TENTANG
BUPATI SIJUNJUNG,
dan
BUPATI SIJUNJUNG
MEMUTUSKAN:
Pasal 1
Pasal 6
(2) Mengubah substansi/materi BAB I, BAB II, BAB III, BAB IV, BAB V,
BAB VI, BAB VII, BAB VIII, BAB IX pada lampiran Peraturan Daerah
Kabupaten Sijunjung Nomor 7 Tahun 2016 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Sijunjung Tahun
2016-2021 sehingga menjadi sebagaimana tercantum dalam lampiran
yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.
Pasal II
Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.
dto
YUSWIR ARIFIN
dto
ZEFNIHAN
ATAS
TENTANG
I. UMUM
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional di Indonesia diatur
melalui Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang hirarki
perencanaan, proses perencanaan, mekanisme perencanaan, isi
rencana, waktu pelaksanaan serta stakeholder perencanaan
pembangunan pada setiap tingkatan yakni nasional, provinsi dan
kabupaten/kota. Selanjutnya, undang-undang tersebut juga
mengamanatkan tentang perlunya dilakukan pengendalian dan
evaluasi terhadap perencanaan yang telah atau sedang dijalankan
untuk dapat mengetahui tingkat capaian pelaksanaan embangunan
berikut masukan kebijakan dan program yang perlu dilakukan untuk
menjamin suksesnya pelaksanaan rencana pada periode yang tersisa.
Perencanaan pembangunan lima tahunan Kabupaten Sijunjung
yang sedang dilaksanakan adalah Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJMD) Tahap III dari Rencana Pembangunan Jangka
Panjang (RPJPD) Periode 2005-2025. RPJMD Kabupaten Sijunjung
2016-2021 tersebut berisikan sembilan prioritas untuk mengatasi
berbagai permasalahan yang ada. Kesembilan prioritas tersebut
adalah sebagai berikut : prioritas Ekonomi yang berdaya saing tinggi,
prioritas Pengembangan usaha pariwisata dan ekonomi kreatif yang
didukung infrastruktur, transportasi, industri perdagangan dan
perhotelan serta informasi, komunikasi dan sektor terkait lainnya,
prioritas Membangun ketahanan pangan, prioritas Peningkatan
kualitas pendidikan, prioritas Peningkatan derajat kesehatan
masyarakat, prioritas Peningkatan kinerja dan pelayanan daerah,
prioritas Pengelolaan sumber daya alam yang berwawasan lingkungan
dan prioritas Peningkatan kualitas kehidupan beragama, adat dan
sosial budaya.
Pelaksanaan RPJMD Kabupaten Sijunjung Tahun 2016-2021
tersebut memasuki tahun kedua, namun dengan adanya perubahan
kebijakan nasional maka kebijakan daerah yang telah direncanakan
harus disesuaikan kembali dengan perubahan kebijakan dimaksud.
Perubahan kebijakan nasional meliputi antara lain perubahan
kebijakan nasional di bidang pengalihan kewenangan dari
kabupaten/kota ke provinsi di bidang pendidikan, kehutanan,
perikanan dan kelautan, pertambangan dan energi, serta adanya
perubahan struktur organisasi. Perubahan kebijakan tersebut
membawa dampak terhadap indikator capaian pembangunan, yang
selanjutnya untuk sisa tahun rencana perlu dilakukan penyesuaiaan
kembali capaian pembangunan daerah dengan indikator-indikator
kinerja yang ditetapkan dengan tetap mempertimbangan kemampuan
keuangan daerah serta visi, misi, tujuan, sasaran dan program
prioritas Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah terpilih.
Berdasarkan evaluasi tersebut di atas, serta dengan mengacu
kepada ketentuan Pasal 50 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun
2008, maka perlu menetapkan Peraturan Daerah tentang Perubahan
Atas Peraturan Daerah Kabupaten Sijunjung Nomor 7 Tahun 2016
tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Sijunjung Tahun 2016-2021.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI i
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR vii
BAB I PENDAHULUAN I-1
1.1. Latar Belakang I-1
1.2. Dasar Hukum Penyusunan I-4
1.3. Hubungan Antar Dokumen I-6
1.4. Maksud dan Tujuan I-10
1.5. Sistematika Penulisan I-10
RPJMD PERUBAHAN i
KABUPATEN SIJUNJUNG 2016-2021
2.3.1.8. Urusan Tenaga Kerja II-35
2.3.1.9. Urusan Pemberdayan Perempuan dan Perlindungan II-36
Anak
2.3.1.10. Urusan Pangan II-36
2.3.1.11. Urusan Pertanahan II-37
2.3.1.12. Urusan Lingkungan Hidup II-37
2.3.1.13. Urusan Administrasi Kependudukan dan Pencatatan II-38
Sipil
2.3.1.14. Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa II-39
2.3.1.15. Urusan Keluarga BerencanadanKeluarga Sejahtera II-40
2.3.1.16. Urusan Perhubungan II-41
2.3.1.17. Urusan Komunikasi dan Informatika II-41
2.3.1.18. Urusan Otonomi Daerah II-42
2.3.1.19. Urusan Koperasi dan Usaha Kecil Menengah II-43
2.3.1.20. Urusan Penanaman Modal II-44
2.3.1.21. Urusan Kepemudaan dan Olahraga II-45
2.3.1.22. Urusan Statistik II-45
2.3.1.23. Urusan Kebudayaan II-46
2.3.1.24. Urusan Perpustakaan II-46
2.3.1.25. Urusan Kearsipan II-47
2.3.2. Pelayanan Urusan Pilihan II-47
2.3.2.1. Urusan Kelautan dan Perikanan II-47
2.3.2.2. Urusan Pariwisata II-48
2.3.2.3. Urusan Pertanian II-48
2.3.2.4. Urusan Kehutanan II-50
2.3.2.5. Urusan Energi dan Sumber Daya Mineral II-51
2.3.2.6. Urusan Perdagangan II-52
2.3.2.7. Urusan Perindustrian II-53
2.3.2.8. Urusan Transmigrasi II-53
2.4. Aspek Daya Saing Daerah II-54
2.4.1. Kemampuan Ekonomi Daerah II-54
2.4.2. Fasilitas Daerah / Infrastruktur II-54
2.4.2.1. Fasilitas Perhubungan II-55
2.4.2.2. Energi Listrik dan Telekomunikasi II-55
2.4.2.3. Rencana Tata Ruang Wilayah II-56
2.4.3. Iklim Berinvestasi II-56
2.4.4. Sumber Daya Manusia II-57
ii RPJMD PERUBAHAN
KABUPATEN SIJUNJUNG 2016-2021
4.1.2.2. Pelayanan Urusan Wajib yang Tidak Berkaitan dengan IV-5
Pelayanan Dasar
4.1.2.3. Pelayanan Urusan Pilihan IV-8
4.1.2.4. Pelayanan Lainnya IV-10
4.2. Isu Strategis IV-10
Tabel 1.1. Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Sijunjung I-8
Tahun 2011-2031
Tabel 2.1. Luas Wilayah Kecamatan, Jumlah Nagari/Desa dan Jumlah II-3
Jorong/Dusun menurut Kecamatan di Kabupaten Sijunjung
Tabel 2.2 Frekuensi Kejadian Bencana di Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015 II-4
Tabel 2.3 Perkembangan Iklim di Kabupaten Sijunjung Tahun 2011-2015 II-4
Tabel 2.4 Penggunaan Lahan menurut Kecamatan di Kabupaten Sijunjung II-7
Tahun 2015
Tabel 2.5 Potensi Bahan Galian dan Mineral di Kabupaten Sijunjung II-8
Tabel 2.6 Potensi Wisata di Kabupaten Sijunjung II-10
Tabel 2.7 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sijunjung menurut Lapangan II-12
Usaha Tahun 2011-2015
Tabel 2.8 Kontribusi Lapangan Usaha terhadap Produk Domestik Regional Bruto II-13
Kabupaten Sijunjung Tahun 2011-2015
Tabel 2.9 Perkembangan Pendapatan Perkapita di Kabupaten Sijunjung Tahun II-16
2010-2015
Tabel 2.10 Tingkat Pengangguran di Kabupaten Sijunjung dan Provinsi Sumatera II-16
Barat Tahun 2010-2015
Tabel 2.11 Angka Kemiskinan di Kabupaten Sijunjung dan Provinsi Sumatera Barat II-17
Tahun 2010-2015
Tabel 2.12 Rasio Ketersediaan Sekolah Dasar terhadap Penduduk Usia II-24
Sekolah Dasar di Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015
Tabel 2.13 Rasio Guru Sekolah Dasar terhadap Siswa Sekolah Dasar di Kabupaten II-24
Sijunjung Tahun 2010-2015
Tabel 2.14 Rasio Sekolah Menengah Pertama (SMP) terhadap Penduduk Usia II-25
SMP di Kabupaten SijunjungTahun 2010-2015
Tabel 2.15 Rasio Guru SMP terhadap Siswa di Kabupaten Sijunjung Tahun 2010- II-25
2015
Tabel 2.16 Rasio Sekolah Menengah Atas (SMA) terhadap Penduduk Usia SMA II-25
di Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015
Tabel 2.17 Rasio Guru SMA terhadap Siswa di Kabupaten Sijunjung Tahun 2010- II-26
2015
Tabel 2.18 Angka Partisipasi Kasar menurut Jenjang Pendidikan di Kabupaten II-26
Sijunjung Tahun 2010-2015
Tabel 2.19 Angka Partisipasi Murni menurut Jenjang Pendidikan Kabupaten II-27
Sijunjung Tahun 2010-2015
Tabel 2.20 Rasio Jumlah Posyandu terhadap Jumlah Balita (per 1000 Balita) di II-30
Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015
Tabel 2.21 Rasio Jumlah Puskesmas terhadap Jumlah Penduduk (per 30.000 II-31
Penduduk) di Kabupaten SijunjungTahun 2010-2015
Tabel 2.22 Rasio Jumlah Tenaga Kesehatan terhadap Jumlah Penduduk (per II-31
10.000 Penduduk) di KabupatenSijunjung Tahun 2010-2015
Tabel 2.23 Panjang Jalan dalam Kondisi Baik di Kabupaten Sijunjung Tahun 2010- II-32
2015
Tabel 2.24 Realisasi Indikator Urusan Perumahan Rakyat dan Kawasan II-33
Permukiman di Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015
Tabel 2.25 Perkembangan Kejadian Gangguan Kamtibmas di Kabupaten Sijunjung II-33
Tahun 2010-2015
Tabel 2.26 KetersediaanDokumenPerencanaan Pembangunan Daerah II-34
Tabel 2.27 Perkembangan Indikator Urusan Sosial di Kabupaten Sijunjung Tahun II-35
2010-2015
Tabel 2.28 Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan II-36
Anak di Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015
iv RPJMD PERUBAHAN
KABUPATEN SIJUNJUNG 2016-2021
Tabel 2.29 Capaian Kinerja Pembangunan Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan II-40
Desa Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015
Tabel 2.30 Capaian Indikator Kinerja Urusan Perhubungan di Kabupaten Sijunjung II-41
Tahun 2010-2015
Tabel 2.31 Nilai, Peringkat, dan Status KinerjaPenyelenggaraanPemerintahan II-43
Daerah KabupatenSijunjungTahun 2010-2015
Tabel 2.32 Perkembangan Indikator Urusan Penanaman Modal di Kabupaten II-44
Sijunjung Tahun 2010-2015
Tabel 2.33 Perkembangan Indikator Urusan Kepemudaan dan Olahraga Kabupaten II-45
Sijunjung Tahun 2010-2015
Tabel 2.34 Perkembangan Indikator Urusan Kebudayaan di Kabupaten Sijunjung II-46
Tahun 2010-2015
Tabel 2.35 Capaian Kinerja Pembangunan Urusan Perpustakaan di Kabupaten II-47
Sijunjung Tahun 2010-2015
Tabel 2.36 Perkembangan Indikator Urusan Kearsipan di Kabupaten Sijunjung II-47
Tahun 2010-2015
Tabel 2.37 Perkembangan Indikator Urusan Pariwisata Kabupaten Sijunjung Tahun II-48
2010-2015
Tabel 2.38 Capaian Indikator Kinerja Urusan Perdagangan di Kabupaten Sijunjung II-53
Tahun 2010-2015
Tabel 2.39 Aspek Kemampuan Ekonomi Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015 II-54
Tabel 2.40 Jumlah Izin Prinsip dan Angka Kriminalitas di Kabupaten Sijunjung II-57
Tahun 2010-2015
Tabel 2.41 Rasio Ketergantungan Penduduk Kabupaten Sijunjung Tahun II-58
2010-2015
Tabel 3.1 Rata-Rata Pertumbuhan per Tahun dan Perkembangan Jumlah III-2
Pendapatan Daerah Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015
Tabel 3.2 Rata-Rata Pertumbuhan per Tahun dan Perkembangan Kontribusi III-3
Pendapatan Daerah Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015
Tabel 3.3 Rata-Rata Pertumbuhan per Tahun dan Perkembangan Jumlah III-4
Belanja Daerah Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015
Tabel 3.4 Rata-Rata Pertumbuhan per Tahun dan Perkembangan Jumlah III-5
Belanja Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015
Tabel 3.5 Rata-Rata Pertumbuhan per Tahun dan Perkembangan Kontribusi III-6
Jumlah Belanja Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015
Tabel 3.6 Perkembangan Realisasi Pembiayaan Kabupaten Sijunjung Tahun III-7
2010-2015
Tabel 3.7 Perkembangan Neraca Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015 III-8
Tabel 3.8 Perkembangan Rasio Keuangan Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015 III-10
Tabel 3.9 Jumlah Aset dan Kewajiban PDAM Tirta Sanjung Buana Tahun III-10
2011-2015
Tabel 3.10 Rugi / Laba PDAM Tirta Sanjung Buana Tahun 2011-2015 III-11
Tabel 3.11 Jumlah Aset dan Kewajiban PD. Kinantan Tahun 2011-2015 III-11
Tabel 3.12 Rugi / Laba PD. Kinantan Tahun 2011-2015 III-11
Tabel 3.13 Jumlah Aset dan Kewajiban PT. Sanjung Husada Mandiri Tahun III-11
2011-2015
Tabel 3.14 Rugi / Laba PT. Sanjung Husada Mandiri Tahun 2011-2015 III-12
Tabel 3.15 Investasi Pemerintah Kabupaten Sijunjung pada Badan Usaha III-12
Tahun 2015
Tabel 3.16 Target Pendapatan Daerah dari BUMD Tahun 2016-2021 III-12
Tabel 3.17 Perkembangan Proporsi Jumlah Belanja Aparatur terhadap Jumlah III-13
Pengeluaran Daerah Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015
Tabel 3.18 Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kabupaten III-14
Sijunjung Tahun 2010-2015
Tabel 3.19 Defisit Riil Anggaran Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015 III-15
Tabel 3.20 Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Sijunjung Tahun 2016-2021 III-16
RPJMD PERUBAHAN v
KABUPATEN SIJUNJUNG 2016-2021
Tabel 3.21 Proyeksi Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan untuk Memenuhi III-18
Kebutuhan Pembangunan Daerah Kabupaten Sijunjung Tahun 2016-
2021
Tabel 3.22 Proyeksi Kemampuan Keuangan untuk Memenuhi Kebutuhan III-19
Pembangunan Daerah Kabupaten Sijunjung Tahun 2016-2021
Tabel 5.1 Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Kabupaten Sijunjung Tahun V-3
2016-2021
Tabel 5.2 Tujuan, Sasaran, Indikator Kinerja Sasaran dan Target Kinerja Sasaran V-5
Kabupaten Sijunjung Tahun 2016-2021
Tabel 6.1 Keterkaitan antara Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Arah Kebijakan VI-6
Kabupaten Sijunjung Tahun 2016-2021
Tabel 6.2 Hubungan antara Misi dan Prioritas Pembangunan Daerah VI-12
Tabel 6.3 Program Pembangunan Daerah Kabupaten Sijunjung Tahun 2016-2021 VI-13
Tabel 6.4 Sinkronisasi antara Prioritas Nasional, Prioritas Provinsi Sumatera Barat VI-25
dan Prioritas Kabupaten Sijunjung
Tabel 6.5 Sinkronisasi Prioritas Pembangunan Nasional, Provinsi Sumatera Barat, VI-26
dan Kabupaten Sijunjung
Tabel 6.6 Kebijakan Pembangunan Daerah dalam Program Perangkat Daerah VI-28
Tabel 7.1 Indikasi Rencana Program Prioritas yang Disertai Kebutuhan VII-2
Pendanaan Kabupaten Sijunjung Tahun 2016-2021
Tabel 8.1 Indikator Kinerja Daerah Kabupaten Sijunjung Tahun 2016-2021 VIII-3
vi RPJMD PERUBAHAN
KABUPATEN SIJUNJUNG 2016-2021
DAFTAR GAMBAR
Oleh karena terjadinya perubahan kebijakan nasional tersebut, maka perlu dilakukan
perubahan terhadap RPJMD sebagaimana diatur dalam Pasal 342 Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan
Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Daerah dan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah.
Selanjutnya berdasarkan Surat Edaran Bersama Menteri Dalam Negeri dan Menteri
Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional Republik
Indonesia Nomor 050/4936/SJ dan Nomor 0430/M.PPN/12/2016 perihal Petunjuk Pelaksanaan
Penyelarasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah dengan Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional 2015-2019, disampaikan bagi daerah yang melakukan perubahan
RPJMD agar melakukan penyelarasan dengan RPJMN 2015-2019 dengan mengikuti petunjuk
pelaksanaan penyelarasan sebagaimana lampiran surat tersebut.
Dasar hukum penyusunan RPJMD Kabupaten Sijunjung Tahun 2016-2021 adalah sebagai
berikut :
1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 1956 tentang Pembentukan Daerah Otonom Kabupaten
Dalam Lingkungan Daerah Provinsi Sumatera Tengah (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 1956 Nomor 25);
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4286);
4. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2014 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia
Nomor 4355);
5. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4421);
6. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Nasional Tahun 2005-2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 33,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4700);
7. Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2007 Nomor 68, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4725);
8. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 5234);
RPJM Nasional Tahun 2015-2019 menyebutkan bahwa visi Indonesia Tahun 2015-2019
adalah Terwujudnya Indonesia yang Berdaulat, Mandiri dan Berkepribadian Berlandaskan Gotong
Royong. Untuk mencapai visi tersebut maka ditetapkan 9 ( sembilan) misi sebagai berikut; 1)
Mewujudkan keamanan nasional yang mampu menjaga kedaulatan wilayah, menopang
kemandirian ekonomi dengan mengamankan sumber daya maritim dan mencerminkan
kepribadian Indonesia sebagai negara kepulauan, 2) Mewujudkan masyarakat maju,
berkeseimbangan, dan demokratis berlandaskan negara hukum, 3) Mewujudkan politik luar negeri
bebas-aktif dan memperkuat jati diri sebagai negara maritim, 4) Mewujudkan kualitas hidup
manusia Indonesia yang tinggi, maju dan sejahtera, 5) Mewujudkan bangsa yang berdaya saing,
6) Mewujudkan Indonesia menjadi negara maritim yang mandiri, maju, kuat, dan berbasiskan
kepentingan nasional, 7) Mewujudkan masyarakat yang berkepribadian dalam kebudayaan.
Adapun agenda prioritas pembangunan yang ditetapkan yaitu; 1) Menghadirkan kembali negara
untuk melindungi segenap bangsa dan memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara, 2)
Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan yang bersih,
efektif, demokratis, dan terpercaya, 3) Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat
daerah-daerah dan desa dalam kerangka negara kesatuan, 4) Memperkuat kehadiran negara
dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan
terpercaya, 5) Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia, 6) Meningkatkan
produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga bangsa Indonesia bisa maju
dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya, 7) Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan
menggerakkan sektor-sektor strategis ekonomi domestik, 8) Melakukan revolusi karakter bangsa,
9) Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Sembilan agenda dan prioritas pembangunan pemerintah tersebut, lebih dikenal dengan
program ‘Nawacita’. Agar RPJMN Nasional mampu dioperasionalkan secara optimal dan tercipta
harmonisasi irama pembangunan, RPJMD Kabupaten Sijunjung Tahun 2016-2021 wajib
mengacu pada pokok-pokok ‘Nawacita’ tersebut. Pada konteks inilah pendekatan top-down dan
bottom-up diimplementasikan dalam penyusunan RPJMD kabupaten Sijunjung.
Visi pembangunan Provinsi Sumatera Barat yang ingin diwujudkan pada periode 2016-2021
adalah : “Terwujudnya Sumatera Barat yang Madani dan Sejahtera”. Visi tersebut diuraikan ke
dalam 5 (lima) misi, yaitu: 1) Meningkatkan tata kehidupan yang harmonis, agamais, beradat, dan
berbudaya berdasarkan falsafah” adat basandi syarak, syarak basandi kitabullah”. 2).
Meningkatkan tata pemerintahan yang baik, bersih dan profesional. 3). Meningkatkan
I-6 RPJMD PERUBAHAN
KABUPATEN SIJUNJUNG 2016-2021
sumberdaya manusia yang cerdas, sehat, beriman, berkarakter, dan berkualitas tinggi. 4).
Meningkatkan ekonomi masyarakat berbasis kerakyatan yang tangguh, produktif, dan berdaya
saing regional dan global, dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya pembangunan
daerah. 5). Meningkatkan infrastruktur dan pembangunan yang berkelanjutan serta berwawasan
lingkungan. Penyusunan Visi dan Misi Kabupaten Sijunjung untuk tahun 2016-2021 mendatang
juga didasarkan pada Visi dan Misi Provinsi Sumatera Barat tersebut sehingga diharapkan
rencana pembangunan kabupaten Sijunjung saling bersinergi dengan rencana Pembangunan
Provinsi maupun nasional.
Kelima fokus pembangunan ini ditujukan dalam upaya memperkuat identitas pembangunan
Kabupaten Sijunjung yang konsisten menuju terwujudnya visi dan misi pembangunan Kabupaten
Sijunjung 2005-2025. Penyusunan RPJMD Kabupaten Sijunjung Tahun 2016-2021 di samping
menpedomani RTRW dan RPJPD kabupaten, juga mempedomani RPJM Nasional dan RPJMD
Provinsi Sumatera Barat serta memperhatikan RPJMD daerah lainnya, sebagaimana
diamanatkan oleh Pasal 160 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata
Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi
Rancangan Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah yang merupakan upaya sinkronisasi perencanaan
pembangunan yang terintegrasi.
Tabel 1.1
Kebijakan dan Strategi Penataan Ruang Wilayah Kabupaten Sijunjung Tahun 2011-2031
RPJMD Kabupaten Sijunjung juga akan menjadi pedoman untuk penyusunan Rencana
Strategis (Renstra) perangkat daerah. Renstra perangkat daerah merupakan penjabaran teknis
RPJMD yang berfungsi sebagai dokumen perencanaan teknis operasional dalam menentukan
arah kebijakan serta indikasi program dan kegiatan setiap urusan atau fungsi pemerintahan untuk
jangka waktu 5 (lima) tahun.
RPJMD Kabupaten Sijunjung Tahun 2016-2021 setiap tahunnya dijabarkan ke dalam Rencana
Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang merupakan dokumen perencanaan Daerah untuk periode 1
(satu) tahun. RKPD memuat program prioritas dan kegiatan perangkat daerah untuk setiap tahun
rencana yang mengacu pada RPJMD
Gambar 1.1
Hubungan RPJMD Kabupaten Sijunjung Tahun 2016-2021
dengan Dokumen Perencanaan Lainnya
RPJMD
Kab. Sijunjung 2016-2021
Renstra
KLHS RPJMD Perubahan Perangkat Daerah
Kab. Sijunjung 2016 – 2021
Evaluasi RPJMD RKPD
MP3ESB Kab. Sijunjung
Maksud penyusunan RPJMD Kabupaten Sijunjung Tahun 2016 – 2021 adalah untuk dapat
memberikan arah dan pedoman bagi pelaku pembangunan dalam melaksanakan proses
pembangunan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan yang sudah ditetapkan.
Tujuan penyusunan RPJMD Kabupaten Sijunjung Tahun 2016 – 2021 adalah :
1. Menjabarkan visi dan misi Bupati dan Wakil Bupati dengan memuat arah kebijakan dan program
pembangunan daerah jangka menengah;
2. Menetapkan pedoman untuk penyusunan Rencana Strategis (Renstra) perangkat daerah;
3. Memberikan pedoman dalam penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) serta
Rencana Kerja (Renja) perangkat daerah;
4. Mewujudkan pembangunan daerah yang sinergis dan selaras antara pembangunan nasional,
provinsi dan kabupaten serta dengan kabupaten/kota yang berbatasan.
Sistematika penulisan RPJMD Kabupaten Sijunjung Tahun 2016 – 2021 terdiri dari 10 (sepuluh)
Bab sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Dasar Hukum Penyusunan
1.3. Hubungan Antar Dokumen
1.4. Maksud dan Tujuan
1.5. Sistematika Penulisan
BAB IX PENUTUP
9.1. Pedoman Transisi
9.2. Kaidah Pelaksanaan
Gambar 2.1
Peta Administrasi Kabupaten Sijunjung
Tiga kecamatan terluas di Kabupaten Sijunjung adalah Kecamatan Kamang Baru dengan
luas 837,8 km, Kecamatan Sijunjung dengan luas 748,0 km, dan Kecamatan Sumpur Kudus dengan
luas 575,4. Selanjutnya jumlah nagari dan jorong yang paling banyak juga terdapat pada ketiga
kecamatan tersebut. Kecamatan Kamang Baru memiliki 11 nagari dan 61 jorong, Kecamatan Sumpur
Kudus memiliki 11 nagari dan 55 jorong, dan Kecamatan Sijunjung memiliki 9 nagari dan 56 jorong.
Ketiga kecamatan yang paling luas tesebut juga memiliki jumlah jorong yang paling banyak.
Kecamatan Kamang Baru memiliki 61 Jorong.
Tabel 2.1
Luas Wilayah Kecamatan, Jumlah Nagari/Desa dan Jumlah Jorong/Dusun
menurut Kecamatan di Kabupaten Sijunjung
Luas Persentase
Jumlah Jumlah
No Kecamatan Wilayah terhadap Luas
Nagari/Desa Jorong/ Dusun
(Km2) Kabupaten (%)
1 Kamang Baru 837,80 28,29 11 61
2 Tanjung Gadang 459,79 16,18 9 41
3 Sijunjung 748,00 18,01 9 56
4 Lubuk Tarok 187,60 6,14 6 24
5 IV Nagari 96,30 3,99 5 17
6 Kupitan 82,01 2,23 3+1 desa 9+5 dusun
7 Koto VII 143,90 4,35 6+1 nagari persiapan 36
8 Sumpur Kudus 575,40 20,81 11 55
60 nagari,
299 jorong,
Jumlah 3.130,80 100 1 nagari persiapan,
5 dusun
1 desa
Sumber : Sijunjung Dalam Angka 2016
Tabel 2.2
Frekuensi Kejadian Bencana di Kabupaten Sijunjung
Tahun 2010-2015
No Jenis Bencana 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 Banjir 7 9 24 16 25 9
2 Longsor 17 23 11 13 32 20
3 Kebakaran lahan / kebun 0 1 0 8 22 37
Kebakaran tempat tinggal/pabrik/
4 21 22 11 38 36 3
pasar/gedung
5 Angin kencang/puting 16 7 1 6 17 22
6 Jumlah lokasi bencana 69 65 51 90 138 56
7 Jumlah kecamatan lokasi bencana 7 8 7 8 8 8
Sumber : Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Perkembangan iklim di Kabupaten Sijunjung tahun 2010-2015 dapat dilihat dalam tabel
berikut :
Tabel 2.3
Perkembangan Iklim di Kabupaten Sijunjung Tahun 2011-2015
No Indikator Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1. Suhu Terendah °C 21 21 21 21 21 21
2. Suhu Tertinggi °C 33 33 33 33 33 33
3. Curah Hujan Terendah mm/th 78 78 78 78 78 78
4. Curah Hujan Tertinggi mm/th 335 335 335 335 335 335
Sumber : Data SIPD Kabupaten Sijunjung 2010-2015
Sementara itu, produktivitas tanah yang rendah sampai sedang ternyata mengalami
pertumbuhan dengan baik, tetapi harus dengan perlakuan khusus untuk mencegah erosi, karena
tanah yang bertekstur sedang lebih peka terhadap erosi. Sedangkan tanah dengan tekstur kasar
menyerap air sangat tinggi, tetapi daya simpan air sangat rendah, sehingga kurang cocok untuk
tanaman pangan lahan kering. Jenis tanah ini luasannya mencapai 77.125 ha atau 24,64% dari luas
wilayah kabupaten. Kondisi tanah seperti ini hampir terdapat di seluruh kecamatan dengan jumlah
terbesar berada di Kecamatan Sumpur Kudus dan yang terkecil di Kecamatan Tanjung Gadang.
Gambar 2.2
Komposisi Penggunaan Lahan di Kabupaten Sijunjung Tahun 2015
Kebun Campuran/
Sejenis
3.87%
Hutan Perkebunan
51.03% 23.21%
Secara umum penggunaan lahan di Kabupaten Sijunjung pada tahun 2015 didominasi oleh
hutan dengan luas sebesar 51,03% dan diikuti oleh perkebunan sebesar 23,21%, tanah kering
sebesar 10%, serta padang/semak sebesar 6,12% dari luas wilayah Kabupaten Sijunjung. Kondisi
ini menunjukkan penggunaan lahan di Kabupaten Sijunjung belum dapat dioptimalkan karena
didominasi oleh kawasan hutan. Hal ini membutuhkan adanya arah dan kebijakan pembangunan
untuk mengantisipasi pesatnya dinamika perkembangan dan pertumbuhan penduduk Kabupaten
Sijunjung karena memiliki implikasi terhadap kebutuhan lahan sehingga perlu beberapa penyesuaian
terhadap pengembangannya.
Luas lahan di Kabupaten Sijunjung dari tahun ke tahun mengalami perubahan sesuai
dengan peruntukannya. Perkembangan pembangunan yang pesat baik di sektor pertanian,
perkebunan, pertambangan dan permukiman jelas akan membawa pengaruh yang signifikan terhadap
penggunaan lahan. Luas penggunaan lahan menurut kecamatan di Kabupaten Sijunjung pada tahun
2015, dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
2.1.7.1. Perkebunan
Berdasarkan data dari Dinas Pertanian Kabupaten Sijunjung, produksi karet di Kabupaten
Sijunjung tahun 2015 sebesar 27.134 ton dan kelapa sawit sebesar 18.173 ton, dan kakao mencapai
638 ton. Produksi karet, kelapa sawit, dan kakao tertinggi tahun 2015 adalah Kecamatan Kamang
Baru yaitu sebesar 8.850 ton untuk karet atau 32,62% dari produksi kabupaten, 17.625 ton untuk
kelapa sawit atau 96,98% dari produksi kabupaten, dan 165 ton atau sebesar 25,86% dari produksi
Kabupaten Sijunjung.
2.1.7.2. Pertambangan
Berdasarkan peta tambang berizin dan potensi penyebaran bahan tambang di Kabupaten
Sijunjung, beberapa potensi bahan tambang dapat dikembangkan. Untuk lebih jelasnya penyebaran
potensi bahan tambang di Kabupaten Sijunjung dapat dilihat pada tabel berikut :
Parambahan/Bukit Bual Terukur 14.093.000 ton Nilai kalori 6.800 kkal/kg. PT. Allied
Indo Coal.
II BAHAN GALIAN LOGAM
1. Air Raksa Tersebar di Sibalabu, Sei Sumberdaya Tahap inventarisasi
Tapir Batu Anjung, dan
Gade Talang
Bukit Sumanik, Tanjung 348.260.000 ton (210 ha) Penyelidikan umum batu kapur
Lolo, Tanjung Gadang (dolomitan setempat), berwarna
abu-abu muda-tua, putih-
kemerahan, masif, hampir tidak
dijumpai berbentuk kristal-kristal
halus, pejal dan kompak.
Kandungan unsur (%) :
Ca) 29,39-55,40, MgO 0,16-15,31,
Fe2O3 ttd – 2,55, SiO2
11. Marmer Bukit Talang Liang dan Terduga 90 ha 75.000.000 ton Penyelidikan umum
Bukit Talaung, Tj. Lolo,
Tj. Gadang
Sumber : Dinas Pertambangan dan Energi Kabupaten Sijunjung dan BKPM Provinsi Sumatera Barat
2.1.7.3. Pariwisata
Kabupaten Sijunjung merupakan salah satu daerah di Provinsi Sumatera Barat yang memiliki
potensi wisata yang potensial. Potensi wisata tersebut meliputi potensi wisata alam, wisata budaya,
dan wisata buatan yang tersebar di beberapa kecamatan. Sebagai daerah tujuan wisata dalam
wilayah provinsi, Kabupaten Sijunjung termasuk dalam Destinasi Pariwisata Provinsi (DPP) V
Sumatera Barat yang meliputi wisata alam, wisata budaya/sejarah, dan wisata buatan yang sudah
dapat dijangkau dari segala penjuru dan didukung prasarana jalan yang memadai. Beberapa potensi
wisata yang terdapat di Kabupaten Sijunjung dapat dilihat pada tabel berikut :
Gambar 2.3
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sijunjung
dan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2010-2015 (%)
6.34
6.4 6.31
6.2 6.14
5
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Rata-rata laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sijunjung selama periode tahun 2010-2015
adalah sebesar 5,94%. Namun dilihat per tahun, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sijunjung dalam
periode tersebut mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun. Pada tahun 2010 laju pertumbuhan
ekonomi mencapai 5,57% lalu meningkat cukup tinggi pada tahun 2011 menjadi 6,11% dan 6,15%
pada tahun berikutnya, namun kemudian terjadi penurunan sampai tahun 2015 dengan laju
pertumbuhan hanya 5,66% pada tahun 2015 tersebut. Fluktuasi laju pertumbuhan ekonomi juga
terjadi pada untuk Provinsi Sumatera Barat selama periode tahun 2010-2015.
Tabel 2.7
Laju Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Sijunjung
menurut Lapangan Usaha Tahun 2011-2015 (%)
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa pertumbuhan ekonomi pada setiap lapangan
usaha dalam periode tahun 2011-2015 berfluktuasi. Hal ini sejalan dengan pertumbuhan ekonomi
keseluruhan di Kabupaten Sijunjung sebagaimana telah diuraikan dan diperlihatkan melalui
Gambar 2.3. Jika dilihat dari rata-rata pertumbuhan selama periode 2011-2015, lapangan usaha
yang cukup tinggi rata-rata pertumbuhannya adalah jasa pendidikan, informasi dan komunikasi, jasa
lainnya, jasa kesehatan dan kegiatan sosial, serta konstruksi, masing-masing dengan angka di atas
8,00%.
Tabel 2.8
Kontribusi Lapangan Usaha terhadap Produk Domestik Regional Bruto
Kabupaten Sijunjung Atas Dasar Harga Berlaku Tahun 2011-2015 (%)
Berdasarkan tabel di atas, ternyata rata-rata kontribusi lapangan usaha pertanian, kehutanan
dan perikanan terhadap PDRB Kabupaten Sijunjung tahun 2010-2015 adalah yang paling besar yaitu
32,26%. Kontribusi lapangan usaha terbesar kedua adalah pertambangan dan penggalian di mana
rata-rata kontribusinya selama periode 2010-2015 sebesar 14,73%, dan diikuti oleh lapangan usaha
konstruksi dengan rata-rata kontribusi mencapai sebesar 11,85% serta lapangan usaha
perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dengan rata-rata kontribusi
sebesar 11,44%.
Perkembangan data selama lima tahun terakhir sebagaimana tabel di atas memperlihatkan
bahwa sektor pertanian, kehutanan dan perikanan di Kabupaten Sijunjung merupakan sektor yang
paling dominan dalam mendukung perekonomian daerah. Hal ini juga terlihat dalam penyerapan
tenaga kerja yang cukup tinggi di sektor ini. Pada tahun 2010 jumlah tenaga kerja pada sektor ini
mencapai 10.034 orang atau sebesar 59,45% dari total tenaga kerja. Hal ini menunjukkan bahwa
sebagian besar penduduk Kabupaten Sijunjung bekerja pada sektor pertanian khususnya tanaman
perkebunan.
Sementara itu, angka pengangguran di Kabupaten Sijunjung jauh lebih rendah dibandingkan
dengan angka pengangguran di tingkat Provinsi Sumatera Barat. Angka pengangguran Kabupaten
Sijunjung pada tahun 2010 adalah sebesar 4,13% dari jumlah angkatan kerja, namun kemudian
mengalami kenaikan menjadi sebesar 4,26% pada tahun 2015. Artinya kinerja Pemerintah Daerah
Kabupaten Sijunjung dalam mengatasi pengangguran selama tahun 2010 sampai dengan tahun
2015 belum maksimal. Namun demikian secara rata-rata selama periode 2010-2015 angka
pengangguran di Kabupaten Sijunjung (4.08%) berada di bawah angka pengangguran rata-rata
Provinsi Sumatera Barat yakni sebesar 7,01%. Untuk lebih jelasnya perbandingan angka
pengangguran Provinsi Sumatera Barat dan Kabupaten Sijunjung dapat dilihat pada tabel di bawah
ini :
Tabel 2.10
Tingkat Penggangguran di Kabupaten Sijunjung dan
Provinsi Sumatera Barat Tahun 2010-2015
Berdasarkan standar ukuran kemiskinan yang dikemukakan oleh Bank Dunia ini, maka
selama periode 2010-2015, angka kemiskinan di Indonesia cenderung menurun, yaitu sebesar
15,42% pada tahun 2010 menjadi 11,37% pada tahun 2015. Kondisi yang hampir sama dengan
Indonesia, angka kemiskinan di Kabupaten Sijunjung juga mengalami penurunan yang cukup
signifikan. Pada tahun 2010 angka kemiskinan di Kabupaten Sijunjung adalah sebesar 10,45% dan
kemudian mengalami penurunan menjadi 7,87% pada tahun 2015. Jika dibandingkan dengan angka
kemiskinan Provinsi Sumatera Barat selama periode 2010-2015, ternyata angka kemiskinan
Kabupaten Sijunjung per tahunnya lebih tinggi dibandingkan dengan angka kemiskinan Provinsi
Sumatera Barat. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.11
Angka Kemiskinan di Kabupaten Sijunjung
dan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2010-2015
Angka Kemiskinan (%)
Tahun
Kabupaten Sijunjung Provinsi Sumatera Barat
2010 10,45 9,44
2011 9,94 8,99
2012 8,79 8,00
2013 8,53 7,56
2014 7,74 6,89
2015 7,87 6,71
Sumber : BPS Provinsi Sumatera Barat
Perkembangan angka IPM Kabupaten Sijunjung selama periode 2010-2015 dapat dilihat
pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.4
Indeks Pembangunan Manusia Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015
65.5 65.30
65 64.95
64.48
64.5
64 63.7
63.5
62.92
63 62.51
62.5
62
61.5
61
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Selanjutnya jika dibandingkan dengan IPM kabupaten/kota tetangga dan Provinsi Sumatera
Barat, angka IPM Kabupaten Sijunjung memang masih rendah. Hal tersebut dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
Gambar 2.5
Perbandingan IPM Kabupaten Sijunjung dengan Kabupaten/Kota Tetangga
dan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2015
68.00 67.12
66.00 65.30
64.00
62.00
Sijunjung Solok Tanah Datar Dharmasraya Sawahlunto Sumatera
Barat
Gambar 2.6
Perkembangan Angka Umur Harapan Hidup
Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015
65.3
65.22
65.2
65.1
65
64.9
64.8 64.7 64.72 64.72 64.72
64.68
64.7
64.6
64.5
64.4
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Jika dibandingkan dengan AHH kabupaten/kota tetangga dan Provinsi Sumatera Barat pada
tahun 2015, AHH Kabupaten Sijunjung ternyata masih relatif rendah. Hal ini memberikan gambaran
masih rendahnya tingkat kesadaran kesehatan yang dimiliki oleh masyarakat. Sebab selama periode
RPJMD 2010-2015, Pemerintah Daerah sudah menyediakan sarana dan parasarana pelayanan
kesehatan masyarakat sampai ke tingkat nagari. Akan tetapi kenyataannya masyarakat belum
memanfaatkan sarana dan prasarana pelayanan tersebut secara maksimum sehingga belum
memberikan dampak yang optimal terhadap peningkatan angka harapan hidup masyarakat
Kabupaten Sijunjung.
Perbandingan AHH Kabupaten Sijunjung dengan beberapa kabupaten/kota tetangga dan
Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2015, dapat dilihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.7
Perbandingan Angka Umur Harapan Hidup Kabupaten Sijunjung
dengan Kabupaten/Kota Tetangga dan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2015
71
70.16
70 69.27
69 68.75 68.66
68 67.35
67
66 65.22
65
64
63
62
Sijunjung Solok Tanah Datar Dharmasraya Sawahlunto Sumatera
Barat
Gambar 2.8
Perkembangan Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015
7.35 7.33
7.32
7.3
7.3
7.25
7.2
7.2
7.15 7.1
7.09
7.1
7.05
7
6.95
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Gambar 2.9
Perbandingan Rata-Rata Lama Sekolah Kabupaten Sijunjung dengan
Kabupaten/Kota Tetangga dan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2015
10 9.66
9 8.42
7.93 8.03
8 7.33 7.57
7
6
5
4
3
2
1
0
Sijunjung Solok Tanah Datar Dharmasraya Sawahlunto Sumatera
Barat
Gambar 2.10
Harapan Lama Sekolah Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015
12 11.91 11.94
11.8
11.61
11.6
11.4 11.22
11.2
11 10.83
10.73
10.8
10.6
10.4
10.2
10
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Selanjutnya bila angka harapan lama sekolah Kabupaten Sijunjung dibandingkan dengan
angka harapan lama sekolah beberapa kabupaten/kota daerah tetangga, ternyata angka harapan
lama sekolah Kabupaten Sijunjung masih relatif lebih rendah. Hal ini memberikan gambaran bahwa
perkembangan pembangunan sumber daya manusia di Kabupaten Sijunjung memang masih lebih
lambat dibandingkan dengan beberapa daerah tetangga. Tetapi dari segi peningkatannya,
sebenarnya pergerakan angka harapan lama sekolah di Kabupaten Sijunjung tidak terlalu jauh
tertinggal dibandingkan dengan daerah tetangga tersebut. Untuk lebih jelasnya perbandingan angka
harapan lama sekolah tersebut dapat dilihat gambar di bawah ini.
Gambar 2.11
Perbandingan Harapan Lama Sekolah Kabupaten Sijunjung dengan
Kabupaten/Kota Tetangga dan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2015
14
13.6
13.5 13.35
13 12.88
12.69
12.36
12.5
11.94
12
11.5
11
Sijunjung Solok Tanah Datar Dharmasraya Sawahlunto Sumatera
Barat
Gambar 2.12
Pengeluaran Perkapita Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015 (Rp. Ribu)
10,000 9,907
9,726
9,599
9,500 9,359
9,146
8,868
9,000
8,500
8,000
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Gambar 2.13
Perbandingan Pengeluaran Perkapita Kabupaten Sijunjung dengan
Kabupaten/Kota Tetangga dan Provinsi Sumatera Barat Tahun 2015 (Rp. Ribu)
12,000
9,907 10,014 10,550
10,000 9,228 9,621
8,780
8,000
6,000
4,000
2,000
0
Sijunjung Solok Tanah Datar Dharmasraya Sawahlunto Sumatera
Barat
Tabel 2.12
Rasio Ketersediaan Sekolah Dasar terhadap Penduduk Usia Sekolah Dasar
di Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015 (per 10.000 Penduduk)
Indikator Rasio Ketersediaan Tahun
Sekolah per Penduduk Usia
Sekolah 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Rasio jumlah guru terhadap siswa SD di Kabupaten Sijunjung dalam periode 2010-2015 juga
mengalami fluktuasi, di mana pada tahun 2010 rasio guru terhadap siswa SD adalah 683 guru untuk
10.000 siswa SD, kemudian turun menjadi 639 guru untuk 10.000 siswa SD pada tahun 2013 dan
kemudian pada tahun 2015 menurun kembali menjadi 623 guru untuk 10.000 siswa SD. Terjadinya
penurunan rasio ini menunjukkan bahwa selama periode 2010-2015 peningkatan jumlah guru tidak
berbanding lurus dengan peningkatan jumlah siswa yang masuk sekolah. Artinya peningkatan jumlah
siswa yang masuk sekolah pada jenjang pendidikan Sekolah Dasar jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan peningkatan jumlah guru. Rasio guru terhadap siswa SD di Kabupaten Sijunjung Tahun
2010-2015 selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.13
Rasio Guru Sekolah Dasar terhadap Siswa Sekolah Dasar
di Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015 (per 10.000 Siswa SD)
Selanjutnya, rasio guru di tingkat SMP terhadap siswa dalam periode 2010-2015 cenderung
menurun di mana pada tahun 2010 sudah mencapai 957 guru untuk 10.000 orang siswa atau satu
orang guru untuk 10 siswa SMP, namun pada tahun 2015 hanya tersedia 830 guru untuk 10.000
siswa atau satu orang guru untuk 12 siswa SMP. Kondisi ini secara kuantitas menunjukkan
penambahan jumlah guru SMP belum sebanding dengan meningkatnya jumlah siswa dari tahun ke
tahun. Perkembangan rasio guru SMP terhadap siswa di Kabupaten Sijunjung tahun 2010-2015
dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 2.15
Rasio Guru SMP terhadap Siswa SMP di Kabupaten Sijunjung
Tahun 2010-2015 (per 10.000 Siswa SMP)
Tabel 2.16
Rasio Sekolah Menengah Atas (SMA) terhadap Penduduk Usia SMA
di Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015 (per 10.000 Penduduk)
Indikator Rasio Tahun
Ketersediaan SMA per
Penduduk Usia SMA 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Jumlah SMA 12 12 12 12 13 13
Jumlah Penduduk Usia
4.839 5.493 11.999 10.350 10.550 10.741
16-18 Tahun
Rasio Ketersediaan Sekolah
24 21 10 11 12 12
per Penduduk Usia Sekolah
Sumber : Sijunjung Dalam Angka 2011-2016, diolah
Tabel 2.17
Rasio Guru SMA terhadap Siswa di Kabupaten Sijunjung
Tahun 2010-2015 (per 10.000 Siswa SMA)
Selanjutnya perkembangan APK untuk jenjang pendidikan SMP dan SMA selama periode
tersebut juga cenderung meningkat. APK pendidikan tingkat SMP tahun 2010 adalah 89,61 kemudian
meningkat menjadi 99,36 pada tahun 2015. Begitu juga APK pendidikan tingkat SMA adalah 52,51,
kemudian meningkat pada tahun 2015 menjadi 87,51. Untuk lebih jelasnya mengenai perkembangan
APK menurut jenjang pendidikan di Kabupaten Sijunjung selama periode tahun 2010-2015 dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel 2.18
Angka Partisipasi Kasar menurut Jenjang Pendidikan
di Kabupaten Sijunjung Tahun 2010 – 2015
Angka Partisipasi Kasar (APK)
Tahun
SD SMP SMA
2010 111,69 89,61 52,51
2011 112,54 86,25 73,33
2012 113,20 86,92 76,31
2013 113,50 90,08 80,57
2014 116,31 93,59 85,57
2015 113,49 99,36 87,51
Sumber : Sijunjung Dalam Angka 2011-2016
Tabel 2.19
Angka Partisipasi Murni menurut Jenjang Pendidikan
di Kabupaten Sijunjung Tahun 2010 – 2015
Angka Partisipasi Murni (APM)
Tahun
SD SMP SMA
2010 93,43 63,60 40,31
2011 99,39 68,91 59,35
2012 99,40 73,92 61,13
2013 99,55 78,93 63,63
2014 99,70 79,98 64,95
2015 99,65 79,99 64,96
Sumber : Sijunjung Dalam Angka 2011-2016
Gambar 2.15
Grafik Perkembangan Rata-Rata Nilai Ujian Nasional (UN) Jenjang Pendidikan
SD, SMP, dan SMA di Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2014
8 7.89 7.66
7.02 7.12 6.87 7.28
7 6.62 6.40 6.36
5.94
6 5.60 5.60 5.69 5.53
5.11
5
0
SD SMP SMA
Gambar 2.16
Grafik Perkembangan Angka Kematian Bayi di Kabupaten Sijunjung
Tahun 2010-2015 (per 1.000 kelahiran hidup)
25 24.49
21.65 20.94
20 19.00
17.18 16.33
15
10
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015
30
27.26 27.12
25 23.35
20.46 20.27
20 17.50
15
10
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Sumber :
Sumber : Sijunjung Dalam Angka 2011-2016
Gambar 2.18
Grafik Perkembangan Jumlah Kematian Ibu Melahirkan di Kabupaten Sijunjung
Tahun 2010-2015 (orang)
5 5 5
4.5
4 4
4
3.5
3
3
2.5
2
1.5 1
1
0.5
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Gambar 2.19
Grafik Perkembangan Angka Gizi Buruk di Kabupaten Sijunjung
Tahun 2010-2015 (%)
18 17.6
16
14
11.7 12.1
12
10
8
6 4.8 4.2
4
4
2
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Tabel 2.20
Rasio Jumlah Posyandu terhadap Jumlah Balita (per 1000 Balita)
di Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015
Rasio Posyandu
13,6 13,6 13,7 13,6 14,4 13,5 13,7
terhadap Balita
Sumber : Sijunjung Dalam Angka 2011-2016, diolah
Selanjutnya rata-rata rasio jumlah puskesmas terhadap jumlah penduduk selama tahun
2010-2015 dapat dilihat pada tabel di bawah ini. Berdasarkan tabel tersebut terlihat bahwa tidak ada
penambahan jumlah puskesmas dalam kurun waktu lima tahun terakhir, dan rata-rata rasio jumlah
puskesmas terhadap jumlah penduduk adalah sebesar 1,69 yang bermakna bahwa untuk 30.000
penduduk terdapat 1,69 puskesmas. Angka tersebut sudah memenuhi standar kesehatan yang
Tabel 2.21
Rasio Jumlah Puskesmas terhadap Jumlah Penduduk (per 30.000 Penduduk)
di Kabupaten Sijunjung Tahun 2011-2015
Selanjutnya rasio tenaga kesehatan terhadap jumlah penduduk merupakan indikator untuk
mengukur ketersediaan tenaga kesehatan untuk mencapai target pembangunan kesehatan tertentu.
Berdasarkan Keputusan Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Nomor 54 Tahun 2013
tentang Rencana Pengembangan Tenaga Kesehatan Tahun 2011–2025, terget rasio tenaga
kesehatan terhadap jumlah penduduk pada tahun 2019 di antaranya rasio dokter umum 45 per
100.000 penduduk, rasio dokter gigi 13 per 100.000 penduduk, rasio perawat 180 per 100.000
penduduk, dan rasio bidan 120 per 100.000 penduduk.
Tabel 2.22
Rasio Jumlah Tenaga Kesehatan terhadap Jumlah Penduduk (per 100.000 penduduk)
di Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015
Tahun
No Uraian
2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 Jumlah Penduduk 206.584 206.584 210.675 214.560 218.588 222.512
Jumlah Dokter Umum 42 47 30 31 34 35
2
Rasio terhadap Penduduk 20 23 14 14 16 16
Jumah Dokter Gigi 17 14 13 13 16 16
3
Rasio terhadap Penduduk 8 7 6 6 7 7
Jumlah Perawat 165 186 198 174 242 235
4
Rasio terhadap Penduduk 80 90 94 81 111 106
Jumlah Bidan 225 231 217 228 222 222
5
Rasio terhadap Penduduk 109 112 103 106 102 100
Sumber : Sijunjung Dalam Angka 2011-2016, diolah
Berdasarkan tabel di atas diketahui bahwa rasio masing-masing tenaga kesehatan (dokter
umum, dokter gigi, perawat, dan bidan) terhadap penduduk (per 100.000 pernduduk) masih jauh di
bawah target rasio tahun 2019. Hal ini menunjukkan perlunya penambahan tenaga kesehatan untuk
dapat meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat di Kabupaten Sijunjung.
Keberhasilan program prioritas urusan pekerjaan umum dan penataan ruang merupakan
salah satu indikator capaian makro yang menunjukkan keberhasilan pemerintah daerah dalam
meningkatkan pelayanan yang berkualitas kepada masyarakatnya. Untuk itu pembangunan urusan
pekerjaan umum dan penataan ruang perlu mengantisipasi dampak globalisasi, perubahan struktur
ekonomi, berkembangnya jasa-jasa, makin tingginya mobilitas tenaga kerja antar daerah serta
munculnya kutub-kutub partumbuhan ekonomi yang baru.
Dalam era globalisasi sekarang ini, pertumbuhan dan perkembangan pembangunan yang
pesat akan menyebabkan meningkatnya kebutuhan prasarana dan sarana dasar seperti perumahan,
transportasi, air bersih, drainase dan pengendalian banjir, sarana persampahan, pengolahan air
limbah dan sebagainya. Oleh karena itu pembangunan prasarana dan sarana dasar di Kabupaten
Sijunjung secara terpadu dan terencana serta berwawasan lingkungan amat penting dan perlu
ditingkatkan. Untuk mewujudkan pembangunan sarana dan prasarana dasar ini diperlukan tingkat
koordinasi yang tinggi dalam perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian pelaksanaan
pembangunan tersebut. Kemampuan dan kesiapan aparat pemerintah yang tinggi beserta struktur
organisasi pemerintah yang mantap merupakan faktor yang berpengaruh positif dalam
mengantisipasi pembangunan sarana dan prasarana di wilayah Kabupaten Sijunjung.
Sejalan dengan tuntutan pembangunan sarana prasarana dasar seperti di atas, maka
Pemerintah Kabupaten Sijunjung telah berupaya untuk meningkatkan sarana dan prasarana dasar
yang berwawasan lingkungan seperti halnya peningkatan tingkat kemantapan jalan. Namun
demikian, Pemerintah Kabupaten Sijunjung masih terkendala dengan tingginya kebutuhan
pembiayaan sarana dan prasarana tersebut. Tingkat kemantapan jalan di Kabupaten Sijunjung
masih terus ditingkatkan secara berkelanjutan. Hal ini dimaksudkan agar dapat mendorong
percepatan pertumbuhan ekonomi daerah di masa mendatang. Untuk mewujudkan pembangunan
sarana dan prasarana dasar ini maka Pemerintah Kabupaten Sijunjung juga perlu melakukan
koordinasi dengan Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Pusat. Panjang jalan dalam kondisi baik di
Kabupaten Sijunjung selama periode 2010-2015 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.23
Panjang Jalan dalam Kondisi Baik
di Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015
Keberhasilan urusan perumahan rakyat dan kawasan permukiman antara lain dapat dilihat
dari indikator cakupan akses air minum aman, drainase layak, dan sanitasi layak masyarakat.
Kemampuan pemerintah daerah menyediakan fasilitas tersebut dalam kurun waktu lima tahun
terakhir merupakan menunjukkan salah satu keberhasilan pemerintah daerah dalam menyediakan
pelayanan yang berkualitas bagi masyarakat. Hal ini terbukti dari meningkatnya cakupan akses
masyarakat terhadap air minum aman, drainase layak, dan sanitasi layak selama periode tersebut.
Ketersediaan sumberdaya alam terutama air baku yang cukup banyak di Kabupaten Sijunjung
diharapkan dapat meningkatkan akses masyarakat terhadap air minum aman. Tinggal lagi,
bagaimana Pemerintah Kabupaten Sijunjung mampu mengoptimalkan sumberdaya alam yang
II-32 RPJMD PERUBAHAN
KABUPATEN SIJUNJUNG 2016-2021
tersedia menjadi sumber air minum aman bagi masyarakat. Pencapaian ketiga indikator urusan
perumahan rakyat dan kawasan permukiman di Kabupaten Sijunjung selama periode 2010-2015
dapat dilihat pada tabel di bawah ini :
Tabel 2.24
Realisasi Indikator Urusan Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
di Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015
Realisasi (%)
No Indikator
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Cakupan akses air minum
1. 36,46 37,40 39,37 42,56 47,29 63,58
aman masyarakat (%)
Rumah tangga dengan
2. 45,68 46,85 49,32 53,31 59,24 67,70
akses drainase layak (%)
Cakupan akses sanitasi
3. 39,97 41,00 43,16 46,66 51,84 67,73
layak masyarakat (%)
Sumber : Dinas Perkim dan LH Kabupaten Sijunjung
Tabel 2.25
Perkembangan Kejadian Gangguan Kamtibmas
di Kabupaten Sijunjung Tahun 2010- 2015
No Indikator Kinerja 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 Jumlah kasus tindak pidana 151 176 146 113 237 298
kriminal
2 Jumlah kasus pertikaian
- - - - 2 5
antar warga dan nagari
3 Jumlah unjuk rasa (kali) 2 2 2 2 2 1
Sumber : Sijunjung Dalam Angka 2011-2016
Berdasarkan tabel tersebut diketahui bahwa terjadi fluktuasi kasus tindak pidana kriminal
dalam lima tahun terakhir. Pada tahun 2010 terjadi sebanyak 151 kasus, kemudian meningkat
menjadi 176 kasus pada tahun 2011 dan menurun pada dua tahun berikutnya. Jumlah kasus kembali
meningkat pada tahun 2014 dan 2015, masing-masing dengan jumlah kasus sebanyak 237 dan 298
kasus tindak pidana kriminal. Peningkatan kasus ini perlu disikapi oleh Pemerintah Daerah dan
masyarakat dengan peningkatan keamanan lingkungan guna mengantisipasi terjadinya tindak pidana
kriminal di masa yang akan datang.
Sementara itu, kasus pertikaian antar warga dan nagari terutama di daerah tapal batas antar
Kabupaten masih terjadi dalam dua tahun terakhir. Pada tahun 2014 terjadi sebanyak 2 kasus
pertikaian dan tahun 2015 meningkat menjadi 5 kasus. Secara langsung memang tidak ada dampak
negatif terjadinya pertikaian tersebut terhadap perkembangan pembangunan di Kabupaten Sijunjung
maupun di tingkat nagari, sebab hal tersebut dapat diselesaikan dalam waktu yang relatif singkat
oleh ninik mamak, tokoh masyarakat serta wali nagari. Namun hal ini perlu mendapatkan perhatian
yang serius dan sungguh-sungguh untuk di masa yang akan datang untuk peningkatan kinerja
urusan ketenteraman dan ketertiban umum serta perlindungan masyarakat yang akan dituangkan
Selanjutnya kejadian unjuk rasa di Kabupaten Sijunjung selama periode 2010-2015 tidak
banyak terjadi, di mana pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2014 masing-masing 2 kali kejadian,
dan pada tahun 2015 hanya terjadi 1 kali. Meskipun ada kegiatan unjuk rasa yang dilakukan oleh
sebagian masyarakat, tetapi itu hanya untuk menunjukkan sikap demokrasi dari kelompok
masyarakat tersebut, dan tidak memiliki pengaruh yang berarti terhadap perkembangan
pembangunan di Kabupaten Sijunjung.
Indikator lainnya yang terkait dengan urusan ketenteraman dan ketertiban umum serta
perlindungan masyarakat yaitu tingkat partisipasi masyarakat dalam kegiatan demokrasi di
Kabupaten Sijunjung dalam penyelenggaraan Pemilihan Umum (Pemilu) baik Pemilu Legislatif dan
Pemilu Presiden tahun 2014 menunjukkan hasil yang belum terlalu tinggi. Hal ini terlihat dari tingkat
partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak pilih pada Pemilu Legislatif baru mencapai 61,05%
dari jumlah pemilih sebanyak 148.210 orang, sedangkan dalam Pemilu Presiden mencapai 62,20%
dari jumlah pemilih sebanyak 148.615 orang.
Sementara itu, tingkat partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak pilih dalam Pemilihan
Kepala Daerah (Pilkada) Sumatera Barat tahun 2015 mencapai 59,55% dari jumlah pemilih
sebanyak 148.946 orang. Sedangkan dalam pelaksanaan Pilkada Sijunjung dalam tahun yang sama
tingkat partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak pilih adalah sebesar 59,90% dari jumlah
pemilih sebanyak 147.785 orang. Hal ini ke depan tentunya perlu disikapi oleh Pemerintah Daerah
dengan meningkatkan pendidikan politik bagi masyarakat sehingga tingkat partisipasi masyarakat
dalam pemilu dan pemilukada dapat ditingkatkan.
Tabel 2.27
Perkembangan Indikator Urusan Sosial
di Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015
Tahun
No Indikator Satuan
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Sarana sosial (panti asuhan,
1 panti jompo dan panti Unit 4 4 4 5 5 5
rehabilitasi)
PMKS yang memperoleh
2 Orang 11.999 11.999 11.999 14.803 14.803 14.803
bantuan
3 Penanganan penyandang
masalah kesejahteraan Orang 11.999 11.999 11.999 14.803 14.803 14.803
sosial (PMKS)
4 Jumlah PMKS Orang 14.287 16.587 18.581 16.781 27.531 27.531
Sumber : Data SIPD Kabupaten Sijunjung
8.00 7.52
6.95 6.97 6.89
7.00
6.21 6.18
6.00
4.86
5.00 4.26
4.20 Sijunjung
4.00 Sumbar
3.22
2.81
3.00 2.32
2.00
1.00
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Masalah perempuan dan perlindungan anak dalam beberapa tahun terakhir ini menjadi isu
yang hangat dibicarakan tidak hanya di tingkat pusat saja tetapi sampai ke daerah. Kondisi yang
demikian juga terjadi di Kabupaten Sijunjung. Selama periode 2010-2015 ternyata masalah KDRT
(Kekerasan dalam Rumah Tangga) dan perlindungan anak tampaknya belum optimal. Hal ini terbukti
dengan masih adanya terjadi kasus KDRT. Sedangkan di sisi lain kinerja pembangunan aspek
pelayanan umum dalam urusan pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak di Kabupaten
Sijunjung selama periode 2010-2015 hanya sedikit mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari
adanya peningkatan satu orang perempuan sebagai anggota parlemen. Sementara itu untuk TPAK
perempuan terlihat mengalami fluktuasi. Kondisi yang demikian perlu mendapat perhatian yang
serius dalam pelaksanaan RPJMD Kabupaten Sijunjung Tahun 2016-2021. Adapun perkembangan
masing-masing indikator kinerja, dapat dilihat tabel berikut ini :
Tabel 2.28
Capaian Kinerja Urusan Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
di Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015
Tujuan pembangunan pangan pada dasarnya merupakan bagian dari ketahanan bangsa.
Untuk mencapai tujuan tersebut maka dalam Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi IX Tahun 2008
merekomendasikan perlunya mengoptimalkan bahan pangan lokal dan memenuhi kebutuhan gizi
masyarakat setempat. Hal ini dilakukan dengan jalan mempertimbangkan keseimbangan gizi yang
didukung oleh cita rasa, daya cerna, daya terima masyarakat, kualitas dan kemampuan daya beli
masyarakat. Berdasarkan data yang tersedia selama periode 2010-2015 ternyata perkembangan
cadangan pangan utama dan jumlah Desa Mandiri Pangan (DMP) di Kabupaten Sijunjung
mengalami peningkatan yang signifikan, seperti terlihat dalam gambar berikut :
Gambar 2.21
Grafik Perkembangan Cadangan Pangan Utama dan Desa Mandiri Pangan (DMP)
di Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015
35 35 35 35
30
30
25
25
20
20 16 16
13 13 14
15
10
10
5
0
Cadangan Pangan Utama (ton) Jumlah DMP (nagari)
Selain itu penanganan sampah juga merupakan isu lingkungan yang perlu mendapat
perhatian. Perkembangan pencemaran status mutu air dan cakupan penanganan sampah di
Kabupaten Sijunjung Tahun 2010 -2015 menunjukkan capaian kinerja yang cukup signifikan seperti
terlihat dalam gambar berikut :
Gambar 2.22
Grafik Perkembangan Pencemaran Status Mutu Air dan Cakupan Penanganan Sampah
di Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015
80 80
70
70 60 57.85 57.85 57.85
60 50 50 50 50 50
50 44.44
40
30
20
10
0
Pencemaran status mutu air sungai Cakupan penanganan sampah
Penduduk merupakan salah satu modal utama pembangunan yang perlu mendapat
perhatian yang serius, untuk itu perlu penerapan administrasi kependudukan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku. Karena itu pelayanan bidang kependudukan dan
pencatatan sipil menjadi penting dalam perencanaan pembangunan.
Berkaitan dengan hal itu, maka pemerintah telah mengeluarkan Keputusan Presiden
Republik Indonesia Nomor 88 Tahun 2004 tentang Pengelolaan Informasi Administrasi
Kependudukan. Untuk mengoptimalkan pelaksanaan sistem tersebut pada tahun 2008 dikeluarkan
Peraturan Presiden Nomor 25 tahun 2008 tentang Persyaratan dan Tata Cara Pendaftaran
Penduduk dan Pencatatan Sipil.
Dalam rangka menerapkan hal itu, maka Pemerintah Daerah Kabupaten Sijunjung berupaya
untuk menerapkannya secara optimal, namun demikian kinerja pelayanan kependudukan dan
pencatatan sipil periode 2010-2015 belumlah maksimal. Kondisi capaian kinerja tersebut dapat
dilihat pada gambar grafik berikut :
250
200
154.62
142.97
150
0
Kepemilikan KTP Kepemilikan Akte Kelahiran (per 1000 Pddk)
Oleh karena dalam tahun terakhir ini dengan pemerintahan yang baru program PNPM tidak
dilanjutkan kembali, maka penataan dan pengelolaan aset daerah perlu dilaksanakan. Di samping itu
sesuai dengan Keputusan Menteri Pembangunan Daerah Tertinggal Nomor 141 Tahun 2014 tentang
Penetapan Kabupaten Daerah Tertinggal yang Terentaskan Tahun 2014, Kabupaten Sijunjung sudah
terlepas dari daerah tertinggal.
Tabel 2.29
Capaian Kinerja Pembangunan Urusan Pemberdayaan Masyarakat dan Desa
di Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015
Program Keluarga berencana (KB) dapat dikatakan berhasil apabila angka kepersertaan KB
Mandiri tinggi, kepersertaan KB pria tinggi, dan unmed need yang relatif rendah. Berdasarkan data
yang tersedia di Kabupaten Sijunjung ternyata perkembangan peserta KB selama periode 2010-2012
berdasarkan kelompok Pasangan Usia Subur (PUS) cenderung meningkat, tetapi pada tahun 2013-
2015 sedikit menurun seperti terlihat pada gambar berikut :
Gambar 2.24
Grafik Perkembangan Peserta KB Menurut PUS
di Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015
78.5
78.13
78
77.5
77 76.7 76.8
76.5
76 75.75
75.28 75.28
75.5
75
74.5
74
73.5
Persentase PUS Peserta KB
Tabel 2.30
Capaian Indikator Kinerja Urusan Perhubungan
di Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015
Sebagaimana diketahui bahwa pemerintah saat ini sedang melaksanakan reformasi birokrasi
terutama menyangkut aspek-aspek kelembagaan (organisasi), ketatalaksanaan dan sumber daya
manusia (SDM) aparatur. Reformasi SDM aparatur antara lain meliputi penataan jumlah dan kualitas
serta distribusi Pegawai Negeri Sipil (PNS). Reformasi ketatalaksanaan salah satunya adalah
dengan menerapkan pemerintahan elektronik (e-government) baik untuk pelayanan masyarakat
(government to citizen), pelayanan pelaku usaha (government to business), maupun pelayanan
sesama instansi pemerintah (government to government). Sedangkan reformasi kelembagaan
ditindaklanjuti dengan menata kembali organisasi pemerintahan sesuai dengan kebutuhan sehingga
menjadi lebih efisien.
Penyelenggaraan pemerintahan yang baik, bersih, transparan dan akuntabel antara lain
dapat dilihat dari beberapa indikator yaitu nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) dan
nilai kinerja penyelenggaraan pemerintahan daerah, serta opini Badan Pemeriksa Keuangan Daerah
(BPK) terhadap laporan pengelolaan keuangan pemerintah daerah.
Nilai AKIP Kabupaten Sijunjung pada tahun 2012 adalah 29,8 dengan predikat D. Nilai
AKIP tersebut mengalami peningkatan pada tahun 2013 menjadi 31,87 dengan predikat C.
Selanjutnya pada tahun 2014 dan 2015 juga terjadi peningkatan nilai AKIP yaitu sebesar 33,46 pada
tahun 2014 dan 40,42 pada tahun 2015. Namun peningkatan nilai tersebut masih berada dalam
range predikat yang sama, sehingga predikat AKIP Kabupaten Sijunjung masih tetap C.
Sementara itu nilai dan peringkat kinerja penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten
Sijunjung selama periode tahun 2010-2015 menunjukkan angka yang berfluktuasi. Pada tahun 2010,
peringkat kinerja penyelenggaraan Pemerintahan Daerah Kabupaten Sijunjung berada pada posisi
Tabel 2.31
Nilai, Peringkat, dan Status Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah
Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015
Selanjutnya penyelenggaraan pemerintahan dari sisi pengelolaan keuangan dapat dilihat dari
indikator opini Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) terhadap laporan keuangan pemerintah daerah.
Berdasarkan indikator tersebut, diketahui sampai dengan tahun 2015 laporan keuangan Pemerintah
Daerah Kabupaten Sijunjung baru memperoleh opini Wajar Dengan Pengecualian (WDP) yang
bermakna bahwa sebagian besar informasi dalam laporan keuangan bebas dari salah saji material,
kecuali untuk rekening atau item tertentu yang menjadi pengecualian. Hal ini menunjukkan kinerja
pengelolaan keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Sijunjung perlu ditingkatkan sehingga dapat
memperoleh opini yang lebih baik yaitu Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
Koperasi dan usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) merupakan salah satu barometer
ekonomi daerah yang berbasis ekonomi kerakyatan di Kabupaten Sijunjung. Perkembangan
persentase jumlah koperasi yang aktif selama periode 2010-2015 di Kabupaten Sijunjung ternyata
mengalami penurunan dari 66,86% pada tahun 2010 menjadi 40,11% pada tahun 2015. Sementara
itu perkembangan UMKM yang memiliki akses permodalan selama periode tersebut sedikit
mengalami peningkatan namun masih tergolong rendah dengan angka di bawah 10%.
Terjadinya penurunan persentase koperasi aktif dan masih rendahnya UMKM yang memiliki
akses permodalan menunjukkan bahwa sasaran pembangunan ekonomi kerakyatan belum tercapai
sesuai dengan yang direncanakan. Oleh karena itu perlu adanya penyempurnaan tentang arah dan
kebijakan pembangunan koperasi dan UMKM di masa mendatang.
Adapun perkembangan persentase jumlah koperasi aktif dan persentase UMKM yang
memiliki akses permodalan di Kabupaten Sijunjung periode 2010-2015 dapat dilihat pada gambar di
bawah ini :
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015
% Koperasi Aktif % UMKM yang memiliki akses permodalan
Sumber : Dinas Dagperinkop dan UKM Kab. Sijunjung
Jumlah investor dan realisasi investasi berskala nasional (PMDN/PMA) pada indikator
urusan penanaman modal dari tahun 2010-2015 terus meningkat setiap tahunnya. Realisasi
investasi PMDN pada tahun 2010 sebesar Rp30,128 juta meningkat menjadi Rp578,190 juta pada
tahun 2015.
Pencapaian indikator urusan penanaman modal periode tahun 2010-2015 dapat dilihat pada
tabel di bawah ini.
Tabel 2.32
Perkembangan Indikator Urusan Penanaman Modal
di Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015
Tahun
No Indikator Satuan
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Jumlah investor berskala
nasional (PMDN/PMA)
a. Persetujuan
- PMDN Investor 10 25 12 15 18 15
1
- PMA Investor - 2 1 1 1 1
b. Realisasi
- PMDN Investor 10 16 9 7 10 11
- PMA Investor - - - - - 1
a. Rasio daya serap
tenaga kerja
- PMDN Orang/Proyek 223 368 310 4.093 12.829 2.446
- PMA Orang/Proyek - 71 40 4000 35 72
b. Rasio penyerapan
2 tenaga kerja
- PMDN Orang/Pryek 223 238 192 105 676 366
- PMA Orang/Proyek - - - - - 5
a. Nilai realisasi investasi
- PMDN Rp. Juta 30.128 30.634 22.306 170.141 245.490 578.190
- PMA US$ Ribu - - - - - 230.299
Sumber : Dinas PMPTSP Kabupaten Sijunjung
Tabel 2.33
Perkembangan Indikator Urusan Kepemudaan dan Olahraga
di Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015
Tahun
No Indikator Satuan
2010 2011 2012 2013 2014 2015
1 Jumlah organisasi pemuda Organisasi 56 58 60 63 65 65
2 Jumlah organisasi olahraga Organisasi 2 2 2 3 3 3
Jumlah kegiatan
3 Kegiatan 2 2 2 2 2 2
kepemudaan
4 Jumlah kegiatan olahraga Kegiatan 4 2 2 3 3 3
Gelanggang / balai remaja
5 Unit 3 3 3 14 14 20
(selain milik swasta)
6 Jumlah lapangan olahraga Unit 604 604 618 636 636 633
Sumber : Dinas Pariwisata Pemuda dan Olahraga Kabupaten Sijunjung
Pengertian statistik menurut Undang-Undang Nomor 16 Tahun 1997 tentang Statistik adalah
data yang diperoleh dengan cara pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan analisis serta sebagai
sistem yang mengatur keterkaitan antar unsur dalam penyelenggaraan statistik. Berdasarkan tujuan
pemanfaatannya, jenis statistik dibagi menjadi 3 (tiga) bagian yakni : a) statistik dasar, b) statistik
sektoral, dan c) statistik khusus. Sesuai kewenangan yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah, penyelenggaraan statistik dasar merupakan kewenangan
pemerintah pusat, sedangkan penyelenggaraan statistik sektoral merupakan kewenangan
pemerintah daerah. Sedangkan statistik khusus yang pemanfaatannya ditujuan untuk memenuhi
kebutuhan spesifik dunia usaha, pendidikan, sosial budaya, dan kepentingan lain dalam kehidupan
masyarakat, penyelenggaraannya dilakukan oleh lembaga, organisasi, perorangan, dan atau unsur
masyarakat lainnya.
Dokumen statistik yang disusun oleh BPS Kabupaten Sijunjung bekerjasama dengan
Pemerintah Kabupaten Sijunjung melalui Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)
setiap tahunnya adalah Sijunjung Dalam Angka dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Di
samping itu, pada tahun 2008 Pemerintah Kabupaten Sijunjung juga menyusun data statistik dengan
melibatkan BPS yaitu profil daerah yang mengambarkan kondisi dan potensi daerah meliputi empat
aspek yang terdiri dari : a) sumber daya manusia, b) sumber daya alam, c) ekonomi dan keuangan
daerah, dan d) infrastruktur.
Adapun beberapa persoalan yang dihadapi dalam pelaksanaan urusan statistik adalah
sebagai berikut :
1. Urusan statistik masih memiliki persoalan terkait dengan validitas data. Karena ditangani secara
bersama antara BPS, perangkat daerah dan instansi serta lembaga terkait lainnya, sering terjadi
perbedaan angka atau data. Hal ini berakibat timbulnya kesulitan dalam pertanggungjawaban
data.
2. Data statistik bersifat dinamis yang menyebabkan penentuan data akhir masih sulit dilakukan
secara cepat, tepat dan akurat.
Untuk mengatasi persoalan tersebut, beberapa solusi telah dilakukan di antaranya sebagai
berikut :
1. Mengingat banyaknya perangkat daerah/instansi yang berfungsi sebagai penyedia data di
daerah, maka perlu dilaksanakan koordinasi yang intensif dan berkesinambungan dengan
perangkat daerah/instansi tersebut sehingga terjadi komunikasi yang efektif dalam rangka
peningkatan ketepatan, kecepatan dan keakuratan penyediaan data statistik.
2. Dibutuhkan adanya ketegasan dalam pembagian tanggungjawab masing-masing perangkat
daerah/instansi penyedia data agar tidak terjadi duplikasi data, atau sebaliknya ketiadaan data
yang diakibatkan oleh tidak adanya instansi pengampu penyediaan data tertentu.
3. Perlu dilakukan pembinaan terhadap perangkat daerah untuk meningkatkan pengetahuan
aparatur tentang statistik dan pemahaman peraturan perundang-undangan tentang data dan
statistik, terutama statistik sektoral.
Tabel 2.34
Perkembangan Indikator Urusan Kebudayaan
di Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015
No Indikator Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Penyelenggaraan festival seni dan
1 Kali 1 1 1 1 1 1
budaya
Benda, situs, dan kawasan cagar
2 Buah 9 9 9 11 89 89
budaya yang dilestarikan
Sumber : Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sijunjung
Berdasarkan data di atas, diketahui tidak ada penambahan jumlah perpustakaan selama
periode 2010-2015, namun untuk jumlah anggota perpustakaan daerah terjadi peningkatan dari 218
orang pada tahun 2010 menjadi 992 orang pada tahun 2015. Demikian pula untuk koleksi buku di
perpustakaan daerah juga ada peningkatan dari hanya 384 buku pada tahun 2010 menjadi 7.540
buku pada tahun 2015.
Tabel 2.36
Perkembangan Indikator Urusan Kearsipan
di Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015
60000.0
52204.4
50000.0
40519.0
40000.0
31449.3
30000.0
21590.5
20000.0 12686.2 12686.2
10000.0
0.0
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Perkembangan pencapaian urusan pariwisata berdasarkan data indikator yang ada, untuk
kunjungan wisata mancanegara dan kunjungan wisata nusantara mengalami kenaikan dalam kurun
waktu 2010-2015 seperti terlihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 2.37
Perkembangan Indikator Urusan Pariwisata
di Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015
No Indikator Satuan 2010 2011 2012 2013 2014 2015
1. Kunjungan wisata orang NA 370 450 65 270 276
mancanegara
2. Kunjungan wisata orang NA 1.700 2.000 4.200 5.963 5.966
nusantara
Sumber : Data SIPD Kabupaten Sijunjung
120,000.00
107,458.47
100,000.00
80,000.00
60,000.00
40,000.00
1,952.72 4,392.00
20,000.00
0.00
PADI JAGUNG UBI KAYU
Gambar 2.28
Grafik Produksi Produk Unggulan Hortikultura
di Kabupaten Sijunjung Tahun 2015 (ton)
3,000.00
2,714.90
2,500.00
1,985.10
2,000.00
1,500.00
1,000.00
200.00 214.00
500.00
0.00
KACANG PANJANG CABAI DURIAN PISANG
Gambar 2.29
Grafik Produksi Produk Unggulan Perkebunan
di Kabupaten Sijunjung Tahun 2015 (ton)
30,000.00
27,134.00
25,000.00
20,000.00 18,713.00
15,000.00
10,000.00
5,000.00 638
0.00
KARET KELAPA SAWIT KAKAO
500.00
450.00 478.94
400.00
350.00
300.00
250.00
200.00
73.51
150.00
100.00
50.00
0.00
SAPI KERBAU
Luas hutan lindung dan hutan konservasi di Kabupaten Sijunjung relatif cukup luas dan
terpelihara dengan baik. Luas kawasan hutan lindung dan hutan konservasi sampai dengan tahun
2015 mencapai sebesar 186.226,64 ha atau 59,48 % dari total luas kabupaten Sijunjung. Sedangkan
luas lahan kritis adalah sebesar 141.792,08 ha atau 96,34% dari total luas hutan. Angka tersebut
menunjukkan bahwa upaya untuk menjaga hutan melalui program rehabilitasi lahan perlu
dioptimalkan melalui pemberdayaan dan partisipasi masyarakat. Di samping itu, Pemerintah
Kabupaten Sijunjung juga berupaya untuk menurunkan kasus illegal logging secara maksimal.
Perkembangan cakupan penanganan lahan kritis dan kasus illegal logging selama periode 2010-
2015 dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 2.31
Grafik Perkembangan Cakupan Penanganan Lahan Kritis dan Kasus Illegal Logging
di Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015
Program pembangunan energi dan sumber daya mineral memiliki peran penting dalam
memfasilitasi dan penyediaan listrik di Kabupaten Sijunjung sampai ke tingkat nagari maupun jorong.
Penyediaan tenaga listrik yang memadai dan berkualitas merupakan indikator penting untuk
mendukung pembangunan sektor ekonomi lainnya, sehingga ketersediaan energi listrik yang cukup
akan menentukan pertumbuhan ekonomi di masa mendatang.
Perkembangan cakupan energi listrik pedesaan di Kabupaten Sijunjung hingga tahun 2015
menurut kecamatan belum merata, karena masih ada 4 kecamatan yang belum dialiri listrik 100%.
Adapun capaian layanan listrik pedesaan di Kabupaten Sijunjung sampai dengan tahun 2015
menurut kecamatan dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 2.32
Grafik Cakupan Penanganan Layanan Listrik Pedesaan
di Kabupaten Sijunjung menurut Kecamatan Tahun 2015 ( % )
85
80
Sementara itu potensi sumber daya mineral yang tersedia di Kabupaten Sijunjung yang baru
diolah berskala besar adalah batu bara, sedangkan potensi lainnya masih diolah dengan skala kecil.
Hal ini disebabkan karena cadangan mineral yang tersedia sebagian besar berada di kawasan hutan
lindung dan konservasi. Perkembangan produksi batu bara selama periode 2010-2015 adalah
berfluktuasi, di mana pada periode 2010-2012 cenderung meningkat, namun pada periode tahun
2013-2015 mengalami penurunan. Di samping batu bara, potensi sumber daya alam lainnya yang
cukup besar adalah minyak dan gas bumi, di mana saat ini sedang dalam proses eksplorasi.
Perkembangan produksi batu bara di Kabupaten Sijunjung periode 2010-2015 dapat dilihat
pada gambar berikut :
250,000
221,797
215,776
200,000
159,543 155,075
150,000
106,171 108,271
100,000
50,000
-
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Capaian kinerja perdagangan dalam negeri di Kabupaten Sijunjung dapat dilihat dari
indikator jumlah sarana perdagangan (pasar rakyat) yang tersedia serta kontribusi dan laju
pertumbuhan Pendapatan Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut lapangan usaha.
Selama periode 2010-2015 jumlah pasar rakyat di Kabupaten Sijunjung belum mengalami
peningkatan. Hal tersebut terjadi karena jumlah pasar yang ada sudah cukup banyak yang tersebar
di seluruh kecamatan dan sebagian besar nagari sudah memiliki pasar. Fokus Pemerintah Daerah
terhadap pembangunan pasar dalam periode 2010-2015 adalah melakukan revitalisasi terhadap
pasar yang ada, sehingga menjadi pasar yang representatif. Pada tahun 2010, jumlah pasar dengan
kondisi baik ada sebanyak 9 pasar dan meningkat menjadi 19 pasar pada tahun 2015.
Selanjutnya dilihat dari kontribusi PDRB, Sektor perdagangan merupakan 5 (lima) sektor
utama penyumbang PDRB terbesar di Kabupaten Sijunjung dengan kontribusi relatif stabil selama
periode tahun 2010-2015 yang berada pada kisaran angka 11%. Sedangkan dilihat dari laju
pertumbuhan PDRB Sektor Perdagangan, terjadi peningkatan selama periode 2010-2012, kemudian
menurun pada tahun 2013, dan kembali meningkat pada tahun 2014 dan 2015.
Jumlah pasar rakyat, perkembangan kontribusi sektor perdagangan terhadap PDRB dan laju
pertumbuhan PDRB sektor perdagangan periode 2010-2015 dapat dilihat pada tabel berikut :
Perkembangan jumlah industri kecil dan menengah di Kabupaten Sijunjung selama periode
2010-2015 secara umum cenderung mengalami penurunan yang sangat tajam. Meskipun pada tahun
2010-2011 jumlah industri kecil dan menengah mengalami peningkatan. Akan tetapi pada tahun
2011 jumlah industri kecil dan menengah mencapai sebanyak 564 unit, dan pada tahun 2015
meningkat sebesar 707 unit. Meskipun terjadi peningkatan jumlah IKM dari tahun 2011 ke tahun
2015 pembinaan terhadap industri kecil dan menengah ini masih harus terus ditingkatan. Akan tetapi
disisi lain Pemerintah daerah tampaknya lebih fokus untuk membina produk unggulan disektor
industri ini yakni produk tenun Unggan dan industri makanan. Perkembangan jumlah industri kecil
dan menengah di Kabupaten Sijunjung periode 2010-2015 dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 2.34
Grafik Perkembangan Jumlah Industri Kecil dan Menengah
di Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015 ( Unit )
800 707
700 600
564 570 585
600
500
362
400
300
200
100
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Sumber : BPS Kabupaten Sijunjung
Transmigrasi merupakan kegiatan lintas bidang, lintas sektor dan lintas daerah, sehingga
program transmigrasi dapat terlaksana oleh adanya minimal dua sumber daya, yaitu sumber daya
RPJMD PERUBAHAN II-53
KABUPATEN SIJUNJUNG 2016-2021
manusia dan sumber daya alam. Suber daya manusia yang dimiliki daerah asal apabila dipertmukan
dengan potensi sumber daya alam yang dimiliki daerah tujuan transmigrasi, serta dikelola secara
baik akan mampu menciptakan pusat-pusat pertumbuhan baru, dan pada gilirannya akan menjadi
pusat-pusat perekonomian baru.
Dalam periode tahun 1992 sampai dengan tahun 2001 di Kabupaten Sijunjung telah
dilakukan penempatan transmigran sebanyak 2.732 KK atau 10.805 jiwa yang tersebar di tujuh Unit
Permukiman Transmigrasi (UPT). Sedangkan selama periode 2002 sampai dengan tahun 2015 tidak
ada penempatan transmigran di Kabupaten Sijunjung.
Aspek kemampuan ekonomi Kabupaten Sijunjung dapat dilihat dari perkembangan beberapa
indikator yaitu : a). Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) yang merefleksikan tingkat
pertumbuhan ekonomi daerah, b). Pendapatan perkapita, dan c). Nilai Tukar Petani (NTP). Untuk
nilai tukar petani apabila NTP > 100 berarti petani mengalami surplus, bila NTP = 100, artinya petani
mengalami impas atau break event, bila NTP < 100 artinya petani mengalami defisit.
Tabel 2.39
Aspek Kemampuan Ekonomi Kabupaten Sijunjung
Tahun 2010-2015
Selama periode 2010-2015 perkembangan kondisi jalan yang ada di Kabupaten Sijunjung
terus mengalami penurunan. Penurunan kondisi jalan yang signifikan terjadi pada jalan yang baik
(mantap), di mana tahun 2010 panjang jalan yang baik 499,44 km kemudian turun menjadi 360,98
km pada tahun 2015. Perkembangan jalan yang baik, sedang, rusak ringan dan rusak berat selama
periode 2010-2015 dapat dilihat pada gambar berikut :
Gambar 2.35
Grafik Perkembangan Kondisi Jalan Berdasarkan Jenis Kerusakan
di Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015 (km)
1600
1400 303.64
296.50 304.36 295.73
1200
303.64
194.82 188.25 365.83
1000 221.67 221.61
134.51 203.99 188.25
800 118.21
162.30
128.95
600 203.99
588.39 659.58 260.04
400 563.12
499.44
307.03
200 360.98
0
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Ketersediaan energi listrik di Kabupaten Sijunjung sudah cukup memadai. Hal ini ditunjukkan
dengan cakupan layanan energi listrik untuk setiap nagari dan jorong di mana sampai tahun 2015
mencapai 95%. Artinya hanya 5% saja nagari dan jorong yang belum mendapat layanan listrik.
Sementara itu, ketersediaan sarana telekomunikasi khususnya telepon selular, hingga tahun 2015
telah menjangkau 96,23% dari 60 nagari dan satu desa, dengan jumlah BTS di tahun 2015 sebanyak
89 tower. Perkembangan cakupan layanan energi listrik dan telekomunikasi di Kabupaten Sijunjung
periode 2010-2015 dapat dilihat pada gambar berikut :
Ketersediaan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) akan menambah daya saing
Kabupaten Sijunjung, karena RTRW bertujuan untuk melihat kerangka pemanfaatan ruang daerah
berbasis lingkungan dan pembangunan berkelanjutan untuk jangka waktu 20 tahun. Sehubungan
dengan itu, maka Pemerintah Kabupaten Sijunjung telah menentapkan Peraturan Daerah Nomor 5
Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Sijunjung Tahun 2011-2031.
Berdasarkan Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Sijunjung tersebut maka
untuk RPJMD Tahun 2016-2021 telah ditetapkan beberapa kawasan pembangunan strategis. Untuk
menetapkan kawasan potensial sebagai kawasan strategis sesuai dengan RTRW Kabupaten
Sijunjung, telah ditetapkan 7 (tujuh) wilayah kawasan strategis yaitu : (1) Kawasan Strategis Tanah
Badantuang, (2) Kawasan Strategis Kandang Baru, (3) Kawasan Strategis Aie Amo, (4) Kawasan
Strategis Palangki, (5) Kawasan Strategis Istano Jambu Lipo dan Rumah Gadang 13 Ruang
(Kecamatan Lubuk Tarok), (6) Kawasan Strategis Sumpur Kudus, dan (7) Kawasan Strategis Wisata
MUSIDUGA (Muaro-Silokek-Durian Gadang). Ketujuh kawasan strategis Kabupaten Sijunjung
tersebut dapat dikelompokan menjadi dua bagian yaitu Kawasan Strategis Ekonomi dan Kawasan
Strategis Sosio Kultural, di mana masing-masing kelompok juga memiliki lokasi kawasan
strategisnya.
Selanjutnya, turunan dari RTRW tersebut akan melahirkan Rencana Detail Tata Ruang
(RDTR) Kawasan Strategis yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah. Selama periode 2012-2014
telah tersusun sebanyak 1 dokumen teknis RDTR yaitu RDTR Kawasan Perkotaan Muaro Sijunjung
pada tahun 2013 yang ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Sijunjung Nomor 1 Tahun
2017.
Investasi yang akan masuk ke suatu daerah sangat ditentukan oleh daya saing investasi
yang dimiliki oleh daerah yang bersangkutan. Salah satu faktor yang dapat menentukan daya saing
investasi daerah dipengaruhi oleh kemudahan dalam perizinan serta kondisi keamanan di daerah
tersebut yang dapat dilihat dari jumlah kasus kriminalitas. Jumlah izin prinsip yang diterbitkan di
Perkembangan jumlah izin prinsip yang diterbitkan dan angka kriminalitas di Kabupaten
Sijunjung periode 2010-2015 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.40
Jumlah Izin Prinsip dan Angka Kriminalitas
di Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015
Analisis daya saing sumber daya manusia salah satunya dilakukan dengan melihat rasio
ketergantungan. Rasio ketergantungan dihitung berdasarkan jumlah penduduk usia tidak produktif
(di bawah usia 15 tahun dan di atas 64 tahun) dibagi dengan jumlah penduduk yang berusia produktif
(15-64 tahun) dikali 100. Semakin tingginya persentase rasio ketegantungan menunjukkan semakin
tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai hidup penduduk
yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Sedangkan persentase rasio ketergantungan yang
semakin rendah menunjukkan semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif
untuk membiayai penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
Rasio ketergantungan di Kabupaten Sijunjung menunjukkan angka yang relatif baik selama
periode 2010-2015. Pada tahun 2010 capaian angkanya adalah 62,41%, hal ini berarti setiap 100
orang yang berusia kerja (dianggap produktif) mempunyai tanggungan sebanyak 63 orang yang
belum produktif dan dianggap tidak produktif lagi. Sedangkan pada tahun 2015, rasio
ketergantungannya hanya 48,47% yang berarti setiap 100 orang yang berusia kerja (dianggap
produktif) mempunyai tanggungan sebanyak 49 orang yang belum produktif dan dianggap tidak
produktif lagi. Keadaan ini menunjukkan semakin membaiknya komposisi penduduk karena beban
ketergantungan penduduk usia produktif yang semakin rendah.
Perkembangan jumlah penduduk Kabupaten Sijunjung tidak produktif, usia produktif, dan
rasio ketergantungan selama periode 2010-2015 dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.1
Rata-Rata Pertumbuhan Per Tahun dan Perkembangan Jumlah
Pendapatan Daerah Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015 (RpJuta)
JUMLAH PENDAPATAN DAERAH (RP JUTA) RATA-
RATA
KETERANGAN
TA 2010 TA 2011 TA 2012 TA 2013 TA 2014 TA 2015 PERTUM-
BUHAN (%)
PENDAPATAN 439,095.67 532,560.76 554,996.13 659,999.87 748,241.68 828,391.86 13.54
PENDAPATAN ASLI DAERAH 21,973.85 27,069.08 33,176.08 38,098.01 54,261.42 65,008.44 24.23
Pendapatan Pajak Daerah 2,783.31 4,606.01 5,275.70 5,701.95 7,839.20 8,778.64 25.83
Pendapatan Retribusi Daerah 3,934.98 4,326.10 7,359.19 12,964.05 17,812.29 22,251.96 41.41
Pendapatan Hasil Pengelolaan
5,210.28 8,393.31 8,574.25 9,173.30 10,012.56 9,636.51 13.09
Kekayaan Daerah Yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah
10,045.28 9,743.66 11,966.93 10,258.70 18,597.37 24,341.32 19.36
yang Sah
DANA PERIMBANGAN 347,137.44 397,521.08 460,533.41 541,683.30 600,238.11 618,274.20 12.24
Dana Bagi Hasil Pajak 22,333.84 21,018.06 23,826.40 21,500.95 15,355.25 12,581.32 (10.84)
Dana Bagi Hasil Bukan Pajak 1,727.72 3,054.84 4,289.14 2,732.04 13,264.40 5,994.88 28.25
Dana Alokasi Umum 291,098.18 331,390.88 389,425.71 448,681.13 498,591.20 516,685.15 12.16
Dana Alokasi Khusus 31,977.70 42,057.30 42,992.15 68,769.17 73,027.26 83,012.85 21.02
LAIN-LAIN PENDAPATAN
69,984.38 107,970.61 61,286.63 80,218.57 93,742.15 145,109.22 15.70
DAERAH YANG SAH
Dana Otonomi Khusus 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00 0.00
Dana Penyesuaian 49,198.75 83,968.05 39,239.32 56,771.45 64,507.06 87,636.63 12.24
Alokasi Dana Desa yang Berasal
18,156.86
dari APBN
Pendapatan Bagi Hasil Pajak 15,694.56 20,825.62 21,634.71 22,678.79 28,305.88 34,876.23 17.32
Pendapatan Bagi Hasil Lainnya 2,995.20 2,970.40 0.00 0.00 0.00 0.00 100.00)
Pendapatan Hibah 2,095.87 206.54 250.00 768.33 0.00 (100.00)
Pendapatan Lainnya 0.00 0.00 162.60 0.00 929.22 4,439.50
Walaupun dampaknya relatif kecil, namun naiknya kontribusi PAD ini merupakan hal yang
positif, karena menggambarkan kemajuan kemandirian Kabupaten Sijunjung dalam membiayai
kebutuhan pembangunannya. Tabel di bawahini menunjukkan perkembangan kontribusi setiap
komponen pendapatan terhadap total pendapatan daerah Kabupaten Sijunjung.
Tabel 3.2
Rata-rata Pertumbuhan Per Tahun dan Perkembangan Kontribusi
Pendapatan Daerah Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015 (%)
KONTRIBUSI TERHADAP TOTAL PENDAPATAN (%) RATA-
RATA
KETERANGAN
TA 2010 TA 2011 TA 2012 TA 2013 TA 2014 TA 2015 PERTUM-
BUHAN (%)
PENDAPATAN 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 -
PENDAPATAN ASLI DAERAH 5.00 5.08 5.98 5.77 7.25 7.85 9.42
Pendapatan Pajak Daerah 0.63 0.86 0.95 0.86 1.05 1.06 10.83
Pendapatan Retribusi Daerah 0.90 0.81 1.33 1.96 2.38 2.69 24.55
Pendapatan Hasil Pengelolaan Kekayaan
1.19 1.58 1.54 1.39 1.34 1.16 (0.40)
Daerah Yang Dipisahkan
Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 2.29 1.83 2.16 1.55 2.49 2.94 5.13
Pengklasifikasian belanja daerah yang tertuang dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD) dapat dilakukan berdasarkan berbagai metode, antara lain berdasarkan Peraturan
Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 13 Tahun 2006. Berdasarkan Peraturan Menteri
tersebut, belanja daerah dapat diklasifikasikan menjadi belanja langsung dan belanja tidak langsung.
Belanja tidak langsung merupakan belanja yang tidak terkait langsung dengan pelaksanaan program
dan kegiatan. Sedangkan belanja langsung merupakan belanja yang terkait langsung dengan
pelaksanaan program dan kegiatan. Oleh sebab itu, pelaksanaan belanja langsung bertujuan untuk
meningkatkan kinerja. Komponen belanja tidak langsung terdiri dari belanja pegawai, belanja bunga,
belanja hibah, belanja bantuan sosial, belanja bantuan keuangan dan belanja tidak terduga.
Sedangkan belanja langsung terdiri dari belanja pegawai, belanja barang dan jasa, serta belanja
modal.
Berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan, belanja daerah diklasifikasikan atas belanja operasional, belanja modal, belanja tak
terduga, dan transfer bagi hasil ke desa. Belanja operasional mencakup belanja pegawai, belanja
barang, belanja bunga, belanja hibah, belanja bantuan sosial, dan belanja bantuan keuangan.
Sedangkan belanja modal diklasifikasikan sesuai dengan bidang aset, yaitu belanja modal tanah,
peralatan, gedung dan bangunan, jalan, irigasi, dan jaringan, aset tetap lainnya, serta aset lainnya.
Jika dirangking berdasarkan jumlahnya, tiga kelompok belanja daerah yang terbesar adalah
belanja operasional, belanja modal, dan tidak terduga. Belanja operasional mengalami peningkatan
dari Rp342.164.040.000 pada tahun 2010 menjadi Rp578.837.100.000 pada tahun 2015, atau
mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 11,09% per tahun. Belanja modal mengalami rata-rata
pertumbuhan sebesar 5,02% per tahun, yaitu dari Rp131.243.930.000 pada tahun 2010 menjadi
Rp167.695.080.000 pada tahun 2015. Sedangkan belanja tidak terduga mengalami penurunan dari
Rp4.729.510.000 pada tahun 2010 menjadi Rp40.000.000 pada tahun 2015, atau secara rata-rata
mengalami pertumbuhan sebesar minus 61,50% per tahun.
Tabel 3.3
Rata-rata Pertumbuhan per Tahun dan Perkembangan
Jumlah Belanja Daerah Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015 (Rp Juta)
(Klasifikasi Belanja Berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan)
JUMLAH BELANJA (RP JUTA) RATA-
RATA
KETERANGAN
TA 2010 TA 2011 TA 2012 TA 2013 TA 2014 TA 2015 PERTUM-
BUHAN (%)
BELANJA DAERAH 478,137.48 506,271.02 524,593.40 617,162.12 685,373.40 746,572.18 9.32
BELANJA OPERASIONAL 342,164.04 379,761.11 421,550.35 458,028.15 540,593.53 578,837.10 11.09
Belanja Pegawai 245,899.20 280,689.05 316,222.73 345,738.42 387,129.03 398,244.63 10.12
Belanja Barang 64,612.91 79,184.01 83,669.99 96,594.76 109,439.82 160,835.40 20.01
Belanja Subsidi 1,486.40 1,747.25 3,002.00 1,382.34 450.00 0.00 (100.00)
Belanja Hibah 21,843.57 9,934.83 14,620.46 10,686.48 35,961.11 19,587.57 (2.16)
Belanja Bantuan Sosial 8,321.97 8,205.97 4,035.18 3,626.15 7,613.57 169.50 (54.10)
BELANJA MODAL 131,243.93 123,590.90 102,256.55 159,054.41 144,579.54 167,695.08 5.02
Belanja Tanah 313.56 647.13 0.00 0.00 0.00 20.00 (42.33)
Belanja Peralatan dan Mesin 18,482.16 37,708.58 18,006.24 17,718.65 35,206.66 36,494.26 14.58
Belanja Gedung dan Bangunan 45,295.42 40,348.47 42,426.59 82,427.01 55,698.14 57,043.57
4.72
Belanja Jalan, Jaringan & Irigasi 66,984.13 38,087.68 39,832.70 57,806.89 51,656.70 72,388.26 1.56
Belanja Aset Tetap Lainnya 168.66 6,799.03 1,991.02 1,101.85 2,018.04 1,696.33 58.67
Belanja Aset Lainnya 0.00 0.00 0.00 0.00 52.65
BELANJA TIDAK TERDUGA 4,729.51 2,919.01 786.50 79.55 200.32 40.00 (61.50)
Belanja Tidak Terduga 4,729.51 2,919.01 786.50 79.55 200.32 40.00 (61.50)
Analisis belanja daerah berdasarkan klasifikasi Permendagri Nomor 13 tahun 2006 dengan
menggunakan data tahun 2010 – 2014 menunjukkan bahwa perkembangan kinerja belanja
Kabupaten Sijunjung cenderung lebih baik. Hal ini dapat dilihat berdasarkan perbandingan tingkat
rata-rata pertumbuhan per tahun masing-masing kelompok belanja daerah. Belanja tidak langsung
mengalami peningkatan sebesar 9,17%, yaitu dari Rp277.951.360.000 pada tahun 2010 menjadi
Rp387.679.760.000 pada tahun 2014. Sedangkan belanja langsung mengalami tingkat pertumbuhan
sebesar 12.33%, atau meningkat dari Rp216.279.840.000 pada tahun 2010 menjadi
Rp320.614.590.000 pada tahun 2014. Sesuai dengan konsep anggaran berbasis kinerja (money
follow program), maka rata-rata pertumbuhan per tahun dari belanja langsung yang lebih besar
dibandingkan dengan belanja tidak langsung menunjukkan kebijakan Kabupaten Sijunjung yang lebih
berorientasi kepada peningkatan kinerja.
Kinerja belanja yang lebih baik juga ditunjukkan berdasarkan analisis rata-rata pertumbuhan
per tahun untuk setiap elemen belanja langsung. Rata-rata pertumbuhan per tahun belanja langsung
pegawai lebih rendah dibandingkan dengan belanja barang dan jasa. Belanja barang dan jasa
mengalami peningkatan dari Rp64.612.910.000 pada tahun 2010 menjadi Rp164.363.370.000 pada
tahun 2015, atau mengalami rata-rata pertumbuhan sebesar 20,03% per tahun. Namun demikian
karena terbatasnyajumlah dana APBD Kabupaten Sijunjung, mengakibatkan belanja modal hanya
mengalami peningkatan dari Rp131.243.930.000 pada tahun 2010 menjadi Rp159.339.898.000 pada
tahun 2015. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat rata-rata pertumbuhanbelanja modal baru sebesar
5,37% per tahun. Tabel berikut memperlihatkan perkembangan belanja Kabupaten Sijunjung tahun
2010 – 2015 menurut jenis belanja.
Tabel 3.4
Rata-rata pertumbuhan Per Tahun dan Perkembangan
Jumlah Belanja Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015 (RpJuta)
(Klasifikasi Belanja Berdasarkan Permendagri 13 Tahun 2006)
JUMLAH BELANJA (RP JUTA) RATA-
RATA
KETERANGAN
TA 2010 TA 2011 TA 2012 TA 2013 TA 2014 TA 2015 PERTUM-
BUHAN (%)
BELANJA DAERAH 494,231.20 524,189.76 546,754.50 639,410.29 708,294.35 783,048.86 10.55
Belanja Tidak Langsung 277,951.36 298,002.96 335,636.46 352,054.26 387,679.76 423,211.35 9.17
Belanja Pegawai 225,476.20 257,277.16 291,031.24 314,031.56 348,028.57 384,904.32 10.60
Belanja Subsidi 1,486.40 1,747.25 3,002.00 1,382.34 450.00 286.31 (36.38)
Belanja Hibah 21,843.57 9,934.83 14,620.46 10,686.48 8,466.35 8,026.78 (5.19)
Belanja Bantuan Sosial 8,321.97 8,205.97 4,035.18 3,626.15 7,613.57 7,425.76 (2.47)
Belanja Bagi Hasil 360.58 653.57 678.99 795.57 1,117.27 1,335.92 19.57
Belanja Bantuan Keuangan 15,733.13 17,265.17 21,482.10 21,452.61 21,803.68 23,567.65 8.09
Belanja Tidak Terduga 4,729.51 2,919.01 786.50 79.55 200.32 82.01 (59.06)
Analisis lain yang dapat dilakukan untuk mengevaluasi kinerja belanja Kabupaten Sijunjung
dalam enam tahun terakhir adalah berdasarkan kontribusi setiap kelompok belanja terhadap total
belanja daerah. Kontribusi jumlah belanja pegawai, baik belanja langsung maupun belanja tidak
langsung selama kurun waktu 2010 – 2015mengalami peningkatan dari 53,43% pada tahun 2010
menjadi 53,34% pada tahun 2015. Sedangkan kontribusi belanja modal dalam tahun 2010 – 2015
mengalami penurunan dari 27,45% pada tahun 2010 menjadi 22,46% pada tahun 2015.
Pertumbuhan kontribusi belanja pegawai yang lebih tinggi dibandingkan kontribusi belanja modal
menunjukkan kebijakan belanja yang perlu disempurnakan pada masa datang.
Walaupun rata-rata kontribusi belanja barang dan jasa pada tahun 2010 – 2015 lebih rendah
dibandingan belanja modal, yaitu 16,38% berbanding 23,45%, namun pada tahun terakhir, kontribusi
belanja modal justru lebih rendah daripada belanja barang dan jasa. Kontribusi belanja barang dan
jasa pada tahun 2010-2015 naik dari 13,51% menjadi 21,54%, sedangkan kontribusi belanja modal
Tabel 3.5
Rata-rata Pertumbuhan Per Tahun dan Perkembangan
Kontribusi Jumlah Belanja Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015 (%)
(Klasifikasi Belanja Berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintahan)
KONTRIBUSI TERHADAP TOTAL BELANJA (%) RATA-RATA
KETERANGAN PERTUM-
TA 2010 TA 2011 TA 2012 TA 2013 TA 2014 TA 2015 BUHAN (%)
BELANJA DAERAH 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 -
BELANJA OPERASI 71.56 75.01 80.36 74.22 78.88 77.53 1.62
Belanja Pegawai 51.43 55.44 60.28 56.02 56.48 53.34 0.73
Belanja Barang 13.51 15.64 15.95 15.65 15.97 21.54 9.78
Belanja Subsidi 0.31 0.35 0.57 0.22 0.07 0.00 (100.00)
Belanja Hibah 4.57 1.96 2.79 1.73 5.25 2.62 (10.50)
Belanja Bantuan Sosial 1.74 1.62 0.77 0.59 1.11 0.02 (58.02)
BELANJA TIDAK TERDUGA 0.99 0.58 0.15 0.01 0.03 0.01 (64.78)
Belanja Tidak Terduga 0.99 0.58 0.15 0.01 0.03 0.01 (64.78)
Selanjutnya untuk pembiayaan, secara umum tidak banyak daerah yang membuat kebijakan
pembiayaan yang berpengaruh signifikan terhadap proses pembangunan, kecuali memanfaatkan
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) yang tersedia. Pada kebanyakan daerah, kebijakan yang
dibuat dalam penganggaran adalah kebijakan anggaran berimbang. Hal ini berarti semua SiLPA
tahun sebelumnya direncanakan digunakan untuk menggerakkan pembangunan pada tahun
berikutnya. Hal ini juga dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sijunjung dalam periode tahun 2010 –
2015.
SiLPA tahun sebelumnya dijadikan sebagai pembiayaan terima dan semua penerimaan
daerah yang dianggarkan seharusnya dapat dibelanjakan. Akan tetapi karena adanya keterbatasan
dalam pelaksanaan anggaran, maka pada setiap tahun selalu terjadi SiLPA. SiLPA Kabupaten
Sijunjung setiap tahun menunjukkan peningkatan dan secara otomasi pembiayaan terima pada tahun
berikutnya juga lebih tinggi dari tahun-tahun sebelumnya. Kondisi pembiayaan demikian belum ideal
karena semua dana yang tersedia seharusnya digunakan sesegera mungkin untuk menggerakkan
pembangunan daerah.Pada tahun 2015, SiLPA Kabupaten Sijunjung berjumlah Rp118.292,70 juta,
padahal pada tahun 2010 jumlah SiLPA ini hanya berjumlah Rp59.286,09 juta. Tabel berikut
memperlihatkan perkembangan realisasi pembiayaan Kabupaten Sijunjung.
Neraca mengambarkan tentang aset, kewajiban, dan ekuitas yang dimiliki oleh suatu
organisasi, termasuk organisasi pemerintah daerah. Secara umum, transaksi yang akan
mempengaruhi neraca daerah adalah transaksi yang berasal dari belanja modal dan pembiayaan.
Jika ada belanja modal maka akan terjadi peningkatan aset tetap. Sedangkan jika ada pengeluaran
pembiayaan maka akan terjadi peningkatan investasi jangka panjang, pembentukan dana cadangan
dan atau penurunan kewajiban. Jika ada penerimaan pembiayaan maka akan terjadi penurunan
investasi jangka panjang, pencairan dana cadangan, sisa lebih perhitungan anggaran dan kenaikan
kewajiban.
Analisis berdasarkan pos-pos aset menunjukkan bahwa jumlah nilai aset yang dimiliki
Kabupaten Sijunjung mengalami peningkatan yang cukup signifikan, yaitu dari Rp1.182.530.730.000
pada tahun 2010 meningkat menjadi Rp1.779.754.290.000 pada tahun 2014 dan kemudian menurun
menjadi Rp1.001.769.820.000 pada tahun 2015. Penurunan yang terjadi pada tahun 2015 ini
disebabkan diperlakukannya Sistem Akuntansi Pemerintahan Berbasis Akrual sehingga setiap
daerah harus mengakui piutang, cadangan penghapusan piutang, penyusutan atas aktiva tetap dan
beberapa pos aktiva lainnya. Salah satu contoh di Kabupaten Sijunjung adalah pengakuan atas
penyusutan aktiva tetap yang pada tahun-tahun sebelumnya belum pernah dilakukan sehingga
akumulasi penyusutan aktiva tetap sampai tahun 2015 berjumlah Rp902.027.410.000.
Analisis berdasarkan elemen aset menunjukkan terjadinya peningkatan jumlah aset lancar
dari Rp64.833.620.000 pada tahun 2010 menjadi Rp131.830.520.000 pada tahun 2015. Hal ini
berarti dalam periode tersebut terjadi pertumbuhan aset lancar rata-rata sebesar 1,13% per tahun.
Peningkatan ini terjadi karena SiLPA yang dari tahun ke tahun selalu menunjukkan peningkatan.
Jumlah investasi jangka panjang mengalami peningkatan yang jauh lebih tinggi dibandingkan
peningkatan aset lancar. Jika pada tahun 2010 jumlah investasi jangka panjang Kabupaten Sijunjung
hanya berjumlah Rp42.283,14 juta, maka pada tahun 2015 jumlah ini meningkat menjadi
Rp88.041,58 juta. Hal ini berarti dalam periode tersebut terjadi rata-rata pertumbuhan per tahun
sebesar 17,28%.
Sebagaimana telah dijelaskan di atas, jumlah aset tetap Kabupaten Sijunjung mengalami
peningkatan dari tahun 2010 ke tahun 2014, tetapi karena penerapan Akuntansi Berbasis Akrual
mengalami penurunan pada tahun 2015. Sedangkan jumlah aset lainnya mengalami peningkatan
yang juga cukup signifikan dengan tingkat rata-rata pertumbuhan sebesar 27,79% per tahun. Namun
arena komposisi jumlah aset lainnya relatif kecil, maka pengaruh pertumbuhan tersebut tidak terlalu
signifikan terhadap peningatan jumlah aset Kabupaten Sijunjung.
Tabel 3.7
Perkembangan Neraca Kabupaten Sijunjung Tahun 2010 – 2015 (RpJuta)
ASET
ASET LANCAR
Kas di Kas Daerah 6,789.47 12,867.26 3,118.46 4,727.14 3,129.50 18,792.70
Kas di Bendahara Pengeluaran 12.17 74.80 19.12 - 0.70 -
Kas di Bendahara Penerimaan 15.99 121.45 3.15 5.35 16.88 11.32
Setara Kas 52,500.00 53,000.00 65,000.00 69,000.00 99,339.88 100,792.92
Piutang 2,164.19 3,174.41 1,266.65 1,553.92 14,740.27 13,388.58
Penyisihan Piutang - - - (1,069.78) (6,871.04) (8,242.32)
Belanja Dibayar Dimuka - - - 193.67 - 310.64
Persediaan 3,351.79 2,499.92 4,033.19 6,341.78 7,784.88 6,776.69
Jumlah Aset Lancar 64,833.62 71,737.84 73,440.56 80,752.07 118,141.08 131,830.52
INVESTASI JANGKA PANJANG
Investasi Non Permanen
Investasi Dana Bergulir Penguat Modal UKM 7,439.56 8,597.10 8,442.59 8,598.26 8,598.26 8,598.26
Penyisihan Investasi Dana Bergulir Penguat
- - - (4,569.18) (4,673.77) (3,935.34)
Modal UKM
Jumlah Investasi Non Permanen 7,439.56 8,597.10 8,442.59 4,029.08 3,924.49 4,662.92
Investasi Permanen
Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 32,018.69 29,021.40 38,365.83 57,711.62 72,616.71 83,378.66
Penyertaan Modal dalam Proyek
2,824.89 2,824.89 2,824.89 2,824.89 - -
Pembangunan
Jumlah Investasi Permanen 34,843.58 31,846.28 41,190.72 60,536.51 72,616.71 83,378.66
Jumlah Investasi Jangka Panjang 42,283.14 40,443.38 49,633.30 64,565.59 76,541.20 88,041.58
ASET TETAP
Tanah 73,007.69 72,636.08 72,676.08 69,113.95 172,644.21 172,329.72
Peralatan dan Mesin 103,605.45 132,524.36 149,413.62 170,086.57 203,290.71 225,717.96
Gedung dan Bangunan 327,014.63 423,037.40 439,187.95 530,949.26 575,846.07 630,816.10
Jalan, Jaringan dan Irigasi 576,043.00 625,763.67 673,505.00 733,883.59 774,512.55 830,189.52
Aset Tetap Lainnya 15,146.79 21,168.23 23,221.49 27,387.20 30,592.42 23,433.60
Konstruksi dalam pengerjaan 87,713.18 20,334.05 37,082.47 14,395.98 22,868.33 21,310.34
Akumulasi Penyusutan Aset Tetap (902,027.41)
Jumlah Aset Tetap 1,182,530.73 1,295,463.80 1,395,086.62 1,545,816.56 1,779,754.29 1,001,769.82
ASET LAINNYA
Aset tak berwujud 511.73 511.73 511.73 334.57 465.30 613.28
Aset Lain-lain 26.98 5.26 5.26 5,627.11 1,601.06 1,222.52
Aset Dalam Penelusuran - - - 1,580.49 - -
Jumlah Aset Lainya 538.70 516.99 516.99 7,542.16 2,066.36 1,835.80
JUMLAH ASET 1,290,186.19 1,408,162.01 1,518,677.47 1,698,676.38 1,976,502.93 1,223,477.72
KEWAJIBAN JANGKA PENDEK
Utang Perhitungan Pihak Ketiga (PFK) 15.56 9.17 9.12 9.11 4.41 12.69
Utang Jangka Pendek Lainnya 777.21 25.71 6,204.74 8,241.05 824.82 6,774.03
Pendapatan Diterima Dimuka 1,138.37
Jumlah Kewajiban Jangka Pendek 792.77 34.88 6,213.86 8,250.16 829.23 7,925.09
JUMLAH KEWAJIBAN 792.77 34.88 6,213.86 8,250.16 829.23 7,925.09
EKUITAS DANA
EKUITAS DANA LANCAR
Sisa Lebih Pembiayan Anggaran (SILPA) 59,286.09 65,932.89 68,128.45 73,718.03 101,630.20
Selain SiLPA 835.47
Pendapatan yang ditangguhkan 15.99 121.45 3.15 5.35 16.88
Cadangan Piutang 2,164.19 3,174.41 1,266.65 677.80 7,869.23
Cadangan Persediaan 3,351.79 2,499.92 4,033.19 6,341.78 7,784.88
Dana yang Harus Disediakan untuk
-777.21 -25.71 -6,204.74 -8,241.05 (824.82)
Pembayaran Utang Jangka Pendek
Jumlah Ekuitas Dana Lancar 64,040.85 71,702.96 67,226.70 72,501.91 117,311.84
EKUITAS DANA INVESTASI
Diinvestasikan dalam Investasi Jangka
42,283.14 40,443.38 49,633.30 64,565.59 76,541.20
Panjang
Diinvestasikan dalam Aset Tetap 1,182,530.73 1,295,463.80 1,395,086.62 1,545,816.56 1,779,754.29
Diinvestasikan dalam Aset Lainnya 538.70 516.99 516.99 7,542.16 2,066.36
Jumlah Ekuitas Dana Investasi 1,225,352.57 1,336,424.16 1,445,236.91 1,617,924.31 1,858,361.85
JUMLAH EKUITAS 1,289,393.42 1,408,127.12 1,512,463.61 1,690,426.22 1,975,673.69 1,215,260.53
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS
1,290,186.19 1,408,162.01 1,518,677.47 1,698,676.38 1,976,502.93 1,223,185.63
DANA
Baik rasio lancar maupun rasio kas menunjukkan kemampuan yang sangat besar. Rasio
lancar mengalami penurunan dari 205.659,17% pada tahun 2010 menjadi 14.247,02% pada tahun
2015. Sedangkan rasio quick turun dari 198.492,37% pada tahun 2010 menjadi 13.308,22% pada
tahun 2015. Hal yang sama ditunjukkan oleh rasio kas yang meningkat dari 189.391,92% pada tahun
2010 menjadi 12.359,24% pada tahun 2015. Ketiga rasio ini menunjukkan bahwa Kabupaten
Sijunjung mempunyai kemampuan untuk melunasi hutang lancar puluhan kali lipat, dan atau jumlah
Kondisi jumlah hutang yang sangat kecil itu juga dapat dilihat berdasarkan rasio total hutang
terhadap ekuitas dana dan atau total aset, yaitu berkisar di bawah 1% saja. Artinya, hutang yang
dimiliki Kabupaten Sijunjung hanya kurang 1% dari jumlah aset atau ekuitas dananya. Dengan
demikian, semua rasio keuangan ini menunjukkan kemampuan Pemerintah Daerah Kabupaten
Sijunjung yang sangat baik dalam melunasi seluruh hutangnya. Tabel berikut menyajikan
perkembangan rasio keuangan Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015.
Tabel 3.8
Perkembangan Rasio Keuangan Kabupaten Sijunjung Tahun 2010–2015
RASIO KEUANGAN (%)
KETERANGAN
2010 2011 2012 2013 2014 2015
Rasio Lancar (current ratio) 195,865.87 205,659.17 1,181.88 978.79 14,247.02 14,318.26
Rasio quick (quick ratio) 189,040.35 198,492.37 1,116.98 901.93 13,308.22 13,374.76
Kas Rasio 180,373.25 189,391.92 1,096.59 893.71 12,359.24 12,421.04
Rasio total hutang terhadap
0.00 0.00 0.41 0.49 0.04 0.04
total aset
Rasio hutang terhadap modal 0.00 0.00 0.41 0.49 0.04 0.04
Sumber : BKAD, LKPD Kabupaten Sijunjung beberapa tahun (diolah)
3.1.3 Kinerja Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dan Badan Usaha Lainnya
Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 menyatakan bahwa tujuan pendirian BUMD adalah
untuk memberikan manfaat bagi perkembangan perekonomian daerah pada umumnya,
menyelenggarakan kemanfaatan umum berupa penyediaan barang dan/atau jasa yang bermutu bagi
pemenuhan hajat hidup masyarakat sesuai kondisi, karakteristik dan potensi daerah yang
bersangkutan berdasarkan tata kelola perusahaan yang baik, dan memperoleh laba dan/atau
keuntungan. BUMD di Kabupaten Sijunjung didirikan dengan tujuan untuk dapat memberikan
pelayanan kepada masyarakat dan meningkatkan perekonomian serta untuk dapat memberikan
kontribusi pendapatan bagi Pemerintah Daerah.
Pemerintah Kabupaten Sijunjung memiliki 3 (tiga) BUMD yaitu Perusahaan Daerah Air Minum
(PDAM) Tirta Sanjung Buana yang bergerak di bidang penyediaan dan pelayanan air bersih,
Perusahaan Daerah (PD) Kinantan yang mempunyai unit usaha hotel, SPBU dan Bengkel, dan
PT. Sanjung Husada Mandiri yang bergerak di unit usaha penyelenggaraan jaminan kesehatan
daerah, apotek, air minum dalam kemasan dan distribusi garam beryodium.
Disamping itu Pemerintah Daerah juga telah melakukan investasi atau penyertaan modal
dalam bentuk kerjasama dengan Pemerintah Provinsi dan kabupaten lainnya yakni pada PT. Bank
Nagari (Bank Pembangunan Daerah Sumatera Barat), PT. Balairung Citra Jaya dan kerjasama
dengan swasta yakni pendirian 9 (sembilan) Bank Perkreditan Rakyat. Sampai dengan tahun 2016
total investasi atau penyertaan modal yang sudah disalurkan adalah sebesar Rp77.280.399.000.
b. PD. Kinantan
Tabel 3.11
Jumlah Aset dan Kewajiban PD. Kinantan Tahun 2011 – 2015
NO TAHUN TOTAL ASET (RP) TOTAL KEWAJIBAN (RP) TOTAL EQUITAS (RP)
1. 2011 7.446.022.864,58 870.131.166,00 6.575.871.698,58
2. 2012 7.445.862.400.,32 390.616.359,00 7.055.246.041,32
3. 2013 7.372.220.088,37 319.448.444,00 7.052.771.644,37
4. 2014 7.691.711.773,97 850.301.602,60 6.841.410.171,37
5. 2015 7.970.395.071,75 1.022.437.589,62 6.947.957.482,13
Sumber : BKAD, Laporan Keuangan Kabupaten Sijunjung, beberapa tahun (diolah)
Tabel 3.12
Rugi / Laba PD. Kinantan Tahun 2011 – 2015
PENDAPATAN PENDAPATAN NON TOTAL BEBAN RUGI / LABA (RP)
NO TAHUN
OPERASIONAL (RP) OPERASIONAL (RP) (RP)
1. 2011 1.558.169.187,00 17.137.048,00 1.826.321.676,80 (251.015.441,80)
2. 2012 2.190.934.685,40 12.050.957,00 2.252.435.941,76 (49.450.299,36)
3. 2013 1.867.843.855,10 19.566.879,00 1.998.400.191,04 (110.989.456,94)
4. 2014 2.150.028.947,80 17.962.780,75 2.43450.376.817, (262.385.088,90)
5. 2015 2.233.741.696,19 6.820.458,00 2.310.401.723,92 (69.839.569,72)
Sumber : BKAD, Laporan Keuangan Kabupaten Sijunjung, beberapa tahun (diolah)
Tabel 3.13
Jumlah Aset dan Kewajiban PT. Sanjung Husada Mandiri Tahun 2011 – 2015
NO TAHUN TOTAL ASET (RP) TOTAL KEWAJIBAN (RP) TOTAL EQUITAS (RP)
1. 2011 1.967.627.601,00 1.009.246.010,00 958.381.591,00
2. 2012 1.966.683.798,00 730.749.556,00 1.235.934.234,00
3. 2013 1.822.824.278,00 397.789.221,60 1.425.035.056,40
4. 2014 1.638.015.782,30 826.015.782,30 812.000.000,00
5. 2015 1.285.690.570,00 253.310.797,0 1.031.879.773,00
Sumber : BKAD, Laporan Keuangan Kabupaten Sijunjung, beberapa tahun (diolah)
Tabel 3.15
Investasi Pemerintah Kabupaten Sijunjung pada Badan Usaha Tahun 2015
Tabel 3.16
Target Pendapatan Daerah dari BUMD Tahun 2016 – 2021
Dalam perhitungan belanja aparatur digunakan asumsi bahwa sebagian dari belanja barang
dan jasa serta belanja modal digunakan untuk pembelian atau pengeluaran yang dinikmati oleh
aparatur sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya. Dari sisi belanja aparatur, selama kurun waktu
tahun 2011 hingga tahun 2013, telah terjadi penurunan kontribusi belanja aparatur. Pada tahun 2011
belanja aparatur berjumlah 59,86% dari total pengeluaran pemerintah daerah, dan meningkat sedikit
menjadi 62,90% pada tahun 2012, dan kembali mengalami penurunan menjadi 56,79% pada tahun
2013. Walaupun dari sisi jumlah belanja aparatur terjadi peningkatan, namun penurunan kontribusi
tersebut menunjukkan bahwa alokasi pengeluaran pada kebutuhan non-aparatur di dalam APBD
Kabupaten Sijunjung semakin lama semakin naik.
Tabel 3.17
Perkembangan Proporsi Jumlah Belanja Aparatur terhadap
Jumlah Pengeluaran Daerah Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015
Total Belanja Total Pengeluaran
untuk Pemenuhan (Belanja + Pembiayaan
Tahun Persentase
Kebutuhan Aparatur Pengeluaran)
(Rp Juta) (Rp Juta)
2010 285.553 472.370 60,45
2011 315.402 526.934 59,86
2012 353.345 561.754 62,90
2013 384.707 654.410 58,79
2014 424.921 730.002 58,21
2015 469.337 814.325 57,64
Sumber : BKAD, Laporan Keuangan Kabupaten Sijunjung, beberapa tahun (diolah)
Selanjutnya belanja periodik yang wajib dan mengikat adalah pengeluaran yang wajib dibayar
serta tidak dapat ditunda pembayarannya dan dibayar setiap tahun oleh pemerintah daerah seperti
gaji dan tunjangan pegawai serta anggota dewan, bunga, belanja jasa kantor, sewa kantor yang telah
ada kontrak jangka panjang atau belanja sejenis lainnya. Pengeluaran mengikat bermakna
pendanaan belanja dan pengeluaran pembiayaan yang tidak dapat dihindari atau harus dibayar
dalam suatu tahun anggaran. Sedangkan belanja periodik prioritas utama adalah pengeluaran yang
harus dibayar setiap periodik oleh pemerintah daerah dalam rangka keberlangsungan pelayanan
dasar prioritas Pemerintah Daerah yaitu pelayanan pendidikan dan kesehatan, seperti honorarium
guru dan tenaga medis serta belanja sejenis lainnya.
Analisis terhadap realisasi pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama dimaksudkan
untuk menganalisis jumlah kebutuhan dana yang harus dikeluarkan karena kewajiban pemerintah
baik karena peraturan maupun karena ada perjanjian. Semakin tinggi jumlah pengeluaran wajib dan
mengikat serta prioritas utama berarti semakin terbatas dana yang dapat digunakan untuk tujuan
lainnya yang tidak terikat.
Hasil perhitungan pengeluaran periodik wajib dan mengikat serta prioritas utama menunjukkan
jumlah yang cukup besar, yaitu Rp219.100.970.000 pada tahun 2011 dan meningkat menjadi
Rp257.507.520.000 pada tahun 2013. Hal ini berarti dalam kurun waktu tersebut terjadi rata-rata
pertumbuhan per tahun sebesar 8,41%. Dengan demikian, Pemerintah Kabupaten Sijunjung minimal
harus menyediakan dana sebesar jumlah tersebut di atas karena ikatan kerjasama yang telah
disepakati sebelumnya.
Tabel 3.18
Pengeluaran Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015
PENGELUARAN (RPJUTA) RATA-
RATA
URAIAN PERTUM-
TA 2010 TA 2011 TA 2012 TA 2013 TA 2014 TA 2015 BUHAN
(%)
a. Belanja Tidak Langsung 191,087.64 205,540.74 226,562.43 237,809.12 255,796.04 275,143.41 7.56
Belanja Gaji dan Tunjangan 186,260.06 200,081.76 219,990.52 230,878.27 248,010.94 266,414.96 7.42
Belanja Penerimaan Anggota dan
Pimpinan DPRD serta Operasional 4,252.82 4,805.40 5,892.91 6,135.29 6,932.46 7,833.22 12.99
KDH/WKDH
Belanja Bunga - - - - - - 0.00
Belanja Bagi Hasil 592.38 653.57 678.99 795.57 877.74 968.41 10.33
b. Belanja Langsung 11,250.85 13,560.23 17,902.67 19,698.40 23,741.75 28,615.06 20.53
Belanja Honorarium PNS Khusus
- - - - - - 0.00
Untuk Guru dan Tenaga Medis
Belanja Beasiswa Pendidikan PNS 1,548.50 588.50 663.90 85.00 32.30 12.28 -62.00
Belanja Jasa Kantor (Khusus
Tagihan Bulanan Kantor seperti 10,549.22 12,971.73 17,238.77 19,613.40 24,117.39 29,655.67 22.96
Listrik, Air, Telepon dan Sejenisnya)
Belanja Sewa Gedung Kantor (yang
telah Ada Kontrak Jangka - - - - - - 0.00
Panjangnya)
Belanja Sewa Perlengkapan dan
Peralatan Kantor (yang telah ada - - - - - - 0.00
Kontrak Jangka Panjangnya)
c. Pembiayaan Pengeluaran - - - - - - 0.00
Pembentukan Dana Cadangan - - - - - - 0.00
Pembayaran Pokok Utang - - - - - - 0.00
TOTAL (a+b+c) 202,102.41 219,100.97 244,465.10 257,507.52 279,166.13 302,646.42 8.41
Faktor yang melatar belakangi besarnya proporsi belanja untuk pemenuhan kebutuhan
aparatur antara lain karena di dalam belanja tidak langsung teralokasi belanja bantuan sosial, belanja
hibah serta belum diterapkannya sistem penganggaran dengan menggunakan Analisa Standar
Belanja, belum efektifnya pola pengintegrasian antara target capaian pada Standar Pelayanan
Minimum dengan penganggarannya. Selain itu, masih belum optimalnya pemanfaatan potensi serta
rendahnya realisasi PAD menyebabkan DAU lebih banyak diserap untuk memenuhi kebutuhan
belanja tidak langsungkhususnya pada belanja wajib, sehingga alokasi belanja langsung menjadi
sangat terbatas.
Tabel berikut memperlihatkan perkembangan surplus dan defisit riil anggaran yang terjadi
dari tahun 2010- 2015.
Tabel 3.19
Defisit Riil Anggaran Kabupaten Sijunjung Tahun 2010-2015
DEFISIT RIIL (RPJUTA) RATA-RATA
URAIAN PERTUM-
TA 2010 TA 2011 TA 2012 TA 2013 TA 2014 TA 2015 BUHAN (%)
PENDAPATAN 439,095.67 532,560.76 554,996.13 659,999.87 748,241.68 828,391.86 13.54
BELANJA 494,231.20 524,189.76 546,754.50 639,410.29 708,294.35 799,432.36 10.10
PENGELUARAN
4,870.00 2,744.00 6,046.07 15,000.00 13,331.00 14,700.00 24.73
PEMBIAYAAN
DEFISIT RIIL (60,005.52) 5,627.01 2,195.56 5,589.58 26,616.33 14,259.50
Sumber : BKAD, LKPD Kabupaten Sijunjung beberapa tahun (diolah)
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang Tata Cara
Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan
Peraturan Daerah tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah, serta Tata Cara Perubahan Rencana Pembangunan
Jangka Panjang Daerah, Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, dan Rencana Kerja
Pemerintah Daerah, kerangka pendanaan adalah analisis pengelolaan keuangan Daerah untuk
menentukan sumber-sumber dana yang digunakan dalam pembangunan, optimalisasi penggunaan
sumber dana dan peningkatan kualitas belanja dalam membiayai penyelenggaraan pemerintahan
Daerah dalam upaya mencapai visi dan misi Kepala Daerah serta target pembangunan nasional.
Bagian ini menganalisis kerangka pendanaan yang bertujuan untuk menghitung kapasitas riil
keuangan daerah yang akan dialokasikan untuk pendanaan program pembangunan jangka
menengah daerah selama 5 (lima) tahun ke depan yakni tahun 2016-2021. Suatu kapasitas riil
keuangan daerah adalah total penerimaan daerah setelah dikurangi dengan berbagai pos atau
belanja dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama. Untuk
mengetahui kapasitas fiscal riil keuangan daerah, maka yang pertama dianalisis adalah seluruh
pengeluaran periodik wajib dan prioritas utama pada masa sebelumnya. Selanjutnya dilakukan
perhitungan dan analisis proyeksi pendapatan daerah dan belanja daerah dengan terlebih dahulu
Dengan adanya perubahan peraturan tentang pajak daerah dan retribusi daerah melalui
Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah yang
menyerahkan Pajak Bumi dan Bangunan Perdesaan dan Perkotaan (PBB-P2) dan Bea Perolehan
Hak atas Tanah dan Bangunan (BPHTB) ke daerah, maka diperkirakan akan mampu meningkatkan
penerimaan pajak daerah. Oleh sebab itu, diperkirakan pajak daerah akan mengalami peningkatan
yang cukup signifikan pada tahun-tahun mendatang, tetapi setelah itu hanya akan mengalami sedikit
peningkatan dibandingkan rata-rata pertumbuhan tahun-tahun sebelumnya, yaitu 6,46% per tahun.
Retribusi daerah menunjukkan prestasi yang bagus dalam periode 2010-2015, yaitu dengan
rata-rata pertumbuhan per tahun sebesar 41,41%. Prestasi seperti ini harus dipertahankan pada
masa mendatang. Namun karena adanya perubahan status Rumah Sakit Umum Daerah Sijunjung
menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) maka terjadi perubahan klasifikasi pendapatan, yaitu
dari retribusi daerah menjadi lain-lain PAD yang sah.
Pembenahan manajemen pengelolaan usaha-usaha milik daerah yang ada saat ini
diperkirakan masih mampu memberikan kontribusi yang memadai. Jika pada tahun 2010 sampai
tahun 2015 terjadi rata-rata pertumbuhan pertahun sebesar 13,09%, maka berdasarkan perkiraan
pesimis saja harus mampu menghasilkan pertumbuhan minimal 50,00% dari pertumbuhan
2010-2015, yaitu 6,54% per tahun. Penerimaan dari pendapatan hasil pengelolaan aset daerah yang
dipisahkan idealnya dialokasikan kembali untuk upaya-upaya peningkatan kapasitas di mana dana
penyertaan dialokasikan sehingga menghasilkan tingkat pengembalian investasi terbaik bagi kas
daerah.
Sedangkan lain-lain PAD yang sah membutuhkan seseorang yang mempunyai kemampuan
pengelolaan keuangan yang baik, sehingga dia mampu menyusun perencanaan kas dengan baik
sehingga kelebihan dana dalam periode tertentu dapat digunakan untuk menghasilkan pendapatan
bagi daerah. Hal seperti ini telah dibuktikan oleh beberapa daerah yang mempunyai seorang
manejer keuangan yang baik. Disamping itu, pada pos pendapatan ini juga terdapat sumber PAD
yang berasal dari Rumah Sakit Umum Daerah yang berstatus BLUD. Oleh sebab itu, setelah
reklasifikasi pendapatan retribusi pelayanan rumah sakit menjadi lain-lain PAD yang sah pada tahun
2016, penerimaan lain-lain PAD yang sah diperkirakan bisa meningkat menjadi Rp37,48 miliar.Pada
tahun-tahun berikutnya diperkirakan pendapatan daerah yang berasal dari Lain-lain PAD yang Sah
ini akan dapat ditingkatkan sebesar 15% pertahun.
Pertumbuhan penerimaan daerah yang berasal dari bagi hasil pajak dan bukan pajak
diperkirakan dapat ditingkatkan sebesar perkiraan pertumbuhan ekonomi makro Indonesia dan
sejalan dengan perkiraan peningkatan pendapatan masyarakat, yaitu sebesar 6,00% per tahun.
Karena semakin banyaknya pemekaran daerah, maka diperkirakan penerimaan daerah yang
berasal dari dana alokasi umum kemungkinan akan mengalami penurunan pertumbuhan sedikit di
bawah rata-rata pertumbuhan yang dicapai pada tahun-tahun sebelumnya. Diperkirakan pada tahun-
tahun mendatang dana alokasi umum dan dana alokasi khusus hanya akan mengalami pertumbuhan
6,00% per tahun sesuai dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi makro Indonesia.
Analisis berikutnya adalah untuk mengetahui kapasitas riil keuangan daerah. Kapasitas riil
keuangan daerah adalah total penerimaan daerah setelah dikurangkan dengan berbagai pos atau
belanja dan pengeluaran pembiayaan yang wajib dan mengikat serta prioritas utama.
Hasil perhitungan yang dilakukan menunjukkan bahwa kapasitas riil kemampuan keuangan
daerah antara tahun 2016-2021 cukup besar. Pada tahun 2016 jumlah kapasitas riil kemampuan
daerah Rp648.903.150.000 dan meningkat menjadi Rp764.530.870.000 pada tahun 2021. Namun
demikian, apabila dilihat secara relatif, diperkirakan pada tahun-tahun berikutnya tidak terjadi
perubahan kontribusi kapasitas riil kemampuan keuangan Kabupaten Sijunjung yang signifikan. Hal
ini disebabkan peningkatan belanja pegawai sebanding dengan peningkatan pendapatan daerah.
Tabel berikut ini memperlihatkan proyeksi kapasitas riil kemampuan keuangan untuk
memenuhi kebutuhan pembangunan Daerah Kabupaten Sijunjung tahun 2016 – 2021.
Tabel 3.21
Proyeksi Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan untuk Memenuhi Kebutuhan
Pembangunan Daerah Kabupaten Sijunjung Tahun 2016 – 2021
Cara lain yang dapat dilakukan untuk memperlihatkan kemampuan keuangan daerah untuk
melaksanakan pembangunan di daerah tersebut yaitu dengan memproyeksikan jumlah realisasi
belanja dan tingkat rata-rata pertumbuhan per tahun untuk data lima tahun terakhir seperti yang dapat
dilihat pada tabel di atas. Penggunaan data realisasi belanja dalam perhitungan ini dilakukan dengan
pertimbangan kemampuan riil untuk melaksanakan kegiatan dan peningkatan kinerja yang dapat
dicapai oleh perangkat daerah dalam lima tahun terakhir.
Tabel 3.22
Proyeksi Kemampuan Keuangan untuk Memenuhi Kebutuhan
Pembangunan Daerah Kabupaten Sijunjung Tahun 2016 – 2021
Analisis isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat menentukan dalam proses
penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD). Identifikasi isu yang tepat
dan cukup strategis akan meningkatkan aksestabilitas prioritas pembangunan suatu daerah,
sehingga dapat dioperasionalkan dan dipertanggungjawabkan. Isu strategis merupakan salah satu
pengayaan terhadap analisis lingkungan eksternal dalam proses penyusunan perencanaan. Apabila
dinamika eksternal khususnya selama 5 (lima) tahun yang akan datang diidentifikasi dengan baik,
maka Pemerintah Daerah akan dapat mempertahankan dan bahkan meningkatkan pelayanan yang
berkualitas kepada masyarakat.
Isu strategis adalah kondisi atau hal yang harus diperhatikan atau dikedepankan dalam
perencanaan pembangunan karena dampaknya yang signifikan bagi entitas (daerah/masyarakat) di
masa mendatang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi isu strategis adalah keadaan yang apabila
tidak diantisipasi akan menimbulkan kerugian yang lebih besar atau sebaliknya dalam hal tidak
dimanfaatkan akan menghilangkan peluang untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat baik
dalam jangka menengah maupun dalam jangka panjang. Isu-isu strategis diidentifikasi berdasarkan
berbagai permasalahan pembangunan daerah yang sangat mendasar dan memiliki pengaruh yang
kuat terhadap keberhasilan pembangunan serta disusun berdasarkan isu strategis yang dapat
dimanfaatkan sebagai peluang yang akan muncul dalam 5 (lima) tahun mendatang, termasuk
mengantisipasi berbagai ancamannya.
Pernyataan isu-isu strategis memberikan gambaran tentang hal-hal yang menjadi fokus dan
menjadi prioritas penanganan pembangunan dalam jangka menengah. Hal ini dilakukan karena
pengaruhnya yang besar, luas dan signifikan terhadap perbaikan kondisi masyarakat pada lima
tahun mendatang. Isu-isu strategis adalah isu-isu yang jika diprioritaskan penanganannya, maka
RPJMD PERUBAHAN IV-1
KABUPATEN SIJUNJUNG 2016-2021
peluang tercapainya tujuan dan sasaran pembangunan dalam lima tahun mendatang akan lebih
besar dan lebih pasti. Jika isu strategis ini tidak dirumuskan dan ditangani secara baik maka tujuan
dan sasaran menjadi sulit tercapai.
Permasalahan mendasar dalam pembangunan daerah adalah terjadinya gap yang besar
antara kinerja pembangunan daerah yang dicapai saat ini dengan yang direncanakan serta antara
apa yang ingin dicapai di masa datang dengan kondisi riil saat perencanaan dilakukan. Untuk
merumuskan pelaksanaan visi dan misi Bupati/Wakil Bupati terpilih yang telah dirumuskan dengan
tepat, maka dibutuhkan analisis yang mendalam tentang kekuatan (strength), kelemahan
(weaknesess), peluang (opportunity), dan ancaman (threat) yang dihadapi Kabupaten Sijunjung di
masa mendatang.
Identifikasi permasalahan pembangunan diperlukan dalam perumusan tujuan pembangunan
lima tahunan, yang selanjutnya akan dituangkan dalam perumusan sasaran RPJMD Kabupaten
Sijunjung Tahun 2016-2021. Hasil perumusan permasalahan pembangunan dapat diverifikasi dari
informasi pada gambaran umum daerah dan sumber informasi lainnya yang relevan. Berdasarkan
hasil analisis terhadap permasalahan pembangunan untuk masing-masing aspek kesejahteraan
masyarakat dan aspek pelayanan umum serta dilihat dari analisis Kajian Lingkungan Hidup
Strategis, maka dapat dirumuskan beberapa permasalahan pembangunan di Kabupaten Sijunjung.
Permasalahan pembangunan daerah sangat erat kaitannnya dengan perkembangan
kebijakan pembangunan Nasional, Provinsi, Kabupaten/Kota, serta RTRW Kabupaten Sijunjung
sendiri. Kebijakan pembangunan nasional dalam tahun terakhir ini adalah dengan ditariknya
beberapa kewenangan pemerintah kabupaten/kota menjadi kewenangan pemerintah provinsi sesuai
dengan Undang-Undang Nomor 23 tahun 2014. Kewenangan yang ditarik tersebut adalah Bidang
Pendidikan Menengah, Bidang Pertambangan dan Energi, dan Bidang Kehutanan. Permasalahan
tersebut sudah tentu memiliki pengaruh terhadap kewenangan yang dimiliki oleh pemerintah
kabupaten sekaligus juga akan berpengaruh terhadap penyusunan RPJMD Kabupaten Sijunjung.
Disamping itu, juga terdapat kebijakan Pemerintah Pusat yang cukup strategis dan diperkirakan
memiliki dampak positif terhadap perkembangan pembangunan di Kabupaten Sijunjung di masa
yang akan datang, karena wilayah Kabupaten Sijunjung masuk sebagai lokasi program
pembangunan dan pengembangan transportasi perkeretaapian yang merupakan salah satu program
prioritas nasional. Dengan dibangun dan dioperasionalkannya jalan kereta api tersebut diharapkan
dapat membawa dampak positif terhadap perekonomian masyarakat Kabupaten Sijunjung.
Berkaitan dengan hal itu maka RPJMD Kabupaten Sijunjung Tahun 2016-2021 perlu
mengantisipasinya dengan program yang mendukung program nasional tersebut.
Berkaitan dengan strategi dan arah kebijakan pembangunan Provinsi Sumatera Barat di masa
yang akan datang, diharapkan pembangunan tersebut juga akan membawa dampak positif terhadap
perkembangan pembangunan di Kabupaten Sijunjung. Di dalam RPJMD Provinsi Sumatera Barat
dan Masterplan Perencanaan Pembangunan Ekonomi Sumatera Barat (MP3ESB) dikemukakan
bahwa Kabupaten Sijunjung merupakan salah satu daerah untuk pengembangan komoditi karet dan
sawit. Hal ini sesuai dengan potensi daerah yang dimiliki oleh Kabupaten Sijunjung, sebab selama ini
Kabupaten Sijunjung merupakan salah satu daerah penghasil karet dan sawit yang cukup besar di
Sumatera Barat. Disamping itu untuk pembangunan di bidang peternakan, Kabupaten Sijunjung juga
merupakan salah satu kabupaten di Sumatera Barat yang memiliki potensi untuk pengembangan
peternakan sapi dan kerbau.
Kabupaten Sijunjung berbatasan dengan Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Dharmasraya,
Kabupaten Solok, Kabupaten Lima Puluh Kota dan Kota Sawahlunto. Berkaitan dengan hal itu,
penyusunan RPJMD Kabupaten Sijunjung Tahun 2016-2021 juga perlu mengakomodasi beberapa
potensi ekonomi, sosial budaya, adat istiadat, dan potensi lainnya yang perlu direncanakan bersama
dengan beberapa daerah tersebut untuk pengembangannya.
Disamping penetapan lokasi kawasan strategis di atas, maka di dalam RTRW Kabupaten
Sijunjung juga telah ditetapkan prioritas pemanfaatan ruang antara lain: (1) Rencana Perwujudan
Kawasan Pertanian meliputi: a. Pertanian Lahan Pangan, b. Kawasan Perkebunan, c. Kawasan
Peternakan, d. Pertanian Hortikultura; (2) Kawasan Perikanan; (3) Kawasan Pertambangan; (4)
Kawasan Industri; (5) Kawasan Pariwisata; (6) Kawasan Permukiman Perkotaan.
Dalam RTRW Kabupaten Sijunjung juga sudah ditetapkan perwujudan rencana pembangunan
sistem jaringan prasarana wilayah yang meliputi: (1) Sistem jaringan transportasi, (2) Sistem jaringan
prasarana energi, (3) Sistem jaringan prasarana telekomunikasi, (4) Sistem jaringan prasarana
sumber daya air, dan (5) Sistem jaringan prasarana lingkungan permukiman.Kemudian di dalam
RTRW Kabupaten Sijunjung juga telah ditetapkan rencana perwujudan tata ruang hutan yang
meliputi: (1) Perwujudan kawasan lindung, (2) Perwujudan kawasan yang memberikan perlindungan
terhadap kawasan di bawahnya, (3) Perwujudan suaka alam dan cagar budaya, dan (4) Perwujudan
hutan produksi terbatas.
Selanjutnya di dalam RTRW Kabupaten Sijunjung juga telah ditetapkan perwujudan mitigasi
rawan bencana. Penyusunan RPJMD Kabupaten Sijunjung Tahun 2016-2021 juga mempedomani
RTRW yang telah ditetapkan tersebut. Hal ini dilakukan agar dalam penyusunan program prioritas
dan pelaksanaan RPJMD di masa yang akan datang tidak melanggar RTRW yang telah ditetapkan
tersebut.
1. Urusan Pendidikan
Beberapa permasalahan yang mendasar dari aspek pelayanan urusan pendidikan
adalah sebagai berikut :
a. Masih rendahnya rata-rata nilai Ujian SD dan nilai UN SMP.
b. Partisipasi pendidikan yang rendah, hal ini terlihat dari rendahnya angka rata-rata lama
sekolah yang masih sebesar 7,33 tahun dan angka ini berada di bawah rata-rata lama
sekolah Kabupaten Solok dan Kabupaten Tanah Datar.
c. Belum optimalnya tata kelola pendidikan dalam menciptakan iklim dan motivasi belajar.
d. Masih rendahnya akses pendidikan SMP yang ditunjukkan oleh rendahnya APM SMP
yaitu sebesar 79,99 % pada tahun 2015.
e. Belum meratanya pendistribusian, pemerataan dan kualitas guru terutama pada jenjang
pendidikan SMP.
f. Belum optimalnya pelaksanaan pendidikan karakter dan pendidikan inklusif.
2. Urusan Kesehatan
Permasalahan yang mendasar dari aspek pelayanan urusan kesehatan adalah sebagai
berikut :
a. Masih kurangnya sarana-prasarana kesehatan.
b. Masih adanya kasus gizi buruk, gizi kurang, dan stunting (pendek) pada balita.
c. Masih tingginya angka kematian bayi dan angka kematian ibu.
d. Masih kurangnya SDM pelayanan kesehatan dan tidak meratanya distribusi tenaga
kesehatan.
e. Masih adanya kelahiran bayi yang ditolong oleh tenaga non medis.
f. Masih rendahnya angka harapan hidup.
g. Masih tingginya angka penyakit menular dan tidak menular.
h. Masih rendahnya perilaku hidup bersih dan sehat.
6. Urusan Sosial
Permasalahan yang mendasar dari aspek pelayanan urusan sosial adalah sebagai berikut :
a. Jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial masih tinggi dengan permasalahan
yang semakin komplek.
b. Terbatasnya ketersediaan sarana dan prasarana pelayanan rehabilitasi sosial yang
ditandai dengan masih kecilnya jumlah panti.
c. Belum optimalnya penanganan dan pembinaan terhadap penyandang cacat.
4.1.2.2. Pelayanan Urusan Wajib yang Tidak Berkaitan dengan Pelayanan Dasar
1. Urusan Tenaga Kerja
Permasalahan yang mendasar dari aspek pelayanan urusan tenaga kerja adalah sebagai
berikut :
a. Masih kecilnya jumlah tenaga kerja yang mendapatkan pelatihan keterampilan dan
kewirausahaan.
b. Rendahnya kemampuan dan keahlian tenaga kerja.
c. Rendahnya produktivitas tenaga kerja.
d. Masih rendahnya kesempatan kerja dan kesempatan untuk berusaha.
3. Urusan Pangan
Permasalahan yang mendasar dari aspek pelayanan urusan pangan adalah sebagai
berikut :
a. Masih tingginya tingkat kerawanan pangan.
b. Rendahnya produktivitas lahan tanaman pangan.
c. Belum beragamnya konsumsi pangan masyarakat.
d. Belum terjaminnya tingkat keamanan pangan masyarakat.
8. Urusan Perhubungan
Permasalahan yang mendasar dari aspek pelayanan urusan perhubungan adalah :
a. Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana perhubungan dalam meningkatkan
keamanan, keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan.
b. Masih kurangnya pelayanan angkutan umum yang ditandai masih sedikitnya jumlah
angkutan darat yang tersedia.
c. Terbatasnya cakupan pelayanan angkutan umum.
d. Masih terbatasnya kualitas pelayanan angkutan umum dan pengawasannya.
2. Urusan Pertanian
Permasalahan yang mendasar dari aspek pelayanan urusan pertanian adalah :
a. Lemahnya penguasaan teknologi pertanian dengan aspek-aspek sosial ekonominya,
sehingga tingkat produktivitas pertanian masih rendah.
b. Belum optimalnya ketersediaan sarana dan prasarana untuk usaha pertanian.
c. Rendahnya kualitas sumber daya manusia dan menurunnya minat anak muda di
bidang pertanian.
d. Belum optimalnya penyelenggaraan penyuluhan dalam meningkatkan produktivitas
pertanian.
e. Belum adanya kepastian serapan pasar terhadap produk pertanian dengan tingkat
harga yang menguntungkan petani.
f. Belum terjaminnya keamanan pangan produk pertanian.
g. Belum optimalnya pengembangan kawasan peternakan.
h. Masih kurangnya produksi hasil peternakan untuk mendukung swasembada daging
dan telur, terutama untuk meningkatkan pendapatan masyarakat dan ketahanan
pangan.
i. Adanya berbagai kasus penyakit ternak dan ancaman penyakit ternak dari daerah lain.
5. Urusan Pariwisata
Permasalahan yang mendasar dari aspek pelayanan urusan pariwisata adalah :
a. Belum optimalnya pengembangan destinansi wisata.
b. Belum optimalnya promosi dan pemasaran pariwisata.
c. Belum optimalnya kelembagaan pariwisata.
d. Belum optimalnya pengelolaan industri pariwisata.
e. Rendahnya kesadaran masyarakat untuk mamajukan pariwisata.
f. Kurangnya sinergitas pembangunan pariwisata dengan sektor lainnya (antar sektor
belum saling mendukung).
6. Urusan Perdagangan
Permasalahan yang mendasar dari aspek pelayanan urusan perdagangan adalah :
a. Sarana dan prasarana pasar tradisional belum representatif.
b. Belum tersedianya sarana dan prasarana pasar komoditi produk unggulan Kabupaten
Sijunjung.
c. Masih terbatasnya informasi harga komoditi baik bagi petani maupun pedagang lokal.
d. Belum terbangunnya kerjasama antar pedagang lokal maupun antar pedagang
daerah.
e. Belum terbangunnya sistem informasi perdagangan untuk mendukung distribusi
barang kebutuhan masyarakat secara merata.
7. Urusan Perindustrian
Permasalahan yang mendasar dari aspek pelayanan urusan perindustrian adalah sebagai
berikut :
a. Masih belum optimalnya penggunaan teknologi tepat guna oleh pelaku usaha industri
kecil dan menengah.
b. Belum optimalnya promosi dan pemasaran produk industri.
c. Belum optimalnya perkembangan sentra industri potensial dalam rangka peningkatan
efisiensi dan produktivitas.
d. Belum berkembangnya industri kecil menengah yang dapat menyerap banyak tenaga
kerja dalam upaya mengurangi pengganguran dan meningkatkan pertumbuhan
perekonomian daerah.
Beberapa isu strategis Kabupaten Sijunjung dalam RPJMD 2016-2021 mendatang adalah
sebagai berikut :
Isu strategis ini merupakan prioritas utama dalam upaya meningkatkan kesejahteraan
masyarakat dari segi peningkatan pendapatan. Beberapa aspek daya saing kemampuan ekonomi
Kabupaten Sijunjung dalam kurun waktu lima tahun terakhir (2010-2015) menunjukkan kecenderung
positif. Hal ini terlihat dari adanya kencederungan meningkatnya PDRB, pendapatan perkapita dan
daya beli masyarakat serta nilai tukar petani. Meningkatnya keempat indikator tersebut, ternyata
belum diikuti dengan meningkatnya laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sijunjung secara
signifikan. Hal ini terlihat dari rata-rata angka pertumbuhan ekonomi masih di bawah 6%. Namun
demikian, angka pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sijunjung masih berada sedikit di atas rata-rata
pertumbuhan ekonomi Provinsi Sumatera Barat. Akan tetapi secara keseluruhan dengan
Masih lambatnya laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Sijunjung, disebabkan karena belum
optimalnya pemanfaatan dan pengembangan sektor pertanian, pariwisata dan potensi sumberdaya
alam lainnya, belum berkembangnya industri kecil, menengah dan koperasi. Disamping itu juga
belum optimalnya iklim investasi yang prospektif dan kondusif serta belum berkembangnya jiwa
kewirausahaan ditataran masyarakat, terutama yang berada di nagari/desa. Untuk mengatasi isu-isu
tersebut, Pemerintah Kabupaten Sijunjung perlu membangun sebuah struktur ekonomi yang kuat
melalui pengembangan ekonomi kerakyatan dan menciptakan industri olahan yang menggunakan
bahan bakudari hasil pertanian tanaman pangan, perkebunan maupun perikanan.
Berdasarkan analisis lingkungan internal dan eksternal, Kabupaten Sijunjung memiliki potensi
dan peluang cukup besar untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi melalui pengembangan
ekonomi kerakyatan dan industri rumah tangga. Pengembangan ekonomi kerakyatan dapat
dilakukan melalui; a) merevitalisasi sektor pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan,
b) mengembangkan diversifikasi usaha pertanian, c) meningkatkan penggunaan teknologi pertanian,
d) membangun kawasan pertanian terpadu (agropolitan), e) meningkatkan dan memperkuat
kelembagaan petani, f) meningkatkan ketahanan pangan daerah, g) menumbuhkembangkan UMKM
guna meningkatkan kesadaran masyarakat untuk berwirausaha, h) mengembangkan lembaga
koperasi secara optimal, i) merevitalisasi pasar tradisional, dan j) mengembangkan potensi wisata
adat dan budaya, wisata sejarah, serta potensi wisata alam lainnya.
Isu strategis ini merupakan isu yang sedang berkembang baik nasional maupun global yang
juga tertuang tujuan pembangunan berkelanjutan (sustainable development goal’s/SDG’s). Kualitas
sumber daya manusia Kabupaten Sijunjung dalam kurun waktu lima tahun terakhir (2010-2015)
menunjukkan peningkatan yang cukup baik, hal ini terlihat dari perkembangam IPM Kabupaten
Sijunjung yang cukup positif dalam periode 2010-2015. Terjadinya peningkatan IPM Kabupaten
Sijunjung dalam kurun waktu 2010-2015 menunjukkan adanya peningkatan kualitas hidup
masyarakat Kabupaten Sijunjung dari tahun ke tahun. Namun jika dibandingkan dengan target
SDG’s dan IPM Provinsi Sumatera Barat serta kabupaten/kota daerah tetangga, maka posisi IPM
Kabupaten Sijunjung masih tertinggal.
Meningkatkan kualitas SDM tidak hanya meliputi pembangunan di bidang pendidikan dan
kesehatan, namun pembangunan di bidang pemuda dan olahraga perlu juga menjadi prioritas.Oleh
sebab itu, pembangunan pemuda diarahkan pada pembangunan karakter kebangsaan (nation
building) dan partisipasi pemuda di berbagai bidang pembangunan, terutama di bidang ekonomi,
sosial budaya, ilmu pengetahuan dan teknologi, politik, serta memiliki wawasan kebangsaan dan
beretika bangsa Indonesia. Disamping itu, pembangunan olahraga diarahkan pada peningkatan
budaya dan prestasi olahraga di kalangan masyarakat.
Isu strategis ini merupakan faktor penting untuk memberikan pelayanan yang berkualitas
bagi masyarakat. Oleh karena itu, keberadaan infrastruktur dan sarana pelayanan dasar tidak hanya
dibutuhkan di wilayah perkotaan saja, tetapi juga sampai ke nagari dan jorong. Penyediaan
infrastruktur dan sarana dasar di Kabupaten Sijunjung dalam kurun waktu lima tahun terakhir (2010-
2015) belum optimal, hal ini terlihat dari: a) banyaknya ruas jalan dan jembatan yang berkondisi
rusak, b) panjang jalan kabupaten dengan permukaan tanah masih relatif tinggi, c) cukup tingginya
jalan lingkungan/nagari dalam kondisi rusak atau dengan permukaan tanah, d) masih tingginya
jumlah saluran irigasi yang mengalami kerusakan, dan cukup banyaknya lahan pertanian yang belum
teraliri irigasi, e) masih kurangnya saluran drainase yang berkondisi baik, f) masih rendahnya
pengelolaan sampah, g) belum terpenuhinya ketersediaan rumah yang layak bagi masyarakat, h)
masih rendahnya penyediaan sarana dan prasarana lingkungan sehat perumahaan), i) belum seluruh
nagari dan jorong yang dialiri energi listrik, j) belum seluruh nagari dan jorong yang terjangkau oleh
sarana telekomunikasi.
Isu strategis ini merupakan hal yang mutlak dilakukan oleh pemerintah daerah dalam
memberikan pelayanan terhadap publik (stakeholder). Oleh karena itu, pemerintah daerah
diharapkan dapat menciptakan tata pemerintahan yang bersih, adil, peduli, transparan, dan
akuntabel. Dalam menyikapi tantangan tersebut, selama ini Pemerintah Kabupaten Sijunjung telah
memiliki upaya untuk mewujudkan tata pemerintah yang baik dan bersih, namun belum optimal.
Belum optimalnya pelayanan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sijunjung terhadap
publik dapat dilihat dari capaian kinerja masing-masing urusan, baik urusan wajib maupun urusan
pilihan, hal ini disebabkan antara lain : a) kapasitas dan profesionalisme aparatur pemerintah daerah
dalam mewujudkan pelayanan publik yang responsif dan akuntabel belum optimal, b) belum
optimalnya manajemen pemerintahan dan kinerja pelayanan aparatur. c) Masih belum sempurnanya
pelaksanaan prinsip transparansi dan akuntabilitas dalam tata kelola pemerintahan, d)belum
optimalnya pelaksanaan maturitas Sistem Pengendalian Internal Pemerintah (SPIP).
5. Lingkungan Hidup
Isu lingkungan hidup yang terdapat dalam konteks kekinian adalah persoalan lingkungan
yang terkait dengan tekanan akibat aktivitas kegiatan manusia dan kerentanan yang terkait dengan
bencana alam yang lebih disebabkan oleh proses alami bumi. Berkaitan dengan hal itu maka isu
strategis lingkungan hidup di Kabupaten Sijunjung adalah : 1) belum optimalnya kapasitas
masyarakat dalam mengelola sumber daya alam, 2) belum tersedianya data dan informasi tentang
sumber daya alam dan lingkungan hidup yang berkualitas 3) belum optimal pengendalian
pencemaran dan kerusakan lingkungan hidup, 4) belum optimalnya pengendalian kerusakan
lingkungan pada sungai, lahan kering, dan hutan, dan 5) belum optimalnya pengelolaan dan
pemanfaatan kawasan hutan kritis yang berwawasan lingkungan.
Untuk mengatasi isu lingkungan hidup yang terjadi saat ini, Pemerintah Kabupaten Sijunjung
perlu memperhatikan aktivitas penggunaan lahan dan hutan, penambangan emas, penebangan
hutan secara liar, pencemaran lingkungan dan air sungai sehingga tidak menimbulkan dampak
negatif terhadap lingkungan hidup di masa mendatang. Oleh karena itu, perlu adanya koordinasi
dengan Pemerintah Provinsi dan perhatian yang lebih terhadap penggunaan lahan tersebut sesuai
dengan kebijakan tata ruang wilayah Kabupaten Sijunjung, sehingga lingkungan hidup tetap terjaga
dan kegiatan ekonomi rakyat tetap meningkat.
6. Pengentasan Kemiskinan
Isu pengentasan kemiskinan dan pembangunan daerah tertinggal merupakan isu global yang
perlu ditangani secara bersama oleh seluruh stakeholders. Selama ini pengentasan kemiskinan dan
pembangunan daerah tertinggal masih menjadi beban tanggung jawab pemerintah, sehingga
pencapaiannya belum optimal karena pemerintah memiliki segala keterbatasan sumber daya
manusia. Sesuai dengan visi Kabupaten Sijunjung, maka penanggulangan kemiskinan merupakan
suatu hal yang sangat penting dalam mewujudkan masyarakat yang maju dan berkeadilan, karena
salah satu indikator masyarakat yang maju adalah tingkat kesejahteraan yang baik.
Selanjutnya secara lebih rinci, isu strategis penanggulangan kemiskinan per sektor dapat
disampaikan sebagai berikut :
b. Penurunan angka kematian ibu dan anak serta penanganan balita gizi buruk
Penurunan angka kematian ibu dan anak menjadi salah satu indikator utama yang harus
dilaksanakan dan diprioritaskan seluruh jajaran kesehatan ke depan. Selanjutnya dalam
rangka penanganan balita gizi buruk dibutuhkan adanya kerjasama yang efektif lintas sektor
seperti Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan, Perindustrian, Koperasi dan UKM, Dinas
Sosial, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Dinas Ketenagakerjaan dan
Transmigrasi, Dinas Pemberdayaan Masyarkat dan Nagari,dan lain-lain.
Visi merupakan pandangan ke depan terhadap kondisi yang diinginkan. Penyusunan visi
Kabupaten Sijunjung Tahun 2016-2021 mengacu kepada visi yang telah tercantum dalam Rencana
Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten Sijunjung Tahun 2005-2025, yakni :
“Terwujudnya Masyarakat Kabupaten Sijunjung yang Madani”.
Filosofi visi pada Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) Kabupaten
Sijunjung Tahun 2005-2025 memiliki makna bahwa nagari menjadi fokus penempatan untuk basis
pembangunan daerah. Hal ini mengingat nagari merupakan unit kesatuan masyarakat hukum adat
dengan budaya Minangkabau yang multi dimensi dan multi fungsi.
Bertolak dari pemahaman di atas, maka visi Kabupaten Sijunjung untuk lima tahun ke depan
(Visi Kabupaten Sijunjung Tahun 2016-2021) yaitu : "Terwujudnya Nagari Madani yang Maju,
Jaya, Adil dan Sejahtera".
Visi tersebut mengandung makna :
a. Nagari Madani : adalah wilayah Kabupaten Sijunjung yang masyarakatnya memiliki peradaban
sosial budaya tinggi, berakhlak mulia, kreatif, memiliki semangat, jiwa kewirausahaan,
keterampilan, kedisiplinan dan bertanggungjawab serta menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi.
b. Maju : kondisi masyarakat dan pemerintah yang dinamis, produktif, kreatif, inovatif dan berdaya
saing secara nasional dan global berdasarkan kemampuan, keterampilan, keunggulan dan
ketangguhan yang didukung oleh potensi dan ketersediaan sumber daya alam.
5.2. Misi
Misi pada prinsipnya merupakan upaya dan langkah-langkah yang dilakukan secara umum
dan ditetapkan oleh masyarakat sebagai stakeholder untuk dapat mewujudkan visi pembangunan
daerah Kabupaten Sijunjung. Untuk mewujudkan visi tersebut maka perumusan misi yang dibuat
untuk dipedomani adalah sebagai berikut :
1. Mewujudkan Perekonomian Masyarakat yang Kuat, Berdaya Saing Tinggi dan Sejahtera
2. Mewujudkan Kualitas Sumber Daya Manusia yang Sehat, Kuat, Cerdas, dan Berakhlak Mulia
3. Mewujudkan Infrastruktur yang Berkualitas dan Merata
4. Mewujudkan Pemerintahan yang Bekerja dan Melayani
5. Mengoptimalkan Pengelolaan Sumberdaya Alam yang Berwawasan Lingkungan
6. Melakukan Revitalisasi Adat dan Budaya Berlandaskan Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi
Kitabullah
Misi pertama, mewujudkan perekonomian masyarakat yang kuat, berdaya saing tinggi dan
sejahtera, merupakan unsur yang penting untuk dapat mendorong percepatan pembangunan
ekonomi dan kemakmuran masyarakat terutama dalam menghadapi era globalisasi sekarang ini. Hal
ini dapat diwujudkan melalui pembangunan ekonomi yang berkualitas berbasis ekonomi kerakyatan,
meningkatkan pembangunan, pengembangan dan promosi pariwisata, serta meningkatkan
ketahanan pangan, pengembangan agribisnis dan kesejahteraan petani. Pengembangan usaha
ekonomi yang demikian akan dapat diwujudkan dengan memfasilitasi penyediaan prasarana dan
sarana pembangunan yang berkualitas secara merata ke seluruh pelosok nagari, menciptakan
persaingan yang sehat dalam dunia usaha, mencegah timbulnya ketidak-adilan dalam berusaha,
serta mewujudkan kepastian hukum dan iklim investasi yang kondusif bagi para investor.
Misi kedua, mewujudkan kualitas sumber daya manusia yang sehat, kuat, cerdas, dan
berakhlak mulia, merupakan prasyarat dasar yang penting untuk dapat mewujudkan masyarakat
yang maju dan sejahtera. Peningkatan kualitas sumberdaya manusia tersebut akan dapat
diwujudkan melalui peningkatan sumber daya manusia yang cerdas, kompetitif, dan berkarakter,
serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, kualitas penduduk dan kesetaraan gender.
Misi ketiga, mewujudkan infrastruktur yang berkualitas dan merata, merupakan faktor yang
penting untuk mendukung percepatan pembangunan di Kabupaten Sijunjung. Hal ini dapat dilakukan
dengan meningkatkan penyediaan infrastruktur untuk pembangunan ekonomi dan wilayah serta
kualitas lingkungan permukiman.
Misi keempat, mewujudkan pemerintahan yang bekerja dan melayani, agar tercapainya
pemerintahan yang baik dan bersih (good and clean governance) serta profesional untuk mendorong
percepatan pembangunan di Kabupaten Sijunjung. Hal ini sesuai dengan harapan dan keinginan
seluruh masyarakat dengan meningkatkan aparatur pemerintahan yang profesional dan
meningkatkan tata pemerintahan yang baik, bersih, transparan dan akuntabel.
Misi kelima, mengoptimalkan pengelolaan sumberdaya alam yang berwawasan lingkungan,
juga tidak kalah pentingnya untuk dapat mewujudkan masyarakat yang sejahtera secara
berkelanjutan dalam jangka menengah dan jangka panjang. Hal tersebut dapat diwujudkan dengan
meningkatkan pemanfaatan sumberdaya alam yang berwawasan lingkungan.
Misi keenam, melakukan revitalisasi adat dan budaya berlandaskan adat basandi syara’,
syara’ basandi kitabullah. Hal ini dapat diwujudkan dengan meningkatkan pemahaman dan
pengamalan nilai-nilai agama, adat dan budaya, meningkatkan keselarasan sosial dan penguatan
Perencanaan yang baik haruslah memiliki tujuan dan sasaran secara jelas selama periode
waktu tertentu yang direncanakan. Tujuan jangka menengah dalam RPJMD merupakan sesuatu
yang akan dicapai atau dihasilkan dalam jangka waktu satu sampai lima tahun ke depan. Sedangkan
sasaran adalah bentuk kongkrit dari tujuan yang ingin dicapai melalui pelaksanaan pembangunan
yang direncanakan dalam rumusan yang lebih spesifik dan terukur. Tujuan dan sasaran
pembangunan ditetapkan dengan mengacu pada pernyataan visi dan misi serta didasarkan pada
analisis isu-isu strategis.
Tujuan dan sasaran pembangunan Kabupaten Sijunjung yang hendak dicapai dalam kurun
waktu lima tahun ke depan berdasarkan Misi Kabupaten Sijunjung adalah sebagaimana tertuang
dalam tabel di bawah ini :
Tabel 5.1
Visi, Misi, Tujuan, dan Sasaran Kabupaten Sijunjung Tahun 2016-2021
Visi : Terwujudnya Nagari Madani yang Maju, Jaya, Adil dan Sejahtera
Tabel 5.2
Tujuan, Sasaran, Indikator Kinerja Sasaran dan Target Kinerja Sasaran
Kabupaten Sijunjung Tahun 2016-2021
TARGET KINERJA
INDIKATOR KINERJA PERANGKAT DAERAH
TUJUAN SASARAN SATUAN KONDISI KONDISI
SASARAN PENANGGUNG JAWAB
AWAL AKHIR
(2015) (2021)
Misi 1 : Mewujudkan Perekonomian Masyarakat yang Kuat, Berdaya Saing Tinggi dan Sejahtera
1. Mewujudkan 1. Meningkatnya daya 1. Realisasi Rp. juta 957.631 8.779.875 Dinas PMPTSP, Bapppeda,
pembangunan saing daerah dan Investasi PMDN Setda, Dinas Perkim LH
ekonomi yang pertumbuhan ekonomi 2. Realisasi US $ 0 190.000
berkualitas Investasi PMA
berbasis ekonomi 3. Laju % 5,66 6,10 Bapppeda, Dinas Pertanian,
kerakyatan Pertumbuhan Dinas Paperi, Dinas
Ekonomi Dagperinkop UKM, Dinas
Parpora, Dinas PMPTSP,
Dinas PUPR, BKAD, Dinas
Nakertrans, DPMN,
Dinas Sosial PprPA,
Dinas Perhubungan
2. Meningkatnya 1. PDRB Perkapita Rp. juta/ 31,88 44,72 Dinas Pertanian, Dinas Paperi,
pendapatan tahun Dinas Dagperinkop UKM, Dinas
masyarakat Parpora, Dinas PMPTSP,
Dinas PUPR, Bapppeda,
BKAD, Dinas Nakertrans, Dinas
Sosial PprPA, DPMN,
Dinas Perhubungan
2. Meningkatkan 1. Meningkatnya 1. Jumlah kunjungan orang/ 6.242 11.767 Dinas Parpora, Dinas PUPR,
pembangunan, kunjungan wisata wisatawan tahun Dinas Perkim LH, Dinas
pengembangan, Dagperinkop UKM, Dinas
dan promosi Pertanian, Dinas Kominfo,
pariwisata Dinas Perhubungan, Dinas
PMPTSP, Bapppeda
3. Meningkatkan 1. Meningkatnya 1. Skor Pola Pangan nilai 80,70 95,90 Dinas Pertanian, Dinas Paperi,
ketahanan ketersediaan pangan Harapan Dinas Dagperinkop UKM
pangan,
pengembangan 2. Tumbuhnya usaha 1. Jumlah usaha kelompok NA 50 Dinas Pertanian,
agribisnis dan pertanian dengan pertanian dengan usaha Dinas paperi
kesejahteraan agribisnis yang agribisnis yang pertanian
petani terintegrasi terintegrasi
Misi 2 : Mewujudkan Kualitas Sumber Daya Manusia yang Sehat, Kuat , Cerdas dan Berakhlak Mulia
1. Meningkatkan 1. Meningkatnya akses 1. APK SD/MI/ % 113,49 114,15 Dinas Pendidikan dan
sumber daya dan mutu pendidikan Paket A Kebudayaan
manusia yang 2. APM % 99,65 99,90
cerdas, SD/MI/Paket A
kompetitif, dan 3. APK SMP/MTs/ % 99,36 107,00
berkarakter Paket B
4. APM SMP/MTs/ % 79,99 82,25
Paket B
5. Rata-rata nilai poin 73,86 75,00
ujian SD
6. Rata-rata nilai poin 50,74 70,00
ujian nasional
SMP/MTs
7. Rata-rata lama tahun 7,72 12,00
sekolah
8. Persentase SD % 67,50 90,00
yang
berakreditasi
minimal B
2. Meningkatnya budaya 1. Jumlah buku eksemplar 8.070 14.580 Dinas Perpustakaan dan
dan minat baca perpustakaan Kearsipan
masyarakat yang dipinjamkan
dalam setahun
2. Meningkatkan 1. Meningkatnya derajat 1. Angka harapan tahun 65,22 67,50 Dinas Kesehatan,
derajat kesehatan masyarakat hidup RSUD
kesehatan
masyarakat,
kualitas
4. Meningkatnya kualitas 1. Angka Kelahiran Anak / 3,12 2,68 Dinas PPKB,
kependudukan
kependudukan, Total / Total WUS Dinas Kesehatan,
dan kesetaraan
keluarga berencana Fertility Rate DPMN
gender
dan pembangunan (TFR)
keluarga
2. Persentase % 72,06 72,24 Dinas PPKB,
Pasangan Usia Dinas Kesehatan
Subur (PUS)
yang menjadi
peserta KB aktif
2. Meningkatnya kualitas 1. Rata-rata Indeks nilai 72,86 82,00 Sekretariat Daerah dan SKPD
pelayanan publik Kepuasan yang melaksanakan pelayanan
Masyarakat publik
terhadap
pelayanan
publik
Misi 6 : Melakukan Revitalisasi Adat dan Budaya Berlandaskan Adat Basandi Syara', Syara' Basandi Kitabullah
1. Meningkatkan 1. Meningkatnya 1. Persentase % kenaikan 5 6 Sekretariat Daerah
pemahaman dan pemahaman dan kenaikan nilai per tahun
pengamalan pengamalan nilai-nilai zakat yang
nilai-nilai agama, agama, adat dan dikelola badan
adat dan budaya budaya dalam amil zakat
kehidupan masyarakat
2. Peringkat peringkat 17 10 Sekretariat Daerah
Kabupaten
Sijunjung pada
MTQ Tingkat
Provinsi
Sumatera Barat
Strategi dan arah kebijakan dalam RPJMD Kabupaten Sijunjung Tahun 2016-2021 merupakan
bagian yang tidak terpisahkan dan berkesinambungan dengan RPJPD Kabupaten Sijunjung Tahun
2005-2025. Berdasarkan RPJPD, maka RPJMD Kabupaten Sijunjung Tahun 2016-2021 difokuskan
pada pemantapan kesejahteraan dan kemandirian masyarakat di segala bidang. Kesinambungan
fokus pemerintahan tersebut dapat dilihat pada gambar di bawah ini :
RPJMD 4
(2021-2025)
Perwujudan
RPJMD 3 masyarakat Sijunjung
(2016-2021) yang madani dengan
Pemantapan mengedepankan
kesejahteraan dan terbangunnya sistem
kemandirian ekonomi yang
RPJMD 2 kehidupan masyarakat
(2011-2015) kompetitif dan
di segala bidang berkeunggulan
Pemantapan akselerasi
penataan
RPJMD 1 pembangunan daerah
(2005-2010) dengan kemajuan
Penataan dan kesejahteraan
pembenahan masyarakat dan
sistem dan pola penguatan basis
pembangunan perekonomian daerah
Kabupaten
Sijunjung di segala
bidang
Berikut ini diuraikan kebijakan umum pembangunan daerah Kabupaten Sijunjung yang
menggambarkan upaya yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan
sesuai dengan visi dan misi yang sudah ditetapkan dan dirinci berdasarkan perspektif masyarakat,
proses, kelembagaan, dan pengelolaan keuangan untuk masing-masing misi.
A. Misi 1 : Mewujudkan Perekonomian Masyarakat yang Kuat dan Sejahtera
Kebijakan umum yang ditempuh untuk mewujudkan misi 1 adalah :
1. Perspektif masyarakat; peningkatan produksi dan produktivitas serta mutu hasil pertanian
meliputi tanaman pangan, hortikultura, peternakan, perkebunan, perikanan, peningkatan
swasembada pangan, pengembangan tanaman pangan sesuai potensi lokal, revitalisasi dan
pengembangan pasar rakyat, peningkatan distribusi bahan kebutuhanpokok dan barang
strategis, penumbuhan dan pemberdayaan koperasi dan UMKM, peningkatan kemudahan
permodalan bagi UMKM dan koperasi, peningkatan akses permodalan bagi pelaku UMKM,
peningkatan kemitraan bisnis bagi UMKM dan koperasi, peningkatan kualitas dan diversifikasi
produk unggulan daerah, pengembangan industri berbasis sentra dan potensi lokal,
peningkatan penggunaan teknologi tepat guna bagi industri kecil dan menengah (IKM). Selain
menata dan menguatkan ekonomi masyarakat, perlu juga didukung penguatan ekonomi
daerah antara lain : pengembangan destinasi prawisata daerah, pengembangan kawasan
strategis sebagai daya tarik bagi investor, peningkatan produktivitas dan profitabilitas BUMD,
peningkatan promosi dan iklim investasi yang menarik dan kondusif bagi investor serta
terjaganya keamanan di daerah.
B. Misi 2 : Mewujudkan Kualitas Sumber Daya Manusia yang Sehat, Kuat, Cerdas, dan
Berakhlak Mulia
Kebijakan umum yang ditempuh untuk mewujudkan misi 2 adalah :
1. Perspektif masyarakat; peningkatan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana
pendidikan, akses pembiayaan pendidikan bagi penduduk miskin, peningkatan mutu dan
daya saing serta penumbuhan keterampilan bagi peserta didik, peningkatan kompetensi
guru, peningkatan pendidikan dan keterampilan pemuda, peningkatan pembinaan atlet dan
organisasi keolahragaan, peningkatan pendidikan karakter di sekolah, peningkatan,
perluasan dan pemerataan pelayanan kesehatan, pelayanan kesehatan bagi masyarakat
miskin, peningkatan pelayanan kesehatan ibu dan anak, dan peningkatan pelayanan
keluarga berencana serta pemberdayaan gender.
1. Perspektif masyarakat; peningkatan kapasitas Aparatur Sipil Negara (ASN) agar dapat
memberikan pelayanan prima, sehingga masyarakat mendapatkan pelayanan yang baik.
2. Perspektif proses; peningkatan pemahaman masyarakat dan swasta untuk tetap menjaga
kelestarian lingkungan berbasis masyarakat.
3. Perspektif kelembagaan; penyediaan data dan sistem informasi lingkungan hidup serta
profil pengelolaan tutupan vegetasi dan profil keanekaragaman hayati.
F.Misi 6 : Melakukan Revitalisasi Adat dan Budaya Berlandaskan Adat Basandi Syara’,
Syara’ Basandi Kitabullah
2. Perspektif proses; optimalisasi pengumpulan zakat, infak, sedekah, dan wakaf serta
sinergitas pendistribusian antar lembaga pengelola zakat, peningkatkan kapasitas dan
kualitas penyuluh agama, tokoh agama, lembaga sosial keagamaan, dan media massa
dalam melakukan bimbingan keagamaan kepada masyarakat, dan peningkatan kompetensi
pemangku adat.
Selanjutnya, keterkaitan antara tujuan, sasaran, strategi, dan arah kebijakan Kabupaten
Sijunjung Tahun 2016-2021 yang dirinci untuk setiap misi adalah sebagaimana tercantum
pada tabel di bawah ini :
Misi 1 :Mewujudkan Perekonomian Masyarakat yang Kuat, Berdaya Saing Tinggi danSejahtera
1. Mewujudkan 1. Meningkatnya daya 1. Menciptakan iklim investasi 1. Peningkatan promosi, pelaksanaan
pembangunan saing daerah dan yang kondusif dan dan pengendalian penanaman
ekonomi yang pertumbuhan mendukung pengembangan modal
berkualitas ekonomi potensi lokal 2. Peningkatan kualitas, diversifikasi
berbasis ekonomi 2. Meningkatkan daya saing dan nilai tambah produk unggulan
kerakyatan produk unggulan daerah daerah
3. Meningkatkan usaha dan 3. Pengembangan perdagangan
standardisasi perdagangan daerah
4. Meningkatkan peran dan 4. Peningkatan pelayanan dan
fungsi BUMD pengawasan kemetrologian
5. Peningkatan peran dan fungsi
BUMD untuk meningkatkan PAD
Misi 6 : Melakukan Revitalisasi Adat dan Budaya Berlandaskan Adat Basandi Syara’, Syara’ Basandi Kitabullah
1. Meningkatkan 1. Meningkatnya 1. Melakukan penguatan 1. Optimalisasi pengumpulan zakat,
pemahaman dan pemahaman dan kelembagaan, transparansi, infak, sedekah, dan wakaf serta
pengamalan nilai- pengamalan nilai- dan akuntabilitas sinergitas pendistribusian antar
nilai agama, adat nilai agama, adat pengelolaan zakat lembaga pengelola zakat
dan budaya dan budaya dalam 2. Memperkuat institusi 2. Peningkatan manajemen lembaga
kehidupan keagamaan pendidikan terutama pesantren dan
masyarakat 3. Meningkatkan pemahaman lembaga non formal lainnya sebagai
ajaran agama sejak usia dini sentra pembangunan masyarakat
4. Meningkatkan akses yang religius
informasi keagamaan 3. Pengembangan sekolah/ lembaga
5. Meningkatkan toleransi pendidikan untuk menyelenggarakan
kehidupan beragama baik program tahfidz qur’an
secara formal maupun non 4. Peningkatkan kapasitas dan kualitas
formal penyuluh agama, tokoh agama,
6. Menekan terjadinya lembaga sosial keagamaan, dan
perbuatan maksiat media massa dalam melakukan
bimbingan keagamaan kepada
masyarakat
Hubungan antara misi dan prioritas pembangunan daerahdapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 6.2
Hubungan antara Misi dan Prioritas Pembangunan Daerah
Program pembangunan merupakan bentuk instrumen kebijakan yang memuat satu atau lebih
kegiatan yang dilaksanakan oleh perangkat daerah atau masyarakat. Pelaksanaan program-program
pembangunan daerah bertujuan untuk mencapai tujuan dan sasaran pembangunan daerah, sesuai
dengan visi dan misi daerah. Guna mencapai misi, tujuan dan sasaran pembangunan yang
berpedoman kepada strategi dan arah kebijakan serta agenda dan prioritas pembangunan daerah
yang telah ditetapkan, maka disusun program-program pembangunan Kabupaten Sijunjung untuk
kurun waktu lima tahun ke depan berdasarkan prioritas pembangunan daerah sebagai berikut :
CAPAIAN KINERJA
BIDANG
KONDISI KONDISI PERANGKAT DAERAH
SASARAN STRATEGI ARAH KEBIJAKAN INDIKATOR KINERJA (OUTCOME) SATUAN PROGRAM PEMBANGUNAN DAERAH URUSAN /
AWAL AKHIR PENANGGUNGJAWAB
FUNGSI
(2015) (2021)
Misi 1 : Mewujudkan Perekonomian Masyarakat yang Kuat, Berdaya Saing Tinggi dan Sejahtera
Prioritas Pembangunan 1 : Ekonomi yang Berdaya Saing Tinggi
Tujuan 1 : Mewujudkan Pembangunan Ekonomi yang Berkualitas Berbasis Ekonomi Kerakyatan
1. Meningkatnya daya 1. Menciptakan iklim 1. Peningkatan promosi, 1. Jumlah investor PMDN perusahaan 14 167 1. Program Peningkatan Promosi, Iklim Urusan Dinas PMPTSP
saing daerah dan investasi yang pelaksanaan dan pengendalian 2. Jumlah investor PMA perusahaan 0 16 Investasi dan Realisasi Investasi Penanaman Modal
pertumbuhan kondusif dan penanaman modal 3. Realisasi investasi PMDN Rp juta 957.631 8.779.875 2. Program Pengembangan Industri Kecil Urusan Dinas Dagperinkop UKM
ekonomi mendukung 2. Peningkatan kualitas, 4. Realisasi investasi PMA US $ 0 190.000 dan Menengah Berbasis Potensi Lokal Perindustrian
pengembangan diversifikasi dan nilai tambah 5. Laju pertumbuhan PDRB Sektor % 4,45 4,56 dan Sentra
potensi lokal produk unggulan daerah Perindustrian 3. Program Peningkatan Kapasitas
2. Meningkatkan daya 3. Pengembangan perdagangan 6. Jumlah IKM yang memanfaatkan IKM NA 180 Teknologi Tepat Guna Industri Kecil dan
saing produk daerah Teknologi Tepat Guna Menengah
unggulan daerah 4. Peningkatan pelayanan dan 7. Persentase UTTP wajib tera yang % 25 100 4. Program Perlindungan Konsumen dan Urusan Dinas Dagperinkop UKM
3. Meningkatkan usaha pengawasan kemetrologian memenuhi persyaratan Metrologi Legal Standardisasi Perdagangan Perdagangan
dan standardisasi 5. Peningkatan peran dan fungsi 8. Laju pertumbuhan PDRB Sektor % 6,44 6,49 5. Program Peningkatan Usaha
perdagangan BUMD untuk meningkatkan PAD Perdagangan Perdagangan
4. Meningkatkan peran
dan fungsi BUMD
2. Meningkatnya 1. Meningkatkan 1. Penumbuhandan pemberdayaan 1. Persentase peningkatan jumlah UKM dan % 10 50 1. Program Pengembangan Sistem Urusan Koperasi Dinas Dagperinkop UKM
pendapatan pengembangan koperasi dan UMKM koperasi yang mengakses permodalan Pendukung Usaha bagi Usaha Mikro dan UKM
masyarakat usaha-usaha 2. Rata-rata nilai SHU kperasi Rp juta / th 2.867 12.545 Kecil dan Menengah
ekonomi berbasis 3. Persentase koperasi aktif % 36,70 45,51 2. Program Peningkatan Kualitas
ekonomi kerakyatan 4. Jumlah pelaku UKM yang meningkat orang 0 85 Kelembagaan Koperasi
pengetahuan kewirausahaannya 3. Program Pengembangan Kewirausahaan
5. Persentase koperasi simpan pinjam dan % 0 18 dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil
unit simpan pinjam koperasi dengan dan Menengah
tingkat kesehatan “sehat”
Prioritas Pembangunan 2 : Pengembangan Usaha Pariwisata dan Ekonomi Kreatif yang Didukung Infrastruktur, Transportasi, Industri, Perdagangan dan Perhotelan serta Informasi, Komunikasi dan Sektor Terkait Lainnya
2. Tumbuhnya usaha 1. Meningkatkan dan 1. Penguatan sistem dan 1. Jumlah kelompok usaha pertanian dengan Kel.usaha NA 50 1. Program Pemberdayaan Penyuluh Urusan Pertanian Dinas Pertanian
pertanian dengan memperkuat kelembagaan agribisnis yang terintegrasi pertanian Pertanian / Perkebunan Lapangan
agribisnis yang kelembagaan perbenihan/pembibitan, petani, 2. Program Peningkatan Pemasaran dan Urusan Kelautan Dinas Pangan dan
terintegrasi petani teknologi, penyuluhan dan 2. Jumlah usaha perikanan dengan agribisnis unit usaha 0 9 Agribisnis Perikanan dan Perikanan Perikanan
ketahanan pangan yang terintegrasi
2. Peningkatan kemitraan antara
kelompok tani/ikan dengan
perusahaan
3. Peningkatan kapasitas SDM
pertanian
3. Meningkatnya 1. Meningkatkan 1. Peningkatan usaha 1. Jumlah usaha perikanan dengan unit usaha 0 9 1. Program Optimalisasi Pengelolaan dan Urusan Kelautan Dinas Pangan dan
kesejahteraan pengolahan dan penanganan panen, pasca agribisnis yang terintegrasi Pemasaran Produksi Perikanan dan Perikanan Perikanan
petani pemasaran panen, pengolahan dan 2. Laju pertumbuhan PDRB Sektor Pertanian % 3,56 3,62 2. Program Peningkatan Nilai Tambah dan Urusan Pertanian Dinas Pertanian
komoditi pertanian pemasaran hasil pertanian dan 3. Tingkat kematian ternak % 5 3 Daya Saing Pemasaran Hasil Pertanian
dan perikanan perikanan 4. Persentase pemotongan hewan yang % 100 100 3. Program Penjaminan Produk Hewan
ASUH di RPU/RPA/RPH yang Asuh dan Berdaya Saing
5. Jumlah ternak yang terjual di pasar ternak ekor / thn 20.000 20.000 4. Program Peningkatan Pemasaran Hasil
6. Nilai Tukar Petani (NTP) % 99,93 100,21 Produksi Peternakan
5. Program Peningkatan Kesejahteraan
Petani
Tujuan 1 : Meningkatkan Sumber Daya Manusia yang Cerdas, Kompetitif, dan Berkarakter
1. Meningkatnya 1. Meningkatkan 1. Peningkatan mutu, kualitas dan 1. APK PAUD % 73,00 79,60 1. Program Pendidikan Anak Usia Dini Urusan Dinas Pendidikan dan
akses dan mutu akses dan mutu kuantitas sarana dan prasarana 2. Persentase PAUD terakreditasi % 6,73 22,02 2. Program Pendidikan Sekolah Dasar Pendidikan Kebudayaan
pendidikan pendidikan PAUD pendidikan PAUD 3. Persentase jorong yang memiliki PAUD % 65,62 95,00 3. Program Pendidikan Sekolah Menengah
dan lembaga non 2. Peningkatan mutu dan kualitas 4. APK SD/MI/ Paket A % 113,49 114,15 Pertama
formal yang lebih layanan pendidikan non formal 5. APM SD/MI/Paket A % 99,65 99,90 4. Program Pendidikan Non Formal
terjangkau, merata 3. Peningkatan kualitas dan 6. Rasio SD/MI - 135 137 5. Program Peningkatan Mutu Pendidik dan
dan berkualitas kuantitas sarana dan prasarana terhadap penduduk usia sekolah Tenaga Kependidikan
2. Meningkatkan pendidikan SD 7. Angka melanjutkan ke SMP % 93,41 95,00 6. Program Pendidikan Inklusif
kualitas dan 4. Peningkatan mutu dan daya 8. Persentase ruang kelas baik SD % 77,44 90,00
kuantitas sarana saing serta penumbuhan 9. Rata-rata nilai ujian SD poin 73,86 75,00
dan prasarana keterampilan abad 21 berbasis 10. Persentase SD yang mencapai SPM % 20,00 90,00
pendidikan SD 4C (Communication, 11. Persentase SD yg berakreditasi minimal B % 67,50 90,00
3. Meningkatkan mutu, Collaboration, Critical Thinking 12. Jumlah cabang olahraga yang
relevansi dan daya and Problem Solving, dan mendapatkan medali tingkat SD cabor 3 8
saing pendidikan Creativity and Innovation) di SD 13. Jumlah SD yang memenuhi SNP sekolah 0 5
SD 5. Peningkatan kualitas dan 14. APK SMP/MTs/Paket B % 99,36 107,00
4. Meningkatkan kuantitas sarana dan prasarana 15. APM SMP/MTs/Paket B % 79,99 82,25
kualitas dan pedidikan SMP 16. Rasio SMP/MTs thd pddk usia sekolah - 135 137
kuantitas sarana 6. Peningkatan mutu dan daya 17. Persentase ruang kelas baik SMP % 76,00 100,00
dan prasarana saing serta penumbuhan 18. Rata-rata nilai ujian nasional SMP/MTs poin 50,74 70,00
pendidikan SMP keterampilan abad 21 berbasis 19. Persentase SMP yang mencapai SPM % 40,00 90,00
5. Meningkatkan mutu, 4C (Communication, 20. Persentase SMP yang berakreditasi % 70,83 100,00
relevansi dan daya Collaboration, Critical Thinking minimal B
saing pendidikan and Problem Solving, dan 21. Jumlah sekolah rujukan SMP sekolah 0 3
SMP Creativity and Innovation) di 22. Jumlah cabang olahraga yang cabor 3 8
6. Meningkatkan SMP mendapatkan medali tingkat SMP
kompetensi guru 7. Peningkatan kompetensi guru 23. Jumlah SMP yang memenuhi SNP sekolah 0 5
dan tenaga melalui workshop, bimtek, 24. Angka melek huruf % 99,30 99,80
kependidikan pelatihan, dan kegiatan lomba- 25. Jumlah PKBM PKBM 12 18
7. Meningkatkan mutu lomba kependidikan 26. Persentase guru yang bersertifikat % 35 75
layanan pendidikan 8. Peningkatan mutu layanan pendidik
anak berkebutuhan pendidikan anak berkebutuhan 27. Persentase guru yang mendapatkan nilai % 30 75
khusus khusus Uji Kompetensi Guru (UKG) minimal 80
28. Persentase guru berkualifikasi S1 % 89,21 95,00
29. Jumlah sekolah inklusif sekolah 84 273
3. Meningkatnya 1. Meningkatkan peran 1. Peningkatan pendidikan dan 1. Jumlah organisasi kepemudaan yang aktif organisasi 19 25 1. Program Peningkatan Peran Serta Urusan Dinas Pariwisata
kapasitas pemuda aktif pemuda di keterampilan pemuda 2. Jumlah pemuda yang meningkat jiwa % NA 20 Kepemudaan Kepemudaan dan Pemuda dan Olahraga
dan kepemimpinan bidang 2. Peningkatan partisipasi pemuda kewirausahaannya 2. Program Upaya Penumbuhan Olahraga
pemuda dalam kewirausahaan, dalam pembangunan 3. Persentase sarana dan prasarana pemuda % 1 5 Kewirausahaan dan Kecakapan Hidup
pembangunan kepeloporan, dan 3. Penguatan karakter dan jati diri yang layak Pemuda
kepemimpinan pemuda 3. Program Peningkatan Sarana dan
dalam Prasarana Pemuda
pembangunan
2. Meningkatkan
kapasitas dan
kompetensi pemuda
4. Meningkatnya 1. Meningkatkan 1. Peningkatan sarana dan 1. Persentase sarana dan prasarana % NA 70 1. Program Peningkatan Sarana dan Urusan Dinas Pariwisata
prestasi olah raga kemampuan atlet prasarana olah raga olahraga yang layak / terstandarisasi Prasarana Olah Raga Kepemudaan dan Pemuda dan Olahraga
daerah untuk berprestasi 2. Peningkatan pembinaan dan 2. Persentase organisasi olahraga yang aktif % 65 95 2. Program Pengembangan Kebijakan dan Olahraga
pelatihan atlet 3. Peringkat Kabupaten Sijunjung pada peringkat 18 9 Manajemen Olahraga
3. Penguatan kelembagaan Pekan Olahraga Provinsi Sumatera Barat 3. Program Pembinaan dan Pemasyarakatan
organisasi keolahragaan Olahraga
5. Meningkatnya 1. Meningkatkan 1. Peningkatan kuantitas satuan 1. Persentase satuan pendidikan yang % 1,00 50,00 1. Program Pengembangan dan Urusan Dinas Pendidikan dan
pendidikan karakter satuan pendidikan pendidikan yang menerapkan menyelenggarakan penguatan pendidikan Penguatan Pendidikan Karakter Pendidikan Kebudayaan
siswa yang budaya karakter karakter
mengembangkan 2. Peningkatan kuantitas satuan 2. Persentase siswa yang mendapatkan nilai % 60,00 90,00
pendidikan karakter pendidikan yang menerapkan perilaku minimal baik
2. Meningkatkan budaya sekolah sehat 3. Jumlah satuan pendidikan yang sekolah 8,00 23,00
kualitas satuan menyelenggarakan kegiatan sekolah sehat
pendidikan yang
menerapkan budaya
sekolah sehat
Tujuan 2 : Meningkatkan Derajat Kesehatan Masyarakat, Kualitas Penduduk dan Kesetaraan Gender
1. Meningkatnya 1. Meningkatkan 1. Perbaikan tata kelola 1. Persentase UPTD kesehatan yang % 20 100 1. Program Penelitian, Pengembangan dan Urusan Kesehatan Dinas Kesehatan
derajat kesehatan pelayanan penyelenggaraan kesehatan menggunakan sistem informasi kesehatan Pengelolaan Data dan Informasi
masyarakat kesehatan yang 2. Peningkatan dan pemerataan terintegrasi Kesehatan
lebih merata, aksesibilitas kesehatan 2. Persentase pemanfaatan hasil penelitian % 0 80 2. Program Pembinaan Kesehatan Ibu dan
berkualitas dan masyarakat dalam perumusan kebijakan pembangunan Anak
terjangkau bagi 3. Penyelenggaraan pelayanan daerah 3. Program Perbaikan Gizi Masyarakat
setiap lapisan kesehatan yang terjangkau dan 3. Persentase persalinan di fasilitas pelayanan % 85 90 4. Program Upaya Kesehatan
masyarakat berkualitas terutama bagi kesehatan 5. Program Pencapaian Mutu dan Kualitas
2. Mengembangkan keluarga tidak mampu 4. Persentase pelayanan kunjungan neonatal % 81 90 Pelayanan Kesehatan
kawasan sehat 4. Peningkatan peran serta 1 (KN1) sesuai standar 6. Program Peningkatan Sarana dan
melalui peningkatan masyarakat dalam 5. Persentase balita gizi kurang % 13,2 9,0 Prasarana Fasilitas Pelayanan
peran serta penyelenggaraan kesehatan dan 6. Persentase puskesmas dengan indeks % 77 90 Kesehatan
masyarakat pengembangan kawasan sehat kepuasan masyarakat baik 7. Program Pengendalian dan Pencegahan
7. Persentase sarana dan prasarana gedung % 85 100 Penyakit Menular
pelayanan kesehatan dengan kondisi baik 8. Program Pengendalian Penyakit Tidak
8. Persentase puskesmas dengan IR DBD < % 1 1 Menular
49 per 100.000 penduduk 9. Program Peningkatan Pelayanan
9. Persentase puskesmas yang % 10 60 Kefarmasian, Makanan dan Minuman
melaksanakan pengendalian PTM terpadu 10. Program Pengembangan Pembiayaan
10. Persentase puskesmas yang melakukan % 0 75 dan Jaminan Pemeliharaan Kesehatan
pelayanan kefarmasian sesuai standar 11. Program Promosi Kesehatan dan
11. Persentase masyarakat miskin yang % 100 100 Pemberdayaan Masyarakat
terlayani jaminan pemeliharaan kesehatan 12. Program Penyehatan Lingkungan
12. Persentase nagari siaga aktif % 55 80 13. Program Peningkatan dan Pemeliharaan Urusan Kesehatan Dinas Kesehatan /
13. Persentase sekolah sehat % 60 85 Sarana dan Prasarana Rumah Sakit Rumah Sakit Umum
14. Persentase nagari yang melaksanakan % 0 50 14. Program Peningkatan Mutu Pelayanan Daerah
sanitasi total berbasis masyarakat (STBM) Kesehatan
15. Persentase kecamatan yang memfasilitasi % 87 100 15. Program Peningkatan Pelayanan
kawasan sehat Kesehatan BLUD
16. Persentase sarana dan prasarana fisik % 100 100
rumah sakit yang memenuhi standar rumah
sakit tipe C
17. Persentase sarana dan prasarana alat % 100 100
kesehatan rumah sakit yang memenuhi
standar rumah sakit tipe C
2. Meningkatnya 1. Meningkatkan 1. Penurunan Angka Kelahiran Total/ 1. Angka Kelahiran Total / Total Fertility Rate Anak / WUS 3,12 2,68 1. Program Pengendalian Penduduk Urusan Dinas Pengendalian
kualitas kualitas keluarga Total Fertility Rate (TFR) (TFR) 2. Program Keluarga Berencana Pengendalian Penduduk dan Keluarga
kependudukan, 2. Mengendalikan laju 2. Peningkatan peserta KB aktif 2. Persentase Pasangan Usia Subur (PUS) % 72,06 72,24 3. Program Pembangunan Keluarga Penduduk dan Berencana
keluarga berencana pertumbuhan 3. Peningkatan tahapan Keluarga yang menjadi peserta KB aktif Keluarga
dan pembangunan penduduk Pra Sejahtera dan Keluarga 3. Persentase Keluarga Pra Sejahtera dan % 29,02 23,62 Berencana
keluarga Sejahtera I Keluarga Sejahtera I
3. Meningkatnya 1. Mempercepat 1. Penguatan peran dan fungsi 1. Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) % 56,21 56,33 1. Program Peningkatan Peran Serta dan Urusaaan Dinas Sosial,
pembangunan dan Pengarusutamaan kelembagaan pengarustamaan 2. Indeks Pembangunan Gender (IPG) % 92,34 92,45 Kesetaraan Gender dalam Pemberdayaan Pemberdayaan
pemberdayaan Gender (PUG) gender (PUG) 3. Jumlah kasus kekerasan terhadap kasus NA 12 Pembangunan Perempuan dan Perempuan dan
gender 2. Memperkuat peran 2. Penguatan kelembagaan perempuan 2. Program Peningkatan Perlindungan Perlindungan Perlindungan Anak
organisasi organisasi perempuan 4. Jumlah kasus kekerasan terhadap anak kasus NA 6 Perempuan dan Anak Anak
perempuan dalam
pembangunan
2. Meningkatnya 1. Meningkatkan 1. Peningkatan pembangunan 1. Persentase kawasan permukiman dengan % 20 60 1. Program Pembangunan Saluran Urusan Pekerjaan Dinas Perumahan
kualitas pengelolaan ketersediaan sarana sarana dan prasarana air bersih, akses drainase yang layak Drainase dan Gorong-Gorong Umum dan Kawasan Permukiman
air bersih, sanitasi dan prasarana air sanitasi, dan limbah rumah 2. Cakupan akses air minum aman % 63,58 100 2. Program Pengembangan Pengelolaan Penataan Ruang dan Lingkungan Hidup
dan limbah bersih, sanitasi, dan tangga masyarakat Air Minum
limbah rumah 3. Cakupan akses sanitasi layak masyarakat % 67,73 100 3. Program Pengelolaan Limbah
tangga
Tujuan 1 : Meningkatkan Tata Pemerintahan yang Baik, Bersih, Transparan dan Akuntabel
1. Meningkatnya tata 1. Meningkatkan 1. Peningkatan kualitas dokumen 1. Tingkat keselarasan Renstra terhadap % NA 100 1. Program Perencanaan Pembangunan Fungsi Bapppeda
kelola, transparansi kualitas perencanaan dan RPJMD Daerah Perencanaan
dan akuntabilitas perencanaan daerah penganggaran 2. Tingkat keselarasan RKPD terhadap % NA 100 2. Program Peningkatan dan Fungsi Keuangan Badan Keuangan dan
penyelenggaraan 2. Memperkuat prinsip 2. Percepatan penerapan standar RPJMD Pengembangan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah
pemerintahan tata kelola sektor akuntansi pemerintahan berbasis 3. Tingkat keselarasan APBD terhadap % NA 100 Daerah
publik dalam accrual RKPD 3. Program Peningkatan Pengembangan Fungsi Penunjang Sekretariat Daerah
melaksanakan 3. Peningkatan kualitas laporan 4. Opini terhadap Laporan Keuangan predikat WDP WTP Sistem Pelaporan Capaian Kinerja dan Lainnya
pekerjaan kinerja pemerintah daerah Pemerintah Daerah Keuangan
3. Mengoptimalkan 4. Penetapan Standar Operasional 5. Nilai Pendapatan Asli Daerah (PAD) Rp juta/th 65.008,4 12.3279,8 4. Program Penataan Kelembagaan
fungsi PPID Prosedur (SOP) perangkat 6. Nilai AKIP Pemda predikat C B Perangkat Daerah
kabupaten daerah
2. Meningkatnya 1. Meningkatkan fungsi 1. Penyederhanaan prosedur 1. Persentase unit pelayanan publik yang % NA 100 1. Program Peningkatan Manajemen Fungsi Penunjang Sekretariat Daerah
kualitas pelayanan dan kompetensi pelayanan publik memiliki standar pelayanan Pelayanan Publik Lainnya
publik aparatur pelayanan 2. Peningkatan SDM pelayanan 2. Rata-rata indeks kepuasan masyarakat nilai 72,86 82,00 2. Program pengembangan e-goverment Urusan Dinas Komunikasi dan
publik publik terhadap pelayanan publik pemerintah daerah Komunikasi dan Informatika
2. Meningkatkan 3. Peningkatan sarana dan 3. Persentase OPD yang menerapkan e- % NA 100 3. Program Pengembangan Informasi dan Informatika
kapasitas birokrasi prasarana pelayanan publik government Komunikasi Publik
dan kualitas 4. Peningkatan pelayanan publik 4. Jumlah media elektronik dan tradisional media 4 9 4. Program Peningkatan dan Fungsi Penunjang Dinas PMPTSP
pelayanan publik berbasis e-government pemerintah daerah yang dapat diakses Pengembangan Penyelenggaraan Lainnya
5. Peningkatan monitoring dan publik Pelayanan Perizinan Terpadu
evaluasi kinerja pelayanan publik 5. Indeks Kepuasan Masyarakat terhadap nilai 74,70 84,00
6. Peningkatan efektifitas PTSP
pengawasan pelayanan publik
7. Peningkatan transparansi melalui
pengelolaan dan pelayanan
informasi publik yang akurat dan
terkini
3. Terpeliharanya 1. Memelihara dan 1. Pengendalian kerusakan 1. Indeks kualitas lingkungan hidup % 72,00 73,80 1. Program Pengendalian Pencemaran dan Lingkungan Hidup Dinas Perumahan
kualitas lingkungan memulihkan sumber ekosistem/pengelolaan daerah 2. Meningkatnya perlindungan dan konservasi % 75 87 Perusakan Lingkungan Hidup Kawasan Permukiman
hidup air dan ekosistemnya aliran sungai (DAS) SDA 2. Program Perlindungan dan Konservasi dan Lingkungan Hidup
2. Mengendalikan 2. Peningkatan peran serta 3. Cakupan pelayanan persampahan % 10 20 Sumber Daya Alam
pencemaran dan masyarakat dalam pelestarian masyarakat 3. Program Pengembangan Kinerja
kerusakan lingkungan hidup Pengelolaan Persampahan
lingkungan 3. Peningkatan konservasi daerah
3. Mengelola limbah tangkapan air dan sumber air
dan bahan beracun 4. Peningkatan pengawasan
dan berbahaya (B3) kegiatan yang berdampak negatif
4. Meningkatkan terhadap lingkungan
pengelolaan sampah 5. Pelaksanaan pembangunan
yang terpadu dengan memperhatikan aspek
5. Membina dan ramah lingkungan
meningkatkan 6. Peningkatan pengawasan
kapasitas SDM limbah, limbahB3 dan B3
lingkungan hidup 7. Pengendalian dan penurunan
6. Menyediakan dan beban pencemaran
meningkatkan 8. Peningkatan sarana dan
kualitas data dan prasarana persampahan dan
informasi lingkungan peran serta masyarakat dalam
hidup pengelolaan sampah
9. Penyediaan Tempat Pemrosesan
Akhir (TPA) sampah
10. Pengembangan upaya 3R
(reduce, reuse dan recycle)
sampah
Misi 6 : Melakukan Revitalisasi Adat dan Budaya Berlandaskan Adat Basandi Syara', Syara' Basandi Kitabullah
Prioritas Pembangunan 9 : Peningkatan Kualitas Kehidupan Beragama, Adat, dan Sosial Budaya
Tujuan 1 : Meningkatkan Pemahaman dan Pengamalan Nilai-Nilai Agama, Adat dan Budaya
1. Meningkatnya 1. Melakukan 1. Optimalisasi pengumpulan zakat, 1. Jumlah kegiatan pelayanan kehidupan kegiatan 9 10 1. Program Pelayanan Kehidupan Beragama Fungsi Penunjang Sekretariat Daerah
pemahaman dan penguatan infak, sedekah, dan wakaf serta beragama yang dilaksanakan 2. Program Peningkatan Keamanan dan Urusan Kantor Kesbangpol
pengamalan nilai- kelembagaan, sinergitas pendistribusian antar 2. Jumlah kasus konflik sosial kasus 7 0 Kenyamanan Lingkungan Ketenteraman,
nilai agama, adat transparansi, dan lembaga pengelola zakat Ketertiban Umum
dan budaya dalam akuntabilitas 2. Peningkatan manajemen dan Perlindungan
kehidupan pengelolaan zakat lembaga pendidikan terutama Masyarakat
masyarakat 2. Memperkuat institusi pesantren dan lembaga non
keagamaan formal lainnya sebagai sentra
3. Meningkatkan pembangunan masyarakat yang
pemahaman ajaran religius
agama sejak usia dini 3. Pengembangan sekolah/
4. Meningkatkan akses lembaga pendidikan untuk
informasi keagamaan menyelenggarakan program
5. Meningkatkan tahfidz qur’an
toleransi kehidupan 4. Peningkatkan kapasitas dan
beragama baik kualitas penyuluh agama, tokoh
secara formal agama, lembaga sosial
maupun non formal keagamaan, dan media massa
6. Menekan terjadinya dalam melakukan bimbingan
perbuatan maksiat keagamaan kepada masyarakat
5. Peningkatan kegiatan
keagamaan sebagai bagian dari
syi’ar agama
6. Peningkatan pengelolaan dan
pelayanan tempat ibadah
Tujuan 2 : Meningkatkan Keselarasan Sosial dan Penguatan Kelembagaan Adat dan Budaya
1. Menguatnya 1. Meningkatkan 1. Peningkatan kompetensi 1. Persentase Kerapatan Adat Nagari yang % 100 100 1. Program Pemberdayaan Masyarakat dan Urusan Pember- Dinas Pemberdayaan
implementasi adat kapasitas lembaga pemangku adat aktif Kelembagaan Nagari dayaan Masyara- Msyarakat dan Nagari
dan budaya dalam adat dan budaya 2. Penguatan peran dan fungsi kat dan Desa
tata kehidupan 2. Meningkatkan peran lembaga adat dan budaya
masyarakat dan fungsi lembaga 2. Jumlah lembaga seni dan budaya yang aktif lembaga 0 15 1. Program Pengembangan Nilai Budaya Urusan Dinas Pendidikan dan
adat dan budaya mengembangkan seni dan budaya berbasis Kebudayaan Kebudayaan
dalam kehidupan ABS-SBK
masyarakat
Tabel 6.4
Sinkronisasi antara Prioritas Nasional, Prioritas Provinsi Sumatera Barat
dan Prioritas Kabupaten Sijunjung
Prioritas Prioritas
Prioritas Nasional
Provinsi Sumatera Barat Kabupaten Sijunjung
1. Akan menghadirkan kembali 1. Pembangunan mental dan 1. Peningkatan kualitas
negara untuk melindungi pengamalan agama dan kehidupan beragama,
segenap bangsa dan Adat Basandi Syara’- Syara’ adat, dan sosial budaya
memberi rasa aman pada Basandi Kitabullah
seluruh warga negara (ABS-SBK) dalam
kehidupan masyarakat
Prioritas Pembangunan
Prioritas Pembangunan Prioritas Pembangunan
No Nasional Berdasarkan Tiga
Provinsi Sumatera Barat Kabupaten Sijunjung
Dimensi Pembangunan
1 Dimensi pembangunan a. Peningkatan pemerataan a. Peningkatan kualitas
manusia dan masyarakat dan kualitas pendidikan pendidikan
a. Pendidikan b. Peningkatan derajat b. Peningkatan derajat
b. Kesehatan kesehatan masyarakat kesehatan
c. Perumahan c. Pembangunan mental dan c. Peningkatan kualitas
d. Mental dan karakter pengamalan agama dan kehidupan beragama, adat,
Adat Basandi Syara’- Syara’ dan sosial budaya
Basandi Kitabullah d. Peningkatan kinerja dan
(ABS-SBK) dalam pelayanan daerah
kehidupan masyarakat
d. Pelaksanaan reformasi
birokrasi dalam
pemerintahan
Program Pembangunan Infrastruktur Dinas Perumahan Kawasan Perumahan Rakyat dan Kawasan
2
Pedesaan Permukiman dan Lingkungan Hidup Permukiman
Program Pengendalian Pencemaran dan Dinas Perumahan Kawasan
3 Lingkungan Hidup
Perusakan Lingkungan Hidup Permukiman dan Lingkungan Hidup
Program Pemeliharaan Keamanan,
Dinas Satuan Polisi Pamong Praja dan Ketenteraman, Ketertiban Umum dan
4 Ketentraman dan Ketertiban Masyarakat
Pemadam Kebakaran Perlindungan Masyarakat
dan Pencegahan Tindak Kriminal
Program Peningkatan Produksi
5 Dinas Pertanian Pertanian
Pertanian / Perkebunan
17 Program Penataan Adminsitrasi Dinas Kependudukan dan Pencatatan Adminsitrasi Kependudukan dan
Kependudukan Sipil Pencatatan Sipil
Program Peningkatan Peran Serta dan
18 Dinas Sosial Pemberdayaan Pemberdayaan Perempuan dan
Kesetaraan Gender dalam
Perempuan dan Perlindungan Anak Perlindungan Anak
Pembangunan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
PROGRAM PRIORITAS
APK PAUD % 73.00 76.00 77.00 77.50 78.00 79.60 79.60 79.6
1 01 08 Program Pendidikan Anak Usia Dini Persentase PAUD terakreditasi % 6.73 9.73 4,147 12.75 7,488 15.73 14,039 18.02 15,023 20.02 15,050 20.02 15,100 20.02 70,847
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
Persentase Jorong yang memiliki PAUD % 65.62 68.62 71.62 74.62 77.62 80.62 95.00 95.00
APK SD/MI/Paket A % 113.49 113.49 113.60 113.90 114.09 114.10 114.15 114.15
APM SD/MI/Paket A % 99.65 99.65 99.80 99.80 99.85 99.89 99.90 99.90
Rasio SD/MI terhadap penduduk usia sekolah - 135 135 136 137 137 137 137 137
Angka melanjutkan ke SMP % 93.41 93.41 93.41 94.00 94.41 94.50 95.00 95.00
Persentase ruang kelas baik SD % 77.44 87.48 87.50 88.50 89.50 89.55 90.00 90.00
1 01 10 Program Pendidikan Sekolah Dasar Rata-rata Nilai Ujian SD poin 73.86 73.90 - 74.00 - 74.10 34,457 74.15 39,200 74.20 42,050 75.00 42,050 75.00 157,757
Persentase SD yang mencapai SPM % 20.00 40.00 45.00 50.00 60.00 70.00 90.00 90.00
Persentase SD yang berakreditasi minimal B % 67.50 67.50 70.25 75.25 84,20 85.00 90.00 90.00
APK SMP/MTs/Paket B % 99.36 98.48 98.50 103.46 106.94 106.95 107.00 107.00
APM SMP/MTs/Paket B % 79.99 79.99 80.10 81.90 82.20 82.23 82.25 82.25
Rasio SMP/MTs terhadap penduduk usia
- 135 135 136 136 136 137 137 137
sekolah
Persentase ruang kelas baik SMP % 76.00 82.02 82.02 85.02 90.00 95.00 100.00 100.00
Rata-rata nilai Ujian Nasional SMP/MTs poin 50.74 55.00 60.00 62.00 65.00 67.00 70.00 70.00
Program Pendidikan Sekolah Menengah
1 01 11 Persentase SMP yang mencapai SPM % 40.00 40.00 - 55.00 - 70.00 26,712 80.00 28,400 90.00 29,500 90.00 29,500 90.00 114,112
Pertama
Persentase SMP yang berakreditasi minimal
% 70.83 75.90 85.25 89.50 90.20 95.05 100.00 100.00
B
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
Angka Melek Huruf % 99.30 99.38 99.40 99.50 99.55 99.70 99.80 99.80
1 01 13 Program Pendidikan Non Formal Jumlah PKBM PKBM 12 12 1,061 18 1,362 18 1,249 18 1,540 18 1,625 18 1,685 18 8,522.00
Persentase guru yang bersertifikat pendidik % 35.00 35.00 40.00 45.00 50.00 65.00 75.00 75.00
Program Peningkatan Mutu Pendidik Persentase guru yang mendapatkan nilai Uji
1 01 14 % 30.00 30.00 2,953 35.00 3,642 45.00 4,695 55.00 5,356 65.00 5,521 75.00 5,731 75.00 27,898.00
dan Tenaga Kependidikan Kompetensi Guru (UKG) minimal 80
Persentase guru berkualifikasi S1 % 89.21 89.21 89.90 90.00 92.15 93.50 95.00 95.00
1 01 16 Program Pendidikan Inklusif Jumlah sekolah inklusif sekolah 84 84 - 89 - 110 147 210 350 256 400 273 450 273 1,347
DINAS KESEHATAN
PROGRAM PRIORITAS
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
1 02 13 Program Perbaikan Gizi Masyarakat Persentase balita gizi kurang % 13.2 13.2 258 12.3 313 11.4 276 10.5 407 9.6 406.8 9.0 406.8 9.0 2,068
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
PROGRAM PRIORITAS
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
lulus lulus
Kategori akreditasi rumah sakit kategori lulus perdana paripurna paripurna paripurna paripurna paripurna
perdana perdana
DINAS PEKERJAAN
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
UMUM
Program Pengembangan Utilitas Panjang akses pejalan kaki dan disabilitas m - - - 500 1,000 1,500 2,000 2,000
1 03 06 - - 3,250 1,250 1,250 1,250 7,000
Perkotaan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
1 03 06 - - 3,250 1,250 1,250 1,250 7,000
Perkotaan
Luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) m² - - - 2,000 2,667 3,334 4,000 4,000
PROGRAM PRIORITAS
Program Tanggap Darurat Jalan dan Persentase panjang jalan kondisi tanggap
1 03 12 % 100 100 645 100 645 100 645 100 645 100 645 100 710 100 3,935
Jembatan darurat yang dikembalikan fungsinya
Program Tanggap Darurat Jalan dan Persentase panjang jalan kondisi tanggap
1 03 15 % 100 100 645 100 645 100 645 100 645 100 645 100 710 100 3,935
Jembatan darurat yang dikembalikan fungsinya
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
Program Penyediaan dan Pengelolaan Luas cakupan layanan air baku yang dikelola/
1 03 20 ha - - - - - 500 5,250 1,000 5,500 1,500 5,750 2,000 6,000 2,000 22,500
Air Baku dibangun
DINAS PEKERJAAN
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP -
UMUM
PROGRAM PRIORITAS
Program Pengembangan Kinerja Cakupan akses air minum aman masyarakat % 54.04 - 57 - - - -
1 03 22 - 15,000 - - - - 15,000
Pengelolaan Air Minum dan Limbah
Cakupan akses sanitasi layak masyarakat % 67.73 - 69 - - - -
1 03 24 Program Pengelolaan Limbah Cakupan akses sanitasi layak masyarakat % 67.73 67.73 - 75.00 - 82.0 5,296 100.00 6,075 100.00 6,080 100.00 6,280 100.00 23,731
PROGRAM PRIORITAS
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
KANTOR SATUAN
POLISI PAMONG DINAS SATUAN POLISI PAMONG PRAJA DAN PEMADAM KEBAKARAN
PRAJA
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
PROGRAM PRIORITAS
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
PROGRAM PRIORITAS
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
PROGRAM PRIORITAS
DINAS SOSIAL,
TENAGA KERJA DAN DINAS SOSIAL PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
TRANSMIGRASI
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
PROGRAM PRIORITAS
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
DINAS SOSIAL
TENAGA KERJA DAN DINAS KETENAGAKERJAAN DAN TRANSMIGRASI
TRANSMIGRASI
1 07 URUSAN TENAGA KERJA 3,587 2,734 5,368 5,618 6,055 5,870 29,232
PROGRAM PRIORITAS
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
KANTOR
PEMBERDAYAAN
PEREMPUAN
DINAS SOSIAL PEMBERDAYAAN PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN ANAK
PERLINDUNGAN ANAK
DAN KELUARGA
BERENCANA
URUSAN PEMBERDAYAAN
1 08 PEREMPUAN DAN PERLINDUNGAN 263 344 975 1,590 1,695 1,814 6,680
ANAK
PROGRAM PRIORITAS
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
BADAN PELAKSANA
PENYULUHAN
PERTANIAN
DINAS PANGAN DAN PERIKANAN
PERIKANAN
KEHUTANAN DAN
KETAHANAN PANGAN
PROGRAM PRIORITAS
SEKRETARIAT
DINAS PEKERJAAN UMUM DAN PENATAAN RUANG
DAERAH
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
Pertanahan
Jumlah pengadaan tanah untuk kepentingan
paket - - 1 1 1 1 1 5
umum
BADAN LINGKUNGAN
HIDUP, PENANAMAN
DINAS PERUMAHAN, KAWASAN PERMUKIMAN DAN LINGKUNGAN HIDUP
MODAL, DAN
PELAYANAN TERPADU
1 11 URUSAN LINGKUNGAN HIDUP 2,967 5,805 7,865 4,115 3,865 4,465 29,082
PROGRAM PRIORITAS
URUSAN ADMINISTRASI
1 12 KEPENDUDUKAN DAN PENCATATAN 1,763 2,604 2,893 2,064 2,108 2,272 13,704
SIPIL
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
PROGRAM PRIORITAS
BADAN
PEMBERDAYAAN
MASYARAKAT DAN
PEMERINTAHAN DINAS PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN PEMERINTAHAN NAGARI
NAGARI,
SEKRETARIAT
DAERAH
URUSAN PEMBERDAYAAN
1 13 4,758 9,657 11,963 13,492 14,876 16,112 70,858
MASYARAKAT DAN DESA
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
Program Pengembangan Lembaga Jumlah lembaga usaha kecil dan mikro dan
1 13 10 lembaga 5 12 252 75 456 75 1,844 - - - - - - 2,552
Ekonomi Nagari/Pedesaan BUMNag yang terbentuk
PROGRAM PRIORITAS
KANTOR
PEMBERDAYAAN
PEEMPUAN DAN DINAS PENGENDALIAN PENDUDUK DAN KELUARGA BERENCANA
KELUARGA
BERENCANA
URUSAN PENGENDALIAN
1 14 PENDUDUK DAN KELUARGA 2,501 2,823 3,017 4,914 5,104 5,488 23,847
BERENCANA
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
PROGRAM PRIORITAS
jejaring
1 14 07 Program Kerjasama dengan Mitra Jumlah penguatan jejaring kemitraan - - 5 120 - - - - - - - - 120
kemitraan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
DINAS
PERHUBUNGAN,
DINAS PERHUBUNGAN
KOMUNIKASI, DAN
INFORMATIKA
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
PROGRAM PRIORITAS
DINAS
PERHUBUNGAN,
DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA
KOMUNIKASI, DAN
INFORMATIKA
PROGRAM PRIORITAS
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
DINAS KOPERASI
PERINDUSTRIAN DAN DINAS PERDAGANGAN, PERINDUSTRIAN, KOPERASI, DAN USAHA KECIL MENENGAH
PERDAGANGAN
PROGRAM PRIORITAS
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
BADAN LINGKUNGAN
HIDUP, PENANAMAN
DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
MODAL, DAN
PELAYANAN TERPADU
1 18 URUSAN PENANAMAN MODAL 4,209 2,504 3,500 5,475 5,825 6,025 27,537
PROGRAM PRIORITAS
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi investasi PMDN Rp juta 957,631 1,279,875 2,779,875 4,279,875 - - -
1 18 06 325.9 617.7 1,250 - - - 2,194
Realisasi Investasi
Realisasi investasi PMA US $ - - 38,000 76,000 - - -
Jumlah investor PMDN 95 104 114 124 134 144 154 154
perusahaan
Program Peningkatan Promosi, Iklim Jumlah investor PMA 6 7 8 9 10 11 12 12
1 18 07 perusahaan - - - 4,000 4,100 4,225 12,325
Investasi dan Realisasi Investasi
Realisasi investasi PMDN Rp juta 957,631 1,279,875 2,779,875 4,279,875 5,779,875 7,279,875 8,779,875 8,779,875
DINAS PARIWISATA,
SENI, BUDAYA,
DINAS PARIWISATA, PEMUDA DAN OLAHRAGA
PEMUDA DAN
OLAHRAGA
PROGRAM PRIORITAS
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
DINAS PARIWISATA,
SENI, BUDAYA,
DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
PEMUDA DAN
OLAHRAGA
PROGRAM PRIORITAS
1 22 01 Program Pengelolaan Kekayaan Budaya Persentase warisan budaya yang dilestarikan % - - - 40 894 - - - - - - - - 894
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
KANTOR
PERPUSTAKAAN
DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN
KEARSIPAN DAN
DOKUMENTASI
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
PROGRAM PRIORITAS
KANTOR
PERPUSTAKAAN
DINAS PERPUSTAKAAN DAN KEARSIPAN
KEARSIPAN DAN
DOKUMENTASI
PROGRAM PRIORITAS
Program Perbaikan Sistem Administrasi Jumlah dokumen / arsip daerah yang dialih dokumen /
1 24 03 - - - - - 120 206 120 415 120 445 120 465 120 828
Kearsipan mediakan per tahun tahun
Jumlah arsip konvensional / naskah kuno yang
dipelihara naskah - - - 20 40 60 80 80
DINAS PETERNAKAN
DINAS PANGAN DAN PERIKANAN
DAN PERIKANAN
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
PROGRAM PRIORITAS
DINAS PARIWISATA,
SENI, BUDAYA,
PEMUDA DAN
OLAHRAGA
PROGRAM PRIORITAS
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
Program Pengembangan Destinasi
objek
2 02 07 Pariwisata Jumlah destinasi wisata yang berkembang 11 11 606 11 3,476 11 3,280 11 5,500 11 5,305 11 6,085 11 24,252
wisata
DINAS TANAMAN
PANGAN DAN
PERKEBUNAN, DINAS DINAS PERTANIAN
PETERNAKAN DAN
PERIKANAN
PROGRAM PRIORITAS
Program Peningkatan Produksi Produktivitas padi ton/ha 5.2 5.4 5.5 5.6 5.7 5.8 6.0 6.0
2 03 07 5,058 6,512 12,162.4 14,595 17,514 21,017 76,857
Pertanian/ Perkebunan
Produksi karet ton/thn 27,134 52,534 52,534 57,787 63,566 69,922 71,600 71,600
Program Peningkatan Produksi Hasil Produksi daging sapi/kerbau ton/thn 551 600 630 661 694 720 720 720
2 03 08 898 898 1,400 1,680 2,016 2,419 9,311
Peternakan
Produksi telur ayam ras ton/thn 287 343 360 378 397 416 416 416
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
Program penjaminan produk hewan yang Persentase pemotongan hewan yang ASUH
2 03 10 % 100 100 110 100 110 100 1,700 100 2,040 100 2,448 100 2,938 100 9,346
asuh dan berdaya saing di RPU/RPA/RPH
kelompok
Program Pemberdayaan Penyuluh Jumlah kelompok usaha pertanian dengan
2 03 13 usaha NA 5 2,735 10 2,785 20 2,851 30 3,421 40 4,105 50 4,927 50 20,824
Pertanian/ Perkebunan Lapangan agribisnis yang terintegrasi
pertanian
DINAS KEHUTANAN -
PROGRAM PRIORITAS
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
DINAS
PERTAMBANGAN DAN -
ENERGI
PROGRAM PRIORITAS
program peningkatan pengembangan
Persentase pelaporan capaian kinerja dan
2 05 04 sistem pelaporan capaian kinerja dan % 100 100 9 - - - - - - - - - - 9
keuangan yang dilaksanakan tepat waktu
keuangan
Program Pembinaan dan Pengawasan
2 05 05 Jumlah pengusaha tambang yang dibina orang 281 - - - - - - - - - - 281
Bidang Pertambangan
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
DINAS KOPERASI
PERINDUSTRIAN DAN DINAS PERDAGANGAN, PERINDUSTRIAN, KOPERASI, DAN USAHA KECIL MENENGAH
PERDAGANGAN
PROGRAM PRIORITAS
Program Perlindungan Konsumen dan Persentase UTTP wajib tera yang memenuhi
2 06 03 % 25 100 - 100 - 100 300 100 330 100 363 100 394 100
Standardisasi Perdagangan persyaratan Metrologi Legal
DINAS KOPERASI
PERINDUSTRIAN DAN DINAS PERDAGANGAN, PERINDUSTRIAN, KOPERASI, DAN USAHA KECIL MENENGAH
PERDAGANGAN
PROGRAM PRIORITAS
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
DINAS SOSIAL
TENAGA KERJA DAN DINAS KETENAGAKERJAAN DAN TRANSMIGRASI
TRANSMIGRASI
BADAN
PERENCANAAN
BADAN PERENCANAAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH
PEMBANGUNAN
DAERAH
PROGRAM PRIORITAS
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
DINAS PENGELOLAAN
BADAN KEUANGAN DAN ASET DAERAH
KEUANGAN DAERAH
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
PROGRAM PRIORITAS
BADAN
KEPEGAWAIAN BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBERDAYA MANUSIA
DAERAH
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
PROGRAM PRIORITAS
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
BADAN
PERENCANAAN
BADAN PERENCANAAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN DAERAH
PEMBANGUNAN
DAERAH
SEKRETARIAT DAERAH
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
PROGRAM PRIORITAS
INSPEKTORAT DAERAH
3 05 FUNGSI PENUNJANG LAINNYA 1,997 3,158 3,416 4,763 4,729 4,866 22,929
PROGRAM PRIORITAS
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
3 05 FUNGSI PENUNJANG LAINNYA 15,904 16,299 26,274 23,603 24,120 24,890 131,090
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
PROGRAM PRIORITAS
BADAN LHPMPTSP DINAS PENANAMAN MODAL DAN PELAYANAN TERPADU SATU PINTU
PROGRAM PRIORITAS
3 05 FUNGSI PENUNJANG LAINNYA 787 802 1,102 1,057 1,168 1,300 6,216
PROGRAM PRIORITAS
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
KECAMATAN KUPITAN
3 05 FUNGSI PENUNJANG LAINNYA 619 703 872 916 1,110 1,310 5,530
PROGRAM PRIORITAS
3 05 FUNGSI PENUNJANG LAINNYA 934 806 1,340 1,945 2,055 2,135 9,215
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
Pemerintahan
Jumlah pemerintahan nagari yang difasilitasi nagari 7 7 7 7 7 7 7 7
PROGRAM PRIORITAS
KECAMATAN IV NAGARI
3 05 FUNGSI PENUNJANG LAINNYA 670 945 1,095 1,169 1,286 1,311 6,476
PROGRAM PRIORITAS
KECAMATAN SIJUNJUNG
3 05 FUNGSI PENUNJANG LAINNYA 978 1,016 1,220 1,341 1,505 1,617 7,677
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
PROGRAM PRIORITAS
3 05 FUNGSI PENUNJANG LAINNYA 716 795 1,093 1,218 1,315 1,520 6,657
PROGRAM PRIORITAS
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
3 05 69 - - 15 17 20 50 102
Daerah
Jumlah dokumen usulan program proiritas
dokumen - - - 1 1 1 1 1
kecamatan
3 05 FUNGSI PENUNJANG LAINNYA 698 788 914 1,158 1,375 1,405 6,337
PROGRAM PRIORITAS
3 05 FUNGSI PENUNJANG LAINNYA 920 1,004 1,071 1,179 1,262 1,412 6,848
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19)
PROGRAM PRIORITAS
Untuk menjamin aspek akuntabilitas pencapaian kinerja RPJMD sekaligus sebagai acuan
penyusunan rencana strategis dan rencana kerja perangkat daerah, indikator dan target kinerja
dinyatakan dengan jelas pada RPJMD ini. Indikator kinerja RPJMD ditampilkan dengan
menggambarkan kondisi awal dan target tahunan selama periode 2016 sampai 2021. Indikator
kinerja RPJMD Kabupaten Sijunjung Tahun 2016-2021 dibagi atas tiga aspek, yaitu : 1) Aspek
Kesejahteraan Masyarakat, 2) Aspek Pelayanan Umum, dan 3) Aspek Daya Saing Daerah,
sebagaimana tercantum pada tabel di bawah ini :
4 Angka kemiskinan % 7,87 7,60 7,40 7,20 7,00 6,80 6,40 6,40 Dinas Pertanian, Dinas Paperi, Dinas
Dagperinkop UKM, Dinas Parpora, Dinas
PMPTSP, Bapppeda, Dinas Nakertrans, Dinas
5 Tingkat pengangguran terbuka % 4,26 4,26 4,20 4,18 4,15 4,10 4,00 4,00 Sosial PPrPA, Dinas PPKB, DPMN
Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah dan
Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 061/2911/SJ Tahun 2016 tentang Tindaklanjut Peraturan
Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah maka daerah akan melakukan
Dengan adanya pedoman transisi RPJMD Kabupaten Sijunjung ini diharapkan dapat
berfungsi sebagai dokumen perencanaan pembangunan guna mengisi kekosongan dokumen
perencanaan jangka menengah. RPJMD transisi akan berfungsi sebagai pedoman dalam
penyusunan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten Sijunjung pada tahun transisi,
juga sebagai acuan bagi seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) pembangunan daerah
untuk mewujudkan tujuan bersama. RPJMD transisi semacam ini juga bisa berfungsi sebagai
pedoman dalam penyusunan RKPD Kabupaten Sijunjung dan sebagai acuan dalam penyusunan
Rencana Kerja (Renja) Perangkat Daerah dalam tahun transisi.
Pencapaian target indikator kinerja daerah dapat diwujudkan tergantung dari kondisi
tersedianya sumber daya yang memadai serta situasi dan kondisi keamanan dan ketertiban yang
kondusif.
dto
YUSWIR ARIFIN