Anda di halaman 1dari 15

TUGAS FISIKA BANGUNAN

AKUSTIK ALAMI

RASMI. M (D051181023)

PRINCENSSIA SURYANI MATANDUNG ( D051181520)

HARMUDINSYAH H. (D051181009)

MUHAMMAD FARRAS KAUTHSAR ARVIN (D051181522)

DEPARTEMEN ARSITEKTUR

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2019
PEMBAHASAN

A. Pengertian Akustik Alami


Akustik ( dari bahasa Yunani akouein = mendengar) adalah ilmu terapan
yang dimaksudkan untuk memanjakan indra pendengaran Anda di suatu ruang
tertutup terutama yang relatif besar.Arsitek Romawi dari abad ke 1 Marcus
Pollio sudah mulai melakukan pengamatan cermat tentang gema dan
interferensi (getaran-getaran suara asli dan getaran pantulan yang saling
menghilangkan) dari suatu ruangan.
Ilmu akustik erat kaitannya dengan suara.Suara adalah sebuah fenomena tur
ut bergetarnya medium akibat getaran yg terjadi.Istilah-istilah pengertian dala
m akustika, Akustikadalah ilmu yg mempelajari tentang suara,bagaimana suara
diproduksi/dihasilkan, perambatannya, dan dampaknya,serta mempelajari bagai
mana suatu ruang / medium meresponi suara dan karakteristik dari suara itu sen
diri. Contoh sebuah kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan d
engan akustik :Suara manusia, Suara pesawat terbang, Suara sirine ambulans,
Suara alat music.
Dalam perancangan bangunan, arsitek harus memikirkan persyaratan akusti
k dengan perhatian yang samaseriusnya dengan perhatian yang dicurahkan dala
mmemikirkan persyaratan lainnya seperti struktur, mekanikal-elektrikal, dan la
in-lain.
B. Istilah yang Berkaitan dengan Akustika
1. Akustika (acoustics) adalah ilmu tentang bunyi. Akustika sering dibagi menjadi
akustika ruang (room acoustics) yang menangani bunyi-bunyi yang tak dikehendaki.
2. Bunyi (sound) adalah gelombang getaran mekanis dalam udara atau benda padat
yang masih bisa ditangkap oleh telinga normal manusia, dengan rentang frekuensi a
ntara 20 - 20.000 Hz. Bunyi di bawah rentang tersebut disebut bunyi infra (infrasou
nd), sedangkan bunyi di atas rentang tersebut disebut bunyi ultra (ultrasound).
3. Suara (voice) adalah bunyi manusia.
4. Bunyi udara (airbone sound) adalah bunyi yang merambat lewat udara.
5. Bunyi struktur (structural sound) adalah bunyi yang merambat melalui struktur
bangunan.
6. Kecepatan bunyi (sound velocity) adalah kecepatan rambat bunyi pada suatu me
dia, dan diukur dengan m/detik.
Suhu (◦C) Kecepatan (m/dtk)
-20 319,3
0 331,8
20 343,8
30 349,6
7. Frekuensi bunyi (sound frequency) adalah jumlah getaran per detik dan diukur d
engan Hz (Hertz).
8. Oktaf (octave) adalah jarak dua bunyi yang merupakan kelipatan frekuensinya.
9. Kebisingan (noise) adalah bunyi atau suara yang tidak dikehendaki atau mengga
nggu.
10. Ambang bunyi (threshold of audibility) adalah intensitas bunyi sangat lemah ya
ng masih dapat didengar telinga manusia, berenergi10-12 W/m2
11. Ambang sakit (threshold of pain)adalah kekuatan bunyi yang menyebabkan sak
it pada telinga manusia, berenergi 1 W/m2
12. Kriteria kebisingan (Noise Criterion; NC; disebut juga bunyi latar yang diperk
enankan agar aktivitas tak terganggu) adalah tingkat kebisingan terendah yang diper
syaratkan untuk ruang tertentu menurut fungsi utamanya.
13. Pengurangan kebisingan (Noise Reduction; NR) adalah pengurangan kekuatan
bunyi, diukur dalam dB.
14. Kriteria pengurangan kebisingan(Noise Reduction Criteria; NRC)merupakan
perhitungan rata-rata, dibulatkan ke bilangan terdekat.
15. A, B, C weighted decibels (dB) adalah koreksi terhadap tingkat bunyi nyata unt
uk menyesuaikan dengan perasaan manusia. A sangat mengurangi kepekaan pada b
unyi frekuensi rendah, B sedikit mengadakan penyesuaian, C tidak mengubah ukura
n.
16. Tingkat kebisingan yang diperbolehkan (acceptable noise level)adalah tingka
t kebisingan yang diperkenankan terjadi di suatu ruangan agar aktivitas (fungsi) tida
k terganggu.
17. Kehilangan transmisi (Transmition Loss;TL) adalah daya media untuk mengh
ambat bunyi, diukur dengan dB, berbeda untuk setiap frekuensi.
18. Kekerasan (loudness) adalah kekuatan bunyi yang dirasakan oleh telinga manus
ia, diukur dengan foon atau dBA (weighted deciBel). Kekerasan bunyi(loudness) dib
edakan dengan tingkat bunyi (sound level).
19. Bunyi ambien (ambient sound) adalah bunyi total di suatu ruangan, diukur deng
an dB.
Bangunan Ruangan (dBA)
Rumah tinggal Ruang tidur, rumah pribadi 25
Ruang tidur, flat 30
Ruang tidur, hotel 35
Ruang keluarga 40
Komersial Kantor pribadi 35-45
Bank 40-50
Ruang konferensi 40-45
Kantor umum, took 40-55
Restoran 40-60
Kafetaria 50-60
Industri Bengkel presisi 40-60
Bengkel berat 60-90
Laboratorium 40-50
Pendidikan Ruang kuliah, ruang kelas 30-40
Ruang belajar privat 20-35
Perpustakaan 35-45
Kesehatan Rumah sakit, ruang inap umum 25-35
Rumah sakit, ruang inap privat 20-25
Ruang operasi 25-30
Auditorium Hall konser 25-35
Gereja 35-40
Ruang sidang, ruang konferensi 40-45
Studio rekaman 20-25
Studio radio 20-30
Teater drama 30-40
20. Bunyi dengung (reverberation sound)adalah bunyi yang terpantul-pantul. Setia
p ruang mempunyai kebutuhan bunyi dengung yang berbeda-beda. Bunyi dengaung
dapat dibutuhkan ataupun dihindari, tergantung penggunaan ruangan.
21. Waktu dengung (reverberation time, Tr) adalah waktu yang diperlukan bunyi u
ntuk berkurang 60 dB, dihitung dalam detik (dtk). Waktu dengung terlalu pendek ak
an menyebabkan ruangan 'mati', sebaliknya waktu dengung yang panjang akan mem
berikan suasana 'hidup' pada ruangan.

C. Jenis-jenis media penyerap suara


1. Bata
Merupakan blok bangunan moduler, terbuat dari tanah liat, bersifat sebagai pered
uksi udara yang sangat baik terutama pada sistem dua paralel dibuat tanpa hubungan d
engan adukan semen atau tanpa pelapis.
2. Beton
Material hasil campuran dari bahan air mempunyai daya yang kuat
terhadp gaya tekan, digunakan untuk struktur slab atau dinding
struktural. Beton merupakan pereduksi kebisingan udara yang sangat
baik, dan tidak bersifat sebagai penyerap. Bila beton diberi celah udara
dapat menyerap kebisingan dengan lebih baik lagi.
3. Unit-unit blok beton
Digunakan sebagai modular bangunan, bersifat mereduksi
bunyi dan sangat baik, tergantung pada berat dan tidak pada kepadatan
blok beton.
4. Kaca
Merupakan bahan transparan dari silikat yang sangat ringan, dan bersifat
sebagai pereduksi yang sangat baik terutama pada frekuensi menengah.
Kualitas dapat ditingkatkan dengan sistem berlapis dan berfungsi
sebagai penyerap kebisingan tetapi beresiko pada resonansi frekuensi
rendah.
5. Plywood
Jenis material ini tidak efektif untuk mereduksi bunyi kecuali bila
digabung dengan material lain tetapi bila bentuknya tipis dapat menjadi
penyerap yang kuat pada frekuensi rendah. Bahan plywood merupakan
pemantul bunyi yang cukup baik.
6. Rangka baja
Merupakan material dengan banyak kemungkinan. Susunan untuk
menopang lantai atau atap sifatnya tidak mereduksi bunyi karena cukup
kaku. Material baja berlubang yang dilengkapi dengan bahan penyerap
seperti fiberglass, bersifat menyerap bunyi (NRC 0,5-0,9). Bahan yang
banyak digunakan dalam sistem ekspos untuk mengurangi kebisingan
dan dengung.
7. Busa akustik
Merupakan material penyerap yang baik (NRC 0,25-0,9) sebagai
bahan pengisi pada kursi teater sehingga dengan kosongnya penonton
tidak akan mengakibatkan perubahan dengung dalam ruang.
8. Kaca laminasi
Penggabungan dua atau lebih lembar kaca dengan perekat. Jika
dibandingkan dengan kaca tunggal, akan berfungsi sebagai pereduksi bunyi yang lebih
baik.
9. Karpet
Jenis material yang berfungsi sebagai bahan absorbs ruang dalam
bentuk elemen lantai dengan tingkat penyerapan tinggi. Keberhasilan
fungsi ditentukan oleh tebal dan proporsi bahan
10. Tirai dan tenunan
Beberapa jenis kain yang berfungsi sebagai penyerap bunyi
yang baik bila memiliki (± 500 gr/m²). Tirai yang ringan hanya
memiliki NRC 0,2 dan tirai yang berat berat dapat memiliki NRC lebih
dari 0,7.
11. Selimut berserat
Berupa fiberglass yang digunakan untuk dinding atau plafon
ekspos, berfungsi mengabsorbsi bunyi serta mereduksi kebisingan dan
dengung (NRC 0,9).
12. Papan berserat
Biasa digunakan untuk panel dinding atau plafon, merupakan
material penyerap yang baik tergantung dari ketebalannya (NRC 0,75-
0,9).
13. Semprotan berserat
Bersifat sebagai penyerap bunyi yang sangat baik dalam
bentuk selimut atau papan, tergantung pada ketebalan, kepadatan dan
diameter bahan.
14. Fiber mineral dan selulosa
Jenis bahan fiber yang sering digunakan sebagai ubin, selimut, papan atau
semproten untuk penyerap bunyi.

D. Pengendalian Kebisingan
Secara konseptual teknik pengendalian kebisingan yang sesuai dengan hirarki
pengendalian risiko (Tarwaka, 2008) adalah :
1.Eliminasi
Eliminasi merupakan suatu pengendalian risiko yan bersifat permanen dan harus
dicoba untuk diterapkan sebagai pilihan prioritas utama. Eliminasi dapat dicapai
dengan memindahkan objek kerja atau sistem kerja yang berhubungan dengan
tempat kerja yang kehadirannya pada batas yang tidak dapat diterima oleh
ketentuan, peraturan dan standart baku K3 atau kadarnya melebihi Nilai Ambang
Batas (NAB).
2.Subtitusi
Pengendalian ini dimaksudkan untuk menggantikan bahan-bahan dan peralatan
yang berbahaya dengan bahan-bahan dan peralatan yang kurang berbahaya atau
yang lebih aman, sehingga pemaparannya selalu dalam batas yang masih bias
ditoleransi atau dapat diterima.
3.Engenering Control
Pengendalian dan rekayasa tehnik termasuk merubah struktur objek kerja untuk
menceganh seseorang terpapar kepada potensi bahaya, seperti pemberian pengaman
pada mesin.
4.Isolasi
Isolasi merupakan pengendalian risiko dengan cara memisahkan seseorang dari
objek kerja. Pengendalian kebisingan pada media propagasi dengan tujuan
menghalangi paparan kebisingan suatu sumber agar tidak mencapai penerima,
contohnya : pemasangan barier, enclosure sumber kebisingan dan tehnik
pengendalian aktif (active noise control) menggunakan prinsip dasar dimana
gelombang kebisingan yang menjalar dalam media penghantar dikonselasi dengan
gelombang suara identik tetapi mempunyai perbedaan fase 1800 pada gelombang
kebisingan tersebut dengan menggunakan peralatan control.
5.Pengendalian Administratif
Pengendalian administratif dilakukan dengan menyediakan suatu sistem kerja
yang dapat mengurangi kemungkinan seseorang terpapar potensi bahaya. Metode
pengendalian ini sangat tergantung dari perilaku pekerja dan memerlukan
pengawasan yang teratur untuk dipatuhinya pengendalian secara administratif ini.
Metode ini meliputi pengaturan waktu kerja dan waktu istirahat, rotasi kerja untuk
mengurangi kelelahan dan kejenuhan.
6.Alat Pelindung Diri
Alat pelindung diri secara umum merupakan sarana pengendalian yang
digunakan untuk jangka pendek dan bersifat sementara, ketika suatu sistem
pengendalian yang permanen belum dapat diimplementasikan. APD (Alat Pelindung
Diri) merupakan pilihan terakhir dari suatu sistem pengendalian risiko tempat kerja.
Antara lain dapat dengan menggunakan alat proteksi pendengaran berupa : ear plug
dan ear muff. Ear plug dapat terbuat dari kapas, spon, dan malam (wax) hanya dapat
digunakan untuk satu kali pakai. Sedangkan yang terbuat dari bahan karet dan plastik
yang dicetak (molded rubber/ plastic) dapat digunakan berulang kali. Alat ini dapat
mengurangi suara sampai 20 dB(A). Sedangkan untuk ear muff terdiri dari dua buah
tutup telinga dan sebuah headband. Alat ini dapat mengurangi intensitas suara hingga
30 dB(A) dan juga dapat melindungi bagian luar telinga dari benturan benda keras ata
u percikan bahan kimia.
sumber :http://www.slideshare.net/mobile/rebunadi/akustik-55157633. 2019

GAMBAR ALAT PEREDAM SUARA ALAMI


sumber : http://www.google.com/amp/s/bacaterus.com/cara-meredam-suara-
bising/amp/
DAFTAR PUSTAKA

Kencanawati,Kusuma Cok Istri.2017.Bahan Ajar Mata Kuliah Akustik, Noise, dan


Material Penyedap Suara.Online. 2019.
Wania,Zahra.2018. http://zahrawania.blogspot.com/2011/05/akustik alami.html?m
=1. 2019
http://www.slideshare.net/mobile/rebunadi/akustik-55157633. 2019
http://www.google.com/amp/s/bacaterus.com/cara-meredam-suara-bising/amp/

Anda mungkin juga menyukai