Anda di halaman 1dari 16

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pengetahuan tentang Sains Bangunan dan Utilitas sangat diperlukan dalam
perencanaan dan perancangan suatu gedung atau bangunan guna memenuhi kebutuhan
operasional penghunian atau civitasnya, dimana dalam tugas mata kuliah Sains Bangunan
dan Utilitas 2 ini membahas mengenai segala perlengkapan dan prasarana penunjang
suatu bangunan atau gedung bertingkat tinggi dengan minimal berlantai empat.
Perlengkapan dan prasarana disini bertujuan untuk kenyamanan, kemudahan, keamanan,
kecepatan, serta kesehatan bagi penghuni atau civitas yang beraktivitas dalam gedung
Matahari Kuta Square ini.
Salah satu sistem utilitas bangunan yang diperlukan yaitu sistem akustik. Seiring
meningkatnya ukuran dan kompleksitas bangunan gedung, sudah seharusnya pula diiringi
dengan peningkatan fasilitas penunjang bagi civitasnya berupa sistem akustik guna
menanggulangi suara-suara yang mengganggu pada bangunan, dimana bangunan yang
baik adalah bangunan yang sudah dilengkapi oleh semua sistem utilitas utama
maupun penunjang.
Sistem akustik yang digunakan pada setiap bangunan tentunya berbeda sesuai
dengan kebutuhannya dan minimal harus sesuai dengan standar yang telah ditentukan
oleh instansi terkait, agar memberikan rasa nyaman bagi civitasnya. Sistem akustik yang
akan dibahas pada makalah ini yaitu sistema akustik yang digunakan oleh bangunan atau
gedung yang difungsikan sebagai sarana publik, yaitu Matahari Kuta Square.
1.2. Rumusan Masalah
1. Dari mana sumber kebisingan serta sistem akustik dan noise apa saja yang
digunakan pada gedung Matahari Kuta Square?
2. Bagaimana sistem akustik dan noise pada gedung Matahari Kuta Square?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui sumber kebisingan serta sistem akustik dan noise yang
digunakan pada gedung Matahari Kuta Square.
2. Untuk mengetahui bagaimana sistem akustik pada gedung Matahari Kuta Square.
1.4. Manfaat
Bagi mahasiswa
1

Agar mahasiswa lebih memahami cara kerja, jenis darisistem akustik dan bagaimana
cara penanggulangan kebisingan yang masuk ke dalam bangunan sehingga nantinya hasil
pemaparan dapat diaplikasikan dengan baik saat proses mendesain.
Bagi masyarakat
Agar masyarakat tidak hanya sekedar mengetahui jenisnya, tetapi juga memahami
hal-hal terkait sistem akustik dan noise.

BAB II
METODE DAN OBJEK
2.1.

METODE
a. Metode Pendataan
1. Metode Wawancara
Mengumpulkan data dengan menanyakan langsung kepada narasumber
mengenai data-data yang diperlukan.
2. Metode Obervasi
Mengumpulkan data dengan melakukan pengamatan langsung ke lapangan
atau lokasi untuk mengetahui kondisi sebenarnya di lapangan.
3. Metode Studi Pustaka
Metode study kepustakaan dilakukan untuk menunjang metode wawancara
dan observasi yang telah dilakukan. Pengumpulan informasi yang
dibutuhkan

dilakukan

dengan

mencari

referensi-referensi

yang

berhubungan dengan penelitian yang dilakukan. Referensi bersumber dari


internet dan buku-buku.
b. Metode Analisis
Dalam menganalisis kami menggunakan metode diskusi yaitu dengan
melakukan tanya jawab guna menyelesaikan permasalahan yang timbul dari
studi literatur.
2.2.

OBJEK
Objek yang kami gunakan untuk pemahaman sistem utilitas ( akustik ) adalah
sebagai berikut.
Nama projek
Lokasi
Tahun dibangun

: Matahari Kuta Square Bali


: Jalan Kartika Plaza, Kuta, Badung, Bali
: 1992

Gambar 2.2.a peta lokasi


sumber :goggle map, April 2015

Gambar 2.2.b peta lokasi


sumber :goggle earth, Mei 2015

BAB III
DATA DAN

Gambar 2.2.c bangunan Matahari Kuta Square


sumber :goggle earth, Mei 2015
PEMBAHASAN
4

3.1 DATA
3.1.1. Sumber Kebisingan
Sumber kebisingan ada 2 yaitu sumber kebisingan dari luar dan dalam bangunan
- Sumber Kebisingan dari luar bangunan
Kebisingan yang terjadi di sekitar Matahari Kuta Square berasal dari berbagai
sumber yang berasal dari luar bangunan maupun dari dalam bangunan tersebut.
Untuk sumber kebisingan dari luar bangunan terlihat pada gambar di bawah :

Gambar 3.1.1. a Sumber kebisingan bangunan


Matahari Kuta Square
sumber :goggle earth, Mei 2015
Keterangan :
A = Pertokoan
Area ini merupakan Area A merupakan area dengan tingkat kebisingan yang
rendah karena merupakan area pertokoan.

B = Hotel
Area B merupakan area dengan tingkat kebisingan yang rendah karena merupakan
area hotel Kuta Paradiso
C = Jalan Raya
Area ini merupakan Jalan Tegal Wangi yang dilalui banyak kendaraan setiap
harinya. Area C ini merupakan area dengan tingkat kebisingan yang paling tinggi.
D = Pertokoan
Area ini merupakan Area D merupakan area dengan tingkat kebisingan yang
rendah karena merupakan area pertokoan.
5

Sumber Kebisingan dari dalam Bangunan


Sumber kebisingan ini ditimbulkan dari ruang genzet dan AHU pada gedung.

3.1.2. Sistem Akustik dan Noise


Akustik ruang merupakan salah satu ilmu rekayasa bunyi yang mempelajari
perilaku suara didalam suatu ruang. Akustik ruang berhubungan dengan kualitas
suara pada bangunan, yang dipengaruhi oleh penilaian secara obyektif maupun
subyektif. Penilaian obyektif yaitu besaran-besaran yang bersifat umum, misalnya
besaran tingkat tekanan bunyi dari sumber suara dan

besaran waktu dengung.

Penilaian subyektif berdasarkan dari orang yang menilainya. Tingkat penilaian


tersebut akan sangat berpengaruh pada tingkat kenyamanan pengguna yang berada
pada ruangan tersebut. Sistem akustik pada bangunan sangat diperlukan guna
mengatasi suara yang mengganggu (bising), apalagi bangunan yang digunakan
sebagai studi kasus pada tugas ini merupakan bangunan yang difungsikan sebagai
sarana publik, sehingga sistema akustik akan sangat berperan guna memberi rasa
nyaman. Untuk mengetahui karakteristik akustik permukaan ruang pada umumnya
dibedakan menjadi :

Bahan Penyerap Suara (Absorber) yaitu permukaan yang terbuat dari material
yang menyerap sebagian atau sebagian besar energi suara yang datang padanya.
Misalnya glasswool, mineral wool, foam. Bisa berwujud sebagai material yang
berdiri sendiri atau digabungkan menjadi sistem absorber (fabric covered
absorber, panel absorber, grid absorber, resonator absorber, perforated panel
absorber, acoustic tiles, dan sebagainya).

Bahan Pemantul Suara (reflektor) yaitu permukaan yang terbuat dari material
yang bersifat memantulkan sebagian besar energi suara yang datang kepadanya.
Pantulan yang dihasilkan bersifat spekular (mengikuti kaidah Snelius: sudut
datang = sudut pantul). Contoh bahan ini misalnya keramik, marmer, logam,
aluminium, gypsum board, beton, dan sebagainya.

Bahan pendifuse/penyebar suara (Diffusor) yaitu permukaan yang dibuat tidak


merata secara akustik yang menyebarkan energi suara yang datang kepadanya.
Misalnya QRD diffuser, BAD panel, diffsorber dan sebagainya.

1. Perambatan Kebisingan ke dalam Bangunan


Kebisingan yang muncul dari luar bangunan umumnya merambat ke bangunan
melalui medium udara atau disebut airborne sound.
Berikut merupakan beberapa cara yang dilakukan untuk mengurangi perambatan
suara dari luar ke dalam bangunan.
a. Material
Material bangunan dapat berfungsi sebagai insulator. Insulator
merupakan objek yang digunakan untuk meredam getaran suara agar tidak
sepenuhnya masuk ke dalam bangunan. Pada bangunan ini yang berfungsi
sebagai insulator adalah material yang digunakan. Menurut teknisi dinding
tersusun atas batako, dimanan batako merupakan insulator yang baik karena
lebih tebal dari bata biasa untuk atap sebagian menggunakan dak beton dan
sebagian lagi ditutupi dengan material seng, dimana material tersebut
merupakan bahan yang dapat memantulkan suara, sehingga kebisingan yang
merambat pada gedung dapat dikurangi.
.
b. Penataan Lay Out Bangunan
Penataan layout sangat penting dilakukan pada bangunan agar ruangruang yang membutuhkan ketenangan terpisah dari ruangan yang tidak terlalu
membutuhkan ketenangan atau ruang-ruang yang justru menimbulkan
kebisingan.
Bangunan ini terletak sekitar 13 m dari jalan Tegal Wangi (Selatan),
dengan sirkulasi yang lumayan padat. Jarak tersebut tergolong sangat dekat,
sehingga lobby dan parkir diletakkan paling depan dekat dan dengan jalan
raya yang intensitas kebisingannya paling tinggi. Setelah itu untuk lantai 1-4
diperuntukan sebagai area jual, yan masih merupakan area publik , sedangkan
untuk area privatnya yang berupa kantor dari manajemen Matahari ini
terdapat pada lantai 4 bagian timur, karena pada bagian tersebut
7

kebisingannya rendah , sedangkan untuk ruang utilitas yang merupakan ruang


servis terletak pada lantai top floor (lantai 5) yang hanya bisa di akses melalui
kantor dari manajemen Matahari, sehingga tidak sembarang orang boleh
masuk ke area tersebut.
c. Penghalang (Barrier)
Penghalang berfungsi untuk meredam atau memantulkan suara agar
tidak langsung masuk ke dalam bangunan. Ada dua jenis penghalang, yaitu
penghalang buatan dan penghalan alami. Penghalang alami dapat berupa
tanaman atau kontur tanah, sedangkan penghalang buatan dapat berupa
pemilihan bahan khusus untuk dinding dan pembuatan pagar.
Pada gedung Matahari Kuta Square ini tidak menggunakan penghalang
alami berupa pohon karena keterbatasan lahan yang tersedia, sehinga jalan
satu-satunya adalah dengan pemilihan bahan dinding berupa beton, karena
bahan tersebut dapat memantulkan suara sehingga kebisingan dapat diredam.

2. Akustik di dalam gedung


Untuk sistem akustik yang digunakan pada gedung Matahari Kuta Square
yaitu sistem akustik dengan material penyerap suara jenis glasswool, bahan
pemantulnya menggunakan bahan beton yang khusus digunakan pada ruang
genset pada lantai basement. Sedangkan untuk bagian dalam gedung tidak
menggunakan material khusus, melainkan menggunakan material pada elemen
pembentuk ruangnya saja berupa dinding beton sebagai bahan pemantul, serta
furniture dan barang-barang yang ada di area jual pada gedung yang
digunakan sebagai sistem akustiknya, dan untuk ruang AHU yang ada pada
setiap lantai gedung (lantai 1-4) juga tidak menggunakan material khusus
sebagai sistem akustiknya karena pada bagian ducting (pipa penyalur udara)
telah dilapisi dengan bahan BJLS seng serta glasswool sehingga suara pada
ruang AHU tidak terlalu keras dan mengganggu dan untuk bahan pemantul
yang digunakan sama seperti ruang lain yang ada pada gedung dengan
menggunakan bahan beton. Yang akan banyak dijelaskan adalah akustik yang
terdapat pada ruang genset, karena ruang tersebut yang menghasilkan suara
bising paling tinggi. Penjelasannya sebagai berikut :
8

Akustik pada ruang genset


Ruang genset dan ruang mesin sangat diperlukan untuk menciptakan
ketenangan dan mengurangi kebisingan suara akibat suara genset dan
mesin yang terus menerus. Akibat suara genset dan mesin yang terus
menerus berakibat fatal pada pendengaran seseorang yang bisa
menyebabkan tuli . pemasangan peredam suara pada ruang genset sangat
banyak manfaatnya.
Manfaat memasang peredam suara di ruang genset atau peredam suara
mesin adalah
1. Menjaga kesehatan telinga
Suara genset atau mesin yang terus menerus bisa menimbulkan
ketulian bagi orang sekitarnya atau karyawan. Mengisolasi genset dan
mesin dalam sebuah ruangan tersendiiri dengan bahan peredam suara
akan meminimalisir pengaruh kebisingan tersebut. Telinga juga lebih
sehat, dan ketenangan bekerja dapat berjalan baik.biasanya untuk
mengisolasi genset diperlukan bahan peredam suara seperti glasswool
atau rockwool yang tahan panas dan tahan api, sehingga bahan
material ini dapat sekaligus menyerap panas dan menyerap suara
dengan baik.

2. Memaksimalkan produktivitas kerja


Suara yang tenang atau terkendali secara normal dapat mempengaruhi
produktivitas kerja. Dengan suara genset dan mesin yang terkendali
maka konsentrasi bekerja juga lebih mudah didapatkan.
Untuk pemasangan peredam pada ruang genset, ruang mesin atau ruang yang
jarang dilalui orang tidak perlu memakai rangka pada dinding dan plafonnya.
Memasang menggunakan paku khusus rockwool dan glasswool yaitu spindel pin.
Bahan yang digunakan untuk peredam suara dan panas ruangan genset dan mesin
adalah glasswool atau rockwool lapis aluminium dengan ketebalan yang disesuaikan.
9

Komponen-komponen peredam suara pada ruang genset :

Glasswool

Gambar3.1.2.a Glasswool
Sumber : http://cvliberton.com
Glasswool merupakan bahan insulasi peredam panas dan peredam suara yang
terbuat dari fiberglass, disusun menjasi sebuah tekstur yang mirip dengan wol, dan
glasswool ini diproduksi dalam bentuk gulungan ataupun lempengan. Fungsi
glasswool adalah mengurangi intensitas suara dari resonansi panel yang sampai ke
telinga. Prinsisp kerjanya adalah mengubah energy gerak (getaran) menjadi
energy panas akibat tumbukan molekul-molekul dalam bidang peredam suara.
Bahan peredam suara umumnya adalah material yang bersifat lembut dan berpori
seperti busa. Karena selain sangat efektif menurunkan intensitas suara , juga
elastis dan tidak menyerap air (umumnya peredam suara yang lain menyerap air).
Berikut adalah spesifikasi beserta harga dari glasswool :
Density 16kg/m3, Tebal 2.5cm / 5cm @ Rp. 240.000,-/Roll
Density 24kg/m3, Tebal 2.5cm / 5cm @ Rp. 425.000,-/Roll
Density 32kg/m3, Tebal 2.5cm / 5cm @ Rp. 510.000,-/Roll
*Tebal 2.5cm Ukuran 1.2m x 30m
*Tebal 5cm Ukuran 1.2m x 15m

Spindel Pin
10

Gambar 3.1.2.b Spindel pin, kancing beserta lemnya


Sumber : http://cvliberton.com
Cara memasang spindel pin yaitu :
1. Beri lem khusus spindel pin (pembelian spindel pin sudah termasuk lem). Pada
permukaan spindle pin lalu temple spindle pin pada dinding atau plafon yang akan
dipasang rockwool dengan jarak setiap 60cm lalu didiamkan kurang lebih 24jam.
2. Setelah spindle pinkuat terpasang dan lem sudah kering, tancapkan rockwool atau
glasswool dan glasscloth pada spindle pin , pasangkan kancing lalu bengkokkan
paku spindle pin.
Spesifikasi spindle pin :
1. 1 box = 1000set (paku+kancing) +tube lem
2. Panjang 38 untuk rockwool ketebalan 2,5cm
3. Panjang 65 untuk rockwool ketebalan 5cm
4. Panjang 120 untuk rockwool ketebalan 10cm

Glasscloth

11

Gambar 3.1.2.c Glasscloth


Sumber : http://cvliberton.com
Glasscloth
merupakan
salah

satu
pelapis

bahan
pada

peredam suara,
kain ini sangat kuat dan tahan terhadap suhu yang tinggi.

3.2.

PEMBAHASAN

3.2.1. Sumber kebisingan


12

Berdasarkan data dari sumber kebisingan yang telah dijelaskan sebelumnya, yaitu
untuk sumber kebisingan dari luar dengan tingkat kebisingan paling tinggi berasal
dari bagian selatan bangunan yang berupa jalan dengan sirkulasi yang cukup tinggi
setiap hatinya, dimana masalah tersebut telah dapat diatasi dengan baik yaitu
dengan cara pemilihan bahan atau material dinding dan kolom dari beton, dimana
material tersebut dapat memantulkan suara sehingga kebisingan dapat diredam.
Sedangkan sumber kebisingan di dalam gedung bersumber dari ruang AHU dan
ruang genset. Untuk ruang AHU tidak menggunakan material khusus sebagai
peredam suaranya, karena pada ductingnya telah dilengkapi isolasi khusus yang
berusa BJLS seng serta aluminium foil sehingga suara bising yang ditimbulkan
dapat diredam, sedangkan untuk kebisingan yang berasal dari ruang genset telah
dapat diredam oleh sistem akustik yang digunakan dengan material glasswool.
Untuk penjelasan lebih rincinya, akan dibahas pada sistem akustik dan noise di
bawah.
3.2.2. Sistem Akustik dan noise
Pada sistem akustik dan noise yang akan dibahas adalah sistem yang ada pada ruang
genset, karena ruang ini merupakan sumber kebisingan paling tinggi pada gedung.
- Akustik pada ruang genset
Untuk mengisolasi genset pada umumnya dalam sebuah ruangan maka
ditutupi seluruhnya dengan bahan peredam suara dan panas baik didalam ruangan
maupun diluar lapisan ruangan.
Bahan peredam suara pada ruang genset yang ada pada gedung Matahari
Kuta Square menggunakan bahan glasswool lapis aluminium sehingga cukup kuat
dan tahan lama untuk menahan kebisingan suara dan panas mesin. Glasswool
adalah material insulation atau pembungkus yang premium dengan daya kuat tarik
tinggi namun fleksibel. Material ini pada umumnya mempunyai daya tarik dan
daya pegasnya mudah ditangani dengan biaya pemindahan dan instalasi yang
rendah. Sehingga sangat tepat diaplikasikan pada ruang genset ini.
Karena peredam suara pada ruang genset cenderung terisolasi, maka
pemasangan peredam suara tersebut berbeda dengan peredam suara pada
umumnya seperti studio musik, karaoke, ruang meeting dan sebagainya. Hal ini
disebabkan karena ruang genset

jarang dilalui orang atau pengunjung pada


13

gedung sehingga pemasangannya dapat dilakukan dengan paku spindel pin tanpa
harus menggunakan kayu kaso atau besi hollow dan sejenisnya., untuk lebih
jelasnya dapat dilihat pada gambar di bawah ini :

Paku spindel pin


glasswool

Gambar 3.2.2.a Sistem akustik pada ruang genset


dengan material glasswool
Sumber : Hasil observasi, April 2015
Selain dengan material glasswool seperti yang telah dijelaskan di atas, untuk
menguragi intensitas getaran genset yang cukup keras ditanggulangi dengan cara,
pembuatan pondasi berbentuk persegi panjang di bawah genset . seperti yang
terlihat pada gambar di bawah ini :

Pondasi genset
14

Gambar 3.2.2.b Pondasi genset


Sumber : Hasil observasi, April 2015

Dengan kata lain sistem akustik dan noise yang digunakan pada ruang genset ini yaitu dari
bahan glasswool cukup baik dan aman bagi pengujung dan karyawan gedung karena bahan
tersebut dapat meredam suara keras yang dihasilkan oleh mesin genset, selain itu material
glasswool juga mamiliki banyak keungggulan diantaranya :
1.

cocok untuk aneka kebutuhan industry

2. Memiliki daya konduksi termal yang rendah


3. Dapat digunakan pada suhu 100 C sampai 820 C
4. Tidak mudah terbakar, dan
5. Tidak berkarat / berjamur

BAB IV
PENUTUP
15

4.1.

KESIMPULAN
1. Sumber kebisingan yang ada bersumber dari luar dan dalam bangunan. Sumber
kebisingan dari luar dengan tingkat kebisingan tertinggi yaitu berasal dari Jalan
Tegal Wangi yang berada tepat di bagian selatan bangunan, sedangkan sumber
kebisingan yang berasal dari dalam , dengan tingkat kebisingan yang paling
tinggi berasal dari ruang genset yang terletak pada lantai basement bagian
timur.
2. Sistem akustik dan noise yang digunakan untuk meredam kebisingan dari luar
maupun dalam gedung, sudah tepat. Untuk kebisingan dari luar banguan, dapat
diredam melalui fasade bangunan yang sebagian besar menggunakan kolom
beton dan dinding batako dan untuk penutup atap sebagian menggunakan dak
beton dan sebagian lagi menggunakan seng dimana ketiga material tersebut
(batako, beton dan seng) merupakan material pemantul suara sehingga
kebisingan yang akan merambat ke bangunan dapat diredam. Sedangkan sistem
akustik dan noise dari dalam gedung yang bersumber dari ruang genset diredam
menggunakan bahan glasswool.

4.2.

SARAN
Sebaiknya ditambahkan beberapa tanaman untuk area yang berhadapat langsung
dengan jalan, yang berfungsi sebagai barrier atau penghalang kebisingan alami,
selain itu pohon tersebut juga berfungsi sebagai peneduh serta dampat menguragi
tingkat polusi yang diakibatkan oleh asap kendaraan yang lalu lalang.

DAFTAR PUSTAKA

Tangoro. Dwi. 2006. Utilitas Bangunan. Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press)
Anonim.
2013.
Komponen
Akustik
Ruang.
Tersedia
pada
akustikruang.blogspot.com/2013/04/komponen-akustik-lruang-danfungsinya.html#.VV0PhZ081lO. Diakses pada tanggal 17 Mei 2015.

http://teknik-

16

Anda mungkin juga menyukai