DAN CARA
PENCEGAHANNYA
Oleh : FEBRY TALAKUA , ST., MPH
1
Difinisi
adalah :
Kejadian yang tidak dikehendaki dan tidak
diduga /tiba-tiba yang dapat menimbulkan
korban manusia dan atau harta benda
2
KECELAKAAAN
KERJA
3
KECELAKAAAN
Merupakan suatu peristiwa yang
• tidak diduga dari semula
• tidak dikehendaki
• mengacaukan proses akivitas yang telah
ditentukan
• dapat menimbulkan kerugian
- korban manusia
- harta benda
4
ilustrasi
RUMAH SEKOLAHAN
KECELAKAAN
3. Kecelakaan kerja
Tempat kerja
5
DEFINISI INCIDENT
Suatu kejadian yang tidak
diinginkan, bilamana pada saat
itu sedikit saja ada perubahan
maka dapat mengakibatkan
terjadinya accident.
INCIDENT :
MEMPUNYAI KATAGORI LEBIH LUAS DARI ACCIDENT
SEMUA ACCIDENT ADALAH INCIDENT, TIDAK SEMUA
INCIDENTADALAH ACCIDENT
9
AMAN / SELAMAT
Kondisi yang tidak ada kemungkinan malapetaka
10
Physical Hazards
Chemical Hazards
Electrical Hazards
Mechanical Hazards
Physiological Hazards
Biological Hazards
Ergonomic
11
Jenis Potensi Bahaya
Physical Hazards
Meliputi penerangan, suhu udara, kelembaban, cepat
benda-benad padat.
Electrical Hazards
Semua potensi bahaya yang berhubungan dengan listrik
12
Jenis Potensi Bahaya
Mechanical Hazards
Bahaya timbul dari konstruksi, mesin dan instalasi
Physiological Hazards
Bahaya yang timbul dari beban kerja, sikap dan cara kerja (cara
mengangkat dan mengankut yang salah, cara kerja yang mengakibatkan
hamburan debu dan serbuk logam, percikap api dan tumbahan bahan
berbahaya dan beracun serta memakai alat pelindung diri yang salah)
Biological Hazards
Bahaya dari jazad renik, serangga atau hewan lain ditempat
kerja, berbagai macam penyakit yang timbul seperti, infeksi,
alergi dan sengatan atau gigitan binatang yang menimbulkan
berbagai macam penyakit
Ergonomic
Gangguan yang bersifat faal karena beban kerja yang terlalu
berat, peralatan kerja yang tidak sesuai dan tidak serasi dengan
tenaga kerja, kecepatan ban berjalan yang tidak sesuai dengan
operator yang melayani
13
FAKTOR-FAKTOR ANCAMAN
RESIKO KECELAKAAN KERJA
TENAGA
KERJA
KESEHATAN KESELAMATAN
PROSES
BAHAN ALAT
LINGKUNGAN
14
Piramida kasus kecelakaan
1 Data yg
kec. fatal
dilaporkan
10
kec. ringan dan
30
Kerusakan alat tercatat
600
Nyaris Kecelakaan
10.000
Sumber bahaya
Prinsip dasar penerapan K3
HAZARD CONTROL
16
ASPEK PENERAPAN K3
- Perencanaan
- Pemasangan
- commissioning
- pemakaian
- perawatan
PENGENDALIAN
• Administratif,
• Legalitas/perijinan,
• Standarisasi
• Sertifikasi
17
Identifikasi Bahaya
Sebelum memulai suatu pekerjaan,harus dilakukan
Identifikasi Bahaya guna mengetahui potensi bahaya
dalam setiap pekerjaan.
Identifikasi Bahaya dilakukan bersama pengawas
pekerjaan dan Safety Departement.
Identifikasi Bahaya menggunakan teknik yang sudah
baku seperti Check List, JSA, JSO,What If, Hazops, dsb.
Semua hasil identifikasi Bahaya harus
didokumentasikan dengan baik dan dijadikan sebagai
pedoman dalam melakukan setiap kegiatan.
18
Identifikasi dan analisis
Kerusakan
kecelakaan kerja
Korban jiwa
Cacat,
“ HAZARD” “Accident” cidera, Sakit
Peralatan Kerugian :
Mesin, •Harta benda
Instalasi •Citra
Bahan
Cara kerja,
Proses
Lingkungan
19
20
ANALYSIS KECELAKAAN
21
2
2
GUNUNG ES - BIAYA KECELAKAAN
$5 HINGGA $50 •
•
Terlambat dan ganguan produksi
Biaya legal hukum
• Pengeluaran biaya untuk penyediaan
BIAYA DALAM PEMBUKUAN: fasilitas dan peralatan gawat darurat
KERUSAKAN PROPERTI • Sewa peralatan
(BIAYA YANG TAK • Waktu untuk penyelidikan
DIASURANSIKAN)
• Gaji terusdibayar untuk waktu yang hilang
$1 HINGGA $3 • Biaya pemakaian pekerja pengganti dan/
atau biaya melatih
BIAYA LAIN YANG • Upah lembur
TAK DIASURANSIKAN • Ekstra waktu untuk kerja administrasi
• Berkurangnya hasil produksi akibat dari
sikorban
• Hilangnya bisnis dan nama baik
23
The Three Basic Causes
Poor Management Safety Policy & Decisions
Personal Factors Basic Causes
Environmental Factors
Unsafe
UnsafeAct Indirect Causes Condition
24
Logika terjadinya kecelakaan
Setiap kejadian kecelakaan, ada hubungan
mata rantai sebab-akibat (Domino Squen)
BASIC
CAUSES INSIDENT
IMMIDIATE
CAUSES LOSSES
25
( H.W. HEINRICH, 1931)
ENVIRON
PERSON HAZARD ACCIDENT INJURY
MENT
SOCIAL
ENVIRON FAULT UNSAFE
MENT OF ACT /
PERSON UNSAFE
CONDITIO
N
26
( FRANK BIRD JR, 1970 )
Lack of
Control
ORIGIN SYMPTOM CONTACT Loss
BASIC IMMEDIATED
INCIDENT /
LACK OF INJURY /
CAUSES CAUSES ACCIDENT DAMAGE
CONTROL
27
( ILCI model - Bird & German, 1985 )
28
Kebakaran, ledakan dan
kejadian lain yang berbahaya
LEMAH KONTROL
SEBAB LANGSUNG
SEBAB DASAR
INSIDEN
KERUGIAN
HAZARD ACCIDENT
CONSEQUENCY
29
Korban manusia
A. -
-
Meninggal
Luka berat
Akibat - Luka ringan
kecelakaan
Kerugian Material (Rp…………)
- Bangunan
Loss - Peralatan/Mesin
- Bahan Baku
- Bahan setengah jadi
People - Bahan jadi
Property
Process Kerugian waktu kerja
(Profit)
……… jam kerja orang
30
1. Mesin produksi
B. 2. Penggerak mula dan pompa
3. Lift
Sumber 4. Pesawat angkat.
Kecelakaan 5. Converyor
6. Pesawat angkut
7 Alat transmisi mekanik (rantai, pulley, dll).
8 Perkakas kerja tangan
Incident
9. Pesawat uap dan bejana tekan
10. Peralatan listrik
Contact
11. Bahan kimia
With 12. Debu berbahaya
Energy or 13. Radiasi dan bahan radioaktif
Substance
14. Faktor lingkungan
15. Bahan mudah terbakar dan benda panas
16. Binatang
17. Permukaan lantai kerja
18. Lain-lain.
31
C. 1. Terbentur
Type 2. Terpukul
Kecelakaan 3. Tertangkap pada, dalam atau
diantara benda
4 Jatuh dari ketinggian yang
sama.
Incident 5. Jatuh dari ketinggian yang
berbeda.
6. Tergelincir.
Contact
With 7. Terpapar
Energy or 8. Penghisapan, penyerapan
Substance
9. Tersentuh aliran listrik.
10. Lain-lain.
32
D. 1. Pengamanan yang tidak sempurna
Kondisi 2 Peralatan/bahan yang tidak
berbahaya seharusnya
3. Kecacatan, ketidak sempurnaan
Immediate
4. Prosedur yang tidak aman
Causes 5. Penerangan tidak sempurna
6. Iklim kerja yang tidak aman
Substandard
Acts 7. Tekanan udara yang tidak aman
8. Getaran yang berbahaya
Substandard
Conditions
9. Pakaian, kelengkapan yang tidak
aman
10. Kejadian berbahayalainnya
33
E. 1. Melakukan pekerjaan tanpa wewenang,
2. Bekerja dengan kecepatan berbahaya.
Tindakan 3. Membuat alat pengaman tidak berfungsi
berbahaya 4 Memakai peralatan yang tidak aman,
tanpa peralatan.
5. Melakukan Proses dengan tidak aman
Immediate
Causes 6. Posisi atau sikap tubuh tidak aman
7. Bekerja pada objek yang berputar atau
Substandard berbahaya
Acts 8. Mengalihkan perhatian, mengganggu,
sembrono / berkelakar, mengagetkan
Substandard dan lain-lain.
Conditions 9. Melalaikan penggunaan alat pelindung
diri yang ditentukan.
10. Lain-lain.
34
LEMAHNYA SEBAB PENYEBAB INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG (Kontak)
PROGRAM
TAK SESUAI FAKTOR PERBUATAN <KEJADIAN> KECELAKAAN
PERORANGAN TAK AMAN KONTAK
ATAU
STANDAR & DENGAN
TAK SESUAI FAKTOR ENERGI KERUSAKAN
KONDISI
KERJA TAK AMAN ATAU YANG TAK
KEPATUHAN BAHAN/ ZAT
DIHARAPKAN
PELAKSANAAN
35
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG
KERUGIA
N
36
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG
39
LEMAHNYA PENYEBAB PENYEBAB
INSIDEN KERUGIAN
KONTROL DASAR LANGSUNG
STANDAR
LACK OF
40
STANDARISASI SISTEM
APA YANG HARUS DIKERJAKAN ?
DILAKUKAN BERAPA KALI ?
KUALITAS APA YANG DIHARUSKAN ?
SIAPA YANG MENGERJAKAN ?
DIMANA DILAKUKAN ?
KAPAN HARUS DISELESAIKAN ?
DATA APA YANG DISIMPAN ?
EVALUASI APA YANG DILAKUKAN ?
41
ACUAN STANDARISASI
1. UNDANG-UNDAN PEMERINTAH
RI. NO.01/ 1970 TENTANG K3
2. PERATURAN MENTERI TERKAIT
3. CODE OF PRACTICE / Kode
Praktek
4. COORPORATE GUIDELINES /
Pedoman Perusahaan
5. PERATURAN PERUSAHAAN
42
Pencegahan Kecelakaan
Adm
Procedure
Safety
Engineering Approach Human
Control Control
43
Merupakan dokumen tertulis sebagai
persyaratan untuk melaksanakan pekerjaan
yang berbahaya dengan memperhatikan
bahaya potensial yang ada serta langkah
pengendalian yang harus dilakukan
44
Tujuan:
1. Supaya pengawas unit kerja mengetahui pekerjaan tertentu
yang akan dilaksanakan di dalam lokasi yang menjadi
tanggungjawabnya.
• Pengawas dapat:
Mengetahui jenis pekerjaan dan jumlah tenaga yang
akan terlibat dalam pekerjaan
Melakukan pengendalian bahaya kerja
Bila terjadi keadaan darurat dapat diambil langkah
tindakan dengan cepat
45
2. Agar setiap pekerja yang ditugaskan melakukan pekerjaan
berbahaya :
• benar-benar mengetahui risiko bahaya kerjanya
• Mengetahui prosedur kerja aman yang harus dilaksanakan
• Menggunakan perlatan yang aman dan sesuai dengan tipe
pekerjaan
• Menggunakan alat pelindungdiri dengan benar
3. Dengan surat ijin keselamatan kerja dapat dilakukan:
• Pemeriksaan terhadap lokasi, bahan, proses, instalasi dan
lingkungan kerja.
• Dapat menentukan kualifikasi tenaga kerja yang akan
melaksanakan pekerjaan
46
Tipe Ijin Keselamatan Kerja:
1. Ijin keselamatan kerja dingin
2. Ijin keselamatan kerja melakukan pekerjaan berbahaya
a) Ijin kerja menggunakan api
b) Ijin kerja diruang tertutup
c) Proses ijin pekerjaan berbahaya
3. Ijin keselamatan kerja pekerjaan penggalian
47
Ijin kerja panas adalah setiap pekerjaan yang menghasilkan potensi
sumber nyala api atau percikan bunga api, contoh:
48
Ijin keselamatan kerja menggunakan api/panas diperlukan untuk
pekerjaan didaerah yang mengandung bahan mudah terbakar dan
mudah meledak,
Contoh :
a) Instalasi pipa yang mengandung gas
b) Lokasi penyimpanan bahan mudah terbakar
c) Lokasi penyimpanan bahan bakar
d) Pusat pembangkit tenaga listrik
e) Lokasi sumur injeksi gas
f) Lokasi gas turbin
g) Lokasi menara pengeboran
h) Instalasi pabrik yang sedang operasi
49
JOB SAFETY ANALYSIS
(JSA)
ANALISIS PEKERJAAN YANG DILAKUKAN
SECARA BERATURAN SEBELUM PEKERJAAN
DIMULAI DAN HARUS TERBACA BERKAITAN
DENGAN RENCANA PEKERJAAN TERSEBUT.
50
Langkah-langkah :
• uraikan tahapan pekerjaan,
• identifikasi potensi bahaya yang
mungkin ada,
• tetapkan tindakan untuk
mengendalikan bahaya atau
menghilangkannya sama sekali
51
Contoh work sheet JSA
JOB SAFETY ANALYSIS
Jenis pekerjaan : Tanggal :
Unit/Seksi : AHLI K3 :
No tahapan pekerjaan potensi bahaya pengendalian
1
2
3
4
Tim JSA
No Nama Jabatan Tanda tangan
52
Syarat-syarat (Rekomendasi K-3)
Metoda pencegahan kecelakaan :
Eliminasi
Subtitusi
Rekayasa
Pengendalian administratif
53
Bertujuan memperbaiki atau
meningkatkan mutu K3 melalui
pengamatan sikap dan cara seseorang
dalam melakukan pekerjaan
54
Job Safety observation (JSO) adalah
suatu metoda pengamatan suatu
pekerjaan untuk meningkatkan mutu
pelaksanaan keselamatan kerja.
Kegiatan ini biasanya dilakukan
sewaktu-waktu oleh para pengawas
tanpa sepengetahuan operator yang
diobservasi.
55
Pengamatan anak buah dalam
melaksanakan pekerjaan aspek K3
Meliputi :
• penilaian resiko bahaya
• penilaian cara kerja yang tidak
aman
• penilaian cara kerja yang aman,
• melakuan koreksi
• memberi penghargaan cara
kerja yang aman
56
Pencegahan Kecelakaan Kerja
1. Peraturan
2. Standardisasi
3. Pengawasan
4. Penelitan Teknik
5. Penelitian Medis
6. Penelitian Psikologis
7. Penelitian Statistik
8. Pendidikan
9. Pelatihan
10. Persuasi
11. Asuransi
12. Penerangan 1 s/d 11
Ref. Accident Preventions, ILO
57
Faktor Manusia
Sangat dominan dilingkungan konstruksi.
Pekerja Heterogen, Tingkat skill dan
edukasi berbeda, Pengetahuan tentang
keselamatan rendah.
Perlu penanganan khusus
58
Pencegahan Faktor Manusia
Pemilihan Tenaga Kerja
Pelatihan sebelum mulai kerja
Pembinaan dan pengawasan selama
kegiatan berlangsung
59
Faktor Teknis
Berkaitan dengan kegiatan kerja Proyek
seperti penggunaan peralatan dan alat berat,
penggalian, pembangunan, pengangkutan
dsb.
Disebabkan kondisi teknis dan metoda kerja
yang tidak memenuhi standar keselamatan
(substandards condition)
60
Perencanaan Kerja yang baik.
Pemeliharaan dan perawatan peralatan
Pengawasan dan pengujian peralatan
kerja
Penggunaan metoda dan teknik
konstruksi yang aman
Penerapan Sistim Manajemen Mutu
61
62
PRINSIP PENGENDALIAN BAHAYA
1. Eliminasi
2. Penggantian/Substitusi
3. Pemisahan/separation
Pemisahan fisik
Pemisahan waktu
Pemisahan jarak
4. Ventilasi
5. Pengendalian administrasi
6. Perlengkapan perlindungan personil/
Personal Protective Equipment (PPE)
63
Risk Control Hierarchy
Elimination - Modification to the process method or
material to eliminate the hazard completely. (100%)
Substitution - replace the material, substance or process
with a less hazardous one. (75%)
Separation - Isolating the hazard from persons by
safeguarding, or by space or time separation. (50%)
Administration - Adjusting the time or conditions of risk
exposures (30%)
Training - Improving skills therefore making tasks less
hazardous to persons involved. (20%)
Personal protective equipment - using as the last resort,
appropriately designed and properly fitted equipment where
other controls are not practicable. (5%)
Remember the risk hierarchy is only a guide to the type of actions required.
64
Eliminasi - Modifikasi ke metode proses atau
bahan untuk menghilangkan bahaya sepenuhnya. (100%)
66
Elimination
Mencari penyelesaian masalah pada sumbernya
Bila hazard dapat disingkirkan dari tempat kerja,
maka:
–Tidak akan terjadi cidera
–Tidak akan terjadi gangguan kesehatan
–Tidak akan terjadi kerusakan property
Contoh:
– Singkirkan hazard yg dapat menyebabkan orang
tersandung
–Buang bahan kimia yang tidak diperlukan
–Eliminasi proses-proses yang berbahaya
66
Substitution
Apabila tidak memungkinkan mengeleminasi hazard, maka
lakukan substitusi dengan bahan, alat, atau proses yang
lebih kecil hazardnya
Substitusi bahan kimia berbahaya dengan yang kurang
berbahaya
Apabila substitusi dengan bahan yang lebih aman tidak
dapat diterapkan, kurangi kesempatan untuk kontak
Rancang ulang peralatan, proses kerja atau tools
Gunakan bantuan peralatan mekanik untuk meminimalkan
cidera karena manual handling
Gunakan ventilasi untuk menghilangkan gas/ uap bahan
kimia
Ubahlah ketinggian bangku kerja untuk mengurangi kerja
membungkuk
68
Isolation
Lindungi pekerja dan masyarakat dari
potensi hazard dengan menjaga jarak
hazard jauh dari orang
Cara-cara yang dapat dilakukan:
Secara fisik : berikan pelindung pada hazard
berupa wadah, kontainer dll
Buat konstruksi bangunan untuk membatasi
pekerja dan masyarakat
69
Engineering Controls
69
Administrative Controls
• Dapat meliputi sejumlah pendekatan-pendekatan:
• Pelatihan, rotasi job
• Pembatasan waktu terpapar hazard
• Pendidikan dan pelatihan bagaimana bekerja
secara aman
• Menetapkan prosedur kerja secara tertulis
• Merancang ulang job
• Menerapkan teknik manual handling yang aman
70
Personal Protective Equipment (PPE)
Merupakan cara terakhir bilamana cara-cara lain
untuk meminimumkan resiko telah dilakukan tetapi
masih terdapat hazard tersisa yang signifikan
Digunakan bila metode kerja lainnya yang ada
tidak praktis
Penting untuk menjamin bahwa Alat Pelindung Diri
Perorangan memadai:
Apakah sudah sesuai standard ?
Apakah pelatihan pemakaiannya dipersyaratkan?
Persyaratan pemeliharaannya, siapa yg bertanggung
jawab?
72
73