KI.1
Persyaratan K3 Perencanaan dan Pemasangan Instalasi,
Perlengkapan dan Peralatan listrik di Pembangkitan
oleh :
Hamid Tharhan Jamalullail
HP. 087877845366
hamid.tharhan@elektro.pnj.ac.id
PEMBANGKIT
Infrastruktur Ketenagalistrikan
1/18/2023
3
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Philosophy
Upaya atau pemikiran dan
penerapannya yang ditujukan untuk
menjamin keutuhan dan kesempurnaan
baik jasmaniah maupun rohaniah
tenaga kerja pada khususnya dan
manusia pada umumnya, hasil karya
dan budaya, untuk meningkatkan
kesejahteraan tenaga kerja
1/18/2023 4
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
“ACCIDENT PREVENTION”
1/18/2023 5
Proses → → → → → → → → → Bahan + Mesin + Tenaga
kerja
Safe Production
1/18/2023 6
“HAZARD”
Adalah suatu obyek dimana terdapat
energi, zat atau kondisi kerja yang
potensial dapat mengancam
keselamatan
1/18/2023 7
Jenis Potensi Bahaya
t Physical Hazards
t Chemical Hazards
t Electrical Hazards
t Mechanical Hazards
t Physiological Hazards
t Biological Hazards
t Ergonomic
1/18/2023 8
“DANGER”
Merupakan tingkat bahaya dari
suatu kondisi bilamana
terjadi accident.
1/18/2023 9
“DANGER”
Suatu kondisi yang telah
teridentifikasi melalui
pemeriksaan/pengujian/analisis
disimpulkan telah menunjukkan
melampaui batas aman.
1/18/2023 10
DANGER
hampir putus
putus INSIDENT
ACCIDENT
1/18/2023 11
Difinisi
adalah :
Kejadian yang tidak dikehendaki
dan tidak diduga /tiba-tiba yang
dapat menimbulkan korban
manusia dan atau harta benda
1/18/2023 12
Difinisi
Adalah :
SUATU KEJADIAN TIDAK DIDUGA
(INSIDENT) YANG MENGAKIBATKAN
KACAUNYA PROSES PEKERJAAN /
PRODUKSI YANG DIRENCANAKAN
SEBELUMNYA
Catatan :
Kecelakaan kerja tidak selalu diukur adanya
korban manusia cidera atau mati.
1/18/2023 13
DEFINISI INCIDENT
Suatu keadaan/kondisi,
bilamana pada saat itu
sedikit saja ada perubahan
maka dapat
mengakibatkan terjadinya
accident/kecelakaan.
1/18/2023 14
Kesehatan (Health)
1/18/2023 15
Sasaran K3
• Melindungi para pekerja dan orang
lainnya di tempat kerja (formal
maupun informal)
• Menjamin setiap sumber produksi
dipakai secara aman dan efisien
• Menjamin proses produksi berjalan
lancar
1/18/2023 16
ENERGI LISTRIK
Disisi lain :
Mengandung POTENSI BAHAYA !!!
Perlu dijamin Keamanannya.
1/18/2023 created by ganjar_k3@yahoo.co.id
Bahaya Listrik ?
19
Arus / Tegangan listrik
Tidak tampak
Tidak berbau
Tidak berbunyi
Dapat dirasakan
Dapat menyebabkan
DANGER
Kematian
1/18/2023
POTENSI BAHAYA LISTRIK
1. Bahaya Kejutan Listrik (Electric Shock’s)
1.1 Bahaya Sentuhan Langsung
“Sentuhan Langsung”
Menyentuh, tersetuh, atau
disentuh bagian aktip
yang bertegangan secara
langsung
PENYEBAB SENTUH LANGSUNG
◼ Kelalaian Manusia
◼ Cara Pemasangan yang tidak baik
◼ Gangguan Eksternal
CARA-CARA PENGENDALIAN BAHAYA
SENTUH LANGSUNG
◼ Membahayakan manusia
◼ Membahayakan peralatan itu sendiri
◼ Membahayakan peralatan-peralatan lain
◼ Mengganggu kinerja peralatan-peralatan
proteksi lainnya
CARA PENGENDALIAN SENTUHAN TIDAK
LANGSUNG
◼ Proteksi dengan cara memasang Pengaman Arus Sisa (GPAS)
atau ELCB
◼ Proteksi dengan perlengkapan kelas II atau dengan isolasi
ekuivalen
◼ Proteksi dengan ikatan penyama potensial
◼ Proteksi dengan separasi listrik (Insulasion Transformer)
◼ Proteksi dengan Grounding
POTENSI BAHAYA LISTRIK
1. Bahaya Kejutan Listrik (Electric Shock’s)
1.1 Bahaya Sentuhan Langsung
1.2 Bahaya Sentuhan Tidak Langsung
2. Panas Berlebih (Electric Arc’s)
2.1 Bahaya Beban Lebih (Over Load)
2.2 Bahaya Hubung Singkat (Short Circuit)
3. Efek Medan Elektromagnetik dan Efek
Medan Elektrostatik (Electric Blast)
4. Efek Mati Listrik
POTENSI BAHAYA LISTRIK
Bogor, 27
Nopember 2022
1/18/2023
Pra
Konstruksi
Masa
Konstruksi
Pasca PEMBANGKIT
Konstruksi
TRANSMISI
• LAIK FUNGSI
• HANDAL DISTRIBUSI
• AMAN
• RAMAH LINGKUNGAN PEMANFAATAN
IDENTIFIKASI
K3 RANCANG BANGUN
TEST &
OPERASIONAL PEMELIHARAAN
COMISIONING
LISTRIK
A Pembangkit
B Transmisi
C Distribusi
D Pemanfaatan
Prinsip dasar penerapan K3
HAZARD CONTROL
Safe
Engineering Human
Control Control
Unsafe Unsafe
JSA JSO
Condition Act
Adm
Procedure
Management
Failure
OSH
Management System
Analisis
K3
• Diam → Tdk Berbahaya
• Berputar → Hazard
• Macet → Incident
• Panas → Danger
• Terbakar → Accident
• Meledak → Major Accident
Hazard Identification, Risk
Assessment & Risk Control
(HIRARC)
1. Apakah ada sumber potensi bahaya
2. Seberapa besar potensi dan kemungkinannya
3. Apa akibat dan pengaruhnya
4. Bagaimana pencegahannya
PENERAPAN
Kendalikan
1/18/2023 41
Prosedur Kerja Aman Pekerjaan
Non Rutin
Pekerjaan Rutin WO
Safety
Officer
Ditinjau
berkala
WI JSA
SOP JSO WP
Kerjakan
Sesuai SOP
1/18/2023
Prosedur pengajuan Work Permit
(Procedure for application of permit-to-work)
Supervisor Ahli K3
Mengajukan Permohonan Melakukan Identifikasi
Izin Kerja analisa potensi bahaya
kpd Safety Officer (JSA)
Supervisor
Memantau selama
Pelaksanaan Pekerjaan
(JSO)
1/18/2023
Jenis Uraian Prosedur Pelaks.
Pekerjaan Kerja kerja pekerjaan AMAN
Identifikasi
Syarat K3 Inspeksi
Hazard K3
Konsep
K3
Ref: UU, Pert, Standar
“safe production”
JOB SAFETY ANALYSIS
(JSA)
ANALISIS PEKERJAAN YANG
DILAKUKAN SECARA BERATURAN
SEBELUM PEKERJAAN DIMULAI DAN
HARUS TERBACA BERKAITAN DENGAN
RENCANA PEKERJAAN TERSEBUT.
1/18/2023 45
Langkah-langkah :
• uraikan tahapan pekerjaan,
• identifikasi potensi bahaya
yang mungkin ada,
• tetapkan tindakan untuk
mengendalikan bahaya atau
menghilangkannya sama sekali
1/18/2023 46
Contoh work sheet JSA
JOB SAFETY ANALYSIS
Jenis pekerjaan : Tanggal :
Unit/Seksi : AHLI K3 :
N tahapan
potensi bahaya pengendalian
o pekerjaan
1
2
3
4
Tim JSA
N
Nama Jabatan Tanda tangan
o
1/18/2023 47
Contoh
- Tangan terjepit
6 Memasang Grounding
- Kepala terbentur - Memakai safety helmet
- Tangan terjepit
Pabrikan Transformator
8 Menginstalasi Transformator
- Kepala terbentur - Memakai safety helmet
9 Merangkai Panel
- Tangan tergores pisau kabel, ujung - Memakai Sarung tangan
12 Selesai
1 Ketua
2 Anggota
3 Anggota
Ada 5 Faktor mempengaruhi dalam JSA :
51
Identifikasi dan analisis
kecelakaan kerja Kerusakan
Korban jiwa
“Accident Cacat,
“ HAZARD” cidera,
”
Sakit
Kerugian :
•Harta benda
•Citra
1/18/2023 52
* INVESTIGASI KECELAKAAN
(LITBANG K3)
MGT SDM
SEJAHTERA
FAKTOR SAFE
PENYEBAB PROSES PRODUCTION
ANALISIS
ANALYSIS KECELAKAAN
1/18/2023 54
Pengendalian Risiko (Controlling Risk) bahaya listrik:
55
INDUSTRI
BISNIS
PLTA
PLTD RUMAH
PLTP
PLTG TRAFO
PLTU STEP DOWN SOSIAL/
PLTGU PUBLIK
GARDU GARDU
STEP-UP STEP DOWN
TRANSAKSI ENERGI
LISTRIK
TRANSMISI
TRANSAKSI ENERGI
LISTRIK
4. Komponen mekanisasi, misalnya : serandang peralatan, komponen pelengkap turbin, dan lain-lain.
Perencanaan sistem proteksi pada
instalasi listrik pembangkitan :
Jenis sistem proteksi pada sistem pembangkitan
Reverse power
Over current
Under voltage
Tegangan surja
Pembumian
Sistem
Peralatan
Petir
Persyaratan Administrasi K3
SDM
Mmemiliki Sertifikat Keahlian/Kompetensi
Lembaga
Memiliki dokumen pengesahan / perijinan
Penyusunan laporan hasil pemeriksaan
dokumen perencanaan :
Checklist
Rekomendasi (formulir laporan dan rekomendasi)
PEMBANGKITAN ENERGI LISTRIK
A. PROSES
1. Memakai Generator Sinkron 3 Fasa
2. Dihasilkan Tegangan Bolak-balik 3 fasa dengan
frekwensi 50 Hertz atau 60 Hertz
3. Generator diputar oleh Mesin Penggerak Mula
4. Mesin Penggerak Mula mengkonversi Energi
Primer dari Alam menjadi Energi Mekanik Pemutar
Generator
5. Macam-macam Energi Alam :
a. Tenaga Air
b. Bahan Bakar: Batu bara, gas, minyak
c. Uap dari bumi
d. Matahari
e. Angin
6. Macam Mesin Penggerak Mula :
a. Turbin Air
b. Turbin Uap
c. Mesin Diesel
d. Turbin Gas
e. Kincir Angin
7. Macam Pusat Listrik : PLTA, PLTU,
PLTD, PLTG, PLTGU, PLTP, PLTN,
PLTS, PLTB
8. Diagram
E.P = Energi Primer
E.P E.M E.L
P.M = Penggerak Mula
P.M G
G = Generator
E.L = Energi Listrik
B. PERMASALAHAN ENERGI PRIMER1
1. Tenaga Air :
- Tergantung musim
- Hutan di daerah Aliran Sungai perlu dilestarikan
- Bangunan Sipil (Bendungan) mahal
- Perlu daerah genangan air
2. Bahan Bakar :
- Batubara : Pengangkutan, penyimpanan,
pulverizing
- Bbm : Pengangkutan, penyimpanan
- Gas : Pengaliran, penyaringan dan
pengaturan tekanan
- Pencegahan Kebakaran
- Masalah Polusi
B. PERMASALAHAN ENERGI PRIMER2
3. Uap Bumi :
- Ilmu Geologi
- Teknik Pengeboran
- Pelestarian Hutan
- Kandungan belerang, menimbulkan polusi
4. Angin :
- Besarnya tidak konstan
- Energi relatif kecil
- Tidak menimbulkan polusi
5. Nuklir :
- Resiko Sinar Radioaktif
- Limbah Nuklir
C. INSTALASI DAN OPERASI1
PLTA :
Sebagian besar merupakan bangunan Sipil, bangunan air
Masalah Kavitasi
PLTU :
Instalasi bahan bakar
Ketel Uap (Boiler), Turbin Uap
Pengolah Air Ketel
Instalasi Air Pendingin
Instalasi Listrik : Untuk Power, Alat Bantu dan Kontrol
PLTD :
Instalasi Bbm atau Gas
Mesin Diesel dan Pendinginannya
C. INSTALASI DAN OPERASI2
PLTG :
Instalasi Bbm atau Gas
Teknologi suhu tinggi untuk Turbin Gas
Syarat Bbm dan resiko korosi tinggi
PLTGU :
Kombinasi PLTG dan PLTU
Efisiensi paling tinggi
PLTP :
Ketersediaan Uap
Kandungan belerang Uap
PLTN :
Bahan bakar U235 dan resiko Sinar Radioaktif
Operasi Reaktor Nuklir dan Turbin Uap
Pembuangan Limbah Nuklir
3. Masalah Utama dalam Pembangkitan Tenaga Listrik
Masalah teknis :
Penyediaan energi primer (air, BBM, batubara, gas, panas bumi,
dan lain-lain).
Penjernihan air pendingin (untuk pembangkit termal).
Masalah limbah, misalnya :
PLTU menghasilkan limbah yang mengandung gas sulfur dioksida
(SO2), karbon dioksida (CO2) dan nitrogen oksida (Nox).
PLTD dan PLTG menghasilkan limbah berupa minyak pelumas.
Masalah kebisingan (terutama PLTD dan pembangkit termal).
Masalah pengoperasian, yang pada umumnya harus beroperasi nonstop selama 24 jam
sepanjang tahun.
Pemeliharaan.
Gangguan dan kerusakan.
Pengembangan pembangkitan.
Perkembangan teknologi pembangkitan.
Lanjutan….
Bagian lain dari instalasi listrik generator adalah instalasi arus (medan)
penguat. Arus penguat ini didapat dari generator arus searah yang
umumnya terpasang satu poros dengan generator utama.
Hubungan listrik antara generator utama dengan generator arus
penguat (exciter) dilakukan melalui cincin geser dan pengatur tegangan
otomatis
Pengatur tegangan otomatis berfungsi mengatur besarnya arus medan magnet
agar besarnya tegangan generator utama konstan (stabil)
8. PERLENGKAPAN PEMBANGKIT LISTRIK
a. Instalasi sumber energi (energi primer, yaitu instalasi bahan bakar untuk
pembangkit thermal dan atau instalasi tenaga air).
b. Instalasi mesin penggerak generator listrik, yaitu instalasi yang berfungsi
sebagai pengubah energi primer menjadi energi mekanik sebagai penggerak
generator listrik.
c. Mesin penggerak generator listrik dapat berasal dari ketel uap beserta turbin
uap, mesin diesel, turbin gas, dan turbin air).
d. Instalasi pendingin, yaitu instalasi yang berfungsi mendinginkan instalasi mesin
penggerak yang menggunakan bahan bakar.
e. Instalasi listrik, yaitu instalasi yang secara garis besar terdiri dari :
- Instalasi tegangan tinggi (untuk menyalurkan/transmisi)
- Instalasi tegangan rendah (untuk penerangan dan peralatan
bantu).
9. Perlengkapan elektrik yang terdapat di pusat listrik
Di dalam PLTU :
a. Motor penggerak pompa pengisi air ketel
b. Motor penggerak pompa air pengdingin kondensor
c. Motor penggerak penggiling batubara
d. Motor penggerak kipas pengisap dan kipas penekan udara ketel
e. Motor penggerak sirkulasi minyak pelumas yang memberi
pelumasan ke bantalan-bantalan turbin dan bantalan generator
f. Motor penggerak penyemprot bahan bakar ke ruang bakar ketel
g. dll
Di dalam PLTD :
a. Motor penggerak pompa sirkulasi minyak pelumas untuk melumasi bantalan mesin diesel
dan bantalan generator
b. Motor penggerak pompa sirkulasi air pendingin mesin diesel
c. Motor penggerak compressor untuk mengisi udara tekan (pneumatic) bagi keperluan start
d. Motor start mesin diesel dalam hal mesin diesel di start dengan motor arus searah dengan
energy dari aki baterai.
Di dalam PLTA :
a. Motor penggerak katup by pass dari katup utama turbin (karena diinginkan agar PLTA dapat
start tanpa tegangan dari luar PLTA. Motornya harus motor searah yang mendapat energy dari
baterai.Setelah katup by pass membuka dan tekanan air didepan dan dibelakang katup utama
sudah sama, selanjutnya katup utama turbin dibuka dengan menggunakan tekanan air dari
pipa pesat.
b. Motor penggerak pompa sirkulasi minyak pelumas bagi bantalan turbin dan bantalan
generator.
12. Instalasi lain yang terdapat pada pusat listrik
Dalam PLTA dan PLTU yang kapasitasnya lebih besar dari PLTD diperlukan pengaturan daya yang
dibangkitkan melalui pengaturan katup air (turbin air) atau pengaturan katup uap (turbin uap) yang
membutuhkan gaya besar. Pengaturan dikomando oleh governor, tapi governor menghasilkan gaya
yang kecil. Untuk itu perlu diperkuat melalui amplifier mekanis. Amplifier mekanis ini dilakukan
melalui system hidrolik sehingga menghasilkan tekanan yang lebih tinggi.
13. Peralatan kontrol dan instrument (DCIS)
TURBIN TURBIN
TEKANAN TEKANAN
TEKANAN
TINGGI
SEDANG
TURBIN RENDAH
TURBIN
UAP
TURBIN
KONDENSOR
PEMBAKAR
GAS BEKAS
Bahan Bakar
Pengabut Gas
Udara Buang
Transition
Piece
Ruang Bakar Energi Listrik
Poros
Generator
Kompresor Turbin
Transition piece:
Tempat transisi / terjadinya perubahan.
1. Udara luar dihisap kompresor dan dimampatkan sehingga tekanannya mencapai kira kira 13
kg/cm2
2. Udara dari kompresor dialirkan ke ruang bakar dan dicampur dengan bahan bakar :
a. Apabila bahan bakar berupa gas maka langsung dapat dicampur dengan udara dari kompresor
kemudian dinyalakan.
b. Apabila bahan bakar berupa BBM maka BBM harus dikabutkan terlebih dulu melalui pengabut
(nozel). Kabut BBM kemudian dicampur dengan udara dari kompresor dan dinyalakan.
3. Gas hasil pembakaran dari ruang bakar kemudian melalui Transition Piece disemprotkan kepada
sudu-sudu turbin gas sehingga turbin gas berputar menghasilkan energi mekanik.
4. Energi mekanik dari turbin gas memutar generator dan menghasilkan tenaga listrik.
5. Gas hasil pembakaran yang telah memutar turbin gas kemudian dikeluarkan dari turbin gas sebagai
gas buang.
Masalah Operasional Unit PLTG
1. Start Unit PLTG dimulai dengan memutar
kompresor yang mempunyai poros yang sama
dengan turbin gas dan generator serta exciter.
a. Menggunakan mesin diesel yang dikopel secara
mekanis dengan poros kompresor. Dalam hal ini
unit PLTG dapat berfungsi sebagai unit Black Start.
b. Menggunakan motor listrik yang mengambil daya
dari sistem.
c. Menjadikan generator utama sebagai motor start.
Untuk ini generator utama di desain khusus,
dilengkapi dengan kumparan asinkron dan
dilengkapi dengan starter yang dapat mengatur
tegangan dan juga frekuensi
Masalah Operasional Unit PLTG
2. Masalah Bahan Bakar
a. Mesin turbin gas adalah mesin yang menggunakan teknologi
suhu tinggi, memerlukan lapisan logam khusus pada bagian
bagian yang bersentuhan dengan gas hasil pembakaran.
b. Suhu gas hasil pembakaran di ruang bakar bisa mencapai
1000 ºC sehingga ada resiko korosi suhu tinggi, yaitu
bereaksinya kandungan logam dalam BBM berupa sodium,
fanadium dan potasium dengan logam bagian-bagian
turbin gas yang bersentuhan dengan gas hasil pembakaran.
c. Untuk mencegah terjadinya korosi suhu tinggi tersebut dalam
butir b, maka BBM yang digunakan kandungan logamnya
tidak boleh melebihi 1 ppm.
d. BBM yang ada di pasaran Indonesia dan memenuhi syarat
butir c adalah high speed diesel oil (HSD), dipasaran sering
disebut sebagai minyak solar.
Masalah Operasional Unit PLTG
• Gas dan Uap Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)
merupakan kombinasi antara PLTG dan PLTU. Gas buang
PLTG bersuhu tinggi akan dimanfaatkan kembali sebagai
pemanas uap di ketel penghasil uap bertekanan tinggi.
• Ketel uap PLTU yang memanfaatkan gas buang PLTG dikenal
dengan sebutan Heat Recovery Steam Generator (HRSG).
Umumnya 1 blok PLTGU terdiri dari 3 unit PLTG, 3 unit HRSG
dan 1 unit PLTU. Daya listrik yang dihasilkan unit PLTU
sebesar 50% dari daya unit PLTG, karena daya turbin uap
unit PLTU tergantung dari banyaknya gas buang unit PLTG.
Dalam pengoperasian PLTGU, daya PLTG yang diatur dan
daya PLTU akan mengikuti saja.
Prinsip Kerja Unit PLTGU
G G G
Pr Pr Pr
TG TG TG
KU KU KU
GB GB GB
Uap HU
Air HA
Uap
Pr
P TU G
Air
Kd
P
Air Laut
Skema sebuah Blok PLTGU yang terdiri dari 3 Unit PLTG dan sebuah Unit PLTU
HU : Header Uap, Kd : Kondensor, Pr : Poros, HA : Header Air, G : Turbin Gas, TU : Turbin Uap,
KU : Ketel Uap, G : Generator, GB : Gas Buang, P : Pompa
Prinsip Kerja PLTGU
Elektrikal :
✓ Generator
✓ Transformer
✓ Gardu Induk
Mekanikal :
✓ Turbine
✓ Governor
Jawab :
P = k . η . H. q (kW)
= 9,8 x 0,95 x 125 m x 14 m3/dt
= 16.292,5 kW
Contoh soal 2 :
Apabila pada contoh soal No.1 diatas PLTA berbeban penuh selama
24 jam sehari, berapa :
a. banyak jumlah produksi kWh-nya
b. banyak pemakaian airnya
c. besar permukaan air yang diperlukan untuk memproduksi 1 MWh
Jawab :
a. Produksi kWh dalam satu hari (24 jam) = 16.292,5 kW x 24 jam
= 391.020 kWh
b. Pemakaian air dalam satu hari = 14 m3/dt x 3600 x 24
= 1.209.600 m3
c. Permukaan air yang diperlukan untuk memproduksi 1 MWh
1.209.600
= ————— X 1000 = 3.093,45 m3
391.020
Contoh soal 3 :
Flow rate (Q) = 240 m3/s
Head (H) = 300 m
Gravitasi (g) = 9,81
Effisiensi (η) = 0,8
Maka akan diperoleh daya yang terbangkitkan:
P=QxHxgxη
P = 240 x 300 x 9,81 x 0,8
P = 565.056 kW
P = 565 MW
Dalam proses konversi tenaga air menjadi energi listrik terdapat efisiensi, dimana efisiensi
ini dipengaruhi oleh efisiensi turbin, efisiensi generator dan efisiensi saluran. Jika
diasumsikan efisiensi turbin sebesar 90 %, efisiensi generator sebesar 90%, dan efisiensi
saluran 95%, maka dengan adanya ketiga faktor efisiensi ini, persamaan daya output diatas
menjadi:
P = (0,9)(0,9)(0,95) 9,8 Q h (kW)
Dengan menggunakan persamaan diatas, maka dapat dihitung daya output untuk PLTA,
jika digunakan debit rata-rata saluran dengan pembangkit beroperasi maksimum selama
270 hari dan 90 hari beropeasi seperti biasa, dimana selama 90 hari curah hujan paling
rendah dimana debit air saluran juga minimum.misal menggunakan debit bulan mei tahun
2007 = 5,21 m3/detik, sehingga menghasilkan daya output dari PLTA dengan head turbin
80 m sebesar :
P = (0,9) (0,9) (0.95) 9,8 x 5,21 x 80
= 7,5 x 5,21 x 80
= 3.126 kW
PLTP (Pembangkit Listrik Tenaga Panas bumi)
▪ Secara teoritis, mesin diesel 2 langkah dengan dimensi dan jumlah putaran per detik
yg sama dibandingkan dengan 4 langkah, dapat menghasilkan daya 2 kali lebih besar.
Hal ini karena pada mesin diesel 2 langkah terdapat 1 kali langkah tenaga untuk
setiap 2 langkah atau setiap 1 putaran. Sedangkan pada mesin diesel 4 langkah,
langkah tenaga terjadi 1 kali setiap 4 langkah atau setiap 2 putaran.
▪ Namun dalam prakteknya, angka 2 kali lebih besar untuk daya yg didapat pada mesin
diesel 2 langkah tidak tercapai (hanya sekitar 1,8 kali). Hal ini disebabkan karena
proses pembilasan ruang bakar silinder mesin diesel 2 langkah tidak sebersih pada
mesin diesel 4 langkah, sehingga proses pembakarannya tidak sesempurna seperti
pada mesin diesel 4 langkah.
▪ Karena proses pembakaran ini, maka efisiensi mesin diesel 2 Langkah tidak sebaik 4
langkah. Pemakaian bahan bakarnya lebih boros.
▪ Mesin diesel 2 langkah cocok digunakan untuk yg memerlukan penghematan
ruangan, seperti pada lokomotif atau pada kapal laut.
▪ Disebut mesin diesel 2 langkah karena dalam setiap langkahnya terjadi satu kali
langkah bertenaga dengan dorongan gas hasil pembakaran/ledakan
▪ Disebut mesin diesel 4 langkah karena dalam setiap 4 langkah terjadi satu kali
langkah bertenaga dengan dorongan gas hasil pembakaran/ledakan.
4.4. Pengaruh Jumlah Putaran
Daya keluaran dari poros mesin diesel 4-langkah dinyatakan oleh persamaan berikut :
n
P = S.A.I BMEP x ___________ x k [Daya kuda]
2 atau 1
di mana :
P = Daya yang keluar dari poros mesin Diesel [Daya Kuda]
S = Jumlah silinder
A = Luas permukaan torak [cm2 ]
I = Langkah torak [meter]
BMEP = Brake Mean Effective Pressure=Tekanan rata-rata [kg/cm2]
n = Jumlah putaran poros per detik [ppd]
2 = Pembagi n untuk mesin Diesel 4-langkah
1 = Pembagi n untuk mesin Diesel 2-langkah
k = Konstanta satuan = 1/75, mengingat bahwa 1 daya kuda = 75 kgm/detik.
BMEP = Nilai rata-rata dari tekanan gas pembakaran yang diukur pada poros mesin diesel melalui
sistem rem (brake) dari mesin diesel tersebut.
Contoh data teknis mesin diesel Anglo Belgian Company (ABC):
• Energi radiasi surya dpt dirubah menjadi arus listrik searah dengan
menggunakan lapisan2 tipis dari silikon (Si) murni atau bahan
semikondutor lainnya.
• Sel surya fotovoltaik merupakan suatu alat yg dpt merubah energi sinar
matahari secara langsung menjadi energi listrik.
• Pada azasnya sel tsb merupakan suatu dioda semi konduktor yang
bekerja menurut proses khusus yg dinamakan proses tak seimbang
(non equilibrium process) dan berlandaskan efek fotovoltaik.
Solar cell berfungsi sebagai pembangkit listrik dan merupakan suatu elemen aktif
yang dapat mengubah cahaya matahari menjadi energi listrik.
Sel surya yang pada umumnya mempunyai ketebalan minimum 0.3 mm terbuat
dari irisan bahan semi konduktor dengan kutup positip dan negatip, dimana
prinsip kerjanya dengan memanfaatkan efek foto voltaik (efek yang dapat
mengubah langsung cahaya matahari menjadi energi listrik.
Bentuk dan
susunan dari
solar cell
Blok Voltag
e limit
diagram untuk Kondis
solar power over i
charge voltag
plant battery e
battery
1 . M o n o c r ys t a l l i n e Pa n e l
Kelemahan :
Battery primer adalah perangkat sumber tenaga yang cara kerjanya mengubah
energi kimia menjadi listrik semata mata digunakan hanya sekali hingga habis
kemampuannya, contohnya battery sel kering.
Battery sekunder adalah perangkat sumber tenaga yang cara kerjanya mengubah
energi kimia menjadi listrik
(reaksi primer) dan dapat pula mengubah energi listrik menjadi kimia, dengan kata
lain dapat menyimpan energi listrik (reaksi sekunder), serta lazim disebut
accumulator atau disingkat menjadi accu / aki.
Inverter
E = 24 volt
+ - + -
12 Volt
each
solar
generator
Gambar bentuk
hubungan yang harus Sebanyak 12
hubungan paralel
dilakukan + - + -
12 Volt
each
solar
generator
10.12 battery
E = 24 volt
+ - + - + - + -
+ - + - + - + -
+ - + - + - + -
• Periksa pula seluruh hubungan mulai dari solar generator, regulator, battery, dan
inverter bila tersedia. Bila ada hubungan yang kurang baik atau kendur segera
diperbaiki atau kencangkan.
• Pastikan tegangan operasi dan kapasitas beban telah sesuai dengan tegangan dan
kapasitas solar power supply.
• Periksa apakah lampu indikator pada regulator ada yang hidup, bila ada lampu
indikator menyala merah kemungkinan battery dalam keadaan kosong. Dalam
kondisi demikian sebaiknya beban dimatikan dahulu agar battery mengalami
proses pengisian dan setelah lampu indikator merah padam beban dapat
dihidupkan.
10.14 SEL SURYA ( PHOTOVOLTAIC )
10.15 Susunan Solar Cell.
Aa = E / (Iav x ηm)
n = Aa / Acm
P = n x Pm
Dimana:
P = daya yang dibangkitkan oleh PLTS (W).
n = jumlah modul
Pm = daya maks sebuah modul (W)
E = Energi (Wh)
Iav = intensitas cahaya ratarata (W/m2)
ηm = efisiensi modul (%)
Aa = luas panel sel surya (m2)
Acm = luas efektif sebuah modul (m2).
10.17 Contoh :
N Jenis Waktu
O Beban Pengoperasian
Siang Malam
1 7 buah TL 10 W ,12 V 12 jam
2. 3 buah TL 40 W, 12 V 6 jam
3. 1 buah TV 35 W , 12 V 3 jam 6 jam
4. 1 buah pompa air 300 W, 12V 4 jam 2 jam
5. 1 buah radio tape 30 W, 12 V 4 jam 3 jam
Kebutuhan tersebut akan disuplai dari dengan menggunakan
modul Sel Surya Fotovoltaik (PLTS) dengan data sbb :
Luas efektif modul = 0,3376 m2
Daya maksimum modul = 18,7 W
Efisiensi modul = 10 %
Intensitas Cahaya rata rata = 4450 W/m2
Untuk kontinuitas pelayanan beban, cadangan energi
disediakan (ditambahkan) dalam baterai 25 % kebutuhan
energi keseluruhan.
Hitunglah :
a. Kebutuhan energi keseluruhan ..... dalam Wh
b. Luas panel sel surya .................. (m2)
c. Jumlah modul untuk panel surya ......... (buah)
d. Daya yang dibangkitkan oleh PLTS. ... (W)
Penyelesaian: