Anda di halaman 1dari 31

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

SEKTOR OTOMOTIF
SUB SEKTOR SEPEDA MOTOR

MEMPERBAIKI SISTEM KELISTRIKAN


OTO.SM02.028.01

BUKU INFORMASI

DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I.


DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.51 Lt.7.B Jakarta Selatan
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM02.028.01

DAFTAR ISI

Daftar Isi...............................................................................................................1

BAB I PENGANTAR .............................................................................................2

1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi ...................................2


1.2. Penjelasan Modul............................................................................2
1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC)...............................................3
1.4. Pengertian-pengertian Istilah...........................................................4

BAB II STANDAR KOMPETENSI.............................................................................5

2.1. Peta Paket Pelatihan .......................................................................5


2.2. Pengertian Unit Standar ..................................................................5
2.3. Unit Kompetensi yang Dipelajari ......................................................5
2.3.1. Judul Unit .......................................................................6
2.3.2. Kode Unit ........................................................................6
2.3.3. Deskripsi Unit ..................................................................6
2.3.4. Elemen Kompetensi .........................................................6
2.3.5. Kriteria Unjuk Kerja .........................................................6
2.3.6. Batasan Variabel .............................................................7
2.3.7. Panduan Penilaian ...........................................................7
2.3.8. Kompetensi Kunci ............................................................9

BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN ........................................................10

3.1. Strategi Pelatihan .........................................................................10


3.2. Metode Pelatihan .........................................................................10

BAB IV MATERI UNIT KOMPETENSI ......................................................................12


4.1. Ketentuan dan Pengertian Pokok dalam Listrik................................12
4.2. Rangkaian Listrik...........................................................................19
4.3 Komponen Kelistrikan....................................................................19
4.4. Memperbaiki Sistem Kelistrikan......................................................22

BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI . .29

5.1. Sumber Daya Manusia ..................................................................29


5.2. Sumber-sumber Perpustakaan ......................................................29
5.3. Daftar Peralatan Yang Digunakan..................................................31

Judul Modul: Memperbaiki Sistem Kelistrikan


Halaman: 1 dari 30
Buku Informasi Versi 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM02.028.01

BAB I
PENGANTAR

1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi

 Apakah pelatihan berdasarkan kompetensi?


Pelatihan berdasarkan kompetensi adalah pelatihan yang memperhatikan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan di tempat kerja agar dapat
melakukan pekerjaan dengan kompeten. Standar Kompetensi dijelaskan oleh Kriteria
Unjuk Kerja.

 Apakah artinya menjadi kompeten ditempat kerja?


Jika anda kompeten dalam pekerjaan tertentu, anda memiliki seluruh keterampilan,
pengetahuan dan sikap yang perlu untuk ditampilkan secara efektif ditempat kerja,
sesuai dengan standar yang telah disetujui.

1.2. Penjelasan Modul

1.2.1. Desain Modul

Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan
Individual/mandiri :
 Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang pelatih.
 Pelatihan individual/mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan
menambahkan unsur-unsur/sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari
pelatih.

1.2.1. Isi Modul

a. Buku Informasi
Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta
pelatihan.

b. Buku Kerja
Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap
pertanyaan dan kegiatan praktik baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan
Individual / mandiri.
Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi :
Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk
mempelajari dan memahami informasi.
 Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian
keterampilan peserta pelatihan.
 Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam
melaksanakan praktik kerja.

Judul Modul: Memperbaiki Sistem Kelistrikan


Halaman: 2 dari 30
Buku Informasi Versi 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM02.028.01

c. Buku Penilaian
Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan
peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :
 Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan
keterampilan.
 Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta
pelatihan.
 Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai
keterampilan.
 Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja.
 Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik.
 Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.

1.2.1. Pelaksanaan Modul

Pada pelatihan klasikal, pelatih akan :


 Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai
sumber pelatihan.
 Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan.
 Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan
pelatihan.
 Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan
menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja.

Pada Pelatihan individual / mandiri, peserta pelatihan akan :


 Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan.
 Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada buku Kerja.
 Memberikan jawaban pada Buku Kerja.
 Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja.
 Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatih.

1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC)

 Apakah Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency).


Jika anda telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk
elemen unit kompetensi tertentu, anda dapat mengajukan pengakuan kompetensi
terkini (RCC). Berarti anda tidak akan dipersyaratkan untuk belajar kembali.

 Anda mungkin sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan, karena anda telah :
a. Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan dan
keterampilan yang sama atau
b. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau

Judul Modul: Memperbaiki Sistem Kelistrikan


Halaman: 3 dari 30
Buku Informasi Versi 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM02.028.01

c. Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan


keterampilan yang sama.

1.4. Pengertian-pengertian Istilah

Profesi
Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta
keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan,
pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi
tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan.

Standardisasi
Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu
standar tertentu.

Penilaian / Uji Kompetensi


Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui
perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta
keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan
bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan.

Pelatihan
Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu
kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta
lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada
kompetensi yang dipelajari.

Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap,
pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut
ditempat kerja untuk mwncapai unjuk kerja yang ditetapkan.

Standar Kompetensi
Standar kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilah-istilah hasil
serta memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit, elemen
kompetensi, kriteria unjuk kerja, ruang lingkup serta pedoman bukti.

Sertifikat Kompetensi
Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada
seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi
Profesi.

Sertifikasi Kompetensi
Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian / uji
kompetensi.

Judul Modul: Memperbaiki Sistem Kelistrikan


Halaman: 4 dari 30
Buku Informasi Versi 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM02.028.01

BAB II
STANDAR KOMPETENSI

2.1. Peta Paket Pelatihan


Standar Bidang yang
Kompetensi digunakan pada
Terkini Pedoman Belajar
ini

OTO.SM02.028.01 Memperbaiki
Sistem Kelistrikan

2.2. Pengertian Unit Standar

Apakah Standar Kompetensi?


Setiap Standar Kompetensi menentukan :
a. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai kompetensi.
b. Standar yang diperlukan untuk mendemonstrasikan kompetensi.
c. Kondisi dimana kompetensi dicapai.

Apa yang akan Anda pelajari dari Unit Kompetensi ini?


Anda akan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan dipersyaratkan untuk
“Menerapkan prosedur-prosedur mutu”.

Berapa lama Unit Kompetensi ini dapat diselesaikan?


Pada sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian
kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan
waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam keterampilan tertentu.

Berapa banyak/kesempatan yang Anda miliki untuk mencapai kompetensi?


Jika Anda belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Pelatih Anda
akan mengatur rencana pelatihan dengan Anda. Rencana ini akan memberikan Anda
kesempatan kembali untuk meningkatkan level kompetensi Anda sesuai dengan level
yang diperlukan.
Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali.

2.3. Unit Kompetensi yang Dipelajari

Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta
pelatihan atau siswa untuk dapat :
 mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan.
 mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan.
 memeriksa kemajuan peserta pelatihan.

Judul Modul: Memperbaiki Sistem Kelistrikan


Halaman: 5 dari 30
Buku Informasi Versi 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM02.028.01

 menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan criteria unjuk kerja telah
dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.

2.3.1. Judul Unit


Memperbaiki Sistem Kelistrikan

2.3.2. Kode Unit


OTO.SM02.028.01

2.3.3. Deskripsi Unit


Unit ini mengidentifikasi kompetensi yang dibutuhkan untuk memperbaiki sistem
kelistrikan pada sepeda motor 2 langkah dan 4 langkah hingga ukuran 250 cc,
termasuk perlengkapan tambahan/asesoris yang terpasang, lampu, dan lampu
penunjuk arah..

2.3.4. Elemen Kompetensi


Tugas-tugas yang harus dilakukan untuk mencapai suatu keterampilan.

2.3.5. Kriteria Unjuk Kerja

Kegiatan-kegiatan yang harus dilakukan untuk menunjukkan keterampilan pada


setiap elemen

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

01 Memperbaiki sistem ke 1.1 Perbaikan sistem kelistrikan dilakukan tanpa


listrikan menyebabkan kerusakan terhadap komponen atau
sistem lainnya.
1.2 Informasi yang benar diakses dari spesifikasi pabrik
dan dipahami.
1.3 Tes/pengujian pada sistem kelistrikan dilakukan
untuk menentukan kesalahan/ kerusakan dengan
menggunakan peralatan dan teknik-teknik yang
sesuai.
1.4 Perbaikan, penggantian komponen, dan penyetelan
yang diperlukan dilakukan dengan menggunakan
peralatan, teknik, dan bahan yang sesuai.
1.5 Seluruh kegiatan perbaikan dilakukan berdasarkan
SOP (Standard Operation Procedures ), peraturan
K3L (Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan
Lingkungan), dan prosedur/kebijakan perusahaan.

Judul Modul: Memperbaiki Sistem Kelistrikan


Halaman: 6 dari 30
Buku Informasi Versi 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM02.028.01

2.3.6. BATASAN VARIABEL

1. Batasan konteks:
Standar kompetensi ini digunakan untuk Sistem kelistrikan yang dipasang pada
sepeda motor.

2. Sumber informasi/dokumen dapat termasuk:


2.1 Spesifikasi pabrik untuk kendaraan.
2.2 SOP (Standard Operation Procedures) perusahaan.
2.3 Kebutuhan pelanggan.
2.4 Kode area tempat kerja.
2.5 Undang-undang pemerintah.

3. Pelaksanaan K3L harus memenuhi:


3.1 Undang-undang tentang K3L (Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan
Lingkungan),
3.2 Penghargaan di bidang industri.

4. Peralatan-peralatan dapat termasuk:


4.1 Peralatan tangan dan perlengkapan pengujian termasuk multimeter.
4.2 Peralatan tenaga/power tools, perlengkapan udara/air tools, peralatan
khusus untuk pelepasan/penyetelan, dan peralatan diagnosis.

5. Kegiatan:
Kegiatan harus dilakukan pada kondisi kerja normal dan harus termasuk:
5.1 Pengukuran kelistrikan.
5.2 Penemuan kesalahan dengan pendengaran, visual, dan penilaian fungsi
pada kerusakan, korosi, keausan, dan kerusakan kelistrikan.
5.3 Membaca dan memahami diagram rangkaian.
5.4 Penyolderan.
5.5 Penjepitan/crimping.
5.6 Perbaikan komponen dan rangkaian kabel.
5.7 Melepas/mengganti komponen.

6. Variabel terapan lainnya meliputi:


6.1 Penerangan/lampu-lampu.
6.2 Asesoris.

2.3.7. PANDUAN PENILAIAN

1 Pengetahuan dan ketrampilan dasar dapat dinilai melalui pekerjaan dan tidak melalui
pekerjaan.

Judul Modul: Memperbaiki Sistem Kelistrikan


Halaman: 7 dari 30
Buku Informasi Versi 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM02.028.01

2 Penilaian ketrampilan dapat dilakukan setelah periode pelatihan yang diawasi dan
pengalaman melakukan sendiri pada tipe yang sama. Jika kondisi tempat kerja
tidak memungkinkan, maka penilaian dapat dilakukan melalui simulasi.

3 Hasil yang telah ditentukan harus dapat tercapai tanpa pengawasan langsung.

4 Kompetensi harus dinilai sesuai dengan konteks kualifikasi yang sedang diperhatikan.

5. Aspek-aspek penting:
Kompetensi penting diamati secara menyeluruh agar mampu menerapkan
kompetensi pada keadaan yang berubah-ubah dan merespon situasi yang
berbeda pada beberapa aspek-aspek berikut :
5.1 Abaikan sistem kelistrikan tambahan.
5.2 Pengujian dan pengidentifikasian kesalahan.

6. Pengetahuan dasar :
6.1 Undang-undang K3L.
6.2 Cara kerja sistem/komponen kelistrikan sesuai untuk penggunaannya.
6.3 Prosedur perbaikan sistem kelistrikan/komponen.
6.4 Prosedur pengujian sistem kelistrikan/komponen.

7. Penilaian praktek :
7.1 Mengakses, memahami, dan menerapkan informasi teknik.
7.2 Menggunakan peralatan dan perlengkapan dengan benar dan aman.
7.3 Menguji dan mengidentifikasi kesalahan pada sistem kelistrikan.
7.4 Memperbaiki sistem kelistrikan.

2.3.8. KOMPETENSI KUNCI :

NO TINGKAT
KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI
1. Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 2
2. Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 1
3. Merencanakan dan mengorganisir aktivitas-aktivitas 1
4. Bekerja dengan orang lain dan kelompok 1
5 Menggunakan ide dan teknik matematika 1
6. Memecahkan masalah 2
7 Menggunakan teknologi 1

Judul Modul: Memperbaiki Sistem Kelistrikan


Halaman: 8 dari 30
Buku Informasi Versi 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM02.028.01

BAB III
STRATEGI DAN METODE PELATIHAN

3.1. Strategi Pelatihan

Belajar dalam suatu sistem Berdasarkan Kompetensi berbeda dengan yang sedang
“diajarkan” di kelas oleh Pelatih. Pada sistem ini Anda akan bertanggung jawab terhadap
belajar Anda sendiri, artinya bahwa Anda perlu merencanakan belajar Anda dengan
Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah
dibuat.

Persiapan/perencanaan
a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan
tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar Anda.
b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.
c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan
pengetahuan dan pengalaman yang telah anda miliki.
d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan Anda.

Permulaan dari proses pembelajaran


a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat pada
tahap belajar.
b. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan
Anda.

Pengamatan terhadap tugas praktik


a. Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh Pelatih atau orang yang
telah berpengalaman lainnya.
b. Mengajukan pertanyaan kepada Pelatih tentang konsep sulit yang Anda temukan.

Implementasi
a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
b. Mengamati indicator kemajuan personal melalui kegiatan praktik.
c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah Anda peroleh.

Penilaian
Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar Anda.

3.2. Metode Pelatihan

Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus,
kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.

Judul Modul: Memperbaiki Sistem Kelistrikan


Halaman: 9 dari 30
Buku Informasi Versi 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM02.028.01

Belajar secara mandiri


Belajar secara mandiri membolehkan Anda untuk belajar secara individual, sesuai
dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan
secara bebas, Anda disarankan untuk menemui Pelatih setiap saat untuk
mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.

Belajar Berkelompok
Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk dating bersama secara teratur dan
berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip
sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi
antar peserta, Pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja.

Belajar terstruktur
Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh
Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topic tertentu.

Judul Modul: Memperbaiki Sistem Kelistrikan


Halaman: 10 dari 30
Buku Informasi Versi 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM02.028.01

BAB IV
MATERI UNIT KOMPETENSI

4.1. KETENTUAN DAN PENGERTIAN POKOK DALAM LISTRIK.

4.1.1. Tegangan dan Potensial Listrik.


Suatu sumber listrik menghasilkan tegangan listrik yang disingkat dengan huruf E
(Electro - motive force), dengan satuannya adalah Volt dan alat pengukurannya adalah
Voltmeter. Tegangan listrik di dalam Suatu sumber listrik terjadi karena “perbedaan
potensial” antara kedua kutub-kutubnya.
Pofensial yang tertinggi dinyalakan dengan tanda + (positif) dan potensial yang
terendah dinyatakan dengan tanda - (negafif).

Cara MengukurTegangan
Adapun tujuan dari pengukuran Tegangan adalah untuk memeriksa ada atau tidak
adanya tegangan yang terjadi dalam satu sirkuit listrik. Proses pemeriksaan dapat
dilakukan dengan menggunakan lampu tester (test light). Selain itu juga pengukuran
tegangan ini dapat berfungsi juga untuk mengukur besarnya tegangan yang terjadi
dalam satu sirkuit, untuk mengetahui apakah komponen listrik beroperasi pada keadaan
normal. Proses ini dapat dilakukan dengan menggunakan AVO meter.

Gambar 4.1. Pengujian Tegangan Listrik

Cara penggunaan Voltmeter untuk mengukur tegangan adalah :


1. Pastikan alas yang digunakan bersih dan dicat. Gunakan baut yang langsung
dipasang pada frame/kerangkanya.
2. Pilihlah nilai yang skalanya satu satuan yang lebih tinggi daripada tegangan yang
diinginkan.Letakkan ujung pengukur berwarna merah pada ujung positif dan
pengukur hitam pada ujung negatif sirkuit.Diagram disebelah menunjukkan
bahwa Voltmeter mencatat tegangan yang melalui bola lampu. Sambunglah
voltmeter dengan posisi pararel, bukan seri.

Judul Modul: Memperbaiki Sistem Kelistrikan


Halaman: 11 dari 30
Buku Informasi Versi 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM02.028.01

Gambar 4.2. Instalasi Voltmeter untuk pengukuran tegangan

Contoh:
Kadang-kadang lebih mudah mendiagnosa suatu komponen dengan mengukurnya dari
terminal input secara langsung. Pengukur (+) diletakkan pada terminal input positif dan
pengukur (-) diletakkan pada kabel ground komponennya. Bila ternyata tidak ada
tegangan, ada 2 kemungkinan penyebabnya:
1. Tidak ada tegangan pada terminal input positif.
2. Ground wire (kabel) kurang kencang.
Penyebab 1 : Periksa tegangan antara terminal input yang berhubungan dengan battery
dan ground.
Penyebab 2 : Periksa kontinuitas antara terminal kabel hijau keterminal ground.

Gambar 4.3. Diagnosa suatu komponen tegangan

4.1.2. Arus Listrik.


Apabila suatu sumber listrik dihubungkan dengan sebuah lampu pijar, dengan memakaI
kawat penghantar maka arus listrik akan mengalir melalui penghantar kelampu pijar
dan kembali ke sumbernya. Pengaliran arus listrik menyebabkan bampu itu menyala.
Arus listrik ini biasanya disingkat dengan huruf I (Intensity). Satuannya adalah Ampere
dan alat pengukurnya adalah Ampere meter. Arus listrik biasanya tidak diperiksa saat
sepeda motor sedang diservis. Namun demikian pemeriksaan tetap dilakukan saat
sepeda motor dihidupkan untuk memeriksa kondisi komponen-komponennya.

Judul Modul: Memperbaiki Sistem Kelistrikan


Halaman: 12 dari 30
Buku Informasi Versi 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM02.028.01

Adapun cara menggunakan Ampere Meter adalah dengan cara pemasangan dalam posisi
seri dalam sirkuit dan kemudian mengukur aliran arus yang melaluinya. Tempatkan
pengukur (+) merah pada ujung positif sirkuit dan pengukur (-) pada ujung negatif.
Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat pengukuran arus yaitu :
Pastikan arus listrik yang mengalirkan tidak melebihi batas maximum yang dipilih.
Jangan meletakkan amperemeter pada posisi karena paralel dapat merusak
amperemeter bila arusnya terlalu besar.
Menghubungkan amperemeter antara terminal-terminal battery akan merusak
amperemeter.
Menyalakan motor pada saat amperemeter tersambung pada terminal battery dan kabel
battery, akan merusak ampere meter.

Gambar 4.4. Pemasangan Amperemeter

4.1.3. Tahanan Listrik


Setiap benda mempunyal tahanan, yaitu suatu kemampuan untuk menahan mengalirkan
arus lstrik di dalam benda itu. Arus listrik yang mengalir melalui kawat pijar di dalam
lampu dan kawat-kawat penghantar listrik lainnya juga mengalami hambatan/tahanan,
yang besarnya tergantung Sifat-sifat logam yang dipakai sebagai bahan kawat,
Panjangnya kawat yang digunakan, Besarnya penampang kawat yang dilewati arus
listrik. Tahanan yang lebih besar mengakibatkan berkurangnya aliran arus listrik.
Tahanan ini biasanya disingkat dengan huruf R (Resintance). Satuannya adalah Ohm
dan alat pengukurnya adalah Ohmmeter.

Hubungan antara E, I, dan R ini dinyatakan oleh sebuah hukum yang disebut hukum
Ohm, yakni
E= l x R

E = Volt, I = Ampere, R = Ohm.

Tujuan dari pengukuran Tahanan adalah untuk memeriksa apakah komponen bekerja
dengan semestinya dan juga untuk memeriksa apakah ada kabel yang rusak/robek.

Judul Modul: Memperbaiki Sistem Kelistrikan


Halaman: 13 dari 30
Buku Informasi Versi 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM02.028.01

Gambar 4.5. Pengecekan Coil dengan Ohmmeter

Gambar 4.6. Pengecekan bilamana ada kabel yang putus

Sebelum menggunakan Ohm meter Pastikan Ohm meter telah menunjukan angka nol,
yaitu, dengan cara menyentuhkan kedua tangkai positif dan negatif, kemudian setel
tombol pengatur sampai jarum terletak tepat pada garis nol.

Gambar 4.7. Cara setting Ohm meter

Pada proses pengukuran menggunakan Ohm meter, Posisi perletakan tangkai positif
tidak harus terletak pada terminal positif demikian juga untuk tangkai negatif, kecuali

Judul Modul: Memperbaiki Sistem Kelistrikan


Halaman: 14 dari 30
Buku Informasi Versi 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM02.028.01

pada saat mengukur tahanan diode. Harus diingat bahwa pada proses pengukuran
tahanan, hubungan komponen dan sirkuitnya harus dilepas. Bila mengukur tahanan
dilakukan dalam keadaan sirkuit tersambung seluruhnya, ohm meter akan
membaca/menunjukan nilal yang lebih kecil daripada nilai sebenarnya (Gambar 4.8)

Gambar 4.8. Perbandingan pengukuran tahanan

Demikian juga apabila sirkuit bercabang, penyambung yang dihubungkan dengan


cabang tertentu perlu dilepaskan agar didapat hasil pengukuran sempurna.
Contoh:
1. Mengukur tahanan tanpa melepas hubungan, hasilnya:
R = R1 x R2
R1 + R 2
2. Mengukur tahanan dengan melepas hubungan, hasilnya:
R = R1

Gambar 4.9. Perbedaan hasil pengukuran pada sirkuit bercabang

Bila ohm meter dipasang secara seri maka tahanannya akan besar, seperti terlihat pada
gambar 4.10 hasilnya didapat sebagai berikut: R = R1 + R. Namun bila akan mengukur
tahanan pada R1, pindahkan tangkai (1), dengan menghubungkannya pada ground.

Judul Modul: Memperbaiki Sistem Kelistrikan


Halaman: 15 dari 30
Buku Informasi Versi 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM02.028.01

Gambar 4.10. Pengukuran Hambatan bila dipasang Seri

Contoh:
Pada proses pengukuran pada gambar 4.11, menunjukkan pemeriksaan kondisi kabel
Black/Red dan connectornya, serta pemeriksaan kondisi connector CDI unit.

Gambar 4.11 Pemeriksaan kabel pada CDI

Lakukanlah pengukuran tahanan pada titik 1 dan titik 2 apabila dari kedua proses
pengukuran tersebut hasilnya sesuai dengan nilai standar yang diharuskan, hal ini
berarti kondisi sirkuit serta komponennya dalam kondisi balk.

Namun Bila tahanannya jauh dibawah ukuran standar, maka periksalah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan kabel hijau:
Tempat pengukuran pada (3) dan ukurlah tahanan. Bila ternyata tahanan = 0, maka
kabel hijau sudah tertanam dengan balk. Tetapi bila tahanan = (tidak terhingga) maka
kemungkinan kabel hijau rusak atau sambungan ground tidak kencang.

Gambar 4.12 Pemeriksaan Kabel Hijau

Judul Modul: Memperbaiki Sistem Kelistrikan


Halaman: 16 dari 30
Buku Informasi Versi 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM02.028.01

2. Pemeriksaan Exciter Coil:


- Bila hasil pengukuran tidak sama dengan hasil pengukuran pada gambar kemungkinan
kabel Black/Red rusak atau connector kendor.
- Bila hasil pengukuran menunjukkan hasil yang sama dengan kedua pengukuran
sebelumnya tetapi nilainya berbeda, hal ini berarti coil exciternya rusak.

Gambar 4.13. Pemeriksaan Exciter Coil

3. Pemeriksaan Kabel Body:


Untuk mengetahui apakah kabelnya terjadi hubungan singkat, periksalah kontinuitas
antara kabel - kabel yang berbeda warna.

4.1.4. Tenaga listrik


Arus listrik mempunyai tenaga yang disebut tenaga listrik. Tenaga Iistrik ini dapat
dirubah menjadi tenaga dalam bentuk lain, sehingga dapat dipakai untuk bermacam-
macam keperluan, yaitu:

- Menimbulkan panas atau cahaya, misalnya pada setrika listrik, solder listrik dan lampu
penerangan.
- Menimbulkan magnit, misalnya pada motor listrik, starting motor, bel listrik dan
sebagainya.
- Pekerjaan kimia, misalnya pada pengisian accu, penyepuhan otau verchroom.
- Dan lain-lain.

Tenaga listrik ini biasanya disingkat dengan hurufW (Work), dimana


W=Exl
Satuannya adalah watt.

Pada umumnya listrik itu dapat dibagi dua, yakni:


- Arus bolak-balik/ arus AC (Alternating Current), yaitu arus listrik di mona harga serta
arahnya selalu berubah-ubah pada periode (jangka waktu) terientu. Misalnya pada
GeneratorAC.
- Arus searah/arus DC (Direct Current), yaitu arus listrik yang orahnya tetap. Misalnya
pada baftery.

Judul Modul: Memperbaiki Sistem Kelistrikan


Halaman: 17 dari 30
Buku Informasi Versi 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM02.028.01

4.2. ELECTRICAL CIRCUIT (RANGKAIAN LISTRIK)

Seperti yang ditunjukan gambar disamping 4.1.4 bila bola lampu dihubungkan ke sebuah
batere, arus mengalir searah tanda panah dan lampu menyala. Jalannya aliran arus
listrik ini disebut sirkuit.
Pada sepeda motor Honda, scoter dan ATV, kabel bagian bawah (ground wire) dari
Suatu listrik dihubungkan dengan mesin/frame (Gambar 4.14)

Gambar 4.14. Rangkaian Listrik pada jenis Honda, Scoter dan ATV

Sirkuit Seri/Sambungan Seri


Yaitu suatu sirkuit listrik dimana arus mengalir dan suatu komponen ke komponen lain
dan kemudian ke masa. Hanya ada satu jalan aliran arus dan tegangan didistribusikan
oleh beban yang ada. Total hambatan (ohm) dapat dihitung dengan menambahkan
semua hambatan yang ada 4 R = R1 +R2+....
Sirkuit seri akan menghasilkan arus listrik yang sama besar disetiap komponen dengan
jumlah tegangan yang berbeda.

Sirkuit Paralel/Sambungan Paralel.


Yaitu sirkuit listrik dengan dua arah jalan aliran arus, satu negatif dan satu positif. Alat
yang dihubungkan terusan paralel. Tegangan masingmasing alat sama besar, tetapi
arusnya bercabang melewati masing-masing beban/tahanan. Masing-masing jumlah arus
untuk setiap tahanan dapat dihitung sebagai berikut:
I1 = E1 I2 = E2 Total Arus = I1 + I2 + ……….
R1 R2
Sirkuit paralel, akan menghasilkan tegangan yang sama besar disetiap komponen
dengan jumlah arus yang berbeda.

4.3. KOMPONEN KELISTRIKAN

Diode
Diode menyebabkan arus hanya dapat mengalir searah. Pada saat arus mengalir, ada
perbedaan tegangan (menurun) yang sangat kecil melewati diode.

Judul Modul: Memperbaiki Sistem Kelistrikan


Halaman: 18 dari 30
Buku Informasi Versi 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM02.028.01

Gambar 4.1.5. Simbol Dioda

Zener Diode
Zener diode menyebabkan arus mengalir searah, sama seperti diode di atas. Bila
tegangan tertentu yang berlawanan ditambahkan, arus berubah arah dengan tiba-tiba.
Bila tegangan dikurangi dibawah tegangan yang berlawanan, aliran arus yang
berlawanan berhenti.

Thyristor (SCR)
Thyristor mempunyai 3 terminal yaitu anoda, katoda don gerbang (gate). Arus yang
mengalir dan anoda ke katoda disebut arahnya positif. Seperti diode, thyristor tidak
dapat mengalirkan rus dengan arah negatif, thyristor mengalirkan rus dan anoda ke
katoda hanya bila thyristor afungsikan.

Gambar 4.1.6. Zener Dioda

Thyristor akan berfungsi apabila sejumjah


Tegangan tertentu mengalir pada gerbangnya gate. Sekali thyristor berfungsi tidak
diperlukan untuk menambah tegangan pada gerbangnya, dan karakteristiknya menjadi
identik dengan diode biasa.

Judul Modul: Memperbaiki Sistem Kelistrikan


Halaman: 19 dari 30
Buku Informasi Versi 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM02.028.01

Gambar 4.1.7. Thyristor

Transistor
Transistor mempunyai 3 buah terminal yaitu:
Emiter (E), Collector (C) dan Base (B). e’dopat 2 jenis transistor, yaitu Jenis PNP dan
jenis NPN.

Gambar 4.1.8. Transistor

Prinsip kerja:
Transistor PNP.
Arus listrik yang besar akan mengalir dan emmiter ke Collector.Apabila ada arus kecil
yang mengalir dan Emmiter ke Base.

Gambar 4.1.9. Transistor PNP

b. Transistor NPN.
Arus listrik yang besar akan mengalir dan collector ke Emmiter, apabila ada arus kecil
yang mengalirdari Base ke Emmiter. Dalam hal, ini transistor mirip sebagai Amplifier,
yang mengontrol jumlah arus dan Collector ke Emmiter oleh arus yang mengalir
dan Base.

Judul Modul: Memperbaiki Sistem Kelistrikan


Halaman: 20 dari 30
Buku Informasi Versi 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM02.028.01

Gambar 4.20. Transistor NPN

Transistor juga mirip dengan fungsi sakelar. Transistor akan berada pada posisi ON,
yaitu arus akan merigalir dan Collector ke Emmiter apabila arus kecil mengalirdari Base.
Sedangkan Transistor akan berada pada posisi OFF, apabila tidak ada arus yang
mengalir dan Base.

Gambar 4.21. Transistor dapat berfungsi sebagai saklar

4.4. MEMPERBAIKI SISTEM KELISTRIKAN

1. Memperbaharui Terminal Kabel Baterai

Untuk pemasangan terminal baru pada kabel baterai, langkahnya sebagai berikut:
a. Potonglah terminal yang lama dan bagian yang rusak dan kabel.
b. Ketika kabel dalam kondisi yang baik, bukalah terminal dengan menggunakan
nyala api brander las asitelin dengan panas sedang.
c. Kupas karet pelapis dan inti dan pasanglah dengan jarak kedalaman yang sama
dan terminal ditambah 10 mm.
d. Kutub terminal baterai, nyalakan oksi asetelin, pegang kawat solder pada bagian
atas dan inti kabel ke dalam selubung terminal dan solder pada bagian
sampingnya.
e. Jauhkan nyala api dan peganglah kabel hingga terpasang, biarkan terminal
menjadi dingin oleh udara sekitar selama mungkin atau dibalut dengan kain yang
telah dibasahi.
f. Dinginkan terminal dan kabel dengan dipegangi di bawah aliran air dingin yang
mengalir.
g. Bersihkan terminal dan kabel dengan kain yang bersih.

Judul Modul: Memperbaiki Sistem Kelistrikan


Halaman: 21 dari 30
Buku Informasi Versi 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM02.028.01

h. Tutuplah sambungan dan selubung dengan beberapa lapis isolasi.

Gambar 4.22. Pemasangan terminal Batere baru

2. Memperbaharui Kabel Tegangan Rendah pada Terminal


Untuk penggantian kabel tegangan rendah pada terminal, langkah langkah yang
harus diikuti adalah sebagai berikut :
a. Potonglah sedikit mungkin dan bagian kabel yang rusak
b. Lepaskan isolasi dan bagian tengah sejauh dua kali dan diameter kabel,
pengisolasian dapat dilakukan dengan menggunakan alat sebagai berikut: pisau,
tang pemotong yang bisa diatur dan klem penjpeit
c. Periksalah inti kawat setelah dilakukan pengisolasian : inti kawat haruslah bersih,
inti kawat tidak boleh mengalami kerusakan yang disebabkan oleh pengisolasian,
ketika inti kawat mengalami kerusakan, potonglah ujungnya tepat dibawah
daerah yang rusak dan lakukan pengisolasian ulang
d. Pasanglah tali pada inti kawat dengan menggunakan klem penjepit
e. Gunakan salah satu dan dua metode, sambungkan terminal dengan inti kabel

Gambar 4.22. Penyolderan Inti

Melakukan penyolderan Inti kabel terminal, langkahnya sebagai berikut.


a. Dengan melapisi anti karat pada daerah sekeliling dan terminal.
b. Lapisi anti karat pada bagian tengah.

Judul Modul: Memperbaiki Sistem Kelistrikan


Halaman: 22 dari 30
Buku Informasi Versi 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM02.028.01

c. Panaskan inti kabel dengan memegang ujung besi penyolder pada bagian bawah
ujung.
d. Tempelkan ujung dan kawat solder pada bagian atas sejauh separuh dan jarak-
ujungnya dan isolasi.
e. Ketika solder sudah panas, pindahkan penyolder.
f. Letakkan kabel di antara sayap sehingga isolasi sejajar dengan posisi bagian luar
sayap.
g. Potonglah ujung inti kawat jika lebih panjang dan bagian sayap.
h. Gunakan sepasang kiem penjepit, tekuklah sayap di sekitar isolasi dan Inti kawat.
i. Solderlah sambungan antara terminal dan inti kawat.
j. Tempatkan solder di bawah terminal dekat ujung Inti kawat
k. Letakkan kawat solder pada ujung bagian tengah.
l. Lepaskan penyolder ketika solder mengeluarkan asap.
m. Aturlah solder sebelum menggerakkan ujung penyolder atau terminal.
n. Perbaikilah isolasi jika perlu.

Gambar 4.23. Menyolder dan menjepit terminal ke kabel

Judul Modul: Memperbaiki Sistem Kelistrikan


Halaman: 23 dari 30
Buku Informasi Versi 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM02.028.01

Cara penjepitan terminal pada inti sebagai benikut:


a. Masukkan inti ke dalam ujung selubung terminal.
b. Potonglah ujung dan inti jika terdapat kelebihan.
c. Gunakan alat penekan, tekan dan goyangkan selubung terminal tenhadap inti.
d. Jangan gunakan penjepit yang mempuyai sisi potong, karena akan merusak
terminal.
e. Pengujian pada hasil penekanan.
f. Tank dan tekan pada bagian terminal, terminal tidak boleh bergerak.
g. Tekanlah kembali jika terminal bergerak terhadap intinya.

Gambar 4.24. Mempersiapkan kabel tegangan rendah

3. Memperbaiki Kabel Tegangan Rendah yang Rusak


Rangkaian kabel tegangan rendah akan mengalami kerusakan, jika:
a. Terletak pada bagian luar dan sebuah jaringan.
b. Sebelum rangkaian kabel masuk atau sesudah berada di luar rangkaian.
c. Terdapat pada bagian dalam dan sebuah rangkaian.
d. Terletak di antara titik masuk dan keluar dan sebuah rangkaian kabel.

Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk memperbaiki rangkalan kabel tegangan rendah
yang rusak:
a. Perhatikan bahwa kabel masih cukup panjang setelah dilakukan perbaikan.
b. Pastikan bahwa terminal sudah aman dan komponen.
c. Berilah selisih panjang kabel sedikitnya sebesar 5 kali dan diameter bagian luarnya.
d. Bagian ujung harus dapat menutupi tanpa melakukan penekanan pada kabel.
e. Ketlka kabel ditekan maka perbaikllah bagian yang rusak.
f. Potonglah beberapa bagian yang rusak dan kabel untuk mengupas Inti kawat.
g. Bukalah isolasi dan ujung kabel sejauh sekitar 5 kali dan diameter kabel, membuka
isolasi dapat dilakukan dengan alat sebagai benikut: pisau, alat pemotong kabel yang
dapat diatur dan tang.

Judul Modul: Memperbaiki Sistem Kelistrikan


Halaman: 24 dari 30
Buku Informasi Versi 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM02.028.01

h. Periksalah Inti kawat setelah membuka isolasi, kondisi harus bersib dan tidak boleh
terjadi kerusakan yang disebabkan dan alat pemotong kabel.
i. Inti di pilin secara bersamaan untuk menghasilkan sambungan yang balk.
j. Silangkan bagian tengahnya pada titik pusatnya.
k. Peganglah dua Inti kawat pada satu sisinya dengan menggunakan tang.
l. Putarlah ujungnya mengelilingi Inti kawat lainnya.
m. Pastikan bahwa semua hasil pilihan sudah aman.
n. Sambunglah atau solder pada bagian sambungannya.
o. Solder pada bagian bawah dan ujung sambungan yang terbuka.
p. Peganglah kawat solder di bagian atas dan sambungan yang terbuka.
q. Ketika solder mulal panas pindahkan penyolder.
r. Gunakan kikir kecil atau tang, buanglah sisa yang tajam dan sambungan tersebut.
s. Berilah isolasi pada daerah sambungan tersebut.
t. Mulailah pemberian Isolasi dan salah satu sisi dan sambungan hlngga ke sisi lainnya.

Memperbaiki rangkaian kabel tegangan rendah yang terletak pada bagian dalam,
sebagai berikut:
a. Carilah bagian sambungannya, hal ini akan melepas beberapa komponen atau
melepas pada sebgaian jaringan.
b. Bukalah isolasi sambungan dan jaringan, buka isolasi dengan jarak sedikitnya 40 mm
dan tiap sisi sambungan.
c. Potonglah bagian ujung untuk menghilangkan bagian tengah yang rusak.
d. Lepaskan isolasi pada ujung untuk menghilangkan bagian tengah yang rusak.
e. Lepaskan isolasi pada ujung inti kawat dengan jarak sedikitnya 5 kali dan diameter
kabel, pembukaan isolasi Inti dapat dilakukan dengan alat sebagal beirkut pisau, alat
pembuka isoasi yang dapat diatur dan tang. Periksalah bagian tengahnya setelah
dilakukan pembukaan isolasi: kondisi harus bersih, tidak boleh terjadi kerusakan
yang disebabkan oleh alat pembuka isolasi. Gantilah kabel sepanjang 100 mm
dengan isolasi kabel yang sama dengan kabel tegangan rendah yang rusak
sebelumnya.
f. Bukalah isolasi pada ujung kabel yang baru. Putarlah salah satu ujung dan inti kawat
kabel terhadap salah satu ujung kabel baru.
g. Solder pada bagian sambungan.
h. Gunakan kikir kecil atau tang, buanglah sisi tajam pada sambungan tersebut.
i. Berilah isolasi pada sambungannya, gunakan metodu “overlapping” atau
pembungkusan yang dimulal dengan pengisolasian pada salah satu sisi sambungan
dan ke sisi lainnya.
j. Ulangilah prosedur di atas terhadap bagian tengah lainnya
k. Buatlah lubang dan kabel tersebut dan lakukan penekanan hingga sejajar dengan
kabel lainnya.
l. lsolasi kembali jaringan gunakan metode pembungkusan benlapis dan isolasi yang
ash, isolasi kembali pada semua janingan, gunakan metode pembungkusan berlapis
dan memakal isolasi yang baru, pastikan bahwa lubang tersebut sudah diisolasi dan
tidak menimbulkan bagian yang lebih atau menonjol dan jaringan tertsebut.
m. Gantilah nangkaian atau komponen.

Judul Modul: Memperbaiki Sistem Kelistrikan


Halaman: 25 dari 30
Buku Informasi Versi 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM02.028.01

4. Menyambung Dua Buah Kabel


a. Ketika akan dilakukan penyambungan antara kabel yang baru dengan kabel yang
lama, maka ikutilah petunjuk di bawah ml:
b. Canilah rangkaiannya dalam jaringan.
c. Periksalah kabel pada jaringan, lepaskan isolasi dan daerah jaringan, paling tidak
berjarak 80 mm pada sekehiling titik sambungan.
d. Bentuklah mellngkar pada isolasi sehingga nantinya dapat digunakan kembali.
e. Identifikasi kabel dan warna dan pisahkan kabel satu dan yang lainnya
f. Lepaskan isolasi dan kabel, lakukanlah dan Inti kawat, potonglah kabel berjarak
paling sedikit lima kali dan diameternya.
g. Potonglah kabel pada tiap ujungnya, berhati-hatilah untuk tidak memotong dengan
melewati Inti kawat.
h. Lepaskan isolasi dan Inti kawat.
i. Sambunglah dan solder kabel yang baru ke inti kawat dengan menggunakan metode
yang sudah dijelaskan sebelumnya.
j. Lilitlah kabel yang baru terhadap janingan.
k. lsolasilah pada bagian sambungan dengan menggunakan isolasi baru.
l. Isolasi kembali jaringan seperti yang sudah diterangkan
m. Gantilah rangkaian jaringan

Gambar 4.25 Menyambung dua kabel

Untuk melakukan proses pembuatan rangkaian kabel, ikutilah langkah-langkah sebagai


berikut :
a. Pilihlah bermacam-macarn gulungan kawat kabel yang baru.
b. Usahakan agar warna dapat disesuaikan dengan kabel yang terdapat pada jaringan.
c. Pastikan bahwa kabel yang baru mempunyai ampere yang sama.
d. Potongan pembalut atau isolasi sesual panjang yang diinginkan.

Judul Modul: Memperbaiki Sistem Kelistrikan


Halaman: 26 dari 30
Buku Informasi Versi 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM02.028.01

e. Ketika jaringan bekerja, gunakan hal ini untuk mengukur panjang dan kabel yang
baru.
f. Kalau pada jaringan sudah terdapat kerusakan, lilitlah dengan menggunakan benang
sepanjang jarak antara komponen dengan titik sambungan.
g. Dengan menggunakan tali, sambunglah kabel menjadi beberapa titik pada jaringan.
h. Periksalah posisi atau letak jaringan terhadap bodi.
i. Pastikan bahwa jaringan terletak pada posisi yang benar pada bodi atau klip.
j. Pastikan bahwa bagian mi bebas dan bagian yang tajam atau bagian yang bergerak.
k. lsolasilah rangkaian atau jaringan kabel.
l. Gunakan metode isolasi berlapis dengan isolasi yang baru, mulailah dengan ujung
kabel yang kecil ke kabel yang ujung besar.
m. Berilah isolasi ganda pada bagian jaringan yang akan digunakan sebagai tempat bodi
atau penjepit.
n. Pakailah grommet pada jaringan untuk penempatan yang benar.
o. Pasanglah terminal baru, soket dan plug.

Judul Modul: Memperbaiki Sistem Kelistrikan


Halaman: 27 dari 30
Buku Informasi Versi 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM02.028.01

BAB V
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN
UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI

5.1. Sumber Daya Manusia

Pelatih
Pelatih Anda dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran Pelatih adalah untuk :
a. Membantu Anda untuk merencanakan proses belajar.
b. Membimbing Anda melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap
belajar.
c. Membantu Anda untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk menjawab
pertanyaan Anda mengenai proses belajar Anda.
d. Membantu anda untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang
Anda perlukan untuk belajar Anda.
e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.

Penilai
Penilai Anda melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat
kerja. Penilai akan :
a. Melaksanakan penilaian apabila Anda telah siap dan merencanakan proses belajar
dan penilaian selanjutnya dengan Anda.
b. Menjelaskan kepada Anda mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan
merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan Anda.
c. Mencatat pencapaian / perolehan Anda.

Teman kerja/sesama peserta pelatihan


Teman kerja Anda/sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber dukungan dan
bantuan. Anda juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka. Pendekatan ini
akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun semangat tim dalam lingkungan
belajar/kerja Anda dan dapat meningkatkan pengalaman belajar Anda.

5.2. Sumber-sumber Perpustakaan

Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi pendukung proses


pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan Pedoman Belajar ini.

Sumber-sumber tersebut dapat meliputi :


1. Buku referensi (text book)/ buku manual servis
2. Lembar kerja
3. Diagram-diagram, gambar
4. Contoh tugas kerja
5. Rekaman dalam bentuk kaset, video, film dan lain-lain.

Judul Modul: Memperbaiki Sistem Kelistrikan


Halaman: 28 dari 30
Buku Informasi Versi 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM02.028.01

Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu
peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi.

Prinsip-prinsip dalam CBT mendorong kefleksibilitasan dari penggunaan sumber-sumber


yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu, dengan mengijinkan peserta untuk
menggunakan sumber-sumber alternative lain yang lebih baik atau jika ternyata sumber-
sumber yang direkomendasikan dalam pedoman belajar ini tidak tersedia/tidak ada.

Sumber-sumber bacaan yang dapat digunakan :

Judul : Buku Pelatihan Mekanik Tingkat 1


Pengarang : Astra Honda Training Centre
Penerbit : Astra Honda Motor
Tahun terbit : -

Judul : Buku Pelatihan Mekanik Tingkat 2


Pengarang : Astra Honda Training Centre
Penerbit : Astra Honda Motor
Tahun terbit : -

Judul : Pedoman Pelatihan Teknis Sepeda Motor Tingkat Dasar


Pengarang : Divisi Servis Suzuki
Penerbit : PT Indomobil Suzuki Internasional
Tahun terbit : -

Judul : Pedoman Pelatihan Teknis Sepeda Motor Lanjutan


Pengarang : Divisi Servis Suzuki
Penerbit : PT Indomobil Suzuki Internasional
Tahun terbit : -

Judul : Teknik Reparasi dan Perawatan Sepeda Motor


Pengarang : Daryanto
Penerbit : Bumi Aksara
Tahun terbit : 2002

Judul : Servis dan Teknik Reparasi Sepeda Motor


Pengarang : M. Suratman
Penerbit : Pustaka Grafika
Tahun terbit : 2003

Judul : Kelistrikan Sepeda Motor


Pengarang : La Ode Umara
Penerbit : Fariska Utama
Tahun terbit : 2001

Judul Modul: Memperbaiki Sistem Kelistrikan


Halaman: 29 dari 30
Buku Informasi Versi 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM02.028.01

5.3 Daftar Peralatan yang Digunakan

1. Multitester
2. Kabel
3. Isolasi
4. Palu Solder
5. Timah Solder
6. Bola lampu
7. Saklar
8. Fitting

Judul Modul: Memperbaiki Sistem Kelistrikan


Halaman: 30 dari 30
Buku Informasi Versi 2007

Anda mungkin juga menyukai