Anda di halaman 1dari 54

M.71KKK02.001.

1
Menerapkan Peraturan Per Undang-undangan dan
Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada
Pekerjaan Pembangunan Ketenagalistrikan
Perundang-undangan,peraturan dan
Persyaratan K3 pada system
Ketenagalistrikan
Tujuan

Diharapkan melalui Pembinaan ini


Calon Teknisi listrik Mampu
memahami,menerapkan dan melakukan
, pengawasan, dan penanggulangan K3
Listrik,sesuai dengan peraturan dan
standar yang berlaku.
Unit Kompetensi

1. Dapat Memeriksa
2. Dapat menghitung
3. Dapat menganalisa dan
4. Dapat membuat laporan Pemeriksaan(gambar
Rancangan/Instalasi Listrik)

4
Perancangan Instalasi Listrik

Perancangan
 Prinsip dasarinstalasi listrik
perancangan harus
Instalasi Listrikmemenuhi
ketentuan Persyaratan Umum Instalasi Listrik
(PUIL) 2011 dan peraturan yang terkait dalam
dokumen seperti UU No. 18 Tahun 1999 tentang
jasa kontruksi, Peraturan Pemerintah No. 25
Tahun 1995 tentang Usaha Penunjang Tenaga
Listrik dan peraturan – peraturan lainnya yang
terkait
Prinsip Dasar Sistem Instalasi

 Kehandalan
 Keamanan
 Ketersediaan
 Ketercapaian
 Keindahan
 Ekonomis
Pemberlakuan standar

 Permen ESDM No 36 Tahun 2014 tentang


SNI instalasi listrik menyatakan dalam
pasal 1 yaitu memberlakukan SNI
0225:2011 mengenai PUIL 2011 dan SNI
0225:2011/Amd1:2013 mengenai PUIL
2011 Amandemen 1 sebagai standar
wajib. Standar wajib ini dilakukan dalam
rangka meningkatkan keselamatan
ketenagalistrikan.
Pemberlakuan standar
 IEC 60364-6 – Verifikasi dan pemeriksaan secara berkala ( 6.5.2)
. Table 6.1 – syarat minimal pengujian resistansi isolasi .
 IEEE Std 142 – Pembumian /grounding di lingkup perindustri dan
sistem tenaga listrik komersil. Ayat 4.1.3 resistansi sistem
pentanahan berada dalam rentang 1 sampai 5 Ω
 IEEE 43-2000 , uji resistansi isolasi pada mesin listrik dan
Polarisi Indeks
 T1 = 1 Menit
 T10 = 10 Menit
 PI = T10 / T1menit
 V = 3,3 KV = 2500 VDC/ alat ukur
Pemberlakuan standar
 ANSI/NETA MTS-2011 – Standard for
Maintenance Testing Specification for
Electrical Power Equipment and
Systems. Ayat 7.3.2 Prosedur inspeksi
dan pengujian kabel tegangan rendah
(pengujian resistansi insulasi)
Table 100.1tentang nilai pengujian
resistansi pada peralatan dan sistem
Ayat 7.13 tentang Grounding Systems.
Peraturan dan persyaratan
tentang SLO
 Undang-undang No 30 Tahun 2009
tentang Ketenagalistrikan pada pasal 44.
Instalasi tenaga listrik harus memenuhi
ketentuan keselamatan ketenagalistrikan
yaitu andal dan aman bagi instalasi, aman
bagi manusia dan mahluk hidup dan ramah
lingkungan (prinsip dasar instalasi listrik).
Dengan cara pemenuhan standarisasi
peralatan dan pemanfaat tenaga listrik,
dan pengaman instalasi tenaga listrik.
Setiap instalasi tenaga listrik wajib
memiliki SLO dan memenuhi SNI
Peraturan dan persyaratan
tentang SLO
 Peraturan Pemerintah No 14 Tahun 2012
1.Tentang Kegiatan Usaha Penyediaan Tenaga
Listrik pada paragraf 4 pasal 45 dan 46.
2.Instalasi pemanfaatan tenaga listrik terdiri
atas instalasi pemanfaatan tenaga listrik
tegangan tinggi, tengangan menengah dan
tegangan rendah. Instalasi tenaga listrik yang
beroperasi wajib memiliki SLO
Contoh SLO
Peraturan dan persyaratan
tentang SLO
 Permenaker No 12 Tahun 2015 tentang K3
Listrik di Tempat Kerja pada BAB IV Pemeriksaan
dan Pengujian pasal 4, pasal 9 dan pasal 11.
 Pemeriksaan instalasi listrik dilakukan secara
berkala paling sedikit satu tahun sekali.
 Pengujian instalasi listrik dilakukan secara
berkala paling sedikit lima tahun sekali.
LATAR BELAKANG PENGAWASAN
GAMBAR RANCANGAN
 Instalasi listrik yang tidak dilakukan
perencanaan dengan baik akan menimbulkan
potensi bahaya dan dapat mengakibatkan
kecelakaan yang merugikan jiwa manusia dan
peralatan.
 Instalasi listrik merupakan objek pengawasan
di bidang K3, sebagaimana diamanatkan oleh
Undang-undang No 1 Tahun 1970

14
MEKANISME PENGAWASAN K3
GAMBAR
RENCANA

EVALUASI

OK
IJIN RIKSA UJI
PEMASANGAN BERKALA

PEMASANGAN RIKSA UJI

OK

IJIN
PEMAKAIAN
PEMAKAIAN
15

12/17/2021
PUIL 2011
2.5.8 Pemeriksaan dan Pengujian
(Verifikasi)

Instalasi listrik harus diuji dan diperiksa


sebelum dioperasikan dan/atau
setelahmengalami perubahan penting untuk
membuktikan bahwa pekerjaan pemasangan
telah dilaksanakan sebagaimana semestinya
sesuai dengan PUIL 2011 dan/atau standar lain
yang berlaku. (2.5.8.1)

16
Pengertian Instalasi Listrik

 Instalasi listrik adalah saluran listrik dan Pengendali maupun


peralatan yang terpasang baik di dalam maupun di luar bangunan
untuk menyalurkan arus listrik.

17
Dokumen Gambar Rancangan instalasi listrik

 Gambar situasi

 Gambar instalasI

 Diagram satu garis.

 Gambar rinci

18
LAY OUT
SLD-SISTEM DISTRIBUSI MV-LV
Pemasangan Instalasi Listrik

 Pemasangan peralatan dan perlengkapan instalasi listrik meliputi :


- Konstruksi PHB dan kelengkapannya
- Konstruksi kabel instalasi dan kelengkapannya
- Identifikasi kode warna kabel
- Puil 2000 = PUIL 2011
- R = Merah Hitam
- S = Kuning Coklat
- T = Hitam Abu abu
- N = Biru Biru
- PE= Kuning Hijau Kuning

- Penentuan beban sebuah penghantar


- Metode-metode yang digunakan dalam pemasangan peralatan
dan perlengkapan instalasi listrik
- Pemasangan peralatan proteksi
Pemeriksaan Dan Pengujian
Instalasi Listrik

SNI-PUIL 2011 bagian 9 pengusahaan instalasi listrik ayat


9.4.3.2
 Berbagai macam tanda pengenal dan papan peringatan.
 Perlengkapan listrik yang dipasang.
 Cara memasang perlengkapan listrik.
 Polaritas, sesuai dengan 134.1.10 bagian 1.
 Pembumian sesuai dengan 542 bagian 5-54. (Pada bagian
pembumian)
 Resistansi insulasi, sesuai dengan 61.3.3 bagian 6. (Pada
bagian resistansi insulasi)
 Kesinambungan sirkit.
 Fungsi proteksi sistem instalasi listrik.
PHB
Kapasitas Hantar Arus
KHA
 Sesuai standar SNI PUIL 2011 menentukan memilih
besaran penghantar adalah 25 % lebih besar dari arus
max beban ataw 1,25 x In
 Rumus Daya :
1 Phasa P = V x In x cos ϕ
In = P/V x cos ϕ
3 Phasa p = V x In x √3 x cos ϕ
In = P/V x √3 x cos ϕ
Memilih Rating CB

 Sesuai standar SNI PUIL 2011 menentukan rating /


memilih besaran cb adalah 15 % lebih besar dari arus
max beban ataw 1,15 x In
Contoh :
Misalkan In motor listrik 21 A
CB yang akan dipilih adalah :
CB = 1,15 x 21
=24,15 A , maka dipilih 25 A
Menentukan Besaran Hantaran
Pembumian
(PE)
 Luas penampang hantaran pembumian
ditentukan berdasarkan berapa besar
hantaran masuk / kabel feedernya, kita
sebut saja ( S ) ataw kabel sumber ;
1. Jika S < 16 mmsc, besarnya hantaran PE
=S
2. 16 mmsc < S < 35 mmsc, PE = 16 mmsc
3. S > 35 mmsc , PE = S/2
4. Untuk grounding sistem diijinkan cukup
s/d 50 mmsc
Gambar instalasi
1) Rancangan tata letak yang menunjukkan dengan
jelas letak perlengkapan listrik beserta sarana
kendalinya (pelayanannya), seperti titik lampu, kotak
kontak, sakelar,motor listrik, PHB dan lain-lain.
2) Rancangan hubungan perlengkapan listrik dengan
pengendalinya, seperti hubungan lampu dengan
sakelarnya, motor dengan pengasutnya, dan dengan
pengatur kecepatannya, yang merupakan bagian dari
sirkit akhir atau cabang sirkit akhir.
3) Gambar hubungan antara bagian sirkit akhir
tersebut dengan PHB yang bersangkutan, ataupun
pemberian tanda dan keterangan yang jelas mengenai
hubungan tersebut.
4) Tanda ataupun keterangan yang jelas mengenai
setiap perlengkapan listrik.
30
STANDAR
Standar :
1. IEC (International Electrotechnical Commission) 61643-1,
First Edition, 1998, Peralatan pengaman surja dihubungkan ke sistem
didtribusi tegangan rendah.
2. IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers)
C62.41-1991 , Standar ini direkomendasikan untuk tegangan surja pada
sistem tenaga listrik arus bolak-balik.
3. SPLN 3-1978
Pentanahan jaringan tegangan rendah PLN dan pentanahan instalasi
4. SPLN 102-1993
5. Elektroda bumi jenis batang bulat berlapis tembaga . IEEE Std 142 –
Grounding of Industrial and Commercial Power Systems. Ayat 4.1.3
resistansi sistem pentanahan berada dalam rentang 1 sampai 5 Ω
Ketentuan Umum Sistem Pencahayaan
 Memenuhi ketentuan dalam PUIL 2011, dan peratuaran lain yang tersebut
dalam nya.
 Memperhatikan rancangan instalasi listrik berdasarkan persyaratan dasar
yang ditentukan dalam BAB 2 PUIL 2011
 Memenuhi proteksi untuk keselamatan yang ditentukan dalam BAB 1 PUIL
2011.
Tabel Flux Cahaya dalam Ruang
TINGKAT PENCAHAYAAN
TINGKAT PENCAHAYAAN
DAYA PENCAHAYAAN MAKSIMUM
Pemasangan peralatan
proteksi
 Karakteristik pemutusan MCB tipe B,C dan D sesuai
IEC 60898
 Tipe B , trip pada arus gangguan ( 3 s/d 5 ) x In
 Tipe C , trip pada arus gangguan ( 5 s/d 10)x In
 Tipe D , trip pada arus gangguan ( 10 s/d 20) x In
 Tipe yang baru CL, trip pada arus gangguan
( 4 s/d 8 ) x In
Pemasangan peralatan
kendali Kontaktor
 Klas kontaktor
AC 1 untuk beban penerangan
AC 2 untuk Starting Direckt On Line ( DOL )
AC 3 untuk starting Y/∆, Bintang segitiga
AC 4 untuk starting Forward and Reverse,
Plugging
Pemasangan peralatan
proteksi
 Thermal Overload relay ( TORL )
Memutus sirkit ketika terjadi beban lebih
 Tujuan :
a.agar hantaran ( kabel ) listrik tidak terbakar
b.agar motor listrik tidak terbakar
 Klas TORL
10 a ; 10 ; 20 ; 30
Setting TOR : ≤ In
Name Plate Motor

12/17/20
by t_tohir@yahoo.com 42
21
Uji Resistansi belitan pada
Mesin Listrik
 Tujuan :
_ Untuk mengetahui kondisi resistansi belitan
_ Untuk mengetahui adanya arus bocor
 Untuk mengetahui kelayakan kondisi motor listrik,
 Memperpanjang masa pakai(Life )motor listrik.
Alat ukur :
Insullation tester
Mikro Ohm meter
Standar uji IEEE 43-2000
Uji Resistansi belitan pada
Mesin Listrik

Kelompok mesin listrik :


Motor Listrik
Transformator
Generator
Syarat uji belitan dan Polarisasi Index
Mesin listrik yg akan di uji harus dalam keadaan dingin (
24 jam tidak beroperasi )
Uji Resistansi belitan pada
Mesin Listrik
Uji Belitan pada mesin Listrik ; alat ukur Insullation
tester
U1 – Rangka, Motor listrik / Generator/Transformator
V1 - Rangka Motor listrik / Generator/Transformator
W1- Rangka, Motor listrik /
Generator/Transformator
Uji Resistansi belitan pada
Mesin Listrik
 Uji antar belitan pada Motor Listrik
Alat ukur Insullation
Terminal belitan :
U1 – V1
V1 – W1
W1 – U1
Uji Resistansi belitan pada
Mesin Listrik
 Uji antar belitan pada Generator dan Transformator
Alat ukur Mikro Ohm meter
Terminal belitan :
U1 – V1
V1 – W1
W1 – U1
Uji Resistansi Isolasi belitan
Mesin Listrik
Standar hasil pengukuran
Tegangan kerja motor 220 V, (pada Motor listrik)
range uji Dc volt 250,
R isolasi = > 1,22 M Ohm
,
Tegangan kerja motor 380 V/400 V, ( Mesin Listrik )
range uji Dc volt 500
R isolasi = > 1,38 M Ohm
Polarisasi Index ( PI )

 Tujuan :
 Untuk mengetahui kelayakan kondisi Mesin listrik,
 Memperpanjang masa pakai(Life time ) Mesin listrik
Pengukuran belitan terhadap rangka mesin listrik
alat ukur yang digunakan ; Insulltion tester
Mis;
a. terminal belitan U1 – rangka ; 1 menit (R1 =...Ohm )
b. terminal belitan U1 – rangka ;10 menit (R2 =...Ohm)
PI = R2/R1
Polarisasi index ( PI )

 IEEE 43-2000
IEC 60085-01:1984
thermal class rating Min,PI
class A 1,5
class B 2,0
class F 2,0
class H 2,0
Standar suhu
SUSUT TEGANGAN

Menetukan besaran Susut tegangan ditentukan berdasarkan :


1. Luas penampang penghantar yg digunakan, KHA, dan
jumlah penghantar
2, Besarnya arus beban ( In )
3. Tegangan sumber
4. Jarak (m) beban
5. Nilai Impedansi Z
Standar :
SNI 4% PUIL 2011
IEC – IEEE 5 %
Lockout and Tagging of Circuits

 Gunakan kunci sesudah tidak mnggunakan listrik


 Gunakan Tag controls
 Tag semua peralatan atau rangkaian yang memungkinkan
mempunyai arus kejut
 Tag harus jelas dan mudah terlihat.
Safety-Related Work Practices

 Gunakan pagar dan tanda yang jelas pada perlengkapan


atau peralatan listrik

Anda mungkin juga menyukai