Anda di halaman 1dari 44

Instalasi Listrik dengan Sistem Busbar Pelindung

Saluran Kabel Sesuai dengan PUIL


A. Persyaratan Instalasi Listrik
1. Syarat Instalasi Listrik
1) Syarat Ekonomis: Pembuatan instalasi listrik harus
memerhatikan harga keseluruhan dari instalasi itu yang meliputi
perencanaan, pemasangan dan pemerliharaan yang semurah
mungkin.
2) Syarat Keamanan: Aman berarti tidak membahayakan jiwa
manusia dan terjaminnya peralatan dan benda di sekitarnya dari
kerusakan akibat gangguan hubung singkat, tegangan lebih,
beban lebih dsb.
3) Syarat Keandalan (Kelangsungan Kerja): Kelangsungan pengaliran
arus listrik kepada konsumen harus terjamin baik.
2
A. Persyaratan Instalasi Listrik
2. Komponen Pokok Instalalasi Listrik
a. Penghantar Listrik
b. Bahan Isolasi (Isolator Rol)
c. Pipa Instalasi
d. Kotak Sambung
e. Sakelar
f. Fitting
g. Perlengkapan Bantu

3
A. Persyaratan Instalasi Listrik
2. Komponen Pokok Instalalasi Listrik
a. Penghantar Listrik
Berdasarkan konstruksinya, dibedakan menjadi:
1) Penghantar pejal (solid), penghantar berbentuk
kawat pejal berukuran 10 mm². Dibuat lebih besar
lagi agar memudahkan dalam penggulungan.
2) Penghantar berlilit (stranded), penghantar yang
terdiri dari beberapa urat kawat yang berlilit dengan
ukuran 1-500 mm².

4
A. Persyaratan Instalasi Listrik
2. Komponen Pokok Instalalasi Listrik
a. Penghantar Listrik
Berdasarkan konstruksinya, dibedakan menjadi:
3) Penghantar serabut (fleksibel), penghantar ini banyak
digunakan untuk tempat yang sulit dan sempit, alat
portable, alat ukur listrik dan pada kendaraan bermotor.
Ukurannya 0,5-400 mm².
4) Penghantar persegi (busbar), berbentuk penampang
persegi empat, biasanya digunakan pada PHB sebagai
rel pembagi atau rel penghubung, tidak memiliki isolasi.

5
A. Persyaratan Instalasi Listrik
2. Komponen Pokok Instalalasi Listrik
b. Bahan Isolasi (Isolator Rol)
Terbuat dari porselen atau bahan lain yang sejenis seperti
PVC dengan diameter yang besar ¾ inci.
Isolator dipasang agar tidak ada gaya mekanis lebih pada
hantaran yang ditunjang.
Pada instalasi dalam Gedung, bahan ini disebut rol isolator
yang dipasang pada langit-langit.
Pemasangan rol isolator diatur sehingga jarak bebas antara
hantaran yang berlainan fasa tidak kurang 3 cm dan jarak
antara titik tumpunya tidak lebih dari 1 m.

6
A. Persyaratan Instalasi Listrik
2. Komponen Pokok Instalalasi Listrik
c. Pipa Instalasi
Berfungsi sebagai pelindung hantaran dan sebagai
perapi instalasi.
Ada 3 jenis pipa instalasi:
1. Pipa baja yang dicat meni (pipa union)
2. Pipa PVC
3. Pipa fleksibel

7
A. Persyaratan Instalasi Listrik
2. Komponen Pokok Instalalasi Listrik
d. Kotak Sambung
Macam-macam kotak sambung:
1. Kotak ujung (dos tanam), berfungsi sebagai tempat
sambungan dan pemasangan sakelar atau kotak
kontak (stopkontak)
2. Kotak tarik, digunakan pada pemasangan pipa lurus
memanjang (tiap 20 m) yang berfungsi untuk
mempermudah penarikan hantaran atau tempat
penyambungan.

8
A. Persyaratan Instalasi Listrik
2. Komponen Pokok Instalalasi Listrik
e. Sakelar
Berdasarkan sistem kerja, dibedakan menjadi:
1. Sakelar tunggal, berfungsi untuk menyalakan dan
mematikan lampu. Terdapat 2 titik kontak sebagai
penghubung antara fasa dan lampu atau alat lain.
2. Sakelar kutub ganda, ada 4 titik hubung yang
berguna sebagai penghubung dan pemutus
hantaran fasa dan nol secara bersama-sama.
Digunakan pada kotak sekring 1 fasa.

9
A. Persyaratan Instalasi Listrik
2. Komponen Pokok Instalalasi Listrik
e. Sakelar
Berdasarkan sistem kerja, dibedakan menjadi:
3. Sakelar kutub tiga, punya 6 titik hubung yang berguna
sebagai penghubung dan pemutus hantaran fasa R, S, T
secara bersama-sama pada sumber listrik 3 fasa.
4. Sakelar kelompok, penghubung dan pemutus 2 lampu
atau 2 golongan lampu secara bergantian. 2 golongan ini
tidak dapat menyala bersamaan. Biasanya digunakan di
hotel, asrama dsb.

10
A. Persyaratan Instalasi Listrik
2. Komponen Pokok Instalalasi Listrik
e. Sakelar
Berdasarkan sistem kerja, dibedakan menjadi:
3. Sakelar seri, penghubung dan pemutus 2 lampu atau 2
golongan lampu, baik bergantian atau bersama-sama.
4. Sakelar tukar, sering disebut saklar hotel. Untuk
menyalakan dan memadamkan 2 lampu atau 2 golongan
lampu secara bergantian. Bisa juga untuk 1 lampu dari 2
tempat.
5. Saklar silang, gabungan dari 2 buah sakelar tukar dan
bekerja secara bersamaan. Berfungsi untuk
mengendalikan sebuah instalasi yang dapat dikendalikan
lebih dari 2 tempat.
11
A. Persyaratan Instalasi Listrik
2. Komponen Pokok Instalalasi Listrik
f. Fitting
Komponen listrik tempat menghubungkan lampu
dengan kawat-kawat hantaran.
Ada fitting duduk, fitting gantung, fitting bayonet, dan
fitting kombinasi stopkontak.
Terbuat dari bahan isolasi porselen atau bakelit.

12
A. Persyaratan Instalasi Listrik
2. Komponen Pokok Instalalasi Listrik
g. Kontak Pembagi Daya Listrik (PHB)/Distribusi Panel (DP)
Berfungsi untuk tempat membagi dan penyaluran
tenaga listrik ke beban agar merata dan seimbang.
Di dalam panel pembagi terdapat rel (busbar), sakelar
utama, pengaman, alat ukur dan lampu indicator.

13
A. Persyaratan Instalasi Listrik
2. Komponen Pokok Instalalasi Listrik
h. Perlengkapan Bantu
1) Klem (Sengkang), digunakan untuk menahan pipa
agar dapat dipasang pada langit-langit. Terbuat dari
besi atau bahan PVC. Dipasang menggunakan
sekrup atau paku dengan jarak antara satu dan yang
lainnya tidak lebih dari 1 m. Jarak klem dengan kotak
sambung, sakelar, stopkontak atau komponen
lainnya maksimum 10 cm.

14
A. Persyaratan Instalasi Listrik
2. Komponen Pokok Instalalasi Listrik
h. Perlengkapan Bantu
2) Isolasi, berfungsi untuk mengisolasi sambungan
kabel agar tidak terhubung dengan kabel yang lain.
Juga untuk melindungi daya kerja penghantar listrik
atau kabel.
3) Lasdop, untuk menutup sambungan kabel agar
tersambung dengan kuat, selain itu juga berfungsi
untuk isolasi kabel.

15
B. Kabel Instalasi Listrik
1. Jenis-jenis Kabel b. Kabel NYM
a. Kabel NYA (N: berinti tembaga; Y: bahan isolasi PVC; M:
inti kabel lebih dari 1)
(N: berinti tembaga; Y: bahan isolasi PVC; A:
kabel tunggal) Kabel NYM digunakan di lingkungan yang
kering dan basah, tetapi tidak boleh ditanam.
Kabel NYA digunakan pada instalasi rumah,
Penempatannya di luar atau di dalam tembok
ukuran 1,5 mm² dan 2,5 mm².
atau di dalam pipa (conduit). Berinti 2, 3 atau
Lapisan isolasinya hanya 1 lapis sehingga 4.
mudah cacat, tidak tahan air dan mudah
digigit binatang pengerat.

16
B. Kabel Instalasi Listrik
1. Jenis-jenis Kabel d. Kabel NYAF
(N: berinti tembaga; Y: bahan isolasi PVC; A: inti
c. Kabel NYY kabel tunggal; F: penghantar kawat halus/serabut)
(N: berinti tembaga; Y: bahan isolasi PVC; Y: isolasi luar
berbahan PVC) Kabel NYAF digunakan untuk instalasi panel atau
Kabel NYY digunakan instalasi kabel tanah. Tetapi di dalam duct. dengan fleksibilitas tinggi, karena
harus tetap diberi perlindungan khusus seperti duct, mudah dibengkokkan. Digunakan pada lingkungan
pipa PVC atau pipa besi. Berinti 2, 3 atau 4. yang kering dan tidak dalam kondisi yang lembab
Ditempatkan di dalam dan luar ruangan. Untuk
kondisi lembab atau kering. Memiliki lapisan isolasi atauh basah atau terkena pengaruh cuaca secara
yang lebih kuat daripada kabel NYM. langsung.

17
B. Kabel Instalasi Listrik
1. Jenis-jenis Kabel f. Kabel NYCY
(N: berinti tembaga; Y: bahan isolasi PVC; C:
e. Kabel NYBY
konsentris penghantar tembaga; Y: isolasi luar
(N: berinti tembaga; Y: bahan isolasi PVC; B: berbahan PVC)
perisai pita baja; Y: isolasi luar berbahan PVC)
Dirancang untuk instalasi tetap dalam tanah Kabel NYCY digunakan untuk jaringan listrik
yang ditanam langsung tanpa memerlukan dengan penghantar konsentris dalam tanah,
pelindung tambahan. dalam ruangan dan alam terbuka. Bisa
ditempatkan di dalam atau luar bangunan, dam
kondisi lembab ataupun kering.

18
B. Kabel Instalasi Listrik
1. Jenis-jenis Kabel h. Kabel AAAC (All Alumunium Conductor)

g. Kabel BC (Bare Copper) Terbuat dari dari aluunium-magnesium-silicon


campuran logam. Daya hantar elektrisnya
Bentuk kabel ini dipilin lalu disatukan. Ukuran
tinggi.
tegangan maksimalnya 6-500 mm²/500 V.
Pemasangannya pada saluran di atas tanah Kabel AAAC memiliki anti karat dan kekuatan
dan penghantar pentanahan. yang baik sehingga daya hantarnya lebih baik.

19
B. Kabel Instalasi Listrik
1. Jenis-jenis Kabel j. Kabel ACAR (Alumunium Conductor
Alumunium Alloy Reinforced)
i. Kabel ACSR (Alumunium Coductor Steel
Reinforced)
Jenis kawat penghantar alumunium yang
Kawat penghantar yang terdiri dari atas diperkuat dengan logam campuran, lebih kuat
alumunium berinti kawat baja. dari kabel ACSR.
Berfungsi untuk saluran transimisi tegangan
tinggi, di mana jarak antar Menara berjauhan kabel jenis ACAR memiliki fungsi yang hampir
mencapai ratusan meter yang membutuhkan sama dengan kabel ACSR
kuat Tarik yang lebih tinggi.

20
B. Kabel Instalasi Listrik
1. Jenis-jenis Kabel l. Kabel NYMHY
k. Kabel NYMHYO
(N: berinti tembaga; Y: bahan isolasi PVC; M: inti
(N: berinti tembaga; Y: bahan isolasi PVC; M: kabel lebih dari 1; H: penghantar kawat
inti kabel lebih dari 1; H: penghantar kawat halus/serabut; Y: isolasi luar berbahan PVC)
halus/serabut; Y: isolasi luar berbahan PVC;
O: berperisai terbuka, dari kawat baja.) Kegunaan kabel ini untuk dipakai untuk
Kegunaan kabel ini untuk sound system, keperluan listrik rumah tangga sekala kecil
loudspeaker dan virtual video. karena sifatnya fleksible dan tidak mudah patah
yang instalasinya ada di atap dan dinding
ruangan.

21
B. Kabel Instalasi Listrik
2. Kuat Hantar Arus dalam Instalasi Listrik

Kemampuan penghantar untuk mengalirkan arus harus diperhatikan dengan cara menentukan
kabel yang sesuai dengan kapasitas instalasi listrik suatu rumah.

Besar kapasitas daya listrik dalam suatu instalasi listrik rumah berhubungan dari berapa besar
langganan listrik dari PLN.

Dalam hal ini berapa besar rating MCB yang terpasang di kWh meter. KHA harus lebih besar
dari rating MCB karena prinsipnya MCB harus trip sebelum kabelnya terkena masalah.

Pemilihan kabel dengan KHA ditentukan oleh factor lainnya mengenai peningkatan kebutuhan
daya listrik di masa depan.

22
B. Kabel Instalasi Listrik
2. Kuat Hantar Arus dalam Instalasi Listrik
a. KHA Kabel Jenis NYA

23
B. Kabel Instalasi Listrik
2. Kuat Hantar Arus dalam Instalasi Listrik
b. KHA Kabel Jenis NYM

24
B. Kabel Instalasi Listrik
2. Kuat Hantar Arus dalam Instalasi Listrik
c. KHA Kabel Jenis NYY

25
B. Kabel Instalasi Listrik
2. Kuat Hantar Arus dalam Instalasi Listrik Rumus Menghitung Arus 1 Phasa
d. Cara Menghitung Luas Penampang Kabel I = P / (V x Cos Phi) .................. (2)
Berdasarkan PUIL

Keterangan:
Rumus KHA
I: Arus listrik (A)
KHA = 125 % x I .................. (1)
P: Daya listrik (W)
Cos Phi: Faktor daya
Keterangan :
KHA : Kemampuan Hantar Arus (A)
Rumus Menghitung Arus 3 Phasa
I = FLA : Full Load Ampere / Arus Beban penuh
I = P / (√3 x E x Cos Phi) .................. (3)
(A)

26
B. Kabel Instalasi Listrik
2. Kuat Hantar Arus dalam Instalasi Listrik Ditanyakan:
d. Cara Menghitung Luas Penampang Kabel KHA dan luas penampang kabel : ...?
Berdasarkan PUIL
Contoh: Penyelesaian:
Seorang instalatir akan memasang instalasi rumah I = P / (V x Cos Phi)
tingkat dengan kapasitas daya 3.500 Watt dengan faktor = 3500 / (220 x 0,85)
daya sebesar 0,85. Tegangan listrik yang digunakan
sebesar 220 V. Tentukan besarnya kapasitas hantar arus = 18,716 A
(KHA) dan luas penampang kabel NYA yang tepat untuk
dipasang!
Jawab:
KHA = 125 % x I
= 125 % x 18,716
Diketahui:
= 23,395 A
P = 3500 W
Berdasarkan Tabel KHA kabel NYA pada PUIL maka
V = 220 V luas penampang kabel yang cocok sebagai berikut.
Cos Phi = 0,85 Pertama nilai KHA 23,395 dibulatkan ke atas pada
niali KHA tabel sehingga menjadi 25 A. KHA 25 A
cocok untuk kabel dengan luas penampang 4 mm2.
27
B. Kabel Instalasi Listrik
3. Pengaturan Warna Kabel Berdasar Standar Nasional
dan Internasional
a. IEC 60446 (International Electrotechnical Commission)

28
B. Kabel Instalasi Listrik
3. Pengaturan Warna Kabel Berdasar Standar Nasional
dan Internasional
b. Standar Identifikasi Warna Kabel Beradasrkan IEC
60446

29
B. Kabel Instalasi Listrik
3. Pengaturan Warna Kabel Berdasar Standar Nasional
dan Internasional
c. AS/NZS 3000 (Australia Standard/New Zealand
Standard), menetapkan persyaratan minimum untuk
desain, konstruksi dan pengujian instalasi listrik.

30
B. Kabel Instalasi Listrik
3. Pengaturan Warna Kabel Berdasar Standar
Nasional dan Internasional
d. BS 7671 (British Standard)

31
B. Kabel Instalasi Listrik
3. Pengaturan Warna Kabel Berdasar Standar
Nasional dan Internasional
e. PUIL 2011 (Persyaratan Umum Instalasi Listrik
Adalah standar yang digunakan di seluruh
Indonesia.
Kabel netral menggunakan warma biru, kabel
grounding menggunakan warna hijau-kuning
dan kabel fasa mengacu pada IEC 60446

32
B. Kabel Instalasi Listrik
3. Pengaturan Warna Kabel Berdasar Standar
Nasional dan Internasional
f. Rangkuman Perbandingan Standar
Internasional dan Nasional

33
B. Kabel Instalasi Listrik
4. Instalasi Kabel Listrik
Pemasangan kabel listrik harus disesuaikan dengan kebutuhan. Berikut
beberapa cara pemasangan instalasi listrik yang dapat dipelajari:
a. Pemasangan Kabel Instalasi Dengan Menggunakan Pipa Conduit
Pipa conduit (electrical conduit pipe) yang berupa pipa PVC jenis high
impact (yang dapat ditekuk) berfungsi sebagai pelindung instalasi kabel di
bangunan Gedung.
Hal yang harus diperhatikan dalam pemasangan pipa conduit:
1) Saat memasang pipa di dalam dinding, harus diusahakan agar
pelaksanaannya sebelum pekerjaan plesteran. Agar permukaan dinding
tidak bergelombang.
2) Pemasangan pipa di atas plafon harus dikoordinasikan dengan jalur
instalasi yang lain agar tersusun rapi dan tidak saling menganggu.
3) Pertemuan pipa sparing dari dalam dinding dengan pipa conduit di
plafon menggunakan doos penyambungkan seperti dipasnagan flexible
conduit yang dipasang dengan cara klem.
4) Untuk memudahkan penarikan kabel di dalam pipa conduit, gunakan
kawat pancing.

34
B. Kabel Instalasi Listrik
4. Instalasi Kabel Listrik
b. Pemasangan Kabel Instalasi Dengan Menggunakan Kabel
Tray/Trunking
Kabel tray adalah perlengkapan yang digunakan untuk jalur
pemasangan kabel listrik agar aman dan terlihat rapi.
Kegunaan kabel tray untuk berbagai kebutuhan instalasi kabel,
baik di industry telekomunikasi, kelistrikan ataupun rumah
tangga.
Dengan menggunakan tray, instalasi kabel menjadi tidak
tumpang tindih dan tidak terlilit satu sama lain.
Jika kabel dibiarkan tumpang tindih akan menyebabkan
korsleting sehingga menyebabkan kebakaran.

35
B. Kabel Instalasi Listrik
4. Instalasi Kabel Listrik
Pemasangan kabel listrik harus disesuaikan dengan kebutuhan.
Berikut beberapa cara pemasangan instalasi listrik yang dapat
dipelajari:
c. Instalasi Listrik dengan Kabel Duct
Sistem duct merupakan sistem pemasangan kabel tanah dengan
cara memasukkan ke dalam pipa yang dicor beton.
Pada umumnya menggunakan pipa PVC dengan ketebalan 2 mm.
Kabel duct juga berguna untuk pemasangan dalam panel dan di
dalam rumah yang fungsinya sebagai tempat dudukan kabel
instalasi listrik yang dipasang pada bangunan dan panel listrik.
Kabel akan tertata rapi dan aman serta mudah dalam
pemeliharaan.

36
C. Instalasi Pelindung Kabel
1. Pengertian Pipa Pelindung
Pipa berfungsi sebagai pelindung untuk memasang kawat
penghantar. Pemasangan pipa akan membentuk instalasi yang
baik dan rapi.
2. Macam-macam Pipa Instalasi Listrik
a. Pipa Union
Pipa yang terbuat dari pelat besi dan dibuat oleh pabrik yang
tidak menggunakan las dan diberi cat berwarna merah.
Mudah dibengkokkan dalam keadaan dingin dan mudah
dipotong menggunakan gergaji besi.
Harganya relative murah. Pemasangan pipa union dilakukan
pada tempat yang kering agar terhindar dari korosi.

37
C. Instalasi Pelindung Kabel
2. Macam-macam Pipa Instalasi Listrik
b. Pipa PVC atau Paralon
Pipa PVC lebih ringan, mudah dalam pengerjaannya,
mudah dibengkokkan dan merupakan bahan
isolasi.
Dengan bahan isolasi maka dalam pemasangannya
tidak akan mengakibatkan terjadinya hubungan
pendek antara penghantar dan pipa.
Pipa PVC sangat cocok digunakan di daerah yang
lembab karena tahan korosi.
Kekurangan dari pipa PVC adalah tidak tahan
digunakan pada suhu kerja di atas 60°C.

38
C. Instalasi Pelindung Kabel
2. Macam-macam Pipa Instalasi Listrik
c. Pipa Fleksibel
Bahannya terbuat dari logam yang mudah
diatur dan lentur.
Contoh penggunaan pipa ini adalah sebagai
pelindung kabel yang berasal dari duct standar
menuju ke meter pembatas listrik (APP) atau
juga dipakai sebagai pelindung pada
penghantar instalasi tenaga seperti mesin
bubut, pres dan mesin di kapal laut.

d. Pipa Galvanis
Digunakan pada duct standar atau tiang lampu
taman. Istilah lain dari pipa galvanis adalah pipa
ledeng.
39
C. Instalasi Pelindung Kabel
3. Tujuan Pemasangan Pipa pada Instalasi Listrik
a. Dapat memberi perlindungan pada penghantar terhadap gangguan mekanis yang mungkin terjadi.
b. Sebagai tempat peletakan dan penyaluran kabel penghantar di dalamnya
c. Untuk mempermudah pembongkaran dan pemasangan kembali penghantar pada waktu
perbaikan atau penggantian penghantar yang rusak
d. Pada instalasi listrik direncanakan sedemikian rupa dengan permukaan bagian dalamnya harus
licin agar dalam penarikan kawat penghantar di dalam pipa tidak akan mengakibatkan isolasi kawat
rusak.

40
C. Instalasi Pelindung Kabel
4. Ketentuan pada Persyaratan Pipa Instalasi
a. Pipa harus terbuat dari bahan yang tahan lembab, seperti pipa baja, pipa PVC (plastic)
b. Pipa harus dibuat sedemikian rupa agar dapat melindungi hantaran yang ada didalamnya secara
mekanis dan harus tahan terhadap tekanan mekanis.
c. Permukaan bagian dalam dan luar pipa harus licin dan rata, tidak boleh terdapat lubang atau
tonjolan yang tajam atau cacat lain yang sejenis pada bagian pipa, harus dilindungi dari karat.
d. Bagian dalam pada ujung dari bagian penyambungan pipa tidak boleh terdapat bagian tajam. Pada
ujung bebas dari pipa yang terbuat dari baja, kawat dipasang selubung masuk (tule).
e. Pemasangan instalasi harus sedemikian rupa sehingga hantaran dapat ditarik dengan mudah dan
hantaran dapat diganti dengan mudah tanpa membongkar sistem pipa.
f. Pipa harus sedapat mungkin dipasang secara tegak lurus atau mendatar.

41
C. Instalasi Pelindung Kabel
5. Benda Bantu pada Pemasangan Pipa Instalasi
a. Kotak Sambung (T Dos)
1) Kotak Sambungan 2 Cabang
Kotak sambungan 2 cabang tanpa ulir atau sekrup digunakan
sebagai tempat penyambungan hantaran dan pemeriksaan
kabel instalasi. Ukurannya ada 5/8”, ¾” 1”, 1 ½” dan 2”.
2) Kotak Sambungan 4 Cabang
Kotak sambungan tanpa ulir atau sekrup ini berfungsi untuk
tempat penyambungan hantaran mendatar, turun dan naik.
Ukurannya ada 5/8”, ¾”, 1”, 1 ¼”, dan 1 ½”.

b. Lasdop
Berfungsi untuk penyambungan dan pencegahan adanya
hubung singkat. Dengan demikian sambungan kabel yang
terdapat di dalam kotak sambung (T dos) harus ditutup dengan
lasdop.
42
C. Instalasi Pelindung Kabel
5. Benda Bantu pada Pemasangan Pipa Instalasi
c. Tule
Digunakan pada ujung pipa untuk melakukan pencegahan
terjadinya kerusakan isolasi ketika penarikan atau pemasangan
kabel instalasi. Ukurannya ¾”, 1”, 1 ½”, 5/8”, dan 2”.

d. Klem
Digunakan di instalasi luar tembok yang berfungsi untuk
memperkuat pipa atau kabel. Ukurannya 5/8”, ¾”, 1”, 1 ¼”, dan 1
½”, 2”.

e. Roset
Alasan pemasangan roset dalam instalasi pipa karena pemasangan
lampu dan sakelar tidak diizinkan langsung ke dinding atau plafon.
Terlebih dulu menggunakan roset lalu di atasnya fitting atau
sakelar.
43
C. Instalasi Pelindung Kabel
5. Benda Bantu pada Pemasangan Pipa Instalasi
f. Sambungan Pipa (SOK)
Digunakan untuk melakukan penyimpangan atau
penyambungan pipa lurus.

g. Bengkokan (Korte Bocht)


Digunakan untuk pemasangan instalasi pipa yang membelok.

44

Anda mungkin juga menyukai