Anda di halaman 1dari 6

PROPOSAL PERANCANGAN DESAIN INTERIOR

(PILIHAN 3) CINEMA XXI

MALL CIPUTRA

Jl. S. Parman, Tanjung Duren Utara , Grogol Petamburan

Disusun oleh:

Wilson Kusuma

DESAIN INTERIOR A

615160022

Dosen Pembimbing:

Drs. St. Dwiyanto, M.Hum

FAKULTAS SENI RUPA DAN DESAIN

PROGRAM STUDI DESAIN INTERIOR

UNIVERSITAS TARUMANAGARA

2019
I. LATAR BELAKANG PROYEK

Perfilman di Indonesia akhir-akhir ini berkembang sangat pesat seiring dengan


majunya era globalisasi. Hal ini menunjukkan bahwa di Indonesia memiliki orang-
orang kreatif yang ikut membangun negeri kita secara moril baik positif maupun
negatif. Kebebasan berekspresi di negeri ini mendukung produksiproduksi film di
Indonesia sehingga meningkat secara pesat. Teknologi juga salah satu hal yang ikut
mendorong industri kreatif Indonesia memproduksi film-film untuk menjadi sumber
pemasukan mereka. Perfilman Indonesia pun tak kalah mendapat perhatian dari
perfilman seluruh dunia. Rumah produksi tersebar bukan hanya di kota besar saja, tapi
juga di kota-kota kecil di seluruh pelosok negeri ini.

Film adalah medium pembebasan. Artinya, kebebasan semakin banyak


diberikan kepada sekelompok orang dalam masyarakat atau individu untuk memilih
pilihannya dalam pemanfaatan media film. Film adalah sebuah text, setiap makna yang
di bawa dalam film sebenarnya berasal dari rangkaian tanda-tanda yang di susun
sehingga membentuk sebuah makna. Film tidak terlepas dari kerangka pengalaman dan
bingkai berfikir dari para pembuat film itu untuk mengajukan bingkai pemikiran yang
tersurat maupun tersirat.

Konsep bioskop mulai masuk ke Indonesia pada tahun 1900 , dimana pada
waktu itu diselenggarakan di rumah seorang belanda di kebon jahe. Pada tahun 1936
gedung bioskop sudah berdiri 225 gedung bioskop di Indonesia dan seterusnya sampai
sekarang.Di Era sekarang ini bioskop merupakan tempat yang paling sering dikunjungi
oleh masyarakat dan menonton di bioskop sudah menjadi kebiasaan masyarakat
Indonesia dan digemari oleh seluruh lapisan masyarakat.

Cineplex 21 Group adalah sebuah jaringan bioskop di Indonesia, dan pelopor


jaringan cineplex di Indonesia. Jaringan bioskop ini tersebar di beberapa kota besar di
seluruh Indonesia dan sebagian besar di antaranya terletak di dalam pusat perbelanjaan,
dengan film-film Hollywood dan Indonesia sebagai menu utama, dan didukung oleh
teknologi tata suara Dolby Digital, THX dan yang terbaru Dolby Atmos. Cineplex 21
Group memulai kiprahnya di industri hiburan sejak tanggal 21 Agustus 1987, hingga
Juni 2015, Cineplex 21 Group memiliki total 1240 layar yang tersebar di 33 kota di 146
lokasi di seluruh Indonesia. Group ini didirikan oleh Sudwikatmono bekerjasama
dengan Benny Suherman dan Harris Lesmana.

Seiring dengan tuntutan perkembangan zaman, Cineplex 21 Group telah


melakukan sejumlah pembenahan dan pembaharuan, di antaranya adalah dengan
membentuk jaringan bioskopnya menjadi 4 merek terpisah, yakni Cinema XXI, The
Premiere, Cinema 21, dan IMAX untuk target pasar berbeda.

II. RUMUSAN MASALAH


Adapun rumusan adalah terkait perancangan bioskop adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana perancangan bioskop yang berlokasi di sebuah kota besar?
2. Bagaimana merancang sebuah desain bioskop yang memberi pengalaman
tersendiri bagi pengunjung bioskop?
3. Bagaimana konsep interior yang mendukung fungsi bioskop?
4. Bagaimana merancang interior bioskop sesuai dengan kebutuhan ruang pengguna?
5. Bagaimana memasukan kearifan budaya lokal Indonesia pada desain interior
bioskop?

III. TUJUAN PERANCANGAN


1. Mengetahui dan memahami proses perancangan interior bioskop yang berada di
kota besar.
2. Mengetahui dan memahami desain bioskop yang dapat memberi pengalaman
tersendiri bagi pengunjung bioskop di Jakarta.
3. Mengetahui dan memahami konsep interior yang mendukung fungsi bioskop di
Jakarta yang mencakup sirkulasi, organisasi ruang, anthropometri, desain furniture
serta material.
4. Mengetahui dan memahami kebutuhan ruang pengguna bioskop pada masing-
masing area.
5. Mengetahui dan memahami penerapan kearifan budaya lokal Indonesia pada desain
interior bioskop di Jakarta.
6. Memahami konstruksi-konstruksi interior yang diterapkan pada bioskop.
IV. BATASAN MASALAH
Lingkup masalah dalam perancangan interior mencakup seluruh ruangan-ruangan
yang berada pada interior bioskop.

V. METODE PERANCANGAN
Metode yang akan digunakan dalam perancangan ini adalah metode kualitatif.
Metode kualitatif merupakan metode penelitian yang bersifat deskriptif dan induktif.
Pada metode ini, data penelitian diperoleh dari kegiatan yang berlangsung di lapangan
dan studi literatur tentang Bioskop Cinema XXI.
i. Metode Pengumpulan Data
Berikut ini dengan menggunakan metode kualitatif, pengumpulan data
dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
1. Studi Literatur
Pengumpulan informasi yang berhubungan dengan definisi, fungsi, jenis dan
semua hal yang berkaitan dengan informasi yang dibutuhkan untuk
perancangan Bioskop Cinema XXI.
2. Survey Lapangan
Survey yang dilakukan untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan
berkaitan dengan kondisi tempat. Data yang dibutuhkan mencakup
dokumentasi lokasi, kegiatan yang berlangsung serta fasilitas-fasilitas yang
dibutuhkan di dalamnya.
3. Wawancara
Wawancara dilakukan dengan karyawan yang bersangkutan seperti organisasi
ruang dalam bioskop, sirkulasi dan alur pengunjung dalam bioskop, jam kerja
karyawan serta kondisi sehari-hari dalam bioskop.

ii. Metode Perancangan


Setelah pengumpulan data selanjutnya adalah menganalisis masalah yang
terdapat di Bioskop XXI. Setelah itu dilanjutkan dengan membuat program ruang
yang terdiri dari diagram matriks, total program ruang, bubble diagram dan
hubungan antar ruang. Selanjutnya adalah menentukan konsep desain.
Perancangan interior selanjutnya adalah konsep yang dimulai dari
pembuatan layout. Layout dibuat berdasarkan kebutuhan fasilitas dan aktivitas
yang disesuaikan dengan data-data yang telah didapatkan. Gambar kerja lain
meliputi floor and wall plan, ceiling plan, furniture plan, mechanical and electrical
plan, potongan, tampak dan perspektif dikerjakan setelah pembuatan layout
selesai. Setelah gambar kerja, untuk realisasi perancangan dapat dilanjutkan
dengan pembuatan gambar presentasi meliputi layout furniture, tampak, potongan,
perspektif dan aksonometri berwarna serta skematik material dan warna yang akan
digunakan.

VI. TINJAUAN PUSTAKA


 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)
“Bioskop” pertunjukan yang diperlihatkan dengan gambar (film) yang disorot
sehingga dapat bergerak (berbicara); film: hampir setahun aku tidak pernah
melihat --, gedung pertunjukan film cerita

 Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)


“Film” selaput tipis yang dibuat dari seluloid untuk tempat gambar
negatif (yang akan dibuat potret) atau untuk tempat gambar positif (yang akan
dimainkan dalam bioskop): gulungan -- yang disita itu berisi cerita
sadisme; 2 lakon (cerita) gambar hidup: malam itu ia hendak menonton sebuah --
komedi;
-- dokumenter dokumentasi dalam bentuk film mengenai suatu peristiwa
bersejarah atau suatu aspek seni budaya yang mempunyai makna khusus agar dapat
menjadi alat penerangan dan alat pendidikan;
-- horor film cerita yang mengisahkan cerita-cerita yang menyeramkan;
-- kartun film hiburan dalam bentuk gambar lucu yang mengisahkan tentang
binatang dan sebagainya;
-- laga film yang banyak berisi tentang aksi, perkelahian, atau keributan;
-- murahan 1 film yang diproduksi dengan biaya murah; 2 film yang tidak
bermutu;
-- seri film dengan tokoh-tokoh utama yang sama tetapi dengan cerita-cerita yang
berbeda;
-- serial film yang ceritanya berseri (beruntun);
DAFTAR PUSTAKA

 Kilmer , Rosemary . Designing Interior , Harcourt Brace Jovanovich


Collage Publishers : Madison , 1992.
 https://kbbi.web.id/ - Kamus Besar Bahasa Indonesia
 https://id.wikipedia.org/wiki/Cineplex_21_Group
 https://id.wikipedia.org/wiki/Film
 http://publication.petra.ac.id/index.php/desain-
interior/article/viewFile/7143/6479
 http://jurnal.untan.ac.id/index.php/jmarsitek/article/view/21673
 http://ejurnal.bunghatta.ac.id/index.php?journal=JFTSP&page=article&op=
viewFile&path[]=8945&path[]=7531
 http://e-journal.uajy.ac.id/8463/3/TA212849.pdf

Anda mungkin juga menyukai