Anda di halaman 1dari 79

PENGELOLAAN BAHAN

BERBAHAYA DAN BERACUN

(Peraturan Pemerintah No. 74 Tahun 2001)


Latar belakang:
untuk mencegah terjadinya dampak yang
dapat merusak lingkungan hidup, kesehatan
manusia, dan makhluk hidup lainnya
diperlukan pengelolaan bahan berbahaya
dan beracun secara terpadu sesuai dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi
Definisi
• B3 adalah bahan yang karena sifat dan atau
konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik secara
langsung maupun tidak langsung, dapat
mencemarkan dan atau merusak lingkungan hidup,
dan atau dapat membahayakan lingkungan hidup,
kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta
makhluk hidup lainnya;

• Pengelolaan B3 adalah kegiatan yang menghasilkan,


mengangkut, mengedarkan, menyimpan,
menggunakan dan atau membuang B3;
Ruang Lingkup
B3, kecuali:
- bahan radioaktif,
- bahan peledak,
- hasil produksi tambang serta minyak dan gas bumi
dan hasil olahannya,
- makanan dan minuman serta bahan tambahan
makanan lainnya,
- perbekalan kesehatan rumah tangga dan
kosmetika,
- bahan sediaan farmasi, narkotika, psikotropika, dan
prekursornya serta zat adiktif lainnya,
- senjata kimia dan senjata biologi.
Klasifikasi B3

1. mudah meledak (explosive);


2. pengoksidasi (oxidizing);
3. sangat mudah sekali menyala (extremely flammable);
4. sangat mudah menyala (highly flammable);
5. mudah menyala (flammable);
6. amat sangat beracun (extremely toxic);
7. sangat beracun (highly toxic);
8. beracun (moderately toxic);
9. berbahaya (harmful);
10. korosif (corrosive);
11. bersifat iritasi (irritant);
12. berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment);
13. karsinogenik (carcinogenic);
14. teratogenik (teratogenic);
15. mutagenik (mutagenic).
Tata Laksana Pengelolaan B3
a. Registrasi B3 adalah pendaftaran dan
pemberian nomor terhadap B3 yang ada di
wilayah Republik Indonesia
b. Notifikasi untuk ekspor adalah pemberitahuan
terlebih dahulu dari otoritas negara pengekspor
ke otoritas negara penerima dan negara transit
apabila akan dilaksanakan perpindahan lintas
batas B3 yang terbatas dipergunakan;
c. Notifikasi untuk impor adalah pemberitahuan
terlebih dahulu dari otoritas negara pengekspor
apabila akan dilaksanakan perpindahan lintas
batas untuk B3 yang terbatas dipergunakan dan
atau yang pertama kali diimpor
LDKB dan Label

• Setiap orang yang memproduksi B3 wajib membuat Lembar


Data Keselamatan Bahan
• Setiap penanggung jawab pengangkutan, penyimpanan,
dan pengedaran B3 wajib menyertakan Lembar Data
Keselamatan Bahan
• Setiap kemasan B3 wajib diberikan simbol dan label serta
dilengkapi dengan Lembar Data Keselamatan Bahan
• Setiap tempat penyimpanan B3 wajib diberikan simbol dan
label.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja

• wajib menjaga keselamatan dan kesehatan


kerja.
• wajib dilakukan uji kesehatan secara berkala
• wajib menanggulangi terjadinya kecelakaan
dan atau keadaan darurat akibat B3.
Langkah-Langkah dalam Kecelakaan
dan keadaan darurat B3

a. mengamankan (mengisolasi) tempat terjadinya


kecelakaan;
b. menanggulangi kecelakaan sesuai dengan
prosedur tetap penanggulangan kecelakaan;
c. melaporkan kecelakaan dan atau keadaan darurat
kepada aparat Pemerintah Kabupaten/Kota
setempat; dan
d. memberikan informasi, bantuan, dan melakukan
evakuasi terhadap masyarakat di sekitar lokasi
kejadian.
PENGENDALIAN BAHAN KIMIA
BERBAHAYA
DI TEMPAT KERJA

(Kep.Men. Tenaga Kerja No. KEP.187/MEN/1999)


PENGENDALIAN BAHAN KIMIA BERBAHAYA
DI TEMPAT KERJA
Kepmenaker No. KEP.187/MEN/1999

Latar belakang:
Kegiatan industri yang mengolah, menyimpan,
mengedarkan, mengangkut dan mempergunakan
bahan-bahan kimia berbahaya akan terus
meningkat sejalan dengan perkembangan
pembangunan sehingga berpotensi untuk
menimbulkan bahaya besar bagi industri, tenaga
kerja, lingkungan maupun sumberdaya lainnya.
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya Dan
Limbah Industri

 Konvensi ILO No. 174 tentang Pengendalian


Bahaya Besar (Major Hazard Control)
 Kepmennaker No. Kep. 187/Men/1999 tentang
Pengendalian Bahan Kimia Berbahaya
 SE. Mennakertrans No. SE. 140/Men/PPK-
KK/II/2004 tentang Pemenuhan Kewajiban Syarat-
syarat Keselamatan dan Kesehatan kerja di Industri
Kimia Dengan Potensi Bahaya Besar (Major
Hazard Instalation)
PENGUSAHA ATAU
PENGURUS :
WAJIB
MENGENDALIKAN
BAHAN KIMIA BERBAHAYA
DI TEMPAT KERJA

UNTUK
MENCEGAH
TERJADINYA
KECELAKAAN KERJA &
PENYAKIT AKIBAT KERJA
DEFINISI
 BAHAN KIMIA BERBAHAYA

Bahan kimia dalam bentuk tunggal atau


campuran yang berdasarkan sifat kimia
atau fisika dan atau toksikologi
berbahaya terhadap tenaga kerja,
instalasi dan lingkungan
Nilai Ambang Kuantitas/NAK :

Standar kuantitas bahan kimia berbahaya


untuk menetapkan potensi bahaya bahan
kimia di tempat kerja
Pengurus yang :
• Menggunakan
• Menyimpan
Lengkapi dengan:
• Memakai
•LDKB
• Memproduksi •Label
• Mengangkut bahan kimia Ps. 3 Point a
berbahaya, wajib melakukan
pengendalian (Pasal 2)

LDKB dan Label di letakan di tempat yang mudah diketahui


oleh Tenaga Kerja dan Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan
(Pasal 6)
PENGENDALIAN BAHAN KIMIA
BERBAHAYA

 Penyediaan Lembar Data


Keselamatan Bahan (LDKB) dan
Label
 Penunjukan Petugas K3 Kimia dan
Ahli K3 Kimia
Lembar Data Keselamatan Bahan
(LDKB) berisikan keterangan :
1. Identitas Bahan dan 9. Sifat Fisika dan Kimia
Perusahaan 10. Stabilitas dan
2. Komposisi Bahan Reaktifitas Bahan
3. Identifikasi Bahaya 11. Informasi Toksikologi
4. Tindakan P3K
12. Informasi Ekologi
5. Tindakan Penanggulangan
13. Pembuangan Limbah
Kebakaran 14. Pengangkutan Bahan
6. Tindakan Mengatasi 15. Informasi Perat.Peruu
Kebocoran & Tumpahan yang berlaku
7. Penyimpanan & 16. Informasi Lain yang
Penanganan Bahan Diperlukan.
8. Pengendalian Pemajanan &
APD
LABEL
berisikan tentang :
1. Nama produk 7. Instruksi Kebakaran
2. Identifikasi Bahaya 8. Instruksi Tumpahan atau
3. Tanda Bahaya dan Bocoran
Artinya 9. Instruksi Pengisian dan
4. Uraian Risiko dan Penyimpanan
Penanggulangannya 10. Referensi
5. Tindakan Pencegahan 11. Nama, Alamat dan No. Telp.
6. Instruksi apabila Pabrik Pembuat atau
Terkena atau Distributor
Terpapar
PENEMPATAN : (Pasal 6)
Lembar Data Keselamatan Bahan (LDKB)
Label

 Ditempatkan pada tempat yang mudah


diketahui oleh :
 Tenaga Kerja
 Pegawai Pengawas
KRITERIA
BAHAN KIMIA BERBAHAYA (Ps. 9)
1. Bahan beracun
2. Bahan sangat beracun
3. Cairan mudah terbakar
4. Cairan sangat mudah terbakar
5. Gas mudah terbakar
6. Bahan mudah meledak
7. Bahan reaktif
8. Bahan oksidator
KRITERIA
BAHAN BERACUN

 Ditetapkan dengan memperhatikan sifat


kimia, fisika dan toksik sbb. :
 Mulut :
LD 50 > 25 atau < 200 mg/kg berat badan
 Kulit :
LD 50 > 25 atau < 400 mg/kg berat badan
 Pernafasan :
LC 50 > 0.5 atau < 2 mg/l
KRITERIA
SANGAT BERACUN
 Ditetapkan dengan memperhatikan sifat
kimia, fisika dan toksik sbb. :
 Mulut :
 LD 50 < 25 mg/kg berat badan
 Kulit :
 LD 50 < 25 mg/kg berat badan
 Pernafasan :
 LC 50 < 0.5 mg/l
 Lethal Dose 50 (LD 50) adalah dosis yang menyebabkan
kematian pada 50% binatang percobaan.
 Lethal Concentration 50 (LC 50) adalah konsentrasi yang
menyebabkan kematian pada 50% binatang percobaan.
 Bahan-bahan beracun dalam industri dapat dibagi dalam
beberapa kelompok :
a. Senyawa logam dan metaloid : Pb, Hg, kadmium, krom arsen dan
fosfor
b. Bahan pelarut organik : kloroform, etanol, metanol
c. Gas-gas beracun : N2, CO2, HCN, H2s
d. Bahan karsinogenik : Benzena, asbes, benzidin, vinil klorida
e. Pestisida : organoklorin, organo fosfat
KRITERIA
Cairan Mudah Terbakar, Cairan Sangat Mudah
Terbakar dan Gas Mudah Terbakar

Cairan Mudah Cairan Sangat Gas Mudah


Terbakar : Mudah Terbakar : Terbakar :

Berdasarkan sifat Berdasarkan sifat Berdasarkan sifat


kimia dan fisika : kimia dan fisika : kimia dan fisika :
 Titik nyala: Titik nyala :
 Titik didih :
>21º C dan < 55º C < 21º C < 20º C
Pada tek. 1 atm  Titik didih : > 20º C Pada tek. 1 atm

Pada tek. 1atm


Bahan Mudah terbakar dapat Dibagi dalam 3
kelompok :
 Zat padat mudah terbakar : Belerang , fosfor,
kertas/rayon, kapas
 Zat cair mudah terbakar : eter, alkohol,
aseton, benzena, Formaldehyde
 Gas mudah terbakar : hidrogen, asetilen,
etilen oksida, ammonia
KRITERIA
MUDAH MELEDAK
Apabila Reaksi Kimia Bahan tsb menghasilkan :
 Gas dalam jumlah yang besar
 Tekanan yang besar
 Suhu yang tinggi
Menimbulkan kerusakan disekelilingnya
Beberapa contoh bahan mudah meledak :
 Bahan kimia eksplosif : Trinitoluen (TNT), nitrogliserin
 Debu eksplosif : debu karbon, zat warna diazo, magnesium
 Campuran eksplosif : Campuran bahan oksidator dan reduktor
( as.nitrat + etanol)
Ciri-ciri bahan mudah meledak
 Sifat peka terhadap panas dan terhadap
pengaruh mekanis
a.l. Ammonium Nitrat , Nitroglicerine , TNT, Tetra nitro
glicerin
 Debu eksplosif
a.l. debu karbon, magnesium
 Campuran eksplosif campuran beberapa
bahan oksidator dan reduktor
a.l. KCLO3, Al nitrat, K. Permanganat
KRITERIA REAKTIF

Apabila bahan tsb.bereaksi dengan :


 Air mengeluarkan panas dan gas yang mudah
terbakar
contoh seperti : Alkali,alkalitana,logam halida,oksida
anhidrat, oksida non logam halida
( Lithium, Sodium, Potasium, Calcium,Cobalt, Nitrat ,
Sulfid, Carbid, Asam pekat, dll.)
 Asam mengeluarkan panas dan gas yang mudah
terbakar atau beracun atau korosif
Seperti : kalium klorat, kalium permanganat, asam kromat,
Lithium,Sodium,Potasium,Calcium Sulfida, Cyanida, Asam pekat
KRITERIA OKSIDATOR
 Apabila reaksi kimia atau penguraiannya
menghasilkan Oksigen yang dapat
menyebabkan kebakaran
Terdiri dari :
a. Oksidator anorganik : permanganat, perklorat
dikromat,
b. Peroksida organik : bensil peroksida, eter
oksida, asam perasetat Organik dan
anorganik nitrat,Bromat,Dicromat.
PENETAPAN
POTENSI BAHAYA INSTALASI (I)

 Pengusaha atau Pengurus wajib menyampaikan :


 Daftar Nama
 Sifat
 Kuantitas
Bahan Kimia Berbahaya di Tempat Kerja
Kepada Dinas Tenaga Kerja Setempat
 Dinas Tenaga Kerja setelah 14 hari menerima daftar, sifat dan
kuantitas BKB harus meneliti kebenaran data tersebut
 Berdasarkan hasil penelitian ditetapkan kategori potensi bahaya
perusahaan/industri ybs.
PENETAPAN
POTENSI BAHAYA INSTALASI (II)

 POTENSI BAHAYA terdiri dari :


 Bahaya Besar
 Bahaya Menengah
 KATEGORI POTENSI BAHAYA berdasarkan :
 Nama
 Kriteria
 Nilai Ambang Kuantitas (NAK)
POTENSI BAHAYA BESAR

 Apabila :

Kuantitas Bahan Kimia Berbahaya yang


digunakan MELEBIHI atau
LEBIH BESAR dari
Nilai Ambang Kuantitas (NAK)
POTENSI BAHAYA MENENGAH

 Apabila :
Kuantitas Bahan Kimia Berbahaya
yang Digunakan SAMA atau LEBIH
KECIL dari Nilai Ambang Kuantitas
(NAK)
Alur Proses Penetapan Perusahaan Potensi Bahaya Besar
Kepmenaker No. 187/Men/1999
IDENTIFIKASI DAN LAPORAN
• Nama Bahan
• Sifat Bahan
• Kuantitas Bahan
Formulir Laporan Seperti Lamp. II
Kepmenaker No.187/1999

Pemeriksaan oleh Dinas Tenaga Kerja


Kabupaten/ Kota/Propinsi
Administratif
Lapangan
Berita Acara Verifikasi
Dinas Tenaga Kerja menetapkan potensi
bahaya suatu perusahaan berdasarkan NAK
Pasal 13
Pasal 14

Potensi Bahaya Besar Potensi Bahaya Menengah


Psl. 15(1) Psl.15(2)
> NAK <NAK
Major Accident (Kecelakaan Besar)
•Pelepasan gas-gas beracun
•Pelepasan gas-gas mudah terbakar
•Kebocoran cairan mudah terbakar
•Peledakan bahan yg tdk stabil/bahan
yg sgt reaktif
Pengisian Daftar
Diisi sesuai nama
Nama, Sifat dan
Diisi sesuai informasi
rating bahaya thd
Kuantitas Bahan
perusahaan
Diisi sesuai
dalam
Diisi
noakte
sesuai
yang
telp/faks
perusahaan
Kimia
alamat
tertera
yang tertera
notaris
Berbahaya kesehatan (H),
Diisikebakaran
Diisi sesuai informasi
sesuai (F) dan
kuantitas
informasi
perusahaan yang dalamdapat
akte notaris maksimal
penggunaanstabilitas
bahanbahan (S) yang
kimia yang
kimia
Nama Perusahaan : PT Jenggot Abadi
Diisi sesuai informasi Diisi % sesuai berada
volume informasisesuai LD50 tertera
dalam dalam LDKB
penyimpanan,
dihubungi Surabaya Jawa Timur Diisiproses sebagai
Diisi bahan
informasi
sesuai baku,
informasi
Alamat Diisi
Diisi sesuai sesuai
: Jl Jend
batas
nama bahaninformasi
Gatot Koco Kav. 51titik
rendah dan batas atas atau
maupun NFPA rating
jaringan
No Telp/Fax : 45856120 dan LC50 yang Diisi tertera
sifat
sesuai dalam
pendukung,
oksidator
NAB
sifat yang
mudah bahan
yang jadi
meledak dalam
Diisi sesuai nyala/flash
dapat
kimia dan nomor CAS yangpoint yang
terbakar tertera
yang tertera dalam penyimpananperpipaan ataupun proses
LDKBtertera
bag.tertera
11
dalam dalam
LDKB
yang LDKB
tertera dalam
no uruttertera dalam dalam
LDKBLDKB
LDKB bag.
2 59, 9Sifat
bagbag. atau
Bahan 10
Kimia bag.bag. 3, 10bag.Klas3, 10
8 LDKB
1,2,3… atauBatas
3 Mudah Toksisitas Oksidtor Eksplosif
NFPA

Titik Terbakar Kuantit


No Nama Bahan Nyala Batas Batas LD50 mulut LD50 kulit LC50 NAB Ya Tdk Ya Tdk H F S as Ket
(0C) Terendah Tertinggi (mg/KgBB) (mg/KgBB) napas (ppm) Bahan
/LFL (%) /UFL (%) (ppm/m
g/l)

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18

1 LPG -60 1,8 8,5 - - 658 1000 V V 2 TON Pros


(68476-85-7) es
2 Sodium Hidroksida, - - - - - - V V 3 0 1 5 TON Tang
40% (1310-73-2) ki
3 Ammonia, 25% - - - 350 - 400 V V 125 Pros
(7664-41-7) TON es
4 Asam Sulfat 95- 2140 - - 1 V V 10,100 Tang
98% (7664-93-9) mg/m3 Kg ki
5 Benzena -1 1,2 8 636 12124 - V V 2 3 0 12500 Gud
(71-43-2) L ang
NILAI AMBANG KUANTITAS (NAK)

 Kriteria Beracun
 Kriteria Sangat Beracun
 Kriteria Mudah Meledak
 Kriteria Reaktif
Ditetapkan dalam Lampiran III Kep.Mennaker
No. Kep.187/MEN/1999
NILAI AMBANG KUANTITAS (NAK) :
Beracun (I)
No. Nama Bahan Kimia NAK

1. Aceton Cyanohydrin (2-Cyanopropan-2-1) 200 ton


2. Acrolein (2-propenal) 200 ton
3. Acrylonitrile 20 ton
4. Allyl alcohol (2-propen-1-1) 200 ton
5. Allyamine 200 ton
6. Ammonia 100 ton
7. Bromine 10 ton
8. Carbon disulphide 200 ton
9. Chlorine 10 ton
10. Diphenil methane di-isocyanate (MDT) 200 ton
11. Dst
NILAI AMBANG KUANTITAS (NAK)
Sangat Beracun (II)
No. Nama Bahan Kimia NAK
1. Aldicarb 100 kg
2. 4-Aminodiphenil 1 kg
3. Amiton 1 kg
4. Anabasine 100 kg
5. Arsenic pentoxide 500 kg
6. Arsenic trioxide 100 kg
7. Arsine ( Arsenic hydride) 10 kg
8. Azinphos – ethyl 100 kg
9. Benzidine 1 kg
10. Beryllium (powder compounds) 10 kg
11. Dst.
NILAI AMBANG KUANTITAS (NAK)
Sangat Reaktif (III)
No. Nama Bahan Kimia NAK
1. Acethylene 50 ton
2. Ammonium nitrate 500 ton
3. Ethylene oxide 50 ton
4. Ethylene nitrate 50 ton
5. Hydrogen 10 ton
6. Oxygen 500 ton
7. Paracetic Acid (Concent. >60%) 50 ton
8. Propylene Oxide 50 ton
9. Sodium Chlorate 20 ton
10. Dst.
NILAI AMBANG KUANTITAS (NAK)
Mudah Meledak (IV)
No. Nama Bahan Kimia NAK

1. Barium Azide 50 ton


2. Chlorotrinitrobenzene 50 ton
3. Cellulose nitrate (contain.>12.6% nitrogen) 50 ton
4. Cyclotetramethylene-trinitramine 50 ton
5. Diazodinitrophenol 10 ton
6. Diethylene glycol dinitrate 10 ton
7. Hydrazine nitrate 50 ton
8. Lead Azide 50 ton
9. Mercury Fluminate 50 ton
10. dst
NAK DAPAT PULA DITETAPKAN SBB :

No. Kriteria Bahan Kimia Berbahaya NAK


1. Beracun 10 ton
2. Sangat Beracun 5 ton
3. Reaktif 50 ton
4. Mudah Meledak 10 ton
5. Oksidator 10 ton
6. Cairan Mudah Terbakar 200 ton
7. Cairan Sangat Mudah Terbakar 100 ton
8. Gas Mudah Terbakar 50 ton
Kewajiban Perusahaan dengan Tingkat Potensi Bahaya Besar
Kewajiban berdasarkan Psl. 16 :
a. Petugas K3 Kimia :
- Non shift : 2 org
- Shift : 5 org
b. Ahli K3 Kimia
c. DPPB Besar
d. Lapor perubahan
e. Riksa Uji faktor kimia 6 bln 1 x
f. Riksa Uji instalasi setiap 2 th 1 x
g. Pemeriksaan Kesehatan TK 1 th 1 x
Petugas K3 Kimia &
Ahli K3 Kimia(Ps.22&23)
• Kursus
Dokumen Pengendalian •Surat Keputusan
Potensi Bahaya Besar penunjukan
(DPBB Bsr) Psl. 19(1) Oleh Kepala Dinas/
pemerintah

Perbaikan/
revisi
Penelitian dan Pemaparan Komprehensif
Persetujuan
(selama-lamanya 30 hari kerja)

Acuan Pelaksanaan K3 / Pengendalian


Bahan Kimia Berbahaya
• Perusahaan
•Pengawas Ketenagakerjaan
•Audit SMK3
KEWAJIBAN PENGUSAHA ATAU PENGURUS
Persh. Potensi Bahaya Besar (I)

 Mempekerjakan Petugas K3 Kimia :


 Sistem Kerja Non Shift min. 2 orang
 Sistem Kerja Shift min. 5 orang
 Mempekerjakan Ahli K3 Kimia min. 1 orang
 Membuat Dokumen Pengendalian Potensi
Bahaya Besar
 Melaporkan Setiap Perubahan (bahan,
kuantitas, proses dan modifikasi instalasi)
KEWAJIBAN PENGUSAHA ATAU PENGURUS
Persh. Potensi Bahaya Besar (II)

 Melakukan Pemeriksaan dan Pengujian


Faktor Kimia min. 6 bulan sekali
 Melakukan Pemeriksaan dan Pengujian
Instalasi min. 2 tahun sekali
 Melakukan Pemeriksaan Kesehatan Tenaga
Kerja min. 1 tahun sekali
KEWAJIBAN PENGUSAHA ATAU PENGURUS
Persh. Potensi Bahaya Menengah (I)

 Mempekerjakan Petugas K3 Kimia :


 Sistem Kerja Non Shift min. 1 orang
 Sistem Kerja Shift min. 3 orang
 Membuat Dokumen Pengendalian Potensi
Bahaya Menengah
 Melaporkan Setiap Perubahan (bahan,
kuantitas, proses dan modifikasi instalasi)
KEWAJIBAN PENGUSAHA ATAU PENGURUS
Persh. Potensi Bahaya Menengah (II)

 Melakukan Pemeriksaan dan Pengujian


Faktor Kimia min. 1 tahun sekali
 Melakukan Pemeriksaan dan Pengujian
Instalasi min. 3 tahun sekali
 Melakukan Pemeriksaan Kesehatan Tenaga
Kerja min. 1 tahun sekali
DOKUMEN PENGENDALIAN POTENSI
BAHAYA BESAR
Berisikan :
 Identifikasi Bahaya, Penilaian dan
Pengendalian Risiko
 Kegiatan Tehnis, Rancang Bangun,
Konstruksi, Pemilihan Bahan Kimia,
Pengoperasian dan Pemeliharaan Instalasi
 Kegiatan Pembinaan Tenaga Kerja
 Rencana dan Prosedur Penanggulangan
Keadaan Darurat
 Prosedur Kerja Aman
DOKUMEN PENGENDALIAN POTENSI
BAHAYA MENENGAH
Berisikan :

 Identifikasi Bahaya, Penilaian dan


Pengendalian Risiko
 Kegiatan Tehnis, Rancang Bangun,
Konstruksi, Pemilihan Bahan Kimia,
Pengoperasian dan Pemeliharaan Instalasi
 Kegiatan Pembinaan Tenaga Kerja
 Prosedur Kerja Aman
PETUGAS K3 KIMIA
Kewajiban :

 Melakukan Identifikasi Bahaya


 Melaksanakan Prosedur Kerja Aman
 Melaksanakan Prosedur Penanggulangan
Keadaan Darurat
 Mengembangkan K3 Bidang Kimia
PETUGAS K3 KIMIA
Persyaratan Penunjukan :

 Bekerja pada Perusahaan ybs.


 Tidak Dalam Masa Percobaan
 Hubungan Kerja Tidak Didasarkan PKWT (
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu)
 Telah Mengikuti Tehnis K3 Kimia
 Pengajuan Permohonan Tertulis dari
Pengusaha atau Pengurus kpd Menteri atau
Pejabat yg Ditunjuk
PETUGAS K3 KIMIA
Lampiran Permohonan Penunjukan :

 Daftar Riwayat Hidup


 Surat Keterangan Berbadan Sehat dari Dokter
 Surat Keterangan Pernyataan Bekerja Penuh
dari Perusahaan ybs.
 Fotocopy Ijazah atau STTB terakhir
 Sertifikat Kursus Tehnis Petugas K3 Kimia
PETUGAS K3 KIMIA
Kurikulum Kursus Tehnis (I) :
No. Kurikulum

I. KELOMPOK UMUM
1. Kebijakan Pemerintah di bidang K3
2. Perat. Peruu di bidang K3
3. Peraturan ttg Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya
PETUGAS K3 KIMIA
Kurikulum Kursus Tehnis (II) :
No. Kurikulum
II. KELOMPOK INTI
1. Pengetahuan Dasar Bhn Kimia Berbahaya
2. Penyimpanan & Penanganan Bhn Kimia Berbahaya
3. Prosedur Kerja Aman
4. Prosedur Penanganan Kebocoran & Tumpahan
5. Penilaian & Pengendalian Risiko Bhn Kimia Berbahaya
6. Pengendalian Lingkungan Kerja
7. PAK yg Disebabkan Faktor Kimia & Cara Pencegahannya
8. Rencana dan Prosedur Tanggap Darurat
9. Lembar Data Kesekamatan Bahan dan Label
10. Dasar-Dasar Toksikologi
11. P3K
PETUGAS K3 KIMIA
Kurikulum Kursus Tehnis (III) :
No. Kurikulum

III. KELOMPOK PENUNJANG


1. Peningkatan Aktivitas P2K3
2. Studi Kasus
3. Kunjungan Lapangan
4. Evaluasi
AHLI K3 KIMIA
Kewajiban (I) :

 Membantu Mengawasi Pelaksanaan


Peraturan Perundangan K3 Kimia
 Memberikan Laporan kpd Menteri atau
Pejabat yg Ditunjuk ttg Hasil Pelaksanaan
Tugas
 Merahasiakan Segala Keterangan yg
Berkaitan dgn Rahasia Perusahaan
AHLI K3 KIMIA
Kewajiban (II) :

 Menyusun Program Kerja Pengendalian


Bahaya
 Melakukan Identifikasi Bahaya, Penilaian dan
Pengendalian Risiko
 Mengusulkan Pembuatan Prosedur Kerja
Aman dan Penanggulangan Keadaan
Darurat kpd Pengusaha atau Pengurus
SE No. 140 / DPKK/III/2004
PEMENUHAN KEWAJIBAN SYARAT-SYARAT KESELAMATAN DAN
KESEHATAN KERJA DI INDUSTRI KIMIA DENGAN POTENSI BAHAYA
BESAR
( MAJOR HAZARD INSTALLATION )

Latar belakang
 bencana industri ( major accident) telah menimbulkan
kerugian yang tidak sedikit baik tenaga kerja, moril dan
material.
 Guna mengantisipasi terulangnya kembali bencana industri
tersebut dipandang perlu mengambil langkah-langkah
segera dan sistimatis untuk mengendalikan potensi bahaya
industri kimia baik potensi bahaya berskala kecil, sedang
maupun potensi bahaya besar ( major hazard installation ).
SE No. 140 / DPKK/III/2004

1. Melaksanakan secara utuh ketentuan dalam Kepmenaker No.


Kep. 186/Men/1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di
Tempat Kerja meliputi :
 Pengendalian setiap bentuk energi;
 Penyediaan sarana deteksi, alarm, pemadam kebakaran
dan sarana evakuasi;
 Pengendalian penyebaran asap, panas dan gas;
 Pembentukan unit penanggulangan kebakaran di tempat
kerja;
 Menyelenggarakan latihan dan gladi penanggulangan
kebakaran secara berkala.;
 Memiliki buku rencana penanggulangan keadaan darurat
kebakaran;
 Memiliki Ahli K3 Kebakaran, koordinator unit
penanggulangan kebakaran dan petugas peran
kebakaran;
SE No. 140 / DPKK/III/2004

2. Melaksanakan secara utuh ketentuan dalam Kepmenaker No.


Kep. 187/Men/1999 tentang Pengendalian Bahan Kimia
Berbahaya di Tempat Kerja, meliputi :

 Penyediaan Lembar Data Keselamatan Bahan dan label;


 Memiliki Ahli K3 Kimia dan Petugas K3 Kimia;
 Menyampaikan daftar nama dan sifat kimia serta kuantitas bahan
kimia berbahaya (Formulir Lampiran II Kep. 187/Men/1999)
 Membuat Dokumen Pengendalian Instalasi Potensi Bahaya
Besar / Menengah .
 Melakukan riksauji faktor kimia sekurang-kurangnya /6 bln
 Melakukan riksauji instalasi sekurang-kurangnya 2 tahun sekali;
 Melakukan pemeriksaan kesehatan tenaga kerja
SE No. 140 / DPKK/III/2004

3. Review sistem tanggap darurat ( emergency


response ) bagi perusahaan yang sudah memiliki
sistem tersebut.

4. Bagi perusahaan yang belum memiliki sistim


tanggap darurat ( emergency response ) untuk
segera membuat sistem tersebut.
Hasil Safety Review (SE.140/2004)
No. Daerah Jmlh Perusahaan Temuan Penting
1. NAD (Kota Langsa) 1 perusahaan
2. SUMUT( Medan) 1 perusahaan
• Ketidaksiapan offsite
3. RIAU (Bengkalis) 3 perusahaan emergency response
4. JABAR(Purwakarta) 3 perusahaan
5. JABAR(Tasikmalaya) 1 perusahaan
• Community Information
6. JABAR(Cianjur) 1 perusahaan
7. JABAR(Bogor) 2 perusahaan
8. BANTEN(Cilegon) 12 perusahaan • Rumah sakit
9. D.I.Yogyakarta 12 perusahaan
10. JATIM(Gresik) 3 perusahaan • Traffic
11. JATIM(Probolinggo) 6 perusahaan
12. PAPUA B (Fak-Fak) Tdk ada
• Fire Brigade
13. PAPUA(Jaya Wijaya) Tdk ada
14. PAPUA(Merauke) 2 perusahaan
KEP DIRJEN PPK No. 84/2012

TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN


DOKUMEN PENGENDALIAN POTENSI
BAHAYA BESAR/MENENGAH
TUJUAN
1. Agar konten (fluida) yang ada dalam proses tidak keluar dari
sistem instalasi dengan tidak dikehendaki sehingga
menimbulkan bencana industri
2. Memastikan bahwa seluruh potensi dan risiko bahaya besar
(major hazard) telah teridentifikasi dan dinilai risikonya
dengan mempertimbangkan worst case scenario yang
berdampak bagi perusahaan & masyarakat,
3. Sebagai pedoman pegawai pengawas ketenagakerjaan
dalam melakukan pengesahaan hasil verifikasi dokumen
pengendalian potensi bahaya
4. Sebagai acuan pemangku kepentingan industri kimia untuk
mengantisipasi bencana industri
Sekilas Kep.Menaker
187/MEN/1999
Isi Dokumen Pengendalian
Potensi Bahaya Kimia Berbahaya
1. Bab 1 – Pendahuluan
2. Bab 2 – Gambaran Umum Proses Produksi
3. Bab 3 – Identifikasi Bahaya, Penilaian dan Pengendalian
Risiko
4. Bab 4 – Kegiatan Teknis, Rancang Bangun, Konstruksi,
Pemilihan
Bahan Kimia serta pengoperasian dan
pemeliharaan Instalasi
5. Bab 5 – Pembinaan Tenaga Kerja di Tempat Kerja
6. Bab 6 - Rencana dan Prosedur Keadaan Darurat
7. Bab 7 – Prosedur Kerja Aman
8. Bab 8 - Penutup
Elemen - elemen
Keputusan Dirjen PPK No. 84/PPK/X/2012
1. Gambaran Umum Proses Produksi
2. Identifikasi Bahaya, Penilaian dan pengendalian
Risiko
3. Kegiatan Teknis, Rancang Bangun, Konstruksi,
Pemilihan Bahan Kimia, serta pengoperasian
dan pemeliharaan instalasi
4. Kegiatan Pembinaan Tenaga Kerja di Tempat
Kerja
5. Rencana dan Prosedur Keadaan Darudar
6. Prosedur Kerja Aman
Kriteria Elemen 1
Gambaran Umum Proses Produksi
1. Process Flow
2. Uraian bahan kimia berbahaya yang digunakan
3. MSDS
Kriteria Elemen 2
Identifikasi Bahaya, Penilaian &
Pengendalian Risiko

1. Uraian identifikasi bahaya dan penilaian risiko


a) Potensi paparan bahan kimia berbahaya dalam instalasi dan
tempat kerja
b) Kegagalan atau kesalahan peralatan operasi
c) Dampak yang ditimbulkan
d) Sumber bahaya dan kecelakaan
e) Sumber bahaya dari luar
2. Uraian pengendalian risiko
a) Langkah – langkah pencegahan
b) Upaya mengurangi dampak
c) Upaya pencegahan dan pengendalian dalam keadaan situasi
paling buruk
Kriteria Elemen 3
Kegiatan Teknis, Rancang Bangun, Konstruksi, Pemilihan
Bahan Kimia, Pengoperasian dan Pemeliharaan

1. Pemeriksaan dan pengujian peralatan &


instalasi
2. Pengawasan mutu mulai dari desain sampai
operasi sesuai dengan standar
3. Melaksanakan pemeliharaan peralatan,
instrumen kontrol, instalasi listrik, perangkat
lunak dan perangkat keras secara berkala
Kriteria Elemen 4
Kegiatan Pembinaan Tenaga Kerja

1. Ahli K3 Kimia
2. Petugas Kimia
3. Pembinaan K3 untuk karyawan dan
kontraktor
Kriteria Elemen 5
Rencana dan Prosedur Keadaan Darurat

1. Identifikasi bahaya besar dan keadaan darurat


2. Sasaran tanggap darurat
3. Skenario terjadinya kecelakaan
4. Elemen tanggap darurat
5. Alarm dan komunikasi
6. Pusat pengendalian Keadaan darurat
7. Pengujian Rencana Tanggap Darurat
8. Pemutakhiran Tanggap Darurat
9. Tanggap Darurat di luar pabrik
10. Sistem Proteksi Kebakaran Otomatis
Kriteria Elemen 6
Prosedur kerja Aman
1. Prosedur dan manual keselamatan operasi
2. Pemantauan dan pengendalian variabel
proses
3. Manajemen perubahan
Elemen dalam OSHA 3132 dan
dibandingkan dengan Kep Dirjen PPK
84/PPK/X/2012

 Elemen dalam OSHA 3132 :


1. Process Safety Information – Ada dalam Elemen 1
2. Process Hazard Analysis – Ada dalam Elemen 2
3. Employee Participation – Sudah diatur dalam SMK3 PP 50 Tahun 2012
4. Training – Ada dalam Elemen 4
5. Contractors - Ada dalam elemen 4
6. Pre-Start Up review
7. Mechanical Integrity – Ada adalam Elemen 3
8. Hot Work Permit
9. Management of Change – Ada dalam elemen 6
10. Incident Investigation – Sudah masuk diatur dalam SMK3 PP 50 Tahun 2012
11. Emergency Planning & Response – Ada dalam Elemen 5
12. Compliance Audit - Sudah diatur dalam SMK3 PP 50 Tahun 2012
13. Trade Secrets
PROSEDUR PENILAIAN
PENGENDALIAN POTENSI BAHAYA
• Identifikasi jenis potensi bahaya (Besar atau Menengah)
• Identifikasi kelengkapan dokumen terhadap jenis potensi bahaya
Review & • Review Dokumen Pengendalian Potensi Bahaya (Besar atau Menengah)
Penilaian • Rekomendasi perbaikan
Dokumen

• Verifikasi kesesuaian dokumen dengan kondisi sebenarnya


• Verifikasi Dokumen Pengendalian Potensi Bahaya (Besar atau Menengah)
Verifikasi
Lapangan

• Pelaporan dari Verifikator


• Penandasahan dari Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan
Pelaporan
DOKUMEN PENGENDALIAN
POTENSI BAHAYA

•Diagram alir proses (process flow diagram)


•Data desain, konstruksi, bahan kimia, sistem operasi & pemeliharaan
instalasi & peralatan, termasuk peralatan pelindungnya (protective devices),
dan instalasi pencegahan dan perlindungan bahaya,
•Data lingkungan area kerja: kecepatan angin & suhu, peta lingkungan, zona
gempa,
•Jumlah tenaga kerja, jumlah shift dan jumlah tenaga kerja setiap shift
•Teknik & metodologi identifikasi bahaya & penilaian risiko termasuk kriteria
risikonya
Dokumen yang •Daftar risiko; sumber & penyebab bahaya, kemungkinan, dampak dan
tingkat risiko, pengendali risiko yang telah ada (existing risk control),
disiapkan •Lay Out Bahaya
•Rencana pemeriksaan dan pengujian instalasi dan peralatan,
•Rencana pemeriksaan dan pengujian faktor kimia di tempat kerja
•Rencana pemeriksaan kesehatan tenaga kerja,
•Manajemen perubahan nama bahan kimia dan kuantitas bahan kimia,
proses dan modifikasi instalasi yang digunakan
•Rencana Program pelatihan penganggulangan bahaya
•Prosedur kerja aman
•Rencana Tanggap Darurat (Emergency Response Plan)
VERFIKASI DOKUMEN PPB
• Kesesuaian proses diagram alir terhadap dokumen yang
terakhir (as built)
• Kecukupan & kelengkapan identifikasi bahaya
• Kecukupan & kelengkapan sistem, peralatan & instalasi
pengendalian bahaya & risiko, termasuk tanda bahaya
• Kecukupan dan kelengkapan dokumen rencana
penanganan risiko
• Kesesuaian rencana penanganan risiko terhadap
pelaksanaan
• Kecukupan Tenaga Ahli Bersertifikat

Verifikasi • Kelengkapan sertifikat kelayakan (akta ijin) peralatan &


instalasi
• Kecukupan dan kelengkapan rencana tanggap darurat
• Kecukupan dan kelengkapan prosedur kerja aman
Pelaporan
 Laporan verifikasi dari PJK3
 Pemaparan komprehensif
 Pengesahan dokumen oleh dinas tenaga
kerja provinsi atau Kabupaten/Kota

Anda mungkin juga menyukai