Anda di halaman 1dari 22

MATERI PELATIHAN BERBASIS KOMPETENSI

SEKTOR OTOMOTIF
SUB SEKTOR SEPEDA MOTOR

MELAKUKAN PROSEDUR DIAGNOSIS


OTO.SM01.013.01

BUKU INFORMASI

DEPARTEMEN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI KABUPATEN SERANG.


Jl. Jend.
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.013.01

DAFTAR ISI

Daftar Isi.......................................................................................................1

BAB I PENGANTAR .....................................................................................2

1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi ...................................2


1.2. Penjelasan Modul............................................................................2
1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC)...............................................3
1.4. Pengertian-pengertian / Istilah.........................................................4

BAB II STANDAR KOMPETENSI....................................................................5

2.1. Peta Paket Pelatihan .......................................................................5


2.2. Pengertian Unit Standar Kompetensi.................................................5
2.3. Unit Kompetensi yang Dipelajari ......................................................5
2.3.1. Judul Unit .......................................................................6
2.3.2. Kode Unit ........................................................................6
2.3.3. Deskripsi Unit ..................................................................6
2.3.4. Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja......................6
2.3.5. Kriteria Unjuk Kerja .........................................................6
2.3.6. Batasan Variabel .............................................................7
2.3.7. Panduan Penilaian ...........................................................8
2.3.8. Kompetensi Kunci ............................................................9

BAB III STRATEGI DAN METODE PELATIHAN ..............................................10

3.1. Strategi Pelatihan .........................................................................10


3.2. Metode Pelatihan .........................................................................11

BAB IV MATERI UNIT KOMPETENSI .............................................................12

BAB V SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN


KOMPETENSI ....................................................................................20

5.1. Sumber Daya Manusia ..................................................................20


5.2. Sumber-sumber kepustakaan .......................................................21
5.3. Bahan dan Peralatan ....................................................................22

Judul Modul: Melakukan Prosedur Diagnosis


Halaman 1 dari 21
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.013.01

BAB I
PENGANTAR

1.1. Konsep Dasar Pelatihan Berbasis Kompetensi

 Apakah pelatihan berdasarkan kompetensi?


Pelatihan berdasarkan kompetensi adalah pelatihan yang memperhatikan
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang diperlukan di tempat kerja agar dapat
melakukan pekerjaan dengan kompeten. Standar Kompetensi dijelaskan oleh Kriteria
Unjuk Kerja.

 Apakah artinya menjadi kompeten ditempat kerja?

Jika anda kompeten dalam pekerjaan tertentu, anda memiliki seluruh keterampilan,
pengetahuan dan sikap yang perlu untuk ditampilkan secara efektif ditempat kerja,
sesuai dengan standar yang telah disetujui.

1.2. Penjelasan Modul

Desain Modul
Modul ini didisain untuk dapat digunakan pada Pelatihan Klasikal dan Pelatihan Individual
/ mandiri :
 Pelatihan klasikal adalah pelatihan yang disampaiakan oleh seorang pelatih.
 Pelatihan individual / mandiri adalah pelatihan yang dilaksanakan oleh peserta
dengan menambahkan unsur-unsur / sumber-sumber yang diperlukan dengan
bantuan dari pelatih.

Isi Modul

Buku Informasi
Buku informasi ini adalah sumber pelatihan untuk pelatih maupun peserta pelatihan.

Buku Kerja
Buku kerja ini harus digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencatat setiap pertanyaan
dan kegiatan praktik baik dalam Pelatihan Klasikal maupun Pelatihan Individual /
mandiri.
Buku ini diberikan kepada peserta pelatihan dan berisi :
- Kegiatan-kegiatan yang akan membantu peserta pelatihan untuk mempelajari
dan memahami informasi.
- Kegiatan pemeriksaan yang digunakan untuk memonitor pencapaian keterampilan
peserta pelatihan.
- Kegiatan penilaian untuk menilai kemampuan peserta pelatihan dalam
melaksanakan praktik kerja

Judul Modul: Melakukan Prosedur Diagnosis


Halaman 2 dari 21
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.013.01

Buku Penilaian
Buku penilaian ini digunakan oleh pelatih untuk menilai jawaban dan tanggapan peserta
pelatihan pada Buku Kerja dan berisi :
 Kegiatan-kegiatan yang dilakukan oleh peserta pelatihan sebagai pernyataan
keterampilan.
 Metode-metode yang disarankan dalam proses penilaian keterampilan peserta
pelatihan.
 Sumber-sumber yang digunakan oleh peserta pelatihan untuk mencapai
keterampilan.
 Semua jawaban pada setiap pertanyaan yang diisikan pada Buku Kerja.
 Petunjuk bagi pelatih untuk menilai setiap kegiatan praktik.
 Catatan pencapaian keterampilan peserta pelatihan.

Pelaksanaan Modul
Pada pelatihan klasikal, pelatih akan :
 Menyediakan Buku Informasi yang dapat digunakan peserta pelatihan sebagai
sumber pelatihan.
 Menyediakan salinan Buku Kerja kepada setiap peserta pelatihan.
 Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama dalam penyelenggaraan
pelatihan.
 Memastikan setiap peserta pelatihan memberikan jawaban / tanggapan dan
menuliskan hasil tugas praktiknya pada Buku Kerja.

Pada Pelatihan individual / mandiri, peserta pelatihan akan :


 Menggunakan Buku Informasi sebagai sumber utama pelatihan.
 Menyelesaikan setiap kegiatan yang terdapat pada buku Kerja.
 Memberikan jawaban pada Buku Kerja.
 Mengisikan hasil tugas praktik pada Buku Kerja.
 Memiliki tanggapan-tanggapan dan hasil penilaian oleh pelatih.

1.3. Pengakuan Kompetensi Terkini (RCC)

 Apakah Pengakuan Kompetensi Terkini (Recognition of Current Competency)


Jika anda telah memiliki pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk
elemen unit kompetensi tertentu, anda dapat mengajukan pengakuan kompetensi
terkini (RCC). Berarti anda tidak akan dipersyaratkan untuk belajar kembali. Anda
mungkin sudah memiliki pengetahuan dan keterampilan, karena anda telah :
a. Bekerja dalam suatu pekerjaan yang memerlukan suatu pengetahuan dan
keterampilan yang sama atau
b. Berpartisipasi dalam pelatihan yang mempelajari kompetensi yang sama atau
Mempunyai pengalaman lainnya yang mengajarkan pengetahuan dan
keterampilan yang sama

Judul Modul: Melakukan Prosedur Diagnosis


Halaman 3 dari 21
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.013.01

1.4. Pengertian-Pengertian / Istilah

Profesi
Profesi adalah suatu bidang pekerjaan yang menuntut sikap, pengetahuan serta
keterampilan/keahlian kerja tertentu yang diperoleh dari proses pendidikan,
pelatihan serta pengalaman kerja atau penguasaan sekumpulan kompetensi
tertentu yang dituntut oleh suatu pekerjaan/jabatan.

Standardisasi
Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu
standar tertentu.

Penilaian / Uji Kompetensi


Penilaian atau Uji Kompetensi adalah proses pengumpulan bukti melalui
perencanaan, pelaksanaan dan peninjauan ulang (review) penilaian serta
keputusan mengenai apakah kompetensi sudah tercapai dengan membandingkan
bukti-bukti yang dikumpulkan terhadap standar yang dipersyaratkan.

Pelatihan
Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu
kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta
lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada
kompetensi yang dipelajari

Kompetensi
Kompetensi adalah kemampuan seseorang untuk menunjukkan aspek sikap,
pengetahuan dan keterampilan serta penerapan dari ketiga aspek tersebut
ditempat kerja untuk mencapai unjuk kerja yang ditetapkan.

Standar Kompetensi
Standar kompetensi adalah standar yang ditampilkan dalam istilah-istilah hasil
serta memiliki format standar yang terdiri dari judul unit, deskripsi unit, elemen
kompetensi, kriteria unjuk kerja, ruang lingkup serta pedoman bukti.

Sertifikat Kompetensi
Adalah pengakuan tertulis atas penguasaan suatu kompetensi tertentu kepada
seseorang yang dinyatakan kompeten yang diberikan oleh Lembaga Sertifikasi
Profesi.

Sertifikasi Kompetensi
Adalah proses penerbitan sertifikat kompetensi melalui proses penilaian / uji
kompetensi.

Judul Modul: Melakukan Prosedur Diagnosis


Halaman 4 dari 21
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.013.01

BAB II
STANDAR KOMPETENSI KERJA

2.1. Peta Paket Pelatihan

Untuk mempelajari modul ini perlu membaca dan memahami modul –modul lain
yang berkaitan diantaranya :

 OTO.KR01.016.03 - Mengikuti Prosedur Kesehatan dan Keselamatan Kerja

2.2. Pengertian Unit Standar Kompetensi

Apakah Unit Standar Kompetensi?

Setiap Standar Kompetensi menentukan :


a. Pengetahuan dan keterampilan yang diperlukan untuk mencapai kompetensi.
b. Standar yang diperlukan untuk mendemonstrasikan kompetensi.
c. Kondisi dimana kompetensi dicapai.

Apa yang akan Anda pelajari dari Unit Standar Kompetensi ini?

Anda akan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan dipersyaratkan untuk


Melakukan Prosedur Diagnosis

Berapa lama Unit Standar Kompetensi ini dapat diselesaikan?

Pada sistem pelatihan berdasarkan kompetensi, fokusnya ada pada pencapaian


kompetensi, bukan pada lamanya waktu. Peserta yang berbeda mungkin membutuhkan
waktu yang berbeda pula untuk menjadi kompeten dalam keterampilan tertentu.
Berapa banyak/kesempatan yang Anda miliki untuk mencapai kompetensi?

Jika Anda belum mencapai kompetensi pada usaha/kesempatan pertama, Pelatih Anda
akan mengatur rencana pelatihan dengan Anda. Rencana ini akan memberikan Anda
kesempatan kembali untuk meningkatkan level kompetensi Anda sesuai dengan level
yang diperlukan.
Jumlah maksimum usaha/kesempatan yang disarankan adalah 3 (tiga) kali.

2.3. Unit Standar Kompetensi Yang dipelajari

Dalam sistem pelatihan, Standar Kompetensi diharapkan menjadi panduan bagi peserta
pelatihan atau siswa untuk dapat :
 mengidentifikasikan apa yang harus dikerjakan peserta pelatihan.
 mengidentifikasikan apa yang telah dikerjakan peserta pelatihan.
 memeriksa kemajuan peserta pelatihan.
 menyakinkan bahwa semua elemen (sub-kompetensi) dan criteria unjuk kerja
telah dimasukkan dalam pelatihan dan penilaian.

Judul Modul: Melakukan Prosedur Diagnosis


Halaman 5 dari 21
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.013.01

2.3.1. Judul Unit : Melakukan Prosedur Diagnosis

2.3.2. Kode Unit : OTO.SM01.013.01

2.3.3. Deskripsi Unit :

Unit ini mengidentifikasi kompetensi yang dibutuhkan untuk mendiagnosis


kerusakan pada kendaraan /komponen/perlengkapan dari “gejala” dan
menentukan tindakan perbaikan sepeda motor 2 langkah dan 4 langkah hingga
ukuran 250 cc.

2.3.4. Kemampuan Awal

Peserta pelatihan harus telah memiliki kemampuan awal Pengetahuan


fundamental untuk prosedur Diagnosis

2.3.5. Elemen Kompetensi dan Kriteria Unjuk Kerja

Elemen Kompetensi Kriteria Unjuk Kerja ( Performance Criteria )


1. Mendiagnosis kesalahan/ 1.1 Informasi diakses dari sumber yang tepat untuk
kerusakan dari “gejala” dan menginformasikan tindakan yang dibutuhkan dalam
menentukan tindakan membantu membedakan antara “gejala” dan
“sebab”.
1.2 Otoritas diberikan untuk membongkar bagian
komponen, agar pemeriksaan lebih akurat dalam
mendiagnosis kesalahan/kerusakan (jika diperlukan).
1.3 Pendiagnosisan kesalahan/kerusakan dilakukan tanpa
menyebabkan kerusakan terhadap orang, area
tempat kerja, kendaraan, dan perlengkapan.
1.4 Strategi pendiagnosisan dikembangkan sehingga
dapat digunakan untuk menentukan suatu
kerusakan/kesalahan pada kendaraan/
komponen/perlengkapan.
1.5 Pengidentifikasian kerusakan/kesalahan didapat dari
hasil tes, dan ”rencana tindakan” diputuskan selama
perbaikan.
1.6 Laporan hasil pemeriksaan dilengkapi dalam format
yang ditetapkan.
1.7 Seluruh kegiatan pemeriksaan dilakukan berdasarkan
SOP (Standard Operation Procedures), peraturan K3L
(Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan),
dan prosedur/kebijakan perusahaan..

Judul Modul: Melakukan Prosedur Diagnosis


Halaman 6 dari 21
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.013.01

2.3.6. Batasan Variabel

1. Batasan konteks:

Standar kompetensi ini digunakan untuk Jasa pelayanan pemeliharaan dan


perbaikan di bidang perbengkelan sepeda motor.
2. Sumber informasi/dokumen dapat termasuk:

2.1 Spesifikasi pabrik untuk kendaraan.


2.2 Spesifikasi pabrik untuk komponen/produk.
2.3 SOP (Standard Operation Procedures) perusahaan.
2.4 Kode area tempat kerja.
2.5 Kebutuhan pelanggan.

3. Pelaksanaan K 3 harus memenuhi:

3.1 Undang-undang tentang K 3 (Keselamatan, Kesehatan Kerja, dan Lingkungan)


3.2 Penghargaan di bidang industri.

4. Peralatan-peralatan yang dapat termasuk:

4.1 Perangkat lunak/keras komputer, perlengkapan kantor, dan kalkulator.


4.2 Peralatan dan perlengkapan khusus untuk melepas, menguji dan
mendiagnosis.

5. Kegiatan:

Kegiatan harus dilakukan pada kondisi kerja normal dan harus termasuk:
5.1 Mendiagnosis, memilah, melepas dan mengganti, membongkar dan menyetel.
5.2 Mengidentifikasi secara visual dan pengujian.
5.3 Perbandingan komponen/kendaraan.

2.3.7. Panduan Penilaian

1. Konteks:

1.1 Pengetahuan dan ketrampilan dasar dapat dinilai melalui pekerjaan dan
tidak melalui pekerjaan.
1.2 Penilaian ketrampilan dapat dilakukan setelah periode pelatiha`n yang
diawasi dan pengalaman melakukan sendiri pada tipe yang sama. Jika
kondisi tempat kerja tidak memungkinkan, penilaian dapat dilakukan
melalui simulasi.

Judul Modul: Melakukan Prosedur Diagnosis


Halaman 7 dari 21
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.013.01

1.3 Hasil yang telah ditentukan harus dapat tercapai tanpa pengawasan
langsung.
1.4 Kompetensi harus dinilai sesuai konteks kualifikasi yang sedang
diperhatikan

2. Aspek-aspek penting:

Kompetensi penting diamati secara menyeluruh agar mampu menerapkan kompetensi


pada keadaan yang berubah-ubah dan merespon situasi yang berbeda pada beberapa
aspek-aspek berikut:
2.1 Mengakses, memahami, dan menerapkan informasi.
2.2 Menguji berbagai gejala.
2.3 Prosedur keamanan kerja.
2.4 Diagnosis kerusakan.
2.5 Metode perlindungan.

3. Pengetahuan dasar:

3.1 Prosedur diagnosis/teknik pemecahan masalah.


3.2 Prosedur dokumentasi/ pelaporan.
3.3 Gejala dan variasi penyebab.
3.4 Persyaratan keamanan.

4. Penilaian praktek:

4.1 Mengakses, memahami, dan menerapkan informasi teknik.


4.2 Melakukan prosedur pendiagnosisan.
4.3 Mencatat/melaporkan hasil pendiagnosisan
4.4 Melakukan tindakan perbaikan yang direkomendasi.
4.5 Mengikuti alur proses penemuan kerusakan yang dilakukan

2.3.8. Kompetensi Kunci

No Kompetensi Kunci Dalam Unit ini Tingkat


1 Mengumpulkan, mengorganisir dan menganalisa informasi 3
2 Mengkomunikasikan ide-ide dan informasi 2
3 Merencanakan dan mengorganisir aktivitas-aktivitas 2
4 Bekerja dengan orang lain dan kelompok 2
5 Menggunakan ide-ide dan tehnik matematika 3
6 Memecahkan masalah 2
7 Menggunakan teknologi 2

Judul Modul: Melakukan Prosedur Diagnosis


Halaman 8 dari 21
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.013.01

BAB III
STRATEGI DAN METODE PELATIHAN

3.1. Strategi Pelatihan

Belajar dalam suatu sistem Berdasarkan Kompetensi berbeda dengan yang


sedang “diajarkan” di kelas oleh Pelatih. Pada sistem ini Anda akan bertanggung
jawab terhadap belajar Anda sendiri, artinya bahwa Anda perlu merencanakan
belajar Anda dengan Pelatih dan kemudian melaksanakannya dengan tekun
sesuai dengan rencana yang telah dibuat.

Persiapan / perencanaan
a. Membaca bahan/materi yang telah diidentifikasi dalam setiap tahap belajar
dengan tujuan mendapatkan tinjauan umum mengenai isi proses belajar Anda.
b. Membuat catatan terhadap apa yang telah dibaca.
c. Memikirkan bagaimana pengetahuan baru yang diperoleh berhubungan
dengan pengetahuan dan pengalaman yang telah anda miliki.
d. Merencanakan aplikasi praktik pengetahuan dan keterampilan Anda.

Permulaan dari proses pembelajaran


a. Mencoba mengerjakan seluruh pertanyaan dan tugas praktik yang terdapat
pada tahap belajar.
b. Merevisi dan meninjau materi belajar agar dapat menggabungkan
pengetahuan Anda.

Pengamatan terhadap tugas praktik


a. Mengamati keterampilan praktik yang didemonstrasikan oleh Pelatih atau
orang yang telah berpengalaman lainnya.
b. Mengajukan pertanyaan kepada Pelatih tentang konsep sulit yang Anda
temukan.

Implementasi
a. Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
b. Mengamati indicator kemajuan personal melalui kegiatan praktik.
c. Mempraktikkan keterampilan baru yang telah Anda peroleh.

Penilaian
a. Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar Anda

Judul Modul: Melakukan Prosedur Diagnosis


Halaman 9 dari 21
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.013.01

3.2. Metode Pelatihan

Terdapat tiga prinsip metode belajar yang dapat digunakan. Dalam beberapa
kasus, kombinasi metode belajar mungkin dapat digunakan.

Belajar secara mandiri

Belajar secara mandiri membolehkan Anda untuk belajar secara individual, sesuai
dengan kecepatan belajarnya masing-masing. Meskipun proses belajar
dilaksanakan secara bebas, Anda disarankan untuk menemui Pelatih setiap saat
untuk mengkonfirmasikan kemajuan dan mengatasi kesulitan belajar.

Belajar Berkelompok

Belajar berkelompok memungkinkan peserta untuk dating bersama secara teratur


dan berpartisipasi dalam sesi belajar berkelompok. Walaupun proses belajar
memiliki prinsip sesuai dengan kecepatan belajar masing-masing, sesi kelompok
memberikan interaksi antar peserta, Pelatih dan pakar/ahli dari tempat kerja.

Belajar tersetruktur

Belajar terstruktur meliputi sesi pertemuan kelas secara formal yang dilaksanakan
oleh Pelatih atau ahli lainnya. Sesi belajar ini umumnya mencakup topic tertentu.

Judul Modul: Melakukan Prosedur Diagnosis


Halaman 10 dari 21
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.013.01

BAB IV

MELAKUKAN PROSEDUR DIAGNOSIS

I. Dasar - Dasar Troubleshooting

Meskipun kita hanya membicarakan kondisi mesin yang kurang baik, fenomenanya
sangatlah luas, banyak penyebab yang mungkin bisa kita telusuri sekalipun kita hanya
berbicara mengenai salah satu kerusakan.
Untuk melihat penyebab kerusakan tersebut satu persatu, dibutuhkan kerja dan usaha
yang sangat besar, dengan melihat sumber-sumber kerusakan secara sistimatis. Teknisi
pemula dapat mempelajari teknik-teknik yang bisa diterapkan secara cepat. Namun jika
mereka langsung bekerja tanpa terlebih dahulu melakukan perencanaan, teknisi
berpenqalaman pun akan melupakan sesuatu, dan pekerjaannya akan menjadi dua kali
lebih rumit dari yang seharusnya.
Oleh karena itu ketika kita mencari sumber-sumber kerusakan, yang paling penting adalah
mencoba memperkirakan sumber masalah. Untuk mencari sumber kerusakan secara
efisien, memperkirakan sumber masalah yang mungkin terjadi memungkinkan anda untuk
rnemfokuskan perhatian pada pemeriksaan lokasi-lokasi kerusakan dan menghilangkan
pekerjaan pekerjaan yang tidak perlu. Dibandingkan teknisi pemula, teknisi
berpengalaman dapat menentukan penyebab masalah dengan lebih cepat sebab sudah
memilki teknik berdasarkan teori dan pengetahuan yang mendalam.
Setiap orang mungkin pernah mengalami kejadian berikut. Anda dihadapkan pada mesin
sepeda motor yang tidak berfungsi dengan baik. Tanpa pengetahuan secara pasti apa
yang salah dengan mesin tersebut, anda yang mendadak menjadi teknisi baru langsung
melakukan pemeriksaan sistim bahan bakar, sistim pembakaran atau mesin dengan cara
membongkar terlebih dahulu, kemudian setelah mencari sumber masalah kesana kemari,
barulah anda menemukan penyebab masalahnya.
Di sisi lain, ketika teknisi berpengalaman menghadapi masalah serupa, dia akan
menghidupkan mesin dan sambil mengotak- atik mesin, ia akan menemukan sumber
masalahnya.

Judul Modul: Melakukan Prosedur Diagnosis


Halaman 11 dari 21
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.013.01

1. Batasan Kemampuan Mengatasi Troubleshooting

Perbedaan cara berpikir teknisi pemula dengan teknisi yang sudah berpengalaman
dalam mengatasi troubleshooting, seperti yang tercantum dalam tabel dibawah ini:

Teknisi Pemula Teknisi Pengalaman


Metode Pemeriksaan dilakukan dengan Pemeriksaan dilakukan dengan
Troubleshooting cara membongkar semua cara memprediksi panyebab
bagian dan masalah menurut pengetahuan
membandingkannya dengan teoritis dan dipusatkan pada
yang standart. lokasi yang paling
memungkinkan menjadi
sumber masalah

Keistimewaan Walaupun anda dapat Dengan mentargetkan pada


melakukan pemeriksaan karena lokasi - lokasi pemeriksaan,
memiliki tabel pemeriksaan dan tindakan pemeriksaan yang
table nilai standart spesifikasi, tidak penting tidak perlu
anda tetap merasa perlu dilakukan sehingga proses
memeriksa semua bagian yang pencarian dan pemecahan
berkaitan, meskipun anda tidak masalah dapat berjalan secara
memahami tiap fungsi dan efisien
struktur yang ada Namun tindakan ini
Jika anda cukup beruntung, memerlukan pengetahuan yang
memeriksa bagian yang rinci mengenai fungsi dan
menjadi penyebab masalah di konstruksi disamping
awal pekerjaan, pencarian dan pengalaman yang cukup
pemecahan masalah dapat banyak.
dilakukan dengan cepat.
Namun secara umum biaya
pemeriksaan cukup mahal dan
proses pencarian dan
pemecahan masalah memakan
waktu.

Judul Modul: Melakukan Prosedur Diagnosis


Halaman 12 dari 21
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.013.01

2. Perkiraan Yang Tepat, Memerlukan Pengetahuan Teori dan Pembuktian


Yang Nyata

Memperkirakan penyebab masalah tidak boleh bergantung pada intuisi.


Jika anda menjalankan pekerjaan hanya berdasarkan pada inspirasi anda secara
langsung, tanpa dukungan teori yang cukup, hasilnya bisa saja bagus sepanjang
intuisi anda tepat, tetapi jika intuisi keliru anda hanya akan membuang-buang
waktu saja. Hal penting yang harus anda lakukan adalah bertanya pada diri anda
sendiri "Menpapa?" dan anda tidak dapat memecahkan pertanyaan "Mengapa” itu
tanpa dukungan teori yang cukup.
Ketika anda memperkirakan penyebab masalah untuk menjawab pertanyaan
"Mengapa?" anda harus memastikan apakah fakta seperti itu terjadi. Dengan kata
lain anda harus mengembangkan kebiasaan untuk terus mengulang proses
perkiraan penyebab masalah dan Konfirmasi atas fakta-fakta sehingga dengan
mantap dapat menemukan penyebab suatu masalah secara langsung

II. Prosedur Troubleshooting


Jika anda tidak menggunakan prosedur yang benar saat berusaha memecahkan
masalah, proses yagg anda lakukan hanya akan membuat gejala kerusakan yang anda
temukan tampak semakin rumit akibatnya, anda membuat diagnosa yang salah terhadap
penyebab kerusakan sehingga keliru dalam melakukan perbaikan.

1. Memastikan dan Menyimak Proses Terjadinya Kerusakan


Langkah pertama dalam rnencari dan memecahkan masalah adalah selalu mengikuti
fenomena kerusakan tanpa prasangka awal, kemudian lakukan diagnosis secara akurat.
Jika fenomena kerusakan itu jelas terlihat saat sepeda motor masuk bengkel, anda dapat
segera memastikan fenomena itu. Namun jika tidak, tentu anda akan menemui
kesulitan.
Pada poin ini, harus dipastikan bahwa fenomena yang ada bisa keliru. Jika seorang
teknisi berpengalaman melakukan proses pencarian dan pemecahan masalah tanpa
meniru/mengikuti fenomena itu, kesalahan prosedur bisa saja terjadi, atau diagnosa
yang salah dapat mengarah pada jalan buntu.
Oleh karena itu, untuk mengikuti fenomena yang ada ketika sepeda motor masuk
bengkel, anda menanyakan kepada pelanggan tentang kondisi cara pemakaian sepeda
motor ketika kerusakan itu terjadi. Pertanyaan-pertanyaan diagnostik berikut ini penting
bagi anda :
 Who (Siapa) - Pelanggan anda yang mengendarai, atau orang lain yang
mengendarai
 When (Kapan) - Hari dan bulan, frekuensi kejadian
 Where (Dimana) - Kondisi jalan dan cuaca
 Which (Yang mana) - Kondisi jalan, pemakaian, dan cuaca
 What (Apa) - Tipe sepeda motornya
 How (Bagaimana) - Bagaimana keadaan fenomena tersebut

Judul Modul: Melakukan Prosedur Diagnosis


Halaman 13 dari 21
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.013.01

Dengan menanyakan hal-hal di atas anda dapat memperkirakan sistim mana yang
terkena masalah dan dapat mempersempit ruang lingkup yang perlu diperiksa
2. Menilai Apakah Masalah Itu Merupakan Kegagalan Fungsi Atau Bukan

Dalam era sekarang ini 10 orang dapat saja memiliki 10 atau bahkan 100 kesukaan yang
berbeda, dan keluhan yang datang ke bengkel sangatlah berfariasi. Oleh karena itu, ketika
pelanggan mengeluhkan satu masalah, anda harus menilai apakah gejala-gejala yang terlihat
menunjukkan suatu kerusakaran atau itu hanya merupakan karakter dari sepeda motor
tersebut. Menerima keluhan yang tidak dapat kita perbaiki bukan hanya membuang-buang
waktu, tetapi juga akan menghilangkan kepercayaan konsumen terhadap kita.
Misal, jika pelanggan mengeluh bahwa sepeda motornya sangat boros bahan bakarnya,
berarti kemungkinan bahwa tingkat konsumsi bahan bakar pelanggan tersebut sangat tinggi
atau pelanqgan tersebut membandingkan sepeda motonya dengan tingkat konsumsi bahan
bakar sepeda motor yang digunakan untuk berkendara dalam kota secara normal dengan
kondisi yang surdah disetel. Dalam kasus seperti ini tindakan yang paling baik adalah
menganggap keluhan itu sebagai kesalahan pelanggan, dan tentunya itu harus dibedakan
dengan kerusakan sepeda motor.
(Kerusakan berarti adanya ketidak normalan pada bagian sepeda motor, sehingga bagian itu
tidak berfungsi)

3. Menentukan Lokasi dan Penyebab Kerusakan

Pengetahuan mengenai fungsi dan konstruksi sepeda motor sangatlah diperlukan dalam
menentukan penyebab kerusakan.
Namun demikian, untuk menentukan penyebab kerusakan secara akurat, anda harus
melihatnya dari berbagai sudut pandang seperti :
 Adakah informasi mengenai kerusakan tersebut pada catatan perbaikan sepeda motor
sebelumnya?
 Jika kerusakan itu telah terjadi beberapa kali, adakah gejala - gejala umum yang sering
terjadi ?
 Apakah kebiasaan pemakai sepeda motor oleh pelanggan mempengaruhi kinerja sepeda
motor tersebut ?
 Apakah penyebab kerusakan tersebut masalahnya sama pada waktu-waktu sebelumnya ?

Diagram tulang ikan :

Bagian Mesin Bagian Kelistrikan

Sepeda Motor

Bagian Chassis

Judul Modul: Melakukan Prosedur Diagnosis


Halaman 14 dari 21
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.013.01

Diagram Penyebab Yang Khas :

Sistim Bhn Bakar Sistim Kelistrikan

Fenomena
Kegagalan
Fungsi

Sistim Pengapian Lain-Lain

4. Pemeriksaan dan Perbaikan


Seperti yang disebutkan sebelumnya, penyebab masalah ditentukan dengan
menggunakan informasi yang dikumpulkan selama proses konfirmasi (pemeriksaan), dan
tindakkan ini diulangi untuk melihat penyebab sebenarnya dari kegagalan fungsi tersebut.
Oleh karena itu, anda memerlukan fakta-fakta yang disusun secara akurat. Biasanya
tindakan pemeriksaan menjadi metode yang efektif.

Hal-hal yang perlu diketahui dalam tindakan pemeriksaan


 Periksalah sistim sesuai dengan fungsi-fungsi dan konstruksinya
 Mulailah dengan pemeriksaan fungsi setiap sistim, secara bertahap pusatkan target
pada pemeriksaan bagian-bagian motor tunggal
 Sedapat mungkin, gunakan tester dan pengukur. (uji dengan menggunakan nilai-nilai
standart) sesuai dengan nilai standart service data

5. Pencegahan Atas Terjadinya Kerusakan Kembali dan Penyelesaian


Pemeriksaan
Jika kegagalan fungsi kembali terjadi setelah proses perbaikan selesai, berarti masalah
tersebut belum teratasi secara tuntas. Sekalipun fenomena gejala kegagalan fungsi itu
sudah dihilangkan, anda masih perlu mencari penyebab yang sebenarnya untuk
memastikan bahwa kegagalan itu tidak akan terjadi kembali
Kegagalan fungsi selalu ada penyebabnya, dan anda harus mencarinya mengapa
kagagalan itu terjadi

Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk mencegah terulangnya kegagalan fungsi


 Apakah kegagalan fungsi itu terjadi secara terpisah, atau apakah penyebabnya ada di
tempat lain?
 Apakah masalah itu terjadi karena masa berfungsi komponen sepeda motor tersebut
sudah berakhir?
 Apakah masalah itu terjadi karena kesalahan pemeliharaan atau perbaikan?
 Apakah masalah itu terjadi karena penanganan atau pemakaian yang tidak semestinya?
 Apakah masalah itu terjadi karena kondisi pemakaian yang tidak semestinya?

Judul Modul: Melakukan Prosedur Diagnosis


Halaman 15 dari 21
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.013.01

Pemeriksaan secara tuntas dilakukan untuk melihat performa keamanan, dan pencegahan
polusi, dan berfungsi sebagai pengecekan akhir bahwa tindakan perbaikan sudah
dilakukan sesuai petunjuk yang ada.
Setelah kendaraan selesai diperiksa secara tuntas, kendaraan itu dikembalikan kepada
pelanggan. Jadi orang yang melakukan pemeriksaan akhir bertanggung jawab atas
perbaikan sepeda motor tersebut. Oleh karena itu, untuk memastikan bahwa pemeriksaan
sudah dilakukan secara tuntas dan akurat pemeriksaan akhir tidak boleh dilakukan oleh
orang yang memperbaiki kendaraan tersebut, tetapi harus dilakukan oleh orang lain atau
seseorang yang dapat melakukan pemeriksaan secara eksklusif dalam hal ini kepala
mekanik.
Pertimbangan-pertimbangan lain
 Ketika kendaraan diserahkan, informasikan kepada pelanggan mengenai perkiraan secara
umum.
 Ketika anda menemukan kegagalan fungsi lain selama proses perbaikan, anda harus
menghubungi pelanggan dan menanyakan apakah pelanggan menginginkan perbaikan
tambahan atau tidak ?
 Ketika anda melakukan perbaikan, anda harus selalu berhati-hati untuk menghindari lecet
pada kendaraan yang anda perbaiki.
 Jika proses perbaikan sudah selesai, bersihkan kendaraan
 Jika anda akan mengembalikan kendaraan yang sudah selesai diperbaiki, berilah
semacam keterangan yang menjelaskan tentang perbaikan yang sudah dikerjakan secara
rinci, anda juga harus menjelaskan kepada pelanggan dan tunjukkan bagian-bagian yang
anda ganti

(Diagram sebab akibat)


Diagram sebab akibat adalah diagram yang secara sistimatis menunjukkan ciri-ciri
kegagalan fungsi dan menimbulkan pemikiran yang dapat mempengaruhi ciri-ciri tersebut
dalam bentuk kerangka ikan.
 Akibat - Hasil yang timbul karena sebab tertentu
 Sebab - Penyebab yang mempengaruhi akibat tertentu
Untuk mencari penyebab, lakukanlah tindakan sebaliknya, buatlah pengembangan atas
berbagai masalah dan penyebab-penyebabnya yang sudah ditindak lanjuti secara
menyeluruh, dan aturlah dalam lapisan terpisah pada suatu diagram sehingga mudah
dipahami.

Judul Modul: Melakukan Prosedur Diagnosis


Halaman 16 dari 21
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.013.01

Meski ada beberapa cara dalam penggunaan diagram sebab akibat, disini kita
menggunakan satu metoda yang memperlihatkan lapisan "penyebab masalah" (kegagalan
fungsi)

Tulang Sedang

Tulang Tulang Besar


Sangat
Kecil
Tulang
Kecil Pengaruh
Tulang (Masalah, Kegagalan
Punggung Fungsi)
Nama
Bagian /
Fenomena
Fenomena
Utama
Penyabab

Fenomena
Penyabab/
Nama
Bagian Lapisan
(Sistim)

III. Contoh Troubleshooting

Masalah Menghidupkan mesin


Jika anda menghidupkan sepeda motor dengan mengengkol,tetapi mesin sulit hidup,
mungkin pembakaran, sistim bahan bakar, atau sistim kompresinya terganggu.
Apapun penyebabnya, jika tiga unsur penunjang beroperasinya mesin, yaitu tekanan
kompresi yang cukup, waktu pembakaran yang tepat, dan loncatan api yang kuat, serta
campuran bahan-bakar dan udara sesuai, mesin mestinya dapat bekerja dengan benar.
Fenomena masalah ini antara lain :
A. Mesin tidak bisa dihidupkan sama sekali
B. Mesin tidak bisa dihidupkan pada pagi hari
C. Mesin sulit dihidupkan setelah dimatikan
D. Mesin tidak akan hidup ketika dihidupkan kembali
Gejala tidak hidupnya mesin di pagi hari terjadi terutama pada musim dingin ketika
udara disekitarnya dingin, meski paling sering disebabkan oleh sistim bahan bakar. Pada
suhu rendah, campuran udara dan bahan bakar yang sesuai sulit dicapai sehingga sistim
penghidupan mesin sering terpengaruh. Awali pemeriksaan dengan bagian-bagian yang
mudah diperiksa, seperti apakah loncatan api cukup kuat, dan apakah bahan bakarnya
mencukupi?
1. Sistim kompresi
terjadi masalah dalam sistim kompresi, tekanan kompresi akan berkurang. Jika tekanan
kompresi sangat rendah, kesalahan pembakaran akan lerjadi dan mesin sulit hidup.

Judul Modul: Melakukan Prosedur Diagnosis


Halaman 17 dari 21
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.013.01

Dalam hal ini, ukurlah tekanan kompresi, periksa kebersihan klep, dan lainnya sehingga
penyebabnya dapat ditemukan
2. Sistim Bahan Bakar
Jika terjadi kegagalan fungsi dalam sistim bahan bakar dan udara, jika bahan bakar tidak
dapat disediakan maka mesin akan sulit dihidupkan.
Jika kegagalan fungsi itu terjadi dalam sistim bahan bakar, fenomena tersebut mudah
untuk dipastikan dan penyebabnya sering bisa dicari dan dipecahkan, seperti "bahan
bakar tidak mengalir" dan campuran yang cukup untuk menghidupkan mesin tidak
tercapai, atau campuran terlalu banyak sehingga mesin tidak dapat dihidupkan. oleh
sebab itu, fenomena seperti ini harus diperiksa dengan cermat
3. Sistim pengapian
Satu penyebab masalah didalam sistim pengapian, adalah tidak ada pijaran api yang
cukup kuat sehingga mengakibatkan kegagalan pengapian dan pembakaran dalam yang
tidak normal. Namun demikian, mekanisme pembakaran pada mesin-mesin model
sekarang ini, menunjukkan kinerja yang tinggi, dan fenomena kegagalan fungsi bisa
dibagi menjadi dua, yaitu ada pijaran api, atau tidak. Jika "timing" pembakaran tidak
tepat, pembakaran secara normal tidak akan terjadi

Judul Modul: Melakukan Prosedur Diagnosis


Halaman 18 dari 21
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.013.01

BAB V
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN
UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI

5.1. Sumber Daya Manusia

Pelatih

Pelatih Anda dipilih karena dia telah berpengalaman. Peran Pelatih adalah untuk :
a. Membantu Anda untuk merencanakan proses belajar.
b. Membimbing Anda melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam tahap
belajar.
c. Membantu Anda untuk memahami konsep dan praktik baru dan untuk menjawab
pertanyaan Anda mengenai proses belajar Anda.
d. Membantu anda untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain yang
Anda perlukan untuk belajar Anda.
e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.

Penilai

Penilai Anda melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat


kerja. Penilai akan :
a. Melaksanakan penilaian apabila Anda telah siap dan merencanakan proses belajar
dan penilaian selanjutnya dengan Anda.
b. Menjelaskan kepada Anda mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki dan
merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan Anda.
c. Mencatat pencapaian / perolehan Anda.

Teman kerja / sesama peserta pelatihan

Teman kerja Anda/sesame peserta pelatihan juga merupakan sumber dukungan dan
bantuan. Anda juga dapat mendiskusikan proses belajar dengan mereka. Pendekatan ini
akan menjadi suatu yang berharga dalam membangun semangat tim dalam lingkungan
belajar/kerja Anda dan dapat meningkatkan pengalaman belajar Anda.

Judul Modul: Melakukan Prosedur Diagnosis


Halaman 19 dari 21
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.013.01

5.2. Sumber-sumber Kepustakaan

Pengertian sumber-sumber adalah material yang menjadi pendukung proses


pembelajaran ketika peserta pelatihan sedang menggunakan Pedoman Belajar ini.
Sumber-sumber tersebut dapat meliputi :
1. Buku referensi (text book)/ buku manual servis
2. Lembar kerja
3. Diagram-diagram, gambar
4. Contoh tugas kerja
5. Rekaman dalam bentuk kaset, video, film dan lain-lain.
Ada beberapa sumber yang disebutkan dalam pedoman belajar ini untuk membantu
peserta pelatihan mencapai unjuk kerja yang tercakup pada suatu unit kompetensi.
Prinsip-prinsip dalam CBT mendorong kefleksibilitasan dari penggunaan sumber-
sumber yang terbaik dalam suatu unit kompetensi tertentu, dengan mengijinkan
peserta untuk menggunakan sumber-sumber alternative lain yang lebih baik atau
jika ternyata sumber-sumber yang direkomendasikan dalam pedoman belajar ini
tidak tersedia/tidak ada.

Sumber-sumber daftar pustaka dan bacaan yang dapat dipergunakan :

Judul : Yamaha Technical Academy


Pengarang : Anonymous
Penerbit : YTA
Tahun terbit : 2006

Judul : Manual Servis Yamaha Jupiter Z


Pengarang : Yamaha Motor Co, Ltd.
Penerbit : PT. YMKI
Tahun terbit : 2005

Judul : Manual Servis Honda Supra Fit


Pengarang : Anonymous
Penerbit : PT. Astra International
Tahun terbit : 2005

Judul Modul: Melakukan Prosedur Diagnosis


Halaman 20 dari 21
Buku Informasi Versi: 2007
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Otomotif Sub Sektor Sepeda Motor OTO.SM01.013.01

5.3. Bahan Dan Peralatan

5.3.1. BAHAN

1. Oli shock absorber


2. Unit sepeda motor
3. Part Repair
4. Lap Majun

5.3.2. PERALATAN

1. Obeng Ketok
2. Kunci Set Yang Sesuai
3. Alat-alat Pembersih (Kompresor)
4. Alat Ukur

Judul Modul: Melakukan Prosedur Diagnosis


Halaman 21 dari 21
Buku Informasi Versi: 2007

Anda mungkin juga menyukai