Anda di halaman 1dari 73

KECELAKAAN KERJA

DAN CARA
PENCEGAHANNYA
Oleh : FEBRY TALAKUA , ST., MPH

1
Difinisi

adalah :
Kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak
diduga /tiba-tiba yang dapat menimbulkan
korban manusia dan atau harta benda

2
KECELAKAAAN
KERJA

• KECELAKAAN INDUSTRI •KECELAKAAN DALAM


(an industrial accident) HUBUNGAN KERJA
(community accident)
• di tempat kerja • di luar tempat kerja
• karena bahaya kerja • dalam perjalanan kerja

UU No. 1/1970 UU No. 3/1992


( UU No.2/1951 dan PP
No.33/1977)

3
KECELAKAAAN
Merupakan suatu peristiwa yang
• tidak diduga dari semula
• tidak dikehendaki
• mengacaukan proses akivitas yang telah
ditentukan
• dapat menimbulkan kerugian
- korban manusia
- harta benda

4
ilustrasi

RUMAH SEKOLAHAN

KECELAKAAN

1. Kec. diluar hub. Kerja

2. Kec. dalam hub. Kerja

3. Kecelakaan kerja
Tempat kerja

5
DEFINISI INCIDENT
Suatu kejadian yang tidak
diinginkan, bilamana pada saat
itu sedikit saja ada perubahan
maka dapat mengakibatkan
terjadinya accident.

INCIDENT :
 MEMPUNYAI KATAGORI LEBIH LUAS DARI ACCIDENT
 SEMUA ACCIDENT ADALAH INCIDENT, TIDAK SEMUA
INCIDENTADALAH ACCIDENT

INDUSTRIAL ACCIDENT PREVENTION, McGraw –


Hill, NY,1980 6
“HAZARD”
Adalah sumber bahaya potensial yang
dapat menyebabkan
kecelakaan/kerusakan

Hazard dapat berupa :


bahan-bahan , bagian-bagian mesin,
 bentuk energi, metode kerja atau
situasi kerja.
7
“DANGER”
Merupakan tingkat bahaya dari
suatu kondisi bilamana
terjadi accident.
adalah suatu kondisi
sumber bahaya telah ter-identifikasi
dan telah dikendalikan
ke tingkat yang memadai
(Aman/safe)8
“RISK”
Resiko adalah ukuran kemungkinan
kerugian yang akan timbul dari
sumber bahaya (hazard) tertentu
yang terjadi.

9
AMAN / SELAMAT
Kondisi yang tidak ada kemungkinan malapetaka

TINDAKAN TAK AMAN


Suatu pelanggaran tehadap prosedur keselamatan yang
memberikan peluang terhadap terjadinya kecelakaan.

KONDISI TAK AMAN


Kondisi fisik atau keadaan yang berbahaya yang mungkin
dapat langsung mengakibatkan terjadinya kecelakaan.

10
 Physical Hazards
 Chemical Hazards
 Electrical Hazards
 Mechanical Hazards
 Physiological Hazards
 Biological Hazards
 Ergonomic

11
Jenis Potensi Bahaya
 Physical Hazards
 Meliputi penerangan, suhu udara, kelembaban, cepat

rambat udara, suara, vibrasi mekanis, radiasi, tekanan


udara dan lain-lain.
 Chemical Hazards
 Berupa gas, uap, debu, kabut, asap,awan, cairan dan

benda-benad padat.
 Electrical Hazards
 Semua potensi bahaya yang berhubungan dengan listrik

(pembebanan lebih, kebocoran isolasi dll)

12
Jenis Potensi Bahaya
 Mechanical Hazards
 Bahaya timbul dari konstruksi, mesin dan instalasi
 Physiological Hazards
 Bahaya yang timbul dari beban kerja, sikap dan cara kerja (cara
mengangkat dan mengankut yang salah, cara kerja yang mengakibatkan
hamburan debu dan serbuk logam, percikap api dan tumbahan bahan
berbahaya dan beracun serta memakai alat pelindung diri yang salah)
 Biological Hazards
 Bahaya dari jazad renik, serangga atau hewan lain ditempat
kerja, berbagai macam penyakit yang timbul seperti, infeksi,
alergi dan sengatan atau gigitan binatang yang menimbulkan
berbagai macam penyakit
 Ergonomic
 Gangguan yang bersifat faal karena beban kerja yang terlalu
berat, peralatan kerja yang tidak sesuai dan tidak serasi dengan
tenaga kerja, kecepatan ban berjalan yang tidak sesuai dengan
operator yang melayani

13
FAKTOR-FAKTOR ANCAMAN
RESIKO KECELAKAAN KERJA

TENAGA
KERJA

KESEHATAN KESELAMATAN
PROSES

BAHAN ALAT

LINGKUNGAN

14
Piramida kasus kecelakaan
1 Data yg
kec. fatal
dilaporkan
10
kec. ringan dan
30
Kerusakan alat tercatat

600
Nyaris Kecelakaan

10.000
Sumber bahaya
Prinsip dasar penerapan K3

Risk assessment Tindakan


identifikasi & Pengendalian
analisa potensi bahaya
bahaya

HAZARD CONTROL

16
ASPEK PENERAPAN K3

- Perencanaan
- Pemasangan
- commissioning
- pemakaian
- perawatan

PENGENDALIAN
• Administratif,
• Legalitas/perijinan,
• Standarisasi
• Sertifikasi

17
Identifikasi Bahaya
 Sebelum memulai suatu pekerjaan,harus dilakukan
Identifikasi Bahaya guna mengetahui potensi bahaya
dalam setiap pekerjaan.
 Identifikasi Bahaya dilakukan bersama pengawas
pekerjaan dan Safety Departement.
 Identifikasi Bahaya menggunakan teknik yang sudah
baku seperti Check List, JSA, JSO,What If, Hazops, dsb.
 Semua hasil identifikasi Bahaya harus
didokumentasikan dengan baik dan dijadikan sebagai
pedoman dalam melakukan setiap kegiatan.

18
Identifikasi dan analisis
Kerusakan
kecelakaan kerja
Korban jiwa

Cacat,
“ HAZARD” “Accident” cidera, Sakit

Peralatan Kerugian :
Mesin, •Harta benda
Instalasi •Citra

Bahan
Cara kerja,
Proses
Lingkungan
19
20
ANALYSIS KECELAKAAN

ANALISA KECELAKAAN, bertujuan


menemukan faktor penyebab utamanya
dan menentukan tindakan pencegahan
terjadinya peristiwa yang sama

21
2
2
GUNUNG ES - BIAYA KECELAKAAN

BIAYA KECELAKAAN DAN PENYAKIT


• Pengobatan/ Perawatan
• Gaji (Biaya Diasuransikan)
$1
• Kerusakan gangguan
• Kerusakan peralatan dan perkakas
• Kerusakan produk dan material

$5 HINGGA $50 •

Terlambat dan ganguan produksi
Biaya legal hukum
• Pengeluaran biaya untuk penyediaan
BIAYA DALAM PEMBUKUAN: fasilitas dan peralatan gawat darurat
KERUSAKAN PROPERTI • Sewa peralatan
(BIAYA YANG TAK • Waktu untuk penyelidikan
DIASURANSIKAN)
• Gaji terusdibayar untuk waktu yang hilang
$1 HINGGA $3 • Biaya pemakaian pekerja pengganti dan/
atau biaya melatih
BIAYA LAIN YANG • Upah lembur
TAK DIASURANSIKAN • Ekstra waktu untuk kerja administrasi
• Berkurangnya hasil produksi akibat dari
sikorban
• Hilangnya bisnis dan nama baik

23
The Three Basic Causes
Poor Management Safety Policy & Decisions
Personal Factors Basic Causes
Environmental Factors

Unsafe
UnsafeAct Indirect Causes Condition

Unplanned release of ACCIDENT


Energy and/or
Personal Injury
Hazardous material
Property Damage

24
Logika terjadinya kecelakaan
Setiap kejadian kecelakaan, ada hubungan
mata rantai sebab-akibat (Domino Squen)

BASIC
CAUSES INSIDENT
IMMIDIATE
CAUSES LOSSES

25
( H.W. HEINRICH, 1931)

ENVIRON
PERSON HAZARD ACCIDENT INJURY
MENT

SOCIAL
ENVIRON FAULT UNSAFE
MENT OF ACT /
PERSON UNSAFE
CONDITIO
N

26
( FRANK BIRD JR, 1970 )

Lack of
Control
ORIGIN SYMPTOM CONTACT Loss

BASIC IMMEDIATED
INCIDENT /
LACK OF INJURY /
CAUSES CAUSES ACCIDENT DAMAGE
CONTROL

27
( ILCI model - Bird & German, 1985 )

28
Kebakaran, ledakan dan
kejadian lain yang berbahaya
LEMAH KONTROL

SEBAB LANGSUNG
SEBAB DASAR

INSIDEN

KERUGIAN
HAZARD ACCIDENT

CONSEQUENCY
29
Korban manusia
A. -
-
Meninggal
Luka berat
Akibat - Luka ringan
kecelakaan
Kerugian Material (Rp…………)
- Bangunan
Loss - Peralatan/Mesin
- Bahan Baku
- Bahan setengah jadi
People - Bahan jadi
Property
Process Kerugian waktu kerja
(Profit)
……… jam kerja orang

30
1. Mesin produksi
B. 2. Penggerak mula dan pompa
3. Lift
Sumber 4. Pesawat angkat.
Kecelakaan 5. Converyor
6. Pesawat angkut
7 Alat transmisi mekanik (rantai, pulley, dll).
8 Perkakas kerja tangan
Incident
9. Pesawat uap dan bejana tekan
10. Peralatan listrik
Contact
11. Bahan kimia
With 12. Debu berbahaya
Energy or 13. Radiasi dan bahan radioaktif
Substance
14. Faktor lingkungan
15. Bahan mudah terbakar dan benda panas
16. Binatang
17. Permukaan lantai kerja
18. Lain-lain.

31
C. 1. Terbentur
Type 2. Terpukul
Kecelakaan 3. Tertangkap pada, dalam atau
diantara benda
4 Jatuh dari ketinggian yang
sama.
Incident 5. Jatuh dari ketinggian yang
berbeda.
6. Tergelincir.
Contact
With 7. Terpapar
Energy or 8. Penghisapan, penyerapan
Substance
9. Tersentuh aliran listrik.
10. Lain-lain.

32
D. 1. Pengamanan yang tidak sempurna
Kondisi 2 Peralatan/bahan yang tidak
berbahaya seharusnya
3. Kecacatan, ketidak sempurnaan
Immediate
4. Prosedur yang tidak aman
Causes 5. Penerangan tidak sempurna
6. Iklim kerja yang tidak aman
Substandard
Acts 7. Tekanan udara yang tidak aman
8. Getaran yang berbahaya
Substandard
Conditions
9. Pakaian, kelengkapan yang tidak
aman
10. Kejadian berbahayalainnya

33
E. 1. Melakukan pekerjaan tanpa wewenang,
2. Bekerja dengan kecepatan berbahaya.
Tindakan 3. Membuat alat pengaman tidak berfungsi
berbahaya 4 Memakai peralatan yang tidak aman,
tanpa peralatan.
5. Melakukan Proses dengan tidak aman
Immediate
Causes 6. Posisi atau sikap tubuh tidak aman
7. Bekerja pada objek yang berputar atau
Substandard berbahaya
Acts 8. Mengalihkan perhatian, mengganggu,
sembrono / berkelakar, mengagetkan
Substandard dan lain-lain.
Conditions 9. Melalaikan penggunaan alat pelindung
diri yang ditentukan.
10. Lain-lain.

34
LEMAHNYA SEBAB PENYEBAB INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG (Kontak)
PROGRAM
TAK SESUAI FAKTOR PERBUATAN <KEJADIAN> KECELAKAAN
PERORANGAN TAK AMAN KONTAK
ATAU
STANDAR & DENGAN
TAK SESUAI FAKTOR ENERGI KERUSAKAN
KONDISI
KERJA TAK AMAN ATAU YANG TAK
KEPATUHAN BAHAN/ ZAT
DIHARAPKAN
PELAKSANAAN

THE ILCI LOSS CAUSATION MODEL


Bird & German, 1985

35
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

KERUGIA
N

36
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

 STRUCK AGAINST  menabrak/bentur benda diam/bergerak


 STRUCK BY  terpukul/tabrak oleh benda bergerak
 FALL TO  jatuh dari tempat yang lebih tinggi
 FALL ON  jatuh di tempat yang datar
 CAUGHT IN  tusuk, jepit, cubit benda runcing
 CAUGHT ON  terjepit,tangkap,jebak diantara obyek besar
INSIDE

 CAUGHT BETWEEN  terpotong, hancur, remuk


 CONTACT WITH  listrik, kimia, radiasi, panas, dingin
N

 OVERSTRESS  terlalu berat, cepat, tinggi, besar


 EQUIPMENT FAILURE  kegagalan mesin, peralatan
 EVIRONMENTAL RELEASE  masalah pencemaran
37
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

 OPERASI TANPA OTORISASI  PELINDUNG/PEMBATAS TIDAK LAYAK


 GAGAL MEMPERINGATKAN  APD KURANG, TIDAK LAYAK
 GAGAL MENGAMANKAN  PERALATAN RUSAK
 KECEPATAN TIDAK LAYAK
 RUANG KERJA SEMPIT/TERBATAS
 MEMBUAT ALAT PENGAMAN
TIDAK BERFUNGSI  SISTEM PERINGATAN KURANG
 PAKAI ALAT RUSAK  BAHAYA KEBAKARAN
LANGSUNG

 PAKAI APD TIDAK LAYAK  KEBERSIHAN KERAPIAN KURANG


SEBAB

 PEMUATAN TIDAK LAYAK  KEBISINGAN


 PENEMPATAN TIDAK LAYAK
 TERPAPAR RADIASI
 MENGANGKAT TIDAK LAYAK
 POSISI TIDAK AMAN  TEMPERATUR EXTRIM
 SERVIS ALAT BEROPERASI  PENERANGAN TIDAK LAYAK
 BERCANDA, MAIN-MAIN  VENTILASI TIDAK LAYAK
 MABOK ALKOHOL, OBAT  LINGKUNGAN TIDAK AMAN
 GAGAL MENGIKUTI PROSEDUR
38
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

 KEMAMPUAN FISIK ATAU  PENGAWASAN / KEPEMIMPINAN


PHISIOLOGI TIDAK LAYAK SEBAB DASAR
 ENGINEERING
 KEMAMPUAN MENTAL TIDAK LAYAK  PENGADAAN (PURCHASING)
 STRESS FISIK ATAU PHISIOLOGI  KURANG PERALATAN
 STRESS MENTAL  MAINTENANCE
 KURANG PENGETAHUAN  STANDAR KERJA
 KURANG KEAHLIAN  SALAH PAKAI/SALAH
 MOTIVASI TIDAK LAYAK MENGGUNAKAN

39
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG

 PROGRAM TIDAK SESUAI


 STANDARD TIDAK SESUAI
 KEPATUHAN TERHADAP
CONTROL

STANDAR
LACK OF

40
STANDARISASI SISTEM
 APA YANG HARUS DIKERJAKAN ?
 DILAKUKAN BERAPA KALI ?
 KUALITAS APA YANG DIHARUSKAN ?
 SIAPA YANG MENGERJAKAN ?
 DIMANA DILAKUKAN ?
 KAPAN HARUS DISELESAIKAN ?
 DATA APA YANG DISIMPAN ?
 EVALUASI APA YANG DILAKUKAN ?

41
ACUAN STANDARISASI

1. UNDANG-UNDAN PEMERINTAH
RI. NO.01/ 1970 TENTANG K3
2. PERATURAN MENTERI TERKAIT
3. CODE OF PRACTICE / Kode
Praktek
4. COORPORATE GUIDELINES /
Pedoman Perusahaan
5. PERATURAN PERUSAHAAN

42
Pencegahan Kecelakaan

Adm
Procedure

Safety
Engineering Approach Human
Control Control

43
Merupakan dokumen tertulis sebagai
persyaratan untuk melaksanakan pekerjaan
yang berbahaya dengan memperhatikan
bahaya potensial yang ada serta langkah
pengendalian yang harus dilakukan

44
Tujuan:
1. Supaya pengawas unit kerja mengetahui pekerjaan tertentu
yang akan dilaksanakan di dalam lokasi yang menjadi
tanggungjawabnya.
• Pengawas dapat:
 Mengetahui jenis pekerjaan dan jumlah tenaga yang
akan terlibat dalam pekerjaan
 Melakukan pengendalian bahaya kerja
 Bila terjadi keadaan darurat dapat diambil langkah
tindakan dengan cepat

45
2. Agar setiap pekerja yang ditugaskan melakukan pekerjaan
berbahaya :
• benar-benar mengetahui risiko bahaya kerjanya
• Mengetahui prosedur kerja aman yang harus dilaksanakan
• Menggunakan perlatan yang aman dan sesuai dengan tipe
pekerjaan
• Menggunakan alat pelindungdiri dengan benar
3. Dengan surat ijin keselamatan kerja dapat dilakukan:
• Pemeriksaan terhadap lokasi, bahan, proses, instalasi dan
lingkungan kerja.
• Dapat menentukan kualifikasi tenaga kerja yang akan
melaksanakan pekerjaan

46
Tipe Ijin Keselamatan Kerja:
1. Ijin keselamatan kerja dingin
2. Ijin keselamatan kerja melakukan pekerjaan berbahaya
a) Ijin kerja menggunakan api
b) Ijin kerja diruang tertutup
c) Proses ijin pekerjaan berbahaya
3. Ijin keselamatan kerja pekerjaan penggalian

47
Ijin kerja panas adalah setiap pekerjaan yang menghasilkan potensi
sumber nyala api atau percikan bunga api, contoh:

a) Pengelasan atau pemotongan dengan las


b) Menyalakan api dengan menggunakan obor las
c) Penempaan yang panas
d) Melubangi dengan panas
e) Pengeboran dengan menggunakan peralatan listrik
f) Pemanasan pipa untuk pengetesan sambungan pengelasan
g) Menggerinda dengan menggunakan tenaga listrik
h) Semprotan pasir untuk pembersihan karat

48
Ijin keselamatan kerja menggunakan api/panas diperlukan untuk
pekerjaan didaerah yang mengandung bahan mudah terbakar dan
mudah meledak,
Contoh :
a) Instalasi pipa yang mengandung gas
b) Lokasi penyimpanan bahan mudah terbakar
c) Lokasi penyimpanan bahan bakar
d) Pusat pembangkit tenaga listrik
e) Lokasi sumur injeksi gas
f) Lokasi gas turbin
g) Lokasi menara pengeboran
h) Instalasi pabrik yang sedang operasi

49
JOB SAFETY ANALYSIS
(JSA)
ANALISIS PEKERJAAN YANG DILAKUKAN
SECARA BERATURAN SEBELUM PEKERJAAN
DIMULAI DAN HARUS TERBACA BERKAITAN
DENGAN RENCANA PEKERJAAN TERSEBUT.

Bertujuan mencari/menemukan adanya potensi


bahaya pada setiap tahapan/ rangkaian proses
pekerjaan dan berusaha untuk menghilangkannya.

50
Langkah-langkah :
• uraikan tahapan pekerjaan,
• identifikasi potensi bahaya yang
mungkin ada,
• tetapkan tindakan untuk
mengendalikan bahaya atau
menghilangkannya sama sekali

51
Contoh work sheet JSA
JOB SAFETY ANALYSIS
Jenis pekerjaan : Tanggal :
Unit/Seksi : AHLI K3 :
No tahapan pekerjaan potensi bahaya pengendalian
1
2
3
4
Tim JSA
No Nama Jabatan Tanda tangan

52
Syarat-syarat (Rekomendasi K-3)
Metoda pencegahan kecelakaan :
 Eliminasi
 Subtitusi
 Rekayasa
 Pengendalian administratif

Syarat tersebut harus mengacu prinsip sebagai berikut :


- Efektif dalam menghindari terjadinya kecelakaan.
- Dapat dilakukan atau dikerjakan.
- Biaya yang dikeluarkan seminimal mungkin ( Murah ).
- Tidak mengganggu proses produksi dan pemeliharaan

53
Bertujuan memperbaiki atau
meningkatkan mutu K3 melalui
pengamatan sikap dan cara seseorang
dalam melakukan pekerjaan

54
Job Safety observation (JSO) adalah
suatu metoda pengamatan suatu
pekerjaan untuk meningkatkan mutu
pelaksanaan keselamatan kerja.
Kegiatan ini biasanya dilakukan
sewaktu-waktu oleh para pengawas
tanpa sepengetahuan operator yang
diobservasi.

55
Pengamatan anak buah dalam
melaksanakan pekerjaan aspek K3

Meliputi :
• penilaian resiko bahaya
• penilaian cara kerja yang tidak
aman
• penilaian cara kerja yang aman,
• melakuan koreksi
• memberi penghargaan cara
kerja yang aman

56
Pencegahan Kecelakaan Kerja
1. Peraturan
2. Standardisasi
3. Pengawasan
4. Penelitan Teknik
5. Penelitian Medis
6. Penelitian Psikologis
7. Penelitian Statistik
8. Pendidikan
9. Pelatihan
10. Persuasi
11. Asuransi
12. Penerangan 1 s/d 11
Ref. Accident Preventions, ILO
57
Faktor Manusia
 Sangat dominan dilingkungan konstruksi.
 Pekerja Heterogen, Tingkat skill dan
edukasi berbeda, Pengetahuan tentang
keselamatan rendah.
 Perlu penanganan khusus

58
Pencegahan Faktor Manusia
 Pemilihan Tenaga Kerja
 Pelatihan sebelum mulai kerja
 Pembinaan dan pengawasan selama
kegiatan berlangsung

59
Faktor Teknis
 Berkaitan dengan kegiatan kerja Proyek
seperti penggunaan peralatan dan alat berat,
penggalian, pembangunan, pengangkutan
dsb.
 Disebabkan kondisi teknis dan metoda kerja
yang tidak memenuhi standar keselamatan
(substandards condition)

60
Perencanaan Kerja yang baik.
Pemeliharaan dan perawatan peralatan
Pengawasan dan pengujian peralatan
kerja
Penggunaan metoda dan teknik
konstruksi yang aman
Penerapan Sistim Manajemen Mutu

61
62
PRINSIP PENGENDALIAN BAHAYA

1. Eliminasi
2. Penggantian/Substitusi
3. Pemisahan/separation
 Pemisahan fisik
 Pemisahan waktu
 Pemisahan jarak
4. Ventilasi
5. Pengendalian administrasi
6. Perlengkapan perlindungan personil/
Personal Protective Equipment (PPE)

63
Risk Control Hierarchy
 Elimination - Modification to the process method or
material to eliminate the hazard completely. (100%)
 Substitution - replace the material, substance or process
with a less hazardous one. (75%)
 Separation - Isolating the hazard from persons by
safeguarding, or by space or time separation. (50%)
 Administration - Adjusting the time or conditions of risk
exposures (30%)
 Training - Improving skills therefore making tasks less
hazardous to persons involved. (20%)
 Personal protective equipment - using as the last resort,
appropriately designed and properly fitted equipment where
other controls are not practicable. (5%)
Remember the risk hierarchy is only a guide to the type of actions required.

64
 Eliminasi - Modifikasi ke metode proses atau
bahan untuk menghilangkan bahaya sepenuhnya. (100%)

 Pergantian - mengganti bahan, substansi atau proses


dengan yang kurang berbahaya. (75%)

 Pemisahan - Mengisolasi bahaya dari orang dengan


menjaga, atau dengan ruang atau pemisahan waktu. (50%)

 Administrasi - Menyesuaikan waktu atau kondisi risiko


eksposur (30%)

 Pelatihan - Meningkatkan keterampilan sehingga membuat tugas


lebih sedikit berbahaya bagi orang yang terlibat. (20%)

 Alat pelindung diri - gunakan sebagai pilihan terakhir,


peralatan yang dirancang dengan tepat dan dipasang dengan benar
di mana kontrol lain tidak praktis. (5%)
Kapan pengendalian bahaya dilakukan?

 SAAT PERANCANGAN PEKERJAAN DAN


FASILITAS KERJA
 SAAT PEMBUATAN PROSEDUR OPERASIONAL
 SAAT OPERASIONAL
 SAAT PEMBELIAN PERLENGKAPAN / PERALAT
AN KERJA.

66
Elimination
Mencari penyelesaian masalah pada sumbernya
Bila hazard dapat disingkirkan dari tempat kerja,
maka:
–Tidak akan terjadi cidera
–Tidak akan terjadi gangguan kesehatan
–Tidak akan terjadi kerusakan property
Contoh:
– Singkirkan hazard yg dapat menyebabkan orang
tersandung
–Buang bahan kimia yang tidak diperlukan
–Eliminasi proses-proses yang berbahaya

66
Substitution
 Apabila tidak memungkinkan mengeleminasi hazard, maka
lakukan substitusi dengan bahan, alat, atau proses yang
lebih kecil hazardnya
 Substitusi bahan kimia berbahaya dengan yang kurang
berbahaya
 Apabila substitusi dengan bahan yang lebih aman tidak
dapat diterapkan, kurangi kesempatan untuk kontak
 Rancang ulang peralatan, proses kerja atau tools
 Gunakan bantuan peralatan mekanik untuk meminimalkan
cidera karena manual handling
 Gunakan ventilasi untuk menghilangkan gas/ uap bahan
kimia
 Ubahlah ketinggian bangku kerja untuk mengurangi kerja
membungkuk
68
Isolation
 Lindungi pekerja dan masyarakat dari
potensi hazard dengan menjaga jarak
hazard jauh dari orang
 Cara-cara yang dapat dilakukan:
 Secara fisik : berikan pelindung pada hazard
berupa wadah, kontainer dll
 Buat konstruksi bangunan untuk membatasi
pekerja dan masyarakat

69
Engineering Controls

Merupakan pendekatan tradisional yang


melibatkan penggunaan peralatan mekanik
– Contoh: pelindung mesin, mechanical devices,
ventilator, merancang ulang peralatan

Kurang aman karena mudah dilepas dan


menjadi subjek interferensi/perantara

69
Administrative Controls
• Dapat meliputi sejumlah pendekatan-pendekatan:
• Pelatihan, rotasi job
• Pembatasan waktu terpapar hazard
• Pendidikan dan pelatihan bagaimana bekerja
secara aman
• Menetapkan prosedur kerja secara tertulis
• Merancang ulang job
• Menerapkan teknik manual handling yang aman

70
Personal Protective Equipment (PPE)
 Merupakan cara terakhir bilamana cara-cara lain
untuk meminimumkan resiko telah dilakukan tetapi
masih terdapat hazard tersisa yang signifikan
 Digunakan bila metode kerja lainnya yang ada
tidak praktis
 Penting untuk menjamin bahwa Alat Pelindung Diri
Perorangan memadai:
 Apakah sudah sesuai standard ?
 Apakah pelatihan pemakaiannya dipersyaratkan?
 Persyaratan pemeliharaannya, siapa yg bertanggung
jawab?

72
73

Anda mungkin juga menyukai