Anda di halaman 1dari 56

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

SEKTOR LOGAM MESIN


SUB SEKTOR PENGELASAN

MENGELAS TINGKAT LANJUTAN


DENGAN PROSES LAS GAS TUNGSTEN
LOG.OO05.020.01

BUKU INFORMASI

DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI R.I.


DIREKTORAT JENDERAL PEMBINAAN PELATIHAN DAN PRODUKTIVITAS
Jl. Jend. Gatot Subroto Kav.51 Lt.7.B Jakarta Selatan
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

DAFTAR ISI

Daftar Isi ............................................................................................................ 1

BAB I PENGANTAR .......................................................................................... 2

1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi ............................... 2


1.2. Penjelasan Modul ........................................................................ 2
1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC) ........................................... 3
1.4. Pengertian-pengertian Istilah ....................................................... 4

BAB II STANDAR KOMPETENSI ........................................................................... 5

2.1. Peta Paket Pelatihan ................................................................... 5


2.2. Pengertian Unit Standar .............................................................. 5
2.3. Unit Kompetensi yang Dipelajari .................................................. 6
2.3.1. Judul Unit ..................................................................... 6
2.3.2. Kode Unit ...................................................................... 6
2.3.3. Deskripsi Unit ................................................................ 6
2.3.4. Elemen Kompetensi ....................................................... 6
2.3.5. Kriteria Unjuk Kerja ........................................................ 6
2.3.6. Batasan Variabel ............................................................ 7
2.3.7. Panduan Penilaian ......................................................... 8
2.3.8. Kompetensi Kunci .......................................................... 9

BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN ....................................................... 10

3.1. Strategi Pelatihan ....................................................................... 10


3.2. Metode Pelatihan ....................................................................... 10

BAB IV MATERI UNIT KOMPETENSI .................................................................... 11

BAB V SUMBER -SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI

5.1. Sumber Daya Manusia ................................................................ 55


5.2. Sumber-sumber Perpustakaan ..................................................... 56
5.3. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan ............................................... 57

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 1 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

BAB I
PENGANTAR

1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi

• Apakah pelatihan berdasarkan kompetensi?


Pelatihan berdasarkan kompetensi adalah pelatihan yang memperhatikan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan di tempat kerja agar dapat
melakukan pekerjaan dengan kompeten. Standar Kompetensi dijelaskan oleh Kriteria
Unjuk Kerja.

• Apakah artinya menjadi kompeten ditempat kerja?


Jika anda kompeten dalam pekerjaan tertentu, anda memiliki seluruh keterampilan,
pengetahuan dan sikap yang perlu untuk ditampilkan secara efektif ditempat kerja,
sesuai dengan standar yang telah disetujui.

1.2. Penjelasan Modul

1.2.1. Desain Modul

Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan
Individual/mandiri :
• Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang pelatih.
• Pelatihan individual/mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta dengan
menambahkan unsur-unsur/sumber-sumber yang diperlukan dengan bantuan dari
pelatih.

1.2.1. Isi Modul

a. Buku Informasi
Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta
pelatihan.

b. Buku Kerja
Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap
pertanyaan dan kegiatan praktik baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan
Individual / mandiri.
Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi :
ƒ Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari
dan memahami informasi.
• Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian
keterampilan peserta pelatihan.
• Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam
melaksanakan praktik kerja.

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 2 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

c. Buku Penilaian
Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan
peserta pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :
• Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan
keterampilan.
• Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta
pelatihan.
• Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai
keterampilan.
• Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja.
• Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik.
• Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.

1.2.1. Pelaksanaan Modul

Pada pelatihan klasikal, pelatih akan :


• Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai
sumber pelatihan.
• Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan.
• Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan
pelatihan.
• Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan
menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja.

Pada Pelatihan individual / mandiri, peserta pelatihan akan :


• Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan.
• Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada buku Kerja.
• Memberikan jawaban pada Buku Kerja.
• Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja.
• Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatih.

1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC)

• Apakah Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency).


Jika anda telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk
elemen unit kompetensi tertentu, anda dapat mengajukan pengakuan kompetensi
terkini (RCC). Berarti anda tidak akan dipersyaratkan untuk belajar kembali.

• Anda mungkin sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan, karena anda telah :
a. Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan dan
keterampilan yang sama atau
b. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau
c. Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan
keterampilan yang sama.

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 3 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

1.4. Pengertian-pengertian Istilah

Profesi
Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta
keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan,
pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi
tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan.

Standardisasi
Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu
standar tertentu.

Penilaian / Uji Kompetensi


Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui
perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta
keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan
bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan.

Pelatihan
Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu
kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta
lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada
kompetensi yang dipelajari.

Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap,
pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut
ditempat kerja untuk mwncapai unjuk kerja yang ditetapkan.

Standar Kompetensi
Standar kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilah-istilah hasil
serta memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit, elemen
kompetensi, kriteria unjuk kerja, ruang lingkup serta pedoman bukti.

Sertifikat Kompetensi
Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada
seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi
Profesi.

Sertifikasi Kompetensi
Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian / uji
kompetensi.

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 4 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

BAB II
STANDAR KOMPETENSI

2.1. Peta Paket Pelatihan

Untuk mempelajari modul ini perlu membaca dan memahami modul-modul lain
yang berkaitan diantaranya :
2.1.1. Mengelas dengan proses las gas oksigen asetelin ( Las karbit )
Log.OO05.017.01
2.1.2. Menerapkan Prinsif – prinsif Keselamatan dan Kesehatan Kerja di
lingkungan kerja Log OO01.002.01
2.1.3. Menggambar dan membaca sketsa Log.OO09.001.01
2.1.4. Membaca gambar teknik OO09.002.01

2.2. Pengertian Unit Standar

Apakah Standar Kompetensi?


Setiap Standar Kompetensi menentukan :
a. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai kompetensi.
b. Standar yang diperlukan untuk mendemonstrasikan kompetensi.
c. Kondisi dimana kompetensi dicapai.

Apa yang akan Anda pelajari dari Unit Kompetensi ini?


Anda akan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan dipersyaratkan untuk
“Menerapkan prosedur-prosedur mutu”.

Berapa lama Unit Kompetensi ini dapat diselesaikan?


Pada sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian
kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan
waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam keterampilan tertentu.

Berapa banyak/kesempatan yang Anda miliki untuk mencapai kompetensi?


Jika Anda belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Pelatih Anda
akan mengatur rencana pelatihan dengan Anda. Rencana ini akan memberikan Anda
kesempatan kembali untuk meningkatkan level kompetensi Anda sesuai dengan level
yang diperlukan.
Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali.

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 5 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

2.3. Unit Kompetensi yang Dipelajari

Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta
pelatihan atau siswa untuk dapat :
• mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan.
• mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan.
• memeriksa kemajuan peserta pelatihan.
• menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan criteria unjuk kerja telah
dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.

2.3.1. Judul Unit


Mengelas Tingkat Lanjutan Dengan Proses Las Gas Tungsten

2.3.2. Kode Unit


LOG.OO05.020.01

2.3.3. Deskripsi Unit

Unit ini menggambarkan kegiatan melakukan pengelasan tingkat lanjut


dengan proses las gas tungsten yang meliputi pengesetan mesin las dan
barang-barang berdasarkan spesifikasi, menghubungkan peralatan
pengelasan dengan cara aman, , proses pengelasan sesuai dengan tujuan
struktural sesuai kualitas standar pada beberapa posisi, memeriksa hasil
pengelasan pada sambungan secara visual, memperbaiki kerusakan/cacat
pengelasan dan membuat catatan pengelasan sesuai prosedur oprasi
standar.

ELEMEN KOMPETENSI KRITERIA UNJUK KERJA

01 Menentukan pengesetan 1.1 Pengesetan mesin las yang benar dan


pengelasan dan barang- barang-barang yang digunakan ditentukan
barang yang digunakan berdasarkan spesifikasi pekerjaan
pengelasan.

02 Menghubungkan peralatan 2.1 Peralatan pengelasan termasuk seluruh


pengelasan kabel dihubungkan dengan aman dan benar
berdasarkan prosedur operasi standar

03 Sambungan las yang 3.1 Material dilas sesuai dengan Tujuan


memenuhi Tujuan Struktural Struktural

3.2 Instruksi, simbol-simbol, spesifikasi


diinterpretasi dengan benar termasuk ukuran
butiran-butiran, penempatan butiran-butiran,
penguatan/ penambahan, dll. berdasarkan
prosedur pengelasan, apabila ada, dan
prosedur operasi standar

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 6 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

04 Memeriksa pengelasan 4.1 Sambungan las diperiksa secara visual sesuai


spesifikasi.

4.2 Cacat pengelasan diidentifikasi

05 Memperbaiki kerusakan/cacat 5.1 Cacat pengelasan dihilangkan dengan


pengelasan meminimalkan kerugian kekuatan logam
dengan menggunakan teknik dan peralatan
yang benar dan tepat sesuai dengan Tujuan
Struktural

06 Membuat catatan pengelasan 6.1 Catatan pengelasan dibuat sesuai dengan


prosedur operasi standar.

2.3.6. Batasan Variabel

Pekerjaan ini dilakukan terhadap berbagai jenis material untuk fabrikasi secara umum. Pekerjaan
dapat dilakukan sendiri atau dalam tim dengan menggunakan mutu standar, keselamatan
(safety) dan prosedur pekerjaan dan pengelasan. Pengelasan diharuskan untuk memenuhi
Tujuan Struktural atau yang sederajat. Pengelasan meliputi las tegak lurus (fillet) dan mendatar
(butt) pada posisi horizontal, vertikal dan di atas kepala. Persiapan material meliputi pemanasan
pendahuluan, pengesetan peralatan dan penempatannya, penjepit, dll. Material yang dilas dapat
berupa baja berkarbon rendah dan pelat paduan logam baja rendah dan pipa, aluminium,
lembaran paduan logam aluminium dan tabung, dll. Untuk pengelasan yang sesuai dengan
sertifikat yang dicakup, maka Unit LOG.OO05.026.01 (Menerapkan prinsip-prinsip pengelasan)
sebaiknya dipilih juga.

2.3.7. Panduan Penilaian

1. Konteks Penilaian

Unit ini dimungkinkan untuk dinilai pada pekerjaan, tidak pada pekerjaan atau kombinasi
antara keduanya. Kompetensi-kompetensi yang meliputi unit ini perlu didemonstrasikan
secara individual atau kelompok kecil dari suatu group, lingkungan penilaian perlu
menyenangkan bagi peserta.

2. Kondisi Penilaian

Peserta akan disediakan semua alat, perlengkapan, bahan dan kebutuhan dokumentasi.
Peserta akan diijinkan mengacu pada dokumen-dokumen berikut:
2.1 Prosedur yang relevan dengan tempat kerja.
2.2 Spesifikasi yang sesuai dengan produk dan pembuatan.
2.3 Kode-kode Standar Petunjuk-petunjuk dan sumber bahan-bahan yang relevan.
2.4 Peserta akan diperlukan untuk:
2.4.1 Berkomunikasi dengan lisan atau dengan metode komunikasi
lain, menjawab pertanyaan penilai.
2.4.2 Mengenal tekanan kerja yang dapat melevelkan Pekerjaan itu dalam
penguasaan kompetensi yang sesuai.

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 7 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

2.4.3 Memberi petunjuk tiap masalah pekerjaan dan bukan pekerjaan yang
berhubungan dengan unit ini, penilai harus yakin bahwa peserta dapat
menguasai dan konsisten melakukan seluruh elemen dalam unit ini sesuai
spesifikasi kriteria, termasuk pengetahuan yang diperlukan.

3. Aspek kritis

. Peserta akan disediakan seluruh perkakas, perlengkapan, material dan dokumentasi yang
diperlukan. Peserta diijinkan untuk mengacu pada dokumen-dokumen berikut:
3.1 Prosedur kerja yang relevan.
3.2 Spesifikasi produk dan fabrikasi yang relevan.
3.3 Kode-kode, standar-standar, manual-manual, dan bahan-bahan referensi yang
relevan.
3.4 Peserta akan diminta untuk:
3.4.1 Secara lisan, atau dengan cara-cara komunikasi lainnya, menjawab
pertanyaan yang diajukan oleh penilai.
3.4.2 Menyebutkan kolega-kolega/rekan kerja yang dapat dihubungi untuk
mendapatkan bukti-bukti kecakapan apabila diperlukan.
3.4.3 Menunjukkan bukti sertifikat/penghargaan pelatihan-pelatihan di luar kerja
yang berhubungan dengan unit ini. Penilai harus yakin bahwa peserta
tersebut dapat melakukan secara cakap dan konsisten seluruh elemen-
elemen unit ini seperti yang telah ditetapkan dalam kriteria-kriteria,
termasuk pengetahuan yang diperlukan.

4. Catatan khusus
Selama penilaian peserta akan
4.1 mendemonstrasikan cara kerja yang aman setiap saat.
4.2 mengkomunikasikan informasi tentang proses-proses, kejadian-kejadian atau tugas-
tugas yang dilakukan untuk memastikan suatu lingkungan kerja yang aman dan
efisien.

2.3.8. Kompetensi Kunci

NO KOMPETENSI KUNCI TINGKAT

1. Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 3


2. Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 2
3. Merencanakan dan mengorganisir aktivitas-aktivitas 2
4. Bekerja dengan orang lain dan kelompok 2

5. Menggunakan ide-ide dan teknik matematika 2


6. Memecahkan masalah 2
7. Menggunakan teknologi 1

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 8 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

BAB III
STRATEGI DAN METODE PELATIHAN

3.1. Strategi Pelatihan

Belajar dalam suatu sistem Berdasarkan Kompetensi berbeda dengan yang sedang
“diajarkan” di kelas oleh Pelatih. Pada sistem ini Anda akan bertanggung jawab terhadap
belajar Anda sendiri, artinya bahwa Anda perlu merencanakan belajar Anda dengan
Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun sesuai dengan rencana yang telah
dibuat.

Persiapan/perencanaan
a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar dengan
tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar Anda.
b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.
c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan dengan
pengetahuan dan pengalaman yang telah anda miliki.
d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan Anda.

Permulaan dari proses pembelajaran


a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat pada
tahap belajar.
b. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan pengetahuan
Anda.

Pengamatan terhadap tugas praktik


a. Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh Pelatih atau orang yang
telah berpengalaman lainnya.
b. Mengajukan pertanyaan kepada Pelatih tentang konsep sulit yang Anda temukan.

Implementasi
a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
b. Mengamati indicator kemajuan personal melalui kegiatan praktik.
c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah Anda peroleh.

Penilaian
Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar Anda.

3.2. Metode Pelatihan

Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa kasus,
kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.

Belajar secara mandiri


Belajar secara mandiri membolehkan Anda untuk belajar secara individual, sesuai
dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar dilaksanakan

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 9 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

secara bebas, Anda disarankan untuk menemui Pelatih setiap saat untuk
mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.

Belajar Berkelompok
Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk dating bersama secara teratur dan
berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar memiliki prinsip
sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok memberikan interaksi
antar peserta, Pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja.

Belajar terstruktur
Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan oleh
Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topic tertentu.

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 10 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

BAB IV
MATERI UNIT KOMPETENSI
MENGELAS TINGKAT LANJUTAN DENGAN PROSES LAS GAS TUNGSTEN

Pengelasan dengan gas pelindung Argon (Tungsten Iner Gas) Merupakan salah satu pengembangan
dari pengelasan yang telah ada yaitu pengembangan dari pengelasan secara manual yang khususnya
untuk pengelasan non ferro (alumunium, magnesium kuningan dan lain-lain, baja spesial (Stainless
steel) dan logam-logam anti korosif.lainnya
Juga Pengelasan Tungsten Inert Gas (TIG) ini tidak menggunakan proses elektroda sekali habis (non
consumable electrode) , Temperatur yang dihasilkan dari proses pengelasan ini adalah 30.000 0 F
atau 16.648 0 C dan fungsi gas pelindung adalah untuk menghidari terjadinya oksidasi udara luar
terhadap cairan logam yang dilas, maka menggunakan gas Argon, helium murni atau campuran salah
satu sifat dari gas ini adalah bukan merupakan bahan b akar,melainkan sebagai gas pelindung.
Pengelasan Tungsten Inert Gas (TIG) merupakan pengelasan yang sangat tinggi qualitasnya,juga
dapat meningkatkan :
1. Kontrol yang sangat baik terhadap kemampuan adanya perubahan arus listrik dalam
pengelasan
2. Hasil pengelasan pada sambungan secara visual sangat baik
3. Ujung elektroda terpusat pada bagian yang akan di las
Pengertian dari pengelasan Tungsten Inert Gas .
Tengsten - suatu logam yang digunakan untuk elektroda yang tidak mencair pengelasan (non
cosumable), fungsinya hanya menghubungkan arus listrik dari sumber daya ke logam
yang berbentuk busur panas
Inert - tidak giat (aktip)
Gas - bahan salutan yang melindungi busur dan daerah cairan logam

Elektroda tungsten

Logam yang dilas


Mulut pembakar
(torch)
Bahan tambah

Penghubung aliran
arus (-) atau (+) Gambar 1 : proses pengelasan dengan TIG
Gas pelindung
elektroda dan cairan
logam

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 11 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

2.Peralatan Pengelasan

2.1 Unit Tenaga (Power Supply Unit)

Gambar 2 : Mesin las Tungsten Inert Gas (TIG)

Karakteristik penggunaan unit tenaga listrik yang diberikan bisa dilakukan, apabila :
- Open circuit harus antara 50 volts sampai dengan 100 volts.
- Aliran yang dipergunakan antara 50 amp sampai dengan 250 amp dan bisa diatur
sesuai dengan keperluan dengan memutarkan alat kontrol (Current Control) dan ada
juga mesin yang mengunakan alat kontrol yang menggunakan remote yang
dioperasikan dengan cara injakan kaki.
- Mesin las Tungsten Inert Gas (TIG) yang modern sudah menggunakan arus AC/DC dan
diatur dengan menggunakan kaki, juga mesin las ini bisa dioperasikan secara multi
fungsi yaitu : bisa digunakan untuk pengelasan las busur manual (MAW) dan
Pengelasan dengan TIG

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 12 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

Karakteristik pengelasan.
Secara operasional mesin las TIG menggunakan 3 macam proses yaitu :
1. Alternating Curent High Frequency (ACHF)
2. Direct Current Straight Polarity (DCSP)
3. Direct Current Reverse Polarity (DCRP)

2.1.1.Penggunaan dengan Alternating Current High Frequency (ACHF)


• Penyalaan busur dan operasional pengelasan
- busur akan menyala apabila ada sentuhan dengan benda kerja
- Dengan sentuhan elektroda pada bagian benda kerja maka elektroda akan
menunjukan keadaan panas hal inlah akan terjadi awal pengelasan dengan las busur
dalam penyambungan.
- Sebagai 0dasar dalam awal terjadinya daerah pencairan logam terbentuk, maka bahan
tambah dipanaskan sampai mencapai cairan pada tersebut sehingga akan membentuk
jalur las.
•Kestabilan busur
Bentuk busur sangat halus,tidak berisik atau suara terpatah-patah.(menggunakan gas
argon)
•Ketidakstabilan kotoran dari electroda
Hal ini diakibatkan dari terjadinya oksida antara elektroda dengan udara atau oxksida
berhubungan langsung dengan daerah pencairan bahan tambah yang dilindungi busur
(arc) Uatu terputus oleh adanya kotoran pada mulut pembakar
•Terlalu besarnya diameter elektroda
Kondisi nyala busur tidak stabil dan akan mengakibatkan terlalu dalamnya penembusan
cairan , juga dengan sedikitnya elektroda yang mengalir
•Kelebihan panjang busur
Hasilnya tidak stabil dan busurnya penyalaan busur sangat singkat.
•Sudut busur penyambungan terlalu tajam
Penyebab terjadinya sering lompat-lompat dari sisi ke sisi lainnya.dan melebarnya celah
pengelasan atau sering tertutupnya celah pekerjaan.
•Panjang Busur
Mempertahankan kondisi busur yang pendek ( disesuaikan dengan diameter elektroda
dan jaraknya kurang lebih 1/8 in). Jika busur ukurannya panjang, maka penetrasi cairan
tidak akan sempurna, terutama pada sambumgan fillet, sangat mungkin akan terjadinya
pengikisan pada permukaan (undercutting), tinggi jalur berlebihan dan bentuk dan hasil
tidak standar
•Nyala busur terputus
Secara perlahan-lahan nyala busur akan berkurang dan daerah pencairan akan
menyempit .jumlah bahan tambah yang masuk kedaerah pencairan harus sama dengan
yang dikehendaki, pada saat posisi horizontal nyala api busur akan terputus putus
•Kedalaman Penetrasi
Penetrasi yang sedang , lebih kecil DCSP dan lebih besar dari DCR

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 13 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

Sumber daya pengelasan denan a


c

Kondisi pengelasan

Sirkit pengelasan achf

Gambar 3 :pengunaan arus listrik alternating current high frequency

2.1.2Penggunaan dengan Direct Current Straight Polarity (DCSP)


• Penyalan busur dan operasional pengelasan
Pemanasan dan pencairanya akan lebih cepat sebelum penyalaan busur dimulai
terlebih dahulu benda kerja harus diberi tanda .Pada akhir pengelasan harus
diperhatikan atau yang berhubungan dengan bahan yang dilas (pelat).harus
diperhatikan sekali. Penggunaan frequensi tinggi juga dapat direkomendasikan.
• Kestabilan busur las
Penggunaan dengan DCSP,maka gas yang dipakai adalah gas helium
• Ketidakstabilan kotoran dari electroda
Sama dengan menggunakan arus AC
• Terlalu besarnya diameter elektroda
Sama dengan mengunakan arus AC
• Kelebihan panjang busur
Sama dengan mengunakan arus AC
• Sudut busur penyambungan terlalu tajam
• Panjang Busur
Pendek, sekitar 1/16”
• Nyala busur terputus
Sama dengan mengunakan arus AC
•Kedalaman Penetrasi
Sempit dan dalam

Sumber daya pengelasan


dengan d c

Sirkit pengelasan dcsp Kondisi pengelasan

Gambar 4 : Penggunaan arus listrik dengan direct current straight polarity (DCSP)

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 14 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

2.2.Penggunaan dengan Direct Current Reverse Polarity


•Penyalaan Busur dan operasionaln pengelasan
Sama dengan mengunakan arus AC,tetapi elektroda disentuhakan pada benda
kerja.
• Kestabilan busur las
Gas yang digunakan adalah gas Argon
•Ketidakstabilan kotoran dari electroda
Sama dengan mengunakan arus AC
•Terlalu besarnya diameter elektroda
Sama dengan mengunakan arus AC
• Kelebihan panjang busur
Sama dengan mengunakan arus AC
•Sudut busur penyambungan terlalu tajam
• Panjang Busur
Pendek, sekitar 3/16”sampai dengan ¼ in
• Nyala busur terputus
Sama dengan mengunakan arus AC
•Kedalaman penetrasi
Lebar dan dangkal

Sumber daya pengelasan


dengan DC

Kondisi pengelasan

Sirkit pengelasan dcrp

Gambar 5 : Penggunaan arus listrik direct current reverse polarity

2 Unit kontrol
Fungsi switch on/of yang ada pada unit kontrol adalah untuk mengatur :
• Besarnya arus untuk pengelasan
• Aliran gas Pelindung
• Aliran air pendingin
Kontrol unit akan bersama-sama operasional dengan sistem tenaga yang ada pada
mesin las ,juga bisa dioperasikan dengan remote kontrol yang menggunakan injakan
kaki

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 15 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

2.3 Sistem awal penyalaan busur

Ujung penyalaan busur atau menggunakan unit frekuensi tinggi akan terjadi
penyalaan awal dengan cara menggoreskan elektroda tungsten terhadap benda kerja.
Hal ini akan memberikan kontinuitas penyalaan dan pengelasan yang baik.

Dalam pengerjaan pengelasan harus selalu mengunakan peralatan yang sesuai dengan
kelengkapan mesin las yang telah ditentukan.
2.4 Penindis.
Tempat penyimpan kapasitor, sering dikatakan juga penindis fungsi penindis ini adalah
untuk mengatur perubahan pemakaian arus AC menindis komponen DC ini akan
menghasilkan sirkuit pengelasan.
2.5 Menghilangkan lubang.
Menghilangkan lubang pada kawah pengelasan adalah secara otomatis dengan
mengurangi arus listrik pengelasan secara berangsur-angsur sampai dengan arus yang
sesuai dengan yang dikehendaki atau sesuai dengan diameter elektroda, hal ini adalah
untuk mencegah terjadinya pelubangan.
Terjadinya pelubangan, ditekan sekecil mungkin dan diatur dalam mesin las. Dalam
kasus yang lain dan sama efeknya yaitu penggunaan remot kontrol yang digerakan
dengan injakan kaki
2.6 Mulut Pembakar (welding torch)
• Mulut pembakar dengan pendinginan udara
Pendinginan untuk pengelasan dengan menggunakan udara hanya digunakan untuk
pengelasan dibawah 50 amp, sedangkan untuk pengelasan diatas 50 amperes
mengunakan sampai dengan 200 amperes atau lebih menggunakan air
Selang saluran yang mengalirkan udara dengan gas digabungkan dengan melalui tabung
PVC ,juga disatukan dengan kabel arus listrik seperti dalam gambar 2
• Mulut pembakar dengan pendinginan air (water cooled torches)
Mulut pembakar dengan pendinginan air dibuat dengan berbagai ukuran, karena akan
dioperasikan dalam berbagai besar arus listrik untuk pengelasan.
Isi selang gabungan terdiri dari :
1. Saluran aliran gas yang masuk
2. Saluran aliran air yang masuk
3. Saluran aliran air keluar
Juga terdapat unit fuse atau tombol untuk menjalankan dan memberhentikan aliran air

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 16 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

Ada beberapa jenis, kabel remot kontrol disatukan dengan tombol yang ada pada
pemegang mulut pembakar (torch handle)

Saluran air yang masuk


Penutup elektroda

Saluran gas argon

Saluran air yang keluar dan


kabel gas

Nozel

Elektroda tungsten

Gambar 6 : Mulut pembakar (welding torch) denganpendinginan air

2.7 Nozel gas pelindung


Ukuran nozel yang akan digunakan oleh operator harus terlebih dahulu melihat petunjuk
atau data–data atau tabel yang dikeluarkan oleh perusahan yang membuat mesin las
juga berapa ketetapan ukuran nozel yang sesuai dengan ukuran mulut pembakar.
Seorang
operator harus melihat besar kecilnya ukuran pelindung nozel dengan kesesuaian
terhadap keperluan pengelasan

Nosel transparant

Nosel keramik Gambar 7 : Jenis pelindung nosel

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 17 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

Lensa gas harus berfungsi baik terhadap mulut pembakar karena gas akan melindungi terjadinya
oksidasi udara luar terhadap elektroda pengelasan

Mulut pembakar
busur tungsten

Di dalam ada ulir

Pengarah gas
Nosel
keramik

Elektroda tungsten
Semburan
aliran gas

Ulir untuk nozel


Lubang untuk elektroda
Lubang pengabut

Gambar 8 : Nosel las TIG


2.8 Gas pelindung
Fungsi gas pelindung adalah untuk menghindari terjadinya oksidasi udara luar terhadap
cairan dan akan mengakibatkan kurang sempurnanya perpaduan antara bahan tambah
(filler rod) dengan cairan bahan yang disambung.
Jenis gas pelindung
ƒ Gas argon (Ar)
ƒ Gas helium (He)
ƒ Gas campuran helium dengan argon (75 % He, 25 %Ar).
ƒ Gas campuran argon/helium/hydrogen.
Gas argon
Gas argon selalu digunakan pada pengelasan tungsten inert gas (TIG). Gas ini adalah
hasil destilasi dari udara, destilasi udara menghasilkan akan menghasilkan nitrogen 78
%, oksigen 21 % dan 1 % gas lainnya termasuk gas argon Keistimewaan gas argon
adalah bisa digunakan untuk pengelasan semua logam dan harga gas dipasaran relatif
murah bila dibandingkan gas pelindung lainnya.
Gas helium
Gas helium sangat sulit dicari dipasaran ,karena produksi gas hanya ada di beberapa
tempat oleh karena itu harganya sangat mahal dan penggunaanya hanya untuk
pengelasan yang dalam saja lian halnya bila dibandingkan dengan gas argon bisa
digunakan untuk semua logam.

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 18 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

Gas campuran argon dan helium


Gas campuran argon dan helium dengan prosentasi 75 % He, 25 %Ar sanagt baik untuk
pengelasan logam yang berbeda jenis. Salah satu gas menjadi dasar. Prosentasi gas
helium paling besar, karena untuk miningkatkan temperatur pemanasan gas ini sangat
baik untuk pengelasan aluminium. Kekurangan gas ini adalah rambatan panasnya terlalu
cepat dan cepatnya pencairan logam , maka hasil penetrasi pengelasan lebar dan dalam
Gas campuran argon/helium/hydrogen
Gas campiran ini sangat baik untuk pengelasan baja (baja karbon rendah dan baja
paduan), stainless steel, tembaga paduan dan nickel. Gas ini akan menghasilkan busur
panas sangat baik dan kecepatan rambatan panas busur sangat baik, tetapi
kekurangannya gas ini melindung terlalu lama
Tanda Warna silinder
Untuk memudahkan membedakan jenis gas yang digunakan untuk pengelasan dengan
menggunakan gas, karena dalam pengelasan dengan menggunakan dengan gas banyak
jenisnya . Sedangkan untuk pengelasan dengan menggunakan tungsten inert gas adalah
:
-Silinder gas Argon berwarna biru tua (peacock blue)
-Silinder gas helium berwarna coklat muda (middle brown)
-Silinder gas argon/helium berwarna bagian badan biru tua (peacock blue) dan bagian
punggung coklat muda (middle brown)
-Silinder gas argon/helium/hydrogen berwarna bagian badan biru tua (peacock blue),
bagian punggung coklat muda (middle brown) dan bagian atas/penutup berwarna merah
tua (red band)
• Gas pelindung disimpan pada botol yang dilengkapi dengan sistem pengamanan

Kode warna atas/penutup

Kode warna bahu botol

Kode warna jenis gas

Gambar 9 : Botol gas pelindung.

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 19 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

Regulator dan flowmeter


• Regulator
Fungsi regulator adalah untuk mengetahui tekanan botol dan mengatur tinggi
rendahnya tekanan yang akan digunakan. Regulator untuk pengelasan tungdten inert
gas di set maksimum sampai 200 Kpa

Flowmeter
Regulator

Gambar 10 :Regulator dan flowmeter


• Alat pengukur aliran gas (flowmeter)
Alat pengukur aliran gas (flowmeter) adalah untuk mengukur aliran gas yang digunakan
untuk melidungi proses pencairan dalam pengelasan. Di dalam alat ini mempunyai bola
dalam tabung gelas yang berfungsi sebagai penunjuk ukuran gas yang dikehendaki
dengan satuan cubic feet per hour (CFH)
Juga ada Flowmeter yang dilengkapi dengan ekonomiser. Fungsi ekonomiser adalah
untuk menghemat gas, karena gas yang digunakan apabila tidak dipakai akan terus
menerus leluar, oleh karena itu maka digunakan ekenomiser sebagai pengatur gas
apabila kait yang sebagai tempat menyimpan mulut pembakar mendapat beban, maka
gas akan tertutup dan apabila mulut pembakar dipoakai lagi maka gas akan bekerja
kembali.

ekonomiser

Flowmeter

Gambar 11 : Flowmeter dan ekonomiser

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 20 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

Sistem pengaliran gas


Dalam prakteknya dalam pemakaian gas sering digunakan dengan dua cara yaitu
ƒ Sistem penggunaan secara individual atau digunakan satu unit botol digunakan
seorang operator.
ƒ Sistem penggunaan secara manifold atau dngan menggunakan beberapa botol
gas yang ditempatkan pada satu ruangan dan digunakan oleh beberapa orang,
hal ini banyak digunakan di industri-industri

Gambar 12 : Instalasi gas sistem manifold


2.9 Elektroda
Penggunaan elektroda untuk pengelasan TIG berbeda dengan pengelasan SMAW
maupun MIG. Pengelasan ini mampu membangkitkan temperatur tinggi (30000 0 F atau
16648,90 C) Pemilihan
elektroda tungsten untuk pengelasan TIG .Titik cair tungsten adalah 61700 F atau (34100
C) dan titik leburnya 107000 F atau 5926,70 C.
• Pemilihan elektroda•
Elektroda tungsten merupakan jenis logam paduan (alloy) dan hasil dari manufaktur
yang sangat spesific yaitu jenis ;
Paduan (alloy) Kode warna Penggunaan
Pure tungsten Green AC welding, DCRP
1 % thoriated tungsten Yellow DCSP welding
2 % thiroated tungsten Red DCSP welding
Zirconium alloyed tungsten Brown AC welding
Throium striped tungsten Blue AC welding

• Keuntungan penggunaan jenis elektroda dalam pengelasan TIG


Setiap jenis paduan ada keuntungan dibandingkan dengan yang lainnya
.Penggunaan pengelasan TIG dengan tungsten murni harganya murah dan memberikan
busur yang stabil dengan gas pelindung argon maupun helium. Juga tungsten murni
dapat digunakan pengelasan pada DCRP.

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 21 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

Karakteristik thoriated tungsten adalah memberi keuntungan pada saat mulainya


penyalaan busur dan menumbuhkan kapasitas arus listrik yang kuat, bila dibandingkan
dengan tungsten murni
Thorium akan menambah emisi electron pada electroda,masih dapat dijinkan pada
ukuran diameter elektroda yang kecil untuk dipakai setelah mengelas
Paduan zirconium dengan tungsten memberikan tahanan yang tinggi bila terjadi
kontaminasi dalam pengelasan dengan menggunakan AC juga karakteristik logam ini
memberikan awal penyalaan busur yang baik
Thorium-striped tungsten sangat baik hasilnya dipergunakan pada AC dan karakteristik
lainnya adalah awal penyalaan busur lebih cepat.
• Ukuran Elektroda
Rata-rata ukuran diameter elektroda adalah antara 0,01 sd ¼ in (0,25 sd 6,4 mm) dan
panjangnya adalah 3 sd 24 in (75 sd 600)
•Penggunaan elektroda pada pengelasan baja karbon
Tabel penggunaan electroda tungsten untuk mengelas baja karbon
Electroda Tebal pelat DCSP Diameter Kecepatan Aliran gas
diameter yang di las (amp) bahan pengelasan argon
(in) (mm) tambah (ipm) (Cfh)
(mm)
0,25 0,25- 0,30 15 0,5 12 - 18 8 – 10
0,50 0,31- 0,50 5 - 20 0,5 12 - 18 8 – 10
1 0,50-0,8 15 - 80 1 12 - 18 8 – 10
1,60 0,90 – 1,5 100 – 140 1,6 12 - 18 8 – 10
2,40 1,6 – 3,20 140 –170 2,4 12 – 18 8 – 10
3,2 3,2 150 - 200 3,2 10 – 12 8 – 10

•Penggunaan elektroda pada pengelasan aluminum.


Tabel penggunaan elektroda tungsten untuk mengelas aluminum posisi bawah tangan

Aliran gas Diameter


Tebal Alternating Diameter Jumlah
Jenis Argon bahan
pelat Current elektroda jalur
sambungan tambah
(mm) (amp) (mm) (cfh) las
(mm)
1,6 Sambungan I 70 – 100 1,6 20 2,4 1
3,2 Sambungan I 125 – 160 2,4 20 3.2 1
6,35 Sambungan V 225 – 275 4 30 4,75 2
9,53 Sambungan V 325 – 400 6,35 35 6,35 2
12,52 Sambungan V 375 – 450 6,35 35 6,35 3
25,4 Sambungan V 500 - 600 8 – 9,5 35 - 45 6,35 – 8 - 10
9,53

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 22 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

Penggunaan elektroda pada pengelasan Stainless steel


Aliran Diameter
Tebal Diameter gas Arc
Jenis Current,DCSP bahan
pelat elektroda Argon Speed
sambungan (amp) tambah
(mm) (mm) (ipm)
(cfh) (mm)
1,6 Sambungan I 80 – 100 1,6 10 1,6 12
1,6 Sambungan T 90 – 110 1,6 10 1,6 10
2,38 Sambungan I 100 – 120 1,6 10 1.6 12
2,38 Sambungan T 110 – 130 1,6 10 1,6 10
3,18 Samb sudut 120 – 140 1,6 10 2,38 12
3,18 Samb 130 – 150 1,6 10 2,38 10
4,76 tumpang 200 – 250 2,38 15 3,18 10
4,76 Samb sudut 225 - 275 2,38 15 3,18 8
Samb
tumpang

•Persiapan penggunaan elektroda


1. Untuk pengelasan dengan menggunakan arus DC, maka kabel yang dihubungkan
dengan mulut pembakar (torch) merupakan kabel negatip (-) sedangkan untuk
benda kerja pada posisi positip (+). Untuk menajamkan ujung elektroda dengan
menggunakan mesin gerinda dan pada saat menggerinda tidak boleh langsung
dengan mulut pembakar akan tetapi harus dibuka dahulu batang elektroda
tersebut baru diruncingkan.
2. Pengelasan dengan menggunakan DC,ketajaman ujung elektroda yang dikehenki
diruncingkan kurang lebih 2 atau 2,5 kali dari diameter elektroda
3. Pengelasan dengan menggunakan AC , ujung elektroda harus berbentuk bola
dengan ukuran 1,5 lebih besar dari diameter elektroda , untuk membentuk ujung
elektroda menjadi bentuk bola terlebih dahulu mesin las dihubungkan atau disetel
ke DCRP dan busur digoreskan sampai mencair dan akan membentuk bola ujung
elekytroda tersebut.
Ujung elektroda untuk pengelasan
dengan DC
L = 2 – 2,5 x Diameter elektroda

Ujung elektroda untuk pengelasan


dengan AC
L = 1 x diameter elektroda

Gambar 13 : Bentuk ujung elektroda tungsten.

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 23 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

2.10 Bahan tambah (filler wires)


Bahan tambah untuk pengelasan TIG harus spesial, karena apabila menggunakan
tambah tidak terstandar kemungkinan kesempurnaan pengelasan tidak akan terbentuk.
Oleh karena itu penggunaan bahan tambah harus berdasarkan standar yang dikeluarkan
oleh perusahaan elektroda atau asosiasi pengelasan.
Bahan tambah harus dibersihkan sebelum digunakan dan pada saat mengelas tangan
harus bersih dan memakai sarung tangan, sehingga bahan tambah tidak terkontiminasi
oleh kotoran yang ada pada tangan .
Diameter bahan tambah yang terstandar adalah : 0,8, 1,1, 1,6, 2,4 ,3,2 , 4,0 mm dan
panjang 60 cm.
•Cara menyimpan bahan tambah
1 Jaga kawat bahan tambah jangan sampai teroksidasi udra luar
2. Tempat penyimpanan harus selalu bersih.
3. Jangan dicampur dengan bahan tambah yang berlainan jenis dan beri label, agar
supaya dalam pemilihan bahan tambah akan memudahkan.
4. Apabila bahan tambah tidak dipakai harus tetap dalam kondisi hangat.
5.Apabila akan mengelas dan mengambil bahan tambah harus menggunakan sarung
tangan yang beresih agar supaya tidak terkominasi oleh kotoran dari tangan.

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 24 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

3.Persiapan pengelasan permukaan logam.

3.1 Kondisi permukaan pelat yang akan disambung.


Permukaan logam yang akan di las harus terbebas dari kotoran yang akan menghambat
pencairan di daerah yang akan disambung. Untuk sambungan tumpang dan fillet agak
sulit dibersihkan pada bagian sudut permukaan dan mudah terkontaminasi oleh zat lain.
Sebelum dilas permukaan logam dibersihkan terlebih dahulu dengan mesin sikat baja,
ampelas, kikir, zat kimia sikat baja manual, sikat wool dan lain-lain.

Mesin sikat baja Zat kimia sikat baja atau sikat wool

Gambar 14

:Jenis alat untuk membersihkan permukaan

Zat kimia yang digunakan untuk membersihkan permukaan adalah trichlorethylene dan
perchclorethylene,utamanya zat ini untuk membersihkan oli dan gemuk (grease)
Penggunaan zat kimia dalam membersihkan permukaan logam harus hati-hati, karena
cairan zat ini akan berubah menjadi gas racun, oleh karena itu dalam proses
membersihankan pelat harus memakai alat pengaman khususnya alat penutup sistem
pernapasan.
3.2 Memasang peralatan
• Menginstal peralatan
1. Pilih kabel sekunder yang sesuai dengan arus listrik pengelasan untuk
pengelasan maksimum
2. Kabel negatip (ground) hubungkan dengan meja kerja mengelas atau
dengan
pekerjaan yang dilas, maka arus yang digunakan untuk mengelas akan
sepenuhnya
berfungsi.
3. Hubungkan kabel negatip (ground lead) dari unit pembangkit tenaga (mesin
las) ke meja las.
4. Hubungkan kabel mulut pembakar (torch) elektroda dengan pembangkit
tenaga (mesin las)
5. Pemasangan conector (penghubung) gas

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 25 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

Iinput daya

Transformer atau
rectifier,HF unit,
pengontrol gas dan air

Kran air

Selang penghubung ke mulut


pembkar yang berisi saluran
arus listrik,gas.air yang masuk
dan keluar Kabel remot kontrol yang
dihubungkan pada tombol
Gambar 15 : Pemasangan peralatan
dikaki las
atau di mulut
pembakar

5. Pemasangan conector (penghubung) gas


a. Bersihkan lubang katup silinder sampai bersih dan bebaskan dari debu
sebelum regulator dipasang
b. Masukan ulir regulator ke ulir katup pengeluran gas dari silinder (ulir kanan)
c. Ikuti petunjuk menurut buku pedoman untuk memasang selag gas dengan
regulator

Gambar 16 : Membuka kran katup silinder

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 26 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

3.3 Memasang saluran air pendingin

Saluran air masuk


Gabungan saluran
air dan kabel las

Ekonomiser gas dan air

Katup pengatur
Regulator

Kabel las
Saluran argon
Fuse

Pembuangan air Soket

Gambar 17 : Sistem saluran daya, gas dan air pendingin


Pendinginan dalam pengelasan dengan TIG digunakan air, air untuk pendinginan ini
dilairkan dari saluran yang dipompakan dari instalasi pipa air atau juga bisa digunakan
pompa air tersendiri dan biasanya pompa air ini sudah merupakan satu unit dengan
mesin las.
3.4 Pemilihan kondisi jenis arus listrik.
• Jenis Arus listrik
Jenis Alternating Current (AC) atau Arus searah digunakan untuk pengelasan aluminum,
magnesium, logam paduan Al,Mg, nikel, aluminum bronze.
Jenis Direct Current (DC) atau arus bolak-balik digunakan untuk pengelasan Baja, baja
paduan, stainless steels, tembaga, tembaga paduan, nikel, nikel paduan, titanium dan
logam reaktif lainnya.
• Tingkatan arus.
Pemilihan arus pengalasan harus menghasilkan :
a Cairan las bahan tambah dengan bahan yang dilas berpadu dengan baik.
b. Penetrasi cairan sangat memadai.
• Ketepatan dalam pemilihan tingkat arus listrik harus berdasarkan :
a. bahan yang akan dilas.
b. Tebal bahan yang akan dilas.
c. Jenis sambungan.
d. Posisi pengelasan
e. Jenis elektroda yang digunakan.
f. Jenis penjepit (holder) elektroda

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 27 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

3.5 Petunjuk umum pengelasan dengan TIG.


a. Lengkapi alat keselamatan kerja dan pelajari prosedur cara penanggulangan apabila
terjadi kecelakaan
b. Periksa kabel ground lead yang dihubungkan dengan meja dan sumber daya
c. Periksa sistem sambungan –sambungan (conector) saluran yang menghubungkan
terhadap mulut pembakar (torch)
d. Periksa kekakuan dan kekenyalan selang gas argon, kabel listrik dan selang air juga
yang yang sifatnya menghambat kelancaran aliran
e. Periksa switched on sumber daya listrik yang ada pada mesin las.
f. Periksa dan bersihkan katup pengeluaran gas dari silinder argon.
g. Periksa ukuran nozel gas dan cocokan dengan ukuran mulut pembakar (torch)
h. Periksa jenis dan diameter elektroda tungsten yang akan dipakai juga kondisi ujung
yang akan dipakai sudutnya dipersiapkan dengan tepat.
i. Periksa peralatan yang ada keterkaitannya dengan elektroda yang akan dipergunakan
j. Atur semua alat ukur penujukan pengelasan untuk perubahan dan setel kembali yang
tepat
k. Periksa kecepatan aliran gas argon dan atur dengan tepat. Kecepatan aliran gas harus
selalu diperiksa dan disesuaikan dengan aturan yang telah ditentukan. Pengaturan
tidak berlaku yang menggunakan remot kontrol dengan kaki dan kemudian dilepaskan
Di dalam mesin las,selalu akan ditujukan dalam timer, aliran gas dapat diatur dalam
satuan waktu (time set), Sesudah mengatur satuan waktu maka kemudian mengatur
kecepatan aliran.
l. Periksa aliran air pendingin dan juga periksa salurannya dengan cermat (apabila
menggunakan air sebagai media pendingin mulut pembakar/torch).
m. Periksa crater eliminator control (jika menggunanakan sistem instalasi) dan atur
dengan tepat
n. Gunakan peralatan yang diijinkan dan juga baju pengaman harus diperhatikan.
o. Kondisi badan harus sehat agar supaya dalam proses pengelasan dapat
berkonsentrasi penuh.
p. Memberi peringatan kepada orang yang berada di lingkungan pengelasan supaya
menghindari terkenanya cahaya maupun percikan api pengelasan
r. Menggunakan peralatan kesalamatan kerja yang diijinkan.
s. Pakai alat pelindung muka atau kaca mata agar supaya api nyala busur jangan
langsung kontak dengan mata atau bagian muka.
t. Apabila nyala api busur tidak terputus-putus, maka jarak antara torch dengan bahan
yang dilas harus tetap dan torchnya jangan di naik turunkan sampai pada ujung
bahan yang dilas
u. Ikuti prosedur akhir pekerjaan pengelasan
1. Memutar switch “off” yang ada pada sumber daya (mesin las)., bila sudah selsai
pengelasan
2. Tutup katup silinder argon.

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 28 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

3 Putar turn off air pendingin (bila digunakan)


4. Putar switch off daya yang ada pada sumber daya (panel) juga kelengkapan yang
menaikan frequency.
5. Lepaskan elektroda tungsten dari torch dan simpan pada tempat yang telah
ditentukan.
6. Tempatkan torch pada tempat yang telah disediakan .
7. Perlatan lainya dan bahan tambah dibersihkan dan dikembalikan pada tempatnya

Gambar 18 : posisi pengelasan dengan TIG

Prosedur pengelasan posisi bawah tangan


1.Gagangan mulut pembakar (hold torch) depegang antara dua jari yaitu ibu jari
dengan telunjuk tangan kanan dan ditahan oleh tangan bagian bawah.

Gambar 19 : Posisi memegang gagang mulut pembakar (torch)

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 29 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

2. Gagang mulut pembakar cendrung membawa kearah belakang , oleh karena itu
arahkan titik pengelasan pada bagian yang akan disambung dengan sudut kemiringan
elektroda tungsten antara 750 - 850 sudut ini digunakan mulai proses penyambungan
awal sampai berakhirnya pengelasan.

Arah pengelasan 750 – 850

Gambar :20 : Posisi sudut elektroda tungsten dan arah pengelasan bawah tangan

3. Remot kontrol yang menggunakan injakan kaki ditekan secara perlahan-lahan dan
dipertrahankan kesetabilannya tekanan imjakan , maka akan menghasilkan penyalaan
busur yang stabil ( penyalaan busur tepat pada ujung elektroda , bila nyala busur
tidak stabil pada posisi penyalaan frequensi tinggi, maka nyala busur akan terputus
pada saat sedang dijalankan
Catatan : Elektroda tidak harus selalu disentuhkan pada pelat
4. Bila nyala busur sudah stabil maka atur sudut pengelasan yang sesuai dengan yang
telah ditentukan dan remot kontrol yang diinjak oleh kaki sepenuhnya di tekan.
Panjang busur akan mencapai 0,8 mm ( 1/32 in), mulai dari pedal ditekan spenuhnya
kurang lebih 2 detik, maka cairan logam akan terlihat, apabila pencairan logam ingin
lebih cepat dari 2 detik maka harus ada penambahan arus listrik dengan mengatur
fungsi kontrol yang terletak pada mesin las
5. Untuk gerakan arah maju dengan pengaturan arus/amper tepat dengan tebal pelat
yang dilas,maka bunyi dan bentuk nyala busur yang keluar dari mulut pembakar akan
halus
6. Pada gerakan lurus dengan kecepatan pengelasan yang stabil akan membentuk
daerah cairan yang lebih cepat
7. Cairan yang sempurna adalah cairan yang tidak mengandung terak ,buih atau oksida
8. Amati kedalaman cairan dan kepadatan logam. Hal ini merata atau sempurna ,apabila
kecepatan pengelasan arah kanan sepurna.
9. Apabila ujung torch sudah medekati ujung kiri logam yang di las, maka tekanan pedal
secara perlahan-lahan diangkat dan penyalaan busur akan berhenti.
10. Simpan torch pada posisi lubang mengarah ke bawah dan alirkan gas argon kurang
lebih 10 sampai dengan 15 detik yang maksudnya untuk pendinginan elektroda
tungsten.

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 30 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

Ulangi lagi dari awal tahapan/prosedur pengelasan tentang pengaturan mesin las,
penggunanan peralatan bantu, penggunaan peralatan keselamatan kerja, pemeliharaan,
cara menjalankan dan memutuskan busur las.

Pemeriksaan hasil pengelasan secara visual


Lihat bagian belakang pelat yang dilas apakah terjadi adanya penetrasi, jika tidak terjadi
adanya penetrasi dan hasil pencairan terkonsentrasi pada titik las, maka hal ini persiapan
dan kestabilan dalam pengelasan cukup baik, apabila terjadi adanya penetrasi hal ini
akibat dari terlalu besarnya arus yang digunakan, ujung elektroda tidak terstandar,
terlalu lambat kecepatan pengelasan, permukaan pelat yang dilas dalam keadaan kotor.
Jika hasil pembekuan cairan logam tidak mengkilap dan bersih sesudah dibersihkan
dengan sikat baja ,maka periksa kesesuaian tekanan aliran gas argon dengan tebal pelat
yang dilas.
Las Catat (Tack weld)
Untuk penyambungan dua sisi permukaan logam terlebih dahulu harus di las catat yang
maksudnya adalah untuk menghidari terjadinya perenggangan antara dua sisi
permukaan.Teknik las catat a - menggunakan backing bar,

Clem sementara

2
1
3

Gambar 21 : Las catat yang menggunan backing bar

Prosedur las catat


1. Atur dengan tepat untuk kondisi pengelasan bahan yang digunakan dan sesuaikan
aliran argonnya
2. Goreskan ujung elektroda tungsten sampai menyala
3. Mulai mengelas dengan kecepatan yang stabil dan jarak elektroda dengan pelat 4 sd 8
mm untuk pengelasan fillet, sedangkan untuk pengelasan butt 3 sd 5 mm (untuk
elektroda yang dihubungkan AC sama dengan DC), sedangkan sudut pengelasan yang
digunakan adalah 650 – 750.

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 31 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

4. Bila daerah yang dipanaskan sudah mulai mencair maka masukan bahan tambah,
bahan tambah tersebut akan berpadu selain itu terjadi juga penetrasi pada bagian
celah antara dua sisi dan yang sambung pertama disambung pada posisi tengah-
tengah (1) dan atur jarak antara dua sisi pemukaan sebelah kanan dan kiri (gap)
jaraknya kurang lebih 2 mm apabila jarak antara dua sisi permukaan tersebut sudah
sama, maka selanjutnya membuat las catat berikutnya (2) dan sampai pada las catat
ke 3, 4, 5 dengan jarak yang sama, lihat gambar 18

5 3 1 2 4

Gambar 22 : Urutan las catat

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 32 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

1. SAMBUNGAN LAS DAN POSISI PENGELASAN

a. Macam-macam sambungan tumpul dan sambungan sudut.


1. Sambungan tumpul (butt joint)
Sambungan tumpul adalah jenis sambungan las pada bahan pelat logam (sheet
metal), batang logam (rod bar) atau pipa dimana kedua ujung sisi pelat yang akan
disambung posisinya diletakan secara lurus.

Gambar 1. Sambungan tumpul


:
Kampuh tumpul siku (square butt)
Digunakan untuk sambungan las pada pelat (sheet) atau pipa yang tebalnya antara
0,8 s.d 3 mm

Gambar 2. Sambungan tumpul siku (Square butt)

Kampuh tumpul dengan persiapan (bevel preparation butt joint)


Bila tebal pelat, batang atau pipa tebalnya 4 s.d 8 mm, maka pengelasan
sambungan tumpul harus dengan persiapan, yaitu pada salah satu bagian atau
kedua sisi yang akan disambung dibentuk menyudut atau miring.(bevel).
Mengerjakan persiapan ini menggunakan gerida tangan atau mesin gerida, dikikir
atau dengan pemotong-gas

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 33 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

2.Kampuh sudut (Fillet)


Bilamana kedua sisi pelat yang akan disambung posisinya tegak lurus satu sama lain
sambungan tersebut disebut sambungan sudut.

Sambungan sudut luar Sambungan-T

Gambar 4. Sambungan Sudut (fillet joint)

3.Sambungan tumpang (lap-joint)


Sambungan tumpang adalah dilakukan pada sambungan pelat, dimana kedua
belah pelat diletakan saling-menumpang satu-sama lain.
Pada sambungan pipa, sambungan tumpang dilakukan pada pipa baja yang tipis
(tebal 0.4 mm) dan pipa logam lunak (tembaga, aluminium dsb).

Gambar 5. Sambungan tumpang (lap joint)

b.Macam-macam posisi pengelasan


Posisi pengelasan adalah kedudukan benda kerja pada saat tukang las melakukan
pengelasan.
Macam-macam possisi pengelasan yang umum adalah :
1.Posisi bawah tangan (flat posisition)
Posisi pengelasan bawah tangan yaitu, apabila benda kerja saat dilakukan
pengelasan posisinya benar-benar dibawan tangan tukang las.

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 34 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

Gambar 6. Posisi bawah tangan

2. Posisi mendatar (horizontal posisition).


Posisi medatar yaitu apabila saat dilakukan pengelasan posisinya mendatar dan
penarikan jalur las arahnya kekiri atau kekanan

Gambar 7. Posisi mendatar

3. Posisi tegak (vertical posisition)


Posisi tegak, yaitu apabila benda kerja saat dilakukan pengelasan dan penarikan
jalur-las posisinya tegak.
Apabila arah penarikan jalur las dari bawah keatas.disebut posisi tegak naik
(verticl-up) dan sebaliknya apabila arah penarikan jalur las dari atas kebawah
disebut posisi tegak–turun (vertical-down)

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 35 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

Gambar 8. Posisi tegak

4. Posisi diatas kepala (over head posision)


Posisi pengelasan disebut posisi-diatas kepala, yaitu apabila pada saat dilakukan
pengelasan benda kerja berada diatas kepala tukang las. Arah penarikan jalur las
dapat dilakukan kearah kiri atau kearah kanan, dapat juga kearah maju atau
mundur.

Gambar 9. Posisi diatas kepala

Sebagai pedoman untuk menentukan posisi pengelasan dapat diikuti pedoman


pada diagram berikut ini :

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 36 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

Gambar.10. DiagramPosisi pengelasan

c. Istilah-istilah (terminologi) pada sambungan las GTAW


1. Istilah-istilah pada sambungan tumpul (but-tweld)
Beberapa istilah (terminologi) yang perlu diketahui pada sambungan tumpul
adalah :
Argon
Adalah gas pelindung yang dipakai untuk melindungi logam las dari
pengaruh udara sekelilingnya.

Backing bar
Adalah pelat logam yang dipakai sebagai alas pada saat akan dilakukan las
catat

jig

Pelat baja Logam dasar

Gambar
Baking bar elat tebaga 11. Backing bar

Cerium electroded
Adalah elektroda tungsten dengan sedikit paduan cerium untuk
memperbaiki karakteristik pengelasan GTAW AC maupun DC

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 37 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

Creep resitance
Adalah sifat suatu logam yang tahan terhadap deformasi bila dibebani
sampai temperatur tertentu
Dioxidiser
Adalan unsur atau unsur paduan yang terkandung pada kawat las dan
logam dasar yang dapat mencegah pengaruh dari udara luar
Gas purging
Adalah memasukkan gas pelindung kedalam pipa yang akan dilas dengan
TIG untuk mencegah pengaruh udara terhadap pengelasan dari bagian
dalam dan kaki akar las.

Tutup karton

Gambar 12. Gas purging


Parent-metal (logam dasar) ialah logam atau benda kerja yang akan dilas
Pekerjaan pengelasan TIG biasanya dikhususkan pada logam baja karbon
dan baja karbon paduan, baja tahan karat dan logam non ferro terutama
aluminium dan tembaga.
Gap.(celah) yaitu jarak antara dua bagian sisi benda kerja pada bagian
sambungan tumpul dan akan dilas-titik sebelum dilas penuh.

Gambar 13. Penyetelan awal

Pre set (set-awal), yaitu penyetelan


benda kerja pada saat akan dilas catat untuk menjaga kelurusan dan
mencegah perubahan bentuk pada waktu pelaksanaan pengelasan

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 38 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

Klem C

Backing bar

Gambar 13. Penyetelan awal

Tack-weld (las-catat) yaitu pengelasan yang dilakukan pada kedua ujung


sisi pelat dan di bagian tengah atau di beberapa tempat dengan jarak
tertentu untuk menghindari perubahan bentuk waktu dilas.

.Gambar 14. Las catat

Filler rod (logam-pengisi) :


Adalah logam yang dipakai untuk pengelasan sebagai bahan penyambung.
Biasanya ,jenis logam sebagai bahan pengisi sama dengan logam dasarnya.
Bentuk logam-pengisi yang dibuat oleh pabrik biasanya berbetuk bulat,
dengan diameter yang bermacam-macam.
Menentukan ukuran logam pengisi (kawat-las),tergantung pada tebal dan
tipisnya bahan yang akan dilas.
Weld diposit (logam-las) : Adalah cairan logam yang berasal dari kawat
las setelah membeku berbentuk rigi-rigi las sebagai penguat sambungan.

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 39 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

Logam las

Gambar 15 Logam las

Weld penetration (penembusan) : Adalah cairan logam yang menembus


pada sisi lain dari sambungan, tercapainya penembusan ini sangat
diharapkan karena akan menambah kekuatan sambungan.
Keberhasilan dari seorang tukang las yaitu apabila dapat dicapai
penembusan yang sempurna.

Penetrasi

Gambar16.Tembusan las
d. Istilah-istilah pada sambungan sudut
Incline angle (miring) : terjadi kemiringan sudut siku siku saat dilas
cantum, karena tidak diklem dengan baik

Gambar 17.Incline angle

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 40 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

Miss alightment (tidak lurus) : Bergeser saat dilas dan terjadi


penyimpangan kelurusan sambungan karena las catat yang tidak sempurna

Gambar 18.Penyimpangan kelurusan

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 41 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

2. KERUSAKAN HASIL PENGELASAN

a. Macam-macam Kerusakan hasil pengelasan


Kerusakan hasil pengelasan pada pengelasan GTAW pada bagian luar dapat diamati
secara langsung.

1. Kerusakan bagian luar


Macam-macam kerusakan las bagian luar adalah :
Takikan-bawah (under-cutt)

Under cutt

Gambar 19.Takikan bawah


Penumpukan logam las (overoll)
Yaitu bentuk logam las yang menumpuk pada sisi jalur las
Ciri-cirinya adalah : Pada sisi jalur las tidak terjadi pencairan yang sempurna
sehingga, logam las hanya nempel pada logam dasarnya.

overroll

Gambar 20. Penumpukan logam las

Kropos (porosity)
Tanda-tandanya permukaan las berlubang-lubang,

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 42 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

udara dan gas

Gambar 21. Keropos

Kurang pencairan (lack of fusion)


Hasil tidak mencair sempurna, seakan-akan logam las hanya menempel saja.
Keadaannya seperti terlihat pada Gambar 22.

TiIdak mencair

Gambar 22. Kurang pencairan

Tercemar tunsten (tungsten inclusion)


Apabila ujung elektroda tungsten menempel pada cairan logam, maka
elektroda lengket dengan logam las terjadi pencemaran. Profilnya hampir sama
dengan keropos, bagian yang keropos terisi oleh partikel tungsten.

Partikel tungsten

Gambar 23. Tercemar oleh tungsten.

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 43 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

2. Kerusakan las bagian dalam


Kerusakan las bagian dalam hasil pengelasan GTAW tidak bisa diamati secara
visual, harus diditeksi dengan menggunakan alat khusus seperti dengan ultrasonic-
tracing.
Macam-macam kesalahan las bagian dalam diantaranya yaitu
Kotor (inclusion)

Kotoran

Gambar 24. Terperangkap kotoran

Bila logam yang akan dilas tidak dibersihkan dahulu, maka akan terjadi
kontiminasi pada logam las
Kotoran-kotoran yang menyebabkan hasil menjadi kotor:adalah : karat, oli,
grease, debu dan lain-lain.
Untuk mencegah keadaan tersebut, maka sebelum melakukan pengelasan
benda-kerja harus dibersihkan terlebih dahulu.
Sebagai alat pembersihnya dapat digunakan : kikir, batu-gerida halus dan
diterjen.
Retak (cracking)
Tanda-tanda pengelasan yang retak, yaitu pada permukaan logam terlihat
pecah-pecah.

Retak

Gambar 25 Retak

Kurang penembusan (less penetration)


Setelah benda uji dibelah dan permukaannya dihaluskan kemudian dietsa, maka akan
terlihat penembusan dari logam la

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 44 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

b. Macam macam penyebab kerusakan hasil pengelasan


1. Takikan-bawah (under cutt)
Kerusakan las ini diakibatkan karena :
Amper terlalu tinggi
jarak busur (arc length) terlalu tinggi
kurang pengisian
pengelasan terlalu lambat.

2. Logam las menumpuk (overoll)


Ciri-ciri kerusakan las ini dapat dilihat diamti yaitu adanya penumpukan pda sisi
jalur las.
Kerusakan las ini disebabkan oleh hal-hal sebagai berikut :
Kecepatan pengelasan terlalu lambat
Penyetelan amper terlalu rendah
Posisi elektroda tidak benar

3. Kropos
Kerusakan las ini dapat dilihat karena.pada pemukaan rigi-rigi las terlihat adanya
lubang-lubang
Kerusakan ini adalah diakibatkan oleh hal-hal sebagai berikut :
Busurr las terlalu tinggi.
Kurang gas pelindung.
Pengelasan tidak diruang tertutup
Lubang nozel terlalun keci
Benda yang dilas kotor

4. Kurang pencairan
Kerusakan las kurang pencairan adalah diakibatkan oleh hal-hal berikut ini :
Penyetelan arus terlalu rendah.
Teknik pengelasan yang salah.
Persiapan pengelasan kurang sempurna.
Menggunakan kawat las tidak sesuai dengan jenis sambungan.
Permukaan logam las kotor.

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 45 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

5. Tercemar tungsten
Kerusakan las ini penyebabnya adalah sebagai berikut :
Penyetelan arus terlalu tinggi tidak sesuai dengan ukuran elektroda yang
dipakai.
Pengasahan elektroda tidak benar.
Elektroda menyentuh benda kerja saat pengelasan.
Logam las banyak tercemar oleh elektroda.

c. Teknik-teknik untuk pencegahan distorsi


Pada proses pengelasan akan terjadi perubahan bentuk akibat panas pengelasan,
untuk pecegahan/pengontrolannya diperlukan teknik-teknik khusus yaitu :
1. Las catat (tack-weld)
Pada pengelasan sambungan sebelum dilakukan pengelasan penuh, harus
dilakukan las catat dengan sempurna seperti terlihat pada gambar berikut ini :

Las catat

Gambar 26. Las catat

2. Menggunakan alat bantu (jig and fixture)


Gunakan alat bantu pengikat yang sesuai seperti klem.untuk mencegah
terjadinya perubahan bentuk.

Klem C

Backing bar

Gambar 25. Menggunakan kle

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 46 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

3. Menggunakan pelat-punggung (backing bar)


Pada sambungan pelat sebelum pengelasan penuh pada bagian sisi sebelah
sambungan dipasang pelat pengganjal, Biasanya sebagian pelat-punggung
dibuat dari bahan tembaga.seperti terllihat pada gambar.26.

Logam las

Celah akar
Backing-bar

Gambar 26. Pelat punggung


4. Pengelasan berurutan (squence weld)
Mengelas sambungan yang panjang ada kecenderungan tejadi distorsi yang
besar, untuk pencegahannya ialah dengan melakukan teknik pengelasan
berurutan (squence-weld) seperti terlihat pada gambar.27.

Gambar 27. Teknik pengelasan berurutan

d. Prosedur perbaikan hasil pengelasan


Apabila terjadi kerusakan pada hasil pada hasil pengelasan ikutilah langkah-langkah
perbaikan sebagai berikut :
1. Takikan bawah
Turunkan amper sesuai dengan petunjuk.
Kuranngi kecepatan pengelasannya.
Tambahkan pengisian logam las.

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 47 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

2. Penumpukkan logam las


Naikan amper.
Kurangi pengisian logam las.
Gunakan kawat las ukurannya yang lebih kecil.

3. Keropos
Kurangi jarak busurnya.
Naikan aliran gasnya.
Lindungi daerah pengelasan dengan menutup pintu dan jendela atau
memasang tabir pelindung.
Gunakan ukuran nozel yang lebig besar.
Bersihkan permukaan benda-kerja terlebih sebelum dilas.

4. Kurang pencairan
Naikan ampernya.
Sesuaikan teknik pengelasannya dengan jenis pekerjaan.
Perbaiki persiapannya.
Pilih ukuran elektroda yang sesuai dengan tebal benda kerja dan posisi
pengelasan.
Bersihkan permukaan benda kerja sebelum dilas.

5. Tercemar tungsten
Turunkan ampernya sesuaikan dengan ukuran elektroda.
Persiapkan bentuk elektrodanya sesuai yang ditunjukkan pada modul.
Sesuaikan teknik pengelasannya.
Bersihkan dan gerinda ulang hingga siap dikerjakan lagi

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 48 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

3. MEMLIH BAHAN-BAHAN UNTUK PENGELASAN

a. Kawat Las (filler rod)


1. Kawat baja
Macam-macam kawat-las untuk pengelasan baja-karbon idealnya harus
disesuaikan dengan jenis logam dasarnya,akan tetapi dapat juga digunakan
jenis baja-karbon yang umum.
Diameter kawat las tergantung pada tebal bahan yang akan dilas dan posisi
pengelasan yang dilakukan.
Ada dua jenis kawat las baja karbon yaitu :
Kawat baja karbon rendah (low carbon steel)
Untuk pengelasan baja lunak (mild steel) atau semi killed steel,baik
sekali menggunakan kawat las karbon rendah yang mempunyai unsur
silicon dan manggan. Kedua unsur ini pada kawat las berfunsi sebagai
dioksidasir yang dapat mencegah terjadinya keropos pada hasil
pengelasan.
Kawat las yang dioksidasi-ganda jenis ini digunakan juga untuk
pengelasan pipa yang bertekanan.
Diameter kawat las dapat diperoleh dengan ukuran 1,6 mm, 2,4 mm
dan 3,2 mm. Panjangnya standar yaitu 750 mm, dilapisi tembaga untuk
mencegah karat dan biasanya ditandai dengan kode warna pada
bagian ujung sebagai identitasnya.
Harap diperhatikan benar jangan sampai kode warna ini tertukar.

Kawat las baja karbon paduan (low alloy carbon)


Untuk mengelas baja pduan digunakan elektroda yang mengandung
unsur dobel atau tripel oksider. Pada baja paduan terdiri dari unsur-
unsur
Chromium, molibdem dan nikel, dapat dipakai kawat las jenis baja
paduan rendah
Kawat las yang mengandung chromium/molibdem dapat digunakan
mengelas pipa yang mengandung paduan chromium/molibdem dengan
tekanan dan suhu tinggi.

Kawat las harus dijaga tetap bersih, jangan


memegangnya tanpa memakai kaos tangan yang bersih
terbuat dari kulit lunak atau kaos tangan yang terabuat
dari campuran katun dengan bahan anti api

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 49 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

b. Macam-Macam Gas Pelindung


Sebagai gas pelindung pada pengelasan dengan TIG adalah gas inert yaitu gas
yang tidak dapat bercampur secara kimia dengan gas lain, fungsinya melindungi
cairan logam dari pengaruh oksidasi.dengan udara didsekitarnya.
Macam-macam gas pelindungyang dipakai pada las TIG adalah :

Argon, mempunyai karekritik stabil dalam panas busur las yang tinggi dan
dapat mengontrol cairan dengan baik terutama pada pengelasan dengan
posisi tertentu.

Campuran argon dan helium dipakai sebagai gas pellindung, dimana


helium ditambahkan sebagai bahan dasar untuk meningkatkan.suhu.pada
busur las sehingga dapat mempercepat proses pengelasan.

Aliran gas pelindung


Kecepatan gas pellindung untuk pengelasan baja karbon dan baja paduan
karbon rendah bervariasi tergantung dari jenis gas pelindung yang digunakan
,tebal bahan yang dilas dan posisi pengelasannya. Berikut ini diberikan tabel
untuk pedoman penyetelan kecepatan gas.argon

Jenis kampuh Tebal bahan Aliran gas(l / men)


Tumpul,T dan sudut 1,2 mm 7
Tumpul,T dan sudut 1,6 mm 7
Tumpul,T dan sudut 3,0 mm 7-8
Tumpul,T dan sudut 4,8 mm 10
Tumpul,T dan sudut 6.0 mm 10

Kondisi pengelasan
Sebelum melakukan pengelasan pada baja karbon rendah dan baja karbon
campuran ikutilah persiapan keadaan berikut ini agar dicapai kualitas hasil
pengelasan yang baik.
Teknik persiapan sebelum pengelasan
Karena permukaan bahan biasanya terkontamianasi oleh karat, suatu bentuk
lapisan pada kulit permukaan baja, maka sebelum dilas hendaknya kotoran-
kotoran tersebut dihilangkan dahulu.
Untuk membersihkan karat dapat dipakai cara-cara sebagai berikut :
• Digerinda, membersihkan permukaan, apabila bahan yang akan dilas cukup
tebal.
• Digosok dengan kertas gosok atau kain, untuk membersihkan pelat yang
tipis.

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 50 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

• Dikikir, bisa digunakan membersihkan untuk pelat yang tebal atau yang
tipis.
• Dihembus-pasir (sanding), untuk permukaan bahan yang tipis maupun
tebal.
• Dihembus-abrasive (abrasive-blasting), untuk permukaan benda
kerja.karatnya terlalu parah dan jumlahnya banyak.
• Disikat dengan sikat baja, apabila pengaruh kontaminasi karat tidak terlalu
parah baik untuk pelat tpis maupun tebal.
Permukaan benda kerja bekas cat, minyak, grease dan pelapisan permukaan
seperti : krum, seng dan kadmium harus dibersihkan dahulu sebelum dilas.
Apabial hal-hal tersebut diatas tidak diikuti dengan benar, disamping hasil las
yang tidak baik juga asapnya beracun dapat membahayakan kesehatan.

c. Elektroda tungsten
Sebagai elektroda pada pengelasan TIG digunakan tungsten, logam ini mempunyai
titik cair yang sangat tinggi yaitu 33710 C lebih tinggi dari baja, sedangkan baja biasa
titik cairnya yakni 1573 0 C.
Ada tiga macam elektroda tungsten yaitu :
Tunsten-murni (pure-tunsten)Tunsten yang mengandung 1 s.d 2 %
thoriated tungsten yang mengandung 1 % zirconium

Bentuk elektroda tungsten untuk benda tipis

Bentuk elektroda tungsten untuk plat danpipa tebal

Gambar 28.Mengasah ujung Elektroda tungsten

Pemakaian macam-macam electroda-tunsten


Tunsten murni (pure tungsten)
Untuk pengelasan dengan arus AC digunakan tungsten-murni harganya
lebih murah.
Bentuk ujungnya harus digerinda berbentuk bulat.
Bila amper yang digunakan terlalu tinggi berakibat ujung elektroda
mengembang hasil pengelasannya tidak baik.

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 51 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

Jika ujung elektroda menyentuh cairan logam maka akan lengket pada
cairan logam itu sehingga dapat merusak pengelasan, terjadi kerusakan las
yang dinamakan tungsten inclusion.
Jika hal ini terjadi, maka ujung elektroda harus dipotong dengan tang
potong dan diasah kembali sesuai dengan bentuk semula.

3 s.d 6 mm untuk kampuh tumpul


4 s.d 8 mm untuk kampuh sudut

Elektrda

Gambar 29.Bentuk elektroda tungsten murni dengan arus AC

Elektroda tungsten yang digunakan dengan arus DC ujungnya digerinda


tajam. Batu gerinda yang dipakai untuk mengasah ujung electroda
tungsten tidak boleh dipakai untuk meggerinda logam yang lainnya, karena
akan mempengaruhi kadaan ujung elektroda,titik ujung elektroda harus
betul-betul ditengah-tengah, jika tidak aliran gas akan berhamburan tidak
mengarah pada cairan logam.

4 s.d 8 mm untuk kampuh sudut 3 s.d 6 mm untuk kampuh tumpul

Elektroda

Gambar 30.Bentuk elektroda tungsten untuk pengelasan arus DC

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 52 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

Thoriated-tungsten
Untuk pengelasan dengan DC-negatip digunakan elektroda tungsten-
thoriated, harganya lebih mahal dari pada tungsten-murni tetapi
pemakaiannya lebih awet, karena tidak terjadi panas lebih akibat
busur-las, tidak sering terjadi lengket dengan logam dasar.

Zirconium
Untuk mencapai hasil pengelasan yang memuaskan, maka
menggunakan eletroda tunsten zirconium dengan pengkutuban AC,
akan tetapi electroda tunsten zirconium harganya lebih mahal dari pada
tungsten murni,sedangkan karakteritiknya sama dengan tungsten
thoriated.

Elektroda tungsten paduan thorium beradio aktip


sedang, berbahaya apabila serbuk kecil terisap sewaktu
menggerinda atau menggosoknya tanpa menggunakan
sistim pengisap udara yang bagus.

Persiapan elektroda tungsten


Untuk pengelasan pelat dan pipa yang tipis, digunakan elektroda yang
diameternya 1,0 mm sampai 2,4 mm, karena arus yang dipakai rendah.
Ujung elektroda digerinda runcing panjang ujungnya antara 2 s.d 3 x diameter
elektroda.
Untuk pekerjaan yang lebih tebal dipakai elektroda diameter 2,4 mm s.d 3,2 mm,
dipakai untuk mengelas benda kerja yang tebal dan dengan arus yang tinggi.

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 53 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

BAB IV
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN
UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI

5.1. Sumber Daya Manusia

Pelatih
Pelatih Anda dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran Pelatih adalah untuk :
a. Membantu Anda untuk merencanakan proses belajar.
b. Membimbing Anda melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap
belajar.
c. Membantu Anda untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk menjawab
pertanyaan Anda mengenai proses belajar Anda.
d. Membantu anda untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang
Anda perlukan untuk belajar Anda.
e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.

Penilai
Penilai Anda melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat
kerja. Penilai akan :
a. Melaksanakan penilaian apabila Anda telah siap dan merencanakan proses belajar
dan penilaian selanjutnya dengan Anda.
b. Menjelaskan kepada Anda mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan
merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan Anda.
c. Mencatat pencapaian / perolehan Anda.

Teman kerja/sesama peserta pelatihan


Teman kerja Anda/sesama peserta pelatihan juga merupakan sumber dukungan dan
bantuan. Anda juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka. Pendekatan ini
akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun semangat tim dalam lingkungan
belajar/kerja Anda dan dapat meningkatkan pengalaman belajar Anda.

5.2. Sumber-sumber Perpustakaan

Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi pendukung proses


pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan Pedoman Belajar ini.

Sumber-sumber tersebut dapat meliputi :


1. Buku referensi (text book)
2. Lembar kerja

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 54 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Logam Mesin Sub Sektor Pengelasan LOG.OO05.020.01

Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu
peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi.

Prinsip-prinsip dalam CBT mendorong kefleksibilitasan dari penggunaan sumber-sumber


yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu, dengan mengijinkan peserta untuk
menggunakan sumber-sumber alternative lain yang lebih baik atau jika ternyata sumber-
sumber yang direkomendasikan dalam pedoman belajar ini tidak tersedia/tidak ada.

Sumber-sumber bacaan yang dapat digunakan :

Judul : Petunjuk kerja las


Pengarang : Sri Widarto

Judul : Las TIG ( BSDC 0710)

5.3. Daftar Peralatan/Mesin dan Bahan

1. Botol Argon 11. Sarung Tangan Las panjang


2. Flowmeter/regulator 12. Sikat baja
3. Heatseal/kaca mata 13. Tang jepit panas
4. Selang Gas dan Mur 15. Palu terak
5. Holder 16. Palu besi
6. Tungsten 17. Meja kerja
7. Air pendingin mesin las 18. Klem
8. Kacamata Las Gas
9. Baju Las(Apron)/Tutup dada

Bahan : Besi baja lunak ,aluminium,stainlesstel dengan ketebalan 8 s/d 10 mm


Ukuran 150mmX300mm

Judul Modul: Mengelas Tingkat Lanjut dengan Proses Las Gas


Tungsten Halaman: 55 dari 55
Buku Informasi Versi: 08-05-2006

Anda mungkin juga menyukai