Anda di halaman 1dari 5

Isme – isme dalam Arsitektur Kota

Arsitektur Kota

Dosen :
Dr. Al Busyra Fuadi, S.T., M.Sc

Kelompok : 6
1. MAESHA SANDEWA :14-039
2. SELAMAT HIDAYAT :16-018
3. NADILLA USMAN :16-024
4. ROSI KURNIA :16-056
5. RISKY KURNIAWAN :14-079
6. YOKO KURNIAWAN. A :14-038

FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PEREANCANGAN


PRODI ARSITEKTUR
UNIVERSITAS BUNG HATTA
2018
Isme dalam arsitektur kota atau bisa disebut dengan paham dalam
Arsitektur Kota.

1. Latar Belakang
Latar belakang dari munculnya perkembangan paham atau isme dalam arsitektur kota
disebabkan oleh beberapa aspek yang mendukung dalam kehidupan seperti sosial,
budaya, dan ekonomi
2. Ide Dasar
Tujuan dari paham dalam arsitektur yang dianut adalah untuk merancang dan
membangun kota yang dapat memenuhi aspek-aspek dalam kehidupan (sosial, budaya,
ekonomi)
3. Faktor Pembentuk Kota
Faktor yang menjadi acuan dalam pembentukan suatu kota selain aspek-aspek kehidupan
(sosial, budaya, ekonomi) juga berdasarkan dengan kelebihan dari masing-masing kota
tersebut serta keunikan yang dimiliki suatu kota.

Paham-Paham Dalam Asritektur

Paham dalam Arsitektur terdiri dari 6 yaitu :

1. Paham Rasionalis
Mempengaruhi cara pandang terhadap arsitektur agar dapat terwujud dengan logika.

2. Paham Empiris
Merupakan pemikiran yang mengarahkan arsitektur agar dapat terwujud dari
keberhasilan kegiatan percobaan.

3. Paham Strukturalis
Berusaha mencari kembali makna kehadiran arsitektur sebagai sebuah sistem.

4. Paham Pragmatis
Menetapkan bahwa arsitektur selayaknya dibuat berdasarkan model penciptaan bentuk
tiga dimensional atau proses desain secara pragmatis, mengacu pada proses coba-coba /
mencoba-coba (trial and error), dengan memanfaatkan berbagai sumber daya (material)
yang ada sedemikian rupa memenuhi maksud yang ingin dicapai sehingga bentknya
menjadi kontras dan mendapatkan bentuk yang baru.
5. Paham Fenomonologi
Memandang pengalaman sebagai aspek penting dalam berarsitektur.

6. Paham Intuitif
Melihat pentingnya rasa dari seorang arsitek dalam mewujudkan karya.

Contoh Penerapan Pragmatisme Pada Kota

1. Paham pragmatisme pada kota Berlin, Jerman

Pada kota Berlin paham pragmatisme merupakan pendekatan urban desain yang mereka
gunakan dalam merancang kotanya. Adapun untuk struktur pada kotanya yang berbentuk
kekosongan pada bagian tengahnya, hal ini tentu pembangunan pada kotanya menjadi
kontras diantara kota- kota yang lainnya. Pada bagian tengah geografi Kota Berlin memiliki
taman yang besar yang bernama Tiergarden yang jalannya dibuat zig-zag sehingga
bentuknya menjadi kontras. Selain itu seperti tower Unite Habitation, gunung piramida
Louvre dan lain-lain untuk suatu projek urban desain di Berlin. Bentuk ini berfilosofi dengan
sebuah kebebasan untuk melepas atribut form dari ikatan-ikatan sejarahnya yang berada
dikota Berlin dan mengeksperimentasikan dalam urban desain untuk mencari atribut-atribut
yang baru, sehingga lahirlah paham pragmatisme.
Aliran dalam Arsitektur

Aliran dalam Arsitektur terdiri dari:

1. Primitiv ( tujuan sebagai tempat berlindung saja).

2. Klasik ( sudah memikirkan aspek sosial, spiritual, kasta).

3. Tadisional (dalam merancang sudah memasukkan aspek tradisi, budaya, dan sosial).

4. Modern (lahir karena efek dari PD1).

5. Post-modern (ada sejak PD2 dan lebih dikhususkan pada segi Teknologi).

6. Dekonstruktif (dalam merancang sudah berani menggunakan bentuk-bentuk yang aneh


dan dapat mempertanggung jawabkan strukturnya).

Tipe Kota

Tipe-tipe kota terdiri dari :

1. Kota Kuno (merupakan kota yang paling sederhana yaitu hanya memikirkan cara untuk
bertahan hidup).

2. Kota Pra-industri (merupakan kota yang lebih berkembang dimana kota ini sudah
menonjolkan agricultural contoh Teknik bertanam yang baik).

3. Kota Industri (kota yang memerlukan tenaga kerja yang baik dan terampil sebagai
pekerja di bidang industri yang sudah ada di kota ini).

4. Kota Modern (adanya semangat revolusi industri dan menumbangkan kekuasaan raja
yang absolut).

5. Kota Post-modern (dimana masyarakat menghargai kembali teknologi dan munculnya


ide-ide baru menyangkut dengan ilmu teknologi yang lebih canggih dan beragam).

6. Kota Global (kota dimana kebiasaan melakukan relasi dengan kota lain antar negara).
7. Kota Kosmopolitan ( kota yang masyarakatnya memiliki pandangan tentang alam yang
lebih detail).

Kesimpulan

Kelompok 6 mengambil kesimpulan untuk menentukan isme-isme dalam merancang kota


yaitu berdasarkan dengan time line dalam arsitektur (perjalanan sejarah arsitektur).

Isme (paham) yang digunakan dalam suatu kota dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu
baik faktor sosial masyarakat, budaya yang berlaku, dan tingkat perekonomian dari suatu kota
tersebut. Selain itu, faktor keunikan dari suatu kota juga mempengaruhi paham yang dianut suatu
kota.

Anda mungkin juga menyukai