Anda di halaman 1dari 73

Pemeriksaan dan Pengujian

(Riksa Uji)
oleh : Hamid Tharhan
(087877845366)
Tujuan pembelajaran Umum

Melalui program ini diharapkan peserta


dapat mempunyai pengetahuan dan
keterampilan dalam melakukan
pemeriksaan dan pengujian Sistem
Instalasi Tenaga Listrik
Pemeriksaan dan Pengujian meliputi :

1.Tanda-tanda
2.Peralatan Listrik yang dipasang
3.Cara Pemasangannya
4.Polaritasnya
5.Pembumiannya
6.Tahanan Isolasi
7.Kontinuitas
8.dll
Pembinaan & Pengawasan K3
Riksa Uji
Berkala
Riksa/Uji
Commis Commissi
sioning
oning

Gbr Pasang Dipakai/ Safe


Rencana (Instal) Dioperasikan Production

Pengesahan Pengesahan
Gbr Rencana Pemakaian Asbuilt
Drawing Manual
Pemeliharaan
POKOK PEMERIKSAAN dan PENGUJIAN
INSTALASI LISTRIK
1. Dokumen Gambar Lengkap Instalasi Listrik Setempat
2. Pemeriksaan cara pemasangan / visual dan
pengecekan
material (Kabel Suplai, PHB, Hantaran Utama,Saklar,
Fitting, Grounding).
3. Pengecekan kontinuitas, terminasi dan sambungan.
4. Pengecekan polaritas, warna.labeling (penandaan)
5. Rincian rancangan instalasi termasuk susunan PHB
utama dan PHB cabang serta sirkit cabang dan sirkit
akhir.
6. Data .mengenai rancangan instalasi termasuk
perhitungan untuk menentukan kebutuhan maksimum,
penampang penghantar fasa dan netral, penghantar
pengaman dan lainnya.
7. Metode yang diterapkan untuk menghindari tegangan
sentuh jika terjadi gangguan bumi.
8. Daftar semua sirkit dan perlengkapan yang mungkin
menjadi rusak karena adanya pengujian.
INSTRUMEN UJI
INSTRUMEN UJI YANG
DIPERLUKAN
1. Multi meter
2. Pengukur resistans isolasi
3. Penguji GPAS
4. Earth Tester
5. Tang Amper
6. Hi-Pot Test
7. dll
PELAKSANAAN PEMERIKSAAN DAN
PENGUJIAN INSTALASI
PEMERIKSAAN PENANDAAN DAN TANDA PERHATIAN

 Label pada pengaman lebur


 Penandaan pada sakelar utama
 Berbagai informasi pada gambar instalasi
 Pengumuman pada PHB utama tentang
pengujian terakhir dan pengujian berkala
berikutnya.
 Tanda peringatan adanya bahaya jika
penghantar bumi dilepas pada titik elektroda bumi,
terminal pembumi utama dan penghantar pengikat
ekipotensial
LATAR BELAKANG PENGAWASAN
GAMBAR RANCANGAN
 Instalasi listrik yang tidak dilakukan
perencanaan dengan baik akan
menimbulkan potensi bahaya dan dapat
mengakibatkan kecelakaan yang merugikan
jiwa manusia dan peralatan.

8
Pengertian Instalasi Listrik

 Instalasi listrik adalah saluran listrik


beserta Pengendali maupun peralatan
yang terpasang baik di dalam
maupun di luar bangunan untuk
menyalurkan arus listrik.

9
Pemeriksaan dan Pengujian
sesuai PUIL 2011
Instalasi listrik harus diuji dan
diperiksa sebelum dioperasikan
dan/atau setelah mengalami
perubahan penting untuk
membuktikan bahwa pekerjaan
pemasangan telah dilaksanakan
sebagaimana semestinya sesuai
dengan PUIL 2011 dan/atau
standar lain yang berlaku.

10
Objek Pemeriksaan dan Pengujian :

1. Sistem Pembangkitan Ketenagalistrikan


2. Sistem Transmisi Tenaga Listrik
3. Sistem Distribusi Tenaga Listrik
4. Instalasi Pemanfaatan Tenaga Listrik
5. Sistem Instalasi Penyalur Petir
6. Sistem Instalasi Ruang Khusus
7. Semua Sistem Instalasi baru yang selesai dipasang
8. Sistem Instalasi yang mengalami perubahan
9. Sistem Instalasi Listrik yang mengalami gangguan
10.Pemeriksaan dan Pengujian secara berkala
Pemeriksaan dan Pengujian K3
(Riksa Uji)
Dasar Hukum :
1. UU No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
2. PerMenaker No. 12 tahun 2015 tentang K3 listrik
ditempat kerja
3. PerMenaker No.02 tahun 1989 tentang Sistem
Instalasi Penyalur Petir
4. PerMenaker No.31 Tahun 2015
5. PerMenaker No.33 Tahun 2015
6. SNI: 0225: 2011 (PUIL 2011)
7. SPLN
8. Kepdirjen PPK&K3 No.47 Tahun 2015 (Ahli K3 L)
9. Peraturan/standarisasi yang terkait
I. Latar Belakang Perlunya Pemeriksaan dan Pengujian :
I.1 Instalasi Listrik memiliki Potensi Bahaya :

Potensi Bahaya bagi Manusia


Potensi bahaya bagi Peralatan dan
Perlengkapan instalasi itu sendiri/Harta
benda/Aset
Potensi Bahaya bagi Lingkungan
Potensi Bahaya ini bisa menjadi penyebab
“Kecelakaan Listrik”
14
K3 ………… ?
Bahaya
Listrik ?
da li an
Pengen
a y a ! !!
Bah
15
I.2 Kondisi penyebab terjadinya Kecelakaan Listrik :

 Hubung Pendek terjadi karena tidak memiliki sistem pengaman


 Hubung pendek terjadi karena sistem pengaman tidak berfungsi
 Hubung pendek terjadi karena sistem pengaman yang salah

 Beban lebih terjadi karena tanpa sistem pengaman


 Beban lebih terjadi karena sistem pengaman tidak berfungsi
 Beban lebih terjadi karena sistem pengaman tidak sesuai

 Percikan, ledakan yang terjadi karena panas yang berlebihan


karena salah memilih peralatan/perlengkapan listrik
 Peralatan/perlengkapan yang digunakan tidak memenuhi standar

 Pemasangan sistem proteksi yang salah


 Tanpa memasangan sistem pembumian/ pembumian yang tidak
sesuai standar kebutuhan

 Kecelakaan akibat sambaran petir


I.2 Kondisi penyebab terjadinya Kecelakaan Listrik (lanjutan):
 Penggunaan identifikasi warna atau tanda yang tidak sesuai standar
 Kontak pada pemutus, sambungan, terminal, klem, sepatu kabel yang
buruk kondisinya
 Hilang kontak, netral purtus, atau grounding putus yang
menyebabkan tegangan tidak seimbang

 Keadaan/kondisi situasi dan lingkungan yang buruk (Unsafe Condition)


 Hujan
 Banjir
 Petir dll
 Perilaku pekerja yang buruk (Unsafe Action)
 Bekerja tanpa wewenang
 Tidak sesuai SOP/WI
 Becanda/tidak fokus
 Tidak menggunakan APD yang baik dan benar
I.3 Sebab Kecelakaan Listrik berasal dari Peralatan Listrik :
o Peralatan listrik usianya sudah tua
o Peralatan Listrik yang kondisinya tidak baik
o Peralatan yang tidak memenuhi persyaratan /standar
I.4 Sebab Kecelakaan Listrik yang berasal bukan dari Peralatan :
o Kesalahan pengoperasian oleh pemakai instalasi
peralatan
o Kesalahan yang dilakukan oleh perencana, pemasang
(tidak sesuai buku pedoman/standar) atau salah
memilih material atau salah melakukan hitungan
o Kesalahan oleh pengawas karena tidak cermat atau
tidak disiplin
o Kesalahan-kesalahan karena peraturan atau kontrol
pengawasan yang belum memadai
1.5 Tuntutan dan Syarat Utama bagi Instalasi Listrik :
 Instalasi harus aman bagi manusia, ternak, harta
benda, dan bagi instalasi itu sendiri
 Instalasi harus memiliki keandalan yang tinggi untuk
memenuhi fungsinya
 Instalasi harus dapat dengan mudah
dioperasikan/dijalankan dan dipelihara
 Instalasi harus memiliki kontinyuitas tinggi dan
memiliki ketersediaan untuk cadangan
 Instalasi harus akrab dengan lingkungan
 Instalasi harus memiliki estetika keindahan
1.6 Peraturan Instalasi Listrik :
 SNI 0225:2011/PUIL 2011 memiliki maksud dan tujuan
utama agar pengoperasian instalasi listrik dapat
terselenggara dengan baik terutama untuk mencegah
bahaya listrik
 Instalasi Listrik harus direncanakan, dipasang, diperiksa,
dioperasikan, dan dikelola/dipelihara secara berkala
dengan baik sesuai dengan ketentuan dan persyaratan
PUIL 2011
 Para Ahli dan Teknisi yang mengerjakan Instalasi Liistrik
harus memiliki Kompetensi sesuai bidangnya
 Peralatan dan perlengkapan/material Instalasi Listrik yang
dipakai harus sesuai dengan standar SNI/PUIL atau
Standar lain yang berlaku antara lain sesuai dengan
penggunaan dan batas kemampuannya
1.7 Pertanggung Jawaban Pekerjaan :

 Pembanguna Instalasi Listrik harus sesuai dengan


Peraturan, memerlukan biaya dan waktu berdasarkan
kesepakatan antara pemilik dan kontraktor
 Biaya, Waktu pelaksanaan dan data teknis instalasi tersebut
serta ketentuan pelaksanaanya dicantumkan didalam
dokumen teknis (gambar, perhitungan teknis, dan spesifikasi
peralatan/material instalasi listrik) merupakan bagian dari
kontrak perjanjian
 Hasil pemasangan peralatan/material listrik harus diverifikasi
dengan biaya yang dikeluarkan oleh pemilik dan juga harus
diverifikasi kesesuaiannya dengan PUIL 2011
1.8 Sertifikat Laik Operasi (SLO) :

Undang-Undang dan Peraturan Perundangan


mensyaratkan Sertifikat Laik Operasi (SLO) bagi
Instalasi Listrik Baru atau Instalasi Listrik Lama
yang mengalami perubahan, sebelum Instalasi
Listrik dipperasikan
2. Ketentuan Pemeriksaan dan Pengujian sesuai PUIL 2011 :
2.1 Lingkup Pemeriksaan dan Pengujian :
 Instalasi Listrik yang baru dipasang atau yang telah mengalami
perubahan harus diperiksa dan diuji dulu sesuai PUIL
 Pemeriksaan dan Pengujian Sistem Pumbumian pada Sistem
Instalasi Domestik dan Non Domestik harus mengikuti ketentuan
Sistem Pembumian yang diterapkan
 Sistem Pembumian yang diatur dalam PUIL adalah sbb:
 Sistem TN-S, dimana seluruh penghantar pengaman terpisah
di semua sistem
 Sistem TN-C-S, dimana fungsi Netral dan fungsi proteksi
tergabung dalam penghantar tunggal disebagian sistem
 Sistem TN-C, dimana penghantar Netral dan fungsi proteksi
tergabung dalam penghantar proteksi di seluruh sistem
 Sistem TT, dimana BKT Instalasi dihubungkan ke elektroda
bumi secara listrik terpisah dengan elektroda bumi sistem
Catatan : Sistem TN-C-S digunakan pada Instalasi yang
disambung pada jaringan PLN berdasarkan SPLN-3
Lanjutan

 Pengujian Sistem Pembumian harus meliputi:


Pemeriksaan awal yang teliti terhadap bagian instalasi yang penting
Pengukuran yang dapat menunjukkan keefektifan sistem pengaman
(a.l. Pengukuran dan pengujian tahanan pembumian serta berfungsinya
alat pengaman GPAS dan GPAL

 Pemeriksaan awal mengenai :


Kesesuaian ukuran penghantar fase dan pengaman arus lebih
Luas minimum penampang pengahantar pengaman dan kesesuaian
pemasangannya
Kontinuitas penghantar pengaman
Apakah penghantar pengaman tidak terhubung dengan penghantar fasa
Tanda pengenal penghantar Netral dan penghantar pengaman
Apakah kotak-kontak dan tusuk kontak telah memiliki pengahantar
pengaman yang sesuai ukurannya dan sudah terhubung pada kotak
pengamannya?
Apakah tegangan nominal saklar pengaman sudah sesuai dengan
tegangan nominal jaringan?
Lanjutan:

 Instaalasi Listrik yang sudah dipasang, atau yang mengalami perubahan


harus diperiksa dan diuji dahulu sebelum dialiri listrik sesuai lingkup
pemeriksaan dan pengujian ditetapkan dan harus digunakan sesuai
ketentuan PUIL. Penyimpangan dari ketentuan ini dilakukan pada instalasi
sementara dan instalasi kedutaan asing, dengan izin khusus dari instansi
berwenang
 Pemeriksaan dan Pengujian instalasi listrik dilakukan antara lain mengenai
hal sebagai berikut:
Berbagai macam tanda pengenal dan papan peringatan
Perlengkapan listrik yang dipasang
Cara memasang perlengkapan listrik
Polaritas
Sistem Pembumian
Tahanan Isolasi
Kesinambungan sirkit
Fungsi pengaman sistem instalasi listrik

Pemeriksaan dan pengujian dilanjutkan dengan Uji Coba (Running Test)


2.2 Acuan :

 Pemeriksa dan Penguji Instalasi Listrik mentaati semua ketentuan yang


berlaku dalam PUIL 2011 dan peraturan-peraturan lain sebagaimana yang
disebutkan dalam PUIL 2011:
 UU No. 1 tahun 1970
 Peraturan Bangunan Nasional
 Peraturan Pemerintah RI tentang pengusahaan kelistrikan
 Peraturan Pemerintah RI tentang Keselamatan Kerja
 Peraturan Menteri ESDM tentang Izin Usaha Kelistrikan
 Peraturan Menteri ESDM tentang SNI
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja tentang Sistem Penyalur
Petir
 Peraturan Menteri Tenaga Kerja tentang K3 sistem
Ketenagalistrikan
 Peraturan lain yang terkait dengan kelistrikan dan usaha
penunjangnya
2.3 Pemberitahuan Kesiapan Instalasi untuk Diperiksa:

Jika pekerjaan instalasi listrik telah selesai,


pelaksana pekerjaan instalasi tersebut harus
memberitahukan secara tertulis kepada pihak
berwenang bahwa pekerjaan pemasangan
instalasi tersebut telah dilaksanakan dengan
baik, memenuhi persyaratan pengaman dan
siap untuk diperiksa dan diuji
Sertifikat Laik Operasi (SLO) dan dukemen lainnya :

 Instalasi Listrik yang sudah memenuhi semua


ketentuan dalam PUIL 2011 diberikan Sertifikat oleh
Instansi berwenang dan dapat dioperasikan dengan
syarat tidak boleh dibebani melebihi kemampuannya

 Hasil Pemeriksaan dan Pengujian , menurut PUIL


harus dinyatakan secara tertulis oleh badan penguji
2.5 Uji Coba :

 Instalasi yang telah diperiksa dan diuji dengan hasil baik, sesuai
ketentuan PUIL, jika dipandang perlu harus diuji coba dengan
tegangan dan arus kerja menurut batas yang ditentukandan dalam
waktu yang disyaratkan

 Pada waktu Uji Coba, semua perangkat yang terpasang dan yang
akan digunakan harus dijalankan, baik secara sendiri-sendiri maupun
serempak sesuai dengan rencana dan tujuan penggunaannya

 Hasil Pemeriksaan dan pengujian, termasuk hasil uji coba, harus


dilaporkan dalam bentuk berita acara

 Jika Uji Coba menunjukkan ada kesalahan dalam instalasi, uji coba
harus dihentikan dan hanya dapat dilanjutkan setelah instalasi
diperbaiki
2.6 Pemeliharaan

 Karena Instalasi mengalami aus, pepenuaan atau


kerusakan yang akan mengganggu instalasi jika
dibiarkan, secara berkala instalasi harus diperiksa
dan diperbaiki, dan bagian yang aus, rusak atau
mengalami penuaan diganti
 Perlengkapan tertentu seperti relai, kontaktor yang
bagiannya lebih cepat terganggu bekerjanya karena
mengalami aus, penuaan atau kerusakan, harus
secara berkala diperiksa dan dicoba, baik segi mekanis
maupun listriknya
PUIL 2011
PUIL 2011
Berdasarkan Berdasarkan
pasal/ayat pasal/ayat
tertuang tertuang
pada Kontrak pada Kontrak
dan PUIL, dan PUIL,
serta serta
referensi lain referensi lain
yang yang
disepakati disepakati

Anda mungkin juga menyukai