0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
135 tayangan47 halaman
Dokumen tersebut membahas tentang Alat Pelindung Diri (APD) yang merupakan perlindungan penting bagi tenaga kerja. Dokumen menjelaskan berbagai jenis APD seperti alat pelindung kepala, wajah, telinga, pernafasan, tangan, kaki, dan pakaian pelindung. Dokumen juga menjelaskan prinsip-prinsip penting dalam memilih dan menggunakan APD sesuai dengan bahaya yang dihadapi di tempat kerja.
Deskripsi Asli:
g. Bahan Ajar Materi Alat Pelindung Diri ( Apd ) ( Pertemuan 6 )
Judul Asli
g. Bahan Ajar Materi Alat Pelindung Diri ( Apd ) ( Pertemuan 6 )
Dokumen tersebut membahas tentang Alat Pelindung Diri (APD) yang merupakan perlindungan penting bagi tenaga kerja. Dokumen menjelaskan berbagai jenis APD seperti alat pelindung kepala, wajah, telinga, pernafasan, tangan, kaki, dan pakaian pelindung. Dokumen juga menjelaskan prinsip-prinsip penting dalam memilih dan menggunakan APD sesuai dengan bahaya yang dihadapi di tempat kerja.
Dokumen tersebut membahas tentang Alat Pelindung Diri (APD) yang merupakan perlindungan penting bagi tenaga kerja. Dokumen menjelaskan berbagai jenis APD seperti alat pelindung kepala, wajah, telinga, pernafasan, tangan, kaki, dan pakaian pelindung. Dokumen juga menjelaskan prinsip-prinsip penting dalam memilih dan menggunakan APD sesuai dengan bahaya yang dihadapi di tempat kerja.
oleh : Febry Talakua, ST., MPH I. KEGIATAN K3 SECARA UMUM
• Keselamatan dan kesehatan kerja serta
kesejahteraan adalah merupakan Hak Asasi Manusia seperti yang diamanatkan Undang-undang Dasar 1945 pasal 27ayat 2, dan amanat tersebut diperkuat lagi dengan adanya Undang undang Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
• Lambang dan Makna K3 telah diatur dalam
Keputusan Menteri Tenaga kerja Republik Indonesia No. KEP. 1135/MEN/1987 tentang Bendera Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Gambar . Lambang K3 Umum Bentuk lambang K3 pada gambar yang terdiri dari : palang dilingkari roda bergigi sebelas berwarna hijau di atas dasar putih, dengan logo bertuliskan “Utamakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja”, mempunyai makna sebagai berikut: • PALANG : bebas dari kecelakaan dan sakit akibat kerja; • RODA GIGI: bekerja dengan kesegaran jasmani dan rohani • WARNA PUTIH : bersih, suci; • WARNA HIJAU : selamat, sehat dan sejahtera; • SEBELAS GERIGI RODA : 11 Bab dalam Undang- Undang No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja • Dalam perkembangannya, sejak era tahun 1990-an, K3 masuk dalam sebuah siklus Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, dan perlu dipahami juga bahwa di dalam upaya “pencegahan” didalamnya termasuk 2 (dua) hal berikut: 1. Kesiagaan dan Tanggap Darurat. 2. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K). 1. Kesiagaan dan Tanggap Darurat • Kesiagaan dan tanggap akan keadaan darurat merupakan upaya meminimalisasi jumlah dan tingkat keparahan korban apabila keadaan darurat “benar terjadi”, baik terhadap manajemen dan pekerja serta tamu atau pengunjung. • Kesiagaan dan Tanggap Darurat juga melibatkan pihak diluar perusahaan, seperti Rumah Sakit, Badan SAR, Pemadam Kebakaran, Kepolisian dan lain sebagainya. • Keadaan Darurat termasuk ketetapan mengenai keadaan apa saja yang dianggap darurat beserta upaya pencegahannya, seperti ; kebakaran, gempa bumi, banjir, kecelakaan dalam jumlah besar, ancaman bom, amuk massa dan huru hara/kerusuhan. Semua pihak yang terlibat disiagakan dan dilatih sampai semua pelaku tanggap terhadap keadaan darurat. 2. Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (P3K)
P3K lebih ditujukan pada arti “tindakan pertama”
dalam kegiatan Pertolongan terhadap kecelakaan dengan batas waktu yang sangat terbatas, dengan upaya selanjutnya diserahkan kepada pihak medis (Unit Kesehatan atau Rumah Sakit) yang mempunyai fasilitas lengkap. Pelaksanaan P3K berupa tindakan yang harus dilakukan segera, yang bertujuan :
• Untuk mengupayakan penyelamatan hidup;
• Untuk pencegahan cacat dan menghindari kondisi korban memburuk; • Untuk mengurangi penderitaan korban; dan • Untuk mencegah pengotoran luka dan penderitaan lebih lanjut. Setelah memberikan P3K, secepat mungkin mengirim korban ke petugas kesehatan setempat (Poliklinik atau Rumah Sakit). II .ALAT PELINDUNG DIRI (APD)
Dalam suatu kegiatan industri, paparan dan
resiko bahaya yang ada di tempat kerja tidak selalu dapat dihindari.
Usaha dan pencegahan terhadap
kemungkinan penyakit akibat kerja dan kecelakaan kerja harus senantiasa diupayakan, sehingga pilihan untuk melengkapi tenaga kerja dengan alat pelindung diri ( APD ) menjadi suatu keharusan Hal ini sesuai dengan undang – undang No.1 tahun 1970 tentang keselamat kerja, khususnya pada pasal 9, 12, 14 yang mengatur penyedian dan penggunaan APD di tempat kerja, baik bagi perusahaan maupun bagi tenaga kerja.
Alat Pelindung Diri ( ADP) adalah
seperangkat alat yang digunakan tenaga kerja untuk merlindungi sebagian atau seluruh tubuhnya dari adanya potensi bahaya/ kecelakaan kerja. Salah satu peraturan perundangan yang menyangkut APD adalah UUD No .1 Tahun 1970 tentang Kelesamatan Kerja ,antara lain Mengenai :
1. Kewajiban pengurus untuk menunjukan dan
menjelaskan kepada setiap tenaga kerja tentang ; semua pengaman dan alat alat pelindung diri yang diharuskan di tempat kerja.
2. Kewajiban memasuki tempat kerja untuk wajib
mentaati semua petunjuk keselamatan dan memakai alat pelindung diri yang diwajibkan
3. Kewajiban pengurus untuk menyediakan secara
Cuma – Cuma semua alat pelindung diri yang diwajibkan pada tenaga kerja. Langkah – langkah yang penting diperhatikan sebelum menentukan APD yang akan digunakan adalah :
1. Inventarisasai potensi bahaya yang
dapat terjadi
2. Mementukan jumlah APD yang
disediakan
3. Memilih kwalitas atau mutu dari APD
yang akan digunakan Alat pelindung diri yang telah dipilih hendaknya memenuhi ketentuan – ketentuan sebagai berikut :
• Dapat memberikan perlindungan terhadap bahaya
• Berbobot ringan • Dapat dipakaui secara flexibel ( tidak membedakan jenis kelamin ) • Tidak menimbukan bahaya tambahan • Tidak mudah rusak • Memenuhi kertentuan dari standar yang ada • Pemeliharaan dan penggantian suku cadangnya mudah • Tidak membatasi gerak • Bentuknya cukup menarik. Alat Pelindung Diri yang disingkat dengan APD, meliputi pakaian dan alat pelindung yang dipakai guna melindungi diri pekerja dan orang lain (tamu) yang berada disekitarnya.
Alat tersebut untuk melindungi diri dari bahaya bahan,
proses kerja, mesin/alat, instalasi dan lingkungan sehingga dapat mencegah dan meminimalkan risiko kecelakaan dan penyakit. Kita ketahui bahwa disamping APD, terdapat berbagai upaya untuk menanggulangi bahaya- bahaya yang terdapat di lingkungan kerja, secara berurutan yaitu: 1.Pengendalian secara teknis (Engineering Control); 2.Pengendalian secara administratif (Administrative Control); 3.Pemakaian alat-alat pelindung diri (Personal Protective Equipment).
(Merupakan langkah terakhir pengendalian jika
pengendalian secara tenis dan administratif ternyata belum maksimal). A. Jenis-Jenis APD Berbagai macam Alat Pelindung Diri adalah sebagai berikut: 1. Alat pelindung kepala; 2. Alat pelindung wajah/mata; 3. Alat pelindung telinga; 4. Alat pelindung pernafasan; 5. Alat pelindung tangan; 6. Alat pelindung kaki; 7. Pakaian pelindung; 8. Sabuk dan tali pengaman. 1. Alat Pelindung Kepala (Safety Helmet)
• Tujuan dari penggunaan alat pelindung kepala
adalah untuk mencegah: 1. Rambut pekerja terjerat oleh mesin yang berputar; 2. Bahaya terbentur oleh benda tajam atau benda keras yang dapat menyebabkan luka gores, terpotong atau tertusuk; 3. Bahaya kejatuhan benda-benda atau terpukul oleh benda-benda 4. yang melayang atau meluncur dari udara; 5. Bahaya panas radiasi, api dan percikan bahan- bahan kimia yang korosif. • Topi pengaman (safety helmet) dapat dibuat dari berbagai bahan, yaitu: 1. Plastik (bakelite); 2. Fiberglass - Logam; 3. Kain, dll. Jenis-jenis Topi Pengaman, yaitu:
• Topi pengaman (hard-hat) yang terbuat dari plastik,
mempunyai beberapa keuntungan, yaitu enak dipakai (karena ringan), dan tahan terhadap benturan atau pukulan benda-benda keras dan tidak menyalurkan listrik (non-conductive electricity). • Topi pengaman (hood) yang terbuat dari bahan fiberglass dan plastik sangat tahan terhadap kondisi asam dan basa kuat; • Hair cap (hair guard), dipergunakan untuk melindungi dari kotoran dan debu dan juga melindungi rambut dari bahaya terjerat oleh mesin- mesin yang berputar. Gambar Alat Pelindung Kepala • Prinsip menggunakan Alat Pelindung Kepala disesuaikan dengan jenis dan kelas bahayanya, contohnya: kalau hanya bahaya panas maka cukup menggunakan topi biasa pelindung terhadap kepala, hidung telinga dan sebagian pundak. 2. Alat Pelindung Wajah/Mata
Secara alami, mata manusia telah dilengkapi
dengan: • Tulang yang melindungi mata dari benturan benda keras; • Otot-otot yang ada disekitar mata berfungsi sebagai shock absorber bila mata terpukul oleh benda keras; • Alis mata berfungsi sebagai pelindung mata dari keringat yang mengalir dari kepala; • Bulu mata berfungsi sebagai tirai pengaman; dan • Kelopak mata yang menutup secara reflek bila terdapat cahaya yang menyilaukan. Alat pelindung mata menurut bentuknya dapat dikatagorikan menjadi:
berbagai jenis bahan plastik (polycarbonate, cellulose, acetat, polycarbonate vinyl) yang transparan dan bahan kaca. Gambar . Alat Pelindung Wajah/Mata 3.Alat Pelindung Telinga • Alat Pelindung Telinga berfungsi sebagai penghalang (barrier) antara sumber suara bising dan telinga bagian dalam, juga melindungi telinga dari ketulian sementara atau ketulian tetap akibat kebisingan. Secara umum, alat pelindung telinga dibedakan menjadi:
1.Sumbat Telinga (Ear Plug)
Ear Plug menurunkan suara sekitar 10 -15 decibel. Ukuran dan bentuk dari saluran telinga setiap individu dan bahkan telinga dari individu yang sama adalah berbeda. Alat ear plug yang bagus dan berfungsi adalah bilamana masuk ke dalam lubang luar telinga dan setelah ditunggu beberapa saat akan mengembang. 2. Tutup Telinga (Ear Muff) • Ear Muff menurunkan suara sekitar 20 - 30 decibel. Alat pelindung telinga ini terdiri dari 2 (dua) buah tutup telinga (cup) dan saluran head-band. Isi dari tutup telinga bisa berupa cairan atau busa yang menyerap suara yang berfrekuensi tinggi. Gambar . Alat Pelindung Telinga 4. Alat Pelindung Pernafasan (Respirator)
• Dalam memilih suatu Alat Pelindung Pernafasan
yang tepat, sebelumnya perlu diketahui beberapa informasi tentang beberapa hal dibawah ini:
1. Apakah kontaminan berbentuk gas, uap,
kabut (mist), atau debu (fume) atau kombinasi dari berbagai polutan tersebut; 1. Kadar kontaminan dalam udara di tempat kerja; 2. Apakah kontaminan dapat diserap melalui kulit yang normal Alat Pelindung Pernafasan menurut fungsinya dapat dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu:
1. Air purifying respirator
Air purifying respirator berfungsi untuk melindungi pemakai dari pemaparan (inhalasi) puriflying respirator debu-debu, gas, uap,fume, dan asap . Alat ini dipakai apabila kadar udara tempat kerja rendah. Cara kerjanya dibagi menjadi: a. Chemical respirator (cartridge dan carister); Cartridge respirator, dipakai di tempat-tempat kerja dimana toksitas dari kontaminan yang terpapar oleh pekerja adalah rendah sampai sedang (NAB zat kimia > 100 ppm) dan kadarnya dalam udara tidak boleh lebih dari 0.1 % atau 1000 ppm. Carister respirator, tidak boleh digunakan di tempat-tempat kerja yang terdapat gas-gas atau uap-uap yang sangat toksik dan kadar gas atau uap tersebut di dalam udara tempat kerja cukup tinggi. b. Mechanical filter respirator; Mechanical filter respirator, digunakan untuk melindungi pemakai dari pemaparan aerosol zat padat (debu, asap, fume) dan aerosol zat cair (mist ) melalui berbagai proses filtrasi.
c. Kombinasi dari chemical dan mechanical filter
respirator. Kombinasi antara chemical dengan mechanical filter respirator dipergunakan pada penyemprotan cat dan pertisida. Alat pelindung pernafasan ini dilengkapi dengan filter (aerosol) dan absorbent (organic capor cartridge). Untuk penggunaan sederhana dapat dipakai disposal (single use) respirator dari pemaparan debu-debu yang hanya mengganggu kenyamanan kerja dan dipakai untuk melindungi dari bau-bauan yang tidak enak. 2. Air supplying (air supplied) respirator Alat pelindung pernafasan ini tidak dilengkapi dengan filter atau absorbent, dipergunakan untuk melindungi pemakai dari pemaparan zat-zat kimia yang sangat toksik dengan cara memberi udara atau oksigen kepada pemakainya. Gambar . Alat Pelindung Pernafasan 5. Alat Pelindung Tangan
Sarung tangan merupakan Alat Pelindung Diri yang
paling banyak digunakan. Dalam memilih sarung tangan perlu dipertimbangkan beberapa faktor di bawah ini:
1. Bahaya terpapar, apakah berbentuk bahan korosif,
panas, dingin,tajam atau kasar;
2. Daya tahan terhadap bahaya-bahaya kimia.
Menurut bentuknya, sarung tangan dapat dibedakan menjadi:
a) Sarung tangan biasa (gloves), kain
yang tipis sampai yang tebal; b) Gaunlette (sebagian dari kulit, sebagian dari besi) - Mitten; c) Berbahan karet dari yang tipis sampai dengan yang tebal. Gambar . Alat Pelindung Tangan 6. Alat Pelindung Kaki
• Sepatu keselamatan kerja dipergunakan untuk
melindungi kaki dari bahaya kejatuhan benda- benda berat, percikan cairan, dan tertusuk oleh benda-benda tajam.
• Sepatu pengaman yang dipergunakan pada
pengecoran baja terbuat dari bahan kulit yang dilapisi dengan krom atau asbes dan tinggi sepatu kurang lebih dari 35 cm.
• Sepatu yang khusus dipakai di tempat kerja yang
mengandung bahaya peledakan, tidak boleh memakai paku-paku atau logam logam yang dapat menimbulkan percikan api • Sepatu karet anti-elektrostatis dipergunakan untuk melindungi pekerja dari bahaya listrik hubungan pendek dan sepatu ini harus tahan terhadap tegangan listrik sebesar 10.000 volt selama 3 menit. • Sepatu karet ( Raber Boot )digunakan untuk bekerja di tempat yang selalu basah dan kotor serta cenderung licin dan dapat menghindari dari bahaya tersengat listrik Gambar 10. Alat Pelindung Kaki 7. Pakaian Pelindung
• Pakaian pelindung dapat berbentuk apron yang menutupi
sebagian dari tubuh, pemakaiannya yaitu mulai dari dada sampai lutut dan overall yang menutupi seluruh tubuh. • Pakaian pelindung dipergunakan untuk melindungi pemakai dari percikan bahan kimia dan cuaca kerja yang ekstrim. • Apron dapat terbuat dari kain drill, kulit, plastik, karet, asbes, atau kain yang dilapisi alumunium. Apron tidak boleh dipergunakan di tempat-tempat kerja yang terdapat mesin- mesin berputar. • Pekerjaan las memerlukan celemek tambahan untuk melindungi bagian dada depan dari percikan api. Gambar . Pakaian Pelindung – Apron
Gambar . Pakaian Pelindung – Overall
8. Sabuk dan Tali Pengaman
• Sabuk dan tali pengaman dipergunakan untuk bekerja di
tempat tinggi diatas 2 (dua) meter, misalnya pada palka kapal, sumur, atau tangki atau bekisting atau perancah. • Alat pengaman ini juga dipergunakan pada pekerjaan memanjat dan kontruksi bangunan dan ditambah tali absorber untuk ketinggian diatas 6 (enam) meter Dan harus dapat menahan beban sebesar 80 kg • Biasanya juga dilengkapi dengan pengunci dan tali bentang (terpisah dari landasan kerja) untuk dikaitkan. • Penggunaannya harus tepat karena jika terjadi jatuh dapat mengurangi dampak keseleo atau retak atau anggota tubuh tergencet sabuk tersebut. Gambar . Sabuk dan Tali Pengaman B. Pedoman Penyimpanan dan Pemeliharaan APD • Alat pelindung Diri harus dipelihara dengan baik dan harus disediakan kotak atau tempat penyimpanan khusus dengan tujuan tidak mudah rusak dan membahayakan pihak lain karena salah pakai.
Cara penyimpanan dan pemeliharaan APD, sebagai
berikut: 1. Diperiksa terlebih dulu oleh penyimpan. 2. Dilakukan sendiri oleh pemakai atau dilakukan oleh petugas khusus. 3. Harus diuji/diperiksa secara berkala ( Tegging )dan bila ditemukan kelainan harus segera diperbaiki / diganti. 4. APD yang sudah rusak harus segera dimusnahkan atau disimpan di tempat khusus agar tidak digunakan lagi. 5. APD sebagai cadangan harus disimpan dalam jumlah yang cukup sesuai kebutuhan, disimpan dan dipelihara agar tidak rusak. 6. APD untuk penanganan bahan kimia berbahaya (sarung tangan, jaket dan sepatu) tidak boleh dibawa pulang ke rumah, harus dicuci dan disimpan khusus oleh masing-masing pemakai di tempat kerja. 7. Tanggung jawab penyimpanan dan pemeliharaan APD harus diserahkan kepada masing-masing pemakai, sedang pengurus tempat kerja bertanggung jawab atas pengadaan & pengujiannya. 8. Tempat penyimpanan & pemeliharaan APD tidak boleh dimasuki oleh orang lain yang tak berkepentingan dan tidak berwenang. TERIMA KASIH Post Test