Anda di halaman 1dari 50

RANCANGAN MODUL 5

TEKNIK AUDIO VIDEO

1. Kegiatan Belajar 1. Penguat Suara


a. Capaian Pembelajaran/Kegiatan Pembelajaran 1: Merancang rangkaian dan
sistem elektronika sebagai pengolah dan penguat suara
b. Sub Capaian Pembelajaran
Setelah mempelajari kegiatan belajar ini, peserta dapat:
1) Rangkaian penguat mikrophone dan Menguji mikrofon pada sistem akustik
2) Rangkaian pengatur nada (tone control/equalizer/krossover) pada penguat
audio.
3) Rangkaian pencampur (mixer) audio.
4) Rangkaian penguat daya
5) Merancang sistem pengaturan peralatan elektronik home theater, studio
rekaman audio untuk kebutuhan ruang kecil (home studio) maupun untuk
sistem audio pertunjukan

c. Materi Pokok
1) Penguat Suara
a) Sistem akustik
b) Tranduser suara
c) Penguat signal lemah
d) Rangkaian filter dan pengaturan nada
e) penguat daya
2) Pencampur (mixer) audio
3) Peralatan elektronik home theater
4) Studio rekaman
d. Uraian Materi
Materi 1. Penguat Suara
a) Sistem akustik
Akustik (Acoustics) berasal dari kata dalam bahasa Inggris:acoustics,
yang berarti ilmu suara atau ilmu bunyi, atau dapat diartikan sebagai sesuatu
yang terkait dengan bunyi atau suara. Akustik merupakan kajian bidang ilmu
yg mempelajari tentang suara, bagaimana suara diproduksi/dihasilkan,
perambatannya, dan dampaknya, serta mempelajari bagaimana suatu
ruang/medium meresponi suara dan karakteristik dari suara itu sendiri yang
sensasinya dirasakan oleh telinga.
Aplikasi dari akustik atau penggunaan suara untuk berbicara atau
komunikasi antara manusia dan suara juga sangat penting untuk merancang
alat musik, stereo surround sound system, menata ruang konser, dan alat
bantu dengar. Suara juga dapat digunakan untuk menemukan minyak dan
gas, untuk mempelajari gempa bumi dan perubahan iklim, dan untuk
memastikan bahwa bayi dalam kandungan ibu sehat. Ada suara yang bisa
didengar manusia, tetapi ada juga suara yang hanya bisa didengar oleh
beberapa hewan, seperti anjing bersiul.
Gelombang suara adalah gelombang yang dihasilkan dari sebuah benda
yang bergetar. Contohnya adalah senar gitar yang dipetik, gitar akan bergetar
dan getaran ini merambat di udara, atau air, atau material lainnya. Satu-
satunya tempat dimana suara tak dapat merambat adalah ruangan hampa
udara. Gelombang suara ini memiliki lembah dan bukit, satu buah lembah
dan bukit akan menghasilkan satu siklus atau periode. Siklus ini berlangsung
berulang-ulang, yang disebut dengan frekuensi. Jelasnya, frekuensi adalah
jumlah dari siklus yang terjadi dalam satu detik. Satuan SI frekuensi audio
adalah hertz (Hz). Ini adalah sifat suara yang paling menentukan nada.
Telinga manusia dapat mendengar bunyi antara 20 Hz hingga 20 KHz
(20.000Hz) sesuai batasan sinyal audio. Karena pada dasarnya sinyal audio
adalah sinyal yang dapat diterima oleh telinga manusia. Angka 20 Hz
sebagai frekuensi suara terendah yang dapat didengar, sedangkan 20 KHz
merupakan frekuensi tertinggi yang dapat didengar.

Gambar 1.1. Proses bergetarnya partikel udara


(Sumber: https://itp.nyu.edu/classes/prototypingelectronicdevices/files/2016/04/Class-10-Buzzer-speaker-microphone_Page_02.jpg)
Titik hitam pada gambar diatas menunjukkan molekul udara.
Sebagaimana getaran loudspeaker, menyebabkan molekul disekitarnya
bergetar dalam pola tertentu ditunjukkan dengan bentuk gelombang. Getaran
udara ini menyebabkan gendang telinga pendengar bergetar dengan pola
yang sama. Molekul udara sebenarnya tidak berjalan dari loudspeaker ke
telinga. Setiap molekul udara berpindah pada jarak yang kecil sebagai
getaran, namun mengakibatkan molekul yang bersebelahan bergetar semua
terpengaruh berjalan sampai telinga.
Menurut sistem pendengaran manusia di bagi menjadi tiga kelompok,
yaitu frekuensi infrasonik, dengan rentang 0-20 Hz, frekuensi audible, 20-
20.000 Hz, dan frekuensi ultrasonik, dengan rentang > 20.000 Hz. Rentang
range frekuensi dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 1.1. Range Frequensi dan Deskripsi

Ekstensi
Nama Rentang Keterangan
oktaf

Frekuensi 1–20 Hz 4 Tidak dapat didengar oleh telinga manusia.


subsonik Dihasilkan oleh gempa bumi

Frekuensi 20-40 1 Oktaf terendah yang bisa didengar manusia. Bass


sangat Hz drum dari drum kit dan not rendah pada piano,
rendah juga suara petir dan AC adalah contoh rentang ini

Frekuensi 40-160 2 Hampir semua frekuensi rendah pada musik ada


rendah Hz dalam rentang ini

Frekuensi 160-315 1 C tengah pada piano (216 Hz) ada dalam rentang
rendah- Hz ini. Rentang ini mengandung banyak informasi
menengah sinyal suara yang bisa dirubah oleh teknik
ekualisasi yang buruk
Frekuensi 315 Hz- 3 Sensitifitas telinga paling tinggi pada rentang ini.
tengah Rentang ini memiliki kualitas suara seperti telpon
2.5 kHz bila diisolasi

Frekuensi 2.5-5 1 Dalam rentang ini kurva isofonik memiliki


Tengah- kHz puncaknya yang tertinggi sehingga telinga paling
tinggi sensitif terhadap rentang ini.

Frekuensi 5-10 1 Rentang dimana kita mempersepsi brightness atau


tinggi kHz terang suatu suara karena mengandung harmonik
yang dihasilkan not dalam rentang sebelumnya.
Energi akustik sangat rendah pada rentang ini, dan
bagian dari bunyi konsonan ‘s’, ‘t’, dan ‘c’ ada
dalam rentang ini

Frekuensi 10-20 1 Lebih sedikit lagi energi akustik ada dalam rentang
sangat kHz ini. Hanya harmonik tertinggi dari instrumen
tinggi tertentu ada dalam rentang ini, tetapi tetap penting
karena brightness berasal dari harmonik ini.

Untuk frekuensi dengan rentang > 20.000 Hz disebut dengan frekuensi


ultrasonik. Frekuensi ultrasonik dapat direspon oleh beberapa hewan seperti
kucing, anjing dan beberapa jenis hewan lainnya.

Gambar 1.2. Rentang frekuensi yang didengar


(Sumber: https://itp.nyu.edu/classes/prototypingelectronicdevices/files/2016/04/Class-10-Buzzer-speaker-microphone_Page_03.jpg)
Bunyi kereta lebih nyaring daripada bunyi bisikan, sebab bunyi kereta
menghasilkan getaran lebih besar di udara. Kenyaringan bunyi juga
bergantung pada jarak kita ke sumber bunyi. Kenyaringan diukur dalam
satuan desibel (dB). Bunyi pesawat jet yang lepas landas mencapai sekitar
120 dB. Sedang bunyi desiran daun sekitar 33 dB.
Kebanyakan suara adalah merupakan gabungan berbagai sinyal, tetapi
suara murni secara teoritis dapat dijelaskan dengan kecepatan osilasi atau
frekuensi yang diukur dalam Hertz (Hz) dan amplitudo atau kenyaringan
bunyi dengan pengukuran dalam desibel. Manusia mendengar bunyi saat
gelombang bunyi, yaitu getaran di udara atau medium lain, sampai ke
gendang telinga manusia. Batas frekuensi bunyi yang dapat didengar oleh
telinga manusia kira-kira dari 20 Hz sampai 20 kHz pada amplitudo umum
dengan berbagai variasi dalam kurva responsnya. Suara di atas 20 KHz
disebut ultrasonik dan di bawah 20 Hz disebut infrasonik.
Panjang gelombang merupakan jarak antar titik gelombang dan titik
ekuivalen pada fasa berikutnya. Amplitudo merupakan kekuatan atau daya
gelombang sinyal. Tinggi gelombang yang bisa dilihat sebagai grafik.
Gelombang yang lebih tinggi diinterpretasikan sebagai volume yang lebih
tinggi, sehingga dinamakan amplifier untuk perangkat yang berfungsi untuk
menambah besar amplitudo. Frekuensi merupakan jumlah getaran yang
terjadi dalam waktu satu detik. Diukur dalam hertz (Hz) atau siklus per detik
(cps). Getaran gelombang suara semakin cepat maka frekuensi semakin
tinggi. Frekuensi lebih tinggi diinterpretasikan sebagai jalur lebih tinggi.
Misal bila menyanyi dalam pita suara tinggi memaksa tali suara untuk
bergetar secara cepat.

Gambar 1.3. Bagian dari gelombang


Frequency: merupakan waktu yang dibutuhkan oleh gelombang
bergerak dari satu pase ke pase berikutnya dalam satu detik. Diukur dalam
herz atau cycles per second. Semakin cepat sumber suara bergetar, semakin
tinggi frekuensi.

Gambar 1.4. Bagian Frekuensi

Frekuensi (f) dapat dinyatakan dalam persamaan matematis:


banyak getaran n
f= =
waktu(detik) t

Sedangkan periode (T) merupakan waktu yang diperlukan untuk melakukan


satu kali getaran datalam satuan waktu detik (s). Periode dapat dinyatakan
dalam bentuk persamaan matematis berikut ini:
waktu(detik ) t
T= =
banyak getaran n
Berdasarkan persamaan di atas, dapat dilihat bahwa frekuensi dan perioda
merupakan dua besaran yang berbanding terbalik, sehingga dapat dibuatkan
hubungan matematisnya menjadi:
1 1
f = atauT =
T f

Untuk menentukan frekuensi rendah dan frekuensi tingga yang mampu


direspon oleh telinga manusia adalah banyaknya getaran yang sampai pada
telinga manusia dalam satuan waktu. Ini dapat dilihat pada gambar berikut
ini.

Gambar 1.5. Frekuensi tinggi dan rendah


Amplitudo atau kekuatan sinyal gelombang (intensity) adalah
pengukuran skalar yang nonnegatif dari besar osilasi suatu gelombang.
Amplitudo juga dapat didefinisikan sebagai jarak/simpangan terjauh dari
titik kesetimbangan dalam gelombang sinusoide. Amplitudo dalam sistem
internasional biasa disimbolkan dengan (A) dan memiliki satuan meter (m).
Titik tertinggi dari gelombang bila dilihat pada gambar 1.3. Amplitudo tinggi
biasa disebut sebagai volume yang lebih tinggi, diukur dalam dB. Nama
perangkat untuk meningkatkan amplitudo disebut amplifier.
Panjang gelombang merupakan Jarak yang ditempuh oleh suatu
gelombang untuk melakukan satu kali getaran. Panjang gelombang λ
memiliki hubungan inverse terhadap frekuensi f, jumlah puncak untuk
melewati sebuah titik dalam sebuah waktu yang diberikan. Panjang
gelombang sama dengan kecepatan jenis gelombang dibagi oleh frekuensi
gelombang. Ketika berhadapan dengan radiasi elektromagnetik dalam ruang
hampa. Panjang gelombang sinar UV adalah 320-370 nm (1 nm = 1 x 10 -
9
m).
Kecepatan atau Velocity (v) adalah kecepatan gelombang dalam
merambat, satuannya m/s. Cepat rambat gelombang dalam berbagai medium
berbeda-beda. Pada ruang hampa udara, gelombang merambat pada
kecepatan cahaya, yaitu sekitar 300.000.000 m/s, sedangkan di udara
gelombang merambat pada kecepatan rata-rata 340 m/s. Rumus menghitung
cepat rambat gelombang sama saja dengan menghitung rumus kecepatan
pada gerak benda yang bergerak lurus (tranlasi). Apabila pada gerak benda
pada lintasan lurus rumusnya v = s/t, karena s (jarak) pada gerak tranlasi
identik dengan panjang gelombang (λ) dan waktu pada gerak tranlasi identik
dengan periode (T), maka persamaan matematis untuk cepat rambat
gelombang adalah:
λ
v = atau v= λ x f
T

Keterangan:
v = cepat rambat gelombang (m/s)
λ = panjang gelombang (m)
f = frekuensi (Hz)
T = perioda (s)

Kecepatan suara meningkat berbanding lurus dengan kekerasan


material (resistansi benda elastis terhadap deformasi akibat gaya yang
bekerja pada benda tersebut) dan berbanding terbalik dengan meningkatnya
massa jenis.

Tabel 1.2. Perbedaan cepat rambat gelombang bunyi pada beberapa medium
Cepat Rambat Gelombang
Medium
Bunyi (m/s)
Udara 343
Hidrogen 1.300
Air 1.440
Air Laut 1.560
Kaca 4.500
Alumunium 5.100
Dunia alam dipenuhi suara. Setiap kali sebuah objek mengirimkan
getaran yang dapat didengar, yaitu antara 20 dan 20.000 siklus per detik,
objek menghasilkan energi suara. Getaran dapat dilakukan melalui udara, air
atau material padat. Mekanis, listrik, atau bentuk energi lainnya membuat
benda bergetar. Ketika ini terjadi, energi terpancar sebagai suara. Berikut ini
beberapa sumber penghasil bunyi atau suara:

1). Instrumen Musik Akustik

Gambar 1.6. Instrumen musik akustik

Piano, drum, dan xylophone adalah instrumen perkusi. Dengan stik


yang dipukulkan pada objek dan membuatnya bergetar. Kawat piano, kepala
drum dan batang gambang bergetar dengan cara yang berbeda, membuat
gelombang di udara yang kemudian kita dengar. Instrumen ini juga memiliki
amplifikasi internal. Bodi piano bertindak sebagai kotak suara, membuat
kawat bergetar lebih kencang. Instrumen trompet bekerja mengatur kolom
udara menjadi resonansi, membuat getaran yang kuat. Katup instrumen
mengubah frekuensi resonan, dan dengan demikian akan menghasilkan nada
instrumen dan biasanya memiliki pembukaan melebar untuk mencapai
amplifikasi alami.

2). Synthesizer
Sebuah synthesizer (sering disingkat synth, juga dieja synthesizer)
adalah alat musik elektronik yang menghasilkan sinyal-sinyal listrik yang
diubah menjadi suara melalui amplifier instrumen dan pengeras suara atau
headphone. Synthesizer dapat meniru alat musik tradisional seperti piano,
organ Hammond, flute, vokal; suara alam seperti gelombang laut, dan suara
lainnya atau menghasilkan warna nada elektronik baru. Synthesizer sering
disebut juga dengan keyboard yang dapat dikontrol melalui berbagai
perangkat input lainnya, termasuk sequencers musik, pengendali instrumen,
fingerboards, synthesizer gitar, pengendali angin, dan drum elektronik.
Synthesizer tanpa pengendali built-in sering disebut modul suara, dan
dikendalikan melalui USB, atau MIDI menggunakan perangkat pengontrol,
seringkali keyboard MIDI atau pengontrol lainnya.
Synthesizers menggunakan berbagai metode untuk menghasilkan sinyal
elektronik (suara). Di antara teknik sintesis gelombang yang paling populer
adalah sintesis subtraktif, sintesis aditif, sintesis wavetable, sintesis modulasi
frekuensi, sintesis distorsi fasa, sintesis pemodelan fisik, dan sintesis
berbasis sampel.
Gambar 1.7. Prof. Robert Moog dengan Synthesizer ciptaannya

Synthesizer pertama diciptakan pada tahun 1876 oleh Elisha Gray, yang
terkenal untuk pengembangan prototipe telepon. Pada tahun 1920-an, Arseny
Avraamov mengembangkan berbagai sistem seni grafis sonik. Novachord
Hammond sebuah pertanda awal tetapi gagal teknologi synth pada 1930-an-
40-an.
Robert Moog memperkenalkan synthesizer modern pertama yang
tersedia secara komersial pada tahun 1960. Pada 1970-an pengembangan
komponen solid-state miniatur diperbolehkan synthesizer menjadi mandiri,
instrumen portabel. Pada awal 1980-an perusahaan yang menjual kompak,
sederhana harga synthesizer kepada publik. Ini, bersama dengan
perkembangan Alat Musik Digital Interface (MIDI), membuat lebih mudah
untuk mengintegrasikan dan menyinkronkan synthesizer dan instrumen
elektronik lainnya untuk digunakan dalam komposisi musik. Pada 1990-an
synthesizer mulai muncul sebagai perangkat lunak komputer, yang dikenal
sebagai synthesizer perangkat lunak.

b) Tranduser suara
1). Mikrofon (Input Transduser Suara)
Transduser suara bagian input adalah mikrofon atau mic berfungsi
menangkap gelombang suara dan mengubahnya menjadi getaran listrik
sinyal analog, selanjutnya diperkuat dan diolah sesuai dengan kebutuhan
pada sistem audio. Mikrofon menghasilkan sinyal analog listrik yang
menggerakkan diafragma dengan gelombang suara yang bekerja pada.
Mikrofon diklasifikasikan berdasarkan jenis transduser listrik yang mereka
gunakan. Selain transduser, mikrofon menggunakan filter akustik dan bagian
yang bentuk dan dimensinya memodifikasi respons sistem secara
keseluruhan.
Karakteristik mikrofon adalah listrik dan akustik. Sensitivitas mikrofon
dinyatakan sebagai mV output listrik per satuan intensitas gelombang bunyi.
Impedansi mikrofon sangat penting. Mikrofon dengan impedansi tinggi
memiliki output listrik yang tinggi sedangkan yang memiliki impedansi
rendah dikaitkan dengan output rendah. Impedansi yang tinggi membuat
mikrofon rentan terhadap pick up bersenandung. The directionality dari
mikrofon juga merupakan faktor penting. Jika mikrofon digunakan untuk
merasakan tekanan dari gelombang suara, maka itu adalah Omni -
directional yaitu mengambil suara yang datang dari arah manapun. Mikrofon
bersifat terarah jika merespon kecepatan dan arah gelombang suara. Jenis
transduser suara tidak selalu menentukan prinsip operasi sebagai tekanan
atau kecepatan, tetapi pembangunan mikrofon adalah faktor yang paling
penting.
Beberapa jenis mikrofon yang paling umum adalah: Carbon microphone,
Moving Iron microphone, Moving Coil microphone, Ribbon microphone,
piezoelectric microphone and electret capacitor microphone.

(a). Mikrofon Karbon


Mikrofon karbon adalah jenis mikrofon pertama yang dikembangkan
untuk penggunaan di telepon. Sekarang mikrofon telepon digantikan oleh
electret capacitor microphones. Mikrofon karbon menggunakan serbuk
karbon yang disimpan di antara diafragma dan lempengan punggung.
Gambar 1.8. Disain mikrofon karbon

Ketika butiran dikompresi, resistensi antara diafragma dan


lempengan belakang menurun drastis. Getaran diafragma, yang
merupakan hasil dari insiden gelombang suara di atasnya, dapat diubah
menjadi variasi resistensi butiran. Mikrofon membutuhkan catu daya
eksternal karena tidak menghasilkan tegangan.
Keuntungan utama dan satu-satunya dari mikrofon karbon adalah
menghasilkan output yang sangat besar menurut standar mikrofon.
Kerugiannya termasuk linearitas yang buruk, struktur yang buruk yang
menyebabkan beberapa resonansi dalam rentang audio dan tingkat
kebisingan yang tinggi karena ketahanan butiran berubah bahkan tanpa
suara.

(b). Moving Iron Microphone


Moving Iron Microphone juga disebut sebagai Variable Reluctance
Microphones. Mikrofon besi yang bergerak menggunakan magnet yang
kuat. Sirkuit magnetik mengandung armatur yang terbuat dari besi lunak,
yang pada gilirannya terhubung ke diafragma. Ketika angker bergerak,
keengganan magnetik dari rangkaian berubah dan ini pada gilirannya
mengubah total fluks magnetik di sirkuit. Sirkuit magnetik pada
mikrofon jenis ini membuat instrumen menjadi lebih berat.

(c). Moving Coil Microphone


Moving Coil Microphone atau Mikrofon Dinamis
Pindah kumparan (Dinamis) mikrofon menggunakan rangkaian magnet
fluks konstan. Di sirkuit ini, output listrik dihasilkan dengan
menggerakkan kumparan kawat di sirkuit yang melekat pada diafragma.
Seluruh pengaturan ini dalam bentuk kapsul yang membuat ini menjadi
mikrofon yang dioperasikan dengan tekanan daripada kecepatan
dioperasikan. Kumparan bergerak sebagai respons terhadap gerakan
diafragma saat gelombang suara mengenai diafragma. Dengan
menerapkan Hukum Induksi Elektromagnetik Faraday, tegangan
diinduksi dalam kumparan karena gerakan kumparan di medan magnet.
Output maksimum terjadi ketika kumparan mencapai kecepatan
maksimum antara puncak gelombang suara sehingga output adalah 900
dari fase suara. Tampilan internal dari Mikrofon Dinamis ditampilkan di
bawah ini.

Gambar 1.9. Disain mikrofon karbon

Kisaran pergerakan kumparan sangat kecil karena ukuran


kumparannya kecil. Oleh karena itu linieritas dari jenis mikrofon
kumparan bergerak sangat baik. Karena rendahnya impedansi koil,
output sangat rendah dan karenanya diperlukan penguatan sinyal.
Induktansi kumparan dalam mikrofon kumparan bergerak kurang dan
karena itu mereka kurang rentan terhadap deman mengambil dari induk.
Konstruksi mikrofon kumparan bergerak menyerupai loudspeaker secara
terbalik.

(d). Ribbon Microphone


Prinsip pengoperasian mikrofon pita berasal dari mikrofon kumparan
bergerak dan perubahannya adalah kumparan telah direduksi menjadi
pita pengatur pita. Sinyal diambil dari ujung pita. Medan magnet yang
kuat digunakan sehingga gerakan pita memotong melintasi kemungkinan
fluks magnetik maksimum adalah mungkin. Ini menghasilkan output
dengan nilai puncaknya pada 900 dari fase ke gelombang suara. Tampilan
internal mikrofon pita ditunjukkan berikut ini.

Gambar 1.10. Disain mikrofon ribbon

Mikrofon Pita adalah mikrofon yang dioperasikan kecepatan.


Mikrofon pita digunakan dalam situasi di mana respon arah adalah
penting. Aplikasi utama dari jenis mikrofon ini ada dalam komentar
suara di lingkungan yang bising.
Linearitas mikrofon pita sangat bagus dan konstruksinya
membuatnya menjadi perangkat output yang rendah. Untuk menaikkan
level tegangan dan level impedansi, mikrofon ribbon biasanya dilengkapi
dengan trafo. Mikrofon pita berkualitas bagus adalah barang mahal.
Kualitas directional mikrofon ini cocok untuk penyiaran stereo.

(e). Piezoelectric Microphone


Prinsip pengoperasian mikrofon pita berasal dari mikrofon kumparan
bergerak dan perubahannya adalah kumparan telah direduksi menjadi
pita pengatur pita. Sinyal diambil dari ujung pita. Medan magnet yang
kuat digunakan sehingga gerakan pita memotong melintasi kemungkinan
fluks magnetik maksimum adalah mungkin. Ini menghasilkan output
dengan nilai puncaknya pada 900 dari fase ke gelombang suara. Tampilan
internal mikrofon pita ditunjukkan berikut ini.
Gambar mikrofon piezoelektrik ditunjukkan di bawah ini.

Gambar 1.11. Disain Piezoelectric Microphone

(f). Capacitor Microphone


Mikrofon kapasitor terdiri dari dua permukaan: satu adalah
diafragma konduktif dan lainnya adalah backplate dan muatan listrik
antara dua permukaan tetap. Ketika gelombang suara mengenai
diafragma, getaran menyebabkan variasi dalam kapasitansi. Ketika
muatan sudah diperbaiki, variasi dalam kapasitansi menyebabkan
gelombang tegangan. Output tergantung pada jarak antar lempeng.
Output lebih besar untuk amplitudo suara yang diberikan ketika jarak
antar permukaan lebih kecil.
Struktur mikrofon kapasitor ditunjukkan di bawah ini.
Gambar 1.12. Disain Capasitor Microphone

Mikrofon kapasitor adalah perangkat yang dioperasikan dengan


tekanan. Untuk menyediakan biaya tetap, suplai tegangan diperlukan.
Tegangan ini disebut tegangan polarisasi. Mikrofon kapasitor
memberikan linearitas dalam pengoperasian dan juga menyediakan
sinyal audio yang sangat baik.
Untuk menghindari tegangan polarisasi, sebuah electret digunakan.
Electret adalah bahan isolasi dengan muatan permanen. Ini adalah
elektrostatik yang setara dengan magnet. Dalam electret capacitor
microphones, salah satu pelat dari kapasitor adalah lempengan electret
dan yang lainnya adalah diafragma. Karena electret menyediakan muatan
tetap, tidak diperlukan suplai tegangan.

2). Speaker (Output Sound Transducer)


Transduser seperti speaker, buzzers dan horns adalah aktuator suara
output yang dapat menghasilkan suara dari sinyal listrik input. Fungsi
aktuator suara adalah mengubah sinyal listrik menjadi gelombang suara
dengan kemiripan dekat dengan sinyal input asli ke mikrofon. Earphone
adalah salah satu transduser suara keluaran yang lebih sederhana yang telah
digunakan jauh sebelum dari mikrofon. Earphone digunakan dengan mesin
Morse Key di telegraf listrik. Setelah pengembangan mikrofon, kombinasi
transduser suara input dan output mengarah ke berbagai penemuan termasuk
telepon. Tugas earphone sederhana dan ditempatkan dekat telinga, kebutuhan
daya juga sangat kurang, umumnya dalam urutan beberapa miliwatt. Karena
output yang dibutuhkan kurang, earphone menggunakan diafragma kecil.
Sebuah loudspeaker, tidak seperti earphone, tidak ditekan ke telinga, tetapi
gelombang suara diluncurkan ke luar angkasa. Oleh karena itu konstruksi,
prinsip dan kebutuhan daya dari pengeras suara sedikit berbeda.
Loudspeaker tersedia dalam berbagai ukuran, bentuk, dan rentang
frekuensi. Transduser sistem loudspeaker disebut sebagai Unit Tekanan
karena mengubah sinyal listrik yang kompleks menjadi tekanan udara.
Untuk mencapai hal ini, unit loudspeaker terdiri dari unit motor yang
mengubah gelombang listrik input menjadi getaran dan diafragma yang
menggerakkan udara yang cukup untuk membuat efek getar terdengar. Untuk
setiap jenis mikrofon, ada loudspeaker yang sesuai. Beberapa jenis speaker
yang umum adalah: moving iron, moving coil, piezoelectric, isodinamik dan
elektrostatik.

(a). Moving Coil Loudspeaker atau Dynamic Loud Speaker


Prinsip kumparan bergerak digunakan di sebagian besar pengeras
suara dan earphone. Loudspeaker lilitan yang bergerak juga disebut
sebagai Pengeras Suara Dinamis. Prinsip operasi loudspeaker kumparan
bergerak adalah persis kebalikan dari kumparan mikrofon bergerak. Ini
terdiri dari gulungan kawat halus yang disebut voice coil yang
tersuspensi dalam medan magnet yang sangat kuat. Kumparan ini
melekat pada diafragma seperti kertas atau kerucut Mylar. Diafragma
digantung pada ujungnya ke rangka logam.
Struktur internal loudspeaker kumparan bergerak ditunjukkan di
bawah ini.
Gambar 1.13. Disain Loudspeaker Coil
Ketika sinyal listrik input melewati kumparan, medan
elektromagnetik dihasilkan. Kekuatan medan ini ditentukan oleh arus
yang mengalir melalui kumparan. Pengaturan kontrol volume penguat
driver menentukan arus yang mengalir melalui voice coil. Medan magnet
yang dihasilkan oleh magnet permanen ditentang oleh gaya
elektromagnetik yang dihasilkan oleh medan elektromagnetik. Ini
menyebabkan kumparan bergerak ke satu arah atau yang lain ditentukan
oleh interaksi antara kutub utara dan selatan. Diafragma, yang melekat
pada kumparan, bergerak bersama dengan kumparan dan ini
menyebabkan gangguan di udara di sekitarnya. Gangguan ini
menghasilkan suara. Tingkat kenyaringan suara ditentukan oleh
kecepatan di mana kerucut atau diafragma bergerak.
Rentang frekuensi yang dapat didengar telinga manusia adalah
antara 20 Hz hingga 20 KHz. Pengeras suara modern, headphone,
earphone, dan transduser audio lainnya dirancang untuk beroperasi
dalam rentang frekuensi ini. Namun, untuk sistem audio jenis High
Fidelity (Hi-Fi), respons suara dibagi menjadi sub-frekuensi yang lebih
kecil. Ini meningkatkan efisiensi dan kualitas suara pembicara secara
keseluruhan. Unit frekuensi rendah disebut sebagai woofer dan unit
frekuensi tinggi disebut sebagai tweeter. Satuan untuk frekuensi mid-
range hanya disebut sebagai mid-range units.

Gambar 1.14. Loudspeaker dengan reflektor

Rentang frekuensi umum dan terminologi mereka disebutkan di


bawah ini.
Sub – woofer — 10 Hz to 100 Hz
Bass — 20 Hz to 3 kHz
Mid – range — 1 kHz to 10 kHz
Tweeter — 3 kHz to 30 kHz
Dalam sistem Hi-Fi multi speaker, ada speaker woofer, mid-range
dan tweeter terpisah dengan jaringan crossover aktif atau pasif untuk
secara akurat membagi dan mereproduksi sinyal audio oleh semua sub-
speaker.

(b). Loudspeaker Piezoelektrik


Tweeter diproduksi menggunakan prinsip piezoelektrik. Diafragma
terbuat dari lembaran plastik piezoelektrik. Ketika tegangan diterapkan
antara wajah-wajah diafragma, ia mengecil dan mengembang sesuai
dengan sinyal. Dengan membentuk diafragma sebagai bagian dari
permukaan bola, penyusutan dan perluasan dapat diubah menjadi
gerakan yang akan menggerakkan udara.

(c). Electrostatic Speakers


Speaker elektrostatik terdiri dari diafragma konduktif yang
ditempatkan di antara dua pelat konduktif elektrik. Pelat konduktif
dibebankan positif dan negatif masing-masing. Ketika sinyal audio
terhubung, diafragma beralih antara muatan positif dan negatif.
Diafragma ditarik ke arah pelat bermuatan berlawanan tergantung pada
muatannya. Ini menyebabkan udara di depannya bergetar.
c) Penguat signal lemah
Penguat audio (amplifier) secara harfiah diartikan dengan memperbesar
dan menguatkan sinyal input. Tetapi yang sebenarnya terjadi adalah, sinyal
input di replika (copied) dan kemudian di reka kembali (re-produced)
menjadi sinyal yang lebih besar dan lebih kuat. Dari sinilah muncul istilah
fidelitas (fidelity) yang berarti seberapa mirip bentuk sinyal keluaran hasil
replika terhadap sinyal masukan. Ada kalanya sinyal input dalam prosesnya
kemudian terdistorsi karena berbagai sebab, sehingga bentuk sinyal
keluarannya menjadi cacat.
Sistem penguat dikatakan memiliki fidelitas yang tinggi (high fidelity),
jika sistem tersebut mampu menghasilkan sinyal keluaran yang bentuknya
persis sama dengan sinyal input. Hanya level tegangan atau amplituda saja
yang telah diperbesar dan dikuatkan. Di sisi lain, efisiensi juga harus
diperhatikan. Efisiensi yang dimaksud adalah efisiensi dari penguat itu yang
dinyatakan dengan besaran persentasi dari power output dibandingkan
dengan power input. Sistem penguat dikatakan memiliki tingkat efisiensi
tinggi (100 %) jika tidak ada rugi-rugi pada proses penguatannya yang
terbuang menjadi panas.
Suatu penguat pada dasarnya adalah peralatan elektronika yang
menerima sinyal masukan pada sepasang kutub masukannya dan
memberikan sinyal keluaran pada kutub keluarannya. Sinyal pada kutub
keluaran itu lebih besar nilainya ketimbang yang masuk ke kutub
masukannya.
Rancangan penguat elektronika yang memenuhi spesifikasi unjuk kerja,
berat, dan sesuai dengan biaya yang telah ditetapkan memerlukan
pengetahuan, pertimbangan dan pengalaman. Sarjana teknik listrik akan
mendapatkan pengetahuan dan pertimbangan yang lebih rinci setelah ia
bekerja dan berpengalaman dalam praktik.
Pembahasan ini memperkenalkan berberapa jenis penguat, membahas
faktor-faktor yang mempengaruhi unjuk kerja penguat, memberikan
pengantar analisis dasar, dan pengantar cara-cara merancang penguat
sederhana dan meramalkan perilakunya. Pendekatan yang digunakan di sini
adalah memeriksa pertimbangan-pertimbangan praktik kerja penguat dan
merancang rangkaian yang akan memberikan kerja yang diharapkan,
selanjutnya menganalisis unjuk kerja penguat daya dan penguat sinyal kecil,
dan akhirnya menguraikan beberapa jenis penguat yang penting. Penguat
yang menggunakan tabung elektron tidak lagi dibahas dalam bab ini.
Pembahasan lebih ditekankan pada penguat yang menggunakan komponen
aktif semikonduktor.
Secara umum, suatu penguat adalah peralatan yang menggunakan
tenaga yang kecil untuk mengendalikan tenaga yang lebih besar. Ada
beberapa cara untuk mengungkapkan penguat. Penguat satu-tingkat terdiri
atas satu unsur penguat dan rangkaian pendukungnya. Secara umum, bila
beberapa unsur-unsur semacam itu digabungkan akan didapatkan penguat
banyak-tingkat.
Dalam suatu sistem reproduksi suara, tahapan pertama adalah penguat
tegangan (atau arus) sinyal-kecil yang dirancang menguatkan keluaran dari
pembaca sinar laser yang merupakan keluaran DVD-player antara beberapa
milivolt menjadi beberapa volt. Tahapan akhir merupakan penguat sinyal
besar atau penguat daya (power amplifier) dan memberikan daya yang
cukup untuk menggerakkan pengeras suara (loudspeaker) Penguat semacam
itu disebut penguat audio (audio amplifier) jika menguatkan sinyal antara
kurang lebih 20 Hz sampai dengan 20 kHz. Dalam mengukur getaran,
variasi suhu atau arus listrik yang ditimbulkan oleh badan manusia,
dijumpai sinyal-sinyal dengan frekuensi yang sangat rendah antara nol
sampai beberapa hertz, digunakan penguat gandengan-langsung (direct-
coupled).
Secara umum penguat dicirikan oleh beberapa karakteristik, di
antaranya adalah penguatan (gain), cacat, dan tanggapan frekuensi. Perlu
diketahui bahwa sinyal-sinyal yang akan dikuatkan hampir tidak pernah
berupa sinusoida murni.
Untuk sinyal sinusoida atau komponen sinusoida pada sinyal

Vo
AV   Ae j
Vi
berulang, penguatan tegangannya adalah
Gambar 1.15: Cacat amplitudo

Dengan AV adalah perbandingan kompleks antara fasor keluaran Vo


dan fasor masukan Vi. Dalam suatu penguat linear A dan  tak tergantung
kepada amplitudo dan frekuensi sinyal, dan sinyal keluarannya merupakan
tiruan sinyal masukannya.
Jika terdapat cacat dalam suatu penguat, keluarannya bukan
merupakan tiruan masukannya. Keluaran tidak sebanding dengan masukan
dan terdapat cacat tak-linear atau cacat amplitudo. Dengan kata lain, A
bukan merupakan konstanta sederhana. Sebagai akibat adanya cacat
amplitudo, akan terdapat komponen-komponen frekuensi pada keluaran
yang tidak dimiliki oleh masukannya. Analisis Fourier pada keluaran
memberikan adanya harmonisa kedua, suatu komponen dengan frekuensi
dua kali frekuensi dasar sinyal masukannya. Cacat amplitudo biasanya
terjadi bila sinyal terlalu besar diberikan ke unsur tak linear seperti misalnya
tabung elektron atau transistor.
Cacat yang lain adalah disebabkan oleh derau (noise), sinyal acak
yang tidak ada hubungannya dengan sinyal masukan. Jika sinyal masukan
terlalu kecil, keluaran akan terutama terdiri atas derau dan bukan merupakan
tiruan sinyal masukan. ‘Semut’ yang tampak di layar pesawat penerima
televisi pada saat menerima sinyal yang sangat lemah merupakan tampilan
derau yang kasat mata. Salah satu sumber derau adalah gerakan termal acak
elektron dalam unsur-unsur rangkaian penguat. Derau merupakan masalah
penting dalam tahapan masukan dengan tingkat sinyal yang rendah. Setiap
derau yang timbul diperkuat oleh semua tingkat. Rentang dinamik
(dynamic range) setiap penguat dibatasi di salah satu sisi oleh tingkat sinyal
yang dikalahkan oleh derau dan di sisi lain oleh tingkat yang menyebabkan
cacat amplitudo menjadi berlebihan.

Gambar 1.16 Lengkungan tanggapan frekuensi

Lengkungan tanggapan frekuensi suatu penguat audio menunjukkan


bahwa di situ ada cacat frekuensi, tidak semua frekuensi (dalam jalur
terbatas) diperkuat secara sama. Dengan kata lain, penguatan A merupakan
fungsi frekuensi. Suatu sinyal yang terdiri atas satu frekuensi dasar sebesar
1 kHz, satu harmonisa kesepuluhnya sebesar 10 kHz, dan harmonisa
keseratusnya pada 100 kHz akan mempunyai bentuk gelombang yang
berlainan setelah mengalami penguatan. Tidak ada penguat yang bebas dari
cacat frekuensi.
Gamb
ar 1.17. Cacat fasa

Jika  merupakan fungsi frekuensi, amplitudo relatif komponen-komponen


sinyalnya mungkin tidak berubah tetapi kedudukan fasa komponen-
komponen itu tergeser. Seperti yang ditunjukkan oleh Gambar berikut ini,
cacat fasa itu mengubah bentuk gelombang pada keluarannya. Mata
manusia peka terhadap perubahan semacam itu tetapi telinga tidak.
Pendengaran orang tidak akan dapat membedakan antara kedua gelombang
tersebut, tetapi telinga lebih peka terhadap cacat amplitudo atau frekuensi.
Cacat amplitudo dan cacat frekuensi adalah disebabkan oleh unsur-
unsur rangkaian penyimpan tenaga, reaktansi kapasitif dan reaktansi
induktif, yang tergantung kepada frekuensi. Beberapa parameter tabung
elektron dan transistor juga tergantung kepada frekuensi. Dalam rancangan
penguat tanpa tala atau penguat jalur lebar, langkah-langkah khusus perlu
dilakukan untuk mengurangi variasi penguatannya terhadap frekuensi.
Rangkaian penguat umumnya digolongkan dalam kelas-kelas, Kelas
A, B, AB, dan C untuk rancangan analog, Kelas D dan E untuk rancangan
pengalih (switching). Di samping itu masih ada kelas E/F untuk penguat
daya pengalih efisiensi tinggi yang bekerja untuk gelombang segi empat.
(1) Penguat Kelas A

Gambar 1.18. Penguat Kelas A


Penguat Kelas A menguatkan seluruh daur masukan sehingga
keluarannya merupakan salinan asli yang diperbesar amplitudonya. Penguat
kelas ini umumnya digunakan sebagai penguat sinyal kecil. Penguat jenis ini
tidak terlalu efisien, dengan efisiensi maksimum 50%. Bila digunakan untuk
sinyal-sinyal kecil, rugi-rugi daya yang terjadi juga kecil sehingga dapat
diterima. Dalam penguat Kelas A, unsur penguatnya diberi prategangan
sedemikian sehingga rangkaian itu selalu menghantar dan dioperasikan pada
bagian yang linear pada lengkungan karakteristik penguat. Karena peralatan
itu selalu menghantar meskipun tidak ada masukan, terdapat daya yang
terbuang, dan hal itulah yang menyebabkan efisiensinya rendah. Pencinta
audio (audiophile) percaya bahwa penguat audio Kelas A memberikan mutu
suara yang tinggi karena bekerja pada kawasan linear dan lebih menyukai
menggunakan tabung elektron ketimbang transistor.

(2) Penguat Kelas B


Penguat Kelas B hanya menggunakan setengah daur gelombang masukan,
sehingga menimbulkan cacat yang sangat besar tetapi mempunyai efisiensi
yang lebih tinggi ketimbang penguat Kelas A. Penguat Kelas B mempunyai
efisiensi maksimum sekitar 75% karena pada setengah daur berikutnya
penguat ini tidak bekerja sehingga tidak menggunakan daya sama sekali
pada saat itu. Penguat Kelas B tunggal jarang dipergunakan dalam praktik,
meskipun dapat dimanfaatkan sebagai penguat daya frekuensi radio (RF)
yang tidak terlalu memperhatikan cacat yang timbul.

Gambar 1.19. Penguat Kelas B


Rangkaian penguat praktis yang menggunakan unsur Kelas B adalah
pasangan saling melengkapi yang dikenal sebagai penguat tekan-tarik
(push-pull). Di sini masing-masing unsur memperkuat setengah gelombang
masukan yang berlawanan dan digabungkan kembali pada keluarannya.
Gabungan itu memberikan efisiensi yang sangat baik tetapi mempunyai
kelemahan pada bagian sambungan antara dua setengah gelombang yang
berlawanan tersebut, yang disebut sebagai cacat sambungan (crossover
distortion).

Gambar 1.20. Penguat Kelas B tekan-tarik

Untuk mengatasi cacat sambungan itu adalah dengan memberikan


prategangan pada saat unsur penguat itu mulai bekerja ketimbang
mematikannya sama sekali pada saat tidak digunakan. Operasi semacam itu
disebut operasi Kelas AB. Masing-masing bagian bekerja pada bagian tak-
linear juga di samping setengah gelombangnya pada bagian linear.
Rangkaian semacam itu berperilaku sebagai Kelas A dalam kawasan bila
keduanya berada dalam bagian linear, tetapi tidak dapat dikatakan sebagai
Kelas A jika sinyal melewati di luar kawasan tersebut, karena di luar itu
hanya satu unsur yang tetap berada dalam kawasan linear sedangkan yang
lain bekerja seperti layaknya Kelas B. Dengan gabungan keduanya itu cacat
sambungan dapat diperkecil atau dihilangkan sama sekali.

Perlu diperhatikan bahwa efisien penguat Kelas AB lebih besar ketimbang


Kelas A, tetapi lebih kecil bila dibandingkan dengan Kelas B.

Rangkaian penguat Kelas B atau AB push-pull merupakan bentuk rancangan


yang umum dipakai dalam penguat audio. Kelas AB dipandang sebagai
kompromi untuk penguat audio karena banyak waktu dalam musik cukup
hening sehingga sinyal banyak berada dalam kawasan ‘Kelas A’ yang dapat
memberikan mutu yang sesuai dengan aslinya. Penguat Kelas B dan AB
tersebut juga dapat digunakan untuk penguat RF linear.

(3) Penguat Kelas C

Gambar 1.21. Penguat Kelas C

Penguat kelas C menghantar kurang dari 50% sinyal masukan dan cacat
keluarannya tinggi, tetapi efisiensinya dapat mencapai 90%. Beberapa
pemakaian dapat memaafkan cacat tersebut, misalnya pada megafon
(megaphone – penguat corong yang dipegang tangan).

Penggunaan umum untuk penguat Kelas C ini adalah dalam pemancar RF di


situ cacat yang terjadi dapat sangat dikurangi dengan menggunakan beban
yang ditala pada frekuensi tertentu. Sinyal masukan itu digunakan untuk
mengalihkan penguat tersebut dari keadaan hidup ke mati dan sebaliknya,
yang menimbulkan pulsa arus yang mengalir melalui rangkaian tertala
tersebut. Rangkaian tertala itu hanya beesonansi pada frekuensi tertentu
sehingga frekuensi-frekuensi yang tidak diinginkan dapat sangat diredam
dan sinyal frekuensi yang diinginkan (berbentuk sinusoisa) dapat diterima
oleh beban yang ditala untuk frekuensi itu. Asalkan pemancar itu tidak
memancar dengan bidang frekuensi yang luas, susunan semacam itu bekerja
dengan baik dan harmonisa-harmonisa yang lain dapat dihilangkan dengan
menggunakan penyaring.

Di samping itu masih ada beberapa kelas penguat yang umum digunakan
sebagai saklar. Penguat Kelas D merupakan penguat daya yang bekerja
secara hidup/mati. Generator pulsa merupakan peralatan yang
memanfaatkan keluaran penguat semacam itu. Umumnya penguat ini
digunakan untuk menghasilkan sinyal dengan lebar jalur frekuensi sangat di
bawah frekuensi pengalihannya. Keluaran penguat ini juga mengandung
komponen spektrum yang tidak dikehendaki (harmonisa frekuensi pulsa)
yang harus diredam dengan penyaring pasif.

Keunggulan utama penguat Kelas D ini adalah efisiensi dayanya. Karena


pulsa keluarannya mempunyai amplitudo yang tetap, unsur pengalihnya
(umumnya berupa MOSFET) hanya dioperasikan hidup atau mati sehingga
hanya sedikit daya yang dipakai selama operasi itu.

(4) Penguat Kelas D


Penguat Kelas D banyak dipakai untuk mengendalikan motor, khususnya
motor arus searah, tetapi sekarang mulai sudah digunakan sebagai penguat
audio.

(5) Penguat Kelas E dan F


Penguat Kelas E dan Kelas F merupakan penguat daya pengalih efisiensi
tinggi, umumnya digunakan dalam frekuensi tinggi.

(6) Penguat Operasional (Op-Amp)


Penguat operasional (Op Amp) adalah suatu rangkaian terintegrasi yang
berisi beberapa tingkat dan konfigurasi penguat diferensial yang telah
dijelaskan di atas. Penguat operasional memilki dua masukan dan satu
keluaran serta memiliki penguatan DC yang tinggi. Untuk dapat bekerja
dengan baik, penguat operasional memerlukan tegangan catu yang simetris
yaitu tegangan yang berharga positif (+V) dan tegangan yang berharga
negatif (-V) terhadap tanah (ground). Berikut ini adalah simbol dari penguat
operasional:
Gambar 1.22. Rangkaian Operasional Amplifier

Penguat operasional banyak digunakan dalam berbagai aplikasi karena


beberapa keunggulan yang dimilikinya, seperti penguatan yang tinggi,
impedansi masukan yang tinggi, impedansi keluaran yang rendah dan lain
sebagainya. Berikut ini adalah karakteristik dari Op Amp ideal:

 Penguatan tegangan lingkar terbuka (open-loop voltage gain)

AVOL = 

 Tegangan ofset keluaran (output offset voltage) VOO = 0

 Hambatan masukan (input resistance) RI = 

 Hambatan keluaran (output resistance) RO = 0

 Lebar pita (band width) BW = 

 Waktu tanggapan (respon time) = 0 detik

 Karakteristik tidak berubah dengan suhu


Kondisi ideal tersebut hanya merupakan kondisi teoritis tidak mungkun
dapat dicapai dalam kondisi praktis. Tetapi para pembuat Op Amp berusaha
untuk membuat Op Amp yang memiliki karakteristik mendekati kondisi-
kondisi di atas. Karena itu sebuah Op Amp yang baik harus memiliki
karakteristik yang mendekati kondisi ideal. Berikut ini akan dijelaskan satu
persatu tentang kondisi-kondisi ideal dari Op Amp.

(7) Power Amplifier


PA merupakan rangkaian elektronik pada system audio yg berfungsi sebagai
penguat daya sehingga besaran signal audio mampu menggerakkan beban
(Loudspeaker) sehingga menghasilkan suara, maka dari itu penguat akhir
juga disebut sebagai penguat daya. Rangkaian penguat daya terdiri dari
penguat tegangan dan penguat arus.

Gambar 1.23. Diagram Penguat Akhir


Berdasarkan prinsip kerja dari PA, ada beberapa jebis yaitu:
1. Power Amplifier OT (Output Transformer)
2. Power Amplifier OTL (Output Transformer Less)
3. Power Amplifier OCL (Output Capasitor Less)
4. Power Amplifier BTL (Bridge Transformer Less)

1. Power Amplifier OT (Output Transformer)


Power amplifier OT (Output Transformer) merupakan jenis power
amplifier yang menggunakan kopling sebuah transformer OT untuk
menghubungkan rangkaian penguat akhir dengan beban pengeras suara
(loud speaker).
Respon frekuensi power amplifier OT (output Transformer) cenderung
berada di range frekuesni audio menengah sehingga untuk reproduksi suara
nada bass tidak bagus. Power amplifier jenis OT ini memiliki keunggulan
terhadap terjadinya short circuit penguat akhir, sehingga tidak merusak
pengeras suara (loud speaker).

Gambar 1.24. Rangkaian PA dengan Output Transformer

2. Power Amplifier OTL (Output Transformer Less)


Power amplifier OTL (Output Transformer Less) merupakan power
amplifier yang tidak menggunakan transformer sebagai kopling rangkaian
power amplifier dengan pengeras suara (loud speaker). Pada jenis power
amplifier ini ada 2 jenis kopling yang digunakan yaitu : Menggunakan
kopling kapasitor yang berfungsi untuk mem-blok tegangan DC penguat dan
hanya melewatkan sinyal audio (AC) ke penguat suara (loud speaker) Tanpa
menggunakan kopling kapasitor (direct coupling). Power amplifier jenis ini
yang kemudian berkembang menjadi power amplifier OCL (Output
Capasitor Less).

Gambar 1.24. Rangkaian PA OTL

3. Power Amplifier OCL (Output Capasitor Less)


Power amplifier OCL (output capasitor less) merupakan jenis power
amplifier tanpa kopling tambahan antara rangkaian penguat dengan
pengeras suara (loud speaker). Power amplifier ini langsung
menghubungkan output rangkaian power amplifier ke loud speaker. Power
ini memiliki respon frekuensi yang lebar, sehingga semua range frekuensi
audio dapat direproduksi dengan baik. Power amplifier OCL memiliki
kelemahan, apabila terjadi short circuit pada bagian akhir power amplifier
maka pengeras suara (loud speaker) akan rusak.
Berbeda dengan sistem audio OTL, pada Power amplifier model OCL
umumnya digunakan pada penguat daya amplitudo yang besar, oleh sebab
itu pada power amplifier OCL ini dipasangkan dengan catu daya atau power
supply simetri V(+), V(-) dan Ground (0) yang memang dianggap lebih
aman pada output yang dikeluarkan ke beban (loudspeaker). Ciri khas pada
power amplifier model ini adalah salah satu ujung beban pada keluaran atau
output pada power amplifier ini terhubung dengan CT transformator atau
sumber tegangan sebagai titik simpul atau titik tengah dari suatu gelombang
yang dihasilkan, sehingga pergerakan amplitudo gelombang akan menuju
V(+) dan V(-) melewati CT transformator sebagai ground dan titik tengah
dari amplitudo gelombang keluaran tersebut.

Gambar 1.25. Skema rangkaian PA OCL

3. Power Amplifier BTL (Bridge Transformer Less)


Power amplifier BTL (bridge transformer less) merupakan
pengabungan 2 unit rangkaian power amplifier OTL atau OCL yang
bertujuan untuk menguatkan sinyal audio dengan fasa yang berbeda secara
terpisah dan memberikannya ke loud speaker secara bersama sehingga
diperoleh suatu penguatan tegangan yang lebih besar atau minimal 2x lebih
besar dari penggunaan penguat OTL atau OCL biasa.
PA ini dibuat dengan mengkonfigurasi dua buah power amplifier model
OCL atau dua buah power amplifier model OTL menjadi satu power
amplifier dengan cara dibuatkan rangkaian jembatan (Bridge) atau beban
yang diikat satu sama lain. Sistem Amplifier Bridge (BTL) pada dasarnya
adalah menggabungkan 2 buah amplifier agar daya yang diperoleh
meningkat menjadi 2 kali lipat secara teoritis.
Rangkaian "pembalik fasa" tidak meperbesar maupun merubah bentuk
sinyal input tetapi hanya menggeser fasa sinyal sebesar 180 derajat sehingga
sinyal yang dihasilkan oleh Amplifier ke 2 fasanya kebalikan dari sinyal
yang dihasilkan oleh Amplifier ke satu. Pada system BTL antara amplifier 1
dengan amplifier 2 harus sama/identik.
Pada power amplifier BTL penguat suara (loud speaker) sebagai beban
dihubungkan dengan rangkaian power amplifier secara bridge (jembatan)
yaitu setiap kutup pada pengeras suara (loud speaker) masing-masing
dihubungkan dengan rangkaian power ampifier yang terpisah.

Gambar 1.25. Skema rangkaian PA BTL

d) Rangkaian filter dan pengaturan nada


Filter adalah suatu rangkaian yang berfungsi untuk melewatkan sinyal-
sinyal yang diperlukan dan menahan sinyal-sinyal yang tidak dikehendaki
serta untuk memperkecil pengaruh noise dan interferensi pada sinyal yang
dikehendaki. Filter dalam elektronika dibagi dalam dua kelompok yaitu filter
pasif dan filter aktif. Untuk membuat suatu filter pasif dapat digunakan
komponen pasif (R, L, C). Sedangkan untuk membuat filter aktif diperlukan
rangkaian (R, L, C dan transistor atau Op-Amp).
Pada dasarnya filter pasif maupun filter aktif dapat dikelompokan
berdasarkan respon frekuensi yang di saring (filter) menjadi 4 kelompok.
Filter Lolos Bawah (Low Pass Filter, LPF) Filter Lolos Atas (High Pass
Filter, HPF) Filter Lolos Rentang (Band Pass Filter, BPF) Filter Tolak
Rentang (Band Stop Filter atau Notch Filter) Untuk membuat filter pad
kelompok diatas dapat digunakan konfigurasi R dan C, L dan C atau RLC.
Akan tetapi penggunaan induktor sering dihindari karena fisik induktor yang
besar. Sehingga pada umumnya filter yang sering dijumpai adalah filter RC
saja.

Gambar 1.26. Grafik respon filter

Low Pass Filter (LPF)


Filter lolos bawah (Low Pass Filter, LPF) berfungsi untuk melewatkan
tegangan output dengan frekuensi di bawah frekuensi cutt-off rangkaian.

Gambar 1.27. Grafik frekuensi LPF


LPF berfungsi memfilter frekuensi tinggi dan melewatkan frekuensi rendah.
Beberapa contoh rangkaian Low Pass Filter:
- Low Pass Filter dengan penguatan satu kali
- Low Pass Filter dengan penguatan pada kaki non inverting

Low Pass Filter dengan penguatan pada kaki non inverting (First Order
Active Low Pass Filter

R2 1
Av  1  ; fc 
R1 2 R3C1

Penguatan low pass filter dua tingkat

R2
1
V Av R1
Voltage Gain( ALPF )  out  
Vin  f
2
 f
2

1   1  
 f c   fc

R2
1
Av R1
Vout  ALPFVin  Vin  Vin
2 2
 f  f
1   1  
 f c   fc
High Pass Filter (HPF)
Filter lolos atas (High Pass Filter, HPF) berfungsi untuk melewatkan
tegangan output dengan frekuensi di atas frekuensi cutt-off rangkaian.

Gambar 1.28. Grafik frekuensi HPF

High pass filter berfungsi untuk memfilter frekuensi rendah dan melewatkan
frekuensi tinggi.

 f   f
1  1 
Vout f
 c   fc
Voltage Gain( AHPF )   
Vin 
2 2
f   f
1   1  
 f c   fc

 f   f
A  1 
Vout   f c Vin    fc Vin
2 2

f  f
1   1  
 f c   fc

Band Pass Filter (BPF)


Filter lolos rentang (Band Pass Filter, BPF) berfungsi untuk melewatkan
tegangan output pada frekuensi resonansi rangkaian.
Gambar 1.29. Grafik frekuensi BPF

Bandpass filter berfungsi untuk melewatkan frekuensi pada band tertentu


dan di luar itu akan di filter.

R4 1 1
Av  1  ; fc1  ; fc2 
R3 2 R1C1 2 R2C2

Band Stop Filter, (BSF)


Filter Tolak Rentang (Band Stop Filter, BSF) berfungsi untuk melemahkan
tegangan output pada frekuensi resonansi rangkaian. Filter band stop ini
sering juga disebut sebgan Band reject Filter atau Notch Filter.

Gambar1.30. Grafik frekuensi BSF

Notch filter atau band reject, akan memfilter frekuensi yang ada dalam
sebuah band, dan melewatkan frekuensi di luar band tersebut.
Materi 2. Pencampur (mixer) audio

Sebuah mixing atau console audio adalah sebuah peralatan elektronik yang
berfungsi memadukan (mixing), mengatur jalur (routing) dan merubah level,
serta harmonisasi dinamis dari sinyal audio. Sinyal-sinyal yang telah diu-bah
dan diatur kemudian dikuatkan oleh penguat akhir atau power amplifier. Gambar
35 diperlihatkan bentuk fisik mikser.

Gambar 2.1. Audio mixing Analog dan Digital

Audio mixer secara luas digunakan untuk keperluan studio rekaman,


sistem panggilan publik (public address), sistem penguatan bunyi, dunia pe-
nyiaran radio dan televisi, dan pasca produksi pembuatan film. Suatu contoh
penerapan sederhana, audio mixer dipakai untuk pertunjukan musik. Sangat
tidak efisien bila digunakan masing masing amplifier untuk menguatkan setiap
bagian baik suara vokal penyanyi dan alat alat musik yang dimainkan oleh band
pengiringnya. Disini audio mixer akan menjadi bagian penting sebagai titik
pengumpul dari masing masing mikrophon yang terpasang, mengatur be-sarnya
level suara, menyeimbangkan level bunyi vokal dan musik sebelum diperkuat
oleh amplifier.

Mixing console menerima berbagai sumber suara. Bisa dari mikrophon,


alat musik, CD player, tape deck, atau DAT. Melalui mixing console dengan
mudah dapat dilakukan pengaturan level masukan dan keluaran mulai dari yang
sangat lembut sampai keras. Seperangkat system audio dapat diumpa-makan
sebagai tubuh manusia, snake cable bisa diumpamakan sebagai sys-tem syaraf,
mixing console sebagai jantungnya. Bila terjadi suatu masalah de-ngan mixing
console, berarti sistem tersebut sedang dalam masalah besar. Salah satu syarat
terpenting dalam mixing console yang baik adalah mempu-nyai input gain dan
pengaturan equalizer yang sempurna. Dengan demikian akan dapat dilakukan
pengaturan yang lebih optimal terhadap setiap input mikro-phon, atau apapun
yang menjadi sumber suaranya. Ada banyak tipikal penga-turan yang terdapat
dalam sebuah mixing console.

2.1. Gain

Gain disebut juga input level atau trim, biasa terdapat pada urutan paling
atas dari setiap channel mixing console. Fungsinya untuk menentu-kan seberapa
sensitive input signal mic atau berupa signal line (keyboard, tape deck) yang
diinginkan diterima oleh console. Tombol ini membantu mengatur signal yang
akan masuk ke console. Bila signal lemah, dapat di-lakukan penambahan, bila
terlalu kuat dapat dikurangi.

Untuk penyanyi yang suaranya lemah atau tidak memiliki power yang
baik, diperlukan penambahan gain. Gebukan kick drum, mungkin di-lakukan
dengan sedikit penambahan. Ini dilakukan agar menjaga setiap in-put yang
masuk ke mixer tetap optimal. Input gain yang terlalu besar akan menyebabkan
distorsi, kalau terlalu lemah akan membutuhkan penambah-an dan bila
berlebihan akan menyebabkan noise.

Input gain stage adalah hal yang paling penting dan kritis, karena da-ri
sinilah semua suara yang berkualitas dimulai. Usahakanlah untuk menja-ga agar
setiap input tetap clean dan clear sebisa mungkin. Noise dan dis-torsi yang
ditimbulkan akan mengalir terus ke sistem dan membuat keselu-ruhan jadi
terganggu. Bila ternyata input gain terlalu besar, setelah diku-rangi juga masih
saja terlalu kuat, maka untuk itu dibutuhkan switch PAD pada console untuk
menurunkan gain input signal mulai –20 sampai –30db.

2.2. EQ pada channel

Pada setiap channel pada mixing console selalu terdapat Equalizer


Section. Fungsinya sebagai pengatur tone untuk memodifikasi suara yang masuk
pada channel. Umumnya sound engineer melakukan perubahan sound melalui
EQ dengan dua tujuan: 1) untuk mengubah sound instrument menjadi sound
yang lebih disukai; dan 2) untuk mengatasi frekuensi dari input yang
bermasalah, misalnya feedback, dengung, overtune.

Pengaturan yang sangat mendasar dari EQ berupa Low dan Hi, pe-
nambahan dan pengurangan (boost/cut). Ada juga yang lebih kompleks de-ngan
4 jalur dengan fungsi yang full parametric. Namun tak peduli seperti apa tipe EQ
yang terdapat dalam console, tetap dalam tujuan yang sama untuk membantu
menemukan sound yang terbaik.

2.3. fix

Yang dimaksud dengan fix adalah EQ yang tidak memiliki tombol untuk
memilih frekuensi yang akan diatur. Frekuensi yang akan diatur telah di-
tetapkan dari pabrik. Pembagian frekuensi pada EQ mirip dengan pemba-gian
frekuensi pada crossover. Pada fix hanya terdiri atas : Low, dan hi pa-da EQ 2-
way, Low, Mid dan Hipada EQ 3-way, dan Low, Low Mid, Hi mid dan Hipada
EQ 4-way.

Memutar tombol boost/cut akan memberi pengaruh sampai 12 atau 15 db


tergantung kemampuan mixing console yang digunakan. Keuntungan EQ
kategori fix adalah: 1) Harga yang relatif ekonomis; 2) Terhindar dari kesalahan
pemilihan frekuensi yang diatur oleh sound engineer (penata suara) yang kurang
berpengalaman; 3) hemat waktu dalam pengaturan. Kekurangan EQ kategori fix
tidak dapat memilih frekuensi khusus yang di-inginkan karena semua frekuensi
telah ditetapkan dari pabrik.

2.4. Sweepable EQ

Biasa disebut Quasi Parametric atau Semi Parametric (bukan full pa-
rametric karena tanpa pengatur bandwitch). Pada EQ kategori full paramet-ric
dapat dilakukan pengaturan untuk setiap parameter, melipitu parameter
frekuensi, bandwitch, dan parameter level. EQ tipe ini mempunyai kemam-puan
setup yang sangat fleksibel, dan biasanya menyediakan pengontrolan midrange
dengan system EQ3 atau 4 jalur.

Cara kerja :
a. Lakukan pemutaran tombol frekuensi untuk memilih besaran frekuensi yang
akan diatur.
b. Putar tombol boost/cut untuk penambahan atau pengurangan frekuensi yang
dipilih.
c. Tetapkan frekuensi lain pada posisi sound flat.
d. Putar tombol boost/cut sampai habis ke kiri, atau pada posisi kira-kira jam 7.
e. Putar tombol frekuensi sampai sound boomy sampai hilang dari pede-ngaran.
f. Setelah frekuensi yang dicari diketemukan, lakukan pengaturan lagi pa-da
tombol boost/cut. Pemotongan yang terlalu ekstrim pada frekuensi low mid
bisa mengakibatkan sound yang terdengar “kosong”.
Pengaturan untuk vokal dapat dilakukan pada frekuensi 3,5 KHz tan-pa
mempengaruhi keseluruhan frekuensi Hi Mid lainnya. Mixing console de-ngan
pengaturan mid tunggal biasanya bisa dibeli dengan harga yang lebih ekonomis.
Mixing console versi yang dilengkapi dengan pengaturan Low Mid dan Hi Mid
agak lebih mahal.

Terdapat model pengaturan Eq dengan tombol cut/boost berada da-lam


satu tempat. Untuk frekuensi diatur oleh tombol yang sebelah luar, dan untuk
boost atau cut dilakukan oleh tombol sebelah dalam. Tipe ini terdapat pada
mixing console kategori full parametric Eq dengan system 4 way. De-sain
seperti ini dilakukan oleh pabrik pembuatnya dengan alasan menghe-mat tempat.
Desain sebuah mixing console juga merupakan suatu hal yang penting dan
menentukan.

2.5. Tombol 48v Phantom

Tipe mikrophon condeser membutuhkan tenaga tambahan untuk dapat


bekerja. Tombol 48v phantom menyediakan dan menyalurkan 48v DV ke
mikrophon sebagai sumber tenaga, atau ke DI Box aktif. Beberapa mixing
console tidak terdapat switch phantom secara individual, melainkan hanya
terdapat satu tombol untuk mengaktifkan phantom untuk seluruh channel.
Periksa terlebih dahulu, bila semua kabel yang terkonek ke console merupakan
input balance. Bila salah satu atau beberapa diantara-nya merupakan tidak
balance, akan timbul masalah.

2.6. PAD
Tombol PAD berfungsi untuk mengurangi gain input dari 20 sampai
30db. Tombol ini bukan merupakan tombol putar yang bisa diatur pengu-
rangannya, melainkan tombol tekan. Bila tombol PAD ditekan, gain input akan
berkurang antara 20 sampai 30 db tergantung mixer (baca: buku ma-nual). Bila
kurang teliti, menyebabkan suara dari mic tidak terdengar akibat pengurangan
tersebut. Tombol PAD diperlukan untuk signal yang overload.

2.7. Reverse

Reverse berfungsi untuk membalikan phase. Setiap masukan mini-mal


lebih dari satu sambungan. Misalnya mikrophon dengan konektor XLR terdapat
tiga pin (pin1 ground, pin2 hot/positif, pin3 cold/negatif). Bila salah satu pin
terbalik (pin2 dan pin3), suara yang dihasilkan akan berbeda. Ini sangat terasa
bila terjadi pada channel kick drum. Bila pin berada pada po-sisi yang benar, saat
kick dihentak, konus speaker akan bergerak ke depan dan menghembuskan
udara ke arah depan. Jika pin terbalik, konus akan bergerak ke belakang dan
menghisap udara dari arah belakang.

Untuk itulah tombol reverse berguna, yang bila diaktifkan akan mem-
balik phase dari channel (positif menjadi negatif). Ini juga berguna untuk ka-sus
dua buah mic dengan posisi sangat berdekatan sehingga terjadi can-celing phase.
Kejadian ini mengakibatkan sound yang terdengar akan ke-hilangan suara
rendah. Kejadian tersebut sering terjadi bila dilakukan de-ngan tidak teliti
terhadap semua plus minus kabel.

2.8. Mic/line

Switch tekan Mic/line berfungsi untuk mengubah sirkit gain control


menjadi mic sebagai input, effect return atau tape deck/CD. Kebanyakan model
mixing console terdapat terminal input yang terpisah antara mic dan line input
pada channel yang sama. Input mic biasanya menggunakan tipe konektor balans
3 pin XLR atau kadang biasa disebut jack canon. Line input menggunakan jack
seperti yang biasa dipakai jack gitar.

Hal ini memungkinkan untuk mencolokkan dua input yang berbeda


dalam satu channel. Switch ini akan mengaktifkan salah satu input yang
diinginkan. Sebagai contoh, dapat dicolokkan effect return dengan gain yang
diset rendah pada mic input, kemudian dicolokkan lagi tape deck pada line input
channel yang sama. Pada saat band sedang show dan tape deck tidak dibutuhkan,
tinggal menswitch tombol tersebut pada posisi mic. Kemudian pada saat band
telah selesai dan butuh playback musik dari tape deck/CD, tinggal
menswitchnya pada posisi line. Ini bisa dilakukan untuk menghemat channel,
khususnya apabila console yang digunakan tidak terlalu besar.

2.9. High Pass filter

High Pass filter akan memotong frekuensi rendah dari input dengan
frekuensi 80 Hz atau lebih kecil. Ini dapat diaktifkan (IN) bila sumber suara
tidak memproduksi suara dengan jangkauan frekuensi serendah itu, misal-nya
vokal, gitar (khususnya akustik). Namun tidak perlu diaktifkan (OUT) terhadap
channel drum (kick dan beberapa tom) dan bass gitar. Bila diaktif-kan akan
mengakibatkan channel tersebut kehilangan frekuensi rendahnya.

2.10. EQ In/Out

Merupakan switch sederhana untuk mengaktifkan dan menonaktifkan sec-tion


EQ pada channel. EQ In/Out berguna untuk membandingkan sound yang telah
diEQ dengan cara menekan tombol tersebut secara berulang.
2.11. Group Assigns

Group Assigns disebut juga Subgroup Assigns dan hanya terdapat pada
mixing console yang memiliki group. Pada mixing console tertulis 16/2 berarti
16 channel 2 output (L/R). Ini menunjukkan bahwa mixing console tersebut
tidak memiliki group. Namun bila tertulis 16/4/2, berarti mixing console tersebut
memiliki 16 channel, 4 group dan 2 master L/R.

Group assigns berfungsi menentukan kemana signal channel akan


dikirim. Apakah ke group atau ke master L/R. Misalnya dalam sebuah mixing
console memiliki 4 group, dapat dikirim semua channel drum ke group 1, gitar
dan bass ke group 2, keyboard ke group 3 dan vokal ke group 4. Bila tersedia 8
group, dapat dilakukan hal yang sama, namun semuanya dalam stereo dan
seluruhnya dikirim ke master L/R.

Timbul pertanyaan kenapa seluruhnya dikirim ke master L/R. Bukankah


lebih baik mengatur langsung dari master? Dalam kenyataannya saat
soundcheck telah dibalanskan dan menyeimbangkan seluruh channel dan
kemudian digabungkan dengan bass gitar dalam group 12. Pada saat pertunjukan
sedang berlangsung, yang perlu diawasi adalah pengontrolan level keseluruhan
channel drum dan bass hanya melalui group 12. Begitu juga dengan backing
vokal atau instrument yang digabungkan dalam group yang sama. Sebagian
besar group assigns juga dilengkapi dengan pan control individual.
Menggunakan group dapat membantu dalam mengope-rasikan system pada
penampilan live. Signal dari channel dapat dikirim ke group mana yang
diinginkan atau dikirim ke master.

2.12. PFL dan SOLO


Tombol PFL (Pre Fade Listening) membantu mencheck gain signal pada
channel melalui alat pendengan headphone dengan cara mengaktif-kan tombol
PFL/ SOLO. Sebelum suara dikirim ke seluruh sistem, tekan tombol PFL, led
indikator channel akan terlihat seberapa besar gain input yang masuk (overload
atau terlalu kecil). Beberapa tipe mixing console ha-nya terdapat tombol SOLO.
Tombol ini berfungsi untuk soundcheck, sebe-lum dikirim ke master L/R.
Pastikan tombol ini dalam posisi out sebelum pertunjukan band dimulai.

2.13. Auxiliary Sends

Tombol Auxiliary Sends berfungsi untuk mengirimkan signal dari


channel keluar mixing console (melalui terminal aux out pada terminal keluaran
di panel belakang mixer), Tombol ini juga dapat mengontrol level signal yang
dikirim. Signal yang dikirim terpisah sama sekali dari keluaran master. Ini
berguna untuk mengirim signal ke sistem monitor, atau ke ber-bagai macam unit
effec. Keluaran effect dikirim ke channel yang berbeda pada mixing console.
Mixer yang paling sederhana sekalipun sedikitnya memiliki satu atau dua AUX
SEND. Satu untuk mengirim signal ke monitor dan satu untuk mengrim effect
(echo, reverb). Pada mixing console yang lebih besar memiliki 46 atau 8 aux
send yang kemudian dibagi lagi atas Pre Fade atau Post Fade.

2.14. Pre Fade

Pada mixer besar umumnya terdapat auxiliary yang terbagi atas pre fade
dan atau post fade. Signal yang dikirim dari Pre fade tidak mengalami pengaruh
dari channel atau belum mengalami proses dari channel. Pre fade yang Pre EQ
paling ideal digunakan untuk mengirim signal ke monitor section.
2.15. Post Fade

Adalah kebalikan dari pre fade. Semua signal dikirim melalui post fade
telah melalui proses dari channel atau ikut pengaruh dari channel fader, baik EQ
maupun levelnya. Post fade sering digunakan untuk mengirim signal ke effect,
atau mengirim signal ke mixer yang tepisah untuk keperluan broadcast (Stasiun
TV atau Radio). Tidak ada keterikatan dalam pemilihan penggunaan Auxiliary
Send. Bisa menggunakan Pre fade untuk mengirim signal ke effect karena akan
mendapatkan level original dari input. Hanya saja tetap harus melakukan
pengontrolan level dari effect pada saat yang bersamaan.

2.16. Auxiliary Master

Setiap auxiliary dari channel memiliki satu tombol lagi sebagai pengatur
le-vel untuk keseluruhannya. Misalnya aux 1 setiap channel memiliki master aux
1 untuk mengatur seluruh level dari aux 1 setiap channel. Begitu juga auxiliary
lainnya. Bila mixer meiliki 4 auxiliary out, terdapat 4 auxiliary mas-ter.
Perhatikan beberapa tombol sejenis seperti Aux Master, Effect Master, Monitor
Master, atau sesuatu yang kurang lebih adalah berfungsi sama. Untuk settingan
awal, putar tombol tersebut pada posisi jam 2, lakukan settingan pada channel
tersebut. Bila ternyata masih kurang kuat, tambah atau bila terlalu keras, kurangi
semuanya tergantung situasi.

2.17. Auxiliary Return

Signal yang telah dikirim melalui auxiliary out ke unit effect apakah
Delay, Reverb atau lainnya akan dikirim kembali ke mixing console untuk
digabung kan dan diseimbangkan secara tepat dengan level dari signal orisinil
sour-ce. Walupun cukup banyak mixing console yang memiliki pengaturan
effect return secara khusus. Biasanya bukan dalam bentuk slider (potensio ge-
ser). Bila terdapat channel yang dapat digunakan sebagai masukan effect, dapat
dilakukan pegaturan dengan slider untuk memudahkan pengaturan pada channel
standard. Namun pengaturan dengan aux return juga sama seperti yang
dilakukan pada channel. Putar ke arah kanan dan kiri untuk menambah dan
mengurangi level effect. Bila membuka Aux Send dari cha-nnel yang telah
digunakan sebagai effect return, akan berakibat feed back dan noise. Atasi segera
dengan menurunkan level dari channel, kemudian periksa Aux Send pada
channel.

2.18. Insert

Digunakan untuk mengolah signal melalui effect seperti Gate, Com-


pressor atau EQ untuk channel yang diinsert. Insert difungsikan bila diingin-kan
menggunakan effect atau untuk memproses hanya satu channel di-inginkan.
Insert adalah jalur untuk mengalirkan dan menerima kembali sig-nal yang telah
diproses oleh effect. Bila terdapat dua berarti satu untuk ma-sukan (IN) dan satu
untuk keluaran (OUT) yang selalu diberi tanda tulisan Insert In dan Insert Out.
Bila terdapat hanya satu, ini pasti terdiri dari jack balance TRS (Tip Ring Slave).
Tip adalah sebagai IN, Ring adalah sebagai OUT, dan Slave adalah sebagai
GROUND. Selain itu terdapat line out atau direct out tersendiri, yang sering
digunakan untuk aplikasi rekaman per track, ini bisa saja Pre Fade atau Post
Fade, tergantung consolenya.

Pada section master terdapat beberapa terminal Auxiliary Out yang biasa
tertulis Aux send 1, Aux send 2 atau dengan nama Effect Out, Moni-tor Out,
tergantung apa yang tertulis pada tombol-tombol panel pengontrol nya. Setiap
group mempunyai keluaran masing-masing dan selalu dileng-kapi dengan insert
group. Insert Group bisa digunakan bila ingin mempro-ses signal di goup
tersebut. Semua channel vokal dikirim ke group 1, kemu-dian diinsert
compressor hanya untuk group satu yang berisi vokal.

Anda mungkin juga menyukai