Anda di halaman 1dari 34

Universitas Warmadewa

BUNYI
Daftar Isi
01 Pengertian Bunyi 07 Definisi Auditorium
02 Syarat Bunyi Terdengar 08 Klasifikasi Auditorium

03 Tingkat Bunyi 09 Aspek Desain


Intensitas, Frekuensi, dan 10 Fleksibilitas Desain
04 Keras Bunyi
11 Studi Kasus
Pengaruh Lingkungan
05 Pada Bunyi
Akustik dan Lingkup
06 Akustik
Pengertian
Secara objektif bunyi merupakan
penyimpangan tekanan pada medium
pengantar akibat energi yang
dirambatkan dalam bentuk gelombang

Secara subjektif bunyi adalah pendengaran


yang masih bisa ditangkap oleh telinga
manusia dengan rentang 20-20.000 Hz
Syarat Bunyi Terdengar
Sumber Bunyi Indra / Pendengar
Indra pendengar komponen ini
Adanya sumber bunyi
menerima bunyi dari sumber
seperti suara ketukan pintu
yang bergetar contohnya
dan petikan gitar Medium adalah telinga

Medium perambat bunyi


komponen ini menghantarkan
bunyi dari sumber yang
bergetar, contohnya air, logam,
tanah dan udara
Tingkat Bunyi
Tingkat bunyi adalah karakter bunyi yang menunjukkan besar kuat bunyi
Besar bunyi dipengaruhi oleh 2 hal yaitu:

Amplitudo Panjang Gelombang


Intensitas, Frekuensi, Keras Bunyi
Frekuensi Bunyi
Jumlah getaran bunyi yang
Intensitas Bunyi dihasilkan dalam waktu 1 detik.
Satuan dari frekuensi bernama
Daya rata-rata bunyi yang Hertz yang disingkat dengan Hz
dipancarkan oleh sumber
bunyi per satuan luas yang
datang tegak lurus arah Keras Bunyi
rambatan
Karakteristik yang membedakan
suatu bunyi dalam frekuensi.
Dapat ditentukan oleh amplitudo
gelombang itu sendiri
Pengaruh Lingkungan
Pada Bunyi
Perambatan bunyi (propagasi) sangat dipengaruhi
oleh kondisi lingkungan

Suhu kecepatan gerak

Kelembaban udara
Akustik & Lingkup Akustik

Salah satu cabang fisika yang mempelajari suara,


Akustik getaran dan sifat-sifatnya serta aplikasinya dalam
kehidupan sehari-hari

Akustik lingkungan (selanjutnya disebut


Lingkup Akustik akustik saja) meliputi akustik ruang dan
kontrol bising
Auditorium?
Definisi, klasifikasi dan fungsi auditorium
Definisi Auditorium
Auditorium adalah bangunan public yang
berfungsi sebagai tempat berkumpul,
bertemu secara formal maupun non-formal.
Slah satu fungsi auditorium adalah
auditorium music yang digunakan sebagai
gedung pertunjukkan musik
Klasifikasi Auditorium
Pada BAB klasifikasi Auditorium terdapat 4 sub-BAB, yaitu :

Fungsi Lokasi

1 2 3 4

Dasar Denah Dasar Potongan


Fungsi Auditorium

Auditorium Pertemuan Auditorium Seni Auditorium Multifungsi


Lokasi Auditorium

Auditorium Indoor Auditorium Outdoor


Dasar Denah

Proscenium Elizabethan Arena Stage


Dasar Potongan

Horizontal Seating

Reflective Shell serta Raked


Seating

Reflective Shell
Aspek
Desain
Kualitas Akustik
Pengertian
Kualitas akustik adalah pengendalian bunyi untuk
memperoleh kualitas bunyi yang baik tanpa cacat
akustik

Langkah-Langkah
Hindari kesalahan rancangan, lakukan usaha akustik,
dan cek dimensi ruang

Syarat
Terdengar jelas, terdengar keras merata, memiliki
waktu tunda yang tepat, bebas cacat akustik (gema
dan gaung), memiliki waktu dengung yang tepat, dan
bebas bising
Frekuensi Bunyi
Frekuensi bunyi untuk proses
desain auditorium, yaitu:

125 Hz 1000 Hz
250 Hz 2000 Hz
500 Hz 4000 Hz
Waktu Tunda

Jika bunyi pantul memiliki waktu tunda yang tepat,


akan memperkuat bunyi asli, sehingga meningkatkan
kualitas akustik

Jika bunyi pantul memiliki waktu tunda


berkepanjangan akan tiba tidak pada waktunya maka
terjadi cacat akustik berupa gema
Cacat Akustik
Gema (echo) adalah bunyi yang terdengar
akibat pemantulan bunyi berkepanjangan
sehingga waktu tunda melebihi waktu
yang diperlukan. Efek gema adalah cacat
akustik berupa ketidak jelasan bunyi
akibat bunyi pantul menimpa bunyi telah
terdengar. Terkait ketidaktepatan waktu
tunda, selain gema, cacat akustik yang
dapat terjadi adalah gaung.
Waktu Dengung
Waktu dengung berbeda dengan waktu tunda. Dengung adalah
pemanjangan bunyi yang menguntungkan. Waktu dengung adalah waktu
yang dibutuhkan bunyi untuk tetap terdengar, sehingga memperkuat dan
memperjelas bunyi asli, waktu dengung bisa disingkat menjadi RT (
Reverberation Time)
Rumus Akustik
PENCEGAHAN GEMA
A : Aditorium pertemuan ( R1 + R2 – D < 14 m)
B : Auditorium Seni (R1 + R2 – D <34 m)

WAKTU TUNDA
Material Akustik

Reflector – Gypsum Board Absorber – Rockwool Blanket


Material Akustik

Diffuser – Wood Diffuser Insulator – Dinding Tunggal


& Ganda
Koefisien Penerapan Bunyi

Pada sistem gelombang bunyi diperlukan suatu


waktu tertentu sesudah sumber bunyi mulai bekerja
agar intensitasnya dalam ruang menjadi konstan.
Menetapakan adanya bunyi dalam ruangan sesudah
sumbernya diputuskan disebut kerdam
(reeveberetion)
Pengaturan Interior
1. Elemen penting pada
interior

2. Ruang 5. Pencahayaan

3. Garis 6. Warna

4. Bentuk 7. Tekstur

8. Pola
Fleksibilitas
Design
Fleksibilitas Desain
Fleksibilitas desain pada auditorium
menunjang perubahan fungsi sesuai
kebutuhan menjadi auditorium
multifungsi. Untuk tetap
mempertahankan kualitas akustik
dan visualnya, perubahan yang
mungkin dapat terjadi pada
auditorium multifungsi ini harus
direncanakan sejak awal desain
Studi Kasus

Ruang Auditorium multifungsi gedung p1 dan p2 universitas Kristen petra

Metodologi penelitian
Penelitian dilakukan dengan cara studi literature terlebih dahulu untuk menentukan
standar-standar akustik yang akan digunakan dan kemudian dilakukan pengumpulan data
dan desain auditorium multifungsi gedung P1 dan P2 UK Petra. Penelitian ini tidak sebatas
proses analisa dengan software terhadap desain awal saja, namun apabila desain awal tidak
memenuhi prinsip-prinsip akustik yang digunakan sebagai acuan maka dilakukan perbaikan
dan dilakukan proses analisa kembali.
Studi Kasus
Analisis data pembahasan

Pengukuran Nois
Dari hasil pegukuran, diperoleh tingkat nois rata-rata luar ruang auditorium dalam keadaan
ssepi sebesar 56,95 dBA dan dalam keadaan ramai pengujung sebesar 67,01 dBA. Ti ngkat
Nois rata-rata dalam ruang auditorium dalam keadaan sepi sebesar 48,07 dBA. Selisih antara
tingkat nois rata-rata luar ruang auditorium da lam keadaan ramai pengunjung denga n stan
dar tingkat nois dalam luar ruang auditorium (35 Dba )sebesar 32,01 dBA. Maka dari itu,
digun akan material dinding dengan tingkat insulasi di atas 32.01 dBA agar tingkat nois
dalam ruang tidak terpengaruh oleh nois yang berasal dari luar ruang.
Studi Kasus
Analisis setelah perbaikan material awal, penggantian bentuk plafon, dan penambahan
speaker

Koefisien absorbsi material dinding, lantai, plafon yang baru dapat dilihat pada table 1
berikut ini dan perubahan dimensi plafon dapat dilihat pada gambar
Studi Kasus
Analisis area panggung

Pada area panggung ini menggunakan sumber bunyi yang berasal dari speaker sebesar 80 dB.
Dari ECOTECT diperoleh nilai RT pada gamabr berikut ini dimana berdasarkan standar untuk m
usic auditorium, nilai RT untuk 4 kondisi peserta ruang auditorium tidak memenuhi standar yang
berkisar antara 1-2 namun, nilai RT ersebut memenuhi untuk jenis speech auditorium yang
disarankan antara 0-1 detik.

Dari hasil analisa tingkat kekerasan bunyi, penonton yg b erjarak 10-12m dari sumber bunyi diatas
panggung hanya dapat mendengar bunyi dengan tingkat kekerasan 28-35 dB, bahkan tingkat
kekerasan bunyi pada area balkon tidak melebihi 10 dB padahal tingkat kekerasan bunyi sendiri
yang ideal berkiksar 40-60 dB.
Studi Kasus
Analisis area balkon

Pada balkon ini menggunakan sumber bunyi yang berasal dari speaker sebesar 60 dB. Dari
ECOTECT diperoleh nilai dari RT pada gambar 11 berikut in I, dimana berdasarkan standar
untuk music auditorium, nilai RT untuk 4 kondisi 6 peserta ruang auditorium tidak
memenuhi standar yang berkisar antara 1-2 namun nilai RT tersebut memenuhi untuk jenis
speech auditorium yang disarankan antara 0-1 detik.

Dari hasil analisa tingkat kekerasan bunyi. Berdasarkan tingkat kekerasan bunyi, tin gkat
kekerasan bunyi pada area balkon sudah melebihi di atas 30 dB dimana peserta pada area
balkon dapat mendengar percapakan lebih jelas dibandingkan dengan peserta yang berada pada
area panggung.
Sumber : https://youtu.be/sV5PzC-BQpU
Sesi Tanya Jawab

Anda mungkin juga menyukai