PERENCANAAN PHB
PENERANGAN
PADA INDUSTRI KECIL
Disusun oleh:
Satria Dharmana, S. Pd
Alhamdulillah penulis panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya,
sehingga dapat menyelesaikan penyusunan bahan ajar berupa modul yang dapat
digunakan oleh peserta didik dalam membantu proses pembelajaran pada program
studi keahlian elektronika.
Bahan ajar “INSTALASI PENERANGAN LISTRIK” digunakan sebagai panduan
kegiatan belajar untuk membentuk salah satu kompetensi dasar, yaitu menerapkan
dasar Instalasi Penerangan yang akan membantu peserta didik untuk menuju
kompetensi keahlian Teknik Instalasi tenaga Listrik. Modul ini juga dapat digunakan
oleh program studi keahlian yang lain yang memerlukan kompetensi ini. Bahan ajar
ini disusun dalam bentuk modul/paket pembelajaran yang berisi uraian materi untuk
mendukung penguasaan kompetensi bidang kompetensi keahlian Teknik Instalasi
tenaga Listrik. Penulisan dari modul ini ditulis secara sequensial, sistematis dan
sesuai dengan prinsip pembelajaran kurikulum 2013. Untuk itu modul ini sangat
sesuai dan mudah untuk dipelajari secara individual.
Dalam penggunaannya, bahan ajar ini tetap mengharapkan keterlaksanaannya
pembelajaran yang menyesuaikan dengan karakteristik peserta, kondisi fasilitas dan
tujuan kurikulum/program diklat, guna merealisasikan penyelenggaraan
pembelajaran di SMK.
Demikian, semoga modul ini dapat bermanfaat dalam mendukung pengembangan
pendidikan kejuruan, khususnya pembekalan kompetensi keahlian Teknik Instalasi
Tenaga Listrik bagi peserta didik.
KATA PENGANTAR.................................................................................. ii
DAFTAR ISI............................................................................................ iii
BAB I. PENDAHULUAN......................................................................... 1
A. Deskripsi............................................................................... 1
B. Prasyarat.............................................................................. 1
C. Petunjuk Penggunaan Modul.................................................. 1
D. Tujuan Akhir......................................................................... 2
E. Kompetensi........................................................................... 2
F. Cek Kemampuan .................................................................. 3
G. Peta Pokok Bahasan ............................................................. 4
BAB II. KEGIATAN PEMBELAJARAN........................................................ 5
A. RENCANA PEMBELAJARAN..................................................... 5
B. KEGIATAN PEMBELAJARAN.................................................... 6
Kegiatan Pembelajaran 1....................................................... 6
1. Tujuan Kegiatan Pembelajaran 1........................................ 6
2. Uraian Materi 1.................................................................. 6
3. Rangkuaman 1.................................................................. 21
4. Tugas 1............................................................................ 21
BAB III. EVALUASI
A. SOAL EVALUASI.................................................................... 23
B. KUNCI JAWABAN................................................................... 24
C. FORMAT PENILAIAN.............................................................. 24
BAB IV. PENUTUP.................................................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 27
A. DESKRIPSI
Instalasi Penerangan Listrik merupakan modul bahan pembelajaran yang
berisi pengetahuan, pengenalan, dan ketrampilan tentang dasar-dasar Instalasi
Penerangan. Modul ini mempunyai lingkup kompetensi merencanakan
Perlengkapan Hubung Bagi (PHB) pada Instalasi Penerangan Bangunan Industri
Kecil.
Setelah peserta didik selesai mempelajari modul ini, diharapkan dapat
menjelaskan prosedur menentukan jumlah bahan, tata letak komponen pada PHB
dan menyusun rencana anggaran biaya (RAB).
B. PRASYARAT
Dalam melakukakn pembelajaran dengan modul ini, peserta didik merlukan
kemampuan kompetensi sebelumnya yaitu gambar teknik listrik, pengenalan
komponen PHB dan perhitungan daya pada instalasi.
D. TUJUAN AKHIR
Modul ini bertujuan memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan kepada
peserta untuk mengarah kepada standar kompetensi tentang prinsip dasar
elektronika. Anda dapat dinyatakan telah berhasil menyelesaikan modul ini jika
anda telah mengerjakan seluruh isi dari modul ini termasuk latihan teori dan
praktek dengan benar juga telah mengikuti evaluasi berupa test dengan skor
minimum adalah 70. Setelah selesai mempelajari materi ini peserta diklat
diharapkan dapat :
1. Menentukan rekapitulasi daya pada instalasi.
2. Menentukan jumlah bahan beserta nilainya.
3. Menentukan besar kabel.
4. Merencanakan tata letak komponen pada PHB.
5. Merencanakan rekapitulasi anggaran biaya (RAB).
E. KOMPETENSI
Kompetensi Dasar :
3.11. Menentukan jumlah bahan, tata letak dan biaya pada instalasi Perlengkapan
Hubung Bagi (PHB) Bangunan Industri Kecil.
4.11. Menghitung jumlah bahan, tata letak dan biaya pada instalasi Perlengkapan
Hubung Bagi (PHB) Bangunan Industri Kecil.
Indikator :
Indikator KD pada KI Pengetahuan
3.11.1. Menjelaskan prinsip perhitungan jumlah bahan PHB Penerangan Bangunan
Industri Kecil 3 Fasa berdasarkan arus beban dan KHA.
3.11.2. Menjelaskan prinsip penentuan tata letak komponen PHB Penerangan Bangunan
Industri Kecil 3 Fasa.
3.11.3. Menjelaskan prinsip perhitungan biaya kebutuhan komponen PHB Penerangan
Bangunan Industri Kecil 3 Fasa.
2. Uraian Materi 1
Kalian pasti sudah mengenal panel listrik dari kompetensi sebelumnya. Panel
listrik jenis Perlengkapan Hubung Bagi (PHB) merupakan seperangkat komponen
listrik yang berfungsi sebagai pembagi daya dan pengaman pada instalasi listrik
sebuah bangunan. Pembagi daya bertujuan untuk membagi group beban pada
instalasi listrik sesuai kebutuan. Dari pembagian group tersebut akan
memudahkan kita dalam mengamankan dan perbaikan instalasi jika terdapat
permasalahan. Dalam merencanakan panel PHB maka diperlukan beberapa
tahapan yaitu menentukan rekapitulasi daya, menentukan komponen PHB,
mendesain tata letak komponen dan merencanakan anggaran biaya pembuatan.
Tahapan dari perencanaan akan kita bahas sebagai berikut.
REKAPITULASI DAYA
Menentukan rekapitulasi daya pada instalasi listrik yaitu menjumlahkan seluruh
daya beban yang terpasang pada instalasi listrik tersebut, dan dalam pokok
pembahasan materi kali ini instalasi yang dibahas adalah instalasi penerangan. Di
dalam instalasi penerangan batasan beban yang dihitung adalah beban pada
lampu dan kotak kontak biasa. Tujuan dari menentukan rekapitulasi daya pada
instalasi nantinya untuk menentukan group beban dan pengaman tiap group
tersebut yang akan dipasang pada Perlengkapan Hubung Bagi (PHB). Kamu pasti
sudah memahami rumus dalam menentukan nilai daya pada sebuah perlengkapan
listrik karena rumus tersebut pasti akan dgunakan. Mari kita memulai tahapan
dalam menghitung rekapitulasi daya yang terbagi dalam tahapan pembagian
group beban yang kemudian untuk menentukan pengaman pada tiap-tiap group
tersebut dan juga pengaman utamannya.
Pembagian Group Beban
Aspek penting dalam pembagian group beban adalah keseimbangan beban
pada tiap-tiap sumber fasa. Untuk sistem 1 fasa maka pembagian group dapat
secara langsung sesuai keinginan, tetapi dalam sistem 3 fasa maka
keseimbangan beban harus diperhatikan pada tiap-tiap fasa R, S, dan T.
Tahapan dalam pembagian group beban kita harus melihat terlebih dahulu
layout dari bangunan berupa ruangan-ruangannya. Setelah kita memahaminya
maka kita menganalisis berdasarkan jumlah beban listrik yang terpasang dan
besar nilainya pada tiap-tiap ruangan. Dikarenakan pada materi ini membahas
instalasi penerangan maka tidak ada selisih beban antar komponen yang terlalu
besar dan kita akan lebih mudah untuk membaginya. Untuk lebih rinci maka
pembagian beban dapat dilakukan berdasarkan:
1). Jenis Beban
Pembagaian ini yaitu memisahkan beban berdasarkan macamnya,
contohnya adalah membagi dua group yaitu untuk lampu dan kotak kontak
secara terpisah. Jika terdapat sebuah kotak kontak khusus dengan daya
yang lebih besar dari yang lain maka dapat dibuatkan lagi group terpisah.
2). Pembagian gedung/ruangan
Untuk pembagian ini maka kita harus melihat keseluruhan bangunan
apakah hanya satu buah gedung atau lebih. Untuk bangunan yang haya
berupa satu gedung maka dapat dilakukan dengan membaginya
berdasarkan ruangannya atau jumlah komponennya. Pada bangunan yang
lebih dari satu gedung yang terpisah jauh maka rekapitulasi pembagain
daya group harus terpisah karena nantinya berpengaruh pada efektifitas
dan anggaran biaya. Pada tiap-tiap gedung tersebut dapat dikelompokkan
menjadi group-group tersendiri nantinya kemudian baru dibagi berdasarkan
jenis beban.
Setelah memilih pembagian beban berdasarkan dua aspek di atas maka
tahap selanjutnya adalah mulai menghitung total beban pada tiap-tiap group
ruangan pada sebuah gedung. Contoh pembagiannya sebagai berikut:
Sebuah ruangan dengan instalasi 1 fasa memiliki beban lampu 15 VA
sebanyak 5 titik dan kotak kontak 150 VA sebanyak 3 titik. Pembagian
groupnya sebagai berikut:
Daya
Lampu KK
Group Total
Daya Bnyk Total Daya Bnyk Total
G1 15 5 75 VA 75 VA
G2 150 3 450VA 450 VA
Beban Listrik
Beban Listrik
Beban Listrik
BAHAN PHB
Setelah kalian selesai menentukan pembagian group maka tahapan selanjutnya
adalah menentukan jumlah bahan/komponen yang dipakai. Komponen utama
yang dipakai adalah MCB dan kabel. Untuk MCB jumlah yang dipakai sesuai
dengan group yang telah kita rencanakan sesuai pembagaiannya. Namum dalam
memakai komponen MCB tidak boleh sembarangan dan hal tersebut berkaitan
dengan nilai rating dari MCB yang fungsinya sebagai pengaman dan pembagi.
Selanjutnya untuk kabel juga pemakaiannya tidak boleh juga sembarang dan kita
harus menentukan besar kabel berdasarkan kemampuan hantar arus (KHA). Jadi
nilai arus yang menuju ke group beban dijadikan patokan untuk menentukan
besar minimal kabel yang akan dipakai. Dalam perhitungan dua komponen
tersebut maka kita harus sudah memahami rumus dalam menentukannya yaitu
rumus menentukan arus. Rumus untuk menghitungnya adalah:
Sistem 1 fasa:
S=V × I
P=V × I ×cos θ
Sistem 3 fasa:
P=V × I ×cos θ × √3
Keterangan :
S = Daya Semu (Volt Ampere)
P = Daya Nyata (Watt)
V = Tegangan (Volt)
I = Arus (Ampere)
cos θ = Faktor Daya
Dalam perhitungan nilai arus maka daya yang akan kita pakai adalah daya
semu dengan satuan Volt Ampere. Jika terdapat beban dengan nilai Watt maka
dapat kita konversi terlebih dahulu ke dalam satuan Volt Ampere dengan nilai cos
θ tergantung dari instalasi yang terpasang.
a. MCB
Dari perhitungan di atas maka dapat kita tentukan berapa nilai rating arus
yang akan dipakai. Nilai MCB yang dijual di pasaran tidak urut nilainnya dan
macam-macam nilainya dapat dilihat pada tebel berikut ini:
Tabel. Rating Arus Pada MCB
Penentuan pemakaian MCB dapat dilihat dari kebutuhan group dan beban
yang terpasang yaitu 1 fasa atau 3 fasa. Berdasarkan tabel di atas jika kalian
menemukan nilai arus beban yang tidak ada di dalam tabel maka kalian dapat
menggunakan nilai atas MCB yang terdekat. Contohnya jika perhitungan nilai
arus adalah 3,4 A maka MCB yang digunakan adalah 4 A.
Untuk kebutuhan banyaknya jumlah MCB yang digunakan dalam suatu panel
ditentukan dari proses sebelumnya yaitu dalam menentukan banyaknya beban
atau banyaknya group instalasi. Hal lain yang harus diperhatikan yaitu
menentukan jumlah titik beban maksimum yang dapat diamankan oleh satu
buah MCB. Pada pokok materi ini kita membahas pada instalasi industri kecil
maka dapat kalian lihat tabel di bawah ini.
Tabel. Jumlah titik sambung untuk satu buah sirkit akhir untuk penggunaan
tunggal dalam instalasi bukan rumah (PUIL 2000; 4.4-2)
Dari tabel di atas jika jumlah titik beban melebihi dari ketentuan nilai arus
pengaman yang diijinkan maka group harus dibagi kembali. Untuk beban
campuran maka dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel. Pembebanan dan jumlah titik sambung tiap sirkit akhir beban campuran
dalam instalasi bukan rumah (PUIL 2000; 4.4-4)
b. Kabel
Dalam menentukan besar kabel kalian juga harus mengetahui nilai arus yang
akan melewatinya. Ada dua macam penggunaannya yaitu untuk sambungan ke
beban dan sambungan ke sistem pengaman. Kemampuan kabel tersebut yatiu
KHA dapat kita lihat pada tabel berikut ini.
Tabel. KHA terus menerus yang diperbolehkan dan proteksi untuk kabel
instalasi berinti tunggal berisolasi PVC pada suhu keliling 30 °C dan
suhu penghantar maksimum 70 °C (PUIL 2000; 7.3-1)
Tabel. KHA terus menerus yang diperbolehkan untuk kabel instalasi
berisolasi dan berselubung PVC, serta kabel fleksibel dengan tegangan
pengenal 230/400 (300) volt dan 300/500 (400) volt pada suhu keliling
30 °C, dengan suhu penghantar maksimum 70 °C (PUIL 2000; 7.3-4)
Dari dua tabel diatas maka tergantung dari jenis kabel yang akan kita pakai.
Pertimbangan lain dari penggunaan besar kabel yaitu untuk kepentingan
penambahan daya dan beban maka penggunaan kabel dapat satu tingkat
diatas nilai yang diperbolehkan.
c. Penghantar Rel
Penghantar ini berupa terminal yang terbuat dari tembaga atau logam lain
yang memenuhi sebagai penhantar listrik. untuk ukuran penggunaannya pun
tergantung dari arus beban penuh yang melewatinya. Berikut tabel dari
penghantar rel.
Tabel. Daftar pembebanan penghantar kontinu untuk tembaga penampang
persegi (PUIL 2000; 6.6-1)
TATA LETAK KOMPONEN
Panel Box PHB dapat dipilih berdasarkan ukuran yang ada di pasaran, artinya
memilih panjang, lebar, dan tingginya agar semua komponen yang diperlukan
dapat terpasang dengan sempurna sebagaimana fungsi dan keguanaannya. Hal
lain yang perlu kalian pertimbangkan yaitu penempatan tata letak komponen
dalam lemari panel berdasar ukurannya agar memenuhi kriteria keandalan, tidak
saling mengganggu dan kerapian estetika pemasangan. Aspek kreatifitas dapat
kalian kembangkan dalam menyusun tata letak komponen dalam panel PHB.
Dalam tahapan mendesain kalian dapat menggambarnya terlebih dahulu pada
kertas gambar agar nantinya tidak terjadi kesalahan posisi. Langkah pertama
dalam mendesain adalah kalian harus tau ukuran sebenarnya komponen yang
akan digunakan baru setelah itu meletakkan pada posisi yang diinginkan.
Gambar. MCCB
b. MCB
MCB berfungsi sebagai pengaman arus dan pembagi daya pada instalasi listrik
dan jenis dari MCB yaitu 1 fasa dan 3 fasa. MCB pada PHB dapat sebagai
pengaman masuk dan pengaman keluar. Biasanya pada panel utama MDP MCB
hanya sebagai pengaman keluar menuju ke beban karena sebagai pengaman
utama yaitu MCCB.
(a) (b)
Gambar. (a) MCB 1 fasa; (b) MCB 3 Fasa
c. Rel Penghantar
Rel Penghantar atau bisa disebut denga rel busbar berfungsi sebagai terminal
sambungan penghantar dari pengaman utama menuju ke pengaman cabang.
Konstruksinya persegi dengan ketebalan yang bermacam-macam. Bahan
penyusunnya yaitu tembaga atau jenis logam penghantar yang lain dan tidak
ada selubung isolasi yang melindunginnya. Nilai rating arus yang melewatinya
menentukan ketebalan dari rel busbar. Pemilihan ukuran rel busbar tersebut
dapat dilihat pada tabel penghantar rel pembahasan sebelumnya. Rel busbar
tidak hanya sebagai terminal sambungan penghantar fasa saja tetapi dapat
untuk terminal penghantar netral dan grounding. Komponen ini pada
pemasangannya harus dilengkapi rol isolasi pada kaki yang
(a) (b)
Gambar. Rel busbar (a) terminal fasa; (b) terminal netral dan grounding
d. Terminal Blok
Komponen ini berfungsi untuk menghubungkan antar penghantar yaitu
penghantar luar menuju panel maupun penghantar dalam panel ke penghantar
luar. Jika nilai arus terlalu besar melebihi kapasitas kemampuan terminal
tersebut maka kabel dapat langsung disambungkan ke komponen dalam panel
seperti MCCB.
(a) (b)
Gambar. Kabel duct (a) tipe sirip; (b) tipe polos
f. Panel Volt Meter
Komponen ini berfungsi sebagai alat ukur tegangan kerja pada instalasi listrik.
pemasangan alat ukur ini dapat dipasang pada pintu panel. Untuk
pengkabelannya dapat disambungkan melalui terminal blok terlebih dahulu.
(a) (b)
Gambar. (a) Panel ampere meter; (b) Current transformator (CT)
i. Panel Cos Phi (θ) Meter
Panel meter ini untuk mengetahui faktor daya yang ada pada instalasi listrik.
pemasangan komponen pada pntu panel.
4. Tugas 1
a. Carilah berbagai macam PHB instalasi penerangan berdasarkan rancangan
tata letak komponennya di sekitar anda atau melalui internet!
5. Soal Latihan
a. Cobalah rencanakan panel pada bangunan bengkel di sekolah anda!
b. Rencanakan melalui gambar tata letak komponen pada PHB!
Jawaban Latihan:
6.
BAB III
EVALUASI
A. SOAL EVALUASI
Soal Pilihan Ganda
1) Dalam menentukan teknik pembagian daya maka aspek yang
dipertimbangkan adalah....
a. keandalan c. kemampuan beban e. tegangan kerja
b. jenis beban d. ukuran komponen
2) Pada pembagian daya dengan jenis 3 fasa maka pembagian beban antar fasa
harus....
a. komponen yang sama
c. jumlah tegangan sama
e. jumlah daya seimbang
b. jenis beban sama
d. komponen yang berbeda
3) Jika pada group pembagian dihasilkan nilai arus 3,2 Ampere maka rating
pengaman MCB yang digunakan adalah....
a. 2 A
b. 3 A
c. 4 A
d. 5 A
e. 6 A
4) Penggunaan ukuran kabel yang digunakan jika nilai arus kerja 12 Ampere
adalah....
a. 0,5 mm2
b. 0,75 mm2
c. 1 mm2
d. 1,25 mm2
e. 1,5 mm2
5) Pada sebuah beban listrik 1 fasa diketahui nilai dayanya yaitu 19 Watt, maka
nilai daya semunya jika diketahui cos phi 0,8 adalah....
a. 22 VA
b. 23,75 VA
c. 23, 85 VA
d. 24,75 VA
e. 24, 85 VA
B. KUNCI JAWABAN
1) B
2) E
3) C
4) E
5) B
C. FORMAT PENILAIAN
Kriteria Skor Bobot Nilai Keterangan
(1-
10)
Syarat Lulus
Tes Pilihan Ganda Nilai Minimal
70
Nilai Akhir
BAB IV
PENUTUP
Setelah menyelesaikan modul ini dan mengerjakan semua tugas serta evaluasi maka
berdasarkan kriteria penilaian, peserta diklat dapat dinyatakan lulus/ tidak lulus.
Apabila dinyatakan lulus maka dapat melanjutkan ke modul kompetensi berikutnya,
sedangkan apabila dinyatakan tidak lulus maka peserta diklat harus mengulang
modul ini dan tidak diperkenankan mengambil modul selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA