BUNYI
Daftar Isi
01 Pengertian Bunyi 07 Definisi Auditorium
02 Syarat Bunyi Terdengar 08 Klasifikasi Auditorium
Kelembaban udara
Akustik & Lingkup Akustik
Fungsi Lokasi
1 2 3 4
Horizontal Seating
Reflective Shell
Aspek
Desain
Kualitas Akustik
Pengertian
Kualitas akustik adalah pengendalian bunyi untuk
memperoleh kualitas bunyi yang baik tanpa cacat
akustik
Langkah-Langkah
Hindari kesalahan rancangan, lakukan usaha akustik,
dan cek dimensi ruang
Syarat
Terdengar jelas, terdengar keras merata, memiliki
waktu tunda yang tepat, bebas cacat akustik (gema
dan gaung), memiliki waktu dengung yang tepat, dan
bebas bising
Frekuensi Bunyi
Frekuensi bunyi untuk proses
desain auditorium, yaitu:
125 Hz 1000 Hz
250 Hz 2000 Hz
500 Hz 4000 Hz
Waktu Tunda
WAKTU TUNDA
Material Akustik
2. Ruang 5. Pencahayaan
3. Garis 6. Warna
4. Bentuk 7. Tekstur
8. Pola
Fleksibilitas
Design
Fleksibilitas Desain
Fleksibilitas desain pada auditorium
menunjang perubahan fungsi sesuai
kebutuhan menjadi auditorium
multifungsi. Untuk tetap
mempertahankan kualitas akustik
dan visualnya, perubahan yang
mungkin dapat terjadi pada
auditorium multifungsi ini harus
direncanakan sejak awal desain
Studi Kasus
Metodologi penelitian
Penelitian dilakukan dengan cara studi literature terlebih dahulu untuk menentukan
standar-standar akustik yang akan digunakan dan kemudian dilakukan pengumpulan data
dan desain auditorium multifungsi gedung P1 dan P2 UK Petra. Penelitian ini tidak sebatas
proses analisa dengan software terhadap desain awal saja, namun apabila desain awal tidak
memenuhi prinsip-prinsip akustik yang digunakan sebagai acuan maka dilakukan perbaikan
dan dilakukan proses analisa kembali.
Studi Kasus
Analisis data pembahasan
Pengukuran Nois
Dari hasil pegukuran, diperoleh tingkat nois rata-rata luar ruang auditorium dalam keadaan
ssepi sebesar 56,95 dBA dan dalam keadaan ramai pengujung sebesar 67,01 dBA. Ti ngkat
Nois rata-rata dalam ruang auditorium dalam keadaan sepi sebesar 48,07 dBA. Selisih antara
tingkat nois rata-rata luar ruang auditorium da lam keadaan ramai pengunjung denga n stan
dar tingkat nois dalam luar ruang auditorium (35 Dba )sebesar 32,01 dBA. Maka dari itu,
digun akan material dinding dengan tingkat insulasi di atas 32.01 dBA agar tingkat nois
dalam ruang tidak terpengaruh oleh nois yang berasal dari luar ruang.
Studi Kasus
Analisis setelah perbaikan material awal, penggantian bentuk plafon, dan penambahan
speaker
Koefisien absorbsi material dinding, lantai, plafon yang baru dapat dilihat pada table 1
berikut ini dan perubahan dimensi plafon dapat dilihat pada gambar
Studi Kasus
Analisis area panggung
Pada area panggung ini menggunakan sumber bunyi yang berasal dari speaker sebesar 80 dB.
Dari ECOTECT diperoleh nilai RT pada gamabr berikut ini dimana berdasarkan standar untuk m
usic auditorium, nilai RT untuk 4 kondisi peserta ruang auditorium tidak memenuhi standar yang
berkisar antara 1-2 namun, nilai RT ersebut memenuhi untuk jenis speech auditorium yang
disarankan antara 0-1 detik.
Dari hasil analisa tingkat kekerasan bunyi, penonton yg b erjarak 10-12m dari sumber bunyi diatas
panggung hanya dapat mendengar bunyi dengan tingkat kekerasan 28-35 dB, bahkan tingkat
kekerasan bunyi pada area balkon tidak melebihi 10 dB padahal tingkat kekerasan bunyi sendiri
yang ideal berkiksar 40-60 dB.
Studi Kasus
Analisis area balkon
Pada balkon ini menggunakan sumber bunyi yang berasal dari speaker sebesar 60 dB. Dari
ECOTECT diperoleh nilai dari RT pada gambar 11 berikut in I, dimana berdasarkan standar
untuk music auditorium, nilai RT untuk 4 kondisi 6 peserta ruang auditorium tidak
memenuhi standar yang berkisar antara 1-2 namun nilai RT tersebut memenuhi untuk jenis
speech auditorium yang disarankan antara 0-1 detik.
Dari hasil analisa tingkat kekerasan bunyi. Berdasarkan tingkat kekerasan bunyi, tin gkat
kekerasan bunyi pada area balkon sudah melebihi di atas 30 dB dimana peserta pada area
balkon dapat mendengar percapakan lebih jelas dibandingkan dengan peserta yang berada pada
area panggung.
Sumber : https://youtu.be/sV5PzC-BQpU
Sesi Tanya Jawab