Anda di halaman 1dari 15

Gejala Akustik Ruang Tertutup

(Cont.)
Jarwa Prasetya S. Handoko,ST,MSc,IAI.

Program Studi Arsitektur


Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan
Universitas Islam Indonesia
Yogyakarta.

1
 Seorang arsitek akan sering
menemukan permasalahan akustik
yang berhubungan dengan ruang
tertutup ketika merancang sebuah
ruang.
 Ketika gelombang bunyi menumbuk
dinding-dinding suatu ruang, maka
sebagian energinya akan dipantulkan,
diserap, disebarkan, dibelokkan atau
ditransmisikan ke ruang yang
berdampingan, tergantung pada sifat
akustik dindingnya.

Gambar 1. Kelakuan Bunyi dalam Ruang:


(1)bunyi datang, (2)bunyi pantul, (3)bunyi yang
diserap lapisan permukaan, (4)bunyi difus atau
bunyi yang disebar, (5)bunyi difraksi, (6)bunyi
yang ditransmisi, (7)bunyi yang hilang, (8)bunyi
yang dirambatkan.
 Permukaan dinding yang keras akan memantulkan hampir semua
energi bunyi yang jatuh padanya.
 Pemantulan bunyi terjadi karena sinar bunyi datang dan pantul
terletak dalam bidang datar sama dan sudut gelombang bunyi
datang sama dengan sudut gelombang bunyi pantul.

Gambar 2. Kelakuan Bunyi dalam Ruang:


(2)bunyi pantul.
 Permukaan pemantul cembung cenderung menyebarkan
gelombang bunyi, sedangkan permukaan cekung cenderung
mengumpulkan gelombang bunyi pantul dalam ruang.

Gambar 3. Permukaan bunyi dari permukaan


denga bentuk berbeda: (1)pemantulan merata,
(2)penyebaran bunyi, (3)pemusatan bunyi.

• Dalam auditorium ukuran sedang dan besar, kondisi mendengar


banyak diperbaiki dengan penggunaan pemantul-pemantul bunyi.
 Penyerapan bunyi adalah perubahan energi bunyi menjadi suatu
bentuk lain yaitu panas, ketika melewati suatu bahan atau ketika
menumbuk suatu permukaan.

Gambar 4. Kelakuan Bunyi dalam Ruang:


(3) Bunyi yang diserap lapisan permukaan.
 Efisiensi penyerapan bunyi suatu bahan pada suatu frekuensi
tertentu dinyatakan oleh koefisien penyerapan bunyi.
 Koefisien penyerapan bunyi suatu permukaan adalah bagian energi
datang yang diserap, atau tidak dipantulkan oleh permukaan.
Koefisien ini diyatakan dalam α.
 Penyerapan bunyi suatu permukaan diukur dalam sabins.
 Satu sabins menyatakan suatu permukaan seluas 1 ft² dengan
koefisien penyerapan α = 1.0
 Difusi bunyi dalam ruang terjadi bila tekanan bunyi di setiap
bagian suatu auditorium sama dan gelombang bunyi dapat
merambat dalam semua arah, maka medan bunyi dikatakan serba
sama atau homogen.

Gambar 5. Kelakuan Bunyi dalam Ruang:


(4)bunyi difus atau bunyi yang disebar.

• Difusi bunyi yang cukup adalah ciri akustik yang diperlukanpada


jenis ruang tertentu, karena membutuhkan distribusi bunyi yang
merata, mengutamakan kualitas, dan menghalangi terjadinya cacat
akustik.
 Difusi bunyi dapat diciptakan dengan beberapa cara :
◦ Pemakaian permukaan dan elemen penyebar yang tak teratur dalam jumlah
banyak.
◦ Penggunaan lapisan pemantul dan penyerap bunyi secara bergantian.
◦ Distribusi lapisan penyerap bunyiyang tidak teratur dan acak.

Gambar 6. Difusi bunyi, atau distribusi energi bunyi


yang merata dalam auditorioum, dapat diperoleh
dengan menggunakan :
(A) Ketidakteraturan permukaan, (B) permukaan
penyerap dan pemantul bunyi secara bergantian, (C)
lapisan akustik dengan penyerapan bunyi yang
berbeda.
 Difraksi adalah gejala akustik yang menyebabkan gelombang bunyi
dibelokan atau dihamburkan sekitar penghalang seperti sudut
(corner), kolomm, tembok, dan balok.
 Difraksi lebih nyata pada frekuensi rendah.
 Difraksi membuktikan bahwa hukum geometri tidak sesuai untuk
meramalkan dengan tepat kelakuan bunyi dalam ruang tertutup
karena penghalang yang ada dalam akustik ruang lebih kecil
dibanding dengan panjang gelombang bunyi yang di dengar.
 Dengung adalah bunyi yang berkepanjangan sebagai akibat
pemantulan berturut-turut dalam ruang tertutup setelah sumber bunyi
dihentikan.
 Secara teknis, tekanan bunyi yang dihasilkan membesar secara
bertahap setelah sumber bunyi hilang.

Waktu dengung (RT) suatu ruang


didefinisikan sebagai waktu yang
dibutuhkan suatu bunyi yang tiba-
tiba dihentikan untuk berkurang
dengan 60 dB.
Rumus Sabine

RT = 0,05 V / A + xV

RT = waktu dengung, secon


V = volume ruang, feet kubik
A = penyerapan ruang total, sabin feet persegi
x = koefisien penyerapan udara

Koefisien penyarapan udara tergantung pada temperatur kelembaban


udara dan frekuensi bunyi.
Rumus RT yang disederhanakan dalam sistem Metrik

RT = 0,16 V / A + xV

RT = waktu dengung, secon


V = volume ruang, meter kubik
A = penyerapan ruang total, sabin feet persegi
x = koefisien penyerapan udara
 Penyerapan suatu permukaan yang diperoleh dengan mengalikan
luasnya S dengan koefisien penyerapan α, dan penyerapan ruang
total A diperoleh dengan menjumlahkan perkalian-perkalian ini
dengan mengikutsertakan penyerapan yang dilakukan oleh
penonton dan benda-benda lain dalam ruang (tempat duduk,
karpet, tirai, dan lain-lain). Jadi:

A = S1α1 + S2α2 + S3α3 + . . . + Snαn

S1 . . . . . . . , Sn adalah luas masing-masing permukaan, dalam


feet persegi atau meter persegi
α1 . . . . . . , αn adalah koefisien penyerapannya masing-masing.

 Semua rumus dengung hanya berlaku untuk auditorium dimana


bunyi adalah difus; artinya energi bunyi didistribusikan merata di
seluruh ruang dan karena itu bunyi menghilang dengan cara halus
dan merata, bebas dari penyimpangan yang mengganggu.
Data Akustik Lima Auditorium

Gamabran sederhana RT
yang berlebihan yang
mempunyai pengaruh
merusak pada
inteligibilitas
pembicaraan; TTB, tingkat Kurva RT lima auditorium yang
tekanan bunyi. dikenal bagus akustiknya
 Suatu ruang yang tertutup dengan permukaan interior pemantul
bunyi tanpa diinginkan menonjolkan frekuensi-frekuensi tertentu
disebut ragam getaran normal.
 Efek ragam normal yang mengganggu dapat dikurangi dengan:

1. Membagi ruang yang secara akusitk disukai


2. Menempatkan dinding-dinding ruang secara tidak teratur
3. Menggunakan permukaan yang tidak teratur
4. Mendistribusi elemen penyerap secara merata pada
dinding- dinding batas.

Anda mungkin juga menyukai