PERANCANGAN
ARSITEKTUR
Metode Perancangan Arsitektur
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR I
DAFTAR ISI Iii
BAB I PENGANTAR METODE PERANCANGAN
I.1. PENGERTIAN 1
I.2. KLASIFIKASI PERENCANAAN 5
I.3. EVOLUSI PERANCANGAN 7
I.4. HUBUNGAN PERENCANAAN DENGAN 11
PERANCANGAN
BAB II BENTUK, RUANG, SKALA DAN FUNGSI
II.1. PENGERTIAN BENTUK 13
II.2. RUANG 14
II.3. SKALA DALAM ARSITEKTUR 15
II.4. FUNGSI RUANG DAN FUNGSI 18
BANGUNAN
II.5. BENTUK, RUANG, SKALA DAN 19
FUNGSI DALAM
PERENCANAAN DAN
PERANCANGAN
BAB III HUBUNGAN UNSUR YANG TERLIBAT
DALAM
PEMBANGUNAN
III.1. UNSUR PELAKSANA PEMBANGUNAN & 31
TUGASNYA
III.2. LINGKUP TUGAS ARSITEK MUSLIM 35
DALAM
PERENCANAAN DAN PERANCANGAN
III.3. PEMPROSESAN DATA DAN INFORMASI 37
YANG DIPERLUKAN DALAM
PERENCANAAN
3
Metode Perancangan
Arsitektur
BAB IV FAKTOR YANG BERPENGARUH
TERHADAP PERENCANAAN DAN
KAITANNYA DENGAN
PERANCANGAN
IV.1. FAKTOR PENGGUNA / MANUSIA 38
IV.2. FAKTOR FISIK 43
IV.3. FAKTOR EKSTERNAL 52
BAB V PENGUMPULAN DATA & TEKNIK
PENGUMPULAN DATA ARSITEKTUR
V.1. PENELITIAN AWAL 57
V.2. TEKNIK PENGUMPULAN DATA 59
BAB VI IDENTIFIKASI DALAM PERENCANAAN
VI.1 IDENTIFIKASI FUNGSI 72
V.2. IDENTIFIKASI LOKASI 82
BAB VII ANALISIS PERENCANAAN
VII.1. ANALISIS NON FISIK 86
VII.2. ANALISIS FISIK 95
VII.3. ANALISIS KAWASAN DAN WILAYAH 111
BAB VIII SINTESIS PERENCANAAN
VIII.1. SINTESIS NON FISIK 112
VIII.2. SINTESIS FISIK 120
BAB IX PERENCANAAN BERDASAR ANALISIS
PERILAKU
IX.1. BATASAN LINGKUP PENGERTIAN 125
IX.2. POLA AKTIFITAS 127
IX.3. HUBUNGAN ARSITEKTUR DENGAN 128
PERILAKU
BAB X KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR
X.1. TOPIK DAN TEMA 131
X.2. KONSEP PERUNTUKAN (ZONEPLAN) 138
X.3. KONSEP TATA RUANG LUAR 140
X.4 KONSEP SIRKULASI 141
X.5. KONSEP ORIENTASI
4 BANGUNAN 144
X.6. KONSEP TITIK TANGKAP BANGUNAN 146
Metode Perancangan
Arsitektur
X.7. KONSEP AS BANGUNAN DAN KAWASAN147
X.8. KONSEP DIMENSI BANGUNAN 147
X.9 KONSEP BENTUK MASSA BANGUNAN 149
X.10. KONSEP STRUKTUR DAN 150
KONSTRUKSI
BANGUNAN
X.11. KONSEP UTILITAS BANGUNAN 152
DAFTAR PUSTAKA 158
5
Metode Perancangan Arsitektur
BAB I
PENGANTAR METODE
PERANCANGAN
ada bab ini akan dibahas mengenai konsep-
P konsep dasar dari metode, perencanaan dan
perancangan, termasuk didalamnya memahami
pengertian,
tentang pengertian-
klasifikasi perencanaan, perkembangan
evolusinya hingga hubungan antara perencanaan
dengan perancangan.
I.1. PENGERTIAN
1. METODE
Arsitektur adalah seni dan ilmu dalam merancang
bangunan. Dalam artian yang lebih luas, arsitektur
mencakup merancang dan membangun
keseluruhan lingkungan binaan, mulai dari level
makro yaitu perencanaan kota, perancangan
perkotaan, arsitektur lanskap, hingga ke level
mikro yaitu desain bangunan, desain perabot dan
desain produk. Arsitektur juga merujuk kepada
hasil-hasil proses perancangan tersebut.
1
Metode Perancangan Arsitektur
2. PERENCANAAN
Perencanaan sebagai padanan kata asing
“planning”, dapat diartikan sebagai suatu sarana
untuk mentransformasikan persepsi-persepsi
mengenai kondisi-kondisi lingkungan ke dalam
rencana yang berarti dan dapat dilaksanakan
dengan teratur (William
A. Shrode, 1974).
Sedangkan Davidoff (1962) menyatakan bahwa
perencanaan adalah sebuah proses untuk
menetapkan tindakan yang tepat di masa depan
melalui berbagai pilihan yang sistematik dan
terstruktur.
Perencanaan sendiri merupakan suatu proses
menyusun konsepsi dasar suatu rencana yang
meliputi kegiatan-kegiatan:
a) Mengidentifikasi. Menentukan komponen
yang
menunjang terhadap objek, yang merupakan
kompleksitas, fakta yang memiliki kontribusi
terhadap kesatuan pembangunan.
b) Mengadakan studi. Mencari hubungan dari
berbagai faktor terkait, yang memiliki pengaruh
spesifik.
c) Mendeterminasi. Menentukan setepat
mungkin faktor yang dominan dengan
memperhatikan kekhususan dari unit
perubahan yang spesifik yang memberikan
perubahan terhadap faktor lain.
d) Memprediksi. 3 Mengadakan ramalan
bagaimana suatu faktor akan berubah
sehingga mencapai keadaan lebih baik di
masa depan.
Metode Perancangan Arsitektur
3. PERANCANGAN
Terdapat begitu banyak pengertian yang
dikemukakan oleh para ahli, diantaranya sebagai
berikut :
“Perancangan merupakan proses penarikan
keputusan dari ketidakpastian yang tampak,
dengan tindakan- tindakan yang tegas bagi
kekeliruan yang terjadi” (M.Asimow, 1982).
“Perancangan merupakan upaya untuk
m e n em uk a n komponen fisik yang tepat dari
sebuah struktur fisik” (Christopher Alexander,
1983).
“Perancangan merupakan proses simulasi dari
apa yang ingin dibuat sebelum kita membuatnya,
berkali- kali sehingga memungkinkan kita merasa
puas dengan hasil akhirnya” (P.J. Booker, 1984).
“Perancangan merupakan sasaran yang
dikendalikan dari aktifitas pemecahan masalah”
(L. Bruce Archer, 1985)
“Perancangan merupakan aktifitas kreatif,
melibatkan proses untuk membawa kepada
sesuatu yang baru dan bermanfaat yang
sebelumnya tidak ada” (JB.Reswick, 1965).
“Perancangan mempunyai makna memulai
perubahan dalam benda-benda buatan manusia”
(J.C. Jones, 1990). 4
Metode Perancangan Arsitektur
6
Metode Perancangan Arsitektur
8
Metode Perancangan Arsitektur
2) Fase Draughtmanship
Atau fase perencanaan berdasarkan gambar,
merupakan perencanaan yang dilakukan dengan
menghitung ukuran atau dimensi dengan suatu
ukuran tertentu, mempunyai bentuk yang jelas,
dan dapat dibuat dengan jumlah yang banyak atau
dibuat kembali. Ciri-ciri perencanaan tersebut
adalah:
- Memisahkan produksi menjadikan beberapa
bagian.
- Ada kemungkinan merubah bagian-
bagian produksi.
- Waktu yang digunakan untuk
merealisasikan rancangannya lebih efisien.
- Melibatkan banyak pelaksana
untuk merealisasikannya.
- Melaksanakan rencana-rencana yang
sudah
dipersiapkan sebelumnya.
Perancangan
BAB II
BENTUK, RUANG, SKALA DAN
FUNGSI
ab ini akan membahas tentang konsep dasar
B mengenai bentuk, ruang, skala dan fungsi serta
kaitannya serta aplikasi ke empat elemen
dalamtersebut ke perencanaan dan perancangan
proses
arsitektur.
II.2. RUANG
Ruang adalah daerah tiga dimensi dimana obyek dan
peristiwa berada. Ruang memiliki posisi serta arah
yang relatif, terutama bila suatu bagian dari daerah
tersebut dirancang sedemikian rupa untuk tujuan
tertentu. Ruang merupakan wadah dari aktifitas-
aktifitas manusia, baik aktifitas untuk kebutuhan fisik
maupun emosi manusia. Ruang digunakan untuk
mewadahi satu aktifitas manusia atau lebih. Ruang
terkait dengan volume dan volume mempunyai tiga
aspek dimensi, yaitu panjang, lebar dan tinggi.
Ruang yang digunakan lebih dari satu fungsi dan
aktifitas disebut ruang multifungsi. Ruang yang bisa
digunakan untuk mewadahi aktifitas yang berlainan
bahkan untuk aktifitas yang sangat bertentangan
(seperti aktifitas sakral dan profan) disebut ruang
yang relatif. 14
Metode Perancangan
Arsitektur
3) Skala Monumental
Didefiniskan sebagai skala ruang yang besar
dengan suatu obyek yang mempunyai nilai
tertentu sehingga manusia akan merasakan
keagungan akan ruangan itu sendiri. Seperti pada
ilustrasi gambar 1, peran ukuran objek monumen
(1) dan ruang terbuka yang besar (2) bersama-
sama menciptakan efek monumental terhadap
keberadaan objek itu sendiri
4) Skala Menakutkan
Skala ini mempunyai perbandingan yang jauh
sekali perbedaannya dari manusia sehingga
menimbulkan rasa menakutkan bagi manusia
yang berada dalam ruangan tersebut. Bangunan
tinggi yang berdekatan jaraknya akan
menciptakan skala ruang yang menakutkan pada
orang yang berada diantaranya.
17
Metode Perancangan
Arsitektur
21
Metode Perancangan Arsitektur
22
Metode Perancangan Arsitektur
24
Metode Perancangan Arsitektur
3. Konfigurasi Jalan
a) Linier
yaitu urutan ruang yang berada dalam satu
garis dan berulang. Organisasi linier pada
dasarnya terdiri dari sederetan ruang. Ruang-
ruang ini dapat berhubungan secara langsung
satu dengan yang lain atau dihubungkan
melalui ruang linier yang berbeda dan
terpisah. Organisasi linier biasanya terdiri dan
ruang-ruang yang berulang, serupa dalam
ukuran, bentuk, dan fungsi. Ruang-ruang
yang secara fungsional atau simbolis penting
keberadaannya terhadap organisasi dapat
berada di manapun sepanjang rangkaian
linier.
b) Radial
Organisasi ruang radial memadukan unsur-
unsur organisasi terpusat dan
linier.Organisasi ini terdiri dari ruang pusat
yang dominan di mana sejumlah organisasi
linier berkembang menurut arah jari-
25
Metode Perancangan Arsitektur
26
Metode Perancangan Arsitektur
c) Spiral (Berputar)
Membentuk sebuah jalan lulur yang bergerak
mengelilingi pusat dan bertambah jauh dari
pusatnya.
28
Metode Perancangan
Arsitektur
e) Jaringan
Suatu bangunan biasanya memiliki suatu
kombinasi dari pola-pola diatas. Oleh karena
itu maka dibentuk aturan urutan utama dalam
sirkulasi tersebut agar tidak membingungkan.
30
Metode Perancangan Arsitektur
BAB III
HUBUNGAN UNSUR YANG
TERLIBAT DALAM
PEMBANGUNAN
ada bab ini akan mebahas mengenai unsur-
2) Arsitek
32 yang diberi tugas oleh
Arsitek merupakan pihak
klien untuk mewujudkan keinginan atau tujuan
mereka dan dapat bersifat individu ataupun tim.
Arsitek
Metode Perancangan Arsitektur
34
Metode Perancangan Arsitektur
Tabel
Tahapan 3.1 Tahapan
Meliputipemprosesan data dalam
perencanaan
Koleksi data Menyusun pertanyaan, interview,
melakukan survei, studi pustaka,
observasi dan mencatat data yang
masuk
Organisasi data Menyusun, mengurutkan,
mengklasifikasikan, mengkatagorikan,
mengelompokkan dalam group sesuai
klasifikasinya
Mengkomunikasikan data Menuliskan, mengilustrasikan,
menginteraksikan, menjelaskan,
mendokumentasikan, menterjemahkan,
dan menginterpretasikan
Analisis data Melakukan sorting dan seleksi
membandingkan membobot, melakukan
tes validitas data dan komputasi
(mengolah dengan komputer).
Mengevaluasi data Melakukan review, melakukan
verifikasi, optimasi, membuat
prioritas, 37
menanyakan dan
Metode Perancangan Arsitektur
membuat
alternatif
BAB IV
FAKTOR YANG BERPENGARUH
TERHADAP PERENCANAAN DAN
KAITANNYA DENGAN
alam bab iniPERANCANGAN
akan dibahas secara rinci mengenai
D berbagai faktor yang berpengaruh terhadap
proses perencanaan, diantaranya faktor
fisik pengguna,
dan faktorfaktor
eksternal serta kaitannya dengan
perancangan. Sehingga diharapkan mahasiswa
mampu memahami secara komprehensif mengenai
faktor yang berpengaruh terhadap perencanaan
sehingga mampu melakukan analisis perencanaan
dengan baik.
1. Aktifitas
Manusia sebagai pelaku kegiatan didalam ruang,
baik “ruang luar” maupun “ruang dalam” akan
menciptakan pola aktifitas. Pola aktifitas pada
dasarnya merupakan gambaran karakteristik
kegiatan yang harus dicari oleh perencana.
Tujuannya agar dapat merekomendasikan
kepada klien kebutuhan ruang yang paling sesuai
bagi kegiatan tersebut. Bentuk-bentuk aktifitas
manusia biasanya juga melibatkan unsur-unsur
pembentuk ruang sebagai media bagi
39
berlangsungnya kegiatan tersebut. Bentuk
Metode Perancangan Arsitektur
4. Organisasi
Organisasi ialah struktur pengguna kolektif yang
nanti akan mempengaruhi fasilitas. Organisasi
memberikan gambaran
40 dari berbagai aspek
meliputi hirarki,
Metode Perancangan Arsitektur
5. Karakteristik Kependudukan
Karakteristik kependudukan disuatu wilayah akan
memberikan gambaran tentang struktur penduduk
berdasar : usia, pekerjaan, penghasilan, dan
susunan / komposisi keluarga. Gambaran yang
terkait dengan masalah spasial misalnya : tingkat
kepadatan penduduk dan mobilitas penduduk
akan memberikan dukungan informasi kepada
perencana dalam kaitan penentuan karakteristik
kegiatan dan perhitungan kapasitas bangunan.
6. Sikap
Sikap merupakan suatu tingkatan afek baik positif
maupun negatif terhadap “obyek sikap”. Jika
obyek sikap tersebut adalah “tujuan” yang
dirumuskan oleh klien, atau merupakan “usulan-
usulan gagasan” oleh arsitek dalam rangka
menterjemahkan keinginan klien, maka sikap
terhadap kedua hal tersebut sangat
mempengaruhi seberapa jauh perencanaan
dilakukan. Hal tersebut terjadi karena sikap
mempunyai nilai yang gradatif atau berskala,
41
mulai dari nilai positif
Metode Perancangan Arsitektur
8. Persepsi
Persepsi pada dasarnya merupakan suatu hasil
interaksi individu dengan “obyek”. Jika
persepsi berada pada batas-batas optimal maka
individu dkatakan dalam keadaan homeostatis
yaitu suatu keadaan yang serba seimbang.
Namun jika obyek dipersepsikan diluar batas-
batas optimal, maka akan terjadi “tekanan” pada
perseptor, sehingga individu akan melakukan
penyesuaian terhadap lingkungan (coping).
Dengan demikian jelas karena persepsi obyek
sebagai rancangan fasilitas akan sangat
berpengaruh terhadap perencanaannya. Contoh
dua persepsi yang berbeda pada kasus yang
sama, misal: ruang makan yang dipersiapkan
sebagai ruang yang terbuka “welcome” bagi
setiap orang yang dikenal dan atau sebagai ruang
yang khusus / tertutup hanya bagi orang-orang
tertentu saja. Substansi42
perencanaan
Metode Perancangan Arsitektur
9. Kecenderungan
Kecenderungan merupakan kondisi yang selalu
berorientasi pada “arah‟ tertentu yang berdimensi
waktu (masa lalu, saat sekarang atau masa yang
akan datang). Nilai-nilai kualitatif atau kuantitatif
menjadi ikon yang dapat memberikan gambaran
kecenderungan tersebut. Contoh:
Kecenderungan pertambahan pengguna
ruang,
akan berpengaruh terhadap perencanaan
rancangan fasilitas khususnya yang
berkaitan
dengan “penentuan kapasitas / daya tampung
ruang”,
Kecenderungan perubahan suasana ruang terjadi
karena adanya perubahan karakteristik
kegiatan yang terjadi di dalam ruang. Hal
tersebut akan berpengaruh pada perencanan
rancangan fasilitas khususnya yang berkaitan
dengan “citra ruang”.
2. Kondisi Site
Kondisi site bisa digambarkan meliputi berbagai
aspek sebagai berikut :
- Topografi (gambaran 44 countour dan
relief
permukaan site), morfologi (gambaran bentuk
Metode Perancangan Arsitektur
5. Struktur
Struktur pada bangunan atau fasilitas, maka
informasi perencanaannya dapat disebutkan
sebagai berikut :
- Tingkatan struktur (struktur konvensional) atau
struktur yang canggih (advanced).
- Jenis struktur (struktur rangka, struktur ruang,
dsb).
- Bahan struktur (beton, baja, kayu, dsb)
- Kemampuan struktur (menahan beban dan
daya tahan terhadap kondisi alam).
6. Sistem Bangunan
Sistem bangunan merupakan bagian
kelengkapan pendukung bangunan yang
dipasang dengan tujuan agar bangunan dapat
dioperasikan secara optimum. Informasi yang
diperlukan dalam perencanaan rancangan
fasilitasnya, meliputi :
46
Metode Perancangan Arsitektur
9. Pendukung / service
Pendukung / service merupakan bagian
bangunan berupa ruang, sistem atau alat yang
bersifat pendukung operasionalisasi fasilitas.
Informasi yang diperlukan dalam
perencanaannya antara lain meliputi:
- Bersifat ruang (tempat parkir, lavatory (tempat
penyimpanan / gudang) dan sebagainya)
- Bersifat alat (IPAL : Instalasi Pengolah Air
Limbah, eskalator, lift, dll)
- Bersifat sistem (jaringan drainase,
sanitasi, pembuangan limbah,
jaringan listrik, jaringan
jalan, dsb). 48
10. Penggunaan
Metode Perancangan Arsitektur
50
Metode Perancangan
Arsitektur
o Sistem pembebanan
o Sistem pondasi
- Fleksibilitas (ruang)
o Kemampuan ruang untuk berubah
o Fleksibilitas bentuk dan luasan ruang
o Fleksibltas pembatas ruang
o Fleksibilitas fungsi
o Karakteristik kegiatan yang secara
fungsional dilakukan di dalam ruang
(meliputi : volume, intensitas, frekuensi,
dan proses kegiatan)
1. Ketentuan Legal
Yang dimaksud dengan ketentuan legal ialah
ketentuan yang sudah mempunyai kekuatan
hukum atau diakui eksistensinya dalam
perannya sebagai alat pengendali pembangunan
rancangan fasilitas. Yang termasuk dalam
ketentuan legal meliputi:
a) Peraturan Pembangunan (ketinggian lantai,
sempadan bangunan,52 sempadan jalan,
building
Metode Perancangan Arsitektur
2. Topografi
Faktor topografi ( kontur dan relief permukaan
lahan) mengkait dengan aspek tapak / site
dimana fasilitas tersebut berada. Hal tersebut
berpengaruh terhadap informasi perencanaan
rancangan fasilitas khususnya berkaitan dengan
bentuk bangunan, susunan ruang, struktur
bangunan dan sistem fasilitas bangunannya.
3. Iklim
Faktor iklim makro ( regional ) dan iklim mikro (
kawasan ) berupa suhu, kelembaban, angin dan
curah hujan, berpengaruh terhadap informasi
perencanaan rancangan fasilitas khususnya
yang berkaitan dengan sistem penghawaan pada
bangunan, bidang bukaan, sistem ruang dan
penggunaan material pada selubung bangunan (
facade ).
4. Ekologi
Ekologi yang merupakan gambaran ekosistem
suatu wilayah, merupakan hal yang berpengaruh
pada perencanaan rancangan fasilitas
khususnya yang berkaitan dengan pemanfaatan
SDA, konservasi sumber
54 daya air, konservasi
energi, pemanfaatan bangunan berdasarkan
aspek berkelanjutan, dan sebagainya.
Metode Perancangan Arsitektur
8. Waktu
Faktor waktu menyangkut ketersediaan atau
jumlah waktu yang diperlukan dalam kaitan;
penggunaan program, perencanaan,
perancangan, pembangunan dan
operasionalisasi fasilitas. Substansi perencanaan
rancangan fasilitasnya berkaitan dengan:
a) Penyusunan schedule / waktu
b) Penentuan waktu akhir (deadline)
c) Waktu operasional kegiatan mulai
perencanaan s/d operasionalisasi fasilitas.
56
Metode Perancangan Arsitektur
BAB V
PENGUMPULAN DATA &
TEKNIK PENGUMPULAN
DATA data
engumpulan ARSITEKTUR
merupakan prosedur
P sistematis dan standar untuk memperoleh data
dan informasi yang diperlukan. Pada bidang
diperoleh cenderung
arsitektur data yangmenonjolkan faktor subjektif
dari pengguna, arsitek ataupun pihak-pihak yang
terkait dengan bangunan yang akan di disain.
1. Tujuan
Mengumpulkan dan mengorganisasikan informasi
yang sudah tersedia (dari klien dan pustaka) dan
57
Metode Perancangan Arsitektur
2. Kegunaan
Terdapat empat kegunaan utama dari penelitian
awal, yakni :
1) Merumuskan kebutuhan data dan rincian
tugas perencanaan
2) Identifkasi sumber-sumber data
3) Pengenalan tujuan, filosofi, organisasi
dan pengoperasian klien
4) Membuat database (basis data) untuk data
yang diperlukan
61
Metode Perancangan Arsitektur
2) Observasi partisipatori
Metoda observasi partisipasi merupakan
pengamatan langsung di lapangan (pada
setting) dimana pengamat melakukan
kegiatan amatan dengan cara “menyatu”
atau “larut” dengan obyek observasi dengan
harapan agar obyek tidak tahu kalau sedang
diamati.
63
Metode Perancangan Arsitektur
3) Tracking (penjejakan)
Pengetahuan penjejakan ini pada dasarnya
sudah dicontohkan pada kehidupan binatang
dan manusia dimana kehidupan masih
sangat bergantung dengan alam.
65
Metode Perancangan Arsitektur
3. Teknik Wawancara
Teknik wawancara bertujuan untuk berinteraksi
dengan klien, serta mendapatkan
tanggapan.komentar terhadap segala sesuatu yang
menyangkut perencanaan dan perancangan.
Berdasarakan macamnya,70teknik wawancara terbagi
atas dua macam, yakni wawancara
Metode Perancangan Arsitektur
71
Metode Perancangan Arsitektur
BAB VI
IDENTIFIKASI DALAM
PERENCANAAN
alam tahap identifikasi dalam perencanaan,
D terdapat dua tahap identifikasi yang dilakukan
dalam upaya penyusunan perencanaan
arsitektur
fungsi yakni identifikasi
dan identifikasi lokasi. Proses identifikasi yang
tepat dan meyeluruh akan turut mempertajam proses
analisis
72
Metode Perancangan Arsitektur
b) Nuansa
Adalah keadaan yang ditimbulkan oleh
lingkungan di sekeliling bangunan sehingga
memperkuat citra bangunan. Pengolahan tapak
disekeliling bangunan dapat mewujudkan
kesesuaian tampilan dengan persyaratan
fungsinya. Kesatuan antara citra dan nuansa
dapat mendukung keberadaan fungsi. Bentuk
dan nuansa bangunan memiliki ciri khas yang
berbeda-beda. Contoh 73
Istana Negara, nuansa
yang diharapkan adalah kemegahan dan salah
satu hal yang dapat dilakukan untuk
mendapatkan nuansa ini adalah penataan
sirkulasi, penggunaan kolom
Metode Perancangan Arsitektur
c) Suasana
Adalah keadaan yang dapat dirasakan
pengunjung didalam ruangan yang terdiri dari
perpaduan kesan antara tampilan dinding,
plafon, lantai, lampu, furniture dan aksesoris lain
sesuai yang dikehendaki oleh sang arsitek.
Aspek keserasian dan kesinambungan antara
nuansa di luar bangunan dengan suasana di
dalam harus tetap terjaga. Perlu ada kesesuaian
kesan antara citra dengan nuansa lingkungan
dan suasana di dalam bangunan walaupun
74
Metode Perancangan Arsitektur
b) Fungsi Penunjang
Merupakan penunjang dari kegiatan-kegiatan
utama. Dengan kegiatan dari fungsi penunjang,
76
maka fungsi
Metode Perancangan Arsitektur
c) Fungsi Pelengkap
Merupakan fungsi yang melengkapi kegiatan-
kegiatan yang sudah ada. Keberadaannya pun
tidak mutlak dan tidak selalu harus terkait
dengan fungsi utama dan fungsi penunjang.
Akan tetapi fungsi pelengkap dapat menjadi
faktor daya tarik dan penambah
77 nilai
Metode Perancangan Arsitektur
79
Metode Perancangan Arsitektur
3. Radius Pelayanan
Radius pelayanan adalah jarak pelayanan fungsi dan
pelayanan yang dapat dijangkau oleh pemakai fungsi
tersebut. Capaian tersebut berkaitan erat dengan
jenis dan ruang lingkup fungsi, yaitu tipologi
bangunan dan golongan tingkat sosial perekonomian
dari pengguna atau pemakai fungsi. Tingkat radius
pelayanan ini merupakan cerminan kemampuan dari
potensi fungsi yang akan bersinggungan dengan
potensi lain baik yang sejenis atau tidak, bersinergi
atau berlawanan. Contoh: kedekatan antara mall
dengan hotel dapat saling menguntungkan, berbeda
antara mall dengan sekolah. Cakupan area yang
dapat dilayani oleh potensi fungsi ini meliputi :
1) Pelayanan sekitar tapak
2) Pelayanan tingkat lingkungan
3) Pelayanan tingkat wilayah
4) Pelayanan tingkat kota
5) Pelayanan tingkat regional/propinsi
6) Pelayanan tingkat internasional
4. Asumsi Yang Akan Datang
83
Metode Perancangan Arsitektur
2. Potensi Terkait
Setiap fungsi yang dibangun pasti akan berinteraksi
dengan potensi-potensi lain. Potensi tersebut dapat
berada disekitar tapak atau bahkan berada didalam
tapak. Potensi tersebut juga perlu dipertimbangkan
dalam perencanaan dan perancangan. Fungsi dari
fasilitas dan potensi yang dirancang tersebut dapat
merupakan fungsi baru atau pengembangan fungsi
yang telah ada. Untuk memastikan fungsi dan
potensi yang akan dibangun dapat mempengaruhi
pemilihan tapak, diperlukan data data aktual yang
terletak pada suatu kawasan.
84
Metode Perancangan
Arsitektur
85
Metode Perancangan
Arsitektur
BAB VII
ANALISIS
PERENCANAAN
nalisis menjadi tahap penting dalam
A proses perencanaan. Setiap aspek fisik
dan non
sasaran fisik menjadi
analisis perencanaan, mulai dari aspek
fungsi dan kegiatan, aspek pengguna, besaran
ruang, potensi tapak dan kawasan, kondisi eksisting
hingga aspek sosial, budaya dan teknologi
Pelaku Kegiatan
Dari studi kelayakan dan pengumpulan data yang
telah dilakukan dapat ditentukan jumlah dan status
jabatan dari masing-masing pelaku kegiatan. Hal ini
harus dilakukan untuk mendapatkan standar ukuran
kegiatan maupun tingkat kenyamanan yang sesuai
dengan status sosialnya. Dengan diketahuinya
jumlah pelaku kegiatan beserta status dan
jabatannya dapat ditentukan ruang, kualitas
keamanan dan kenyamanan yang dipersyaratkan.
Sifat Kegiatan
Jenjang keadaan
telah diketahui dan
sifat kondisi
dari pelaku kegiatan
masing-masing dalam
jenis dan
suatu
pelaku fungsi dapat membedakan urutan sifat
kegiatan. Apabila 87
Metode Perancangan Arsitektur
Syarat Kegiatan
Pelaku dan penggunan sebuah fungsi didalam
melakukan kegiatannya memerlukan suasana dan
kondisi tertentu. Keadaan ini dapat dilakukan apabila
memenuhi syarat fungsi dan kegiatan yang
ditetapkan. Persyaratan kegiatan umumnuya
meliputi keadaan yang diinginkan yang berkatian
dengan utilitas bangunan, seperti terang- gelap,
dingin-panas, basah-kering, hening-ramai dsb.
Tujuan dari pengondisian adalah untuk mendapatkan
kenyamanan dan kelancaran dalam menjalankan
aktifitas.
Standar Kegiatan
Setiap gerak manusia memerlukan ruang yang
disesuaikan dengan postur tubuh dari pengguna dan
pemakai fungsi. Selain itu 88
jumlah pelaku juga harus
Metode Perancangan Arsitektur
Ekspresi
Penampilan suatu bangunan menunjukkan sifat,
bentuk dan karakter fungsi. Terbuka atau tertutup, ke
luar atau ke dalam, kokoh ataupun ringan, semua
tergantung kepada fungsi kegiatannya. Ekspresi juga
dapat diakibatkan dari material strukturnya, apakah
ringan atau berat tergantung dari filosofinya.
Adat Istiadat
Perancangan bangunan pada daerah tertentu perlu
mempertimbangkan dan mengantisipasi adat istiadat
yang masih dipegang erat oleh warga dan
masyarakatnya, dan biasanya adat istiadat ini
menjadi semacam pakem dalam setiap aspek
kehidupan warganya termasuk dalam aspek
perencanaan dan perancangan bangunannya. Adat
istiadat sendiri umumya bersumber dari kearifan lokal
dan berorientasi pada keseimbangan ekologi dalam
kehidupan jangka panjang.
Tradisi
Seperti adat istiadat, tradisi merupakan ciri khas yang
dimiliki masyarakat secara turun temurun dan
merupakan aset yang sangat berharga bagi
peradaban manusia. Pada kasus-kasus tertentu
tradisi dapat berpengaruh secara signifikan terhadap
tipologi bangunan-bangunan tradisional yang sarat
akan filosofi.
Kepercayaan
Kepercayaan merupakan keyakinan akan adanya
penjaga dan pengawas kehidupan serta segala
sesuatu memiliki jiwa yang hidup. Manifestasi dari
kepercayaan ini adalah ritual-ritual ibadah, baik dari
aliran kepercayaan nenek moyang sampai dengan
agama samawi yang dianut 91 pengikutnya. Dalam
Islam sendiri bahwa setiap langkah
Metode Perancangan Arsitektur
4. Analisis Kejiwaan
Persepsi
Manusia adalah makhluk ciptaan Allah SWT yang
mempunyai derajat paling tinggi dibandingkan
makhluk- makhluk lain di dunia. Dengan
kreatifitasnya manusia mampu menciptakan
lingkungan untuk ditata dan diatur menjadi indah dan
dapat dipergunakan oleh masyarakat. Akan tetapi
merupakan sifat manusia juga yang tidak dapat
mengendalikan diri sehingga mengakibatkan
kerusakan dan disharmoni dalam system dan tatanan
kehidupan masyarakat dan lingkungan. Persepsi
manusia akan lingkungannya tergantun dari aksi dan
reaksi yang tiap-tiap individu terima dan mereka
ciptakan sendiri.
Stimulus
Stimulus atau rangsangan dapat diciptakan oleh hasil
karya arsitek kepada setiap pelaku kegiatan yang
berinteraksi dengan karyanya. Stimulus tersebut
dapat memicu kemampuan personifikasi atau
kemampuan merasakan dari pelaku kegiatan pada
setiap titik rancangannya. Rasa tersebut dapat
berkaitan dengan gerakan badan, dimensi, warna,
ukuran dan skala, pencahayaan, pengudaraan
bahkan kenyamanan utilitasnya.
92
Reaksi
Metode Perancangan Arsitektur
Tingkatan (Levelling)
Yang dimaksud dengan tingkatan adalah tingkat
pendidikan dan mata pencaharian yang akan
mempengaruhi pola kehidupan individu maupun
sekelompok masyarakat. Ketepatan menganalisis
dan menilai harus didasarkan kepada pemahaman
bahwa untuk siapa bangunan itu dirancang, baik
latar belakangnya maupun pola perilakunya.
Analisis dimensi
yang terdiri dari Dimensi dan bentuk ukuran tapak,
garis kontur tanah, arah dan garis edar matahari,
rencana dan
jenis jalan
93
Metode Perancangan
Arsitektur
94
Metode Perancangan Arsitektur
Analisis Potensi
Merupakan tahap pembahasan mengenai
penjabaran dan penguraian tentang fungsi-fungsi
yang ada kaitan dengan fungsi yang dirancang.
Potensi ini dapat berada di dalam tapak maupun
diluar tapak. Secara sifatnya potensi tapak
dibedakan menjadi dua jenis yakni (1)Potensi alam
dan (2)Potensi buatan. Selain itu yang dianggap
potensi adalah fungsi sejenis yang berbeda atau
sejenis yang berada di sekitar tapak.
96
Metode Perancangan
Arsitektur
Analisis Klimatologi
Iklim
Secara garis besar, Indonesia berada pada
daerah beriklim tropis, sehingga kelembaban
udara kadang begitu tinggi dan mempengaruhi
kualitas material bangunan yang akan dipakai,
begitupula dengan pengondisian udara dalam
pengaturan suhu dan kelembababan udara
ruangan. Selain itu curah hujan menjadi faktor
krusial bagi perencanaan dan perancangan
bentuk bangunan, baik fasad maupun atap
97
Metode Perancangan
Arsitektur
98
Metode Perancangan
Arsitektur
Angin
Angin terjadi disetiap lokasi dan tapak yang yang
diakibatkan adanya perbedaan suhu udara. Pada
bangunan pengaruh angin sangat dirasakan pada
bidang-bidang lebar fasad dan atap bangunan.
Pengaruh angin juga berdampak pada sudut
kemiringan atap.
99
Metode Perancangan
Arsitektur
Analisis Topografi
Merupakan penjabaran dan uraian tentang kondisi
tanah dari tapak yang telah dipilih sebagai lokasi
letak bangunan. Pada analisa tapak, hal yang
dianalisis adalah
Jenis tanah / kondisi geologi
Bentuk permukaan tanah (datar, landai,
tegak atau curam). Pada tahap ini
melakukan kajian peta geografis yang
dinyatakan dalam bentuk garis kontur. Garis
kontur ini didapat dari pengukuran dengan
alat theodolit maupun pencitraan udara.
Kerapatan garis kontur menandakan
kemiringan bentuk tanah, yaitu renggang
berarti kemiringan landai, rapat berarti
kemiringan rapat.
100
Metode Perancangan
Arsitektur
102
Metode Perancangan Arsitektur
Analisis Pencapaian
Tahap ini diperlukan untuk mengetahui dan
menguraikan arah terbesar pemakai serta pengguna
bangunan datang ke tapak. Hasil analisis ini
digunakan sebagai panduan penentuan letak pintu
gerbang dan titik tangkap ke arah bangunan. Untuk
itu diperlukan peta kota yang lebih besar
disesuaikan dengan radius pelayanan fungsi yang
bersangkutan. Hasil dari analisis pencapaian akan
juga mempengaruhi as atau sumbu bangunan, letak
pintu gerbang tapak dan titik tangkap massa
bangunan.
Analisis Sirkulasi
Analisis ini dilakukan untuk mengambil gambaran
lebih detail tentang hal-hal yang berkaitan dengan
pergerakan dan sirkulasi oleh pengguna bangunan.
Tahap ini sebagai kelanjutan dari tahap analisis
pencapaian yang telah
103
Metode Perancangan Arsitektur
Analisis Vegetatif
Tahap ini merupakan kajian yang menyangkut
keberadaan tanaman dan tumbuhan yang berada
dalam tapak dan disekitar tapak. Tanaman dapat
menjadi potensi geografis dan historis serta dapat
berperan 106
Metode Perancangan Arsitektur
107
Metode Perancangan
Arsitektur
Analisis Kebisingan
Kebisingan adalah suara berisik yang melebihi
standar normal yang mampu diterima telinga
manusia. Analisis kebisingan bertujuan untuk
mendapatkan gambaran
terkait arah dan sumber kebisingan berasal dan
pengaruhnya terhadap bangunan dan penghuninya.
109
Metode Perancangan Arsitektur
BAB VIII
SINTESIS PERENCANAAN
intesis merupakan tahap lanjutan dari analisis.
S Pada tahap ini merupakan titik pijak dari tahap
perencanaan menuju perancangan. Hasil sintesis
merujuk kepada hasil analisis yang sebelumnya telah
dibahas.
b) Urutan Kegiatan
Pada tahapan ini, urutan ruang didasarkan pada
tahap program ruang. Urutan juga disesuaikan
dengan sifat kegiatannya. Urutan kegiatan ini
diperlukan bagi fungsi kegiatan yang didalamnya
membutuhkan proses yang berkesinambungan
dan berurutan.
d) Diagram Matrix
Tahap ini merupakan tahap kesimpulan nonfisik
fungsi yang didasarkan kepada penggabungan
dan pengelompokan hubungan ruang dan sifat
ruang yang sejenis. Didalam diagram matrix juga
dicantumkan tingkat hubungan antar ruang
dimana masing-masing jenis hubungan diberikan
tanda yang berbeda dan spesifik, sehingga
memudahkan dalam mencocokkan dan
mengevaluasi
fisiknya. perancangan
Output dari diagram ini adala
pengelompokan ruangan h
kedekatan ruang yang menjadi dasar deraja
berdasarkan dalam
konsep dalam penzonaan dan perancangan t
penataan (lay out) ruang
114
Metode Perancangan
Arsitektur
115
Metode Perancangan Arsitektur
1. Sintesis Tapak
Sintesis tapak merupakan hasil penarikan
kesimpulan dari analisis tapak, dimana pada proses
sintesis ini output yang dihasilkan meliputi:
a) Penentuan Gerbang Utama dan samping
Tahap ini merupakan penentuan dari alternatif-
alternatif pintu masuk118
ke dalam tapak. Ketepatan
pemilihan pintu gerbang tapak akan sangat
Metode Perancangan
Arsitektur
menentukan kemudahan-
adany
sirkulasi dalam tapak. kemudahan
a
b) Pendaerahan Tapak (Zoning)
Merupakan pembagian area berdasarkan sifat
dan hirarki tapak. Zoning tapak sendiri
ditentukan berdasarkan peletakan pintu gerbang
tapak, pintu
gerbang samping tapak, potensi sekitar tapak,
sirkulasi dan kondisi topografi tapak
c) Titik Tangkap
Kesimpulan untuk menentukan daerah tapak
yang mudah dilihat oleh penggunaan dan
masyarakat luas. Adapun yang menjadi
pertimbangannya adalah pencapaian dan arah
pandang, dimensi tapak, topografi, dan potensi
sekitar tapak.
119
Metode Perancangan
Arsitektur
d) Orientasi
Merupakan kesimpulan mengenai arah tapak
menghadap. Arah tapak sendiri terdiri dari
orientasi massa bangunan. Hal yang menjadikan
pertimbangan dalam mengambil sintesis
orientasi adalah : ruang Kota, topografi dan
potensi sekitar tapak
2. Sintesis Bangunan
a) Filosofi Bentuk
Filosofi bentuk sangat terkait dengan ekspresi
dan citra bangunan yang akan di tunjukkan.
Ekspresi dan citra bangunan sendiri tergantung
kepada sifat fungsi dan orientasi kegiatan,
topografi, titik tangkap serta potensi sekitar
tapak.
b) Alternatif Bentuk Dasar
Dari pengamatan analisis tapak,filosofi bangunan
dan sintesis kejiwaan seorang arsitek dapat
menentukan alternative bentuk dasar bangunan
yang merupakan cerminan daya kreatifitasnya.
Sebagai pertimbangan dalam menentukan
alternatif bentuk dasar, maka harus
mempertimbangkan faktor sintesis kejiwaan,
filosofi fungsi, topografi dan potensi sekitar tapak.
122
Metode Perancangan Arsitektur
3. Sintesis Teknologi
a) Struktur dan Konstruksi
Sintesis struktur dan konstruksi akan
menghasilkan sebuah kesimpulan mengenai
sistm struktur dan
123 konstruksi yang
memungkinkan digunakan dalam
Metode Perancangan Arsitektur
124
Metode Perancangan Arsitektur
BAB IX
PERENCANAAN BERDASAR
ANALISIS PERILAKU
endekatan perilaku menekankan pada
P dialektik
hubunganantara ruang dengan manusia
dan masyarakat yang
menghuni ruangmemanfaatkan atau
tersebut. pendekatan tersebut
yang
menekankan pada perlunya memahami perilaku
manusia serta masyarakat yang menghuni di
daerah- daerah tertentu dalam memanfaatkan
ruang
Di kelompok
dalam menganalisa perilaku
besar. Apa saja yang yang
merekaperlu
diperhatikan adalah bagaimana orang
lakukan, menggunakan
elemen arsitektur secara
126 pribadi, berpasangan,
kelompok kecil, dan
Metode Perancangan Arsitektur
129
Metode Perancangan Arsitektur
130
Metode Perancangan Arsitektur
BAB X
KONSEP PERANCANGAN
ARSITEKTUR
onsep perancangan merupakan titik tolak
K perancangan, yang merupakan uraian-uraian
dari ide dan kreativitas yang ditentukan oleh
arsitek
2014). (Laksito, dari rancangan sangat diwarnai
Keberhasilan
oleh pola pikir dan kearifan kreativitas perilaku
arsitek, apalagi ditambah oleh keahlian arsitek
dalam merespon pola perilaku masyarakat, budaya,
kemajuan rekayasa ilmu teknologi serta lingkungan
alam disekitar tapak dan lokasi. Pada bab ini akan
dibahas seputar pokok-pokok dalam konsep
perancangan arsitektur.
132
Metode Perancangan Arsitektur
134
Metode Perancangan Arsitektur
h) Ekologi Perilaku
Semakin tinggi nilai ekonomis suatu ruang maka
semakin tinggi pula status sosial pemakai
ruangnya.
135
Metode Perancangan Arsitektur
2. Pendekatan Teknologi
Pendekatan teknologi terkait dengan pemilihan sistim
struktur yang akan digunakan dalam pembangunan
sebuah fasilitas. Untuk melaksanakan pemilihan
struktur tersebut diperlukan kriteria-kriteria sebagai
berikut :
136
Metode Perancangan Arsitektur
3. Pendekatan Ekonomi
Perencanaan dan perancangan bangunan juga dapat
dimulai dari sudut ekonomi bangunan, yaitu
berdasarkan kemampuan finansial owners. Selain
pertimbangan tersebut, pendekatan ekonomi lainnya
berupa hal-hal yang bersifat entangible, yakni yang
berkaitan dengan faktor berikut :
a) Ekonomis tapak lokasi dan lahan
b) Penampilan bangunan dan proses konstruksi
c) Kemudahan operasional
d) Pemasaran dan penjualan
e) Aspek pemasaran dan penjualan
4. Pendekatan Budaya
Arsitektur merupakan bagian dari kebudayaan
kesenian dalam bidang seni bangunan, tetapi dalam
aplikasinya tidak dapat dilepaskan dari unsur-unsur
kebudayaan lainnya. Cerminan ekspresi budaya
kearsitekturan dapat dianalogikan seperti teori hirarki
kebudayaan manusia (Maslow Triangles), dimana
eksistensi manusia paling mendasar dan pokok
terdiri dari :
1) Kebutuhan fisiologis, dimana arsitektur
mengakomodir kebutuhan manusia akan wadah
beraktifitas
2) Rasa aman, dari segala ancaman alam maupun
makhluk hidup lainnya
3) Kebutuhan Sosial untuk dapat berinteraksi
dengan manusia lain
137
Metode Perancangan Arsitektur
1. Zoneplan Horisontal
Merupakan penentuan peruntukan ruang dan
kegiatan dari fungsi pada permukaan tapak secara
mendatar. Masalah yang timbul terkait penetuan
konsep zoneplan horisontal sudah dapat terdeteksi
dalam tahap penentuan sintesis fisik.
138
Metode Perancangan
Arsitektur
2. Zoneplan Vertikal
Merupakan peruntukan dan penempatan program
ruang disetiap lantai dalam bangunan.
Pertimbangan- pertimbangan didapatkan dari hasil
sintesis nonfisik hubungan ruang (diagram
gelembung dan diagram matriks). Sebelum
menentukan letak program ruang tetapkan dahulu
hirarki sifat kegiatannya disetiap lantai.
140
Metode Perancangan Arsitektur
141
Metode Perancangan Arsitektur
a) Sirkulasi Manusia
Merupakan pergerakan yang dilakukan manusia
sebagai pengguna dan pemakai utama
bangunan. Sirkulasi ini dapat berbentuk
sederhana hingga kompleks dan rumit.
b) Sirkulasi Kendaraan
Merupakan pergerakan kendaraan yang dipaka
pengguna dan pemakai bangunan. i
perancangan sirkulasi kendaraan, Dala
perlu
disesuaikan m
dengan standar dan dimensi
kendaraan, jalan dan parkir dengan fungsi
tipologi bangunannya. Jenis kendaraan memiliki
dimensi yang berbeda yang berdampak juga
pada perancangan area pergerakan (manuver)
dari kendaraan itu sendiri.
c) Sirkulasi Barang
Pada fungsi-fungsi tertentu, sirkulasi didalam
tapak justru didominasi oleh pergerakan benda
dan barang, misalnya perencanaan dan
perancangan pabrik, pelabuhan bongkar muat,
atau komplek pergudangan. Pada bangunan
umum seperti kantor, rumah sakit atau hotel
sirkulasi barang sebaiknya memiliki jalur
tersendiri agar kesan yang ditimbulkan tidak
merusak pandangan dari pengunjung lainnya.
142
Metode Perancangan
Arsitektur
2. Orientasi ke dalam
Orientasi ini merupakan sikap arah pandang yan
ditunjukkan bangunan bahwa kegiatan-kegiatan g
terjadi didalamnya tidak membutuhkan view yan
g
pandangan ke luar. Kegiatan-kegiatannya cenderung
mengarah kepada obyek-obyek didalam bangunan atau
itu sendiri, sehingga ekspresi bangunannya
cenderung tertutup.
146
Metode Perancangan Arsitektur
147
Metode Perancangan Arsitektur
148
Metode Perancangan Arsitektur
149
Metode Perancangan Arsitektur
150
Metode Perancangan
Arsitektur
151
Metode Perancangan Arsitektur
152
Metode Perancangan Arsitektur
2. Jaringan Listrik
Sumber listrik umumnya berasal dari PLN maupun
generator pada bangunan itu sendiri. Jaringan listrik
sendiri tidak hanya meliputi unsur pencahayaan pada
bangunan, tapi juga meliputi operasional utilitas
bangunan, dari lift dan eskalator, mesin pengolah
limbah, sistem keamanan dan hal-hal lain yang
memerlukan pasokan energi listrik. Dalam konteks
konsep jaringan listrik, seorang arsitek harus mampu
memastikan sumber dan kapasitas listrik sesuai
dengan bangunan yang direncanakan, begitu juga
dengan skema distribusi jaringan listrik hingga
pemanfaatan alternatif-alternatif sumber energi listrik
dalam perancangannya.
156
Metode Perancangan
Arsitektur
157
Metode Perancangan Arsitektur
DAFTAR PUSTAKA
Alexander. C, 1979, The Timeless Way of Building,
London, Oxford University Press
Archer, L.B, 1974, Design Awareness and Planned
Creativity in Industry, Ottawa, Office of Design
Department of Industry, Trade and Commerce
Asimow, Morris, 1962, Introduction to Design, Los
Angeles, Englewood Cliffs, NJ: Prentice-Hall
Barker, Roger G, 1968, Ecological Psychology:
Concepts and Methods for Studying the
Environment of Human Behavior, Kansas,
Standford University Press
Booker, P.J, 1962, Principles and Precedents
Engineering Design, London, Institution of
Engineering Designers
Ching, DK, 1996, Architectural Graphics, Seattle,
John Wiley & sons Ltd
Ching, DK, 2007, Architecture: Form, Space and
Order 3rd Ed, Seattle, John Wiley & sons Ltd
Dafidoff, Paul, 1962, A Choice Theory of Planning,
Journal of The American Institute of Planners,
XXVIII, p 103- 115
Eppi P Suriadjaja dkk, 1986, Persepsi Bentuk dan
Konsep Arsitektur, Jakarta, Djambatan
Jones, JC, 1990, Developments in Design
Methodology, New York, John Wiley & sons Ltd
Laksito, Boedhi, 2014, Metode Perencanaan &
Perancangan Arsitektur, Jakarta, Griya Kreasi
158
Metode Perancangan Arsitektur
159