, salah satu indikator
yang sering dipakai adalah Rasio Gini. Ide dasar perhitungan Rasio Gini
sebenarnya berasal dari upaya pengukuran luas suatu kurva (yang kemudian
dinamakan Kurva Lorenz) yang menggambarkan distribusi pendapatan untuk
seluruh kelompok pengeluaran.

Tabel 2.17
Rasio Gini Menurut Tipe Daerah di Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2012-2015
Tahun
2012 2013 2014 2015
Tipe
No.
Daerah Rasio Kriteria Rasio Kriteria Rasio Kriteria Rasio Kriteria
Gini Oshima Gini Oshima Gini Oshima Gini Oshima

1 Perkotaan 0,3668 Moderat 0,3624 Moderat 0,3393 Moderat 0,3562 Moderat

2 Perdesaan 0,3422 Moderat 0,3132 Moderat 0,2825 Rendah 0,3007 Moderat

3 Kota + 0,3579 Moderat 0,3213 Moderat 0,2897 Rendah 0,3114 Moderat


Desa
Sumber : Rasio Gini Kabupaten Gunungkidul 2012-2015
Pada Tahun 2015, Rasio Gini Kabupaten Gunungkidul tercatat 0,3114,
lebih rendah 0,0217 poin dibandingkan dengan Rasio Gini pada 2014. Hal ini
berarti distribusi pendapatan penduduk Kabupaten Gunungkidul pada 2014
lebih merata dibanding 2015. Dengan kata lain, distribusi pendapatan penduduk
Kabupaten Gunungkidul pada 2015 lebih timpang dibanding tahun 2014
Ketimpangan distribusi pendapatan ini terjadi di semua wilayah baik perkotaan
maupun pedesaan, dengan peningkatan derajat ketimpangan yang berbeda.
Jika kita bandingkan dengan kabupaten/kota lain di DIY, tingkat
ketimpangan di Kabupaten Gunungkidul masih belum mengkhawatirkan seperti
halnya kabupaten lain. Distribusi pendapatan Kabupaten Gunungkidul masih
lebih merata dibandingkan dengan kabupaten/kota lain walaupun tidak
semuanya berada dalam kategori rendah.

II-38
h. Kemiskinan
Badan Pusat Statistik (BPS) menghitung garis kemiskinan menggunakan
konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar (basic needs approach) dengan
data SUSENAS-nya. Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai
ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan
dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Metode yang digunakan
adalah menghitung garis kemiskinan, yang terdiri dari dua komponen yaitu garis
kemiskinan makanan dan garis kemiskinan non-makanan, sehingga garis
kemiskinan merupakan penjumlahan garis kemiskinan makanan dengan garis
kemiskinan non makanan. Garis kemiskinan makanan merupakan nilai
pengeluaran kebutuhan minimum makanan yang disetarakan dengan 2.100
kalori per kapita per hari, sedangkan garis kemiskinan non-makanan adalah
kebutuhan minimum untuk perumahan, sandang, pendidikan, dan kesehatan.

Sumber : BPS Kabupaten Gunungkidul 2017

Gambar 2.13
Angka Kemiskinan Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2011-2016 (%)

Secara absolut maupun Persentase jumlah penduduk miskin di


Kabupaten Gunungkidul sejak tahun 2011 terus menurun hingga tahun 2014.
Namun pada tahun 2015 jumlah penduduk dari 148.390 menjadi 155.000 (naik
0,9%), dan turun kembali di Tahun 2016 menjadi 136.153 (turun 2,39%). Hal ini
didukung oleh berkembangnya sektor pariwisata yang dapat membuka peluang
usaha dan lapangan pekerjaan bagi masyarakat, sehingga perekonomian
masyarakat di Kabupaten Gunungkidul meningkat.

II-39
Tabel 2.18
Jumlah Penduduk Miskin Dan Persentase Penduduk Miskin Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2011-2016

Jumlah Penduduk Miskin Persentase Penduduk


No Tahun
(Jiwa) Miskin (%)
1 2011 157100 23,03
2 2012 156.500 22,72
3 2013 152.400 21,70
4 2014 148.390 20,83
5 2015 155.000 21,73
6 2016 136.153 19,34
Sumber : BPS Kabupaten Gunungkidul, 2016

Menurut data Basis Data Terpadu (BDT) 2015 yang diterima dari Tim Nasional
Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K), jumlah rumah tangga dengan
status kesejahteraan 40% terendah di Kabupaten Gunungkidul sebanyak 97.217
RT dengan jumlah individu sebanyak 328.207 jiwa. Adapun rekap data status
kesejahteraan individu per kecamatan adalah sebagai berikut :

Tabel 2.19
Status kesejahteraan individu per Kecamatan
di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2015

Jumlah Individu Jml


Rangking
Kecamatan Desil 1 Desil 2 Desil 3 Desil 4 Penduduk Persentase
Kemiskinan
*) *) *) *) TOTAL (BPS 2015)

Saptosari 5.464 5.414 7.989 5.231 24.098 35.722 67,46 1


Tanjungsari 3.599 4.098 5.610 3.787 17.094 26.786 63,82 2
Gedangsari 3.910 4.502 8.316 5.979 22.707 36.757 61,78 3
Nglipar 3.450 4.380 5.405 4.335 17.570 30.945 56,78 4
Panggang 3.243 2.968 5.462 3.441 15.114 27.635 54,69 5
Tepus 4.055 3.875 5.857 4.354 18.141 33.240 54,58 6
Rongkop 2.290 2.714 5.724 4.221 14.949 28.039 53,32 7
Girisubo 2.473 2.691 4.100 3.051 12.315 23.126 53,25 8
Semanu 4.687 5.246 9.285 7.654 26.872 53.930 49,83 9
Paliyan 2.627 3.181 4.961 3.809 14.578 30.315 48,09 10
Semin 3.951 4.370 8.819 7.240 24.380 51.101 47,71 11
Ponjong 4.652 4.572 8.862 6.617 24.703 51.912 47,59 12
Purwosari 1.469 1.695 3.380 2.869 9.413 20.183 46,64 13
Ngawen 2.062 2.592 5.088 4.161 13.903 32.964 42,18 14
Karangmojo 2.367 3.588 6.816 5.855 18.626 50.830 36,64 15
Playen 2.203 3.889 7.164 6.735 19.991 56.808 35,19 16
Patuk 996 1.630 4.294 4.029 10.949 31.630 34,62 17
Wonosari 3.038 3.754 8.530 7.482 22.804 82.103 27,77 18
JUMLAH 12.013 18.043 35.703 31.458 97.217 704.026
Sumber : Bappeda Kabupaten Gunungkidul, 2016
II-40
Dari tabel 2.19 diketahui bahwa Kecamatan Saptosari merupakan
kecamatan yang menduduki peringkat tertinggi dalam hal presentase status
kesejahteraan penduduk 40% terendah, yakni 67,46% yang berarti bahwa
Kecamatan Saptosari mempunyai status kesejahteraan terendah di Kabupaten
Gunungkidul. Status kesejahteraan terendah kedua adalah Kecamatan
Tanjungsari, dengan Persentase individu miskin 63,82% dan ketiga adalah
Kecamatan Gedangsari dengan Persentase individu miskin sebesar 61,78%. Hal
tersebut sesuai dengan kebijakan dari Pemerintah Daerah Istimewa Yogyakarta
yang menetapkan sasaran prioritas kegiatan pengurangan kemiskinan tahun
2018 untuk Kabupaten Gunungkidul adalah Kecamatan Saptosari dan
Kecamatan Gedangsari. Berikut adalah perbandingan data penerima program
beras miskin (raskin) dan jenis kloset di Kecamatan Saptosari dan Gedangsari
Tahun 2016 yang ditampilkan dalam Tabel 2.20.

Tabel 2.20
Jumlah Penerima Raskin dan Jenis Kloset per Kecamatan
di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016

Jumlah Jenis Kloset


Penerima % Penerima
Kecamatan Penduduk Cemplung Tidak
Raskin Raskin
(BPS 2015) cubluk pakai
Saptosari 35.722 5.409 15,14 2.043 22
Gedangsari 36.757 6.105 16,61 3.050 23
Tanjungsari 26.786 3.869 14,44 824 31
Nglipar 30.945 5.040 16,29 1.478 4
Panggang 27.635 4.096 14,82 640 19
Tepus 33.240 4.214 12,68 1.471 11
Rongkop 28.039 3.613 12,89 1.064 36
Girisubo 23.126 2.812 12,16 1.007 20
Semanu 53.930 5.312 9,85 1.713 5
Paliyan 30.315 4.534 14,96 2.472 5
Semin 51.101 5.838 11,42 2.736 24
Ponjong 51.912 5.660 10,90 1.851 19
Purwosari 20.183 1.713 8,49 284 6
Ngawen 32.964 3.775 11,45 1.621 6
Karangmojo 50.830 5.074 9,98 1.244 12
Playen 56.808 6.764 11,91 1.745 21
Patuk 31.630 2.817 8,91 984 13
Wonosari 82.103 3.967 4,83 754 12

Sumber : Bappeda Kab. Gunungkidul, 2016 (Sikab.gunungkidulkab.go.id)

Dari tabel 2.20 dapat diketahui bahwa Persentase penerima raskin di


Kecamatan Gedangsari merupakan yang terbesar se Kabupaten
Gunungkidul, yakni 16,61%. Kecamatan Saptosari juga mempunyai
Persentase penerima raskin yang cukup tinggi (tertinggi ke-3) yakni sebesar
15,14%. Besarnya penerima raskin di kedua kecamatan tersebut menjadi
indikator tingkat kesejahteraan masyarakatnya cukup rendah. Demikian
pula dengan kondisi jamban yang kurang layak, yakni jamban cemplung
II-41
cubluk yang masih sangat banyak di Kecamatan Gedangsari dan Kecamatan
Saptosari, yakni masing-masing 3.050 rumah tangga dan 2.043 rumah
tangga. Bahkan di kedua kecamatan tersebut masih terdapat rumah tangga
yang tidak memakai jamban. Dengan masih banyaknya rumah tangga
dengan kondisi jamban yang tidak layak, maka diperlukan program-program
untuk dapat mengatasi masalah tersebut.
Di Kecamatan Saptosari dan Kecamatan Gedangsari terdapat pula
Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Adapun jumlah RTLH Di Kecamatan
Saptosari sebesar 107 RT, sedangkan di Kecamatan Gedangsari sebanyak 54
RT. Tabel 2.21 di bawah ini menyajikan data jumlah RTLH per desa di
Kecamatan Saptosari dan Kecamatan Gedangsari.

Tabel 2.21
Jumlah Rumah Tidak Layak Huni (RTLH) dan WC cemplung
Di Kecamatan Saptosari dan Kecamatan Gedangsari Tahun 2016

Jumlah Jumlah Jumlah WC


Kecamatan Desa
Penduduk RTLH Cemplung
Gedangsari Ngalang 7.800 232 556
Hargomulyo 6.565 196 655
Mertelu 3.647 164 494
Tegalrejo 7.092 385 468
Watugajah 3.820 172 141
Sampang 2.801 7 312
Serut 5.032 70 424

JUMLAH 36.757 1.226 3.050

Saptosari Planjan 5.654 321 476


Kanigoro 6.064 127 216
Kepek 5.875 36 401
Monggol 4.376 171 460
Krambilsawit 5.680 56 183
Jetis 4.822 13 154

Ngloro 3.251 22 153

JUMLAH 35.722 746 2.043

Sumber : Bappeda Kab. Gunungkidul, 2016

2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial


Analisis Kinerja atas fokus kesejahteraan sosial dilakukan terhadap
indikator-indikator : angka melek huruf, angka rata-rata lama sekolah, angka
konsumsi riel per kapita, angka partisipasi kasar, angka pendidikan yang
ditamatkan, angka partisipasi murni, angka kematian bayi, angka kematian ibu,
angka usia harapan hidup dan status gizi balita.
a. Angka Melek Huruf
Proses pendidikan akan melahirkan sumber daya manusia yang memiliki
kemampuan dan keterampilan sehingga bekal untuk berperan dan
berinteraksi dalam masyarakat. Kemampuan dasar yang diperoleh dalam
proses belajar adalah kemampuan baca-tulis. Salah satu indikator untuk
mengukur kemampuan baca-tulis penduduk adalah angka melek huruf.
Indikator ini merepresentasikan kemampuan dasar penduduk dalam
memahami basis ilmu pengetahuan secara umum.

II-42
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul 2016
Gambar 2.14
Angka Melek Huruf Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2011-2016

Tabel 2.22
Perkembangan Angka Melek Huruf Tahun 2012 - 2016
Kabupaten Gunungkidul
No. Uraian 2012 * 2013 * 2014 2015 2016

1 Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun Ke * * 596.087 599.557 607.410


Atas Yang Dapat Membaca dan
Menulis

2 Jumlah penduduk usia 15 tahun ke * * 605.647 606.409 609.488


atas

3 Angka Melek Huruf 84,97 85,22 98,42 98,87 99,66

Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Tahun 2016


* Metode penghitungan oleh BPS

Angka melek huruf Kabupaten Gunungkidul yang mencapai 99,66 % di


tahun 2016 menunjukkan bahwa proporsi penduduk berusia 15 tahun ke atas
yang dapat membaca dan menulis sebanyak 99,66% dari jumlah total penduduk
yang berusia 15 tahun ke atas.

b. Angka Rata-Rata Lama Sekolah


Di samping kemampuan dasar baca tulis, diperlukan suatu indikator yang
dapat mewakili tingkat ketrampilan bagi mereka yang telah memperoleh
pendidikan. Semakinlama mereka mengenyam bangku sekolah diharapkan
memiliki ketrampilan yang lebih baik. Indikator yang digunakan untuk
menggambarkan hal itu adalah rata-rata lama sekolah yang dijalani oleh
penduduk berusia lima belas tahun ke atas. Ukuran ini memberikan informasi
sejauh mana tingkat pendidikan yang telah dicapai oleh penduduk.

II-43
Sumber Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul 2016
Gambar 2.15
Angka Rata-rata Lama Sekolah Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2011-2015

Pada tahun 2015, rata-rata lama sekolah penduduk mencapai 6,46 tahun.
Rata-rata lamanya penduduk berusia 15 tahun ke atas ini setara dengan kelas
tujuh SLTP. Perkembangan angka rata-rata lama sekolah menunjukkan
perkembangan yang cukup lambat. Dibandingkan dengan daerah lain di
DIY,relatif lebih rendahnya rata-rata lama sekolah penduduk di Kabupaten
Gunungkidul menunjukkan prioritas meningkatkan akses penduduk untuk
memperoleh pendidikan masih perlu perhatian serius di daerah ini. Lebih lanjut,
jika dicermati ada perbedaan yang cukup signifikan angka partisipasi sekolah
pada level SLTP dan SMA penduduk Kabupaten Gunungkidul dengan lainnya
memberi petunjuk perlunya kesempatan yang lebih luas bagi penduduk untuk
mengenyam pendidikan SLTP dan SMA.

c. Partisipasi Sekolah
Ada beberapa indikator yang berguna untuk menjelaskan situasi
partisipasi sekolah penduduk. Beberapa indikator tersebut adalah Angka
Partisipasi Sekolah (APS), Angka Partisipasi Kasar (APK) dan Angka Partisipasi
Murni (APM).
APS merupakan indikator daya serap lembaga pendidikan terhadap
penduduk usia sekolah. Sebagai indikator dasar, APS dapat digunakan untuk
melihat akses pada pendidikan khususnya bagi penduduk usia sekolah. Semakin
tinggi APS, maka semakin besar jumlah penduduk yang
berkesempatan mengenyam pendidikan. Akan tetapi meningkatnya APS tidak
selalu dapat diartikan sebagai meningkatnya pemerataan kesempatan
masyarakat untuk mengenyam pendidikan.

Tabel 2.23
Angka Partisipasi Sekolah Menurut Jenis Kelamin dan Usia Sekolah
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013-2015 (%)

Kelompok 2013 2014 2015


Umur L P L+P L P L+P L P L+P
7 – 12 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00

13 – 15 91,78 97,20 94,16 96,70 100,00 98,20 100,00 100,00 100,00

16 – 18 69,13 81,16 75,67 77,80 83,90 80,80 74,44 80,40 77,18

Sumber : Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013-2015


II-44
Berdasarkan Tabel 2.23 terlihat bahwa Angka Partisipasi Sekolah (APS) tertinggi
terdapat pada kelompok usia 7-12 tahun, yaitu sebesar 100,00 %. Hal ini berarti
sudah tidak ada penduduk berusia 7-12 tahun yang tidak bersekolah. Demikian
juga untuk APS penduduk berusia 13 – 15 tahun, baik laki-laki maupun
perempuan mempunyai angka APS absolut yaitu 100 %, hal ini menunjukkan
bahwa sudah tidak ada lagi penduduk berusia 13-15 tahun yang tidak
bersekolah. Jika dilihat menurut jenis kelamin, terlihat APS penduduk usia 16-
18 tahun perempuan lebih besar daripada laki-laki. Perlu dikaji lebih jauh untuk
melihat penyebab fenomena ini namun diduga berkaitan dengan kultur mencari
kerja atau sekedar membantu orang tua mencari nafkah bagi kaum laki-laki di
Gunungkidul.

1. Angka Partisipasi Kasar


Angka Partisipasi Kasar (APK) berguna untuk melihat partisipasi penduduk
yang sedang mengenyam pendidikan sesuai dengan jenjang pendidikannya.
APK merupakan Persentase jumlah penduduk yang sedang bersekolah pada
suatu jenjang pendidikan (berapapun usianya) terhadap jumlah penduduk
usia sekolah yang sesuai dengan jenjang pendidikan tersebut. APK
digunakan untuk mengukur tingkat keberhasilan program pembangunan
pendidikan yang diselenggarakan dalam rangka memperluas kesempatan
bagi penduduk untuk mengenyam pendidikan. APK merupakan indikator
yang paling sederhana untuk mengukur daya serap penduduk usia sekolah
di masing-masing jenjang pendidikan. Nilai APK suatu jenjang pendidikan
bisa lebih dari 100 % karena masih terdapat siswa yang berusia di luar
batasan usia sekolah baik yang lebih tua maupun yang lebih muda.

Sumber : Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul Tahun


2011-2015
Gambar 2.16
Angka Partisipasi Kasar Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011-2015 (%)

Angka Parttisipasi Kasar (APK) Kabupaten Gunungkidul tahun 2011-2015


untuk tingkat SD dari tahun ke tahun mencapai lebih dari 100%, untuk
SMP pada tahun 2015 juga mencapai lebih dari 100%, dimana pada tahun-
tahun sebelumnya di bawah 100%. Perbedaan angka-angka di atas lebih
disebabkan oleh banyaknya anak sekolah yang masuk suatu tingkatan
sekolah namun diluar umur umumnya untuk tingkatan tersebut semisal
anak yang berumur kurang dari tujuh tahun namun sudah masuk SD.

II-45
2. Angka Partisipasi Murni
Angka Partisipasi Murni (APM) merupakan Persentase jumlah anak pada
kelompok usia sekolah tertentu yang sedang bersekolah pada jenjang
pendidikan yang sesuai dengan usianya terhadap jumlah seluruh anak
pada kelompok usia sekolah yang bersangkutan. Bila APK digunakan untuk
mengetahui seberapa banyak penduduk usia sekolah yang sudah dapat
memanfaatkan fasilitas pendidikan di suatu jenjang pendidikan tertentu
tanpa melihat berapa usianya, maka APM mengukur proporsi anak yang
bersekolah tepat waktu.
Bila seluruh anak usia sekolah dapat bersekolah tepat waktu, maka APM
akan mencapai nilai 100. Secara umum, nilai APM akan selalu lebih rendah
dari APK karena nilai APK mencakup anak diluar usia sekolah pada jenjang
pendidikan yang bersangkutan.

Sumber : Indikator Kesejahteraan Rakyat Kabupaten Gunungkidul Tahun


2011-2015
Gambar 2.17
Angka Partisipasi Murni (APM) menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2011 – 2015

Pada 2015 di Kabupaten Gunungkidul, APM pada jenjang SD sebesar 100


% yang berarti bahwa seluruh anak usia 7-12 tahun telah bersekolah di SD
tepat waktu. Untuk jenjang SLTP dan SLTA belum 100 % anak usia sekolah
SLTP dan SLTA yang bersekolah karena bisa disebabkan beberapa hal
seperti putus sekolah atau setelah lulus SD atau SLTP langsung bekerja.

d. Angka Pendidikan Yang Ditamatkan


Salah satu indikator yang digunakan untuk mengukur kualitas Sumber
Daya Manusia (SDM) adalah pendidikan tertinggi yang ditamatkan. Semakin
tinggi tingkat pendidikan masyarakat maka semakin tinggi kualitas SDM nya
dan semakin tinggi tingkat kesejahteraannya. Berdasarkan Susenas 2015,
jenjang pendidikan tertinggi yang ditamatkan penduduk usia 10 tahun ke atas di
Kabupaten Gunungkidul terbesar adalah tamatan SD sederajat, yaitu sebesar
36,60%. Jenjang pendidikan tertinggi berikutnya adalah tamat SLTP sederajat
25,70%, tidak/belum punya ijasah SD sederajat 17,40%, SLTA sederajat 16,40%
dan paling sedikit tamatan perguruan tinggi yang hanya mencapai 4,10%.

II-46
Sumber : Indikator Kesejahteraan Rakyat Kab. Gunungkidul 2011 – 2015
Gambar 2.18
Penduduk Usia 10 Tahun ke Atas menurut Pendidikan Tertinggi yang
Ditamatkan di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011 – 2015 (%)

e. Angka Kematian Bayi


Indikator ini dapat menunjukkan dimensi sosial dan kesehatan
masyarakat dengan bertitik tolak pada pandangan bahwa penduduk yang rentan
terhadap perubahan sosial ekonomi dan kualitas lingkungan adalah mereka
yang berumur kurang dari satu tahun. Kualitas kehidupan bayi sangat
tergantung dari kondisi sosial ekonomi orang tua atau orang yang mengasuh,
dengan kecenderungan bahwa semakin baik kondisi sosial dan ekonomi orang
tua, makin besar pula peluang seorang bayi memperoleh kualitas hidup lebih
baik serta berumur panjang.

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, 2016


Gambar 2.19
Angka Kematian Bayi per 1.000 Kelahiran Hidup
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011 - 2016

Angka kematian bayi (AKB) di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2016


menurut data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul diperkirakan
sebesar 8 bayi untuk setiap 1000 kelahiran hidup. Artinya bahwa dari 1000 anak
yang terlahir dengan menunjukkan tanda-tanda kehidupan, 8 diantaranya
meninggal sebelum genap berumur setahun. Angka kematian bayi selama
II-47
beberapa tahun terakhir di Kabupaten Gunungkidul diperkirakan relatif
menurun dengan jumlah kasus kematian bayi kurang dari 20 untuk setiap 1000
kelahiran hidup. Yang perlu dicatat bahwa upaya menurunkan angka kematian
bayi memerlukan waktu yang relatif panjang serta kebijakan yang konsisten
dengan keberpihakan terhadap kesehatan ibu dan anak. Di masa mendatang
diperlukan berbagai terobosan program di bidang kesehatan untuk memperkecil
AKB yang telah dicapai saat ini, khususnya pelayanan kesehatan bagi ibu dan
anak keluarga tidak mampu, karena mereka memiliki keterbatasan dalam
menyisihkan biaya untuk kesehatan bahkan ada keluarga yang sama sekali
tidak mampu berobat jika mengalami keluhan kesehatan. Dalam kondisi ini,
posisi Pemerintah dibutuhkan untuk menyusun skema pembiayaan kesehatan
yang tidak hanya berorientasi pada mereka yang memiliki uang cukup, namun
mereka yang tidak mampu juga memiliki akses terhadap pelayanan kesehatan.
Disamping itu, upaya untuk meningkatkan usia perkawinan pertama penduduk
terutama wanita dan kesempatan untuk memperoleh pelayanan persalinan dari
tenaga medis/paramedis juga perlu dilakukan oleh pemerintah untuk
memperkecil angka kematian bayi.

f. Angka Kematian Ibu


Angka kematian ibu yang terjadi di Kabupaten Gunungkidul tahun 2016
sebesar 65 per 100.000 kelahiran hidup, turun dibandingkan tahun 2015, dan
angka tersebut masih dibawah target angka kematian ibu tingkat nasional 102
per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2016. Kasus kematian ibu tersaji pada
Gambar 2.20 di bawah ini :

Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, 2016


Gambar 2.20
Angka Kematian Ibu Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011 - 2016

g. Usia Harapan Hidup


Indikator ini menunjukkan kondisi dan sistem pelayanan kesehatan
masyarakat, karena mampu merepresentasikan output dari upaya pelayanan
kesehatan secara komprehensif. Angka harapan hidup merupakan indikator
yang cukup efektif untuk mengevaluasi kinerja pemerintah dalam meningkatkan
kesejahteraan penduduk pada umumnya, dan meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat pada khususnya. Keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan
di suatu wilayah akan disertai oleh peningkatan usia harapan hidup
penduduknya, namun sebaliknya semakin rendah usia harapan hidup di suatu
wilayah mencerminkan buruknya kualitas pembangunan kesehatan. Angka
harapan hidup menggambarkan perkiraan rata-rata tahun hidup yang akan
dijalani oleh bayi yang baru lahir pada suatu tahun tertentu.
II-48
Sumber : Indikator Kesejahteraan Rakyat KabupatenGunungkidul. 2011-2015
Gambar 2.21
Usia Harapan Hidup Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2011- 2015

Berdasarkan Gambar 2.21 dari tahun ke tahun Angka Harapan Hidup


Kabupaten Gunungkidul semakin meningkat, artinya derajat kesehatan
penduduk Kabupaten Gunungkidul memiliki kecenderungan terus meningkat.
Peningkatan usia harapan hidup juga dapat dijadikan sebagai gambaran
keberhasilan program kesehatan dan program pembangunan sosial ekonomi.
Pada 2010 Angka Harapan Hidup penduduk Kabupaten Gunungkidul mencapai
73,35 tahun dan pada 2015 meningkat menjadi 73,69 tahun. Angka ini
bermakna bahwa anak yang lahir pada tahun 2015 diperkirakan akan hidup
rata-rata sampai umur 73,69 tahun.
Hal yang menarik adalah Angka Harapan Hidup penduduk perempuan
rata-rata jauh lebih tinggi yaitu 75,55 tahun dibandingkan laki-laki yang
memiliki angka harapan hidup 71,46 tahun. Kenyataan ini dapat dimaklumi
karena perempuan memiliki pola hidup yang lebih baik daripada laki-laki dan
laki-laki memiliki perilaku yang lebih beresiko.

h. Status Gizi Balita


Status gizi balita dapat merupakan status kesehatan yang dihasilkan oleh
keseimbangan antara kebutuhan dan asupan. Penilaian status gizi merupakan
pengukuran yang dapat berdasarkan pada data antropometri atau serta
biokimia. Dalam menentukan status gizi balita harus ada ukuran baku yang
sering disebut reference. Pengukuran baku antropomentri yang sekarang
digunakan di Indonesia adalah WHO-NCHS. Klasifikasi Status Gizi Balita dibagi
menjadi empat yaitu : Gizi Buruk, Gizi Kurang, Gizi Baik dan Gizi Lebih. Untuk
mengetahui status gizi balita di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013-2015
dapat dilihat pada Tabel 2.24 berikut ini :

Tabel. 2.24
Status Gizi Balita Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013-2015
Status Gizi Target 2013 2014 2015
Balita (%) Jumlah % Jumlah % Jumlah %
1. Buruk <1% 193 0,52 162 0,48 170 0,52
2. Kurang < 20 % 2.777 8,01 2.292 6,76 2.017 6,19
3. Baik > 80 % 31.184 88,95 30.692 90,51 29.609 90,91
4. Lebih < 3% 728 2,1 765 2,26 775 2,38
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, 2015

II-49
Berdasar tabel di atas terlihat bahwa balita gizi buruk di Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2015 mengalami peningkatan, namun untuk kasus gizi
kurang menunjukkan angka yang lebih baik. Masalah gizi di Kabupaten
Gunungkidul perlu diwaspadai untuk gizi lebih dan masalah gizi lain
diantaranya masalah gizi mikro.

2.2.3. Fokus Seni Budaya dan Olahraga


Budaya menjadi modal utama dalam merumuskan kebijakan
pembangunan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Kabupaten
Gunungkidul memiliki karakter budaya khas sehingga dengan karakter tersebut
ke depan Kabupaten Gunungkidul diharapkan lebih maju, mantap, dan mampu
menjalankan roda pembangunan. Dinamisasi budaya juga harus diimbangi
dengan mental yang sehat serta fisik yang kuat, sehingga pemerintah memiliki
kewajiban untuk menjaga keseimbangan tersebut. Setidaknya terdapat
keanekaragaman seni budaya dan olah raga baik modern maupun tradisional di
Kabupaten Gunungkidul yang perkembangannya tergambarkan dalam tabel
berikut :

Tabel 2.25
Jumlah Grup Kesenian dan Klub Olahraga Tahun 2012 – 2016

No Capaian Pembangunan 2012 2013 2014 2015 2016


1. Jumlah organisasi 1.828 2.151 2.151 2.151 2.151
kesenian
2 Jumlah gedung kesenian 1 1 1 9 9
3 Jumlah organisasi 25 25 30 30 30
Olahraga
4 Jumlah gedung olahraga 0 1 1 1 1
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Kabupaten Gunungkidul, dan Dinas
Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga Kabupaten Gunungkidul, 2016

2.3. Aspek Pelayanan Umum


Aspek pelayanan umum menjelaskan kondisi pelayanan urusan wajib dan
urusan pilihan yang menjadi jangkauan pelayanan dari Perangkat Daerah
Kabupaten Gunungkidul secara keseluruhan. Salah satu indikator aspek
pelayanan umum adalah pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM) yang
sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman
Penyusunan dan Penerapan Standar Pelayanan Minimal telah ditetapkan
sebanyak 15 bidang, yaitu :
1. Bidang Lingkungan Hidup
2. Bidang Pemerintahan Dalam Negeri
3. Bidang Kesehatan
4. Bidang Perumahan Rakyat
5. Bidang Layanan Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan
6. Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
7. Bidang Pendidikan Dasar
8. Bidang Ketenagakerjaan
9. Bidang Sosial
10. Bidang Komunikasi dan Informatika
11. Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
12. Bidang Kesenian
13. Bidang Ketahanan Pangan
14. Bidang Perhubungan
15. Bidang Penanaman Modal

II-50
Selanjutnya dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 23 Tahun
2014 sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9
Tahun 2015, terdapat perubahan kebijakan dan konsep SPM. Sesuai dengan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tersebut diatur tentang urusan
pemerintahan wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar meliputi bidang
pendidikan; kesehatan; pekerjaan umum dan penataan ruang; perumahan
rakyat dan kawasan permukiman; ketenteraman, ketertiban umum dan
perlindungan masyarakat; dan sosial. Penyelengaraan pemerintahan daerah
harus memprioritaskan pelaksanaan urusan pemerintahan wajib yang
merupakan pelayanan dasar tersebut. Pelaksanaan Pelayanan Dasar pada
Urusan Pemerintahan Wajib yang berkaitan dengan pelayanan dasar
berpedoman pada Standar Pelayanan Minimal yang ditetapkan oleh Pemerintah
Pusat. Namun demikian, Standar Pelayanan Minimal serta petunjuk teknis
lebih lanjut terkait penerapan SPM pada keenam bidang tersebut belum terbit.
Mensikapi kondisi tersebut, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul tetap
menerapkan dan melaporkan penyelenggaraan pelayanan dasar dengan
mendasarkan pada 15 bidang Standar Pelayanan Minimal sebagaimana
ketentuan sebelum Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 terbit.

Dalam mempercepat pencapaian target SPM di daerah memerlukan


komitmen dari seluruh pemangku kepentingan. Kecenderuangan daerah
mengedepankan pendekatan politis terkadang mengesampingkan kewajiban
untuk memprioritaskan pemenuhan SPM. Keterbatasan anggaran di daerah
menuntut untuk mensinergikan pendekatan politik, teknokratik, partisipatif
top down, bottom up dalam proses perencanaan dan penganggaran.
Keterlambatan pemerintah pusat dalam menetapkan Standar
Pelayanan Minimal berikut pedoman teknisnya pada urusan wajib yang
berkaitan dengan 6 (enam) bidang pelayanan dasar yang mendasarkan pada
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
sebagaimana telah diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun
2015 menjadi salah satu hambatan untuk merencanakan program dan
kegiatan yang mendukung pencapaian SPM. Namun demikian, dalam
perencanaan tetap diupayakan pemenuhan terhadap 15 bidang SPM.
Meskipun nantinya tidak lagi menjadi bidang SPM ataupun terdapat
perubahan indikator dan targetnya, SPM yang selama ini telah diterapkan
tetap harus diupayakan pencapaiannya.

2.3.1. Urusan Pemerintahan Wajib Pelayanan Dasar


1. Urusan Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu pilar penting dalam meningkatkan
kualitas sumber daya manusia, oleh karena itu pembangunan di bidang
pendidikan harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan
minimal kesempatan untuk mengenyam pendidikan dasar 9 (sembilan)
tahun. Pemerataan tersebut juga harus diimbangi dengan usaha
peningkatan mutu pendidik maupun sarana dan prasarana yang relevan
dengan kondisi dan dinamika yang ada, untuk mewujudkan efisiensi dan
efektivitas manajemen pendidikan.
a) Jenjang SD/MI
Tabel 2.26
Aspek Pelayanan Umum Urusan Pendidikan Jenjang SD/MI
Kabupaten Gunungkidul 2012-2016
Tahun
No Uraian
2012 2013 2014 2015 2016
1 Jumlah SD 486 485 485 485 474
 Negeri 432 431 431 429 419
 Swasta 54 54 54 54 55
II-51
Tahun
No Uraian
2012 2013 2014 2015 2016
2 Jumlah MI 78 78 78 79 79
 Negeri 12 12 12 12 12
 Swasta 66 66 66 67 67
3 Jumlah Siswa SD 52.976 51.869 51.216 51.543 56.637
 Negeri 48.014 46.904 46.185 46.274 48.059
 Swasta 4.962 4.965 5.031 5.269 8.578
4 Jumlah Siswa MI 5.479 5.372 5.426 5.742 5.777
Negeri 1.274 1.476 1.476 1.667 1.666
Swasta 4.205 3.898 3.950 4.075 4.111
5 Lulusan SD/MI 10.417 10.230 10.230 8.760 9.408

7 Ruang Kelas SD 3.272 3.593 3.071 3.070 2.965


Negeri/Swasta
8 Ruang Kelas MI Negeri/ 468 461 461 461 461
Swasta
9 Jumlah Guru SD
 Negeri 3.570 3.232 3.473 4.220 4.051
 Swasta 1.558 1.634 2.192 554 482
10 Jumlah Guru MI
 Negeri 253 240 228 134 155
 Swasta 615 614 574 655 667
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul dan
Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gunungkidul 2016

b) Jenjang SLTP
Tabel 2.27
Aspek Pelayanan Umum Urusan Pendidikan Jenjang SLTP
Kabupaten Gunungkidul 2011-2015
Tahun
No Uraian
2012 2013 2014 2015 2016
1 Jumlah SMP Negeri/ Swasta 107 107 108 113 111
 Negeri 60 60 60 62 61
 Swasta 47 48 49 51 55
2 Jumlah MTs Negeri/Swasta 29 29 30 31 31
 Negeri 9 9 9 9 9
 Swasta 20 21 21 22 22
3 Jumlah Siswa SMP Negeri/Swasta 24.961 25.203 25.119 25.025 30.761
 Negeri 19.456 19.515 19.635 19.781 22.773
 Swasta 5.505 5.688 5.484 5.244 7.988
4 Jumlah Siswa MTs 4.571 5.713 5.811 5.673 5.753
 Negeri 2.774 2.025 3.020 2.908 2.899
 Swasta 1.797 2.688 2.791 2.765 2.854
5 Lulusan SMP/MTs 10.131 10.040 9.545 10.262 10.262
7 Ruang Kelas SMP Negeri/Swasta 845 908 897 942 1.009
8 Ruang Kelas MTs Negeri/Swasta 175 219 219 219 219
9 Jumlah Guru SMP Negeri 1.515 1.371 1.437 1.563 1.210
10 Jumlah Guru SMP Swasta 830 644 844 827 827
11 Jumlah Guru MTs Negeri 231 232 226 224 219
12 Jumlah Guru MTs Swasta 335 357 362 289 373
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul
dan Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gunungkidul 2016

II-52
c) Jenjang SLTA
Tabel 2.28
Aspek Pelayanan Umum Urusan Pendidikan Jenjang SLTA
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011-2015
Tahun
No Uraian
2012 2013 2014 2015 2016
1 Jumlah SMA 23 23 24 24 22
Negeri 11 11 11 11 11
Swasta 13 13 13 13 11
2 Jumlah SMK 44 44 46 46 46
Negeri 13 13 13 13 13
Swasta 31 31 33 33 33
3 Jumlah MA 6 8 9 9 9
Negeri 1 1 1 1 1
Swasta 5 7 8 8 8
4 Jumlah Siswa SMA 5.420 6.541 5.729 5.907 5.971
Negeri 4.233 5.081 4.787 4.920 4.992
Swasta 1.187 1.460 942 987 979
5 Jumlah Siswa SMK Negeri/Swasta 16.153 16.444 16.531 16.721 17.623
Negeri 8.271 8.362 8.034 8.854 8.922
Swasta 7.882 8.082 8.497 7.867 8.701
6 Jumlah Siswa MA Negeri/Swasta 925 1.192 1257 1365 1.529
Negeri 415 489 457 383 479
Swasta 510 703 800 982 1.050
7 Lulusan SMA Negeri/Swasta 2.000 1.924 1.751 7.441 7.441
8 Lulusan SMK Negeri/Swasta 4.843 5.016 3.666
9 Lulusan MA Negeri/Swasta 164 297 180
10 Ruang Kelas SMA Negeri/Swasta 218 236 266 241 258
11 Ruang Kelas SMK Negeri/Swasta 461 596 523 633 506
12 Jumlah Guru SMA Negeri 497 502 486 537
733
13 Jumlah Guru SMA Swasta 335 323 326 295
14 Jumlah Guru SMK Negeri 633 684 634 755
1.409
15 Jumlah Guru SMK Swasta 983 1.021 1.031 1.009
16 Jumlah Guru MA Negeri 61 55 60 44 37
17 Jumlah Guru MA Swasta 94 97 65 168 108
Sumber : Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga Kabupaten Gunungkidul dan
Kantor Kementerian Agama Kabupaten Gunungkidul, 2016

Pada bidang pendidikan, SPM dari 27 indikator, baru tercapai 6


indikator. Keberhasilan penerapan dan pencapaian target SPM bidang
pendidikan dasar tidak hanya ditentuan oleh pemerintah kabupaten saja
namun juga Kementerian Agama. Capaian indikator terpenuhinya kebutuhan
ruang kelas, meja/kursi, dan papan tulis untuk setiap rombongan belajar
masih di bawah target nasional. Pada 139 sekolah belum memenuhi sub
inikator ini, masih terdapat kursi siswa tanpa sandaran (tidak sesuai SPM) dan
kursi yang rusak masih dipergunakan untuk kegiatan belajar mengajar.
Capaian indikator setiap SD/MI menyediakan satu set peraga IPA dan bahan

II-53
yang terdiri dari model kerangka manusia, model tubuh manusia, bola dunia
(globe), contoh peralatan optik, kit IPA masih rendah yaitu masing-masing
32,91% dan 7,59% dari target nasional 100%. Beberapa SD/MI memiliki alat
peraga dan bahan IPA tetapi jenisnya tidak lengkap dan beberapa kondisinya
rusak sehingga perlu pemeliharaan/penggantian alat praktik IPA.
Sebagian SMP/MTs belum memiliki laboratorium IPA lengkap dengan
meja kursi untuk 36 peserta didik beserta 1 set alat praktik IPA untuk
demonstrasi dan eksperiman yang terdiri dari 41 item alat peraga. Terdapat 92
sekolah yang belum memiliki ruang laboratorium IPA yang dilngkapi dengan
meja dan kursi untuk 36 peserta didik. Sebanyak 125 sekolah belum memiliki
set peraga IPA secara lengkap. Belum terpenuhinya kebutuhan ruang kelas,
meja/kursi dan papan tulis setiap rombongan belajar pada sebagian SMP/MTs
disebabkan masih ada sekolah yang menggunakan kursi tanpa sandaran dan
meja kursi yang rusak digunakan untuk proses KBM. Masih terdapat
SMP/MTs yang belum memiliki ruang guru, ruang Kepala Sekolah yang
terpisah dengan ruang guru berikut meja dan kursinya (beberapa sekolah
yang disekat dengan tirai dan almari). Belum tercapainya indikator di setiap
SMP/MTs tersedia guru dengan kualifikasi akademik S-1 atau D-IV dan telah
memiliki sertifikat pendidik masing-masing satu orang untuk mata pelajaran
Matematika, IPA, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan PKn karena
ketidaksesuaian ijazah guru dengan mata pelajaran yang dibutuhkan. Selain
terkendala dengan distribusi, kebijakan pemerintah terkait moratorium PNS
juga menjadi hambatan. Data capaian tersebut secara lengkap dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 2.29
Capaian SPM Bidang Pendidikan Dasar

Jenis Persentase Capaian


Target Nasional
No. Pelayanan Indikator (Tahun %)
Dasar Nilai Waktu 2014 2015 2016
I. Pelayanan 1 Tersedia satuan SD 100% 2014 100 100 100,00
Pendidikan pendidikan dalam
Dasar oleh jarak yang
Kab/Kota terjangkau
dengan berjalan
kaki yaitu MI 100 100 100,00
maksimal 3 km
untuk SD/MI dan SMP 100 100 100,00
6 km untuk
SMP/MTs dari MTs 100 100 100,00
kelompok
permukiman
permanen di
daerah terpencil;

2 Jumlah peserta SD 100% 2014 100 90,02 92,41


didik dalam setiap
rombongan MI 100 98,73 98,73
belajar untuk
SD/MI tidak SD 87,63 63,91 74,89
melebihi 32
orang, dan untuk MI 100 56,96
SMP/MTs tidak 2025 69,62
melebihi 36
orang. Untuk
SMP 100 90,09 96,40
setiap rombongan
belajar tersedia 1
(satu) ruang kelas MTS 100 100 100,00
yang dilengkapi
dengan meja dan SMP 94,44 83,78 85,59
kursi yang cukup
untuk peserta MTS 31,03 31,03 82,76
didik dan guru,
serta papan tulis

II-54
Jenis Persentase Capaian
Target Nasional
No. Pelayanan Indikator (Tahun %)
Dasar Nilai Waktu 2014 2015 2016
3 Di setiap SMP SMP 100% 2014 81,48 23,42 34,23
dan MTs tersedia
ruang MTS 24,14 24,14 20,69
laboratorium IPA
yang dilengkapi SMP 81,48 7,21 10,81
dengan meja dan
kursi yang cukup MTs 58,62 6,90 3,45
untuk 36 peserta
didik dan minimal
satu set peralatan
praktek IPA
untuk
demonstrasi dan
eksperimen
peserta didik;
4 Di setiap SD/MI SD 100% 2014 7,22 59,45 77,00
dan SMP/MTs
tersedia satu MI 98,68 59,49 70,89
ruang guru yang
dilengkapi dengan SMP 92,59 86,49 58,56
meja dan kursi
untuk setiap MTs 62,07 62,07 86,21
orang guru,
kepala sekolah
SMP 92,59 38,74 95,50
dan staf
kependidikan
lainnya; dan di MTs 62,07 31,03 100,00
setiap SMP/MTs
tersedia ruang
kepala sekolah
yang terpisah dari
ruang guru;
5 Di setiap SD/MI SD 100% 2014 82,68 99,58 99,79
tersedia 1 (satu)
orang guru untuk MI 100 98,73 98,73
setiap 32 peserta
didik dan 6 SD 50,10 98,09 98,52
(enam) orang
guru untuk setiap MI 100 98,73 98,73
satuan
pendidikan, dan
untuk daerah
khusus 4 (empat)
orang guru setiap
satuan
pendidikan
6 Di setiap 100% 2014
SMP/MTs
tersedia 1 (satu)
orang guru untuk
setiap mata SMP 100 100 41,44
pelajaran, dan
untuk daerah MTs 100 100 100,00
khusus tersedia
satu orang guru
untuk setiap
rumpun mata
pelajaran;
7 Di setiap SD/MI SD 100% 2014 100 99,15 99,37
tersedia 2 (dua)
orang guru yang MI 88,16 25,32 98,73
memenuhi
kualifikasi SD 100 94,27 94,09
akademik S1 atau
D-IV dan 2 (dua) MI 96,05 91,14 91,14
orang guru yang
telah memiliki
sertifikat pendidik
8 Di setiap SMP 100% 2014 100 76,58 94,59
SMP/MTs
tersedia guru MTS 100 75,86 100,00
dengan kualifikasi
akademik S-1 SMP 100 56,76 74,77
atau D-IV

II-55
Jenis Persentase Capaian
Target Nasional
No. Pelayanan Indikator (Tahun %)
Dasar Nilai Waktu 2014 2015 2016
sebanyak 70% MTs 100 51,72 86,21
dan separuh
diantaranya (35%
dari keseluruhan
guru) telah
memiliki sertifikat
pendidik, untuk
daerah khusus
masing-masing
sebanyak 40%
dan 20%
9 Di setiap SMP 100% 2014 100 80,18 38,74
SMP/MTs
tersedia guru
dengan kualifikasi
akademik S-1 MTs 55,17 55,17 24,14
atau D-IV dan
telah memiliki
sertifikat pendidik
masing-masing
satu orang untuk
mata pelajaran
Matematika, IPA,
Bahasa
Indonesia,Bahasa
Inggris dan PKn
10 Di setiap SD 100% 2014 100 79,40 93,46
Kabupaten/Kota 552
semua kepala MI 76,62 22,78 87,34
SD/MI
berkualifikasi
akademik S-1
atau D-IV dan
telah memiliki
sertifikat pendidik
11 Di setiap SMP 100% 2014
kab/kota semua
kepala SMP/MTs
berkualifikasi
akademik S-1 MTs 100 76,58 83,78
atau D-IV dan
telah memiliki 89,66 75,86 75,86
sertifikat
pendidik;
12 Di setiap SD 100% 2014 100 100 100,00
kab/kota semua
pengawas
sekolah/ MI 100 100 100,00
madrasah
memiliki
kualifikasi
akademik S-1
atau D-IV dan
telah memiliki
sertifikat Pendidik
13 Pemerintah SD 100% 2014 100 100 100
kab/kota
memiliki rencana MI 100 100 100
dan
melaksanakan SMP 100 100 100
kegiatan untuk
membantu satuan MTs 100 100 100
pendidikan dalam
mengembangkan
kurikulum dan
proses
pembelajaran
yang efektif;
100 bila kab/
kota memiliki
rencana dan telah
melaksanakan
kegiatan untuk
membantu
sekolah

II-56
Jenis Persentase Capaian
Target Nasional
No. Pelayanan Indikator (Tahun %)
Dasar Nilai Waktu 2014 2015 2016
mengembangkan
kurikulum dan
proses
pembelajaran
yang efektif

50 bila memiliki
rencana tetapi
belum
melaksanakan

0 bila tidak
memiliki rencana
untuk membantu
sekolah dalam
mengembangkan
kurikulum dan
proses
pembelajaran
yang efektif.

14 Kunjungan SD 100% 2014 62,27 43,95 87,55


pengawas ke
satuan MI 25,97 77,63 94,94
pendidikan
dilakukan satu SMP 100 78,38 88,29
kali setiap bulan
dan setiap MTs 100 75,86 100,00
kunjungan
dilakukan selama
3 jam untuk
melakukan
supervisi dan
pembinaan;

Pendidikan 15 Setiap SD/MI SD 100% 2014 100 24,20 90,29


dasar oleh menyediakan
satuan buku teks yang MI 100 23,53 15,19
pendidikan sudah ditetapkan
kelayakannya
oleh Pemerintah SD 0,94 24,20 45,57
mencakup mata
pelajaran Bahasa MI 1,46 23,53
Indonesia,
Matematika, IPA,
IPS dan PKn
dengan
perbandingan
satu set untuk
setiap peserta
didik 15,19

16 Setiap SMP/MTs SMP 100% 2014 100 30,84 87,68


menyediakan
buku teks yang MTs 89,85 28,85 0,00
sudah ditetapkan
kelayakannya SMP 100 16,22 18,02
oleh Pemerintah
mencakup semua MTs 100 13,79 0,00
mata pelajaran
dengan
perbandingan
satu set untuk
setiap perserta
didik;

17 Setiap SD/MI SD 100% 2014 62,27 11,25 32,91


menyediakan satu
set peraga IPA
MI 82,89 0,00
dan bahan yang 7,59
terdiri dari model
kerangka
manusia, model
tubuh manusia,

II-57
Jenis Persentase Capaian
Target Nasional
No. Pelayanan Indikator (Tahun %)
Dasar Nilai Waktu 2014 2015 2016
bola dunia (globe),
contoh peralatan
optik, kit IPA
untuk eksperimen
dasar, dan
poster/carta IPA;

18 Setiap SD/MI SD 100% 2014 64,54 53,08 79,54


memiliki 100
judul buku MI 82,89 18,99 51,90
pengayaan dan 10
buku SMP 50,93 46,85 61,26
referensi,dan
setiap SMP/MTs MTs #DIV 6,90
memiliki 200 /0!
judul buku
pengayaan dan 20
buku referensi; 31,03

19 Setiap guru tetap guru tetap 100% 2014 99,12 61,83 97,88
bekerja 37,5 jam bekerja 37,5
per minggu di jam per
satuan minggu di
pendidikan, satuan
termasuk pendidikan
merencanakan
pembelajaran,
melaksanakan
pembelajaran, SD 100 66,67 91,35
menilai hasil
pembelajaran, MI 43,04 89,87
membimbing atau
melatih peserta SMP 100 46,85 53,15
didik, dan
melaksanakan MTs 31,03
tugas tambahan; 100,00

20 Satuan Jumlah 100% 2014 100 68,82 100,00


pendidikan rombongan
menyelenggaraka belajar yang
n proses memenuhi
pembelajaran standar
selama 34 minggu
per tahun dengan
kegiatan
pembelajaran
sebagai berikut :

Kelas I - II : 18 SD 100 37,15 94,94


jam per minggu

Kelas III : 24 jam MI 100 54,43 22,78


per minggu

Kelas IV – VI : 27 SMP 100 69,37 94,59


jam per minggu

Kelas VII – IX : 27 MTs 100 62,07 89,66


jam per minggu

21 Setiap satuan SD 100% 2014 100 37,15 100,00


pendidikan
menerapkan MI 100 54,43 100,00
kurikulum sesuai
ketentuan yang SMP 100 69,37 100,00
berlaku
MTs 100 62,07 100,00

22 Setiap guru yang SD 100% 2014 100 93,42 95,36


menerapkan
Rencana MI 100 94,94 97,47
Pelaksanaan
Pembelajaran SMP 100 93,69 100,00
(RPP) yang

II-58
Jenis Persentase Capaian
Target Nasional
No. Pelayanan Indikator (Tahun %)
Dasar Nilai Waktu 2014 2015 2016
disusun MTs 100 89,66 100,00
berdasarkan
silabus untuk
setiap mata
pelajaran yang
diampunya

23 Setiap guru Jumlah guru 100% 2014 99,12 90,99 100,00


mengembangkan yang
dan menerapkan mengembangk
program penilaian an dan
untuk membantu menerapkan
meningkatkan program
kemampuan penilaian
belajar peserta untuk
didik membantu
meningkatkan
kemampuan
belajar peserta
didik
SD 100 94,48 100,00
MI 100 89,87
98,73
SMP 100 80,56
100,00
MTs 0 31,03
100,00
24 Kepala sekolah SD 100% 2014 88,66 89,38
95,57
melakukan
MI 89,47 79,75
supervisi kelas 98,73
dan memberikan SMP 81,48 58,56
83,78
umpan balik
MTs 100 31,03
kepada guru dua
kali dalam setiap
semester 100,00
25 Setiap guru SD 100% 2014 100 95,54
100,00
menyampaikan
MI 100 88,61
laporan hasil
evaluasi mata 100,00
pelajaran serta SMP 100 77,48
100,00
hasil penilaian
setiap peserta MTs 100 51,72 100,00
didik kepada
Kepala sekolah
pada akhir
semester dalam
bentuk laporan
hasil presentasi
belajar peserta
didik
26 Kepala Sekolah Jumlah 100% 2014 100 96,82 78,71
atau Madrasah satuan
menyampaikan pendidikan
laporan hasil yang
Ulangan Akhir menyampaik
Semester (UAS) an laporan
dan Ulangan hasil Ulangan
Kenaiakan Kelas Akhir
(UKK) serta Ujian Semester
Akhire (US/UN) (UAS) dan
kepada orang tua Ulangan
peserta didik dan Kenaikan
menyampaikan Kelas (UKK)
rekapitulasinya serta Ujian
kepada Dinas Akhir
Pendidikan (US/UN)
kabupaten/kota
atau Kantor SD 100 96,39 98,95
Kemenag
Kabupaten/Kota MI 88,16 93,67 98,73
pada setiap akhir
semester. SMP 100 81,08 89,19

MTs 89,66 51,72 96,55

Sumber : Bagian Organisasi Setda,2016


II-59
2. Urusan Kesehatan
Sesuai Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, tujuan
pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap orang agar
terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. Pembangunan
kesehatan merupakan suatu investasi untuk peningkatan kualitas sumber
daya manusia yang bertujuan untuk mencapai derajat kesehatan yang
lebih baik. Melalui berbagai kebijakan program dan kegiatan, Pemerintah
Kabupaten Gunungkidul berupaya meningkatkan mutu dan pelayanan
kesehatan yang semakin terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat.
Pelayanan kesehatan masyarakat diwujudkan oleh pemerintah dengan
menambah fasilitas kesehatan maupun pelayanannya misalnya
membangun sarana dan prasarana Puskesmas dan menambah tenaga
dokter maupun tenaga kesehatan lainnya.
Tabel 2.30
Jenis dan Jumlah Fasilitas Penunjang Kesehatan
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 – 2016
Tahun
No. Sarana Kesehatan
2012 2013 2014 2015 2016
1 Posyandu 1.467 1.464 1465 1.465 1.465
2 PosKesDes 31 20 21 21 21
3 Puskesmas
- Induk 30 30 30 30 30
- Pembantu 110 110 110 110 110
- Keliling 42 30 30 30 30
4 Rumah Sakit Umum
Tipe C 1 1 1 1 1
5 Laboratorium pemerintah 1 1 1 1 1
6 Rumah Sakit Umum Swasta
Tipe D 2 2 2 4 4
7 Rumah Sakit Umum 3 3 3 5 5
8 Klinik/Praktek Dokter 156 156 156 154 154
9 Apotek 25 21 21 25 25
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul 2016

Tabel 2.31
Jumlah Tenaga Medis yang bekerja di 30 Puskesmas se-Kabupaten
Gunungkidul 2012-2016
TAHUN
No TENAGA KESEHATAN
2012 2013 2014 2015 2016
1. Dokter Umum 135 76 78 56 60
2. Dokter Gigi 43 35 35 28 29
3. Perawat 298 223 223 217
4. Bidan 43 148 148 135 134
5. Ahli Penyehatan Lingkungan 42 25 25 24 24
6. Sarjana Farmasi 2 2 2 2 2
7. Ahli Gizi 39 31 31 28 26
8. Analis Laboratorium 61 30 30 29 31
9. Ahli Rontgen 15 2 2 1 1
10. Asisten Apoteker 7 7 22 26 28
11. Sanitarian 28 35 35 24 26
12. Penyuluh Kesehatan Masyarakat 28 28 28 28 28
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul 2016

II-60
Tabel 2.32
Jumlah Tenaga Kesehatan di RSUD Wonosari
Kabupaten Gunungkidul 2017

TAHUN 2017
No TENAGA KESEHATAN Tenaga
PNS Kontrak WKDS THL Jumlah
BLUD
1. Dokter spesialis 20 2 5 0 27
2. Dokter Umum 6 5 0 0 11
3. Dokter Gigi 1 0 0 0 1
4. Perawat Gigi 1 1 0 0 2
5. Perawat 130 56 0 0 186
6. Bidan 25 8 0 0 33
7. Sarjana Farmasi/Apoteker 2 6 0 0 8
8. Ahli Gizi 8 2 0 0 10
9. Analis Laboratrium 16 0 0 0 16
10. Ahli Rongten 5 1 0 1 7
11. Asisten Apoteker 10 8 0 0 18
12. Sanitarian 2 1 0 0 3
Jumlah 226 90 5 1 322
Sumber : RSUD Wonosari, 2016

Tabel 2.33
Indikator Kinerja Bidang Kesehatan Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2012-2016
Tahun
NO Indikator
2012 2013 2014 2015 2016
1 Jumlah komplikasi kebidanan yang 1.890 1.502 1.368 914 1.467
mendapat penanganan difinitif
2 Jumlah ibu dengan komplikasi 1.890 1.832 1.825 1.169 1.817
kebidanan
3 Jumlah sasaran ibu bersalin 8.414 9.159 8.164 7.813 9.984
4 Jumlah ibu bersalin yang ditolong 8.390 8.056 8.158 7.803 6.131
oleh tenaga kesehatan
5 Jumlah desa/kelurahan dengan 144 144 144 144 144
Universal Child Immunization (UCI)
6 Jumlah balita gizi buruk yang 242 44 23 17 27
mendapat perawatan di sarana
Yankes
7 Jumlah seluruh balita gizi buruk 242 44 23 17 27
8 Jumlah penderita TBC BTA + yang 291 157 178 173 121
ditemukan dan diobati
9 Jumlah penderita DBD yang 78 310 379 486 1.073
ditangani sesuai SOP
10 Jumlah penderita DBD yang 78 310 379 498 1.073
12 ditemukan
Jumlah kunjungan bayi 8.363 8.129 8.101 7.338 5.355
memperoleh yankes sesuai standar
13 Jumlah seluruh bayi lahir hidup 8.374 8.058 8.141 7.796 6.147
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Gunungkidul, 2016
II-61
Penyakit menular masih merupakan ancaman potensial dalam rangka
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Penyakit deman berdarah
dengue (DBD) merupakan salah satu penyakit menular yang secara
kontinyu diwaspadai mengingat Case Fatality Rate (CFR) dan insidensi
DBD masih tinggi. Kasus penyakit ini selalu muncul dalam setiap tahun
terutama pada musim penghujan dan puncaknya periode bulan Februari
hingga April. Berdasar pemantauan selama pada tahun 2016 kasus DBD
di Kabupaten Gunungkidul terjadi 1.073 kasus. Upaya pencegahan dan
pemberantasan DBD telah dilakukan secara rutin setiap tahunnya melalui
pengasapan (fogging) dan gerakan pemberantasan sarang nyamuk (PSN).

Tabel 2.34
Capaian SPM Bidang Kesehatan
Persentase Capaian
Jenis Pelayanan Target Nasional
No Indikator (Tahun)
Dasar
Nilai Waktu 2014 2015 2016
I Pelayanan 1 Cakupan Kunjungan Ibu 95% 2015 90,34 89,83 57,55
Kesehatan Dasar Hamil K4.
2 Cakupan Ibu hamil 80% 2015 74,96 80,74 54,39
dengan komplikasi yang
ditangani.
3 Cakupan pertolongan 90% 2015 99,93 99,88 64,39
persalinan oleh bidan atau
tenaga kesehatan yang
memiliki kompetensi
kebidanan.
4 Cakupan pelayanan Ibu 90% 2015 91,99 92,61 57,58
Nifas
5 Cakupan neonatal dengan 80% 2010 70,27 78,19 46,25
komplikasi yang ditangani
6 Cakupan kunjungan bayi. 90% 2010 91,75 97,79 59,05
7 Cakupan Desa/Kelurahan 100% 2010 100,00 100 100
Universal Child
Immunization (UCI).
8 Cakupan pelayanan anak 90% 2010 89,99 88,39 57,24
balita.

9 Cakupan pemberian 100% 2010 100,00 100,00 60,31


makanan pendamping ASI
pada anak usia 6-24 bulan
keluarga miskin.
10 Cakupan Balita gizi buruk 100% 2010 100 100 100
mendapat perawatan

11 Cakupan penjaringan 100% 2010 99,47 99,68 99,96


kesehatan siswa SD dan
setingkat
12 Cakupan peserta KB Aktif 70% 2010 79,04 77,31 9,30
13 Cakupan Penemuan dan
penanganan penderita
penyakit
A. Acute Flacid 100% 2010 98,02 98,16 96,93
Paralysis (AFP) rate
per 100.000
penduduk < 15
tahun
B. Penemuan Penderita 100% 2010 15,21 60,45 21,44
Pneumonia Balita
C. Penemuan Pasien 100% 2010 53,13 45,41 26,02
Baru TB BTA Positif
D. Penderita DBD yang 100% 2010 100 100 100
Ditangani
E. Penemuan Penderita 100% 2010 59,16 82,52 57,62
Diare
14 Cakupan pelayanan 100% 2015 100 100,00 83,68
kesehatan dasar
masyarakat miskin

II-62
Persentase Capaian
Jenis Pelayanan Target Nasional
No Indikator (Tahun)
Dasar
Nilai Waktu 2014 2015 2016
II Pelayanan 15 Cakupan pelayanan 100% 2015 100 49,24 5,12
Kesehatan Rujukan kesehatan rujukan pasien
masyarakat miskin.
16 Cakupan pelayanan gawat 100% 2015 100 100 100
darurat level 1 yg harus
diberikan sarana
kesehatan (RS) di
Kab/Kota.
III Penyelidikan 17 Cakupan Desa/Kelurahan 100% 2015 100 100 100
mengalami KLB yang
dilakukan penyelidikan
epidemiologi <24 jam
IV Promosi 18 Cakupan Desa Siaga Aktif 80% 2015 100 100 100

Sumber : Bagian Organisasi Setda, 2016

Pada Bidang Kesehatan, dari 18 indikator yang belum terpenuhi antara


lain cakupan kunjungan ibu hamil (K4), cakupan ibu hamil dengan komplikasi
ditangani, cakupan pelayanan ibu nifas, dan cakupan neonatal dengan
komplikasi yang ditangani. Indikator tersebut belum tercapai karena: adanya
pindah domisili untuk keperluan melahirkan dan mendekatkan pelayanan;
masih kurangnya jejaring pencatatan dengan lintas batas kabupaten/provinsi;
kurang lengkapnya pencatatan pelayanan yang diberikan di buku KIA; sasaran
yang digunakan bukan jumlah riil, namun proyeksi yang lebih tinggi dari
angka sebenarnya (ketentuan perhitungan proyeksi tidak tepat diterapkan
pada semua daerah); mobilitas penduduk tinggi; kematian neonatus cukup
tinggi sehingga tidak bisa ke KN (Kunjungan Neonatus) 3 dan terbatasnya
fasilitas kesehatan yang mampu PONED dan PONEK. Cakupan Pelayanan
Anak balita belum tercapai karena masih belum 8 bulan pelayanan sesuai
dengan definisi operasional sehingga hasilnya belum sesuai target. Cakupan
penemuan dan penanganan penderita penyakit yang tidak tercapai ada 3 yaitu:
penemuan penderita pnemonia balita, penemuan pasien baru TB BTA positif,
dan penemuan penderita diare. Penemuan tersebut rendah karena:
pendekatan pasif bukan aktif case finding; belum optimalnya pelaporan
penyakit berjejaring dengan swasta, lintas faskes, dan lintas kewilayahan;
respon time pelaporan rendah (pelaporan tidak tepat waktu); lemahnya
monitoring dan evaluasi yang disertai feedback yang menyebabkan under
reporting. Perlu dilakukan evaluasi terhadap rumusan idikator ini sehingga
bisa diterapkan pada semua daerah. Khususnya untuk angka kesakitan diare
di tingkat nasional menunjukkan adanya peningkatan 214/1000 menjadi
240/1000, sedangkan berdasarkan penemuan kasus di kabupaten didapatkan
penurunan angka kesakitan diare di kabupaten dari 176/1000 penduduk di
tahun 2015 menjadi 155/1000 penduduk di tahun 2016. Hal ini dapat
dikaitkan dengan keberhasilan STBM di kabupaten Gunungkidul, dan juga
program PHBS.

3. Urusan Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang


Penanganan urusan pekerjaan umum meliputi pembangunan di bidang
keciptakaryaan dan tata ruang, kebinamargaan dan pengairan.
a) Jalan dan jembatan
Panjang jalan di Kabupaten Gunungkidul tahun 2016 sepanjang
1.410,296 km dengan perincian menurut kewenangannya adalah jalan
negara 61,42 km, jalan provinsi sepanjang 212,39 km, jalan
kabupaten 1.136,66 km. Rasio antara panjang jalan dengan luas
wilayah di Kabupaten Gunungkidul belum ideal. Dengan Luasan
1.485,36 km2 secara ideal panjang jalan yang harus tersedia adalah
sekitar 2.000 km. Untuk itu selama lima tahun kedepan akan
dilakukan peningkatan status jalan yang memenuhi persyaratan
menjadi jalan kabupaten.
II-63
Kabupaten Gunungkidul dilalui oleh Jaringan Jalan Kolektor Primer
sebagai Jalan Strategis dengan nama Jaringan Jalan Lintas Selatan
(JJLS) yang direncanakan mencapai panjang 81,092 km,
pembangunan jalan ini merupakan sharing anggaran antara
Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten
dengan Persentase 90:10 untuk pengadaan tanah sedangkan fisik
pembangunan konstruksi jalan dibangun oleh Pemerintah Pusat.
Adapun data jalan berdasarkan tingkat kondisinya sebagaimana
disajikan pada tabel sebagai berikut :

Tabel 2.35
Panjang Jalan menurut Statusnya di Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2012-2016 (Km)

No. Status Jalan Tahun


2012 2013 2014 2015 2016
1. Nasional 61,42 61,42 61,42 61,42 61,42
2. Provinsi 260,33 260,33 260,33 212,39 212,39
3. Kabupaten 686,00 686,00 686,00 686,00 1.136,66
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gunungkidul, 2016

Jaringan jalan kabupaten di Kabupaten Gunungkidul sudah mampu


menjangkau seluruh wilayah, hanya saja tidak semua ruas jalan
dalam kondisi baik. Bila terjadi cuaca ekstrim hujan terus menerus
juga mempercepat proses kerusakan jalan tersebut. Panjang ruas
jalan sekitar 1.136,6 km, dengan kondisi baik sekitar 515,46 km atau
45,35%, kondisi sedang sekitar 126,38 km atau 11,11%, kondisi rusak
ringan dan berat sepanjang 489,02 km atau sekitar 43,02%.

Tabel 2.36
Kondisi Jalan Kabupaten di Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2012-2016 (Km)
Tahun
No. Kondisi
2012 2013 2014 2015 2016
1 Baik 438,81 452,77 452,77 479,15 515,46
2 Sedang 46,12 46,65 46,65 51,14 126,38
3 Rusak ringan 80,34 71,89 71,89 63,53 157,78
4 Rusak berat 120,73 114,69 114,69 92,18 331,24
Jumlah 686,00 686,00 686,00 686,00 1.136,66
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gunungkidul, 2016

Tabel 2.37
Jenis Perkerasan Jalan Kabupaten di Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2012-2016 (Km)
Tahun
Jenis Perkerasan
2012 2013 2014 2015 2016
ATB/Penetrasi/ 632,92 634,40 634,40 645,20 902,26
Macadam
Telford/kerikil 53,08 51,60 51,60 40,80 222,01
Tanah - - - 12,39
Jumlah 686,00 686,00- 686,00 686,00 1.136,66
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gunungkidul, 2016

II-64
Jumlah jembatan di Kabupaten Gunungkidul sebanyak 172 buah
dengan panjang keseluruhan 2.260 meter. Sebanyak 109 buah atau
83,72% diantaranya dalam kondisi baik, selebihnya mengalami
kerusakan baik rusak ringan maupun sedang.

Tabel 2.38
Kondisi Jembatan di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016 (Buah)
Tahun
Kondisi
2012 2013 2014 2015 2016
Baik 140 138 144 144 109
Rusak ringan 25 25 25 25 41
Rusak sedang 5 6 3 3 19
Rusak berat 2 3 0 0 3
Jumlah 172 172 172 172 172
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gunungkidul, 2016

b) Air bersih
Kondisi Umum Air Tanah Dangkal, Air Tanah Sedang, dan Air Tanah
Dalam di Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut:
(1) Terdapat 1 (satu) daerah perkotaan yang kondisi air tanah dangkal
dan air tanah sedang relatif baik (kualitas dan kuantitas), yaitu:
Wonosari.
(2) Dari jumlah IKK yang ada, 2 (dua) IKK yang kondisi umum air
tanah dangkal dan air sedang relatif baik dan 10 (sepuluh) IKK
yang kondisi umum air tanah dangkal dan air tanah sedangnya
relatif tidak baik. Pada wilayah pelayanan perdesaan, ada 25 desa
yang kondisi umum air tanah dangkal dan air sedang relatif baik
dan 25 desa yang kondisi umum air tanah dangkal dan air tanah
sedangnya relatif tidak baik.
(3) Secara umum di Kabupaten Gunungkidul kondisi air tanah dalam
relatif baik kecuali pada musim penghujan.
Sumber air bersih di Kabupaten Gunungkidul berasal dari air
permukaan dan air bawah tanah. Khusus untuk sistem perpipaan,
pasokan air bersih belum dapat menjangkau seluruh wilayah guna
mencukupi kebutuhan air bersih dilakukan dengan beberapa hal
di antaranya:
(a) Pengembangan peningkatan pelayanan sistem perpipaan.
Bentuk pengembangan dan peningkatan sistem perpipaan ini
dilakukan melalui pengembangan sistem Bribin dan Seropan
serta pengembangan sistem interkoneksi Baron-Ngobaran.
Guna meningkatkan cakupan pelayanan air bersih sejak
tahun 2004 telah dilakukan kerjasama pengembangan
teknologi pengelolaan air sungai bawah tanah dengan
Universitas Karlsurhe, Jerman menggunakan sistem
mikrohidro pada proyek Bribin II dan Seropan II. Pada tahun
2010 telah dioperasikan proyek Bribin II dengan kapasitas
80 liter/detik, sementara Seropan II dalam tahap
perencanaan. Dengan sistem ini diharapkan akan terpenuhi
air baku untuk air bersih yang mampu mencukupi
kebutuhan air lima kecamatan, meliputi Kecamatan Semanu,
Tepus, Ponjong, Rongkop dan Girisubo. Selain itu,
Pemerintah Kabupaten Gunungkidul juga bekerjasama
dengan Japan International Corporation Agency (JICA), Jepang
untuk mengembangkan pengelolaan sungai bawah tanah
Baron. Sistem ini nantinya merupakan interkoneksi Baron-
Ngobaran, dan direncanakan mampu memasok kebutuhan
II-65
air bersih guna mencukupi kebutuhan air bersih terutama
untuk wilayah-wilayah di Kecamatan Tanjungsari, Saptosari,
Panggang, dan Paliyan.
(b) Pengembangan Sistem Pengelolaan Air Mandiri
Guna peningkatan cakupan pelayanan air bersih di
Kabupaten Gunungkidul maka dilakukan pengembangan
Sistem Pengelolaan Air Mandiri. Diarahkan pada 58 kawasan
perkotaan/ibukota kecamatan/perdesaan, khususnya
masyarakat perkotaan rawan air minum, ibukota kecamatan
rawan air minum/desa rawan air minum.
(c) Pengembangan PAH (Penampungan Air Hujan)
(d) Dropping air
Dropping air dilakukan dalam kondisi darurat yang biasanya
meliputi wilayah-wilayah kecamatan yang rawan air seperti
Kecamatan Panggang, Kecamatan Purwosari, Kecamatan
Patuk, Kecamatan Rongkop, Kecamatan Tepus, Kecamatan
Tanjungsari, Kecamatan Gedangsari, Kecamatan Semanu,
Kecamatan Paliyan, dan Kecamatan Saptosari.
(e) Konservasi sumber daya alam dan lingkungan hidup untuk
daerah resapan dan daerah tangkapan air.
c) Drainase
Sistem drainase masih terpusat di Wonosari dan ibukota-ibukota
kecamatan di Kabupaten Gunungkidul. Jaringan drainase yang ada
terdiri atas saluran-saluran alami dan buatan, baik yang masih
terbuka maupun tertutup, baik yang belum diberi pasangan maupun
yang sudah terbuat dari pasangan batu/beton. Sebagian besar
saluran drainase yang ada, baik saluran terbuka maupun tertutup
mempunyai sedimentasi berupa sampah/kotoran dan pasir/tanah
yang cukup tinggi. Khusus untuk perkotaan Wonosari terdapat 3 (tiga)
saluran terbuka berupa sungai yang cukup besar yaitu Sungai Kepek,
Sungai Bansari, dan Sungai Besole.
d) Pengairan/Irigasi
Pengelolaan irigasi juga melibatkan masyarakat melalui Gabungan
Perkumpulan Petani Pemakai Air (GP3A) ataupun Perkumpulan Petani
Pemakai Air (P3A) yang ikut berpartisipasi dalam perencanaan,
pengelolaan, pemeliharaan jaringan irigasi khususnya di jaringan
tersier. Jumlah jaringan irigasi yang ada di Kabupaten Gunungkidul
adalah jaringan primer 11.933,20 m, jaringan sekunder 390.827,70 m
dan jaringan tersier 46,25 m.
e) Sanitasi
Buruknya kondisi air minum dan sanitasi masih menjadi
permasalahan yang perlu mendapat perhatian. Berdasarkan data
Dinas Kesehatan, kualitas air tercatat: kualitas baik 44,64% dan
kurang baik sebesar 55,35% dari jumlah 112 sampel. Sedangkan
pemenuhan air yang berasal dari Sumur Gali yang baik 26,15%
sedangkan sumur gali dengan kualitas jelek 73,84%. Kondisi sanitasi
untuk masyarakat juga belum optimal karena tingkat/cakupan
pelayanan air limbah masuk kategori rendah dan tingkat/cakupan
pelayanan persampahan masuk kategori cukup.
f) Penataan Ruang
Amanat Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan
Ruangseperti tertuang pada pasal 3 disebutkan bahwa bahwa
penyelenggaraanpenataan ruang bertujuan untuk mewujudkan ruang
yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan berlandaskan
Wawasan Nusantara dan Ketahanan Nasional.
Penyelenggaraan penataan ruang tersebut meliputi aspek-
aspekpengaturan, pembinaan, pelaksanaan dan pengawasan, dimana
untukmasing-masing aspek tersebut merupakan suatu rangkaian
II-66
kegiatan yang saling berkaitan dalam mewujudkan ruang wilayah
nasional, provinsi,kabupaten, kota atau kawasan lainnya.
Terkait dengan penataan ruang, Kabupaten Gunungkidul telah
menyusun Perda Nomor 6 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2010–2030. Dalam Perda
tersebut disebutkan bahwa tujuan penataan ruang Kabupaten
Gunungkidul adalah mewujudkan wilayah Kabupaten Gunungkidul
sebagai pusat pengembangan usaha yang bertumpu pada pertanian,
perikanan, kehutanan dan sumberdaya lokal untuk mendukung
destinasi wisata menuju masyarakat yang berdaya saing, maju,
mandiri dan sejahtera.
Dalam peraturan daerah tersebut dikemukakan bahwa kebijakan dan
strategi penataan ruang wilayah dilakukan melalui: (1) kebijakan dan
strategi pengembangan struktur ruang, (2) kebijakan dan strategi
pengembangan pola ruang; dan (3) kebijakan dan strategi
pengembangan kawasan strategis.Terkait dengan berbagai aktivitas
pembangunan di Kabupaten Gunungkidul pada beberapa aspek
penataan ruang yang perlu mendapatkan perhatian padamasa
mendatang, yaitu kawasan lindung, kawasan ruang terbuka
hijau,kawasan rawan bencana alam, kawasan budidaya, kawasan
pariwisata.
Pengaturan tersebut perlu dilakukan untuk mengendalikan
kebutuhan masing-masing kawasan agar tetap sinkron dengan tetap
mengedepankan kepentingan masyarakat.

Beberapa indikator SPM yang capaiannya masih jauh dari target


nasional pada Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang,
meliputi: tersedianya sistem jaringan drainase skala kawasan dan
skala kota sehingga tidak terjadi genangan tidak lebih dari 2 x setahun
dan terlayani masyarakat dalam pengurusan izin pemanfaatan ruang
sesuai dengan Peraturan Daerah tentang RTR wilayah kabupaten/kota
beserta rencana rincinya. Dalam pelaksanaan percepatan pencapaian
SPM Bidang Pekerjaan Umum dan penataan ruang, masih banyak
permasalahan yang ada, di antaranya belum adanya Rencana Induk
Drainase, ketersediaan data serta kurangnya koordinasi antar
perangkat daerah yang terkait dengan indikator SPM. Terkait indikator
terlayaninya masyarakat dalam pengurusan izin pemanfaatan ruang
sesuai dengan Peraturan Daerah tentang RTR wilayah kabupaten/kota
beserta rencana rincinya, dari target nasional 100% baru tercapai
34,09%. Jumlah kumulatif Perda tentang RTRW Kabupaten/Kota
sampai akhir tahun pencapaian SPM baru 15 dari 44 jumlah kumulatif
Perda tentang RTRW Kabupaten/Kota yang seharusnya ada sampai
akhir tahun pencapaian SPM. Selain itu dengan adanya Peraturan
Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2014 tentang Standar
Pelayanan Minimal Bidang Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang
terdapat perubahan indikator serta perubahan waktu target
pencapaian, akan tetapi perubahan peraturan tersebut belum diikuti
dengan perubahan template Petunjuk Teknis dari Kementrian Dalam
Negeri.

II-67
Tabel 2.39
Capaian SPM Bidang Pekerjaan Umum

Persentase Capaian
Target Nasional
No. Jenis Pelayanan Dasar Indikator (Tahun)
Nilai Waktu 2014 2015 2016

I Sumber Prioritas 1 Tersedianya air 100% 2014 83,08 83,46 83,63


Daya Air Utama baku untuk
penyediaan memenuhi
Air untuk kebutuhan pokok
kebutuhan minimal sehari hari.
masyarakat 2 Tersedianya air 70% 2014 61,67 67,00 70,45
irigasi untuk
pertanian rakyat
pada sistem irigasi
yang sudah ada.
II Jalan Jaringan
Aksesbilitas3 Tersedianya jalan 100% 2014 100 100 100
yang
menghubungkan
pusat-pusat
kegiatan dalam
wilayah
kabupaten/kota.
Mobilitas 4 Tersedianya jalan 100% 2014 179,64 163,31 162,49
yang memudahkan
masyarakat
perindividu
melakukan
perjalanan.
Keselamatan 5 Tersedianya jalan 60% 2014 77,31 77,30 79,31
yang menjamin
pengguna jalan
berkendara dengan
selamat
Ruas
Kondisi 6 Tersedianya jalan 60% 2014 77,31 77,30 79,31
Jalan yang menjamin
kendaraan dapat
berjalan dengan
selamat dan
nyaman.
Kecepatan 7 Tersedianya jalan 60% 2014 77,31 77,30 79,31
yang menjamin
perjalanan dapat
dilakukan sesuai
dengan kecepatan
rencana
III Air Cluster 8 Tersedianya
Minum Pelayanan akses air minum
yang aman
melalui Sistem
Penyediaan Air
Minum dengan
jaringan
perpipaan dan
bukan jaringan
perpipaan
terlindungi
dengan
kebutuhan
pokok minimal
60 liter/orang/
hari
Sangat buruk 40% 2014 81,74 88,96 89,47
Buruk 50%

II-68
Persentase Capaian
Target Nasional
No. Jenis Pelayanan Dasar Indikator (Tahun)
Nilai Waktu 2014 2015 2016

Sedang 70%
Baik 80%
Sangat Baik 100%

IV Penyehatan Air Limbah 9.Tersedianya sistem 60% 2014 52,86 53,85 61,91
Lingkungan Permukiman air limbah setempat
Pemukima yang memadai.
n (Sanitasi 10.Tersedianya sistem 5% 2014 5,35 5,66 6,19
Lingkungan air limbah skala
dan komunitas/kawasa
Persampah n/kota
an Pengelolaan 11.Tersedianya 20% 2014 11,94 12,00 12,79
Sampah fasilitas pengurangan
sampah di perkotaan.
12.Tersedianya sistem 70% 2014 67,52 68,77 69,09
penanganan sampah
di perkotaan.
Drainase 13. 1 Tersedianya 50% 2014 78,59 81,46 81,46
sistem
jaringan
drainase skala
kawasan dan
skala kota
2 Tersedianya 50% 2014 3,33 3,33 3,33
sistem
jaringan
drainase skala
kawasan dan
skala kota
sehingga tidak
terjadi
genangan
(lebih dari 30
cm, selama 2
jam) dan tidak
lebih dari 2
kali setahun
V Penanganan Permukiman 14 Berkurangnya 10% 2014 25,68 10,09 10,09
Kumuh Perkotaan luasan
permukiman
kumuh di
kawasan
perkotaan.
VI Penataan Izin 15 Terlayaninya 100% 2014 71,25 89,5 107,6
Banguna Mendirikan masyarakat
n dan Bangunan dalam
Lingkung pengurusan
an IMB di
kabupaten/
kota.
Harga 16 Tersedianya 100% 2014 100 100 100
Standar pedoman
Bangunan Harga
Gedung Standar
Negara Bangunan
(HSBGN) Gedung
Negara di
Kabupaten/K
ota
VII Jasa Izin Usaha 17 Penerbitan 100% 2014 100 100 100
Konstruk Jasa IUJK dalam
si Konstruksi waktu 10
(IUJK) (sepuluh) hari
kerja setelah
persyaratan
II-69
Persentase Capaian
Target Nasional
No. Jenis Pelayanan Dasar Indikator (Tahun)
Nilai Waktu 2014 2015 2016

lengkap.

Sistem 18 Tersedianya 100% 2014 85,71 85,71 85,71


Informasi Sistem
Jasa Informasi
Konstruksi Jasa
Konstruksi
setiap tahun
VIII Penataan Informasi 19. 1.Tersedianya 100% 2014 100 100 100
Ruang Penataan informasi Kab.
Ruang mengenai /Kota
Rencana 100% 2014 100 100 100
Tata Ruang Kecamatan
(RTR) 100% 2014 100 100 100
wilayah (Kelurahan)
kabupaten/
kota beserta
rencana
rincinya
melalui peta
analog
2.Tersedianya 100% 2014 100 100 100
informasi Kab.
mengenai /Kota
Rencana 100% 2014 100 100 100
Tata Ruang Kecamatan
(RTR) 100% 2014 100 100 100
wilayah (Kelurahan)
kabupaten/
kota beserta
rencana
rincinya
melalui peta
analog
Pelibatan 20. Terlaksananya 100% 2014 90 90 90
Peran penjaringan
Masyarakat aspirasi
Dalam Proses masyarakat
Penyusunan melalui forum
RTR konsultasi
publik yang
memenuhi
syarat inklusif
dalam proses
penyusunan
RTR dan
program
pemanfaatan
ruang, yang
dilakukan
minimal 2 (dua)
kali setiap
disusunnya
RTR dan
program
pemanfaatan
ruang.
Terlaksananya 100% 2014 100 100 100
penjaringan
aspirasi
masyarakat
melalui forum
konsultasi
publik yang
memenuhi
II-70
Persentase Capaian
Target Nasional
No. Jenis Pelayanan Dasar Indikator (Tahun)
Nilai Waktu 2014 2015 2016

syarat inklusif
dalam proses
penyusunan
RTR dan
program
pemanfaatan
ruang, yang
dilakukan
minimal 2 (dua)
kali setiap
disusunnya RTR
dan program
pemanfaatan
ruang.
Izin 21 Terlayaninya 100% 2014 34,09 34,09 34,09
Pemanfaatan masyarakat (Kabupat
Ruang dalam en /Kota)
pengurusan
izin
pemanfaatan
ruang sesuai
dengan
Peraturan
Daerah
tentang RTR
wilayah
kabupaten/ko
ta beserta
rencana
rincinya
Pelayanan 22 Terlaksanakan 100% 2014 - - -
Pengaduan nya tindakan (Kab.
Pelanggaran awal terhadap /Kota
Tata Ruang pengaduan dan
masyarakat Kecamata
tentang n
pelanggaran di
bidang
penataan
ruang, dalam
waktu 5 (lima)
hari kerja
Penyediaan 23 Tersedianya 25% 2014 77 70,69 70,69
Ruang luasan RTH
Terbuka publik sebesar
Hijau (RTH) 20% dari luas
Publik wilayah
kota/kawasan
perkotaan.

4. Urusan Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman


Penyediaan perumahan di Kabupaten Gunungkidul masih didominasi oleh
rumah milik sendiri karena masih luasnya areal permukiman yang ada di
seluruh wilayah. Penyediaan jaringan /instalasi listrik maupun air PDAM
dari tahun ketahunpun terus meningkat. Untuk mengetahui indikator
perumahan tahun 2012 -2016 pada tabel berikut:

II-71
Tabel 2.40
Indikator Perumahan Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 – 2016
TAHUN
No. URAIAN SATUAN
2012 2013 2014 2015 2016
1 Status Kepemilikan
a. Rumah Milik 203.990 204.561 206.606 206.606 207.332 unit
Sendiri
b. Rumah 138 138 151 151 151 unit
Dinas/Bebas sewa
2 Jumlah sambungan 133.290 140.031 147.190 154.336 166.618 Pelanggan
Rumah Tangga(PLN)

3 Jumlah sambungan 37.250 34.890 38.081 40.878 43.348 Sambung


Rumah Tangga an
4 (PDAM)
Luas Permukiman 28.737,80 28.665,96 28.665,96 n/a Ha
5 Luas Permukiman 1.180,54 1.174,64 1.168,46 n/a 164,94 Ha
Kumuh
6 Jumlah rumah 188.207 188.778 190.822 n/a Unit
tinggal layak huni
7 Jumlah bangunan 1.508 1.786 2.073 2.274 2,799 Unit
berIMB
Sumber : Dinas Pekerjaan Umum, PT. PLN dan PDAM Kabupaten Gunungkidul, 2016

Tabel 2.41
SPM Bidang Perumahan Rakyat

Target Persentase Capaian


Jenis Pelayanan Nasional (Tahun)
No Indikator
Dasar
Nilai Waktu 2014 2015 2016

I Rumah Layak 1 Cakupan ketersediaan 100% 2009 - 92,90 93,78 93,78


Huni dan rumah layak huni 2025
Terjangkau

2 Cakupan Layanan 70 % 2009 - 26,79 29,47 29,47


Rumah Layak Huni 2025
Yang Terjangkau

II Lingkungan yang 3 Cakupan lingkungan 100% 2009 - 100 100 100


Sehat dan Aman yg sehat dan aman yg 2025
yang didukung didukung Prasarana,
dengan sarana dan Utilitas
Prasarana, Umum (PSU)
Sarana dan
Utilitas Umum
(PSU)

Sumber : Bagian Organisasi,2016

Pada bidang perumahan rakyat, indikator yang belum terpenuhi adalah


cakupan layanan rumah layak huni yang terjangkau. Target nasional 70%
di tahun 2025, baru tercapai 29,47% di tahun 2016. Belum tercapainya
indikator tersebut antara lain disebabkan belum optimalnya koordinasi,
validasi data, dan kegiatan yang secara nyata mendukung pencapaian
indikator tersebut.

II-72
5. Ketentraman, Ketertiban Umum, dan Perlindungan Masyarakat
Kondisi stabilitas keamanan daerah salah satunya ditunjukkan adanya
gangguan keamanan baik oleh masyarakat maupun oleh sekelompok
orang.
Selama ini kondisi stabilitas keamanan Kabupaten Gunungkidul cukup
baik, meskipun jumlah tindak kriminal tahun 2016 menurun dibanding
tahun-tahun sebelumnya, sehingga kondisi Kabupaten Gunungkidul
relatif aman dan terkendali. Berikut adalah tabel Indikator Ketentraman,
Ketertiban Umum dan Perlindungan Masyarakat Kabupaten Gunungkidul
tahun 2012-2016.

Tabel 2.42.
Jumlah Aparat, Sarana Keamanan dan Jumlah Pelanggaran K3 Kabupaten
Gunungkidul 2012-2016

Tahun
No Uraian Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
1 Aparat dan Sarana
Keamanan
Jumlah Aparat Keamanan 904 932 1.183 1.011 1.068 Orang
(Polisi)
Jumlah Aparat Pamong 53 50 51 49 49 Orang
Praja
Jumlah Aparat Linmas 4.805 5.868 5.868 5.868 6.780 Orang
Jumlah Pos Keamanan 1 1 1 1 1 Unit
(Polisi)
Jumlah Mobil Pemadam 3 3 4 4 4 Unit
Kebakaran
Jumlah Pos Pemadam 1 1 1 1 1 Unit
Kebakaran
Jumlah Pos Siskamling 3.729 3.729 3.729 3.740 3.740 Unit
Jumlah Patroli Petugas 12 12 12 12 12 Orang
Satpol PP Pemantauan dan
Penyelesaian Pelanggaran
K3 Dalam 24 Jam

Jumlah Petugas 38 38 36 38 38 Orang


Perlindungan Masyarakat
2 Jumlah Pelanggaran K3 104 285 6.793 7.884 1.406 Kasus
(ketertiban, ketentraman,
keindahan)

3 Jumlah Penyelesaian 98 275 6.783 7.855 1.406 Kasus


Pelanggaran K3 (ketertiban,
ketentraman, keindahan)

Sumber : Satuan Polisi Pamong Praja dan BPBD Kabupaten Gunungkidul 2016

Pada Bidang Pemerintahan Dalam Negeri jenis pelayanan dasar


pelayanan dokumen kependudukan, indikator yang belum tercapai cakupan
penerbitan Kartu Tanda Penduduk yaitu 94, 71% (target nasional 100%).
Belum tercapainya indikator tersebut karena banyaknya warga wajib KTP yang
belum ber KTP merupakan masyarakat berkebutuhan khusus. Selain itu juga
disebabkan karena keterbatasan blangko yang disediakan pemerintah pusat.
Untuk pemenuhan perekaman KTP bagi warga berkebutuhan khusus telah
dilakukan pelayanan bed to bed (petugas datang ke lokasi/tempat tinggal
warga berkebutuhan khusus). Namun demikian, pelayanan tersebut kurang
ditunjang dengan sarana prasarana dan jumlah SDM yang mencukupi.
II-73
Pada jenis layanan pemeliharaan ketenteraman dan ketertiban
masyarakat, indikator yang belum terpenuhi adalah cakupan rasio petugas
perlindungan masyarakat (Linmas) di kabupaten/kota. Dari target nasional
100% baru tercapai 85,89%. Untuk mencapai adanya petugas linmas pada
setiap RT memang sulit mengingat daerah belum mampu memberikan
kompensasi kepada petugas linmas untuk menarik animo masyarakat. Pada
jenis layanan cakupan Penanggulangan Bencana Kebakaran di
kabupaten/kota masih jauh dari target nasional yaitu 6,73% dari target
nasional 80% pada tahun 2015. Hal tersebut disebabkan karena keterbatasan
anggaran. Luas potensi kebakaran di Gunungkidul sangat besar, sehingga
perlu anggaran yang mencukupi untuk menambah luas Wilayah Manajemen
Kebakaran (WMK) dengan menambah pos pembantu. Persentase aparatur
pemadam kebakaran yang memenuhi standar kualifikasi juga belum sesuai
target nasional. Hal tersebut dikarenakan keterbatasan anggaran untuk
meningkatkan kuantitas dan kompetensi petugas yang ada.

Tabel 2.43
SPM Bidang Pemerintahan Dalam Negeri

Persentase Capaian
Target Nasional
No Pelayanan Dasar Indikator (Tahun)

Nilai Waktu 2014 2015 2016


I Pelayanan Dokumen 1 Cakupan Penerbitan 100% 2015 90,59 88,47 86,26
Kependudukan Kartu Keluarga

2 Cakupan Penerbitan 100% 2015 92,73 85,36 94,71


Kartu Tanda
Penduduk

3 Cakupan Penerbitan 90% 2020 57,38 34,32 37,40


Kutipan Akta
Kelahiran

4 Cakupan Penerbitan 70% 2020 12,66 64,20 100


Kutipan Akta
Kematian

II Pemeliharaan 5 Cakupan penegakan 100% 2015 100 100 100


Ketentraman & peraturan daerah
Ketertiban Masyarakat dan peraturan
kepala daerah di
Kabupaten/Kota

6 Cakupan patroli 3x 2014 100 100 100


siaga ketertiban patrol
umum dan dlm
ketentraman sehari
masyarakat

7 Cakupan rasio 1 org 2014 84,51 85,89 85,89


petugas setiap
perlindungan RT atau
masyarakat (Linmas) sebuta
di kabupaten / kota n
lainnya

II-74
Persentase Capaian
Target Nasional
No Pelayanan Dasar Indikator (Tahun)

Nilai Waktu 2014 2015 2016


III Penanggulangan 8 Cakupan Pelayanan 80% 2015 6,73 6,73 6,73
Bencana Kebakaran Bencana Kebakaran
di Kabupaten/Kota

9 Tingkat Waktu 75% 2015 100 100 100


Tanggap (Response
Time Rate)

10 Persentase aparatur 85% 2015 0 20,83 17,24


pemadam kebakaran
yang memenuhi
standar kualifikasi

11 Jumlah mobil 90% 2015 100 100 100


pemadam kebakaran
diatas 3000-5000
liter pada WMK (
Wilayah Manajemen
Kebakaran)

Sumber : Bagian Organisasi, 2016

6. Sosial
Usaha pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat
meliputi berbagai bidang. Di bidang sosial, pemerintah dan lembaga
swasta melakukan aktifitas-aktifitas sosial di antaranya dengan
mendirikan panti asuhan bagi anak-anak telantar, memberikan santunan
kepada korban bencana alam, dan memberikan kursus keterampilan bagi
penduduk usia produktif yang masih menganggur maupun kepada
kelompok disabilitas agar dapat meningkatkan kesejahteraannya.
Permasalahan sosial di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2011 – 2016
masih menunjukkan angka yang tinggi, khususnya pada masalah sosial
penyandang cacat, lanjut usia terlantar, anak terlantar dan wanita rawan
sosial ekonomi,
Dari data permasalahan yang ditangani oleh Dinas Sosial Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Kabupaten Gunungkidul diperlukan fokus dan prioritas
dalam penanganan masalah sosial serta prioritas penganggaran.

Tabel 2.44
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2012 – 2016

Tahun
Uraian Satuan
2012 2013 2014 2015 2016

1. Anak Balita Terlantar 609 735 842 816 583 Anak


2. Anak Terlantar 8.404 7.979 7.838 6.777 4.211 Anak
3. Anak Yang Berhadapan Dengan 63 0 - 14 Anak
Hukum 21
4. Anak Jalanan 61 57 52 47 50 Anak
5. Anak Dengan Kedisabilitasan 1.026 826 1.110 1.028 938 Anak
6. Anak yang menjadi korban tindak 349 304 270 133 Anak
kekerasan atau diperlakukan salah 7
7. Anak yang memerlukan 30 0 17 2 0 Anak
II-75
Tahun
Uraian Satuan
2012 2013 2014 2015 2016

perlindungan khusus
8. Lanjut Usia Terlantar 15.422 14.851 15.485 13.249 18.366 Orang
9. Penyandang Disabilitas 9.274 8.881 7.833 7.860 7.297 Orang
10. Tuna Susila 18 13 11 9 150 Orang
11. Gelandangan 9 8 9 7 41 Orang
12. Pengemis 36 34 32 27 36 Orang
13. Pemulung 81 79 81 69 106 Orang
14. Kelompok Minoritas - - - - 0 Orang
15. Bekas Warga Binaan Lembaga 417 433 445 455 10 Orang
Pemasyarakatan
16. Orang Dengan HIV/AIDS (ODHA) 61 105 131 346 243 Orang
17. Korban Penyalahgunaan NAPZA 228 178 197 162 57 Orang
18. Korban Trafficking - 2 - - 0 Orang
19. Korban Tindak Kekerasan 2.139 2.033 1.910 1.657 254 Orang
20. Pekerja Migran Bermasalah Sosial 323 44 115 103 75 Orang
21. Korban Bencana Alam 182 452 454 14 120 Keluarga
22. Korban Bencana Sosial 11 21 22 24 52 Keluarga
23. Perempuan Rawan Sosial Ekonomi 3.817 3.354 3.952 3.900 4.048 Orang
24. Keluarga Bermasalah Sosial 953 900 932 745 Keluarga
Psikologis 1.380
25. Fakir Miskin 99.277 99.277 99.277 99.277 112.300 Keluarga
Sumber : Dinas Sosial Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Gunungkidul, 2016

Pada Bidang Sosial, dari 7 (tujuh) indikator pada 4 (empat) jenis palayanan
dasar, indikator yang belum tercapai anatara lain Persentase (%) PMKS
skala kab/kota yang menerima program pemberdayaan sosial melalui
Kelompok Usaha Bersama (KUBE) atau kelompok sosial ekonomi sejenis
lainnya dan Persentase (%) penyandang cacat fisik dan mental serta lanjut
usia tidak potensial yang telah menerima jaminan sosial. Hal tersebut
disebabkan banyaknya jumlah PMKS serta penyandang cacat fisik dan
mental di Kabupaten Gunungkidul, sementara anggaran terbatas. Capaian
SPM bidang sosial dapat dilihat pada tabel 2.44.
Tabel 2.45
Capaian SPM Bidang Sosial
Persentase Capaian
Target Nasional
No (Tahun)
Jenis Pelayanan Dasar Indikator
2016
Nilai Waktu 2014 2015
I Pelaksanaan
program/kegiatan
bidang sosial:
a Pemberian bantuan 1 Persentase (%) PMKS 80% 2008- 46,49 67,84 77,92
. sosial bagi skala kab/kota yang 2015
Penyandang memperoleh bantuan
Masalah sosial untuk
Kesejahteraan pemenuhan
Sosial skala kebutuhan dasar.
Kabupaten/ Kota
II-76
Persentase Capaian
Target Nasional
No (Tahun)
Jenis Pelayanan Dasar Indikator
Nilai Waktu 2014 2015 2016

b Pelaksanaan 2 Persentase (%) PMKS 80% 2008- 12,50 73,83 4,30


. kegiatan skala kab/kota yang 2015
pemberdayaan menerima program
sosial skala pemberdayaan sosial
Kabupaten/Kota melalui Kelompok
Usaha Bersama
(KUBE) atau
kelompok sosial
ekonomi sejenis
lainnya.
II Penyediaan sarana
dan prasarana
sosial:

a Penyediaan sarana 3 Presentase (%) pantai 80% 2008- 100 100 100
. prasarana pantai sosial skala 2015
sosial skala kabupaten/ kota yang
kabupaten/kota menyediakan sarana
prasarana pelayanan
kesejahteraan sosial.

b Penyediaan sarana 4 Presentase (%) 60% 2008- 100 100 100


. prasarana wahana kesejahteraan 2015
pelayanan luar sosial berbasis
panti skala masyarakat (WKBSM)
Kabupaten/Kota yang menyediakan
sarana prasarana
pelayanan
kesejahteraan sosial.

III Penanggulangan
korban Bencana:

a Bantuan sosial bagi 5 Presentase (%) korban 80% 2008- 100 100 100
. korban bencana bencana skala 2015
skala kabupaten/kota yang
Kabupaten/Kota menerima bantuan
sosial selama masa
tanggap darurat

b Evaluasi korban 6 Presentase (%) korban 80% 2008- 0 - 100


. bencana skala bencana skala 2015
Kabupaten/kota kabupaten/kota yang
dievakuasi dengan
menggunakan sarana
prasarana tanggap
darurat lengkap

IV Pelaksanaan dan
pengembangan
jaminan sosial bagi
penyandang cacat

II-77
Persentase Capaian
Target Nasional
No (Tahun)
Jenis Pelayanan Dasar Indikator
Nilai Waktu 2014 2015 2016

fisik dan mental,


serta lanjut usia
tidak potensial:

Penyelenggaraan 7 Presentase (%) 40% 2008- 8,59 37,56 3,56


jaminan sosial skala penyandang cacat 2015
Kabupaten/Kota fisik dan mental, serta
lanjut usia tidak
potensial yang telah
menerima jaminan
social

Sumber : Bagian Organisasi

2.3.2. Urusan Pemerintahan Wajib Non Pelayanan Dasar


1. Tenaga Kerja
Tingkat pertumbuhan angkatan kerja yang cepat dan pertumbuhan
lapangan kerja yang relatif lambat menyebabkan masalah pengangguran
di suatu daerah. Pengangguran di Kabupaten Gunungkidul masih menjadi
menjadi masalah yang perlu diselesaikan. Dalam pembahasan ini
penduduk usia kerja (tenaga kerja) didefinisikan sebagai penduduk yang
berumur 15 tahun ke atas. Penduduk Usia Kerja terdiri dari Angkatan
Kerja dan Bukan Angkatan Kerja. Mereka yang termasuk dalam Angkatan
Kerja adalah penduduk yang bekerja atau yang sedang mencari pekerjaan,
sedangkan Bukan Angkatan Kerja adalah mereka yang bersekolah,
mengurus rumah tangga atau melakukan kegiatan lainnya.

Tabel 2.46
Indikator Ketenagakerjaan Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2012-2016
Tahun
No. Ketenagakerjaan Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
1 a. Penduduk 15 Tahun 543.342 549.212 555.830 562.398 566.258 Orang
keatas
b. Penduduk 15 63,44 71,91 74,17 74,42 74,27 %
Tahun keatas
(dalam %)
2 a. Angkatan Kerja 437.001 427.681 431.612 397.984 440.324 Orang
b. Angkatan Kerja 51,02 56,00 57,59 52,66 57,75 %
(dalam %)
3 Kesempatan Kerja 98,62 98,31 98,39 97,10 97,70 %
(dalam %)
4 a. Penganggur 6.010 7.227 6.943 11.526 10.106 Orang
Terbuka
b. Penganggur 12,53 18,72 18,05 27,38 25,15 %
Terbuka (dalam %)
5 a. Penempatan TKI 114 150 51 55 52 Orang
b. Penempatan TKI 26,51 13,60 4,89 15 7,84 %
(dalam %)
6 a. PHK pada tahun 6 5 4 3 3 Kasus
yang bersangkutan

II-78
Tahun
No. Ketenagakerjaan Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
b. Jumlah TK PHK 6 5 4 3 3 Orang
c. Jumlah TK PHK 2,46 2,02 1,57 0.43 0.49 %
(dalam %)
7 Rata2 Kebutuhan Hdp 802.000 890.000 920.000 951.449 NA Rupiah
Min/Keb.Hdp
Layak(KHL)
8 Rata2 Upah 892.660 947.114 988.580 1.235.700 1.337.650 Rupiah
Min.Reg./Upah Min
Kab(UMK)
9 a. Pencari Kerja (yang 1.103 1.423 820 741 663 Orang
ditempatkan)
b. Pencari Kerja %
11,54 35,96 36,95 31,21 30,74
(dalam %)
10 Setengah 175.192 38.298 31.286 25.279 30.073 Orang
Pengangguran
Sumber : Dinas Sosial, Tenaga Kerja, dan Transmigrasi Kabupaten Gunungkidul, 2016

Pada bidang ketenagakerjaan, indikator SPM yang masih sulit


terpenuhi antara lain besaran pekerja/buruh yang menjadi peserta
program Jamsostek. Masih banyak perusahaan yang tidak
mendaftarkan pekerja/buruhnya untuk mengikuti Jamsostek.
Indikator besaran pengujian peralatan di perusahaan juga belum
terpenuhi karena kurangnya tenaga pengawas tenaga kerja,
khususnya dalam uji peralatan di perusahaan serta kurangnya
pemahaman dan kesediaan perusahaan melaksanakan kewajiban
sesuai ketentuan peraturan perundang-undangan. Capaian SPM
bidang ketenagakerjaan dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.47
Capaian SPM Bidang Ketenagakerjaan
Target Persentase Capaian
Nasional (Tahun)
No Pelayanan Dasar Indikator
Nilai Waktu 2014 2015 2016

I Pelayanan 1 Besaran tenaga 75% 2016 90 91,43 63,60


Pelatihan Kerja kerja yang
mendapatkan
pelatihan berbasis
kompetensi

2 Besaran tenaga 60% 2016 100 56,47 64,29


kerja yang
mendapatkan
pelatihan berbasis
masyarakat

3 Besaran tenaga 60% 2016 100 0 0


kerja yang
mendapatkan
pelatihan
kewirausahaan

II Pelayanan Besaran pencari kerja 70% 2016 36,95 31,21 84,02


Penempatan yang terdaftar yang
Tenaga Kerja ditempatkan

II-79
Target Persentase Capaian
Nasional (Tahun)
No Pelayanan Dasar Indikator
Nilai Waktu 2014 2015 2016

III Pelayanan Besaran Kasus yang 50% 2016 0 100 100


Penyelesaian diselesaikan dengan
Perselisihan Perjanjian Bersama
Hubungan (PB)
Industrial

IV Pelayanan Besaran 50% 2016 15,59 18,24 0


Kepesertaan Pekerja/buruh yang
Jamsostek menjadi peserta
Jamsostek

V Pelayanan 1 Besaran 45% 2016 21,51 10,71 10,49


Pengawasan pemeriksaan
Ketenagakerjaan perusahaan

2 Besaran pengujian 50% 2016 6,29 1,72 0,34


peralatan di
perusahaan

Sumber : Bagian Organisasi,2016

2. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak


Sesuai dengan amanat Inpres Nomor 9 Tahun 2000 tentang
Pengarusutamaan Gender dalam pembangunan Nasional dan Permendagri
Nomor 67 Tahun Tahun 2011 tentang Pedoman Umum Pelaksanaan
Pengarusutamaan Gender di Daerah, maka pembangunan di Kabupaten
Gunungkidul juga harus memperhatikan kebijakan pengarusutamaan
gender.
Pengarusutamaan Gender (PUG) merupakan strategi yang dibangun untuk
mengintegrasikan perspektif gender menjadi satu dimensi integral dari
perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi atas
kebijakan dan program pembangunan. Pelaksanaan integrasi PUG ke
dalam siklus perencanaan dan penganggaran daerah diharapkan dapat
mendorong pengalokasian sumber daya pembangunan menjadi lebih
efektif, dapat dipertanggungjawabkan, dan adil dalam memberikan
manfaat pembangunan bagi seluruh penduduk Gunungkidul, baik
perempuan maupun laki-laki.
Sesuai dengan kebijakan nasional, maka upaya penting yang menjadi
fokus pengarusutamaan gender adalah :
a) peningkatan kualitas hidup dan peran perempuan dalam
pembangunan;
b) perlindungan perempuan terhadap berbagai tindak kekerasan; dan
c) peningkatan kapasitas kelembagaan PUG dan pemberdayaan
perempuan.
Pelaksanaan PUG harus terefleksikan dalam proses penyusunan
kebijakan yang menjadi acuan perencanaan dan penganggaran untuk
menjamin program dan kegiatan yang dibuat oleh seluruh lembaga
pemerintah menjadi responsif gender. Perencanaan dan Penganggaran
yang Responsif Gender (PPRG) merupakan perencanaan yang disusun
dengan mempertimbangkan empat aspek yaitu: akses, partisipasi, kontrol,
dan manfaat yang dilakukan secara setara antara perempuan dan laki-
laki. Dengan demikian perencanaan dan penganggaran harus
mempertimbangkan aspirasi, kebutuhan dan permasalahan pihak
perempuan dan laki-laki, baik dalam proses penyusunan maupun dalam
pelaksanaan kegiatan.

II-80
a) Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintah
Partisipasi perempuan di lembaga pemerintahan dapat ditunjukkan
dengan data Pegawai Negeri Sipil menurut golongan dan jenis kelamin,
serta data pejabat struktural di pemerintah Kabupaten Gunungkidul.

Tabel 2.48
Jumlah Pegawai Negeri Sipil Berdasarkan Golongan dan Jenis Kelamin
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016
No. URAIAN TAHUN
2012 2013 2014 2015 2016
1 Golongan I 459 447 362 282 208
Laki-laki 404 392 319 250 180
Perempuan 55 55 43 32 28
2 Golongan II 2.721 2.116 1.840 1.739 1.620
Laki-laki 1.375 1.145 1.096 1.099 1.104
Perempuan 1.346 971 744 640 516
3 Golongan III 4.209 4.280 4.539 4.642 4.688
Laki-laki 2.370 2.237 2.274 2.28 2.227
Perempuan 1.839 2.043 2.265 2.362 2.461
4 Golongan IV 3.749 3.834 3.863 3.695 3.602
Laki-laki 2.244 2.260 2.265 2.154 2.092
Perempuan 1.505 1.574 1.598 1.541 1.510
Sumber : Badan Kepepegawaian Daerah Kabupaten Gunungkidul 2016

Tabel 2.49
Jumlah Pejabat Struktural Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2012-2016
No Jabatan TAHUN
L/P 2012 2013 2014 2015 2016
1 Eselon II L+P 24 24 26 24 24
-IIA L 1 1 1 0 0
P 0 0 0 0 0
-IIB L 21 21 23 22 22
P 2 2 2 2 2
2 Eselon III L+P 146 145 147 148 140
-IIIA L 51 51 51 52 51
P 7 7 9 9 8
-IIIB L 66 66 66 65 60
P 22 22 21 22 21
3 Eselon IV L+P 510 508 519 524 498
-IVA L 293 291 293 300 286
P 112 112 112 110 106
-IVB L 72 72 74 73 68
P 33 33 40 41 38
4 Eselon V L+P 53 51 61 65 60
-VA L 39 37 45 48 45
P 14 14 16 17 15
Jumlah L+P 733 728 753 761 722
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Gunungkidul, 2016

II-81
b) Partisipasi Perempuan di Lembaga Legislatif
Tabel 2.50
Jumlah Anggota DPRD Gunungkidul Menurut Komisi dan Jenis Kelamin
Tahun 2012-2016
No URAIAN TAHUN
2012 2013 2014 2015 2016
1 Komisi A 10 10 9 9 9
Laki-laki 8 8 7 7 8
Perempuan 2 2 2 2 1
2 Komisi B 9 9 10 10 10
Laki-laki 7 7 9 9 9
Perempuan 2 2 1 1 1
3 Komisi C 12 12 11 11 11
Laki-laki 11 11 9 9 10
Perempuan 1 1 2 2 1
4 Komisi D 10 10 11 11 10
Laki-laki 9 9 9 9 8
Perempuan 1 1 1 1 2
5 Unsur 4 4 4 4 4
Pimpinan
Laki-laki 4 4 4 4 4
Perempuan - - - - -
Sumber : Sekretariat DPRD Gunungkidul, 2016

c) Kekerasan Terhadap Perempuan


Kekerasan terhadap perempuan bukanlah hal yang baru. Timbulnya
berbagai macam bentuk kekerasan terhadap perempuan disebabkan
oleh ketidaksetaraan kekuatan yang ada dalam masyarakat. Bentuk-
bentuk kejahatan yang dapat dikategorikan sebagai kekerasan
terhadap perempuan antara lain adalah perkosaan, kekerasan dalam
rumah tangga atau kekerasan domestik dan pelecehan seksual.
Berdasarkan data yang dihimpun oleh BPMPKP Kabupaten
Gunungkidul menunjukkan bahwa kasus kekerasan terhadap
perempuan dan anak terus bertambah jumlahnya yang dapat dilihat
pada Tabel di bawah ini :

Tabel 2.51
Kekerasan Terhadap Perempuan dan Anak Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2012-2016

No Jenis Kekerasan Tahun


201 2013 2014 2015 2016
1 Fisik : 2
- Perempuan 10 5 7 6 8
- Anak 6 - 2 5 2
- Laki-laki - - 1 6 -

II-82
No Jenis Kekerasan Tahun
201 2013 2014 2015 2016
2 Psikis : 2
- Perempuan 4 7 6 11 10
- Anak 3 4 2 - 7
- Laki-laki - 1 - 2 -
3 Seksual :
- Perempuan 4 4 3 5 4
- Anak 17 15 18 13 36
- Laki-laki - - - - -
4 Penelantaran :
- Perempuan 11 - 1 2 -
- Anak 4 - - - -
- Laki-laki - - - - -
Sumber : BPMPKB, 2016

SPM bidang layanan terpadu bagi perempuan dan anak korban


kekerasan, indikator yang belum terpenuhi adalah cakupan petugas
bimbingan rohani terlatih dalam melakukan bimbingan rohani
(tercapai 33,3%) dan cakupan penyelesaian penanganan kasus
kekerasan terhadap perempuan dan anak di tingkat kepolisian
(tercapai 37,3%). Kendala pencapaian SPM pada bidang layanan
terpadu bagi perempuan dan anak korban kekerasan antara lain
keberhasilan pelaksanaan SPM pada bidang ini ditentukan oleh
berbagai pihak yang di antaranya di luar kewenangan Pemerintah
Kabupaten dan belum tersedianya sarana dan prasarana memadai
pada Unit Pelayanan Terpadu untuk korban kekerasan perempuan
dan anak serta keterbatasan jumlah SDM pelayanan/petugas
terlatih. Capaian SPM bidang layanan terpadu bagi perempuan dan
anak korban kekerasan dapat dilihat pada tabel 2.51.

Tabel 2.52
SPM Bidang Layanan Terpadu Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan

Target Persentase Capaian


Nasional (Tahun)
Jenis Pelayanan
No Indikator
Dasar
Nilai Waktu 2014 2015 2016

1 Penanganan 1 a. Cakupan 100% 2014 100 100 100


Pengaduan/ Perempuan dan
Laporan Korban Anak Korban
Kekerasan Kekerasan yang
Terhadap Mendapatkan
Perempuan dan Penanganan
Anak Pengaduan oleh
Petugas Terlatih di
dalam Unit Pelayan
Terpadu

1 b. Cakupan 100 100 100


ketersediaan
petugas di Unit
Pelayanan Terpadu
yg memiliki
kemampuan utk

II-83
Target Persentase Capaian
Nasional (Tahun)
Jenis Pelayanan
No Indikator
Dasar
Nilai Waktu 2014 2015 2016

menindaklanjuti
pengaduan/laporan
masyarakat

II Pelayanan 2 Cakupan Perempuan dan 100% 2014 100 100 100


Kesehatan Bagi Anak Korban Kekerasan
Perempuan dan yang Mendapatkan
Anak Korban Layanan Kesehatan oleh
Kekerasan Tenaga Kesehatan
Terlatih di Puskesmas
Mampu Tatalaksana
KtP/A dan PPT / PKT di
RS

a.Cakupan Puskesmas 300 300 300


mampu tatalaksana kasus
kekerasan terhadap
perempuan dan anak
(KtP/A)

c. Cakupan RSU 33,33 100 100


Vertikal/RSUD/RS
Swasta/RS Polri yang
melaksanakan pelayanan
terpadu bagi perempuan
dan anak korban
kekerasan

d. Cakupan tenaga 150 150 150


kesehatan terlatih tentang
tatalaksana kasus korban
kekerasan terhadap
perempuan dan anak
(KtP/A) di Puskesmas

e. Cakupan tenaga 388,8 388,8 388,89


kesehatan terlatih tentang 9 9
tatalaksana kasus korban
kekerasan terhadap
perempuan dan anak di
Rumah Sakit

III Rehabilitasi Sosial 3. Cakupan Layanan 75% 2014 - - 100


Bagi Perempuan Rehabilitasi Sosial yang
dan Anak Korban Diberikan oleh Petugas
Kekerasan Rehabi-litasi social
Terlatih Bagi Perempuan
dan Anak Korban
Kekerasan di dalam Unit
Pelayanan Terpadu

a. Cakupan petugas - 100 100


rehabilitasi sosial
yang terlatih

II-84
Target Persentase Capaian
Nasional (Tahun)
Jenis Pelayanan
No Indikator
Dasar
Nilai Waktu 2014 2015 2016

4.Cakupan Layanan 75% 2014 100 100 100


Bimbingan Rohani yang
Dierikan Oleh Petugas
Bimbingan Rohani
Terlatih Bagi Perempuan
dan Anak Korban
Kekerasan di Dalam Unit
Pelayanan Terpadu

a. Cakupan petugas 33,33 100,0 33,33


bimbingan rohani terlatih 0
dalam melakukan
bimbingan rohani

IV Penegakan dan 5.Cakupan Penegakan 80% 2014 88,89 100 100


Bantuan Hukum Hukum dari Tingkat
Bagi Perempuan Penyidikan sampai dengan
dan Anak Korban Putusan Pengadilan atas
Kekerasan Kasus-kasus Kekerasan
terhadap Perempuan dan
Anak

a.Cakupan penyelesaian 100 40,91 37,29


penanganan kasus
kekerasan terhadap
perempuan dan anak di 0 100 100
tingkat kepolisian

b.Cakupan penyelesaian - 100 100


penanganan kasus
kekerasan terhadap
perempuan dan anak di
tingkat kepolisian

c.Cakupan ketersediaan
sarana dan prasarana di
UPPA

d.Cakupan ketersediaan 100 100 100


polisi yang terlatih dalam
memberikan layanan yang
sensitif gender 100 100 100

eCakupan ketersediaan jaksa


yang terlatih dalam
penuntutan kasus kekerasan 100 100 100
terhadap perempuan dan
anak

fCakupan ketersediaan
hakim yang terlatih dalam
menanggani perkara
kekerasan terhadap
perempuan dan anak
6Cakupan Perempuan dan 50% 2014 100 100 100
Anak Korban Kekerasan yang
Mendapatkan Layanan
Bantuan Hukum
II-85
Target Persentase Capaian
Nasional (Tahun)
Jenis Pelayanan
No Indikator
Dasar
Nilai Waktu 2014 2015 2016

a. Cakupan ketersediaan 100 100 100


petugas pendamping
hukum atau advokat yang
mempunyai kemampuan
pendampingan pada saksi
dan/atau korban
kekerasan terhadap
perempuan dan anak

V Pemulangan dan 7 Cakupan Layanan 50% 2014 0,00 0 2,99


Reintegrasi Sosial Pemulangan Bagi
Bagi Perempuan Perempuan dan Anak
dan Anak Korban Korban Kekerasan
Kekerasan

8 Cakupan Layanan 100% 2014 - - -


Reintegrasi Sosial Bagi
Perempuan dan Anak
Korban Kekerasan

9 a. Cakupan - - -
ketersediaan
petugas terlatih
untuk melakukan
reintegrasi sosial

Sumber : bagian Organisasi, 2016

3. Pangan
Pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang paling utama dan
pemenuhannya merupakan bagian dari hak asasi setiap rakyat Indonesia.
Pangan harus senantiasa tersedia secara cukup, aman, bermutu, bergizi,
dan beragam dengan harga yang terjangkau oleh daya beli masyarakat,
serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan, dan budaya
masyarakat. Penyelenggaraan pangan dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan dasar manusia yang memberikan manfaat secara adil, merata,
dan berkelanjutan dengan berdasarkan pada kedaulatan pangan,
kemandirian pangan, dan ketahanan pangan.
Kerawanan pangan dapat dilihat dari aspek produksi, distribusi dan
konsumsi. Dari aspek produksi, rawan pangan terjadi akibat kemampuan
produksi yang tidak seimbang dengan kebutuhan, sehingga kekurangan
pasokan dibandingkan permintaan. Dari aspek distribusi adalah
ketidakseimbangan pasokan untuk memenuhi permintaan pangan
sehingga terjadi kelangkaan pangan di suatu tempat, waktu, pada jumlah
dan harga yang tidak memadai atau ketidakmampuan membeli pangan
karena tidak ada daya beli atau karena kemiskinan. Sedangkan dari aspek
konsumsi adalah ketidakmampuan dalam memenuhi konsumsi pangan
yang sesuai dengan standar kecukupan kalori dan protein, yaitu energi
2.150 kkal/kapita/hari serta protein 57 gr/kapita/hari (WNPG X tahun
2012). Penilaian kondisi kerawanan pangan memperhatikan 3 indikator,
yaitu ketersediaan pangan, akses pangan dan pemanfaatan pangan.
a) Ketersediaan Pangan
Indikator Ketersediaan Pangan dihitung menggunakan data produksi
pangan serealia (beras, jagung, ubi kayu dan ubi jalar) yang
diperbandingkan dengan populasi penduduk dan jumlah konsumsi

II-86
normatif pangan serealia. Produksi pangan serealia yang digunakan
adalah produksi netto yang berasal dari konversi produksi bruto yang
telah dikurangi dengan susut untuk kebutuhan benih (s), pakan (f)
dan tercecer (w).
Pada tahun 2015, kondisi pangan dan gizi Kabupaten Gunungkidul
dilihat dari indikator ketersediaan pangan berada dalam kategori
aman atau masuk skor 1. Hal ini dapat dilihat dari data ketersediaan
pangan pokok sumber karbohidrat yang jika dibandingkan dengan
kebutuhan konsumsi kalori telah menunjukkan kondisi yang surplus
(aman).
Ketersediaan pangan serealia per kapita per hari sebesar 2.513 gram,
sedangkan kebutuhan konsumsi kalori sebesar 300 gram. Dari angka
tersebut maka rasio ketersediaan pangan sebesar 8,38 sehingga
dikategorikan surplus atau masuk skor 1.
b) Akses Pangan
Indikator Akses Pangan dinilai dengan pendekatan jumlah Persentase
Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I alasan ekonomi
berdasarkan data setahun terakhir.
Berdasarkan indikator akses pangan pada tahun 2015, dari 243.002
keluarga di Kabupaten Gunungkidul terdapat 13.131 keluarga pra
sejahtera alasan ekonomi dan 7.766 keluarga sejahtera I alasan
ekonomi atau total terdapat 20.897 keluarga miskin (8,60%) sehingga
masuk skor 1.
c) Pemanfaatan Pangan
Indikator Pemanfaatan Pangan dihitung menggunakan data status gizi
balita yangdinilai dari prevalensi KEP (kekurangan energi protein) yang
terdiri dari data balita gizi kurang dan gizi buruk. Data ini disusun
satu tahun sekali melalui kegiatan Pemantauan Status Gizi (PSG).
Dari indikator pemanfaatan pangan, dilihat dari pemantauan status
gizi terhadap 33.741 balita yang ditimbang, terdapat balita yang
termasuk kategori gizi buruk sebanyak 161 balita (0,48%) dan gizi
kurang sejumlah 2.352 balita (6,97%), sehingga total KEP sebanyak
2.513 balita (7,45%) atau masuk skor 1. Berdasarkan penilaian ketiga
indikator di atas maka Kabupaten Gunungkidul memiliki skor total
sebesar 3 dan masuk dalam kategori Aman. Apabila penilaian
kerawanan pangan dijabarkan lagi ke tingkat wilayah yang lebih kecil
(Kecamatan), maka hasil penilaian dari ketiga indikator rawan pangan
dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.53
Potensi Kerawanan Pangan dan Gizi Kab. Gunungkidul Tahun 2016

Skor Skor
Skor
No. Kecamatan Akses Pemanfaatan Total Skor Kategori
Ketersediaan
Pangan Pangan
1 Panggang 1 1 1 3 Aman
2 Purwosari 1 1 1 3 Aman
3 Paliyan 1 2 1 4 Aman
4 Saptosari 1 1 1 3 Aman
5 Tepus 1 1 1 3 Aman
6 Tanjungsari 1 1 1 3 Aman
7 Rongkop 1 1 1 3 Aman
8 Girisubo 1 1 1 3 Aman
9 Semanu 1 1 1 3 Aman
10 Ponjong 1 1 1 3 Aman
11 Karangmojo 1 1 1 3 Aman
12 Wonosari 1 1 1 3 Aman

II-87
Skor Skor
Skor
No. Kecamatan Akses Pemanfaatan Total Skor Kategori
Ketersediaan
Pangan Pangan
13 Playen 1 1 1 3 Aman
14 Patuk 1 1 1 3 Aman
15 Gedangsari 1 1 1 3 Aman
16 Nglipar 1 1 1 3 Aman
17 Ngawen 1 1 1 3 Aman
18 Semin 1 1 1 3 Aman
Kab.Gunungkidul 1 1 1 3 Aman

Sumber : Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten Gunungkidul,


2016

Berdasarkan kondisi kerawanan pangan dan gizi sesuai dengan tabel


tersebut, dapat dilakukan pemetaan wilayah (Kecamatan) sebagai
berikut :
1) Daerah Hijau (Aman) : 18 Kecamatan
2) Panggang, Purwosari, Paliyan, Saptosari, Tanjungsari, Girisubo,
Semanu, Ponjong, Karangmojo, Playen, Patuk, Gedangsari,
Nglipar, Ngawen, Semin, Tepus, Rongkop, Wonosari.
3) Daerah Kuning (Waspada) : 0 Kecamatan
4) Daerah Merah (Rawan) : 0 Kecamatan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2016 tidak
terdapat Kecamatan potensi rawan pangan di Kabupaten
Gunungkidul. Perkembangan potensi kerawanan pangan dan gizi
Kabupaten Gunungkidul mulai tahun 2012 hingga tahun 2016 dapat
dilihat dari tabel berikut :
Tabel 2.54
Perkembangan Potensi Kerawanan Pangan dan Gizi
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016
No. Kecamatan Tahun
2012 2013 2014 2015 2016
1 Panggang Aman Aman Aman Aman Aman
2 Purwosari Aman Aman Aman Aman Aman
3 Paliyan Aman Aman Aman Aman Aman
4 Saptosari Aman Aman Aman Aman Aman
5 Tepus Rawan Rawan Aman Aman Aman
6 Tanjungsari Aman Aman Aman Aman Aman
7 Rongkop Rawan Rawan Aman Aman Aman
8 Girisubo Aman Aman Aman Aman Aman
9 Semanu Aman Aman Aman Aman Aman
10 Ponjong Aman Aman Aman Aman Aman
11 Karangmojo Aman Aman Aman Aman Aman
12 Wonosari Aman Rawan Aman Aman Aman
13 Playen Aman Aman Aman Aman Aman
14 Patuk Aman Aman Aman Aman Aman
15 Gedangsari Aman Aman Aman Aman Aman
16 Nglipar Aman Aman Aman Aman Aman
17 Ngawen Aman Aman Aman Aman Aman
18 Semin Aman Aman Aman Aman Aman
Kabupaten Gunungkidul Aman Aman Aman Aman Aman
Sumber: Badan Pelaksana Penyuluhan dan Ketahanan Pangan Kabupaten
Gunungkidul, 2016

II-88
Pada tataran wilayah yang lebih kecil (Desa) juga telah terjadi
penurunan jumlah desa potensi tinggi rawan pangan dari 38 Desa
pada tahun 2011 menjadi 24 Desa pada tahun 2012, 22 Desa pada
tahun 2013, tahun 2014, 2015 dan 2016 menjadi 7 Desa. Penurunan
tersebut telah menunjukkan keberhasilan Pemerintah Kabupaten
Gunungkidul bersama masyarakat untuk mewujudkan kondisi
ketahanan pangan secara lebih merata, walaupun pada kenyataannya
masih terdapat sejumlah Desa rawan pangan.

Tabel 2.55
Desa Rawan Pangan Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016
POTENSI KERAWANAN
NO DESA - KECAMATAN
PANGAN
1 Karang Asem - Paliyan Rawan
2 Grogol - Paliyan Rawan
3 Pucung - Girisubo Rawan
4 Kenteng - Ponjong Rawan
5 Wonosari - Wonosari Rawan
6 Banyusoca - Playen Rawan
7 Mertelu - Gedangsari Rawan
Sumber :BP2KP Kabupaten Gunungkidul, 2016

Sumber : BP2KP Kabupaten Gunungkidul, 2016


Gambar 2.22
Jumlah Desa Rawan Pangan dan Gizi Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2011-2016

SPM bidang Ketahanan Pangan sebagian besar indikator telah melebihi


target nasional. Data capaian SPM Bidang Ketahanan Pangan dapat dilihat
pada tabel di bawah ini :

II-89
Tabel 2.56
SPM Bidang Ketahanan Pangan

Target Nasional Persentase Capaian (Tahun)


Jenis Pelayanan
No Indikator
Dasar
Nilai Waktu 2014 2015 2016

I Ketersediaan dan 1 Ketersediaan Energi 90% 2015 154,43 150,33 145,86


Cadangan Pangan dan Protein Per Kapita

2 Penguatan Cadangan 60% 2015 293,64 279,71 284,42


Pangan

II Distribusi dan Akses 3 Ketersediaan Informasi 90% 2015 99,48 97,98 97,08
Pangan Pasokan, Harga dan
Akses Pangan di
Daerah

4 Stabilitas Harga dan 90% 2015 133,85 112,44 127,72


Pasokan Pangan

III Penganekaragaman 5 Skor Pola Pangan 90% 2015 80,73 81,68 0


dan Keamanan Harapan (PPH)
Pangan
6 Pengawasan dan 80% 2015 85 82,35 82,61
Pembinaan
Keamanan Pangan

IV Penanganan 7 Penanganan Daerah 60% 2015 100 100 100


Kerawanan Pangan Rawan Pangan

Sumber : Bagian Organisasi,2016


4. Pertanahan
Urusan pertanahan dilaksanakan untuk meningkatkan penataan dan
tercapainya perumusan kebijakan dalam urusan pertanahan. Jumlah
tanah bersertifikat di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016 dapat
dilihat pada tabel 2.56 di bawah ini :

Tabel 2.57
Jumlah Tanah Yang Bersertifikat di Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2012-2016
Tahun
No Uraian Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
1 Jumlah Tanah yang
bersertipikat(bangu
nan/gudang) per
tahun
a. Hak Milik 176.421 189.679 199.022 208.162 312.018 Buah
b. Hak Guna 815 840 1.058 1.146 1.281 Buah
Bangunan
c. Hak Pakai 4.794 4.818 4.876 4.906 4.922 Buah
Sumber : Kantor Pertanahan Kabupaten Gunungkidul, 2016

5. Lingkungan Hidup
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup menyatakan bahwa kualitas lingkungan
hidup yang semakin menurun mengancam kelangsungan kehidupan
manusia dan makhluk hidup lainnya sehingga perlu dilakukan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh-sungguh
dan konsisten oleh semua pemangku kepentingan. Untuk dapat
mewujudkan hal tersebut maka upaya peningkatan pengetahuan dan
II-90
penyadaran para pemangku kepentingan, melalui berbagai metode dan
media yang efektif perlu terus dilaksanakan.
Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup menyatakan bahwa kualitas lingkungan
hidup yang semakin menurun mengancam kelangsungan kehidupan
manusia dan makhluk hidup lainnya sehingga perlu dilakukan
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup yang sungguh-sungguh
dan konsisten oleh semua pemangku kepentingan. Untuk dapat
mewujudkan hal tersebut maka upaya peningkatan pengetahuan dan
penyadaran para pemangku kepentingan, melalui berbagai metode dan
media yang efektif perlu terus dilaksanakan.
Kondisi lingkungan Kabupaten Gunungkidul secara umum masih
dalam kondisi cukup baik, artinya untuk kualitas air, udara, laut dan
tanah belum mengalami pencemaran yang berat. Indikatornya adalah
sebagian besar hasil pemeriksaan komponen lingkungan tersebut belum
melebihi baku mutu. Tetapi kuantitas sumberdaya alam yang dimiliki
seperti lahan, hutan dan air sudah mengalami kerusakan, seperti
kerusakan sumberdaya air, kerusakan lahan akibat pertambangan dan
lahan kritis sudah cukup mengkhawatirkan, karena kecenderungan
meningkat terus seiring dengan meningkatnya jumlah penduduk dan
kebutuhan masyarakat. Meskipun demikian upaya pengendalian
kerusakan dan pencemaran lingkungan hidup harus terus dilakukan guna
mencegah kerusakan lingkungan yang lebih besar atau bencana
lingkungan.

1. Kondisi air sungai dalam Kota Wonosari


Dari hasil pemantauan kualitas air sungai yang melewati kota Wonosari
selama lima tahun terakhir pada musim penghujan yang dilakukan
kualitas air di alur sungai bagian hulu memiliki status mutu air
memenuhi baku mutu bila digunakan sebagai prasarana/sarana
rekreasi air, pembudidayaan ikan air tawar, peternakan, air untuk
mengairi pertanaman dan atau peruntukan lain yang mempersyaratkan
mutu air yang sama dengan kegunaan tersebut (mutu air kelas 2)
menurut Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta No. 20
tahun 2008 tentang Baku Mutu Air Provinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta, sedangkan alur sungai bagian hilir memiliki status mutu
air tercemar ringan bila digunakan untuk peruntukan yang sama. Pada
pemantauan musim kemarau, di alur sungai bagian hulu sampai hilir,
status mutu air sungai termasuk dalam kategori memenuhi baku mutu,
kecuali di alur bagian tengah status mutu airnya termasuk dalam
kategori tercemar ringan. Parameter yang dominan menyebabkan
sungai bagian hilir memiliki status mutu air tercemar ringan pada
pemantauan bulan Maret adalah parameter Biological Oxygen Demand
(BOD), sedangkan parameter yang dominan menyebabkan sungai
bagian tengah pada pemantauan pada musim kemarau memiliki status
mutu air tercemar ringan adalah kandungan nitrit. Status mutu air
sungai yang melewati kota Wonosari sebagai sampel pada tahun 2016
dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

II-91
Tabel 2.58
Indeks Pencemaran Air Sungai Yang Melewati Kota Wonosari
Tahun 2016
Bulan Maret Bulan SEPTEMBER
Sungai
IP Kategori IP Kategori
Besole 7,664 Tercemar Sedang 3,696 Tercemar Ringan
Kepek 7,907 Tercemar Sedang 17,571 Tercemar Berat
Krapyak 0,751 Memenuhi Baku Mutu 25,269 Tercemar Berat
Blimbing 2,300 Tercemar Ringan 4,493 Tercemar Ringan
Wareng 1,841 Tercemar Ringan 3,580 Tercemar Ringan
Sumber : Kantor Pengendalian Dampak Lingkungan Kabupaten Gunungkidul 2016
b) Kondisi Kualitas Udara Ambien
Kualitas udara di Kabupaten Gunungkidul bisa dikatakan masih cukup
baik, karena dari hasil pemantauan yang dilakukan di 7 titik lokasi
(simpang tiga Sambipitu, simpang empat Kantor Pos Wonosari, taman
parkir Pasar Argosari Wonosari, Kawasan Industri Mijahan, simpang
tiga Bedoyo, simpang empat Karangmojo dan Pasar Semin) pada bulan
Maret maupun Oktober, hasil pengujian parameter-parameter kualitas
udara ambiennya masih berada di bawah ambang batas yang
diperkenankan berdasarkan Keputusan Gubernur Daerah Istimewa
Yogyakarta No. 153 Tahun 2002 tentang Baku Mutu Udara Ambien
Daerah di Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, namun untuk
parameter kebisingan, di beberapa titik sudah melebihi ambang batas
yang diperkenankan berdasarkan Keputusan Gubernur Daerah
Istimewa Yogyakarta No. 176 Tahun 2003 tentang Baku Tingkat
Getaran, Kebisingan dan Kebauan di Propinsi Daerah Istimewa
Yogyakarta.Kandungan gas ozon (Ox) dan partikel (debu) di udara pada
pemantauan bulan Oktober di sebagian besar lokasi mengalami
peningkatan dibandingkan pada pemantauan bulan Maret.
c) Kondisi Kualitas Tanah
Hasil pemantauan kualitas tanah secara umum selama lima tahun
terakhir mewakili 3 zona. Pada pemeriksaan kualitas tanah tahun 2016
di zone Utara, yang meliputi kecamatan Patuk, Gedangsari, Nglipar,
Ngawen, Ponjong dan Semin dapat dilihat bahwa sampel tanah dari
Ngawen melebihi ambang kritis untuk 2 parameter dibandingkan
dengan Kriteria Baku Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa (di
lahan kering) menurut Peraturan Pemerintah RI No. 150 tahun 2000
tentang Pengendalian Kerusakan Tanah untuk Produksi Biomassa,
yaitu parameter daya hantar listrik (DHL) dan potensial redoks. Sampel
tanah dari Patuk (Widoro Kulon) melebihi ambang kritis untuk 3
parameter, yaitu parameter berat isi, daya hantar listrik (DHL) dan
potensial redoks. Sampel tanah dari Patuk (Kemuning), Ponjong dan
Semin melebihi ambang kritis untuk 4 parameter, yaitu untuk
parameter berat isi (Ponjong dan Semin), porositas total (Patuk dan
Semin), derajat pelulusan air (Patuk dan Ponjong), daya hantar listrik
(Patuk, Ponjong dan Semin) serta potensial redoks (Patuk, Ponjong dan
Semin). Sampel dari Gedangsari dan Nglipar melebihi ambang batas
untuk 5 parameter, yaitu komponen koloid, berat isi, derajat pelulusan
air, daya hantar listrik dan potensial redoks untuk sampel tanah di
Gedangsari, sedangkan untuk sampel tanah dari Nglipar melebihi

II-92
ambang batas untuk parameter berat isi, porositas total, derajat
pelulusan air, daya hantar listrik dan potensial redoks.
Dari pemantauan kualitas tanah di zone Tengah, yang meliputi
kecamatan Playen, Wonosari, Karangmojo dan Semanu dapat dilihat
bahwa sampel tanah dari Playen dan Karangmojo melebihi ambang
kritis untuk 2 parameter, yaitu daya hantar listrik dan potensial redoks.
Sampel tanah dari Wonosari, baik dari desa Pulutan maupun
Karangrejek serta dari Semanu melebihi ambang kritis untuk 3
parameter, yaitu untuk parameter ketebalan solum, derajat pelulusan
air (permeabilitas), daya hantar listrik (DHL) dan potensial redoks.
Dari pemantauan kualitas tanah di zone Selatan, yang meliputi
kecamatan Purwosari, Panggang, Saptosari, Paliyan, Tanjungsari,
Tepus, Rongkop dan Girisubo dapat dilihat bahwa sampel tanah dari
Saptosari, Paliyan dan Tepus melebihi ambang kritis untuk 2
parameter, yaitu untuk parameter daya hantar listrik (DHL) dan
potensial redoks, sampel tanah dari Tanjungsari, Rongkop dan Girisubo
melebihi ambang kritis untuk 3 parameter, yaitu untuk kebatuan
permukaan, DHL dan potensial redoks untuk sampel tanah dari
Tanjungsari, sedangkan sampel tanah dari Rongkop dan Girisubo
melebihi ambang kritis untuk parameter derajat pelulusan air
(permeabilitas), DHL dan potensial redoks. Sampel tanah dari Purwosari
melebini ambang kritis untuk 4 parameter, yaitu porositas total, derajat
pelulusan air (permeabilitas), daya hantar listrik dan potensial redoks,
sedangkan sampel tanah dari Panggang melebihi ambang kritis untuk 5
parameter, yaitu berat isi, porositas total, derajat pelulusan air
(permeabilitas), daya hantar listrik dan potensial redoks.

Tabel 2.59
Capaian SPM bidang Lingkungan Hidup

Persentase Capaian
Pelayanan Target Nasional
No Indikator (Tahun)
Dasar
Nilai Waktu 2014 2015 2016
I Pelayanan 1 persentase jumlah 100% 2013 100 50 83,33
Pencegahan usaha dan/atau
Pencemaran Air kegiatan yang
mentaati
persyaratan
administrasi dan
teknis pencegahan
pencemaran air

II Pelayanan 2 persentase jumlah 100% 2013 100 100 100


Pencegahan usaha dan/atau
Pencemaran kegiatan sumber
Udara dari yang tidak bergerak
Sumber Tidak yang memenuhi
Bergerak persyaratan
administrasi dan
teknis pencegahan
pencemaran udara

III Pelayanan 3 persentase luasan 100% 2013 100 100 100


Informasi lahan dan/atau
Status tanah untuk
Kerusakan produksi biomassa
II-93
Persentase Capaian
Pelayanan Target Nasional
No Indikator (Tahun)
Dasar
Nilai Waktu 2014 2015 2016
Lahan yang telah
dan/atau tanah ditetapkan dan
untuk produksi diinformasikan
Biomassa status
kerusakannya

IV Pelayanan 4 persentase jumlah 100% 2013 100 100 100


Tindak Lanjut pengaduan
Pengaduan masyarakat akibat
Masyarakat adanya dugaan
akibat adanya pencemaran dan/
dugaan atau perusakan
pencemaran lingkungan hidup
dan/atau yang ditindaklanjuti
perusakan
lingkungan
hidup

Sumber : Bagian Organisasi 2017

Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa SPM bidang Lingkungan


Hidup hampir semua indikator telah memenuhi target nasional. Satu-
satunya indikator yang belum sesuai target nasional adalah pencegahan
pencemaran air yang terealisasi 83,33%. Dari 6 usaha dan/atau kegiatan
yang dipantau, 5 usaha dan/atau kegiatan sudah memenuhi persyaratan
administrasi dan teknis, sedangkan 1 usaha dan/atau kegiatan sudah
memenuhi persyaratan administrasi namun belum memenuhi persyaratan
teknis. Kendala utama dalam penerapan SPM bidang lingkungan hidup
meliputi keterbatasan sumberdaya manusia, sarana dan prasarana, serta
anggaran.

6. Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil


Pelayanan bidang kependudukan dan pencatatan sipil menjadi salah satu
sasaran utama dalam pembangunan. Keberadaan penduduk yang
merupakan salah satu modal utama pembangunan perlu mendapatkan
perhatian agar penerapan administrasi kependudukan berjalan sesuai
dengan amanat undang-undang yang berlaku.
Penerapan sistem informasi administrasi kependudukan seperti yang
tertuang dalam Peraturan Presiden Nomor 25 Tahun 2008 tentang
Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran Penduduk dan Pencatatan Sipil
serta Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2009 tentang Penerapan KTP
Berbasis NIK Secara Nasional, memerlukan koordinasi, fasilitasi dan
pembinaan di bidang kependudukan dan catatan sipil yang baik antara
Pemerintah Pusat, Provinsi dengan Kabupaten/Kota. Implementasi sistem
informasi administrasi kependudukan (SIAK) on line perlu mendapatkan
dukungan dengan peningkatan kapasitas SDM dalam rangka
pengoperasiannya termasuk pelatihan pemeliharaan peralatan jaringan
SIAK on line.
Menurut catatan dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, jumlah
penduduk Kabupaten Gunungkidul tahun 2016 mencapai angka 762.452
orang dengan komposisi penduduk perempuan sebanyak 380.527 orang
dan 375.217 orang penduduk laki-laki.
Pelayanan administrasi kependudukan di Kabupaten Gunungkidul yang
dilakukan oleh Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil antara lain
pelayanan KTP, KK, Akta kelahiran, akta perkawinan dan perceraian.
II-94
Pelayanan ini harus diberikan kepada semua masyarakat dan juga ada
beberapa jenis pelayanan yang telah mempunyai standar pelayanan
minimal (SPM) yang harus dicapai.

Tabel 2.60
Jumlah Penduduk Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016

Tahun
Uraian Satuan
2012 2013*) 2014 2015 2016
Laki-Laki
- Jumlah 423.919 381.159 375.168 375.217 376.875 Orang
- Persentase 49,5 49,91 50,06 49,6487 49,82 %
Perempuan
- Jumlah 432.530 382.606 374.279 380.527 382.577 Orang
- Persentase 50,5 50,09 49,94 50,3513 50,17 %
Jumlah 856.449 763.765 749.447 755.744 762.452 Orang
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, 2017*) Adanya Integrasi
eKTP dan SIAK serta penghapusan data ganda dan anomaly

Tabel 2.61
Perkembangan Kepemilikan Dokumen Kependudukan
di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016
Tahun
No Dokumen
2012 2013 2014 2015 2016
Kartu Keluarga 140.512 163.289 179.363 196.217 206.884
KTP 473.190 484.154 484.985 508.300 534.018
Akta Kelahiran 132.402 142.486 193.690 215.786 289.335
Akta Kematian 257 498 1.707 8.901 17.813
Akta Perkawinan 146.605 148.960 188.547 203.114 214.097
Akta Perceraian 4,412 5,484 7.214 10.263 12.973
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil, 2017

7. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa


Dalam upaya meningkatkan pemberdayaan masyarakat lebih di titik
beratkan pada aspek pengembangan kemampuan dan kemandirian
masyarakat dalam pembangunan melalui penguatan kapasitas
pengembangan lembaga masyarakat dan pengembangan pola
pembangunan partisipatif, pemantapan nilai-nilai sosial dasar bagi
masyarakat, pengembangan usaha ekonomi produktif, pengembangan
partisipasi masyarakat dalam pengelolaan sumber daya alam dan
pelestarian lingkungan hidup dengan mendayagunakan teknologi tepat
guna.
a) Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM)
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) adalah lembaga atau
wadah yang dibentuk atas prakarsa masyarakat sebagai mitra
pemerintah desa atau kelurahan dalam menampung dan
menyampaikan aspirasi masyarakat di bidang pemerintahan. Jumlah
LPM menggambarkan besarnya pelayanan penunjang yang dapat
diciptakan oleh pemerintah daerah dalam pemberdayaan masyarakat
agar berperan aktif dalam pembangunan daerah. Seluruh desa (144
desa) di Kabupaten Gunungkidul telah membentuk LPM dan juga
telah terbentuk asosiasi LPMD.
b) Lembaga Pemberdayaan Ekonomi Desa
Keberadaan lembaga pemberdayaan ekonomi desa sebagai bentuk
pemberdayaan masyarakat desa diarahkan melalui pembinaan dan
pendampingan agar dapat menjadi Badan Usaha Milik Desa
II-95
(BUMDES), yang dapat menjadi salah satu sumber Pendapatan Asli
Desa. Jumlah lembaga pemberdayaan ekonomi desa yang ada di
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2015 diantaranya adalah: 38 unit
Badan Usaha Milik Desa, 59 unit Usaha Ekonomi Desa Simpan Pinjam
(UED-SP), 48 unit Lumbung Pangan Desa, 77 unit Pasar Desa, 15 unit
Badan Kredit Desa dan 24 unit Badan Keswadayaan Masyarakat
(BKM/P2KP)

Indeks Desa Membangun mengklasifikasi Desa dalam lima (5) status,


yakni: (i) Desa Sangat Tertinggal; (ii) Desa Tertinggal; (iii) Desa
Berkembang; Desa Maju; dan (v) Desa Mandiri. Klasifikasi Desa
tersebut untuk menunjukkan keragaman karakter setiap Desa
dalam rentang skor 0,27 – 0,92 Indeks Desa Membangun.
Klasifikasi dalam 5 status Desa tersebut juga untuk menajamkan
penetapan status perkembangan Desa dan sekaligus rekomendasi
intervensi kebijakan yang diperlukan. Status Desa Tertinggal,
misalnya, dijelaskan dalam dua status Desa Tertinggal dan Desa
Sangat Tertinggal di mana situasi dan kondisi setiap Desa yang
ada di dalamnya membutuhkan pendekatan dan intervensi
kebijakan yang berbeda. Menangani Desa Sangat Tertinggal akan
berbeda tingkat afirmasi kebijakannya di banding dengan Desa
Tertinggal.

Dengan nilai rata-rata nasional Indeks Desa Membangun 0,566


klasifikasi status Desa ditetapkan dengan ambang batas sebagai
berikut:

1. Desa Sangat Tertinggal : < 0,491


2. Desa Tertinggal : > 0,491 dan < 0,599
3. Desa Berkembang : > 0,599 dan < 0,707
4. Desa Maju : > 0,707 dan < 0,815
5. Desa Mandiri : > 0,815

Desa Berkembang terkait dengan situasi dan kondisi dalam status Desa
Tertinggal dan Desa Sangat Tertinggal dapat dijelaskan dengan faktor
kerentanan. Apabila ada tekanan faktor kerentanan, seperti terjadinya
goncangan ekonomi, bencana alam, ataupun konflik sosial maka akan
membuat status Desa Berkembang jatuh turun menjadi Desa Tertinggal.
Dan biasanya, jika faktor bencana alam tanpa penanganan yang cepat
dan tepat, atau terjadinya konflik sosial terus terjadi berkepanjangan
maka sangat potensial berdampak menjadikan Desa Tertinggal turun
menjadi Desa Sangat Tertinggal. Sementara itu, kemampuan Desa
Berkembang mengelola daya, terutama terkait dengan potensi, informasi
/ nilai, inovasi / prakarsa, dan kewirausahaan akan mendukung gerak
kemajuan Desa Berkembang menjadi Desa Maju.

Klasifikasi status Desa berdasar Indeks Desa Membangun ini juga


diarahkan untuk memperkuat upaya memfasilitasi dukungan pemajuan
Desa menuju Desa Mandiri. Desa Berkembang, dan terutama Desa Maju,
kemampuan mengelola Daya dalam ketahanan sosial, ekonomi, dan
ekologi secara berkelanjutan akan membawanya menjadi Desa Mandiri.

Indeks Desa Membangun merupakan komposit dari ketahanan sosial,


ekonomi dan ekologi. IDM didasarkan pada 3 (tiga) dimensi tersebut dan
dikembangkan lebih lanjut dalam 22 Variabel dan 52 indikator.

II-96
Penghitungan IDM Kabupaten Gunungkidul pada 144 Desa berdasar
data Podes 2014 adalah sebagai berikut :

Tabel 2.62
Data Desa menurut Indeks Desa Membangun
Tahun 2016

No. Status Desa Jumlah Persentase (%)


1 Sangat Tertinggal 0 0
2 Tertinggal 26 18,05
3 Berkembang 86 59,72
4 Maju 31 21,53
5 Mandiri 1 0,69
Sumber :DP3AKBPMD, 2017

8. Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana


Permasalahan yang masih dihadapi dalam pelaksanaan Urusan Keluarga
Berencana dan Keluarga Sejahtera antara lain adalah sulitnya regenerasi
kader dan keterbatasan petugas penyuluh Keluarga Berencana serta
berbagai masalah terkait kesehatan reproduksi. Program Keluarga
Berencana dikatakan berhasil apabila angka kepesertaan KB Mandiri
tinggi, kepesertaan KB Pria tinggi, dan unmet need yang rendah.

Tabel 2.63
Indikator Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016
Tahun
Uraian Satuan
2012 2013 2014 2015 2016

A. Jumlah Peserta Program KB Aktif 107.479 109.519 108.979 100.645 91.224 Jiwa
1). Laki - Laki 3.221 3.555 3.690 3.706 4.230 Jiwa
2). Perempuan 104.258 105.964 105.289 96.939 87.584 Jiwa
B. Jumlah Akseptor KB Baru 101.570
1). Laki - Laki 1.020 1.081 1.830 509 3.831 Jiwa
2). Perempuan 12.880 13.826 12.473 9.803 97.739 Jiwa
C. Jumlah Pasangan Usia Subur 132.128 132.780 131.966 124.622 126.254 Pasang
D. Jumlah Pasangan Usia Subur ber KB 107.479 109.519 108.979 100.645 101.570 Pasang
E. Metode Kontrasepsi Peserta KB Baru 13.900 14.907 14.303 10.312
1). IUD 2.259 3.196 2.805 2.466 2.370 Orang
2). MOP 184 34 40 22 11 Orang
3). MOW 37 245 222 151 441 Orang
4). Implant 1.988 2.255 2.302 1.970 2157 Orang
5). Suntikan 7.324 7.070 6.956 5.632 5180 Orang
6). PIL 1.125 1.060 1.188 1.349 890 Orang
7). Kondom 983 1.047 790 559 441 Orang
F. Jumlah Kegagalan Menurut Metode
Kontrasepsi
1). IUD 10 4 11 7 21 Orang
2). MOP 1 8 - 0 Orang
3). MOW 2 2 0 - 0 Orang
4). Implant - - 3 3 4 Orang

II-97
Tahun
Uraian Satuan
2012 2013 2014 2015 2016

5). Suntikan - - - - 0 Orang


6). PIL - - - - 0 Orang
7). Kondom - - - - 0 Orang
Sumber Data : Badan Pemberdayaan Masyarakat, Perempuan dan KB, 2016

Pada bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera, dari 9


(sembilan) indikator yang belum terpenuhi adalah indikator cakupan
pasangan usia subur yang ingin ber-KB tidak terpenuhi (Unmet Need)
5% yang baru tercapai 61,34 dari target nasional 100. Hal tersebut
dikarenakan tidak semua pasangan usia subur menghendaki atau
berkebutuhan ber-KB. Kendala lain dalam pencapaian SPM bidang
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera antara lain sulitnya
meningkatkan kesertaan KB pria. Berikut capaian SPM bidang
Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera :

Tabel 2.64
SPM Bidang Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Target Nasional Persentase Capaian (Tahun)
No Jenis Pelayanan Dasar Indikator
Nilai Waktu 2014 2015 2016
I Komunikasi Informasi 1 Cakupan Pasangan 100 2014 197 163 170
dan Edukasi Keluarga Usia Subur yang
Berencana dan isterinya dibawah usia
Keluarga Sejahtera (KIE 20 tahun (3,5%)
KB dan KS)

2 Cakupan Sasaran 100 2014 127 124 124


Pasangan Usia Subur
menjadi Peserta KB
aktif (65%)

3 Cakupan Pasangan 100 2014 71 61 61


Usia Subur yang ingin
ber-KB tidak terpenuhi
(unmet need) 5%

4 Cakupan Anggota Bina 100 2014 119 117 123


Keluar-ga Balita (BKB)
ber-KB (70%)

5 Cakupan PUS peserta 100 2014 106 107 105


KB Ang-gota Usaha
Peningkatan Pen-
dapatan Keluarga
Sejahtera (UPPKS) yang
ber-KB (87%)

6 Ratio Petugas 100 2014 93 97 96


Lapangan Keluarga
Berencana/Penyuluh
Keluarga Berencana
(PLKB/ PKB) 1
Petugas di setiap 2
(dua) desa/kelurahan

II-98
Target Nasional Persentase Capaian (Tahun)
No Jenis Pelayanan Dasar Indikator
Nilai Waktu 2014 2015 2016
7 Ratio Pembantu 100 2014 100 100 100
Pembina Keluarga
Berencana (PPKBD) 1
(satu) petugas di setiap
desa/ kelurahan

II Penyediaan Alat dan 8 Cakupan Penyediaan 100 2014 106 274 325
Obat Kontrasepsi alat dan obat
kontrasepsi untuk
memenuhi permintaan
masyarakat 30% setiap
tahun

III Penyediaan Informasi 9 Cakupan penyediaan 100 2014 100 100 100
Data Mikro informasi data mikro
keluarga di setiap
desa/kelurahan 100%
setiap tahun

9. Perhubungan
Kondisi perhubungan dan transportasi secara umum masih kurang. Hal
ini dapat dilihat masih terbatasnya pelayanan transportasi umum baik
yang dilakukan oleh swasta maupun pemerintah (perintis). Lesunya
industri transportasi penumpang di Kabupaten Gunungkidul juga
disebabkan semakin beralihnya calon penumpang ke moda transportasi
sepeda motor yang lebih fleksibel dalam jangkauan maupun kemudahan
dalam kepemilikan. Masih banyak wilayah di Kabupaten Gunungkidul
yang belum terlayani angkutan umum terutama wilayah utara yaitu
Kecamatan Gedangsari dikarenakan kendala sarana jalan dan kondisi
geografis. Oleh karena itu sejak Tahun 2011 Pemerintah Kabupaten
Gunungkidul telah mengoperasionalkan mobil bus perintis di Kecamatan
Gedangsari.
Tabel 2.65
Indikator Urusan Perhubungan Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016

Tahun
No Jenis Data Satuan
2012 2013 2014 2015 2016

1. Kendaraan wajib uji 6.170 6.716 7.331 8.057 9.622 Kendaraan


2. Kendaraan yang diuji 6.967 7.048 7.528 7.884 8.092 Kendaraan
3. Kendaraan yang numpang 256 279 226 224 520 Kendaraan
4. uji
Kendaraan mutasi masuk 285 258 301 373 401 Kendaraan
5. Kendaraan tidak lulus uji 552 370 355 581 655 Kendaraan
6. Pelanggaran PERDA 3 51 65 198 227 Kasus
Perhubungan (sidang PN)

7. Terminal
Kelas A 1 1 1 1 1 Unit
Kelas B - - - - - Unit
Kelas C - - - 1 1 Unit
8. Sarana Transportasi - - - - Unit
Bus (AKAP) 446 323 323 323 323 Unit

II-99
Tahun
No Jenis Data Satuan
2012 2013 2014 2015 2016

Bus (AKDP) 767 74 74 74 74 Unit


Bus Perkotaan 40 40 40 40 40 Unit
Angkutan perintis 1 1 2 2 2 Unit
9 perdesaan
Sarana dan Prasarana Lau-
lintas

Rambu-rambu lalu lintas 1.324 1.430 1.540 1.947 2.042 Unit


Trafic light 17 17 17 17 17 Unit
Warning lamp 29 29 29 29 29 Unit
Zebra cross 11 11 11 11 11 Unit
Pagar pengaman/Guardrail 7.655 7.855 8.015 7.979 8.079 Meter
Marka jalan 42.539 44.059 45.759 47.639 49.239 Meter
Deliniator 150 656 956 1.526 1.726 Buah
Halte 38 43 43 38 47 Buah
Sumber : Dinas Perhubungan dan Kominfo Gunungkidul, 2016

Pada Bidang Perhubungan, seluruh indikator pada jenis pelayanan dasar


angkutan sungai dan danau, angkutan penyeberangan, dan angkutan laut
tidak terpenuhi. Hal tersebut dikarenakan Pemerintahah Kabupaten
Gunungkidul tidak memungkinkan menyelenggarakan pelayanan tersebut.
Pada jenis pelayanan dasar angkutan jalan, indikator tersedianya
angkutan jalan umum yang melayani jaringan trayek yang
menghubungkan daerah tertinggal dan terpencil dengan wilayah yang
telah berkembang pada wilayah yang telah tesedia jaringan jalan
kabupaten tidak terpenuhi karena mulai tahun 2013 Gunungkidul
dinyatakan bukan daerah terpencil lagi. Pada indikator tersedianya
angkutan umum yang melayani wilayah yang telah tersedia jaringan jalan
untuk jaringan jalan Kabupaten/Kota baru tercapai 61,22 dari target
nasional 75% tahun 2014, sementara indikator terpenuhinya standar
keselamatan bagi angkutan umum yang melayani trayek di dalam
Kabupaten/Kota baru tercapai 78,38%. Kondisi tersebut disebabkan
rendahnya minat masyarakat menggunakan angkutan umum sehingga
menimbulkan lesunya industri transportasi saat ini. Banyak kendaraan
angkutan umum yang tidak diujikan oleh pemiliknya dikarenakan tidak
dioperasikan untuk angkutan umum lagi. Untuk lebih jelasnya capaian
SPM Bidang Perhubungan dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

II-100
Tabel 2.66
Capaian SPM Bidang Perhubungan

Jenis Target Nasional Persentase Capaian (Tahun)


No Pelayanan Indikator
Dasar Nilai Waktu 2014 2015 2016
I Angkutan Jalan
1. Jaringan 1 Tersedianya 75% 2014 61,22 61,224 61,224
Pelayanan angkutan umum
Angkutan yang melayani
Jalan wilayah yang telah
tersedia jaringan
jalan untuk
jaringan jalan
Kabupaten/Kota

2 Tersedianya 60% 2014 - - -


angkutan umum
yang melayani
jaringan trayek
yang
menghubungkan
daerah tertinggal
dan terpencil
dengan wilayah
yang telah
berkembang pada
wilayah yang telah
tersedia jaringan
jalan
Kabupaten/Kota.

2. Jaringan 3 Tersedianya halte 100% 2014 97,73 86,000 90


Prasarana pada setiap
Angkutan Kabupaten/Kota
Jalan yang telah dilayani
angkutan umum
dalam trayek.

4 Tersedianya 40% 2014 50,00 50 100


terminal angkutan
penumpang pada
setiap
Kabupaten/Kota
yang telah dilayani
angkutan umum
dalam trayek.

3. Fasilitas 5 Tersedianya 60% 2014 95,34 95,248 95,94


Perlengkapan fasilitas
Jalan perlengkapan jalan
(rambu, marka,
dan guardrill) dan
penerangan jalan
umum (PJU) pada
jalan
Kabupaten/Kota.

a Tersedianya 91,48 93,371 94,39


. fasilitas
perlengkapan
jalan (rambu,
marka, dan
guardrill) pada
jalan
Kabupaten/Kota
.

II-101
Jenis Target Nasional Persentase Capaian (Tahun)
No Pelayanan Indikator
Dasar Nilai Waktu 2014 2015 2016
b Tersedianya 99,20 97,125 97,50
. fasilitas
penerangan
jalan umum
(PJU) pada jalan
Kabupaten/Kota
.

Pelayanan 6 Tersedianya unit 60% 2014 100 100 100


Pengujian pengujian
Kendaraan kendaraan
Bermotor bermotor bagi
Kabupaten/Kota
yang memiliki
populasi
kendaraan wajib
uji minimal
4000 (empat
ribu) kendaraan
wajib uji.

Sumber Daya 7 Tersedianya 50% 2014 - - -


Manusia (SDM) Sumber Daya
Manusia (SDM)
di bidang
terminal pada
Kabupaten/Kota
yang telah
memiliki
terminal.

8 Tersedianya 100% 2014 - - -


Sumber Daya
Manusia (SDM)
di bidang
pengujian
kendaraan
bermotor pada
Kabupaten/Kota
yang telah
melakukan
pengujian
berkala
kendaraan
bermotor.

9 Tersedianya 40% 2014 - - -


Sumber Daya
Manusia (SDM)
di bidang MRLL,
Evaluasi
Andalalin,
Pengelolaan
Parkir pada
Kabupaten/Kota
.

10 Tersedianya 100% 2014 - - -


Sumber Daya
Manusia (SDM)
yang memiliki
kompetensi
sebagai
pengawas
kelaikan
kendaraan pada
setiap

II-102
Jenis Target Nasional Persentase Capaian (Tahun)
No Pelayanan Indikator
Dasar Nilai Waktu 2014 2015 2016
perusahaan
angkutan umum

Keselamatan Terpenuhinya 100% 2014 108,9 57,47508 78,38


standar 2 3
keselamatan
bagi angkutan
umum yang
melayani trayek
di dalam
Kabupaten/Kota
.

II Angkutan
Sungai dan
Danau.

Jaringan 12 Tersedianya 75% 2014 - - -


Pelayanan kapal sungai
Angkutan dan danau
Sungai dan untuk melayani
Danau jaringan trayek
dalam
Kabupaten/Kota
pada wilayah
yang tersedia
alur sungai dan
danau yang
dapat dilayari.

13 Tersedianya 40% 2014 - - -


kapal sungai
dan danau yang
melayani trayek
dalam
Kabupaten/Kota
yang
menghubung-
kan daerah
tertinggal dan
terpencil dengan
wilayah yang
telah
berkembang
pada wilayah
yang tersedia
alur sungai dan
danau yang
dapat dilayari.

Jaringan 14 Tersedianya 60% 2014 - - -


Prasarana pelabuhan
Angkutan sungai dan
Sungai dan danau untuk
Danau melayani kapal
sungai dan
danau yang
beroperasi pada
trayek dalam
Kabupaten/Kota
pada wilayah
yang telah
dilayari
angkutan sungai
dan danau.

II-103
Jenis Target Nasional Persentase Capaian (Tahun)
No Pelayanan Indikator
Dasar Nilai Waktu 2014 2015 2016
Keselamatan 15 Terpenuhinya 100% 2014 - - -
standar
keselamatan
bagi kapal
sungai dan
danau yang
beroperasi pada
lintas antar
pelabuhan
dalam satu
Kabupaten/Kota
.

Sumber Daya 16 Tersedianya 50% 2014 - - -


Manusia (SDM) Sumber Daya
Manusia (SDM)
yang
mempunyai
kompetensi
sebagai awak
kapal angkutan
sungai dan
danau untuk
daerah yang
telah melayani
angkutan sungai
dan danau.

III Angkutan
Penyeberang-an

Jaringan 17 Tersedianya 60% 2014 - - -


Pelayanan kapal
Angkutan penyeberangan
Penyeberangan yang beroperasi
pada lintas
dalam
Kabupaten/Kota
pada wilayah
yang telah
ditetapkan lintas
penyeberangan
dalam
Kabupaten/Kota
.

Tersedianya 100% 2014 - - -


kapal
penyeberangan
yang beroperasi
pada lintas
dalam
Kabupaten/Kota
untuk
menghubung-
kan daerah
tertinggal dan
terpencil dengan
wilayah yang
telah
berkembang
pada wilayah
yang telah
ditetapkan lintas
penyeberangan
dalam
kabupaten/Kota

II-104
Jenis Target Nasional Persentase Capaian (Tahun)
No Pelayanan Indikator
Dasar Nilai Waktu 2014 2015 2016
.

Jaringan 18 Tersedianya 60% 2014 - - -


Prasarana pelabuhan
Angkutan penyeberangan
Penyeberangan pada
Kabupaten/Kota
yang memiliki
pelayanan
angkutan
penyeberangan
yang beroperasi
pada lintas
penyeberangan
dalam
Kabupaten/
Kota pada
wilayah yang
memiliki alur
pelayaran.

Keselamatan Terpenuhinya 100% 2014 - - -


standar
keselamatan
kapal
penyeberangan
dengan ukuran
di bawah 7 GT
dan kapal
penyebe-rangan
yang beroperasi
pada lintas
penyeberangan
dalam
Kabupaten/
Kota

Sumber Daya 21 Tersedianya 50% 2014 - - -


Manusia (SDM) Sumber Daya
Manusia (SDM)
yang
mempunyai
kompetensi
sebagai awak
kapal
penyeberangan
dengan ukuran
di bawah 7 GT
atau yang
beroperasi di
lintas penye-
berangan dalam
Kabupaten/Kota

IV Angkutan Laut

Jaringan 22 Tersedianya 90% 2014 - - -


Pelayanan kapal laut yang
Angkutan Laut beroperasi pada
lintas dalam
Kabupaten/Kota
pada wilayah
yang memiliki
alur pelayaran
dan tidak ada
alternatif

II-105
Jenis Target Nasional Persentase Capaian (Tahun)
No Pelayanan Indikator
Dasar Nilai Waktu 2014 2015 2016
angkutan jalan.

23 Tersedianya 100% 2014 - - -


kapal laut yang
beroperasi pada
lintas atau
trayek dalam
Kabupaten/Kota
untuk
menghubungkan
daerah tertinggal
dan terpencil
dengan wilayah
yang telah
berkembang
pada wilayah
yang memiliki
alur pelayaran
dan tidak ada
alternatif
angkutan jalan.

Jaringan 24 Tersedianya 60% 2014 - - -


Prasarana dermaga pada
Angkutan Laut setiap ibukota
Kecamatan
dalam
Kabupaten/Kota
untuk melayani
kapal laut yang
beroperasi pada
trayek dalam
Kabupaten/Kota
pada wilayah
yang memiliki
alur pelayaran
dan tidak ada
alternatif
angkutan jalan.

Keselamatan 25 Terpenuhinya 100% 2014 - - -


standar
keselamatan
kapal dengan
ukuran di
bawah 7 GT
yang beroperasi
pada lintas
dalam
Kabupaten/Kota
.

Sumber Daya 26 Tersedianya 100% 2014 - - -


Manusia (SDM) Sumber Daya
Manusia (SDM)
yang
mempunyai
kompetensi
sebagai awak
kapal angkutan
laut dengan
ukuran di
bawah 7 GT

Sumber : Bagian Organisasi,2016

II-106
10. Komunikasi dan Informatika
Penyelenggaraan bidang komunikasi dan informatika bertujuan untuk
mewujudkan masyarakat sadar informasi dan terjaminnya hak
masyarakat terhadap informasi yang luas dan transparan, melalui
peningkatan kesadaran terhadap kebutuhan informasi, pelayanan
informasi multi media, serta perluasan jaringan sarana dan prasarana
informasi seluruh kecamatan. Pencapaian kinerja penyelengaraan bidang
komunikasi dan informatika adalah operasi dan pemeliharaan website
Pemerintah Kabupaten Gunungkidul yakni gunungkidulkab.go.id sebagai
media untuk terjalinnya komunikasi yang harmonis antar pelaku
pembangunan, dan dalam mendukung globalisasi informasi di berbagai
bidang,
Sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 14 Tahun 2008
tentang Keterbukaan Informasi Publik, maka Pemerintah Kabupaten
Gunungkidul terus berupaya membangun dan mengembangkan sistem
informasi dan dokumentasi untuk mengelola informasi publik secara baik
dan efisien sehingga dapat diakses dengan mudah oleh masyarakat.
Kewenangan pemerintah daerah kabupaten/kota dalam penyelenggaran
urusan komunikasi dan informatika menurut Undang-Undang No. 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah mencakup Pengelolaan
informasi dan komunikasi publik Pemerintah Daerah kabupaten/kota,
pengelolaan nama domain yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Pusat
dan sub domain di lingkup Pemerintah Daerah kabupaten/kota dan
Pengelolaan e-government di lingkup Pemerintah Daerah kabupaten/kota.
Fasilitas telekomunikasi sangat diperlukan untuk memperlancar arus
informasi dalam rangka memacu kegiatan ekonomi yang semakin
menuntut pelayanan yang efisien, efektif dan cepat. Pemanfaatan sarana
telekomunikasi khususnya telepon dari tahun ke tahun menunjukkan
adanya peningkatan. Berdasarkan data dari Kantor Cabang Pelayanan PT
Telkom Gunungkidul pada tahun 2015 tercatat sentral telepon yang
tersedia sebanyak 4.500 SST sementara sentral telepon yang terpasang
sebanyak 3.974 SST.
Inpres Nomor 3 Tahun 2003 tentang penyelenggaraan pemerintahan yang
berbasis elektronik (e-government) mengamanatkan tentang pentingnya
penerapan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di lingkungan
pemerintahan, baik di pusat maupun di daerah. Melalui pengembangan e-
government, pemerintah mengharapkan dapat melakukan penataan sistem
manajemen dan proses kerja di lingkungan pemerintah dengan
mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi.
Untuk menindaklanjuti Inpres Nomor 3 Tahun 2003 tersebut, Pemerintah
Kabupaten Gunungkidul berupaya untuk melakukan pembangunan
infrastruktur jaringan komputer (LAN, WAN dan internet/global area
network) di lingkungan pemerintah. Pembangunan jaringan komputer
tersebut memungkinkan terkoneksinya tiap-tiap SKPD dalam jaringan
internet/intranet, sehingga tranformasi data/informasi antara masing-
masing unit kerja dapat berjalan semakin lancar.
Diharapkan dengan konsep penyelenggaraan pemerintahan yang berbasis
elektronik tersebut, informasi dan layanan kepada masyarakat dapat lebih
mudah diakses dan digunakan. Selain itu, hal yang terpenting
masyarakat dapat berinteraksi dan ikut berperan aktif dalam mendukung
dan memberikan partisipasi di setiap kegiatan pembangunan.
.

II-107
Tabel. 2.67
SPM Bidang Komunikasi dan Informatika

Jenis Target Nasional Persentase Capaian (Tahun)


No Pelayanan Indikator
Nilai Waktu 2014 2015 2016
Dasar
I Pelaksanaan 1 Pelaksanaan Diseminasi
Diseminasi dan Pendistribusian
Informasi Informasi Nasional
Nasional melalui:
a. Media massa seperti 12 x 2014 2350 3167 2.808
majalah, radio, dan /tahun (282x)
televisi;
b. Media baru seperti Setiap 2014 100 100 100
website (media online); hari (setiap
hari)

c. Media tradisionil seperti 12 x 2014 17 (2x) 25 17


pertunjukan rakyat; /tahun

d. Media interpersonal 12 x 2014 33 (4x) 208 217


seperti sarasehan, /tahun
ceramah/ diskusi dan setiap
lokakarya; kecamat
an

e. Media luar ruang 12 x 2014 1617 442 583


seperti media buletin, /tahun (194x)
leaflet, booklet, brosur,
spanduk, dan baliho

II Pengembanga 2. Cakupan 50% 2014 78 67 67


n dan pengembangan dan
Pemberdayaan pemberdayaan
Kelompok Kelompok Informasi
Informasi Masyarakat di Tingkat
Masyarakat Kecamatan
(KIM)

Sumber : Bagian Organisai, 2016

Dari tabel di atas terlihat bahwa capaian SPM pada Bidang Komunikasi
dan Informatika, seluruh indikator dari jenis pelayanan dasar diseminasi
informasi nasional serta pengembangan dan pemberdayaan KIM (Kelompok
Informasi Masyarakat) telah tercapai bahkan melebihi target nasional.

11. Koperasi, Usaha Kecil, dan Menengah


Sampai dengan tahun 2015, koperasi yang terdaftar di Gunungkidul
berjumlah 296 koperasi dengan jumlah anggota tercatat 79.065 orang
dan jumlah pengurus tercatat 1.243 orang, yang 46% diantaranya
mengalami stagnan dari indikator terselenggaranya RAT. Adapun data
jumlah koperasi yang rutin menjalankan Rapat Anggota Tahunan (RAT)
adalah sebagai berikut :

II-108
Tabel 2.68
Data Koperasi yang Melaksanakan RAT Tahun 2011- 2015
Jenis Jumlah Koperasi Koperasi dengan RAT
No
Koperasi 2012 2013 2014 2015 2012 2013 2014 2015
1 KPRI 51 51 51 51 50 50 50 50
2 KOPABRI 2 2 2 2 2 2 2 2
3 KOPKAR 12 12 12 12 5 4 5 5
4 KUD 16 16 16 16 14 13 13 13
5 Koperasi Tani 46 46 46 48 18 14 14 14
6 Koperasi 6 6 6 7 2 4 4 4
Ternak
7 Koperasi 1 1 1 1 - 0 1 1
Perikanan
8 Koperasi 11 11 11 11 3 3 2 2
Pondok
Pesantren
9 Koperasi BMT 20 21 22 24 12 17 16 16
/ KJKS
10 Koperasi 4 3 3 3 1 0 0 -
Pasar
11 Koperasi 17 27 34 37 14 13 16 17
Simpan
Pinjam
12 Koperasi 6 6 6 6 4 3 4 4
Pensiunan
13 Koperasi 6 6 6 6 5 4 4 4
Industri
Kerajinan
14 Koperasi 52 55 56 57 17 20 19 18
Serba Usaha
15 Koperasi 1 1 1 1 - 0 0 -
Angkutan
Darat
16 Koperasi 11 11 11 11 8 8 8 8
Wanita
17 Koperasi 1 1 1 1 - 0 0 -
Pemuda
18 Koperasi 2 2 2 2 1 1 1 1
Sekunder
JUMLAH 265 278 287 296 156 156 159 159
Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, Energi dan Sumber Daya
Mineral Kabupaten Gunungkidul, 2015

12. Penanaman Modal


Dalam rangka mengoptimalkan potensi perekonomian daerah, maka
Kabupaten Gunungkidul masih memerlukan penanaman modal baik
Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan Penanaman Modal Asing
(PMA).
Dengan keanekaragaman sumber daya yang ada di Kabupaten
Gunungkidul, Pemerintah Kabupaten Gunungkidul menawarkan kepada
para investor untuk menanamkan modalnya di Gunungkidul. Dalam hal
ini untuk mengeksplorasi dan memanfaatkan potensi yang ada untuk
kesejahteraan masyarakat dan pemilik modal.

II-109
Tabel 2.69
Perkembangan Investasi di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013-2016
TAHUN
SEKTOR
2013 2014 2015 2016
Industri 8.673.650.000 10.691.000.000 124.145.521.008 573.683.038.981
Jasa 42.505.800.000 37.799.750.000 160.948.056.885 140.512.883.000
Kesehatan 14.098.000.000 14.584.600.000 7.834.074.031 12.545.442.000
Pariwisata 2.788.500.000 1.807.000.000 249.497.350.000 126.117.650.000
Keuangan 50.632.539.000 162.515.290.000 14.550.000.000 5.246.250.000
Perdagangan 22.856.630.000 192.531.161.000 25.187.160.000 15.827.700.000
Perhubungan 24.714.000.000 9.408.000.000 20.041.160.000 24.921.400.000
Peternakan 1.580.000.000 12.495.000.000 13.203.010.000 731.400.000
Total (Rp.) 167.849.119.000 441.831.801.000 615.406.331.924 899.585.763.981
Sumber : Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kabupaten
Gunungkidul, 2016

Jumlah izin yang dilayani oleh Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu selama tahun 2012-2016 dapat dilihat pada tabel berikut ini :

Tabel 2.70
Jumlah Izin yang Dilayani Oleh Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016
Tahun
No Jenis Pelayanan Satuan 2012 2013 2014 2015 2016

1 Ijin Yang Dikeluarkan Unit 3.173 3.232 3.201 3.10 2.898


2 Jumlah IMB Yang Dikeluarkan Unit 299 236 205 5
365 385
3 Jumlah Ijin Prinsip Penanaman Unit - - 1 3 4
Modal dalam negeri
4 Jumlah Ijin Usaha Yang Di Unit 293 333 306 230 227
Keluarkan (SIUP)
5 Jumlah Ijin Untuk Hak Unit - - - - -
Pengusahaan Perkebunan
6 Jumlah Ijin Untuk Hak Unit - - - - -
Pengusahaan Kehutanan
7 Jumlah ijin Untuk Hak Unit - - - - -
Pengusahaan Pertambangan
8 Jumlah Perijinan Investasi PMA Unit - - - - -
Yang Dikeluarkan/Setujui
9 Jumlah Perijinan Investasi PMDN Unit 7 18 9 11 1
Yang Dikeluarkan/Setujui
10 Jumlah izin lokasi Unit - 4 4 5 4
11 Jumlah pemohon izin lokasi Orang 4 9 4 4
Sumber : Kantor Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Kabupaten Gunungkidul,
2016

II-110
Tabel 2.71
SPM Bidang Penanaman Modal
Target Nasional Persentase Capaian (Tahun)
No Jenis Pelayanan Indikator
Nilai Waktu 2014 2015 2016
1 Kebijakan Tersedianya 1 (satu) 2014 2 sektor 1 Sektor 4 sektor
Penanaman informasi sektor/
Modal adalah peluang usaha bidang
serangkaian sektor/bidang usaha/
peraturan unggulan tahun
perundang- sampai
undangan untuk dengan 2014
menciptakan sekurang-
iklim usaha yang kurangnya 1
kondusif bagi (satu)
penanam modal, sektor/bidang
memperkuat daya usaha
saing pertahun :
perekonomian
dan mempercepat - Nama 1. Sektor 1. sektor
peningkatan Bidang pariwisata pertanian 2.
Penanaman Usaha 1. Sektor sektor
modal di (Jenis Pariwisata Pariwisata 3.
sektor/bidang Bidang 2. Sektor hasil Sektor
usaha unggulan Usaha yang hutan rakyat Industri
daerah dilakukan) 4.Sektor
Perikanan

Lokasi Kabupaten Kabupaten semua


Peluang Gunungkidul Gunungkid kecamatan di
Usaha ul kabupaten
(Tempatnya Gunungkidul
pelaksanaa
n Kegiatan
Bidang
Usaha)

Ketersediaa belum semua


n Lahan terpetakan kecamatan di
(Ha) (sepanjang kabupaten
Hutan rakyat : kawasan Gunungkidul
41,953 Ha Pantai di
Kab.
Gunungkid
ul)

Sektor bidang Kesesuaian RTRW Kab. RTRW Kab. RTRW Kab.


usaha unggulan dengan Tata Gunungkidul Gunungkid Gunungkidul
adalah Ruang Daerah ul
sektor/bidang (sudah sesuai
usaha yang atau belum
memiliki dan alasannya
keunggulan
komparatif Bentuk Pelatihan dan Pelatihan Pelatihan dan
(comparative Dukungan Perizinan dan Perizinan
advantage) di pemerintah Perizinan
daerahnya. Daerah
(Keuangan,
Perijinan dll)

II-111
Target Nasional Persentase Capaian (Tahun)
No Jenis Pelayanan Indikator
Nilai Waktu 2014 2015 2016
Informasi Peluang Potensi Pasar Lokal, Dalam Lokal, Lokal, Dalam
Usaha Mencakup Negeri, dan Luar Dalam Negeri, dan
: Lokasi, negeri Negeri, dan Luar negeri
Ketersediaan Luar negeri
lahan, Kesesuaian
dengan tata Perkiraan 871 milyar
ruang, daerah, Investasi (
bentuk dukungan Perkiraan nilai
pemerintah (Rp) 15 milyar 15 milyar
daerah, Potensi investasinya)
Pasar, Perkiraan
Investasi

II Kerjasama Terselenggara
Penanaman nya fasilitasi
Modal Oleh pemerintah
PDPKM fasilitasi daerah
pemerintah Kabupaten/Ko
daerah dalam ta dalam
rangka kerjasama rangka
kemitraan antara kerjasama
UMKMK tingkat kemitraan:
Kabupaten/Kota
dengan a Antara 1 (satu) 2014 8 kali pameran 5 kali 5 kali
pengusaha Usaha kali/ pameran pameran
tingkat Mikro, tahun
Provinsi/Nasional Kecil,
Menengah
dan
Koperasi
(UMKMK)
tingkat
kabupaten/
kota
dengan
pengusaha
tingkat
provinsi/na
sional

b Jumlah 1 (satu) 2014 15 25 105


UMKMK kali/
potensial tahun
yang akan
dimitrakan
di
Kab/Kota

c Jumlah 12 - 15
Potensi
Pengusaha
Provinsi
/Nasional
yang
berminat
melakukan
kemitraan
dengan
UMKMK
tingkat
Kabupaten/
Kota

II-112
Target Nasional Persentase Capaian (Tahun)
No Jenis Pelayanan Indikator
Nilai Waktu 2014 2015 2016
III Promosi a. Terseleng 1 (satu) 2014 1 kali di Alun- 1 kali 1 kali
Penanaman garanya kali/ alun Kabupaten pameran pameran
Modal PDKPM promosi tahun Gunungkidul potensi potensi
adalah kegiatan peluang Bulan Mei 2014 Gunungkid Gunungkidul
yang ditujukan penanaman ul Bulan Bulan Mei
untuk modal Mei 2015 2015
meningkatkan provinsi.
citra Indonesia
dan Citra b. Tindak 1 (satu) 2014 2 Kali Pameran 3 Kali 3 Kali
Kabupaten Kota Lanjut kali/ Pameran Pameran
secara khusus Kegiatan Hasil tahun
sebagai daerah Promosi
tujuan Penanaman
penanaman Modal tingkat
modal yang Kabupaten
kondusifdan (Jenis
meningkatnya kegiatan
minat akan Promosi)
peluang
penanaman
modal yang
prospektif di
Kabupaten/kota
tersebut

IV Pelayanan Terselenggaran 100% 2014 91% 91% 91%


Penanaman ya pelayanan
Modal adalah perizinan dan
Pemberian segala non perizinan
bentuk bidang
persetujuan penanaman
untuk modal melalui
melakukan Pelayanan
penanaman Terpadu Satu
modal yang Pintu (PTSP)
diterbitkan oleh PDKPM di
Pemerintah tingkat
Kabupaten/Kota Kabupaten
sesuai Rumus:
kewenangannya Jumlah jenis
berdasarkan perizinan dan
ketentuan non perizinan
peraturan yang dilayani
perundang- PTSP PDPKM /
undangan 6 X 100%

Jumlah jenis 10 10 10
perizinan dan
non perizinan
yang dilayani
PTSP PDPKM
/ 6 X 100%

1 Pendaftar sudah di hapus sudah di 0


an di perka yang hapus di
Penanam baru perka yang
an Modal baru

II-113
Target Nasional Persentase Capaian (Tahun)
No Jenis Pelayanan Indikator
Nilai Waktu 2014 2015 2016
2 Izin 1 (sudah 1 1
Prinsip dilayani)
Penanam
an Modal
Dalam
Negeri

3 Izin 1 (sudah 1 1
Prinsip dilayani)
Perluasan
Penanam
an Modal
Dalam
Negeri

4 Izin 1 (sudah 1 1
Prinsip dilayani)
Perubaha
n
Penanam
an Modal
Dalam
Negeri

5 Izin 1 (sudah 1 1
Prinsip dilayani)
Penggabu
ngan
Penanam
an Modal
Dalam
Negeri

6 Izin 1 (sudah 1 1
Usaha dilayani)
Penanam
an Modal
Dalam
Negeri

7 Izin 1 (sudah 1 1
Usaha dilayani)
Perluasan
Penanam
an Modal
Dalam
Negeri

8 Izin 1 (sudah 1 1
Usaha dilayani)
Perubaha
n
Penanam
an Modal
Dalam
Negeri

II-114
Target Nasional Persentase Capaian (Tahun)
No Jenis Pelayanan Indikator
Nilai Waktu 2014 2015 2016
9 Izin 1 (sudah 1 1
Usaha dilayani)
Penggabu
ngan
Penanam
an Modal
Dalam
Negeri

10 TDP 1 (sudah 1 1
(Tanda dilayani)
Daftar
Perusaha
an)

11 SIUP ( 1 (sudah 1 1
Surat Ijin dilayani)
Usaha
Perdagan
gan)

12 Perpanja 0 (belum 0 0
ngan dilayani)
IMTA
yang
bekerja di
lebih dari
1 (satu)
kabupate
n/kota

V Pengendalian Terselenggaran 1 (satu) 2014 1 kali 1 kali 1 kali


Pelaksanaan ya bimbingan kali/
Penanaman pelaksanaan tahun
Modal adalah Kegiatan
melaksanakan Penanaman
pemantauan Modal kepada
pembinaan dan masyarakat
pengawasan dunia usaha.
terhdap
pelaksanaan

Pengelolaan Data Terimplementa 100% 2014 - 100 100


dan Sistem sikannya
VI Informasi Sistem
Penanaman Pelayanan
Modal Informasi dan
Perizinan
Investasi
Secara
Elektronik
(SPIPISE):
Rumus :
Jumlah Jenis
Pelayanan yang
dilayani
menggunakan
SPIPISE / 4 x

II-115
Target Nasional Persentase Capaian (Tahun)
No Jenis Pelayanan Indikator
Nilai Waktu 2014 2015 2016
100%

Jumlah Jenis 0 (belum 4


Pelayanan yang dilayani)
dilayani 4
menggunakan
SPIPISE

Jumlah 0 (belum 1
Pendaftaran dilayani)
Penanaman 1
Modal Dalam
Negeri.

Jumlah Izin 0 (belum 1


Prinsip dilayani)
Penanaman 1
Modal Dalam
Negeri.

Jumlah Izin 0 (belum 1


Usaha dilayani)
Penanaman 1
Modal Dalam
Negeri.

Jumlah 0 (belum 1
Laporan dilayani)
Kegiatan 1
Penanaman
Modal (LKPM).

VII Penyebarluasan, Terselenggaran 1 (satu) 2014 1 kali 1 kali 1 kali


Pendidikan dan ya sosialisasi kali/
Pelatihan kebijakan tahun
Penanaman penanaman
Modal. modal kepada
masyarakat
dunia usaha

Sumber : Bagian Organisasi

13. Kepemudaan dan Olahraga


Pelaksanaan urusan kepemudaan dan keolahragaan di Kabupaten
Gunungkidul didukung oleh beberapa program yaitu pengembangan dan
keserasian kebijakan pemuda, peningkatan peran serta kepemudaan,
peningkatan upaya penumbuhan kewirausahaan dan kecakapan,
pembinaan dan pemasyarakatan olahraga serta program peningkatan
sarana dan prasarana olahraga.
Pembinaan terhadap generasi muda dilakukan dengan melakukan
fasilitasi/pembinaan organisasi kepemudaan, pendidikan dan pelatihan
dasar kepemimpinan, pengembangan jiwa kewirausahan dan
kemandirian bagi pemuda.

II-116
Tabel 2.72
Jumlah Karang Taruna, Jumlah Organisasi Olahraga dan Jumlah Gedung
Olahraga di Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2012-2016
No Elemen Data Tahun
2012 2013 2014 2015 2016
1 Karang Taruna
a. Tumbuh - - - - -
b. Berkembang 101 99 97 97 97
c. Maju 43 45 48 48 48
d. Percontohan - - - - -
2. Jumlah organisasi Olahraga 25 25 30 30 30
3. Jumlah gedung olahraga 0 1 1 1 1
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Kepariwisataan Kabupaten Gunungkidul, dan
Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga Kabupaten Gunungkidul.2016

Untuk bidang olahraga pembinaan dilakukan dengan mengidentifikasi


potensi dan bakat bidang olahraga baik bagi pelajar maupun masyarakat
luas melalui proses seleksi, pembinaan dan kompetisi-kompetisi olahraga
di tingkat kabupaten yang akan dipersiapkan untuk menghadapi
kompetisi tingkat provinsi, regional maupun nasional. Pembangunan dan
pembinaan olahraga harus didukung dengan kesiapan tenaga pelatih,
sarana dan prasarana, serta fasilitas lain yang mengikuti perkembangan
teknologi informasi.

14. Statistik
Penyediaan data/informasi yang akurat dan dapat dipertanggung
jawabkan merupakan salah satu indikator keberhasilan penyelenggaraan
pemerintah daerah dan menentukan kualitas kebijakan yang diambil oleh
pemerintah daerah. Kelengkapan data statistik dapat memberikan
gambaran yang lebih mendalam tentang permasalahan dan tantangan
pembangunan daerah. Statistik diselenggarakan untuk mendukung
pembangunan daerah, mengembangkan sistem statistik nasional yang
handal, efektif dan efisien, meningkatkan kesadaran masyarakat akan arti
dan kegunaan statistik, mendukung pengembangan ilmu pengetahuan
sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997
tentang Statistik.
Sesuai dengan ketentuan Undang Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang
Statistik itu pula, BPS menangani urusan statistik dasar dan statistik
khusus, sedangkan statistik sektoral menjadi tanggungjawab instansi
pemerintah di daerah sesuai dengan tugas dan fungsinya secara mandiri
atau bersama dengan badan. Hal ini juga sejalan dengan Undang-Undang
No. 23 Tahun 2015 tentang Pemerintahan Daerah menyebutkan bahwa
kewenangan daerah kabupaten/kota dalam pembagian urusan
pemerintahan bidang statistik adalah Penyelenggaraan statistik sektoral di
lingkup Daerah kabupaten/kota.

15. Persandian
Urusan persandian merupakan salah satu kewenangan untuk melakukan
komunikasi secara vertikal yaitu dengan pemerintah pusat, pemerintah
provinsi dan pemerintah kabupaten/kota. Kabupaten Gunungkidul sudah
memiliki pelayanan persandian yang merupakan bagian dari Dinas
Komunikasi dan Informatika Kabupaten Gunungkidul. Subbagian
persandian ini belum optimal dalam mengelola persandian karena belum
sepenuhnya dipahami dan diterapkan sehingga persandian masih sebatas
sarana komunikasi antar pemerintah, baik secara vertikal dan antar SKPD
di Kabupaten Gunungkidul.

II-117
16. Kebudayaan
Masyarakat Kabupaten Gunungkidul secara umum menggunakan bahasa
lokal (bahasa jawa) dalam berkomunikasi, sementara bahasa nasional
(bahasa Indonesia) secara resmi dipakai dalam lingkungan formal (kantor,
pendidikan, fasilitas umum, dan lain-lain).
Di pedesaan wilayah Kabupaten Gunungkidul masih memegang teguh
adat istiadat dan tradisi yang mewarnai kehidupan masyarakat. Pada
proses kehidupan pada saat kelahiran, kematian, pernikahan,
perpindahan tempat tinggal, hari-hari besar agama dan peringatan
terbentuknya suatu kawasan masih dilakukan upacara-upacara adat dan
tradisi. Perayaan bersih dusun atau dalam istilah setempat disebut
“Rasulan” merupakan salah satu tradisi masyarakat Gunungkidul yang
sampai saat ini masih dilestarikan dan turut berpengaruh pada
pelestarian kesenian tradisional. Kesenian tradisional yang berkembang di
Gunungkidul antara lain adalah: Wayang Orang/Kulit, Kethoprak, Reog
(Jathilan Topeng), Campursari, dan Tayub banyak dipentaskan oleh
masyarakat Gunungkidul pada perayaan bersih dusun tersebut.
Untuk mengetahui perkembangan kebudayaan di Kabupaten
Gunungkidul tahun 2012-2016 dapat dilihat pada Tabel 2.70 berikut ini.
Tabel 2.73
Indikator Kebudayaan Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2012-2016
Tahun
No. Jenis Data
2012 2013 2014 2015 2016

1 Jumlah Suku/Etnis 1 1 1 1 1
2 Jumlah Bahasa Lokal 1 1 1 1 1
3 Jumlah Kawasan Cagar Budaya 4 4 4 4 4
4 Jumlah Organisasi Kesenian 1.828 2.151 2.151 2.151 2.337
5 Jumlah Desa Budaya 10 10 10 12 12
6 Jumlah Benda Cagar Budaya 361 363 381 496 499
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gunungkidul, 2016
Pada bidang kesenian, 7 indikator SPM sudah memenuhi target nasional,
terlihat pada tabel 2.71 di bawah ini :
Tabel 2. 74
Capaian SPM Bidang Kesenian
Jenis Pelayanan Target Nasional Persentase Capaian (Tahun)
No Indikator
Dasar Nilai Waktu 2014 2015 2016
I Perlindungan, 1 Cakupan Kajian 100 2014 147 173 173
Pengembangan, dan Seni (50%)
Pemanfaatan Bidang 2 Cakupan 100 2014 286 286 286
Kesenian Fasilitasi Seni
(30%)
3 Cakupan Gelar 100 2014 100 133 133
Seni (75%)
4 Misi Kesenian 100 2014 100 100 100

II Sarana dan 5 Cakupan 100 2014 250 250 200


Prasaran Sumberdaya
Manusia
Kesenian (25%)
6 Cakupan 100 2014 100 100 100
Tempat (100%)
7 Cakupan 100 2014 196,08 196,08 196,08
Organisasi
Sumber : Bagian Organisasi,2016
II-118
17. Perpustakaan
Urusan perpustakaan di Kabupaten Gunungkidul sejak tahun 2006
ditangani oleh Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten
Gunungkidul berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Gunungkidul
Nomor 12 Tahun 2006 dan Keputusan Bupati Gunungkidul Nomor
39/KPTS/2007 tentang Uraian Tugas Kantor Perpustakaan dan Arsip
Daerah Kabupaten Gunungkidul. Perkembangan jumlah koleksi buku,
SDM pengelola dan sarana prasarana penunjang perpustakaan Tahun
2012-2016 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.75
Jumlah Koleksi, Pustakawan, Pengunjung, Anggota dan Sarana Prasarana
Perpustakaan Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016

Tahun
No. Jenis Data Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
1 Jumlah koleksi yang
dimiliki
- Koleksi buku 54.278 56.517 59.475 60.473 62.577 Eksemplar
- Koleksi kriya 40 75 102 102 102 Jenis
- Multimedia 209 250 270 293 293 Buah
2 Jumlah pustakawan 4 4 6 9 13 Orang
3 Jumlah pengunjung Orang
- Perpustakaan umum 30.445 30.219 30.388 19.950 47.301 Orang
- Perpustakaan 5.776 2.336 2.598 6.764 17.698 Orang
keliling
4 Perpustakaan kolektif 75 90 92 114 121 Kelompok
(silang layan)
5 Jumlah anggota Orang
- Umum 11.013 14.439 16.311 14.506 15.837 Orang
- Keliling 5.805 6.323 6.657 3.175 6.168 Orang
6 Jumlah mobil 2 3 3 3 3 Unit
perpustakaan keliling
7 Jumlah lokasi layanan 22 31 34 37 43 Lokasi
keliling
8 Jumlah warintek 10 10 10 11 19 Unit
9 Jumlah komputer 4 6 6 10 6 Unit
10 layanan home theatre
Layanan 1 1 1 1 1 Unit
11 Jumlah perpustakaan
bentukan / binaan
- Perpustakaan desa 82 104 148 158 148 Lokasi
- Perpustakaan 10 15 15 15 45 Lokasi
komunitas
- Perpustakaan rumah 95 138 523 523 523 Lokasi
/ tempat ibadah
Sumber: Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Gunungkidul, 2016

18. Kearsipan
Pelaksanaan urusan kearsipan di Kabupaten Gunungkidul dilaksanakan
oleh Kantor Perpustakaan dan Arsip daerah dengan jumlah SDM dan
sarana parasarana masih terbatas. Untuk mengetahui volume, SDM dan
sarana prasarana kearsipan di Kabupaten Gunungkidul tahun 2012-2016
dapat dilihat pada tabel berikut ini :

II-119
Tabel 2.76
Volume, Jumlah SDM dan Sarana Kearsipan
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016
Tahun
No. Jenis Data Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
1 Volume Arsip Inaktif dikelola 2.033 2.044 1.622 1.205 313 meter lari
LKD
2 Jumlah lembaga pencipta arsip 2 3 6 19 4 Instansi
yang telah menyerahkan arsip
inaktif ke LKD
3 Jumlah instansi pemerintah 50 50 51 11 48 Instansi
yang menerapkan SKPB

4 Jumlah pengunjung yang 13 5 50 56 11 Orang


memanfaatkan layanan arsip
(informasi, jasa, rujukan)

5 Jumlah SDM pengelola arsip di 7 7 7 5 8 Orang


LKD
6 Jumlah Arsiparis di LKD 4 4 4 4 4 Orang
7 Jumlah arsiparis se Kabupaten 10 10 10 10 16 Orang
Gunungkidul

8 Box Arsip 1.470 1.520 1.622 1.341 2.010 Unit


9 Jumlah sasaran pembinaan
kearsipan

- Badan/Dinas/Kantor/Kecama 45 48 44 49 48 Instansi
tan
- Desa 40 40 10 10 144 Desa
- Sekolah 5 10 0 2 - Sekolah
Sumber : Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kabupaten Gunungkidul, 2016

2.3.3. Urusan Pemerintahan Pilihan


1. Kelautan dan Perikanan
Kabupaten Gunungkidul memiliki panjang pantai sekitar 70 km, dengan
jumlah kecamatan pesisir sebanyak 6 kecamatan, yaitu kecamatan
Purwosari, Panggang, Saptosari, Tanjungsari, Tepus, dan Girisubo,
dengan 19 desa pesisir (Girijati, Giricahya, Giripurwa, Giriwungu,
Girikarto, Krambil Sawit, Kanigoro, Planjan, Kemadang, Banjarejo,
Ngestirejo, Sidoharjo, Tepus, Purwodadi, Balong, Jepitu, Tileng, Pucung,
Songbanyu). Pangkalan Pendaratan Ikan (PPI) sebanyak 7 unit, Pelabuhan
Perikanan Pantai (PPP) 1 unit, dan Tempat Pelelangan Ikan (TPI dan sub
TPI) sebanyak 9 unit (TPI Sadeng, TPI Nampu, TPI Siung, TPI Ngandong,
TPI Drini, TPI Baron, TPI Ngrenehan, TPI Gesing, dan sub TPI Bekah
Purwosari).
Kewenangan daerah kabupaten/kota bidang kelautan dan perikanan
menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 2015 tentang Pemerintahan
Daerah meliputi kewenangan pengelolaan perikanan tangkap dan
perikanan budidaya, adapun dengan rincian kewenangan sebagai berikut:
a) Perikanan Tangkap :
1) Pemberdayaan nelayan kecil dalam Daerah kabupaten/kota.
2) Pengelolaan dan penyelenggaraan Tempat Pelelangan Ikan (TPI).
b) Perikanan Budidaya :
1) Penerbitan IUP (Ijin Usaha Perikanan) di bidang pembudidayaan ikan
yang usahanya dalam 1 (satu) Daerah kabupaten/kota.
2) Pemberdayaan usaha kecil pembudidayaan ikan.
3) Pengelolaan pembudidayaan ikan.

II-120
Potensi lahan untuk perikanan budidaya darat 37,76 Ha dan
penangkapan ikan perairan umum (rawa, danau, sungai dan lain-lain)
sebesar 99,82 ha.
Sebagian besar pantai di Kabupaten Gunungkidul merupakan pantai
karang yang curam. Pantai yang telah dikembangkan menjadi objek wisata
meliputi Pantai Sadeng, Pantai Sundak, Pantai Krakal, Pantai Drini, Pantai
Kukup, Pantai Baron, Pantai Ngrenehan, Pantai Ngobaran, Pantai Siung,
Pantai Sepanjang, dan Pantai Wediombo. Disamping potensi wisata, laut
juga memiliki potensi perikanan yang belum dimanfaatkan secara
maksimal.
Kabupaten Gunungkidul sebagai salah satu Kabupaten untuk
pengembangan kawasan minapolitan juga telah ditetapkan dalam
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan RI No. Kep. 32/MEN/2010
tentang Penetapan Kawasan Minapolitan.
Pada Tahun 2011 berdasarkan SK Direktur Jenderal Perikanan Budidaya
No:70/DJ-PB/2010 tentang Penetapan 24 Lokasi Sentra Produksi
Perikanan Budidaya sebagai Percontohan Tahun 2011, Kecamatan Playen
Kabupaten Gunungkidul ditetapkan sebagai salah satu kawasan
Percontohan Minapolitan. Kecamatan Playen memiliki 13 desa, sebagai
Minapolis adalah Desa Bleberan, Plembutan, Banyusoco, Playen, Ngawu,
Gading Sedangkan hinterland/penyangganya adalah: Desa Getas,
Bandung, Logandeng, Banaran, Ngleri, Dengok dan Ngunut. Program yang
dilaksanakan adalah Pengembangan Budidaya LELAKI (Lele Lahan
Kering).

Tabel 2.77
Perkembangan Produksi Perikanan Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2012-2016
No. Komoditas Produksi
2012 2013 2014 2015 2016
1 Perikanan laut (ton) 2.746,09 2.400,26 4.678,50 3.103,32 2.700
2 Perikanan budidaya 4.860,31 6.509,44 4.577,79 7.200,36 9.611,34
(ton)
3 Jumlah unit 48 62 64 66 66
pembenihan rakyat
(UPR)
4 Benih ikan UPR (juta 10,13 9,36 9,12 14,26
ekor)
5 Jumlah Balai Benih 2 2 2 2 2
Ikan
6 Benih ikan BBI (juta 2,18 0,94 0,92 0,87 0,81
ekor)
Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Gunungkidul, 2016

Hasil produksi perikanan (tangkap laut maupun budidaya perikanan darat)


mengalami fluktuasi setiap tahun. Adapun penyebab penurunan produksi
untuk perikanan laut adalah kondisi iklim laut yang ekstrim sehingga
lokasi penangkapan ikan menjadi lebih jauh ke tengah samudera yang tidak
bisa dijangkau oleh nelayan lokal, sedangkan penyebab fluktuasi produksi
perikanan budidaya dikarenakan banyak kelompok pembudidaya di
kabupaten Gunungkidul yang masih bersifat pemula sehingga faktor teknis
dan pasar belum dikuasai secara baik.

2. Pariwisata
Kabupaten Gunungkidul memiliki potensi wisata yang cukup potensial dan
beragam, mulai dari kekayaan alam berupa pantai, goa, bukit dan

II-121
pegunungan, tempat bersejarah serta desa wisata budaya maupun wisata
religi.
Obyek wisata pantai merupakan obyek wisata unggulan Kabupaten
Gunungkidul dengan jumlah +46 pantai yang terbentang +70 km di wilayah
selatan mulai dari ujung barat ke ujung timur dan salah satunya adalah
kawasan yang terdiri tujuh pantai yang letaknya saling berdekatan. Ketujuh
pantai itu adalah pantai Baron, pantai Kukup, Sepanjang, Drini, Krakal,
Slili, Sundak dan Pantai Ngandong.
Selain wisata alam pantai, Kabupaten Gunungkidul juga memiliki wisata
alam yang sangat unik berupa kawasan karst yang meliputi 10 wilayah
kecamatan. Keunikan tersebut bercirikan fenomena di permukaan
(ekokarst) dan bawah permukaan (endokarst). Fenomena permukaan
meliputi bentukan positif berwujud perbukitan karst dengan jumlah+
40.000 bukit yang berbentuk kerucut, sedangkan bentukan negatifnya
berupa lembah-lembah karst dan telaga karst. Fenomena bawah
permukaan meliputi goa-goa karst (119 goa) dengan hiasan stalaktit dan
stalakmit serta semua aliran sungai bawah tanah. Beberapa tempat wisata
di kawasan karst Kabupaten Gunungkidul yang banyak dikunjungi
wisatawan antara lain: goa Ngingrong dan lembah Karst Mulo kecamatan
Wonosari, goa Jlamprong, goa Kali Suci, goa Jomblang dan goa Grubug
Kecamatan Semanu, goa Seropan perbatasan Kecamatan Semanu dan
Kecamatan Ponjong, goa Cokro Kecamatan Ponjong dan goa Pindul
Kecamatan Karangmojo.
Untuk mengetahui jumlah kunjungan wisata di Kabupaten Gunungkidul
tahun 2012-2016 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.78
Jumlah Wisatawan Yang Berkunjung ke Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2012-2016
WISATAWAN TAHUN
2012 2013 2014
2015 2016
Asing 3.508 5.772 4.228
4.125 3.891
(Mancanegara)
Domestik 1.171.735 1.766.208 2.026.026 2.638.634 2.989.006
(Nasional)
Jumlah 1.175.243 1.771.980 2.030.257 2.642.759 2.992.897
Sumber : Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Gunungkidul 2016

Tabel 2.79
Pendapatan Sektor Pariwisata Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016
TAHUN
Elemen Data
2012 2013 2014 2015 2016

Pajak Hotel 39.221.677 42.987.911 56.512.620 236.626.223 377.692.366


Pajak Restoran 817.454.404 1.339.666.031 2.014.769.578 2.837.757.051 4.504.005.100
Pajak Hiburan 18.435.000 23.178.000 27.041.000 53.146.850 64.432.200
Retribusi Tempat 37.700.000 20.300.000 12.712.500 23.593.750 43.543.750
Penginapan/
Pesanggrahan/Villa

Retribusi Tempat 3.665.955.845 5.760.742.500 14.989.421.527 16.264.048.485 24.020.468.803


Rekreasi dan Olah
Raga

Jumlah 4.578.766.926 7.186.874.442 17.100.457.225 19.415.172.359 29.010.142.219


Sumber: Dinas Pendapataan dan Pengelolaan Kekayaan Aset Daerah Kabupaten
Gunungkidul 2016

II-122
3. Pertanian
Sektor pertanian masih merupakan sektor yang penting bagi Kabupaten
Gunungkidul karena sebagai penyedia lapangan kerja bagi penduduk,
peyedian bahan pangan dan sebagai bahan baku sektor industri. Sektor
pertanian sampai dengan tahun 2015 masih memberikan sumbangan
terbesar pada PDRB Kabupaten Gunungkidul yaitu 25,77 %.

a) Tanaman Pangan
Peran sektor pertanian sebagai penyedia bahan pangan dapat terlihat
dari peningkatan produksi tanaman pangan terutama padi gogo dan
jagung dari tahun ketahun yang tersaji pada Tabel 2.77 berikut ini :

Tabel 2.80
Luas Panen, Produksi dan Rata-rata Produksi Padi dan Palawija Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2012-2016

Tahun
No Uraian Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
Padi Sawah
1 Luas Areal Produksi (Panen) 14.420 15.563 14.886 14.936 15.223 Ha
2 Jumlah Produksi Gabah Kering 86.434 93.957 92.602 94.245 92.808 Ton
Giling
3 Produksi Beras Giling 546.263 59.381 58.524 59.563 58.654,6 Ton
4 Rata-rata Produktivitas 60 60 62,21 63,10 60,9 Kw/Ha
Padi Ladang
1 Luas Areal Produksi (Panen) 43.358 43.361 42.315 42.078 41.318 Ha
2 Jumlah Produksi Gabah Kering 195.563 195.563 197.185 195.326 168.157 Ton
Giling
3 Produksi Beras Giling 123.596 123.596 124.621 123.446 106.275 Ton
4 Rata-rata Produktivitas 45 45 46,60 46,42 40,70 Kw/Ha
Total Padi
1 Luas Areal Produksi (Panen) 57.778 58.924 57.201 57.014 56.541 Ha
2 Jumlah Produksi Gabah Kering 281.997 289.520 289.787 289.571 260.965 Ton
Giling
3 Produksi Beras Giling 178.222 178.222 183.145 183.009 164.929,6 Ton
4 Rata-rata Produktivitas 49 49 50 50 50,8 Kw/Ha
Jagung
1 Luas Areal Produksi (Panen) 55.190 57.867 54.592 51.595 Ha
53.242,2
2 Jumlah Produksi 194.936 207.623 227.013 201.396 Ton
309,745
3 Rata-rata Produktivitas 35 36 41,58 39,03 Kw/Ha
42,32
Kedelai
1 Luas Areal Produksi (Panen) 17.912 19.142 12.306 10.432 Ha
9.132,8
2 Jumlah Produksi 24.221 25.540 13.465 13.551 Ton
10,732
3 Rata-rata Produktivitas 14 13 10,94 12,99 Kw/Ha
11,75
Kacang Tanah
1 Luas Areal Produksi (Panen) 55.708 56.189 57.385 61.705 Ha
59.336,30
2 Jumlah Produksi 42.268 59.563 59.251 69.532 Ton
62,918
3 Rata-rata Produktivitas 8 11 10,32 11,268 10,6 Kw/Ha

II-123
Tahun
No Uraian Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
Kacang Hijau
1 Luas Areal Produksi (Panen) 292 329 290 271 Ha
292,1
2 Jumlah Produksi 164 189 173 158 Ton
191
3 Rata-rata Produktivitas 6 6 5,97 5,83 Kw/Ha
6,45
Ubi Kayu
1 Luas Areal Produksi (Panen) 36.973 55.231 50.999 50.415 Ha
48.448,0
2 Jumlah Produksi 656.419 933.414 790.739 781.610 Ton
830,248
3 Rata-rata Produktivitas 178 169 155,05 155,04 Kw/Ha
171,37
Ubi Jalar
1 Luas Areal Produksi (Panen) 39 55 74 76 Ha
44
2 Jumlah Produksi 375 479 708 699 Ton
511
3 Rata-rata Produktivitas 96 87 95,68 91,97 Kw/Ha
116,14

Sumber : Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, 2016

b) Peternakan
Populasi ternak Kabupaten Gunungkidul dari tahun-ketahun mengalami
peningkatan dengan jumlah yang hampir separo dari populasi ternak di
Daerah Istimewa Yogyakarta maka tidak salah kalau Kabupaten
Gunungkidul menyandang predikat sebagai gudang ternak bagi Daerah
Istimewa Yogyakarta. Predikat sebagai gudang ternak membawa
konsekuensi bagi pemerintah dan masyarakat untuk menjaga dan
meningkatkan populasi ternak yang ada. Usaha yang telah dilakukan
untuk peningkatan populasi ternak, antara lain meningkatkan pelayanan
inseminasi buatan, meningkatkan pelayanan kesehatan hewan,
meningkatkan bantuan modal pemeliharaan ternak bagi masyarakat dan
meningkatkan pembimbingan manajemen pemeliharaan ternak.
Untuk mengetahui perkembangan indikator di bidang peternakan dapat
dilihat pada Tabel berikut ini :

Tabel 2.81
Perkembangan Indikator Peternakan di Kabupaten Gunungkidul Tahun
2012-2016

No Jenis Data Tahun Satuan


2012 2013 2014 2015 2016
A Ternak Sapi Potong
 Jumlah Populasi 162.240 140.928 146.503 148.586 151.500 ekor

 Jumlah Pemotongan 7.707 6.779 6.503 6.160 6.000 ekor


per tahun
B Ternak Kecil
1. Kambing
 Jumlah Populasi 162.414 171.530 174.286 176.120 182,498 ekor

2. Domba
 Jumlah Populasi 14.415 10.918 11.758 11.930 12020 Ekor
3 . Babi
 Jumlah Populasi 280 114 92 73 54 Ekor

C Unggas
1. Jumlah populasi 1.039.84 870.785 940.988 1.113.1 1.169.54 Ekor
Ayam Buras 6 52 0
II-124
No Jenis Data Tahun Satuan
2012 2013 2014 2015 2016

2. Ayam Petelur
 Jumlah Populasi 236.936 93.275 235.889 241.443 254.101 Ekor
 Jumlah Produksi 1.993 331 1.449 19.553 3.232 Ton/Thn
Telur
 Jumlah Peternak 70 54 58 58 47 Peternak
 Rata-rata 3.385 1.727 4.067 1.900 1.800 ekor/kk
kepemilikan per
peternak
3. Ayam Pedaging
 Jumlah Populasi 1.000.98 890.626 1.283.64 1.498.8 1.503.88 Ekor
2 5 57 9
 Jumlah Produksi 3.193 1.016 446 1.506 438 Ton/Thn
Telur
 Jumlah Peternak 334 297 268 447 1.238 Peternak
 Rata-rata 3.000 3.000 3.000 3.300 3.300 ekor/pet
kepemilikan per
peternak
4. Itik
 Jumlah Populasi 20.431 7.147 5.984 6.716 5.832 Ekor
5.832
 Jumlah Peternak 275 22 20 25 25 Peternak
 Rata-rata 929 357 290 268 200 ekor/kk
kepemilikan per
peternak
5. Jumlah Populasi 616.196 315.924 350.759 340.100 340.389 Ekor
Burung Puyuh
D Industri Peternakan
Jumlah Perusahaan 1 2 2 2 2 Buah
Pembibitan Ayam
2. Jumlah Pabrik pakan 1 1 - - - Buah
Ternak
E Jumlah Pos 11 11 11 11 11 Buah
Kesehatan Hewan
F Jumlah Rumah 1 1 1 1 1 Buah
Potong Unggas
G Jumlah 1 1 1 1 1 Buah
Laboratorium
kesehatan Hewan
H Jumlah Tempat 50 50 - - - Buah
Pemotongan Hewan
Sumber : Dinas Peternakan Kabupaten Gunungkidul, 2016

c) Perkebunan
Pada tahun 2015 Sektor perkebunan berperan sebesar 0,25 % pada
pembentukan PDRB Kabupaten Gunungkidul dengan perincian 0,07%
untuk tanaman perkebunan semusim dan perebunan tahunan sebesar
0,18 %. Selama kurun waktu tahun 2012-2016 produksi komoditas
perkebunan mengalami fluktuasi yang beragam. Data selengkapnya
disajikan pada Tabel 2.79 berikut ini:

II-125
Tabel 2.82
Luas Areal, Luas Panen, Jumlah Produksi, Rata-rata Produksi dan Jumlah
Petani Komoditas Perkebunan Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016
No. Komoditas/Uraian TAHUN Satuan

2012 2013 2014 2015 2016

A Tembakau
1 Luas Areal 281,00 198,90 190 600 462,6 Ha
2 Luas Panen 281,00 45,00 109,70 599 337,5 Ha
3 Jumlah Produksi 149,00 6,63 97,52 696 222,9 Ton
B Kakao
1 Luas Areal 1.216,00 1.337,50 546,96 1.403 1.420,00 Ha
2 Luas Panen 564,70 507 160 370 708 Ha
3 Jumlah Produksi 329,60 69,97 5.786,31 476,48 430,31 Ton
C Lada
1 Luas Areal 5,600 135 130 20 18 Ha
2 Luas Panen 5,100 0,20 1,4 1,0 1,2 Ha
3 Jumlah Produksi 2,300 0,24 0,5 0,30 0,21 Ton
D Tebu
1 Luas Areal 352,98 285,48 488,25 352,02 602,48 Ha
2 Luas Panen 352,98 49,00 488,25 352,02 321,64 Ha
3 Jumlah Produksi 1.059 2,45 2.599 1.346,49 193,27 Ton
E Cengkeh
1 Luas Areal 67,00 42,70 58,2 42 39,8 Ha
2 Luas Panen 42,60 5,10 5,6 4,4 3,8 Ha
3 Jumlah Produksi 5,20 0,90 1,12 1,8 0,52 Ton
F Kelapa
1 Luas Areal 9.586,00 9.607,01 9.642,31 9.600 8.767,38 Ha
2 Luas Panen 6.720,00 5.527,45 9.288 8.764 8.636,14 Ha
3 Jumlah Produksi 7.839,19 4.703,99 6.053,05 5.137,94 8.712,69 Ton
G Jambu Mete
1 Luas Areal 16.199,30 15.847,94 14.858,99 13.300,00 9.006,50 Ha
2 Luas Panen 5.649,00 3.000,89 13.778,35 11.114,25 252,50 Ton
3 Jumlah Produksi 387,50 241,21 789,83 986,59 262,91 Ton
H Kapuk Randu
1 Luas Areal 581,00 504,90 97,8 86 86 Ha
2 Luas Panen 477,80 113,000 7,4 6,2 5,7 Ha
3 Jumlah Produksi 27,58 11,480 3,7 1,5 0,45 Ton
Sumber : Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Gunungkidul, 2016

4. Kehutanan
Pengelolaan hutan negara diarahkan lebih pada fungsi konservasi sehingga
memiliki peran sangat strategis untuk mendukung ekonomi wilayah,
ekowisata, pusat pendidikan, dan ekonomi masyarakat. Selain itu,
keberadaan hutan negara di Kabupaten Gunungkidul memiliki peranan dan
kedudukan yang penting dan unik. Di satu sisi, hutan negara itu sejak
lama merupakan hutan produksi yang menghasilkan komoditas kehutanan,
yang memiliki arti penting bagi perolehan pendapatan asli daerah. Di sisi
yang lain, keberadaan hutan negara di Kabupaten Gunungkidul berkaitan
dengan upaya pemerintah untuk menghijaukan kembali lahan kritis yang
ada di wilayah ini.
Hutan rakyat di Kabupaten Gunungkidul pada umumnya adalah hutan
produksi dan berperan dalam peningkatan pendapatan masyarakat
II-126
sekaligus lapangan pekerjaan bagi masyarakat pedesaan. Dari hutan rakyat
ini berbagai potensi kehutanan dan perkebunan dapat dikembangkan,
dengan beberapa hasil komoditas kehutanan seperti kayu jati, mahoni,
sonokeling, bambu, akasia, dan sebagainya.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah, pembagian urusan pemerintahan bidang kehutanan untuk daerah
kabupaten/kota hanya sebatas pelaksanaan pengelolaan TAHURA
kabupaten/kota.

Tabel 2.83
Luas dan Produksi Komoditas Kehutanan Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2012-2016
Tahun
Uraian Satuan
2012 2013 2014 2015 2016

Hasil Hutan Non HPH

1. Kayu Bulat 65.390.435 13.025,06 55.285,97 54.337,13 57.656,74 m3


2. Kayu Olahan 29.848.604 1.239,10 6.502,89 1.156,21 1.780,23 m3
Hasil Hutan Ikutan
1. Kemiri 12,6 - 5,68 2,00 0,61 Ton
2. Bambu 541.855 183.087 725.520 923.383 746.815 Batang
3. Madu n/a 421,75 1.165,00 1.621,05 1.793,17 Liter
Hasil Hutan Non HPH
1. Jati 24.708,58 25.172,36 25.279,18 25.668,80 26.466,52 Ha
59.315,29 14.709,84 28.457,40 32.573,12 33.033,11 m3
2. Akasia 8.236,19 8.390,79 8.426,39 8.556,27 8.822,17 Ha
4.053,53 2.751,27 8.713,36 3.406,07 8.853,06 m3
3. Mahoni 4.118,10 4.195,39 4.213,19 4.278,13 4.411,09 Ha
5.403,01 2.505,08 7.373,61 8.337,27 5.027,98 m3
4. Sonokeling 2.882,67 2.936,78 2.106,59 2.139,07 2.205,54 Ha
3.103,69 930,1 345,35 4.023,86 3.198,54 m3
Sumber: Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Gunungkidul 2016

5. Energi dan Sumber Daya Mineral


Penyediaan pasokan energi listrik di Kabupaten Gunungkidul disediakan
oleh Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang sebagian besar digunakan oleh
konsumen rumahtangga. Hingga tahun 2016 kondisi kelistrikan di
Kabupaten Gunungkidul menunjukkan rasio dusun maupun rasio desa
berlistrik sudah 100 %. Kapasitas tenaga listrik yang terpasang sebesar
246.560.032 kwh sedangkan yang terjual sebesar 223.063.458 kwh.
Pemenuhan kebutuhan bahan bakar minyak bersubsidi jenis premium dan
solar di Kabupaten Gunungkidul pada tahun 2016 didistribusikan melalui
12 Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU), sedangkan penyaluran
bahan bakar gas bersubsidi didistribusikan melalui 1 Stasiun Pengisian
Bahan Bakar Elpiji yang disalurkan oleh pengecer sampai ke tingkat
konsumen rumah tangga di seluruh pelosok wilayah

6. Perdagangan
Kebijakan pembangunan di bidang perdagangan diarahkan pada upaya
optimalisasi perdagangan melalui peningkatan sarana prasarana
perdagangan, sistem distribusi dan informasi pasar untuk menjamin
ketersediaan kebutuhan pokok masyarakat dengan harga yang terjangkau
dan penguatan akses jaringan perdagangan ekspor.

II-127
Pada tahun 2015 sektor perdagangan merupakan sektor sebagai
penyumbang terbesar ketiga dalam pembentukan PDRB setelah sektor
pertanian dan konstruksi. Sebagai sektor strategis, sektor perdagangan
memegang peranan yang penting dalam pertumbuhan ekonomi di
Gunungkidul karena sangat terkait dengan sektor-sektor lain seperti sektor
pertanian, industri, pariwisata dan lainnya.
Kondisi Politik dan keamanan di Kabupaten Gunungkidul relatif kondusif
sehingga masalah politik dan kemananan bukan lagi menjadi faktor utama
dalam perdagangan dan perekonomian baik lokal, nasional, maupun
mancanegara. Kecenderungan lesunya perdagangan lokal maupun ekspor
terutama komoditas industri kecil/menengah di Gunungkidul saat ini
belum mampu bersaing dengan produk impor.

Tabel 2.84
Sarana Perdagangan di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016
Tahun
No. Sarana Perdagangan
2012 2013 2014 2015 2016
1 Pasar Tradisional 38 38 38 38 38
2 Pasar Lokal 45 45 45 45 45
3 Pasar Regional - - - - -
4 Pasar Swalayan/Supermarket 38 50 67 69 75
Sumber : Dinas PerindagkopESDM Kabupaten Gunungkidul 2016

7. Perindustrian
Sektor industri pengolahan memberikan sumbangan 9,28 % pada PDRB
Kabupaten Gunungkidul tahun 2015. Walaupun sumbangan sektor
industri pengolahan masih di bawah 15% terhadap struktur perekonomian,
sektor industri pengolahan di Kabupaten Gunungkidul memegang peranan
yang penting karena sebagian besar merupakan industri kecil dan mikro
yang berbasis pertanian, kehutanan dan pertambangan. Keberadaan
industri ini hampir merata di semua kecamatan di Gunungkidul.

Tabel 2.85
Data Industri Kecil Menengah di Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2014-2016
Tahun
No Jenis
2014 2015 2016
1 Industri Kecil
A. Unit Usaha 20.921 21.025 21.025
B. Tenaga Kerja (Orang) 68.174 68.268 68.268
C. Nilai Produksi (Rp) 190.102.176.485 194.854.000.000 194.854.000.000
94.283.657.377 96.829.316.126 96.829.316.126
D. Nilai Investasi (Rp)
2. Jumlah Pengusaha
a. Besar 8 8 8
b. Menengah 14 14 14

Sumber : Dinas Perindagkop ESDM Kabupaten Gunungkidul, 2016

8. Transmigrasi
Pemerintah Gunungkidul sebagai daerah pengirim calon transmigran telah
bekerjasama dengan provinsi daerah penempatan dalam penyelenggaraan
transmigrasi. Dengan adanya kerjasama tersebut, diharapkan dapat
memudahkanpenyelenggaraan transmigrasi sehingga permasalahan-
permasalahan yang ada dapat diminimalisir sedini mungkin.

II-128
Menurut Undang-undang No 29 Tahun 2009 tentang Perubahan atas
Undang-undang No 15 Tahun 1997 tentang Ketransmigrasian menyebutkan
ada 3 (tiga) jenis transmigrasi, yaitu :
a) Transmigrasi Umum (TU) adalah transmigrasi yang dilaksanakan oleh
pemerintah dan/atau pemerintah daerah bagi penduduk yang
mengalami keterbatasan dalam mendapatkan peluang kerja dan usaha.
b) Transmigrasi Swakarsa Berbantuan (TSB) adalah transmigrasi yang
dirancang oleh pemerintah dan/atau pemerintah daerah dengan
mengikut sertakan badan usaha sebagai mitra usaha transmigran bagi
penduduk yang berpotensi berkembang untuk maju
c) Transmigrasi Swakarsa Mandiri (TSM) adalah transmigrasi yang
merupakan prakarsa transmigran yang bersangkutan atas arahan,
layanan, dan bantuan pemerintah dan/atau pemerintah daerah bagi
penduduk yang telah memiliki kemampuan.

Tabel 2.86
Jumlah Pemberangkatan Transmigran Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2012-2016
Tahun
No. Jenis Transmigrasi Satuan
2012 2013 2014 2015 2016

1 Transmigrasi Umum 40 25 12 15 37 KK
2 TSM (Transmigrasi - - 1 - - KK
Swakarsa Mandiri)
3 TSB (Transmigrasi - - - - - KK
Swakarsa Berbantuan)
Sumber : Dinsosnakertrans Kabupaten Gunungkidul, 2016

2.3.4. Fungsi Penunjang Urusan


Dalam Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan daerah
terdapat beberapa urusan yang tidak diatur pengelompokannya dalam
urusan pemerintahan konkuren. Disamping itu terdapat urusan yang
sebenarnya termasuk dalam urusan pemerintahan umum, namun dalam
pelaksanaannya masih tetap dilaksanakan oleh pemerintah daerah.
1. Perencanaan
Perencanaan menurut Undang Undang Nomor 25 Tahun 2004 adalah suatu
proses untuk menentukan tindakan masa depan yang tepat melalui urutan
pilihan dengan memperhitungkan sumber daya yang tersedia. Perencanaan
secara umum diartikan sebagai suatu upaya yang dilakukan oleh sebuah
institusi publik untuk membuat arah kebijakan pembangunan yang harus
dilakukan disebuah wilayah baik negara maupun di daerah dengan
didasarkan keunggulan dan kelemahan yang dimiliki oleh wilayah tersebut.
Dalam sebuah proses perencanaan, lembaga perencana wajib
memperhatikan kondisi sosial, budaya, ekonomi, keamanan, kondisi fisik,
segi pembiayaan serta kualitas sumber daya yang ada.
Dalam penyusunan perencanaan pembangunan daerah dikehendaki
memadukan pendekatan teknokratis, demokratis, partisipatif, politis,
bottom up dan top down process. Penyusunan ini bermakna bahwa
perencanaan daerah selain memenuhi kaidah penyusunan rencana yang
sistematis, terpadu, transparan dan akuntabel dan konsisten dengan
rencana lain yang relevan, kepemilikan rencana (sense of ownership) juga
menjadi aspek yang perlu diperhatikan. Keterlibatan stakeholder dan
legislatif dalam proses pengambilan keputusan perencanaan menjadi sangat
penting untuk memastikan rencana yang disusun mendapatkan dukungan
optimal bagi implementasinya.
II-129
Penyelarasan secara terpadu dokumen perencanaan pembangunan nasional
yaitu RPJM Nasional Tahun 2010–2014, RPJMD Daerah Istimewa
Yogyakarta 2012-2017 dengan RPJMD Kabupaten Gunungkidul 2010-2015
untuk menyelesaikan permasalahan dan isu strategis sebagaimana
diamanatkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004 sebagaimana telah diganti dengan Undang-undang Nomor 23 Tahun
2014 tentang Pemerintahan Daerah perlu semakin ditingkatkan.
Pelaksanaan perencanaan tahunan RPJMD dijabarkan dalam RKPD yang
merupakan implementasi target tahunan RPJMD yang ditetapkan dengan
Peraturan Bupati setiap tahunnya. Ketersediaan dokumen perencanaan
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 2.87
Dokumen Perencanaan Pembangunan Tahun 2012 – 2016
Kabupaten Gunungkidul
Tahun
No Indikator
2012 2013 2014 2015 2016
1 Tersedianya dokumen RPJPD yang ada ada Ada Ada Ada
telah ditetapkan dengan PERDA
2 Tersedianya dokumen RPJMD ada ada Ada Ada Ada
yang telah ditetapkan dengan
PERDA
3 Tersedianya dokumen RKPD yang ada ada Ada Ada Ada
telah ditetapkan dengan PERKADA
4 Penjabaran Program RPJMD ke 100 100 100 100 100
dalam RKPD (%)
Sumber : Bappeda Gunungkidul, 2016

2. Keuangan
Dalam struktur Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), unsur-
unsur di dalamnya adalah pendapatan daerah, belanja daerah, dan
pembiayaan daerah. Unsur pendapatan daerah akan menentukan
kemampuan pemerintah daerah dalam penyelenggaraan tugas-tugas
pemerintahan dan pembangunan. Kebijakan pendapatan daerah diarahkan
pada optimalisasi sumber-sumber pendapatan yang selama ini menjadi
sumber pendapatan asli daerah, serta tetap berupaya menggali sumber-
sumber pendapatan baru dengan memanfaatkan potensi lokal yang ada di
wilayah Kabupaten Gunungkidul.

a) Pendapatan Daerah
Selama kurun waktu 5 (lima) tahun terakhir selalu mengalami kenaikan,
akan tetapi porsi terbesar dalam pendapatan daerah masih bersumber
pada dana perimbangan yang berasal dari Pemerintah Pusat, baik DAU
maupun DAK.
Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Gunungkidul tahun anggaran
2016 mencapai 1,654 trilyun rupiah atau turun sebesar 4,70% dibanding
tahun anggaran 2015. Pendapatan terbesar berasal dari bagian Dana
Perimbangan yaitu sebesar 61,18 %. Realisasi Pendapatan Asli Daerah
(PAD) adalah 206,278 milyar, sumber pendapatan yang berasal dari Lain-
lain Pendapatan Daerah yang Sah yang besarnya tercatat 208,440 milyar
rupiah.
Berikut data realisasi pendapatan Kabupaten Gunungkidul pada kurun
waktu 3 (tiga) tahun terakhir :

II-130
Tabel 2.88
Data Realisasi Pendapatan Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2014 sampai dengan 2016
No Uraian JUMLAH
2014 2015 2016
A PENDAPATAN 1.380.254.259.787,68 1.599.017.672.985,45 1.654.344.836.987,14

1 Pendapatan Asli 166.712.302.154,56 196.110.922.085,00 206.278.865.615,38


Daerah
2 Dana Perimbangan 1.182.972.315.633,12 978.310.012.465,00 1.239.624.998.868,00
3 Lain-lain Pendapatan 30.569.642.000,00 424.596.738.435,45 208.440.972.503,94
Daerah Yang Sah
Sumber: DPPKAD Kabupaten Gunugkidul, per 31 Desember 2016

b) Belanja
Belanja Daerah sebagaimana ketentuan dalam Permendagri Nomor 13
tahun 2006 jo Permendagri Nomor 59 tahun 2007 terakhir sebagaimana
diubah dengan Permendagri Nomor 21 tahun 2011 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah, terdiri dari:
(1) Belanja Tidak Langsung, meliputi Belanja Pegawai, Belanja Bunga,
Belanja Subsidi, Belanja Hibah, Belanja Bantuan Sosial, Belanja Bagi
Hasil kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah Desa, Belanja
Bantuan Keuangan kepada Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pemerintah
Desa, serta Belanja Tidak Terduga.
(2) Belanja Langsung, meliputi Belanja Pegawai, Belanja Barang dan Jasa,
serta Belanja Modal.
Berikut realisasi dan proyeksi belanja daerah Kabupaten Gunungkidul
tahun 2014 sampai dengan tahun 2016.
Tabel 2.89
Data Realisasi Belanja Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2014 sampai dengan 2016
Jumlah
NO Uraian
2014 2015 2016

BELANJA DAERAH 1.345.370.674.028,45 1.586.001.084.202,94 1.651.553.580.385,95


1 Belanja Tidak 901.484.951.548,45 1.061.767.453.368,30 1.204.285.055.219,95
Langsung

Belanja Pegawai 820.238.960.163,45 867.829.590.072,30 912.196.214.277,00


Biaya Bunga 18.580.000,00 10.318.156,00 1.352.596,70
Belanja Hibah 6.742.420.000,00 25.931.107.000,00 13.884.600.000,00
Belanja Bantuan Sosial 13.410.000.000,00 7.116.800.000,00 -
Belanja Bagi Hasil 4.026.001.385,00 7.950.845.510,00 8.824.866.275,00
Kepada Pemerintah
Desa

Belanja Bantuan 54.166.750.000,00 152.803.340.630,00 202.517.540.200,00


Keuangan Kepada
Pemerintah Desa

Belanja Tidak Terduga 2.000.000.000,00 125.452.000,00 -


2 Belanja Langsung 443.885.722.480,00 524.233.630.834,64 512.893.422.037,25
Belanja Pegawai 48.315.512.012,00 40.151.223.350,00 26.842.131.032,00
Belanja Barang dan 235.194.827.248,00 245.907.373.039,70 251.360.757.314,25
Jasa

Belanja Modal 160.375.383.220,00 238.175.034.444,94 234.690.533.691,00


Sumber : DPPKAD Kabupaten Gunungkidul, per 31 Desember 2016
II-131
c) Pembiayaan
Pembiayaan daerah yaitu semua penerimaaan yang perlu dibayar
kembali dan atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada
tahun anggaran berjalan maupun tahun-tahun anggaran sebelumnya.
Pembiayaan daerah digunakan untuk menutup defisit anggaran yang
terjadi maupun untuk memanfaatkan surplus anggaran.
Kebijakan penerimaan pembiayaan yang akan dilakukan terkait dengan
kebijakan pemanfaatan sisa lebih perhitungan anggaran tahun
sebelumnya (SiLPA), pencairan dana cadangan, hasil penjualan kekayaan
daerah yang dipisahkan, penerimaan pinjaman daerah, penerimaan
kembali pemberian pinjaman, penerimaan piutang daerah sesuai dengan
kondisi keuangan daerah.
Kebijakan pengeluaran pembiayaan daerah mencakup pembentukan
dana cadangan, penyertaan modal (investasi) daerah yang telah
ditetapkan dengan Peraturan Daerah, pembayaran pokok utang yang
jatuh tempo, pemberian pinjaman daerah kepada pemerintah daerah lain
sesuai dengan akad pinjaman.
Dalam hal ada kecenderungan terjadinya defisit anggaran, harus
diantisipasi kebijakan yang akan berdampak pada pos penerimaan
pembiayaan daerah, sebaliknya jika ada kecenderungan akan terjadinya
surplus anggaran, harus diantisipasi kebijakan yang akan berdampak
pada pos pengeluaran pembiayaan daerah, seperti penyelesaian
pembayaran pokok utang dan penyertaan modal.
Berikut tabel realisasi pembiayaan daerah Kabupaten Gunungkidul
tahun 2014-2016 sebagi berikut:
Tabel 2.90
Realisasi Pembiayaan Daerah Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2014 s.d. 2016
Jumlah
NO Uraian
2014 2015 2016
Pembiayaan Daerah 97,635,685,050.97 213.795.164.656,70 198.261.972.831,80

1. Penerimaan 112,105,011,960.97 242.366.516.374,70 226.770.869.058,23


Pembiayaan
SiLPA 110,770,296,731.97 242.366.516.374,70 226.770.869.058,23
Penerimaan Kembali 1,334,715,229.00 0,00 7.490.644,00
Pemberian Pinjaman
2. Pengeluaran 14,469,326,910.00 28.571.351.718,00 28.516.386.870,43
Pembiayaan
Penyertaan Modal 13,000,000,000.00 28.500.000.000,00 28.462.000.000,00
(Investasi) Pemerintah
Daerah.
Pembayaran Pokok 69,326,910.00 71.351.718,00 54.386.870,43
Hutang
Pemberian Pinjaman 1,400,000,000.00 0,00 0,00
Daerah
Jumlah Pembiayaan Netto 65.536.526.011 213.795.164.656,70 198.261.972.831,80

Sumber : DPPKAD Kabupaten Gunungkidul, per 31 Desember 2016

3. Kepegawaian serta Pendidikan dan Pelatihan


Penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Gunungkidul didukung oleh
pegawai sebanyak 10.118 orang PNS pada Tahun 2016, yang tersebar pada
seluruh instansi/SKPD di lingkungan pemerintah Kabupaten Gunungkidul.

II-132
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Gunungkidul 2016
Gambar 2.23
Jumlah PNS Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016

Tabel 2.91
Komposisi PNS Kabupaten Gunungkidul Menurut Golongan
Tahun 2012-2016
TAHUN
2012 2013 2014 2015 2016
URAIAN
Golongan I 459 447 362 282 208
Golongan II 2,721 2,116 1,840 1,739 1,620
Golongan III 4,209 4,280 4,539 4,642 4,688
Golongan IV 3,749 3,834 3,863 3,695 3,602

Jumlah 11,138 10,677 10,604 10,358 10,118


Sumber : Badan Kepegawaian Kabupaten Gunungkidul 2016

Berdasarkan data di atas terlihat bahwa jumlah PNS di Kabupaten


Gunungkidul selama lima tahun mengalami penurunan. Hal ini disebabkan
adanya pegawai yang memasuki masa pensiun dan kebijakan moratorium
PNS. Untuk jumlah pejabat struktural di Kabupaten Gunungkidul mulai
tahun 2012 - 2016 adalah sebagai berikut :

Tabel 2.92
Jumlah Pejabat Struktural Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016
TAHUN
No Jabatan
L/P 2012 2013 2014 2015 2016
1 Eselon II L+P 24 24 26 24 24
-IIA L 1 1 1 0 0
P 0 0 0 0 0
-IIB L 21 21 23 22 22
P 2 2 2 2 2
2 Eselon III L+P 146 145 147 148 140
-IIIA L 51 51 51 52 51
P 7 7 9 9 8
-IIIB L 66 66 66 65 60
P 22 22 21 22 21
3 Eselon IV L+P 510 508 519 524 498
-IVA L 293 291 293 300 286
P 112 112 112 110 106
-IVB L 72 72 74 73 68
P 33 33 40 41 38

II-133
TAHUN
No Jabatan
L/P 2012 2013 2014 2015 2016
4 Eselon V L+P 53 51 61 65 60
-VA L 39 37 45 48 45
P 14 14 16 17 15
Jumlah L+P 733 728 753 761 722
Sumber : Badan Kepegawaian Daerah Kabupaten Gunungkidul, 2016

4. Sekretariat Daerah
Sekretariat daerah dipimpin oleh Sekretaris Daerah yang mempunyai tugas
membantu kepala daerah dalam penyusunan kebijakan dan pengoordinasian
administratif terhadap pelaksanaan tugas Perangkat Daerah serta pelayanan
administratif. Dalam pelaksanaan tugas, Sekretaris Daerah
bertanggungjawab kepada Kepala Daerah.
5. Sekretariat DPRD
Sekretariat DPRD dipimpin oleh Sekretaris DPRD yang mempunyai tugas :
a. menyelenggarakan administrasi kesekretariatan;
b. menyelenggarakan administrasi keuangan;
c. mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi DPRD; dan
d. menyediakan dan mengoordinasikan tenaga ahli yang diperlukan oleh
DPRD dalam melaksanakan fungsinya sesuai dengan kebutuhan.
Sekretaris DPRD dalam melaksanakan tugasnya secara teknis operasional
bertanggung jawab kepada pimpinan DPRD dan secara administrative
bertanggung jawab kepada kepala daerah melalui Sekretaris Daerah
6. Inspektorat Daerah
Inspektorat Daerah merupakan Aparatur Pengawas Internal Pemerintah
(APIP) yang dipimpin oeh Inspektur, mempunyai tugas membantu kepala
daerah membina dan mengawasi pelaksanaan Urusan Pemerintahan yang
menjadi kewenangan Daerah dan Tugas Pembantuan oleh Perangkat Daerah.
Dalam pelaksanaan tugas, Inspektur bertanggungjawab kepada Kepala
Daerah melalui Sekretaris Daerah.
Inspektorat Daerah kabupaten/kota dalam melaksanakan tugas nya
menyelenggarakan fungsi :
a. perumusan kebijakan teknis bidang pengawasan dan fasilitasi
pengawasan;
b. pelaksanaan pengawasan internal terhadap kinerja dan keuangan
melalui audit, reviu, evaluasi, pemantauan, dan kegiatan pengawasan
lainnya;
c. pelaksanaan pengawasan untuk tujuan tertentu atas penugasan
bupati/wali kota;
d. penyusunan laporan hasil pengawasan;
e. pelaksanaan administrasi inspektorat kabupaten/kota; dan
f. pelaksanaan fungsi lain yang diberikan oleh bupati/wali kota terkait
dengan tugas dan fungsinya.
7. Peanggulangan Bencana
Dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, urusan bencana tidak diatur
secara eksplisit, namun secara riil urusan ini masih dilaksanakan oleh
pemerintah daerah. Penaggulangan bencana diatur dengan Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2007. Dalam Undang-Undang tersebut diatur bahwa
tanggung jawab pemerintah daerah dalam penyelenggaraan penanggulangan
bencana meliputi:
a. penjaminan pemenuhan hak masyarakat dan pengungsi yang terkena
bencana sesuai dengan standar pelayanan minimum;
b. perlindungan masyarakat dari dampak bencana;
c. pengurangan risiko bencana dan pemaduan pengurangan risiko bencana
dengan program pembangunan; dan
d. pengalokasian dana penanggulangan bencana dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah yang memadai.

II-134
Wewenang pemerintah daerah dalam penyelenggaraan penanggulangan
bencana meliputi:
a. penetapan kebijakan penanggulangan bencana pada wilayahnya selaras
dengan kebijakan pembangunan daerah;
b. pembuatan perencanaan pembangunan yang memasukkan unsur-unsur
kebijakan penanggulangan bencana;
c. pelaksanaan kebijakan kerja sama dalam penanggulangan bencana
dengan provinsi dan/atau kabupaten/kota lain;
d. pengaturan penggunaan teknologi yang berpotensi sebagai sumber
ancaman atau bahaya bencana pada wilayahnya;
e. perumusan kebijakan pencegahan penguasaan dan pengurasan sumber
daya alam yang melebihi kemampuan alam pada wilayahnya; dan
f. pengendalian pengumpulan dan penyaluran uang atau
barang yang berskala provinsi, kabupaten/kota.
8. Kesatuan Bangsa dan Politik
Secara eksplisit dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014, Kesatuan
Bangsa termasuk dalam Urusan Pemerintahan Umum. Namun dalam
pelaksanaannya masih menjadi tanggungjawab pemerintah daerah.
9. Kecamatan
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 mengamanahkan kepada daerah
kabupaten/kota untukmembentuk Kecamatan dalam rangka meningkatkan
koordinasi penyelenggaraan pemerintahan, pelayanan publik, dan
pemberdayaan masyarakat Desa/kelurahan. Kecamatan dipimpin oleh
seorang kepala kecamatan yang disebut camat yang berada di bawah dan
bertanggung jawab kepada bupati/wali kota melalui Sekretaris Daerah.
Camat mempunyai tugas:
g. menyelenggarakan urusan pemerintahan umum;
h. mengoordinasikan kegiatan pemberdayaan masyarakat;
i. mengoordinasikan upaya penyelenggaraan ketenteraman dan ketertiban
umum;
j. mengoordinasikan penerapan dan penegakan Perda dan Perkada;
k. mengoordinasikan pemeliharaan prasarana dan sarana pelayanan umum;
l. mengoordinasikan penyelenggaraan kegiatan pemerintahan yang
dilakukan oleh Perangkat Daerah di Kecamatan;
m. membina dan mengawasi penyelenggaraan kegiatan Desa dan/atau
kelurahan;
n. melaksanakan Urusan Pemerintahan yang menjadi kewenangan Daerah
kabupaten/kota yang tidak dilaksanakan oleh unit kerja Perangkat
Daerah kabupaten/kota yang ada di Kecamatan; dan
melaksanakan tugas lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan.

2.3.5 Evaluasi Pencapaian Sasaran RPJMD Tahun 2010-2015

Bagian ini merupakan telaah terhadap hasil evaluasi status dan kedudukan
pencapaian kinerja pembangunan daerah. Telaah dilakukan dengan
melakukan tinjauan evaluasi terhadap hasil kinerja RPJMD Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2010-2015. Indikator yang dipakai untuk evaluasi
adalah indikator kinerja sasaran dokumen RPJMD Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2010-2015, sebagaimana ditetapkan berdasarkan Peraturan Daerah
Nomor 15 Tahun 2013 tentang Perubahan atas Peraturan Daerah
Kabupaten Gunungkidul Nomor 17 Tahun 2010 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun
2010 – 2015, indikator sasaran di RPJMD meliputi 23 Sasaran, yaitu :
1. Sentra produksi memiliki infrastruktur air dan sanitasi yang handal;
2. Kawasan permukiman memiliki infrastruktur air yang handal;

II-135
3. Sentra produksi memiliki infrastruktur transportasi, energi, dan
telekomunikasi yang handal;
4. Kawasan permukiman memiliki infrastruktur dasar transportasi, energi,
air, telekomunikasi, dan sanitasi;
5. Peningkatan daya dukung dan produktivitas Pantai Sadeng sebagai
kawasan minapolitan untuk memacu pengembangan kawasan pantai
selatan;
6. Seluruh potensi sumber daya alam dipetakan dan dipromosikan secara
tepat sasaran dengan data yang akurat untuk mendorong investasi;
7. Setiap kecamatan memiliki komoditas unggulan yang dikelola secara
lestari dengan menerapkan teknologi produksi dan pengolahan yang
tepat guna;
8. Setiap kecamatan memiliki Unit Pelayanan Bisnis dan lembaga
pembiayaan yang mampu memfasilitasi pengembangan komoditas
unggulan;
9. Setiap kecamatan memiliki pasar yang mampu menjamin ketersediaan
kebutuhan pokok dan sarana produksi serta penjualan komoditas di
wilayahnya;
10. Kabupaten Gunungkidul mencapai ketahanan pangan;
11. Kabupaten Gunungkidul menjadi destinasi wisata unggulan dengan
infrastruktur yang handal;
12. Pengembangan wisata budaya berbasis pemberdayaan masyarakat;
13. Seluruh potensi sumberdaya alam dipetakan dan dipromosikan secara
tepat sasaran dengan data yang akurat untuk mendorong investasi;
14. Anak usia dini terlayani PAUD;
15. Anak usia sekolah lulus SLTA dan memiliki keterampilan bahasa
Inggris, komputer, agrobisnis, dan kewirausahaan;
16. Angkatan kerja menjadi pekerja profesional atau wirausaha yang peduli
memajukan daerahnya;
17. Rumah Sakit, Puskesmas, dan Jaringannya memenuhi standar mutu
serta mampu menjangkau/dijangkau oleh masyarakat di wilayahnya;
18. Keluarga sadar gizi, berperilaku hidup bersih sehat, dan menerapkan
norma keluarga kecil, bahagia, dan sejahtera;
19. Pemuda-pemudi Gunungkidul meraih prestasi regional, nasional, dan
internasional;
20. Seluruh SKPD dan pemerintahan desa memiliki aparatur yang
kompeten sesuai kebutuhan serta menerapkan akuntabilitas kinerja
dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme;
21. Seluruh perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan pelaporan
dilaksanakan secara tepat waktu dan terintegrasi dengan data yang
akurat;
22. Pelayanan publik dilaksanakan sesuai standar pelayanan prima serta
menciptakan iklim usaha yang kondusif; dan
23. Masyarakat memperoleh perlindungan dan kepastian hukum dalam
melaksanakan kegiatannya secara tertib dan damai.
Capaian kinerja sasaran tahun 2012 - 2015 secara ringkas sebagai
berikut :

Tabel 2.93
Skala Pengukuran Pencapaian Sasaran RPJMD Tahun 2010-2015
Jumlah Sasaran Yang Dicapai
Skala Ordinal Predikat
Tahun Tahun Tahun Tahun
2012 2013 2014 2015
85 ≤ X Sangat Berhasil 20 22 22 22
70 ≤ X < 85 Berhasil 2 0 1 1
55 ≤ X < 70 Cukup Berhasil 0 0 0 0
X < 55 Tidak Berhasil 0 0 0 0
II-136
Jumlah Seluruh Sasaran 22 22 23 23
Sumber : Evaluasi Hasil RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2010-2015 Sampai
Dengan Tahun 2015

1. Hasil Evaluasi
Ringkasan capaian kinerja indikator sasaran di atas menunjukkan
bahwa pada tahun 2015 hampir semua indikator kinerja sasaran yang
ada dalam Dokumen RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2010 –
2015 menunjukkan predikat yang dicapai sangat berhasil. Hanya ada 1
(satu) indikator sasaran di sasaran 3 misi 2 yang masuk kategori
berhasil. Sasaran tersebut adalah peningkatan daya dukung dan
produktivitas Pantai Sadeng sebagai kawasan minapolitan untuk
memacu pengembangan kawasan Pantai Selatan. Secara umum dari 23
sasaran RPJMD Kabupaten Gunungkidul berdasarkan Peraturan Daerah
Nomor 15 Tahun 2013 hampir semua sasaran masuk kategori sangat
berhasil dalam pencapaian kinerjanya, sehingga secara umum
menunjukkan bahwa target sasaran RPJMD sebagai pelaksanaan tugas
pokok dan fungsi SKPD sudah dilaksanakan dengan dukungan program
dan kegiatan yang relevan. Secara rinci pencapaian sasaran RPJMD
Tahun 2010-2015 dapat dilihat pada Tabel 2.91.

Tabel 2.94
Pencapaian Sasaran RPJMD Tahun 2010-2015

Capaian Kinerja (%)


No Sasaran
2012 2013 2014 2015
1 Sentra produksi memiliki infrastruktur 95,99 98,72 129,44 141,32
air dan sanitasi yang handal
2 Kawasan permukiman memiliki 98,38 117,14 113,9 114,73
infrastruktur air yang handal
3 Sentra produksi memiliki infrastruktur 108,26 98,24 104,45 102,09
transportasi, energi, dan
terlekomunikasi yang handal
4 Kawasan permukiman memiliki 88,35 100,42 98,71 98,05
infrastruktur dasar transportasi,
energi, air, telekomunikasi, dan
sanitasi
5 Peningkatan daya dukung dan 83,53 100,08 79,02 81,97
produktifitas Pantai Sadeng sebagai
kawasan misapolitan untuk memacu
pengembangan kawasan Pantai Selatan
6 Seluruh potensi sumber daya alam 178,06 114,96 115,45 128,28
dipetakan dan dipromosikan secara
tepat sasaran dengan data yang akurat
untuk mendorong investasi
7 Setiap kecamatan memiliki komoditas 92,83 100,32 101,6 99,52
unggulan yang dikelola secara lestari
dengan menerapkan teknologi produksi
dan pengolahan yang tepat guna
8 Setiap kecamatan memiliki unit 117,22 118,5 173,85 175,14
pelayanan bisnis dan lembaa
pembiayaan yang mempu memfasilitasi
pengembangan komoditas unggulan

II-137
Capaian Kinerja (%)
No Sasaran
2012 2013 2014 2015
9 Setiap kecamatan memiliki pasar yang 88,89 99,44 95,96 87,84
mempu menjamin ketersediaan
kebutuhan pokok dan sarana produksi
serta penjualan komoditas di
wilayahnya
10 Kabupaten Gunungkidul mencapai 171,43 111,36 114,78 111,05
ketahanan pangan
11 Kabupaten Gunungkidul menjadi 124,68 99,96 101,89 118,58
destinasi unggulan dengan
infrastruktur yang hadal
12 Pengembangan wisata budaya berbasis na. 103,7 100 216,67
pemberdayaan masyarakat
13 Seluruh potensi sumberdaya alam 86,11 90,48 100 100
dipetakan dan dipromosikan secara
tepat sasaran dengan data yang akurat
untuk mendorong investasi
14 Anak usia dini terlayani PAUD 92,96 134,71 97,54 96,39
15 Anak usia sekolah lulus SLTA dan 71,7 90,47 103,56 96,37
memiliki keterampilan bahasa inggris,
kompetensi, agrobisnis, dan
kewirausahaan
16 Angkatan kerja menjadi pekerja 110,49 100,92 87,38 151,22
profesional atau wirausaha yang peduli
memajukan daerahnya
17 Rumah sakit, puskesmas, dan 101,09 103,95 99,63 104,69
jaringannya memnuhi standar mutu
serta mampu menjangkau/dijangkau
oleh masyarakat di wiayahnya
18 Keluarga sadar gizi, berperilaku hidup 100,32 121,44 123,71 130,9
bersih, sehat, dan menerapkan norma
keluarga kecil, bahgia, dan sejahtera
19 Pemuda pemudi Gunungkidul meraih 82,47 191,37 375,12 1075,8
prestasi regional, naional, dan
internasional
20 Seluruh SKPD dan pemerintah desa 85,47 95,78 85,59 95
memiliki aparatur yang kompeten
sesuai kebutuhan serta menerapkan
akuntabilitas kinerja dan bebas KKN
21 Seluruh perencanaan, pelaksanaan, 96,93 96,99 89,27 96,04
pengendalian, dan pelaporan
dilaksanakan secara tepat waktu dan
terintegrasi dengan data yang akurat
22 Pelayanan publik dilaksanakan sesuai 97,16 91,23 96,64 101,03
standar pelayanan prima serta
menciptakan iklim usaha yang kondsif
23 Masyarakat memperoleh perlindungan 108,65 107,27 88,66 100,65
dan kepastian hukum dalam
melaksanakan kegiatannya secara
tertib dan damai
Sumber : Evaluasi Hasil RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2010-2015 Sampai
Dengan Tahun 2015

II-138
Berdasarkan evaluasi kinerja sasaran Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2010 – 2015 sampai dengan
Desember tahun 2015 dapat dirumuskan kesimpulan dan rekomendasi
sebagai berikut:
a. Capaian kinerja Sasaran RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun
2010 – 2015 dengan kriteria sangat berhasil adalah :
1) Sasaran 1 Misi 1 yaitu sentra produksi memiliki infrastruktur air
dan sanitasi yang handal.
2) Sasaran 2 Misi 1 yaitu kawasan permukiman memiliki infrastruktur
air yang handal.
3) Sasaran 1 Misi 2 yaitu sentra produksi memiliki infrastruktur
transportasi, energi, dan telekomunikasi yang handal.
4) Sasaran 2 Misi 2 yaitu kawasan pemukiman memiliki infrastruktur
dasar transportasi, energi, air, telekomunikasi dan sanitasi.
5) Sasaran 4 Misi 2 yaitu seluruh potensi sumber daya alam dipetakan
dan dipromosikan secara tepat sasaran dengan data yang akurat
untuk mendorong investasi.
6) Sasaran 5 Misi 2 yaitu setiap kecamatan memiliki komoditas
unggulan yang dikelola secara lestari dengan menerapkan teknologi
produksi dan pengolahan yang tepat guna.
7) Sasaran 6 Misi 2 yaitu setiap kecamatan memiliki unit pelayanan
bisnis dan lembaga pembiayaan yang mampu memfasilitasi
pengembangan komoditas unggulan.
8) Sasaran 7 Misi 2 yaitu setiap kecamatan memiliki pasar yang
mampu menjamin ketersediaan kebutuhan pokok dan sarana
produksi serta penjualan komoditas di wilayahnya.
9) Sasaran 8 Misi 2 yaitu Kabupaten Gunungkidul mencapai
ketahanan pangan.
10) Sasaran 1 Misi 3 yaitu Gunungkidul menjadi destinasi wisata
unggulan dengan infrastruktur yang handal.
11) Sasaran 2 Misi 3 pengembangan wisata budaya berbasis
pemberdayaan masyarakat.
12) Sasaran 3 Misi 3 yaitu seluruh potensi sumber daya alam dipetakan
dan dipromosikan secara tepat sasaran dengan data yang akurat
untuk mendorong investasi.
13) Sasaran 1 Misi 4 yaitu anak usia dini terlayani PAUD.
14) Sasaran 2 Misi 4 yaitu anak usia sekolah lulus SLTA dan memiliki
keterampilan bahasa Inggris, komputer, agrobisnis dan
kewirausahaan.
15) Sasaran 3 Misi 4 yaitu angkatan kerja menjadi pekerja profesional
atau wirausaha yang peduli memajukan daerahnya
16) Sasaran 4 Misi 4 yaitu rumah sakit, puskesmas dan jaringannya
memenuhi standar mutu serta mampu menjangkau/dijangkau oleh
masyarakat di wilayahnya.
17) Sasaran 5 Misi 4 yaitu keluarga sadar gizi, berperilaku hidup bersih
sehat, dan menerapkan norma keluarga kecil, bahagia dan
sejahtera.
18) Sasaran 6 Misi 4 yaitu pemuda-pemudi Gunungkidul meraih
prestasi regional, nasional, dan internasional.
19) Sasaran 1 Misi 5 yaitu seluruh SKPD dan pemerintahan desa
memiliki aparatur yang kompeten sesuai kebutuhan serta
menerapkan akuntabilitas kinerja dan bebas KKN.
20) Sasaran 2 Misi 5 yaitu seluruh perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian dan pelaporan dilaksanakan secara tepat waktu dan
terintegrasi dengan data yang akurat.

II-139
21) Sasaran 3 Misi 5 yaitu pelayanan publik dilaksanakan sesuai
standar pelayanan prima serta menciptakan iklim usaha yang
kondusif.
22) Sasaran 4 Misi 5 yaitu masyarakat memperoleh perlindungan dan
kepastian hukum dalam melaksanakan kegiatannya secara tertib
dan damai.

b. Capaian kinerja sasaran RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun


2010 – 2015 dengan kriteria berhasil adalah :
Sasaran 3 Misi 2 peningkatan daya dukung dan produktivitas Pantai
Sadeng sebagai kawasan minapolitan untuk memacu pengembangan
kawasan Pantai Selatan.

2. Rekomendasi
a. Proses evaluasi pencapaian target-target RPJMD dapat optimal dan
berhasil hanya dimungkinkan dengan ketersediaan data/informasi
yang baik, lengkap, konsisten, reliabel dan terpercaya, yang dalam
pengamatan selama evaluasi dalam 5 tahun terakhir masih menjadi
titik lemah. Oleh karenanya segala upaya untuk pembenahan
data/informasi pembangunan mutlak dilakukan. Data/informasi
yang berkaitan dengan indikator kinerja yang bersangkutan
hendakya dapat dikumpulkan, diolah, dan dianalisis dengan biaya
yang tersedia.
b. Ke depan agar proses evaluasi pencapaian target-target RPJMD dapat
dilakukan dengan optimal, efektif dan efisien maka proses
pengumpulan dan kompilasi data capaian target-target RPJMD dari
masing-masing SKPD tidak dilakukan secara manual tetapi perlu
menggunakan sistem aplikasi secara on-line.
c. Dengan masih adanya indikator yang tidak sesuai atau kurang tepat
dengan kemampuan SKPD pemegang mandat untuk penyediaan data
karena tidak adanya ketersediaan data pendukung, dan masih
adanya sebagian indikator sasaran yang dirumuskan terlalu rigid dan
lebih bersifat indikator output, maka dalam penyusunan RPJMD baru
yang akan datang perlu dicermati dan dikaji ulang dan menjadi
bahan penyusunan RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2015 –
2020 yang didasarkan pada hasil evaluasi ini sesuai aturan
perundang-undangan.
d. Seluruh SKPD yang ada agar berfokus dan memberi dukungan
penuh pada program-program prioritas pencapaian target, tanpa
harus menghindarkan sedapat mungkin menciptakan program-
program terobosan dan inovasi baru.
e. Perlu adanya keterpaduan, kesinambungan dan sinkronisasi
program kegiatan baik intern maupun antar SKPD dan antar
berbagai sumber dana (APBN, APBD Provinsi maupun APBN) untuk
merealisasikan target-target RPJMD ke depan. Pencapaian target
tidak hanya berasal dari jabaran dokumen RKPD maupun Renja
SKPD saja, tetapi secara agregat berasal dari berbagai program
kegiatan dan sumber dana sebagai satu kesatuan sistem
pembangunan daerah.
f. Dalam penyusunan RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2015 –
2020 formulasi sasaran daerah agar dijabarkan ke dalam sasaran
SKPD. Masing-masing sasaran agar dijabarkan ke dalam program
dan kegiatan. Salah satu prinsipnya adalah 1 (satu) program hanya
boleh mendukung 1 (satu) sasaran daerah saja. Selanjutnya perlu
program yang fokus pada setiap SKPD, di mana 1 (satu) program

II-140
hanya digunakan oleh 1 (satu) SKPD, kecuali program pada semua
urusan.
g. Dalam penyusunan program dan kegiatan agar mempertimbangkan
regulasi yang berkaitan dengan hibah sesuai ketentuan dalam pasal
298 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah serta ketentuan tentang kewenangan desa sesuai Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa.

2.4. Aspek Daya Saing Daerah


2.4.1. Kemampuan Ekonomi Daerah
1. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga
Selama periode tahun 2012-2016, pengeluaran konsumsi Rumah Tangga
(RT) Kabupaten Gunungkidul cenderung mengalami kenaikan.

Sumber : BPS Gunungkidul 2017


Gambar 2.24
Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga dalam PDRB menurut
Penggunaan Atas Dasar Harga Berlaku Dan Harga Konstan 2010
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 – 2016 (Juta Rp)

Dalam kurun waktu 2012 - 2016 konsumsi akhir rumah tangga


mengalami peningkatan signifikan baik dalam nominal (adh Berlaku)
maupun riil (adh Konstan), sejalan dengan kenaikan jumlah penduduk
maupun jumlah rumah tangga. Kenaikan jumlah penduduk mendorong
terjadinya kenaikan nilai konsumsi rumah tangga, yang pada akhirnya
akan mendorong laju pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.
Porsi pengeluaran konsumsi rumah tangga terhadap PDRB pada periode
tahun 2012 s.d 2015 terus menunjukkan peningkatan. Tertinggi terjadi
pada tahun 2015 yang mencapai 71,71 %, akan tetapi pada tahun 2016
menurun menjadi 71,27 %.
Masa pemulihan ekonomi telah mendorong rumah tangga untuk
memperbaiki serta mengembalikan perilaku dan kebiasaan konsumsinya
setelah sekian lama mengalami masa-masa krisis. Melimpahnya
penawaran dan persediaan berbagai jenis barang dan jasa di pasar
domestik (termasuk yang berasal dari impor) turut menjadi pemicu
meningkatnya belanja untuk konsumsi, termasuk konsumsi rumah
tangga

II-141
2. Pengeluaran Konsumsi Makanan dan Non Makanan
Pengeluaran konsumsi rumah tangga merupakan salah satu indikator
yang dapat memberikan gambaran keadaan kesejahteraan penduduk.
Semakin tinggi pendapatan maka porsi pendapatan untuk pengeluaran
akan bergeser dari pengeluaran untuk makanan ke pengeluaran bukan
makanan.

Sumber : BPS Gunungkidul 2017


Gambar 2.25
Pengeluaran konsumsi Makanan dan bukan makanan dalam
PDRB menurut penggunaan atas dasar harga berlaku
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012– 2016 (Juta Rp)

Secara rata-rata dari tahun 2012 s.d 2016, nampak pada struktur
konsumsi akhir rumah tangga Gunungkidul, bahwa konsumsi makanan
dan minuman non beralkohol masih lebih tinggi dibandingkan konsumsi
yang lainnya. Proporsi pengeluaran untuk Makanan dan Minuman Non
Beralkohol cenderung masih berada pada kisaran yang sama. Proporsi
Makanan dan Minuman Non Beralkohol pada masing-masing tahun
mencapai 53,53 % (2012); 54,95 % (2013); 54,40 % (2014); dan
53,91 % (2015); dan 53,63 % (2016).
Pola proporsi konsumsi di atas, menunjukkan tarik menarik antara
kebutuhan rumah tangga atas makanan dan non makanan yang masih
cukup kuat. Kenyataan ini menunjukkan bahwa sebagian besar
penduduk Gunungkidul belum berada pada tingkat kesejahteraan yang
baik dengan masih sedikitnya proporsi non makanan. Pengeluaran non
makanan di antaranya meliputi biaya untuk pendidikan, pembelian alat
dan perlengkapan elektronik, pembelian alat transportasi, jasa
komunikasi, jasa transportasi, jasa kesehatan, perjalanan wisata,
restoran, sewa bangunan tempat tinggal, jasa hiburan dan sebagainya.

2.4.2. Fasilitas Wilayah/Infrastuktur


1. Kondisi Jalan
Perkembangan kondisi jalan yang menghubungkan antar wilayah di
Kabupaten Gunungkidul dapat dilihat pada Tabel 2.92 berikut:

II-142
Tabel 2.95
Kondisi Jalan di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016
TAHUN
NO. Kondisi Jalan
2012 2013 2014 2015 2016
1 Jalan Baik 431,81 431,81 462,57 479,15 486,30
2 Jalan rusak ringan 48,12 46,12 119,11 114,67 117,35

3 Jalan rusak berat 206,07 208,07 104,32 92,18 82,35


Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Gunungkidul, 2016

2. Ketersediaan Daya Listrik


PT PLN Persero menjadi pemasok utama kebutuhan tenaga listrik di
Kabupaten Gunungkidul. Sebagian besar kebutuhan tenaga listrik untuk
melayani pelanggan rumah tangga. Untuk mengetahui jumlah tenaga
listrik yang diproduksi, terjual dan jumlah pelanggan listrik di
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013-2016 dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
Tabel 2.96
Jumlah Tenaga Listrik yang Diproduksi, Terjual dan Jumlah Pelanggan
Listrik Kabupaten Gunungkidul Tahun 2013-2016
Tahun
No. Elemen Data Satuan
2013 2014 2015 2016
1 Produksi 190.540.150 251.377.369 254.555.687 273.627.036 kwh
2 Susut 20.270.143 23.496.574 24.998.888 25.424.157 kwh
3 Terpasang 130.331.670 204.392.484 253.098.512 269.128.129 kwh
4 Terjual 167.952.562 223.063.458 228.099.624 243.703.972 kwh
Rumah Tangga 109.891.004 146.720.753 155.024.404 136.931.990 kwh
Bisnis 13.283.729 21.644.983 23.837.676 21.668.783 kwh
Industri 26.588.929 34.973.404 30.281.864 27.160.279 kwh
Umum 12.245.052 11.681.609 10.120.543 8.582.610 kwh
Sosial 5.943.848 8.042.707 8.835.137 8.571.127 kwh
5 Jumlah
Pelanggan
Rumah Tangga 147.190 154.336 166.681 172.810 Pelanggan
Bisnis 2.228 2.773 3.265 4.360 Pelanggan
Industri 58 69 74 79 Pelanggan
Umum 1.625 1.415 1.466 1.537 Pelanggan
Sosial 4.769 5.074 5.557 5.941 Pelanggan
Sumber: PT PLN (Persero) Unit Pelayanan Wonosari 2016

3. Ketersediaan Air Minum


PDAM Tirta Handayani Kabupaten Gunungkidul melaksanakan
pengelolaan dan pemanfaatan air dalam layanan air minum perkotaan.
Selama ini produksi air minum oleh PDAM Kabupaten Gunungkidul
memanfaatkan beberapa sumber air baku yang berasal dari mata air,
sumur bor dan terbanyak berasal dari sungai bawah tanah. Untuk
mengetahui kapasitas produksi, kapasitas air yang termanfaatkan,
jumlah pelanggan dan sumber mata air yang dikelola oleh PDAM Tirta
Handayani dapat dilihat pada tabel berikut :

II-143
Tabel 2.97
Kapasitas Produksi, Kapasitas Air Yang Termanfaatkan, Jumlah Pelanggan
Dan Sumber Mata Air Yang Dikelola Oleh PDAM
Tirta Handayani dan Jumlah Sambungan Rumah Sistem Pengelolaan Air
Minum Pedesaan (SPAMDES) Tahun 2012-2016
Tahun
No Elemen Data Satuan
2012 2013 2014 2015 2016
Kapasitas Produksi 725,5 725,5 404,43 430,93 507,98 l/dt
1
Air
Kapasitas Yang 469,3 469,3 404,43 430,93 507,98 l/dt
2
Termanfaatkan
Jumlah Pelanggan 37.250 34.890 38.081 40.878 43.495 Sambungan
3 /Sambungan
Rumah PDAM
Sumber air minum
4
Mata air 3 / 113 3 / 113 3 / 113 4 / 114 4 / 114 Unit/(l/dt)

Sumur Bor 14 /254 14 / 14 / 254 15 /255 15 / Unit/(l/dt)


254 255

Sungai - - - 1 / 40 2 / 40 Unit/(l/dt)

Sungai Bawah 4 /2680 4/2680 4/2680 4/2680 4/2615 Unit/(l/dt)


Tanah
Sumber : PDAM Kabupaten Gunungkidul, 2016

4. Ketaatan terhadap Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)


Terkait dengan penataan ruang, Kabupaten Gunungkidul telah
menyusun Perda Nomor 6 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2010–2030. Dalam Perda
tersebut disebutkan bahwa tujuan penataan ruang Kabupaten
Gunungkidul adalah mewujudkan wilayah Kabupaten Gunungkidul
sebagai pusat pengembangan usaha yang bertumpu pada pertanian,
perikanan, kehutanan dan sumberdaya lokal untuk mendukung
destinasi wisata menuju masyarakat yang berdaya saing, maju, mandiri
dan sejahtera.
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Gunungkidul tersebut disusun
atas dasar amanat Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 dan Peraturan
Menteri PU Nomor: 16/PRT/M/2009 Tentang Pedoman Penyusunan
Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten serta memperhatikan Perda no
2 Tahun 2012 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi DIY Tahun
2009–2029.

II-144
2.4.3. Iklim Investasi
1. Angka Kriminalitas
Kondisi keamanan dan ketertiban yang kondusif sangat dibutuhkan
dalam melaksanakan pembangunan. Terkait dengan keamanan dan
ketertiban di Kabupaten Gunungkidul relatif terkendali dibandingkan
Kota Yogyakarta, yang ditunjukkan dengan kecilnya angka kejahatan
dan kekerasan yang terjadi pada kurun waktu Tahun 2012 sampai
dengan Tahun 2016. Berikut ini gambaran keamanan dan ketertiban
yang terjadi di Kabupaten Gunungkidul selama 5 (lima) tahun terakhir.

Tabel 2.98
Jumlah Tindak Kriminal Kabupaten Gunungkidul 2012-2016
Tahun
No Tindak Kriminal 2012 2013 2014 2015 2016 Satuan

1 Kasus narkoba 8 3 7 4 14 Kasus


2 Kasus seksual 17 32 9 18 30 Kasus
3 Kasus penganiayaan 22 16 16 26 17 Kasus
4 Kasus pencurian 127 107 111 118 46 Kasus
5 Kasus penipuan 58 31 36 54 55 Kasus
6 Kasus pemalsuan 1 2 1 - Kasus
uang 1
7 Kasus Bunuh Diri 40 29 18 31 30 Kasus
Sumber Data : Kepolisian Resort Gunungkidul, 2016

2. Jumlah Demonstrasi
Demontrasi atau unjuk rasa merupakan suatu peristiwa biasa yang
merupakan sebuah gerakan protes yang dilakukan sekumpulan orang di
hadapan umum. Unjuk rasa biasanya dilakukan untuk menyatakan
pendapat kelompok tersebut atau penentang kebijakan yang
dilaksanakan suatu pihak atau dapat pula dilakukan sebagai sebuah
upaya penekanan secara politik oleh kepentingan kelompok.

Sumber : Polres Gunungkidul, 2016


Gambar 2.26
Jumlah Demonstrasi / Unjuk rasa Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2012 – 2016
II-145
2.4.4. Sumber Daya Manusia
9.2.1.1.1. Kualitas Tenaga Kerja
Jumlah penduduk Kabupaten Gunungkidul tahun 2016 mencapai
762.452 jiwa, menduduki peringkat 3 di wilayah Provinsi DIY.
Berdasarkan jenis kelamin jumlah penduduk didominasi oleh jumlah
penduduk perempuan. Dilihat dari angka pencari kerja, yang tercatat di
Dinas Sosial, Tenaga Kerja dan Transmigrasi pada tahun 2016,
mayoritas pencari kerja didominasi oleh lulusan SMK, peringkat
berikutnya adalah lulusan SMU, Sarjana (S-1 dan S2),D1/D2/D3, dan
SLTP. Dengan demikian untuk dapat meningkatkan daya saing tenaga
kerja, dilaksanakan dengan memberi dukungan peningkatan mutu dan
kualitas pendidikan, serta meningkatkan taraf hidup masyarakatnya
agar mampu menyekolahkan sampai tingkat pendidikan tinggi
(diploma/sarjana). Tentunya hal tersebut tidaklah mudah dan sangat
dibutuhkan dukungan pendanaan serta intervensi yang tepat untuk
meningkatkan pendapatan penduduknya. Untuk lebih memberikan
gambaran riil tentang daya saing ketenagakerjaan yang
direpresentasikan oleh tingkat pendidikan yang dimiliki oleh masyarakat
di Kabupaten Gunungkidul yang tertuang dalam tabel berikut ini :

Tabel 2.99
Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2012-2016
TAHUN
TINGKAT
No. 2012 2013 2014 2015 2016
PENDIDIKAN
Jiwa (%) Jiwa (%) Jiwa (%) Jiwa (%) Jiwa (%)
Tidak/belum
1 sekolah 218.985 25,57 190.793 24,98 183.333 24,46 190.605 25,22 191.409 25,10

2 Tidak Tamat SD 79.342 9,26 70.504 9,23 69.318 9,25 70.389 9,31 70.118 9,20

3 Tamat SD 248.563 29,02 226.309 29,63 220.614 29,44 217.007 28,71 215.537 28,27

4 Tamat SMP 158.431 18,50 143.167 18,74 142.210 18,98 142.580 18,87 143.826 18,86

5 Tamat SMA 125.268 14,63 110.186 14,43 110.926 14,80 111.828 14,80 117.016 15,35

6 Diploma 11.546 1,35 9.603 1,26 9.319 1,24 9.088 1,20 9.241 1,21

7 Sarjana S1 13.274 1,55 12.239 1,60 12.781 1,71 13.307 1,76 14.307 1,88

8 Sarjana S2 788 0,09 748 0,10 771 0,10 804 0,11 860 0,11

9 Sarjana S3 249 0,03 216 0,03 175 0,02 136 0,02 138 0,02

TOTAL 856.446 100,00 763.765 100,00 749.447 100,00 755.744 100,00 762.452 100,00
Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kabupaten Gunungkidul, 2017

9.2.1.1.2. Tingkat Ketergantungan


Penduduk menurut kelompok umur dapat menggambarkan komposisi
penduduk pada suatu wilayah. Indikator komposisiumur merupakan
indikator yang sangat berguna dalam perencanaan pembangunan.
Dengan indikator ini akan diketahui kelompok penduduk usia produktif
(usia 15-64 tahun) dan kelompok penduduk usia tidak produktif (usia
dibawah 14 tahun dan usia diatas 65 tahun). Selain itu juga dapat
diketahui pula angka ketergantungan penduduk usia tidak produktif
terhadap penduduk usia produktif.
Untuk mengetahui komposisi penduduk dan angka beban tanggungan di
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012 sampai dengan 2016 dapat dilihat
pada tabel 2.97 berikut :

II-146
Tabel 2.100
Komposisi Penduduk dan Angka Beban Tanggungan
di Kabupaten Gunungkidul Tahun 2012-2016
No. Kelompok Umur Tahun
(Tahun) 2012 2013 2014 2015 2016
1 0 -14 18,60 18,85 19,19 19,70 19,37
2 15 – 64 67,22 67,73 67,53 66,86 70,76
3 > 65 14,18 13,42 13,28 13,44 9,86
Rasio beban ketergantungan 45,99 44,63 45,13 49,57 46,77

Sumber : Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 2017, data diolah.

Berdasarkan Tabel 2.96 terlihat bahwa angka ketergantungan penduduk


Gunungkidul tahun tahun 2016 mencapai 46,77 %. Fenomena ini
menunjukkan bahwa pada 2016 Persentase penduduk usia produktif
mengalami peningkatan yang cukup berarti dibandingkan dengan tahun-
tahun sebelumnya. Angka ketergantungan sebesar 46,77 mengandung
arti bahwa setiap 100 penduduk usia produktif menanggung sekitar 47
penduduk usia tidak produktif, dengan asumsi bahwa penduduk usia
produktif benar-benar produktif. Jika tidak demikian maka penduduk
usia produktif akan lebih berat lagi dalam menanggung penduduk usia
produktif yang tidak benar-benar produktif secara ekonomi
(pengangguran).

II-147
BAB III
GAMBARAN KEUANGAN DAERAH

3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu

Keuangan daerah adalah semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintahan daerah yang dapat dinilai dengan uang,
termasuk segala bentuk kekayaan yang berhubungan dengan hak dan kewajiban
daerah. Pembahasan mengenai kinerja keuangan masa lalu dimaksudkan untuk
mengetahui kondisi, dan perkembangan kemampuan keuangan daerah untuk
beberapa tahun yang telah lalu, dalam hal ini adalah 5 (lima) tahun yang lalu
yaitu Tahun Anggaran 2011-2015. Pembahasan dan analisis terhadap kinerja
keuangan Kabupaten Gunungkidul mencakup kinerja pelaksanaan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) dan neraca daerah.
Kinerja keuangan daerah dalam hal ini APBD tidak terlepas dari
pencermatan terhadap struktur keuangan yang mencakup pendapatan daerah,
belanja daerah dan pembiayaan daerah. Sebagaimana dituangkan pada
Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan
Daerah, dalam pengelolaan keuangan daerah harus menerapkan azas tertib, taat
pada peraturan perundang-undangan, efektif, efisien, ekonomis, transparan, dan
bertanggung jawab dengan memperhatikan rasa keadilan, kepatutan dan
kemanfaatan untuk masyarakat.

3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD


Struktur APBD terdiri dari Pendapatan Daerah, Belanja Daerah dan
Pembiayaan Daerah. Asumsi dasar sebagai bahan penyusunan APBD dari tahun
2016 sampai dengan 2021, yaitu dengan memperkirakan faktor ekonomi makro
antara lain; 1) Trend kebijakan kenaikan tarif dasar listrik (TDL) dan bahan
bakar minyak (BBM); 2) Perkembangan perekonomian internasional yang
berdampak pada kondisi perekonomian nasional yang berimbas pada kondisi
perekonomian daerah; 3) Laju tingkat inflasi; 4) Stabilitas harga bahan
pokok/dasar dan sosial politik lokal; 5) Laju pertumbuhan Produk Domestik
Regional Bruto (PDRB); 6) Kebijakan-kebijakan terkait dana transfer ke daerah;
7) Pertumbuhan APBD selama 5 (lima) tahun yang lalu.
a. Pendapatan Daerah
Pendapatan Daerah adalah hak Pemerintah Daerah yang diakui sebagai
penambah nilai kekayaan bersih dalam periode tahun bersangkutan. Besar
kecilnya pendapatan daerah sangat berpengaruh terhadap kemampuan
suatu daerah dalam mendanai program dan kegiatan pembangunan daerah.
Penentuan kinerja pendapatan APBD dilakukan dengan mengukur dan
membandingkan pertumbuhan pada masing-masing sumber pendapatan.
Sumber-sumber pendapatan Kabupaten Gunungkidul terdiri dari
Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan dan Lain-lain Pendapatan
Daerah yang Sah. Selama kurun waktu lima tahun yang lalu pendapatan
daerah Kabupaten Gunungkidul mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar
13,36%, dengan rata-rata pertumbuhan tertinggi pada pos Pendapatan Asli
Daerah dengan rata-rata pertumbuhan sebesar 40,39%. Rata-rata
pertumbuhan pendapatan Kabupaten Gunungkidul selama 5 (lima) tahun
yang lalu (tahun 2011-2015) dapat dilihat pada table 3.1 di bawah ini:

III-1
Tabel 3.1
Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2011-2015

Tahun (Rp) Rata-rata


No Uraian
Pertumbuhan
2012 2013 2014 2015 2016
1 PENDAPATAN 1,076,501,995,407.09 1,242,092,675,330.20 1,372,846,295,853.34 1,599,005,995,104.47 1,654,344,836,986.89 8.97%

1.1 PENDAPATAN ASLI DAERAH 67,050,781,893.09 83,427,447,822.42 159,304,338,220.22 196,099,244,204.02 206,278,865,615.42 25.20%

1.1.1 Pendapatan Pajak Daerah 10,728,490,356.00 12,350,676,839.00 28,477,674,863.50 36,178,235,921.92 37,544,018,290.00 28.47%

1.1.2 Pendapatan Retribusi Daerah 19,667,336,377.00 25,024,939,544.00 25,682,892,167.00 28,059,628,030.30 32,082,077,804.95 10.28%

1.1.3 Hasil Pengelolaan Daerah yang 5,329,404,405.12 6,815,317,916.25 7,939,323,691.06 10,584,694,070.93 12,940,951,336.61 19.41%
Dipisahkan
1.1.4 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah 31,325,550,754.97 39,236,513,523.17 97,204,447,498.66 121,276,686,180.87 123,711,818,183.86 31.61%
yang Sah
1.2 DANA PERIMBANGAN 799,932,048,514.00 877,414,789,454.00 923,974,088,292.00 978,310,012,465.00 1,239,624,998,868.00 9.16%

1.2.1 Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil 41,403,139,514.00 38,552,493,454.00 30,413,649,292.00 18,016,718,650.00 28,240,324,144.00 -7.37%
Bukan Pajak
1.2.2 Dana Bagi Hasil Sumber Daya - - - 2,754,962,815.00 2,390,677,489.00
Alam
1.2.3 Dana Alokasi Umum 687,944,489,000.00 779,069,238,000.00 847,388,294,000.00 872,566,961,000.00 954,997,369,000.00 6.78%
1.2.4 Dana Alokasi Khusus 70,584,420,000.00 59,793,058,000.00 46,172,145,000.00 84,971,370,000.00 253,996,628,235.00 29.19%
1.3 LAIN-LAIN PENDAPATAN 209,519,165,000.00 281,250,438,053.78 289,567,869,341.12 424,596,738,435.45 208,440,972,503.47 -0.10%
DAERAH YANG SAH
1.3.1 Pendapatan Hibah 174,000,000.00 - - 3,500,000,000.00 3,498,000,000.00 82.24%
1.3.2 Pendapatan Dana Darurat - - - - -

1.3.3 Dana Bagi Hasil Pajak dari Prov 36,406,595,000.00 45,667,988,953.78 60,256,969,641.12 78,539,123,335.45 84,826,454,023.47 18.43%
dan Pemda Lainnya
1.3.4 Dana Penyesuaian dan Otonomi 159,563,905,000.00 199,359,049,100.00 198,741,257,700.00 313,479,390,100.00 105,326,318,480.00 -7.97%
Khusus
1.3.5 Bantuan Keuangan dari Prov atau 13,374,665,000.00 36,223,400,000.00 30,569,642,000.00 29,078,225,000.00 14,790,200,000.00 2.03%
Pemda Lainnya
1.3.6 Pendapatan Lainnya - - - - -

Sumber : BKAD Kabupaten Gunungkidul, 2017(data diolah)

III-2
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa pertumbuhan pendapatan dalam kurun
waktu lima tahun terakhir menunjukkan pertumbuhan yang cukup baik pada
Pendapatan Asli Daerah, dengan rata-rata pertumbuhan 25%. Pertumbuhan tertinggi
pada Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah yakni sebesar 31,61%. Selanjutnya
apabila di cermati dan dihitung kembali, pertumbuhan tertinggipada tahun 2014-
2015 mencapai 16,47% sedangkan terendah pada tahun 2013-2014 sebesar 10,53%.
Dari beberapa komponen pendapatan yang terdiri atas PAD, Dana Perimbangan dan
Lain-lain Pendapatan yang Sah adapun komponen PAD mengalami pertumbuhan
tertinggi sebesar 90,95% yang dicapai pada tahun 2014 hal ini karena adanya
transfer dana kapitasi.
Sedangkan untuk Dana Perimbangan, pertumbuhan tertinggi pada Dana alokasi
Khusus (DAK), hal ini sebagai implikasi perubahan pola penganggaran pemerintah
yang salah satunya adalah pemindahan beberapa anggaran Tugas Pembantuan
menjadi DAK. Selanjutnya apabila dicermati kembali pertumbuhan tertinggi sebesar
19,93% terjadi pada tahun 2012, dimana Dana Alokasi Umum pada tahun yang sama
mengalami pertumbuhan 20,27%, pertumbuhan sebesar itu merupakan tertinggi
dalam kurun waktu lima tahun terakhir.
Pada komponen Lain-lain pendapatan daerah yang sah, pada komponen Pendapatan
Hibah mengalami peningkatan karena adanya hibah untuk penyertaan modal bagi
PDAM. Selanjutnya dapat juga diketahui realisasi pertumbuhan tertinggi sebesar
46,63% yaitu pada tahun 2015, dan bantuan keuangan dari provinsi dan pemda
lainnya yang merupakan bagian dari komponen pendapatan tersebut realisasi
pertumbuhan yang paling tinggi dalam kurun waktu lima tahun terakhir pada tahun
2013 sebesar 170,84%, namun setelah itu mengalami penurunan.

1. Pendapatan Asli Daerah


Pendapatan Asli Daerah (PAD) merupakan pendapatan yang diperoleh
daerah dari sumber-sumber dalam daerah, yang terdiri dari penerimaan Pajak
Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
dan Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah.
Pada kurun waktu 2011-2015 Pendapatan Asli Daerah mempuyai rata-rata
kenaikan sebesar 40,39%. Sedangkan kontribusi PAD terhadap pendapatan daerah
sendiri rata-rata dalam kurun waktu tersebut sebesar 8,49%. Uraian dari jenis
penerimaan Pendapatan Asli Daerah adalah sebagi berikut:
a. Pajak Daerah
Pajak daerah terdiri terdiri dari Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Hiburan,
Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, Pajak Pengambilan Bahan Galian
Golongan C, Pajak Parkir, Pajak Air Tanah, Pajak Sarang Burung Walet, Pajak
Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan, Pajak BPHTB.
b. Retribusi Daerah
Retribusi daerah terdiri dari retribusi Pelayanan Kesehatan, Pelayanan
Persampahan, Penggantian Biaya Akta Pencatatan Sipil dan KTP, Pelayanan
Parkir di Tepi Jalan, Pelayanan Pasar, Pengujian Kendaraan Bermotor,
Pengendalian Menara Telekomunikasi, Pemeriksaan Kesehatan Ternak di UPT
Puskeswan, Pemakaian kekayaan daerah, Tempat Pelelangan Ikan, Jasa Usaha
Terminal, Jasa Usaha Tempat Khusus Parkir, Jasa Usaha Tempat
Penginapan/Villa, Usaha Tempat Rekreasi dan Olah Raga, Jasa Usaha Penjualan
Produksi Usaha Daerah, Ijin Mendirikan Bangunan, Ijin Gangguan, dan Ijin
Trayek.
c. Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
Terdiri dari penerimaan laba atas Bank BPD DIY, PD BPR Bank Daerah
Gunungkidul, PDAM Tirta Handayani.
d. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah Yang Sah
Terdiri dari penerimaan PAD yang tidak termasuk dalam jenis Pajak Daerah dan
Retribusi Daerah.

2. Dana Perimbangan
Sesuai ketentuan Undang-Undang Nomor 33 tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah, Dana
Perimbangan terdiri dari:

III-3
a. Bagi Hasil Pajak/Bagi Hasil Bukan Pajak yaitu dana yang bersumber dari
pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah berdasarkan angka
persentase untuk mendanai kebutuhan Daerah dalam rangka pelaksanaan
Desentralisasi. Dana Bagi Hasil yang dibagihasilkan kepada Daerah
berdasarkan angka persentase tertentu dengan memperhatikan potensi
daerah penghasil. Dana bagi hasil dibagi menjadi:

1. Bagi Hasil Pajak, terdiri dari :


 Bagi Hasil dari Pajak Bumi dan Bangunan yaitu : DBH PBB sektor
Pertambangan dan Non Migas, Penerimaan Biaya Pemungutan dan
Bagian Pemerintah Pusat
 Bagi Hasil dari Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 25 dan Pasal 29 wajib
pajak orang Pribadi dalam negeri dan PPh Pasal 21
2. Bagi Hasil Bukan Pajak/Sumber Daya Alam, terdiri dari :
 Bagi Hasil dari Iuran Hak Pengusahaan Hutan
 Bagi Hasil dari Pungutan Hasil Perikanan
 Bagi Hasil dari Cukai Tembakau

b. Dana Alokasi Umum, dasar penghitungannya meliputi data jumlah pegawai,


jumlah penduduk, Indeks Kemahalan Konstruksi, luas wilayah, serta jumlah
penduduk miskin. DAU dipergunakan hampir semuanya untuk membiayai
gaji pegawai.
c.Dana Alokasi Khusus, berupa DAK fisik dan non fisik yang dialokasikan
berdasarkan mekanisme pengusulan program dan kegiatan kepada
Kementerian terkait, yang secara internal telah dikoordinasikan dengan
Perangkat Daerah pada lingkup Pemerintah Kabupaten Gunungkidul.
3. Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah, terdiri dari:
a. Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi terdiri dari Bagi Hasil dari Pajak
Kendaraan Bermotor, Bagi Hasil dari Bea Balik Nama Kendaraan Bermotor,
Bagi Hasil dari Pajak Bahan Bakar Kendaraan Bermotor, Bagi Hasil dari Pajak
Pengambilan dan Pemanfaatan Air Permukaan dan Bagi hasil pajak rokok
b. Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus, yaitu Dana desa
c.Bantuan Keuangan dari Provinsi yaitu bantuan keuangan yang bersifat umum
dan bersifat khusus

b. Belanja
Untuk mengetahui kinerja keuangan daerah, selain dari sisi pendapatan juga perlu
melihat pertumbuhan belanja. Belanja daerah adalah semua kewajiban daerah
yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan.

III-4
Tabel 3.2
Rata-rata Pertumbuhan Realisasi Belanja Daerah
Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2011 – 2015

2012 2013 2014 2015 2016


Uraian Rata-Rata
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) Pertumbuhan
BELANJA 1,073,158,313,436 1,180,155,596,326 1,267,067,508,328 1,586,001,084,203 1,651,553,580,386 11.66%
Belanja Tidak Langsung 761,024,018,485 851,191,884,974 928,981,200,846 1,102,469,236,946 1,141,880,197,972 10.81%
Belanja Pegawai 699,921,655,871 732,809,398,948 796,259,982,315 867,829,590,072 912,196,214,277 6.86%
Bunga 35,197,128 26,836,255 18,577,205 10,318,156 1,352,597 -46.47%
Subsidi - - - - - 0.00%
Hibah 6,031,450,000 43,223,279,325 61,358,500,671 66,632,890,578 15,779,259,523 147.72%
Bantuan Sosial 5,718,670,500 22,926,163,500 13,212,500,000 7,116,800,000 1,325,380,100 32.75%
Bantuan Keuangan - - 52,289,556,643 152,803,340,630 203,753,125,200 112.78%

Belanja Tak Terduga 198,297,000 - 357,337,000 125,452,000 - -82.45%

Bagi Hasil Pajak 1,939,959,200 1,377,565,700 2,409,115,683 3,487,216,600 4,094,657,500 27.02%


Bagi Hasil Retribusi 1,857,357,350 1,800,000,000 3,075,631,329 4,463,628,910 4,730,208,775 29.72%
Bagi Hasil Pendapatan Lainnya 45,321,431,437 49,028,641,246 - - - -45.91%
Belanja Langsung 312,134,294,950 328,963,711,352 338,086,307,482 483,531,847,257 509,673,382,414 14.15%
Belanja Pegawai 34,472,697,725 42,742,861,900 40,542,034,325 40,151,223,350 26,842,131,032 -3.82%
Belanja Barang Jasa 113,300,656,608 129,847,670,515 170,254,551,667 205,205,589,462 248,140,717,691 21.79%
Belanja Modal 164,360,940,618 156,373,178,937 127,289,721,491 238,175,034,445 234,690,533,691 15.55%
Sumber : DPPKAD Kabupaten Gunungkidul, 2016

III-5
Dari data tersebut dapat diketahui padaBbelanja Tidak Langsung
pertumbuhan belanja tertinggi pada belanja hibah, terutama pada tahun 2013,
2014, dan 2015 hal ini berkaitan dengan adanya Bantuan Keuangan Khusu
dari Pemerintah DIY untuk penangan kemiskinan. Pertumbuhan yang tinggi
juga terlihat pada belanja bantuan keuangan. Hal ini berkaitan dengan
pengalokasian Alokasi Dana Desa.
Pada belanja langsung dapat dilihat pertumbuhan belanja modal dan
belanja barang jasa. Sementara di sisi lain belanja pegawai cenerung
mengalami penurunan. Hal ini dapat dimaknai bahwa belanja pemerintah
daerah sudah lebih mengarah kepada belanja yang lebih berpihak kepada
masyarakat.
Berikut ini disajikan data proporsi belanja dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun yang lalu :
Tabel 3.3
Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja
Kabupaten Gunungkidul
Uraian 2011 2012 2013 2014 2015
BELANJA
Belanja Tidak Langsung 73,178% 70,914% 72,125% 73,317% 66,946%
Belanja Pegawai 65,546% 65,221% 62,094% 62,843% 54,718%
Bunga 0,005% 0,003% 0,002% 0,001% 0,001%
Subsidi
Hibah 1,000% 0,562% 3,663% 4,843% 1,635%
Bantuan Sosial 1,753% 0,533% 1,943% 1,043% 0,449%
Bantuan Keuangan - - - 4,12% 9,63%
Belanja Tak Terduga 0,085% 0,018% - 0,028% 0,008%
Bagi Hasil Pajak 0,172% 0,181% 0,117% 0,190% 0,220%
Bagi Hasil Retribusi 0,167% 0,173% 0,153% 0,243% 0,281%
Bagi Hasil Pendapatan 4,452% 4,223% 4,154%
Lainnya
Belanja Langsung 26,822% 29,086% 27,875% 26,683% 33,054%
Belanja Pegawai 3,840% 3,212% 3,622% 3,200% 2,532%
Belanja Barang Jasa 11,157% 10,558% 11,003% 13,437% 15,505%
Belanja Modal 11,825% 15,316% 13,250% 10,046% 15,017%
Sumber : DPPKAD Kabupaten Gunungkidul, 2016 (data diolah)
Dari tabel 3.3 tersebut di atas dapat diketahui bahwa proporsi realisai
belanja tidak langsung terhadap APBD Kabupaten Gunungkidul selama 5
(lima) tahun terlihat mengalami fluktuasi, namun terjadi penurunan dari tahun
awal (2011) sebesar 73,178% menjadi 66,948% pada tahun 2015. Penurunan
belanja pegawai mencerminkan berkurangnya jumlah pegawai dari tahun ke
tahun. Belanja Bantuan Sosial yang terus menerus menurun mencerminkan
pemberiannya terseleksi dengan baik dan lebih diarahkan ke bantuan sosial di
belanja langsung.
Pada belanja langsung terjadi pergeseran pengurangan belanja pegawai
yaitu honor tim pelaksana kegiatan hingga sebesar 2.532% pada tahun 2015
untuk menaikkan proporsi belanja barang jasa dan modal. Akan tetapi
besarnya proporsi belanja modal yang belum memenuhi ketentuan minimal
30% menjadi perhatian Pemerintah Kabupaten Gunungkidul agar memenuhi
ketentuan tersebut.
3.1.2 Neraca Daerah
Neraca merupakan laporan yang menyajikan posisi keuangan pemerintah pada
tanggal tertentu. Yang dimaksud dengan posisi keuangan adalah posisi tentang
aset, kewajiban, dan ekuitas. Aset mencakup seluruh sumber daya yang
memberikan manfaat ekonomi dan/atau sosial yang dimiliki dan/atau dikuasai
oleh Pemerintah Daerah. Kewajiban merupakan utang yang harus diselesaikan
oleh Pemerintah Daerah di masa yang akan datang. Ekuitas mencerminkan
kekayaan bersih Pemerintah Daerah, yaitu selisih antara aset dan kewajiban.

III-6
Tabel 3.4
Neraca Daerah Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2011-2015
Tahun Rata-rata
No Uraian pertumbuhan
2012 2013 2014 2015 2016 (%)

1 Asset
1.1 Asset lancar 139,234,390,883.84 192,061,808,425.85 276,801,253,493.08 301,367,075,570.62 271,976,734,818.11 20.30
-
Kas di Kas Daerah 38,457,985,413.97 19,727,970,326.17 7,601,188,836.34 44,592,595,639.63 124,604,754,976.41 138.98
Setara Kas 71,000,000,000.00 139,000,000,000.00 223,000,000,000.00 158,000,000,000.00 52,000,000,000.00 14.99
Kas di Bendahara Pengeluaran 171,667,250.00 7,084,248.00 127,679,317.00 160,329,767.00 25,192,470.00 386.93
Kas di Bendahara Penerimaan 271,257,600.00 90,491,000.00 7,506,293,020.61 324,587,000.00 422,889,004.00 2,015.76
Kas di BLUD 1,140,751,568.00 837,823,981.00 11,785,522,198.36 24,610,657,059.60 24,084,243,957.58 346.70
Kas Lainnya - 0.00 0.00 0.00 3,171,512,926.11
Investasi Jangka Pendek - 0.00 0.00 0.00 0.00 -
Piutang Pajak 680,222,826.00 763,842,951.00 8,775,598,068.00 11,272,903,496.00 12,610,743,299.00 275.37
Penyisihan Piutang Pajak - 0.00 0.00 (3,952,263,686.85) (5,331,264,872.15) 34.89
Daerah

Piutang Pajak Netto - 0.00 0.00 7,320,639,809.15 7,279,478,426.85


Piutang Retribusi 30,591,000.00 35,607,400.00 479,647,239.00 33,093,000.00 430,494,310.00 592.80
Penyisihan Piutang Retribusi - 0.00 0.00 (28,327,900.00) (28,229,271.55) (0.35)
Piutang Retribusi Netto - 0.00 0.00 4,765,100.00 402,265,038.45 8,341.90
Piutang Hasil Pengelolaan - 0.00 0.00 10,635,289,551.01 13,089,000,172.14 23.07
Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan

Penyisihan Piutang Hasil - 0.00 0.00 (53,176,447.76) (65,447,502.43) 23.08


Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan

Piutang Hasil Pengelolaan - 0.00 0.00 10,582,113,103.25 13,023,552,669.71 23.07


Kekayaan Daerah yang
Dipisahkan Netto

Piutang Lain-lain PAD yang sah - 0.00 0.00 3,218,744,992.00 3,467,294,870.00 7.72

III-7
Tahun Rata-rata
No Uraian pertumbuhan
2012 2013 2014 2015 2016 (%)

Penyisihan Piutang Lain-lain - 0.00 0.00 (532,234,005.21) (527,073,332.60) (0.97)


PAD yang sah

Piutang Lain-lain PAD yang sah - 0.00 0.00 2,686,510,986.79 2,940,221,537.40 9.44
Netto

Piutang Lainnya - 0.00 0.00 0.00 784,085,018.10


Penyisihan Piutang Lainnya - 0.00 0.00 0.00 (3,920,425.09)
Piutang Lainnya Netto - 0.00 0.00 0.00 780,164,593.01
Piutang Bunga 5,774,201.00 6,372,530.00 5,537,235.00 0.00 0.00 (1.37)
Piutang Denda 20,960,350.00 20,960,350.00 20,960,350.00 0.00 0.00 -
Beban Dibayar Dimuka - 0.00 0.00 35,574,000.00 7,875,000.00 (77.86)
Bagian Lancar Tagihan - 0.00 0.00 0.00 0.00
Penjualan Angsuran

Bagian Lancar Tagihan Sewa 73,133,333.33 72,669,333.33 70,510,000.00 0.00 0.00


Bagian Lancar Tuntutan Ganti 20,943,459.08 779,715.91 0.00 0.00 0.00
Rugi

Piutang Lainnya 905,859,588.80 8,739,301,164.65 3,558,236,164.00 0 0


Penyisihan Piutang - 0.00 (2,068,386,820.05) 0 0
Persediaan 26,455,244,293.66 22,758,905,425.79 15,938,467,884.82 53,049,303,105.20 43,234,584,218.59 42.60

1.2 Asset tetap 1,391,133,736,599.66 1,491,804,828,697.97 1,581,952,729,914.97 1,940,318,219,194.69 2,462,830,267,487.94


Nilai Buku Aset Tetap 1,391,133,736,599.66 1,491,804,828,697.97 1,581,952,729,914.97 1,299,961,976,583.95 1,696,632,204,371.51

Tanah 242,902,108,867.00 250,040,873,156.00 280,106,544,110.00 305,088,820,921.00 433,813,205,053.00 16.52


Peralatan dan Mesin 199,553,989,936.47 221,696,078,069.05 260,860,017,683.52 308,008,598,552.60 361,006,217,964.52 16.01
Gedung dan Bangunan 492,791,234,334.81 539,787,236,854.91 588,512,406,347.44 705,230,098,322.64 862,477,880,948.13 15.17
Jalan, Irigasi, dan Jaringan 434,064,299,186.88 456,259,656,455.36 416,907,436,923.97 588,718,716,620.59 762,613,429,577.83 16.81
Aset Tetap Lainnya 21,445,327,274.50 23,045,876,906.97 25,246,153,219.01 18,556,262,424.24 23,404,662,030.52 4.16
Konstruksi Dalam Pengerjaan 376,777,000.00 975,107,255.68 10,320,171,631.03 14,715,722,353.62 19,514,871,913.94 298.09
Akumulasi Penyusutan - 0.00 0.00 (640,356,242,610.74) (766,198,063,116.43)

1.3 Asset lainnya 13,185,947,318.47 42,763,067,462.16 30,136,683,995.84 22,557,490,823.17 24,463,505,357.05 44.52

III-8
Tahun Rata-rata
No Uraian pertumbuhan
2012 2013 2014 2015 2016 (%)

Tagihan Penjualan Angsuran - 0.00 0.00 0.00 0.00


Kerjasama Pemanfaatan - 0.00 0.00 235,000,000.00 212,500,000.00 (9.57)
Tuntutan Ganti Kerugian - 0.00 0.00 0.00 0.00
Daerah

Kemitraan dengan pihak ketiga - 0.00 0.00 0.00 0.00


Tagihan Sewa - 0.00 0.00
Tuntutan Ganti Rugi - 0.00 0.00
Aset Tak Berwujud 2,494,183,000.00 2,736,354,496.00 4,814,525,996.00 8,890,409,404.00 14,122,037,128.88 57.29
Akumulasi Amortisasi Aset Tak - 0.00 0.00 (3,639,330,364.60) (5,659,450,994.15)
Berwujud

Aset Tak Berwujud Netto - 0.00 0.00 5,251,079,039.40 8,462,586,134.73 61.16


Aset Lain-lain 10,691,764,318.47 40,026,712,966.16 25,322,157,999.84 17,071,411,783.77 15,788,419,222.32 49.38

Jumlah asset daerah 1,627,410,364,289.39 1,824,767,437,498.75 2,011,531,041,631.68 1,761,289,780,376.96 2,157,344,040,683.75

2 Kewajiban
2.1 Kewajiban jangka pendek 125,229,831.07 106,270,781.70 261,133,630.78 4,403,872,599.97 9,387,952,749.59 457.55

Utang Perhitungan Pihak Ketiga - 0.00 0.00 0.00 83,850,975.00


(PFK)

Utang Kepada Pihak Ketiga - 0.00 131,004,398.00 0 0.00


Utang Bunga 26,836,254.40 18,577,204.77 10,318,155.85 2,070,419.28 0.00 (63.79)
Bagian Lancar Utang Dalam 69,326,910.00 69,326,910.26 69,326,910.26 34,663,455.13 0.00 (37.50)
Negeri

Pendapatan Diterima Dimuka 24,066,666.67 13,366,666.67 29,396,666.67 646,223,104.56 1,159,448,270.59 563.29


Utang Belanja 3,720,915,621.00 7,796,857,829.00
Utang Jangka Pendek Lainnya 5,000,000.00 5,000,000.00 21,087,500.00 0.00 347,795,675.00

2.2 Kewajiban jangka panjang 204,283,055.55 116,378,940.52 36,733,874.41 0.00 0.00 (70.49)
Utang Dalam Negeri 204,283,055.55 116,378,940.52 36,733,874.41 0.00 0.00 (70.49)
Utang Jangka Panjang Lainnya - 0.00 0.00 0.00 0.00
Jumlah kewajiban daerah 329,512,886.62 222,649,722.22 297,867,505.19 4,403,872,599.97 9,387,952,749.59 373.25

III-9
Tahun Rata-rata
No Uraian pertumbuhan
2012 2013 2014 2015 2016 (%)

3 Ekuitas
3.1 Ekuitas dana lancar 139,109,161,052.77 0.00 0.00 0.00 0.00
uraikan
Sisa Lebih Pembiayaan 110,770,296,731.97
Anggaran (SiLPA)

Pendapatan yang ditangguhkan 271,365,100.00

Cadangan Piutang 1,737,484,758.21


Cadangan Persediaan 26,455,244,293.66
Dana yang Harus Disediakan (125,229,831.07)
untuk Pembayaran Utang
Jangka Pendek

3.2 Ekuitas dana investasi 1,487,971,690,350.00 1,632,589,250,132.38 1,734,693,054,264.19 0.00 0.00 7.99
uraikan
Diinvestasikan dalam Investasi 83,856,289,487.42 98,137,732,912.77 122,640,374,227.79 (19.33)
Jangka Panjang

Diinvestasikan dalam Aset Tetap 1,391,133,736,599.66 1,491,804,828,697.97 1,581,952,729,914.97 (28.91)

Diinvestasikan dalam Aset 13,185,947,318.47 42,763,067,462.16 30,136,683,995.84 31.59


Lainnya

Dana yang Harus Disediakan (204,283,055.55) (116,378,940.52) (36,733,874.41) (70.49)


untuk Pembayaran Utang
Jangka Panjang

Jumlah ekuitas daerah 1,627,080,851,402.77 1,824,544,787,776.53 2,011,233,174,126.49 1,756,885,907,776.99 2,147,956,087,934.16 8.00

Sumber : BKAD Kabupaten Gunungkidul, Tahun 2017

III-10
Dengan mulai diberlakukannya sistem accrual basis pada tahun 2015, maka kondisi
Neraca Kabupaten Gunungkidul mengalami perubahan cukup signifikan di beberapa
akunnya. Hal tersebut dapat dicermati pada akun persediaan yang mengalami
peningkatan menjadi Rp53.049.303.105,20 yang disebabkan karena reklasifikasi dari
akun persediaan

Piutang pendapatan meningkat menjadi Rp25.195.605.039,01 karena meski belum


ditetapkan akan tetapi sudah diakui sebagai pendapatan.
Aset daerah secara keseluruhan turun menjadi Rp1.761.289.780.376,96 disebabkan
karena penurunan Aset tetap yang sangat signifikan menjadi
Rp1.299.961.976.583,96 karena diperhitungkannya akumulasi penyusutan
Rp640.356.242.610,74, serta Akumulasi amortisasi aset tak berwujud sebesar
Rp3.639.330.364,60 timbul karena adanya penyusutan aset tak berwujud yang
selama ini belum diperhitungkan sebelum berlakunya sistem accrual basis.

Kewajiban Pemerintah Gunungkidul meningkat tajam akibat diterapkannya pelaporan


keuangan berbasis akrual. Pada tahun 2015 total kewajiban Pemerintah Gunungkidul
menjadi Rp4.125.417.377,75. Hal ini disebabkan karena pembayaran yang dilakukan
pada bulan berikutnya seperti rekening listrik, telepon, air, langganan surat
kabar/majalah diakui menjadi kewajiban jangka pendek yang secara keseluruhan
sebesar Rp4.125.417.377,75. Sedangkan kewajiban jangka panjang yang berasal dari
Asian Development Bank (ADB) sudah selesai pada tahun 2015.
Kinerja keuangan Kabupaten Gunungkidul dapat diketahui dari beberapa Analisa
Rasio Keuangan sebagai berikut:
Tabel 3.5
Analisa Rasio Keuangan Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2011-2015

2011 2012 2013 2014 2015


NO Uraian (%) (%) (%) (%) (%)
1. Rasio lancar (current ratio) 28.956,32 111.183,09 180728,71 105999,85 6843,23
2. Rasio quick (quick ratio) 24357,40 90057,73 159312,75 99896,28 5638,62
3. Rasio total hutang terhadap 0,05 0,02 0,01 0,01 0,25
total aset
4. Rasio hutang terhadap modal 0,06 0,02 0,01 0,02 0,34

Sumber : DPPKAD Kabupaten Gunungkidul, 2016


Current Ratio (Rasio Lancar) yang digunakan untuk mengukur kemampuan
membayar kewajiban jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva lancar yang
dimiliki. Kemampuan untuk membayar hutang yang segera harus dipenuhi dengan
aktiva lancar, untuk tahun 2015 adalah setiap Rp1 hutang lancar dijamin oleh Aktiva
lancar Rp6.843,23 yang berarti bahwa Kondisi keuangan Pemerintah Kabupaten
Gunungkidul sangat liquid.
Quick Ratio digunakan untuk mengukur kemampuan membayar kewajiban
jangka pendeknya dengan menggunakan aktiva yang lebih likuid dengan dikurangi
persediaan. Quick Ratio dapat dihitung dengan rumus yaitu : aktiva lancar dikurangi
persediaan dibandingkan dengan hutang lancarnya. Dalam ratio ini kondisi keuangan
Pemerintah Kabupaten Gunungkidul masih sangat liquid.
Rasio Solvabilitas mengukur perbandingan dana yang disediakan oleh
Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dengan dana yang dipinjam. Rasio ini
dimaksudkan untuk mengukur sampai seberapa jauh aktiva perusahaan dibiayai
oleh hutang rasio ini menunjukkan indikasi tingkat keamanan dari para pemberi
pinjaman (Bank). Salah satu Rasio yang tergabung dalam Rasio Leverage adalah
Total Debt to Total Asset Ratio ( Rasio Hutang terhadap Total Aktiva )
Rasio ini merupakan perbandingan antara hutang lancar dan hutang jangka panjang
dan jumlah seluruh aktiva diketahui. Rasio ini menunjukkan berapa bagian dari
keseluruhan aktiva yang dibelanjai oleh hutang. Dalam hal ini karena kewajiban yang
dimiliki Pemerintah Kabupaten Gunungkidul sangat kecil, maka besarnya ratio
kurang dari 1 yang berarti bahwa sebagian besar pendanaan untuk pembangunan
berasal dari dana transfer pusat, bantuan keuangan Provinsi dan PAD.

III-11
Rasio hutang terhadap modal pada kemampuan keuangan Pemerintah
Kabupaten Gunungkidul juga selalu lebih kecil dari 1 (satu). Pada tahun 2015 rasio
sebesar 0,34% yang berarti bahwa hutang sebesar Rp0,34 dijamin oleh modal
sebesar Rp1.

3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu


Kondisi kemampuan keuangan daerah mempunyai posisi yang sangat penting
dalam perencanaan pembangunan. Untuk itu analisis terhadap kondisi dan proyeksi
keuangan daerah harus dilakukan untuk mengetahui kemampuan daerah dalam
mendanai/ membiayai program dan kegiatan pembangunan.
Tabel 3.6
Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2011-2015
Total Pengeluaran
Total Belanja Untuk
(Belanja+Pembiayaan
No. Uraian Pemenuhan Kebutuhan Persentase
Pengeluaran)
Aparatur (Rp)
(Rp)
1 Tahun Anggaran 2011 651.427.062.004,71 925.511.897.169,18 70,39%
2 Tahun Anggaran 2012 734.394.353.596,00 1.035.345.087.830,65 70,93%
3 Tahun Anggaran 2013 775.552.260.848,00 1.194.624.923.236,00 64,92%
4 Tahun Anggaran 2014 836.802.016.640,00 1.291.141.835.237,81 64,81%
5 Tahun Anggaran 2015 907.980.813.422,30 1.614.572.435.920,94 56,24%

Sumber : DPPKAD Kabupaten Gunungkidul, 2016

Dari tabel 3.7 dapat diketahui bahwa prosentase belanja aparatur dari tahun 2011
sampai dengan 2015 secara terus menerus mengalami penurunan hingga mencapai
56,24%, yang berarti bahwa struktur APBD mengalami pergeseran ke arah yang lebih
baik dengan berkurangnya belanja pegawai dari tahun ke tahun untuk membiayai
belanja yang lebih prioritas.
Selanjutnya untuk mengetahui kondisi pengeluaran wajib mengikat dapat dalam tabel
3.8 dapat dilihat perbandingan pertumbuhan rata-rata belanja langsung sebesar
21,79% dan belanja tidak langsung sebesar 9,02%. Sedangkan untuk rata-rata
pembiayaan pengeluaran mengalami pertumbuhan signifikan karena adanya
penyertaan modal pada PT. B ank BPD DIY dan PT. Bank BDG Gunungkidul.

III-12
Tabel 3.7
Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2011-2015
Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015 Rata-rata
Uraian Pertumbuhan
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp) [% ;+ (-) ]
Belanja Tidak Langsung 641.260.059.844,00 711.706.973.499,00 798.985.678.028,00 923.139.116.833,53 1.061.767.453.368,30 9,02
Belanja Pegawai 615.375.145.740,00 699.921.655.871,00 732.809.398.948,00 796.259.982.315,00 867.829.590.072,30 9,02
Belanja Langsung 51.818.448.001,72 312.134.294.950,34 328.963.711.352,00 338.086.307.482,28 524.233.630.834,64 21,79
Belanja Pegawai 36.051.916.264,71 34.472.697.725,00 42.742.861.900,00 40.542.034.325,00 40.151.223.350,00 3,37

Belanja Barang Jasa 129.847.670.515,00 24,58


104.745.057.835,52 113.300.656.607,61 170.254.551.666,67 245.907.373.039,70
Belanja Modal 156.373.178.937,00 27,92
111.021.473.901,49 164.360.940.617,73 127.289.721.490,61 238.175.034.444,94
Pengeluaran Pembiayaan 14.469.326.910,00 59,38
4.663.344.526,00 7.961.840.410,00 24.074.326.910,00 28.571.351.718,00
Pembentukan Dana
Cadangan
Penyertaan Modal (Investasi)
13.000.000.000,00 79,38
Pemeritah Daerah 3.000.000.000,00 6.500.000.000,00 23.000.000.000,00 28.500.000.000,00
Pembayaran Pokok Utang 69.326.910,00 71.351.718,00 65,78
85.569.526,00 377.840.410,00 74.326.910,00
Pemberian Pinjaman Daerah 1.400.000.000,00 - (10,24)
1.577.775.000,00 1.084.000.000,00 1.000.000.000,00
Penyelesaian Kegiatan DPA-L
Pembayaran Kewajiban
Tahun Lalu Yang Belum
Terselesaikan
Total (A+B+C) 897.741.852.371,72 1.031.803.108.859,34 1.142.418.716.290,00 1.285.299.751.225,81 1.614.572.435.920,94 13,19
Sumber : DPPKAD Kabupaten Gunungkidul, 2016

III-13
3.2.1. Analisis Pembiayaan

Tabel 3.8
Tabel Surplus (Defisit) Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2011-2015

Rata rata
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
No Uraian pertumbuhan
2011 2012 2013 2014 2015
(%)
A Realisasi pendapatan 965,826,232,915.18 1,076,501,995,407.09 1,242,092,675,330.20 1,372,846,295,853.34 1,599,005,995,104.47
Dikurangi
B1 Realisasai belanja daerah 893,872,337,345.72 1,024,039,565,449.34 1,127,949,389,380.00 127,647,058,490.61 1,425,246,898,062.94
B2 Belanja Transfer 44,977,680,272.00 49,118,747,986.44 52,206,206,946.00 5,484,747,012.00 160,754,186,140.00
C= B1+B2 Jumlah Belanja daerah 938,850,017,617.72 1,073,158,313,435.78 1,180,155,596,326.00 1,267,067,508,327.81 1,586,001,084,202.94
dan Transfer
D Pengeluaran pembiayaan 4,663,344,526.00 7,961,840,410.00 14,469,326,910.00 24,074,326,910.00 28,571,351,718.00
daerah
E=A-C-D Defisit riil daerah 22,312,870,771.46 (4,618,158,438.69) 47,467,752,094.20 81,704,460,615.53 (15,566,440,816.47)

Sumber: DPPKAD Kabupaten Gunungkidul, 2016 (Data diolah)

III-14
Tabel 3.9
Penutup Defisit Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2011-2015

Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Rata rata


No Uraian
2011 2012 2013 2014 2015 pertumbuhan (%)
1 Sisa lebih perhitungan 90,266,101,737.20 114,190,307,971.66 110,770,296,731.97 159,572,764,055.17 242,366,516,374.70 29,86
anggaran (SILPA) tahun
anggaran sebelumnya
2 Pencairan dana cadangan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0
3 Hasil penjualan kekayaan 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0
daerah yang dipisahkan
4 Penerimaan pinjaman 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0
daerah
5 Penerimaan kembali 1,611,335,463.00 1,198,147,199.00 1,334,715,229.00 1,089,291,705.00 0.00 -33,16
pemberian pinjaman
daerah
6 Penerimaan piutang 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0
daerah

Sumber : DPPKAD Kabupaten Gunungkidul, 2016 (Data Diolah)

III-15
Tabel 3.10
Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2011-2015

Tahun 2011 Tahun 2012 Tahun 2013 Tahun 2014 Tahun 2015
Rata rata
No Uraian
% dari % dari % dari % dari % dari pertumbuhan (%)
Rp Rp Rp Rp Rp
SILPA SILPA SILPA SILPA SILPA
1 Jumlah SILPA 90,266,101,737.20 114,190,307,971.66 110,770,296,731.97 159,572,764,055.17 242,366,516,374.70 29.86

2 Pelampauan 6,509,194,259.88 7% 1,015,191,410.24 1% 6,753,260,695.09 6% 14,937,120,775.24 9% 36,771,634,680.36 15% 187.04


penerimaan PAD
3 Pelampauan (1,184,305,731.75) -1% (7,273,986,986.00) -6% (3,249,485,576.00) -3% (9,352,869,644.00) -6% (10,175,528,535.00) -4% 163.87
penerimaa dana
perimbangan
4 Pelampauan (726,150,000.00) -1% 3,830,400,000.00 3% 6,294,272,554.58 6% 11,000,588,105.24 7% 961,635,419.47 0% -144.91
penerimaan lain lain
pendapatan yang sah

5 Sisa penghematan 109,947,501,857.53 122% 108,243,753,957.21 95% 149,740,001,153.50 135% 225,687,385,434.22 141% (27,557,741,564.83) -11% -6.18
belanja atau akibat
lainnya
6 Kewajiban kepada 0.00 0% 0.00 0% 0.00 0% 0.00 0% 0.00 0% 0.00
pihak ke tiga sampai
dengan akhir tahun
belum terselesaikan

Kegiatan lanjutan 0.00 0% 0.00 0.00 0.00 0% 0.00 0.00

Sumber : DPPKAD Kabupaten Gunungkidul , Tahun 2016

III-16
3.3 Kerangka Pendanaan
Kerangka pendanaan keuangan daerah mencakup pendapatan daerah, belanja
daerah dan pembiayaan daerah. Kemampuan keuangan daerah dimaksudkan sebagai
sumber pendanaan dalam implementasi program-kegiatan. Pendanaan program
kegiatan yang akan diakomodir dalam periode tahun anggaran 2016-2021 harus
dikaji secara mendalam agar dapat menjadi dasar perencanaan program kegiatan
pembangunan secara lebih tepat, terukur, dan mendasarkan pada kebijakan prioritas
yang telah ditetapkan, dengan tertumpu pada visi misi oleh bupati terpilih yaitu
“Mewujudkan Gunungkidul sebagai daerah tujuan wisata yang terkemuka dan
berbudaya menuju masyarakat yang berdaya saing, maju, mandiri, dan sejahtera
tahun 2021”. Kemampuan keuangan daerah Kabupaten Gunungkidul dari tahun ke
tahun terus mengalami peningkatan hal ini seiring dengan meningkatnya pendapatan
baik yang berasal dari PAD, dana perimbangan maupun lain-lain pendapatan yang
sah. Peningkatan ini diikuti dengan meningkatnya belanja daerah yang dipergunakan
untuk membiayai penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan.
Berdasarkan hasil analisis gambaran umum pengelolaan keuangan daerah
pada periode tahun anggaran 2011-2015, maka dapat disusun suatu analisis dalam
rangka pendanaan program kegiatan pada periode tahun 2016-2021.

3.3.1 Arah Kebijakan Pengelolaan Pendapatan Daerah


Pendapatan merupakan komponen penting dalam struktur APBD, karena
pendapatan merupakan sumber pendanaan untuk membiayai penyelenggaraan
jalannya roda pemerintahan dan pelaksanaan pembangunan. Dalam hal ini
pendapatan terdiri atas Pendapatan Asli Daerah (PAD), Dana Perimbangan, dan Lain-
lain Pendapatan Daerah Yang Sah.

3.3.1.1. Pendapatan Asli Daerah (PAD)


Pendapatan asli daerah merupakan komponen penting dalam pendapatan
daerah, besar kecilnya PAD merupakan indikator tingkat kemandirian daerah. Unsur
Pendapatan daerah pada hakikatnya diperoleh melalui mekanisme pajak dan retribusi
atau pungutan lainnya yang dibebankan pada seluruh masyarakat. Keadilan atau
kewajaran dalam perpajakan terkait dengan prinsip kewajaran “horisontal” dan
kewajaran “vertikal”. Prinsip dari kewajaran horisontal menekankan pada persyaratan
bahwa masyarakat dalam posisi yang sama harus diberlakukan sama, sedangkan
prinsip kewajaran vertikal dilandasi pada konsep kemampuan wajib pajak/non pajak
(retribusi) untuk membayar, artinya masyarakat yang mempunyai kemampuan untuk
membayar tinggi diberikan beban pajak yang tinggi pula. Tentunya untuk
menyeimbangkan kedua prinsip tersebut pemerintah daerah dapat melakukan
diskriminasi tarif secara rasional untuk menghilangkan rasa ketidakadilan

Kebijakan yang ditempuh untuk mendorong kenaikan Pendapatan Asli


Daerah antara lain :
1) Mengevaluasi regulasi daerah yang berkaitan dengan pendapatan daerah.
2) Optimalisasi sumber-sumber pendapatan daerah (intensifikasi) dan
mengupayakan sumber pendapatan baru (ekstensifikasi);
3) Pemantapan kelembagaan dan sistem pemungutan pendapatan daerah;
4) Inventarisasi, pemetaan dan peningkatan kualitas data dasar seluruh potensi
sumber-sumber pendapatan daerah;
5) Peningkatan peran dan fungsi petugas yang ada di kecamatan dalam pelayanan
dan pengamatan potensi yang ada;
6) Peningkatan koordinasi dan pengawasan terhadap pemungutan pendapatan
daerah;
7) Peningkatan sinergitas dan koordinasi pendapatan asli daerah dengan Pemerintah
DIY, kabupaten/kota, dan instansi terkait.
8) Peningkatan pelayanan publik (masyarakat) baik kecepatan pelayanan
pembayaran maupun kemudahan untuk memperoleh informasi dan kesadaran
masyarakat wajib pajak/retribusi daearah;
9) Peningkatan kualitas dan kapasitas SDM pengelola pendapatan daerah
10) Penerapan pola insentif dan disinsentif

III-17
11) Peningkatan koordinasi dalam pengelolaan pendapatan daerah
12) Peningkatan sarana dan prasarana yang mendukung peningkatan pendapatan
daerah

Upaya yang dilakukan dalam pemenuhan target pendapatan dilakukan antara lain
dengan, penelitian potensi pendapatan daerah, pembebasan dan penyederhanaan
prosedur pajak dan non pajak operasionalisasi penagihan pajak daerah door to door.

3.3.1.2. Dana Perimbangan


Pengalokasian dana perimbangan dimaksudkan untuk mempersempit “gap”
atau ketimpangan keuangan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah. Dana
perimbangan ini mencakup; Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK),
dan Bagi hasil pajak/bukan pajak.
Dana Alokasi Umum (DAU) merupakan dana transfer yang bersifat umum
(block grant) untuk mengatasi masalah ketimpangan horizontal (antar Daerah) dengan
tujuan utama pemerataan kemampuan keuangan antar Daerah. Jumlah DAU setiap
daerah kabupaten dipengaruhi oleh jumlah keseluruhan DAU untuk daerah
kabupaten, bobot daerah kabupaten yang bersangkutan dan jumlah bobot dari
seluruh daerah kabupaten.
Dana Alokasi Khusus (DAK) merupakan dana yang bersumber dari
pendapatan APBN yang dialokasikan kepada Daerah tertentu dengan tujuan untuk
membantu mendanai kegiatan khusus yang merupakan urusan daerah dan sesuai
dengan prioritas nasional.
Bagi Hasil Pajak/Bukan Pajak merupakan bagian dana perimbangan untuk
mengatasi masalah ketimpangan vertikal (antara Pusat dan Daerah) yang dilakukan
melalui pembagian hasil antara Pemerintah Pusat dan Daerah penghasil, dari
sebagian penerimaan perpajakan.
Kebijakan yang ditempuh dalam upaya peningkatan dana perimbangan yaitu
Pengkajian regulasi terkait dengan dana transfer daerah maupun memperkuat jalinan
koordinasi dengan pemerintah pusat terutama kementerian lembaga yang mengampu
program prioritas nasional.

3.3.1.3. Lain-lain Pendapatan Daerah Yang Sah


Dana lain-lain pendapatan daerah yang sah di dalamnya mencakup dana
hibah baik dari kementerian/lembaga maupun dana penyesuaian dan otonomi
khusus yang antara lain dana untuk sertifikasi pendidik. Kebijakan yang ditempuh
dalam upaya peningkatan dana ini yaitu memperkuat jalinan koordinasi dengan
pemerintah pusat terutama kementerian lembaga.
Dalam pengelolaan pendapatan daerah, sumber pendapatan yang berasal dari
Pemerintah melalui desentralisasi fiskal dalam bentuk Dana Alokasi Umum (DAU)
saat ini menempati proporsi yang paling besar terhadap pendapatan daerah, yakni
sekitar 54,57% hingga 63,90%. Sedangkan sumber pendapatan asli daerah yang
berasal dari pajak dan retribusi perlu ditingkatkan, namun tetap mempertimbangkan
kemampuan masyarakat serta tidak membebani perkembangan dunia usaha.
Demikian pula halnya dengan sumber-sumber pendapatan lainnya juga perlu
ditingkatkan, diantaranya Lain-lain Pendapatan yang sah, Dana Perimbangan Bagi
Hasil Pajak dan Bagi Hasil Bukan Pajak, sehingga dalam kurun waktu lima tahun
mendatang, porsi DAU secara bertahap dapat terwujud perbandingan yang
proporsional dengan sumber-sumber pendapatan yang dapat diupayakan oleh
daerah.

III-18
Tabel 3.11
Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2017-2021
URAIAN 2017 2018 2019 2020 2021
PENDAPATAN 1,851,513,317,091.83 1,858,069,082,644.38 1,937,497,962,099.36 2,025,875,245,917.44 2,117,933,613,536.70

PENDAPATAN ASLI DAERAH 263,017,048,900.14 219,985,376,790.38 227,834,092,647.61 239,011,998,688.06 253,287,359,960.79


HASIL PAJAK DAERAH 41,214,834,055.00 49,457,800,866.00 51,930,690,909.30 54,527,225,454.77 57,253,586,727.50
HASIL RETRIBUSI DAERAH 32,215,928,810.00 37,398,917,000.00 40,551,924,000.00 43,793,916,800.00 47,842,916,800.00
HASIL PENGELOLAAN KEKAYAAN DAERAH YANG DIPISAHKAN 13,089,000,170.89 14,626,002,400.00 16,625,771,900.00 18,199,544,650.00 19,199,544,650.00
LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH 176,497,285,864.25 118,502,656,524.38 118,725,705,838.31 122,491,311,783.29 128,991,311,783.29

DANA PERIM BANGAN 1,270,722,879,100.00 1,266,874,271,955.00 1,311,949,435,552.75 1,358,143,813,330.39 1,406,921,819,676.91


BAGI HASIL PAJAK/BAGI HASIL BUKAN PAJAK 30,826,246,000.00 30,875,000,000.00 32,535,000,000.00 33,695,000,000.00 35,755,000,000.00
DANA ALOKASI UMUM 938,221,136,000.00 919,240,000,000.00 946,817,200,000.00 975,221,716,000.00 1,004,478,367,480.00
DANA ALOKASI KHUSUS 301,675,497,100.00 316,759,271,955.00 332,597,235,552.75 349,227,097,330.39 366,688,452,196.91
LAIN-LAIN PENDAPATAN DAERAH YANG SAH 317,773,389,091.69 371,209,433,899.00 397,714,433,899.00 428,719,433,899.00 457,724,433,899.00
PENDAPATAN HIBAH DARI PEMERINTAH 4,750,846,000.00 63,500,000,000 59,000,000,000 59,000,000,000 59,000,000,000.00
DANA BAGI HASIL PAJAK DARI PROVINSI DAN PEMERINTAH DAERAH 82,210,112,192.69 87,565,000,000.00 93,570,000,000.00 99,575,000,000.00 103,580,000,000.00
LAINNYA
DANA PENYESUAIAN DAN OTONOMI KHUSUS 160,667,997,000.00 150,000,000,000.00 175,000,000,000.00 200,000,000,000.00 225,000,000,000.00
BANTUAN KEUANGAN DARI PROVINSI ATAU PEMERINTAH DAERAH 18,260,217,899 18,260,217,899 18,260,217,899 18,260,217,899 18,260,217,899
LAINNYA
DANA INSENTIF DAERAH 51,884,216,000.00 51,884,216,000.00 51,884,216,000.00 51,884,216,000.00 51,884,216,000.00

Sumber : BKAD Kabupaten Gunungkidul,2017 (data diolah)

III-19
3.3.2 Arah Kebijakan Pengelolaan Belanja Daerah
Belanja daerah sebagai komponen keuangan daerah diharapkan dapat memberikan
dorongan atau stimulan terhadap perkembangan ekonomi daerah secara makro ke
dalam kerangka pengembangan yang lebih memberikan efek multiplier yang lebih
besar bagi peningkatan kesejahteraan rakyat secara merata. Untuk itu, kebijakan
dalam pengelolaan keuangan daerah perlu disusun secara cermat, sistematis dan
terpola.
Sebagai komponen APBD, belanja daerah diharapkan mampu mendorong
perkembangan ekonomi daerah. Belanja daerah dimaksudkan untuk mendanai
program dan kegiatan pembangunan yang langsung memberikan manfaat sebagai
upaya mewujudkan kesejahteraan masyarakat, untuk mendukung pencapaian visi
dan misi pembangunan daerah yang merupakan penjabaran visi dan misi kepala
daerah dan wakil kepala daerah terpilih.
Dalam pengelolaan belanja harus menerapkan prinsip efektifitas, efisiensi, transparan
dan akuntabel mulai dari tahapan perencanaan, penganggaran, pelaksanaan dan
penatausahaan.
Efektifitas dan efisiensi dimaksudkan dana yang tersedia harus dimanfaatkan dengan
sebaik mungkin untuk dapat meningkatkan pelayanan pada masyarakat dan harapan
selanjutnya adalah peningkatan kesejahteraan masyarakat. Peningkatan kualitas
pelayanan masyarakat dapat diwujudkan dengan meningkatkan kompetensi sumber
daya manusia aparatur daerah, terutama yang berhubungan langsung dengan
kepentingan masyarakat.
Sedangkan yang dimaksud transparan dan akuntabel yaitu setiap pengeluaran
belanja dipublikasikan dan dipertanggungjawabkan sesuai dengan ketentuan yang
berlaku. Dipublikasikan berarti pula masyarakat mudah dan tidak mendapatkan
hambatan dalam mengakses informasi belanja. Pelaporan dan pertanggungjawaban
belanja tidak hanya dari aspek administrasi keuangan, tetapi menyangkut pula
proses, keluaran dan hasil.

Arah pengelolaan belanja daerah adalah sebagai berikut:


1) Belanja dialokasikan untuk belanja wajib dan mengikat sesuai ketentuan
perundangan
2) Belanja dialokasikan untuk program dan kegiatan prioritas yang memberikan
manfaat langsung bagi masyarakat.
3) Belanja dialokasikan untuk program dan kegiatan yang memiliki daya ungkit
ataupun memiliki multiplier effects dalam peningkatan kesejahteraan masyarakat.
4) Belanja dialokasikan untuk pemenuhan kebutuhan belanja program prioritas
Perangkat Daerah untuk mencapai sasaran daerah sesuai tugas dan fungsi
Perangkat Daerah.
5) Penghematan dan rasionalisasi terhadap belanja personil pada belanja langsung
secara selektif

III-20
Tabel 3.12
Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2017-2021

NO REK URAIAN TAHUN 2017 TAHUN 2018 TAHUN 2019 TAHUN 2020 TAHUN 2021

2. BELANJA DAERAH 2,033,051,612,339.82 1,893,010,431,000.00 1,963,913,134,213.73 2,060,574,741,245.86 2,143,299,001,848.32


2.1. BELANJA TIDAK LANGSUNG 1,182,737,999,343.57 1,207,290,335,172.01 1,254,000,634,213.73 1,316,150,366,245.86 1,333,517,445,598.32
2.1.1. BELANJA PEGAWAI 905,277,132,843.57 914,329,904,172.01 923,473,203,213.73 932,707,935,245.86 942,035,014,598.32
2.1.2. BELANJA BUNGA 0 0 0 0
2.1.4. BELANJA HIBAH 22,676,994,100.00 23,000,000,000.00 15,000,000,000.00 37,000,000,000.00 15,000,000,000.00
2.1.5. BELANJA BANTUAN SOSIAL - - 500,000,000.00 500,000,000.00 500,000,000.00
2.1.6. BELANJA BAGI HASIL KEPADA PEMERINTAH DESA 9,634,060,300.00 10,000,000,000.00 10,500,000,000.00 11,500,000,000.00 12,000,000,000.00
2.1.7. BELANJA BANTUAN KEUANGAN KEPADA PEMERINTAH DESA DAN 237,149,812,100.00 256,960,431,000.00 301,527,431,000.00 331,442,431,000.00 360,982,431,000.00
PARTAI POLITIK
2.1.8. BELANJA TIDAK TERDUGA 8,000,000,000.00 3,000,000,000.00 3,000,000,000.00 3,000,000,000.00 3,000,000,000.00
2.2. BELANJA LANGSUNG 850,313,612,996.25 656,750,000,000.00 709,912,500,000.00 744,424,375,000.00 809,781,556,250.00
2.2.1. BELANJA PEGAWAI 44,692,178,200.00 31,750,000,000.00 30,162,500,000.00 28,654,375,000.00 27,221,656,250.00
2.2.2. BELANJA BARANG DAN JASA 386,249,938,833.25 300,000,000,000.00 306,000,000,000.00 312,120,000,000.00 318,362,400,000.00
2.2.3. BELANJA MODAL 419,371,495,963.00 325,000,000,000.00 373,750,000,000.00 403,650,000,000.00 464,197,500,000.00

Sumber : BKAD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2017 (data diolah)

III-21
Tabel 3.13
Proyeksi Pengeluaran Wajib dan Mengikat Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2017-2021

Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
No. Uraian
(Rp) (Rp) (Rp) (Rp) (Rp)
A Belanja Tidak Langsung 1,152,061,005,243.57 1,181,290,335,172.01 1,235,500,634,213.73 1,275,650,366,245.86 1,315,017,445,598.32
1 Belanja Gaji dan Tunjangan 905,277,132,843.57 914,329,904,172.01 923,473,203,213.73 932,707,935,245.86 942,035,014,598.32
(termasuk Belanja Penerimaan
Anggota dan Pimpinan DPRD serta
Operasional KDH/WKDH)
2 Belanja Bunga 0 0 0 0 0
3 Belanja bagi hasil 9,634,060,300.00 10,000,000,000.00 10,500,000,000.00 11,500,000,000.00 12,000,000,000.00
4 Belanja Bantuan Keuangan 237,149,812,100.00 256,960,431,000.00 301,527,431,000.00 331,442,431,000.00 360,982,431,000.00
B Pengeluaran Pembiayaan 18,500,000,000.00 19,500,000,000.00 29,319,649,284.35 30,000,000,000.00 30,000,000,000.00
1 Pembentukan Dana Cadangan 0 0 0 0 0
2 Penyertaan Modal (Investasi) 18,500,000,000.00 19,500,000,000.00 29,319,649,284.35 30,000,000,000.00 30,000,000,000.00
Pemeritah Daerah
3 Pembayaran Pokok Utang 0 0 0 0 0
4 Pemberian Pinjaman Daerah 0 0 0 0 0
5 Penyelesaian Kegiatan DPA-L 0 0 0 0 0
6 Pembayaran Kewajiban Tahun Lalu 0 0 0 0 0
Yang Belum Terselesaikan
JUMLAH 1,170,561,005,243.57 1,200,790,335,172.01 1,264,820,283,498.08 1,305,650,366,245.86 1,345,017,445,598.32

Sumber : BKAD Kabupaten Gunungkidul, 2017

III-22
Belanja daerah diarahkan untuk mendanai prioritas pembangunan dalam upaya
pencapaian visi, misi, ujuan dan sasaran pembangunan. Proporsi untuk belanja
masing-masing prioritas dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 3.14
Proporsi untuk Belanja menurut Prioritas

Prioritas I : terdiri atas program pembangunan daerah yang menjadi


unggulan kepala daerah terpilih, anggaran yang menjadi
amanat/kebijakan nasional diantaranya untuk anggaran
pendidikan sebesar 20%, anggaran kesehatan sebesar 10%, serta
Alokasi Dana Desa. Dalam prioritas I juga termasuk belanja yang
bersifat wajib dan mengikat diantaranya anggaran untuk gaji
pegawai (termasuk di dalamnya untuk gaji PNS, Gaji dan
tujangan Bupati-wakil bupati, DPRD, tambahan penghasilan
PNS), kebutuhan administrasi perkantoran di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Gunungkidul.

Prioritas II : terdiri atas program-program prioritas di tingkat Perangkat


Daerah yang merupakan penjabaran dari hasil analisis
kebutuhan dan sasaran yang akan dicapai pada masing- masing
urusan pemerintah daerah dan belanja tidak terduga.

Prioritas III : merupakan prioritas yang dimaksudkan untuk alokasi belanja-


seperti : belanja hibah, belanja bantuan sosial organisasi
kemasyarakatan, dan belanja bantuan keuangan kepada
pemerintah desa. Pengalokasian dana pada prioritas III harus
memperhatian pemenuhan dana pada prioritas I dan II
Sumber : DPPKAD Kabupaten Gunungkidul, 2016

Adapun rincian besaran setiap prioritas disajikan pada tabel berikut

III-23
Tabel 3.15
Kerangka Pendanaan Alokasi Kapasitas Riil Keuangan Daerah
Alokasi
No. Jenis Dana Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
% Rp % Rp % Rp % Rp % Rp

1 Prioritas I 72% 1,462,832,972,350 79% 1,501,355,461,291 80% 1,565,137,714,117 78% 1,615,146,558,546 78% 1,664,668,523,667

Belanja Tidak
57% 1,152,061,005,244 62% 1,181,290,335,172 63% 1,235,500,634,214 62% 1,275,650,366,246 61% 1,315,017,445,598
Langsung

Belanja Langsung 15% 310,771,967,106 17% 320,065,126,119 17% 329,637,079,903 16% 339,496,192,300 16% 349,651,078,069

2 Prioritas II 27% 539,541,645,890 18% 336,684,873,881 19% 380,275,420,097 20% 404,928,182,700 21% 460,130,478,181

3 Prioritas III 2% 30,676,994,100 3% 54,970,095,828 1% 18,500,000,000 2% 40,500,000,000 1% 18,500,000,000

 Total 100% 2,033,051,612,340 100% 1,893,010,431,000 100% 1,963,913,134,214 100% 2,060,574,741,246 100% 2,143,299,001,848

Sumber : DPPKAD Kabupaten Gunungkidul, 2017 (data diolah)

III-24
3.3.3. Arah Kebijakan Pembiayaan Daerah
Pembiayaan adalah transaksi keuangan daerah yang dimaksudkan untuk
menutup selisih antara pendapatan daerah dan belanja daerah. dalam hal terjadi
defisit anggaran. Sumber pembiayaan dapat berasal dari sisa Lebih perhitungan
anggaran tahun lalu, penerimaan pinjaman obligasi, transfer dari dana cadangan,
dan hasil penjualan aset daerah yang dipisahkan serta penerimaan piutang.
Sedangkan pengeluaran pembiayaan mencakup pembentukan dana cadangan,
penyertaan modal pemerintah daerah dan pembayaran pokok utang.
Arah kebijakan pembiayaan daerah adalah sebagai berikut :
1) Penerimaan Pembiayaan
a. Silpa digunakan untuk menutup defisit anggaran apabila terjadi defisit
anggaran
2) Pengeluaran Pembiayaan
a. Penyertaan modal dan pemberian pinjaman manakala terjadi surplus anggaran
dan memperhatikan peraturan yang mengatur peyertaan modal BUMD.
b. Penyertaan modal BUMD dilaksanakan setelah mempertimbangkan hasil
kajian serta ditindaklanjuti dengan upaya revitalisasi dan restrukturisasi
kinerja BUMD serta pendayagunaan kekayaan milik daerah yang dipisahkan
dalam rangka efisiensi pengeluaran pembiayaan.
c. Mengupayakan pemanfaatanya untuk kesejahteraan masyarakat, pemenuhan
kewajiban daerah, dan penguatan kemampuan keuangan daerah.

Penerimaan pembiayaan diarahkan untuk menutup defisit dengan SILPA sedangkan


pengeluaran pembiayaan diarahkan untuk penyertaan modal pada PDAM di tahun
2017, pada PT. Bank BDG Gunungkidul yang akan selesai pada tahun 2019, dan
pemenuhan penyertaan modal pada BPD DIY sesuai peraturan daerah provinsi DIY
secara bertahap.

III-25
Tabel 3.16

Proyeksi Pembiayaan Daerah Kabupaten Gunungkidul Tahun 2017-2021

URAIAN 2017 2018 2019 2020 2021


PEM BIAYAAN DAERAH 181,538,295,247.99 34,941,348,355.62 26,415,172,114.37 34,699,495,328.42 25,365,388,311.62
PENERIMAAN PEM BIAYAAN DAERAH 201,053,229,432.99 54,441,348,355.62 55,734,821,398.72 64,699,495,328.42 55,365,388,311.62
SISA LEBIH PERHITUNGAN ANGGARAN DAERAH TAHUN SEBELUMNYA 201,082,435,932.99 54,441,348,355.62 55,734,821,398.72 64,699,495,328.42 55,365,388,311.62
PENERIMAAN KEMBALI PEMBERIAN PINJAMAN (29,206,500.00) 0 0 0
PENGELUARAN PEMBIAYAAN DAERAH 19,514,934,185.00 19,500,000,000.00 29,319,649,284.35 30,000,000,000.00 30,000,000,000.00
PENYERTAAN MODAL (INVESTASI) PEMERINTAH DAERAH 18,500,000,000.00 19,500,000,000.00 29,319,649,284.35 30,000,000,000.00 30,000,000,000.00
PEMBAYARAN POKOK UTANG 0 0 0 0 0
PEMBERIAN PINJAMAN DAERAH 0 0 0 0
PENGEMBALIAN DANA TRANSFER 1,014,934,185.00 0 0 0 0

Sumber : BKAD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2017 (data diolah)

III - 26
BAB IV
PERMASALAHAN DAN ISU-ISU STRATEGIS DAERAH

4.1. Permasalahan Pembangunan


Identifikasi permasalahan pembangunan diperlukan untuk menentukan
program yang tepat untuk mengatasi masalah pembangunan yang
dihadapi. Identifikasi permasalahan diperoleh dari berbagai sumber dan
data yang dapat dipertanggungjawabkan dan juga didasarkan pada
kriteria tertentu sehingga menghasilkan fakta yang aktual tentang
permasalahan pembangunan daerah.
4.1.1. Pemerintahan
1. Akuntabilitas kinerja pemerintah dan kualitas pengelolaan keuangan
daerah masih belum optimal
2. Pelaksanaan reformasi birokrasi belum optimal
3. Penyelenggaraan pelayanan publik belum optimal
4. Penyelenggaraan pemerintahan desa belum seluruhnya berjalan
dengan efektif
5. Sinergi dan koordinasi pelaksanaan program dan kegiatan internal
Perangkat Daerah dan antar Perangkat Daerah masih perlu
ditingkatkan
6. Implementasi kerjasama antar daerah belum berjalan secara optimal
7. Keterbatasan sumber daya aparatur pemerintah seiring dengan
kebijakan moratorium PNS
4.1.2. Sosial dan Budaya
1. Sosial
a. Angka kemiskinan masih cukup tinggi;
b. Jangkauan, mutu, dan akses pelayanan sosial dasar masih
kurang;
c. Sistem jaminan sosial masyarakat yang berkelanjutan belum
menjangkau seluruh penduduk yang berhak;
d. Kerjasama pemerintah, swasta, dan masyarakat dalam
memberdayakan kelompok penyandang masalah kesejahteraan
sosial masyarakat belum efektif;
e. Pemberdayaan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS)
masih belum optimal;
f. Penanganan dan pelayanan sosial bagi penyandang disabilitas,
penduduk lanjut usia dan penduduk rawan sosial lainnya, dalam
rangka mendorong kemandirian serta memberikan peluang untuk
berperan nyata dalam usaha-usaha kesejahteraan sosial belum
berjalan seperti yang diharapkan.
2. Pendidikan
a. Harapan lama sekolah penduduk masih rendah;
b. Masih adanya anak putus sekolah;
c. Akses dan kualitas layanan pendidikan belum optimal;
d. Standar pelayanan minimal pendidikan belum terpenuhi
e. Capaian standar nasional pendidikan sebagai keberlanjutan dari
standar pelayanan minimal belum merata dan optimal;
f. Jumlah dan distribusi tenaga kependidikan belum merata;
g. Pendidikan berbasis keunggulan dan kearifan lokal yang
berwawasan global serta teknologi informasi belum dikembangkan
dengan baik;
h. Atmosfir yang kondusif dan infrastruktur pendidikan yang
berkualitas bagi proses pendidikan, penelitian, pengembangan
wawasan keilmuan belum tercipta;
i. Pendidikan karakter yang mengintegrasikan nilai-nilai keagamaan
dan landasan moralitas serta kepribadian mulia, untuk
memberikan landasan pada keberlanjutan pendidikan dan

IV-1
berorientasi pembentukan karakter kewirausahaan, belum
optimal;
j. Penuntasan wajib belajar 9 (sembilan) tahun belum berjalan
sesuai harapan;
k. Daya saing pendidikan masih perlu ditingkatkan;
3. Kesehatan
a. Ketersediaan sarana pelayanan kesehatan dasar dan tenaga medis
belum memadai untuk penyelenggaraan layanan yang bermutu;
b. Jumlah dan distribusi pelayanan kesehatan rujukan terbatas dan
belum merata;
c. Mutu layanan kesehatan belum sepenuhnya sesuai dengan
standar nasional;
d. Perilaku hidup bersih dan sehat di kalangan masyarakat menuju
derajat kesehatan yang lebih baik masih perlu ditingkatkan;
e. Profesionalisme tenaga kesehatan, serta ketercukupan jumlah
tenaga-tenaga medis dan spesialis serta paramedis, bidan, ahli
gizi, dan ahli sanitasi masih perlu ditingkatkan;
f. Sistem Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM) bagi
masyarakat Gunungkidul belum optimal.
4. Kebudayaan
a. Pelestarian nilai-nilai luhur budaya, adat dan tradisi lokal belum
optimal;
b. Peninggalan warisan budaya belum semua ditangani secara
optimal;
c. Budaya sebagai aset dalam membangun jati diri dan mewarnai
segenap sektor kehidupan serta menjadi daya tarik yang khas
untuk menarik kunjungan dan perhatian pihak luar dalam skala
regional, nasional dan internasional belum dikelola secara optimal;
d. Perlindungan hukum bagi semua aset kebudayaan baik yang fisik
maupun non fisik dalam bentuk Hak Atas Kekayaan Intelektual
(HAKI) bangsa belum optimal;
e. Kebudayaan sosial belum menjadi gaya hidup masyarakat,
sehingga perlu peningkatan apresiasi masyarakat terhadap seni,
budaya, dan sejarah;
f. Budaya penggalian, reaktualisasi dan revitalisasi nilai-nilai budaya
belum optimal;
5. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
a. Pengaruh negatif dari globalisasi bagi anak dan remaja;
b. Peran perempuan dalam berbagai bidang pembangunan terutama
dalam struktur pemerintahan dan organisasi politik belum
optimal;
c. Penghormatan, perlindungan dan pemenuhan hak dasar
perempuan dalam kehidupan sosial, ekonomi, budaya dan politik
belum memadai;
d. Pengarusutamaan gender dalam perumusan peraturan
perundang-undangan, kelembagaan, dan kebijakan anggaran
masih kurang;
e. Kasus perdagangan perempuan dan anak (trafficking), dan tindak
kekerasan terhdap perempuan dan anak masih terjadi.
6. Tenaga Kerja dan Transmigrasi
a. Peningkatan mutu dan produktifitas tenaga kerja melalui
pendidikan dan pelatihan ketrampilan belum optimal;
b. Pendidikan dan pelatihan ketrampilan yang dilaksanakan belum
semua sesuai dengan kebutuhan pasar kerja;
c. Pengembangan semangat wirausaha bagi penduduk usia kerja
untuk dapat berusaha secara mandiri dan menciptakan lapangan
kerja baru belum optimal;
d. Perbaikan perekonomian daerah untuk mendorong perluasan
lapangan kerja dan penyerapan tenaga kerja masih rendah;

IV-2
e. Pemetaan potensi lokal untuk pemberdayaan tenaga kerja belum
tergarap secara optimal.

4.1.3. Kependudukan dan Keluarga Berencana


1. Meningkatnya Usia Harapan Hidup mengakibatkan bertambahnya
penduduk usia lanjut yang perlu mendapatkan layanan.
2. Penduduk usia produktif dan terdidik cenderung memilih
meninggalkan daerah untuk mencari kerja ke kota.
3. Kualitas keluarga sebagai dasar untuk mewujudkan ketahanan
keluarga belum mendapatkan perhatian yang memadahi.
4. Meningkatnya angka pertumbuhan penduduk (total fertility rate).

4.1.4. Ekonomi, Pariwisata, dan Sumber Daya Alam


1. Investasi
a. Insentif dan kemudahan investasi untuk meningkatkan investasi
belum berjalan optimal;
b. Kualitas dan kapasitas kelembagaan pelayanan investasi belum
optimal;
c. Daya dukung terhadap peluang investasi unggulan belum siap;
d. Inovasi dan upaya promosi belum optimal;
e. Dukungan infrastruktur untuk meningkatkan daya saing investasi
masih kurang;
f. Realisasi investasi masih rendah.
2. Industri
a. Daya saing produk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) belum
optimal;
b. Penggunaan bahan baku lokal belum optimal dan tergantung bahan
baku/penolong impor;
c. Sistem pengembangan industri/usaha mikro, kecil dan menengah
belum komprehensif dan berkelanjutan;
d. Belum optimalnya peningkatan kualitas produk melalui
standarisasi dan sertifikasi produk serta perlindungan Hak Atas
Kekayaan Intelektual (HAKI);
e. Kemampuan teknologi industri kecil menengah (IKM) masih kurang.
3. Perdagangan
a. Akses pasar yang masih rendah;
b. Inovasi dan jaringan pemasaran serta pemberian fasilitas masih
kurang mendukung;
c. Kesadaran produsen dan konsumen tentang tertib niaga dan
perlindungan konsumen masih kurang;
d. Terbatasnya pelaku usaha Usaha Mikro Kecil dan Menengah yang
berorientasi ekspor;
e. Rendahnya kesadaran masyarakat terhadap penggunaan produk
dalam negeri;
f. Belum optimalnya pengamanan dan penguatan pasar
lokal/domestik.
4. Pariwisata
a. Jumlah kunjungan wisatawan mancanegara masih terbatas;
b. Lama tinggal wisatawan masih rendah;
c. Pengembangan daya tarik wisata berbasis budaya belum optimal;
d. Daya saing kelembagaan usaha pariwisata belum kuat dan
memadai;
e. Kualitas pelayanan bagi wisatawan belum semuanya memenuhi
standar;
f. Upaya dan inovasi dalam pemasaran, promosi, dan event pariwisata
masih kurang;
g. Sistem manajemen pariwisata baik pemerintah, masyarakat dan
pelaku usaha di bidang pariwisata masih lemah;

IV-3
h. Pengembangan produk pariwisata belum optimal karena masih
terbatasnya investasi di bidang pariwisata;
i. Manajemen dan pengelolaan geo tapak taman bumi (geosite
geopark) belum optimal;
j. Ketergantungan pada destinasi daerah lain masih cukup tinggi.
5. Ketahanan Pangan
a. Ketersediaan dan cadangan pangan dalam rangka mewujudkan
ketahanan pangan di tingkat perseorangan/individu masih kurang;
b. Belum optimalnya pemantauan distribusi, harga, dan akses pangan
masyarakat;
c. Keamanan dan keanekaragaman konsumsi pangan melalui
pengembangan pangan lokal masih kurang;
d. Masih adanya desa rawan pangan;
e. Kuantitas dan kualitas tenaga penyuluh pertanian, perikanan dan
kehutanan masih rendah.
6. Pertanian
a. Belum terwujudnya penyaluran dan pemenuhan kebutuhan pupuk
bagi petani secara optimal;
b. Belum efektifnya kebijakan pengendalian alih fungsi lahan
pertanian;
c. Agribisnis pertanian yang didukung pemanfaatan teknologi untuk
meningkatkan nilai tambah dan daya saing produk pertanian
melalui pola pertanian berkelanjutan dan ramah lingkungan masih
kurang optimal;
d. Kualitas sumber daya manusia dan kelembagaan pertanian untuk
meningkatkan kesejahteraan petani masih kurang;
e. Produksi, produktifitas dan mutu tanaman pangan, hortikultura,
perkebunan dan peternakna dalam rangka berkontribusi pada
pencapaian swasembada pangan nasional belum mengalami
peningkatan yang signifikan.
7. Perikanan dan Kelautan
a. Profesi nelayan sebagai mata pencaharian masyarakat belum
banyak diminati;
b. Produksi perikanan melalui optimalisasi perikanan budidaya dan
peningkatan pengembangan perikanan tangkap belum optimal;
c. Sumber Daya Manusia dan kelembagaan usaha perikanan kurang
memadai;
d. Sarana dan prasarana perikanan masih kurang memadai;
e. Pemanfaatan teknologi untuk peningkatan daya saing serta
penguatan pemasaran belum optimal.
8. Koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)
a. Jumlah koperasi aktif masih sedikit;
b. Manajemen usaha koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan Menengah
belum optimal;
c. Kualitas kelembagaan koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah masih kurang;
d. Kualitas sumber daya manusia pengelola koperasi dan Usaha Mikro
Kecil dan Menengah masih rendah;
e. Akses pemodalan bagi koperasi dan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah masih rendah.
f. Produk Usaha Mikro Kecil dan Menengah belum mampu bersaing di
pasar global.

4.1.5. Prasarana Wilayah


1. Sumber daya air
a. Potensi sumber air baku untuk pemenuhan kebutuhan air minum
belum dimanfaatkan secara optimal;

IV-4
b. Penurunan debit air sungai bawah tanah sebagai akibat
berkurangnya daerah tangkapan air hujan dan kerusakan bentang
alam karst.
c. Pemanfaatan sungai bawah tanah dengan teknologi mikrohidro
dalam operasional dan perawatan belum berjalan optimal.
d. Kelembagaan pengelolaan irigasi dan pengairan masih lemah;
e. Infrastruktur irigasi banyak yang telah mengalami kerusakan;
f. Konservasi terhadap daerah tangkapan air (catchment area) belum
berjalan optimal;
g. Banyak telaga dan sumber air kering akibat kerusakan lingkungan;
2. Kebinamargaan
a. Kondisi jalan kabupaten kondisi baik berkurang akibat adanya
penambahan ruas-ruas baru;
b. Belum optimalnya peran pemerintah dalam pengujian dan
laboratorium kebinamargaan.
c. Belum optimalnya peralatan berat yang dimiliki pemerintah dalam
mendukung terselenggaranya pembangunan, peningkatan dan
pemeliharaan jalan yang hingga saat ini peralatan dengan kondisi
baik masih 66,67%.
3. Keciptakaryaan
a. Bertambahnya perumahan dan permukiman memerlukan
pengembangan prasarana dan sarana dasar yang terpadu;
b. Layanan perpipaan air minum belum optimal dengan cakupan
layanan baru mencapai 68%;
c. Penanganan kawasan kumuh belum tuntas dan masih terdapat 13
kawasan kumuh kategori sedang dan ringan dengan luas 146,50 ha
yang harus ditangani;
d. Cakupan akses sanitasi masih rendah dengan cakupan sebesar
40%;
e. Masih terdapat 10 titik genangan akibat belum optimalnya sistem
drainase perkotaan;
f. Belum optimalnya penanganan persampahan serta masih terdapat
7 (tujuh) IKK belum terlayani sistem persampahan.
g. Belum optimalnya layanan jasa konstruksi;
h. Masih banyak gedung pemerintah yang kurang memadai;
i. Infrastruktur publik bagi penyandang disabilitas pada kawasan
pusat pertumbuhan dan kawasan strategis masih minim.
4. Transportasi
a. Sistem transportasi wilayah yang memperhitungkan keterkaitan
dan keterpaduan moda dan antar wilayah belum tertata dengan
baik;
b. Terjadi kepadatan dan kemacetan pada ruas-ruas jalan utama
menuju obyek wisata;
c. Berkurangnya jumlah armada angkutan umum akibat load factor
yang rendah;
d. Pelayanan infrastruktur penghubung antar obyek wisata belum ada;
e. Pelayanan transportasi yang aman, nyaman, efisien, dan terpadu
yang mendukung mobilitas penduduk dan barang antara pusat
kota dengan kawasan perdesaan dan perbatasan belum optimal.
5. Tata Ruang
a. Belum optimalnya pemanfaatan dokumen rencana tata ruang
sebagai acuan dalam perencanaan pembangunan;
b. Pengembangan wilayah yang belum merata ditunjukkan masih
terdapatnya disparitas antar wilayah, yang membutuhkan
percepatan pembangunan melalui pembangunan perdesaan,
pengembangan Pusat Pelayanan Kecamatan (PPK) dan Pusat
Pelayanan Lokal (PKL);
c. Kurangnya percepatan pengembangan kawasan strategis guna
mendorong perkembangan kawasan potensial;

IV-5
d. Munculnya konversi lahan akibat tekanan untuk kebutuhan
pembangunan;
e. Belum optimalnya pemanfaatan ruang yang diatur dalam rencana
umum akibat belum adanya rencana rinci tata ruang;
f. Belum optimalnya pengendalian pemanfaatan ruang akibat belum
optimalnya pelaksanaan IMB (Ijin Mendirikan Bangunan);
g. Munculnya konflik pemanfaatan ruang akibat belum optimalnya
pengaturan, pembinaan, pelaksanaan, dan pengawasan serta
pengendalian pemanfaatan ruang dengan pelaksanaan penegakan
yustisia.
6. Energi dan Sumber Daya Mineral
a. Adanya perubahan kewenangan daerah di bidang energi dan
sumber daya mineral seiring berlakunya Undang-Undang Nomor 23
tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
b. Masih terdapat wilayah padukuhan yang belum terlayani jaringan
listrik;
c. Upaya pemenuhan kebutuhan energi di Kabupaten Gunungkidul
melalui penyediaan energi baru terbarukan masih belum optimal;
d. Pemanfaatan sumberdaya mineral dan pengelolaan pertambangan
yang ramah lingkungan belum dilaksanakan secara baik;
e. Pemanfaatan sumberdaya mineral terutama pertambangan batu
gamping akan berdampak pada kelestarian ekosistem karst jika
tidak dibatasi dan dikendalikan secara ketat.
7. Komunikasi dan Informatika
a. Minimnya infrastruktur dan sumberdaya di bidang teknologi
informasi dan komputer (TIK) dalam rangka implementasi sistem
pelayanan pemerintahan berbasis digital (digital government
services/DGS);
b. Belum adanya sistem tunggal layanan Digital Government Services
yang unggul dan terintegrasi;
c. Belum optimalnya pemberitaan pembangunan yang dilaksanakan
oleh pemerintah pada mass media dan media online;
d. Masih terdapatnya wilayah blank spot yang belum terlayani akses
informasi.

4.1.6. Geomorfologi dan Lingkungan Hidup


a. Sebagian besar kawasan karst merupakan kawasan lindung geologi,
sehingga kegiatan pertambangan yang tidak dikendalikan akan
merusak ekosistem;
b. Terjadi kerawanan bencana tanah longsor, angin ribut, banjir, dan
kekeringan;
c. Penurunan kualitas sumber daya hutan dan lahan, serta sumber
daya air;
d. Kesadaran masyarakat terhadap lingkungan dan pengelolaan
sampah secara mandiri masih kurang serta daya tampung TPA
yang ada belum memadai untuk melayani cakupan 18 kecamatan;
e. Masih rendahnya tingkat keteduhan di perkotaan.

4.2. Kajian Lingkungan Strategis


4.2.1. Kajian Kebijakan Pembangunan Internasional dan Nasional
4.2.1.1. Sustainable Development Goals (SDG’s)
Sustainable Development Goals (SDG’s) merupakan kelanjutan dari
Millenium Development Goals (MDG’s). MDG’s sebagai suatu kesepakatan
internasional tentang langkah dan upaya untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya, terutama di bidang penanggulangan kemiskinan, kesehatan,
pendidikan, dan standar hidup yang diukur melalui Human Development
Index dilanjutkan dengan pencanangan SDG’s. SDG’s adalah sasaran
jangka panjang bagi komunitas dunia dalam rangka mempertahankan

IV-6
keberlanjutan pencapaian kebutuhan dasar melalui keseimbangan
pembangunan di sektor ekonomi, sosial dan lingkungan. Dalam konsep
ini, pertumbuhan, stabilitas dan efisiensi ekonomi tetap harus diimbangi
dengan kesetaraan sosial, partisipasi masyarakat, serta terjaganya
kelestarian lingkungan dalam jangka panjang untuk kembali menunjang
pembangunan ekonomi di masa mendatang.
Dalam dokumen Sustainable Development Goals ini terdapat 17 (tujuh
belas) sasaran dan 169 (seratus enam puluh sembilan) target
pembangunan. 17 (tujuh belas) sasaran tersebut terdiri dari:
1. Mengentaskan kemiskinan dalam segala bentuknya dimana-mana.
2. Mengatasi kelaparan, mencapai ketahanan pangan, meningkatkan
gizi dan mengembangkan pertanian berkelanjutan.
3. Memastikan kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan
untuk semua pada segala usia.
4. Menjamin kualitas pendidikan inklusif dan adil dan meningkatkan
kesempatan belajar seumur hidup bagi semua.
5. Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan dan
anak perempuan.
6. Memastikan ketersediaan dan pengelolaan yang berkelanjutan atas
air dan sanitasi untuk semua.
7. Menjamin akses ke energi yang terjangkau, handal, berkelanjutan,
dan modern untuk semua.
8. Meningkatkan secara berkelanjutan pertumbuhan ekonomi yang
berkelanjutan dan inklusif serta meningkatkan secara berkelanjutan
pekerjaan penuh dan produktif dan pekerjaan yang layak untuk
semua.
9. Membangun infrastruktur yang tangguh, mempromosikan
industrialisasi inklusif dan berkelanjutan dan menggiatkan inovasi.
10. Mengurangi ketimpangan di dalam suatu dan diantara negara -
negara.
11. Membuat kota dan permukiman penduduk yang inklusif, aman,
tangguh dan berkelanjutan.
12. Memastikan pola konsumsi dan pola produksi yang berkelanjutan.
13. Mengambil tindakan segera untuk mengatasi perubahan iklim dan
dampaknya.
14. Konservasi dan penggunaan berkelanjutan sumberdaya samudera
dan kepesisiran untuk pembangunan yang berkelanjutan.
15. Melindungi, mengembalikan, dan meningkatkan pemanfaatan
berkelanjutan dari ekosistem darat, pengelolaan hutan secara lestari,
memerangi dan menghentikan proses penggurunan, memulihkan
degradasi lahan dan menghentikan kehilangan keanekaragaman
hayati.
16. Meningkatkan ketenteraman masyarakat yang inklusif untuk
pembangunan berkelanjutan, memberi akses keadilan bagi semua
dan dibangun lembaga yang efektif, akuntabel, dan inklusif di semua
tingkatan.
17. Memperkuat sarana pelaksanaan dan revitalisasi kerjasama global
untuk pembangunan berkelanjutan.
Untuk upaya pencapaian target SDGs di Kabupaten Gunungkidul
dilakukan kerjasama dengan berbagai pihak termasuk lembaga non
pemerintah (NGO). Fokus penanganan pada tujuan 14 dan 15 sebagai
berikut :

IV-7
a. Tujuan 14. Mengkonservasi dan memanfaatkan secara
berkelanjutan sumber daya laut, samudra dan maritim untuk
pembangunan yang berkelanjutan
14.1 Pada tahun 2025, mencegah dan secara signifikan
mengurangi segala jenis polusi kelautan, terutama dari
aktivitas daratan, termasuk serpihan sisa barang laut dan
dan polusi bahan makanan
14.2 Pada tahun 2020, secara berkelanjutan mengelola dan
melindungi ekosistem laut dan pesisir untuk menghindari
dampak buruk yang signifikan, termasuk dengan
memperkuat daya tahannya, dan melakukan aksi restorasi
agar dapat mencapai kelautan yang sehat dan produktif
14.3 Meminimalisir dan mengatasi dampak dari bertambahnya
keasaman air laut, termasuk memperbanyak kerjasama
ilmiah pada setiap evel
14.4 Pada tahun 2020, secara efektif meregulasi panen dan
pengambilan ikan secara berlebihan, pemancingan illegal,
tidak terlaporkan dan tidak teregulasi, juga praktek-praktek
pemancingan yang destruktif serta mengimplementasikan
perencanaan manajemen berbasis ilmiah agar dapat
mengembalikan persediaan ikan secepat mungkin,
setidaknya padalevel dimana dapat memproduksi hasil
maksimum yang berkelanjutan sebagaimana karasteristik
biologis masing-masing ikan
14.5 Pada tahun 2020, mengkonservasi setidaknya 10 persen dari
area pesisir laut, konsisten dengan hukum nasional dan
internasional dan berdasarkan informasi ilmiah terbaik yang
tersedia
14.6 Pada tahun 2020, melarang bentuk tertentu dari subsidi
perikanan yang berkontribusi terhadap kapasitas berlebih
dan pengambilan ikan yang berlebihan, menghilangkan
subsidi yang berkontribusi terhadap penangkapan ikan yang
ilegal, tidak terlaporkan dan tidak teregulasi dan menahan
diri dari memperkenalkan bentuk subsidi yang demikian,
dengan kesadaran bahwa perlakuan khusus dan diferensial
yang layak dan efektif untuk negara-negara berkembang dan
kurang berkembang harus menjadi bagian integral dari
negosiasi subsidi WTO
14.7 Pada tahun 2030, meningkatkan keuntungan ekonomi bagi
negara berkembang kepulauan kecil dan negara kurang
berkembang dari penggunaan yang berkelanjutan terhadap
sumberdaya kelautan, termasuk melalui manajemen yang
berkelanjutan dari perikanan, budidaya pariwisata perairan
14.a Meningkatkan pengetahuan ilmiah, mengembangkan
kapasitas riset dan transfer teknologi kelautan, dengan
melihat pada Kriteria dan Panduan Komisi Antar Pemerintah
Oceanografi mengenai Transfer Teknologi Kelautan, agar
dapat meningkatkan kesehatan laut dan memperbanyak
kontribusi keaneka ragaman hayati laut terhadap
pembangunan negara-negara berkembang, khususnya negara
berkembang kepulauan kecil dan negara kurang berkembang
14.b Menyediakan akses terhadap sumber daya kelautan dan pasar
bagi nelayan kecil
14.c Memperbanyak konservasi dan penggunaan yang
berkelanjutan terhadap laut dan sumber dayanya, seperti
yang tertera di aragraph 158 dari “The Future We Want”
(Masa Depan yang Kami Inginkan)

IV-8
b. Tujuan 15. Melindungi, memulihkan dan mendukung penggunaan
yang berkelanjutan terhadap ekosistem daratan, mengelola hutan
secara berkelanjutan, memerangi desertifikasi (penggurunan), dan
menghambat dan membalikkan degradasi tanah dan menghambat
hilangnya keanekaragaman hayati
15.1 Pada tahun 2020, memastikan bahwa konservasi, restorasi dan
penggunaan yang berkelanjutan dari ekosistem terrestrial dan
air daratan dan pelayanannya, khususnya hutan, rawa,
pegunungan dan daratan, sejalan dengan kewajiban dibawah
perjanjian internasional
15.2 Pada tahun 2020, mendukung pengimplementasian manajemen
yang berkelanjutan untuk semua tipe hutan, menghambat
deforestasi, merestorasi hutan terdegradasi dan secara
substansial meningkatkan aforestasi dan reforestasi secara
global
15.3 Pada tahun 2030, memerangi desertifikasi, merestorasi lahan
dan tanah terdegradasi, termasuk lahan yang kena dampak
desertifikasi, kekeringan, kebanjiran, dan berupaya unutk
mencapai dunia yang terdegradasi secara netral
15.4 Pada tahun 2030, memastikan konservasi ekosistem
pegunungan, termasuk keaneka ragaman hayati, agar dapat
meningkatkan kapasitasnya untuk memberikan manfaat yang
esensial bagi pembangunan berkelanjutan
15.5 Melakukan aksi segera dan signifikan untuk mengurangi
degradasi natural habitat, menghambat hilangnya
keanekaragaman hayati dan, pada tahun 2020, melindungi
dan mencegah kepunahan spesies terancam/langka
15.6 Mendorong pembagian keuntungan yang adil dan setara yang
berasal dari pemanfaatan sumber-sumber genetika dan
mendukung akses yang layak terhadap sumber-sumber
tersebut, sebagaimana disepakati secara internasional
15.7 Melakukan aksi segera untuk mengakhiri perburuan dan
penjualan spesies flora dan fauna yang dilindungi dan
mengatasi baik penawaran maupun permintaan produk satwa
liar ilegal
15.8 Pada tahun 2020, mengenalkan upaya-upaya yang dapat
mencegah pengenalan dan secara signifikan mengurangi
dampak dari invasi spesies asing terhadap ekosistem tanah
dan air yang dapat mengurangi jumlah spesies prioritas
15.9 Pada tahun 2020, mengintegrasikan nilai ekosistem dan
keanekaragaman hayati kedalam perencanaan nasional dan
lokal, proses pembangunan, dan strategi pengentasan
kemiskinan
15.a Memobilisasi dan secara signifikan meningkatkan sumber daya
finansial dari segala macam sumber untuk melakukan
konservasi dan pemanfaatan yang berkelanjutan terhadap
keanekaragaman hayati dan ekosistem
15.b Memobilisasi sumber daya yang signifikan dari semua sumber
dan semua level untuk mendanai pengelolaan hutan yang
berkelanjutan dan menyediakan insentif yang sesuai kepada
negara-negara berkembang untuk dapat melaksanakan model
pengelolaan tersebut, termasuk untuk konservasi dan
reforestasi
15.c Memperbanyak dukungan global untuk upaya-upaya
memerangi perburuan dan penjualan spesies dilindungi,
termasuk meningkatkan kapasitas masyarakat lokal untuk
mendapatkan kesempatan kesejahteraan yang berkelanjutan.

IV-9
4.2.1.2. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah bentuk integrasi ekonomi
negara-negara yang tergabung dalam ASEAN sehingga pada prakteknya
terbentuk sistem perdagangan bebas antara negara-negara ASEAN. MEA
ini telah disepakati oleh negara-negara di ASEAN dan mulai diberlakukan
pada tanggal 31 Desember 2015. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
akan membentuk ASEAN sebagai pasar dan basis produksi tunggal
sehingga ASEAN akan bersifat lebih dinamis dan kompetitif dengan
mekanisme dan langkah-langkah untuk memperkuat pelaksanaan baru
yang menerapkan inisiatif ekonomi; mempercepat integrasi regional di
sektor-sektor prioritas; memfasilitasi pergerakan bisnis, tenaga kerja
terampil dan bakat; dan memperkuat kelembagaan mekanisme ASEAN.
Peraturan untuk mengantisipasi berlakunya MEA di akhir 2015 telah
diterbitkan, salah satunya melalui Peraturan Presiden Nomor 10 Tahun
2014 tentang Pengesahan Protokol untuk Mengubah Perjanjian Ekonomi
ASEAN tertentu terkait Perdagangan Barang.

4.2.1.3. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional Tahun


2015-2019

Visi dan misi pembangunan daerah juga harus disinkronkan dengan visi
dan misi pembangunan nasional. Berdasarkan Peraturan Presiden
Nomor 2 Tahun 2015 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Nasional (RPJMN) 2015-2019 telah ditetapkan Visi Pembangunan
Nasional adalah :
“Terwujudnya Indonesia Yang Berdaulat, Mandiri, dan
Berkepribadian Berlandaskan Gotong-Royong”.
Untuk mewujudkan visi tersebut, ditetapkan 7 (tujuh) misi
pembangunan yaitu :
1. Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan
wilayah, menopang kemandirian ekonomi dengan mengamankan
sumber daya maritim, dan mencerminkan kepribadian Indonesia
sebagai negara kepulauan.
2. Mewujudkan masyarakat maju, berkeseimbangan, dan demokratis
berlandaskan negara hukum.
3. Mewujudkan politik luar negeri bebas-aktif dan memperkuat jati diri
sebagai negara maritim.
4. Mewujudkan kualitas hidup manusia Indonesia yang tinggi, maju,
dan sejahtera.
5. Mewujudkan bangsa yang berdaya saing.
6. Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju,
kuat, dan berbasiskan kepentingan nasional.
7. Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.

Berdasarkan visi dan misi tersebut kemudian dirumuskan 9 agenda


Nawacita dengan sub agenda pembangunan nasional sebagai berikut:
1. Menghadirkan kembali Negara untuk melindungi segenap bangsa
dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara
a. Pelaksanaan politik luar negeri bebas aktif
b. Penguatan sistem pertahanan
c. Memperkuat jatidiri sebagai Negara maritim
d. Meningkatkan kualitas perlindungan warga Negara Indonesia dan
badan hukum Indonesia di luar negeri
e. Melindungi hak dan keselamatan pekerja migran
f. Memperkuat peran dalam kerjasama global dan regional
g. Meminimalisasi dampak globalisasi
h. Membangun industri pertahanan nasional
i. Membangun Polri yang professional

IV-10
j. Peningkatan ketersediaan dan kualitas data serta informasi
kependudukan
2. Membangun tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif,
demokratis, dan terpercaya
a. Melanjutkan konsolidasi demokrasi untuk memulihkan
kepercayaan publik
b. Meningkatkan peranan dan keterwakilan perempuan dalam
politik dan pembangunan
c. Membangun transparansi dan akuntabilitas kinerja
pemerintahan
d. Penyempurnaan dan peningkatan kualitas Reformasi Birokrasi
Nasional (RBN)
e. Meningkatkan partisipasi publik dalam proses pengambilan
kebijakan publik
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-
daerah dan desa dalam kerangka Negara kesatuan
a. Peletakan dasar-dasar dimulainya desentralisasi asimetris
b. Pemerataan pembangunan antar wilayah terutama kawasan
timur Indonesia
c. Penanggulangan kemiskinan
4. Memperkuat kehadiran Negara dalam melakukan reformasi sistem
dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat dan
terpercaya
a. Peningkatan penegakan hukum yang berkeadilan
b. Pencegahan dan pemberantasan korupsi
c. Pemberantasan penyalahgunaan narkoba
d. Menjamin kepastian hukum hak kepemilikan tanah
e. Melindungi anak, perempuan, dan kelompok marjinal
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia
a. Pembangunan kependudukan dan keluarga berencana
b. Pembangunan pendidikan khususnya pelaksanaan Program
Indonesia Pintar
c. Pembangunan kesehatan khususnya pelaksanaan Program
Indonesia Sehat
d. Peningkatan kesejahteraan rakyat marjinal melalui pelaksanaan
Program Indonesia Kerja
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar
internasional
a. Membangun konektivitas Nasional untuk mencapai
keseimbangan pembangunan
b. Membangun transportasi massal perkotaan
c. Membangun infrastruktur/prasarana dasar
d. Meningkatkan efektivitas dan efisiensi dalam pembiayaan
infrastruktur
e. Menguatkan peran investasi
f. Mendorong BUMN menjadi agen pembangunan
g. Meningkatkan kapasitas inovasi dan teknologi
h. Meningkatkan akselerasi pertumbuhan ekonomi nasional
i. Mengembangkan kapasitas perdagangan nasional
j. Meningkatkan daya saing tenaga kerja
7. Peningkatan kedaulatan pangan
a. Peningkatan kedaulatan pangan
b. Peningkatan ketahanan air
c. Melestarikan sumber daya alam lingkungan hidup dan
pengelolaan bencana
d. Penguatan sektor keuangan
8. Melakukan revolusi karakter bangsa

IV-11
Pemupukan jiwa revolusi mental di kalangan peserta didik melalui
pendidikan karakter yang terintegrasi ke dalam mata pelajaran yang
relevan
9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial
Indonesia
Meletakkan Pancasila pada fungsi dan peranannya sebagai dasar
filsafat Negara

4.2.1.4. Standar Pelayanan Minimal (SPM)


Standar Pelayanan Minimal (SPM) adalah ketentuan tentang jenis dan
mutu pelayanan dasar yang merupakan urusan wajib daerah yang
berhak diperoleh setiap warga secara minimal. Perencanaan yang baik
harus mampu mengakomodir upaya pencapaian standar pelayanan
minimal ke dalam dokumen rencana pembangunan, caranya adalah
dengan cara memasukkan aspek SPM tersebut dalam indikator rencana
kerja pembangunan daerah.
Indikator SPM adalah tolok ukur prestasi kuantitatif dan kualitatif yang
digunakan untuk menggambarkan besaran sasaran yang hendak
dipenuhi dalam pencapaian suatu SPM tertentu, berupa masukan,
proses, hasil dan/atau manfaat pelayanan.
Ketentuan yang dimuat dalam Peraturan Pemerintah Nomor 65 Tahun
2005 tentang Pedoman Penyusunan Standar Pelayanan Minimal (SPM)
yaitu:
1. Pemerintah Daerah menerapkan SPM sesuai dengan ketentuan
Peraturan Perundang-Undangan;
2. SPM yang telah ditetapkan Pemerintah menjadi salah satu acuan
bagi pemerintah daerah untuk menyusun perencanaan dan
penganggaraan penyelenggaraan pemerintahan daerah;
3. Pemerintah Daerah menyusun rencana pencapaian SPM yang
memuat target tahunan pencapaian SPM dengan mengacu pada
batas waktu pencapaian SPM sesuai dengan Peraturan Menteri;
4. Rencana Pencapaian SPM dituangkan dalam RPJMD dan Renstra PD;
Seiring dengan berlakunya Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah, ketentuan mengenai SPM juga mengalami
perubahan. Arah kebijakan standar pelayanan minimal direncanakan
mencakup 6 (enam) bidang SPM yang merupakan pelaksanaan 6 urusan
wajib berkaitan dengan pelayanan dasar. Sampai saat ini Standar
Pelayanan Minimal (SPM) belum ditetapkan sehingga dalam RPJMD
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-2021 belum menampilkan SPM
yang baru, dan dalam capaian kinerja ditampilkan kondisi sesuai dengan
bidang dan indikator yang lama.

4.2.1.5. Sistem Inovasi Daerah (SIDa)


Kebijakan pembangunan daerah Kabupaten Gunungkidul memiliki fokus
pada beberapa bidang. Untuk bidang inovasi daerah, kebijakan
pembangunan Kabupaten Gunungkidul memfokuskan pada peningkatan
kerjasama lembaga penelitian dan pengembangan dan perguruan tinggi
dengan industri.
Kerjasama ini sebagai interaksi antara pelaku sistem ilmu pengetahuan
dan teknologi dan sistem produksi sehingga dapat menjadi kunci
kesuksesan dalam aktivitas inovasi. Salah satu hal yang dapat dilakukan
untuk meningkatkan interaksi tersebut antara lain melalui forum
komunikasi dan kerjasama antara ilmuwan, perekayasa, praktisi di
industri, serta masyarakat, dan meningkatkan keterlibatan mereka
dalam merumuskan kebijakan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kerjasama ini perlu dijalin sebagai langkah peningkatan inovasi dimana
penelitian dan pengembangan dan perguruan tinggi merupakan salah
satu sumber inovasi namun memiliki keterbatasan dalam pendanaan.
Peran industri adalah sebagai penyedia dan serta sebagai lembaga
pemasaran hasil inovasi oleh penelitian dan pengembangan serta
perguruan tinggi. Inovasi teknologi yang dihasilkan tidak hanya teknologi

IV-12
canggih, namun juga mampu menciptakan inovasi sederhana. Kerjasama
ini di masa mendatang akan mendorong industrialisasi yang mendorong
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi sebagai sumber penggerak
kemajuan dan modal utama kemandirian.
Mengembangkan budaya inovasi dan kreativitas melalui pengembangan
kawasan percontohan untuk kegiatan-kegiatan tertentu. Budaya inovasi
dan kreativitas di masyarakat akan berkembang dalam waktu yang
cukup panjang. Membangun budaya inovasi dan kreativitas di
masyarakat dalam bidang sosial ekonomi dalam rangka mencapai
efisiensi dan produktivitas yang lebih tinggi. Salah satu langkah
mempercepat pengembangan budaya inovasi maka perlu dilakukan
penetapan dan pengembangan kawasan percontohan pengembangan
inovasi, ilmu pengetahuan dan teknologi pada kawasan tertentu. Dalam
kawasan tersebut akan dilakukan aktivitas yang melibatkan semua
elemen pendukung inovasi dan pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
Penguatan SIDa di Kabupaten Gunungkidul diarahkan untuk
mempercepat inisiasi program pembangunan sektor pariwisata yang
menjadi prioritas utama sebagai berikut :
1. Membentuk lembaga baru yang bersifat sementara dalam kurun
waktu 5 tahun yang terdiri dari seluruh instansi yang terkait dengan
kegiatan kepariwisataan baik internal maupun eksternal.
2. Menyusun kerangka inovasi pengembangan destinasi pariwisata.
3. Menyusun kerangka inovasi industri pariwisata yang meliputi
pembangunan sarana dan prasarana (fasilitas pariwisata serta
fasilitas umum, pengembangan pariwisata berwawsan lingkungan
hidup, pengembangan pariwisata dengan mengangkat budaya local,
pengembangan produk-produk olahan industri UMKM).
4. Menyusun kerangka kegiatan (event) kepariwisataan baik tingkat
nasional maupun internasional sebagai sarana promosi.
5. Menyusun kerangka inovasi peningkatan kualitas SDM khususnya
menyangkut manajemen dan pelayanan kepariwisataan.
Rencana aksi pengembangan SIDa di Kabupaten Gunungkidul
dituangkan dalam strategi berdasarkan 4 pilar kepariwisataan sebagai
berikut :
1. Kelembagaan pariwisata
a. Peningkatan koordinasi antar lembaga terkait kepariwisataan;
b. Peningkatan kualitas pengelolaan kelembagaan pariwisata;
c. Peningkatan infrastruktur dan jaringan digitan pariwisata.
2. Industri pariwisata
a. Kerjasama dengan lembaga penelitian yang kompeten dalam
pengolahan hasil ikan laut untuk mengembangkan pengolahan
hasil ikan laut, pengemasan, dan pemasaran;
b. Kerjasama dengan lembaga penelitian , pengkajian, dan penerapan
teknologi untuk meningkatkan penyediaan energy baru terbarukan
dalam upaya menambah daya dan arus listrik di sekitar destinasi
wisata.
3. Pemasaran Pariwisata
a. Peningkatan minat kunjungan melalui kegiatan akademik;
b. Pembuatan profile pariwisata Gunungkidul dalam bentuk video.
4. Destinasi Pariwisata
a. Peningkatan intensitas komunikasi dengan para investor baik
local, nasional, dan ASEAN;
b. Pembangunan prasarana pariwisata, fasilitas umum, dan fasilitas
pariwisata.

4.2.1.6. Pengarusutamaan Gender Dalam Pembangunan dan


Pemenuhan Hak Anak
Untuk mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender, maka dalam
perumusan program-program pembangunan agar mempertimbangkan
aspek pengarusutamaan gender ke dalam rencana pembangunan
sebagaimana diatur dalam Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000

IV-13
tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional.
Instruksi Presiden tersebut telah ditindaklanjuti dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 15 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum
Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender di Daerah. Pengarusutamaan
gender (PUG) merupakan suatu strategi untuk mencapai kesetaraan dan
keadilan gender melalui kebijakan dan program yang memperhatikan
pengalaman, aspirasi, kebutuhan, dan permasalahan perempuan dan
laki-laki ke dalam perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi
dari seluruh kebijakan dan program di berbagai bidang kehidupan dan
pembangunan.
Anak adalah amanah dan karunia Tuhan Yang Maha Esa sebagai tunas,
potensi dan generasi muda penerus cita-cita perjuangan bangsa, memiliki
peran strategis untuk menjamin eksistensi bangsa dan Negara dimasa
depan. Menurut Convention on the Rights of the Child, suatu bangsa akan
menjadi bangsa yang besar jika mereka dapat memberikan perlindungan
yang layak pada anak baik kesejahteraan lahir, bathin maupun sosial.
Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak ditegaskan bahwa Negara dan pemerintah
berkewajiban dan bertanggung jawab menghormati dan menjamin hak
asasi setiap anak tanpa membedakan suku, agama, ras, golongan, jenis
kelamin, etnik, budaya dan bahasa, status hukum anak, urutan
kelahiran anak, dan kondisi fisik dan/atau mental.
Komitmen untuk memberikan jaminan terpenuhinya hak-hak dan
perlindungan anak menjadi tanggung jawab bersama, baik Pemerintah
Daerah (eksekutif), anggota DPRD (legislatif), para penegak hukum
(yudikatif), masyarakat, organisasi/forum/kelompok peduli anak,
lembaga masyarakat peduli anak maupun dunia usaha. Hak-hak anak
yang harus dipenuhi antara lain hak untuk hidup, kelangsungan hidup,
tumbuh kembang dan berpartisipasi secara optimal sesuai dengan harkat
dan martabat manusia serta mendapat perlindungan dari kekerasan dan
diskriminasi.

4.2.1.7. Pengarusutamaan Risiko Bencana Dalam Pembangunan


Dalam perumusan kebijakan dan program pembangunan daerah agar
memperhatikan aspek Pengurangan Risiko Bencana (PRB) sebagaimana
diatur pada Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Penanggulangan Bencana dan Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun
2008 tentang Penyelenggaraan Penanggulangan Bencana. Hal ini
mengingat bahwa sebagian wilayah di Kabupaten Gunungkidul memiliki
ancaman dan kerentanan terhadap bencana dan juga sebagai bentuk
pelaksanaan amanat undang-undang.
Garis besar prioritas-prioritas kebijakan pengurangan risiko bencana
yang akan dilakukan adalah :
1. Meletakkan pengurangan risiko bencana sebagai prioritas daerah
yang pelaksanaannya harus didukung oleh sistem dan kelembagaan
yang kuat.
2. Mengidentifikasi, mengkaji dan memantau risiko bencana dan
mitigasi bencana termasuk sistem peringatan dini yang berbasis
pada kearifan lokal/tradisional masyarakat.
3. Memanfaatkan pengetahuan, inovasi dan pendidikan untuk
membangun kesadaran keselamatan diri dan ketahanan terhadap
bencana pada semua tingkatan masyarakat.
4. Mengurangi faktor-faktor penyebab risiko bencana sehingga tingkat
kerentanan bencana pada setiap aspek dapat dikurangi.
5. Meningkatkan kesadaran, kesiapsiagaan dan kepedulian pemerintah
dan masyarakat dalam menghadapi bencana sehingga dapat
mengurangi dampak yang timbul akibat bencana.
6. Meningkatkan kapasitas pemerintah dan masyarakat dalam upaya
penanggulangan bencana.
7. Penyusunan dan penegakan tata ruang yang berbasis
penanggulangan bencana.

IV-14
Menyadari betapa pentingnya aspek risiko bencana ini menjadi bagian
yang tidak pernah terpisahkan dari kehidupan manusia, maka dalam
konteks pembangunan diperlukan pengintegrasian pengurangan risiko
bencana ke dalam perencanaan pembangunan daerah. Didalam regulasi
terakhir tentang penanggulangan bencana, upaya pengintegrasian
pengurangan risiko bencana telah diatur di dalam Undang-Undang
Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana. Di dalam
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 telah diatur tentang wewenang
pemerintah daerah dalam penyelenggaraan penanggulangan bencana,
meliputi:
1. Penetapan kebijakan penanggulangan bencana pada wilayahnya
selaras dengan kebijakan pembangunan daerah;
2. Pembuatan perencanaan pembangunan yang memasukkan unsur-
unsur kebijakan penanggulangan bencana;
3. Pelaksanaan kebijakan kerjasama alam penanggulangan bencana
dengan propinsi dan/atau kabupaten/kota lain;
4. Pengaturan penggunaan teknologi yang berpotensi sebagai sumber
ancaman atau bahaya bencana pada wilayahnya;
5. Perumusan kebijakan pencegahan penguasaan dan pengurasan
sumber daya alam yang melebihi kemampuan alam pada wilayahnya;
dan
6. Pengendalian pengumpulan dan penyaluran uang atau barang yang
berskala Provinsi, Kabupaten/Kota.

4.2.1.8. Pengarusutamaan Disabilitas Dalam Pembangunan


Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas
telah mengamanatkan berbagai aspek yang perlu dilaksanakan dalam
upaya pemenuhan hak-hak penyandang disabilitas dan secara tegas
menunjuk berbagai sektor yang bertanggung jawab untuk implementasi
masing-masing hak penyandang disabilitas.
Dengan disahkannya Undang-Undang tersebut menunjukkan komitmen
dan kesungguhan Pemerintah Indonesia untuk menghormati,
melindungi, dan memenuhi hak penyandang disabilitas yang pada
akhirnya diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan penyandang
disabilitas. Dengan demikian, penyandang disabilitas berhak untuk
bebas dari penyiksaan atau perlakuan yang kejam, tidak manusiawi,
merendahkan martabat manusia, bebas dari eksploitasi, kekerasan dan
perlakuan semena-mena, serta berhak untuk mendapatkan
penghormatan atas integritas mental dan fisiknya berdasarkan kesamaan
dengan orang lain, termasuk di dalamnya hak untuk mendapatkan
pelindungan dan pelayanan sosial dalam rangka kemandirian, serta
dalam keadaan darurat. Oleh karena itu, pemerintah berkewajiban untuk
merealisasikan hak yang termuat dalam konvensi, melalui penyesuaian
peraturan perundang-undangan, termasuk menjamin pemenuhan hak
penyandang disabilitas dalam segala aspek kehidupan seperti
pendidikan, kesehatan, pekerjaan, politik dan pemerintahan, kebudayaan
dan kepariwisataan, serta pemanfaatan teknologi, informasi, dan
komunikasi.
Jangkauan pengaturan dalam Undang-Undang ini meliputi pemenuhan
kesamaan kesempatan terhadap penyandang disabilitas dalam segala
aspek penyelenggaraan negara dan masyarakat, penghormatan,
pelindungan, dan pemenuhan hak penyandang disabilitas, termasuk
penyediaan aksesibilitas dan akomodasi yang layak. Pengaturan
pelaksanaan dan pemenuhan hak penyandang disabilitas bertujuan
untuk mewujudkan taraf kehidupan penyandang disabilitas yang lebih
berkualitas, adil, sejahtera lahir dan batin, serta bermartabat. Selain itu,
pelaksanaan dan pemenuhan hak juga ditujukan untuk melindungi
penyandang disabilitas dari penelantaran dan eksploitasi, pelecehan dan
segala tindakan diskriminatif, serta pelanggaran hak asasi manusia.
Undang-Undang ini mengatur mengenai ragam penyandang disabilitas,
hak penyandang disabilitas, pelaksanaan penghormatan, pelindungan,

IV-15
dan pemenuhan hak penyandang disabilitas, koordinasi, Komisi Nasional
Disabilitas, pendanaan, kerja sama internasional, dan penghargaan.

4.2.2. Kebijakan Pembangunan Pemerintah Daerah Daerah Istimewa


Yogyakarta
c. Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah DIY
Pada saat penyusunan dokumen RPJMD Tahun 2016-2021 yang
dilaksanakan pada tahun 2016, sinkronosasi dengan
perencanaan DIY, masih menggunakan RPJMD DIY Tahun 2012-
2017. Dalam dokumen tersebut, tema Visi Pembangunan DIY
yang akan dicapai selama lima periode Tahun 2012-2017 adalah:
“Daerah Istimewa Yogyakarta Yang Lebih Berkarakter, Maju,
Mandiri, dan Sejahtera Menyongsong Peradaban Baru”.

Sedangkan tema misi pembangunan daerah sebagai berikut:


1) Membangun peradaban yang berbasis nilai-nilai
kemanusiaan;
2) Menguatkan perekonomian daerah yang didukung dengan
semangat kerakyatan, inovatif dan kreatif;
3) Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik;
4) Memantapkan prasarana dan sarana daerah.

Berkaitan dengan keistimewaan tersebut dalam Visi Daerah


Istimewa Yogyakarta Menyongsong Peradaban Baru dimaknai
sebagai awal dimulainya harmonisasi hubungan dan tata laku
antar-sesama rakyat, antara warga masyarakat dengan
lingkungannya, dan antara insan dengan Tuhan Yang Maha
Pencipta, serta kebangkitan kembali kebudayaan yang maju,
tinggi dan halus, serta adiluhung.
Berkaitan dengan proses reviu terhadap RPJMD Tahun 2016-
2021, mengingat saat ini Pemerintah Daerah DIY sedang
melaksanakan proses penyusunan RPJMD DIY Tahun 2017-
2022, perlu dilakukan sinkronisasi kembali dengan kebijakan
perencanaan di DIY selama periode tersebut. Sesuai dengan
rancangan RPJMD DIY Tahun 2017-2022 sebagaimana
disampaikan oleh Gubernur dalam pidato pada Rapat Paripurna
DPRD DIY tanggal 2 Agustus 2017, Visi Gubernur DIY Tahun
2017-2022 adalah : Menyongsong “Abad Samudera Hindia”
Untuk Kemuliaan Masyarakat Jogja.
Selanjutnya Visi tersebut dijabarkan Misi yang disebut lima misi
mulia atau “Pancamulia” sebagai berikut :
1. Terwujudnya peningkatan kualitas hidup-kehidupan-
penghidupan masyarakat yang berkeadilan dan berkeadaban,
melalui peningkatan kemampuan dan peningkatan
ketrampilan sumberdaya manusia Jogja yang berdaya saing.
2. Terwujudnya peningkatan kualitas dan keragaman kegiatan
perekonomi masyarakat, serta penguatan ekonomi yang
berbasis pada sumberdaya lokal (keunikan teritori ekonomi)
untuk pertumbuhan pendapatan masyarakat sekaligus
pertumbuhan ekonomi yang berkeadilan.
3. Terwujudnya peningkatan harmoni kehidupan bersama baik
pada lingkup masyarakat maupun pada lingkup birokrasi atas
dasar toleransi, tenggang rasa, kesantunan, dan kebersamaan.
4. Terwujudnya tata dan perilaku penyelenggaraan pemerintahan
yang demokratis.
5. Terwujudnya perilaku bermartabat dari para aparatur sipil
penyelenggara pemerintahan atas dasar tegaknya nilai-nilai
integritas yang menjunjung tinggi kejujuran, nurani rasa
malu, nurani rasa bersalah dan berdosa apabila melakukan
penyimpangan- penyimpangan yang berupa korupsi, kolusi,
dan nepotisme.

IV-16
Secara eksplisit, esensi dari "Abad Samudera Hindia" yang
nantinya akan diletakkan sebagai tema dan payung berpikir
dalam perumusan Arah Pembangunan Daerah Istimewa
Yogyakarta dalam Lima Tahun ke depan, dapat digambarkan
sebagai berikut:
1) Yogyakarta akan bertindak secara aktif mengisi kesepakatan-
kesepakatan yang telah dibuat oleh Pemerintah Indonesia
dalam Kerangka Perjanjian IORA (Indian Ocean Rim
Association), untuk mengembangkan Wilayah Yogyakarta
Bagian Selatan semata-mata untuk meningkatkan harkat dan
martabat manusia Jogja secara keseluruhan, baik yang tinggal
di Wilayah Selatan maupun yang tinggal di Wilayah lain di
seluruh Yogyakarta. Peningkatan harkat dan martabat
manusia Jogja mencakup pengertian peningkatan kualitas
hidup masyarakat yang berkeadilan sosial dan beradab.
2) Semangat "Perjumpaan" dan "Silang Ekonomi" akan diletakkan
sebagai strategi kebudayaan untuk mengatasi kesenjangan
dan kemiskinan yang masih menggelayut di Wilayah
Yogyakarta secara keseluruhan, dalam kerangka
meningkatkan harkat dan martabat manusia Jogja, melalui
langkah-langkah perjumpaan dan saling silang: antara pelaku
ekonomi kuat dengan pelaku ekonomi lemah, antara pelaku
ekonomi perkotaan dengan pelaku ekonomi perdesaan, antara
pelaku ekonomi moderen dengan pelaku ekonomi tradisional,
antara pelaku ekonomi bermodal besar dengan pelaku
ekonomi bermodal kecil, dan antara pelaku ekonomi
internasional dengan pelaku ekonomi lokal. Melalui "Strategi
Perjumpaan dan Saling Silang", dalam Lima Tahun ke depan,
pembangunan ekonomi di WilayahYogyakarta diarahkan
untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi sekaligus
meningkatkan pendapatan masyarakat, terutama masyarakat
berpenghasilan rendah dan masyarakat yang kurang
beruntung.
3) Semangat "Perjumpaan" dan "Silang Keruangan Wilayah" akan
diletakkan sebagai strategi untuk memajukan wilayah-wilayah
pinggiran melalui silang infrastruktur wilayah, sehingga
interkoneksi antara permukiman-permukiman terpencil
dengan pusat-pusat pelayanan masyarakat akan terbangun
secara baik, termasuk "silang kerjasama infrastruktur" dengan
wilayah-wilayah kabupaten tetangga terutama untuk wilayah-
wilayah tersulit karena faktor topografi.
4) Semangat "Perjumpaan" dan "Silang Birokrasi" akan diletakkan
sebagai strategi untuk menciptakan program-program besar
yang memiliki kapasitas dan dampak besar bagi perubahan-
perubahan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat,
sehingga ke depan, harus dikurangi program-program kecil
berbiaya besar, untuk kemudian digantikan dengan program-
program besar berdampak besar melalui program-program
berbasis "Silang SKPD". Dengan perkataan lain, ke depan
program-program "Silang SKPD" yang berbasis "Tema-tema
Besar" akan didorong prioritasnya dibanding dengan
programprogram kecil berbasis SKPD tunggal.
5) Semangat "Perjumpaan" dan "Silang Birokrasi" akan diletakkan
sebagai strategi untuk menciptakan tatakelola pemerintahan
yang demokratis, baik melalui "strategi silang vertikal"
(keterbukaan di internal SKPD), "strategi silang horisontal"
(keterbukaan antar SKPD), dan "strategi silang heterarki"
(gabungan keterbukaan vertikal dan horisontal antar SKPD).
6) Semangat "Perjumpaan" dan "Silang Kelembagaan" akan
diletakkan sebagai strategi untuk meningkatkan kualitas SDM
aparatur sipil negara, melalui "silang belajar" ke
lembagalembaga lain baik di dalam maupun di luar Lembaga

IV-17
Pemerintahan DIY, termasuk lembaga pendidikan tinggi,
lembaga swadaya masyarakat, lembaga perekonomian swasta,
serta belajar dari pengalaman-pengalaman daerah dan negara
lain, dalam rangka menciptakan "Trilogi SDM-DIY" atau "E2-
K" yakni: ETOS, ETIKA, dan KUALITAS. Etos, dalam konteks
Trilogi SDM-DIY menyandang pesan perubahan persepsi (mind
set) dari tugas birokrasi sebagai pekerjaan kantoran, menjadi
tugas birokrasi sebagai "karya peradaban", yang menyandang
arti bahwa semua karya pelayanan birokrasi adalah "karya
peradaban", karena tanpa kontribusi karya pelayanan
birokrasi peradaban di DIY tentu tidak akan berkembang
menjadi peradaban seperti yang dapat kita saksikan hari ini.
Etika, dalam konteks Trilogi SDM-DIY menyandang pesan
"kemuliaan" dalam pengertian bersatunya "pikiran mulia, niat
mulia, dan tindakan mulia", dalam rangka menciptakan SDM
yang "berintegritas" yang menjunjung tinggi budaya malu dan
budaya merasa bersalah apabila melakukan penyimpangan-
penyimpangan. Kualitas, dalam konteks Trilogi SDM-DIY
menyandang pesan adanya pergeseran mind set, bahwa karya
birokrasi bukanlah dipersepsi hanya sebagai "karya proyek
berbasis kinerja penyerapan anggaran", melainkan menuju
pada pembentukan "sikap" bahwa karya birokrasi DIY adalah
"karya yang dapat menjadi rujukan" bagi birokrasi-birokrasi
dan lembaga-lembaga lain di tempat lain (nasional maupun
internasional). Ketika karya tersebut menjadi "rujukan", maka
karya tersebut merupakan karya yang berkualitas, yang
merupakan hasil dari karya yang "diniati" untuk menjadi
"karya berkualitas tinggi". Untuk itu, membangun birokrasi
dengan "Ruh budaya karya berkualitas tinggi" akan menjadi
penting bagi Daerah Istimewa Yogyakarta dalam Lima Tahun
ke depan. Ketiga aspek "Trilogi SDM-DIY", merupakan satu
kesatuan yang utuh.
7) Semangat "Perjumpaan" dan "Silang Budaya" akan diletakkan
sebagai strategi untuk meningkatkan harmoni kehidupan
bersama masyarakat Yogyakarta, melalui program-program
saling silang perjumpaan antara: (i) budaya Jawa dengan
budaya-budaya etnik lain yang ada di Yogyakarta, (ii) antara
budaya Jawa dengan budaya antar bangsa termasuk dengan
budaya-budaya bangsa yang tergabung dalam IORA
(Yogyakarta berpotensi sebagai "Hub" atau pusat budaya
IORA), (iii) silaturahmi budaya antar kelompok agama yang
ada di Yogyakarta dan Indonesia, (iv) program silang belajar
antar sekolah pada kelas-kelas awal sekolah menengah
pertama dan sekolah menengah atas untuk "saling kenal
sekolah" sehingga mata rantai tradisi dan sejarah pertikaian
atau tawuran antar sekolah tertentu dapat diputus.

d. Keistimewaan DIY
Dengan ditetapkannya Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2012
tentang Keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta maka status
keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta diakui secara jelas,
lebih formal, dan lebih utuh. Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 13 Tahun 2012 Pasal 7, DIY memiliki kewenangan dalam
urusan Keistimewaan yang mencakup : (a) tatacara pengisian
jabatan, kedudukan, tugas, dan kewenangan Gubernur dan
Wakil Gubernur; (b) kelembagaan Pemerintah Daerah DIY; (c)
kebudayaan; (d) pertanahan; dan (e) tata ruang. Dalam aspek
pertanahan menyangkut identifikasi dan penataan serta izin
pemanfaatan tanah-tanah Sultan Ground di Kabupaten
Gunungkidul termasuk untuk kepentingan pembangunan.
Dalam aspek kebudayaan telah menjadi prioritas dan sasaran
pembangunan di Kabupaten Gunungkidul. Dalam aspek tata

IV-18
ruang Kabupaten Gunungkidul menjadi bagian dalam kawasan
budaya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Sedangkan dalam aspek
kelembagaan diperlukan kelembagaan perangkat daerah yang
secara khusus menangani urusan kebudayaan.

Undang-undang tersebut juga menegaskan adanya dua tugas


besar yang harus dipenuhi dengan segera, yakni tugas mengisi
substansi keistimewaan DIY dan tugas yuridis yang menyangkut
pemenuhan tata cara, format dan prosedur formal. Secara
substansial, keistimewaan DIY harus dapat ditunjukkan dengan
kekuatan-kekuatan nilai masa lalu, masa kini dan masa datang
DIY. Karena itu tantangan yang dihadapi adalah membangun
kapasitas yuridis agar mampu “mengembalikan”, “menguatkan”,
dan “mengarahkan” keistimewaan DIY.
Sedangkan “semangat keistimewaan” adalah:
1) Hamemayu Hayuning Bawana.
2) Sangkan Paraning Dumadi, Manunggaling Kawula Gusti.
3) Tahta Untuk Rakyat.
4) Golong-Gilig, Sawiji, Greget, Sengguh, Ora Mingkuh.
5) Catur Gatra Tunggal dengan sumbu imaginer dan filosofis.
6) Pathok Negara.

4.2.3. Kebijakan Pembangunan Daerah Lainnya


Identifikasi kebijakan dari dokumen RPJMD dan Rancangan RPJMD
daerah lain disajikan dalam tabel sebagai berikut:

IV-19
Tabel 4.1
Keterkaitan Kebijakan Kabupaten Gunungkidul dengan Daerah Lain
No. Daerah Lain Kebijakan Terkait, Misi, dan Tujuan Keterangan Keterkaitan
1 Kabupaten Sleman Pada Peraturan Daerah Kabupaten Sleman Nomor 3 Tahun 2017 tentang Yang berkaitan dengan penataan ruang dan pengembangan
Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2016 tentang Rencana adalah arah pengembangan Kabupaten Sleman ke arah timur
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Tahun 2016-2021 : melalui Kecamatan Prambanan yang berbatasan dengan
Kecamatan Patuk sangat berperanan dalam rangka membuka
Misi 1: Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik melalui peningkatan
akses Kecamatan Patuk dan menciptakan interkoneksitas
kualitas birokrasi yang responsif dan penerapan e-govt yang wisata Kabupaten Gunungkidul dengan Kabupaten Sleman.
terintegrasi dalam memberikan pelayanan bagi masyarakat. Pengembangan wilayah perbatasan perlu menjadi perhatian
Misi 2: Meningkatkan pelayanan pendidikan dan kesehatan yang berkualitas oleh kedua Kabupaten. Disamping itu perlu perhatian
dan menjangkau bagi semua lapisan masyarakat pelayanan publik baik pendidikan dan kesehatan bagi warga di
Misi 3: Meningkatkan penguatan sistem ekonomi kerakyatan, aksesibilitas wilayah perbatasan.
dan kemampuan ekonomi rakyat, dan penanggulangan kemiskinan
Misi 4: Memantapkan dan meningkatkan kualitas pengelolaan sumberdaya
alam, penataan ruang, lingkungan hidup dan kenyamanan
Misi 5: Meningkatkan kualitas budaya masyarakat dan kesetaraan gender yang
proporsional
2 Kabupaten Bantul Pada RPJMD Kabupaten Bantul Tahun 2016 – 2021 disebutkan bahwa Visi Arah pengembangan kawasan strategis Kabupaten Bantul ke
Kabupaten Bantul adalah : Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Bantul yang arah timur dengan ditetapkannya Kawasan Industri Piyungan
sehat, cerdas dan sejahtera, berdasarkan nilai-nilai kemanusiaan, yang wilayahnya berbatasan dengan wilayah Kecamatan
Patuk di Kabupaten Gunungkidul.
nasionalisme dan religius dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia
(NKRI). Kawasan Bantul Wilayah Timur yang berbatasan dengan
Kabupaten Gunungkidul sebagian besar merupakan kawasan
Adapun tujuan pembangunan Kabupaten Bantul yaitu mewujudkan tata kelola rawan bencana gempa bumi dan tanah longsor sehingga pada
pemerintahan yang baik, efisien dan bebas KKN; mewujudkan peningkatan kawasan tersebut perlu serangkaian mitigasi bencana dan
kualitas hidup masyarakat; meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan sinkronisasi kebijakan penataan ruang daerah.
mewujudkan rasa aman dan nyaman dalam kehidupan masyarakat.
Sedangkan pada aspek lingkungan hidup bertujuan menjaga daya dukung
alam dan lingkungan hidup untuk pembangunan berkelanjutan

IV-20
No. Daerah Lain Kebijakan Terkait, Misi, dan Tujuan Keterangan Keterkaitan
3 Kabupaten Klaten Pada RPJMD Kabupaten Klaten Tahun 2016 – 2021, Visi Kabupaten Klaten Arah pengembangan kawasan yang berkaitan dengan wilayah
yaitu: Mewujudkan Kabupaten Klaten yang Maju, Mandiri, dan Berdaya Saing. yang berbatasan dengan Kabupaten Gunungkidul yaitu wilayah
Tujuan pembangunan Kabupaten Klaten yaitu Mewujudkan pemenuhan Kecamatan Gantiwarno, Wedi, Bayat, dan Cawas yang
membutuhkan pelayanan publik dan pengembangan
kebutuhan prasarana, sarana, dan utilitas umum bagi masyarakat dan
infrastruktur wilayah dalam rangka membuka akses
mewujudkan kualitas prasarana, sarana, dan utilitas umum. Sedangkan pada perekonomian di wilayah perbatasan. Sebagian wilayah
aspek lingkungan hidup tujuan pembangunan Kabupaten Klaten yaitu Kabupaten Gunungkidul yang berbatasan dengan Kabupaten
meningkatkan mutu dan kualitas lingkungan hidup dan mewujudkan Klaten merupakan kawasan rawan bencana. Aspek
pengurangan risiko bencana. pembangunan lingkungan hidup dan pembangunan yang
berkelanjutan perlu diperhatikan oleh Kabupaten Klaten dan
Kabupaten Gunungkidul.

4 Kabupaten Sukoharjo Pada RPJMD Kabupaten Sukoharjo Tahun 2016-2021, Visi Kabupaten Kebijakan pembangunan Kabupaten Sukoharjo adalah:
Sukoharjo yaitu Terus Membangun Sukoharjo yang lebih sejahtera, maju, dan Peningkatan kerjasama antar daerah sebagai sarana untuk
bermartabat didukung pemerintahan yang profesional. Misi Pembangunan menyerasikan dan menyelaraskan pembangunan antar daerah,
Kabupaten Sukoharjo yaitu : mensinergikan pembangunan antar daerah, serta
1. Memperkuat Tata Kelola Pemerintahan yang bersih, efektif dan transparan meningkatkan pelayanan publik khususnya yang ada di wilayah
2. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat perbatasan melalui program penanganan wilayah perbatasan
dan program peningkatan kolaborasi regional tematik. Adapun
3. Memperkuat kemandirian ekonomi daerah dengan menggerakkan sektor
wilayah Kabupaten Sukoharjo yang berbatasan dengan
unggulan
Kabupaten Gunungkidul yaitu Kecamatan Weru yang
4. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama dan bermasyarakat berbatasan dengan Kecamatan Semin. Kabupaten Sukoharjo
5. Mewujudkan kondisi masyarakat yang tenteram, aman dan dinamis mempunyai program peningkatan investasi untuk memacu
pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja,
pengembangan dan transfer keahlian dan teknologi. Hal
tersebut telah sejalan dengan arah kebijakan pemerintah
Kabupaten Gunungkidul yang menetapkan Candirejo sebagai
kawasan industri.
Berkaitan dengan sumber daya air, Kabupaten Sukoharjo
mempunyai program pemeliharaan sumber daya air melalui
perbaikan daerah tangkapan air.

IV-21
No. Daerah Lain Kebijakan Terkait, Misi, dan Tujuan Keterangan Keterkaitan

5 Kabupaten Wonogiri Pada RPJMD Kabupaten Wonogiri Kabupaten Wonogiri memprioritaskan pembangunan dari
Visi Wonogiri yaitu : daerah pinggiran dan desa-desa. Hal tersebut menyangkut
Membangun Wonogiri sukses, beriman, berbudaya, berkeadilan, berdaya upaya pembangunan wilayah perbatasan dengan Kabupaten
saing, dan demokratis. Gunungkidul di segala bidang. Kabupaten Wonogiri
Misi Pembangunan : bekerjasama dengan Kabupaten Gunungkidul dalam satu
1. Mengelola Pemerintahan dengan Membangun Tata Kelola Pemerintahan kesatuan Kerjasama Pacitan, Wonogiri, dan Gunungkidul
yang Bersih, Efektif dan Demokratis Terpercaya yang Meliputi Unsur (PAWONSARI) dan Gunungsewu UNESCO Global Geopark.
Manajemen Keuangan, Manajemen Pelayanan dan Manajemen Hukum dan Dalam pengembangan Gunungsewu UNESCO Global Geopark
Pengawasan dengan Semboyan Sukses sebagai Pola Managerial yang dijabarkan dalam kerjasama dibidang pendidikan, lingkungan
Memiliki Makna Sebagaimana Penjelasan Singkat dalam Visi; hidup, kebudayaan, dan kepariwisataan.
2. Meningkatkan Kualitas Hidup Manusia Wonogiri Melalui Peningkatan
Kualitas Pendidikan dan Pelatihan dengan Program Wonogiri Pintar,
Peningkatan Kesejahteraan Masyarakat dengan Program Wonogiri Kerja
Wonogiri Sejahtera, Peningkatan Kualitas Kesehatan Dengan Program
Wonogiri Sehat serta Wonogiri Beriman Sesuai Dengan Agama dan
Keyakinan Masing-Masing Mengedepankan Sikap Toleransi Antar Umat;
3. Membangun dan Memberdayakan Wonogiri dari Pinggiran dengan
Memperkuat Prioritas Pembangunan di Desa;
4. Meningkatkan Produktivitas Rakyat Wonogiri dan Daya Saing di Segala
Bidang Sehingga Wonogiri Dapat Maju dan Bangkit Bersama daerah-
Daerah Lain;
5. Mengembangkan dan Melestarikan Adat dan Budaya serta Tradisi di
Masyarakat Wonogiri;
6. Pemerataan Pembangunan yang Berkeadilan di Segala Bidang;
7. Mengembangkan Seluruh Potensi-Potensi di dalam Jiwa dan Raganya
Wonogiri untuk Kemaslahatan Rakyat Wonogiri.
Salah satu sasaran daerah yang diturunkan dari Misi III : Membangun dan
Memberdayakan Wonogiri dari Pinggiran dengan Memperkuat Prioritas
Pembangunan di Desa.
Pada sasaran daerah selanjutnya yang diturunkan dari Misi IV : Meningkatkan
Produktivitas Rakyat Wonogiri dan Daya Saing di Segala Bidang Sehingga
Wonogiri Dapat Maju dan Bangkit Bersama Daerah-Daerah Lain.
Sumber : Bappeda, 2016.

IV-22
4.2.4. Kajian Kebijakan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul
4.2.4.1. Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2005 - 2025
Secara ringkas dapat disajikan kerangka umum RPJP Daerah Kabupaten
Gunungkidul Tahun 2005 – 2025 sebagai berikut:
Tabel 4.2.
Hasil Telaah RPJPD Tahun 2005-2025
VISI DAN MISI TUJUAN SASARAN
Visi : Gunungkidul yang berdaya saing, maju, mandiri, dan sejahtera Tahun 2025
Misi :
1. Mewujudkan Memperkuat sistem a. Terwujudnya pemerintahan
pemerintahan pemerintahan yang baik yang berdasarkan hukum,
daerah yang baik dan bersih melalui birokrasi yang profesional dan
dan bersih penanggulangan netral, serta masyarakat sipil
penyalahgunaan dan masyarakat politik yang
kewenangan dalam mandiri;
bentuk KKN, peningkatan b. Meningkatnya kualitas
kualitas penyelenggaraan aparatur dan
administrasi publik, dan penyelenggaraan administrasi
peningkatan keberdayaan publik; dan
masyarakat dalam c. Meningkatnya kualitas
penyelenggaraan komunikasi dan informasi.
pembangunan

2. Mewujudkan Memperkuat sistem dan a. Terwujudnya karakter


Pemantapan kelembagaan masyarakat masyarakat yang maju,
Sistem dan dengan mengedepankan mandiri, kompetitif, dan
Kelembagaan sumber daya manusia bermoral tinggi yang dicirikan
serta yang berkualitas dan sebagai masyarakat yang
Peningkatan berdaya saing, beriman dan bertaqwa kepada
Kualitas meningkatkan Tuhan Yang Maha Esa,
Sumberdaya penguasaan, berbudi luhur, bijaksana,
Manusia pemanfaatan, dan kerja keras, gotong royong,
penciptaan ilmu dan mandiri;
pengetahuan dan b. Kualitas sumberdaya
teknologi. manusia yang semakin
meningkat, termasuk peran
perempuan dalam
pembangunan.
c. Tingkat pembangunan daerah
merata ke seluruh wilayah,
berupa terwujudnya
peningkatan kualitas hidup
dan kesejahteraan
masyarakat di seluruh
wilayah.

3. Mewujudkan Memperkuat a. Terbangunnya struktur


Pemantapan perekonomian daerah perekonomian yang kokoh
Sistem dan berbasis potensi daerah berlandaskan keunggulan
Kelembagaan menuju keunggulan kompetitif. Sektor pertanian
Perekonomian kompetitif daerah untuk dalam arti luas, usaha mikro,
membangun struktur kecil, menengah, dan pariwisata
perekonomian daerah menjadi basis aktivitas ekonomi
yang, tangguh, kuat, dan yang dikelola secara ekonomis
kokoh. dan berkelanjutan untuk
menghasilkan produk yang
berkualitas dan berdaya saing
sehingga mampu menjadi
penggerak perekonomian daerah.

IV - 23
VISI DAN MISI TUJUAN SASARAN
b. Tercapainya pertumbuhan
ekonomi daerah yang
berkelanjutan sehingga terjadi
peningkatan pendapatan
perkapita yang signifikan, dengan
tingkat pengangguran yang
rendah dan penurunan jumlah
penduduk miskin;
4. Mewujudkan Memperkuat kapasitas a. Meningkatnya kapasitas fiskal
Peningkatan keuangan daerah untuk daerah;
Kemampuan mendukung pembiayaan
Keuangan pembangunan daerah b. Meningkatnya kemandirian
Daerah yang makin mandiri. keuangan daerah.

5. Mewujudkan Memperkuat jaringan a. Terwujudnya jaringan


Penyediaan infrastruktur daerah yang infrastruktur daerah yang
Prasarana handal dan memadai handal dan memadai meliputi
Sarana Dasar meliputi sarana sarana transportasi jalan,
yang Memadai transportasi jalan, jembatan, ketenagalistrikan, pos,
jembatan, air bersih, telepon, dan telematika yang
pengairan, modern.
ketenagalistrikan,
pelayanan pos, telepon,
dan telematika yang
modern.
6. Mewujudkan Memperkuat dan a. Terwujudnya pembangunan
Pendayagunaan meningkatkan kesadaran yang berkelanjutan dengan
Sumber Daya semua pihak dalam memanfaatkan potensi
Alam dan pengelolaan dan sumber daya alam yang ada
Lingkungan pendayagunaan sumber dengan tetap menjaga
Hidup daya alam dan pelestarian keseimbangan fungsi
hasil bagi kesejahteraan lingkungan;
masyarakat dengan tetap
mempertimbangkan b. Terwujudnya konservasi
fungsi lingkungan hidup sumberdaya hayati dan non
yang dicerminkan oleh hayati yang mampu menjaga
tetap terjaganya fungsi kelestarian fungsi lingkungan
dan daya dukung hidup dan keberlanjutan
lingkungan. fungsi sumber air;
c. Membaiknya pengelolaan dan
pendayagunaan sumberdaya
alam dan pelestarian fungsi
lingkungan hidup yang
dicerminkan oleh tetap
terjaganya fungsi dan daya
dukung, dan kemampuan
pemulihannya dalam
mendukung kualitas
kehidupan sosial dan ekonomi
secara serasi, seimbang, dan
lestari;
d. Terpeliharanya kekayaan
keragaman jenis dan
kekhasan sumberdaya alam
untuk mewujudkan nilai
tambah dan daya saing
daerah, serta modal dasar
pembangunan daerah; dan
e. Meningkatnya kesadaran,
sikap mental, dan perilaku
masyarakat dalam pengelolaan
sumber daya alam dan
pelestarian fungsi lingkungan
hidup untuk meningkatkan
kualitas kehidupan
masyarakat.

IV - 24
4.2.4.2. Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW)
Kebijakan Pemerintah Kabupaten Gunungkidul dalam penataan ruang
wilayah meliputi:
a. pengembangan dan optimalisasi orientasi pembangunan
perekonomian daerah berbasis pertanian, perikanan, kehutanan, dan
pariwisata serta kegiatan budi daya yang lain secara berdaya guna,
berhasil guna, berdaya saing, berkelanjutan, dan berwawasan
lingkungan;
b. pemantapan fungsi kawasan lindung dan peningkatan kelestarian
fungsi lingkungan hidup yang mampu beradaptasi terhadap dampak
resiko bencana;
c. pengembangan dan pemantapan pusat-pusat pelayanan secara
merata dan seimbang serta terintegrasi dengan sistem jaringan
prasarana wilayah;
d. peningkatan aksesibilitas dan jangkauan pelayanan jaringan
prasarana transportasi,telekomunikasi dan informatika, sumber daya
air, energi, dan prasarana lingkungan yang handal dan memadai;
e. pengembangan kawasan yang mempunyai nilai strategis sesuai fungsi
dan peningkatan potensi ekonomi wilayah, pelestarian sosial budaya,
pendayagunaan sumberdaya alam dan teknologi tinggi serta
pelestarian fungsi dan daya dukung lingkungan hidup; dan
f. pengembangan ruang darat, ruang bawah tanah, ruang udara dan
ruang laut serta harmonisasi pemanfaatan yang berwawasan
lingkungan.

4.2.4.3. Kajian Lingkungan Hidup Strategis (KLHS)


Pembangunan pada hakekatnya bertujuan untuk meningkatkan
kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena itu, rencana
pembangunan harus berdasarkan kebijakan yang mensinergikan dan
mengharmonisasikan aspek lingkungan, sosial dan ekonomi (sustainable
development). Dalam Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2009 tentang
Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup, dalam pasal 15,
menyatakan bahwa pemerintah wajib membuat Kajian Lingkungan
Hidup Strategis (KLHS) untuk memastikan prinsip pembangunan
berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam pembangunan
suatu wilayah atau kebijakan, rencana, atau program (KRP).
Salah satu KRP yang ada di setiap daerah termasuk Kabupaten
Gunungkidul adalah Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD). RPJMD adalah dokumen perencanaan daerah untuk periode 5
(lima) tahun. RPJMD merupakan turunan dari Rencana Kebijakan
Jangka Panjang Daerah (RPJPD) yang memiliki periode 20 (dua puluh)
tahun. RPJMD Kabupaten Gunungkidul disusun menyesuaikan dengan
suksesi kepala daerah (Bupati).
Proses penyusunan KLHS RPJMD dimulai dengan melakukan
identifikasi pemangku kepentingan untuk pemetaan pemangku
kepentingan, selanjutnya Pra pelingkupan untuk mempersiapkan daftar
panjang isu-isu lingkungan kemudian pelingkupan untuk memperoleh
daftar pendek isu-isu lingkungan. Tahap berikutnya adalah pengkajian
konsistensi pembangunan berkelanjutan RPJMD, pengkajian pengaruh
RPJMD sam merumuskan mitigasi/adaptasi dan/atau alternatif dan
merumuskan rekomendasi, yang rumusan rekomendasi diintegrasikan
dalam RPJMD.
Adapun daftar pendek isu strategis pembangunan berkelanjutan di
Kabupaten Gunungkidul antara lain:
1. Daya dukung air permukaan rendah
2. Kualitas air
3. Kekeringan aktual kemarau
4. Potensi sumber air sungai bawah tanah
5. Abrasi pantai

IV - 25
6. Pengembangan kawasan wisata pantai
7. Daya dukung lahan pertanian rendah
8. Permasalahan sampah dan limbah
9. Potensi geopark internasional
10. Ancaman penambangan tidak ramah lingkungan
11. Kemiskinan tinggi
12. Potensi seni budaya.

Hasil kajian dari penyusunan RPJMD dapat disimpulkan adalah sebagai


berikut :
1. Hasil kajian menunjukkan bahwa draft RPJMD telah konsisten memiliki
keterkaitan dengan RTRW, RPJM DIY, PRJM Nasional, RPJM Kawasan
Berbatasan, serta memperhatikan aspek keterkaitan (antar waktu, sektor,
pemangku kepentingan), keseimbangan dan keadilan.
2. Setiap program memiliki dampak atau pengaruh terhadap isu pendek
pembangunan berkelanjutan, baik positif dan/atau negatif.
3. Semua program yang direncanakan dalam RPJMD dapat dilanjutkan
dengan mengupayakan mitigasi/adaptasi.
Setiap program pembangunan membutuhkan upaya mitigasi/adaptasi
dan beberapa membutuhkan KLHS Renstra Perangkat Daerah.

4.3. Isu Strategis Kabupaten Gunungkidul

Isu strategis yang ditetapkan dalam RPJMD ini ditetapkan dengan


berdasarkan kriteria sebagai berikut:
1. Memiliki pengaruh yang besar dan signifikan terhadap pencapaian
sasaran pembangunan nasional;
2. Merupakan tugas dan tanggung jawab Pemerintah Daerah;
3. Luasnya dampak yang ditimbulkan terhadap daerah dan masyarakat;
4. Memiliki daya ungkit yang signifikan terhadap pembangunan daerah;
5. Kemungkinan atau kemudahannya untuk dikelola;
6. Prioritas komitmen politik yang perlu diwujudkan.
Berdasarkan hasil analisis terhadap permasalahan pembangunan dan kondisi
lingkungan strategis dengan menggunakan kriteria yang telah ditetapkan,
maka isu strategis Kabupaten Gunungkidul berdasarakan bidang
permasalahan adalah sebagai berikut:
1. Belum optimalnya tata kelola pemerintahan yang baik guna peningkatan
kualitas pelayanan publik.
Reformasi birokrasi di Kabupaten Gunungkidul masih belum dapat
dilaksanakan secara optimal dan terus ditingkatkan. Beberapa hal yang
menjadi penyebab adalah keterbatasan jumlah sumberdaya aparatur di
lingkungan Pemerintah Daerah, yaitu jumlahnya yang berkurang karena
usia pensiun yang tidak diimbangi pengadaan karena adanya kebijakan
moratorium PNS dari Pemerintah Pusat, dan belum optimalnya
pelaksanaan Standar Operasional Prosedur (SOP), belum optimalnya
pelaksanaan Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP) daerah serta
belum semua Perangkat Daerah mempunyai Standar Pelayanan. Di sisi
lain pelayanan masyarakat terus dituntut untuk semakin cepat,
transparan dan efisien.
Reformasi birokrasi harus terus ditingkatkan dengan cara meningkatkan
kinerja di bidang penyelenggaraan pemerintahan secara umum, baik
pengelolaan sumber daya manusia, manajemen keuangan daerah,
maupun pelayanan publik. Selain itu penggunaan teknologi informasi
dalam pelaksanaan tata kelola pemerintahan dan pelayanan publik
menjadi alternatif dalam mengatasi permasalahan keterbatasan
sumberdaya aparatur dan tuntutan masyarakat dalam mendapatkan
pelayanan yang cepat, akurat dan efisien.

IV - 26
2. Belum optimalnya kualitas sumber daya manusia dan kesejahteraan
masyarakat.
Belum optimalnya kualitas sumber daya manusia antara lain dapat
dilihat dalam aspek pendidikan serta kesehatan. Permasalahan di bidang
pendidikan akan diatasi dengan peningkatan kompetensi guru,
peningkatan pengeloaan penyelenggaraan pendidikan di sekolah sesuai
dengan standar yang ditetapkan. Di bidang kebudayaan akan dilakukan
peningkatan fasilitasi kekayaan budaya dan nilai tradisi dan pelestarian
nilai budaya. Di bidang kesehatan ke depan akan diatasi dengan
peningkatan cakupan pelayanan kesehatan di Puskesmas yang diiringi
dengan akreditasi Puskesmas, pendampingan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS), pengendalian penyakit menular dan tidak menular. Dalam
rangka penanggulangan kemiskinan dan penurunan pengangguran perlu
segera disusun strategi dan rencana aksi penanggulangan kemiskinan
dan penanganan PMKS yang lebih intensif sehingga menghasilkan upaya
penanggulangan kemiskinan dan penanganan PMKS yang terpadu lintas
bidang. Untuk menurunkan angka pengangguran perlu diintensifkan
pelatihan ketrampilan kepada calon pekerja sesuai dengan kebutuhan
lapangan pekerjaan yang sejalan dengan peningkatan kualitas pendidikan
serta upaya penumbuhan wirausahawan baru.
3. Belum mantapnya ketahanan ekonomi, daya saing, dan pertumbuhan
ekonomi daerah yang inklusif.
Berlakunya perdagangan bebas pada wilayah ASEAN (kesepakatan
Masyarakat Ekonomi ASEAN - MEA) yang diharapkan menumbuhkan
tingkat konsumsi dan produksi pada wilayah DIY umumnya dan
Kabupaten Gunungkidul pada khususnya yang mengedepankan
pertumbuhan wisata dan budaya serta memantapkan perekonomian
daerah melalui peningkatan daya saing, peningkatan ketahanan ekonomi,
dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah bentuk integrasi ekonomi
negara-negara yang tergabung dalam ASEAN sehingga pada prakteknya
terbentuk sistem perdagangan bebas antara negara-negara ASEAN. MEA
ini telah disepakati oleh negara-negara di ASEAN dan mulai diberlakukan
pada tanggal 31 Desember 2015. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan
membentuk ASEAN sebagai pasar dan basis produksi tunggal sehingga
ASEAN akan bersifat lebih dinamis dan kompetitif dengan mekanisme dan
langkah-langkah untuk memperkuat pelaksanaan baru yang menerapkan
inisiatif ekonomi; mempercepat integrasi regional di sektor-sektor
prioritas; memfasilitasi pergerakan bisnis, tenaga kerja terampil dan
bakat; dan memperkuat kelembagaan mekanisme ASEAN. MEA
memberikan peluang kepada negara-negara anggota ASEAN dalam hal
meningkatkan kecepatan perpindahan sumber daya manusia dan modal
yang merupakan dua faktor produksi yang sangat penting.
4. Belum optimalnya pengelolaan dan daya saing pariwisata.
Mempertahankan momentum pertumbuhan dan perkembangan
pariwisata Gunungkidul agar dapat dikelola secara lebih profesional
sehingga mampu bersaing dan menjadi daerah tujuan wisata terkemuka.
Kondisi ini ditunjukkan dengan meningkatnya jumlah kunjungan
wisatawan dan lama tinggal wisatawan (length of stay) di Gunungkidul.
Perkembangan kunjungan wisatawan yang meningkat 256% dalam kurun
waktu 5 (lima) tahun terakhir belum diikuti dengan peningkatan lama
tinggal wisawatan yang signifikan. Masih banyak obyek dan daya tarik
wisata potensial di Gunungkidul termasuk potensi Geopark dalam satu
kesatuan Gunungsewu UNESCO Global Geopark, untuk dikembangkan
menjadi destinasi wisata unggulan. Event wisata untuk menarik
wisatawan mancanegara perlu diintensifkan dan ditingkatkan dengan
prioritas pada event wisata yang mendunia dan berkelas internasional.

IV - 27
5. Percepatan pembangunan infrastruktur strategis daerah untuk
mewujudkan konektivitas dan akses antar wilayah untuk mendukung
pariwisata
Infrastruktur di Kabupaten Gunungkidul belum seluruhnya dalam kondisi
baik. Hal ini disebabkan oleh beban penggunaan prasarana infrastruktur
yang semakin meningkat akibat pertumbuhan penduduk dan penggunaan
sarana lalu lintas serta ketidakseimbangan antara penyediaan prasarana
sarana publik sesuai rencana tata ruang terhadap desakan pemanfaatan
ruang. Kondisi infrastruktur ini disertai dengan belum optimalnya layanan
transportasi umum yang disebabkan minimnya minat pengguna dan
terbatasnya sarana dan prasarana. Dalam kaitannya dengan peningkatan
perekonomian masyarakat, infrastruktur perekonomian khususnya
penunjang pariwisata juga masih perlu ditingkatkan kualitas dan
jangkauan pelayanannya. Permasalahan infrastruktur dapat diatasi
dengan meningkatkan proporsi jalan dan jembatan dalam kondisi baik,
sarana perhubungan, ruang terbuka publik, pemenuhan sarana
prasarana dasar masyarakat dan peningkatan sarana prasarana
perekonomian untuk mengembangkan perekonomian dan pariwisata.
6. Percepatan pembangunan kawasan pesisir pantai selatan secara
terintegrasi dengan pengembangan pariwisata dan mewujudkan orientasi
pembangunan “Among Tani Dagang Layar”.
Mewujudkan orientasi pembangunan “Among Tani Dagang Layar” yaitu
menjadikan laut sebagai halaman muka dan bidang pertanian sebagai
tulang punggung (back bone) pembangunan sekaligus dalam rangka
mengisi keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta untuk mewujudkan
kesejahteraan rakyat. Sebagai bagian dari Daerah Istimewa Yogyakarta,
Kabupaten Gunungkidul berupaya untuk mengisi dan merealisasikan
keistimewaan melalui pembangunan daerah di segala bidang secara
terpadu dan sinergis.
7. Belum optimalnya kualitas sumberdaya alam dan lingkungan hidup.
Kondisi kualitas sumber daya alam dan lingkungan hidup memerlukan
upaya peningkatan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup
agar tetap lestari dan berkelanjutan.
Inti dari permasalahan lingkungan hidup di Kabupaten Gunungkidul
adalah Indeks Kualitas Lingkungan Hidup yang masih rendah, ditandai
dengan penurunan kualitas tanah, kualitas air, dan kualitas udara.
Penurunan kualitas air, terutama air permukaan, disebabkan oleh
pembuangan limbah yang tidak melalui pengolahan serta sistem sanitasi
yang buruk. Selain itu, kurangnya pengendalian pemanfaatan alih fungsi
lahan juga memacu kerusakan lingkungan disamping belum
mencukupinya kajian daya tampung dan daya dukung lingkungan sebagai
acuan pengelolaan dan pengendalian lingkungan.
Peningkatan alih fungsi lahan pertanian ke non pertanian, rendahnya
kualitas pengelolaan sampah, rendahnya luasan Ruang Terbuka Hijau
(RTH), masih adanya lahan kritis merupakan permasalahan yang lain di
bidang lingkungan hidup.
Upaya yang dilakukan untuk mengatasi permasalahan lingkungan hidup
adalah meningkatkan kualitas lingkungan dengan meningkatkan
pengelolaan air limbah, cakupan layanan persampahan, meminimalkan
alih fungsi lahan dan penanganan lahan kritis dan sumber daya alam.

IV - 28
BAB V
VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

Penentuan arah pembangunan di Kabupaten Gunungkidul


didasarkan pada filosofi atau sesanti yang adiluhung dari leluhur serta
sebagai perspektif ke depan, maka penyusunan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021 dijiwai filosofi
pembangunan Kabupaten Gunungkidul yaitu: “DHAKSINARGHA
BUMIKARTA” yang memiliki cakrawala yang luas dan mampu menjadi
pedoman bagi daerah dalam menentukan visi, misi, dan arah
pembangunan. Filosofi pembangunan Kabupaten Gunungkidul tersebut
sesuai dengan Filosofi Daerah Istimewa Yogyakarta yaitu: “HAMEMAYU
HAYUNING BAWANA”.
Penjabaran dari filosofi “DHAKSINARGHA BHUMIKARTA” tersebut
adalah sebagai berikut:

Dhaksinarga berasal dari kata-kata dhaksina dan argha yang berarti :


Dhaksina : Selatan
Argha : Gunung
Dirangkai menjadi satu kata Dhaksinarga yang artinya Gunungkidul
Bhumi : Bumi, tanah, daerah
Karta : Subur, makmur, rahayu, damai, sejahtera
Filosofi pembangunan Kabupaten Gunungkidul DHAKSINARGHA
BHUMIKARTA merupakan tekad masyarakat Gunungkidul untuk
senantiasa ingin mewujudkan semboyan yang mengandung harapan
agar Gunungkidul menjadi Daerah yang subur dan makmur dengan
cara melaksanakan pembangunan di segala bidang berlandaskan
“Hastha Dharma”.
Adapun Hastha Dharma merupakan amanah yang harus
dilaksanakan oleh setiap pemimpin dan aparatur daerah yaitu :
1. Pengayoman seluruh rakyat tanpa membedakan agama, aliran, dan
golongan.
2. Pemberi petunjuk dan bimbingan kepada rakyat menuju ketertiban
dan keamanan umum.
3. Penyuluh di dalam gelap dan penolong di dalam penderitaan bagi
seluruh lapisan masyarakat, sehingga tercapai ketenangan dan
ketenteraman lahir batin.
4. Pembina semangat kehidupan masyarakat sehingga terjelma sifat
dan sikap dinamis, konstruktif, dan korektif.
5. Pembangkit dan pemupuk daya cipta menuju ke arah kesejahteraan
masyarakat.
6. Bersifat sabar, tekun, ulet, dan bijaksana agar dapat menampung
dan mencarikan pemecahan segala persoalan hidup dan kehidupan
rakyat sehari-hari.
7. Penggerak segala kegiatan masyarakat menuju tercapainya
masyarakat yang adil dan makmur yang diridhoi Tuhan Yang Maha
Esa.
8. Pemberantas kejahatan dan kemaksiatan dengan jelas bertindak
tegas, adil dan jujur tanpa pandang bulu dan harus menjadi
teladan didalam kebaikan lahir, batin, dan masyarakat.
Implementasi dari filosofi luhur tersebut di atas menjiwai dan
memaknai visi dan misi serta arah kebijakan pembangunan Kabupaten

V-1
Gunungkidul jangka panjang dalam kerangka pencapaian tujuan
pembangunan berkelanjutan.
Konsep pembangunan Kabupaten Gunungkidul juga dilandasi
filosofi pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta “Hamemayu
Hayuning Bawana”, sebagai cita-cita luhur untuk mewujudkan tata
nilai kehidupan masyarakat Yogyakarta berdasarkan nilai budaya.
Hakekat budaya adalah hasil cipta, karsa dan rasa, yang diyakini
masyarakat sebagai sesuatu yang benar dan bermanfaat.Demikian pula
budaya Jawa, yang diyakini oleh masyarakat DIY sebagai salah satu
acuan dalam hidup bermasyarakat, baik ke dalam maupun ke luar.Ini
berarti bahwa budaya tersebut bertujuan untuk mewujudkan
masyarakat gemah ripah loh jinawi, ayom, ayem, tata, titi, tentrem, kerta
raharja. Dengan perkataan lain, budaya tersebut akan bermuara pada
kehidupan masyarakat yang penuh dengan kedamaian, baik ke dalam
maupun ke luar.
Enam nilai dasar budaya (Hamemayu Hayuning Bawana, Sangkan
Paraning Dumadi, Manunggaling Kawula Gusti, Tahta Untuk Rakyat,
Golong-Gilig Sawiji Greget Sengguh Ora Mingkuh, Catur Gatra Tunggal
dengan Sumbu Tugu-Krapyak, dan Pathok Negara) dalam konteks
keistimewaan Yogyakarta perlu didudukkan sebagai nilai rujukan
deskriptif dan preskriptif, serta perlu dijabarkan sebagai pemandu
gerak nyata kehidupan di Yogyakarta.
Demikian juga halnya dengan konsep Tahta Untuk Rakyat dan
Manunggaling Kawulo Gusti sangat dekat dan mirip dengan konsep-
konsep demokrasi dan partisipatori. Konsep Pathok Nagara memiliki
pesan yang mirip dengan konsep green belt dalam pembangunan kota
moderen. Konsep Catur Gatra Tunggal dan Sumbu Kraton-Tugu mirip
dengan kota-kota Teokrasi di Eropa yang dibangun pada abad
pertengahan yang menyimbolkan centrum dan identitas dan sampai
saat ini masih dirawat dengan sangat baik sehingga menjadi bagian
penting bagi kegiatan pariwisata. Konsep Sawiji Greget Sengguh Ora
Mingkuh, mirip dengan spirit atau semangat Bushido yang telah
menjadi acuan mental manusia Jepang moderen dalam membangun
negara dan bangsanya.
Filosofi pembangunan daerah Kabupaten Gunungkidul yang juga
dilandasi filosofi pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta
selanjutnya menjadi ruh atau jiwa dalam Visi pembangunan daerah
sebagai suatu pernyataan yang merupakan ungkapan atau artikulasi
dari citra, nilai arah, dan tujuan organisasi yang realistis, memberikan
kekuatan, semangat, dan komitmen serta memiliki daya tarik yang
dapat dipercaya sebagai pemandu dalam pelaksanaan aktivitas dan
pencapaian tujuan organisasi.

5.1. Visi

Dengan berdasarkan pada arah kebijakan dan sasaran


pembangunan jangka panjang, memperhatikan Visi dan Misi RPJMN, Visi
dan Misi RPJMD DIY, serta visi kepala daerah dan wakil kepala daerah
terpilih Hj.Badingah,S.Sos. dan Dr.H. Immawan Wahyudi,M.Hum
dirumuskan visi RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-2021 :

“Mewujudkan Gunungkidul sebagai daerah tujuan wisata yang


terkemuka dan berbudaya menuju masyarakat yang berdaya saing,
maju, mandiri, dan sejahtera
tahun 2021”.

V-2
Daerah tujuan wisata yang terkemuka dimaknai sebagai sebuah
kondisi Kabupaten Gunungkidul mampu menjadi salah satu tujuan wisata
utama dalam skala regional, nasional, dan internasional. Kondisi ini
ditandai dengan:
1. Obyek wisata dengan sarana dan prasarana yang memenuhi standar :
a. Fasilitas umum (tempat ibadah, parkir, ruang terbuka publik);
b. Sarana penyediaan air bersih, pengelolaan sanitasi, dan
persampahan;
c. Pos terpadu (Layanan Informasi,Kesehatan,SAR);
d. Jaringan listrik;
e. Sarana telekomunikasi.
2. Akses menuju obyek wisata dalam kondisi baik;
3. Manajemen pengelolaan obyek wisata yang berkualitas;
4. Manajemen pelayanan kepariwisataan yang berkualitas;
5. Penyelenggaraan event yang modern dan professional serta mendukung
peningkatan daya tarik wisata.
6. Ketersediaan penginapan, hotel, restoran, dan akomodasi yang
memadai.

Daerah tujuan wisata yang berbudaya dimaknai bahwa dalam


pengembangan pariwisata yang juga mengoptimalkan potensi dan kekayaan
budaya lokal dengan konsep mengembangkan dan mempertahankan
budaya, adat istiadat, serta nilai-nilai luhur budaya (keistimewaan).
Berbudaya juga dimaknai sebagai kondisi dimana budaya lokal juga
mampu menyerap dan menyaring budaya asing namun tetap
mempertahankan identitas budaya lokal. Kondisi ini antara lain
ditunjukkan dengan :
1. Perilaku masyarakat yang ramah dan sopan;
2. Perilaku hidup bersih;
3. Budaya jujur,tertib, dan disiplin;
4. Penggunaan pakaian yang menunjukkan budaya daerah;
5. Arsitektur dan ornamen bangunan bercirikhas lokal.
Dengan terwujudnya Gunungkidul sebagai daerah tujuan wisata
yang terkemuka dan berbudaya, maka masyarakat yang berdaya saing,
maju, mandiri, dan sejahtera akan tercapai.
Masyarakat yang berdaya saing adalah kondisi masyarakat
Gunungkidul dengan tingkat pendidikan dan kesehatan yang baik,
mempunyai kemampuan dan keterampilan memadai untuk bersaing dalam
berbagai bidang dengan berlandaskan pada keunggulan komparatif dan
kompetitif.
Masyarakat yang maju adalah kondisi masyarakat Gunungkidul yang
tumbuh dan berkembang secara ekonomi dan dan politik. Ditinjau dari
aspek ekonomi masyarakat yang maju diukur dari tingkat pendapatan yang
lebih baik dan distribusi yang lebih merata. Proses produksi telah
berkembang dengan keterpaduan antar sektor, terutama sektor industri,
sektor pertanian, dan sektor jasa-jasa terutama pariwisata, didukung
pemanfaatan sumber daya alam secara rasional, efisien, dan berwawasan
lingkungan. Dalam aspek politik, masyarakat yang maju adalah masyarakat
yang mampu mengembangkan sistem dan kelembagaan politik yang
demokratis, hak-hak politik masyarakat terjamin, dan peran serta
masyarakat dalam berbagai bidang tinggi.
Masyarakat yang mandiri adalah kondisi masyarakat Gunungkidul
yang memiliki kemampuan untuk mengelola dan memanfatkan potensi dan
kemampuan yang dimiliki sendiri dengan baik, efektif, dan efisien untuk
memenuhi kebutuhan dan meningkatkan taraf hidupnya, tanpa harus

V-3
meninggalkan kerjasama dengan pihak lain untuk melaksanakan
pembangunan daerah.
Masyarakat yang sejahtera adalah kondisi masyarakat Gunungkidul
yang telah terpenuhi kebutuhan dasar hidup lahir dan batin, yang ditandai
oleh kecukupan pangan, sandang, papan, kesehatan, pendidikan, situasi
keamanan yang kondusif, suasana kehidupan yang religius, rukun, saling
menghormati dan menghargai, serta menjunjung tinggi nilai-nilai
demokrasi, hak asasi manusia, dan keadilan.
Sinkronisasi Visi Pembangunan daerah antara RPJMD Kabupaten
Gunungkdul, RPJMD DIY dan RPJMN dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 5.1.
Sinkronisasi Visi RPJMN, RPJMD DIY, dan
RPJMD Kabupaten Gunungkidul
RPJMD
RPJMN RPJMD DIY Kabupaten
Tahun 2015-2019 Tahun 2012-2017 Gunungkidul
Tahun 2016-2021
Terwujudnya Indonesia Daerah Istimewa Mewujudkan
Yang Berdaulat, Yogyakarta yang Lebih Gunungkidul sebagai
Mandiri, dan Berkarakter, daerah tujuan wisata
Berkepribadian Berbudaya, Maju, yang terkemuka dan
Berlandaskan Gotong- Mandiri, dan Sejahtera berbudaya menuju
Royong Menyongsong masyarakat yang
Peradaban Baru berdaya saing, maju,
mandiri, dan
sejahtera tahun 2021

Kata Kunci : Kata Kunci : Kata Kunci :


Berdaulat, Mandiri, Berkarakter, Berbudaya, Berdaya
Berkepribadian Berbudaya, Maju, Saing, Maju, Mandiri,
Mandiri, Sejahtera Sejahtera

Selanjuntnya mengingat saat ini Pemerintah Daerah DIY juga sedang


menyusun RPJMD DIY Tahun 2017-2021, juga perlu melihat korelasi dan
sinkronisasi antara Visi RPJMD Kabupaten Gunungkidul dan rancangan
RPJMD DIY Tahun 2017-2022 sebgai berikut :

V-4
Tabel 5.2.
Sinkronisasi Visi Rancangan RPJMD DIY, dan
RPJMD Kabupaten Gunungkidul
RPJMD
Rancangan RPJMD DIY
Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2017-2022
Tahun 2016-2021
Terwujudnya Peningkatan Mewujudkan Gunungkidul sebagai
Kemuliaan Martabat Manusia daerah tujuan wisata yang
Jogja terkemuka dan berbudaya menuju
masyarakat yang berdaya saing,
maju, mandiri, dan sejahtera tahun
2021

Kata Kunci : Kata Kunci :


Kemuliaan Martabat Manusia Masyarakat Berbudaya, Berdaya
Jogja Saing, Maju, Mandiri, Sejahtera

5.2. Misi

Misi merupakan penjabaran dari Visi dan disusun dalam rangka


mengimplementasikan langkah-langkah yang akan dilakukan dalam
mewujudkan visi tersebut. Rumusan misi merupakan penggambaran visi
yang ingin dicapai dan menguraikan upaya-upaya apa yang harus
dilakukan. Rumusan misi disusun untuk memberikan kerangka bagi
tujuan dan sasaran serta arah kebijakan yang ingin dicapai dan
menentukan jalan yang akan ditempuh untuk mencapai visi.

Untuk mencapai Visi Kabupaten Gunungkidul tahun 2021,


ditetapkan misi pembangunan sebagai berikut :
1. Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance).
2. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing.
3. Memantapkan pengelolaan pariwisata yang profesional.
4. Meningkatkan infrastruktur yang memadai untuk menggerakkan
perekonomian yang tangguh berbasis potensi daerah.
5. Mengembangkan sektor-sektor unggulan daerah dan iklim investasi
yang kondusif.
6. Meningkatkan pengelolaan dan perlindungan sumber daya alam secara
berkelanjutan.

Penjelasan misi sebagai berikut:


Misi 1 : Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good
Governance).
Misi ini adalah upaya Pemerintah Daerah untuk menyelenggarakan tata
pemerintahan dengan berlandaskan asas prinsip good governance melalui
sinergisme antar stakeholders pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha
dalam rangka pengelolaan dan manajemen pembangunan daerah. Prinsip
yang menjadi landasan good governance adalah:
1. Akuntabilitas yaitu meningkatkan akuntabilitas para pengambil
kebijakan daerah dalam segala bidang yang menyangkut kepentingan
masyarakat.
2. Pengawasan yaitu meningkatkan upaya pengawasan terhadap
penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan dengan
mengefektifkan keterlibatan swasta dan masyarakat luas.

V-5
3. Daya tanggap yaitu meningkatkan kepekaan para penyelenggara
pemerintahan terhadap aspirasi masyarakat tanpa kecuali.
4. Profesionalisme yaitu meningkatkan kemampuan dan moral
penyelenggaraan pemerintahan agar mampu memberi pelayanan yang
mudah, cepat, tepat dengan biaya terjangkau.
5. Efisiensi dan efektifitas yaitu menjamin terselenggaranya pelayanan
kepada masyarakat dengan menggunakan sumber daya yang tersedia
secara optimal dan bertanggung jawab.
6. Transparansi yaitu mampu menciptakan kepercayaan timbal-balik
antara pemerintah dan masyarakat melalui penyediaan informasi dan
menjamin kemudahan didalam memperoleh informasi.
7. Kesetaraan yaitu mampu memberi peluang yang sama bagi setiap
anggota masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraannya.
8. Wawasan ke depan (strategic vision) yaitu Pemerintah Daerah berupaya
membangun daerah berdasarkan visi strategis yang jelas dan
mengikuti-sertakan warga dalam seluruh proses pembangunan,
sehingga warga merasa memiliki dan ikut bertanggungjawab terhadap
kemajuan daerahnya.
9. Partisipasi yaitu Pemerintah Daerah mendorong setiap warga untuk
mempergunakan hak dalam menyampaikan pendapat dalam proses
pengambilan keputusan, yang menyangkut kepentingan masyarakat,
baik secara langsung mapun tidak langsung.
10. Penegakan hukum adalah mewujudkan penegakan hukum yang adil
bagi semua pihak tanpa pengecualian, menjunjung tinggi hak asasi
manusia dan memperhatikan nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat.

Misi 2 : Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing.


Misi ini adalah upaya Pemerintah Daerah untuk membangun sumberdaya
manusia yang berkualitas dan berdaya saing di segala bidang melalui
human investment sebagai pilar pokok pembangunan daerah. Upaya
tersebut sebagai rangkaian upaya untuk mewujudkan manusia
Gunungkidul seutuhnya dan masyarakat Gunungkidul seluruhnya yaitu
mencakup pembangunan manusia, baik sebagai insan maupun sumber
daya pembangunan manusia. Sebagai insan memberikan tekanan pada
harkat, martabat, hak, dan kewajiban manusia yang tercermin dalam nilai-
nilai yang terkandung dalam diri manusia baik segi etika, estetika, maupun
logika yang meliputi nilai-nilai rohaniah, kepribadian dan kejuangan.

Misi 3 : Memantapkan pengelolaan pariwisata yang profesional.


Misi ini adalah upaya Pemerintah Daerah untuk meningkatkan berbagai
macam kegiatan wisata yang didukung berbagai fasilitas serta layanan yang
disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Perguruan tinggi, Pemerintah, dan
Pemerintah Daerah yang berupa hasil olah cipta, rasa dan karsa manusia
sebagai makhluk budaya, baik yang bersifat berwujud (tangible) maupun
tidak berwujud (intangible) dengan didukung sumber daya manusia yang
dapat turut membentuk sikap dan perilaku serta kepribadian yang
tangguh, sementara kepribadian yang tangguh tersebut merupakan
prasyarat dalam membentuk profesionalisme.

Misi 4 : Meningkatkan infrastruktur yang memadai untuk menggerakkan


perekonomian yang tangguh berbasis potensi daerah.
Misi ini adalah upaya Pemerintah Daerah dalam membangun konektivitas
antar wilayah melalui peningkatan kondisi jalan dan jembatan, sarana-
prasarana transportasi dan telekomunikasi dalam rangka percepatan
pembangunan dan dukungan bagi pengembangan potensi pariwisata, serta

V-6
penyediaan infrastruktur pelayanan dasar berupa air bersih, irigasi, dan
sanitasi yang merata di wilayah Kabupaten Gunungkidul.

Misi 5 : Mengembangkan sektor-sektor unggulan daerah dan iklim investasi


yang kondusif.
Misi ini adalah upaya Pemerintah Daerah untuk meningkatkan daya saing
sektor-sektor unggulan daerah dan iklim investasi yang kondusif yang
menjadi penggerak dan penguat bagi perekonomian daerah yang meliputi
bidang pertanian dalam arti luas, industri kecil, usaha mikro kecil dan
menengah, koperasi, serta investasi yang mampu menjadi pendorong
pertumbuhan ekonomi daerah yang inklusif. Peran Pemerintah adalah
sebagai fasilitator yang mendampingi masyarakat dengan meningkatkan
akses bagi masyarakat agar lebih mudah berusaha, sehingga kemampuan
ekonomi rakyat lebih berkembang dan semakin kuat.

Misi 6 : Meningkatkan pengelolaan dan perlindungan sumber daya alam


secara berkelanjutan.
Misi ini adalah upaya Pemerintah daerah untuk meningkatkan pengelolaan
sumber daya alam (SDA) dan lingkungan hidup yang lestari berorientasi
pada pelestarian fungsi lingkungan hidup bagi peningkatan kesejahteraan
masyarakat dengan memperhatikan daya dukung sumber daya alam dan
lingkungan hidup.
Sinkronisasi Misi pembangunan Kabupaten Gunungkidul Tahun
2016-2021 dengan Agenda Prioritas RPJMN Tahun 2015-2019 serta Misi
Pembangunan RPJMD DIY Tahun 2013-2017 dapat dilihat dalam tabel 5.3.
dan 5.4. berikut :

Tabel 5.3.
Sinkronisasi Misi RPJMD Kabupaten Gunungkidul dan
Agenda Prioritas RPJMN (Nawacita)
RPJMD Agenda Prioritas RPJMN
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2015-2019
Tahun 2016-2021 (Nawacita)
Misi 1 Agenda Prioritas 1 :
Meningkatkan tata kelola Menghadirkan kembali negara untuk
pemerintahan yang baik (Good melindungi segenap bangsa dan
Governance). memberikan rasa aman kepada seluruh
warga negara.
Agenda Prioritas 2 :
Membuat Pemerintah selalu hadir dengan
membangun tata kelola pemerintahan yang
bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.
Agenda Prioritas 4 :
Memperkuat kehadiran negara dalam
melakukan reformasi sistem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi, bermartabat,
dan terpercaya.

Misi 2 Agenda Prioritas 5 :


Meningkatkan kualitas Meningkatkan kualitas hidup manusia dan
sumber daya manusia yang masyarakat Indonesia.
berdaya saing.

V-7
RPJMD Agenda Prioritas RPJMN
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2015-2019
Tahun 2016-2021 (Nawacita)
Agenda Prioritas 6 :
Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya
saing di pasar Internasional sehingga bangsa
Indonesia bisa maju dan bangkit bersama
bangsa-bangsa Asia lainnya.
Agenda Prioritas 8 :
Melakukan revolusi karakter bangsa.
Agenda Prioritas 9 :
Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat
restorasi sosial Indonesia.

Misi 3 Agenda Prioritas 7 :


Memantapkan pengelolaan Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan
pariwisata yang profesional. menggerakkan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik.
Misi 5
Mengembangkan sektor-
sektor unggulan daerah dan
iklim investasi yang kondusif.
Misi 6
Meningkatkan pengelolaan
dan perlindungan sumber
daya alam secara
berkelanjutan.
Misi 4 Agenda Prioritas 3 :
Meningkatkan infrastruktur Membangun Indonesia dari pinggiran dengan
yang memadai untuk memperkuat daerah-daerah dan desa dalam
menggerakkan perekonomian kerangka negara kesatuan.
yang tangguh berbasis potensi
daerah.

V-8
Tabel 5.4.
Sinkronisasi Misi RPJMD Kabupaten Gunungkidul dan
RPJMD DIY
RPJMD
RPJMD DIY
Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2012-2017
Tahun 2016-2021
Misi 1 Misi 3
Meningkatkan tata kelola Meningkatkan tata kelola
pemerintahan yang baik (Good pemerintahan yang baik
Governance).
Misi 2 Misi 1
Meningkatkan kualitas sumber daya Membangun peradaban yang
manusia yang berdaya saing. berbasis nilai-nilai kemanusiaan
Misi 3 Misi 2
Memantapkan pengelolaan pariwisata Menguatkan perekonomian
yang profesional. daerah yang didukung dengan
semangat kerakyatan, inovatif
Misi 5
dan kreatif
Mengembangkan sektor-sektor
unggulan daerah dan iklim investasi
yang kondusif.
Misi 6
Meningkatkan pengelolaan dan
perlindungan sumber daya alam
secara berkelanjutan.
Misi 4 Misi 4
Meningkatkan infrastruktur yang Memantapkan prasarana dan
memadai untuk menggerakkan sarana daerah.
perekonomian yang tangguh berbasis
potensi daerah.

Selanjutnya perlu juga dilakukan sinkronisasi Misi RPJMD


Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-2021 dan Rancangan RPJMD DIY
Tahun 2017-2022 sebagai berikut :
Tabel 5.5.
Sinkronisasi Misi RPJMD Kabupaten Gunungkidul dan
Rancangan RPJMD DIY
RPJMD
Rancangan RPJMD DIY
Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2017-2022
Tahun 2016-2021
Misi 1 Misi 2
Meningkatkan tata kelola Mewujudkan Tata Kelola
pemerintahan yang baik (Good Pemerintahan yang Demokratis
Governance).
Misi 2 Misi 1
Meningkatkan kualitas sumber daya Meningkatkan Kualitas Hidup,
manusia yang berdaya saing. Kehidupan dan Penghidupan
Masyarakat Yang Berkeadilan dan
Misi 3
Berkeadaban
Memantapkan pengelolaan pariwisata
yang profesional.

V-9
RPJMD
Rancangan RPJMD DIY
Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2017-2022
Tahun 2016-2021

Misi 4
Meningkatkan infrastruktur yang
memadai untuk menggerakkan
perekonomian yang tangguh berbasis
potensi daerah.

Misi 5
Mengembangkan sektor-sektor
unggulan daerah dan iklim investasi
yang kondusif.

Misi 6
Meningkatkan pengelolaan dan
perlindungan sumber daya alam
secara berkelanjutan.

5.3. Tujuan dan Sasaran

Tujuan merupakan sesuatu yang akan dicapai dalam kurun waktu


tertentu, dalam kerangka rencana pembangunan jangka menengah jangka
waktu tersebut antara satu sampai dengan lima tahun ke depan. Rumusan
tujuan menunjukkan tahapan-tahapan dalam mencapai visi yang telah
ditetapkan, melaksankan misi dan menjawab masalah serta isu strategis
yang dihadapi. Tujuan selanjutnya dijabarkan dalam sasaran- sasaran
pembangunan yang lebih operasional dan terukur.
Rumusan tujuan dan sasaran pembangunan berdasarkan misi
pembangunan daerah lima tahun ke depan ditetapkan sebagai berikut :

1. Misi 1 Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good


Governance)
Tujuan : Mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik untuk
meningkatkan pelayanan publik
Sasaran : 1. Akuntabilitas kinerja Pemerintah Daerah meningkat
2. Akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah meningkat
3. Ketaatan masyarakat terhadap hukum meningkat

2. Misi 2 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berdaya


saing
Tujuan : Mewujudkan peningkatan karakter dan mental sumber daya
manusia yang berkualitas
Sasaran : 1. Kapasitas Sumber Daya Manusia meningkat
2. Jumlah Penduduk Miskin menurun
3. Angka Pengangguran menurun

3. Misi 3 Memantapkan pengelolaan pariwisata yang profesional


Tujuan : 1. Mewujudkan peningkatan daya saing pariwisata
2. Mewujudkan perlindungan, pemeliharaan,
pengembangan, dan pemanfaatan kebudayaan
Sasaran : 1. Daya saing pariwisata Meningkat
2. Pelestarian budaya berbasis pemberdayaan meningkat

V - 10
4. Misi 4 Meningkatkan infrastruktur yang memadai untuk menggerakkan
perekonomian yang tangguh berbasis potensi daerah
Tujuan : Mewujudkan pemerataan pembangunan, percepatan, dan
pertumbuhan ekonomi daerah
Sasaran : Infrastruktur publik wilayah meningkat

5. Misi 5 Mengembangkan sektor-sektor unggulan daerah dan iklim


investasi yang kondusif
Tujuan : Memperkuat perekonomian daerah berbasis potensi sektor
unggulan daerah menuju keunggulan kompetitif daerah
untuk membangun struktur perekonomian daerah yang
tangguh
Sasaran : 1. Pertumbuhan ekonomi daerah meningkat.
2. Pendapatan masyarakat meningkat.
3. Ketahanan pangan meningkat.

6. Misi 6 Meningkatkan pengelolaan dan perlindungan sumber daya alam


secara berkelanjutan.
Tujuan : Mewujudkan pengelolaan sumber daya alam sesuai daya
dukung dan daya tampung
Sasaran : 1. Kualitas sumber daya alam dan lingkungan hidup
meningkat
2. Kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana meningkat

Keterkaitan antara visi, misi, tujuan, dan sasaran daerah dapat


dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 5.6.
Keterkaitan Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran
Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-2021
Visi /Misi Tujuan Sasaran Indikator Sasaran

Visi : Mewujudkan Gunungkidul sebagai daerah tujuan wisata yang terkemuka dan berbudaya
menuju masyarakat yang berdaya saing, maju, mandiri, dan sejahtera tahun 2021

Misi 1:
Meningkatkan tata Mewujudkan Tata 1. Akuntabilitas Nilai Akuntabilitas
kelola pemerintahan kelola Pemerintahan kinerja Kinerja Instansi
yang baik (Good yang baik untuk Pemerintah Pemerintah
Governance) meningkatkan Daerah
pelayanan publik meningkat
2. Akuntabilitas Opini BPK terhadap
Indikator tujuan :
pengelolaan Laporan Keuangan
Indeks Reformasi
keuangan daerah Pemerintah Daerah
Birokrasi
meningkat
3. Ketaatan Indeks ketenteraman
Masyarakat dan ketertiban
terhadap hukum masyarakat
meningkat

Misi 2
Meningkatkan kualitas Mewujudkan 1. Kapasitas Sumber Indeks Pembangunan
sumber daya manusia Peningkatan karakter Daya Manusia Manusia (IPM)
yang berdaya saing dan mental sumber meningkat
daya manusia yang 2. Jumlah Penduduk Angka Kemiskinan
berkualitas. Miskin Menurun
3. Angka Angka penganguran
Indikator tujuan :
Pengangguran
Indeks Pembangunan
menurun
Manusia

V - 11
Visi /Misi Tujuan Sasaran Indikator Sasaran
Misi 3
Memantapkan Mewujudkan Daya saing pariwisata 1. Jumlah
pengelolaan pariwisata peningkatan daya Meningkat Kunjungan
yang profesional saing pariwisata. Wisatawan
Nusantara dan
Indikator tujuan : Wisatawan
1. Jumlah Kunjungan Mancanegara
Wisatawan
Nusantara dan 2. Lama Tinggal
Wisatawan Wisatawan
Mancanegara Nusantara dan
Wisatawan
2. Lama Tinggal Mancanegara
Wisatawan
Nusantara dan
Wisatawan
Mancanegara
Mewujudkan Pelestarian budaya Indeks Pelestarian
perlindungan, berbasis Budaya
pemeliharaan, pemberdayaan
pengembangan, dan meningkat
pemanfaatan
kebudayaan
Indikator tujuan :
Indeks Pelestarian
Budaya
Misi 4
Meningkatkan Mewujudkan Infrastruktur publik Indeks Infrastruktur
infrastruktur yang pemerataan wilayah meningkat wilayah
memadai untuk pembangunan,
menggerakkan percepatan, dan
perekonomian yang pertumbuhan ekonomi
tangguh berbasis daerah
potensi daerah
Indikator tujuan :
Indeks Infrastruktur
wilayah
Misi 5
Mengembangkan Memperkuat 1. Pertumbuhan Angka pertumbuhan
sektor-sektor perekonomian daerah ekonomi daerah ekonomi
unggulan daerah dan berbasis potensi sektor meningkat
iklim investasi yang unggulan daerah 2. Pendapatan Pendapatan Perkapita
kondusif menuju keunggulan masyarakat Penduduk
kompetitif daerah meningkat
untuk membangun
struktur 3. Ketahanan Pangan Jumlah desa rawan
perekonomian daerah Meningkat pangan
yang tangguh
Indikator tujuan :
Angka Pertumbuhan
Ekonomi
Misi 6
Meningkatkan Mewujudkan 1. Kualitas sumber Indeks Kualitas
pengelolaan dan pengelolaan sumber daya alam dan Lingkungan Hidup
perlindungan sumber daya alam sesuai daya lingkungan hidup
daya alam secara dukung dan daya meningkat
berkelanjutan tampung 2. Kesiapsiagaan Persentase desa
dalam menghadapi tangguh bencana
Indikator tujuan : bencana meningkat
Indeks Kualitas
Lingkungan Hidup

Untuk memberikan gambaran kondisi pada tahun 2016-2021,


berikut ini target kinerja tujuan pembangunan tahun 2016-2021 :

V - 12
Tabel 5.7
Target Pencapaian Tujuan Jangka Menengah
Kondisi Kondisi
Tujuan Indikator Tujuan Awal Akhir
(Th. 2016) (Th. 2021)
1. Mewujudkan Tata kelola Indeks Reformasi 75,33 82,00
Pemerintahan yang baik untuk Birokrasi
meningkatkan pelayanan publik.
2. Mewujudkan Peningkatan karakter Indeks Pembangunan 69,01 71,98
dan mental sumber daya manusia Manusia
yang berkualitas.
3. Mewujudkan peningkatan daya 1. Jumlah Kunjungan 2.815.225 3.780.388
saing pariwisata. Wisatawan Nusantara
danWisatawan
Mancanegara
2. Lama Tinggal 1,41 1,61
Wisatawan Nusantara
dan Wisatawan
Mancanegara
4. Mewujudkan perlindungan, Indeks Pelestarian 92,24 100
pemeliharaan, pengembangan, dan Budaya
pemanfaatan kebudayaan
5. Mewujudkan pemerataan Indeks Infrastruktur 58,14 71,76
pembangunan, percepatan, dan wilayah
pertumbuhan ekonomi daerah
6. Memperkuat perekonomian daerah Angka Pertumbuhan 4,89 5,24
berbasis potensi sektor unggulan Ekonomi
daerah menuju keunggulan
kompetitif daerah untuk
membangun struktur
perekonomian daerah yang tangguh
7. Mewujudkan pengelolaan sumber Indeks Kualitas 50,47 55,47
daya alam sesuai daya dukung dan lingkungan Hidup
daya tampung

Selanjutnya target kinerja sasaran jangka menengah daerah tersebut


dijabarkan dalam tabel berikut :

V - 13
Tabel 5.8
Visi, Misi, Tujuan, Dan Sasaran Jangka Menengah Kabupaten Gunungkidul

Visi : “Mewujudkan Gunungkidul sebagai daerah tujuan wisata yang terkemuka dan berbudaya menuju masyarakat yang berdaya saing, maju,
mandiri, dan sejahtera tahun 2021”
Kondisi Target Capaian Kondisi
No Misi Tujuan Sasaran Indikator Satuan
Awal 2017 2018 2019 2020 2021 akhir
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

1 Misi 1: Mewujudkan Tata Akuntabilitas Nilai Akuntabilitas - B B B BB BB BB BB


Meningkatkan kelola Pemerintahan kinerja Kinerja Instansi
(64,33) (66,91) (69,89) (72,88) (75,86) (78,84) (78,84)
tata kelola yang baik untuk Pemerintah Pemerintah
pemerintahan meningkatkan Daerah
yang baik (Good pelayanan publik meningkat
Governance) Akuntabilitas Opini BPK terhadap - WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP
pengelolaan Laporan Keuangan
Indikator tujuan : keuangan daerah Pemerintah Daerah
Indeks Reformasi meningkat
Birokrasi
Ketaatan Indeks Indeks 19,35 19,57 19,78 20,00 20,22 20,43 20,43
Masyarakat ketenteraman dan
terhadap hukum ketertiban
meningkat masyarakat

2 Misi 2 Mewujudkan Kapasitas Indeks Indeks 69,01 69,60 70,20 70,79 71,39 71,98 71,98
Meningkatkan Peningkatan Sumber Daya Pembangunan
kualitas sumber karakter dan mental Manusia Manusia (IPM)
daya manusia sumber daya meningkat
yang berdaya manusia yang
saing berkualitas. Jumlah Angka Kemiskinan Persen 19,34 19,25 18,58 17,91 17,24 16,52 16,52
Penduduk Miskin
Menurun
Indikator tujuan : Angka Angka penganguran Persen 1,42 1,33 1,25 1,22 1,20 1,16 1,16
Indeks Pengangguran
Pembangunan menurun
Manusia

V - 14
Kondisi Target Capaian Kondisi
No Misi Tujuan Sasaran Indikator Satuan
Awal 2017 2018 2019 2020 2021 akhir
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

3 Misi 3 1. Mewujudkan Daya saing Jumlah Kunjungan Orang 2.815.225 3.112.958 3.361.995 3.563.714 3.706.263 3.780.388 3.780.388
Memantapkan peningkatan daya pariwisata Wisatawan
pengelolaan saing pariwisata. Meningkat Nusantara dan
pariwisata yang Wisatawan
Indikator tujuan : Mancanegara
profesional
a. Jumlah
Kunjungan Lama Tinggal Hari 1,41 1,45 1,49 1,53 1,57 1,61 1,61
Wisatawan Wisatawan
Nusantara dan Nusantara dan
Wisatawan Wisatawan
Mancanegara Mancanegara
b. Lama Tinggal
Wisatawan
Nusantara dan
Wisatawan
Mancanegara
2. Mewujudkan Pelestarian Indeks Pelestarian Indeks 92,24 93,3 95,54 97,36 98,64 100 100
perlindungan, budaya berbasis Budaya
pemeliharaan, pemberdayaan
pengembangan, meningkat
dan pemanfaatan
kebudayaan
Indikator tujuan:
Indeks
Pelestarian Budaya
4 Misi 4 Mewujudkan Infrastruktur Indeks Infrastruktur Indeks 58,14 61,91 65,34 68,57 70,22 71,76 71,76
Meningkatkan pemerataan publik wilayah wilayah
infrastruktur pembangunan, meningkat
yang memadai percepatan, dan
untuk pertumbuhan
menggerakkan ekonomi daerah
perekonomian
yang tangguh Indikator tujuan :
berbasis potensi Indeks Infrastruktur
daerah wilayah

V - 15
Kondisi Target Capaian Kondisi
No Misi Tujuan Sasaran Indikator Satuan
Awal 2017 2018 2019 2020 2021 akhir
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13)

5 Misi 5 Memperkuat 1. Pertumbuhan Angka pertumbuhan persen 4,89 4,96 5,03 5,10 5,17 5,24 5,24
Mengembangkan perekonomian ekonomi ekonomi
sektor-sektor daerah berbasis daerah
unggulan daerah potensi sektor meningkat
dan iklim unggulan daerah
investasi yang menuju keunggulan 2. Pendapatan Pendapatan Juta 18,42 19,33 20,23 21,14 22,05 22,95 22,95
kondusif kompetitif daerah masyarakat Perkapita Penduduk Rupiah
untuk membangun meningkat
struktur
perekonomian
daerah yang 3. Ketahanan Jumlah desa rawan Desa 7 6 6 5 5 4 4
tangguh Pangan pangan
Meningkat
Indikator tujuan :
Angka Pertumbuhan
Ekonomi

6 Misi 6 Mewujudkan 1. Kualitas Indeks Kualitas Indeks 50,47 51,47 52,47 53,47 54,47 55,47 55,47
Meningkatkan pengelolaan sumber sumber daya Lingkungan Hidup
pengelolaan dan daya alam sesuai alam dan
perlindungan daya dukung dan lingkungan
sumber daya daya tampung hidup
alam secara meningkat
Indikator tujuan :
berkelanjutan
2. Kesiapsiagaan Persentase desa Persen 58,70 65,22 71,74 78,26 84,78 91,30 91,30
Indeks Kualitas
dalam tangguh bencana
Lingkungan Hidup
menghadapi
bencana
meningkat

V - 16
BAB VI
STRATEGI, ARAH KEBIJAKAN DAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH

Tahapan pembangunan lima tahunan yang akan dituangkan dalam


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Tahun 2016-2021
merupakan bagian yang tidak dapat dilepaskan dari tahapan pembangunan
lima tahunan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD)
Tahun 2005-2025. Dalam tahapan pembangunan lima tahunan sebagaimana
tertuang dalam RPJPD Tahun 2005-2025, saat ini memasuki tahapan Lima
Tahunan III Tahun 2015-2020, sehingga arah kebijakan pembangunan lima
tahun kedepan disesuaikan dengan arah kebijakan Lima Tahun III tersebut.
Gambaran arah kebijakan tahapan lima tahunan dalam RPJPD Tahun 2005-
2025 dapat dilihat dalam tabel berikut :
Tabel 6.1
Arah Kebijakan Pembangunan Lima Tahunan
dalam RPJPD Tahun 2005-2025
Lima Tahun I Lima Tahun II Lima Tahun III Lima Tahun IV
(2005-2010) (2010-2015) (2015-2020) (2020-2025)

Titik Berat Titik Berat Titik Berat Titik Berat


Pembangunan Pembangunan Pembangunan Pembangunan
Pembangunan daerah Pembangunan daerah Pembangunan Pembangunan
dititikberatkan pada dititikberatkan pada dititikberatkan pada dititikberatkan
bidang pertanian bidang industri kecil pembangunan pada
dalam arti luas yang dan menengah masyarakat yang masyarakat
didukung oleh berbasis pertanian mandiri yang yang mandiri
penyediaan berbagai serta pariwisata yang didukung oleh dan sejahtera
jenis pelayanan unggul dan mampu kualitas sumber berupa
kebutuhan dasar menjadi basis daya manusia yang peningkatan
masyarakat dengan aktivitas ekonomi dan tinggi dan basis kualitas hidup
akses dan kualitas menghasilkan produk ekonomi daerah yang merata di
yang memadai baik di yang berkualitas dan yang kuat yaitu seluruh
bidang perumahan berdaya saing masyarakat yang wilayah.
yang dilengkapi menjadi penggerak mampu
dengan prasarana perekonomian daerah mengembangkan
dan sarana yang didukung oleh potensinya dengan
pendukung yang masyarakat yang mengandalkan
merata ke seluruh maju. Pada lima kemampuan dan
wilayah. tahun kedua kekuatannya
Pembangunan bidang masyarakat yang sendiri, mempunyai
pendidikan dan diwujudkan adalah semangat kuat
kesehatan yang masyarakat yang dalam menghadapi
mampu menciptakan maju. tantangan serta
kondisi masyarakat kelangsungan
yang cerdas, sehat, proses dan hasil-
produktif, dan hasil pembangunan.
berakhlak mulia serta
memiliki daya saing
secara bertanggung
jawab dalam
memanfaatkan
peluang dan
menghadapi
tantangan globalisasi.

VI - 1
Berdasarkan arah pembangunan tahapan 5 tahunan dalam RPJPD
tersebut dapat dilihat bahwa pada tahap Lima Tahun Ketiga pembangunan
Kabupaten Gunungkidul diarahkan pada pembangunan masyarakat yang
mandiri yang didukung oleh kualitas sumber daya manusia yang tinggi dan basis
ekonomi yang kuat. Ini berarti bahwa untuk mewujudkan masyarakat yang
mandiri, pada tahap lima tahunan harus dapat diciptakan basis ekonomi yang
kuat serta suberdaya manusia yang berkualitas. Untuk itu perlu dipilih potensi
daerah yang dipandang akan mampu mendorong dan mempercepat penguatan
ekonomi daerah.
Perkembangan sektor pariwisata selama kurun waktu lima tahun yang
ditandai dengan meningkatnya jumlah kunjungan wisata yang secara riil telah
memberikan peningkatan PAD menjadi pilihan Bupati dan Wakil Bupati terpilih
untuk dikembangkan dan didorong untuk mewujudkan pertumbuhan ekonomi
daerah dengan tetap memperhatikan aspek pemerataan (pertumbuhan ekonomi
berkeadilan). Hal ini berarti bahwa pengembangan sektor pariwisata harus
didukung oleh pengembangan sektor yang lain yang terkait baik secara langsung
maupun tidak langsung. Sektor pertanian misalnya, harus diarahkan agar mampu
mengolah hasil pertanian menjadi produk olahan yang dapat mengakses pasar
pariwisata dan demikian halnya dengan sektor- sektor yang lain. Untuk itu, proses
perwujudan visi dan misi lima tahun kedepan memerlukan strategi dan arah
kebijakan yang tepat sehingga semua sektor dapat bersinergi, saling mendukung,
dan menguatkan.
Proses perumusan strategi pembangunan lima tahun ke depan dilakukan
dengan melihat faktor eksternal dan internal yang berdasarkan hasil analisis
dipandang memiliki nilai stategis dalam proses pembangunan daerah.
6.1. Analisis Eksternal
Analisis eksternal dilakukan untuk memetakan peluang dan ancaman
yang dihadapi oleh Kabupaten Gunungkidul dalam kurun waktu lima tahun
kedepan. Melalui analisis eksternal diharapkan dapat diketahui posisi
Kabupaten Gunungkidul dalam lingkup Daerah Istimewa Yogyakarta,
regional, nasional, maupun internasional.
a. Peluang (Opportunities)
1. Terbukanya akses pasar internasional dan perdagangan bebas melalui
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan kedudukan Kabupaten
Gunungkidul yang semakin prospektif dalam lingkup regional.
2. Meningkatnya peluang kerjasama pembangunan antar daerah dan
lembaga ilmiah nasional maupun luar negeri, seperti jaringan dan
kerjasama dalam pengembangan Geopark.
3. Dibangunnya jalur jalan lintas selatan (JJLS) yang akan meningkatkan
aksesibilitas Kabupaten Gunungkidul.
4. Adanya persepsi bahwa Gunungkidul sebagai alternatif destinasi wisata
baru yang menarik untuk dikunjungi.
5. Terbukanya peluang usaha di berbagai sektor.
6. Meningkatnya minat investor untuk berinvestasi di Kabupaten
Gunungkidul.
b. Ancaman (Threats)
1. Persaingan antar daerah yang semakin meningkat.
2. Tuntutan masyarakat atas pelayanan publik yang berkualitas.
3. Globalisasi, perkembangan teknologi informasi dan perkembangan
pariwisata yang potensial mengakibatkan persaingan bebas, perubahan
budaya masyarakat, penyakit masyarakat, gesekan/konflik sosial,
munculnya masalah kesehatan baru, serta bahaya perdagangan orang
(trafficking).

VI - 2
4. Fluktuasi harga pangan dan kebutuhan bahan pokok yang tinggi
mengikuti mekanisme pasar.

6.2. Analisis Internal


Analisis faktor internal dilakukan untuk mengetahui kekuatan, potensi, dan
sumber daya yang dimiliki daerah sebagai modal pembangunan. Disisi lain
juga untuk mengetahui kelemahan dan kekuragan daerah dalam menghadapi
ancaman serta peluang pembangunan.
a. Kekuatan (Strenghts)
1. Potensi unggulan daerah yaitu pariwisata meliputi wisata pantai,
geosite, perbukitan karst, gua, hutan pendidikan, wisata spiritual, dan
kebudayaan serta pertanian dalam arti luas, termasuk di dalamnya
perikanan tangkap/kelautan.
2. Kewenangan dalam bidang ketenteraman, ketertiban umum, dan
Perlindungan masarakat
3. Potensi industri kecil, usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) antara
lain pengolahan batu, kayu, bambu, logam dan tembaga, serta
kerajinan berbasis hasil pertanian antara lain makanan olahan.
4. Masyarakat Gunungkidul mempunyai sikap dan perilaku yang ulet,
pekerja keras, gotong royong dan tingkat hubungan sosial dan
kebudayaan masyarakat yang kondusif.
5. Penduduk Gunungkidul didominasi kelompok usia produktif.
6. Penerapan sistem Layanan BPJS dan BLUD Kesehatan

b. Kelemahan (Weaknesses)
1. Pendayagunaan dan kinerja aparatur dalam pelayanan publik belum
optimal.
2. Daya saing dan kualitas layanan pendidikan belum otimal
3. Tingkat pendidikan masyarakat masih rendah
4. Jumlah penduduk miskin yang masih tinggi
5. Kondisi geografis yang rentan terhadap ancaman rawan bencana
gempa, tanah longsor, dan kekeringan.
6. Sarana dan prasarana perekonomian daerah serta sarana dan
prasarana penunjang pembangunan yang masih terbatas dan belum
sesuai kebutuhan.
7. Kurangnya penguasaan teknologi sehingga pasar tenaga kerja lebih
banyak hanya pada sektor informal (unskilled labour).
8. Pendapatan asli daerah (PAD) yang relatif masih rendah dan
manajemen pengelolaan keuangan daerah yang belum optimal.
9. Pengelolaan sumber daya alam dan pelestarian lingkungan hidup
belum optimal.
10. Infrastruktur publik belum memadai dan belum merata
11. Pelestarian budaya masih rendah
12. Masih adanya kerawanan pangan

VI - 3
Tabel 6.2
Analisis Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman
KEKUATAN KELEMAHAN
1. Potensi unggulan daerah yaitu 1. Pendayagunaan dan kinerja aparatur
pariwisata meliputi wisata pantai, dalam pelayanan publik belum
geosite, perbukitan karst, gua, hutan optimal.
pendidikan, wisata spiritual, dan 2. Daya saing dan kualitas layanan
kebudayaan serta pertanian dalam pendidikan belum otimal
arti luas, termasuk di dalamnya 3. Tingkat pendidikan masyarakat masih
perikanan tangkap/kelautan. rendah
2. Kewenangan dalam bidang 4. Jumlah penduduk miskin yang masih
ketenteraman, ketertiban umum, dan tinggi
Perlindungan masarakat 5. Kondisi geografis yang rentan
3. Potensi industri kecil, usaha mikro terhadap ancaman rawan bencana
kecil dan menengah (UMKM) antara gempa, tanah longsor, dan
lain pengolahan batu, kayu, bambu, kekeringan.
logam dan tembaga, serta kerajinan 6. Sarana dan prasarana perekonomian
berbasis hasil pertanian antara lain daerah serta sarana dan prasarana
makanan olahan. penunjang pembangunan yang masih
4. Masyarakat Gunungkidul mempunyai terbatas dan belum sesuai kebutuhan.
sikap dan perilaku yang ulet, pekerja 7. Kurangnya penguasaan teknologi
keras, gotong royong dan tingkat sehingga pasar tenaga kerja lebih
hubungan sosial dan kebudayaan banyak hanya pada sektor informal
masyarakat yang kondusif. (unskilled labour).
5. Penduduk Gunungkidul didominasi 8. Pendapatan asli daerah (PAD) yang
kelompok usia produktif. relatif masih rendah dan manajemen
6. Penerapan sistem Layanan BPJS dan pengelolaan keuangan daerah yang
BLUD Kesehatan belum optimal.
9. Pengelolaan sumber daya alam dan
pelestarian lingkungan hidup belum
optimal.
10. Infrasruktur publik belum memadai
dan belum merata
11. Pelestarian Budaya masih rendah
12. Masih adanya kerawanan pangan

PELUANG ANCAMAN
1. Terbukanya akses pasar internasional 1. Persaingan antar daerah yang semakin
dan perdagangan bebas melalui meningkat.
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) dan 2. Tuntutan masyarakat atas pelayanan
kedudukan Kabupaten Gunungkidul publik yang berkualitas.
yang semakin prospektif dalam lingkup 3. Globalisasi, perkembangan teknologi
regional. informasi dan perkembangan
2. Meningkatnya peluang kerjasama pariwisata yang potensial
pembangunan antar daerah dan mengakibatkan persaingan bebas,
lembaga ilmiah nasional maupun luar perubahan budaya masyarakat,
negeri, seperti jaringan dan kerjasama penyakit masyarakat, gesekan/konflik
dalam pengembangan Geopark. sosial, munculnya masalah kesehatan
3. Dibangunnya jalur jalan lintas selatan baru, serta bahaya perdagangan orang
(JJLS) yang akan meningkatkan (trafficking).
aksesibilitas Kabupaten Gunungkidul. 4. Fluktuasi harga pangan dan
4. Adanya persepsi bahwa Gunungkidul kebutuhan bahan pokok yang tinggi
sebagai alternatif destinasi wisata baru mengikuti mekanisme pasar.
yang menarik untuk dikunjungi
5. Terbukanya peluang usaha di berbagai
sektor
6. Meningkatnya minat investor untuk
berinvestasi di Kabupaten Gunungkidul

VI - 4
Tabel 6.3
Analisis SWOT

FAKTOR INTERNAL KEKUATAN (S) KELEMAHAN (W)

1. Potensi unggulan daerah yaitu 1. Pendayagunaan dan kinerja


pariwisata meliputi wisata aparatur dalam pelayanan
pantai, geosite, perbukitan publik belum optimal.
karst, gua, hutan pendidikan, 2. Daya saing dan kualitas
wisata spiritual dan layanan pendidikan belum
kebudayaan serta pertanian otimal
dalam arti luas, termasuk di 3. Tingkat pendidikan
dalamnya perikanan masyarakat masih rendah
tangkap/kelautan. 4. Jumlah penduduk miskin
2. Kewenangan dalam bidang yang masih tinggi
ketenteraman, ketertiban 5. Kondisi geografis yang rentan
umum, dan Perlindungan terhadap ancaman rawan
masarakat bencana gempa, tanah
3. Potensi industri kecil, usaha longsor, dan kekeringan.
mikro kecil dan menengah 6. Sarana dan prasarana
(UMKM) antara lain pengolahan perekonomian daerah serta
batu, kayu, bambu, logam dan sarana dan prasarana
tembaga serta kerajinan penunjang pembangunan yang
berbasis hasil pertanian antara masih terbatas dan belum
lain makanan olahan. sesuai kebutuhan.
4. Masyarakat Gunungkidul 7. Kurangnya penguasaan
mempunyai sikap dan perilaku teknologi sehingga pasar
yang ulet, pekerja keras, gotong tenaga kerja lebih banyak
royong dan tingkat hubungan hanya pada sektor informal
sosial dan kebudayaan (unskilled labour).
masyarakat yang kondusif. 8. Pendapatan asli daerah (PAD)
5. Penduduk Kabupaten yang relatif masih rendah dan
Gunungkidul didominasi manajemen pengelolaan
kelompok usia produktif keuangan daerah yang belum
6. Penerapan sistem Layanan optimal.
BPJS dan BLUD Kesehatan 9. Pengelolaan sumber daya alam
dan pelestarian lingkungan
hidup belum optimal.
10. Infrasruktur publik belum
memadai dan belum merata
11. Pelestarian Budaya masih
rendah
12. Masih adanya kerwanan
pangan

FAKTOR EKSTERNAL

PELUANG (O) Strategi (S-O) Strategi (W-O)


1. Terbukanya akses pasar 1. Peningkatan produktivitas 1. Peningkatan pemenuhan
internasional dan perdagangan masyarakat kebutuhan dasar penduduk
bebas melalui Masyarakat 2. Peningkatan kompetensi dan miskin
Ekonomi ASEAN (MEA) dan daya saing generasi muda dan 2. Pengembangan penghidupan
kedudukan Kabupaten Prestasi di bidang Olahraga berkelanjutan
Gunungkidul yang semakin 3. Peningkatan produktivitas 3. Peningkatan kapasitas pencari
prospektif dalam lingkup regional. industri dan perdagangan kerja dan kesempatan kerja
2. Meningkatnya peluang kerjasama sebagai penggerak 4. Peningkatan aksesibilitas,
pembangunan antar daerah dan perekonomian daerah. ketersediaan dan pemerataan
lembaga ilmiah nasional maupun 4. Peningkatan promosi dan infrastruktur publik untuk
luar negeri, seperti jaringan dan pemasaran pariwisata berbasis mengatasi disparitas antar
kerjasama dalam pengembangan ekonomi kreatif, dan wilayah.
Geopark. meningkatkan fasilitas destinasi 5. Memberikan kepastian
3. Dibangunnya jalur jalan lintas pariwisata investasi dan penciptaan iklim
selatan (JJLS) yang akan usaha yang kondusif
meningkatkan aksesibilitas 6. Optimalisasi pendapatan
Kabupaten Gunungkidul. daerah, Meningkatkan
4. Adanya persepsi bahwa Profesionalisme Pengelolaan
Gunungkidul sebagai alternatif Keuangan Daerah,
destinasi wisata baru yang optimalisasi pengeloalaan aset
menarik untuk dikunjungi daerah dan kinerja BUMD.
5. Terbukanya peluang usaha di
berbagai sektor
6. Meningkatnya minat investor
untuk berinvestasi di Kabupaten
Gunungkidul

VI - 5
ANCAMAN (T) Strategi (S-T) Strategi (W-T)
1. Persaingan antar daerah yang 1. Peningkatan Upaya-upaya 1. Peningkatan akses dan mutu
semakin meningkat. penegakan Perda dan pendidikan
2. Tuntutan masyarakat atas Optimalisasi Pemberantasan 2. Peningkatan efektifitas kinerja
pelayanan publik yang Penyakit Masyarakat birokrasi dan layanan publik
berkualitas. 2. Penguatan Promotif dan yang responsif, transparan dan
3. Globalisasi, perkembangan Preventif menuju "Gerakan akuntabel
teknologi informasi dan Masyarakat Sehat"serta 3. Melindungi, mengembangkan,
perkembangan pariwisata Peningkatan akses dan kualitas dan memanfaatkan kekayaan
layanan kesehatan. dan keragaman budaya
yang potensial mengakibatkan
3. Peningkatan dan penguatan 4. Menurunkan kerawanan
persaingan bebas, perubahan pengarusutamaan Gender pangan, meningkatkan
budaya masyarakat, penyakit dalam perumusan kebijakan ketahanan pangan menuju
masyarakat, gesekan/konflik kemandirian dan kedaulatan
sosial, munculnya masalah pangan
kesehatan baru, serta bahaya 5. Meningkatkan pelestarian fungsi
perdagangan orang lingkungan hidup menuju
(trafficking). pembangunan yang
4. Fluktuasi harga pangan dan berkelanjutan
kebutuhan bahan pokok yang 6. Peningkatan kesiapsiagaan dan
tinggi mengikuti mekanisme ketahanan dalam menghadapi
pasar.. bencana

6.3. Strategi dan Arah Kebijakan

Strategi yang telah ditetapkan selanjutnya diterjemahkan dalam arah


kebijakan yang lebih bersifat operasional dan mengarah pada rumusan
program dan kegiatan pembangunan yang akan dilaksankan. Keterkaitan
antara sasaran, strategis dan arah kebijakan pembangunan daerah dapat
dilihat dalam tabel berikut :

VI - 6
Tabel 6.4
Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Arah Kebijakan Pembangunan
Kabupaten Gunungkidul
VISI : Gunungkidul sebagai daerah tujuan wisata yang terkemuka dan berbudaya menuju masyarakat yang berdaya saing, maju, mandiri, dan
sejahtera tahun 2021
MISI 1: Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance)

Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan


Mewujudkan Tata kelola Pemerintahan yang 1. Akuntabilitas kinerja 1. Peningkatan efektifitas kinerja 1. Meningkatkan kualitas sistem
baik untuk meningkatkan pelayanan publik Pemerintah Daerah birokrasi dan layanan publik perencanaan, pelaksanaan,
meningkat yang responsif, transparan pengendalian, monitoring,
dan akuntabel evaluasi dan pelaporan
pembangunan daerah
2. Meningkatkan integritas,
profesionalisme dan kompetensi
aparatur pemerintah daerah
3. Mengembangkan pelayanan prima
dalam pelayanan publik
4. Meningkatkan penyusunan,
penetapan dan pelaksanaan
kerangka regulasi daerah
2. Akuntabilitas pengelolaan 1. Optimalisasi pendapatan 1. Meningkatkan tata kelola keuangan
keuangan daerah daerah, peningkatan daerah, penatausahaan,
meningkat Profesionalisme Pengelolaan pemanfaatan, dan evaluasi serta
Keuangan Daerah, pelaporan barang/asset daerah
optimalisasi pengeloalaan aset yang semakin efisien dan efektif
daerah dan kinerja BUMD.

VI - 7
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
3. Ketaatan masyarakat 1. Peningkatan Upaya-upaya 1. Mengoptimalkan Operasi
terhadap hukum meningkat penegakan Perda dan Penegakan Perda dan
Optimalisasi Pemberantasan Pemberantasan Penyakit
Penyakit Masyarakat Masyarakat Secara Terpadu, serta
Peningkatan Kualitas dan Kinerja
PPNS
2. Peningkatan partisipasi aktif 1. Meningkatkan kesadaran
masyarakat dalam pemilu, berpolitik masyarakat
peningkatan kondusifitas
dalam kehidupan sosial
masyarakat
MISI 2 : Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing

Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan


Mewujudkan Peningkatan karakter dan 1. Kapasitas Sumber Daya 1. Penguatan Promotif dan 1. Meningkatkan pelayanan
mental sumber daya manusia yang Manusia meningkat Preventif menuju "Gerakan kesehatan ibu , Bayi dan status
berkualitas Masyarakat Sehat"serta gizi masyarakat
Peningkatan akses dan 2. Menyediakan dan meningkatkan
kualitas layanan kesehatan. infrastruktur layanan kesehatan
yang memadai
3. Meningkatkan mutu pelayanan
kesehatan
4. Meningkatkan gerakan hidup
bersih dan sehat
2. Peningkatan dan penguatan 1. Meningkatkan pemenuhan hak
pengarusutamaan gender anak serta meningkatkan
dalam perumusan kebijakan Perlindungan terhadap
perempuan dan anak korban
tindak kekerasan

VI - 8
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
2. Meningkatkan kualitas pelayanan
keluarga berencana dan keluarga
sejahtera
3. Peningkatan 1. Meningkatkan kapasitas Pemuda,
kompetensi dan daya saing Lembaga Kepemudaan serta
generasi muda dan prestasi di pembibitan Atlit Usia Dini
bidang olahraga
4. Peningkatan akses dan mutu 1. Memantapkan Penerapan SPM
pendidikan menuju Standar Nasional
Pendidikan Anak Usia Dini sampai
Jenjang Pendidikan Dasar
2. Meningkatkan akses pendidikan
bagi semua penduduk
3. Meningkatkan cakupan layanan
pendidikan bagi semua penduduk

2. Jumlah Penduduk Miskin 1. Peningkatan pemenuhan 1. Mengoptimalkan sistem


Menurun kebutuhan dasar penduduk perlindungan sosial serta
miskin keberpihakan kepada penyandang
PMKS dan disabilitas

2. Pengembangan penghidupan 1. Mengembangkan potensi


berkelanjutan penghidupan berkelanjutan
menuju keberdayaan masyarakat
3. Angka Pengangguran 1. Peningkatan kapasitas pencari 1. Mengembangkan pelatihan
Menurun kerja dan kesempatan kerja berbasis potensi lokal dan
pengembangan lapangan kerja

VI - 9
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan

MISI 3: Memantapkan pengelolaan pariwisata yang profesional


Tujuan Sasaran Strategi Arahkebijakan
Mewujudkan peningkatan daya saing 1. Daya saing pariwisata 1. Peningkatan promosi dan 1. Mengembangkan event wisata dan
pariwisata Meningkat pemasaran pariwisata budaya skala regional, nasional,
berbasis ekonomi kreatif, dan internasional, meningkatkan
peningkatan kualitas SDM, penyebarluasan informasi
dan peningkatan fasilitas kepariwisataan, meningkatkan
destinasi pariwisata Kualitas kelembagaan dan SDM,
setra memelihara, merehabilitasi
dan membangun destinasi
pariwisata

Mewujudkan perlindungan, pemeliharaan, 1. Pelestarian budaya berbasis 1. Perlindungan, pengembangan, 1. Meningkatkan kualitas pengelolaan
pengembangan, dan pemanfaatan pemberdayaan meningkat dan pemanfaatan kekayaan kekayaan dan keragaman budaya
kebudayaan dan keragaman budaya

MISI 4: Meningkatkan infrastruktur yang memadai untuk menggerakkan perekonomian yang tangguh berbasis potensi daerah
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
Mewujudkan pemerataan pembangunan, 1. Infrastruktur publik 1. Peningkatan aksesibilitas, 1. Meningkatkan pemerataan
percepatan, dan pertumbuhan ekonomi wilayah meningkat ketersediaan dan pemerataan pembangunan dan revitalisasi
daerah infrastruktur publik infrastruktur wilayah

VI - 10
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan

MISI 5: Mengembangkan sektor-sektor unggulan daerah dan iklim investasi yang kondusif
Tujuan Sasaran Strategi Arah kebijakan
Memperkuat perekonomian daerah berbasis 1. Pertumbuhan ekonomi 1. Peningkatan produktivitas 1. Mengembangkan industri,
potensi sektor unggulan daerah menuju daerah meningkat industri dan perdagangan perdagangan, dan koperasi untuk
keunggulan kompetitif daerah untuk sebagai penggerak mendukung sektor pariwisata
membangun struktur perekonomian daerah perekonomian daerah.
yang tangguh 2. Peningkatan kepastian 2. Meningkatkan promosi investasi
investasi dan iklim usaha dan optimalisasi pelayanan terpadu
yang kondusif satu pintu
2. Pendapatan masyarakat Peningkatan produktivitas Mengembangkan agribisnis pertanian
meningkat masyarakat

3. Ketahanan Pangan Penurunan kerawanan pangan, Memantapkan cadangan pangan,


Meningkat peningkatan ketahanan pangan meningkatkan produksi, stabilisasi
menuju kemandirian dan pasokan dan akses bahan pangan,
kedaulatan pangan serta memperbaiki pola konsumsi
pangan masyarakat
MISI 6: Meningkatkan pengelolaan dan perlindungan sumber daya alam secara berkelanjutan
Tujuan Sasaran Strategi Arahkebijakan
Mewujudkan pengelolaan sumber daya alam 1. Kualitas sumber daya alam 1. Peningkatan pelestarian 1. Meningkatkan Nilai Indeks
sesuai daya dukung dan daya tampung dan lingkungan hidup fungsi lingkungan hidup Kualitas Lingkungan Hidup
meningkat menuju pembangunan yang
berkelanjutan.

2. Kesiapsiagaan dalam 1. Peningkatan kesiapsiagaan 1. Meningkatkan Jumlah Desa


menghadapi bencana dan ketahanan dalam Tangguh Bencana (Destana)
meningkat menghadapi bencana

VI - 11
Untuk memberikan gambaran tahapan pembangunan yang akan
dilalui sebagai penduan perwujudan strategi dan arah kebijakan
pembangunan, perlu disusun roadmap (peta jalan) RPJMD Tahun 2016-
2021 yang diwujudkan dalam Indikasi Tema pembangunan tahunan.
Mengingat visi pembangunan daerah lima tahun kedepan dititik beratkan
pada upeya pengembangan pariwisata sebagai basis ekonomi daerah dan
Sumber daya manusia yang berkualitas, maka tema pembangunan daerah
juga diarahkan untuk mendorong pembangunan kedua hal tersebut.
Gambaran roadmap pembangunan lima tahun kedepan dapat dilihat dalam
gambar berikut :

Memantapkan

Menguatkan

Mengoptimalkan

Meningkatkan

Mengembangkan

Gambar 6.1.
Indikasi Tema Pembangunan Tahun 2016-2021
Tahun pertama RPJMD Tahun 2016-2021, yaitu tahun 2017
merupakan awal proses perwujudan visi pembangunan jangka menegah
daerah. Untuk itu tema pembangunan diarahkan untuk mengembangkan
idustri pariwisata, menyiapkan sumber daya manusia yang berbudaya dan
berkualitas. Pada tahun pertama ini pembangunan difokuskan pada upaya
menyiapkan dan meletakkan dasar yang diperlukan pada periode
selanjutnya, meliputi :
1. Penyiapan data dan penyusunan dokumen-dokumen perencanaan baik
yang bersifat kebijakan maupun teknis.
2. Penyiapan peraturan-peraturan yang akan menjadi dasar proses
penyelenggaran pembangunan yang telah direncanakan menyesuaikan
dinamika perubahan peraturan perundangan.
3. Penyiapan kelembagaan di semua lini dan sektor yang sesuai dengan
kebutuhan untuk mendukung pengembangan idustri pariwisata.
4. Pembangunan dan peningkatan prasarana dan sarana pariwisata serta
pembangunan infrastruktur dasar.
5. Penyiapan lahan untuk pelaksanaan pembangunan.
6. Penyiapan sumber daya manusia agar memiliki pengetahuan dan
keterampilan yang lebih baik.

Pada tahun kedua, diarahkan untuk meningkatkan pengelolaan


industri pariwisata yang telah dilakukan pada tahun pertama. Pembangunan
infrastruktur dasar dan sarana prasarana pariwisata yang perencanaannya
telah disiapkan pada tahun pertama mulai dilaksanakan. Pada tahun ini
juga masih didorong pemenuhan kebutuhan lahan untuk pelaksanaan
pembangunan. Untuk peningkatan kualitas SDM di semu sektor didorong
untuk dapat memperluas jangkauan pelatihan dan juge meningkatkan

VI - 12
kualitas peltihan keterampilan yang diberikan. Pada tahun kedua juga harus
terus didorong inovasi dalam pengelollaan daya tarik wisata dalam bentuk
event serta promosi pariwisata yang lebih baik. Dari sisi investasi, juga
harus didorong kemudahan perijinan dalam berinvestasi serta perlunya
dilakukan promosi investasi yang lebih inovatif.
Pada tahun ketiga pembangunan didorong untuk mengoptimalkan
kondisi pengelolaan dan industri pariwisata serta kualitas SDM yang telah
dicapai pada tahun sebelumnya. Pembangunan infrastruktur dasar masih
tetap dilakukan untuk menjamin pemerataan infrastruktur wilayah. Dalam
pebngelolan pariwisata telah dapat dilaksankan event-event yang berskala
lebih luas dengan jadwal yang lebih jelas dan pasti. Pada tahun ketiga ini
diharapkan investasi juga sudah dapat terealiasi sehingga mampu
mendorong pertumbuhan ekonomi daerah.
Tahun keempat arah pembangunan didorong untuk menguatkan
kondisi pengelolaan pariwisata dan penyiapan SDM yang telah dicapai pada
tahun ketiga. Infrastrukdur dasar diharapkan sudah tersedia secara
memadai.
Tahun kelima atau tahun terakhir diarahkan untuk
memantapkankan kondisi industri pariwisata dan sumber daya manusia.
Pembangunan diarahkan pada melengkapi kebutuhan sarana-prasaran
penunjang untuk meningkatkan layanan di berbagai sektor. Pada tahun
terakhir ini diharapkan kondisi pengelolaan pariwisata dan industri
pariwisata telah terlaksanan dengan baik dan profesional. Indikator Sumber
Daya Manusia juga semakin membaik.

Strategi dan arah kebijakan disusun untuk mencapai tujuan dan


sasaran pembangunan selanjutya diterjemahkan dalam program
pembangnan daerah. Program pembangunan daerah dimaknai sebagai
interkoneksi antar rogram perangkat daerah yang diarahkan pada sasaran
tertentu. Berikut ini rancangan program pembangunan daerah berdasarkan
sasaran pembangunan daerah :

VI - 13
Tabel 6.5
Program Pembangunan Daerah

Indikator Tujuan Indikator Sasaran


No Misi Tujuan Daerah Sasaran Daerah Program Pembangunan Daerah
Daerah Daerah
1 Misi 1 Mewujudkan Tata kelola Indeks Reformasi 1. Akuntabilitas 1. Nilai Akuntabilitas 1 Program Reformasi Birokrasi
Meningkatkan tata Pemerintahan yang baik Birokrasi kinerja Kinerja Instansi
kelola pemerintahan untuk meningkatkan pemerintah Pemerintah (AKIP)
yang baik (Good pelayanan publik daerah
Governance) meningkat

2. Akuntabilitas 2. Opini BPK terhadap 2 Program Peningkatan Tata


pengelolaan Laporan Keuangan Kelola Keuangan
keuangan Pemerintah Daerah
daerah
meningkat
3. Ketaatan 3. Indeks 3 Program Peningkatan
masyarakat ketenteraman dan Kesadaran Hukum
terhadap ketertiban
hukum masyarakat
meningkat

2 Misi 2 Mewujudkan Peningkatan Indeks 4. Kapasitas 4. Indeks 4 Program Pengembangan


Meningkatkan karakter dan mental sumber Pembangunan Sumber Daya Pembangunan Sumber Daya Manusia
kualitas sumber daya daya manusia yang Manusia Manusia Manusia
manusia yang berkualitas meningkat
berdaya saing

VI - 14
Indikator Tujuan Indikator Sasaran
No Misi Tujuan Daerah Sasaran Daerah Program Pembangunan Daerah
Daerah Daerah
5. Jumlah 5. Angka Kemiskinan 5 Program Penanggulangan
penduduk Kemiskinan
miskin
menurun
6. Angka 6. Angka 6 Program Pengurangan
Pengangguran Pengangguran Pengangguran
Menurun

3 Misi 3 1. Mewujudkan Peningkatan Jumlah 7. Daya Saing 7. Jumlah kunjungan 7 Program Peningkatan Daya
Memantapkan Daya Saing Pariwisata kunjungan Pariwisata wisatawan Saing Pariwisata
pengelolaan wisatawan Meningkat nusantara dan
pariwisata yang nusantara dan wisatawan
profesional wisatawan mancanegara
mancanegara

Lama tinggal 8. Lama tinggal


wisatawan wisatawan
nusantara dan nusantara dan
wisatawan wisatawan
mancanegara mancanegara

2. Mewujudkan Indeks 8. Pelestarian 9. Indeks Pelestarian 8 Program Pelestarian dan


Perlindungan, Pelestarian Budaya Budaya Pengembangan Budaya
Pemeliharaan, Budaya Berbasis
Pengembangan, dan Pemberdayaan
Pemanfaatan Kebudayaan Meningkat

VI - 15
Indikator Tujuan Indikator Sasaran
No Misi Tujuan Daerah Sasaran Daerah Program Pembangunan Daerah
Daerah Daerah
4 Misi 4 Mewujudkan pemerataan Indeks 9. Infrastruktur 10. Indeks Infrastruktur 9 Program Pembangunan
Meningkatkan pembangunan, percepatan, Infrastruktur publik wilayah wilayah Infrastruktur
infrastruktur yang dan pertumbuhan ekonomi wilayah meningkat
memadai untuk daerah
menggerakkan
perekonomian yang
tangguh berbasis
potensi daerah
MISI 5 Memperkuat perekonomian Angka 10. Pendapatan 11. Pendapatan 10 Program Pemberdayaan dan
Mengembangkan berbasis potensi sektor Pertumbuhan Masyarakat Perkapita Penduduk Pengembangan Ekonomi
sektor-sektor unggulan daerah menuju Ekonomi Meningkat Masyarakat
unggulan daerah dan keunggulan kompetitif
iklim investasi yg untuk membangun struktur
kondusif perekonomian daerah yang
11. Pertumbuhan 12. Angka 11 Program Pembangunan
tangguh
ekonomi Pertumbuhan Ekonomi Daerah
daerah Ekonomi
meningkat
12. Ketahanan 13. Jumlah desa rawan 12 Program Pemenuhan
Pangan pangan Kebutuhan Pangan masyarakat
meningkat
Misi 6 Mewujudkan pegelolaan Indeks Kualitas 13. Kualitas 14. Indeks Kualitas 13 Program Peningkatan Kualitas
Meningkatkan SDA sesuai daya dukung lingkungan Hidup Sumber daya Lingkungan Hidup Lingkungan Hidup
pengelolaan dan dan daya tampung alam dan
perlindungan SDA lingkungan
secara berkelanjutan Hidup
meningkat
14. Kesiapsiagaan 15 Persentase desa 14 Program Penaggulangan
dalam tangguh bencana Bencana
menghadapi
bencana
meningkat

VI - 16
BAB VII
KERANGKA PENDANAAN PEMBANGUNAN DAN
PROGRAM PERANGKAT DAERAH

Upaya pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran pembangunan


diwujudkan dalam rumusan kebijakan umum sesuai strategi yang yang
telah dipilih dan diterjemahkan secara operasional dalam bentuk program
pembangunan yang dilaksanakan oleh Perangkat Daerah sesuai urusan
pemerintahan dan kewenangan daerah. Program- program pembangunan
yang disusun telah diarahkan untuk mendukung perwujudan masing-
masing misi pembangunan sesuai dengan masing- masing strategi dan arah
kebijakan yang telah ditetapkan.
1. Misi1 Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good
Governance)
Tujuan : Mewujudkan Tata kelola Pemerintahan yang baik untuk
meningkatkan pelayanan publik

Sasaran : 1. Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah Meningkat


2. Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah Meningkat
3. Ketaatan Masyarakat Terhadap Hukum Meningkat
Program-program pembangunan pada Misi 1 :
1. Program Perencanaan Pembangunan Daerah
2. Program Pengendalian dan Evaluasi Rencana Pembangunan Daerah
3. Program Perencanaan Pembangunan Fisik dan Prasarana
4. Program Perencanaan Pembangunan Pemerintahan, Sosial, dan
Budaya
5. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi
6. Program Pengangkatan, Pemindahan, dan Pensiun PNS
7. Program Pengelolaan Data dan Pengembangan Pegawai
8. Program Pembinaan dan Kesejahteraan Aparatur
9. Program Optimalisasi Akuntabilitas Kinerja Pemerintah Daerah
10. Program Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
11. Program Penataan Kelembagaan dan Ketatalaksanaan
12. Program Pembinaan Penyelenggaraan Pelayanan Publik
13. Program Peningkatan Kesejahteraan Rakyat
14. Program Peningkatan Pelayanan Terpadu
15. Program Pengendalian Perizinan dan Penanaman Modal
16. Program Penataan Peraturan Perundang-undangan
17. Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah/Wakil
Kepala Daerah
18. Program Peningkatan Kerjasama Antar Pemerintah Daerah
19. Program Pengembangan Otonomi Desa
20. Program Peningkatan Penyelenggaraan Pelayanan Kecamatan
21. Program Pembinaan Wilayah
22. Program Penataan, Penguasaan, dan Pengendalian Pertanahan
23. Program Pengelolaan Administrasi Kependudukan
24. Program Pengelolaan Data dan Penyebarluasan Informasi
25. Program Peningkatan Pelayanan Pencatatan Sipil
26. Program Peningkatan Pelayanan Kearsipan
27. Program Peningkatan Kapasitas Lembaga Dewan Perwakilan Rakyat
Daerah
28. Program Penelitian dan Pengembangan
29. Program Pengembangan Statistik Daerah
30. Program Peningkatan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah
31. Program Peningkatan Kualitas Penyusunan APBD
32. Program Peningkatan Kualitas Penatausahaan Keuangan Daerah

VII - 1
33. Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Aset Daerah
34. Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan
Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Kepala Daerah
35. Program Penegakan Peraturan Daerah
36. Program Peningkatan Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan
37. Program Pemeliharaan Keamanan, Ketentraman, Ketertiban, dan
Pencegahan Tindak Kriminal
38. Program Pengembangan Wawasan Kebangsaan dan Penanganan
Konflik Sosial
39. Program Pendidikan Politik, Penguatan Organisasi Politik, dan
Penguatan Organisai Kemasyarakatan dan LSM
40. Program Persandian dan Pengamanan Informasi
41. Program Pembangunan Komunikasi, Informasi dan Media Massa
42. Program Pemanfaatan Data dan Inovasi
43. Program Pengelolaan Pendapatan Pajak Daerah
44. Program Pengembangan Pendapatan Daerah

2. Misi 2 Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berdaya


saing
Tujuan : Mewujudkan Peningkatan karakter dan mental sumber daya
manusia yang berkualitas
Sasaran : 1. Kapasitas Sumber Daya Manusia Meningkat
2. Jumlah Penduduk Miskin Menurun
3. Angka Pengangguran Menurun
Program- program pembangunan pada Misi 2 :
1. Program Kesehatan Keluarga
2. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
3. Program Pencegahan Penyakit
4. Program Pembangunan dan Peningkatan Sarana dan Prasarana
Pelayanan Kesehatan
5. Program Peningkatan Sumberdaya Kesehatan
6. Program Pelayanan Jaminan Kesehatan
7. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan
8. Program Peningkatan Penyelenggaraan BLUD Puskesmas
9. Program Pelayanan Kesehatan BLUD Rumah Sakit
10. Program Peningkatan Pelayanan Laboratorium Kesehatan
11. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
12. Program Perlindungan Perempuan, Anak, dan Pengarusutamaan
Gender
13. Program Pembinaan Keluarga Berencana dan Sejahtera
14. Program Pembinaan dan Pemasyarakatan Olahraga
15. Program Peningkatan Peran Serta Kepemudaan dan Kewirausahaan
Pemuda
16. Program Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Masyarakat
17. Program Pendidikan Dasar SD
18. Program Pendidikan Dasar SMP
19. Program Peningkatan Kualitas Tenaga Kependidikan
20. Program Pengembangan Budaya Baca dan Pembinaan
Perpustakaan
21. Program Peningkatan Rehabilitasi Sosial
22. Program Peningkatan Kesejahteraan Sosial
23. Program Peningkatan Partisipasi dan Keberdayaan Masyarakat
Perdesaan
24. Program Pendidikan Pelatihan Tenaga Kerja
25. Program Peningkatan Kesempatan Kerja
26. Program Perlindungan Ketenagakerjaan

VII - 2
27. Program Pengembangan Transmigrasi

3. Misi 3 Memantapkan Pengelolaan Pariwisata yang Profesional


Tujuan : 1. Mewujudkan Peningkatan Daya Saing Pariwisata
2. Mewujudkan Perlindungan, Pemeliharaan,
Pengembangan, dan Pemanfaatan Kebudayaan
Sasaran : 1. Daya Saing Pariwisata Meningkat
2. Pelestarian Budaya Berbasis Pemberdayaan Meningkat

Program-program pembangunan pada Misi 3 :


1. Program Peningkatan Pemasaran Pariwisata
2. Program Peningkatan dan Pengembangan Destinasi Pariwisata
3. Program Peningkatan dan Pengembangan Industri dan
Kelembagaan Pariwisata
4. Program Peningkatan Pelestarian dan Pengembangan Adat, Seni
dan Tradisi
5. Program Peningkatan Pelestarian dan Pengembangan Warisan dan
Nilai Budaya
6. Program Peningkatan Pelestarian Sejarah, Bahasa dan Sastra

4. Misi 4 Meningkatkan infrastruktur yang memadai untuk menggerakkan


perekonomian yang tangguh berbasis potensi daerah
Tujuan :Mewujudkan pemerataan pembangunan, percepatan, dan
pertumbuhan ekonomi daerah
Sasaran : Infrastruktur publik wilayah meningkat
Program- program pembangunan pada Misi 4 :
1. Program Pembangunan, Peningkatan, Rehabilitasi dan
Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
2. Program Penyehatan Lingkungan Permukiman
3. Program Peningkatan Kualitas Perumahan dan Kawasan
Permukiman
4. Program Pengelolaan dan Peningkatan pelayanan Rumah Susun
5. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi dan
Jaringan Pengairan Lainnya
6. Program Pelayanan Laboratorium dan Peralatan Berat
7. Program Penyelenggaraan Pembangunan Gedung
8. Program Pengaturan dan pembinaan Penataan Ruang
9. Program Pelaksanaan dan Pengawasan Pertanahan dan Penataan
Ruang
10. Program Pembangunan dan Pembinaan Jaringan Komunikasi Data
dan Informatika
11. Program Pengembangan Sarana dan Prasarana Perhubungan
12. Program Peningkatan Pelayanan Angkutan Umum dan Barang
13. Program Uji Kelayakan Sarana Transportasi
14. Program Pengelolaan Perparkiran dan Penerangan Jalan Umum

5. Misi 5 Mengembangkan sektor-sektor unggulan daerah dan iklim


investasi yang kondusif
Tujuan : Memperkuat perekonomian berbasis potensi sektor
unggulan daerah menuju keunggulan kompetitif untuk
membangun struktur perekonomian daerah yang tangguh

Sasaran : 1. Pertumbuhan ekonomi daerah meningkat.


2. Pendapatan masyarakat meningkat.
3. Ketahanan pangan meningkat.

VII - 3
Program- program pembangunan pada Misi 5 :
1. Program Peningkatan, Pengembangan, dan Efisiensi Perdagangan
2. Program Peningkatan Pengembangan Industri Kecil dan Menengah
3. Program Analisis Kebijakan Pembangunan
4. Program Peningkatan Kualitas Pengelolaan UMKM
5. Program Peningkatan Pengelolaan Pasar dan Pembinaan Pedagang
6. Program Peningkatan Kapasitas Koperasi
7. Program Peningkatan Promosi dan Penanaman Modal Daerah
8. Program Peningkatan Kualitas Penyuluhan
9. Program Pengembangan Agribisnis Perikanan
10. Program Pemberdayaan Nelayan
11. Program Peningkatan Agribisnis Pertanian
12. Program Peningkatan Perekonomian dan Sumber Daya Alam
13. Program Peningkatan Produksi Perkebunan dan Hortikultura
14. Program Peningkatan Produksi Tanaman Pangan
15. Program Peningkatan Ketahanan Pangan
16. Program Peningkatan Produksi Peternakan
17. Program Peningkatan Produksi Perikanan Budidaya
6. Misi 6 Meningkatkan pengelolaan dan perlindungan sumber daya alam
secara berkelanjutan.
Tujuan : Mewujudkan pengelolaan sumber daya alam sesuai daya
dukung dan daya tampung
Sasaran : 1. Kualitas sumber daya alam dan lingkungan hidup
meningkat
2. Kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana meningkat

Program- program pembangunan pada Misi 6 :


1. Program Pengendalian Pelaksanaan Kebijakan Lingkungan Hidup
2. Program Pengendalian Pencemaran dan Pengembangan Kapasitas
Kelembagaan Lingkungan Hidup
3. Program Peningkatan Pengelolaan Persampahan
4. Program Pengelolaan Sampah Mandiri
5. Program Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemya
6. Program Pengembangan Ruang Terbuka Hijau (RTH)
7. Program Kesiapsiagaan, Pencegahan, Mitigasi, dan Penanganan
Bahaya Kebakaran
8. Program Pencegahan dan Kesiapsiagaan Penanggulangan Bencana

Hubungan sasaran, strategi, arah kebijakan dan program


pembangunan secara lengkap dalam tabel kebijakan umum dan program
jangka menengah tahun 2016-2021 pada masing- masing Misi berikut ini:

VII - 4
Tabel 7.1.
Kebijakan Umum dan Program Pembangunan pada Misi 1 RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-2021

Misi 1 : Meningkatkan tata kelola pemerintahan yang baik (Good Governance)

Indikator Capaian Kinerja


Kinerja
Sasaran Kondisi Kondisi Program Perangkat Bidang PD Penanggung
No Strategi Arah Kebijakan Sasaran
Daerah Awal Akhir Daerah Urusan Jawab
Daerah
(Outcome) 2015 2021
1 2 3 4 5 7 8 9 10 11
1 Akuntabilitas Peningkatan 1. Meningkatkan Nilai B BB Perencanaan Perencanaan Badan
kinerja efektifitas kinerja kualitas sistem Akuntabilitas Pembangunan Daerah Perencanaan
Pemerintah birokrasi dan perencanaan, Kinerja Instansi Pembangunan
Daerah layanan publik yang pelaksanaan, Pemerintah Daerah
Meningkat responsif, transparan pengendalian, Pengendalian dan Perencanaan Badan
dan akuntabel monitoring, Evaluasi Rencana Perencanaan
evaluasi dan Pembangunan Daerah Pembangunan
pelaporan Daerah
pembangunan
daerah
Perencanaan Perencanaan Badan
Pembangunan Fisik dan Perencanaan
Prasarana Pembangunan
Daerah
Perencanaan Perencanaan Badan
Pembangunan Perencanaan
Pemerintahan, Sosial, Pembangunan
dan Budaya Daerah
Perencanaan Perencanaan Badan
Pembangunan Ekonomi Perencanaan
Pembangunan
Daerah

VII - 5
Indikator Capaian Kinerja
Kinerja
Sasaran Kondisi Kondisi Program Perangkat Bidang PD Penanggung
No Strategi Arah Kebijakan Sasaran
Daerah Awal Akhir Daerah Urusan Jawab
Daerah
(Outcome) 2015 2021
1 2 3 4 5 7 8 9 10 11
2. Meningkatkan Pengangkatan, Kepegawaian Badan
integritas, Pemindahan, dan serta Kepegawaian,
profesionalisme Pensiun PNS Pendidikan Pendidikan, dan
dan kompetensi dan Pelatihan Pelatihan Daerah
aparatur Pengelolaan Data dan Kepegawaian Badan
pemerintah Pengembangan Pegawai serta Kepegawaian,
daerah Pendidikan Pendidikan, dan
dan Pelatihan Pelatihan Daerah
Pembinaan dan Kepegawaian Badan
kesejahteraan aparatur serta Kepegawaian,
Pendidikan Pendidikan, dan
dan Pelatihan Pelatihan Daerah
Optimalisasi Sekretariat Sekretariat Daerah
akuntabilitas kinerja Daerah (Bagian Organisasi)
pemerintahan daerah

Penyelenggaraan Sekretariat Sekretariat Daerah


Pemerintahan Daerah Daerah (Bag. Pem. Umum)
Penataan Kelembagaan Sekretariat Sekretariat Daerah
dan Ketatalaksanaan Daerah (Bagian Organisasi)
3. Mengembangkan Pembinaan Sekretariat Sekretariat Daerah
pelayanan prima Penyelenggaraan Daerah (Bagian Organisasi)
dalam pelayanan Pelayanan Publik
publik
Persandian dan Persandian Dinas Komunikasi
Pengamanan Informasi dan Informatika

VII - 6
Indikator Capaian Kinerja
Kinerja
Sasaran Kondisi Kondisi Program Perangkat Bidang PD Penanggung
No Strategi Arah Kebijakan Sasaran
Daerah Awal Akhir Daerah Urusan Jawab
Daerah
(Outcome) 2015 2021
1 2 3 4 5 7 8 9 10 11
Peningkatan Pelayanan Penanaman Dinas Penanaman
Terpadu Modal Modal dan
Pelayanan Terpadu
Pengendalian Perizinan Penanaman Dinas Penanaman
dan Penanaman Modal Modal Modal dan
Pelayanan Terpadu
Pembangunan Komunikasi Dinas Komunikasi
Komunikasi, Informasi dan dan Informatika
dan Media Massa Informatika
4. Meningkatkan Penataan Peraturan Sekretariat Sekretariat Daerah,
penyusunan, Perundang-undangan Daerah (Bagian Hukum)
penetapan dan
pelaksanaan
kerangka regulasi
daerah
Peningkatan Pelayanan Sekretariat Sekretariat Daerah,
Kedinasan Kepala Daerah (Bagian Rumah
Daerah/Wakil Kepala Tangga dan
daerah Protokol)
Peningkatan Sekretariat Sekretariat Daerah,
Kesejahteraan Rakyat Daerah (Bagian
Administrasi
Kesejahteraan
Rakyat)
Peningkatan Kerjasama Sekretariat Sekretariat Daerah,
Antar Pemerintah Daerah (Bagian
Daerah Administrasi .
Pemerintahan
Umum dan
Kerjasama)

VII - 7
Indikator Capaian Kinerja
Kinerja
Sasaran Kondisi Kondisi Program Perangkat Bidang PD Penanggung
No Strategi Arah Kebijakan Sasaran
Daerah Awal Akhir Daerah Urusan Jawab
Daerah
(Outcome) 2015 2021
1 2 3 4 5 7 8 9 10 11
Pengembangan Otonomi Pemberdayaan Dinas
Desa Masyarakat Pemberdayaan
dan Desa Perempuan,
Perlindungan
Anak, Keluarga
Berencana,
Pemberdayaan
Masyarakat dan
Desa
Peningkatan Kecamatan Kecamatan
Penyelenggaraan
Pelayanan Kecamatan
Pembinaan Wilayah Sekretariat Sekretariat Daerah,
Daerah (Bagian
Administrasi
Pemerintahan
Umum)
Penataan, Penguasaan, Tata Ruang Dinas Pertanahan
dan Pengendalian dan dan Tata Ruang
Pertanahan Pertanahan
Pengelolaan Administrasi Dinas
Administrasi kependudukan Kependudukan dan
Kependudukan dan Pencatatan Sipil
pencatatan
sipil
Pengelolaan Data dan Administrasi Dinas
Penyebarluasan kependudukan Kependudukan dan
Informasi dan Pencatatan Sipil
pencatatan
sipil

VII - 8
Indikator Capaian Kinerja
Kinerja
Sasaran Kondisi Kondisi Program Perangkat Bidang PD Penanggung
No Strategi Arah Kebijakan Sasaran
Daerah Awal Akhir Daerah Urusan Jawab
Daerah
(Outcome) 2015 2021
1 2 3 4 5 7 8 9 10 11
Peningkatan Pelayanan Administrasi Dinas
Pencatatan Sipil kependudukan Kependudukan dan
dan Pencatatan Sipil
pencatatan
sipil
Pemanfaatan Data dan Administrasi Dinas
Inovasi kependudukan Kependudukan dan
dan Pencatatan Sipil
pencatatan
sipil
Peningkatan Pelayanan Kearsipan Dinas
Kearsipan Perpustakaan dan
Kearsipan

Peningkatan Kapasitas Sekretariat Sekretariat DPRD


Lembaga Dewan DPRD
Perwakilan Rakyat
Daerah

Penelitian dan Penelitian dan Badan


Pengembangan Pengembangan Perencanaan
Pembangunan
Daerah
Pengembangan Statistik Statistik Dinas Komunikasi
Daerah dan Informatika

VII - 9
Indikator Capaian Kinerja
Kinerja
Sasaran Kondisi Kondisi Program Perangkat Bidang PD Penanggung
No Strategi Arah Kebijakan Sasaran
Daerah Awal Akhir Daerah Urusan Jawab
Daerah
(Outcome) 2015 2021
1 2 3 4 5 7 8 9 10 11
2 Akuntabilitas Optimalisasi 1. Meningkatkan Opini BPK WTP WTP Peningkatan Keuangan Badan Keuangan
pengelolaan pendapatan daerah, tata kelola terhadap akuntabilitas dan Aset Daerah
keuangan Peningkatan keuangan Laporan pengelolaan keuangan
daerah Profesionalisme daerah, Keuangan daerah
meningkat Pengelolaan penatausahaan, Pemerintah
Keuangan Daerah, pemanfaatan, Daerah Peningkatan Kualitas Keuangan Badan Keuangan
optimalisasi dan evaluasi Penyusunan APBD dan Aset Daerah
pengeloalaan aset serta pelaporan
daerah dan kinerja barang/asset
BUMD. daerah yang
Peningkatan Kualitas Keuangan Badan Keuangan
semakin efisien
Penatausahaan dan Aset Daerah
dan efektif
Keuangan Daerah

Peningkatan dan Keuangan Badan Keuangan


Pengembangan dan Aset Daerah
Pengelolaan Aset
Daerah
Pengelolaan Keuangan Badan Keuangan
Pendapatan Pajak dan Aset Daerah
Daerah
Pengambangan Keuangan Badan Keuangan
Pendapatan Daerah dan Aset Daerah

Peningkatan sistem Inspektorat Inspektorat Daerah


pengawasan internal
dan pengendalian
pelaksanaan kebijakan
Kepala Daerah

VII - 10
Indikator Capaian Kinerja
Kinerja
Sasaran Kondisi Kondisi Program Perangkat Bidang PD Penanggung
No Strategi Arah Kebijakan Sasaran
Daerah Awal Akhir Daerah Urusan Jawab
Daerah
(Outcome) 2015 2021
1 2 3 4 5 7 8 9 10 11
3 Ketaatan Peningkatan Upaya- Mengoptimalkan Indeks 19,35 20,43 Penegakan Peraturan Ketentraman, Satpol PP
masyarakat upaya penegakan Operasi Penegakan ketenteraman Daerah ketertiban
terhadap Perda dan Perda dan dan ketertiban umum dan
hukum Optimalisasi Pemberantasan masyarakat perlindungan
meningkat Pemberantasan Penyakit masyarakat
Penyakit Masyarakat Masyarakat Secara
Terpadu, serta Peningkatan keamanan Ketentraman, Satpol PP
Peningkatan dan kenyamanan ketertiban
Kualitas dan Kinerja lingkungan umum dan
PPNS perlindungan
masyarakat
Pemeliharaan Ketentraman, Satpol PP
Keamanan, ketertiban
Ketentraman, umum dan
Ketertiban, dan perlindungan
Pencegahan Tindak masyarakat
Kriminal

Pengembangan Badan Badan Kesatuan


Wawasan Kebangsaan Kesatuan Bangsa dan Politik
dan Penanganan Bangsa dan
Konflik Sosial Politik

Pendidikan Politik, Badan Badan Kesatuan


Penguatan Organisasi Kesatuan Bangsa dan Politik
Politik, dan Penguatan Bangsa dan
Organisasi Politik
Kemasyarakatan dan
LSM

VII - 11
Tabel 7.2.
Kebijakan Umum dan Program Pembangunan pada Misi 2 RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-2021

Misi 2 : Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang berdaya saing.

Indikator Kinerja Capaian Kinerja PD


Sasaran Program Bidang
No Strategi Arah Kebijakan Sasaran Daerah Kondisi Awal Kondisi Akhir Penanggung
Daerah Perangkat Daerah Urusan
(Outcome) 2016 2021 Jawab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Kapasitas 1.Penguatan 1). Meningkatkan Indeks 69,01 71,98 Kesehatan Kesehatan Dinas
Sumber Daya Promotif dan pelayanan Pembangunan Keluarga Kesehatan
Manusia Preventif kesehatan ibu , Manusia (IPM)
Meningkat menuju bayi, dan status
"Gerakan gizi masyarakat
Masyarakat Perbaikan Gizi Kesehatan Dinas
Sehat"serta Masyarakat Kesehatan
Peningkatan 2). Menyediakan dan
akses dan meningkatkan
kualitas infrastruktur Pencegahan Kesehatan Dinas
layanan layanan kesehatan Penyakit Kesehatan
kesehatan. yang memadai
Pembangunan dan Kesehatan Dinas
Peningkatan Kesehatan
Sarana Prasarana
Pelayanan
Kesehatan

Peningkatan Kesehatan Dinas


Sumberdaya Kesehatan
Kesehatan

VII - 12
Indikator Kinerja Capaian Kinerja PD
Sasaran Program Bidang
No Strategi Arah Kebijakan Sasaran Daerah Kondisi Awal Kondisi Akhir Penanggung
Daerah Perangkat Daerah Urusan
(Outcome) 2016 2021 Jawab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3). Meningkatkan Pelayanan Kesehatan Dinas
mutu pelayanan Jaminan Kesehatan
kesehatan Kesehatan
Peningkatan Kesehatan Dinas
Pelayanan Kesehatan
Kesehatan
Peningkatan Kesehatan Dinas
Penyelenggaraan Kesehatan
BLUD Puskesmas
Pelayanan Kesehatan RSUD
Kesehatan BLUD
Rumah Sakit
Peningkatan Kesehatan Dinas
Pelayanan Kesehatan
Laboratorium
Kesehatan
4). Meningkatkan Promosi Kesehatan Dinas
gerakan hidup bersih Kesehatan dan Kesehatan
dan sehat Pemberdayaan
Masyarakat
2. Peningkatan 1) Meningkatkan Perlindungan Pemberdayaa Dinas
dan penguatan pemenuhan hak Perempuan, n perempuan Pemberdayaan
pengarusutama anak serta Anak, dan dan Perempuan,
-an gender meningkatkan Pengarusutamaan perlindungan Perlindungan
dalam perlindungan Gender anak Anak,
perumusan terhadap Keluarga
kebijakan perempuan dan Berencana,
pembangunan anak korban tindak Pemberdayaan
kekerasan Masyarakat
dan Desa

VII - 13
Indikator Kinerja Capaian Kinerja PD
Sasaran Program Bidang
No Strategi Arah Kebijakan Sasaran Daerah Kondisi Awal Kondisi Akhir Penanggung
Daerah Perangkat Daerah Urusan
(Outcome) 2016 2021 Jawab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2) Meningkatkan Pembinaan Pengendalian Dinas
kualitas pelayanan Keluarga penduduk Pemberdayaan
keluarga berencana Berencana dan dan keluarga Perempuan,
dan keluarga Sejahtera berencana Perlindungan
sejahtera Anak,
Keluarga
Berencana,
Pemberdayaan
Masyarakat
dan Desa
3. Peningkatan Meningkatkan Pembinaan dan Kepemudaan Dinas
kompetensi kapasitas Pemuda, pemasyarakatan dan Olahraga Pendidikan
dan daya saing Lembaga kepemudaan olahraga Pemuda dan
generasi muda serta pembibitan atlit Olah Raga
dan prestasi di usia dini
bidang
olahraga
Peningkatan Kepemudaan Dinas
peran serta dan Olahraga Pendidikan
kepemudaan dan Pemuda dan
kewirausahaan Olah Raga
pemuda
4. Peningkatan 1).Memantapkan Pendidikan Anak Pendidikan Dinas
akses dan Penerapan SPM Usia Dini dan Pendidikan
mutu menuju Standar Pendidikan Pemuda dan
pendidikan Nasional Masyarakat Olah Raga
Pendidikan Anak Pendidikan Dasar Pendidikan Dinas
Usia Dini sampai SD Pendidikan
Jenjang Pendidikan Pemuda dan
Dasar Olah Raga

VII - 14
Indikator Kinerja Capaian Kinerja PD
Sasaran Program Bidang
No Strategi Arah Kebijakan Sasaran Daerah Kondisi Awal Kondisi Akhir Penanggung
Daerah Perangkat Daerah Urusan
(Outcome) 2016 2021 Jawab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pendidikan Dasar Pendidikan Dinas
SMP Pendidikan
Pemuda dan
Olah Raga
2) Meningkatkan Peningkatan Pendidikan Dinas
akses pendidikan bagi Kualitas Tenaga Pendidikan
semua penduduk Kependidikan Pemuda dan
Olah Raga
3) Meningkatkan Pengembangan Perpustakaan Dinas
cakupan Layanan Budaya Baca dan Perpustakaan
Pendidikan Bagi Pembinaan dan Kearsipan
semua Penduduk Perpustakaan
2 Jumlah 1. Peningkatan Mengoptimalkan Angka Kemiskinan 19,34% 16,52% Peningkatan Sosial Dinas Sosial
Penduduk pemenuhan sistem perlindungan Rehabilitasi Sosial
Miskin kebutuhan sosial serta
Menurun dasar keberpihakan kepada
penduduk penyandang masalah
miskin kesejahteraan sosial
(PMKS) dan disabilitas Peningkatan Sosial Dinas Sosial
Kesejahteraan
Sosial
2.Pengembangan Mengembangkan Peningkatan Pemberdayaan Dinas
penghidupan potensi penghidupan Partisipasi dan Masyarakat Pemberdayaan
berkelanjutan berkelanjutan menuju Keberdayaan dan Desa Perempuan,
keberdayaan Masyarakat Perlindungan
masyarakat Perdesaan Anak,
Keluarga
Berencana,
Pemberdayaan
Masyarakat
dan Desa

VII - 15
Indikator Kinerja Capaian Kinerja PD
Sasaran Program Bidang
No Strategi Arah Kebijakan Sasaran Daerah Kondisi Awal Kondisi Akhir Penanggung
Daerah Perangkat Daerah Urusan
(Outcome) 2016 2021 Jawab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

3 Angka Peningkatan Mengembangkan Angka 1,42% 1,16% Pendidikan Ketenagakerja Dinas Tenaga
Pengangguran kapasitas pencari pelatihan berbasis Pengangguran Pelatihan Tenaga an Kerja dan
Menurun kerja dan potensi lokal dan Kerja Transmigrasi
kesempatan kerja pengembangan
lapangan kerja
Peningkatan Ketenagakerja Dinas Tenaga
Kesempatan Kerja an Kerja dan
Transmigrasi
Perlindungan Ketenagakerja Dinas Tenaga
Ketenagakerjaan an Kerja dan
Transmigrasi
Pengembangan Transmigrasi Dinas Tenaga
Transmigrasi Kerja dan
Transmigrasi

VII - 16
Tabel 7.3.

Kebijakan Umum dan Program Pembangunan pada Misi 3 RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-2021

Misi 3 : Memantapkan pengelolaan pariwisata yang profesional.

Capaian Kinerja
Indikator Kinerja Program
Kondisi Kondisi PD Penanggung
No Sasaran Daerah Strategi Arah Kebijakan Sasaran daerah Perangkat Bidang Urusan
Awal Akhir Jawab
(outcome) Daerah
2016 2021
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Daya saing Peningkatan Mengembangkan event 1. Jumlah 2.815.225 3.780.388 Peningkatan Pariwisata Dinas Pariwisata
pariwisata promosi dan wisata dan budaya Kunjungan orang orang Pemasaran
Meningkat pemasaran skala regional, Wisatawan Pariwisata
pariwisata nasional, dan Nusantara
berbasis ekonomi internasional serta danWisatawan
kreatif, meningkatkan Mancanegara
dan peningkatan penyebarluasan
fasilitas destinasi informasi 2. Lama Tinggal 1,41 hari 1,61 hari Peningkatan Pariwisata Dinas Pariwisata
pariwisata kepariwisataan, Wisatawan dan
memelihara, Nusantara dan Pengembangan
merehabilitasi dan Wisatawan Destinasi
membangun destinasi Mancanegara Pariwisata
pariwisata

Peningkatan Pariwisata Dinas Pariwisata


dan
Pengembangan
Industri
Pariwisata
2 Pelestarian Perlindungan, Meningkatkan kualitas Indeks Pelestarian 92,24 100 Peningkatan Kebudayaan Dinas
budaya Berbasis pengembangan pengelolaan kekayaan Budaya Pelestarian Kebudayaan
Pemberdayaan dan pemanfaatan dan keragaman dan
Masyarakat kekayaan dan budaya Pengembangan
Meningkat keragaman Adat, Seni,
budaya dan Tradisi

VII - 17
Capaian Kinerja
Indikator Kinerja Program
Kondisi Kondisi PD Penanggung
No Sasaran Daerah Strategi Arah Kebijakan Sasaran daerah Perangkat Bidang Urusan
Awal Akhir Jawab
(outcome) Daerah
2016 2021
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Peningkatan Kebudayaan Dinas
Pelestarian Kebudayaan
dan
pengembangan
Warisan dan
Nilai Budaya
Peningkatan Kebudayaan Dinas
Pelestarian Kebudayaan
Sejarah,
Bahasa dan
Sastra

VII - 18
Tabel 7.4.
Kebijakan Umum dan Program Pembangunan pada Misi 4 RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-2021

Misi 4 : Meningkatkan infrastruktur yang memadai untuk menggerakkan perekonomian yang tangguh berbasis potensi daerah

Capaian Kinerja
Indikator Kinerja Program
Kondisi Kondisi PD Penanggung
No Sasaran Daerah Strategi Arah Kebijakan Sasaran Daerah Perangkat Bidang Urusan
Awal Akhir Jawab
(outcome) Daerah
2015 2021
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Infrastruktur Peningkatan Meningkatkan Indeks 58,14 71,76 Pembangunan, Pekerjaan Dinas Pekerjaan
publik wilayah aksesibilitas, pemerataan Infrastruktur Peningkatan, Umum Umum, Perumahan
meningkat ketersediaan pembangunan Wilayah Rehabilitasi dan Rakyat, dan
dan dan revitalisasi Pemeliharaan Kawasan
pemerataan infrastruktur jalan dan Permukiman
infrastruktur wilayah jembatan
publik
Penyehatan Perumahan Dinas Pekerjaan
Lingkungan Rakyat dan Umum, Perumahan
Permukiman Kawasan Rakyat, dan
Permukiman Kawasan
Permukiman
Peningkatan Perumahan Dinas Pekerjaan
Kualitas Rakyat dan Umum, Perumahan
Perumahan dan Kawasan Rakyat, dan
Kawasan Permukiman Kawasan
Permukiman Permukiman
Pengelolaan dan Perumahan Dinas Pekerjaan
peningkatan Rakyat dan Umum, Perumahan
Pelayanan Kawasan Rakyat, dan
Rumah Susun Permukiman Kawasan
Permukiman

VII - 19
Capaian Kinerja
Indikator Kinerja Program
Kondisi Kondisi PD Penanggung
No Sasaran Daerah Strategi Arah Kebijakan Sasaran Daerah Perangkat Bidang Urusan
Awal Akhir Jawab
(outcome) Daerah
2015 2021
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pengembangan Pekerjaan Dinas Pekerjaan
dan pengelolaan Umum Umum, Perumahan
jaringan irigasi Rakyat, dan
dan jaringan Kawasan
pengairan Permukiman
lainnya
Penyelenggaraan Pekerjaan Dinas Pekerjaan
Pembangunan Umum Umum, Perumahan
Gedung Rakyat, dan
Kawasan
Permukiman
Pelayanan Pekerjaan Dinas Pekerjaan
Laboratorium Umum Umum, Perumahan
dan Peralatan Rakyat, dan
berat Kawasan
Permukiman
Pelaksanaan dan Pertanahan dan Dinas Pertanahan
Pengawasan Penataan dan Tata Ruang
Pertanahan dan Ruang
Penataan Ruang
Pengaturan dan Penataan Dinas Pertanahan
Pembinaan Ruang dan Tata Ruang
Penataan Ruang

Pembangunan Komunikasi Dinas Komunikasi


dan Pembinaan dan dan Informatika
Jaringan Informattika
Komunikasi Data
dan Informatika

VII - 20
Capaian Kinerja
Indikator Kinerja Program
Kondisi Kondisi PD Penanggung
No Sasaran Daerah Strategi Arah Kebijakan Sasaran Daerah Perangkat Bidang Urusan
Awal Akhir Jawab
(outcome) Daerah
2015 2021
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pengembangan Perhubungan Dinas Perhubungan
Sarana dan
Prasarana
Perhubungan
Peningkatan Perhubungan Dinas Perhubungan
Pelayanan
Angkutan Umum
dan Barang
Uji kelayakan Perhubungan Dinas Perhubungan
sarana
transportasi

Pengelolaan Perhubungan Dinas Perhubungan


Perparkiran dan
Penerangan
Jalan Umum

VII - 21
Tabel 7.5.
Kebijakan Umum dan Program Pembangunan pada Misi 5 RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-2021

Misi 5: Mengembangkan sektor-sektor unggulan daerah dan iklim investasi yang kondusif

Indikator Kinerja Capaian Kinerja Program PD


Bidang
No Sasaran Daerah Strategi Arah Kebijakan Sasaran Daerah Kondisi Awal Kondisi Akhir Perangkat Penanggung
Urusan
(outcome) 2016 2021 Daerah Jawab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Pertumbuhan 1. Peningkatan 1. Mengembangkan Angka pertumbuhan 4,89 4,91 Peningkatan, Perdagangan Dinas
ekonomi daerah produktivitas industri, ekonomi Pengembangan, Perindustrian
meningkat industri dan perdagangan, dan dan Efisiensi dan
perdagangan koperasi untuk Perdagangan Perdagangan
sebagai penggerak mendukung Peningkatan Perindustrian Dinas
perekonomian sektor pariwisata Pengembangan Perindustrian
daerah. Industri Kecil dan
dan Menengah Perdagangan
2. Peningkatan 2. Meningkatkan Analisis Sekretariat Sekretariat
kepastian investasi promosi investasi Kebijakan Daerah Daerah
dan iklim usaha dan optimalisasi Pembangunan
yang kondusif pelayanan terpadu
satu pintu
Peningkatan Koperasi, Dinas Koperasi
Kualitas Usaha Kecil Usaha Kecil dan
Pengelolaan dan Menengah
UMKM Menengah

Peningkatan Perdagangan Dinas


Pengelolaan Perindustrian
Pasar dan dan
Pembinaan Perdaganagn
Pedagang

VII - 22
Indikator Kinerja Capaian Kinerja Program PD
Bidang
No Sasaran Daerah Strategi Arah Kebijakan Sasaran Daerah Kondisi Awal Kondisi Akhir Perangkat Penanggung
Urusan
(outcome) 2016 2021 Daerah Jawab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Peningkatan Koperasi, Dinas Koperasi
Kapasitas Usaha Kecil Usaha Kecil dan
Koperasi dan Menengah
Menengah
Peningkatan Penanaman Dinas
Promosi dan Modal Penanaman
Penanaman Modal dan
Modal Daerah Pelayanan
Terpadu

2 Pendapatan Peningkatan Mengembangkan Pendapatan 18,42 juta 22,95 juta Peningkatan Pertanian Dinas
masyarakat produktivitas agribisnis pertanian Perkapita Agribisnis Pertanian dan
meningkat masyarakat Penduduk Pertanian Pangan

Peningkatan Pertanian Dinas


Kualitas Pertanian dan
Penyuluhan Pangan

Pengembangan Kelautan Dinas


Agribisnis dan Pertanian dan
Perikanan Perikanan Pangan
Pemberdayaan Kelautan Dinas Kelautan
Nelayan dan dan Perikanan
Perikanan
Peningkatan Sekretariat Sekretariat
Perekonomian Daerah Daerah,
dan Sumber
Daya Alam

VII - 23
Indikator Kinerja Capaian Kinerja Program PD
Bidang
No Sasaran Daerah Strategi Arah Kebijakan Sasaran Daerah Kondisi Awal Kondisi Akhir Perangkat Penanggung
Urusan
(outcome) 2016 2021 Daerah Jawab
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3 Ketahanan Penurunan Memantapkan Jumlah desa 7 desa 4 desa Peningkatan Pangan Dinas
Pangan kerawanan pangan, cadangan pangan, rawan pangan Ketahanan Pertanian dan
Meningkat peningkatan meningkatkan Pangan Pangan
ketahanan pangan produksi, stabilisasi
menuju pasokan dan akses
kemandirian dan bahan pangan, serta Peningkatan Pertanian Dinas
kedaulatan pangan memperbaiki pola produksi Pertanian dan
konsumsi pangan tanaman pangan Pangan
masyarakat Peningkatan Kelautan Dinas Kelautan
produksi dan dan Perikanan
perikanan Perikanan
budidaya
Peningkatan Pertanian Dinas
produksi Pertanian dan
peternakan Pangan
Peningkatan Pertanian Dinas
produksi Pertanian dan
perkebunan dan Pangan
hortikultura

VII - 24
Tabel 7.6.

Kebijakan Umum dan Program Pembangunan pada Misi 6 RPJMD Kabupaten Gunungkidul Tahun 2016-2021

Misi 6 : Meningkatkan pengelolaan dan perlindungan sumber daya alam secara berkelanjutan

Indikator Kinerja Capaian Kinerja


Program Perangkat Bidang PD Penanggung
No Sasaran Daerah Strategi Arah Kebijakan Sasaran Daerah Kondisi Awal Kondisi Akhir Daerah Urusan Jawab
(outcome) 2016 2021
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Kualitas sumber Peningkatan Meningkatkan Indeks Kualitas 50,47 55,47 Pengendalian Lingkungan Dinas Lingkungan
daya alam dan pelestarian Nilai Indeks Lingkungan Hidup pencemaran dan hidup Hidup
lingkungan hidup fungsi Kualitas pengembangan
meningkat lingkungan Lingkungan kapasitas
hidup menuju Hidup kelembagaan
pembangunan lingkungan hidup
yang Pengendalian Lingkungan Dinas Lingkungan
berkelanjutan pelaksanaan hidup Hidup
kebijakan
lingkungan hidup
Peningkatan Lingkungan Dinas Lingkungan
Pengelolaan hidup Hidup
Persampahan
Pengelolaan Lingkungan Dinas Lingkungan
Sampah Mandiri hidup Hidup

Konservasi Sumber Lingkungan Dinas Lingkungan


Daya Alam Hayati hidup Hidup
dan Ekosistemnya
Pengembangan Lingkungan Dinas Lingkungan
Ruang Terbuka hidup Hidup
Hijau (RTH)

VII - 25
Indikator Kinerja Capaian Kinerja
Program Perangkat Bidang PD Penanggung
No Sasaran Daerah Strategi Arah Kebijakan Sasaran Daerah Kondisi Awal Kondisi Akhir Daerah Urusan Jawab
(outcome) 2016 2021
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 Kesiapsiagaan Peningkatan Meningkatkan Persentase desa 58,70 91,30 Kesiapsiagaan, Penanggulang Badan
dalam kesiapsiagaan Jumlah Desa tangguh bencana pencegahan, an Bencana Penanggulangan
menghadapi dan ketahanan Tangguh mitigasi, dan Bencana Daerah
bencana dalam Bencana penanganan bahaya
meningkat menghadapi (Destana) kebakaran
bencana
Pencegahan dan Penanggulang Badan
kesiapsiagaan an Bencana Penanggulangan
penanggulangan Bencana Daerah
bencana

VII - 26
Upaya untuk mewujudkan visi, misi, tujuan, dan sasaran pembangunan
diwujudkan dalam bentuk rencana program prioritas pembangunan yang disertai
kebutuhan pendanaan indikatif. Program- program prioritas juga disusun untuk
pemenuhan kebutuhan penyelenggaraan pelayanan Perangkat Daerah (PD)
dalam melaksanakan ususan pemerintahan daerah. Pagu indikatif menunjukkan
perkiraan dan perhitungan kebutuhan pendanaan untuk penyusunan dan
penyelenggaraan program pembangunan prioritas tersebut. Pagu indikatif yang
ditetapkan untuk mencapai sasaran program (outcome) hanya merupakan
potensi pendanaan yang bersumber dari APBD Kabupaten Gunungkidul saja
sesuai dengan proyeksi keuangan selama lima tahun masa RPJMD Tahun 2016-
2021. Meskipun sebenarnya dalam upaya pencapaian target sasaran tersebut
juga perlu dukungan pendanaan dari sumber- suber yang lain, baik APBN, APBD
DIY, APBDesa, dan bahkan dari pihak swasta dan masyarakat.
Dalam rangka optimalisasi penggunaan potensi keuangan daerah, maka
setelah dilakukan penghitungan kapasitas riil kemampuan keuangan daerah,
sebagaimana diamanatkan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54
Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008
tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi
Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah, maka alokasi dana diarahkan
sesuai dengan prioritas daerah antara lain : Prioritas I merupakan program
pembangunan daerah dengan tema atau program unggulan Kepala daerah
sebagaimana diamanatkan dalam RPJMN dan amanat/kebijakan nasional yang
definitif harus dilaksanakan oleh daerah pada tahun rencana, termasuk untuk
prioritas bidang pendidikan 20% (duapuluh persen). Selain itu juga ketentuan
pemenuhan anggaran kesehatan minimal 10 % (sepuluh persen), alokasi
anggaran untuk Alokasi Dana Desa (ADD) sebesar minimal 10 % (sepuluh
persen) dari total Dana Perimbangan dikurangi DAK. Prioritas II merupakan
program prioritas OPD yang merupakan penjabaran dari analisis per urusan dan
merupakan program/kegiatan unggulan Perangkat Daerah (PD) yang paling
berdampak luas pada masing-masing segementasi masyarakat yang dilayani
sesuai dengan prioritas dan permasalahan yang dihadapi berhubungan dengan
layanan dasar serta tugas dan fungsi Perangkat Daerah (PD) termasuk
peningkatan kapasitas kelembagaan yang berhubungan dengan itu. Prioritas III
merupakan prioritas yang dimaksudkan untuk alokasi belanja-belanja tidak
langsung seperti: tambahan penghasilan PNS, belanja hibah, belanja bantuan
sosial organisasi kemasyarakatan, belanja bantuan keuangan kepada
provinsi/kabupaten/kota dan pemerintahan desa serta belanja tidak terduga.
Penentuan prioritas tersebut selanjutnya akan mendasari dalam
penyusunan pagu indikatif program sebagaimana diamanatkan dalam
Permendagri Nomor 54 Tahun 2010. Sebagaimana arahan Presiden Republik
Indonesia pada sidang Kabinet pada tanggal 10 Februari 2016, bahwa
penyusunan perencanaan dan penganggaran harus merubah dari paradigma
“money follow function” menjadi “money follow program”. Hal ini berarti bahwa
pengalokasian anggaran atau dana tidak lagi sekedar mengikuti fungsi struktur
kelembagaan yang ada, tetapi anggaran harus dioptimalkan untuk mendukung
pencapaian program-program prioritas yang terkait langsung dengan pencapaian
visi misi dan pelayanan masyarakat. Konsep “money follow function” selama ini
mengandung kelemahan, anggaran justru diorientasikan untuk membiayai
fungsi atau organisasi birokrasi yang mahal untuk menjalankan kegiatannya.
Akibatnya program-program strategis dan prioritas belum mendapatkan porsi
anggaran yang memadai sebagai program unggulan daerah.
Ada beberapa kendala yang menyebabkan penyusunan pagu indikatif
tidak bisa secara ideal dilakukan, sehingga konsep “money follow program”
belum mampu diaplikasikan secara optimal. Hal ini disebabkan oleh beberapa
hal antara lain :
1) Banyaknya kewajiban dari Pemerintah Pusat yang harus dipenuhi oleh
daerah dalam bentuk belanja wajib dan diarahkan, seperti : pemenuhan
kewajiban alokasi dana untuk bidang pendidikan minimal 20%, bidang
kesehatan 10%, Alokasi Dana Desa (ADD) minimal 10% dari Total dana

VII - 27
perimbangan dikurangi Dana Alokasi Khusus (DAK). Kondisi tersebut
menyebabkan sangat terbatasnya potensi dana yang bisa diarahkan secara
ideal untuk mendanai program-program prioritas daerah.
2) Dana Alokasi Khusus (DAK) merupakan salah satu potensi dana yang
besarannya cukup signifikan untuk mendanai program-program
pembangunan di Kabupaten Gunungkidul. Sesuai dengan petunjuk teknis
dari kementerian, maka Dana DAK tersebut harus dijabarkan sesuai bidang-
bidang DAK dan melekat pada Perangkat Daerah masing-masing.
Konsekuensinya dana tersebut harus dijabarkan ke PD pengampu DAK
masing-masing, meskipun belum tentu menjadi program prioritas daerah.
Terlebih lagi dalam perjalanan dana DAK terkadang harus mengalami “self
blocking”, sehingga dana yang ada mengalami pemotongan dan berdampak
pada penurunan capaian target kinerja.
3) Potensi dana yang bisa cukup leluasa diarahkan untuk pendanaan program
prioritas bersumber dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan Dana Alokasi
Umum (DAU), namun jumlahnya tidak terlalu signifikan untuk mendesain
pagu indikatif secara ideal. PAD Kabupaten Gunungkidul hanya berkontribusi
sebesar +12% dari total pendapatan daerah. Sedangkan DAU sebagai sumber
keuangan yang paling dominan pada struktur keuangan daerah, namun
peruntukannya masih sebagian besar terserap untuk memenuhi kewajiban
pemenuhan Belanja Pegawai.
Namun demikian penyusunan pagu indikatif tersebut tetap diupayakan
mengacu ketentuan yang ada, namun karena berbagai keterbatasan tersebut ada
beberapa kebijakan daerah yang harus dilakukan untuk mensikapinya sehingga
diperoleh solusi yang lebih realistis dan rasional. Secara umum beberapa
pertimbangan yang dipergunakan sebagai penghitung pagu indikatif antara lain :
pemenuhan kewajiban belanja wajib mengikat, prioritas-prioritas daerah terkait
pencapaian visi misi jangka menengah, belanja untuk membiayai urusan wajib
bersifat pelayanan dasar, dan belanja-belanja prioritas yang sifatnya mendukung
pencapaian kinerja daerah.
Sebelum disajikan rencana program dan kerangka pendanaan program
perangkat daerah tahun tahun 2017-2021, sesuai dengan Surat Edaran Menteri
Dalam Negeri Republik Indonesia Nomor 050/795/Sj, tanggal 4 Maret 2016
tentang Penyusunan RPJMD dan RKPD 2017, disebutkan pada poin b bahwa
bagi daerah yang periodisasi RPJMD-nya berakhir pada tahun 2015, maka
daerah tersebut dalam penyusunan RPJMD Tahun 2016-2021, selain memuat
perencanaan pembangunan sampai dengan tahun 2021, juga harus
memasukkan program Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2016.
Untuk itu berikut ini disajikan program pada RKPD Tahun 2016 :

Tabel 7.7
Program Pembangunan Tahun 2016

Anggaran Perangkat
No. Nama Program
(Rp) Daerah (PD)
1 Program Pelayanan Administrasi 49,021,164,050 Semua PD
Perkantoran
2 Program Peningkatan Sarana dan 22,976,219,050 Semua PD
Prasarana Aparatur
3 Program Peningkatan Disiplin Aparatur 900,168,000 Semua PD
4 Program Peningkatan Kapasitas Sumber 1,205,587,500 Semua PD
Daya Aparatur
5 Program Peningkatan Pengembangan 2,923,577,400 Semua PD
Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan
Keuangan
6 Program Peningkatan Kualitas Pelayanan 6,447,899,150 Semua PD
Publik
7 Program Peningkatan Kualitas Perencanaan 2,348,495,200 Semua PD
8 Program Pendidikan Anak Usia Dini 4,219,629,400 Dikpora
9 Program Pendidikan Dasar SD 20,382,668,950 Dikpora
10 Program Pendidikan Dasar SMP 13,340,595,200 Dikpora

VII - 28
Anggaran Perangkat
No. Nama Program
(Rp) Daerah (PD)
11 Program Pendidikan Menengah 2,670,354,600 Dikpora
12 Program Peningkatan Mutu Pendidikan dan 281,594,600 Dikpora
Tenaga Kependidikan Tingkat SD
13 Program Peningkatan Mutu Pendidikan dan 159,173,000 Dikpora
Tenaga Kependidikan Tingkat SMP
14 Program Peningkatan Mutu Pendidikan dan 182,960,000 Dikpora
Tenaga Kependidikan Tingkat Menengah
15 Program Pendidikan Non Formal 3,583,705,500 Dikpora
16 Program Manajemen Pelayanan Pendidikan 5,253,682,500 Dikpora
17 Program Obat dan Perbekalan Kesehatan 4,716,975,000 Dinkes
18 Program Upaya Kesehatan Masyarakat dan 358,737,500 Dinkes
perorangan
19 Program Kesehatan Ibu 96,075,000 Dinkes
20 Program Kesehatan Bayi dan Anak 114,337,500 Dinkes
21 Program Promosi Kesehatan dan 963,435,000 Dinkes
Pemberdayaan Masyarakat
22 Program Perbaikan Gizi Masyarakat 1,100,113,000 Dinkes
23 Program Pencegahan Penyakit 140,170,000 Dinkes
24 Program Pengendalian dan Pemberantasan 723,120,000 Dinkes
Penyakit Menular
25 Program Pengembangan Lingkungan Sehat 401,382,500 Dinkes
26 Program Pengawasan Makanan dan Bahan 87,457,500 Dinkes
Berbahaya
27 Program Pengadaan, Peningkatan dan 14,758,616,310 Dinkes
Perbaikan Sarana dan Prasarana Pelayanan
Kesehatan
28 Program Pelayanan Jaminan Kesehatan 6,597,237,000 Dinkes
29 Program Peningkatan Mutu Layanan 341,282,500 Dinkes
Kesehatan

30 Program Peningkatan Pelayanan 415,200,000 Dinkes


Laboratorium Kesehatan
31 Program Peningkatan BLUD Puskesmas 38,247,731,879 Dinkes
32 Program Pelayanan Kesehatan BLUD 73,237,205,690 Dinkes/RSUD
Rumah Sakit
33 Program Pembangunan, Peningkatan dan 66,923,645,000 Dinas PU
Rehabilitasi Jalan dan Jembatan
34 Program Pembangunan dan Rehabiltasi 709,670,000 Dinas PU
Saluran Drainase/Gorong-gorong
35 Program Pembangunan dan Rehabilitasi 508,650,000 Dinas PU
Turap/Talud/Bronjong
36 Program Pengembangan dan Pengelolaan 13,136,055,000 Dinas PU
Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan
Pengairan lainnya
37 Program Pengembangan Kinerja 4,494,025,000 Dinas PU
Pengelolaan Air Minum
38 Program Lingkungan Sehat Perumahan 2,802,510,000 Dinas PU
39 Program Pengendalian Banjir 454,260,000 Dinas PU
40 Program Penyelenggaraan Penerbitan Ijin 43,600,000 Dinas PU
Mendirikan Bangunan (IMB) dan Ijin Usaha
Jasa Konstruksi (IUJK)
41 Program Pengelolaan Persampahan dan 2,299,168,300 Dinas PU
Kebersihan
42 Program Peningkatan Bangunan Gedung 21,269,947,500 Dinas PU
Pemerintah
43 Program Peningkatan Kinerja UPT Bengkel 283,650,000 Dinas PU
dan Laboratorium
44 Program Penataan Rumah dan 72,875,000 Dinas PU
Permukiman
45 Program Penataan Ruang 249,992,500 Dinas PU

VII - 29
Anggaran Perangkat
No. Nama Program
(Rp) Daerah (PD)
46 Program Perencanaan Pembangunan Fisik 907,749,000 Bappeda
dan Prasarana
47 Program Perencanaan Pembangunan 461,507,900 Bappeda
Pemerintahan, Sosial, dan Budaya
48 Program Perencanaan Pembangunan 592,413,200 Bappeda
Ekonomi
49 Program Perencanaan Pembangunan 708,740,000 Bappeda
Daerah statren
50 Program Pengendalian dan Evaluasi 294,381,000 Bappeda
Rencana Pembangunan Daerah Litbangdal
51 Program Penelitian dan Pengembangan 182,275,500 Bappeda
52 Program Optimalisasi Pengelolaan 824,230,000 Dishubkominfo
Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
53 Program Peningkatan Pelayanan Angkutan 6,754,104,500 Dishubkominfo
Umum dan Barang
54 Program Pembangunan Sarana dan 306,100,000 Dishubkominfo
Prasarana Perhubungan
55 Program Pengendalian dan Pengamanan 1,702,207,500 Dishubkominfo
Lalu Lintas
56 Program Pengembangan Kinerja 254,205,000 Kapedal
Pengelolaan Persampahan
57 Program Pengendalian Pencemaran dan 701,075,800 Kapedal
Perusakan Lingkungan Hidup
58 Program Perlindungan dan Konservasi 449,697,750 Kapedal
Sumber Daya Alam
59 Program Peningkatan Kualitas dan Akses 17,765,000 Kapedal
Informasi Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup
60 Program Peningkatan Pengendalian Polusi 219,007,500 Kapedal
61 Program Pengelolaan Ruang Terbuka Hijau 1,684,403,500 Kapedal
(RTH)
62 Program Penataan, Penguasaan, Pemilikan, 21,023,017,500 Setda
Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
63 Program Penyelesaian Konflik-konflik 11,551,000 Setda
Pertanahan
64 Program Penataan Administrasi 1,055,364,200 Dukcapil
Kependudukan
65 Program Peningkatan Pelayanan 350,457,300 Dukcapil
Pencatatan Sipil
66 Program Pengelolaan Data dan 498,666,400 Dukcapil
Penyebarluasan Informasi
67 Program Peningkatan Kualitas dan 128,620,000 BPMPKB
Perlindungan Anak
68 Program Penguatan Pengarusutamaan 379,310,000 BPMPKB
Gender
69 Program Penguatan Perlindungan 49,942,500 BPMPKB
Perempuan
70 Program Keluarga Berencana 1,100,637,250 BPMPKB
71 Program Pelayanan Kontrasepsi 34,640,000 BPMPKB
72 Program Pemberdayaan Fakir Miskin 758,907,500 Dinsosnakertra
ns
73 Program Pembinaan dan Pemberdayaan 1,190,523,000 Dinsosnakertra
Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial ns
(PMKS)
74 Program Pemberdayaan Kelembagaan 258,175,000 Dinsosnakertra
Kesejahteraan Sosial ns
75 Program Peningkatan Kesejahteraan Sosial 2,917,757,500 Dinsosnakertra
Kemasyarakatan ns
76 Program Pelayanan Kesejahteraan Sosial 821,275,000 Dinsosnakertra
ns
77 Program Peningkatan Kualitas dan 637,275,000 Dinsosnakertra
Produktivitas tenaga Kerja ns
78 Program Peningkatan Kesempatan Kerja 4,080,180,000 Dinsosnakertra
ns

VII - 30
Anggaran Perangkat
No. Nama Program
(Rp) Daerah (PD)
79 Program Perlindungan dan Pengembangan 273,701,000 Dinsosnakertra
Lembaga Ketenagakerjaan ns
80 Program Pengembangan Kewirausahaan, 93,785,000 Disperindagkop
Keunggulan Kompetitif dan Sistem ESDM
Pendukung Usaha Koperasi dan UMKM
81 Program Peningkatan Kualitas 585,401,500 Disperindagkop
Kelembagaan Koperasi ESDM
82 Program Peningkatan Pelayanan Terpadu 136,540,000 KPMPT
83 Program Peningkatan Promosi, dan 192,000,000 KPMPT
Investasi Daerah
84 Program Peningkatan Peran Serta 2,176,951,500 Dikpora
Kepemudaan
85 Program Peningkatan Kewirausahaan dan 363,750,000 Dikpora
Kecakapan Hidup Pemuda
86 Program Pembinaan dan Pemasyarakatan 4,788,182,500 Dikpora
Olahraga
87 Program Peningkatan Sarana dan 6,000,000 Dikpora
Prasarana Olahraga
88 Program Peningkatan Keamanan dan 1,943,855,000 Sat Pol PP
Kenyamanan Lingkungan
89 Program Pemeliharaan Kantrantibmas dan 259,657,500 Sat Pol PP
Pencegahan Tindak Kriminal
90 Program Penegakan Peraturan Daerah 110,920,000 Sat Pol PP
91 Program Pencegahan dan Kesiapsiagaan 517,910,000 BPBD
Penanggulangan Bencana
92 Program Kesiapsiagaan, Pencegahan, 378,540,000 BPBD
Mitigasi dan Penanganan Bahaya
Kebakaran
93 Program Pengembangan Wawasan 377,862,000 Kesbangpol
Kebangsaan
94 Program Penanganan Gangguan dan 454,072,500 Kesbangpol
Konflik Sosial
95 Program Pendidikan Politik Masyarakat 184,927,500 Kesbangpol
96 Program Penguatan Ormas dan LSM 67,670,000 Kesbangpol
97 Program Peningkatan Ketenteraman, 622,896,000 Sat Pol PP
Ketertiban, dan Kenyamanan Lingkungan
98 Program Peningkatan Kapasitas Lembaga 23,967,514,750 Setwan
DPRD
99 Program Pengembangan Otonomi Daerah 1,288,729,250 Setda
100 Program Optimalisasi Akuntabilitas Kinerja 243,215,000 Setda Bag.
Pemerintah Daerah Orgn
101 Program Penataan Kelembagaan dan 389,300,000 Setda Bagian
Ketatalaksanaan Organisasi
102 Program Peningkatan Kinerja 170,205,000 Setda Bagian
Penyelenggara Pelayanan Publik Organisasi
103 Program Penataan Peraturan Perundang- 843,477,500 Setda Bag
Undangan Hukum
104 Program Peningkatan Keterbukaan 456,341,800 Setda Bagian
Informasi Publik Humas dan
Protokol
105 Program Peningkatan Pelayanan Kedinasan 753,433,500 Setda Bagian
Kepala Daerah/Wakil Kepala Daerah Humas dan
Protokol
106 Program Peningkatan Kerjasama antar 270,217,350 Setda
Pemerintah Daerah
107 Program Pengembangan Otonomi Desa 2,092,632,900 Setda Bag.
Pemdes
108 Program Analisis Kebijakan Pembangunan 263,715,000 Setda Bag. AP
109 Program Peningkatan Perekonomian dan 300,735,000 Setda
Sumber Daya Alam
110 Program Peningkatan Kesejahteraan Rakyat 1,477,799,000 Setda
111 Program Peningkatan Wawasan 845,565,000 Setda
Nasionalisme dan Kedaerahan

VII - 31
Anggaran Perangkat
No. Nama Program
(Rp) Daerah (PD)
112 Program Peningkatan Sistem Pengawasan 1,197,767,500 Inspektorat
Internal dan Pengendalian Pelaksanaan
Kebijakan KDH
113 Program Optimalisasi Kinerja 173,586,500 Setda
Perekonomian Daerah
114 Program Peningkatan Akuntabilitas 942,939,500 DPPKAD
Pengelolaan Keuangan Daerah Akuntansi
115 Program Peningkatan Kualitas Penyusunan 933,155,000
APBD
116 Program Peningkatan Kualitas 1,312,617,000 DPPKAD
Penatausahaan Keuangan Daerah Perbend
117 Program Peningkatan dan Pengembangan 1,028,182,500 DPPKAD Aset
Pengelolaan Aset Daerah
118 Program Peningkatan Pendapatan Asli 3,667,401,500
Daerah
119 Program Peningkatan Kapasitas 678,061,500 Semua
Penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan Kecamatan
dan Desa
120 Program Pembinaan dan Kesejahteraan 2,900,439,000 BKD
Aparatur
121 Program Pengelolaan Data dan 1,162,815,000 BKD
Pengembangan Pegawai
122 Program Pengangkatan, Pemindahan, dan 706,982,900 BKD
Pensiun PNS
123 Program Pendidikan Kedinasan 879,130,000 BKD
124 Program Pengembangan Agribisnis Terpadu 343,012,500 TPH
125 Program Peningkatan Ketahanan Pangan 348,275,000 TPH
126 Program Peningkatan Kualitas Penyuluhan 1,541,990,000 TPH
127 Program Peningkatan Keberdayaan 689,768,500 BPMPKB
Masyarakat Perdesaan
128 Program Pengembangan Lembaga Ekonomi 177,127,500 BPMPKB
Pedesaan
129 Program Peningkatan Partisipasi 650,010,000 BPMPKB
Masyarakat dalam Membangun Desa
130 Program Peningkatan Partisipasi dan 628,673,500 Semua
Pemberdayaan Masyarakat Desa Kecamatan
131 Program Pengembangan Statistik Daerah 274,866,500 Bappeda
132 Program Perbaikan Sistem Administrasi 295,200,000 KPAD
dan Peningkatan Pelayanan Kearsipan
133 Program Pembangunan Komunikasi, 1,296,725,000 Dishubkominfo
Informasi dan Media Massa

134 Program Peningkatan SDM Bidang 10,755,000 Dishubkominfo


Komunikasi dan Informasi
135 Program Kerjasama Informasi dengan Mas 321,180,000 Dishubkominfo
Media
136 Program Pengembangan Pos dan 102,675,000 Dishubkominfo
Telekomunikasi
137 Program Pengembangan Budaya Baca dan 565,719,000 KPAD
Pembinaan Perpustakaan
138 Program Peningkatan Produksi Tanaman 4,821,010,000 TPH
Pangan dan Hortikultura
139 Program Pengembangan Agribisnis, 130,040,000 TPH
Tanaman Pangan dan Hortikultura
140 Program Peningkatan Produksi Peternakan 1,556,887,000 Disnak
141 Program Pengembangan Agribisnis 189,071,900 Disnak
Peternakan
142 Program Pengembangan Agribisnis 113,797,500 Dishutbun
Perkebunan
143 Program Peningkatan Produksi Perkebunan 1,019,675,850 Dishutbun
144 Program Rehabilitasi Hutan dan Lahan 721,305,500 Dishutbun
145 Program Perlindungan dan Konservasi 90,502,500 Dishutbun
Sumber Daya Hutan

VII - 32
Anggaran Perangkat
No. Nama Program
(Rp) Daerah (PD)
146 Program Pengembangan Agrobisnis 514,735,000 Dishutbun
Kehutanan
147 Program Pengembangan Pemasaran 1,083,502,500 Disbudpar
Pariwisata
148 Program Pengembangan Destinasi 8,547,170,000 Disbudpar
Pariwisata
149 Program Pengembangan Kemitraan 263,870,000 Disbudpar
150 Program Pengembangan Agribisnis 1,126,972,500 DKP
Perikanan
151 Program Pemberdayaan Nelayan dan 1,345,747,500 DKP
Pengelolaan Tempat Pelelangan Ikan
152 Program Peningkatan Produksi Perikanan 718,020,000 DKP
Budidaya
153 Program Pemberdayaan Masyarakat dalam 54,435,000 DKP
Pengawasan dan Pengendalian Sumber
Daya Kelautan
154 Program Pembinaan Pedagang Kaki Lima 146,277,500 KP Pasar
dan Asongan
155 Program Peningkatan Sarana Prasarana 7,653,202,300 KP Pasar
Perdagangan dan Pengelolaan Pasar
156 Program Peningkatan dan Pengembangan 293,902,500 Disperindagkop
Ekspor ESDM
157 Program Peningkatan Efisiensi 2,277,267,500 Disperindagkop
Perdagangan Dalam Negeri ESDM
158 Program Pengembangan Industri Kecil 1,159,114,000 Disperindagkop
Menengah ESDM
159 Program Pengembangan Transmigrasi 556,695,000 Dinsosnakertra
ns
JUMLAH 546,910,521,079

Selanjutnya, berikut ini disajikan rencana program prioritas disertai


kebutuhan pendanaan selama 5 (lima) tahun ke depan :

VII - 33
Tabel 7.8
INDIKASI RENCANA PROGRAM PRIORITAS YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN TAHUN 2016-2021
Bidang Urusan Indikator Kinerja Indikator Kinerja Kondisi Kinerja Target Kinerja
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD PD Penanggung
Kode Pemerintahan dan Program (outcome) Program (outcome) Satuan Awal RPJMD Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
Jawab
Program Prioritas Tahun 2018-2021 2017 hasil Evaluasi (Tahun 0/2016) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

1. Urusan wajib
pelayanan dasar
1.01. Pendidikan
Pembinaan dan Jumlah prestasi Jumlah Prestasi prestasi 10 10 3,500,104,000 10 4,259,957,600 10 4,572,272,500 10 4,625,350,500 10 4,666,365,000 50 21,624,049,600 Dinas Pendidikan,
pemasyarakatan olahraga di tingkat Olahraga di tingkat Pemuda dan
olahraga provinsi, regional, Nasional dan Olahraga
nasional dan Internasional
internasional
Peningkatan peran Jumlah pemuda yang Jumlah pemuda orang 18 3 3,169,667,500 3 3,043,347,520 3 2,281,951,500 3 2,350,250,000 3 2,388,500,000 15 13,233,716,520 Dinas Pendidikan,
serta kepemudaan berprestasi non yang berprestasi non Pemuda dan
dan kewirausahaan akademis di tingkat akademis di tingkat Olahraga
pemuda provinsi, regional, provinsi
nasional dan
internasional.
Pendidikan Anak Persentase PAUD Persentase peringkat persen 17% 19% 7,415,524,200 21% 9,266,754,700 24% 4,379,414,850 27% 4,379,414,850 29% 4,379,414,850 29% 29,820,523,450 Dinas Pendidikan,
Usia Dini dan yang memenuhi akreditasi lembaga Pemuda dan
Pendidikan Standar Nasional PAUD meningkat Olahraga
Masyarakat Pendidikan.
Persentase kelulusan persen 59% 67% 75% 83% 2,825,084,300 92% 2,911,904,500 100% 2,998,120,900 100% 8,735,109,700 Dinas Pendidikan,
Anak Putus Sekolah Pemuda dan
yang Terlayani dalam Olahraga
Pendidikan
Kesetaraan.

Pendidikan Dasar SD Persentase SD yang Angka partisipasi persen 3.79 4 59,838,647,819 4.21 17,519,430,460 4.43 26,743,284,816 4.64 26,798,915,417 4.83 26,824,546,018 4.83 157,724,824,530 Dinas Pendidikan,
memenuhi Standar murni SD Pemuda dan
Nasional Pendidikan. Olahraga

Angka Partisipasi 90.4 90.5 90.6 90.7 90.8 90.9 90,90 Dinas Pendidikan,
Murni (APM) usia SD Pemuda dan
Olahraga
Pendidikan Dasar Persentase SMP yang persen 9.01 11.71 42,443,953,454 14.41 16,901,200,500 17.12 5,895,050,000 18.92 5,899,007,000 21.62 5,998,750,100 21,62 77,137,961,054 Dinas Pendidikan,
SMP memenuhi Standar Pemuda dan
Nasional Pendidikan. Olahraga

Angka partisipasi 79.97 80 80.05 80.1 80.15 80.2 80,20 Dinas Pendidikan,
murni (APM) usia SMP Pemuda dan
Olahraga
Peningkatan Kualitas Persentase guru persentase persen 63.43 66.99 2,453,614,000 68.77 3,841,457,500 69.46 993,567,200 71.25 99,500,500 73.03 99,880,850 73.03 7,488,020,050 Dinas Pendidikan,
Tenaga Kependidikan PAUD yang peningkatan Pemuda dan
Bersertifikat akreditasi lembaga Olahraga
PAUD meningkat

1.02. Kesehatan
Kesehatan Keluarga Jumlah Kematian Ibu cakupan ibu hamil kasus 5 5 1,538,159,500 5 1,552,727,000 5 4 4 4 12,305,856,657 Dinas Kesehatan
2,865,495,000.00 3,013,020,000.00 3,336,455,157.00
dengan K4
Angka Kematian Bayi 8 8 7.5 7.5 7,2 7 7 Dinas Kesehatan
(AKB)
Perbaikan Gizi Presentasi balita pravelensi wasting persen 3.19 3.00 1,584,476,000 2.80 1,074,488,400 2.80 2,932,759,280.00 2.30 3,226,035,208.00 1.60 3,548,638,728.80 1.60% 12,366,397,617 Dinas Kesehatan
Masyarakat wasting (kurus dan (sangkat kurus dan
sangat kurus) kurus)
Pencegahan Penyakit Angka keberhasilan persentase persen 85 86 2,307,902,000 87 4,351,577,500 88 2,006,602,369.00 89 2,106,932,487.00 90 2,212,279,112.00 90.00% 12,985,293,468 Dinas Kesehatan
pengobatan TBC pemenuhan
kebutuhan
pengendalian
penyakit menular
Prevalensi penderita persen 17 17 16.60 16.20 1,200,000,000.00 15.80 1,350,000,000.00 15 1,423,000,000.00 15.00% 3,973,000,000 Dinas Kesehatan
Hipertensi yang
berkunjung ke
puskesmas

Pembangunan dan Persentase Cakupan cakupan penduduk persen 77 79 27,025,739,100 81 15,904,217,500 83 35,031,503,931.00 84 34,918,141,989.79 85 55,940,156,229.00 85.00% 168,819,758,750 Dinas Kesehatan
Peningkatan Sarana kunjungan rawat yang terlayani
dan Prasarana jalan dan rawat inap fasilitas kesehatan
Pelayanan Kesehatan di sarana pelayanan tingkat pertama
kesehatan

Peningkatan Persentase persen 92.30 92.30 4,828,753,017 92.40 6,592,282,500 92.50 6,157,976,265.00 92.60 6,465,875,078.00 92.70 6,789,168,832.00 92.70% 30,834,055,692 Dinas Kesehatan
Sumberdaya ketersediaan obat
Kesehatan generik esensial dan
vaksin di Puskesmas

VII - 34
Bidang Urusan Indikator Kinerja Indikator Kinerja Kondisi Kinerja Target Kinerja
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD PD Penanggung
Kode Pemerintahan dan Program (outcome) Program (outcome) Satuan Awal RPJMD Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
Jawab
Program Prioritas Tahun 2018-2021 2017 hasil Evaluasi (Tahun 0/2016) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Pelayanan Jaminan Persentase Pelayanan persentase persen 75.97 75.97 124,670,000 80.00 72,290,000 85.00 100,000,000.00 90.00 120,000,000.00 95.00 135,000,000.00 95.00% 551,960,000 Dinas Kesehatan
Kesehatan Kesehatan penduduk menjadi
masyarakat Peserta peserta jaminan
jaminan Kesehatan kesehatan nasional
dalam Sistem
Jaminan Sosial
Nasional (SJSN)
Kesehatan

Peningkatan Persentase pelayanan persen 33.30 66.00% 2,250,002,400 100 2,615,860,000 100 871,498,688.00 100 915,073,622.00 100 960,827,303.00 100% 7,613,262,013 Dinas Kesehatan
Pelayanan Kesehatan Puskesmas yang kegawatdaruratan di
terakreditasi gunungkidul
Peningkatan Indeks kepuasan persentase Indeks 77 78,60 68,987,373,047 80,20 60,365,574,168 81,80 40,100,000,000.00 83,40 45,305,000,000.00 85 48,620,250,000.00 85 263,378,197,215 Dinas Kesehatan
Penyelenggaraan masyarakat terhadap pemenuhan
BLUD Puskesmas pelayanan kesehatan kebutuhan program
Puskesmas peningkatan BLUD
puskesmas
Peningkatan Persentase hasil pemeriksaan persen 60.00 68.00 428,387,500 76.00 404,200,000 84 523,014,975.00 92.00 549,165,724.00 100.00 576,624,010.00 100.00% 2,481,392,209 Dinas Kesehatan
Pelayanan penyelesaian laboraturium
Laboratorium Pemeriksaan LAB kualitas air keluar di
Kesehatan sesuai standard bawah 10 hari
waktu
Promosi Kesehatan Persentase IKS Cakupan PHBS persen 24 30 5,780,243,980 31 3,085,636,000 33 2,047,295,800.00 35 2,252,025,380.00 36 2,477,227,918.00 15,642,429,078 Dinas Kesehatan
dan Pemberdayaan (Indikator Keluarga tatanan rumah
Masyarakat Sehat) tangga
Pelayanan Kesehatan Indek kepuasan cakupan layanan Indeks 77.52 75 74,901,065,470 77.6 58,398,741,000 77.9 60,700,000,000.00 78 65,600,000,000.00 79 75,800,000,000.00 79 335,399,806,470 RSUD Wonosari
BLUD Rumah Sakit pelayanan kesehatan pasien rumah sakit
RSUD
Indeks Keselamatan Indeks 82.74 100 100 100 100 100 100 - RSUD Wonosari
pasien
-
1.03. Pekerjaan Umum -
Pembangunan, Persentase Panjang Bertambahnya persen 68.34% 40 146,081,312,015 45 95,006,770,000 50 110,962,064,900 55 114,615,782,519 60 105,391,090,654 60 572,057,020,089 Dinas Pekerjaan
Peningkatan, jalan kabupaten jumlah jembatan Umum, Perumahan
Rehabilitasi dan dalam kondisi baik dan panjang jalan Rakyat dan
Pemeliharaan jalan dalam kondisi baik Kawasan
dan jembatan Pemukiman

Persentase jembatan persen 68.34% 95.34% 96.51% 97.67% 98.83% 100% 100% - Dinas Pekerjaan
dalam kondisi baik Umum, Perumahan
Rakyat dan
Kawasan
Pemukiman

Penyehatan Persentase cakupan persen 49.11% 70% 13,178,072,300 75% 18,231,180,000 100% 19,616,749,680 100% 21,107,622,656 100% 22,711,801,978 100% 94,845,426,613 Dinas Pekerjaan
Lingkungan rumah tangga yang Umum, Perumahan
Permukiman memiliki akses sistem Rakyat dan
pengelolaan air Kawasan
limbah Pemukiman

Persentase terlayani persen 73% 79% 83% 100% 100% 100% 100% - Dinas Pekerjaan
air minum layak Umum, Perumahan
Rakyat dan
Kawasan
Pemukiman

Peningkatan Kualitas Persentase luas Jumlah data rumah persen NA 35% 18,952,538,799 65% 1,634,200,000 100% 1,758,399,200 100% 1,892,037,539 100% 2,035,832,392 100% 26,273,007,930 Dinas Pekerjaan
Perumahan dan kawasan kumuh tidak layak huni Umum, Perumahan
Kawasan tertangani tervalidasi Rakyat dan
Permukiman Kawasan
Pemukiman

Persentase Rumah persen 10.40 22.01 32.34 43.95 59.43 71.04 - Dinas Pekerjaan
Tidak Layak Huni Umum, Perumahan
(RTLH) Tertangani Rakyat dan
Kawasan
Pemukiman

Persentase Kawasan persen 20 40 60 80 100 100 - Dinas Pekerjaan


Perumahan Formal (3 unit) (6 unit) (9 unit) (12 unit) (15 unit) (15 unit) Umum, Perumahan
yang tertangani Rakyat dan
Kawasan
Pemukiman

Pengelolaan dan Indeks Kepuasan Indeks NA 70 363,525,000 72 620,485,000 74 667,641,860 76 718,382,641 80 772,979,722 80 3,143,014,223 Dinas Pekerjaan
Peningkatan Masyarakat Penghuni Umum, Perumahan
Pelayanan Rumah Rumah Susun Rakyat dan
Susun Kawasan
Pemukiman

VII - 35
Bidang Urusan Indikator Kinerja Indikator Kinerja Kondisi Kinerja Target Kinerja
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD PD Penanggung
Kode Pemerintahan dan Program (outcome) Program (outcome) Satuan Awal RPJMD Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
Jawab
Program Prioritas Tahun 2018-2021 2017 hasil Evaluasi (Tahun 0/2016) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Tingkat Hunian persen NA 43.87% 50% 75% 80% 100% 100% - Dinas Pekerjaan
Rumah Susun Umum, Perumahan
Rakyat dan
Kawasan
Pemukiman

Pengembangan dan Persentase tertangani Persentase persen 64% 72% 21,748,288,000 74 11,895,485,000 76 8,188,958,216 78 8,598,406,127 80 9,028,326,433 80 59,459,463,776 Dinas Pekerjaan
pengelolaan jaringan infrastruktur irigasi ketersediaan air Umum, Perumahan
irigasi dan jaringan untuk lahan Rakyat dan
pengairan lainnya pertanian secara Kawasan
kontinyu Pemukiman

Pelayanan Persentase kondisi Meningkatnya persen 70% 70% 333,825,000 75% 850,825,000 80% 347,287,500 85% 364,651,875 90 382,884,469 90 2,279,473,844 Dinas Pekerjaan
Laboratorium dan peralatan berat dan pelayanan UPT Umum, Perumahan
Peralatan berat Laboratorium laboratorium dan Rakyat dan
berfungsi baik alat berat Kawasan
Pemukiman

Penyelenggaraan Persentase keandalan persen 80% 82% 46,119,332,000 84 37,618,745,000 86 49,717,237,500 88 51,203,099,375 90 58,813,254,343 90 243,471,668,218 Dinas Pekerjaan
Pembangunan bangunan gedung Umum, Perumahan
Gedung pemerintahan Rakyat dan
Kawasan
Pemukiman

-
1.05. Ketentraman, -
Ketertiban Umum
dan Perlindungan
Masyarakat
Penegakan Peraturan Persentase penegakan persen 60 60 252,182,500 65 246,090,000 70 308,550,000 75 339,405,000 80 373,345,500 80 1,519,573,000 Satuan Polisi
Daerah peraturan Pamong Praja
perundangan yang
mengandung sanksi
Pidana

Peningkatan Persentase jumlah persentase persen 84 84 978,392,500 85 792,492,000 86 2,161,600,000 87 1,377,760,000 89 2,515,536,000 89 7,825,780,500 Satuan Polisi
Keamanan dan anggota satuan penanganan Pamong Praja
Kenyamanan Linmas yang handal gangguan keamanan
Lingkungan dan tangguh
Pemeliharaan Persentase gangguan persen 91 91 1,474,452,500 92 1,473,222,500 93 3,472,300,000 94 2,319,530,000 95 3,651,483,000 95 12,390,988,000 Satuan Polisi
Keamanan, ketentraman Pamong Praja
Ketentraman, masyarakat dan
Ketertiban, dan ketertiban umum
Pencegahan Tindak terselesaikan
Kriminal
-
1.06. Sosial -
Peningkatan persentase Prosentase persen 100 825,970,000 100 1,785,201,250 100 1,750,000,000 100 2,150,000,000 100 2,450,000,000 100 8,961,171,250 Dinas Sosial
Rehabilitasi Sosial penyandang meningkatnya
disabilitas yang kesejahteraan
terlayani masyarakat
Peningkatan Persentase PMKS Prosentase PMKS persen 75 1,194,112,500 75 2,483,207,000 80 2,845,000,000 85 3,125,000,000 90 3,415,000,000 90 13,062,319,500 Dinas Sosial
Kesejahteraan Sosial telah menerima yang memperoleh
jaminan sosial bantuan sosial
untuk pemenuhan
kebutuhan dasar

-
2. Urusan Wajib Non -
Pelayanan Dasar
2.01. Tenaga Kerja -
Pendidikan pelatihan Persentase peserta persen 100% 838,970,500 30% 739,650,000 32% 933,240,000 32% 1,026,564,000 33% 1,129,220,400 33% 4,667,644,900 Dinas Tenaga Kerja
tenaga kerja pelatihan tenaga kerja dan Transmigrasi
yang terserap di pasar
kerja
Peningkatan Persentase pencari persen 100% 1,701,857,500 32% 421,030,000 33% 2,906,228,000 33% 3,196,850,800 34% 3,516,535,880 34% 11,742,502,180 Dinas Tenaga Kerja
kesempatan kerja kerja yang terdaftar dan Transmigrasi
dan ditempatkan
Perlindungan 1,Persentase Kasus persen 100 280,867,500 100% 173,845,000 100% 268,567,500 100% 295,424,250 100% 324,966,675 100% 1,343,670,925 Dinas Tenaga Kerja
Ketenagakerjaan ketenagakerjaan yang dan Transmigrasi
diselesaikan dengan
Perjanjian Bersama
(PB)
2,persentase tenaga persen 2% 2% 3% 3% 3% - Dinas Tenaga Kerja
kerja yg mendapat dan Transmigrasi
jaminan
ketenagakerjaan
Pengembangan Persentase Terwujudnya persen 100% 570,335,000 100% 570,160,000 100% 997,308,000 100% 1,140,040,000 100% 1,209,050,000 100% 4,486,893,000 Dinas Tenaga Kerja
Transmigrasi Penempatan pengembangan dan Transmigrasi
transmigrasi sesuai wilayah transmigrasi
dengan Kesepakatan
Kerja Antar Daerah
(KSAD)

VII - 36
Bidang Urusan Indikator Kinerja Indikator Kinerja Kondisi Kinerja Target Kinerja
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD PD Penanggung
Kode Pemerintahan dan Program (outcome) Program (outcome) Satuan Awal RPJMD Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
Jawab
Program Prioritas Tahun 2018-2021 2017 hasil Evaluasi (Tahun 0/2016) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
-
2.02. Pemberdayaan -
Perempuan dan
Perlindungan Anak

Pengembangan Persentase persentase persen 40 50 1,246,835,000 60 1,474,841,500 65 2,000,000,000 70 2,400,000,000 80 2,250,000,000 80 9,371,676,500 DP3AKBPMD
Otonomi Desa Penyusunan LPP Desa pengelolaah aset
Tepat Waktu desa tepat waktu
Perlindungan Persentase indeks persen 87.50 87.50 646,315,000 88.00 695,610,000 88.50 650,000,000 89.00 675,000,000 90.00 690,000,000 90.00 3,356,925,000 DP3AKBPMD
Perempuan, Anak perempuan dan anak pengembangan
dan korban kekerasan gender meningkat
Pengarusutamaan yang mendapatkan
Gender layanan rehabilitasi

Pembinaan Keluarga Cakupan PUS yang cakupan sarana PUS 70 71 2,153,080,500 72 5,706,460,000 73 2,000,000,000 74 2,000,000,000 75 2,000,000,000 75 13,859,540,500 DP3AKBPMD
Berencana dan usia istrinya < 20 menjadi peserta KB
Sejahtera tahun aktif

Peningkatan peningkatan jumlah persentase cakupan persen 90.09 91.1 528,827,500 93.5 1,033,684,450 95 995,000,000 96 1,100,000,000 97.01 1,200,000,000 97.01 4,857,511,950 DP3AKBPMD
Partisipasi dan alokasi APBDesa desa memiliki data
Keberdayaan untuk pemberdayaan dasar keluarga dan
Masyarakat masyarakat tingkat
Perdesaan perkembangan desa

-
2.04. Pertanahan -
Penataan, Jumlah luasan lahan Persentase m2 54,765 41,853,523,516 60,000 44,890,276,500 65,000 30,000,000,000 70,000 32,000,000,000 60,000 35,000,000,000 183,743,800,016 Dinas Pertanahan
Penguasaan, dan yang dibutuhkan pemenuhan dan Tata Ruang
Pengendalian untuk kepentingan kebutuhan lahan
Pertanahan publik untuk kepentingan
publik
Pengaturan dan Persentase kawasan Persentase persen 100% 100% 357,630,000 100% 1,690,874,500 100% 1,418,746,450 100% 1,560,621,095 100% 1,716,683,205 100% 6,744,555,250 Dinas Pertanahan
Pembinaan Penataan memiliki dokumen perencanaan tat dan Tata Ruang
Ruang rinci ruang wilayah, tata
ruang rinci, dan
kawasan strategi di
kabupaten
gunungkidul
Pelaksanaan dan Persentase Persentase persen 100% 100% 315,662,400 100% 1,080,945,000 100% 1,351,152,000 100% 1,486,267,200 100% 1,634,893,920 100% 5,868,920,520 Dinas Pertanahan
Pengawasan Rekomendasi yang pengendalian dan Tata Ruang
Pertanahan dan sesuai dengan tata pertanahan
Penataan Ruang ruang

2.05. Lingkungan
Pengendalian Persentase Persentase kegiatan persen 30% 22% 1,550,268,000 24% 262,780,000 26% 221,669,000 28% 258,703,000 30% 292,588,000 30% 2,586,008,000 Dinas Lingkungan
Pelaksanaan perusahaan yang taat yang taat terhadap Hidup
Kebijakan terhadap Peraturan peraturan
Lingkungan Hidup Perundang-undangan perundang-
Lingkungan Hidup undangan

Pengendalian Indeks Kualitas Air 50 52 - 52 722,779,000 56 1,119,652,000 58 1,166,219,000 60 1,215,114,000 60 4,223,764,000 Dinas Lingkungan
Pencemaran dan 14 parameter 14 parameter 14 parameter 14 Parmeter 14 parameter 14 parameter 14 parameter Hidup
pengembangan
kapasitas
kelembagaan
lingkungan hidup
Indeks Kualitas Udara 85 87 89 81 93 95 95 % - Dinas Lingkungan
7 parameter 7 parameter 7 parameter 7 parameter 7 parameter 7 parameter 7 parameter Hidup
Persentase kelompok 5 klp. 5 klp 5 klp. 5 klp. 5 klp 5 klp. 5 klp. - Dinas Lingkungan
masyarakat peduli Hidup
lingkungan yang aktif

Peningkatan Persentase cakupan persen 30 22 3,460,049,700 24 4,809,856,800 26 4,810,078,469 28 4,810,337,172 30 4,810,629,760 30% 22,700,951,901 Dinas Lingkungan
Pengelolaan Persentase Kecamatan pelayanan sistem Hidup
Persampahan yang terlayani persampahan
pengangkutan
sampah
Pengelolaan Sampah Persentase kecamatan persen 16,67% 16,67% - 16,67% 198,190,000 16,67% 150,000,000 16,67% 150,000,000 16,67% 150,000,000 83,33% 648,190,000 Dinas Lingkungan
Mandiri yang memiliki 3 kec. 3 kec. 3 kec. 3 kec. 3 kec. 3 kec. 15 kec. Hidup
Kelompok Mandiri
pengelola sampah

Konservasi Sumber Penurunan luasan Perlindungan dan 8012 ha 7900 ha 3,118,667,000 7800 ha 465,690,000 7700 ha 2,594,864,000 7600 ha 2,810,087,000 7500 ha 3,044,597,000 7500 ha 12,033,905,000 Dinas Lingkungan
Daya Alam Hayati lahan kritis konservasi SDA Hidup
dan Ekosistemnya meningkat
Persentase geosite persen 0 geosite 7.69 30.77 46.15 61.54 69.23 69.23 - Dinas Lingkungan
yang tertangani (1 geosite) (4 geosites) (6 geosite) (8 geosite) (9 geosite) (9 geosite) Hidup
Pengembangan Persentase RTH persen 0% 1% - 1% 3,882,337,000 1% 1,000,000,000 1% 1,000,000,000 1% 1,000,000,000 1% 6,882,337,000 Dinas Lingkungan
Ruang Terbuka Hijau Publik Perkotaan Hidup
(RTH)
-

VII - 37
Bidang Urusan Indikator Kinerja Indikator Kinerja Kondisi Kinerja Target Kinerja
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD PD Penanggung
Kode Pemerintahan dan Program (outcome) Program (outcome) Satuan Awal RPJMD Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
Jawab
Program Prioritas Tahun 2018-2021 2017 hasil Evaluasi (Tahun 0/2016) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
2.06. Administrasi -
Kependudukan dan
Pencatatan Sipil

Pengelolaan Cakupan penerbitan cakupan pelayanan desa - 0 2,319,331,050 0 1,479,816,500 14 Desa 2,024,440,000 30 Desa 2,130,063,000 56 Desa 2,343,069,450 100 Desa 10,296,720,000 Dinas
Administrasi KTP, KK dan Surat dan pembangunan Kependudukan dan
Kependudukan Keterangan Mutasi sistem aplikasi SIAK Pencatatan Sipil
Penduduk kependudukan di
tingkat desa yang
terintegrasi dengan
kabupaten

Pengelolaan Data dan Persentase desa yang jumlah desa yang persen 12,05% 12,05% 483,045,400 12,05% 405,261,800 12,05% 466,153,000 12,05% 522,768,200 12,05% 564,046,500 62,50% 2,441,274,900 Dinas
Penyebarluasan memiliki data base memiliki database (18 Desa) (18 Desa) (18 Desa) (18 Desa) (18 Desa) (18 Desa) 90 Desa Kependudukan dan
Informasi kependudukan dan kependudukan dan Pencatatan Sipil
pencatatan sipil pencatatan sipil
Peningkatan Cakupan penerbitan cakupan layanan persen 36% 37% 545,414,150 39% 547,198,850 41% 723,794,000 43% 796,173,800 45% 875,791,950 45% 3,488,372,750 Dinas
Pelayanan akta-akta catatan sipil akta-akta catatan Kependudukan dan
Pencatatan Sipil sipil Pencatatan Sipil

Pemanfaatan Data Jumlah OPD yang OPD 6 OPD 6 OPD - 6 OPD 325,107,300 6 OPD 387,132,400 6 OPD 406,481,350 6 OPD 420,393,125 30 OPD 1,539,114,175 Dinas
dan Inovasi memanfaatkan data Kependudukan dan
Pencatatan Sipil

-
2.09. Perhubungan -
Pengembangan Persentase fasilitas Persentase persen 20% 25% 4,509,577,000 30% 447,161,000.00 35% 750,921,160.00 40 826,013,276.00 45 908,614,603.60 45 7,442,287,040 Dinas Perhubungan
Sarana dan perlengkapan jalan ketersediaan fasilitas
Prasarana (rambu, APILL, paku lalu lintas dan
Perhubungan jalan, patok simpul transportasi
pengaman jalan, dan
cermin tikungan)
pada jalan Kabupaten

Uji Kelayakan Sarana Persentase kendaraan Persentase angkutan persen 90% 91 819,861,000 92 557,700,000.00 93 736,677,040.00 94 810,344,744.00 95 891,379,218.40 95 3,815,962,002 Dinas Perhubungan
Transportasi wajib uji laik jalan umum dan barang
yang laik jalan

Pengelolaan Jumlah pendapatan - 2,569,710,500.00 3,293,149,310.00 3,622,464,241.00 3,984,710,665.10 13,470,034,716 Dinas Perhubungan
Penerangan Jalan retribusi kawasan
Umum dan parkir
Perparkiran
Jumlah kawasan 20 25 30 35 1,585,980,000.00 40 2,130,660,000.00 45 2,675,340,000.00 45 6,391,980,000 Dinas Perhubungan
rawan kecelakaan dan
kejahatan
Peningkatan Pesentase tingkat persen 51% 56 3,063,535,500 61 1,143,749,500.00 66 1,885,153,380.00 71 2,073,668,718.00 76 2,281,035,589.80 76 10,447,142,688 Dinas Perhubungan
Pelayanan Angkutan ketaatan perijinan
Umum dan Barang angkutan umum

-
2.10. Komunikasi dan Informasi -
Pembangunan Persentase PD yang Persentase persen 32% 21.73% 1,069,873,300 32.60% 1,389,435,500 43.47% 1,232,847,600 54.34% 1,479,417,120 65.21% 1,775,300,544 65.21% 6,946,874,064 Dinas Komunikasi
Komunikasi, memiliki Layanan peningkatan dan Informatika
Informasi dan Media Informasi yang penyebaran
Massa dikelola secara aktif informasi publik
Persandian dan Persentase layanan Persentase PD yang 40% 40% 151,550,000 50% 273,450,000 60% 332,475,000 70% 415,595,000 75% 519,500,000 75% 1,692,570,000 Dinas Komunikasi
Pengamanan keamanan memperoleh dan Informatika
Informasi informatika informasi
Pengembangan Persentase data dasar Jenis data yang persen 80% 80% 110,939,000 85% 278,910,000 90% 342,384,000 95% 376,622,400 95% 414,284,640 95% 1,523,140,040 Dinas Komunikasi
Statistik Daerah yang tersedian untuk terpublikasi dan Informatika
perencanaan

Pembangunan dan Persentase Persentase persen 75% 70% 1,830,492,000 75% 2,408,503,500 80% 1,700,000,000 83% 1,500,000,000 87% 1,500,000,000 87% 8,938,995,500 Dinas Komunikasi
Pembinaan Jaringan peningkatan kualitas peningkatan kualitas dan Informatika
Komunikasi Data dan layanan jaringan layanan jaringan
Informatika komunikasi data dan internet pemerintah
informatika

-
2.11. Koperasi, Usaha -
Kecil dan Menengah

Peningkatan kualitas Persentase UMKM Prosentase UMKM yg Persen NA 19.30 518,301,500 21.91 1,354,563,500 23.41 1,900,365,200 24.75 2,410,474,700 25.46 2,984,140,900 25.46 9,167,845,800 Dinas Koperasi,
pengelolaan UMKM dibina yang mampu berkembang Usaha Kecil dan
mengimplementasika Menengah
n pengelolaan UMKM

Peningkatan Jumlah pertambahan Jumlah koperasi NA 2 (pertambahan 582,937,500 2 706,370,000 3 1,221,041,000 3 1,629,457,400 4 2,129,767,400 4 6,269,573,300 Dinas Koperasi,
Kapasitas Koperasi koperasi sehat aktif koperasi sehat) Usaha Kecil dan
Menengah
-
2.12. Penanaman Modal -

VII - 38
Bidang Urusan Indikator Kinerja Indikator Kinerja Kondisi Kinerja Target Kinerja
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD PD Penanggung
Kode Pemerintahan dan Program (outcome) Program (outcome) Satuan Awal RPJMD Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
Jawab
Program Prioritas Tahun 2018-2021 2017 hasil Evaluasi (Tahun 0/2016) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Peningkatan Promosi Realisasi investasi Rp. 63 M 83 M 500,583,205 110 M 433,770,000 147 M 697,620,000 195 M 976,668,000 261 M 1,367,335,200 261 M 3,975,976,405 Dinas Penanaman
dan Penanaman nasional dan lokal Modal dan
Modal Daerah Pelayanan Terpadu

Peningkatan Persentase Perizinan Persen 80% 80% 256,089,900 80% 631,337,000 85% 565,241,250 90% 593,503,313 95% 623,178,479 95% 2,669,349,942 Dinas Penanaman
Pelayanan Terpadu dan Non Perizinan Modal dan
Terlayani tepat waktu Pelayanan Terpadu

Pengendalian Persentase ijin realisasi Persen 100% 100% 65,260,000 80% 176,049,000 80% 200,000,000 85% 245,520,000 90% 294,624,000 90% 981,453,000 Dinas Penanaman
Perizinan dan investasi yang penyelesaian Modal dan
Penanaman Modal tertindaklanjuti pengaduan Pelayanan Terpadu
masyarakat
-
2.16. Kebudayaan -
Peningkatan Jumlah rintisan desa tercapainya desa 14 0 332,270,000 2 596,350,000 2 550,000,000 2 600,000,000 2 650,000,000 8 2,728,620,000 Dinas Kebudayaan
Pelestarian dan budaya sosialisasi dan
Pengembangan Adat, pembinaan bagi
Seni, dan Tradisi pelaku budaya di
kab. Gunungkidul
Peningkatan Jumlah obyek tercapainya rekomenda 6 10 75,945,000 10 280,381,500 10 305,550,000 10 321,000,000 10 340,000,000 50 1,322,876,500 Dinas Kebudayaan
Pelestarian dan warisan budaya yang sosialisasi dan si
Pengembangan direkomendasikan pembinaan bagi
Warisan dan Nilai menjadi cagar budaya pelaku budaya di
Budaya kab. Gunungkidul

Peningkatan Jumlah Desa yang tercapainya desa 0 0 123,440,000 25 679,520,000 25 700,000,000 25 750,000,000 25 800,000,000 100 3,052,960,000 Dinas Kebudayaan
Pelestarian Sejarah, telah memiliki sosialisasi dan
Bahasa dan Sastra dokumen sejarah pembinaan bagi
desa dalam Bahasa pelaku budaya di
Jawa. kab. Gunungkidul
-
2.17. Perpustakaan -
Peningkatan Persentase PD yang arsip daerah yang persen 45% 280,207,500 50% 302,907,500 60% 281,731,925 70% 284,549,244 80% 287,394,737 80% 1,436,790,906 Dinas Perpustakaan
Pelayanan Kearsipan menerapkan terdata Dan Kearsipan
Pengelolaan Arsip
Secara Baku
Pengembangan Persentase meningkatnya minat persen 10,75 1,046,960,000 11.67 506,599,000 12.41% 557,269,900 13,29 612,996,890 14,59 674,296,579 14,59 3,398,122,369 Dinas Perpustakaan
Budaya Baca dan Perpustakaan dengan dan budaya baca Dan Kearsipan
Pembinaan Kategori baik masyarakat secara
Perpustakaan umum
-
3. Urusan Pilihan -
3.01. Kelautan dan Perikanan -
Pengembangan Nilai pendapatan nilai produksi Rp/Th 3,363,552 4,675,920.37 1,566,466,500 4,380,033.00 1,318,255,800 4,403,906.00 1,384,168,590.00 4,469,136.00 1,453,377,019.50 4,534,103.00 1,526,045,870.48 4,534,103.00 7,248,313,780 Dinas Kelautan dan
Agribisnis Perikanan perikanan budidaya perikanan budidaya Perikanan

Pemberdayaan Nilai pendapatan Nilai pendapatan Rp/Th 26,710,912 23,613,271 837,600,000 23,794,712 564,310,700 24,494,557 592,526,235.00 25,717,989 622,152,546.75 27,003,629 653,260,174.09 27,003,629 3,269,849,656 Dinas Kelautan dan
Nelayan nelayan nelayan Perikanan
Peningkatan Produksi perikanan nilai produksi kg/th 9,611,335.85 15,210,761.00 1,126,590,000 12,550,010.00 805,255,000 12,650,300.00 1,138,091,918.83 12,870,115.00 1,287,793,637.50 13,090,200.00 1,332,183,319.38 13,090,200.00 5,689,913,876 Dinas Kelautan dan
Produksi Perikanan budidaya (kg) perikanan budidaya Perikanan
Budidaya

-
-
3.02. Pariwisata -
Peningkatan Jumlah promosi Terlaksananya 34 Promosi 2,062,155,000 40 Promosi 2,642,733,500 40 Promosi 2,780,000,000 40 Promosi 3,008,680,000 40 Promosi 3,250,000,000 204 Promosi 13,743,568,500 Dinas Pariwisata
pemasaran pariwisata dan jumlah pemanfaatan TI 25 TDUP 25 TDUP 25 TDUP 25 TDUP 120 TDUP
pariwisata usaha pariwisata yang dalam promosi
berizin pariwiata;
Pengembangan
jaringan kerjasama
promosi pariwisata;
Koordinasi dengan
sektor pendukung
pariwisata; dan
promosi pariwisata
nusantara di dalam
dan luar negeri

Peningkatan dan Jumlah destinasi 40 44 15,145,780,000 48 9,175,894,500 52 10,000,000,000 56 11,000,000,000 60 13,500,000,000 60 58,821,674,500 Dinas Pariwisata
pengembangan wisata dengan
destinasi pariwisata prasarana dan sarana
lengkap
Peningkatan dan Jumlah lembaga Pembinaan, 20 Pokdarwis, 4 Pokdarwis, 435,760,000 4 Pokdarwis, 1,973,209,400 4 Pokdarwis, 1,400,000,000 4 Pokdarwis, 1,500,000,000 4 Pokdarwis, 1,600,000,000 20 Pokdarwis, 6,908,969,400 Dinas Pariwisata
pengembangan pariwisata yang sosialisasi dan 0 Desa Wisata, 2 Desa Wisata, 2 Desa Wisata, 2 Desa Wisata, 2 Desa Wisata, 2 Desa Wisata, 10 Desa Wisata,
industri dan memenuhi legalitas, peningkatan SDM 0 Sertifikasi Usaha 2 Sertifikasi Usaha 2 Sertifikasi Usaha 10 Sertifikasi 10 Sertifikasi 10 Sertifikasi 34 Sertifikasi
kelembagaan usaha pariwisata dan pelaku pariwisata Pariwisata dan Pariwisata, Pariwisata, Usaha Pariwisata, Usaha Pariwisata, Usaha Pariwisata, Usaha Pariwisata,
pariwisata pelaku usaha 236 Pelaku Usaha 40 Sertifikasi 40 Sertifikasi 100 Sertifikasi 100 Sertifikasi 50 Sertifikasi 290 Sertifikasi
pariwisata yang Pariwisata Pelaku Usaha Pelaku Usaha Pelaku Usaha Pelaku Usaha Pelaku Usaha Pelaku Usaha
memenuhi standar Pariwisata Pariwisata Pariwisata Pariwisata Pariwisata Pariwisata
sertifikasi

3.03. Pertanian

VII - 39
Bidang Urusan Indikator Kinerja Indikator Kinerja Kondisi Kinerja Target Kinerja
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD PD Penanggung
Kode Pemerintahan dan Program (outcome) Program (outcome) Satuan Awal RPJMD Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
Jawab
Program Prioritas Tahun 2018-2021 2017 hasil Evaluasi (Tahun 0/2016) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Peningkatan Nilai pendapatan peningkatan 358,252,500 458,043,500 711,073,125 760,848,244 829,324,586 3,117,541,954 Dinas Pertanian dan
Agribisnis Pertanian subsektor tanaman agribisnis pertanian Pangan
pangan
padi Rp/ha 20.28 20.36 20.46 20.56 20.66 102.81 102.81 -
jagung Rp/ha 16.35 16.44 16.52 16.60 16.67 82.98 82.98 -
kedelai Rp/ha 8.29 8.33 8.37 8.41 8.46 42.07 42.07 -
kakao Rp/ha 22.00 23.10 24.26 25.47 26.74 127.65 127.65 -
kelapa Rp/ha 28.80 30.24 31.75 33.34 35.01 167.10 167.10 -
mete Rp/ha 30.00 31.50 33.08 34.73 36.47 174.07 174.07 -
tembakau Rp/ha 60.00 63.00 66.15 69.46 42.93 318.12 318.12 -
bawang merah Rp/ha 136.80 144.00 151.20 158.76 166.70 795.69 795.69 -
cabe besar Rp/ha 188.10 198.00 207.90 218.30 229.21 1,094.08 1,094.08 -
pengiriman ternak Rp (ekor) 33,060.00 31,742 32,953 33,379 33,808 166,549.00 166,549.00 -
keluar (sapi,
kambing, DOC)
Hasil ternak /daging Rp (kg) 238,722.00 245,267 251,997 258,916 266,029 1,295,552.00 1,295,552.00 -
sapi, kambing ayam
dan telur

2017
padi 20,280,000 20,280,000
jagung 16,350,000 16,350,000
kedelai 8,290,000 8,330,000
ubi kayu 16,282,350
bawang merah 136,800,000 144,000,000
cabe 188,100,000 198,000,000
Nilai pendapatan 238,722,000,000 245,267,000,000
peternakan
Nilai pendapaan
perkebunan
kakao 22,000,000 23,100,000
mete 28,800,000 30,240,000
tembakau 60,000,000 63,000,000
Ubi kayu 16,282,350

Peningkatan Kualitas Persentase jumlah kelompok kelompok 104 107 1,556,608,500 110 2,135,882,500 113 1,127,203,000 114 1,151,284,155 117 1,254,899,729 117 7,225,877,884 Dinas Pertanian dan
Penyuluhan rekomendasi teknologi tani kelas utama Pangan
pertanian spesifik
lokalita yang
diterapkan
Peningkatan Ketersediaan, skor pola pangan 620,702,500 982,980,000 1,078,660,000 1,259,100,833 1,372,419,907 5,313,863,240 Dinas Pertanian dan
Ketahanan Pangan distribusi, dan harapan Pangan
konsumsi pangan ketersediaan; jumlah
kelompok yang
difasilitasi gudang
lumbung pangan

1) Ketersediaan Beras ton 105,612 123,685 123,821 123,959 124,096 125,157 620,718 - Dinas Pertanian dan
(Pangan Pokok) Pangan

2) Harga pangan yang Rp 10,776 10,383 10,500 10,712 10,765 10,815 - Dinas Pertanian dan
terjangkau dan Pangan
terkendali
Beras IR I 10,776 10,383 10,500 10,712 10,765 10,815 - Dinas Pertanian dan
Pangan
Beras IR II 9,598 9,500 9,550 9,620 9,751 9,810 -
Jagung Pipil Kering 5,100 5,100 5,100 5,150 5,200 5,250 -
Kedelai Lokal 10,423 8,000 8,100 8,200 8,300 8,400 -
3) Nilai PPH (Pola 81.70 84.40 85.80 87.20 90.00 92.20 -
Pangan Harapan)
4) Nilai NBM (Neraca 92.70 90.30 91.30 92.70 95.00 95.70 - Dinas Pertanian dan
Bahan Makanan) Pangan

Peningkatan Jumlah produksi - 2,118,386,000 1,627,170,300 1,741,072,221 1,897,768,721 7,384,397,242 Dinas Pertanian dan
produksi perkebunan hasil perkebunan dan Pangan
dan hortikultura hortikultura produk
unggulan
kakao Kakao Kg 430,310 318,000 364,000 413,000 465,000 520,000 520,000 - Dinas Pertanian dan
Pangan
Mete Kg 262,913 522,087 548,191 575,600 604,380 634,600 634,600 - Dinas Pertanian dan
Pangan
Tembakau Kg 222,932 445,864 468,157 491,565 516,143 541,950 541,950 - Dinas Pertanian dan
Pangan
Kelapa ton 19,662,720 20,697,600 21,732,480 22,819,104 23,960,059 25,158,062 25,158,062 - Dinas Pertanian dan
Pangan
Bawang Merah ton 481 457 463.60 470.56 477.61 484.78 484.78 - Dinas Pertanian dan
Pangan
Cabe ton 427 473 480.08 487.29 494.60 502.01 502.01 - Dinas Pertanian dan
Pangan
Peningkatan Jumlah Populasi Jumlah populasi 1,194,429,375 1,665,279,500 1,612,160,000 1,646,601,600 1,794,795,744 7,913,266,219 Dinas Pertanian dan
produksi peternakan ternak : ternak sapi potong, Pangan
kambing dan ayam
buras

VII - 40
Bidang Urusan Indikator Kinerja Indikator Kinerja Kondisi Kinerja Target Kinerja
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD PD Penanggung
Kode Pemerintahan dan Program (outcome) Program (outcome) Satuan Awal RPJMD Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
Jawab
Program Prioritas Tahun 2018-2021 2017 hasil Evaluasi (Tahun 0/2016) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
1. Sapi potong (ekor) Ekor 150,331 151,573 153,008 154,619 156,165 156,165 - Dinas Pertanian dan
Pangan
2. Kambing (ekor) Ekor 182,448 191,094 195,528 199,438 203,427 203,427 - Dinas Pertanian dan
Pangan
3. Ayam buras (ekor) Ekor 1,169,540 1,150,109 1,161,610 1,173,263 1,184,956 1,184,956 - Dinas Pertanian dan
Pangan
4. Daging Kg 4,582,847 4,618,031 4,664,211 4,710,854 4,757,962 4,757,962 - Dinas Pertanian dan
Pangan
5. Telur Kg 3,382,929 3,417,314 3,451,487 3,486,002 3,520,862 3,520,862 - Dinas Pertanian dan
Pangan
Peningkatan Jumlah produksi - 3,327,497,500 3,493,872,375 3,668,565,994 3,851,994,293 14,341,930,162
Produksi tanaman tamanan pangan
Pangan
- Padi ton 260,787 290,441 290,817 291,195 291,572 292,488 -
- Jagung ton 238,322 205,887 206,500 207,500 208,500 209,500 -
- Kedelai ton 11,079 4,000 6,000 6,500 7,000 7,500 -
- Ubi Kayu ton 1,029,196 876,319 878,510 880,706 882,908 891,737 -
2017
Program Peningkatan 4,590,980,800 4,590,980,800
Produksi Tanaman
Pangan dan
Holtikultura

Program Peningkatan 2,260,561,500 2,260,561,500


Produksi Perkebunan

Program Peningkatan 128,145,000 128,145,000


Pelayanan UPT
Pertanian

3.06. Perdagangan
Peningkatan, Nilai tambah sektor Nilai kesepakatan Rp 69,528,565,880 1,685,705,000 70,501,745,000 2,073,460,000 71,193,008,000 2,280,806,000 71,842,401,000 2,508,886,600 72,590,090,000 2,759,775,260 72,590,090,000 11,308,632,860 Dinas Perindustrian
pengembangan, dan perdagangan transaksi produk dan Perdagangan
efisiensi perdagangan UMKM yang
terfasilitasi
Peningkatan 1.Nilai tambah Persentase pedagang persen 24.53 9.25% 15,232,487,200 46% 15,070,458,000 68% 16,577,503,800 85% 17,235,254,180 100% 19,665,050,975 100% 83,780,754,155 Dinas Perindustrian
Pengelolaan Pasar pedagang pasar yang yang terbina dan dan Perdagangan
dan Pembinaan dibina tertata
Pedagang
2.Jumlah pasar 2 pasar 5 pasar 8 pasar 10 pasar 12 pasar 14 pasar 14 pasar - Dinas Perindustrian
pemerintah dengan dan Perdagangan
daya dukung
kelengkapan fasilitas
memadai
Pengembangan Nilai tambah sektor 21,025 21,025 2,722,689,000 21,048 3,442,475,000 21,097 3,786,722,500 21,124 4,165,394,750 21,152 4,581,934,225 21,152 18,699,215,475 Dinas Perindustrian
Industri Kecil dan Industri dan Perdagangan
Menengah
-
4. Penunjang Urusan -
4.01. Inspektorat -
Peningkatan sistem 1,Jumlah temuan persentase Temuan 0 0 1,551,311,500 0 1,626,517,500 0 325,000,000 0 417,900,000 0 438,795,000 0 4,359,524,000 Inspektorat Daerah
pengawasan internal audit BPK atas LKPD penurunan nilai
dan pengendalian yang materialitasnya temuan
pelaksanaan menyebabkan tidak
kebijakan Kepala tercapainya opini WTP
Daerah

2,Persentase PD yang persen 100 100 100 100 1,710,180,000 100 1,253,700,000 100 1,316,385,000 100 4,280,265,000 Inspektorat Daerah
sudah melakukan
penilaian risiko
terhadap kegiatan
utama

-
4.02. Perencanaan -
Perencanaan Persentase kesesuaian antar persen 100% 100% 927,431,000 100% 1,074,565,500 100% 1,100,000,000 100% 1,120,000,000 100% 1,200,000,000 100% 5,421,996,500 Badan Perencanaan
Pembangunan kesesuaian Program waktu dalam Pembangunan
Daerah dalam RKPD terhadap dokumen Daerah
RPJMD perencanaan
pembangunan
daerah
Pengendalian dan Persentase kesenjangan capaian persen 12% 10% 281,080,400 100% 291,280,500 100% 325,000,000 100% 350,000,000 100% 370,000,000 100% 1,617,360,900 Badan Perencanaan
Evaluasi Rencana kesesuaian capaian target dalam Pembangunan
Pembangunan dengan target kinerja perencanaan Daerah
Daerah dalam perencanaan pembangunan
pembangunan jangka daerah jangka
menengah dan menengah dan
tahunan daerah tahuanan

VII - 41
Bidang Urusan Indikator Kinerja Indikator Kinerja Kondisi Kinerja Target Kinerja
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD PD Penanggung
Kode Pemerintahan dan Program (outcome) Program (outcome) Satuan Awal RPJMD Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
Jawab
Program Prioritas Tahun 2018-2021 2017 hasil Evaluasi (Tahun 0/2016) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Perencanaan Persentase kesesuaian antar persen Renja/RKPD = Renja/RKPD = 506,062,000 Renja/RKPD = 717,015,500 Renja/RKPD = 750,000,000 Renja/RKPD = 770,000,000 Renja/RKPD = 790,000,000 Renja/RKPD = 3,533,077,500 Badan Perencanaan
Pembangunan Fisik kesesuaian program lembaga dalam 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Pembangunan
dan Prasarana dalam Renja PD dokumen Renja/APBD = Renja/APBD = Renja/APBD = Renja/APBD = Renja/APBD = Renja/APBD = Renja/APBD = Daerah
Bidang Fisik dan perencanaan 106,12% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Prasarana terhadap pembangunan Renstra/RPJMD = Renstra/RPJMD = Renstra/RPJMD = Renstra/RPJMD = Renstra/RPJMD = Renstra/RPJMD = Renstra/RPJMD =
RKPD dan APBD, daerah bidang fisik 102,08% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
serta Program dalam dan prasarana
Renstra PD terhadap
RPJMD
Perencanaan Persentase kesesuaian antar persen Renja/RKPD = Renja/RKPD = 516,936,000 Renja/RKPD = 498,998,500 Renja/RKPD = 540,000,000 Renja/RKPD = 560,000,000 Renja/RKPD = 590,000,000 Renja/RKPD = 2,705,934,500 Badan Perencanaan
Pembangunan kesesuaian program lembaga dalam 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Pembangunan
Pemerintahan, dalam Renja PD dokumen Renja/APBD = Renja/APBD = Renja/APBD = Renja/APBD = Renja/APBD = Renja/APBD = Renja/APBD = Daerah
Sosial, dan Budaya Bidang Pemerintahan, perencanaan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
Sosial dan Budaya pembangunan Renstra/RPJMD = Renstra/RPJMD = Renstra/RPJMD = Renstra/RPJMD = Renstra/RPJMD = Renstra/RPJMD = Renstra/RPJMD =
terhadap RKPD dan daerah bidang 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
APBD, serta Program pemerintahan, sosial
dalam Renstra PD dan budaya
terhadap RPJMD

Perencanaan Persentase kesesuaian antar persen Renja/RKPD = Renja/RKPD = 912,992,000 Renja/RKPD = 549,275,500 Renja/RKPD = 550,000,000 Renja/RKPD = 580,000,000 Renja/RKPD = 600,000,000 Renja/RKPD = 3,192,267,500 Badan Perencanaan
Pembangunan kesesuaian program lembaga dalam 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100% Pembangunan
Ekonomi dalam Renja PD dokumen Renja/APBD = Renja/APBD = Renja/APBD = Renja/APBD = Renja/APBD = Renja/APBD = Renja/APBD = Daerah
Bidang Perekonomian perencanaan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
terhadap RKPD dan pembangunan Renstra/RPJMD = Renstra/RPJMD = Renstra/RPJMD = Renstra/RPJMD = Renstra/RPJMD = Renstra/RPJMD = Renstra/RPJMD =
APBD, serta Program daerah bidang 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
dalam Renstra PD perekonomian
terhadap RPJMD

Penelitian dan Jumlah pelaksanaan persentase Penelitian 4 penelitian 4 penelitian 384,987,000 6 penelitian 483,109,000 8 penelitian 390,000,000 10 penelitian 420,000,000 12 penelitian 450,000,000 40 penelitian 2,128,096,000 Badan Perencanaan
Pengembangan kerjasama penelitian kerjasama penelitian Pembangunan
yang dilaksanakan Daerah

-
4.03. Keuangan -
Peningkatan Persentase PD yang Persentase laporan persen 100 100 856,847,500 100 1,018,008,500 100 976,771,000 100 996,771,000 100 996,771,000 100 4,845,169,000 Badan Keuangan
akuntabilitas menyampaikan keuangan yang Dan Aset Daerah
pengelolaan Laporan Keuangan disusun tepat waktu
keuangan daerah dengan benar dan
tepat waktu
Peningkatan Kualitas Tingkat Ketepatan Persentase proses 100 100 1,081,005,000 100 1,130,000,000 100 1,130,000,000 100 1,130,000,000 100 1,130,000,000 100 5,601,005,000 Badan Keuangan
Penyusunan APBD Waktu Penyampaian penyusunan Dan Aset Daerah
RAPBD (Minggu dokumen
pertama bulan penganggaran secara
oktober tahun benar dan tepat
sebelumnya) waktu
Peningkatan Kualitas Persentase Persentase Persen 100 100 1,307,907,000 100 1,465,200,000 100 1,397,480,000 100 1,482,480,000 100 1,580,480,000 100 7,233,547,000 Badan Keuangan
Penatausahaan penyelesaian SP2D penyediaan Dan Aset Daerah
Keuangan Daerah secara tepat waktu anggaran kas SKPD
secara baik dan
tepat waktu
Peningkatan dan Persentase Aset yang Persentase aset yang persen 100 100 12,281,698,000 100 5,716,627,500 100 5,332,838,000 100 5,367,035,000 100 5,280,334,000 100 33,978,532,500 Badan Keuangan
Pengembangan dilaporkan ke neraca dikelola secara Dan Aset Daerah
Pengelolaan Aset efektif, efisien
Daerah berdasar pada
regulasi
Pengelolaan Persentase Kenaikan Jumlah penerimaan Persen 69,932,706,161 73,661,034,236 2,587,021,500 10 2,720,682,000 10 2,743,102,000 10 2,743,102,000 10 2,743,102,000 10 13,537,009,500 Badan Keuangan
pendapatan pajak Pendapatan Pajak PAD Dan Aset Daerah
daerah Daerah

Pengembangan Persentase desa di Persentase Persen 10 10 2,135,883,650 8 1,176,075,500 8 2,100,000,000 8 2,100,000,000 8 2,100,000,000 8 9,611,959,150 Badan Keuangan
Pendapatan Daerah wilayah perkotaan kepatuhan wajib Dan Aset Daerah
yang memiliki data pajak dan kenaikan
obyek pajak yang PAD
valid
-
4.04. Kepegawaian -
Pengangkatan, Persentase kenaikan Terwujudnya Persen 100 100 1,182,710,000 100 814,078,400 100 909,562,500 100 955,040,625 100 1,002,792,656 100 4,864,184,181 Badan Kepegawaian
Pemindahan, dan pangkat dan pensiun aparatur yang Pendidikan
Pensiun PNS PNS tepat waktu serta profesional Pelatihan Daerah
pengangkatan dan
pemindahan PNS
yang sesuai formasi.

Pengelolaan Data dan Persentase Terwujudnya SDM Persen 100 100 2,290,971,500 100 2,992,765,100 100 3,908,241,225 100 4,103,653,286 100 4,308,835,951 100 17,604,467,062 Badan Kepegawaian
Pengembangan Pengiriman Peserta aparatur yang Pendidikan
Pegawai Diklat dan Tugas profesional Pelatihan Daerah
Belajar sesuai
kebutuhan
Pembinaan dan Persentase Persen 100 100 368,955,500 100 368,141,200 100 667,294,788 100 800,659,527 100 940,692,503 100 3,145,743,518 Badan Kepegawaian
kesejahteraan Pelanggaran dan Pendidikan
aparatur Kasus PNS yang Pelatihan Daerah
terselesaikan

VII - 42
Bidang Urusan Indikator Kinerja Indikator Kinerja Kondisi Kinerja Target Kinerja
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD PD Penanggung
Kode Pemerintahan dan Program (outcome) Program (outcome) Satuan Awal RPJMD Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
Jawab
Program Prioritas Tahun 2018-2021 2017 hasil Evaluasi (Tahun 0/2016) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
-
4.07 Bencana -
Kesiapsiagaan, Tingkat Waktu persentase kejadian menit 19 19 422,686,300 18 517,755,000 17 612,000,000 15 505,071,788 15 530,325,377 15 2,587,838,465 Badan
Pencegahan, Mitigasi Tanggap kebakaran Penanggulangan
dan Penanganan Daerah Layanan tertangani dengan Bencana Daerah
Bahaya Kebakaran Wilayah Manajemen cepat
Kebakaran (WMK)
Pencegahan dan Persentase Desa persen 65,30 65,30 1,559,284,600 71,90 1,956,005,000 78,51 2,859,500,000 85,20 2,859,000,000 91,31 2,859,500,000 91,31 12,093,289,600 Badan
Kesiapsiagaan rawan bencana Penanggulangan
Penanggulangan memiliki kemampuan Bencana Daerah
Bencana manajemen
penanggulangan
bencana

-
5. Pendukung -
5.01. Sekretariat Daerah -
Penyelenggaraan Nilai Capaian Kinerja Sangat Tinggi Sangat Tinggi 888,660,000 Sangat Tinggi 765,930,000 Sangat Tinggi 1,008,329,963 Sangat Tinggi 1,058,746,461 Sangat Tinggi 1,111,683,784 Sangat Tinggi 4,833,350,207 Sekretariat Daerah
Pemerintahan Penyelenggaraan
Daerah Pemerintah Daerah

Optimalisasi Nilai AKIP Pemerintah Nilai AKIP B B 232,783,000 B 184,925,000 BB 165,813,795 BB 174,104,485 BB 182,809,709 BB 940,435,989 Sekretariat Daerah
Akuntabilitas Kinerja Daerah
Pemerintah Daerah

Pembinaan Wilayah Persentase 55% 183,810,000 58% 243,890,000 62% 125,000,000 66% 120,000,000 70% 120,000,000 70% 792,700,000 Sekretariat Daerah
permasalahan
Perbatasan yang
tertangani
Peningkatan Persentase kerjasama 100% 100% 281,515,000 100% 226,590,000 100% 292,162,500 100% 306,770,625 100% 322,109,156 100% 1,429,147,281 Sekretariat Daerah
Kerjasama Antar yang ditindaklanjuti
Pemerintah Daerah
Penataan Peraturan Persentase Produk jumlah produk 100% 90% 881,750,000 90% 515,495,000 90% 1,127,339,325 90% 1,183,706,291 95% 1,242,891,606 95% 4,951,182,222 Sekretariat Daerah
Perundang- Hukum daerah yang hukum yangdi
undangan ditetapkan tetapkan

Peningkatan Persentase ketugasan 100% 100% 1,433,343,000 100% 846,915,000 100% 292,162,500 100% 306,770,625 100% 322,109,156 100% 3,201,300,281 Sekretariat Daerah
Pelayanan Kedinasan Kepala Daerah yang
Kepala Daerah/Wakil terfasilitasi dengan
Kepala daerah Baik

Peningkatan Jumlah rumusan Jumlah rumusan 28 rumusan 15 2,309,310,500 15 1,194,521,000 15 1,549,012,500 15 1,626,463,125 15 1,707,786,282 15 8,387,093,407 Sekretariat Daerah
Kesejahteraan kebijakan Pemda kebijakan Pemda kebijakan
Rakyat bidang kesejahteraan bidang
rakyat yang kesejahteraan rakyat
dihasilkan yang terlaksana

Pembinaan Persentase PD Nilai IKM kabupaten 76.85 78.25 243,075,000 78.5 190,050,000 79 148,830,000 79.5 163,713,000 80 180,084,300 80 925,752,300 Sekretariat Daerah
Penyelenggaraan Penyelenggara
Pelayanan Publik Pelayanan yang
terbina
Penataan Persentase PD yang 92% 305,580,000 94% 325,230,000 96% 518,175,000 98% 544,083,750 100% 571,287,938 100% 2,264,356,688 Sekretariat Daerah
Kelembagaan dan sudah melaksanakan
Ketatalaksanaan tugas dan fungsinya

Peningkatan Jumlah rumusan Jumlah rumusan 2 rumusan 6 675,627,500 8 365,032,500 10 rumusan 525,892,500 12 rumusan 552,187,125 15 rumusan 579,796,481 15 rumusan 2,698,536,106 Sekretariat Daerah
Perekonomian dan kebijakan Pemda kebijakan Pemda kebijakan kebijakan kebijakan kebijakan kebijakan
Sumber Daya Alam bidang perekonomian bidang
dan Sumberdaya perekonomian dan
Alam Sumberdaya Alam
yang terlaksana
Analisis Kebijakan Persentase serapan terwujudnya 91.34% 94% 492,165,000 88% 702,740,000 90% 629,235,338 92% 660,697,104 94% 693,731,960 94% 3,178,569,401 Sekretariat Daerah
Pembangunan anggaran program efektifitas
dan kegiatan pelaksanaan
pembangunan di
kabupaten
gunungkidul
-
5.02. Sekretariat DPRD -
Peningkatan Persentase anggota Persentase Prolegda 72.70% 91% 32,453,810,000 92% 36,568,680,500 93% 38,000,000,000 94% 41,000,000,000 95% 45,000,000,000 95% 193,022,490,500 Sekretariat DPRD
Kapasitas Lembaga DPRD yang puas yang terselesaikan
Dewan Perwakilan terhadap layanan menjadi Perda
Rakyat Daerah administrasi dan
keuangan
35,781,890,000 -
6. Kesatuan Bangsa dan Politik -
6.01 Kesatuan Bangsa dan Politik -
Pengembangan Persentase konflik 76% 2,859,625,000 85% 1,575,000,000 87% 1,605,000,000 90% 1,665,000,000 90% 7,704,625,000 Badan Kesatuan
Wawasan sosial yang Bangsa dan Politik
Kebangsaan dan diselesaikan dalam
Penanganan Konflik wilayah
Sosial

VII - 43
Bidang Urusan Indikator Kinerja Indikator Kinerja Kondisi Kinerja Target Kinerja
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD PD Penanggung
Kode Pemerintahan dan Program (outcome) Program (outcome) Satuan Awal RPJMD Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
Jawab
Program Prioritas Tahun 2018-2021 2017 hasil Evaluasi (Tahun 0/2016) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Program 75% 75% 952,125,000 952,125,000
Pengembangan
Wawasan
Kebangsaan,
Penanganan Konflik
Sosial, dan
Penguatan
Organisasi
Kemasyarakatan
Pendidikan Politik, Persentase ormas dan 50% 503,600,000 55% 365,000,000 60% 375,000,000 65% 385,000,000 65% 1,628,600,000 Badan Kesatuan
Penguatan LSM yg aktif dalam Bangsa dan Politik
Organisasi Politik, kegiatan
dan Penguatan pemerintahan dan
Organisasi pembangunan
Kemasyarakatan dan
LSM
Pendidikan Politik 44% 45% 234,912,500 234,912,500
Dan Penguatan
Organisasi Politik
-
7. Kewilayahan -
7.01 Kecamatan -
Peningkatan Persentase desa yang -
Penyelenggaraan menetapkan APBDesa
Pelayanan tepat waktu dan
Kecamatan benar
Wonosari Persentase jumlah persen 70 100 178,685,000 100 336,450,000 100 351,970,000 100 370,270,000 100 389,570,000 100 1,626,945,000 Wonosari
desa yang
menetapkan APBdes
tepat waktu, produk
hukum desa,
monografi desa
secara benar

Paliyan Meningkatkan persen 100 84 214,375,000 100 332,867,500 100 100 100 100 1,604,417,500 Paliyan
kinerja aparatur
pemerintah desa dan 338,175,000 352,000,000 367,000,000
lembaga
kemasyarakatan
Panggang persentase desa persen 100 100 281,449,000 100 580,077,500 100 550,000,000 100 555,000,000 100 560,000,000 100 2,526,526,500 Panggang
yang menetapkan
APB Desa tepat
waktu dan benar
Tepus Presentase desa persen 70 70 314,300,000 100 294,317,000 100 329,500,000 100 338,500,000 100 344,750,000 100 1,621,367,000 Tepus
yang menetapkan
APB Desa dengan
tepat waktu dan
benar
Rongkop persentase desa persen 100 100 255,415,000 100 260,030,000 100 257,800,000 100 270,000,000 100 283,000,000 100 1,326,245,000 Rongkop
yang menyusun
siklus tahunan desa
dengan benar dan
tepat waktu
Semanu Presentase desa persen 53,33 100 491,438,500 100 617,654,800 100 619,940,000 100 649,000,000 100 670,000,000 100 3,048,033,300 Semanu
yang menetapkan
APB Desa dengan
tepat waktu dan
benar
Ponjong Persentase Desa persen 90 70 342,710,000 100 385,125,000 100 389,500,000 100 405,145,000 100 405,145,000 100 1,927,625,000 Ponjong
yang Menetapkan
APBDesa Tepat
Waktu dan Benar
Karangmojo persentase desa persen 100 100 222,555,000 100 916,364,500 100 1,150,947,000 100 282,605,000 100 308,105,000 100 2,880,576,500 Karangmojo
yang menyusun
siklus tahunan desa
dengan benar dan
tepat waktu
Playen Persentase persen 90 70% 163,957,500 100 291,847,500 100 178,000,000 100 184,500,000 100 195,000,000 100 1,013,305,000 Playen
peningkatan
penyelenggaraan
pelayanan
Kecamatan
Nglipar Presentase desa persen 60 60 281,790,000 100 436,800,000 100 425,000,000 100 425,000,000 100 445,000,000 100 2,013,590,000 Nglipar
yang menetapkan
APB Desa dengan
tepat waktu dan
benar
Ngawen Persentase Desa persen 70 70 184,262,500 100 745,211,500 100 184,370,000 100 196,470,000 100 205,715,000 100 1,516,029,000 Ngawen
yang menetapkan
APB Desa tepat
waktu dan benar

VII - 44
Bidang Urusan Indikator Kinerja Indikator Kinerja Kondisi Kinerja Target Kinerja
Kondisi Kinerja pada Akhir Periode RPJMD PD Penanggung
Kode Pemerintahan dan Program (outcome) Program (outcome) Satuan Awal RPJMD Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
Jawab
Program Prioritas Tahun 2018-2021 2017 hasil Evaluasi (Tahun 0/2016) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)
Semin Persentase desa persen 90 90 235,675,000 100 320,002,000 100 329,500,000 100 334,000,000 100 336,500,000 100 1,555,677,000 Semin
yang menetapkan
APB Des tepat waktu
dan benar
Patuk Presentase desa persen 80 80 276,020,000 100 722,548,000 100 447,200,000 100 451,950,000 100 456,200,000 100 2,353,918,000 Patuk
yang menetapkan
APB Desa dengan
tepat waktu dan
benar
Saptosari Persentase desa persen 100 100 319,562,500 100 216,625,000 100 395,000,000 100 403,000,000 100 419,000,000 100 1,753,187,500 Saptosari
yang menetapkan
APBDesa tepat
waktu dan benar
Gedangsari Persentase desa persen 73 75 274,496,000 100 392,935,000 100 305,586,000 100 309,659,000 100 313,259,000 100 1,595,935,000 Gedangsari
yang menetapkan
APBDesa tepat
waktu dan benar
Girisubo Presentase desa persen 75 85 204,450,000 100 388,167,500 100 385,764,000 100 402,000,000 100 419,000,000 100 1,799,381,500 Girisubo
yang menetapkan
APB Desa dengan
tepat waktu dan
benar
Tanjungsari Presentase desa persen 100 100 222,834,000 100 246,017,500 100 225,000,000 100 226,000,000 100 256,829,399 100 1,176,680,899 Tanjungsari
yang menetapkan
APB Desa dengan
tepat waktu dan
benar
Purwosari Presentase desa persen 100 100 237,525,000 100 705,150,000 100 787,520,000 100 787,520,000 100 787,520,000 100 3,305,235,000 Purwosari
yang menetapkan
APB Desa dengan
tepat waktu dan
benar
766,339,438,047 594,752,142,198 611,768,644,691 641,431,131,498 701,548,571,981 3,315,839,928,415

VII - 45
Tabel 7.9
INDIKASI RENCANA PROGRAM PENDUKUNG TUGAS DAN FUNGSI PERANGKAT DAERAH YANG DISERTAI KEBUTUHAN PENDANAAN TAHUN 2016-2021
Bidang Urusan Indikator Kinerja Indikator Kinerja Kondisi Kinerja Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir
PD Penanggung
Kode Pemerintahan dan Program Program (outcome) Program (outcome) 2017 Satuan Awal RPJMD Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Periode RPJMD
Jawab
Prioritas Pembangunan Tahun 2018-2021 hasil Evaluasi (Tahun 0/2016) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

SEMUA URUSAN
Pelayanan Administrasi Persentase Pemenuhan
Perkantoran Kebutuhan
Administrasi
Perkantoran

Persentase Pemenuhan persen 100 100 19,041,005,350 100 17,044,216,201 100 16,912,023,000 100 17,200,000,000 100 17,400,000,000 100 87,597,244,551 Dinas Pendidikan,
Kebutuhan Administrasi Pemuda, dan
Perkantoran Olahraga

Persentase pemenuhan persen 100 100 1,003,435,000 100 961,755,000 100 816,585,000 100 820,000,000 100 820,000,000 100 4,421,775,000 Dinas Kesehatan
kebutuhan administrasi
perkantoran

Persentase pemenuhan persen 100 100 587,080,000 100 635,260,000 100 376,228,125 100 395,039,531 100 414,791,508 100 2,408,399,164 Dinas Pekerjaan
kebutuhan jasa, Umum, Perumahan
peralatan dan Ralyat, dan
perlengkapan kantor Kawasan
Permukiman

Persentase pemenuhan persen 100 100 194,969,000 100 203,583,500 100 235,950,000 100 259,545,000 100 285,499,500 100 1,179,547,000 Satuan Polisi
kebutuhan administrasi Pamong Praja
perkantoran

Prosentase Penyediaan persen 0 100 266,850,000 100 495,540,350 100 525,000,000 100 575,000,000 100 675,000,000 100 2,537,390,350 Dinas Sosial
jasa, peralatan dan
perlengkapan
perkantoran

Pelayanan kualitas persen 0 100 300,377,500 100 292,577,500 100 224,277,500 100 250,000,000 100 260,000,000 100 1,327,232,500 Dinas Tenaga Kerja
administrasi dan Transmigrasi
perkantoran
Persentase pemenuhan persen 100 100 194,555,800 100 337,313,000 100 255,000,000 100 260,000,000 100 275,000,000 100 1,321,868,800 DP3AKBPMD
kebutuhan administrasi
perkantoran

Persentase Pemenuhan persen 100 100% 275,104,600 100 435,300,000 100 438,460,000 100 482,306,000 100 530,536,600 100 2,161,707,200 Dinas Pertanahan
Kebutuhan Administrasi dan Tata Ruang
Perkantoran

Persentase pemenuhan persen 100 100 392,470,100 100 433,113,800 100 384,615,000 100 403,946,000 100 424,243,000 100 2,038,387,900 Dinas Lingkungan
kebutuhan administrasi Hidup
perkantoran

Persentase pemenuhan persen 100 100 580,480,400 100 845,318,650 100 929,850,515 100 653,000,000 100 663,000,500 100 3,671,650,065 Dinas
kebutuhan administrasi Kependudukan
perkantoran dan Pencatatan
Sipil

Persentase pemenuhan persen 100 100% 572,605,900 100 705,570,000 100 719,400,000 100 791,340,000 100 870,474,000 100 3,659,389,900 Dinas
kebutuhan administrasi Perhubungan
perkantoran

Persentase pemenuhan persen 100 100 716,608,000 100 345,839,000 100 402,894,800 100 423,039,540 100 465,343,494 100 2,353,724,834 Dinas Komunikasi
kebutuhan administrasi dan Informatika
perkantoran

VII - 46
Bidang Urusan Indikator Kinerja Indikator Kinerja Kondisi Kinerja Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir
PD Penanggung
Kode Pemerintahan dan Program Program (outcome) Program (outcome) 2017 Satuan Awal RPJMD Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Periode RPJMD
Jawab
Prioritas Pembangunan Tahun 2018-2021 hasil Evaluasi (Tahun 0/2016) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Persentase pemenuhan persen 100 100 124,480,500 100 451,027,500 100 391,176,000 100 489,411,200 100 593,293,400 100 2,049,388,600 Dinas Koperasi,
kebutuhan administrasi Usaha Kecil, dan
perkantoran Menengah

Persentase pemenuhan persen 100 100 580,670,550 100 810,042,000 100 862,854,600 100 919,538,880 100 980,411,529 100 4,153,517,559 Dinas Penanaman
kebutuhan administrasi Modal dan
perkantoran Pelayanan Terpadu

Persentase pemenuhan persen 0% 100% 426,076,250 100 407,245,000 100 427,607,250 100 448,987,613 100 471,436,993 100 2,181,353,106 Dinas Kebudayaan
kebutuhan administrasi
perkantoran

Persentase pemenuhan persen 100 100 872,078,000 100 949,823,500 100 994,691,935 100 1,004,638,854 100 1,014,685,242 100 4,835,917,531 Dinas
kebutuhan administrasi Perpustakaan dan
perkantoran Kearsipan

Persentase pemenuhan persen 97.96 100 535,167,500 100 605,032,000 100 635,283,600 100 667,047,780 100 700,400,169 100 3,142,931,050 Dinas Kelautan
kebutuhan administrasi dan Perikanan
perkantoran

Persentase pemenuhan persen 100 100 703,790,000 100 969,562,000 100 1,030,000,000 100 1,070,000,000 100 1,150,000,000 100 4,923,352,000 Dinas Pariwisata
kebutuhan penyediaan
jasa, peralatan dan
perlengkapan
perkantoran

Persentase Pemenuhan persen 100 100 1,926,620,000 100 1,599,340,000 100 2,331,173,900 100 2,564,291,290 100 2,820,720,419 100 11,242,145,609 Dinas Pertanian
Kebutuhan Administrasi dan Pangan
Perkantoran

Persentase pemenuhan persen 100% 100% 659,290,000 100 531,660,000 100 791,463,420 100 870,609,762 100 957,670,738 100 3,810,693,920 Dinas
kebutuhan administrasi Perindustrian dan
perkantoran Perdagangan

persentase pemenuhan persen 100 100 476,253,500 100 332,773,500 100 432,300,000 100 359,000,000 100 376,950,000 100 1,977,277,000 Inspektorat Daerah
kebutuhan administrasi
perkantoran

Persentase pemenuhan persen 100% 100% 492,816,000 100 609,998,500 100 645,000,000 100 650,000,000 100 675,000,000 100 3,072,814,500 Badan
kebutuhan administrasi Perencanaan
perkantoran Pembangunan
Daerah

Persentase pemenuhan persen 100 100 14,103,534,850 100 14,135,322,131 100 14,758,700,000 100 14,823,500,000 100 14,904,000,000 100 72,725,056,981 Badan Keuangan
kebutuhan administrasi dan Aset Daerah
perkantoran

Persentase pemenuhan persen 100 100 668,741,500 100 555,933,400 100 623,145,000 100 635,608,000 100 654,676,000 100 3,138,103,900 Badan
kebutuhan administrasi Kepegawaian,
perkantoran Pendidikan, dan
pelatihan Daerah

Persentase pemenuhan persen 100 100 211,356,000 100 332,680,000 100 130,000,000 100 130,000,000 100 130,000,000 100 934,036,000 Badan
kebutuhan administrasi Penanggulangan
perkantoran Bencana Daerah

Persentase pemenuhan persen 100 100 2,939,670,000 100 5,324,540,000 100 2,500,000,000 100 2,750,000,000 100 3,025,000,000 100 16,539,210,000 Sekretatiat Daerah
kebutuhan administrasi
perkantoran

VII - 47
Bidang Urusan Indikator Kinerja Indikator Kinerja Kondisi Kinerja Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir
PD Penanggung
Kode Pemerintahan dan Program Program (outcome) Program (outcome) 2017 Satuan Awal RPJMD Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Periode RPJMD
Jawab
Prioritas Pembangunan Tahun 2018-2021 hasil Evaluasi (Tahun 0/2016) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Prosentase pemenuhan persen 82.25% 85% 3,230,520,000 100 2,842,355,000 100 6,000,000,000 100 6,500,000,000 100 7,000,000,000 100 25,572,875,000 Sekretariat DPRD
kebutuhan administrasi
kantor

Persentase pemenuhan persen 100% 100% 227,526,000 100 306,272,000 100 224,254,000 100 229,254,000 100 234,254,000 100 1,221,560,000 Badan Kesatuan
kebutuhan administrasi Bangsa dan Politik
perkantoran

Persentase pemenuhan persen 100 100 109,857,500 100 111,450,000 100 123,915,000 100 131,885,000 100 138,000,000 100 615,107,500 Wonosari
kebutuhan administrasi
perkantoran

Tersedianya jasa persen 100 100 86,887,500 100 76,160,000 100 100,430,000 100 115,280,000 100 131,190,000 100 509,947,500 Paliyan
peralatan dan
perlengkapan kantor
presentase pemenuhan persen 100% 100% 54,799,200 100 68,349,500 100 68,150,000 100 70,150,000 100 73,150,000 100 334,598,700 Panggang
kebutuhan administrasi
perkantoran

Persentase Pemenuhan persen 100 100 82,150,000 100 119,940,000 100 129,355,000 100 129,655,000 100 130,155,000 100 591,255,000 Tepus
Kebutuhan Administrasi
Perkantoran

Persentase Pemenuhan persen 100 100 91,742,000 100 89,237,500 100 111,200,000 100 112,500,000 100 114,200,000 100 518,879,500 Rongkop
Kebutuhan Administrasi
Perkantoran

Persentase Pemenuhan persen 90% 92% 93,706,000 100 102,106,200 100 113,350,000 100 125,500,000 100 130,000,000 100 564,662,200 Semanu
Kebutuhan Administrasi
Perkantoran

Persentase Pemenuhan persen 100% 100% 114,440,000 100 130,506,000 100 117,850,000 100 104,940,000 100 104,940,000 100 572,676,000 Ponjong
Kebutuhan Administrasi
Perkantoran

Persentase Pemenuhan persen 100% 100% 83,620,000 100 86,605,000 100 123,505,000 100 132,105,000 100 132,105,000 100 557,940,000 Karangmojo
Kebutuhan Administrasi
Perkantoran

Persentase pemenuhan persen 100% 100% 132,700,000 100 138,027,500 100 147,000,000 100 149,000,000 100 154,000,000 100 720,727,500 Playen
kebutuhan administrasi
perkantoran

Persentase Pemenuhan persen 100% 100% 100,625,000 100 115,084,000 100 120,000,000 100 125,000,000 100 130,000,000 100 590,709,000 Nglipar
Kebutuhan Administrasi
Perkantoran

Persentase Pemenuhan persen 100 100 78,460,000 100 106,805,000 100 106,805,000 100 106,805,000 100 106,805,000 100 505,680,000 Ngawen
kebutuhan administrasi
Perkantoran

Persentase pemenuhan persen 100 100 100,255,000 100 88,050,000 100 104,000,000 100 105,500,000 100 106,000,000 100 503,805,000 Semin
kebutuhan administrasi
perkantoran

Persentase Pemenuhan persen 100% 100% 109,710,000 100 127,280,000 100 125,000,000 100 130,000,000 100 135,000,000 100 626,990,000 Patuk
Kebutuhan Administrasi
Perkantoran

VII - 48
Bidang Urusan Indikator Kinerja Indikator Kinerja Kondisi Kinerja Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir
PD Penanggung
Kode Pemerintahan dan Program Program (outcome) Program (outcome) 2017 Satuan Awal RPJMD Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Periode RPJMD
Jawab
Prioritas Pembangunan Tahun 2018-2021 hasil Evaluasi (Tahun 0/2016) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Persentase pemenuhan persen 100 100 105,630,000 100 98,063,000 100 114,000,000 100 117,000,000 100 121,500,000 100 556,193,000 Saptosari
kebutuhan administrasi
perkantoran

Persentase pemenuhan persen 100% 100% 53,754,000 100 54,726,000 100 51,590,000 100 52,590,000 100 53,590,000 100 266,250,000 Gedangsari
kebutuhan administrasi
perkantoran

Persentase Pemenuhan persen 100 100 66,655,000 100 124,895,000 100 110,000,000 100 112,000,000 100 115,000,000 100 528,550,000 Girisubo
Kebutuhan Administrasi
Perkantoran

Persentase Pemenuhan persen 100 100 122,003,000 100 146,703,000 100 127,500,000 100 130,500,000 100 135,000,000 100 661,706,000 Tanjungsari
Kebutuhan Administrasi
Perkantoran

Persentase Pemenuhan persen 100 100 120,500,000 100 103,500,000 100 115,500,000 100 130,500,000 100 145,500,000 100 615,500,000 Purwosari
Kebutuhan Administrasi
Perkantoran

Peningkatan Sarana dan Persentase pemenuhan -


Prasarana Perkantoran kebutuhan sarana dan
prasarana perkantoran

persentase pemenuhan persen 100 100 6,194,436,750 100 10,791,828,560 100 2,422,544,000 100 2,550,000,000 100 2,700,000,000 100 24,658,809,310 Dinas Pendidikan,
kebutuhan sarana dan Pemuda, dan
prasarana aparatur Olahraga

Persentase pemenuhan persen 100 100 1,400,095,000 100 1,129,485,000 100 1,101,649,510 100 1,120,000,000 100 1,130,000,000 100 5,881,229,510 Dinas Kesehatan
kebutuhan Sarana dan
Prasarana Aparatur

Persentase sarana dan persen 100 100 261,100,000 100 261,100,000 100 376,228,125 100 395,039,531 100 414,791,508 100 1,708,259,164 Dinas Pekerjaan
prasarana dalam kondisi Umum, Perumahan
baik Ralyat, dan
Kawasan
Permukiman

persentase pemenuhan persen 91 91 336,300,000 100 172,800,000 100 254,100,000 100 279,510,000 100 307,461,000 100 1,350,171,000 Satuan Polisi
kebutuhan sarana dan Pamong Praja
prasarana aparatur

Prosentase Pemenuhan persen 0 100 201,170,000 100 410,586,400 100 375,000,000 100 412,000,000 100 765,000,000 100 2,163,756,400 Dinas Sosial
kebutuhan sarana dan
prasarana perkantoran

Tersedianya sarana dan persen 0 100 326,179,500 100 231,897,500 100 250,000,000 100 260,000,000 100 270,000,000 100 1,338,077,000 Dinas Tenaga Kerja
prasarana perkantoran dan Transmigrasi

Persentase Pemenuhan persen 100 100 332,250,000 100 423,850,000 100 350,000,000 100 360,000,000 100 375,000,000 100 1,841,100,000 DP3AKBPMD
Kebutuhan sarana
prasarana aparatur

- persen 100% 91% 345,750,000 100 332,580,000 100 897,050,000 100 986,755,000 100 1,085,430,500 100 3,647,565,500 Dinas Pertanahan
dan Tata Ruang

Persentase pemenuhan persen 90 90 440,350,000 100 187,499,900 100 89,303,000 100 93,768,000 100 98,456,000 100 909,376,900 Dinas Lingkungan
kebutuhan sarana dan Hidup
prasarana aparatur

persentase pemenuhan persen 100 100 882,123,050 100 352,950,000 100 388,245,000 100 715,005,000 100 764,650,350 100 3,102,973,400 Dinas
kebutuhan sarana dan Kependudukan
prasarana aparatur dan Pencatatan
Sipil

VII - 49
Bidang Urusan Indikator Kinerja Indikator Kinerja Kondisi Kinerja Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir
PD Penanggung
Kode Pemerintahan dan Program Program (outcome) Program (outcome) 2017 Satuan Awal RPJMD Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Periode RPJMD
Jawab
Prioritas Pembangunan Tahun 2018-2021 hasil Evaluasi (Tahun 0/2016) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Persentase pemenuhan persen 90 90% 592,150,000 100 1,067,680,000 100 604,730,500 100 665,203,550 100 731,723,905 100 3,661,487,955 Dinas
kebutuhan sarana dan Perhubungan
prasarana aparatur

Persentase pemenuhan persen 100 100 511,950,000 100 433,216,000 100 442,283,600 100 464,397,780 100 510,837,558 100 2,362,684,938 Dinas Komunikasi
kebutuhan sarana dan dan Informatika
prasarana

Persentase pemenuhan persen 100 100 254,925,000 100 180,212,500 100 334,382,000 100 495,258,400 100 598,310,000 100 1,863,087,900 Dinas Koperasi,
kebutuhan sarana Usaha Kecil, dan
prasarana aparatur Menengah

Persentase pemenuhan persen 100% 100% 560,130,000 100 237,100,000 100 260,810,000 100 286,891,000 100 315,580,100 100 1,660,511,100 Dinas Penanaman
kebutuhan administrasi Modal dan
aparatur Pelayanan Terpadu

Persentase Pemenuhan persen 0% 100% 106,720,000 100 260,774,000 100 283,812,700 100 298,003,335 100 312,903,502 100 1,262,213,537 Dinas Kebudayaan
Kebutuhan Sarana
Prasarana Aparatur

persentase pemenuhan persen 100 100 301,850,000 100 293,548,500 100 297,932,830 100 300,912,158 100 303,921,279 100 1,498,164,767 Dinas
kebutuhan sarana Perpustakaan dan
prasarana dan Kearsipan
perlengkapan aparatur

persentase pemenuhan persen 96.8 100 175,450,000 100 180,154,000 100 189,161,700 100 198,619,785 100 208,550,774 100 951,936,259 Dinas Kelautan
kebutuhan sarana dan dan Perikanan
prasarana perkantoran

Persentase pemenuhan persen 100 100 514,340,000 100 363,060,000 100 400,000,000 100 440,000,000 100 500,000,000 100 2,217,400,000 Dinas Pariwisata
kebutuhan sarpras dan
sarana aparatur

Persentase Pemenuhan persen 100 100 1,053,950,000 100 1,241,555,000 100 1,275,279,500 100 1,402,807,450 100 1,543,088,195 100 6,516,680,145 Dinas Pertanian
Kebutuhan Sarana dan Pangan
Prasarana, dan
perlengkapan Aparatur

Prosentase pemenuhan persen 100% 100% 323,200,000 100 142,650,000 100 266,200,000 100 292,820,000 100 322,102,000 100 1,346,972,000 Dinas
kebutuhan sarana Perindustrian dan
prasarana aparatur Perdagangan

persentase pemenuhan persen 100 100 151,880,000 100 294,455,000 100 175,000,000 100 315,525,000 100 331,300,000 100 1,268,160,000 Inspektorat Daerah
kebutuhan sarana dan
prasarana aparatur

persentase pemenuhan persen 100% 100% 575,570,000 100 227,300,000 100 250,000,000 100 300,000,000 100 350,000,000 100 1,702,870,000 Badan
kebutuhan sarana dan Perencanaan
prasarana aparatur Pembangunan
Daerah
Persentase pemenuhan persen 100 100 1,349,320,000 100 808,144,000 100 910,000,000 100 700,000,000 100 700,000,000 100 4,467,464,000 Badan Keuangan
kebutuhan sarana dan Aset Daerah
prasarana aparatur

persentase pemenuhan persen 90 90 957,817,500 100 294,700,000 100 637,200,000 100 656,316,000 100 676,100,000 100 3,222,133,500 Badan
kebutuhan sarana dan Kepegawaian,
prasarana aparatur Pendidikan, dan
pelatihan Daerah
persentase pemenuhan persen 100% 100% 121,485,000 100 165,804,000 100 130,000,000 100 130,000,000 100 130,000,000 100 677,289,000 Badan
kebutuhan sarana dan Penanggulangan
prasarana aparatur Bencana Daerah

persentase pemenuhan persen 100% 91% 4,561,385,000 100 586,000,000 100 1,714,152,000 100 1,885,567,200 100 2,074,123,920 100 10,821,228,120 Sekretatiat Daerah
kebutuhan sarana dan
prasarana aparatur

Prosentase Pemenuhan persen 80.30% 81% 1,710,300,000 100 919,550,000 100 2,400,000,000 100 2,700,000,000 100 3,000,000,000 100 10,729,850,000 Sekretariat DPRD
kebutuhan sarana dan
prasarana perkantoran

VII - 50
Bidang Urusan Indikator Kinerja Indikator Kinerja Kondisi Kinerja Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir
PD Penanggung
Kode Pemerintahan dan Program Program (outcome) Program (outcome) 2017 Satuan Awal RPJMD Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Periode RPJMD
Jawab
Prioritas Pembangunan Tahun 2018-2021 hasil Evaluasi (Tahun 0/2016) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

persentase pemenuhan persen NA 100 71,227,200 100 136,835,000 100 56,550,000 100 71,550,000 100 68,550,000 100 404,712,200 Badan Kesatuan
kebutuhan sarana dan Bangsa dan Politik
prasarana aparatur

Persentase kebutuhan persen 90 100 52,050,000 100 61,600,000 100 70,000,000 100 73,000,000 100 76,100,000 100 332,750,000 Wonosari
pemenuhan sarana dan
prasarana aparatur

persen 100 109,150,000 100 93,152,000 100 102,650,000 100 104,000,000 100 104,000,000 100 512,952,000 Paliyan
Persentase kebutuhan persen 80% 90% 52,900,000 100 46,720,000 100 50,200,000 100 50,200,000 100 50,200,000 100 250,220,000 Panggang
pemenuhan sarana dan
prasarana aparatur

Persentase kebutuhan persen 100 100 54,700,000 100 57,990,000 100 66,535,000 100 73,585,000 100 82,085,000 100 334,895,000 Tepus
pemenuhan sarana dan
prasarana aparatur

Persentase kebutuhan persen 100 100 54,500,000 100 77,872,000 100 122,000,000 100 122,000,000 100 122,000,000 100 498,372,000 Rongkop
pemenuhan sarana dan
prasarana aparatur

Persentase PNS / persen 90% 91% 107,670,000 100 58,170,000 100 80,500,000 100 89,500,000 100 98,000,000 100 433,840,000 Semanu
Aparatur Sipil taat
aturan
Persentase Pemenuhan persen 100% 90% 27,325,000 100 35,645,000 100 75,000,000 100 50,000,000 100 50,000,000 100 237,970,000 Ponjong
Kebutuhan Sarana
Prasarana Aparatur

Persentase kebutuhan persen 100% 100% 78,910,000 100 101,150,000 100 1,106,500,000 100 114,050,000 100 124,450,000 100 1,525,060,000 Karangmojo
pemenuhan sarana dan
prasarana aparatur

Persentase pemenuhan persen 100% 100% 64,800,000 100 70,110,000 100 70,000,000 100 72,500,000 100 76,000,000 100 353,410,000 Playen
kebutuhan sarana
prasaran aparatur

Persentase kebutuhan persen 100 100% 133,900,000 100 60,000,000 100 100,000,000 100 110,000,000 100 120,000,000 100 523,900,000 Nglipar
pemenuhan sarana dan
prasarana aparatur

Persentase Pemenuhan persen 100% 100% 104,202,500 100 52,522,500 100 94,920,000 100 107,120,000 100 112,520,000 100 471,285,000 Ngawen
Kebutuhan Sarana dan
Prasarana Aparatur

Persentase pemenuhan persen 100 100 86,932,500 100 112,800,000 100 115,000,000 100 105,500,000 100 108,500,000 100 528,732,500 Semin
kebutuhan aparatur

Persentase Pemenuhan persen 100% 100% 47,150,000 100 42,270,000 100 50,000,000 100 55,000,000 100 60,000,000 100 254,420,000 Patuk
Kebutuhan Administrasi
Perkantoran

Persentase Pemenuhan persen 100% 100% 253,640,000 100 80,174,000 100 125,000,000 100 128,000,000 100 140,000,000 100 726,814,000 Saptosari
Kebutuhan Sarana dan
Prasarana Aparatur

Persentase kebutuhan persen 100% 100% 81,010,000 100 91,810,000 100 59,000,000 100 57,500,000 100 53,000,000 100 342,320,000 Gedangsari
pemenuhan sarana dan
prasarana aparatur

Persentase kebutuhan persen 90 100 104,955,000 100 78,506,500 100 85,000,000 100 86,000,000 100 87,000,000 100 441,461,500 Girisubo
pemenuhan sarana dan
prasarana aparatur

Persentase kebutuhan persen 100 100 50,010,000 100 56,369,500 100 59,000,000 100 64,500,000 100 75,000,000 100 304,879,500 Tanjungsari
pemenuhan sarana dan
prasarana aparatur

VII - 51
Bidang Urusan Indikator Kinerja Indikator Kinerja Kondisi Kinerja Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir
PD Penanggung
Kode Pemerintahan dan Program Program (outcome) Program (outcome) 2017 Satuan Awal RPJMD Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Periode RPJMD
Jawab
Prioritas Pembangunan Tahun 2018-2021 hasil Evaluasi (Tahun 0/2016) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Persentase kebutuhan persen 100 100 87,700,000 100 71,055,000 100 90,000,000 100 95,000,000 100 100,000,000 100 443,755,000 Purwosari
pemenuhan sarana dan
prasarana aparatur

Peningkatan Presentase PNS yang -


Ketatalaksanaan dan memiliki kompetensi
Kapasitas Aparatur sesuai bidang tugas
Persentase Aparatur persen 100 100 963,987,500 100 1,188,863,600 100 1,140,158,000 100 1,200,000,000 100 1,300,000,000 100 5,793,009,100 Dinas Pendidikan,
Sipil Tata Aturan Pemuda, dan
Olahraga

Persentase persen 100 100 167,320,000 100 71,225,000 100 10,000,000 100 15,700,000 100 20,600,000 100 284,845,000 Dinas Kesehatan
PNS/Aparatur Sipil taat
kode aturan
Persentase pemenuhan persen 100 100 50,500,000 100 50,500,000 100 223,421,625 100 234,592,706 100 246,322,342 100 805,336,673 Dinas Pekerjaan
kebutuhan pakaian Umum, Perumahan
dinas khusus Ralyat, dan
Kawasan
Permukiman

Persentase ASN taat 99 99 477,835,000 100 131,062,500 100 326,700,000 100 359,370,000 100 395,307,000 100 1,690,274,500 Satuan Polisi
aturan Pamong Praja
Prosentase peningkatan persen 0 100 9,140,000 100 24,281,500 100 25,000,000 100 32,500,000 100 42,000,000 100 132,921,500 Dinas Sosial
kualitas sumberdaya
aparatur
Ketatalaksanaan dan persen 100 100 12,370,000 100 15,743,000 100 15,936,800 100 16,733,640 100 18,407,004 100 81,864,763 Dinas Tenaga Kerja
pengelolaan dan Transmigrasi
kepegawaian
terselenggara
Persentase Aparatur persen 100 100 8,337,500 100 14,000,000 100 25,000,000 100 35,000,000 100 50,000,000 100 132,337,500 DP3AKBPMD
Sipil Tata Aturan
persen 100% 100% - 100 5,000,000 100 5,500,000 100 6,050,000 100 6,655,000 100 23,205,000 Dinas Pertanahan
dan Tata Ruang

Persentase aparatur sipil persen 100 100 27,500,000 100 27,500,000 100 31,421,000 100 32,992,000 100 34,642,000 100 154,055,000 Dinas Lingkungan
taat kode etik Hidup
persentase pemenuhan persen 100 100 36,539,000 100 26,600,000 100 34,224,000 100 42,350,500 100 47,950,000 100 187,663,500 Dinas
kebutuhan sarana dan Kependudukan
prasarana aparatur dan Pencatatan
Sipil
Persentase persen 100 100% 181,285,300 100 97,295,000 100 137,957,600 100 151,753,360 100 166,928,696 100 735,219,956 Dinas
PNS/aparatur sipil taat Perhubungan
aturan
Persentase ASN yang persen 99% 100% 8,630,000 100 29,488,000 100 15,936,800 100 16,733,640 100 18,407,004 100 89,195,444 Dinas Komunikasi
terfasilitasi dengan baik dan Informatika

Prosentase aparatur sipil persen 100 100 18,701,000 100 18,000,000 100 25,000,000 100 30,000,000 100 35,000,000 100 126,701,000 Dinas Koperasi,
taat aturan Usaha Kecil, dan
Menengah
persentase PNS/aparat persen 100% 100% 10,700,000 100 6,850,000 100 7,535,000 100 8,288,500 100 9,117,350 100 42,490,850 Dinas Penanaman
sipil taat aturan Modal dan
Pelayanan Terpadu

Persentase PNS/ persen 0% 100% 17,960,000 100 30,000,000 100 36,500,000 100 38,325,000 100 40,241,250 100 163,026,250 Dinas Kebudayaan
aparatur sipil taat
aturan
persentase PNS yang persen 100 100 46,950,000 100 55,312,500 100 47,785,625 100 48,263,481 100 48,746,116 100 247,057,722 Dinas
memiliki kompetensi Perpustakaan dan
sesuai bidang tugasnya Kearsipan

persentase aparatur sipil persen 100 100 10,062,500 100 15,050,000 100 15,802,500 100 16,592,625 100 17,422,256 100 74,929,881 Dinas Kelautan
taat aturan dan memiliki dan Perikanan
kompetensi sesuai
bidang tugas
Peningkatan persen 100 100 43,850,000 100 123,100,000 100 150,000,000 100 157,000,000 100 165,000,000 100 638,950,000 Dinas Pariwisata
kedisiplinan dan
kapasitas aparatur
persentase peningkatan persen 100 62,255,000 100 65,780,000 100 75,328,550 100 82,861,405 100 91,147,546 100 377,372,501 Dinas Pertanian
kapasitas aparatur dan Pangan

VII - 52
Bidang Urusan Indikator Kinerja Indikator Kinerja Kondisi Kinerja Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir
PD Penanggung
Kode Pemerintahan dan Program Program (outcome) Program (outcome) 2017 Satuan Awal RPJMD Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Periode RPJMD
Jawab
Prioritas Pembangunan Tahun 2018-2021 hasil Evaluasi (Tahun 0/2016) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Persentase aparatur sipil persen 100% 100% 23,667,500 100 6,025,000 100 9,075,000 100 9,982,500 100 10,980,750 100 59,730,750 Dinas
taat aturan Perindustrian dan
Perdagangan
persentase PNS yg persen 90 100 255,160,000 100 170,560,000 100 121,160,000 100 188,000,000 100 197,400,000 100 932,280,000 Inspektorat Daerah
memiliki kompetensi
sesuai bidang tugas
jumlah aparatur sipil persen 100% 100% 21,630,000 100 24,954,000 100 32,000,000 100 35,000,000 100 40,000,000 100 153,584,000 Badan
taat aturan dan memiliki Perencanaan
kompetensi sesuai tugas Pembangunan
Daerah
Persentase aparatur sipil persen 100 100 70,415,000 100 64,540,000 100 69,540,000 100 52,540,000 100 52,540,000 100 309,575,000 Badan Keuangan
taat aturan dan Aset Daerah
persentase PNS yang persen 100 100 77,070,000 100 25,620,000 100 100,300,000 100 106,400,000 100 112,500,000 100 421,890,000 Badan
taat aturan Kepegawaian,
Pendidikan, dan
pelatihan Daerah
persentase apatur sipil persen 100% 100% 5,500,000 100 5,500,000 100 7,000,000 100 7,000,000 100 7,000,000 100 32,000,000 Badan
taat kode etik Penanggulangan
Bencana Daerah
persentase persen 100% 100% 350,465,000 100 234,170,000 100 257,229,500 100 282,952,450 100 311,247,695 100 1,436,064,645 Sekretatiat Daerah
PNS/aparatur sipil taat
aturan
Prosentase aparatur sipil persen 96.21% 97% 342,125,000 100 512,175,000 100 375,000,000 100 385,000,000 100 385,000,000 100 1,999,300,000 Sekretariat DPRD
taat aturan
persentase PNS/aparat persen 100 10,800,000 100 6,800,000 100 29,500,000 100 39,500,000 100 44,500,000 100 131,100,000 Badan Kesatuan
sipil taat aturan Bangsa dan Politik

Persentase PNS/ persen 100 100 2,100,000 100 3,000,000 100 3,300,000 100 3,500,000 100 4,000,000 100 15,900,000 Wonosari
aparatur sipil yang taat
aturan
persen 100 1,777,500 100 2,375,000 100 2,975,000 100 3,575,000 100 4,175,000 100 14,877,500 Paliyan
Persentase kebutuhan persen 100% 99% 2,000,000 100 2,000,000 100 14,600,000 100 2,000,000 100 2,000,000 100 22,600,000 Panggang
pemenuhan sarana dan
prasarana aparatur

Persentase PNS / persen 100 100 2,000,000 100 2,000,000 100 3,500,000 100 3,500,000 100 3,500,000 100 14,500,000 Tepus
Aparatur Sipil taat
aturan
Persentase PNS / persen 100 100 2,520,000 100 2,265,000 100 2,000,000 100 2,000,000 100 2,000,000 100 10,785,000 Rongkop
Aparatur Sipil taat
aturan
Persentase PNS / persen 90% 92% 1,500,000 100 3,245,000 100 2,000,000 100 2,500,000 100 3,000,000 100 12,245,000 Semanu
Aparatur Sipil taat
aturan
Persentase persen 100% 99% 2,770,000 100 2,740,000 100 2,770,000 100 2,770,000 100 2,770,000 100 13,820,000 Ponjong
PNS/Aparatur Sipil Taat
Aturan
Persentase PNS / persen 100% 100% 2,850,000 100 2,850,000 100 4,235,000 100 5,250,000 100 6,850,000 100 22,035,000 Karangmojo
Aparatur Sipil taat
aturan
Persentase persen 100% 100% 3,000,000 100 3,270,000 100 45,000,000 100 47,500,000 100 51,500,000 100 150,270,000 Playen
PNS/aparatur sipil taat
aturan
persen 70% 2,225,000 100 3,000,000 100 5,000,000 100 6,000,000 100 7,000,000 100 23,225,000 Nglipar
Persentase persen 99% 100% 1,020,000 100 1,000,000 100 3,000,000 100 3,250,000 100 3,400,000 100 11,670,000 Ngawen
PNS/aparatur sipil taat
aturan
Persentase PNS / persen 100 100 2,952,500 100 3,000,000 100 5,650,000 100 5,850,000 100 6,300,000 100 23,752,500 Semin
Aparatur Sipil taat
aturan
Persentase PNS / persen 100% 100% 3,500,000 100 4,300,000 100 3,500,000 100 3,750,000 100 4,000,000 100 19,050,000 Patuk
Aparatur Sipil taat
aturan
Persentase PNS/ persen 100 100 2,080,000 100 3,000,000 100 43,000,000 100 47,500,000 100 51,500,000 100 147,080,000 Saptosari
aparatur sipil taat
aturan
Persentase persen 100 100 1,080,000 100 15,600,000 100 960,000 100 1,100,000 100 1,100,000 100 19,840,000 Gedangsari
PNS/aparatur sipil taat
aturan
Persentase PNS / persen 100 100 1,500,000 100 5,280,000 100 12,000,000 100 13,000,000 100 14,000,000 100 45,780,000 Girisubo
Aparatur Sipil taat
aturan

VII - 53
Bidang Urusan Indikator Kinerja Indikator Kinerja Kondisi Kinerja Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir
PD Penanggung
Kode Pemerintahan dan Program Program (outcome) Program (outcome) 2017 Satuan Awal RPJMD Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Periode RPJMD
Jawab
Prioritas Pembangunan Tahun 2018-2021 hasil Evaluasi (Tahun 0/2016) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Persentase kebutuhan persen 100 100 2,500,000 100 2,500,000 100 4,000,000 100 6,000,000 100 6,000,000 100 21,000,000 Tanjungsari
pemenuhan sarana dan
prasarana aparatur

Persentase kebutuhan persen 100 100 2,500,000 100 3,000,000 100 7,000,000 100 8,000,000 100 9,000,000 100 29,500,000 Purwosari
pemenuhan sarana dan
prasarana aparatur

Peningkatan Kualitas Persentase kesesuaian -


Perencanaan program dalam Renja
PD terhadap RKPD, dan
Renstra PD terhadap
RPJMD

Persentase kesesuaian 100 100 9,404,733,750 100 7,834,633,040 100 9,742,210,000 100 9,850,000,000 100 10,000,000,000 100 46,831,576,790 Dinas Pendidikan,
program dalam Renja Pemuda, dan
SKPD terhadap RKPD, Olahraga
dan Renstra PD
terhadap RPJMD

Persentase Dokumen 100 100 233,305,000 100 129,910,000 100 100,000,000 100 103,500,000 100 105,700,000 100 672,415,000 Dinas Kesehatan
Perencanaan dan
Pelaporan SKPD yang
disusun tepat waktu
Persentase dokumen persen 100 100 184,940,000 100 191,890,000 100 89,976,403 100 94,475,223 100 99,198,984 100 660,480,610 Dinas Pekerjaan
perencanaan dan Umum, Perumahan
pelaporan SKPD yang Ralyat, dan
disusun tepat waktu Kawasan
Permukiman

persentase kesesuaian persen 100 100 24,788,500 100 21,987,500 100 30,250,000 100 33,275,000 100 36,602,500 100 146,903,500 Satuan Polisi
program dalam renja Pamong Praja
SKPD terhadap RKPD
dan renstra RKPD
terhadap RPJMD

Prosentase dokumen persen 0 100 74,500,000 100 267,990,000 100 250,000,000 100 275,000,000 100 325,000,000 100 1,192,490,000 Dinas Sosial
perencanaan PD
tersusun
Perencanaan kinerja persen 0 100 161,200,000 100 129,945,000 100 158,326,000 100 160,000,000 100 170,000,000 100 779,471,000 Dinas Tenaga Kerja
perangkat daerah dan Transmigrasi
terselenggara
persentase kesesuaian persen 0 100 48,110,000 100 60,078,200 100 35,000,000 100 60,000,000 100 75,000,000 100 278,188,200 DP3AKBPMD
program dalam renja
SKPD terhadap RKPD
dan renstra RKPD
terhadap RPJMD

Persentase Dokumen persen 0 100 57,244,000 100 118,925,000 100 91,503,500 100 100,653,850 100 110,719,235 100 479,045,585 Dinas Pertanahan
Perencanaan dan dan Tata Ruang
Pelaporan SKPD yang
disusun tepat waktu
Persentase dokumen persen 100 100 23,125,000 100 23,125,000 100 33,626,000 100 35,308,000 100 37,073,000 100 152,257,000 Dinas Lingkungan
perencanaan dan Hidup
pelaporan PD yang
disusun tepat waktu
dokumen perencanaan, persen 100 100 15,308,500 100 22,489,600 100 24,738,550 100 31,501,250 100 36,850,000 100 130,887,900 Dinas
pengendalian dan Kependudukan
evaluasi SKPD disusun dan Pencatatan
tepat waktu Sipil

Persentase kesesuaian persen 0 100 39,290,000 100 42,639,500 100 45,890,900 100 50,479,990 100 55,527,989 100 233,828,379 Dinas
program dalam Renja Perhubungan
SKPD terhadap RKPD,
dan Renstra SKPD
terhadap RPJMD

Nilai IKM SKPD persen 100 100 25,179,500 100 14,397,000 100 18,450,300 100 19,372,815 100 21,310,097 100 98,709,712 Dinas Komunikasi
dan Informatika

VII - 54
Bidang Urusan Indikator Kinerja Indikator Kinerja Kondisi Kinerja Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir
PD Penanggung
Kode Pemerintahan dan Program Program (outcome) Program (outcome) 2017 Satuan Awal RPJMD Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Periode RPJMD
Jawab
Prioritas Pembangunan Tahun 2018-2021 hasil Evaluasi (Tahun 0/2016) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Renstra Renja, RKA, persen 100 100 35,970,000 100 54,231,000 100 58,500,000 100 68,567,000 100 75,200,000 100 292,468,000 Dinas Koperasi,
DPA tersusun tepat Usaha Kecil, dan
waktu, benar dan baik Menengah
persentase kesesuaian persen 100 100 49,746,500 100 159,900,000 100 86,341,500 100 95,675,650 100 105,843,215 100 497,506,865 Dinas Penanaman
program dalam renja Modal dan
SKPD terhadap RKPD Pelayanan Terpadu
dan renstra RKPD
terhadap RPJMD

persentase perencanaan persen 0 100 29,782,500 100 51,440,000 100 113,024,000 100 118,675,200 100 115,218,416 100 428,140,116 Dinas Kebudayaan
kinerja perangkat
daerah
Dokumen perencanaan, persen 100 100 6,450,000 100 8,560,000 100 9,000,000 100 9,500,000 100 10,000,000 100 43,510,000 Dinas
pengendalian dan Perpustakaan dan
evaluasi perangkat Kearsipan
daerah disusun tepat
waktu

persentase kesesuaian persen 99.88 100 157,972,500 100 96,536,500 100 101,363,325 100 106,431,491 100 111,753,066 100 574,056,882 Dinas Kelautan
program dalam renja dan Perikanan
SKPD terhadap RKPD
dan renstra RKPD
terhadap RPJMD

Persentase perencanaan persen 0 100 126,100,000 100 236,206,500 100 140,000,000 100 158,500,000 100 187,000,000 100 847,806,500 Dinas Pariwisata
kinerja perangkat
daerah
Persentase Dokumen persen 0 100 451,625,000 100 190,235,000 100 578,531,250 100 636,384,375 100 700,022,813 100 2,556,798,438 Dinas Pertanian
Perencanaan Disusun dan Pangan
tepat waktu
Persentase dokumen persen 100 100 318,548,900 100 70,565,000 100 229,900,000 100 252,890,000 100 278,179,000 100 1,150,082,900 Dinas
perencanaan dan Perindustrian dan
pelaporan SKPD yang Perdagangan
disusun tepat waktu
persentase dokumen persen 100 100 63,535,000 100 29,330,000 100 29,000,000 100 36,835,000 100 38,675,000 100 197,375,000 Inspektorat Daerah
perencanaan dan
pelaporan SKPD yang
disusun tepat waktu
persentase dokumen persen 100 100 33,857,000 100 64,880,000 100 52,000,000 100 55,000,000 100 60,000,000 100 265,737,000 Badan
perencanaan dan Perencanaan
pelaporan SKPD yang Pembangunan
disusun tepat waktu Daerah
Persentase dokumen persen 100 100 42,737,500 100 43,612,500 100 44,987,500 100 45,487,500 100 45,987,500 100 222,812,500 Badan Keuangan
perencanaan dan dan Aset Daerah
pelaporan SKPD disusun
benar dan tepat waktu

persentase dokumen persen 100 100 17,662,500 100 23,775,000 100 35,525,000 100 38,500,000 100 42,000,000 100 157,462,500 Badan
perencanaan dan Kepegawaian,
pelaporan tersusun Pendidikan, dan
tepat waktu pelatihan Daerah
persentase dokumen persen 100 100 16,967,500 100 11,600,000 100 18,000,000 100 20,000,000 100 20,000,000 100 86,567,500 Badan
perencanaan dan Penanggulangan
pelaporan SKPD yang Bencana Daerah
disusun tepat waktu
persentase kesesuaian persen 100 100 58,367,500 100 74,020,000 100 97,735,000 100 107,508,500 100 118,259,350 100 455,890,350 Sekretatiat Daerah
program dalam renja
SKPD terhadap RKPD
dan renstra RKPD
terhadap RPJMD

Persentase dokumen persen 92.56% 93% 47,717,000 100 53,047,000 100 62,000,000 100 65,000,000 100 78,000,000 100 305,764,000 Sekretariat DPRD
perencanaan perangkat
daerah yang tersusun
secara baik dan tepat
waktu
persentase kesesuaian persen 100 100 17,850,000 100 33,522,000 100 33,550,000 100 44,050,000 100 54,550,000 100 183,522,000 Badan Kesatuan
program dalam renja PD Bangsa dan Politik
thd RKPD dan restra PD
thd RPJMD

VII - 55
Bidang Urusan Indikator Kinerja Indikator Kinerja Kondisi Kinerja Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir
PD Penanggung
Kode Pemerintahan dan Program Program (outcome) Program (outcome) 2017 Satuan Awal RPJMD Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Periode RPJMD
Jawab
Prioritas Pembangunan Tahun 2018-2021 hasil Evaluasi (Tahun 0/2016) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Persentase kesesuaian persen 100 100 12,575,000 100 17,000,000 100 18,300,000 100 20,500,000 100 22,700,000 100 91,075,000 Wonosari
program dalam renja PD
terhadap RKPD dan
Renstra PD terhadap
RPJMD

Meningkatnya kualitas persen 100 100 16,685,000 100 12,087,500 100 15,030,000 100 17,972,500 100 20,915,000 100 82,690,000 Paliyan
program dan kegiatan
yang dilaksana-kan
Persentase kesesuaian persen 100 100 12,490,000 100 12,500,000 100 13,000,000 100 13,500,000 100 14,000,000 100 65,490,000 Panggang
program dalam renja PD
terhadap RKPD dan
Renstra PD terhadap
RPJMD

presentase kesesuaian persen 100 100 17,717,000 100 14,775,000 100 19,587,000 100 20,587,000 100 21,337,000 100 94,003,000 Tepus
program dalam RENJA
SKPD terhadap RKPD
dan Renstra terhadap
RPJMD

presentase kesesuaian persen 100 100 13,547,500 100 13,547,500 100 15,340,000 100 15,340,000 100 15,340,000 100 73,115,000 Rongkop
program dalam RENJA
SKPD terhadap RKPD
dan Renstra terhadap
RPJMD

presentase kesesuaian persen 100 100 19,125,000 100 21,100,000 100 25,000,000 100 27,500,000 100 30,250,000 100 122,975,000 Semanu
program dalam RENJA
SKPD terhadap RKPD
dan Renstra terhadap
RPJMD

Persentase Kesesuaian persen 100 100 10,300,000 100 10,300,000 100 11,500,000 100 10,300,000 100 10,300,000 100 52,700,000 Ponjong
Program dalam Renja
SKPD terhadap RKPD,
dan Renstra SKPD
terhadap RPJMD

Persentase Laporan persen 100 100 14,750,000 100 17,050,000 100 21,350,000 100 23,050,000 100 25,050,000 100 101,250,000 Karangmojo
Keuangan yang disusun
tepat waktu dan
akuntabel
Persentase kesesuaian persen 100 100 16,500,000 100 13,930,000 100 33,500,000 100 36,500,000 100 41,000,000 100 141,430,000 Playen
program dalam Renja
SKPD terhadap RKPD
dan Renstra SKPD
terhadap RPJMD

presentase kesesuaian persen 100 100 15,925,000 100 13,500,000 100 16,000,000 100 18,000,000 100 20,000,000 100 83,425,000 Nglipar
program dalam RENJA
SKPD terhadap RKPD
dan Renstra terhadap
RPJMD

Persentase kesesuaian persen 100 100 29,350,000 100 20,822,500 100 22,977,000 100 24,177,500 100 29,227,500 100 126,554,500 Ngawen
program dalam Renja
SKPD terhadap RKPD,
dan Renstra SKPD
terhadap RPJMD

Persentase kesesuaian persen 100 100 10,570,000 100 10,410,000 100 11,500,000 100 11,750,000 100 11,750,000 100 55,980,000 Semin
dalam renja PD dan
renstra PD

Persentase kesesuaian persen 100 100 12,500,000 100 11,665,000 100 12,500,000 100 13,000,000 100 13,500,000 100 63,165,000 Patuk
program dalam renja
SKPD terhadap RKPD
dan Renstra SKKPD
terhadap RPJMD

VII - 56
Bidang Urusan Indikator Kinerja Indikator Kinerja Kondisi Kinerja Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir
PD Penanggung
Kode Pemerintahan dan Program Program (outcome) Program (outcome) 2017 Satuan Awal RPJMD Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Periode RPJMD
Jawab
Prioritas Pembangunan Tahun 2018-2021 hasil Evaluasi (Tahun 0/2016) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Persentase kesesuaian persen 100 100 41,565,000 100 53,500,000 100 67,000,000 100 74,000,000 100 78,000,000 100 314,065,000 Saptosari
program dalam Renja
SKPD terhadap RKPD,
dan Renstra SKPD
terhadap RPJMD

Dokumen Perencanaan persen 100 100 15,041,000 100 13,425,000 100 15,650,000 100 16,200,000 100 17,000,000 100 77,316,000 Gedangsari
Renstra, Renja, RKA,
DPA, dan LKjIP tersusun
tepat waktu

presentase kesesuaian persen 100 100 19,200,000 100 15,775,000 100 18,000,000 100 19,000,000 100 20,000,000 100 91,975,000 Girisubo
program dalam RENJA
SKPD terhadap RKPD
dan Renstra terhadap
RPJMD

presentase kesesuaian persen 100 100 14,850,000 100 13,500,000 100 4,500,000 100 5,000,000 100 5,500,000 100 43,350,000 Tanjungsari
program dalam RENJA
SKPD terhadap RKPD
dan Renstra terhadap
RPJMD

presentase kesesuaian persen 100 100 17,625,000 100 18,800,000 100 21,000,000 100 22,000,000 100 24,000,000 100 103,425,000 Purwosari
program dalam RENJA
SKPD terhadap RKPD
dan Renstra terhadap
RPJMD

Peningkatan Kualitas Nilai IKM PD


Pelayanan Publik
Nilai IKM PD 77.00 78.00 2,014,121,120 78,5 2,298,936,200 79.00 1,733,217,000 79,5 1,800,000,000 80.00 1,900,000,000 80.00 9,746,274,320.00 Dinas Pendidikan,
Pemuda, dan
Olahraga

Nilai IKM PD 78.07 78,45 35,530,000 78,85 24,500,000 79,21 33,562,000 79,59 33,562,000 80.00 33,562,000 80.00 160,716,000.00 Dinas Kesehatan
Akuntabilitas kinerja 78,45 78,83 20,000,000 79,21 20,000,000 79,59 1,024,092,956 80.00 1,075,297,604 80.00 1,129,052,484 80.00 3,268,443,044.00 Dinas Pekerjaan
perangkat daerah Umum, Perumahan
meningkat Ralyat, dan
Kawasan
Permukiman

Nilai IKM PD 78.70 78.70 7,100,000 79.10 8,400,000 79.60 9,680,000 80.00 10,648,000 80.00 11,712,800 80.00 47,540,800.00 Satuan Polisi
Pamong Praja
Nilai IKM SKPD 81.00 82.00 12,175,000 82.50 19,250,000 82.75 17,500,000 82.75 22,000,000 83.00 25,000,000 83.00 95,925,000.00 Dinas Sosial
Penyelenggaraan 77,7 78.00 7,065,000 78.00 7,065,000 78,5 7,065,000 78,5 7,200,000 79.00 7,200,000 79.00 35,595,000.00 Dinas Tenaga Kerja
pelayanan publik yang dan Transmigrasi
baik
Nilai IKM 78.50 7,037,500 78.50 6,987,500 79.00 7,500,000 79,75 9,000,000 80.00 15,000,000 80.00 45,525,000.00 DP3AKBPMD
Nilai IKM SKPD 78.48 79.00 5,425,000 79.22 7,850,000 79.40 5,500,000 79.60 6,050,000 80.00 6,655,000 80.00 31,480,000.00 Dinas Pertanahan
dan Tata Ruang

77.34 78.20 - 78.75 2,000,000 79.33 2,000,000 79.80 2,000,000 80.00 2,000,000 80.00 8,000,000.00 Dinas Lingkungan
Hidup
Nilai IKM meningkat 80.26 80.50 4,413,500 81.00 17,127,000 81.25 18,839,700 79.50 20,730,225 80.50 21,250,750 80.50 82,361,175.00 Dinas
Kependudukan
dan Pencatatan
Sipil
Nilai IKM PD 79.00 11,939,000 79.00 12,819,500 79.50 14,101,450 80.00 15,511,595 80.50 17,063,190 80.50 71,434,735.00 Dinas
Perhubungan
Nilai IKM SKPD 79.00 79.25 3,950,000 79.50 2,450,000 79.75 2,695,000 80.00 2,829,750 80.00 3,112,725 80.00 15,037,475.00 Dinas Komunikasi
dan Informatika

Persentase pemenuhan 78.07 78.15 1,930,000 78.25 1,800,000 78.35 5,000,000 78,50 7,000,000 78,65 9,000,000 78,65 24,730,000.00 Dinas Koperasi,
penyelenggaraan Usaha Kecil, dan
pelayanan publik Menengah

meningkatnya kepuasan 78.07 80.00 147,829,800 80.00 7,752,000 80.00 8,727,200 80.00 9,749,920 80.00 10,824,912 80.00 184,883,832.00 Dinas Penanaman
masyarakat terhadap Modal dan
penyelenggaraan Pelayanan Terpadu
pelayanan publik

VII - 57
Bidang Urusan Indikator Kinerja Indikator Kinerja Kondisi Kinerja Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir
PD Penanggung
Kode Pemerintahan dan Program Program (outcome) Program (outcome) 2017 Satuan Awal RPJMD Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Periode RPJMD
Jawab
Prioritas Pembangunan Tahun 2018-2021 hasil Evaluasi (Tahun 0/2016) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Nilai IKM PD NA 79.00 - 79,25 6,470,000 79,5 6,793,500 80.00 7,133,175 80.00 7,489,834 80.00 27,886,508.75 Dinas Kebudayaan

Nilai IKM PD NA 78.00 3,000,000 78.50 3,500,000 79.00 4,000,000 79,25 4,500,000 79,50 5,000,000 79,50 20,000,000.00 Dinas
Perpustakaan dan
Kearsipan
Nilai IKM PD 81,29 84.00 83,420,000 84.50 25,332,000 85.00 26,598,600 85.50 27,928,530 86.00 29,324,957 86.00 192,604,086.50 Dinas Kelautan
dan Perikanan
Persentase 79.00 79,25 8,490,000 79,5 13,753,500 79,75 17,500,000 80.00 23,000,000 80.00 25,000,000 80.00 87,743,500.00 Dinas Pariwisata
penyelenggaraan
pelayanan publik yang
lebih baik
Nilai IKM PD 76.40 4,000,000 76.80 3,500,000 77.20 4,840,000 77.60 5,324,000 78.20 5,856,400 78.20 23,520,400.00 Dinas Pertanian
dan Pangan
Nilai IKM PD 78.90 78.46 5,250,000 78.84 1,000,000 79.23 3,025,000 79.61 3,327,500 80.00 3,660,250 80.00 16,262,750.00 Dinas
Perindustrian dan
Perdagangan
Nilai IKM SKPD 87.00 78.00 12,000,000 80.00 12,000,000 83.00 20,000,000 85.00 12,000,000 90.00 12,000,000 90.00 68,000,000.00 Inspektorat Daerah

Nilai IKM SKPD 78.92 79.00 865,000 79.25 1,500,000 79.50 1,000,000 79.75 1,000,000 80.00 1,500,000 80.00 5,865,000.00 Badan
Perencanaan
Pembangunan
Daerah
Nilai IKM SKPD 79.00 77.00 5,000,000 77.00 5,000,000 77.00 5,000,000 78.00 5,000,000 79.00 5,000,000 79.00 25,000,000.00 Badan Keuangan
dan Aset Daerah
Nilai IKM PD 78.07 78.50 600,000 78.80 2,010,000 79.20 850,000 79,50 950,000 79,80 1,100,000 79,80 5,510,000.00 Badan
Kepegawaian,
Pendidikan, dan
pelatihan Daerah
Nilai IKM BPBD 78.15 78.25 1,450,000 78.35 1,600,000 78.45 1,000,000 78.55 1,000,000 78.65 1,000,000 78.65 6,050,000.00 Badan
Penanggulangan
Bencana Daerah
Nilai IKM PD 78.48 79.00 9,695,000 79.20 21,750,000 79.40 7,507,500 79.60 8,258,250 80.00 9,084,075 80.00 56,294,825.00 Sekretatiat Daerah

Nilai IKM dan SOP 79.00 79.25 6,937,000 79.50 7,092,500 79.75 10,000,000 80.00 70,000,000 80.00 10,000,000 80.00 104,029,500.00 Sekretariat DPRD
perangkat daerah
Nilai IKM PD NA 75,50 1,000,000 76.00 1,600,000 76.00 3,000,000 78,75% 4,000,000 79,75% 5,000,000 79,75% 14,600,000.00 Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik

Nilai IKM PD 76,43 78,07 1,675,000 78,5 2,000,000 79.50 5,050,000 80.00 6,900,000 80.00 5,000,000 80.00 20,625,000.00 Wonosari
Meningkatnya kualitas 76,43 78.07 1,565,000 78,07 1,865,000 79.50 2,165,000 80.00 2,465,000 80.00 2,765,000 80.00 10,825,000.00 Paliyan
program dan kegiatan
yang dilaksana-kan
78.25 78.50 3,005,000 78.50 3,005,000 79.50 4,000,000 80.00 4,000,000 80.00 4,000,000 80.00 18,010,000.00 Panggang
Nilai IKM PD 80.00 80.00 5,000,000 80.05 5,025,000 80.10 5,000,000 80.15 5,500,000 80.20 6,000,000 80.20 26,525,000.00 Tepus
Nilai IKM SKPD 78.00 78.07 1,865,000 78.50 2,000,000 79.00 2,000,000 79.50 2,000,000 80.00 2,000,000 80.00 9,865,000.00 Rongkop
Nilai IKM SKPD 81.69 82.00 2,646,000 83.00 2,646,000 84.00 3,000,000 85.00 3,250,000 86.00 3,575,000 86.00 15,117,000.00 Semanu
Nilai IKM Perangkat 78.07 78.07 5,000,000 78.20 10,080,000 78.30 5,000,000 79.00 11,569,000 79.05 11,569,000 79.05 43,218,000.00 Ponjong
Daerah
Nilai IKM SKPD 76.29 76.72 5,450,000 77.50 2,000,000 78.00 3,000,000 79.50 4,000,000 80.00 5,000,000 80.00 19,450,000.00 Karangmojo
Nilai IKM Perangkat 76.56 76.61 5,742,500 76.65 3,220,000 76.80 4,000,000 77.02 4,000,000 77.10 4,500,000 77.10 21,462,500.00 Playen
Daerah
Nilai IKM PD 79.00 79.25 4,000,000 79.50 3,075,000 80.00 5,000,000 80.05 6,000,000 80.10 7,000,000 80.10 25,075,000.00 Nglipar
Nilai IKM Perangkat 80.00 80.00 1,290,000 78.07 1,290,000 80.25 4,800,000 80.30 5,200,000 80.35 5,600,000 80.35 18,180,000.00 Ngawen
Daerah
Pencapaian nilai Indeks 78.00 78.07 3,500,000 78.50 3,200,000 79.00 5,000,000 79.50 6,000,000 80.00 6,000,000 80.00 23,700,000.00 Semin
Kepuasan Masyarakat

Nilai IKM SKPD 78.65 79.00 2,000,000 79.00 2,000,000 79.16 3,500,000 80.00 3,500,000 80.00 3,500,000 80.00 14,500,000.00 Patuk
Nilai IKM PD 78.65 79.00 9,350,000 79.00 3,000,000 79.16 11,500,000 80.00 11,500,000 80.00 11,500,000 80.00 46,850,000.00 Saptosari
Nilai IKM PD 78.55 78.80 4,512,000 79.00 3,950,000 79.25 5,150,000 79.50 5,300,000 80.00 5,600,000 80.00 24,512,000.00 Gedangsari
Nilai IKM PD 78.00 79.00 2,340,000 79.00 4,000,000 79.00 5,000,000 80.00 6,000,000 80.00 7,000,000 80.00 24,340,000.00 Girisubo
Nilai IKM PD 77.00 78.25 3,000,000 78.50 3,000,000 79.00 3,500,000 79.50 4,000,000 80.00 4,000,000 80.00 17,500,000.00 Tanjungsari
Nilai IKM PD 78.95 78.96 4,000,000 78.98 2,000,000 78.98 3,000,000 78.99 4,000,000 80.00 5,000,000 80.00 18,000,000.00 Purwosari
Program Peningkatan Persentase laporan -
Kualitas Pelaporan keuangan yang disusun
Keuangan Perangkat tepat waktu
Daerah
Persentase Laporan persen 100 100 745,820,900 100 753,678,500 100 807,741,900 100 820,000,000 100 840,000,000 100 3,967,241,300 Dinas Pendidikan,
Keuangan yang disusun Pemuda, dan
tepat waktu dan Olahraga
akuntabel

VII - 58
Bidang Urusan Indikator Kinerja Indikator Kinerja Kondisi Kinerja Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir
PD Penanggung
Kode Pemerintahan dan Program Program (outcome) Program (outcome) 2017 Satuan Awal RPJMD Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Periode RPJMD
Jawab
Prioritas Pembangunan Tahun 2018-2021 hasil Evaluasi (Tahun 0/2016) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Persentase Laporan persen 100 100 250,905,000 100 228,675,000 100 244,405,350 100 256,625,618 100 269,456,898 100 1,250,067,866 Dinas Kesehatan
Keuangan yang disusun
tepat waktu dan
akuntabel
Persentase laporan persen 100 100 138,200,000 100 138,200,000 100 159,983,775 100 167,982,964 100 178,382,112 100 782,748,851 Dinas Pekerjaan
keuangan yang disusun Umum, Perumahan
tepat waktu Ralyat, dan
Kawasan
Permukiman

persentase laporan persen 100 100 31,398,000 100 39,998,000 100 42,350,000 100 46,585,000 100 51,243,500 100 211,574,500 Satuan Polisi
keuangan yg disusun Pamong Praja
tepat waktu
Prosentase laporan persen 100 100 35,750,000 100 39,200,000 100 55,000,000 100 62,500,000 100 75,000,000 100 267,450,000 Dinas Sosial
keuangan disusun tepat
waktu
Penyusunan laporan persen 100 100 33,450,000 100 36,750,000 100 33,450,000 100 33,600,000 100 33,600,000 100 170,850,000 Dinas Tenaga Kerja
keuangan terselenggara dan Transmigrasi
dengan baik

Persentase Laporan persen 100 100 58,657,000 100 58,050,000 100 60,000,000 100 70,000,000 100 75,000,000 100 321,707,000 DP3AKBPMD
Keuangan yang disusun
tepat waktu
Persentase Laporan persen 100 100 33,665,000 100 67,155,000 100 73,870,500 100 81,257,550 100 89,383,305 100 345,331,355 Dinas Pertanahan
Keuangan yang Disusun dan Tata Ruang
Tepat Waktu
Persentase ASN yang persen 100 100 54,670,000 100 51,821,000 100 33,902,000 100 35,597,000 100 37,377,000 100 213,367,000 Dinas Lingkungan
memiliki kompetensi Hidup
sesuai bidang tugasnya

persentase laporan persen 100 100 36,539,000 100 138,511,000 100 152,362,100 100 164,815,500 100 168,225,000 100 660,452,600 Dinas
keuangan yang disusun Kependudukan
tepat waktu dan Pencatatan
Sipil
persentase laporan persen 100 100 64,824,000 100 60,000,000 100 66,000,000 100 72,600,000 100 79,860,000 100 343,284,000 Dinas
keuangan yang disusun Perhubungan
tepat waktu
Persentase laporan persen 100 100 31,915,000 100 43,615,000 100 34,116,500 100 35,822,325 100 39,404,558 100 184,873,383 Dinas Komunikasi
keuangan yang disusun dan Informatika
tepat waktu
Persentase laporan persen 100 100 30,392,000 100 38,612,000 100 48,174,400 100 57,009,200 100 68,611,000 100 242,798,600 Dinas Koperasi,
keuangan yang disusun Usaha Kecil, dan
tepat waktu Menengah
persentase dokumen persen 100 100 28,755,000 100 37,200,000 100 40,920,000 100 45,012,000 100 49,513,200 100 201,400,200 Dinas Penanaman
laporan keuangan Modal dan
semesteran tersusun Pelayanan Terpadu
secara benar dan tepat
waktu
peningkatan dan persen 100 100 32,672,500 100 72,962,500 100 76,610,625 100 80,441,156 100 84,463,214 100 347,149,995 Dinas Kebudayaan
pengembangan sistem
pelaporan capaian
kinerja dan keuangan
persentase laporan persen 100 100 41,600,000 100 51,343,000 100 47,311,430 100 47,784,544 100 48,262,389 100 236,301,363 Dinas
keuangan yang disusun Perpustakaan dan
tepat waktu Kearsipan
persentase laporan persen 100 100 26,680,000 100 29,040,000 100 30,492,000 100 32,016,600 100 33,617,430 100 151,846,029 Dinas Kelautan
keuangan yang disusun dan Perikanan
tepat waktu dan
akuntabel
Peningkatan dan persen 100 100 73,067,500 100 143,466,000 100 150,000,000 100 160,000,000 100 170,000,000 100 696,533,500 Dinas Pariwisata
pengembangan sistem
pelaporan capaian
kinerja dan keuangan
persentase laporan persen 100 100 52,850,000 100 80,725,000 100 63,948,500 100 70,343,350 100 77,377,685 100 345,244,535 Dinas Pertanian
keuangan disusun tepat dan Pangan
waktu
Prosentase laporan persen 100 100 111,900,000 100 40,325,000 100 133,100,000 100 146,410,000 100 161,051,000 100 592,786,000 Dinas
keuangan yang disusun Perindustrian dan
tepat waktu Perdagangan
persentase laporan persen 100 100 37,515,000 100 37,515,000 100 37,515,000 100 37,515,000 100 37,515,000 100 187,575,000 Inspektorat Daerah
keuangan yang disusun
tepat waktu

VII - 59
Bidang Urusan Indikator Kinerja Indikator Kinerja Kondisi Kinerja Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir
PD Penanggung
Kode Pemerintahan dan Program Program (outcome) Program (outcome) 2017 Satuan Awal RPJMD Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Periode RPJMD
Jawab
Prioritas Pembangunan Tahun 2018-2021 hasil Evaluasi (Tahun 0/2016) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

persentase pelaporan persen 100 100 41,756,000 100 51,998,000 100 47,000,000 100 50,000,000 100 52,000,000 100 242,754,000 Badan
keuangan yang disusun Perencanaan
benar, akurat dan tepat Pembangunan
waktu Daerah
Persentase laporan persen 100 100 170,095,500 100 209,000,000 100 225,000,000 100 250,000,000 100 250,000,000 100 1,104,095,500 Badan Keuangan
keuangan yang disusun dan Aset Daerah
benar, akurat, dan tepat
waktu
terlaksananya laporan persen 100 100 52,300,000 100 56,500,000 100 52,500,000 100 55,000,000 100 57,500,000 100 273,800,000 Badan
keuangan Kepegawaian,
Pendidikan, dan
pelatihan Daerah
Persentase Laporan persen 100% 100% 33,002,500 100 35,556,000 100 38,000,000 100 40,000,000 100 40,000,000 100 186,558,500 Badan
Keuangan yang disusun Penanggulangan
tepat waktu Bencana Daerah
persentase laporan persen 100 100 218,290,000 100 223,090,000 100 192,060,000 100 211,266,000 100 232,392,600 100 1,077,098,600 Sekretatiat Daerah
keuangan bulanan,
semesteran dan tahunan

Persentase laporan persen 99,34 100 89,600,000 100 97,100,000 100 106,000,000 100 112,000,000 100 115,000,000 100 519,700,000 Sekretariat DPRD
keuangan perangkat
daerah tersusun tepat
waktu, baik dan benar
persentase laporan persen 100 100 27,020,000 100 53,825,000 100 53,825,000 100 42,400,000 100 47,400,000 100 224,470,000 Badan Kesatuan
keuangan yang disusun Bangsa dan Politik
tepat waktu dan
akuntabel
Persentase laporan persen 100 100 25,097,500 100 30,000,000 100 33,000,000 100 35,000,000 100 38,000,000 100 161,097,500 Wonosari
keuangan yagn disusun
tepat waktu dan
akuntabel
Laporan keuangan dapat persen 100 100 16,685,000 100 34,080,000 100 35,400,000 100 36,720,000 100 38,040,000 100 160,925,000 Paliyan
disusun dengan benar
dan tepat waktu.
Persentase Laporan persen 100 100 2,000,000 100 32,715,000 100 32,000,000 100 32,000,000 100 32,000,000 100 130,715,000 Panggang
Keuangan yang disusun
tepat waktu dan
akuntabel
Persentase Laporan persen 100 75 30,158,000 100 30,775,000 100 31,300,000 100 31,800,000 100 32,000,000 100 156,033,000 Tepus
Keuangan yang disusun
tepat waktu dan
akuntabel
Persentase Laporan persen 100 100 30,210,000 100 41,760,000 100 41,760,000 100 41,760,000 100 41,760,000 100 197,250,000 Rongkop
Keuangan yang disusun
tepat waktu dan
akuntabel
Persentase Laporan persen 86.67 100 35,268,000 100 36,268,000 100 38,500,000 100 39,000,000 100 40,000,000 100 189,036,000 Semanu
Keuangan yang disusun
tepat waktu dan
akuntabel
Persentase Laporan persen 100 100 30,830,000 100 31,730,000 100 32,000,000 100 30,830,000 100 30,830,000 100 156,220,000 Ponjong
Keuangan yang disusun
Tepat Waktu dan
Akuntabel
Persentase Laporan persen 100 100 31,935,000 100 33,277,500 100 33,535,000 100 35,000,000 100 36,500,000 100 170,247,500 Karangmojo
Keuangan yang disusun
tepat waktu dan
akuntabel
Persentase laporan persen 100 100 39,900,000 100 36,570,000 100 33,000,000 100 34,000,000 100 35,500,000 100 178,970,000 Playen
keuangan yang disusun
tepat waktu
Persentase Laporan persen 100 100 27,535,000 100 30,000,000 100 35,000,000 100 36,000,000 100 37,000,000 100 165,535,000 Nglipar
Keuangan yang disusun
tepat waktu dan
akuntabel
persen 100 100 33,665,000 100 36,897,500 100 24,400,000 100 26,950,000 100 26,950,000 100 148,862,500 Ngawen
Persentase Laporan persen 100 100 28,440,000 100 28,500,000 100 30,000,000 100 30,000,000 100 30,000,000 100 146,940,000 Semin
Kuangan tepat waktu
dan akuntabel

VII - 60
Bidang Urusan Indikator Kinerja Indikator Kinerja Kondisi Kinerja Target Kinerja Kondisi Kinerja pada Akhir
PD Penanggung
Kode Pemerintahan dan Program Program (outcome) Program (outcome) 2017 Satuan Awal RPJMD Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 Periode RPJMD
Jawab
Prioritas Pembangunan Tahun 2018-2021 hasil Evaluasi (Tahun 0/2016) Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp Target Rp
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17)

Persentase Laporan persen 100 100 29,790,000 100 34,540,000 100 35,000,000 100 36,000,000 100 37,000,000 100 172,330,000 Patuk
Keuangan yang disusun
tepat waktu dan
akuntabel
Persentasi laporan persen 100 100 49,247,500 100 50,000,000 100 55,000,000 100 60,000,000 100 65,000,000 100 279,247,500 Saptosari
keuanngan yang
disusun tepat waktu dan
akuntabel
Persentase laporan persen 100 100 26,182,000 100 27,540,000 100 26,000,000 100 28,000,000 100 28,000,000 100 135,722,000 Gedangsari
keuangan yang disusun
tepat waktu dan
akuntabel
Persentase Laporan persen 100 100 30,900,000 100 30,900,000 100 30,000,000 100 31,000,000 100 32,000,000 100 154,800,000 Girisubo
Keuangan yang disusun
tepat waktu dan
akuntabel
Persentase Laporan persen 100 100 31,600,000 100 31,625,000 100 16,500,000 100 71,000,000 100 17,500,000 100 168,225,000 Tanjungsari
Keuangan yang disusun
tepat waktu dan
akuntabel
Persentase Laporan persen 100 100 24,500,000 100 30,000,000 100 33,000,000 100 34,000,000 100 36,000,000 100 157,500,000 Purwosari
Keuangan yang disusun
tepat waktu dan
akuntabel
101,197,491,270 98,356,781,232 99,626,962,324 103,142,720,645 108,293,728,623 510,620,358,414

VII - 61
BAB VIII
KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DAERAH

Untuk memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian


visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah pada akhir periode
masa jabatan, perlu ditetapkan indikator kinerja daerah, yang selanjutnya
disebut dengan Indikator Kinerja Utama (IKU) Daerah. Hal ini ditunjukkan
dari akumulasi pencapaian indikator outcome program pembangunan
daerah setiap tahun atau indikator capaian yang bersifat mandiri setiap
tahun sehingga kondisi kinerja yang diinginkan pada akhir periode RPJMD
dapat dicapai.
Indikator kinerja utama daerah Kabupaten Gunungkidul
dirumuskan berdasarkan sasaran-sasaran pembangunan daerah Tahun
2016-2021 sebagai berikut:
Tabel 8.1.
Sasaran dan Indikator Kinerja Utama Daerah

Sasaran Indikator Kinerja Utama


1. Akuntabilitas kinerja Pemerintah Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi
Daerah meningkat Pemerintah
2. Akuntabilitas pengelolaan Opini BPK terhadap Laporan
keuangan daerah meningkat Keuangan Pemerintah Daerah
3. Ketaatan masyarakat terhadap Indeks ketenteraman dan
hukum meningkat ketertiban masyarakat
4. Kapasitas Sumber Daya Manusia Indeks Pembangunan Manusia
Meningkat (IPM)
5. Jumlah Penduduk Miskin Angka Kemiskinan
Menurun
6. Angka Pengangguran Menurun Angka pengangguran
7. Daya saing pariwisata meningkat 1. Jumlah Kunjungan Wisatawan
Nusantara dan Wisatawan
Mancanegara
2. Lama Tinggal Wisatawan
Nusantara dan Wisatawan
Mancanegara
8. Pelestarian budaya berbasis Indeks Pelestarian Budaya
pemberdayaan meningkat
9. Infrastruktur publik wilayah Indeks Infrastruktur wilayah
meningkat
10. Pertumbuhan ekonomi daerah Angka pertumbuhan ekonomi
meningkat
11. Pendapatan masyarakat Pendapatan Perkapita Penduduk
meningkat
12. Ketahanan Pangan Meningkat Jumlah desa rawan pangan
13. Kualitas sumber daya alam dan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
lingkungan hidup meningkat
14. Kesiapsiagaan dalam Persentase desa tangguh bencana
menghadapi bencana meningkat

VIII - 1
Tabel 8.2.
Penetapan Indikator Kinerja Utama Daerah
Kabupaten Gunungkidul
Tahun 2016-2021

Kondisi
Kinerja
padaawal Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
Indikator Kinerja periode Kinerja pada
No. Rumus/ Formula/ Keterangan
Pembangunan Daerah RPJMD akhir periode
RPJMD
Thn 0/ Tahun 1/ Tahun 2/ Tahun 3/ Tahun 4/ Tahun 5/
2016 2017 2018 2019 2020 2021
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
1. Nilai Akuntabilitas Kinerja B B B BB BB BB BB Menunjukkan hasil penilaian Pemerintah
Instansi Pemerintah (64,33) (66,91) (69,89) (72,88) (75,86) (78,84) (78,84) terhadap Laporan Akuntabilitas Kinerja
Pemerintah Daerah setiap tahun
2. Opini BPK terhadap Laporan WTP WTP WTP WTP WTP WTP WTP Menunjukkan opini hasil pemeriksaan BPK
Keuangan Pemerintah Daerah terhadap Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah setiap tahun
3. Indeks ketenteraman dan 19,35 19,57 19.78 20,00 20,22 20,43 20,43 Menunjukkan kondisi hasil penilaian
ketertiban masyarakat terhadap kondisi ketenteraman dan
ketertiban masyarakat, yang diukur dari
indikator penyelesaian gangguan
ketenteraman dan ketertiban masyarakat

VIII - 2
Kondisi
Kinerja
padaawal Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
Indikator Kinerja periode Kinerja pada
No. Rumus/ Formula/ Keterangan
Pembangunan Daerah RPJMD akhir periode
RPJMD
Thn 0/ Tahun 1/ Tahun 2/ Tahun 3/ Tahun 4/ Tahun 5/
2016 2017 2018 2019 2020 2021
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
4. Indeks Pembangunan 69,01 69,60 70,20 70,79 71,39 71,98 71,98 Indeks Pembangunan Manusia, dihitung
Manusia(IPM) sebagai rata-rata geometrik dari tiga
dimensi:
1. Kesehatan melalui Indikator Angka
Harapan Hidup
2. Pendidikan melalui Indikator Lama
Sekolah dan Harapan Lama Sekolah
3. Pendapatan melalui konsumsi riil
perKapita
5. Angka Kemiskinan 19,34 19,25 18,58 17,91 17,24 16,52 16,52 Badan Pusat Statistik (BPS) menghitung
garis kemiskinan menggunakan konsep
kemampuan memenuhi kebutuhan (basic
needs approach) dengan sumber data
SUSENAS
Satuan = Persen
6. AngkaPengangguran 1,42 1,33 1,25 1,22 1,20 1,16 1,16 Satuan = Persen
7. Jumlah Kunjungan Wisatawan 2.815.225 3.112.958 3.361.995 3.563.714 3.706.263 3.780.388 3.780.388 Menunjukkan jumlah kunjungan wisman
Nusantara danWisatawan dan wisnus dalam kurun waktu satu tahun
Mancanegara
8. Lama Tinggal Wisatawan 1,41 1,45 1,49 1,53 1,57 1,61 1,61 Rata-rata malam tamu menginap (wisman
Nusantara dan Wisatawan dan wisnus) dalam kurun waktu satu tahun
Mancanegara

VIII - 3
Kondisi
Kinerja
padaawal Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
Indikator Kinerja periode Kinerja pada
No. Rumus/ Formula/ Keterangan
Pembangunan Daerah RPJMD akhir periode
RPJMD
Thn 0/ Tahun 1/ Tahun 2/ Tahun 3/ Tahun 4/ Tahun 5/
2016 2017 2018 2019 2020 2021
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
9. Indeks Pelestarian Budaya 92,24 93,3 95,54 97,36 98,64 100 100 Indeks pelestarian budaya, dihitung
dengan pembobotan unsur-unsur:
1. Jumlah even kesenian/ budaya skala
kabupaten/provinsi /nasional
denganbobot: 30%
2. Persentase kelompok kesenian yang
aktif dengan bobot: 25%
3. Jumlah pelaku pelestari budaya yang
aktif dengan bobot: 20%
4. Jumlah benda, situs, dan kawasan
cagar yang terpelihara dan kondisi
baik dengan bobot: 15%
5. Jumlah desa budaya dengan bobot:
6%
6. Persentase gedung kesenian yang aktif
dengan bobot: 4%
10. Indeks Infrastruktur Wilayah 58,14 61,91 65,34 68,57 70,22 71,76 71,76

VIII - 4
Kondisi
Kinerja
padaawal Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
Indikator Kinerja periode Kinerja pada
No. Rumus/ Formula/ Keterangan
Pembangunan Daerah RPJMD akhir periode
RPJMD
Thn 0/ Tahun 1/ Tahun 2/ Tahun 3/ Tahun 4/ Tahun 5/
2016 2017 2018 2019 2020 2021
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
11. Angka pertumbuhan ekonomi 4,89 4,96 5,03 5,10 5,17 5,24 5,24 - Rumus :

PDRB1-PDRB0
G = X 100%
PDRB0
G = Laju pertumbuhane konomi
PDRB1= PPDRB ADHK pada suatu
tahun
PDRB0= PPDRB ADHK pada tahun
sebelumnya
- Satuan :Persen (%)

12. Pendapatan Perkapita 18,42 19,33 20,23 21,14 22,05 22,95 22,95 - Rumus =
Penduduk

PDRB
∑ Penduduk Pertengahan tahun

- Satuan = Rupiah (dalam jutaan)

VIII - 5
Kondisi
Kinerja
padaawal Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
Indikator Kinerja periode Kinerja pada
No. Rumus/ Formula/ Keterangan
Pembangunan Daerah RPJMD akhir periode
RPJMD
Thn 0/ Tahun 1/ Tahun 2/ Tahun 3/ Tahun 4/ Tahun 5/
2016 2017 2018 2019 2020 2021
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
13. Jumlah desa rawan pangan 7 6 6 5 5 4 4 - Menunjukkan jumlah desa kategori
rawan pangan dalam kurun waktu satu
tahun

- Satuan = desa

14. Indeks Kualitas Lingkungan 50,47 51,47 52,47 53,47 54,47 55,47 55,47 - Menunjukkan angka indeks dari unsur-
Hidup unsure kondisi udara, air, dan tutupan
hutan/vegetasi.

- Rumus :

IKLH =(IKU x 30%)+(IKA x 30%)+(ITH x 40%)

Ket. : IKU = Indeks Kualitas Udara


IKA = Indeks Kualitas Air
ITH = Indeks Tutupan Hutan

VIII - 6
Kondisi
Kinerja
padaawal Target Capaian Setiap Tahun Kondisi
Indikator Kinerja periode Kinerja pada
No. Rumus/ Formula/ Keterangan
Pembangunan Daerah RPJMD akhir periode
RPJMD
Thn 0/ Tahun 1/ Tahun 2/ Tahun 3/ Tahun 4/ Tahun 5/
2016 2017 2018 2019 2020 2021
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10)
15. Persentase desa tangguh 58,70 65,22 71,74 78,26 84,78 91,30 91,30 - Rumus :
bencana
Jumlah Desa Sasaran
x 100
Jumlah Desa Rawan Bencana

Satuan : Persen

VIII - 7
Tabel 8.3
Sasaran dan Indikator Kinerja Sasaran Perangkat Daerah

Data Awal TARGET TAHUN


NO SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN PD SATUAN KETERANGAN
2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olah Raga
Sasaran dan Indikator Sasaran
1 Kualitas Pendidikan Meningkat Dinas Pendidikan, Pemuda,
dan Olah Raga
1. Rata-rata lama sekolah tahun 6.62 6.63 6.65 6.66 6.68 6.69
2. Harapan rata-rata lama sekolah tahun 12.93 12.94 12.95 12.96 12.97 12.98
2 Prestasi pemuda dan olah raga meningkat Dinas Pendidikan, Pemuda,
dan Olah Raga
Jumlah Prestasi Pemuda dan olahraga di 53 58 59 60 61 62
tingkat Provinsi, Regional, Nasional dan
Internasional
Semua PD
1 Kesesuaian program dalam dokumen Semua PD
perencanaan Perangkat Daerah (PD)

1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100
2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen na 100 100 100 100 100
2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat Semua PD
Daerah (PD) Meningkat
Persentase laporan keuangan disusun tepat
Persen 100 100 100 100 100 100
waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)
3 Kepuasan masyarakat terhadap Semua PD
penyelenggaraan pelayanan PD meningkat
Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) Indeks 77 78 78.5 79 79.5 80

2 Dinas Kesehatan
Sasaran dan Indikator Sasaran
1 Derajat Kesehatan Masyarakat Meningkat Dinas Kesehatan
Angka harapan hidup tahun 73.76 73.86 73.96 74.06 74.15 74.22
Semua PD
1 Kesesuaian program dalam dokumen
Semua PD
perencanaan Perangkat Daerah (PD)
Persentase kesesuaian program dalam :
1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100
2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100
2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat
Daerah (PD) Meningkat
Persentase laporan keuangan disusun tepat Semua PD
persen 100 100 100 100 100 100
waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)
3 Kepuasan masyarakat terhadap
penyelenggaraan pelayanan PD meningkat
Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) indeks 78.45 78.83 79.21 79.59 80 80 Semua PD

3 Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD)


Sasaran dan Indikator Sasaran
1 Keselamatan pasien meningkat RSUD

VIII - 8
Data Awal TARGET TAHUN
NO SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN PD SATUAN KETERANGAN
2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
a Indeks Keselamatan pasien persen 82.74 100 100 100 100 100
Semua PD
1 Kesesuaian program dalam dokumen
Semua PD
perencanaan Perangkat Daerah (PD)
Persentase kesesuaian program dalam :
1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100
2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100
2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat
Daerah (PD) Meningkat
Persentase laporan keuangan disusun tepat persen 100 100 100 100 100 100 Semua PD
waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)
3 Kepuasan masyarakat terhadap
penyelenggaraan pelayanan PD meningkat
Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) indeks 77.52 75 77.6 77.9 78 79 Semua PD

Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan Rakyat dan


4
Kawasan Permukiman
Sasaran dan Indikator Sasaran
1 Layanan prasarana transportasi meningkat Dinas Pekerjaan Umum,
Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman
Indeks jalan kabupaten dan jembatan indeks 67.67 70.755 73.835 76.915 80
- Persentase jalan kondisi baik Persen NA 40 45 50 55 60
- Persentase jembatan kondisi baik persen NA 95.34 96.51 97.67 98.83 100
2 Penanganan Lingkungan Permukiman Dinas Pekerjaan Umum,
meningkat Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman
Indeks Penyehatan Lingkungan indeks 50.95 56.42 58.54 60.67 62.00 66.67
- Persentase cakupan rumah tangga yang Persen
memiliki akses sistem pengelolaan air limbah 49.11 70 75 100 100 100

- Persentase terlayani air minum layak Persen 73 79 83 100 100 100


3 Penanganan infrastruktur irigasi meningkat Dinas Pekerjaan Umum,
Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman
Persentase luasan Daerah Irigasi (DI) yang persen
62,50 72.5 74 76 78 80
teraliri air irigasi
4 Penyediaan sarana dan prasarana aparatur Dinas Pekerjaan Umum,
yang baik meningkat Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman
Persentase Sarana dan prasarana pemerintah persen
baik 80 82 84 86 88 90

Semua PD
1 Kesesuaian program dalam dokumen
Semua PD
perencanaan Perangkat Daerah (PD)
Persentase kesesuaian program dalam :
1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100
2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100

VIII - 9
Data Awal TARGET TAHUN
NO SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN PD SATUAN KETERANGAN
2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat Semua PD
Daerah (PD) Meningkat
Persentase laporan keuangan disusun tepat persen 100 100 100 100 100 100
waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)
3 Kepuasan masyarakat terhadap Semua PD
penyelenggaraan pelayanan PD meningkat
Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) indeks 78.45 78.83 79.21 79.59 80 80

5 Satuan Polisi Pamong Praja (SATPOL PP)


Sasaran dan Indikator Sasaran
1 Penyelesaian Pelanggaran Peraturan Daerah Satpol PP
meningkat
Persentase pelanggaran peraturan daerah yang
persen 90 91 92 93 94 95
terselesaikan
2 Penyelesaian gangguan ketentraman dan Satpol PP
ketertiban masyarakat meningkat
Persentase kejadian gangguan ketentraman dan
ketertiban masyarakat yang terselesaikan persen 90 91 92 93 94 95

Semua OPD
1 Kesesuaian program dalam dokumen
Semua PD
perencanaan Perangkat Daerah (PD)
Persentase kesesuaian program dalam :
1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100
2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100
2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat
Daerah (PD) Meningkat
Persentase laporan keuangan disusun tepat
persen 100 100 100 100 100 100 Semua PD
waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)
3 Kepuasan masyarakat terhadap
penyelenggaraan pelayanan PD meningkat
Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) Indeks 78.3 78.7 79.1 79.6 80 80 Semua PD

6 Dinas Sosial
Sasaran dan Indikator Sasaran
1 Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial Dinas Sosial
(PMKS) yang terlayani meningkat
Persentase PMKS yang memperoleh bantuan
sosial untuk pemenuhan kebutuhan dasar persen 100 75 75 80 85 90

SEMUA OPD
1 Kesesuaian program dalam dokumen
Semua PD
perencanaan Perangkat Daerah (PD)
Persentase kesesuaian program dalam :
1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100
2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100
2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat Semua PD
Daerah (PD) Meningkat

VIII - 10
Data Awal TARGET TAHUN
NO SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN PD SATUAN KETERANGAN
2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Persentase laporan keuangan disusun tepat
Persen 100 100 100 100 100 100
waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)
3 Kepuasan masyarakat terhadap Semua PD
penyelenggaraan pelayanan PD meningkat
Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) Indeks 81 82 82.5 82.75 82.75 83

7 Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi


Sasaran dan Indikator Sasaran
1 Angkatan Kerja yang terserap menjadi tenaga Dinas Tenaga Kerja dan
kerja meningkat Transmigrasi
Persentase angkatan kerja yang mendaftar yang
persen 31 31 32 32 33 33
ditempatkan
SEMUA OPD
1 Kesesuaian program dalam dokumen
Semua PD
perencanaan Perangkat Daerah (PD)
Persentase kesesuaian program dalam :
1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100
2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100
2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat Persen Semua PD
100 100 100 100 100 100
Daerah (PD) Meningkat
Persentase laporan keuangan disusun tepat
Persen 100 100 100 100 100 100
waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)
3 Kepuasan masyarakat terhadap Semua PD
penyelenggaraan pelayanan PD meningkat
Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) Indeks 77.7 78 78 78.5 78.5 79

8 Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlidungan


Anak, Keluarga Berencana, Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa
Sasaran dan Indikator Sasaran
Kualitas penyelenggaraan Pemerintahan Desa DP3AKBPMD
1 meningkat

Persentase desa yang tertib dalam


Persen 40 50 60 65 70 80
penyelenggaraan pemerintahan
2 Pembangunan gender dan anak meningkat DP3AKBPMD
Persentase perempuan dan anak korban
kekerasan yang mendapatkan layanan Persen 87,15 88 88,5 89 89,5 90
rehabilitasi
3 Peserta KB aktif meningkat DP3AKBPMD
Persentase Cakupan sasaran Pasangan Usia
Persen 70 71 72 73 74 75
Subur (PUS) menjadi peserta KB aktif
4 Pemberdayaan masyarakat meningkat DP3AKBPMD
Persentase peningkatan swadaya masyarakat
Persen 90,09 91,10 93,50 95 96 97,01
dalam pembangunan desa
Semua PD
1 Kesesuaian program dalam dokumen
Semua PD
perencanaan Perangkat Daerah (PD)
Persentase kesesuaian program dalam :
1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100

VIII - 11
Data Awal TARGET TAHUN
NO SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN PD SATUAN KETERANGAN
2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100
2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat
Daerah (PD) Meningkat
Persentase laporan keuangan disusun tepat
persen 100 100 100 100 100 100 Semua PD
waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)
3 Kepuasan masyarakat terhadap
penyelenggaraan pelayanan PD meningkat
Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) Indeks 78.07 79 79,25 79,5 79,75 80 Semua PD

9 Dinas Pertanahan dan Tata Ruang


Sasaran dan Indikator Sasaran
1 Kualitas Perencanaan Tata Ruang Meningkat Dinas Pertanahan dan Tata
Ruang
-Jumlah dokumen tata ruang yang sudah Perda 1 - - 2 2 2
ditetapkan menjadi Peraturan Daerah (PERDA)

- Nilai kinerja pengaturan pembinaan dan 64,14 65 69 73 75 78


pelaksanaan penataan ruang
2 Pemenuhan kebutuhan lahan untuk Dinas Pertanahan dan Tata
kepentingan publik Ruang
Persentase pemenuhan kebutuhan lahan untuk Persen 76,7 % 100 100 100 100 100
kepentingan publik
Semua PD
1 Kesesuaian program dalam dokumen
Semua PD
perencanaan Perangkat Daerah (PD)
Persentase kesesuaian program dalam :
1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100
2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100
2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat Semua PD
Daerah (PD) Meningkat
Persentase laporan keuangan disusun tepat persen 100 100 100 100 100 100
waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)
3 Kepuasan masyarakat terhadap Semua PD
penyelenggaraan pelayanan PD meningkat
Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) indeks 78.45 78.83 79.21 79.59 80 80

10 Dinas Lingkungan Hidup


Sasaran dan Indikator Sasaran
1 Kualitas lingkungan Hidup meningkat Dinas Lingkungan Hidup
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
- kualitas udara (7 parameter) Persen 87 87 89 91 93 95
- kualitas air (14 parameter) Persen 52 52 54 56 58 60
Penurunan luasan lahan kritis yang
Ha 7,900 7,900 7,800 7,700 7,600 7,500
terehabilitasi
Semua PD
1 Kesesuaian program dalam dokumen
Semua PD
perencanaan Perangkat Daerah (PD)
Persentase kesesuaian program dalam :
1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100

VIII - 12
Data Awal TARGET TAHUN
NO SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN PD SATUAN KETERANGAN
2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100
2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat
Daerah (PD) Meningkat
Persentase laporan keuangan disusun tepat
persen 100 100 100 100 100 100 Semua PD
waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)
3 Kepuasan masyarakat terhadap
penyelenggaraan pelayanan PD meningkat
Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) indeks 77.34 78.20 78.75 79.33 79.80 80.00 Semua PD

11 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil


Sasaran dan Indikator Sasaran
1 Tertib Administrasi Kependudukan meningkat Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil, Disdukcapil

Cakupan masyarakat yang mendapatkan Persen 96 97 98 99 100 100


pelayanan administrasi kependudukan
Semua PD
1 Kesesuaian program dalam dokumen
perencanaan Perangkat Daerah (PD) Semua PD

Persentase kesesuaian program dalam :


1. Renja PD terhadap RKPD Persen 100 100 100 100 100 100
2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100
2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat
Daerah (PD) Meningkat
Persentase laporan keuangan disusun tepat
waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan) 100 Semua PD
Persen 100 100 100 100 100
3 Kepuasan masyarakat terhadap
penyelenggaraan pelayanan PD meningkat
Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) Indeks 80.26 78.17 78.5 79 79.5 80.5 Semua PD

12 Dinas Perhubungan
Sasaran dan Indikator Sasaran
1 Penyediaan sarana dan prasarana perhubungan
Dinas Perhubungan
meningkat
Persentase ketersediaan fasilitas lalu lintas persen 20% 25% 30% 35% 40% 45%

Semua PD
1 Kesesuaian program dalam dokumen
Semua PD
perencanaan Perangkat Daerah (PD)
Persentase kesesuaian program dalam :
1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100
2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100
2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat Semua PD
Daerah (PD) Meningkat
Persentase laporan keuangan disusun tepat
persen 100 100 100 100 100 100
waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)
3 Kepuasan masyarakat terhadap Semua PD
penyelenggaraan pelayanan PD meningkat
Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) Indeks 79 79.25 79.5 79.75 80 80

VIII - 13
Data Awal TARGET TAHUN
NO SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN PD SATUAN KETERANGAN
2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

13 Dinas Komunikasi dan Informatika


Sasaran dan Indikator Sasaran
1 Kualitas Pelayanan Komunikasi dan Dinas Komunikasi dan
Informatika pemerintah meningkat Informatika
Indeks kepuasan layanan komunikasi dan
Nilai/indeks 56.75 52.93 60.65 68.43 75.59 80.55
informatika pemerintah
Semua PD
1 Kesesuaian program dalam dokumen
Semua PD
perencanaan Perangkat Daerah (PD)
Persentase kesesuaian program dalam :
1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100
2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100
2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat Semua PD
Daerah (PD) Meningkat
Persentase laporan keuangan disusun tepat
persen 100 100 100 100 100 100
waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)
3 Kepuasan masyarakat terhadap Semua PD
penyelenggaraan pelayanan PD meningkat
Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) Indeks 79 79.25 79.5 79.75 80 80

14 Dinas Koperasi,Usaha Kecil, dan Menengah


Sasaran dan Indikator Sasaran
Peran koperasi dan UKM dalam mendorong
Dinas Koperasi,Usaha Kecil,
1 pertumbuhan ekonomi daerah meningkat
dan Menengah

Persentase pertumbuhan omset wirausaha UKM


persen 7.21 7,74 8,38 9,94 11,06 11,76
yang dibina
Persentase pertumbuhan omset koperasi yang
persen 0.50 2.00 2,5 3.00 3,5 4.00
dibina
Semua PD
1 Kesesuaian program dalam dokumen
Semua PD
perencanaan Perangkat Daerah (PD)
Persentase kesesuaian program dalam :
1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100
2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100
2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat
Daerah (PD) Meningkat
Persentase laporan keuangan disusun tepat
waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan) persen 100 100 100 100 100 100 Semua PD

3 Kepuasan masyarakat terhadap


penyelenggaraan pelayanan PD meningkat
Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) indeks 78.07 78.15 78.25 78.35 78.50 78.65 Semua PD

15 Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu


(DPMPT) dan Indikator Sasaran
Sasaran

VIII - 14
Data Awal TARGET TAHUN
NO SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN PD SATUAN KETERANGAN
2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Pertumbuhan investasi nasional dan lokal Dinas Penanaman Modal dan
meningkat Pelayanan Terpadu (DPMPT)

Pertumbuhan nilai investasi nasional dan lokal 18.75 32.21 32.45 32.75 33 33.25
Persen

2 Kualitas Pelayanan Perijinan Meningkat Dinas Penanaman Modal dan


Pelayanan Terpadu (DPMPT)

Indeks ketepatan waktu pelayanan perijinan Indeks 3,120 3,160 3,165 3,170 3,175 3,180
dan non perijinan
Semua PD
1 Kesesuaian program dalam dokumen
Semua PD
perencanaan Perangkat Daerah (PD)
Persentase kesesuaian program dalam :
1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100
2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100
2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat
Daerah (PD) Meningkat
Persentase laporan keuangan disusun tepat
Persen 100 100 100 100 100 100 Semua PD
waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)
3 Kepuasan masyarakat terhadap
penyelenggaraan pelayanan PD meningkat
Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) Indeks 78.07 78.50 78.80 79.00 79.50 80 Semua PD

16 Dinas Kebudayaan
Sasaran dan Indikator Sasaran
1 Pengembangan Ragam Budaya Meningkat Dinas Kebudayaan
Jumlah Ragam budaya yang dikembangkan/ jenis
10 13 16 19 22 25
difasilitasi
Semua PD
1 Kesesuaian program dalam dokumen
Semua PD
perencanaan Perangkat Daerah (PD)
Persentase kesesuaian program dalam :
1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100
2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100
2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat
Daerah (PD) Meningkat
Persentase laporan keuangan disusun tepat
Persen 100 100 100 100 100 100 Semua PD
waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)
3 Kepuasan masyarakat terhadap
penyelenggaraan pelayanan PD meningkat
Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) Indeks 79 79.25 79.5 79.75 80 80 Semua PD

17 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan


Sasaran dan Indikator Sasaran
1 Kualitas Perpustakaan Meningkat Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan
Persentase Peningkatan pemustaka persen 10.75 11.67 12.41 13.29 14.59

VIII - 15
Data Awal TARGET TAHUN
NO SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN PD SATUAN KETERANGAN
2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 Kualitas Kearsipan Meningkat Dinas Perpustakaan dan
Kearsipan
Persentase Penerapan Pengelolaan Arsip Secara persen 41.3 45 50 60 70 80
Baku
Semua PD
1 Kesesuaian program dalam dokumen
Semua PD
perencanaan Perangkat Daerah (PD)
Persentase kesesuaian program dalam :
1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100
2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100
2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat Semua PD
Daerah (PD) Meningkat
Persentase laporan keuangan disusun tepat
Persen 100 100 100 100 100 100
waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)
3 Kepuasan masyarakat terhadap Semua PD
penyelenggaraan pelayanan PD meningkat
Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) Indeks 78,25 78,50 78,75 79 79,25 79,50

18 Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP)


Sasaran dan Indikator Sasaran
1 Pendapatan Masyarakat Perikanan Meningkat Dinas Kelautan dan Perikanan

Pendapatan perkapita masyarakat perikanan

- Nilai Pendapatan Pembudidaya Ikan Rp./Th 4,250,836.70 4,675,920.37 4,380,033.00 4,403,906.00 4,469,136.00 4,534,103.00
Meningkat
- Nilai Pendapatan Perikanan Tangkap Rp./Th 22,778,641 23,613,271 23,794,712 24,494,557 25,717,989 27,003,629
Meningkat
2 Produksi perikanan budidaya meningkat Dinas Kelautan dan Perikanan

Produksi perikanan budidaya Kg/Th 11,700,590 15,210,761 12,550,010 12,650,300 12,870,115.00 13,090,200
3 Produksi Perikanan Tangkap Meningkat Dinas Kelautan dan Perikanan

Produksi perikanan tangkap Ton 4,555 4,590 4,725 4,961 5,209


Semua PD
1 Kesesuaian program dalam dokumen
Semua PD
perencanaan Perangkat Daerah (PD)
Persentase kesesuaian program dalam :
1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100
2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100
2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat
Daerah (PD) Meningkat
Persentase laporan keuangan disusun tepat Persen 100 100 100 100 100 100 Semua PD
waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)
3 Meningkatnya kepuasan masayarakat terhadap
penyelenggaraan pelayanan PD
Nilai IKM Perangkat Daerah Nilai Indeks 83.5 84 84.5 85 85.5 86 Semua PD

19 Dinas Pariwisata

VIII - 16
Data Awal TARGET TAHUN
NO SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN PD SATUAN KETERANGAN
2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sasaran dan Indikator Sasaran
1 Lama tinggal wisatawan nusantara dan Dinas Pariwisata
wisatawan mancanegara
Lama tinggal wisatawan nusantara dan hari 1,41 1,42 1,49 1,53 1,57 1,61
wisatawan mancanegara
2 Daya saing pariwisata meningkat Dinas Pariwisata
Jumlah Kunjungan wisatawan nusantara dan Orang 2,992,897 3,244,768 3,467,197 3,581,189 3,668,097 3,775,284
wisatawan mancanegara
Semua PD
1 Kesesuaian program dalam dokumen
Semua PD
perencanaan Perangkat Daerah (PD)
Persentase kesesuaian program dalam :
1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100
2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100
2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat
Semua PD
Daerah (PD) Meningkat
Persentase laporan keuangan disusun tepat
Persen 100 100 100 100 100 100
waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)
3 Kepuasan masyarakat terhadap Semua PD
penyelenggaraan pelayanan PD meningkat
Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) Indeks 79 79.25 79.5 79.75 80 80

20 Dinas Pertanian dan Pangan


Sasaran dan Indikator Sasaran
1 Kesejahteraan masyarakat petani meningkat Dinas Pertanian dan Pangan

- pendapatan per kapita sektor pertanian (PDRB


sektor pertanian:Jumlah penduduk di sektor
pertanian)
Pendapatan sektor pertanian (dalam juta)
padi Rp/ha 20.28 20.36 20.46 20.56 20.66 20.77
jagung Rp/ha 16.35 16.44 16.52 16.6 16.67 16.75
kedelai Rp/ha 8.29 8.33 8.37 8.41 8.46 8.5
kakao Rp/ha 22.00 23.10 24.26 25.47 26.74 28.08
kelapa Rp/ha 28.80 30.24 63.50 64.77 66.06 67.14
mete (biji) Rp/ha 30.00 31.50 20.00 21.01 22.06 23.15
tembakau Rp/ha 60.00 63.00 66.15 69.46 72.93 76.58
bawang merah Rp/ha 136.80 144.00 151.20 158.76 166.70 175.03
cabe besar Rp/ha 188.10 198.00 63.50 64.77 66.06 67.14
Hasil pengiriman ternak (sapi, kambing, DOC) Rp/tahun 33,060 31,742 32,953 33,379 33,808 34,267

Hasil ternak /daging sapi, kambing ayam dan Rp/tahun 238,722 245,267 249,568 256,396 263,440 270,683
telur
- Jumlah kelompok tani yang telah kelompok 104 107 110 113 114 117
menerapkan Agribisnis terpadu

2 Ketersediaan, distribusi, dan konsumsi pangan Dinas Pertanian dan Pangan


meningkat

VIII - 17
Data Awal TARGET TAHUN
NO SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN PD SATUAN KETERANGAN
2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Pertumbuhan Ketersediaan, distribusi, dan
konsumsi pangan:
1) Ketersediaan Pangan (Beras) ton 106,099 126,816 123,169 123,705 124,240 125,111
2) ketersediaan data dan informasi harga pasar

- Beras IR I Rp 10,776 10,383 10,500 10,712 10,765 10,815


- Beras IR II Rp 9,598 9,500 9,550 9,620 9,751 9,810
- Jagung Pipil Kering Rp 5,100 5,100 5,100 5,150 5,200 5,250
Kedelai Lokal Rp 10,423 8,000 8,100 8,200 8,300 8,400
3) Nilai PPH (Pola Pangan Harapan) 81.7 84.4 85.8 87.2 88.4 89.2
4) Nilai NBM (Neraca Bahan Makanan) 92.7 90.3 88 89 90 91

 3 Produksi Tanaman Pangan Meningkat Dinas Pertanian dan Pangan

Tingkat produksi komoditas unggulan tanaman


pangan :
Padi ton 260,787 290,441 290,817 291,195 291,572 292,488
Jagung ton 238,322 205,887 206,500 207,500 208,500 209,500
Kedelai ton 11,079 4,000 6,000 6,500 7,000 7,500
Ubi Kayu ton 1,029,196 876,319 878,510 880,706 882,908 885,110

 4 Produksi hasil perkebunan dan hortikultura Dinas Pertanian dan Pangan


unggulan meningkat
Tingkat produksi hasil perkebunan dan
hortikultura unggulan:
Kakao Kg 430,310 318,000 364,000 413,000 465,000 520,000
Mete Kg 262,913 522,087 548,191 575,600 604,380 634,600
Tembakau Kg 222,932 445,864 468,157 491,565 516,143 541,950
Kelapa butir 19,662,720 20,697,600 21,732,480 22,819,104 23,960,059 25,158,062
Bawang Merah ton 480.50 456.75 463.60 470.56 477.61 484.78
Cabe ton 427.30 472.99 480.08 487.29 494.6 502.01

 5 Produksi komoditas peternakan unggulan Dinas Pertanian dan Pangan


meningkat
Jumlah Populasi ternak dan Produksi daging
dan telur
Sapi Potong Ekor 150,331 150,346 150,846 151,396 151,956 152,526
Kambing Ekor 182,330 182,512 186,163 189,886 193,683 197,557
Ayam Buras Ekor 1,169,540 1,150,109 1,161,610 1,173,263 1,184,956 1,196,808
Produksi daging Kg 4,582,847 4,618,031 4,604,618 4,609,282 4,613,993 4,618,751
Produksi telur Kg 3,382,929 3,417,314 3,383,837 3,384,297 3,384,762 3,385,232

Semua PD
1 Kesesuaian program dalam dokumen
Semua PD
perencanaan Perangkat Daerah (PD)
Persentase kesesuaian program dalam :

1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100
2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100

VIII - 18
Data Awal TARGET TAHUN
NO SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN PD SATUAN KETERANGAN
2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat
Semua PD
Daerah (PD) Meningkat
Persentase laporan keuangan disusun tepat
persen 100 100 100 100 100 100
waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)
3 Kepuasan masyarakat terhadap
Semua PD
penyelenggaraan pelayanan PD meningkat
Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) Indeks 0 76.5 77.75 78.75 79 80

21 Dinas Perindustrian dan Perdagangan

Sasaran dan Indikator Sasaran


1 Pertumbuhan sektor industri dan perdagangan Dinas Perindustrian dan
yang meningkat Perdagangan
Pertumbuhan nilai tambah sektor industri unit 21,025 21,048 21,072 21,097 21,124 21,152
Pertumbuhan nilai tambah Sektor Perdagangan

'- Nilai ekspor daerah rupiah 43,518,565,880 43,780,307,000 43,971,545,000 44,132,204,000 44,240,381,000 44,436,090,000
'- Nilai perdagangan daerah rupiah 26,010,000,000 26,010,000,000 26,530,200,000 27,060,804,000 27,602,020,000 28,154,000,000
2 Sarana dan Prasarana perdagangan meningkat Dinas Perindustrian dan
Perdagangan
Pertumbuhan pasar pemerintah dengan daya
dukung kelengkapan fasilitas memadai unit 2 5 7 9 11 13

Semua PD
1 Kesesuaian program dalam dokumen
Semua PD
perencanaan Perangkat Daerah (PD)
Persentase kesesuaian program dalam :
1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100
2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100
2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat
Semua PD
Daerah (PD) Meningkat
Persentase laporan keuangan disusun tepat
persen 100 100 100 100 100 100
waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)
3 Kepuasan masyarakat terhadap Semua PD
penyelenggaraan pelayanan PD meningkat
Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) indeks 78.07 78.46 78.84 79.23 79.61 80

22 Inspektorat Daerah
Sasaran dan Indikator Sasaran
Pengendalian internal terhadap tata kelola
1 Inspektorat Daerah
keuangan Pemerintah Daerah Meningkat
Tingkat Maturitas SPIP Nilai 1.44 2 2.5 3 3.1 3.2

Semua PD
1 Kesesuaian program dalam dokumen
Semua PD
perencanaan Perangkat Daerah (PD)
Persentase kesesuaian program dalam :
1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100
2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100

VIII - 19
Data Awal TARGET TAHUN
NO SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN PD SATUAN KETERANGAN
2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat
Semua PD
Daerah (PD) Meningkat
Persentase laporan keuangan disusun tepat
Persen 100 100 100 100 100 100
waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)
3 Kepuasan masyarakat terhadap
Semua PD
penyelenggaraan pelayanan PD meningkat
Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) Indeks 78 79 80 80.5 80.75 81

23 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah


Sasaran dan Indikator Sasaran
1 Kesesuaian program pembangunan daerah Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah
Indeks kesesuaian program persen 100 100 100 100 100 100
2 Kerjasama Penelitian dalam Pembangunan Badan Perencanaan
Daerah meningkat Pembangunan Daerah
Hasil kerjasama penelitian yang ditindaklanjuti 4 4 6 8 10 12
menjadi kebijakan
Semua PD
1 Kesesuaian program dalam dokumen
Semua PD
perencanaan Perangkat Daerah (PD)
Persentase kesesuaian program dalam :
1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100
2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100
2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat Semua PD
Daerah (PD) Meningkat
Persentase laporan keuangan disusun tepat
persen 100 100 100 100 100 100
waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)
3 Kepuasan masyarakat terhadap Semua PD
penyelenggaraan pelayanan PD meningkat
Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) Indeks 79 79.25 79.5 79.75 80 80

24 Badan Keuangan dan Aset Daerah


Sasaran dan Indikator Sasaran
1 Kualitas Pengelolaan Keuangan Daerah Badan Keuangan dan Aset
Meningkat Daerah
Indeks Pengelolaan Keuangan 100 100 100 100 100 100
2 Kualitas Penatausahaan Aset Daerah Badan Keuangan dan Aset
meningkat Daerah
Indeks Pengelolaan Aset Daerah 90 90 90 95 100 100
3 Pendapatan Asli Daerah Meningkat Badan Keuangan dan Aset
Daerah
Persentase Kontribusi PAD terhadap APBD
Persen 11.90 11.90 12 12.00 12.00 12.10

SEMUA PD
1 Kesesuaian program dalam dokumen
Semua PD
perencanaan Perangkat Daerah (PD)
Persentase kesesuaian program dalam :
1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100
2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100

VIII - 20
Data Awal TARGET TAHUN
NO SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN PD SATUAN KETERANGAN
2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat Semua PD
Daerah (PD) Meningkat
Persentase laporan keuangan disusun tepat
persen 100 100 100 100 100 100
waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)
3 Kepuasan masyarakat terhadap Semua PD
penyelenggaraan pelayanan PD meningkat
Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) Indeks 77 77 77 78 78 79

25 Badan Kepegawaian, Pendidikan, dan Pelatihan


Daerah

Sasaran dan Indikator Sasaran


1 Aparatur yang kompeten dan profesional BKPPD
meningkat
Indeks profesionalitas ASN Indeks 100 100 100 100 100 100
Semua PD
1 Kesesuaian program dalam dokumen
Semua PD
perencanaan Perangkat Daerah (PD)
Persentase kesesuaian program dalam :
1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100
2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100
2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat
Semua PD
Daerah (PD) Meningkat
Persentase laporan keuangan disusun tepat
persen 100 100 100 100 100 100
waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)
3 Kepuasan masyarakat terhadap
Semua PD
penyelenggaraan pelayanan PD meningkat
Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) indeks 78.07 78.5 78.8 79.2 79.5 79.8

26 Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)


Sasaran dan Indikator Sasaran
Sistem penanggulangan bencana yang BPBD
1 terencana, integratif dan responsif meningkat

Persentase penanganan bencana Persen 100 100 100 100 100 100
Semua PD
1 Kesesuaian program dalam dokumen
Semua PD
perencanaan Perangkat Daerah (PD)
Persentase kesesuaian program dalam :
1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100
2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100
2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat
Semua PD
Daerah (PD) Meningkat
Persentase laporan keuangan disusun tepat
persen 100 100 100 100 100 100
waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)
3 Kepuasan masyarakat terhadap
Semua PD
penyelenggaraan pelayanan PD meningkat
Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) Indeks 78.3 78.7 79.1 79.6 80 80

27 SEKRETARIAT DAERAH

VIII - 21
Data Awal TARGET TAHUN
NO SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN PD SATUAN KETERANGAN
2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sasaran dan Indikator Sasaran
1 Nilai AKIP Pemerintah Daerah Meningkat Sekretariat Daerah
Nilai AKIP Pemerintah Daerah B B B BB BB BB
2 Kepuasan masyarakat terhadap Sekretariat Daerah
penyelenggaraan pelayanan publik meningkat

Nilai IKM Kabupaten 78.48 78.25 78.5 79 79.5 80


3 Pertumbuhan ekonomi meningkat Sekretariat Daerah
Angka pertumbuhan ekonomi persen 4,89 4.96 5.03 5.1 5.17 5.24
4 Penyelenggaraan Pemerintahan daerah Sekretariat Daerah
Meningkat
Nilai Capaian Kinerja Penyelenggaraan Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi Sangat Tinggi
Pemerintahan Daerah
SEMUA OPD
1 Kesesuaian program dalam dokumen
Semua PD
perencanaan Perangkat Daerah (PD)
Persentase kesesuaian program dalam :
1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100
2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100
2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat
Semua PD
Daerah (PD) Meningkat
Persentase laporan keuangan disusun tepat
Persen 100 100 100 100 100 100
waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)
3 Kepuasan masyarakat terhadap
Semua PD
penyelenggaraan pelayanan PD meningkat
Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) Indeks 78.3 79 79.2 79.4 79.6 80

28 SEKRETARIAT DPRD
Sasaran dan Indikator Sasaran
1 Kualitas layanan bidang administrasi dan Sekretariat DPRD
keuangan bagi Anggota DPRD meningkat
Persentase anggota DPRD yang puas terhadap persen 90 91 92 93 94 95
layanan tentang administrasi dan keuangan

SEMUA OPD
1 Kesesuaian program dalam dokumen
Semua PD
perencanaan Perangkat Daerah (PD)
Persentase kesesuaian program dalam :
1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100
2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100
2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat
Semua PD
Daerah (PD) Meningkat
Persentase laporan keuangan disusun tepat
persen 100 100 100 100 100 100
waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)
3 Kepuasan masyarakat terhadap Semua PD
penyelenggaraan pelayanan PD meningkat
Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) Indeks 79 79.25 79.5 79.75 80 80

29 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik

VIII - 22
Data Awal TARGET TAHUN
NO SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN PD SATUAN KETERANGAN
2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Sasaran dan Indikator Sasaran
1 Masalah/kejadian terkait dengan ketahanan Bakesbangpol
bangsa menurun
Persentase konflik sosial yang tertangani persen 75 76 85 87 90

Semua PD
1 Kesesuaian program dalam dokumen
Semua PD
perencanaan Perangkat Daerah (PD)
Persentase kesesuaian program dalam :
1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100
2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100
2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat Semua PD
Daerah (PD) Meningkat
Persentase laporan keuangan disusun tepat persen 100 100 100 100 100 100
waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)
3 Kepuasan masyarakat terhadap Semua PD
penyelenggaraan pelayanan PD meningkat
Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) persen 75.50 76.00 76.00 78.00 78.75 79.75

30 Kecamatan Wonosari
Sasaran dan Indikator Sasaran
1 Kualitas penyelenggaraan Pemerintahan
Kecamatan Wonosari
kecamatan meningkat
Persentase desa yang menetapkan RKPDesa
persen 100 100 100 100 100 100
dan APBDesa tepat waktu
Semua PD
1 Kesesuaian program dalam dokumen
Semua PD
perencanaan Perangkat Daerah (PD)
Persentase kesesuaian program dalam :
1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100
2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100
2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat Semua PD
Daerah (PD) Meningkat
Persentase laporan keuangan disusun tepat persen 100 100 100 100 100 100
waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)
3 Kepuasan masyarakat terhadap Semua PD
penyelenggaraan pelayanan PD meningkat
Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) Indeks 76.43 78.07 78.5 79.5 80 80

31 Kecamatan Paliyan
Sasaran dan Indikator Sasaran
1 Kualitas penyelenggaraan Pemerintahan
Kecamatan Paliyan
kecamatan meningkat
Persentase desa yang menetapkan RKPDesa
persen 100 83 100 100 100 100
dan APBDesa tepat waktu
Semua PD
1 Kesesuaian program dalam dokumen
Semua PD
perencanaan Perangkat Daerah (PD)
Persentase kesesuaian program dalam :

VIII - 23
Data Awal TARGET TAHUN
NO SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN PD SATUAN KETERANGAN
2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100
2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100
2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat Semua PD
Daerah (PD) Meningkat
Persentase laporan keuangan disusun tepat persen 100 100 100 100 100 100
waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)
3 Kepuasan masyarakat terhadap Semua PD
penyelenggaraan pelayanan PD meningkat
Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) Indeks 76.43 78.07 78.07 79.5 80 80

32 Kecamatan Panggang
Sasaran dan Indikator Sasaran
1 Kualitas penyelenggaraan Pemerintahan
Kecamatan Panggang
kecamatan meningkat
Persentase desa yang menetapkan RKPDesa
persen 100 100 100 100 100 100
dan APBDesa tepat waktu
Semua PD
1 Kesesuaian program dalam dokumen
Semua PD
perencanaan Perangkat Daerah (PD)
Persentase kesesuaian program dalam :
1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100
2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100
2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat Semua PD
Daerah (PD) Meningkat
Persentase laporan keuangan disusun tepat persen 100 100 100 100 100 100
waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)
3 Kepuasan masyarakat terhadap Semua PD
penyelenggaraan pelayanan PD meningkat
Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) Indeks 78.25 78.5 78.5 79.5 80 80

33 Kecamatan Tepus
Sasaran dan Indikator Sasaran
1 Kualitas penyelenggaraan Pemerintahan
Kecamatan Tepus
kecamatan meningkat
Persentase desa yang menetapkan RKPDesa persen 70 70 100 100 100 100
dan APBDesa tepat waktu
Semua PD
1 Kesesuaian program dalam dokumen
Semua PD
perencanaan Perangkat Daerah (PD)
Persentase kesesuaian program dalam :
1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100
2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100
2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat
Semua PD
Daerah (PD) Meningkat
Persentase laporan keuangan disusun tepat
persen 95 75 100 100 100 100
waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)
3 Kepuasan masyarakat terhadap Semua PD
penyelenggaraan pelayanan PD meningkat
Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) Indek 80 80 80.05 80.10 80.15 80.20

VIII - 24
Data Awal TARGET TAHUN
NO SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN PD SATUAN KETERANGAN
2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

34 Kecamatan Rongkop
Sasaran dan Indikator Sasaran
1 Kualitas penyelenggaraan Pemerintahan
kecamatan meningkat
Persentase desa yang menetapkan RKPDesa 50 70 100 100 100 100
Persen Kecamatan Rongkop
dan APBDesa tepat waktu
Semua PD
1 Kesesuaian program dalam dokumen
Semua PD
perencanaan Perangkat Daerah (PD)
Persentase kesesuaian program dalam :
1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100
2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100
2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat
Semua PD
Daerah (PD) Meningkat
Persentase laporan keuangan disusun tepat
Persen 100 100 100 100 100 100
waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)
3 Kepuasan masyarakat terhadap
Semua PD
penyelenggaraan pelayanan PD meningkat
Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) Indeks 78 78.07 78.50 79 79.50 80

35 Kecamatan Semanu
Sasaran dan Indikator Sasaran
1 Kualitas penyelenggaraan Pemerintahan
Kecamatan Semanu
kecamatan meningkat
Persentase desa yang menetapkan RKPDesa persen 53.33 100 100 100 100 100
dan APBDesa tepat waktu
Semua PD
1 Kesesuaian program dalam dokumen
Semua PD
perencanaan Perangkat Daerah (PD)
Persentase kesesuaian program dalam :
1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100
2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100
2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat
Semua PD
Daerah (PD) Meningkat
Persentase laporan keuangan disusun tepat
persen 100 100 100 100 100 100
waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)
3 Kepuasan masyarakat terhadap
Semua PD
penyelenggaraan pelayanan PD meningkat
Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) indeks 81.69 82.00 83.00 84.00 85.00 86.00

36 Kecamatan Ponjong
Sasaran dan Indikator Sasaran
1 Kualitas penyelenggaraan Pemerintahan
Kecamatan Ponjong
kecamatan meningkat
Persentase desa yang menetapkan RKPDesa
persen 100 60 100 100 100 100
dan APBDesa tepat waktu
Semua PD

VIII - 25
Data Awal TARGET TAHUN
NO SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN PD SATUAN KETERANGAN
2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Kesesuaian program dalam dokumen
Semua PD
perencanaan Perangkat Daerah (PD)
Persentase kesesuaian program dalam :
1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100
2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100
2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat Semua PD
Daerah (PD) Meningkat
Persentase laporan keuangan disusun tepat persen 100 100 100 100 100 100
waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)
3 Kepuasan masyarakat terhadap Semua PD
penyelenggaraan pelayanan PD meningkat
Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) indeks 78.07 78.07 78.20 78.30 79 79.05

37 Kecamatan Karangmojo
Tujuan dan Indikator Tujuan
Sasaran dan Indikator Sasaran
1 Kualitas penyelenggaraan Pemerintahan
Kecamatan Karangmojo
kecamatan meningkat
Persentase desa yang menetapkan RKPDesa
persen 100 100 100 100 100 100
dan APBDesa tepat waktu
Semua PD
1 Kesesuaian program dalam dokumen
Semua PD
perencanaan Perangkat Daerah (PD)
Persentase kesesuaian program dalam :
1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100
2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100
2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat Semua PD
Daerah (PD) Meningkat
Persentase laporan keuangan disusun tepat persen 100 100 100 100 100 100
waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)
3 Kepuasan masyarakat terhadap Semua PD
penyelenggaraan pelayanan PD meningkat
Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) indeks 76.29 76.72 77.5 78 79.5 80

38 Kecamatan Playen
Sasaran dan Indikator Sasaran
1 Kualitas penyelenggaraan Pemerintahan
Kec. Playen
kecamatan meningkat
Persentase desa yang menetapkan RKPDesa
persen 100 100 100 100 100 100
dan APBDesa tepat waktu
Semua PD
1 Kesesuaian program dalam dokumen
Semua PD
perencanaan Perangkat Daerah (PD)
Persentase kesesuaian program dalam :
1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100
2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100
2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat Semua PD
Daerah (PD) Meningkat

VIII - 26
Data Awal TARGET TAHUN
NO SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN PD SATUAN KETERANGAN
2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Persentase laporan keuangan disusun tepat persen 100 100 100 100 100 100
waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)
3 Kepuasan masyarakat terhadap Semua PD
penyelenggaraan pelayanan PD meningkat
Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) indeks 76.56 76.61 76.65 76.8 77.02 77.1

39 Kecamatan Nglipar
Sasaran dan Indikator Sasaran
1 Kualitas penyelenggaraan Pemerintahan
Kecamatan Nglipar
kecamatan meningkat
Persentase desa yang menetapkan RKPDesa
persen 100 100 100 100 100 100
dan APBDesa tepat waktu
Semua PD
1 Kesesuaian program dalam dokumen
Semua PD
perencanaan Perangkat Daerah (PD)
Persentase kesesuaian program dalam :
1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100
2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100
2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat Semua PD
Daerah (PD) Meningkat
Persentase laporan keuangan disusun tepat persen 100 100 100 100 100 100
waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)
3 Kepuasan masyarakat terhadap Semua PD
penyelenggaraan pelayanan PD meningkat
Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) Indeks 79 79.25 79.5 80 80.05 80.1

40 Kecamatan Ngawen
Sasaran dan Indikator Sasaran
1 Kualitas penyelenggaraan Pemerintahan
Kecamatan Ngawen
kecamatan meningkat
Persentase desa yang menetapkan RKPDesa
persen 90 95 100 100 100 100
dan APBDesa tepat waktu
Semua PD
1 Kesesuaian program dalam dokumen
Semua PD
perencanaan Perangkat Daerah (PD)
Persentase kesesuaian program dalam :
1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100
2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100
2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat Semua PD
Daerah (PD) Meningkat
Persentase laporan keuangan disusun tepat persen 100 100 100 100 100 100
waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)
3 Kepuasan masyarakat terhadap Semua PD
penyelenggaraan pelayanan PD meningkat
Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) indeks 80 80 78.07 80,25 80,30 80,35

41 Kecamatan Semin
Sasaran dan Indikator Sasaran

VIII - 27
Data Awal TARGET TAHUN
NO SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN PD SATUAN KETERANGAN
2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 Kualitas penyelenggaraan Pemerintahan
Kecamatan Semin
kecamatan meningkat
Persentase desa yang menetapkan RKPDesa
persen 90 90 100 100 100 100
dan APBDesa tepat waktu
Semua PD
1 Kesesuaian program dalam dokumen
Semua PD
perencanaan Perangkat Daerah (PD)
Persentase kesesuaian program dalam :
1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100
2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100
2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat Semua PD
Daerah (PD) Meningkat
Persentase laporan keuangan disusun tepat persen 100 100 100 100 100 100
waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)
3 Kepuasan masyarakat terhadap Semua PD
penyelenggaraan pelayanan PD meningkat
Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) indeks 78.00 78.07 78.50 79 79.5 80

42 Kecamatan Patuk
Sasaran dan Indikator Sasaran
1 Kualitas penyelenggaraan Pemerintahan
Kecamatan Patuk
kecamatan meningkat
Persentase desa yang menetapkan RKPDesa
persen 80 80 100 100 100 100
dan APBDesa tepat waktu
Semua PD
1 Kesesuaian program dalam dokumen
Semua PD
perencanaan Perangkat Daerah (PD)
Persentase kesesuaian program dalam :
1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100
2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100
2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat Semua PD
Daerah (PD) Meningkat
Persentase laporan keuangan disusun tepat persen 100 100 100 100 100 100
waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)
3 Kepuasan masyarakat terhadap Semua PD
penyelenggaraan pelayanan PD meningkat
Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) indeks 78.65 79 79 79.16 80 80

43 Kecamatan Saptosari
Sasaran dan Indikator Sasaran
Kualitas penyelenggaraan Pemerintahan
1 Kecamatan Saptosari
kecamatan meningkat
Persentase desa yang menetapkan RKPDesa
persen 100 100 100 100 100 100
dan APBDesa tepat waktu
Semua PD
1 Kesesuaian program dalam dokumen
Semua PD
perencanaan Perangkat Daerah (PD)
Persentase kesesuaian program dalam :
1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100

VIII - 28
Data Awal TARGET TAHUN
NO SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN PD SATUAN KETERANGAN
2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100
2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat Semua PD
Daerah (PD) Meningkat
Persentase laporan keuangan disusun tepat persen 100 100 100 100 100 100
waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)
3 Kepuasan masyarakat terhadap Semua PD
penyelenggaraan pelayanan PD meningkat
Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) indeks 78.65 79 79 79.16 80 80

44 Kecamatan Gedangsari
Sasaran dan Indikator Sasaran
1 Kualitas penyelenggaraan Pemerintahan
Kecamatan Gedangsari
kecamatan meningkat
Persentase desa yang menetapkan RKPDesa
persen 73 75 100 100 100 100
dan APBDesa tepat waktu
Semua PD
1 Kesesuaian program dalam dokumen
Semua PD
perencanaan Perangkat Daerah (PD)
Persentase kesesuaian program dalam :
1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100
2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100
2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat Semua PD
Daerah (PD) Meningkat
Persentase laporan keuangan disusun tepat persen 100 100 100 100 100 100
waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)
3 Kepuasan masyarakat terhadap Semua PD
penyelenggaraan pelayanan PD meningkat
Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) indeks 78.55 78.8 79 79.25 79.5 80

45 Kecamatan Girisubo
Sasaran dan Indikator Sasaran
1 Kualitas penyelenggaraan Pemerintahan Kecamatan Girisubo
kecamatan meningkat
Persentase desa yang menetapkan RKPDesa
persen 75 85 100 100 100 100
dan APBDesa tepat waktu
Semua PD
1 Kesesuaian program dalam dokumen
Semua PD
perencanaan Perangkat Daerah (PD)
Persentase kesesuaian program dalam :
1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100
2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100
2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat Semua PD
Daerah (PD) Meningkat
Persentase laporan keuangan disusun tepat persen 100 100 100 100 100 100
waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)
3 Kepuasan masyarakat terhadap Semua PD
penyelenggaraan pelayanan PD meningkat
Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) indeks 78 79 79 79 80 80

VIII - 29
Data Awal TARGET TAHUN
NO SASARAN DAN INDIKATOR SASARAN PD SATUAN KETERANGAN
2016 2017 2018 2019 2020 2021
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
46 Kecamatan Tanjungsari
Sasaran dan Indikator Sasaran
1 Kualitas penyelenggaraan Pemerintahan
Kecamatan Tanjungsari
kecamatan meningkat
Persentase desa yang menetapkan RKPDesa persen 80 80 100 100 100 100
dan APBDesa tepat waktu
Semua PD
1 Kesesuaian program dalam dokumen
Semua PD
perencanaan Perangkat Daerah (PD)
Persentase kesesuaian program dalam :
1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100
2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100
2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat Semua PD
Daerah (PD) Meningkat
Persentase laporan keuangan disusun tepat persen 100 100 100 100 100 100
waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)
3 Kepuasan masyarakat terhadap Semua PD
penyelenggaraan pelayanan PD meningkat
Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) indeks 77 78.25 78.5 79 79.5 80

47 Kecamatan Purwosari
Sasaran dan Indikator Sasaran
1 Kualitas penyelenggaraan Pemerintahan
Kecamatan Purwosari
kecamatan meningkat
Persentase desa yang menetapkan RKPDesa
persen 100 100 100 100 100 100
dan APBDesa tepat waktu
Semua PD
1 Kesesuaian program dalam dokumen
Semua PD
perencanaan Perangkat Daerah (PD)
Persentase kesesuaian program dalam :
1. Renja PD terhadap RKPD, Persen 100 100 100 100 100 100
2. Renstra PD terhadap RPJMD Persen NA 100 100 100 100 100
2 Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Perangkat Semua PD
Daerah (PD) Meningkat
Persentase laporan keuangan disusun tepat persen 100 100 100 100 100 100
waktu (Bulanan, Semesteran, Tahunan)
3 Kepuasan masyarakat terhadap Semua PD
penyelenggaraan pelayanan PD meningkat
Nilai IKM Perangkat Daerah (PD) indeks 78.95 78.96 78,98 78,98 78,99 80

VIII - 30
BAB IX
PENUTUP

9.1. Pedoman Transisi


Untuk menjaga kesinambungan pembangunan dan mengisi
kekosongan RKPD setelah RPJMD Tahun 2016-2021 berakhir, RPJMD
Tahun 2016-2021 menjadi pedoman penyusunan RKPD dan RAPBD tahun
pertama dibawah kepemimpinan Kepala Daerah dan wakil Kepala Daerah
terpilih hasil pemilihan umum Kepala Daerah pada periode berikutnya. Hal
ini antara lain bertujuan untuk menyelesaikan masalah-masalah
pembangunan yang belum seluruhnya tertangani sampai dengan akhir
periode RPJMD dan masalah-masalah pembangunan yang akan dihadapi
dalam tahun pertama masa pemerintahan baru.
Selanjutnya RKPD masa transisi merupakan tahun pertama dan
bagian yang tidak terpisahkan dari RPJMD dari Kepala Daerah dan Wakil
Kepala Daerah terpilih hasil pemilukada pada periode berikutnya.

9.2. Kaidah Pelaksanaan


Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah merupakan
penjabaran dari visi, misi, dan program Kepala Daerah dan Wakil Kepala
Daerah terpilih yang selanjutnya menjadi pedoman bagi setiap Kepala
Perangkat Daerah dalam menyusun Rencana Strategis (Renstra) Perangkat
Daerah dan pedoman untuk menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah
(RKPD).
Sehubungan dengan hal tersebut, bagi semua pemangku
kepentingan pembangunan di Kabupaten Gunungkidul diharapkan dapat
mendukung upaya mewujudkan visi, misi, dan sasaran pembangunan
dengan kaidah-kaidah pelaksanaan sebagai berikut:
1. Perangkat Daerah serta masyarakat termasuk dunia usaha,
berkewajiban untuk melaksanakan program-program dalam RPJMD
dengan sebaik-baiknya;
2. Perangkat Daerah berkewajiban untuk menyusun rencana strategis yang
memuat visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan, program, dan kegiatan
sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing Perangkat Daerah dan
menjadi pedoman dalam menyusun Renja Perangkat Daerah setiap
tahun;
3. Perangkat Daerah berkewajiban menjamin konsistensi antara RPJMD
dengan Renstra Perangkat Daerah;
4. Dalam rangka meningkatkan konsistensi dan efektivitas pelaksanaan
RPJMD, Bappeda berkewajiban untuk melakukan pemantauan terhadap
penjabaran RPJMD ke dalam Renstra Perangkat Daerah.

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten


Gunungkidul Tahun 2016-2021 merupakan penjabaran Visi, Misi, dan
Program Kepala Daerah dan Kepala Daerah terpilih yang telah melalui
tahapan pembahasan dengan melibatkan para pemangku kepentingan. Hal
ini sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004
tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional dan Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tetang Pemerintahan Daerah yang mengamanatkan
bahwa semua dokumen perencanaan harus disusun dengan menerapkan
pendekatan teknokratis, partisipatif, politis, dan top-down bottom-up.
Dokumen RPJMD berlaku selama 5 (lima) tahun masa jabatan Kepala
Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih dan harus menjadi dasar
pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan selama periode tersebut.

IX-1
Dalam dokumen RPJMD tahun 2016-2021 dijabarkan tetang visi
dan misi daerah yang telah ditetapkan akan dicapai dengan menetapkan
tujuan dan sasaran beserta indikator yang jelas dan terukur sekaligus
dengan program-program pembangunan yang akan dilakukan. Tujuan,
sasaran, dan program pembangunan yang dirancanakan telah disesuaikan
dengan urusan dan kewenangan pemerintah daerah yang diwujudkan
dalam bentuk kelembagaan perangkat daerah. Dengan demikian semua
perangkat daerah sesuai dengan tugas dan fungsi masing-masing
mempunyai peran dalam upaya pencapaian visi, misi, tujuan dan sasaran
pembangunan daerah yang dituangkan dalam Rencana Strategis Perangkat
Daerah.
Selanjutnya, sebagaimana dalam proses penyusunannya yang
melibatkan semua pemangku kepentingan, dalam proses pelaksanaan dan
pengawasan RPJMD Tahun 2016-2021 juga harus didukung oleh semua
pemangku kepentingan pembangunan di Kabupaten Gunungkidul.
Pemerintah Kabupaten Gunungkidul tidak mungkin dapat mewujudkan visi
yag telah ditetapkan apabila tidak ada peran partisipasi aktif dari seluruh
pemangku kepentingan baik masyarakat, perguruan tinggi, masyarakat.
Dengan demikian diharapkan semua pihak yang akan turut berperan dalam
proses pembangunan di Kabupaten Gunungkidul sampai dengan tahun
2021 harus berpedoman pada dokumen RPJMD ini. Semoga dengan
ditetapkannya dokumen RPJMD Tahun 2016-2021 dapat menjadi awal
upaya mewujudkan visi yang telah disepakati yang pada akhirnya berujung
pada peningkatan kesejahteraan seluruh masyarakat Kabupaten
Gunungkidul.

BUPATI GUNUNGKIDUL,

BADINGAH

IX-2
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
(BAPPEDA)

Jalan Satria No. 3 Wonosari Gunungkidul 55812


Telp. 0274 - 391 761, Fax. 0274 - 391 701
Website : http://bappeda.gunungkidulkab.go.id
E-Mail : bappeda@gunungkidulkab.go.id

Anda mungkin juga menyukai