Anda di halaman 1dari 47

ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

PERLINDUNGAN TENAGA
KERJA

oleh :
Febry Talakua, ST., MPH
I. KEGIATAN K3 SECARA UMUM

• Keselamatan dan kesehatan kerja serta


kesejahteraan adalah merupakan Hak Asasi
Manusia seperti yang diamanatkan Undang-undang
Dasar 1945 pasal 27ayat 2, dan amanat tersebut
diperkuat lagi dengan adanya Undang undang
Nomor 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

• Lambang dan Makna K3 telah diatur dalam


Keputusan Menteri Tenaga kerja Republik Indonesia
No. KEP. 1135/MEN/1987 tentang Bendera
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Gambar . Lambang K3 Umum
Bentuk lambang K3 pada gambar yang terdiri dari :
palang dilingkari roda bergigi sebelas berwarna hijau
di atas dasar putih, dengan logo bertuliskan
“Utamakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja”,
mempunyai makna sebagai berikut:
• PALANG : bebas dari kecelakaan dan sakit akibat
kerja;
• RODA GIGI: bekerja dengan kesegaran jasmani dan
rohani
• WARNA PUTIH : bersih, suci;
• WARNA HIJAU : selamat, sehat dan sejahtera;
• SEBELAS GERIGI RODA : 11 Bab dalam Undang-
Undang No.1 tahun
1970 tentang Keselamatan
Kerja
• Dalam perkembangannya, sejak era tahun
1990-an, K3 masuk dalam sebuah siklus
Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja, dan perlu dipahami juga
bahwa di dalam upaya “pencegahan”
didalamnya termasuk 2 (dua) hal berikut:
1. Kesiagaan dan Tanggap Darurat.
2. Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K).
1. Kesiagaan dan Tanggap Darurat
• Kesiagaan dan tanggap akan keadaan darurat merupakan
upaya meminimalisasi jumlah dan tingkat keparahan korban
apabila keadaan darurat “benar terjadi”, baik terhadap
manajemen dan pekerja serta tamu atau pengunjung.
• Kesiagaan dan Tanggap Darurat juga melibatkan pihak diluar
perusahaan, seperti Rumah Sakit, Badan SAR, Pemadam
Kebakaran, Kepolisian dan lain sebagainya.
• Keadaan Darurat termasuk ketetapan mengenai keadaan apa
saja yang dianggap darurat beserta upaya pencegahannya,
seperti ; kebakaran, gempa bumi, banjir, kecelakaan dalam
jumlah besar, ancaman bom, amuk massa dan huru
hara/kerusuhan. Semua pihak yang terlibat disiagakan dan
dilatih sampai semua pelaku tanggap terhadap keadaan
darurat.
2. Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan (P3K)

P3K lebih ditujukan pada arti “tindakan pertama”


dalam kegiatan Pertolongan terhadap kecelakaan
dengan batas waktu yang sangat terbatas,
dengan upaya selanjutnya diserahkan kepada
pihak medis (Unit Kesehatan atau Rumah Sakit)
yang mempunyai fasilitas lengkap.
Pelaksanaan P3K berupa tindakan yang harus
dilakukan segera, yang bertujuan :

• Untuk mengupayakan penyelamatan hidup;


• Untuk pencegahan cacat dan menghindari kondisi
korban memburuk;
• Untuk mengurangi penderitaan korban; dan
• Untuk mencegah pengotoran luka dan penderitaan
lebih lanjut.
Setelah memberikan P3K, secepat mungkin
mengirim korban ke petugas kesehatan setempat
(Poliklinik atau Rumah Sakit).
II .ALAT PELINDUNG DIRI (APD)

Dalam suatu kegiatan industri, paparan dan


resiko bahaya yang ada di tempat kerja
tidak selalu dapat dihindari.

Usaha dan pencegahan terhadap


kemungkinan penyakit akibat kerja dan
kecelakaan kerja harus senantiasa
diupayakan, sehingga pilihan untuk
melengkapi tenaga kerja dengan alat
pelindung diri ( APD ) menjadi suatu
keharusan
Hal ini sesuai dengan undang – undang No.1
tahun 1970 tentang keselamat kerja,
khususnya pada pasal 9, 12, 14 yang
mengatur penyedian dan penggunaan
APD di tempat kerja, baik bagi perusahaan
maupun bagi tenaga kerja.

Alat Pelindung Diri ( ADP) adalah


seperangkat alat yang digunakan tenaga
kerja untuk merlindungi sebagian atau
seluruh tubuhnya dari adanya potensi
bahaya/ kecelakaan kerja.
Salah satu peraturan perundangan yang menyangkut
APD adalah UUD No .1 Tahun 1970 tentang
Kelesamatan Kerja ,antara lain Mengenai :

1. Kewajiban pengurus untuk menunjukan dan


menjelaskan kepada setiap tenaga kerja tentang ;
semua pengaman dan alat alat pelindung diri yang
diharuskan di tempat kerja.

2. Kewajiban memasuki tempat kerja untuk wajib


mentaati semua petunjuk keselamatan dan
memakai alat pelindung diri yang diwajibkan

3. Kewajiban pengurus untuk menyediakan secara


Cuma – Cuma semua alat pelindung diri yang
diwajibkan pada tenaga kerja.
Langkah – langkah yang penting
diperhatikan sebelum menentukan APD
yang akan digunakan adalah :

1. Inventarisasai potensi bahaya yang


dapat terjadi

2. Mementukan jumlah APD yang


disediakan

3. Memilih kwalitas atau mutu dari APD


yang akan digunakan
Alat pelindung diri yang telah dipilih hendaknya
memenuhi ketentuan – ketentuan sebagai berikut :

• Dapat memberikan perlindungan terhadap bahaya


• Berbobot ringan
• Dapat dipakaui secara flexibel
( tidak membedakan jenis kelamin )
• Tidak menimbukan bahaya tambahan
• Tidak mudah rusak
• Memenuhi kertentuan dari standar yang ada
• Pemeliharaan dan penggantian suku cadangnya
mudah
• Tidak membatasi gerak
• Bentuknya cukup menarik.
 Alat Pelindung Diri yang disingkat dengan APD, meliputi
pakaian dan alat pelindung yang dipakai guna melindungi
diri pekerja dan orang lain (tamu) yang berada
disekitarnya.

 Alat tersebut untuk melindungi diri dari bahaya bahan,


proses kerja, mesin/alat, instalasi dan lingkungan
sehingga dapat mencegah dan meminimalkan risiko
kecelakaan dan penyakit.
Kita ketahui bahwa disamping APD, terdapat
berbagai upaya untuk menanggulangi bahaya-
bahaya yang terdapat di lingkungan kerja, secara
berurutan yaitu:
1.Pengendalian secara teknis (Engineering Control);
2.Pengendalian secara administratif (Administrative
Control);
3.Pemakaian alat-alat pelindung diri (Personal
Protective Equipment).

(Merupakan langkah terakhir pengendalian jika


pengendalian secara tenis dan administratif ternyata
belum maksimal).
A. Jenis-Jenis APD
Berbagai macam Alat Pelindung Diri
adalah sebagai berikut:
1. Alat pelindung kepala;
2. Alat pelindung wajah/mata;
3. Alat pelindung telinga;
4. Alat pelindung pernafasan;
5. Alat pelindung tangan;
6. Alat pelindung kaki;
7. Pakaian pelindung;
8. Sabuk dan tali pengaman.
1. Alat Pelindung Kepala (Safety Helmet)

• Tujuan dari penggunaan alat pelindung kepala


adalah untuk mencegah:
1. Rambut pekerja terjerat oleh mesin yang berputar;
2. Bahaya terbentur oleh benda tajam atau benda
keras yang dapat menyebabkan luka gores,
terpotong atau tertusuk;
3. Bahaya kejatuhan benda-benda atau terpukul oleh
benda-benda
4. yang melayang atau meluncur dari udara;
5. Bahaya panas radiasi, api dan percikan bahan-
bahan kimia yang korosif.
• Topi pengaman (safety helmet) dapat
dibuat dari berbagai bahan, yaitu:
1. Plastik (bakelite);
2. Fiberglass - Logam;
3. Kain, dll.
Jenis-jenis Topi Pengaman, yaitu:

• Topi pengaman (hard-hat) yang terbuat dari plastik,


mempunyai beberapa keuntungan, yaitu enak
dipakai (karena ringan), dan tahan terhadap
benturan atau pukulan benda-benda keras dan
tidak menyalurkan listrik (non-conductive
electricity).
• Topi pengaman (hood) yang terbuat dari bahan
fiberglass dan plastik sangat tahan terhadap kondisi
asam dan basa kuat;
• Hair cap (hair guard), dipergunakan untuk
melindungi dari kotoran dan debu dan juga
melindungi rambut dari bahaya terjerat oleh mesin-
mesin yang berputar.
Gambar Alat Pelindung Kepala
• Prinsip menggunakan Alat Pelindung
Kepala disesuaikan dengan jenis dan
kelas bahayanya, contohnya: kalau
hanya bahaya panas maka cukup
menggunakan topi biasa pelindung
terhadap kepala, hidung telinga dan
sebagian pundak.
2. Alat Pelindung Wajah/Mata

Secara alami, mata manusia telah dilengkapi


dengan:
• Tulang yang melindungi mata dari benturan benda
keras;
• Otot-otot yang ada disekitar mata berfungsi
sebagai shock absorber bila mata terpukul oleh
benda keras;
• Alis mata berfungsi sebagai pelindung mata dari
keringat yang mengalir dari kepala;
• Bulu mata berfungsi sebagai tirai pengaman; dan
• Kelopak mata yang menutup secara reflek bila
terdapat cahaya yang menyilaukan.
Alat pelindung mata menurut bentuknya
dapat dikatagorikan menjadi:

1. Kacamata (spectacles) dengan atau tanpa


pelindung samping (side shields);
2. Goggles (cup type/box type);
3. Tameng muka (face screen / face shields);

• Lensa dari kacamata dapat terbuat dari


berbagai jenis bahan plastik (polycarbonate,
cellulose, acetat, polycarbonate vinyl) yang
transparan dan bahan kaca.
Gambar . Alat Pelindung Wajah/Mata
3.Alat Pelindung Telinga
• Alat Pelindung Telinga berfungsi sebagai penghalang
(barrier) antara sumber suara bising dan telinga
bagian dalam, juga melindungi telinga dari ketulian
sementara atau ketulian tetap akibat kebisingan.
Secara umum, alat pelindung telinga dibedakan
menjadi:

1.Sumbat Telinga (Ear Plug)


Ear Plug menurunkan suara sekitar 10 -15 decibel.
Ukuran dan bentuk dari saluran telinga setiap
individu dan bahkan telinga dari individu yang sama
adalah berbeda. Alat ear plug yang bagus dan
berfungsi adalah bilamana masuk ke dalam lubang
luar telinga dan setelah ditunggu beberapa saat akan
mengembang.
2. Tutup Telinga (Ear Muff)
• Ear Muff menurunkan suara sekitar 20 - 30
decibel. Alat pelindung telinga ini terdiri dari
2 (dua) buah tutup telinga (cup) dan
saluran head-band. Isi dari tutup telinga
bisa berupa cairan atau busa yang
menyerap suara yang berfrekuensi tinggi.
Gambar . Alat Pelindung Telinga
4. Alat Pelindung Pernafasan (Respirator)

• Dalam memilih suatu Alat Pelindung Pernafasan


yang tepat, sebelumnya perlu diketahui beberapa
informasi tentang beberapa hal dibawah ini:

1. Apakah kontaminan berbentuk gas, uap,


kabut (mist), atau debu (fume) atau kombinasi
dari berbagai polutan tersebut;
1. Kadar kontaminan dalam udara di tempat kerja;
2. Apakah kontaminan dapat diserap melalui kulit
yang normal
Alat Pelindung Pernafasan menurut fungsinya dapat
dibedakan menjadi 2 (dua) yaitu:

1. Air purifying respirator


Air purifying respirator berfungsi untuk melindungi
pemakai dari pemaparan (inhalasi) puriflying
respirator debu-debu, gas, uap,fume, dan asap .
Alat ini dipakai apabila kadar udara tempat kerja
rendah. Cara kerjanya dibagi menjadi:
a. Chemical respirator (cartridge dan carister);
Cartridge respirator, dipakai di tempat-tempat kerja
dimana toksitas dari kontaminan yang terpapar oleh
pekerja adalah rendah sampai sedang (NAB zat
kimia > 100 ppm) dan kadarnya dalam udara tidak
boleh lebih dari 0.1 % atau 1000 ppm. Carister
respirator, tidak boleh digunakan di tempat-tempat
kerja yang terdapat gas-gas atau uap-uap yang
sangat toksik dan kadar gas atau uap tersebut di
dalam udara tempat kerja cukup tinggi.
b. Mechanical filter respirator;
Mechanical filter respirator, digunakan untuk
melindungi pemakai dari pemaparan aerosol zat
padat (debu, asap, fume) dan aerosol zat cair (mist )
melalui berbagai proses filtrasi.

c. Kombinasi dari chemical dan mechanical filter


respirator.
Kombinasi antara chemical dengan mechanical filter
respirator dipergunakan pada penyemprotan cat dan
pertisida. Alat pelindung pernafasan ini dilengkapi
dengan filter (aerosol) dan absorbent (organic capor
cartridge). Untuk penggunaan sederhana dapat
dipakai disposal (single use) respirator dari
pemaparan debu-debu yang hanya mengganggu
kenyamanan kerja dan dipakai untuk melindungi dari
bau-bauan yang tidak enak.
2. Air supplying (air supplied) respirator
Alat pelindung pernafasan ini tidak
dilengkapi dengan filter atau
absorbent, dipergunakan untuk
melindungi pemakai dari pemaparan
zat-zat kimia yang sangat toksik
dengan cara memberi udara atau
oksigen kepada pemakainya.
Gambar . Alat Pelindung Pernafasan
5. Alat Pelindung Tangan

Sarung tangan merupakan Alat Pelindung Diri yang


paling banyak digunakan. Dalam memilih sarung
tangan perlu dipertimbangkan beberapa faktor di
bawah ini:

1. Bahaya terpapar, apakah berbentuk bahan korosif,


panas, dingin,tajam atau kasar;

2. Daya tahan terhadap bahaya-bahaya kimia.


Menurut bentuknya, sarung tangan
dapat dibedakan menjadi:

a) Sarung tangan biasa (gloves), kain


yang tipis sampai yang tebal;
b) Gaunlette (sebagian dari kulit,
sebagian dari besi) - Mitten;
c) Berbahan karet dari yang tipis
sampai dengan yang tebal.
Gambar . Alat Pelindung Tangan
6. Alat Pelindung Kaki

• Sepatu keselamatan kerja dipergunakan untuk


melindungi kaki dari bahaya kejatuhan benda-
benda berat, percikan cairan, dan tertusuk oleh
benda-benda tajam.

• Sepatu pengaman yang dipergunakan pada


pengecoran baja terbuat dari bahan kulit yang
dilapisi dengan krom atau asbes dan tinggi sepatu
kurang lebih dari 35 cm.

• Sepatu yang khusus dipakai di tempat kerja yang


mengandung bahaya peledakan, tidak boleh
memakai paku-paku atau logam logam yang dapat
menimbulkan percikan api
• Sepatu karet anti-elektrostatis
dipergunakan untuk melindungi
pekerja dari bahaya listrik hubungan
pendek dan sepatu ini harus tahan
terhadap tegangan listrik sebesar
10.000 volt selama 3 menit.
• Sepatu karet ( Raber Boot )digunakan
untuk bekerja di tempat yang selalu
basah dan kotor serta cenderung licin
dan dapat menghindari dari bahaya
tersengat listrik
Gambar 10. Alat Pelindung Kaki
7. Pakaian Pelindung

• Pakaian pelindung dapat berbentuk apron yang menutupi


sebagian dari tubuh, pemakaiannya yaitu mulai dari dada
sampai lutut dan overall yang menutupi seluruh tubuh.
• Pakaian pelindung dipergunakan untuk melindungi pemakai
dari percikan bahan kimia dan cuaca kerja yang ekstrim.
• Apron dapat terbuat dari kain drill, kulit, plastik, karet, asbes,
atau kain yang dilapisi alumunium. Apron tidak boleh
dipergunakan di tempat-tempat kerja yang terdapat mesin-
mesin berputar.
• Pekerjaan las memerlukan celemek tambahan untuk
melindungi bagian dada depan dari percikan api.
Gambar . Pakaian Pelindung – Apron

Gambar . Pakaian Pelindung – Overall


8. Sabuk dan Tali Pengaman

• Sabuk dan tali pengaman dipergunakan untuk bekerja di


tempat tinggi diatas 2 (dua) meter, misalnya pada palka
kapal, sumur, atau tangki atau bekisting atau perancah.
• Alat pengaman ini juga dipergunakan pada pekerjaan
memanjat dan kontruksi bangunan dan ditambah tali
absorber untuk ketinggian diatas 6 (enam) meter Dan harus
dapat menahan beban sebesar 80 kg
• Biasanya juga dilengkapi dengan pengunci dan tali bentang
(terpisah dari landasan kerja) untuk dikaitkan.
• Penggunaannya harus tepat karena jika terjadi jatuh dapat
mengurangi dampak keseleo atau retak atau anggota tubuh
tergencet sabuk tersebut.
Gambar . Sabuk dan Tali Pengaman
B. Pedoman Penyimpanan dan
Pemeliharaan APD
• Alat pelindung Diri harus dipelihara dengan baik dan
harus disediakan kotak atau tempat penyimpanan
khusus dengan tujuan tidak mudah rusak dan
membahayakan pihak lain karena salah pakai.

Cara penyimpanan dan pemeliharaan APD, sebagai


berikut:
1. Diperiksa terlebih dulu oleh penyimpan.
2. Dilakukan sendiri oleh pemakai atau dilakukan oleh
petugas khusus.
3. Harus diuji/diperiksa secara berkala ( Tegging )dan bila
ditemukan kelainan harus segera diperbaiki / diganti.
4. APD yang sudah rusak harus segera dimusnahkan atau
disimpan di tempat khusus agar tidak digunakan lagi.
5. APD sebagai cadangan harus disimpan dalam jumlah yang
cukup sesuai kebutuhan, disimpan dan dipelihara agar tidak
rusak.
6. APD untuk penanganan bahan kimia berbahaya (sarung
tangan, jaket dan sepatu) tidak boleh dibawa pulang ke rumah,
harus dicuci dan disimpan khusus oleh masing-masing
pemakai di tempat kerja.
7. Tanggung jawab penyimpanan dan pemeliharaan APD harus
diserahkan kepada masing-masing pemakai, sedang pengurus
tempat kerja bertanggung jawab atas pengadaan &
pengujiannya.
8. Tempat penyimpanan & pemeliharaan APD tidak boleh
dimasuki oleh orang lain yang tak berkepentingan dan tidak
berwenang.
TERIMA KASIH
Post Test

1. Apa yang dimaksudkan dengan APD ?

2. Sebutkan dan Jelaskan arti dari Lambang


Bendera Keselamatan dan Kesehatan Kerja ?

- Selamat Bekerja -

Anda mungkin juga menyukai