Anda di halaman 1dari 13

MODUL IPL

SEMESTER GANJIL - XI TITL

BAB
1 Instalasi Penerangan
Satu Fasa

Sumber: https://www.adhyaksapersada.co.id/instalasi-listrik-bangunan/

KOMPETENSI DASAR

3.1 Memahami instalasi penerangan 1 fasa sesuai dengan Peraturan Umum


Instalasi Listrik (PUIL).
4.1 Menerapkan instalasi penerangan 1 fasa sesuai dengan Peraturan Umum
Instalasi Listrik (PUIL).
3.2 Menentukan tata letak komponen instalasi penerangan pada bangunan
sederhana.
3.2 Merencanakan tata letak komponen instalasi penerangan pada bangunan
sederhana.
3.3 Menentukan jumlah bahan dan biaya pada instalasipenerangan 1 fasa.
4.3 Menghitung jumlah bahan dan biaya pada instalasipenerangan 1 fasa.

1
Smk Ahmad Yani Probolinggo
MODUL IPL
SEMESTER GANJIL - XI TITL

a.
Tujuan Pembelajaran
b.
Setelah mempelajari bab ini, peserta didik diharapkan dapat :
1. Menjalaskan persyaratan umum instalasi penerangan 1 fasa sesuai dengan PUIL.
2. Mengidentifikasi jenis-jenis instalasi penerangan 1 fasa sesuai dengan PUIL.
3. Menentukan tata letak komponen instalasi penerangan pada bangunan
sederhana.
2. Merencanakan tata letak komponen instalasi penerangan pada bangunan
sederhana.
3. Menentukan jumlah bahan dan biaya pada instalasipenerangan 1 fasa.
4. Menghitung jumlah bahan dan biaya pada instalasipenerangan 1 fasa.

c.
Peta Konsep

Konsep Instalasi Penerangan


1 Fasa

meliputi

Analisis Bahan dan Biaya


Instalasi Penerangan 1 Fasa Instalasi Penerangan pada
pada Instalasi Penerangan 1
Berdasarkan PUIL Bangunan Sederhana
Fasa

mempelajari mempelajari mempelajari

Tingkat Pencahayaan
Persyaratan Umum Jneis Instalasi
Minimum yang
Instalasi Listrik Penerangan Listrik
Direkomendasikan

Kebutuhan Bahan
Jenis Instalasi
Ruang Kerja Listrik Instalasi Penerangan 1
Penerangan Listrik
Fasa

Estimasi Biaya
Prinsip Dasar Instalasi Instalasi Penerangan 1
Penerangan Listrik Fasa

Tata Letak Komponen


Penerangan Listrik

Penentuan Jumlah
Tata Letak lampu

2
Smk Ahmad Yani Probolinggo
MODUL IPL
SEMESTER GANJIL - XI TITL

d.
Materi Pembelajaran

A. Instalasi Penerangan 1 Fasa Berdasarkan PUIL


Dalam melakukan instalasi penerangan listrik harus memerhatikan ketentuan-
ketentuan yang terdapat pada PUIL (Persyaratan Umum Instalasi Listrik) sehingga dapat
meminimalisir kejadian yang tidak diinginkan setiap saat.
1. Persyaratan Umum Instalasi Lsitrik
Persyaratan Umum Instalasi Listrik (PUIL) adalah peraturan yang mengandung
rekomendasi atau persyaratan wajib yang harus dijadikan pedoman dalam pekerjaan
pemasangan dan pemeliharaan instalasi listrik. Maksud dan tujuan dari digunakan PUIL
sebagai acuan dan pedoman antara lain :
a. Agar instalasi listrik dapat dioperasikan dengan baik.
b. Terjaminnya keselamatan manusia.
c. Terjaminnya keamanan instalasi listrik beserta perlengkapannya.
d. Terjamninnya keamanan gedung serta isinya terhadap kebakaran.
e. Tercapainya tujuan dari pencahayaan yaitu terwujudnya interior yang efisien dan
nyaman.
Di dalam PUIL terdapat penjelasan mengenai ketentuan dalam melakukan
instalasi dengan benar dan aman. Adapun persyaratan maupun prosedur yang terdapat
pada PUIL, yaitu sebagai berikut.
a. Setiap instalasi harus ada rencana instalasi yang disetujui.
b. Instalasi listrik harus dirancang, dipasang, dan dipelihara sedemikian rupa sehingga
tidak menimbulkan bahaya kebakaran dan mencegah kebakaran.
c. Peralatan dan perlengkapan listrik yang dipasang harus memenuhi standar dan tanda
pengenalnya : nama dan logo pembuat, tegangan dan daya/arus pengenal. Data teknis
lain yang disahkan SNI. Memenuhi ketentuan PUIL 2000 yaitu harus baik dan dalam
keadaan berfungsi, dipilih sesuai penggunaan dan tidak boleh dibebani melebihi
kemampuannya.
d. Instalasi listrik harus dilengkapi proteksi/pelindung untuk keselamatan, proteksi kejut
listrik, thermal dan arus lebih, dan proteksi tegangan lebih.
e. Instalasi listrik yang baru dipasang atau mengalami perubahan harus diperiksa, diuji
dan bila perlu dicoba sebelum dioperasikan, dan yang memnuhi ketentuan PUIL
diberi sertifikat.
f. Perencana, pemasang dan pemeriksa instalsi listrik harus memiliki izin dan harus
menggunakan tenaga teknis yang kompeten sesuai bidangnya.

Berikut ini akan dijelaskan mengenai syarat-syarat instalasi listrik dan komponen
pokok instalasi listrik.
a. Syarat-Syarat Instalasi Listrik
Di samping Persyaratan Umum Instalasi Listrik dan peraturan mengenai
kelistrikan yang berlaku, harus diperhatikan pula syarat-syarat dalam pemasangan
instalasi listrik. Adapun syarat-syarat dalam instalasi listrik dijabarkan dalam Tabel 1.1.

3
Smk Ahmad Yani Probolinggo
MODUL IPL
SEMESTER GANJIL - XI TITL

Tabel 1.1 Syarat-Syarat dalam Instalasi Listrik


No Syarat Penjelasan
1 Syarat Ekonomis Instalasi listrik harus dibuat sedemikian rupa sehingga harga
keseluruhan dari instalasi itu mulai dari perencanaan, pemasangan
dan pemeliharaannya diharapakan dengan biaya semurah mungkin
dan kerugian akan daya listrik harus sekecil mungkin.
2 Syarat Keamanan Instalasi listrik harus dibuat sedemikian rupa, sehingga kemungkinan
timbul kecelakaan atau hal yang tidak diinginkan sangat kecil. Oleh
karena itu, keamanan menjadi aspek penting sehingga tidak
membahayakan jiwa manusia dan terjaminnya peralatan atau benda
benda disekitarnya dari kerusakan yamg timbul akibat dari adanya
gangguan hubung singkat, tegangan lebih, beban lebih dan
sebagainya.
3 Syarat Keandalan Kelangsungan pengaliran arus listrik kepada konsumen harus
terjamin secara baik. Jadi instalasi listrik harus direncana
kansedemikian rupa sehingga kemungkinan terputusnya atau
terhentinya aliran listrik sangat kecil.

b. Komponen Pokok Instalasi Listrik


Komponen pokok instalasi listrik adalah perlengkapan yang paling pokok dalam
suatu rangkaian listrik. Adapun komponen-komponen pokok instalasi listrik meliputi
penghantar listrik, bahan isolasi, pipa instalasi, kotak sambung, sakelar, fiting, PHB,
rating pengaman dan perlengkapan bantu.
1) Penghantar Listrik
Penghantar atau kabel yang sering digunakan untuk instalasi listrik penerangan
umumnya terbuat dari tembaga. Berdasarkan bahan pembuatannya, penghantar listrik
dapat dibedakan menjadi dua, yaitu penghantar tembaga setengah keras dan penghantar
tembaga keras. Penghantar tembaga setengah keras atau Bare Copper Conductor Half
Hard (BCC ½ H) memiliki nilai tahanan jenis 0,0185 ohm mm²/m dengan tegangan tarik
putus kurang dari 41 kg/mm². sedangkan penghantar tambaga keras atau Bare Copper
Conductor Hard (BCCH) memiliki kekuatan tegangan tariknya 41 kg/mm².
Pemuaian tembaga sebagai penghantar adalah dengan pertimbangan bahwa
tembaga merupakan suatu bahan yang mempunyai daya hantar yang baik setelah perak.
Ada beberapa jenis penghantar yang diproduksi oleh pabrik. Jenis penghantar ini dapat
diklasifikasikan berdasarkan konstruksi dan jumlah penghantar dalam satu kabel.
a) Penghantar Listrik Ditinjau dari Aspek Konstruksinya
Jenis-jenis penghantar listrik jika ditinjau dari konstruksinya dapat dibedakan
menjadi empat, yaitu penghantar pejal, penghantar berlilit, penghantar serabut dan
penghantar persegi. Guna mengetahui perbedaan keempat jenis penghantar listrik
tersebut, dapat dilihat pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2 Jenis-Jenis Penghantar Listrik Ditinjau dari Aspek Konstruksinya
No Syarat Gambar Penjelasan
1 Penghantar
Pejal (Solid)
Penghantar pejal ini memiliki bentuk
kawat pejal yang berukuran sampai 10
mm².

Gambar 1.1 Penghantar Pejal

4
Smk Ahmad Yani Probolinggo
MODUL IPL
SEMESTER GANJIL - XI TITL

2 Penghantar
Berlilit Penghantar berlilit terdiri dari beberapa
(Stranded) urat kawat yang membentuk lilitan
dengan ukuran antara 1 mm² sampai 500
Gambar 1.2 Penghantar mm².
Berlilit
3 Penghantar Penghantar serabut banyak digunakan
Serabut dalam tempat yang sulit dan sempit,
(Fleksibel) alat-alat portable, serta alat-alat ukur
listrik pada kendaraan bermotor.
Gambar 1.3 Penghantar Penghantar serabut ini memiliki ukuran
Serabut 0,5 mm² sampai dengan 400 mm².
4 Penghantar Penghantar persegi ini memiiki bentuk
Persegi persegi empat yang digunakan pada
(Busbar) Panel Hubung Bagi (PHB) sebagai rel
pembagi ataupun rel penghubung.
Penghantar jenis ini tidak berisolasi.
Gambar 1.4 Penghantar
Persegi (Busbar)

b) Penghantar Listrik Ditinjau dari Aspek Jumlah Penghantar dalam Satu Kabel
Jenis-jenis penghantar listrik jika ditinjau dari konstruksinya dapat dibedakan
menjadi dua, yaitu penghantar simplex, duplex, triplex dan quadruplex. Guna mengetahui
perbedaan kedua jenis penghantar listrik tersebut, dapat dilihat pada Tabel 1.3.
Tabel 1.3 Jenis-Jenis Penghantar Listrik Ditinjau dari Aspek Jumlah Penghantar dalam Satu
Kabel
No Syarat Penjelasan
1 Penghantar Simplx Kabel/penghantar yang dapat berfungsi untuk satu macam
penghantar saja (misal: untuk fasa atau netral saja). Contoh
penghantar simplex ini antara lain yaitu kabel NYA 1,5 mm²
dan kabel NYAF 2,5 mm².
2 Penghantar Duplex Kabel/penghantar yang dapat menghantarkan dua aliran (dua
fasa yang berbeda atau fasa dengan netral). Setiap
penghantarnya diisolasi kemudian diikat menjadi satu
menggunakan selubung. Penghantar jenis ini contohnya kabel
NYM 2x2,5 mm² dan kabel NYY 2x2,5mm².
3 Penghantar Triplex Kabel/penghantar dengan tiga penghantar yang dapat
menghantarkan aliran 3 fasa (R, S dan T) atau fasa, netral dan
arde. Contoh kabel jenis ini yaitu kabel NYM 3x2,5 mm² dan
kabel NYY 3x2,5 mm².
4 Penghantar Quadruplex Kabel/penghantar dengan empat penghantar untuk
mengalirkan arus 3 fasa dan netral atau 3 fasa dan pentanahan.
Susunan hantarannya ada yang pejal, berlilit ataupun serabut.
Contoh penghantar quadruplex misalnya kabel NYM 4x2,5
mm² dan kabel NYMHY 4x2,5mm².

2) Bahan Isolasi
Bahan isolasi atau isolator dibuat dari porselen atau bahan lain yang sederajat.
Misalnya PVC dengan diameter ¾”. Pemasangan isolator ini harus kuat sehingga tidak
terdapat gaya mekanis lebih pada hantaran yang ditunjang. Untuk instalasi dalam gedung,
bahan ini sering disebut dengan rol isolator yang dipasang pada langit-langit bagian atas.
5
Smk Ahmad Yani Probolinggo
MODUL IPL
SEMESTER GANJIL - XI TITL

Pemasangan rol isolator ini harus diatur sehingga jarak bebas antara hantaran-hantaran
yang berlainan fasa tidak kurang dari tiga sentimeter, dan jarak antara titik-titik tumpunya
tidak lebih dari 1 meter.

Gambar 1.5 Isolator (Sumber : http://bahanlistriksamodro.blogspot.com/2018/12/bahan-isolator-


padat.html)

3) Pipa Instalasi
Pipa instalasi berfungsi sebagai pelindung hantaran dan sekaligus perapi instalasi.
Pipa instalasi memiliki beberapa jenis, yaitu pipa baja yang dicat meni atau merah (sering
disebut pipa union), pipa PVC dan pipa fleksibel. Syarat umum pipa instalasi ialah harus
cukup tahan terhadap tekanan mekanis, tahan panas dan lembab serta tidak dapat
menjalarkan api. Selain itu, permukaan luar maupun dalam pipa harus licin dan rata.
Pemakaian pipa baja yang berada dalam jangkauan tangan dan dipasang terbuka harus
ditanam di dalam tanah dengan sempurna, kecuali pipa tersebut digunakan untuk
menyelubungi kabel bersiolasi ganda, misal kabel NYM. Tujuan dari tindakan ini
dimaksudkan sebagai tindakan pengamanan terhadap kemungkinan kegagalan isolasi
pada hantaran dalam pipa. Pada ujung bebas, pipa baja harus diberi selubung masuk (tule).

Gambar 1.6 Pipa Instalasi (Sumber : https://www.builder.id/jenis-pipa-untuk-instalasi-listrik-


rumah-dan-gedung/)

Salah satu jenis pipa instalasi yang sering digunakan yaitu pipa PVC. Penggunaan
pipa PVC memiliki beberapa kelebihan maupun kekuragan. Adapun beberapa kelebihan
dan kekurangan penggunaan pipa PVC dapat dilihat pada Tabel 1.4.
Tabel 1.4 Kelebihan dan Kekurangan Penggunaan Pipa PVC
Kelebihan Kekurangan
• Daya isolasi baik, sehingga mengurangi • Tidak dapat digunakan pada suhu kerja
kemungkinan terjadinya gangguan normal 60°C.
tanah. • Pipa PVC harus dilindungi dari kerusakan
• Tahan terhadap hampir semua bahan mekanis seperti tempat-tempat penembus
kimia, jadi tidak diperlukan pengecata. lantai.
• Tidak menjalarkan nyala api. • Pipa yang tidak ditanam dalam dinding
• Mudah penggunaannya. harus ditanam dengan baik mengunakan
klem yang sesuai dengan jarak antar klem
tidak lebih dari satu meter untuk
pemasangan lurus.

6
Smk Ahmad Yani Probolinggo
MODUL IPL
SEMESTER GANJIL - XI TITL

4) Kotak Sambung
Penyambungan atau pencabangan hantaran listrik pada instalasi dengan pipa harus
dilakukan dalam kotak sambung. Hal ini dimaksudkan untuk melindungi sambungan atau
percabangan hantaran dari gangguan yang membahayakan. Pada umumnya bentuk
sambungan yang digunakan pada kotak sambung ialah sambungan ekor babi (pig tail),
kemudian setiap sambungan ditutup dengan las dop setelah diisolasi. Selain itu, pada
hantaran lurus memanjang perlu dipasang kotak sambung lurus (kotak tarik) setiap
panjang tertentu penarik kabel untuk memudahkan penarikan hantaran. Pada kotak tarik
ini apabila tidak terpaksa, hantaran tidak boleh dipotong kemudian disambung lagi.
Adapun macam-macam kotak sambung dapat dilihat pada dapat dilihat pada Tabel 1.5.
Tabel 1.5 Jenis-Jenis Penghantar Listrik Ditinjau dari Aspek Konstruksinya
Jenis Kotak
No Penjelasan
Sambung
1 Kotak Ujung Sering disebut pula dos tanam biasanya digunakan sebagai tempat
sambungan dan pemasangan saklelar atau stop kontak/kotak kontak.
2 Kotak Tarik Digunakan pada pemasangan pipa lurus memanjang (setiap 20 m)
yang fungsinya untuk memudahkan penarikan hantaran ataupun
tempat penyambungan.
3 Kotak sudut Sama seperti kotak tarik, hanya penempatannya berbeda yaitu
dipasang pada sudut-sudut ruang.
4 Kotak Garpu Dipakai untuk percabangan sejajar.
5 Kotak T Atas Pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya.
6 Kotak T Kiri Pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya.
7 Kotak T Kanan Pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya.
8 Kotak T Terbalik Pemasangannnya disesuaikan dengan penempatannya.
9 Kotak Silang Disebut juga cross dos (x dos) untuk empat percabangan.
10 Kotak Cabang Digunakan untuk lima percabangan dengan empat cabang sejajar.
Lima

Gambar 1.7 Jenis Kotak Sambung (Sumber : https://pt.slideshare.net/simonpatabang/7-latihan-


soal-instalasi-listrik)

5) Saklar
Saklar merupakan komponen kelistrikan yang memiliki fungsi untuk
menghubungkan atau memutuskan arus listrik dari sumber ke pemakai/beban. Sakelar
diklasifikasikan menjadi beberapa jenis berdasarkan cara pemasangan, sistem kerjadan
bentuknya.
a) Jenis Saklar Ditinjau dari Sistem Kerjanya
Berdasarkan sistem kerjanya, saklar dapat dibedakan menjadi beberapa jenis,
yaitu saklar tunggal, saklar kutub dua, saklar kutub tiga, saklar seri, saklar tukar, saklar

7
Smk Ahmad Yani Probolinggo
MODUL IPL
SEMESTER GANJIL - XI TITL

silang dan saklar kelompok. Penjelasan mengenai jenis-jenis saklar tersebut dapat dilihat
pada Tabel 1.6.
Tabel 1.6 Jenis-Jenis Saklar Listrik Ditinjau dari Sistem Kerjanya
No Jenis Saklar Gambar Penjelasan
1 Saklar Tunggal Saklar tunggal merupakan jenis
saklar yang berfungsi untuk
menyalakan dan mematikan lampu.
Pada saklar ini terdapat dua titik
kontak yang menghubungkan
hantaran fasa dengan lampu atau
Gambar 1.8 Saklar Tunggal alat yang lain.
2 Saklar Kutub
Saklar kutub dua merupakan jenis
Dua
saklar yang digunakan pada boks
sekring satu fasa. Saklar ini
digunakan untuk memutus atau
menghubungkan hantaran fasa dan
Gambar 1.9 Saklar Kutub Dua nol secara bersama-sama.
3 Saklar Kutub Saklar kutub tiga mempunyai enam
Tiga titik hubung untuk menghubungkan
atau memutuskan hantara fasa (R,
S, dan T) secara bersama-sama pada
sumber listrik 3 fasa.
Gambar 1.10 Saklar Kutub Tiga
4 Saklar Seri Saklar seri merupakan jenis saklar
yang berfungsi untuk
menghubungkan dan memutuskan
dua lampu, atau dua golongan
lampu baik secara bergantian
maupun bersama-sama. Saklar seri
Gambar 1.11 Saklar Seri sering disebut pula saklar deret.

5 Saklar Tukar Saklar tukar merupakan jenis saklar


yang berfungsi untuk menyalakan
dan mematikan dua lampu atau dua
golongan lampu secara bersamaan.

Gambar 1.12 Saklar Tukar


6 Saklar Silang Saklar silang merupakan jenis
saklar yang berfungsi untuk
menyalakan lampu atau satu
golongan lampu yang dapat
dinyalakan atau dimatikan lebih
dari dua tempat yang dapat
dilakukan dengan melakukan
dengan kombinasi antara saklar
Gambar 1.13 Saklar Silang tunggal dan saklar silang.

8
Smk Ahmad Yani Probolinggo
MODUL IPL
SEMESTER GANJIL - XI TITL

7 Saklar Kelompok Saklar kelompok merupakan saklar


yang berfungsi untuk
menghubungkan atau memutuskan
dua lampu atau dua golongan lampu
secara bergantian, tetapi kedua
golongan tidak dapat menyala
bersamaan. Umumnya sakelar ini
dipakai sebagai penghubung yang
Gambar 1.14 Saklar Tukar hemat pada kamar-kamar hotel atau
asrama.

b) Jenis Saklar Ditinjau dari Cara Pemasangan


Berdasarkan cara pemasangannya, saklar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
saklar inbow dan saklar outbow. Penjelasan mengenai jenis-jenis saklar tersebut dapat
dilihat pada Tabel 1.7.
Tabel 1.7 Jenis-Jenis Saklar Listrik Ditinjau dari Cara Pemasangan
No Jenis Saklar Gambar Penjelasan
1 Saklar Inbow Saklar jenis ini merupakan jenis
saklar yang tertanam di dalam
tembok. Pemasangan jenis saklar
ini memerlukan mangkuk saklar
(dos tanam), baik yang terbuat dari
plat besi maupun plastic (PVC)
Gambar 1.15 Saklar Inbow sebagai dudukan saklar.
2 Saklar Outbow
Jenis saklar ini dipasang diluar
tembok. Pemasangan sakelar di luar
tembok (out bow) dilengkapi denga
roset sebagai tempat dudukan
Gambar 1.16 Saklar Outbow

c) Jenis Saklar Ditinjau dari Bentuknya


Berdasarkan bentuknya, saklar dapat dibedakan menjadi beberapa jenis, yaitu
saklar Tarik, saklar tekan, saklar jungkit dan saklar putar. Penjelasan mengenai jenis-jenis
saklar tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.8.
Tabel 1.8 Jenis-Jenis Saklar Listrik Ditinjau dari Sistem Kerjanya
No Jenis Saklar Gambar Penjelasan
1 Saklar Tarik
Saklar ini biasanya digunakan pada
fitting lampu dan untuk
mengoperasikan digunakan seutas
tali.
Gambar 1.17 Saklar Tarik

9
Smk Ahmad Yani Probolinggo
MODUL IPL
SEMESTER GANJIL - XI TITL

2 Saklar Tekan
Saklar kini biasanya digunakan
pada kulkas. Jika saklar ini tertekan,
maka pintu kulkas akan mati,
sedangkan jika pintu kulkas terbuka
maka lampu akan menyala.
Gambar 1.18 Saklar Tekan
3 Saklar Jungkit Saklar ini digunakan untuk
menggantikan saklar putar karena
pengoperasiannya mudah.

Gambar 1.19 Saklar Jungkit


4 Saklar Putar Saklar putar sudah jarang
digunakan karena sudah ada
penggantinya yaitu saklar jungkit.
Pemakaiannya hanya pada tempat
tertentu, misalnya pada box
sekering.
Gambar 1.20 Saklar Putar

6) Fitting
Fitting merupakan sebuah komponen kelistrikan yang digunakan untuk tempat
menghubungkan sebuah lampu dengan kawat penghantar. Ada bermacam-meacam jenis
fitting, di antaranya fitting duduk, fitting gantung, fitting bayonet, dan fitting kombinasi
dengan stop kontak. Fitting terbuat dari bahan isolasi, yaitu bakelit atau porselen. Fitting
dapat dibedakan menjadi beberapa jenis berdasarkan cara pemasangannya dak
konstruksinya.
a) Jenis Fitting Ditinjau dari Cara Pemasangannya
Berdasarkan cara pemasangannya, fitting dapat dibedakan menjadi dua, yaitu
fitting duduk dan fitting gantung. Penjelasan mengenai jenis-jenis fitting tersebut dapat
dilihat pada Tabel 1.9.
Tabel 1.9 Jenis-Jenis Fitting Ditinjau dari Cara Pemasangannya
No Jenis Saklar Gambar Penjelasan
1 Fitting Duduk Jenis fitting ini diaplikasikan pada
dinding ataupun langit-langit. Jika
pemasangannya tidak dapat
dilakukan secara langsung, perlu
dipasang roset, yaitu kayu maupun
Gambar 1.21 Fitting Duduk
plastik sebagai tempat dudukannya.
2 Fitting Gantung
Jenis fitting ini diaplikasikan pada
langit-langit dengan menggunakan
kabel snoer atau penguat tali rami.
Tali rami berfungsi sebagai penahan
agar kabel tidak menanggung
beban.
Gambar 1.22 Fitting Gantung

10
Smk Ahmad Yani Probolinggo
MODUL IPL
SEMESTER GANJIL - XI TITL

b) Jenis Fitting Ditinjau dari Cara Konstruksinya


Berdasarkan cara konstruksinya, fitting dapat dibedakan menjadi dua, yaitu fitting
ulir dan fitting tusuk. Penjelasan mengenai jenis-jenis fitting tersebut dapat dilihat pada
Tabel 1.10.
Tabel 1.10 Jenis-Jenis Fitting Ditinjau dari Konstruksinya
No Jenis Saklar Gambar Penjelasan
1 Fitting Ulir
Fitting ulir sering juga disebut
dengan nama fitting edison.
Pengaplikasian jenis fitting ini
hanya dengan memutar lampu
tersebut ke dalam fitting.
Gambar 1.23 Fitting Ulir
2 Fitting Tusuk Fitting jenis ini terdapat dua
macam, yaitu fitting yang kaki-kaki
lampunya langsung dijepit atau
disebut fitting bayonet dan jenis
yang lain ialah fitting tusuk putar,
yaitu fitting yang setelah kaki
Gambar 1.24 Fitting Tusuk lampu ditusukkan kemudian diputar
seperempat lingkaran atau disebut
Fitting Goliath. Fitting jenis
Bayonet dan Goliath biasannya
hanya digunakan pada kendaraan,
misal kapal laut, motor, dan mobil.

7) Panel Hubung Bagi (PHB)


Panel Hubung Bagi (PHB) merupakan sebuah tempat yang berfungsi sebagai
tempat membagi dan menyalurkan tenaga listrik ke beban yang memerlukan dengan
tujuan agar aliran listriknya merata dan seimbang. Di dalam PHB terdapat beberapa
komponen seperti rel (busbar), saklar utama, pengaman, alat ukur dan lampu indikator.

Gambar 1.25 PHB (Panel Hubung Bagi) (Sumber :


https://riauintek.blogspot.com/2019/07/ketentuan-pemasangan-phb.html)

8) Rating Pengaman
Dalam PUIL dijelaskan bahwa rating pengaman yang dipakai harus sama dengan
atau lebih besar dari arus nominal beban (I pengaman > I nominal). Rating pengaman ini
terdiri dari dua komponen, yaitu pemutus ragkaian atau disebut MCB pemutus rangkaian
pusat atau yang disebut MCCB. Adapun hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan
MCB dan MCCB yaitu besarnya rating arus MCB maupun MCCB dihitung menggunakan

11
Smk Ahmad Yani Probolinggo
MODUL IPL
SEMESTER GANJIL - XI TITL

arus beban yang dipikul atau dipasang dalam sebuah instalasi dengan tujuan agar
terciptanya syarat keamanan.

Gambar 1.26 Rating Pengaman (Sumber : https://infopromodiskon.com/news/detail/152/elcb-


pengaman-arus-bocor.html)

9) Perlengkapan Bantu
Dalam PUIL terdapat berbagai jenis perlengkapan bantu yang diperlukan dalam
sebuah instalasi penerangan listrik, yaitu klem, isolasi dan lasdop. Penjelasan mengenai
ketigaperlengkapan bantu tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.11.
Tabel 1.11 Jenis-Jenis Perlengkapan Bantu dalam Sebuah Instalasi
No Jenis Saklar Gambar Penjelasan
1 Klem Klem digunakan untuk menahan
pipa agar dapat dipasang pada
dinding atau langit-langit. Klem
dipasang menggunakan sekrup atau
paku dengan jarak antara satu
dengan lainnya tidak lebih dari satu
meter untuk pemasangan pipa lurus
memanjang. Adapun jarak klem
dengan kotak sambung, sakelar,
Gambar 1.27 Klem
stop kontak atau komponen lainnya
maksimum 10 cm.
2 Isolasi
Penggunaan isolasi ini untuk
menutupi sambungan kabel agar
tidak terhubung dengan kabel yang
lain. Selain fungsi tersebut, isolasi
ini dapat melindungi daya kerja
penghantar listrik atau sebuah kabel
Gambar 1.28 Isolasi
3 Lasdop
Lasdop berfungsi untuk menutup
sambungan kabel agar tersambung
dengan kuat. Selain itu juga
berfungsi sebagai isolasi kabel.
Gambar 1.29 Lasdop

12
Smk Ahmad Yani Probolinggo
MODUL IPL
SEMESTER GANJIL - XI TITL

13
Smk Ahmad Yani Probolinggo

Anda mungkin juga menyukai