BUKU INFORMASI
DAFTAR ISI
BAB I
PENGANTAR
Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan
Individual/mandiri :
• Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang pelatih.
• Pelatihan individual/mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan
menambahkan unsur-unsur/sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari
pelatih.
a. Buku Informasi
Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta
pelatihan.
b. Buku Kerja
Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap
pertanyaan dan kegiatan praktik baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan
Individual / mandiri.
Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi :
Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari
dan memahami informasi.
• Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian
keterampilan peserta pelatihan.
• Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam
melaksanakan praktik kerja.
c. Buku Penilaian
Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan
peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :
• Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan
keterampilan.
• Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta
pelatihan.
• Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai
keterampilan.
• Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja.
• Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik.
• Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.
• Anda mungkin sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan, karena anda telah :
a. Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan dan
keterampilan yang sama atau
b. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau
c. Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan
keterampilan yang sama.
Profesi
Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta
keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan,
pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi
tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan.
Standardisasi
Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu
standar tertentu.
Pelatihan
Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu
kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta
lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada
kompetensi yang dipelajari.
Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap,
pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut
ditempat kerja untuk mwncapai unjuk kerja yang ditetapkan.
Standar Kompetensi
Standar kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilah-istilah hasil
serta memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit, elemen
kompetensi, kriteria unjuk kerja, ruang lingkup serta pedoman bukti.
Sertifikat Kompetensi
Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada
seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi
Profesi.
Sertifikasi Kompetensi
Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian / uji
kompetensi.
BAB II
STANDAR KOMPETENSI
Untuk mempelajari modul ini perlu membaca dan memahami modul-modul lain
yang berkaitan diantaranya :
2.1.1. Mengelas dengan proses las gas oksigen asetelin ( Las karbit )
Log.OO05.017.01
2.1.2. Menerapkan Prinsif – prinsif Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
lingkungan kerja Log OO01.002.01
2.1.3. Menggambar dan membaca sketsa Log.OO09.001.01
2.1.4. Membaca gambar teknik OO09.002.01
Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta
pelatihan atau siswa untuk dapat :
• mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan.
• mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan.
• memeriksa kemajuan peserta pelatihan.
• menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan criteria unjuk kerja telah
dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.
Pekerjaan ini dilakukan terhadap berbagai jenis material untuk fabrikasi secara umum. Pekerjaan
dapat dilakukan sendiri atau dalam tim dengan menggunakan mutu standar, keselamatan
(safety) dan prosedur pekerjaan dan pengelasan. Pengelasan diharuskan untuk memenuhi
Tujuan Struktural atau yang sederajat. Pengelasan meliputi las tegak lurus (fillet) dan mendatar
(butt) pada posisi horizontal, vertikal dan di atas kepala. Persiapan material meliputi pemanasan
pendahuluan, pengesetan peralatan dan penempatannya, penjepit, dll. Material yang dilas dapat
berupa baja berkarbon rendah dan pelat paduan logam baja rendah dan pipa, aluminium,
lembaran paduan logam aluminium dan tabung, dll. Untuk pengelasan yang sesuai dengan
sertifikat yang dicakup, maka Unit LOG.OO05.026.01 (Menerapkan prinsip-prinsip pengelasan)
sebaiknya dipilih juga.
1. Konteks Penilaian
Unit ini dimungkinkan untuk dinilai pada pekerjaan, tidak pada pekerjaan atau kombinasi
antara keduanya. Kompetensi-kompetensi yang meliputi unit ini perlu didemonstrasikan
secara individual atau kelompok kecil dari suatu group, lingkungan penilaian perlu
menyenangkan bagi peserta.
2. Kondisi Penilaian
Peserta akan disediakan semua alat, perlengkapan, bahan dan kebutuhan dokumentasi.
Peserta akan diijinkan mengacu pada dokumen-dokumen berikut:
2.1 Prosedur yang relevan dengan tempat kerja.
2.2 Spesifikasi yang sesuai dengan produk dan pembuatan.
2.3 Kode-kode Standar Petunjuk-petunjuk dan sumber bahan-bahan yang relevan.
2.4 Peserta akan diperlukan untuk:
2.4.1 Berkomunikasi dengan lisan atau dengan metode komunikasi
lain, menjawab pertanyaan penilai.
2.4.2 Mengenal tekanan kerja yang dapat melevelkan Pekerjaan itu dalam
penguasaan kompetensi yang sesuai.
2.4.3 Memberi petunjuk tiap masalah pekerjaan dan bukan pekerjaan yang
berhubungan dengan unit ini, penilai harus yakin bahwa peserta dapat
menguasai dan konsisten melakukan seluruh elemen dalam unit ini sesuai
spesifikasi kriteria, termasuk pengetahuan yang diperlukan.
3. Aspek kritis
. Peserta akan disediakan seluruh perkakas, perlengkapan, material dan dokumentasi yang
diperlukan. Peserta diijinkan untuk mengacu pada dokumen-dokumen berikut:
3.1 Prosedur kerja yang relevan.
3.2 Spesifikasi produk dan fabrikasi yang relevan.
3.3 Kode-kode, standar-standar, manual-manual, dan bahan-bahan referensi yang
relevan.
3.4 Peserta akan diminta untuk:
3.4.1 Secara lisan, atau dengan cara-cara komunikasi lainnya, menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh penilai.
3.4.2 Menyebutkan kolega-kolega/rekan kerja yang dapat dihubungi untuk
mendapatkan bukti-bukti kecakapan apabila diperlukan.
3.4.3 Menunjukkan bukti sertifikat/penghargaan pelatihan-pelatihan di luar kerja
yang berhubungan dengan unit ini. Penilai harus yakin bahwa peserta
tersebut dapat melakukan secara cakap dan konsisten seluruh elemen-
elemen unit ini seperti yang telah ditetapkan dalam kriteria-kriteria,
termasuk pengetahuan yang diperlukan.
4. Catatan khusus
Selama penilaian peserta akan
4.1 mendemonstrasikan cara kerja yang aman setiap saat.
4.2 mengkomunikasikan informasi tentang proses-proses, kejadian-kejadian atau tugas-
tugas yang dilakukan untuk memastikan suatu lingkungan kerja yang aman dan
efisien.
BAB III
STRATEGI DAN METODE PELATIHAN
Belajar dalam suatu sistem Berdasarkan Kompetensi berbeda dengan yang sedang
“diajarkan” di kelas oleh Pelatih. Pada sistem ini Anda akan bertanggung jawab terhadap
belajar Anda sendiri, artinya bahwa Anda perlu merencanakan belajar Anda dengan
Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah
dibuat.
Persiapan/perencanaan
a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan
tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar Anda.
b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.
c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan
pengetahuan dan pengalaman yang telah anda miliki.
d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan Anda.
Implementasi
a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
b. Mengamati indicator kemajuan personal melalui kegiatan praktik.
c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah Anda peroleh.
Penilaian
Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar Anda.
Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus,
kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.
secara bebas, Anda disarankan untuk menemui Pelatih setiap saat untuk
mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.
Belajar Berkelompok
Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk dating bersama secara teratur dan
berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip
sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi
antar peserta, Pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja.
Belajar terstruktur
Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh
Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topic tertentu.
BAB IV
MATERI UNIT KOMPETENSI
MENGELAS TINGKAT LANJUTAN DENGAN PROSES LAS GAS TUNGSTEN
Pengelasan dengan gas pelindung Argon (Tungsten Iner Gas) Merupakan salah satu pengembangan
dari pengelasan yang telah ada yaitu pengembangan dari pengelasan secara manual yang khususnya
untuk pengelasan non ferro (alumunium, magnesium kuningan dan lain-lain, baja spesial (Stainless
steel) dan logam-logam anti korosif.lainnya
Juga Pengelasan Tungsten Inert Gas (TIG) ini tidak menggunakan proses elektroda sekali habis (non
consumable electrode) , Temperatur yang dihasilkan dari proses pengelasan ini adalah 30.000 0 F
atau 16.648 0 C dan fungsi gas pelindung adalah untuk menghidari terjadinya oksidasi udara luar
terhadap cairan logam yang dilas, maka menggunakan gas Argon, helium murni atau campuran salah
satu sifat dari gas ini adalah bukan merupakan bahan b akar,melainkan sebagai gas pelindung.
Pengelasan Tungsten Inert Gas (TIG) merupakan pengelasan yang sangat tinggi qualitasnya,juga
dapat meningkatkan :
1. Kontrol yang sangat baik terhadap kemampuan adanya perubahan arus listrik dalam
pengelasan
2. Hasil pengelasan pada sambungan secara visual sangat baik
3. Ujung elektroda terpusat pada bagian yang akan di las
Pengertian dari pengelasan Tungsten Inert Gas .
Tengsten - suatu logam yang digunakan untuk elektroda yang tidak mencair pengelasan (non
cosumable), fungsinya hanya menghubungkan arus listrik dari sumber daya ke logam
yang berbentuk busur panas
Inert - tidak giat (aktip)
Gas - bahan salutan yang melindungi busur dan daerah cairan logam
Elektroda tungsten
Penghubung aliran
arus (-) atau (+) Gambar 1 : proses pengelasan dengan TIG
Gas pelindung
elektroda dan cairan
logam
2.Peralatan Pengelasan
Karakteristik penggunaan unit tenaga listrik yang diberikan bisa dilakukan, apabila :
- Open circuit harus antara 50 volts sampai dengan 100 volts.
- Aliran yang dipergunakan antara 50 amp sampai dengan 250 amp dan bisa diatur
sesuai dengan keperluan dengan memutarkan alat kontrol (Current Control) dan ada
juga mesin yang mengunakan alat kontrol yang menggunakan remote yang
dioperasikan dengan cara injakan kaki.
- Mesin las Tungsten Inert Gas (TIG) yang modern sudah menggunakan arus AC/DC dan
diatur dengan menggunakan kaki, juga mesin las ini bisa dioperasikan secara multi
fungsi yaitu : bisa digunakan untuk pengelasan las busur manual (MAW) dan
Pengelasan dengan TIG
Karakteristik pengelasan.
Secara operasional mesin las TIG menggunakan 3 macam proses yaitu :
1. Alternating Curent High Frequency (ACHF)
2. Direct Current Straight Polarity (DCSP)
3. Direct Current Reverse Polarity (DCRP)
Kondisi pengelasan
Gambar 4 : Penggunaan arus listrik dengan direct current straight polarity (DCSP)
Kondisi pengelasan
2 Unit kontrol
Fungsi switch on/of yang ada pada unit kontrol adalah untuk mengatur :
• Besarnya arus untuk pengelasan
• Aliran gas Pelindung
• Aliran air pendingin
Kontrol unit akan bersama-sama operasional dengan sistem tenaga yang ada pada
mesin las ,juga bisa dioperasikan dengan remote kontrol yang menggunakan injakan
kaki
Ujung penyalaan busur atau menggunakan unit frekuensi tinggi akan terjadi
penyalaan awal dengan cara menggoreskan elektroda tungsten terhadap benda kerja.
Hal ini akan memberikan kontinuitas penyalaan dan pengelasan yang baik.
Dalam pengerjaan pengelasan harus selalu mengunakan peralatan yang sesuai dengan
kelengkapan mesin las yang telah ditentukan.
2.4 Penindis.
Tempat penyimpan kapasitor, sering dikatakan juga penindis fungsi penindis ini adalah
untuk mengatur perubahan pemakaian arus AC menindis komponen DC ini akan
menghasilkan sirkuit pengelasan.
2.5 Menghilangkan lubang.
Menghilangkan lubang pada kawah pengelasan adalah secara otomatis dengan
mengurangi arus listrik pengelasan secara berangsur-angsur sampai dengan arus yang
sesuai dengan yang dikehendaki atau sesuai dengan diameter elektroda, hal ini adalah
untuk mencegah terjadinya pelubangan.
Terjadinya pelubangan, ditekan sekecil mungkin dan diatur dalam mesin las. Dalam
kasus yang lain dan sama efeknya yaitu penggunaan remot kontrol yang digerakan
dengan injakan kaki
2.6 Mulut Pembakar (welding torch)
• Mulut pembakar dengan pendinginan udara
Pendinginan untuk pengelasan dengan menggunakan udara hanya digunakan untuk
pengelasan dibawah 50 amp, sedangkan untuk pengelasan diatas 50 amperes
mengunakan sampai dengan 200 amperes atau lebih menggunakan air
Selang saluran yang mengalirkan udara dengan gas digabungkan dengan melalui tabung
PVC ,juga disatukan dengan kabel arus listrik seperti dalam gambar 2
• Mulut pembakar dengan pendinginan air (water cooled torches)
Mulut pembakar dengan pendinginan air dibuat dengan berbagai ukuran, karena akan
dioperasikan dalam berbagai besar arus listrik untuk pengelasan.
Isi selang gabungan terdiri dari :
1. Saluran aliran gas yang masuk
2. Saluran aliran air yang masuk
3. Saluran aliran air keluar
Juga terdapat unit fuse atau tombol untuk menjalankan dan memberhentikan aliran air
Ada beberapa jenis, kabel remot kontrol disatukan dengan tombol yang ada pada
pemegang mulut pembakar (torch handle)
Nozel
Elektroda tungsten
Nosel transparant
Lensa gas harus berfungsi baik terhadap mulut pembakar karena gas akan melindungi terjadinya
oksidasi udara luar terhadap elektroda pengelasan
Mulut pembakar
busur tungsten
Pengarah gas
Nosel
keramik
Elektroda tungsten
Semburan
aliran gas
Flowmeter
Regulator
ekonomiser
Flowmeter
Mesin sikat baja Zat kimia sikat baja atau sikat wool
Gambar 14
Zat kimia yang digunakan untuk membersihkan permukaan adalah trichlorethylene dan
perchclorethylene,utamanya zat ini untuk membersihkan oli dan gemuk (grease)
Penggunaan zat kimia dalam membersihkan permukaan logam harus hati-hati, karena
cairan zat ini akan berubah menjadi gas racun, oleh karena itu dalam proses
membersihankan pelat harus memakai alat pengaman khususnya alat penutup sistem
pernapasan.
3.2 Memasang peralatan
• Menginstal peralatan
1. Pilih kabel sekunder yang sesuai dengan arus listrik pengelasan untuk
pengelasan maksimum
2. Kabel negatip (ground) hubungkan dengan meja kerja mengelas atau
dengan
pekerjaan yang dilas, maka arus yang digunakan untuk mengelas akan
sepenuhnya
berfungsi.
3. Hubungkan kabel negatip (ground lead) dari unit pembangkit tenaga (mesin
las) ke meja las.
4. Hubungkan kabel mulut pembakar (torch) elektroda dengan pembangkit
tenaga (mesin las)
5. Pemasangan conector (penghubung) gas
Iinput daya
Transformer atau
rectifier,HF unit,
pengontrol gas dan air
Kran air
Katup pengatur
Regulator
Kabel las
Saluran argon
Fuse
2. Gagang mulut pembakar cendrung membawa kearah belakang , oleh karena itu
arahkan titik pengelasan pada bagian yang akan disambung dengan sudut kemiringan
elektroda tungsten antara 750 - 850 sudut ini digunakan mulai proses penyambungan
awal sampai berakhirnya pengelasan.
Gambar :20 : Posisi sudut elektroda tungsten dan arah pengelasan bawah tangan
3. Remot kontrol yang menggunakan injakan kaki ditekan secara perlahan-lahan dan
dipertrahankan kesetabilannya tekanan imjakan , maka akan menghasilkan penyalaan
busur yang stabil ( penyalaan busur tepat pada ujung elektroda , bila nyala busur
tidak stabil pada posisi penyalaan frequensi tinggi, maka nyala busur akan terputus
pada saat sedang dijalankan
Catatan : Elektroda tidak harus selalu disentuhkan pada pelat
4. Bila nyala busur sudah stabil maka atur sudut pengelasan yang sesuai dengan yang
telah ditentukan dan remot kontrol yang diinjak oleh kaki sepenuhnya di tekan.
Panjang busur akan mencapai 0,8 mm ( 1/32 in), mulai dari pedal ditekan spenuhnya
kurang lebih 2 detik, maka cairan logam akan terlihat, apabila pencairan logam ingin
lebih cepat dari 2 detik maka harus ada penambahan arus listrik dengan mengatur
fungsi kontrol yang terletak pada mesin las
5. Untuk gerakan arah maju dengan pengaturan arus/amper tepat dengan tebal pelat
yang dilas,maka bunyi dan bentuk nyala busur yang keluar dari mulut pembakar akan
halus
6. Pada gerakan lurus dengan kecepatan pengelasan yang stabil akan membentuk
daerah cairan yang lebih cepat
7. Cairan yang sempurna adalah cairan yang tidak mengandung terak ,buih atau oksida
8. Amati kedalaman cairan dan kepadatan logam. Hal ini merata atau sempurna ,apabila
kecepatan pengelasan arah kanan sepurna.
9. Apabila ujung torch sudah medekati ujung kiri logam yang di las, maka tekanan pedal
secara perlahan-lahan diangkat dan penyalaan busur akan berhenti.
10. Simpan torch pada posisi lubang mengarah ke bawah dan alirkan gas argon kurang
lebih 10 sampai dengan 15 detik yang maksudnya untuk pendinginan elektroda
tungsten.
Ulangi lagi dari awal tahapan/prosedur pengelasan tentang pengaturan mesin las,
penggunanan peralatan bantu, penggunaan peralatan keselamatan kerja, pemeliharaan,
cara menjalankan dan memutuskan busur las.
Clem sementara
2
1
3
4. Bila daerah yang dipanaskan sudah mulai mencair maka masukan bahan tambah,
bahan tambah tersebut akan berpadu selain itu terjadi juga penetrasi pada bagian
celah antara dua sisi dan yang sambung pertama disambung pada posisi tengah-
tengah (1) dan atur jarak antara dua sisi pemukaan sebelah kanan dan kiri (gap)
jaraknya kurang lebih 2 mm apabila jarak antara dua sisi permukaan tersebut sudah
sama, maka selanjutnya membuat las catat berikutnya (2) dan sampai pada las catat
ke 3, 4, 5 dengan jarak yang sama, lihat gambar 18
5 3 1 2 4
Backing bar
Adalah pelat logam yang dipakai sebagai alas pada saat akan dilakukan las
catat
jig
Gambar
Baking bar elat tebaga 11. Backing bar
Cerium electroded
Adalah elektroda tungsten dengan sedikit paduan cerium untuk
memperbaiki karakteristik pengelasan GTAW AC maupun DC
Creep resitance
Adalah sifat suatu logam yang tahan terhadap deformasi bila dibebani
sampai temperatur tertentu
Dioxidiser
Adalan unsur atau unsur paduan yang terkandung pada kawat las dan
logam dasar yang dapat mencegah pengaruh dari udara luar
Gas purging
Adalah memasukkan gas pelindung kedalam pipa yang akan dilas dengan
TIG untuk mencegah pengaruh udara terhadap pengelasan dari bagian
dalam dan kaki akar las.
Tutup karton
Klem C
Backing bar
Logam las
Penetrasi
Gambar16.Tembusan las
d. Istilah-istilah pada sambungan sudut
Incline angle (miring) : terjadi kemiringan sudut siku siku saat dilas
cantum, karena tidak diklem dengan baik
Under cutt
overroll
Kropos (porosity)
Tanda-tandanya permukaan las berlubang-lubang,
TiIdak mencair
Partikel tungsten
Kotoran
Bila logam yang akan dilas tidak dibersihkan dahulu, maka akan terjadi
kontiminasi pada logam las
Kotoran-kotoran yang menyebabkan hasil menjadi kotor:adalah : karat, oli,
grease, debu dan lain-lain.
Untuk mencegah keadaan tersebut, maka sebelum melakukan pengelasan
benda-kerja harus dibersihkan terlebih dahulu.
Sebagai alat pembersihnya dapat digunakan : kikir, batu-gerida halus dan
diterjen.
Retak (cracking)
Tanda-tanda pengelasan yang retak, yaitu pada permukaan logam terlihat
pecah-pecah.
Retak
Gambar 25 Retak
3. Kropos
Kerusakan las ini dapat dilihat karena.pada pemukaan rigi-rigi las terlihat adanya
lubang-lubang
Kerusakan ini adalah diakibatkan oleh hal-hal sebagai berikut :
Busurr las terlalu tinggi.
Kurang gas pelindung.
Pengelasan tidak diruang tertutup
Lubang nozel terlalun keci
Benda yang dilas kotor
4. Kurang pencairan
Kerusakan las kurang pencairan adalah diakibatkan oleh hal-hal berikut ini :
Penyetelan arus terlalu rendah.
Teknik pengelasan yang salah.
Persiapan pengelasan kurang sempurna.
Menggunakan kawat las tidak sesuai dengan jenis sambungan.
Permukaan logam las kotor.
5. Tercemar tungsten
Kerusakan las ini penyebabnya adalah sebagai berikut :
Penyetelan arus terlalu tinggi tidak sesuai dengan ukuran elektroda yang
dipakai.
Pengasahan elektroda tidak benar.
Elektroda menyentuh benda kerja saat pengelasan.
Logam las banyak tercemar oleh elektroda.
Las catat
Klem C
Backing bar
Logam las
Celah akar
Backing-bar
3. Keropos
Kurangi jarak busurnya.
Naikan aliran gasnya.
Lindungi daerah pengelasan dengan menutup pintu dan jendela atau
memasang tabir pelindung.
Gunakan ukuran nozel yang lebig besar.
Bersihkan permukaan benda-kerja terlebih sebelum dilas.
4. Kurang pencairan
Naikan ampernya.
Sesuaikan teknik pengelasannya dengan jenis pekerjaan.
Perbaiki persiapannya.
Pilih ukuran elektroda yang sesuai dengan tebal benda kerja dan posisi
pengelasan.
Bersihkan permukaan benda kerja sebelum dilas.
5. Tercemar tungsten
Turunkan ampernya sesuaikan dengan ukuran elektroda.
Persiapkan bentuk elektrodanya sesuai yang ditunjukkan pada modul.
Sesuaikan teknik pengelasannya.
Bersihkan dan gerinda ulang hingga siap dikerjakan lagi
Argon, mempunyai karekritik stabil dalam panas busur las yang tinggi dan
dapat mengontrol cairan dengan baik terutama pada pengelasan dengan
posisi tertentu.
Kondisi pengelasan
Sebelum melakukan pengelasan pada baja karbon rendah dan baja karbon
campuran ikutilah persiapan keadaan berikut ini agar dicapai kualitas hasil
pengelasan yang baik.
Teknik persiapan sebelum pengelasan
Karena permukaan bahan biasanya terkontamianasi oleh karat, suatu bentuk
lapisan pada kulit permukaan baja, maka sebelum dilas hendaknya kotoran-
kotoran tersebut dihilangkan dahulu.
Untuk membersihkan karat dapat dipakai cara-cara sebagai berikut :
• Digerinda, membersihkan permukaan, apabila bahan yang akan dilas cukup
tebal.
• Digosok dengan kertas gosok atau kain, untuk membersihkan pelat yang
tipis.
• Dikikir, bisa digunakan membersihkan untuk pelat yang tebal atau yang
tipis.
• Dihembus-pasir (sanding), untuk permukaan bahan yang tipis maupun
tebal.
• Dihembus-abrasive (abrasive-blasting), untuk permukaan benda
kerja.karatnya terlalu parah dan jumlahnya banyak.
• Disikat dengan sikat baja, apabila pengaruh kontaminasi karat tidak terlalu
parah baik untuk pelat tpis maupun tebal.
Permukaan benda kerja bekas cat, minyak, grease dan pelapisan permukaan
seperti : krum, seng dan kadmium harus dibersihkan dahulu sebelum dilas.
Apabial hal-hal tersebut diatas tidak diikuti dengan benar, disamping hasil las
yang tidak baik juga asapnya beracun dapat membahayakan kesehatan.
c. Elektroda tungsten
Sebagai elektroda pada pengelasan TIG digunakan tungsten, logam ini mempunyai
titik cair yang sangat tinggi yaitu 33710 C lebih tinggi dari baja, sedangkan baja biasa
titik cairnya yakni 1573 0 C.
Ada tiga macam elektroda tungsten yaitu :
Tunsten-murni (pure-tunsten)Tunsten yang mengandung 1 s.d 2 %
thoriated tungsten yang mengandung 1 % zirconium
Jika ujung elektroda menyentuh cairan logam maka akan lengket pada
cairan logam itu sehingga dapat merusak pengelasan, terjadi kerusakan las
yang dinamakan tungsten inclusion.
Jika hal ini terjadi, maka ujung elektroda harus dipotong dengan tang
potong dan diasah kembali sesuai dengan bentuk semula.
Elektrda
Elektroda
Thoriated-tungsten
Untuk pengelasan dengan DC-negatip digunakan elektroda tungsten-
thoriated, harganya lebih mahal dari pada tungsten-murni tetapi
pemakaiannya lebih awet, karena tidak terjadi panas lebih akibat
busur-las, tidak sering terjadi lengket dengan logam dasar.
Zirconium
Untuk mencapai hasil pengelasan yang memuaskan, maka
menggunakan eletroda tunsten zirconium dengan pengkutuban AC,
akan tetapi electroda tunsten zirconium harganya lebih mahal dari pada
tungsten murni,sedangkan karakteritiknya sama dengan tungsten
thoriated.
BAB IV
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN
UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI
Pelatih
Pelatih Anda dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran Pelatih adalah untuk :
a. Membantu Anda untuk merencanakan proses belajar.
b. Membimbing Anda melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap
belajar.
c. Membantu Anda untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk menjawab
pertanyaan Anda mengenai proses belajar Anda.
d. Membantu anda untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang
Anda perlukan untuk belajar Anda.
e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.
Penilai
Penilai Anda melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat
kerja. Penilai akan :
a. Melaksanakan penilaian apabila Anda telah siap dan merencanakan proses belajar
dan penilaian selanjutnya dengan Anda.
b. Menjelaskan kepada Anda mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan
merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan Anda.
c. Mencatat pencapaian / perolehan Anda.
Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu
peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi.