p p 0 sin 2ft
Pengukuran pada gelombang bunyi
menunjukkan bahwa variasi tekanan
maksimum pada bunyi terkeras yang
sanggup diderita oleh telinga adalah kira-
kira 280 dyne/cm2 (di atas dan di bawah
tekanan atmosfir yang besarnya kira-kira
1.000.000 dyne/cm2).
Perpindahan maksimum yang menyertai
amplitudo tekanan tersebut, untuk
frekuensi bunyi 1000 Hz kira-kira 1/1000
cm.
2. Intensitas dan taraf intensitas buyi
Intensitas (I) gelombang yang merambat
didefinisikan sebagai jumlah rata-rata
energi yang dibawa oleh gelombang
per satuan waktu per satuan luas
permukaan yang tegak lurus arah
rambatan.
Intensitas adalah daya yang dibawa
persatuan luas.
P P
I 2
A r
Daya per satuan luas dalam gelombang
bunyi sama dengan hasil kali kelebihan
tekanan dengan harga rata-rata
kecepatan partikel.
Diambil harga rata-ratanya untuk satu getaran
2
p
I watt/m2
2 v
Dengan
2
p = kuadrat akar tekanan akustik rata-rata
(rms)
= rapat udara rata-rata
v = kecepatan gelombang bunyi
Daerah pendengaran manusia
Karena luasnya daerah intensitas bunyi
yang dapat diterima oleh telinga, maka
skala logaritmik lebih memudahkan dari
pada skala arithmetik.
p
TI 20 log dB
p0
Tabel 6.1. Tingkat tekanan bunyi dan taraf
intensitas dari berbagai bunyi
Frekuensi layangan f1 f 2
Kenyaringan Bunyi
Telinga tidak sama peka terhadap semua nada.
Telinga peka terhadap nada-nada antara 800
sampai 6000 Hz dan paling peka terhadap nada
- nada antara 2000 sampai 3000 Hz
Ada kebutuhan akan sesuatu skala lain yang
tidak langsung menyangkut ukuran fisik objektif
pada gelombang bunyi itu sendiri, tetapi yang
lebih subjektif mengenai kemampuan auditif
pendengaran telinga manusia. Skala baru itu
adalah skala nyaring bunyi dan diukur dengan
satuan foon (phone).
Foon adalah satuan kenyaringan yang subyektif
diterima oleh telinga manusia.
Untuk setiap nada dengan frekuensi berapapun,
ambang pendengaran adalah nol foon.
Tidur tenang 60 db 40 db 35 db 30 db
Pembicaraan biasa 70 55 50 45
Bicara lewat 95 80 75 70
telepon
Batas kebisingan 120 95 80 80
Cara Mengatasi Pencemaran Bunyi
Penanggulangan gangguan bunyi pada
umumnya adalah usaha mengisolasi bunyi,
artinya membuat sumber bunyi terpisah dari
benda lain. Isolasi bunyi dibagi dalam tiga hal,
yaitu
a. Mengisolasi sumber bunyi, supaya
gangguan bunyi tidak menjalar keluar atau
diusahakan agar gangguan yang menjalar ke
luar seminimum mungkin.
b. Mempersulit jalan - jalan penjalaran bunyi,
supaya jalan - jalan itu sendiri tidak menjadi
sumber gangguan.
c. Melindungi benda - benda dari gangguan
gelombang bunyi.
Ketiga macam isolasi tersebut di atas
menyangkut persoalan
- Pencegahan atau pembatasan resonansi
- Peningkatan penyerapan bunyi yang
timbul
- Penghalangan jalan - jalan yang dilalui
bunyi
- Pemilihan atau pengaturan daerah
sekeliling secara benar
- Perencanaan daerah bangunan yang baik
5. AKUSTIK RUANGAN
Akustik di dalam ruangan perlu
diperhatikan mengingat fungsi ruangan
yang berbeda-beda, apakah ruang
tersebut untuk ruang istirahat atau ruang
keluarga, ruang konser, seminar dan
sebagainya. Untuk itu perlu diperhatikan
sumber bunyi yang biasa ada dalam
ruangan tersebut, waktu kerdam serta
benda-benda yang ada dalam ruangan
tersebut.
Kerdam
V 1V
T 0,16
A 6A
T = waktu kerdam
V = volume ruang
A = luas dinding/benda x koefisien serap
dinding/benda
Pantulan, Serapan Dan Resonansi Bunyi
Pantulan bunyi
Pantulan yang baik terjadi pada permukaan yang keras,
licin dan tidak berpori.
Penyerapan akan mencapai maksimum bila bahan
dinding adalah sangat lembek, bersifat serabut dan
sangat berpori.
Tetapi dari pertimbangan lain pori - pori dapat menjadi
penghantar bunyi yang baik dan mengurangi
kemampuan isolasi.
Jika pori - pori dikecilkan, dan bahan menjadi sangat
padat, maka kepadatan bahan itupun dapat menjadi
penghantar bunyi yang baik.
Resonansi akan berkurang bila bahan dinding sangat
lembek dan berserabut.
Dengan mengingat hal - hal tersebut, maka dapat
dikatakan bahwa isolasi merupakan persoalan yang
cukup rumit.
Serapan dan resonansi bunyi
Kemampuan bahan untuk menyerap bunyi
disebut nilai atau derajat serap bunyi dan
dinyatakan dengan satuan Sab (nama seorang
ahli akustik W.C. Sabine).
Serap bunyi suatu bahan adalah: Perbandingan
antara energi yang tidak dipantulkan kembali
dengan energi bunyi keseluruhan yang datang.
Derajat serap bunyi merupakan koefisien atau
prosentase. Dengan kata lain: ialah harga yang
menyatakan berapa % dari energi bunyi yang
datang diubah menjadi energi kalor atau
dihantarkan terus.
Derajat pantulan ditambah derajat serap bunyi =
1.
Ternyata perumusan tersebut kurang
tepat, sebab ada gejala-gejala lain yang
ikut menentukan.
Gelombang
datar
Intensitas pola
difraksi
LEMBAR KERJA MAHASISWA