Anda di halaman 1dari 38

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

SEKTOR LISTRIK
SUB SEKTOR INSTALASI
PEMANFAATAN TENAGA LISTRIK

MEMASANG DAN
MENYAMBUNG SISTEM PENGAWATAN
KTL.IO02.040.01

BUKU INFORMASI

DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I.


DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.51 Lt.7.B Jakarta Selatan
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL. IO02.040.01

DAFTAR ISI

Daftar Isi ...............................................................................................................1

BAB I PENGANTAR .............................................................................................3

1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi ................................3


1.2. Penjelasan Modul ..........................................................................3
1.2.1 .... Desain Modul ..................................................................3
1.2.2 Isi Modul ........................................................................3
1.2.3 Pelaksanaan Modul ..........................................................4

1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC).............................................4


1.4. Pengertian-pengertian Istilah .........................................................5

BAB II STANDAR KOMPETENSI .............................................................................6

2.1. Peta Paket Pelatihan ....................................................................6


2.2. Pengertian Unit Standar ...............................................................6
2.3. Unit Kompetensi yang Dipelajari ...................................................6
2.3.1. Judul Unit .......................................................................7
2.3.2. Kode Unit ........................................................................7
2.3.3. Deskripsi Unit ..................................................................7
2.3.4. Elemen Kompetensi .........................................................7
2.3.5. Kriteria Unjuk Kerja .........................................................7
2.3.6. Batasan Variabel .............................................................8
2.3.7. Panduan Penilaian ...........................................................8
2.3.8. Kemampuan Awal ............................................................14
2.3.9. Kompetensi Kunci ............................................................14

BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN ........................................................15

3.1. Strategi Pelatihan .........................................................................15


3.2. Metode Pelatihan .........................................................................15

BAB IV MATERI UNIT KOMPETENSI ......................................................................17


4.1. Merencanakan dan mempersiapkan segala sesuatu untuk
pemasangan ...................................................................................17
4.2. Memasang sistem pengawatan ........................................................28
4.3. Memeriksa dan memberitahukan penyelesaian pekerjaan .................32

Judul Modul: Memasang dan Menyambung Sistem Pengawatan


Halaman: 1 dari 37
Buku Informasi Versi:2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL. IO02.040.01

4.3.1. Penyelesaian pekerjaan dilaporkan sesuai prosedur yang


ditetapkan......................................................................33
4.3.2. membuat berita acara pekerjaan.....................................35

BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI


5.1. Sumber Daya Manusia ..................................................................36
5.2. Sumber-sumber Perpustakaan ......................................................36
5.3. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan ................................................37

Judul Modul: Memasang dan Menyambung Sistem Pengawatan


Halaman: 2 dari 37
Buku Informasi Versi:2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL. IO02.040.01

BAB I
PENGANTAR

1.1. Konsep Dasar Competency Based Training (CBT)

 Apakah pelatihan berdasarkan kompetensi?


Pelatihan berdasarkan kompetensi adalah pelatihan yang memperhatikan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan di tempat kerja agar
dapat melakukan pekerjaan dengan kompeten. Standar Kompetensi dijelaskan
oleh Kriteria Unjuk Kerja.
 Apakah artinya menjadi kompeten ditempat kerja?
Jika anda kompeten dalam pekerjaan tertentu, anda memiliki seluruh
keterampilan, pengetahuan dan sikap yang perlu untuk ditampilkan secara
efektif ditempat kerja, sesuai dengan standar yang telah disetujui.

1.2.1 Desain Modul

Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan
Individual/mandiri :
 Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang pelatih.
 Pelatihan individual/mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta
dengan menambahkan unsur-unsur/sumber-sumber yang diperlukan dengan
bantuan dari pelatih.

1.2.2. Isi Modul

a. Buku Informasi
Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta.

b. Buku Kerja
Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap
pertanyaan dan kegiatan praktik baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan
Individual/mandiri.
Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi :
 Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari
dan memahami informasi.
 Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian
keterampilan peserta pelatihan.
 Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam
melaksanakan praktik kerja.

c. Buku Penilaian
Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan
peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :

Judul Modul: Memasang dan Menyambung Sistem Pengawatan


Halaman: 3 dari 37
Buku Informasi Versi:2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL. IO02.040.01

 Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai


pernyataan keterampilan.
 Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan
peserta pelatihan.
 Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai
keterampilan.
 Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja.
 Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik.
 Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.

1.2.3. Pelaksanaan Modul

Pada pelatihan klasikal, pelatih akan :


 Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai
sumber pelatihan.
 Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan.
 Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan
pelatihan.
 Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban/tanggapan dan
menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja.

Pada Pelatihan individual/mandiri, peserta pelatihan akan :


 Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan.
 Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada buku Kerja.
 Memberikan jawaban pada Buku Kerja.
 Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja.
 Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatih.

1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC)

 Apakah Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current


Competency)
Jika anda telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk
elemen unit kompetensi tertentu, anda dapat mengajukan pengakuan kompetensi
terkini (RCC). Berarti anda tidak akan dipersyaratkan untuk belajar kembali.
Anda mungkin sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan, karena anda telah :
a. Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan dan
keterampilan yang sama atau
b. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau
c. Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan
keterampilan yang sama.

Judul Modul: Memasang dan Menyambung Sistem Pengawatan


Halaman: 4 dari 37
Buku Informasi Versi:2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL. IO02.040.01

1.4. Pengertian-Pengertian/Istilah

Profesi
Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta
keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan,
pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi tertentu
yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan.

Standardisasi
Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu
standar tertentu.

Penilaian/Uji Kompetensi
Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui
perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta keputusan
mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan bukti-bukti
yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan.

Pelatihan
Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu
kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta lingkungan
belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada kompetensi yang
dipelajari.

Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap,
pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut ditempat
kerja untuk mwncapai unjuk kerja yang ditetapkan.

Standar Kompetensi
Standar kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilah-istilah hasil serta
memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit, elemen
kompetensi, kriteria unjuk kerja, ruang lingkup serta pedoman bukti.

Sertifikat Kompetensi
Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada
seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi
Profesi.

Sertifikasi Kompetensi
Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian/uji
kompetensi.

Judul Modul: Memasang dan Menyambung Sistem Pengawatan


Halaman: 5 dari 37
Buku Informasi Versi:2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL. IO02.040.01

BAB II
STANDAR KOMPETENSI

2.1. Peta Paket Pelatihan


untuk mempelajari modul ini perlu membaca dan memahami modul-modul lain
yang berakitan diantaranya:
 Tori dasar listrik
 Keselamatan kerja

2.2. Pengertian Unit Kompetensi

Apakah Unit Standar Kompetensi?


Setiap Standar Kompetensi menentukan :
a. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai kompetensi.
b. Standar yang diperlukan untuk mendemonstrasikan kompetensi.
c. Kondisi dimana kompetensi dicapai.

Apa yang akan Anda pelajari dari Unit Standar Kompetensi ini?
Anda akan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan dipersyaratkan untuk
“Menerapkan prosedur-prosedur mutu”.

Berapa lama Unit Standar Kompetensi ini dapat diselesaikan?


Pada sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian
kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin
membutuhkan waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam
keterampilan tertentu.

Berapa banyak kesempatan untuk mencapai kompetensi?


Jika Anda belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Pelatih
Anda akan mengatur rencana pelatihan dengan Anda. Rencana ini akan memberikan
Anda kesempatan kembali untuk meningkatkan level kompetensi Anda sesuai
dengan level yang diperlukan.
Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali.

2.3. Unit Kompetensi Yang dipelajari


Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi
peserta pelatihan atau siswa untuk dapat :
 Keselamatan kerja
 Penggunaan perkakas
 Teori listrik
 Pengaman sirkit

Judul Modul: Memasang dan Menyambung Sistem Pengawatan


Halaman: 6 dari 37
Buku Informasi Versi:2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL. IO02.040.01

2.3.1. Judul Unit


Memasang Dan Menyambung Sistem Pengawatan

2.3.2. Kode Unit


KTL.IO02.040.01

2.3.3. Deskripsi Unit


Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan prosedur operasi yang
diperlukan untuk memasang selungkup kabel, sistem penopang kabel, kabel
dan kelengkapannya

2.3.4. Elemen Kompetensi


 mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan.
 mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan.
 memeriksa kemajuan peserta pelatihan.
 menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan kriteria unjuk
kerja telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.

2.3.5. Elemen Kompetensi Dan Kriteria Unjuk Kerja


KRITERIA UNJUK KERJA
ELEMEN KOMPETENSI

01. Merencanakan dan 1.1. Pemasangan direncanakan dan dipersiapkan untuk


mempersiap kan segala memastikan apakah kebijakan dan prosedur keselamatan
sesuatu untuk pema dan kesehatan kerja/ K3 diikuti, pekerjaan diurut secara
sangan. tepat sesuai dengan persyaratan.
1.2. Orang yang berwenang dihubungi untuk memastikan
bahwa pekerjaan dikoordinasikan secara efektif dengan
pihak lain yang terkait ditempat kerja.
1.3. Komponen sistem pengawatan diperiksa apakah sesuai
dengan persyaratan pekerjaan.
1.4. Perlengkapan tambahan diperoleh sesuai dengan
prosedur yang ditetapkan dan memenuhi persyaratan.
1.5. Lokasi dimana barang khusus dari perlengkapan
tambahan, peralatan dan sirkit akan dipasang; ditentukan
berdasarkan persyaratan pekerjaan.
1.6. Kebutuhan bahan untuk menyelesaikan pekerjaan
diperoleh sesuai prosedur yang ditetapkan dan diperiksa
apakah sesuai dengan persyaratan pekerjaan.
1.7. Pekerjaan persiapan diperiksa untuk memastikan bahwa
tidak terjadi kerusakan yang tidak diharapkan serta
persiapan memenuhi persyaratan.
02. Memasang sistem 2.1. Kebijakan dan prosedur K3 untuk pemasangan sistem
pengawatan. listrik diikuti.
2.2. Sistem pengawatan dipasang sesuai dengan
persyaratan, tanpa kerusakan atau distorsi terhadap
terhadap lingkungan sekitar atau fungsi peralatan lain.

Judul Modul: Memasang dan Menyambung Sistem Pengawatan


Halaman: 7 dari 37
Buku Informasi Versi:2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL. IO02.040.01

2.3. Kelengkapan tambahan diterminasi dan disambung


sesuai dengan persyaratan.
2.4. Kejadian atau keadaaan yang tidak terduga ditanggapi
sesuai prosedur yang ditetapkan.
2.5. Persetujuan diperoleh dari orang yang berwenang sesuai
dengan prosedur yang ditetapkan sebelum suatu
tindakan alternatif diterapkan.
2.6. Pemeriksaan terus menerus terhadap mutu pekerjaan
dilakukan sesuai prosedur yang ditetapkan

03. Memeriksa dan 3.1 Pemeriksaan akhir dilakukan untuk menjamin bahwa
memberitahukan system pengawatan yang telah dipasang sesuai dengan
penyelesaian pekerjaan. persyaratan

3.2 Penyelesaian pekerjaan dilaporkan sesuai prosedur yang


ditetapkan

2.3.6. BATASAN VARIABEL

1. Umum.
1.1. Hal - hal yang bersifat umum didalam unit kompetensi ini ditunjukan dalam
huruf miring, misalnya prosedur yang ditetapkan.

2. Pemutakhiran unit kompetensi


2.1. Untuk memelihara pemutakhiran didalam unit kompetensi ini maka diusahakan
adanya pengembangan kompetensi secara terus menerus.

2.2. Hal ini mencakup usaha mengikuti perubahan undang-undang, peraturan,


prosedur, teknologi dan hal-hal lain yang menyangkut jangkauan (scope) dan
penggunaan dari unit ini.

2.3.7. PANDUAN PENILAIAN

1. Pengetahuan dan Ketrampilan Penunjang


1.1. Melaksanakan kegiatan-kegiatan pekerjaan dasar:
Bagian ini menentukan pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk
mendukung elemen dan kriteria unjuk kerja yang berkaitan dengan unit.
Hal ini bersama aspek lain dari bukti, akan menjamin bahwa seseorang
mampu mentransfer dan menggunakan pengetahuan serta keterampilan
tersebut kedalam kondisi lingkungan baru. Bagian ini mencakup seperangkat
pengetahuan dan keterampilan sebagai tambahan kepada yang telah
ditentukan pada bagian tersebut diatas yang berjudul “Pengujian unit yang
saling bergantung.

Judul Modul: Memasang dan Menyambung Sistem Pengawatan


Halaman: 8 dari 37
Buku Informasi Versi:2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL. IO02.040.01

1.2. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3):


1.2.1 Undang-undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja: tujuan; tindakan-
tindakan; pengawas intern; pemeriksa; pelanggaran.
1.2.2 Keselamatan diri: luka dan penyakit ditempat kerja; gangguan berulang
karena ketegangan syaraf; pedoman prosedur penanganan barang;
penanganan tangga; penerangan memadai ditempat kerja; radiasi
industri; bahaya kimia; peralatan pelindung; bahaya listrik; tekanan
panas; kebisingan industri yang tinggi
1.2.3 Bahaya ditempat kerja: identifikasi dari bahaya ditempat kerja yang
potensial; tindakan pencegahan
1.2.4 Bekerja dengan perkakas dan peralatan yang dioperasikan dengan
tenaga listrik: wujud dari bahaya sengatan listrik; penyebab kecelakaan
listrik; bekerja secara aman dengan tenaga listrik; peralatan
keselamatan kerja yang digunakan dilingkungan berlistrik
1.2.5 Penyelamatan dari sengatan listrik.
1.2.6 Pertolongan pertama pada keadaan darurat/usaha penyadaran dari
pingsan: prosedur untuk melakukan pertolongan pertama dan usaha
penyadaran dari pingsan kepada korban sengatan listrik; CPR (Cardio
Pulmonary Resuscitation).

1.3. Penggunaan Perkakas:


1.3.1 Indentifikasi dan penggunaan perkakas untuk: penandaan;
pengukuran; pemotongan; pembentukan; pengeboran; penguliran
dalam; penguliran luar; pengerjaan akhir; pembongkaran/perakitan.
1.3.2 Penggunaan perkakas: bahaya; prosedur keselamatan
1.3.3 Pabrikasi: bahan, tipe, penggunaan; teknik, penandaan, pemotongan,
pelengkungan, pengeboran, penyolderan, pemotongan untuk kerapihan

1.4. Teori Listrik:


1.4.1 Satuan dasar dan satuan turunan: satuan pokok; satuan turunan SI;
kelipatan dan sub – kelipatan
1.4.2 Karakteristik dari bahan: konduktor, isolator, semi - konduktor; muatan
listrik; arus listrik; gaya elektromotif
1.4.3 Sirkit sederhana: sumber; beban; rangkaian arus dan pengendalian;
sirkit terbuka; hubungan pendek
1.4.4 Tahanan: hukum Ohm; menentukan V, I, R; kerugian daya.
1.4.5 Pengaruh arus: efek fisiologis, prinsip dari perlindungan terhadap efek
fisiologis; Penggunaan alat ukur: penanganan alat ukur; pemilihan alat
ukur; penyusunan dan penyambungan kedalam sirkit; pembacaan skala
dan pembacaan angka.
1.4.6 Hubungan seri (sumber tunggal): menentukan V, I, R, P; Hukum
Kirchoff (Tegangan); pembagi tegangan.
1.4.7 Hubungan paralel: menentukan V, I, R, P; Hukum Kirchoff (Arus);
pembagi arus.
1.4.8 Hubungan seri/paralel: menentukan V, I, R, P.

Judul Modul: Memasang dan Menyambung Sistem Pengawatan


Halaman: 9 dari 37
Buku Informasi Versi:2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL. IO02.040.01

1.5. Teknik Pengawatan:


1.5.1 Pengujian keselamatan elektris/elektronik: isolasi; pengujian;
pemasangan tanda peringatan; pembumian.
1.5.2 Standar yang berkaitan dengan sector industri: tujuan; institusi
standard; penggunaan.
1.5.3 Kabel: tipe, daya, istilah; kodifikasi warna; struktur; penendaan kabel;
penggunaan kabel.
1.5.4 Sistem Pengawan: pembendelan kabel; pelindung dan penopang;
pemilihan sistem pengawatan.
1.5.5 Konektor dan terminasi: persyaratan; konektor; tipe
dan.perakitan/penguraian; terminasi konduktor; kawat perpanjangan.
1.5.6 Perlengkapan tambahan dan perlengkapan yang sesuai dengan
kebutuhan: penggunaan; alat pengokoh dan caranya.

1.6. Elektromagnetis:
1.6.1 Kemagnitan: Model medan; induksi magnetis dan penyaringan;
penggunaan.
1.6.2 Medan magnet disekitar konduktor yang beraliran listrik; hukum tangan
kanan Flemming; gaya hantar konduktor yang beraliran listrik.
1.6.3 Kuantitas kemagnetan: Satuan (Mmf, gaya kemagnetan, kepadatan
flux, reluktansi); permeabilitas.
1.6.4 Kurva kemagnitan: Karakterristik kemagnitan dari bahan; kejenuhan
dan histeresis; perbandingan bahan magnetis.
1.6.5 Tegangan induksi: Faktor yang diperlukan untuk menginduksi emf;
gaya yang bekerja pada konduktor.
1.6.6. Induktansi: konsep; satuan; factor yang mempengaruhi induktansi;
induktansi sendiri dan induktansi bersama.
1.6.7. Penggunaan prinsip elektromagnetis: Kerja generator; kerja motor;
penggunaan; efek yang tidak dikehendaki.

1.7. Prinsip Arus Bolak-balik fasa tunggal:


1.7.1 Tegangan dan arus bolak-balik sinusoida: pembangkitan bentuk
gelombang sinusoida; mengukur dan menghitung; hubungan fasa.
1.7.2. Phasor: Istilah hubungan fasa; kesepakatan melukiskan phasor;
hubungan fasa yang menggunakan phasor.
1.7.3. Tahanan didalam sirkit AC: Menentukan V, I, R, P; hubungan antara
tegangan dan arus.
1.7.4. Induktansi didalam sirkit AC: Reaktansi; induktansi yang diserikan;
induktansi yang diparalelkan; komponen induktif didalam sirkit dan
system daya.
1.7.5. Kapasitansi didalam sirkit AC: Reaktansi; kapasitansi yang diserikan;
kapasitansi yang diparalelkan; komponen kapasitif didalam sirkit dan
system daya.
1.7.6. Sirkit AC: Impedansi; hubungan antara komponen resistif dan
komponen reaktif; seri parallel dan seri-paralel sirkit RLC; menentukan
V, I, R, P didalam sirkit RLC; diagram phasor dari sirkit RLC.

Judul Modul: Memasang dan Menyambung Sistem Pengawatan


Halaman: 10 dari 37
Buku Informasi Versi:2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL. IO02.040.01

1.7.7. Resonansi: Persyaratan; resonansi dan frekwensi; pengaruhnya ke


arus. Transformator ideal: Prinsip kerja; tegangan serta arus primer dan
sekunder; penggunaan.

1.8 Prinsip AC (Arus bolak-balik) fasa tiga:


1.8.1. Daya dan faktor daya daya efektif, daya semu dan daya reaktif;
pengaruh dari factor daya rendah; perbaikan factor daya.
1.8.2. Sistem fasa banyak: perbandingan fasa banyak; keuntungan system 3
fasa.
1.8.3 Prinsip fasa 3: Pembangkitan; hubungan antar tegangan yang
dibangkitkan; urutan fasa.
1.8.4. Fasa tiga hubungan bintang: uhbungan; tegangan serta arus len dan
fasa.
1.8.5. Fasa tiga system 4 kawat: Tujuan penghantar netral; tegangan serta
arus len dan fasa; arus netral.
1.8.6. Fasa tiga hubungan delta: Hubungan; tegangan serta arus dan fasa.
1.8.7. Energi dan kebutuhan daya dari system AC: Tujuan dari energi; daya,
factor daya dan pengukuran kebutuhan daya; metoda; perbaikan factor
daya.

1.9. Persyaratan Pengawatan – arus rendah:


1.9.1. Jaringan induk dan sub-induk: Pemilihan kabel (kabel yang sesuai,
kebutuhan maksimum, kondisi instalasi, ukuran penghantar
berdasarkan kemampuan hantar arus, ukuran konduktor berdasarkan
penurunan tegangan); sirkit/ pengaman.
1.9.2. Sub-sirkit akhir: Pemilihan kabel (jumlah titik, kebutuhan maksimum,
kondisi instalasi, ukuran penghantar berdasarkan kemampuan hantar
arus, pengaman sirkit).
1.9.3. Pengendali dan pengaman: Persyaratan; susunan pembumian;
pengaman tambahan.
1.9.4. Papan hubung bagi: Lokasi; persyaratan peralatan; susunan
perlengkapan.
1.9.5. Situasi Lemab: Pembumian; system pengawatan; perlengkapan.
1.9.6. Tapak konstruksi dan pembongkaran: Pengaturan pasokan; peraturan
instalasi; pengujian.
1.9.7. Pengawatan diudara dan dibawah tanah: Tipe kabel; data saluran
udara; system pengabelan dibawah tanah.

1.10. Persyaratan pengawatan – arus besar:


1.10.1 Induk dan su induk: Menggunakan PUIL; kondisi instalasi; kemampuan
hantar arus; penurunan tegangan.
1.10.2 Sub sirkit akhir: Jumlah titik; kebutuhan maksimum; pengamanan;
kondisi instalasi; pemilihan kabel.
1.10.3 Pengendali dan pengamanan: Persyaratan; peralatan papan hubung
bagi (penyusunan, CT untuk pengukuran); hubungan pengamanan
sirkit dan pengendali, pengaman gangguan.

Judul Modul: Memasang dan Menyambung Sistem Pengawatan


Halaman: 11 dari 37
Buku Informasi Versi:2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL. IO02.040.01

1.10.4 Area berbahaya: Klasifikasi, system pengawatan; metode pengaman


ledakan; pengaman gangguan.
1.10.5 Persyaratan instalasi khusus: Bioskop dan ruang pertemuan; ruang
dengan penyaluran udara; Karavan dan taman karavan; pangkalan
tempat berdayung/ berlayar.

1.11. Pengaman sirkit:


1.11.1 Pembumian dan sistem pembumian: Alasan untuk pembumian; PUIL
untuk system pembumian yang efektif; langsung, MEN (Multi Earth
Neutral) dan ELCB; prinsip bekerjanya masing-masing sistem
pembumian; tata letak dari pembumian yang khas instalasi listrik;
keuntungan masing-masing system pembumian.
1.11.2 Pengaman sirkit: Penyebab dan pengaruh tegangan dan arus
berlebihan; arus hubungan pendek; persyaratan tentang pengaman
beban lebih; memahami istilah-istilah pengaman sirkit yang
berhubungan dengan timbulnya arus gangguan, diskriminasi
pengaman, waktu arus minimum seketika dan waktu arus minimum
balik; metode peredam bunga api pada peralatan pengaman AC dan
DC; prinsip kerja alat pengaman sirkit; alat pengaman sirkit yang
bergantung pada tegangan pengaman surja.

1.12. Pengujian keamanan instalasi listrik


1.12.1 Peraturan perundang-undangan: Peraturan; tanggung jawab;
persyratan pengujian.
1.12.2 Pengujian Instalasi: Isolasi; Kontinuitas pembumian; polaritas; letak
titik pembumian dan titik netral; penandaan konduktor sirkit;
pengoperasian instalasi.
1.12.3 Dokumentasi: laporan pengujian; persyaratan minimum.

1.13. Gambar listrik dan pemahamannya


1.13.1 Maksud dan penggunaan diagram blok, diagram sirkit dan diagram
pengawatan.
1.13.2 Penggunaan symbol-simbol gambar dan standar yang yang berlaku.
Ketentuan-ketentuan dalam diagram listrik.
1.13.3 Pengendalian satu arah, dua arah dan posisi banyak untuk sirkit
penerangan.
1.13.4 Metoda pengawatan sirkit yang menggunakan kabel berselungkup dan
looping terminals.
1.13.5 Pemahaman gambar dan penggunaan tempat kerja dan gambar
perencanaan serta gambar detail dan gambar standar.
1.13.6 Penempatan posisi pelayanan listrik menuruti gambar arsitektur.

Judul Modul: Memasang dan Menyambung Sistem Pengawatan


Halaman: 12 dari 37
Buku Informasi Versi:2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL. IO02.040.01

1.14. Penerangan:
1.14.1 Pencahayaan: Tipe; pemeliharaan luminasi; penggunaan reflector
dan/atau diffuser
1.14.2 Tipe lampu: lampu pijar, gas luah dan tagangan tinggi, karakteristik,
hubungan sirkit dan fitur khusus, tipe lampu lainnya; alat bantu
pengendali; peredupan cahaya; gangguan RF; kesalahan umum;
pengujian sirkit; pelacakan gangguan.
1.14.3 Situasi penerangan khusus: Persyaratan/ aturan khusus menyangkut
keamanan; penerangan untuk keamanan dan keadaan darurat;
penggunaan standar yang tepat dengan situasi ini.

2. Konteks Penilaian:
Kompetensi akan ditentukan berdasarkan bukti yang ditunjukan secara konsisten
melalui penerapan secara umum dari kegiatan, dan bila perlu mendukung hasil dari
unit lain yang berada dalam suatu kualifikasi.
3. Aspek Penting Penilaian:
Hasil yang dicapai dari unit kompetensi ini didasarkan pada setiap keadaan yang
dipenuhi sebagai berikut :
3.1 Mendemostrasikan unjuk kerja yang konsisten untuk masing-masing
elemendari unit melalui penerapan secara umum;secara mandiri dan
memenuhi persyaratan.
3.2 Memenuhi kriteria unjuk kerja yang berhubungan dengan masing-masing
elemen kompetensi dengan menggunakan cara, prosedur, informasi dan
sumber daya yang tersedia ditempat kerja.

4. Catatan Khusus
4.1 Tidak ada
4.2 Perhatian hendaknya dibeikan kepada evaluasi bekala dari ketrampilan dan
pengetahuan didalam unit ini yang erat terkait dengan keselamatan keja,
instalasi serta peralatan dan semacamnya, terutama bila keterampilan dan
pengetahuan terkait tidak sering digunakan.
4.3 Laporan pengujian tentang kompetensi harus dalam hubungan dari satu unit
yang diuji dengan kualifikasi yang akan dikeluarkan. Persyaratan peraturan
yang berlaku pada daerah tertentu mungkin membutuhkan informasi
tambahan. Pengakuan dari transfer pengetahuan dan ketrampilan mungkin
dapat dimaksimalkan dengan perekaman dan penerbitan transkip yang
mencakup informasi tambahan. Hal ini dapat menjadi pernyataan terperinci
tentang hasil yang telah dicapai dalam pengetahuan dan ketrampilan. Setiap
laporan tambahan akan merupakan bahan negosiasi antara RTO (recognized
training Organization) dengan klien-nya.

Judul Modul: Memasang dan Menyambung Sistem Pengawatan


Halaman: 13 dari 37
Buku Informasi Versi:2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL. IO02.040.01

2.3.8. Kemampuan Awal


peserta pelatiahn harsus memiliki kemampuan awal pengetahuan teori listrik
2.3.9. KOMPETENSI KUNCI

Tingkat Kemampuan yang Harus Ditunjukkan dalam Menguasai Kompetensi ini

No Kompetensi Kunci Dalam Unit Ini Tingkat


1 Mengumpulkan, Mengorganisir dan menganalisa 2
Informasi
2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 2
3 Merencanakan dan mengorganisir aktifitas-aktifitas 2
4 Bekerja dengan orang lain dan kelompok 3
5 Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 2
6 Memecahkan masalah 2
7 Menggunakan Teknologi 3

Judul Modul: Memasang dan Menyambung Sistem Pengawatan


Halaman: 14 dari 37
Buku Informasi Versi:2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL. IO02.040.01

BAB III
STRATEGI DAN METODE PELATIHAN

3.1. Strategi Pelatihan

Belajar dalam suatu sistem Berdasarkan Kompetensi berbeda dengan yang sedang
“diajarkan” di kelas oleh Pelatih. Pada sistem ini Anda akan bertanggung jawab terhadap
belajar Anda sendiri, artinya bahwa Anda perlu merencanakan belajar Anda dengan
Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah
dibuat.

Persiapan/perencanaan
a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan
tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar Anda.
b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.
c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan
pengetahuan dan pengalaman yang telah anda miliki.
d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan Anda.

Permulaan dari proses pembelajaran


a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat pada
tahap belajar.
b. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan
Anda.

Pengamatan terhadap tugas praktik


a. Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh Pelatih atau orang yang
telah berpengalaman lainnya.
b. Mengajukan pertanyaan kepada Pelatih tentang konsep sulit yang Anda temukan.

Implementasi
a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
b. Mengamati indicator kemajuan personal melalui kegiatan praktik.
c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah Anda peroleh.

Penilaian
Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar Anda.

3.2. Metode Pelatihan

Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus,
kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.

Judul Modul: Memasang dan Menyambung Sistem Pengawatan


Halaman: 15 dari 37
Buku Informasi Versi:2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL. IO02.040.01

Belajar secara mandiri


Belajar secara mandiri membolehkan Anda untuk belajar secara individual, sesuai
dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan
secara bebas, Anda disarankan untuk menemui Pelatih setiap saat untuk
mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.

Belajar Berkelompok
Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk dating bersama secara teratur dan
berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip
sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi
antar peserta, Pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja.

Belajar terstruktur
Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh
Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topic tertentu.

Judul Modul: Memasang dan Menyambung Sistem Pengawatan


Halaman: 16 dari 37
Buku Informasi Versi:2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL. IO02.040.01

BAB IV
MATERI UNIT KOMPETENSI

Unit kompetensi ini berkaitan dengan penerapan prosedur operasi yang diperlukan
untuk memasang selungkup kabel, sistem penopang kabel, kabel dan kelengkapannya

4.1. Merencanakan dan mempersiapkan segala sesuatu untuk pemasangan

Keselamatan kerja tidak hanya diperlukan dalam pendidikan/training saja tapi


juga sangat dibutuhkan ketika seseorang terjun langsung dilapangan kerja. Oleh karena
itu, kita harus dibiasakan untuk selalu memperhatikan keselamatan kerja. Apabila tidak
diperhatikan, ini dapat mengakibatkan kecelakaan yang dapat merugikan perusahaan
maupun si pekerja/peserta latihan itu sendiri.

Listrik merupakan energi yang banyak digunakan di rumah tangga maupun industri.
Didalam penggunaan dapat menimbulkan bahaya terhadap manusia. OLeh karena itu
perlu di identitikasi secara dini sehingga dapat dilakukan usaha pencegahannya.

Bahaya listrik dapat berupa:

1. Tersentuh kejutan listrik, yang berupa sentuhan langsung dan tak


langsung.
a. Sentuhan langsung adalah persinggungan bagian tubuh manusia dengan
bagian aktif perlengkapan atau instalasi listrik yang dalam keadaan normal
bertegangan, seperti penghantar terbuka / telanjang, busbar yang terbuka
dan lain sebagainya

b. Sentuhan tidak Iangsung ia persinggungan tubuh manusia dengan bagian


konduktif terbuka per atau instalasi listrik yang bertegangan akibat
kegagalan isolasi
2. Terbakar karena dialiri arus listrik
3. Terjatuh karena kejutan listrik.

4.1.2. Usaha pencegahan terhadap bahaya listrik antara lain

1. Melakukan perbaikan instalasi listrik da keadaan tidak bertegangan.


2. Setiap bagian yang aktif harus dilindungi atau diisolasi atau gunakan peralatan
kerja yang berisolasi.
3. Dilarang menggunakan penghantar yang isolasinya sudah mengelupas.
4. Semua bagian konduktif terbuka perlengkapan dan instalasi listrik serta titik netral
sistim listrik disumbernya harus dibumikan.
5. Menggunakan alat pelindung (sarung tangan karet elektrik dan sepatu ).
6. Memasang tanda adanya pekerjaan yang berbahaya.
7. Bekerja pada instalasi listrik dalam keadaan sehat (tidak mengantuk, tidak mabuk)
8. Hindari bercanda sewaktu bekerja.
9. Lakukan perawatan peralatan dan perkakas secara berkala (teratur)

Judul Modul: Memasang dan Menyambung Sistem Pengawatan


Halaman: 17 dari 37
Buku Informasi Versi:2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL. IO02.040.01

Pengamanan listrik dapat dilakukan dengan beberapa cara diantaranya:

A. PEMASANGAN FUSE DAN SIRKUIT BREAKER.


- Prinsip kerja fuse yaitu apabila arus yang memasuki sirkuit melebihi batas yang
tertera maka secara otomatis kawat penghantar dalam fuse akan terputus
sehingga arus tidak mengalir. Fuse tidak bisa dipakai ulang apabila telah putus.
Bagian Fuse

Tabung pengaman

Kawat pengahantar

- Prinsip kerja sirkuit breaker (pemutus rangkaian) yaitu apabila daya (Volt Amper)
yang masuk melebihi batas toleransi secara otomatis penghantar arus akan
terputus. Circuit Breaker dapat dipakai berulang kali selama masih bisa berfungsi.

Jenis-jenis sirkuit breaker:

- MCB /CB ( Magnetic circuit breaker / Circuit breaker) Pengaman ini dipakai
sebagai Pengaman untuk kontak antara life – netral

- ELCB (Earth Leakage Circuit Breaker), jenis pengaman mi dipakai untuk


mencegah kebocoran arus terhadap earth / ground.

B. PEMAKAIAN ISOLASI YANG AMAN.


Isolator adalah Bahan yang tidak dapat menghantarkan listrik. Umumnya dipakai
sebagai pemisah antara bagian aktif listrik maupun bagian aktif dengan non aktif.

Contoh : Porselin , mika, kaca , ketas, keramik, kain , karet, dan lain-lain.

Pada tegangan tinggi, dipakai isolator jenis ROL, Isolator jenis berbentuk telur
terbuat dan keramik.

Isolator yang dipasang harus tidak cacat ( robek, pecah ), hal ini dimaksudkan
untuk menghindari kegagalan isolasi yang bisa berakibat fatal. Pemasangannya
harus tepat

C. PEMBUMIAN (EARTHING)
Pembumian dimaksudkan untuk meniadakan beda potensial sehingga bila ada
Kebocoran tegangan maka kebocoran tersebut akan dibuang ke bumi. Hal ini
untuk memberikan perlindungan kepada pekerja listrik selain untuk
mengamankan peralatan.

Judul Modul: Memasang dan Menyambung Sistem Pengawatan


Halaman: 18 dari 37
Buku Informasi Versi:2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL. IO02.040.01

D. PROSEDUR PENGUNCIAN (LOCKOUT)

Pemasangan peralatan pengunci dilakukan dalam pekerjaan istrik. Penguncian


bertujuan untuk meminimalkan /menghilangkan arus yang tiba-tiba masuk.
Peralatan pengunci (Lock out) biasanya dipasang pada titik awal pengambilan
tenaga dari stop kontak. Pada pengerjaan listrik, dipastikan bahwa semua listrik
telah dimatikan dari titik pengambilannya setelah diputus dikunci.
Jenis pengunci yang dipakai adalah pengunci umum yang dapat diperoleh dari
katalog.

E. PROSEDUR PENANDAAN (TAG OUT)


Penandaan ini dimaksudkan untuk memberikan informasi terhadap pekerja
disekitar tentang adanya pengerjaan listrik sehingga orang akan lebih waspada
dan tidak melakukan tindakan yang membayakan.

Selama ini belum ada standar resmi format untuk penandaan. Namun minimal
yang harus ada adalah tanda bahaya, pekerjaan yang dilakukan, penanggung
jawab waktu pengerjaan.

Contoh :
AWAS BAHAYA LISTRIK,
Jangan mendekat!
Sedang ada penyambungan listrik
Dilakukan oleh
PT ROGABE
Waktu : Jam 11.00 13.00 WITA

4.4. Peraturan Perurudang-undangan

Penggunaan listrik yang didalamnya juga tercantum standar kabel dan kawat
penghantar diatur oleh suatu badan nasional dan internasional. Tujuannya adalah
untuk memberikan kesamaan persepsi tentang warna, symbol dsb sehingga tidak
terjadi kesalahan yang diakibatkan oleb ketidaksamaan persepsi tersebut.

Badan tersebut antara lain

1. International Electrotechnica Commission


2. Lembaga Masalah Ketenagaan / PLN, yang mengeluarkan PUlL ( Peraturan Umum
Instalasi Listrik ). Yang berlaku diwilayah Indonesia.

Judul Modul: Memasang dan Menyambung Sistem Pengawatan


Halaman: 19 dari 37
Buku Informasi Versi:2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL. IO02.040.01

STANDAR WARNA

Warna kabel mi diperuntukkan bagi penggunaan untuk sistim tenaga. Untuk kabel
informasi dan data sampai saat ini belum ada standar pemberian warna kabel.
Warna untuk kabel tenaga ini meliputi ( Sesuai standard PUIL)

- Earth /Pentanahan : Warna majemuk hijau, kuning, tak boleh untuk tujuan
lain.
- Kawat Netral /Tengah : warna biru, bila instalasi tanpa hantaran netral,
warna biru boleh digunakan.
- Kawat fase/
Fase 1 (Fase R) : Merah
Fase 2 ( Fase S) : Kuning
Fase 3 ( Fase 1) : Hitam

Dalam penerapannya di industri khususnya pulau Batam, mengacu kepada standard


SISIR dan PUB ( Public Utilities Board ). Penggunaan kabel untuk sistim tenaga
(power supply) baik untuk 3 Phase 380 V atau 3 Phase 200 V, mulai dari Main panel
sampai ke panel pembagi & isolator - isolator adalah sebagai berikut:
Earth / Pentanahan : Hijau/ hijau + garis kuning
Netral : Hitam
Ease 1 (R) : Merah
Fase 2 (S) : Kuning
Ease 3 (T) : Biru

Standard pemasangan Wire pada 3 pins plug power 220 V & socketnya yang di
approved PUB/SISIR standard dan digunakan oleh keseluruhan Multi National
Company ( MNC ), terutarna di kawasan industri Batamindo ( BIP ) adalah

Live ( L) : Brown /coklat


Neutral ( N ) : Blue / biru
Earth ( E ) : Green/Yellow ( Hijau garis kuning)

PERIJINAN

Perijinan penggunaan kawat pada umumnya hanya diterapkan untuk jenis kawat
/penghantar tenaga saja dalam proses instalasi listrik arus kuat. Umumnya meliputi
Penggunaan arus, tegangan, alat pengaman listrik, jenis instalasi yang digunakan.
Untuk penggunaan lain, kabel data, kabel tenaga dengan tegangan rendah, tidak
diperlukan perijinan.
PENGAWASAN DAN TANGGUNG JAWAB,

Untuk pengerjaan suatu proyek listrik arus kuat, pengawasan dan tanggung
jawabnya diatur dalam pasal 910 PUlL. Antara lain ditentukan sebagai berikut:

Judul Modul: Memasang dan Menyambung Sistem Pengawatan


Halaman: 20 dari 37
Buku Informasi Versi:2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL. IO02.040.01

1. Setiap pemasangan instalasi listrik harus mendapat izin dan instansi yang
berwenang, umumnya dari cabang PLN setempat.
2. Penanggung jawab pekerjaan instalasi harus seorang yang ahli, berilmu
pengetahuan, berpengalaman dalam pekerjaan instalasi listrik dan memiliki
izin dari instansi yang berwenang.
3. Pekerjaan pemasangan instalasi listrik harus diawasi oleh seorang pengawas
yang ahli dan berpengetahuan tentang listrik, menguasai peraturan perlistikan,
berpengalaman dalam pemasangan instalasi listrik dan bertanggung jawab
atas keselamatan para pekerjanya.
4. Pekerjaan pemasangan instalasi listrik harus dilaksanakan oleh orang-orang
yang berpengetahuan dan berpengalaman tentang listrik, dan dalam keadaan
sehat.
5. Pemasangan instalasi listrik yang selesai dikerjakan, harus dilaporkan secara
tertulis kepada badan pemeriksa (umumnya PLN setempat) untuk diperiksa
dan diuji
6. Setelah dinyatakan baik secara tertulis oleh badan pemeriksa , dan sebelum
diserahkan kepada pemilik atau pemesan, instalasinya harus dicoba dahulu
dengan tegangan dan arus kerja penuh selama waktu yang cukup lama semua
peralatan yang dipasang harus dicoba.
7. Perencana suatu instalasi listrik bertanggung jawab atas rencana yang telah
dibuatnya.
8. Pelaksana pekerjaan pemasangan instalasi listrik bertanggung jawab atas
pekerjaannya selama batas waktu tetentu. Jika terjadi suatu kecelakaan
karena kesalahan pemasangan, ia bertanggung jawab atas kecelakaan
tersebut.

Pemeriksaan dan pengujian instalasi listrik meliputi antara lain:


1. Tanda - tanda
2. Peralatan listrik yang dipasang.
3. Cara pemasangannya
4. Polaritas (harus sesuai dengan pasal 206)
5. Pentanahan (diuji sesuai pasal 333)
6. Tahanan isolasi (diuji sesuai pasal 215 dan pasa 334)

Spesifikasi Kode Warna dan Penggunaan Kawat Penghantar dan Kabel

Ada beberapa istilah dalam bidang kelistrikan yang perlu diketahui , antara lain:

1. KONDUKTOR
Yaitu : Bahan yang berfungsi sebagai penghantar arus listrik, Contoh Tembaga
dan logam.

2. BAHAN /MATERIAL
Yang dimaksud dalam bahasan ini adalah bahan penyusun suatu kawat
penghantar atau kabel.

Judul Modul: Memasang dan Menyambung Sistem Pengawatan


Halaman: 21 dari 37
Buku Informasi Versi:2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL. IO02.040.01

3. LILITAN (STRANDING)
Yaitu Beberapa untaian kawat tunggal yang dirangkai sejajar sehingga
membentuk suatu kumpulan yang seragam

4 . PENYEKAT LUAR.
Yaitu: bahan pelindung kawat/kabel terbuka yang berfungsi untuk melindungi
fungsi kabel /kawat.

5. TEGANGAN
Yaitu Tegangan maximum-minimum yang bisa digunakan untuk jenis kawat
/kabel tertentu.

6. JARAK TEMPERATUR
Yaitu : Temperatur maximum -minimum yang bisa digunakan/dideteksi oleh
kawat / kabel

7. KODEWARNA
Yaitu : Penentuan warna kabel yang telah diatur oleh perundang-undangan.

8. PEMBUNGKUS PENGHANTAR.
Yaitu : Penyekat bagian kabel yang memiliki fungsi yang lain, seperti membantu
penghantar sinyal.

Kabel memiliki beraneka ragam jenis dan kegunaan. Pada unit ini akan diberikan
jenis kabel - kabel yang sering digunakan di Industri

Berdasarkan Fungsi Kabel dapat Berfungsi untuk:

a. PENGHANTAR ARUS LISTRIK TENAGA.

Tegangan listrik dibedakan menjadi beberapa bagian yaitu


- Tegangan Extra Rendah ( <50 V)
- Tegangan Rendah (50V-1000V)
- Tegangan Menengah (1000V-35KV)
- Tegangan Tinggi (35KV—15OKV)
- Tegangan Extra Tinggi (> 150 KV)

Jenis yang sering digunakan adalah Armuored kabel. NYA, NGA dan lain-lain.
Penentuan besar kecil dan jumlah serabut /inti yang digunakan dapat diketahul dari
PUIL.

Singkatan N, Y, G, A dapat dilihat pada tabel Nomenklatur. ARMOURED KABEL yaitu


kabel yang memiliki ketahanan mekanik yang kuat, kabel ini memiliki banyak lapisan
pelindung. Konstruksinya sebagai berikut :

Judul Modul: Memasang dan Menyambung Sistem Pengawatan


Halaman: 22 dari 37
Buku Informasi Versi:2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL. IO02.040.01

Pelapis
/Pelindung

PENGHANTAR

b. PENGHANTAR ARUS LISTRIK DATA DAN INFORMASI


- KABEL COAXIAL
Kabel ini memiliki impedansi rendah, gangguan yang rendah dan umumnya
digunakan untuk frequensi tinggi. Contoh: Kabel antenna.

Pelapis inti

Kabel inti

Kabel serabut

- TRS (TRI RATED SWITCH GEAR)


Kabel ini berupa penghantar tembaga berlilit sejajar yang dilapisi PVC.
Umumnya dapat bekerja dengan range tegangan, konduktor - bumi 600V,
Konduktor-konduktor: 1000V

Kabel tembaga serabut

- KABEL SERATOPTIK
Kabel ini dapat menghantarkan ion-ion listrik yang diubah menjadi ion-ion
cahaya. Kabel ni banyak berfungsi di dunia informas.

- TPS (TWISTED PAIR SHIELDED)


Kabel ini berupa kabel sejajar yang dipuntir dan diberi pelapis. Umumnya
dipakai sebagai penghubung pada peralatan komputer

- TPI (TWISTED PAIR INDUCTION)


Konstruksi kabel m hampir sama dengan TPS. Namun pelindung kabetaya
Iebih kuat sehingga dapat dipakai di dalam gedung / bangunan

Judul Modul: Memasang dan Menyambung Sistem Pengawatan


Halaman: 23 dari 37
Buku Informasi Versi:2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL. IO02.040.01

Klasifikasi Menurut Bentuk (Konstruksi)


a. PENGHANTAR LISTRIK BENTUK PEJAL.
Penghantar memiliki diameter sampai dengan ± 6 mm atau penampung ion-
ion. Jenis kabel ini banyak dipakai untuk kabel rumah

b. PENGHANTAR LISTRIK BENTUK BERLILIT.


- Kabel ini terdiri dan beberapa isian yang dipasang berlilit dipakai untuk
tegangan rendah, ukuran luas penampang 1 mm2 - 50 mm2
- Kabel ini banyak dipakai untuk didalam gedung konstruksi.

c. PENGAHANTAR LISTRIK KAWAT SERABUT


Bentuk fisik penghantar serabut pada umumnya lentur dan flexible dan
banyak digunakan pada bagian — bagian sulit dan sempit, Seperti pada
rangkaian instalasi listrik.

Klasifikasi Menurut Jumlah Penghantarnya

Kabel ini dapat dipakai untuk 1.2 atau beberapa macam penghantar,misalnya
bagian fase saja, fase dengan netral atau R,S, T dan Netral.

a. PENGHANTAR LISTRIK SIMPLEX


- Hanya menghantarkan satu aliran listrik saja
- Jenisnya NYA, NYM, NYY

Judul Modul: Memasang dan Menyambung Sistem Pengawatan


Halaman: 24 dari 37
Buku Informasi Versi:2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL. IO02.040.01

b. PENGHANTAR LISTRIK DUPLEX


- Dapat menhantarkan 2 macam aliran listrik, misalnya fasa dengan fasa
atau fasa dengan netral. Umumnya masing - masing penghantar memilki
isolasi yang di selubungi bahan pelindung.
- Jenis -jenisnya : NYM, NYY

c. PENGHANTAR LISTRIK TRIPLEX


- Dapat menghantarkan 3 macam aliran seperti R, S, T atau fase netral
hubungan tanah.
- Contoh jenis ini : NYM,NYY

d. PENGHANTAR LISTRIK QUADRUPLEX


- Dapat menghantarkan 4 macam aliran listrik seperti : R, S. T dan
hubungan tanah atau 2 aliran fase.
- Contoh dan kabel jenis ini adalah NYM, NYY dan NYMHY

Pada aplikasi diketahui beberapa jenis kabel spesial

1. KABEL OVERHEAD AERIAL


- Kabel yang digunakan pada jala - jala listrik, kabel ini tanpa pembungkus
pelindung dan tidak dibumikan.
- Untuk mencegah kebocoran arus listrik, perlu dipasang isolator.

Judul Modul: Memasang dan Menyambung Sistem Pengawatan


Halaman: 25 dari 37
Buku Informasi Versi:2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL. IO02.040.01

2. KABEL TANAH
- Kabel tanah uratnya dapat berjumlah satu sampai dengan lima, luas penampang
penghantar dapat mencapai 240 mm 2 atau lebih.
- Umumnya tahan terhadap gangguan mekanik, suhu, sifat asam /basa.
- Jenis yang dipakai NYY, NAYY.

Penghantar tembaga

Isolasi PVC

Lapisan pembungkus inti

Selubung PVC

3. KABEL GEDUNG
- Jenis kabel yang dibicarakan adalah kabel yang digunakan penyaluran tenaga
didalam gedung.
- Umumnya yang digunakan adalah jenis NYA dan NGA

NGA : Penghantar tembaga berlapis timah putih dengan yang dilindungi


dengan anyaman benang.
NYA : Penghantar tembaga polos dengan isolasi PVC.

Penghantar tembaga berlapis


timah
karet

NGA plastik

NYA

4. KABEL KOMUNIKASI
- Umumnya menggunakan kabel jenis puntir sejajar.
- Ukurannya kecil dengan luas penampang 10 mm2
- intinya merupakan penghantar tembaga berlapis timah putih dengan tingkat
kekerasan cukup tinggi.
- Memiliki pelindung da jenis karet.

Judul Modul: Memasang dan Menyambung Sistem Pengawatan


Halaman: 26 dari 37
Buku Informasi Versi:2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL. IO02.040.01

Penghantar

PVC

karet

inti

5. KABEL UNTUK HUBUNGAN TERMOKOPLE


- Kabel ni sensitive terhadap perubahan suhu perubahan suhu dapat dideteksi da
rapat tidaknya 2 ujung kabel yang dialiri arus.
- Kabel ni memiliki intl dengan diameter yang kecil sekali dan memiliki sifat
hantaran yang sensitive.

inti

pembungkus

6. KABEL FLEXIBLE.
- Yaitu Kabel yang mudah dibengkokkan / diarahkan tanpa mengakibatkannya
berkurangnya fungsi kabel itu.
- Inti dan pembungkusnya terbuat dan bahan yang lentur.
- Didalam menginstalasi kabel perlu diperhatikan hal-hal sebagai benikut:
- Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan yang basah kering, asani, basa sangat berpengaruh untuk
menentukan perlu tidaknya pipa pelindung dan isolasi yang digunakan.

- Temperature ruangan.
- Sifat dan ketahanan kabel
- Peletakan jaringan kabel.
Peletakan jaringan kabel untuk kabel tenaga dan kabel data dan inlormasi
memiliki karakteristik yang berbeda. Kabel tenaga harus benar benar
diperhatikan jenis fase, netral, atau pembumiannya.
Kabel dapat di instalasi secara individu atau kelompok Untuk kabel-kabel tenaga
umumnya hanya kabel tunggal , namun berisi banyak urat dan inti

Judul Modul: Memasang dan Menyambung Sistem Pengawatan


Halaman: 27 dari 37
Buku Informasi Versi:2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL. IO02.040.01

Tabel nomenklatur (singkatan) kode-kode kabel di Indonesia


HURUF KETERANGAN
N Kabel standar dengan inti tembaga
NA Kabel standar dengan aluminium sebagai pengahantar
Y Isolasi PVC
G Isolasi karet
A Kawat berisolasi
Y Selubung PVC Y pada akhir nomenklatur
M Selubung PVC
R Kawat baja bulat (perisai)
Gb Kawat pipa baja (perisai)
B Pipa baja
I Untuk isolasi tetap diluar jangkauan tangan
Re Penghantar padat bulat
rm Penghantar bulat berkawat banyak
Se Penghantar kawat pejal
Sm Penghantar dipilin bentuk sektor
f Penghantar halus dipintal bulat
ff Pengahantar sangat flexibel
Z Pengahantar z
D Penghantar tiga jalur yang di tengah sebagai pelindung
H Kabel alat untuk bergerak
Rd Inti dipilih bentuk bulat
Fe Inti pipih
-1 Kabel dengan sistem pengenal warna urat dengan hijau -
kuning
-0 Kabel dengan sistem pengenal warna urat tanpa hijau -kuning

4.2. Memasang sistem pengawatan

A. Teknik Penyambungan dan Penghentian Kabel-Kawat Penghantar

Kabel - kabel yang benfungsi sebagai penghantar arus ( baik tenaga atau data ) harus
dihentikan (diterminalkan ) apabila telah mencapai tempat yang dituju, hal ini
dimaksudkan untuk:
- Melanjuntukan / meneruskan arus ke komponen lain untuk di proses lebih
lanjut.
- Menghindari kebocoran arus yang dapat menyebabkan short circuit.

Beberapa rangkaian kabel yang harus diterrninalkan


- Sisa kawat / kabel dalam sirkuit harus diterminalkan.
- Kawat dalam pilar harus diterrninalkan.
- Kabel - kabel lilitan, akhir litannya harus diterrninalkan.

Judul Modul: Memasang dan Menyambung Sistem Pengawatan


Halaman: 28 dari 37
Buku Informasi Versi:2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL. IO02.040.01

B. Penyambungan kabel

Penyambungan kabel dibagi 2:


- Penyambungan individu dilakukan 1 kabel dengan 1 kabel

- Penyambungan kelompok
Pada kabel-kabel data informatika, kabel-kabel yang akan di sambung
dikelompokkan kemudian diterminalkan di satu socket terminal, penyambungan
ini menggunakan alat bantu. Hasil penyambungan kabel ini haruslah kuat, rapi
dan baik ditinjau dari segi teknis maupun estetika.

Dalam pekerjaan sambung-menyambung ini sebelum dilakukan penyanbungan perlu


dilakukan hal-hal sebagi berikut.

1. Pegupasan kabel
- Pengupasan kabel harus dilakukan dengan cara yang baik dan benar.
- Umumnya pengupasan kabel menggunakan sudut pengupasan 450 untuk
perobekan lapisan pelindung.

450

Alat-alat yang dipakai yaitu: pisau tajam, tang kombinasi .

2. Penyiapan kabel/kawat
- Kabel yang akan disambung harus bersih dan kotoran dan bila diperlukan di beri
lapisan timah putih.
- Untuk kabel-kabel serabut yang akan disambung /diterminalkan harus dilapisi
timah putih untuk menambahkan kekuatan kabel sehingga tidak mudah goyang
/bergerak.

TEKNIK PENYAMBUNGAN KABEL.

1. SAMBUNGAN EKOR BABI.

Sambungan seperti ini merupakan teknik penyambungan yang paling sederhana


dan mudah dikerjakan. Sambungan ini banyak dilakukan pada penyambungan
langsung dilakukan pada kotak sambung dan basil penyambungannya di isolasi
atau ditutup dengan las dop ( pada tenaga menengah keatas).

Judul Modul: Memasang dan Menyambung Sistem Pengawatan


Halaman: 29 dari 37
Buku Informasi Versi:2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL. IO02.040.01

Cara:
- Kedua ujung kabel yang akan disambungkan dijadikan satu, kemudian diputar
dengan tang kombinasi sampal kuat.
- Untuk merapikan hasil sambungan, ujung sambungan tidak perlu dipotong
ujung sambungan yang terbuka di isolasi degan menggunakan lasdop.

Tutup lasdop

Sambungan ekor Babi

2. SAMBUNGAN PUNTIR.

Dilakukan untuk menyambung dua buah kabel yang akan direntang.


Bila :

- Adanya isolasi kabel yang cacat yang terpaksa kabel tersebut harus dipotong
untuk kemudian disambung kemba
- Ada penghematan bahan material

Sambungan puntir

Untuk mendapatkan hasil puntiran yang baik, dilakukan dengan menggunakan tang
kombinasi agar hasilnya kuat dan tidak longgar. Hasil penyarnbungan diisolasi
dengan seal tape (isolasi bend).

Judul Modul: Memasang dan Menyambung Sistem Pengawatan


Halaman: 30 dari 37
Buku Informasi Versi:2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL. IO02.040.01

3. SAMBUNGAN BOLAK - BALIK.

Tujuan dan penyambungan bolak-balik pada dasarnya sama dengan penyambungan


puntir yaitu untuk menghubungkan 2 kabel yang akan direntangkan Cara
penyambungan ini akan menghashlkan sambungan yang lebih kuat terhadap gaya
rentang dan tarikan.

sambungan bolak- balik

4. SAMBUNGAN BERCABANG.

Sambungan cabang biasanya dilakukan dengan maksud untuk mengambil jalan


pintas agar menghemat penggunaan kabel dan praktis dalam pengerjaannya

- Cara penyambungan harus baik dan benar agar hasil penyambungan terjamin
kekuatannya.

Cara mengerjakannya adalah sebagai berikut: (Gambar)

a. langkah awal

Judul Modul: Memasang dan Menyambung Sistem Pengawatan


Halaman: 31 dari 37
Buku Informasi Versi:2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL. IO02.040.01

4.3. Memeriksa dan memberitahukan penyelesaian pekerjaan

Untuk mengetahui kualitas sambungan perlu dilakukan pengujian dengan


menggunakan Ohm Meter atau Multimeter/Megger. Pengukuran dapat dilakukan
dengan menghubungkan salah satu kabel penghubung (kabel tester) dari alat pada
salah satu penghantar yang akan diukur, kabel yang satunya lagi dari alat pada
bagian penyekat yang ada logamnya. Apabila penghantar baik ( sambungan baik )
maka nilai resistansinya akan mendekati nol. Namun bila sambungan tidak baik
(putus) maka nilai resistansi mendekati tak terhingga.
Isolator aman. Isolator diuji secara fisik (tidak cacat, masih utuh, tidak terbakar,
tidak meleleh). Pengujian Isolator dapat dilakukan menggunakan resistansi meter
/Ohmmeter /multimeter. Semakin tinggi nilai hambatan isolator tersebut, maka
isolator akan semakin baik.

Penghubung (Konektor)

Konektor digunakan sebagai penghubung kabel atau kawat penghantar dalam suatu
rangkaian dengan rangkaian lainnya. Namun perlu diperhatikan bahwa :

- Konektor yang digunakan haruslah berisolasi sehingga kebocoran arus tidak


akan terjadi.

- Serabut konduktor pembumian penggabungannya menggunakan konektor


yang disetujui oleh badan standarisasi. Contoh, konektor yang memakai label
Approved by PUB Singapore atau SISIR.

- Untuk kabel yang memiliki serabut banyak, maka sebelum digabungkan perlu
di solder terlebih dahulu. Hal ini untuk menghindari terjadinya short sirkuit

Judul Modul: Memasang dan Menyambung Sistem Pengawatan


Halaman: 32 dari 37
Buku Informasi Versi:2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL. IO02.040.01

Kawat Penghantar Fleksible dan Stecker (Plug)

Pada umumnya penggunaan peralatan-peralatan yang mudah dibawa juga


membutuhkan energi listrik untuk menjalankannya. Penggunaan steker sebagai titik
pengambilan tenaga memegang peranan penting. Perlu diperhatikan bahwa:

Steker yang dipakai harus sesuai dengan soket stekernya.


Contoh:
a. Steker 2 pin hanya untuk soket 2 pin
b. Steker 3 pin untuk soket 3 pin.

Penggunaan yang sesuai akan


- Menghindari bahaya tersengat listrik
- Memaksimalkan tungsi penghantaran
- Mencegah kerusakan peralatan

Kabel-kabel ekstention (perpanjangan) harus memenuhi persyaratan


- Memiliki penterminalan (Penghentian ) yang tepat, sisa lilitan, sisa sambungan
harus dihentikan untuk menjamin keamanan & kestabilan fungsi.
- Steker-soket steker yang dipakai harus cocok.

Kawat penghantar untuk jenis flexible ini umumnya memiliki sifat yang lentur, tidak
mudah patah. Bahan intinya dari tembaga dengan diameter kecil dalam jumlah
banyak dengan lapisan PVC lunak.

4.3.1. Penyelesaian pekerjaan dilaporkan sesuai dengan prosedur yang


ditetapkan

Membuat laporan sesuai format yang berlaku


Laporan dipergunakan untuk mempresentasikan / menyajikan informasi-informasi faktual
secara ringkas (concise) dan akurat, tanpa rincian-rincian yang tidak relevan. Tujuannya
untuk membantu dalam pengambilan keputusan, menetapkan perubahan dan atau
peningkatan (improvement) serta pemecahan masalah. Laporan memuat fakta logis
yang berurutan, yang dinyatakan tanpa keterlibatan personal dan dipengaruhi oleh
subjektivitas penulisnya.

Susunan suatu laporan


Jika membuat laporan, maka maka harus jelas dalam pikiran anda, apa yang akan
disampaikan dan bagaimana susunannya

Judul Modul: Memasang dan Menyambung Sistem Pengawatan


Halaman: 33 dari 37
Buku Informasi Versi:2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL. IO02.040.01

Susunan suatu laporan dapat terdiri atas:


 Heading
Laporan hendaknya mempunyai heading, yang menjelaskan sementara kepada
pembaca, tentang apa laporan tersebut. Dengan heading juga ada catatan kecil
yang menyatakan kepada siapa laporan tersebut ditujukan.
 Pendahuluan
Meskipun tidak terlalu panjang, pendahuluan suatu laporan adalah sangat penting,
karena akan memberikan “over view” tentang isi laporan, dan pembaca akan
mengetahui apakah laporan tersebut berkenaan dan berkepentingan dengannya.
Rangkuman harus akurat dan tidak boleh menyimpang, dan menyatakan secara
singkat isi dan maksud laporan
 Isi laporan
Isi laporan biasanya merupakan bagian terbesar dari suatu laporan, yang secara
jelas menyatakan masalah dan segala sapek yang berkaitan dan juga berisinkan
analisis masalah, sifat masalah dan penyebabnya. Karena masalah yang dilaporkan
berbeda-beda, maka tidak ada ketentuan yang baku untuk menulis isi laporan.
Masing-masing laporan mempunyai kepentingan yang berbeda, jika perlu dibagi
kedalam judul dan sub-judul. Laporan mungkin berkenaan dengan:
» Suatu test/pemeriksaan yang telah dilakukan
» Suatu dimensi yang telah diambil berkenaan dengan produk
» Mungkin sketch untuk menglklarifikasi atau menjelaskan
» Jumlah komponen atau memerlukan komponen dari supplier
Isi laporan memuat semua informasi yang penting. Jika memuat banyak hal, jangan
ragu-ragu untuk membuat judul-judul dan sub judul, sehingga jelas bagi yang
membuatnya maupun yang harus membaca dan memahaminya.
 Kesimpulan
Kesimpulan akan menyimpulkan semua informasi yang telah dikumpulkan di dalam
isi laporan. Kadang-kadang kesimpulan dapat diitemasi, sehingga pembaca dapat
lebih mudan menemukan dan mengikutinya serta memahaminya. Yang penting
adalah bahwa kesimpulan harus konsisten dengan apa yang telah ditulis dalam
laporan. Jika tidak, laporan akan kehilangan kredibilatasnya. Jika laporan cukup
singkat dan hanya berkenaan dengan satu masalah yang sederhana, maka
kesimpulannya mungkin termasuk rekomendasi dan saran-saran. Tetapi jika laporan
cukup panjang, dan berkaitan dengan sejumlah masalah dan kemungkinan, maka
rekomendasi dapat ditempatkan pada judul lain yang terpisah. Jika ada saran-saran
berkenaan dengan sejumlah point dan digabungkan dengan kesimpulan, laporan
akan nampak kacau balau dan pembaca tidak akan memperoleh gambaran yang
jelas tentang apa yang ingin anda sampaikan.
 Rekomendasi
Rekomendasi adalah suatu saran. Rekomendasi yang anda buat haruslah
menyuarakan dan berdasarkan pada fakta yang ada pada isi laporan. Rekomendasi
dapat diitemasi . Saran yang anda ajukan harus didefinisikan dengan baik, ringkas
dan menyampaikan ide secara tepat.

Judul Modul: Memasang dan Menyambung Sistem Pengawatan


Halaman: 34 dari 37
Buku Informasi Versi:2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL. IO02.040.01

 Penutup laporan
Penutup laporan adalah penanda tanganan. Anda harus menuliskan nama dan
seksi/bagian dari mana anda berasal, kemudian tanda tangan atas nama anda
sendiri. Jika laporan telah selesai dibuat/ditulis, baca kembali untuk memeriksa
kesalahan ejaan, dan ketidak tepatan tata bahasa. Adalah hal yang baik jika orang
lain suruh membaca dan memeriksa. Orang lain biasanya lebih objektif dari pada
penulisnya sendiri.
Jika anda tidak puas dengan tulisan laporan anda, tulislah ulang dan yakinkan tulisan
anda bersih dan rapih. Anda dapat mengeditnya sendiri pada komputer atau
menyuruh orang lain. Jika laporan lebih dari satu lember, berilah halaman untuk
setiap halamannya dan distaple bersama-sama. Sebelum menyampaikan laporan
kepada orang yang dituju, buatlah salinan/copi untuk arsip anda sendiri.

4.3.2. Membuat berita acara kegiatan


Berita acara kegiatan adalah laporan suatu kegiatan yang memuat keterangan meliputi;
nama kegiatan, orang yang melaksanakannya, waktu pelaksanaan, dan tahap tahap
kegiatan yang dilakukan dari awal hingga selesainya pelaksanaan pekerjaan tersebut.

Judul Modul: Memasang dan Menyambung Sistem Pengawatan


Halaman: 35 dari 37
Buku Informasi Versi:2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL. IO02.040.01

BAB V
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN
UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI

5.1. Sumber Daya Manusia

Pelatih
Pelatih Anda dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran Pelatih adalah untuk :
a. Membantu Anda untuk merencanakan proses belajar.
b. Membimbing Anda melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap
belajar.
c. Membantu Anda untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk menjawab
pertanyaan Anda mengenai proses belajar Anda.
d. Membantu anda untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang
Anda perlukan untuk belajar Anda.
e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.

Penilai
Penilai Anda melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat
kerja. Penilai akan :
a. Melaksanakan penilaian apabila Anda telah siap dan merencanakan proses belajar
dan penilaian selanjutnya dengan Anda.
b. Menjelaskan kepada Anda mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan
merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan Anda.
c. Mencatat pencapaian / perolehan Anda.

Teman kerja/sesama peserta pelatihan


Teman kerja Anda/sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber dukungan dan
bantuan. Anda juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka. Pendekatan ini
akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun semangat tim dalam lingkungan
belajar/kerja Anda dan dapat meningkatkan pengalaman belajar Anda.

5.2. Sumber-sumber Perpustakaan

Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi pendukung proses


pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan Pedoman Belajar ini.

Sumber-sumber tersebut dapat meliputi :


1. Buku referensi (text book)
2. Lembar Kerja
3. Diagram-diagram, gambar
4. Contoh Tugas Kerja

Judul Modul: Memasang dan Menyambung Sistem Pengawatan


Halaman: 36 dari 37
Buku Informasi Versi:2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Listrik Sub Sektor Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik KTL. IO02.040.01

Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu
peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi.

Prinsip-prinsip dalam CBT mendorong kefleksibilitasan dari penggunaan sumber-sumber


yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu, dengan mengijinkan peserta untuk
menggunakan sumber-sumber alternative lain yang lebih baik atau jika ternyata sumber-
sumber yang direkomendasikan dalam pedoman belajar ini tidak tersedia/tidak ada.

Sumber-sumber bacaan yang dapat digunakan :

Judul : Persyaratan Umum Instalasi Listrik 2000 (PUIL 2000)


Pengarang : Badan Standarisasi Nasional
Penerbit : PUIL
Tahun terbit : 2000

Judul : Instalasi Listrik Arus Kuat I Dedy Rusmadi


Pengarang : P. Van Harten dan Ir. E. Setiawan
Penerbit : Binacipta
Tahun terbit : 1981

Judul : Teknik Listrik Instalasi Penerangan


Pengarang : F. Suryatmo
Penerbit : Rineka Cipta
Tahun terbit : 2002

Judul : Instalasi Listrik Jilid 1


Pengarang : A. Rida Ismu W
Penerbit : Bagian Teknik Listrik, Fakultas Teknik UGM
Tahun terbit : 1976

5.3. Daftar Peralatan dan Bahan

a. Tool Kit listrik lengkap


b. Kabel bebagai jenis
c. Kabel flexibel

Judul Modul: Memasang dan Menyambung Sistem Pengawatan


Halaman: 37 dari 37
Buku Informasi Versi:2007

Anda mungkin juga menyukai