SEKTOR OTOMOTIF
SUB SEKTOR SEPEDA MOTOR
BUKU INFORMASI
DAFTAR ISI
Daftar Isi...............................................................................................................1
BAB I
PENGANTAR
Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan
Individual/mandiri :
Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang pelatih.
Pelatihan individual/mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan
menambahkan unsur-unsur/sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari
pelatih.
a. Buku Informasi
Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta
pelatihan.
b. Buku Kerja
Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap
pertanyaan dan kegiatan praktik baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan
Individual / mandiri.
Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi :
Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk
mempelajari dan memahami informasi.
Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian
keterampilan peserta pelatihan.
Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam
melaksanakan praktik kerja.
c. Buku Penilaian
Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan
peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan
keterampilan.
Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta
pelatihan.
Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai
keterampilan.
Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja.
Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik.
Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
Anda mungkin sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan, karena anda telah :
a. Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan dan
keterampilan yang sama atau
b. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau
Profesi
Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta
keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan,
pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi
tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan.
Standardisasi
Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu
standar tertentu.
Pelatihan
Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu
kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta
lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada
kompetensi yang dipelajari.
Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap,
pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut
ditempat kerja untuk mwncapai unjuk kerja yang ditetapkan.
Standar Kompetensi
Standar kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilah-istilah hasil
serta memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit, elemen
kompetensi, kriteria unjuk kerja, ruang lingkup serta pedoman bukti.
Sertifikat Kompetensi
Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada
seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi
Profesi.
Sertifikasi Kompetensi
Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian / uji
kompetensi.
BAB II
STANDAR KOMPETENSI
OTO.SM02.028.01 Memperbaiki
Sistem Kelistrikan
Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta
pelatihan atau siswa untuk dapat :
mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan.
mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan.
memeriksa kemajuan peserta pelatihan.
menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan criteria unjuk kerja telah
dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.
1. Batasan konteks:
Standar kompetensi ini digunakan untuk Sistem kelistrikan yang dipasang pada
sepeda motor.
5. Kegiatan:
Kegiatan harus dilakukan pada kondisi kerja normal dan harus termasuk:
5.1 Pengukuran kelistrikan.
5.2 Penemuan kesalahan dengan pendengaran, visual, dan penilaian fungsi
pada kerusakan, korosi, keausan, dan kerusakan kelistrikan.
5.3 Membaca dan memahami diagram rangkaian.
5.4 Penyolderan.
5.5 Penjepitan/crimping.
5.6 Perbaikan komponen dan rangkaian kabel.
5.7 Melepas/mengganti komponen.
1 Pengetahuan dan ketrampilan dasar dapat dinilai melalui pekerjaan dan tidak melalui
pekerjaan.
2 Penilaian ketrampilan dapat dilakukan setelah periode pelatihan yang diawasi dan
pengalaman melakukan sendiri pada tipe yang sama. Jika kondisi tempat kerja
tidak memungkinkan, maka penilaian dapat dilakukan melalui simulasi.
3 Hasil yang telah ditentukan harus dapat tercapai tanpa pengawasan langsung.
4 Kompetensi harus dinilai sesuai dengan konteks kualifikasi yang sedang diperhatikan.
5. Aspek-aspek penting:
Kompetensi penting diamati secara menyeluruh agar mampu menerapkan
kompetensi pada keadaan yang berubah-ubah dan merespon situasi yang
berbeda pada beberapa aspek-aspek berikut :
5.1 Abaikan sistem kelistrikan tambahan.
5.2 Pengujian dan pengidentifikasian kesalahan.
6. Pengetahuan dasar :
6.1 Undang-undang K3L.
6.2 Cara kerja sistem/komponen kelistrikan sesuai untuk penggunaannya.
6.3 Prosedur perbaikan sistem kelistrikan/komponen.
6.4 Prosedur pengujian sistem kelistrikan/komponen.
7. Penilaian praktek :
7.1 Mengakses, memahami, dan menerapkan informasi teknik.
7.2 Menggunakan peralatan dan perlengkapan dengan benar dan aman.
7.3 Menguji dan mengidentifikasi kesalahan pada sistem kelistrikan.
7.4 Memperbaiki sistem kelistrikan.
NO TINGKAT
KOMPETENSI KUNCI DALAM UNIT INI
1. Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 2
2. Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 1
3. Merencanakan dan mengorganisir aktivitas-aktivitas 1
4. Bekerja dengan orang lain dan kelompok 1
5 Menggunakan ide dan teknik matematika 1
6. Memecahkan masalah 2
7 Menggunakan teknologi 1
BAB III
STRATEGI DAN METODE PELATIHAN
Belajar dalam suatu sistem Berdasarkan Kompetensi berbeda dengan yang sedang
“diajarkan” di kelas oleh Pelatih. Pada sistem ini Anda akan bertanggung jawab terhadap
belajar Anda sendiri, artinya bahwa Anda perlu merencanakan belajar Anda dengan
Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah
dibuat.
Persiapan/perencanaan
a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan
tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar Anda.
b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.
c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan
pengetahuan dan pengalaman yang telah anda miliki.
d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan Anda.
Implementasi
a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
b. Mengamati indicator kemajuan personal melalui kegiatan praktik.
c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah Anda peroleh.
Penilaian
Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar Anda.
Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus,
kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.
Belajar Berkelompok
Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk dating bersama secara teratur dan
berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip
sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi
antar peserta, Pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja.
Belajar terstruktur
Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh
Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topic tertentu.
BAB IV
MATERI UNIT KOMPETENSI
Cara MengukurTegangan
Adapun tujuan dari pengukuran Tegangan adalah untuk memeriksa ada atau tidak
adanya tegangan yang terjadi dalam satu sirkuit listrik. Proses pemeriksaan dapat
dilakukan dengan menggunakan lampu tester (test light). Selain itu juga pengukuran
tegangan ini dapat berfungsi juga untuk mengukur besarnya tegangan yang terjadi
dalam satu sirkuit, untuk mengetahui apakah komponen listrik beroperasi pada keadaan
normal. Proses ini dapat dilakukan dengan menggunakan AVO meter.
Contoh:
Kadang-kadang lebih mudah mendiagnosa suatu komponen dengan mengukurnya dari
terminal input secara langsung. Pengukur (+) diletakkan pada terminal input positif dan
pengukur (-) diletakkan pada kabel ground komponennya. Bila ternyata tidak ada
tegangan, ada 2 kemungkinan penyebabnya:
1. Tidak ada tegangan pada terminal input positif.
2. Ground wire (kabel) kurang kencang.
Penyebab 1 : Periksa tegangan antara terminal input yang berhubungan dengan battery
dan ground.
Penyebab 2 : Periksa kontinuitas antara terminal kabel hijau keterminal ground.
Adapun cara menggunakan Ampere Meter adalah dengan cara pemasangan dalam posisi
seri dalam sirkuit dan kemudian mengukur aliran arus yang melaluinya. Tempatkan
pengukur (+) merah pada ujung positif sirkuit dan pengukur (-) pada ujung negatif.
Namun ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat pengukuran arus yaitu :
Pastikan arus listrik yang mengalirkan tidak melebihi batas maximum yang dipilih.
Jangan meletakkan amperemeter pada posisi karena paralel dapat merusak
amperemeter bila arusnya terlalu besar.
Menghubungkan amperemeter antara terminal-terminal battery akan merusak
amperemeter.
Menyalakan motor pada saat amperemeter tersambung pada terminal battery dan kabel
battery, akan merusak ampere meter.
Hubungan antara E, I, dan R ini dinyatakan oleh sebuah hukum yang disebut hukum
Ohm, yakni
E= l x R
Tujuan dari pengukuran Tahanan adalah untuk memeriksa apakah komponen bekerja
dengan semestinya dan juga untuk memeriksa apakah ada kabel yang rusak/robek.
Sebelum menggunakan Ohm meter Pastikan Ohm meter telah menunjukan angka nol,
yaitu, dengan cara menyentuhkan kedua tangkai positif dan negatif, kemudian setel
tombol pengatur sampai jarum terletak tepat pada garis nol.
Pada proses pengukuran menggunakan Ohm meter, Posisi perletakan tangkai positif
tidak harus terletak pada terminal positif demikian juga untuk tangkai negatif, kecuali
pada saat mengukur tahanan diode. Harus diingat bahwa pada proses pengukuran
tahanan, hubungan komponen dan sirkuitnya harus dilepas. Bila mengukur tahanan
dilakukan dalam keadaan sirkuit tersambung seluruhnya, ohm meter akan
membaca/menunjukan nilal yang lebih kecil daripada nilai sebenarnya (Gambar 4.8)
Bila ohm meter dipasang secara seri maka tahanannya akan besar, seperti terlihat pada
gambar 4.10 hasilnya didapat sebagai berikut: R = R1 + R. Namun bila akan mengukur
tahanan pada R1, pindahkan tangkai (1), dengan menghubungkannya pada ground.
Contoh:
Pada proses pengukuran pada gambar 4.11, menunjukkan pemeriksaan kondisi kabel
Black/Red dan connectornya, serta pemeriksaan kondisi connector CDI unit.
Lakukanlah pengukuran tahanan pada titik 1 dan titik 2 apabila dari kedua proses
pengukuran tersebut hasilnya sesuai dengan nilai standar yang diharuskan, hal ini
berarti kondisi sirkuit serta komponennya dalam kondisi balk.
Namun Bila tahanannya jauh dibawah ukuran standar, maka periksalah sebagai berikut:
1. Pemeriksaan kabel hijau:
Tempat pengukuran pada (3) dan ukurlah tahanan. Bila ternyata tahanan = 0, maka
kabel hijau sudah tertanam dengan balk. Tetapi bila tahanan = (tidak terhingga) maka
kemungkinan kabel hijau rusak atau sambungan ground tidak kencang.
- Menimbulkan panas atau cahaya, misalnya pada setrika listrik, solder listrik dan lampu
penerangan.
- Menimbulkan magnit, misalnya pada motor listrik, starting motor, bel listrik dan
sebagainya.
- Pekerjaan kimia, misalnya pada pengisian accu, penyepuhan otau verchroom.
- Dan lain-lain.
Seperti yang ditunjukan gambar disamping 4.1.4 bila bola lampu dihubungkan ke sebuah
batere, arus mengalir searah tanda panah dan lampu menyala. Jalannya aliran arus
listrik ini disebut sirkuit.
Pada sepeda motor Honda, scoter dan ATV, kabel bagian bawah (ground wire) dari
Suatu listrik dihubungkan dengan mesin/frame (Gambar 4.14)
Gambar 4.14. Rangkaian Listrik pada jenis Honda, Scoter dan ATV
Diode
Diode menyebabkan arus hanya dapat mengalir searah. Pada saat arus mengalir, ada
perbedaan tegangan (menurun) yang sangat kecil melewati diode.
Zener Diode
Zener diode menyebabkan arus mengalir searah, sama seperti diode di atas. Bila
tegangan tertentu yang berlawanan ditambahkan, arus berubah arah dengan tiba-tiba.
Bila tegangan dikurangi dibawah tegangan yang berlawanan, aliran arus yang
berlawanan berhenti.
Thyristor (SCR)
Thyristor mempunyai 3 terminal yaitu anoda, katoda don gerbang (gate). Arus yang
mengalir dan anoda ke katoda disebut arahnya positif. Seperti diode, thyristor tidak
dapat mengalirkan rus dengan arah negatif, thyristor mengalirkan rus dan anoda ke
katoda hanya bila thyristor afungsikan.
Transistor
Transistor mempunyai 3 buah terminal yaitu:
Emiter (E), Collector (C) dan Base (B). e’dopat 2 jenis transistor, yaitu Jenis PNP dan
jenis NPN.
Prinsip kerja:
Transistor PNP.
Arus listrik yang besar akan mengalir dan emmiter ke Collector.Apabila ada arus kecil
yang mengalir dan Emmiter ke Base.
b. Transistor NPN.
Arus listrik yang besar akan mengalir dan collector ke Emmiter, apabila ada arus kecil
yang mengalirdari Base ke Emmiter. Dalam hal, ini transistor mirip sebagai Amplifier,
yang mengontrol jumlah arus dan Collector ke Emmiter oleh arus yang mengalir
dan Base.
Transistor juga mirip dengan fungsi sakelar. Transistor akan berada pada posisi ON,
yaitu arus akan merigalir dan Collector ke Emmiter apabila arus kecil mengalirdari Base.
Sedangkan Transistor akan berada pada posisi OFF, apabila tidak ada arus yang
mengalir dan Base.
Untuk pemasangan terminal baru pada kabel baterai, langkahnya sebagai berikut:
a. Potonglah terminal yang lama dan bagian yang rusak dan kabel.
b. Ketika kabel dalam kondisi yang baik, bukalah terminal dengan menggunakan
nyala api brander las asitelin dengan panas sedang.
c. Kupas karet pelapis dan inti dan pasanglah dengan jarak kedalaman yang sama
dan terminal ditambah 10 mm.
d. Kutub terminal baterai, nyalakan oksi asetelin, pegang kawat solder pada bagian
atas dan inti kabel ke dalam selubung terminal dan solder pada bagian
sampingnya.
e. Jauhkan nyala api dan peganglah kabel hingga terpasang, biarkan terminal
menjadi dingin oleh udara sekitar selama mungkin atau dibalut dengan kain yang
telah dibasahi.
f. Dinginkan terminal dan kabel dengan dipegangi di bawah aliran air dingin yang
mengalir.
g. Bersihkan terminal dan kabel dengan kain yang bersih.
c. Panaskan inti kabel dengan memegang ujung besi penyolder pada bagian bawah
ujung.
d. Tempelkan ujung dan kawat solder pada bagian atas sejauh separuh dan jarak-
ujungnya dan isolasi.
e. Ketika solder sudah panas, pindahkan penyolder.
f. Letakkan kabel di antara sayap sehingga isolasi sejajar dengan posisi bagian luar
sayap.
g. Potonglah ujung inti kawat jika lebih panjang dan bagian sayap.
h. Gunakan sepasang kiem penjepit, tekuklah sayap di sekitar isolasi dan Inti kawat.
i. Solderlah sambungan antara terminal dan inti kawat.
j. Tempatkan solder di bawah terminal dekat ujung Inti kawat
k. Letakkan kawat solder pada ujung bagian tengah.
l. Lepaskan penyolder ketika solder mengeluarkan asap.
m. Aturlah solder sebelum menggerakkan ujung penyolder atau terminal.
n. Perbaikilah isolasi jika perlu.
Beberapa hal yang perlu dilakukan untuk memperbaiki rangkalan kabel tegangan rendah
yang rusak:
a. Perhatikan bahwa kabel masih cukup panjang setelah dilakukan perbaikan.
b. Pastikan bahwa terminal sudah aman dan komponen.
c. Berilah selisih panjang kabel sedikitnya sebesar 5 kali dan diameter bagian luarnya.
d. Bagian ujung harus dapat menutupi tanpa melakukan penekanan pada kabel.
e. Ketlka kabel ditekan maka perbaikllah bagian yang rusak.
f. Potonglah beberapa bagian yang rusak dan kabel untuk mengupas Inti kawat.
g. Bukalah isolasi dan ujung kabel sejauh sekitar 5 kali dan diameter kabel, membuka
isolasi dapat dilakukan dengan alat sebagai benikut: pisau, alat pemotong kabel yang
dapat diatur dan tang.
h. Periksalah Inti kawat setelah membuka isolasi, kondisi harus bersib dan tidak boleh
terjadi kerusakan yang disebabkan dan alat pemotong kabel.
i. Inti di pilin secara bersamaan untuk menghasilkan sambungan yang balk.
j. Silangkan bagian tengahnya pada titik pusatnya.
k. Peganglah dua Inti kawat pada satu sisinya dengan menggunakan tang.
l. Putarlah ujungnya mengelilingi Inti kawat lainnya.
m. Pastikan bahwa semua hasil pilihan sudah aman.
n. Sambunglah atau solder pada bagian sambungannya.
o. Solder pada bagian bawah dan ujung sambungan yang terbuka.
p. Peganglah kawat solder di bagian atas dan sambungan yang terbuka.
q. Ketika solder mulal panas pindahkan penyolder.
r. Gunakan kikir kecil atau tang, buanglah sisa yang tajam dan sambungan tersebut.
s. Berilah isolasi pada daerah sambungan tersebut.
t. Mulailah pemberian Isolasi dan salah satu sisi dan sambungan hlngga ke sisi lainnya.
Memperbaiki rangkaian kabel tegangan rendah yang terletak pada bagian dalam,
sebagai berikut:
a. Carilah bagian sambungannya, hal ini akan melepas beberapa komponen atau
melepas pada sebgaian jaringan.
b. Bukalah isolasi sambungan dan jaringan, buka isolasi dengan jarak sedikitnya 40 mm
dan tiap sisi sambungan.
c. Potonglah bagian ujung untuk menghilangkan bagian tengah yang rusak.
d. Lepaskan isolasi pada ujung untuk menghilangkan bagian tengah yang rusak.
e. Lepaskan isolasi pada ujung inti kawat dengan jarak sedikitnya 5 kali dan diameter
kabel, pembukaan isolasi Inti dapat dilakukan dengan alat sebagal beirkut pisau, alat
pembuka isoasi yang dapat diatur dan tang. Periksalah bagian tengahnya setelah
dilakukan pembukaan isolasi: kondisi harus bersih, tidak boleh terjadi kerusakan
yang disebabkan oleh alat pembuka isolasi. Gantilah kabel sepanjang 100 mm
dengan isolasi kabel yang sama dengan kabel tegangan rendah yang rusak
sebelumnya.
f. Bukalah isolasi pada ujung kabel yang baru. Putarlah salah satu ujung dan inti kawat
kabel terhadap salah satu ujung kabel baru.
g. Solder pada bagian sambungan.
h. Gunakan kikir kecil atau tang, buanglah sisi tajam pada sambungan tersebut.
i. Berilah isolasi pada sambungannya, gunakan metodu “overlapping” atau
pembungkusan yang dimulal dengan pengisolasian pada salah satu sisi sambungan
dan ke sisi lainnya.
j. Ulangilah prosedur di atas terhadap bagian tengah lainnya
k. Buatlah lubang dan kabel tersebut dan lakukan penekanan hingga sejajar dengan
kabel lainnya.
l. lsolasi kembali jaringan gunakan metode pembungkusan benlapis dan isolasi yang
ash, isolasi kembali pada semua janingan, gunakan metode pembungkusan berlapis
dan memakal isolasi yang baru, pastikan bahwa lubang tersebut sudah diisolasi dan
tidak menimbulkan bagian yang lebih atau menonjol dan jaringan tertsebut.
m. Gantilah nangkaian atau komponen.
e. Ketika jaringan bekerja, gunakan hal ini untuk mengukur panjang dan kabel yang
baru.
f. Kalau pada jaringan sudah terdapat kerusakan, lilitlah dengan menggunakan benang
sepanjang jarak antara komponen dengan titik sambungan.
g. Dengan menggunakan tali, sambunglah kabel menjadi beberapa titik pada jaringan.
h. Periksalah posisi atau letak jaringan terhadap bodi.
i. Pastikan bahwa jaringan terletak pada posisi yang benar pada bodi atau klip.
j. Pastikan bahwa bagian mi bebas dan bagian yang tajam atau bagian yang bergerak.
k. lsolasilah rangkaian atau jaringan kabel.
l. Gunakan metode isolasi berlapis dengan isolasi yang baru, mulailah dengan ujung
kabel yang kecil ke kabel yang ujung besar.
m. Berilah isolasi ganda pada bagian jaringan yang akan digunakan sebagai tempat bodi
atau penjepit.
n. Pakailah grommet pada jaringan untuk penempatan yang benar.
o. Pasanglah terminal baru, soket dan plug.
BAB V
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN
UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI
Pelatih
Pelatih Anda dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran Pelatih adalah untuk :
a. Membantu Anda untuk merencanakan proses belajar.
b. Membimbing Anda melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap
belajar.
c. Membantu Anda untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk menjawab
pertanyaan Anda mengenai proses belajar Anda.
d. Membantu anda untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang
Anda perlukan untuk belajar Anda.
e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.
Penilai
Penilai Anda melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat
kerja. Penilai akan :
a. Melaksanakan penilaian apabila Anda telah siap dan merencanakan proses belajar
dan penilaian selanjutnya dengan Anda.
b. Menjelaskan kepada Anda mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan
merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan Anda.
c. Mencatat pencapaian / perolehan Anda.
Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu
peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi.
1. Multitester
2. Kabel
3. Isolasi
4. Palu Solder
5. Timah Solder
6. Bola lampu
7. Saklar
8. Fitting