1. Sistem Distribusi
Instalasi listrik untuk penerangan atau biasa disebut instalasi penerangan adalah instalasi
listrik yang memberi tenaga listrik untuk keperluan penerangan (lampu) dan alat-alat yang lain.
Biasanya instalasi penerangan di dalam rumah-rumah dan gedung-gedung
mempergunakan sistem radial, karena sederhana dan mudah pengamanannya.
Banyaknya beban yaitu jumlah lampu dan alat yang lain dibagi kelompok-
kelompok/group. Pembagian group ini dimaksudkan untuk mempertinggi keandalan dari sistem
itu. Apabila salah satu group mendapat gangguan hubung singkat maka hanya group itulah yang
terputus hubungannya, sedang group yang lain tak terganggu.
Letak dan banyak lampu untuk suatu ruang harus ditentukan sedemikian rupa sehingga ruang
tersebut mendapat sinar terbagi rata, tempat-tempat yang menndapat cahaya dari suatu titik
sumber cahaya, kuat penerangan dapat dinyatakan dengan rumusan di bawah ini :
I
EB . cos 3
h2
dengan :
EB : Kuat penerangan di B (lemah/m2 atau lux)
I : Kuat cahaya dari lampu (elemen)
h : Tinggi lampu dari bidang kerja.
: Sudut penyinaran.
B A B
Supaya sinar lampu yang jatuh pada bidang bisa agak terbagi rata maka sudut penyinaran (
) jangan melampaui 45 jadi 45 hal ini dapat diterangkan sebagai berikut :
Titik A adalah yang mendapat kuat penerangan yang terbaik sedang titik B adalah titik yang
kuat penerangannya paling kurang baik pada bidang BB.
Kuat penerangan di A :
I
EA . cos 3
h2
Kuat penerangan di B :
I
EB . cos 3
, bila 45 0
h2
I
. cos 3 45 E . cos 3
45 0 0,35 EA
h2
Maka untuk sudut = 45, tempat yang paling kurang baik (B) mendapat kuat
penerangan ± ⅓ kali kuat penerangan dari tempat yang terbaik (A).
Dengan telah ditetapkannya jarak antara lampu dengan lampu maka jumlah lampu
seluruhnya dalam suatu ruangan dapat dihitung:
a. Banyak lampu yang sejajar panjang : panjang ruangan dibagi jarak antar lampu.
b. Banyak lampu yang sejajar lebar : lebar ruangan dibagi dengan jarak antar lampu
maka jumlah lampu semuanya yang diperlukan pada ruangan tersebut adalah banyak
lampu sejajar panjang dikalikan dengan lampu yang sejajar lebar ruangan tersebut.
= jumlah arus cahaya yang diperlukan oleh ruang tersebut dalam satuan lumen.
A = Luas bidang yang diterangi untuk ruangan , biasanya luas lantainya (m2).
E = Kuat penerangan ( lumen per m2 atau lux ) yang diminta untuk tempat/ruang itu.
= Rendemen dari sistem ruangan yang dipakai.
total
tiap lampu
banyak lampu
Kekuatan lampu dapat ditetapkan dari tabel lumen (arus cahaya) dari lampu-lampu.
b. Dicari ukuran/rating sekring, dimana arus nominal/rating dari sekring patron lebur
harus lebih besar sedikit atau sama dengan arus beban.
I sekring I beban
Jika yang dicari ukuran sekring utama yang melindungi hantaran pengisi
(feeder) maka digunakan faktor serempak (demam factor yaitu K jadi :
I sekring K x I beban total tiap group
c. Ukuran kawat penghantar dapat dicari pada tabel yang berhubungan antara sekring-
ukuran penghantar.
d. Ukuran penghantar yang telah didapat kemudian dicek lagi:
1) Harus lebih besar/sama dari ketentuan batas minimum ukuran penghantar
yang diperkenankan menurut PUIL.
2) Rugi-rugi tegangan jangan melebihi batas yang ditentukan.
Untuk mengecek apakah sesuai rugi-rugi tegangannya dipakai rumus sebagai berikut :
a). untuk arus searah :
2xlxIx
S
Vr