1
Menerapkan Peraturan Per Undang-undangan dan
Ketentuan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada
Pekerjaan Pembangunan Ketenagalistrikan
Perundang-undangan,peraturan dan
Persyaratan K3 pada system
Ketenagalistrikan
Tujuan
1. Dapat Memeriksa
2. Dapat menghitung
3. Dapat menganalisa dan
4. Dapat membuat laporan Pemeriksaan(gambar
Rancangan/Instalasi Listrik)
4
Perancangan Instalasi Listrik
Perancangan
Prinsip dasarinstalasi listrik
perancangan harus
Instalasi Listrikmemenuhi
ketentuan Persyaratan Umum Instalasi Listrik
(PUIL) 2011 dan peraturan yang terkait dalam
dokumen seperti UU No. 18 Tahun 1999 tentang
jasa kontruksi, Peraturan Pemerintah No. 25
Tahun 1995 tentang Usaha Penunjang Tenaga
Listrik dan peraturan – peraturan lainnya yang
terkait
Prinsip Dasar Sistem Instalasi
Kehandalan
Keamanan
Ketersediaan
Ketercapaian
Keindahan
Ekonomis
Pemberlakuan standar
14
MEKANISME PENGAWASAN K3
GAMBAR
RENCANA
EVALUASI
OK
IJIN RIKSA UJI
PEMASANGAN BERKALA
OK
IJIN
PEMAKAIAN
PEMAKAIAN
15
12/17/2021
PUIL 2011
2.5.8 Pemeriksaan dan Pengujian
(Verifikasi)
16
Pengertian Instalasi Listrik
17
Dokumen Gambar Rancangan instalasi listrik
Gambar situasi
Gambar instalasI
Gambar rinci
18
LAY OUT
SLD-SISTEM DISTRIBUSI MV-LV
Pemasangan Instalasi Listrik
12/17/20
by t_tohir@yahoo.com 42
21
Uji Resistansi belitan pada
Mesin Listrik
Tujuan :
_ Untuk mengetahui kondisi resistansi belitan
_ Untuk mengetahui adanya arus bocor
Untuk mengetahui kelayakan kondisi motor listrik,
Memperpanjang masa pakai(Life )motor listrik.
Alat ukur :
Insullation tester
Mikro Ohm meter
Standar uji IEEE 43-2000
Uji Resistansi belitan pada
Mesin Listrik
Tujuan :
Untuk mengetahui kelayakan kondisi Mesin listrik,
Memperpanjang masa pakai(Life time ) Mesin listrik
Pengukuran belitan terhadap rangka mesin listrik
alat ukur yang digunakan ; Insulltion tester
Mis;
a. terminal belitan U1 – rangka ; 1 menit (R1 =...Ohm )
b. terminal belitan U1 – rangka ;10 menit (R2 =...Ohm)
PI = R2/R1
Polarisasi index ( PI )
IEEE 43-2000
IEC 60085-01:1984
thermal class rating Min,PI
class A 1,5
class B 2,0
class F 2,0
class H 2,0
Standar suhu
SUSUT TEGANGAN