Anda di halaman 1dari 41

Pendahuluan

Ketidakmampuan perusahaan untuk memenuhi


kewajiban-kewajiban pada waktunya dapat
menimbulkan hambatan dalam pelaksanaan
proyek.
Hambatan-hambatan tersebut akan menimbulkan
kerugian berupa naiknya biaya langsung
maupun tidak langsung dan lebih lanjut akan
merusak citra perusahaan di mata pihak
pemberi kerja maupun pihak ketiga yang
mendukung kegiatan perusahaan

Untuk mengatasi hal tersebut di atas dalam


pengelolaan keuangan dipergunakan sarana
pengendalian likuiditas yang berupa Arus Kas
Arus Kas merupakan suatu alat Perencanaan Kas
yang menggambarkan keluar masuknya uang.
Kapan Kas akan diterima dan dibayarkan dan
berapa jumlah Kas yang diperlukan di proyek
agar pelaksanaan proyek berjalan dengan
lancar

Arus Kas dibuat pada awal perencanaan


pelaksanaan proyek dan dievaluasi pada
bulan-bulan selanjutnya sampai proyek selesai
 Arus uang yang masuk dan keluar adalah
bagaikan aliran darah pada suatu kehidupan

 Kegiatan pelaksanaan proyek adalah bagaikan


kehidupan dimana aliran darahnya adalah
cash flow

 Agar kegiatan lancar, maka arus uang harus


dikendalikan sebaik-baiknya
 Pengendalian likwiditas berupa keputusan dan
tindakan dalam perencanaan dan pelaksanaan ,
agar terjadi keseimbangan antara penerimaan
dan pengeluaran

 Rencana tindakan dan keputusan dalam


pengendalian likwiditas , diujudkan dalam
Rencana Cash Flow
 Dengan Perencanaan Kas yang benar maka Kas
dapat digunakan secara Effektif dan Effisien
 Pembayaran –Pembayaran akan dilakukan
secara prioritas di sesuaikan dengan kondisi
keuangan yang tersedia , seminimal mungkin
penggunaan dana dari luar sehingga  biaya
bunga rendah
 Laporan Arus kas mempunyai dua tujuan

1. Memberikan informasi mengenai penerimaan


dan pembayaran kas perusahaan selama
periode tertentu

2. Memberikan informasi mengenai efek kas dari


kegiatan investasi, pendanaan, dan operasi
perusahaan selama periode tertentu.
 Laporan aliran kas ingin melihat aliran dana,
yaitu berapa besar kas masuk, sumber-
sumbernya, berapa kas keluar, dan kemana kas
tersebut keluar.

 Karena itu item-item dalam laporan aliran kas


dikelompokkan ke dalam tiga bagian besar,
yaitu:
1. aliran kas dari kegiatan operasional
2. aliran kas dari kegiatan investasi
3. aliran kas dari kegiatan pendanaan.
 Adalah Arus kas yang mencakup prakiraan
penerimaan dan pengeluaran dana yang
diperlukan untuk pelaksanaan proyek selama
jangka waktu kontrak
I. Tahap I
Menyusun transaksi operasional yang mencakup
penerimaan dan pengeluaran di proyek baik
pengeluaran langsung di proyek maupun cabang.

II. Tahap II
Menyusun transaksi finansial yang mencakup
penerimaan pelunasan kredit.
I. TAHAP OPERASIONAL
Penyusunan Arus Kas Proyek (AKP) dilakukan oleh Bagian
Pengendalian , Bagian Keuangan, Manager Proyek dan
disetujui oleh GM Wilayah/Divisi

DATA-DATA YANG DIPERLUKAN:


 Kontrak Proyek yang Mencantumkan Syarat-Syarat
Pembayaran
 Jadwal Kemajuan Pekerjaan (CURVE S)
 Jadwal Pengadaan Bahan
 Jadwal Penggunaan Alat
 Jadwal Kebutuhan Tenaga
 Jadwal Pembayaran Subkontraktor
 Atas Dasar Data tersebut diatas maka disusun
Arus Kas Proyek Sebagai Berikut:

a. Penerimaan
Penerimaan Disusun dengan Memperhatikan
Data dari Kontrak Sebagai berikut:

1. Persyaratan Pembayaran Termin


2. Jadwal Kemajuan Pekerjaan
Waktu yang diperlukan mengurus Termin,
Dari saat mengurus Berita Acara sampai
Pembayaran
b. Pengeluaran
Unsur pengeluaran meliputi seluruh
Komponen Biaya Langsung dan Biaya tidak
langsung Proyek

c. Selisih Penerimaan dan Pengeluaran


Selisih Penerimaan dan Pengeluaran
Menunjukkan Kebutuhan dan Kelebihan Dana
Dari Transaksi-Transaksi Yang Bersifat
Operasional. Selisih Ini Akan Menunjukkan
Saldo Negatif Untuk Periode Permulaan dan
Semakin Lama Semakin Baik, Yang Berarti
Penerimaan Lebih Besar Dari Pengeluaran
Operasional.
d. Kas Awal
Kas Awal Menunjukkan Minimum Kas Yang
Dicadangkan, Yang Harus Ada Di proyek
Untuk Membiayai Kegiatan Mendesak dan
Rutin, Jumlah Ditetapkan Atas Dasar Sebagai
Berikut:

 Lokasi Proyek
 Komunikasi Antar Proyek
 Kemampuan Phak Pendukung Setempat
II. TAHAP FINANSIAL
Transaksi Finansial adalah Kebijakan Untuk
Manunjukkan Sumber Dan Penggunaan Dana
Kerja Dari Sumber Ekstern Dan Intern
Perusahaan. Jumlah Dana Yang Diambil
Disesuaikan Dengan Kabutuhan Dana Kerja
Yang Terlihat Pada Sisa Kas Sebelum Finansial.
Pengambilan/Cicilan Kredit Termasuk
Pembayaran bunga Harus Dicantumkan
Dalam Arus Kas Proyek

Apabila Kredit Tidak Dapat Dilunasi Sampai


Seluruh Termin Proyek Diterima, Maka Posisi
Kredit Dalam (Kumulatif) Akan Terlihat Pada
Posisi Akhir Proyek.
a. Selisih Finansial
Merupakan selisih tambahan kredit dengan
cicilan bunganya. Apabila tambahan kredit
lebih besar, maka selisihnya merupakan
sumber yang ditambahkan pada kas sebelum
finansial bulan berikutnya
b. Kas Akhir
Posisi kas akhir menunjukkan sisa kas setelah
dilakukan kebijaksanaan finansial

b. Posisi Kredit/Kumulatif
Adalah kumulatif atau posisi kredit pada
setiap akhir bulan
Yang perlu diperhatikan :
Apabila CASH FLOW sudah dibuat dengan
baik maka dalam pelaksanaannya harus
dilakukan dengan disiplin dan konsisten

Jika realisasinya terjadi PENYIMPANGAN yang


cukup signifikan maka cash flow perlu
dilakukan REVISI dan disesuaikan kembali
REALISASI ANGGARAN
NO U R A I A N TAHUN TAHUN
2011 2011
1 2 3 4

I. ARUS KAS DARI AKTIVITAS OPERASI


Penerimaan Kas dari pelanggan 99.453,70 99.782,00
Pengeluaran kas kepada Pemasok dan Karyawan (88.046,31) (92.803,00)
Kas yang dihasilkan dari operasi 11.407,39 6.979,00

Pembayaran Bunga (1.385,35) (1.704,00)


Pembayaran Pajak (1.204,70) (4.423,00)
Penerimaan (Pembayaran) lain-lain 196,67 267,00
Arus kas bersih yang berasal dari (digunakan untuk) aktivitas
operasi 9.014,01 1.119,00

II. ARUS KAS DARI AKTIVITAS INVESTASI


Pembelian Aktiva Tetap (441,75) (640,00)
Penjualan Aktiva Tetap 77,81 0,00
Penerimaan Bunga 44,45 100,00
Arus kas bersih yang berasal dari (digunakan untuk) aktivitas
(319,49) (540,00)
Investasi
III. ARUS KAS DARI AKTIVITAS PENDANAAN
Penerimaan pinjaman Bank 0,00 2.500,00
Pembayaran pinjaman Bank (660,00) (2.160,00)
Penerimaan (pembayaran) pinjaman kepada Pihak III (296,54) 0,00
Penerimaan (Pembayaran) Lain-Lain 0,00 0,00
Pembayaran Program Kemitraan dan Bina Lingkungan 0,00 0,00
Arus kas bersih yang berasal dari (digunakan untuk) aktivitas
Pendanaan (956,54) 340,00

IV. KENAIKAN (PENURUNAN) BERSIH KAS DAN SETARA KAS 7.737,98 919,00
V. SALDO KAS DAN SETARA KAS PADA AWAL TAHUN 4.669,07 6.240,00
VI. SALDO KAS DAN SETARA KAS PADA AKHIR TAHUN 12.407,05 7.159,00
ANALISA RASIO KEUANGAN
 Analisis rasio adalah suatu metode analisa
untuk mengetahui Hubungan pos-pos tertentu
dalam Neraca atau laporan Laba Rugi secara
individu atau kombinasi dari kedua laporan
tersebut.
 Tujuan dari analisis rasio adalah untuk
membantu manager finansial memahami apa
yang perlu dilakukan oleh perusahaan,
berdasarkan informasi yang tersedia dan
sifatnya terbatas.
 Rasio Keuangan merupakan perbandingan
antara pos :

- Laba Rugi terhadap Laba Rugi


- Laba Rugi terhadap Neraca
- Neraca terhadap Neraca
 Ada lima jenis rasio keuangan yang sering
digunakan:
 1. Rasio Likuiditas :
Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
memenuhi kewajiban jangka pendek.
 2. Rasio Aktivitas:
Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
menggunakan asetnya dengan efisien.
 3. Rasio Utang / Leverage:
Rasio yang mengukur kemampuan perusahaan
memenuhi total kewajibannya.
 4. Rasio Keuntungan / Profitabilitas:
Rasio yang mengukur kemampuan perusahan
menghasilkan profitabilitas.
 5. Rasio Pasar:
Rasio yang mengukur prestasi pasar relatif
terhadap nilai buku, pendapatan, atau dividen.
 Rasio Lancar / Current ratio (CR ) =
Aktiva Lancar / Utang Lancar

 Rasio Quick ( Quick ratio) = [Aktiva


Lancar – Persediaan] /Utang Lancar

 Tujuan :
Melihat likuiditas, yaitu kemampuan memenuhi
kewajiban jangka pendek. Semakin tinggi
angka tsb, semakin baik.
 Rata-rata Umur Piutang / Average collection
period = Piutang x 365 / Penjualan
 Perputaran Persediaan
= Harga Pokok Penjualan /Persediaan
 Perputaran Aktiva Tetap
= Penjualan /Total Aktiva Tetap
 Perputaran Total Aktiva (TATO)
= Penjualan / Total Aktiva
 Tujuan:
Melihat kemampuan perusahaan
menggunakan asetnya dengan efektif. Semakin
tinggi angka perputaran, semakin efektif aset
digunakan. Semakin tinggi rata-rata umur
piutang, semakin tidak baik (tidak efektif
menggunakan aset).
 Total Utang to Total Aset /Aktiva
= Total Utang / Total Aktiva
 Total Asset to total Utang
=Total Asset / Total Hutang
 Times Interest Earned (TIE)
= Laba Sebelum Pajak dan Bunga (EBIT)/
Bunga
 Fixed Charged Coverage (FCC)
= (EBIT + Biaya Sewa)/ (Bunga+Sewa)
 Tujuan:
Melihat kemampuan perusahaan memenuhi
kewajiban totalnya. Semakin tinggi angka
rasio : Total Utang/Total Aktiva,
semakin berisiko (tidak baik). Semakin tinggi
angka TIE atau FCC, semakin kecil risiko
(semakin baik).
 Kemampuan perusahaan untuk memenuhi
seluruh kewajiban jangka pendek dan panjang
tepat pada waktunya
 Kemampuan perusahaan untuk memenuhi
segala kewajiban finansialnya apabila
perusahaan di liquidasi
1. Profit Margin = Laba Bersih / Penjualan
2. Return On Asset (ROA) = Laba Bersih / Total
Aktiva
3 .Return On Equity (ROE) = Laba Bersih /
Modal Saham /Equity

 Tujuan:
Melihat kemampuan perusahaan menghasilkan
profitabilitas. Semakin tinggi angka PM, ROA,
dan ROE, semakin baik.
 PER = Harga Pasar per Lembar / Laba Bersih
per Lembar
 Dividend Yield = Dividen per Lembar / Harga
Pasar per Lembar
 Rasio Pembayaran Dividen = Dividen per
Lembar / Laba Bersih per Lembar
 Tujuan :
Melihat seberapa jauh tujuan kemakmuran
pedagang saham tercapai. Secara umum,
semakin tinggi angka PER, dividend yield, dan
rasio pembayaran dividen, semakin baik.
PER 31 DESEMBER

TH 2010 TH 2011 TH 2010 TH 2011

Kas/bank 4.669 12.407 Hutang bank 660 1.020


Piutang Usaha 13.817 9.666 Hutang usaha 3.161 4.942
Panjar 3.965 7.774 H.Uang muka 5.292 4.982
Pndpt akan diterim 31.914 29.087 Hutang biaya 33.998 33.590
Aktiva lainnya 3.267 4.607 Hutang pajak 2.977 6.536
Piutang pajak 964 1.547 Hutang lain2 5.757 8.775
Aktiva lancar 58.596 64.487 Hutang lancar 51.845 59.855

Aktiva tetap 16.283 16.231 Hutang Bank jk pj 13.576 12.556


Aktiva lainnya 322 322 Hutang Uang muka 2.833
Hutang dplk 2.545 2.545
Saldo Laba th lalu 2.397 4.401
Laba th berjalan 2.004 2.274

Jumlah Aktiva 75.201 81.641 Jumlah pasiva 75.201 81.641


LAPORAN LABA RUGI

REAL REAL
TH 2010 % TH 2011 %

PENDAPATAN 82.353 100 91.134 100,0


BIAYA LANGSUNG 58.817 71,4 69.008 75,72
BIAYA OH WILAYAH 11.189 13,6 11.096 12 ,17
LABA DI WILAYAH 12.347 15,0 11.030 12,1
BIAYA OH KP 6.083 7,4 6.362 6,98
BIAYA/PEND LAIN 2 ( 1614 ) ( 2,0 ) 504 0,55
LABA SBLM PPH 4.650 5,6 5.172 5,67
PPH FINAL 2.646 3,2 2.898 3,18
LABA SETELAH PPH 2.004 2,4 2.274 2,49
AKTIVA KEWAJIBAN DAN EKUITAS LABA RUGI
Aktiva Lancar : Kewajiban jangka Pendek : Pendapatan Jasa 650.000
Kas & Bank 101.356 Hutang Usaha 918.554 Biaya langsung 420.000
Piutang Usaha 1.087.960 Surat Hutang 18.000 Laba (Rugi) dipekerjaan 230.000
Persediaan 55.000 Hutang Pajak 133.992 Laba (Rugi) J.O 20.000
Uang Muka 97.500 Beban Yang Masih Harus Dibayar 40.239 Laba (Rugi) setelah JO 250.000
Pajak Dibayar Dimuka 94.241 Kewajiban Lancar Lainnya 37.427 Biaya Administrasi 125.000
Jumlah Aktiva Lancar : 1.436.039 Jumlah Kewajiban Jk. Pendek: 1.148.212 Laba (Rugi) Usaha 125.000
Pendapatan Lain-lain 10.500
Aktiva Tidak Lancar Kewajiban Tidak Lancar :
Beban Lain-lain 8.800
Aktiva Pajak Tangguhan 17.500 Hutang Bank 50.000 126.700
Laba (Rugi) sebelum Bunga (EBIT)
Beban Ditangguhkan 500 Uang Muka Karya Jangka Panjang 146.314
Bunga 37.500
Investasi Pada Asosiasi 60.007 Jumlah Kewajiban Jangka Panjang 196.314 89.200
Laba (Rugi) sebelum Pph
Aktiva Tetap : Ekuitas: Pph Badan 37.200
Jumlah Aktiva Tetap : 124.905 Modal Yang Ditempatkan & Disetor 98.023 Laba (Rugi) Setelah PPh 52.000
Investasi Dalam Pelaksanaan 2.510 Saldo Laba Dicadangkan 153.315
Aktiva Lain-lain 8.539 Saldo Laba belum dicadangkan 54.136
Jumlah Aktiva Tidak Lancar 213.961 Jumlah Ekuitas : 305.474
JUMLAH AKTIVA 1.650.000 JUMLAH KEWAJIBAN & EKUITAS 1.650.000
Ratio Likuiditas
Cash Ratio = Kas Bank 12407 20,7%
Hutang lancar 59855
Current ratio = Aktiva lancar 64487 107,7%
Hutang lancar 59855
Ratio Aktivitas
Perputaran Piutang = Piutang Usaha x 365 38753 153
Pendapatan 92234
TATO = Pendapatan 91134 1,1

Total Aktiva 81641


Ratio Leverage
Debt to Total assets = Total Hutang 74956 91,8%
Total Assets 81641
Ratio Solvabilitas
Ratio Solvabilitas = Total Assets 81641 108,9%
Total Hutang 74956
Debt to Equity = Total Hutang 74956 1122,9%
Ekuitas 6675
Ratio Profitabilitas
Profit Margin = Laba setelah pajak 2274 2,5%
Pendapatan 91134
Return on Assets Laba setelah pajak 2274 2,8%
Total Assets 81641
Return on Equity = Laba setelah pajak 2274 34,1%
Equity 6675

Anda mungkin juga menyukai