Anda di halaman 1dari 36

MANAJEMEN PRODUKSI

PROYEK KONSULTANSI
KONSTRUKSI

Oleh : Agus Widodo


Perusahaan : Organisasi Bisnis
Sebagai organisasi bisnis perusahaan adalah suatu entity
profit motif
dan dalam operasioalisasinya mempunyai berbagai macam
aktivitas yang bersifat multi disiplin dan
spesifik sesuai dengan karakteristik bidang
usahanya.

2
FUNGSI-FUNGSI PERUSAHAAN JASA KONSULTANSI
(Widodo Agus, 2009)
S10
F11 S8 S6 S4
F9 F7 F5 F3
S11

4
S1
F12

S2
S9
4
S1
S15 S14

S7

S5

S3

S2
F15 F10 F1 S0

S4
S6
S8
S1 S14

S1
4
S12

S9
F13
S7 S5 S3
S13 F8 F6 F4 F2
F14

Fungsi Spesifik : Sasaran ( Output – Input )


F1 = Fungsi Transaksi S0 = Laba, Kinerja = P. f ( B, M, F, W,L, S )
F2 = Fungsi Operasi Produksi S1 = Produk Fisik / Administratif
F3 = Fungsi Pengendalian Produksi S2 = Prosedur Pengendalian Produksi
F4 = Fungsi Perencanaan Produksi S3 = Program Operasi Produksi
F5 = Fungsi Pra Produksi S4 = Anggaran Produksi
F6 = Fungsi Legal S5 = Kontrak
F7 = Fungsi Tender S6 = Dokumen/ Proposal Penawaran
F8 = Fungsi Operasi Pemasaran S7 = Pra Kualifikasi
F9 = Fungsi Perencanaan Produk / Jasa S8 = Selektif Produk/ Jasa
F10 = Fungsi Riset Pasar & Pemasaran S9 = Alternatif Produk dan Selektif Pasar
Fungsi Umum : Sasaran ( Output – Input )
F11 = Fungsi Manajemen Personalia S 10 = Personil
F12 = Fungsi Manajemen Keuangan S 11 = Dana
F13 = Fungsi Manajemen Akuntansi S 12 = Laporan keuangan & Pajak
F14 = Fungsi Manajemen Bahan dan Alat S 13 = Bahan dan Alat
F15 = Fungsi Inti Manajemen S 14 = Kebijakan Fungsi 3
S 15 = Kebijakan Manajemen Puncak
Tahapan Proyek

Aktivitas bisnis perusahaan jasa konsultan konstruksi :


proyek.
Proyek konstruksi yang pada umumnya terdiri atas beberapa
tahapan (Bass Jossey, 2002) :
 Tahap konsep dan studi kelayakan.
 Tahap rekayasa dan desain.
 Tahap pengadaan.
 Tahap konstruksi.
 Tahap operasi dan pemanfaatan.
4
Elemen Esensial Proyek
Elemen esensial proyek pada intinya terdiri dari 5 (Davidson Jeff, 2002) :
• waktu yang tertentu, besifat temporer, ada
Kerangka
awal ada akhir di mana dalam hal ini kerangka waktu tersebut
berbeda dengan program jangka panjang yang berjalan yang memiliki
suatu awal namun mungkin tidak memiliki akhir yang diinginkan.
• Ada suatu pendekatan yang teratur terhadap
serangkaian kegiatan-kegiatan yang saling
bergantung.
• Akhir dari setiap proyek berupa sasaran yang spesifik sebagai
hasil yang diinginkan.
• Ada karakteritik-karakteristik tertentu untuk setiap
kegiatannya.
• Kegiatan proyek lebih mengikuti proses transformasi daripada
proses aliran.
5
Karakteristik Proyek (Trinowardono, 1998)

 Produk dijual sebelum proses produksi.

 Produk bersifat sangat “custom made”.

 Lokasi produk dan produksi berpindah-pindah.


 Risiko laba atau rugi yang sangat divergen.

 Proses produksi unik.

 Rentang waktu produksi yang relatif panjang.

6
Ciri-ciri Pengelolaan Aktivitas
Proyek Konstruksi
Ciri-ciri dari pengelolaan aktivitas proyek konstruksi secara sistem adalah
(IPPM, 1990) :
 Memiliki awal dan akhir kegiatan.

 Memiliki perilaku gerak yang terarah, berorientasi pada sasaran.

 Adanya kesatuan gerak langkah yang sinergi dari tiap-tiap bagian


terkait.
 Adanya keterbukaan dan reaksi dengan sub sistem.
 Adanya transformasi dari kegiatan-kegiatan bagian yang menghasilkan
sesuatu produk setahap demi setahap yang akhirnya
membentuk produk akhir sebagaimana yang direncanakan.
 Memiliki mekanisme pengendalian dan kekuatan untuk menjaga
sistem agar tidak keluar dari range kinerja yang telah ditetapkan.
7
Hambatan & Risiko
 Lamanya waktu yang dibutuhkan untuk menghasilkan tingkat volume
tertentu, sehingga pekerjaan mempunyai potensi menjadi terlambat.
 Meningkatnya potensi biaya produksi dari rencana semula.
 Perolehan laba yang cenderung menurun.
 Tidak stabilnya tingkat mutu yang dicapai, sehingga sering kali harus
dilakukan pekerjaan ulang.
 Seringnya terjadi ketidaksesuaian fungsi produk, sehingga harus
dilakukan desain ulang.
 Seringnya terjadi potensi kas defisit sehingga pendanaan proyek
terganggu.
 Seringnya timbul potensi risiko yang kurang dapat diantisipasi sehingga
terjadi kegagalan bangunan, kecelakaan kerja dan kerugian.
Masalah-masalah di atas menunjukkan bahwa pada setiap aktivitas proyek selalu
ada hambatan-hambatan dan risiko yang secara potensial dapat mengganggu
kelancaran aktivitas produksi (Ritz dan George, J., 1994) yang dapat berakibat
menurunnya tingkat kinerja yang dicapai 8
Untuk menjamin terlaksananya pekerjaan tersebut ada 4 macam
teknik pokok yang digunakan dalam perencanaan produksi baik di
tingkat organisasi fungsional maupun di tingkat operasional yaitu
(Ibbs Williem C, 1997) :

 Routing, menyusun terlebih dahulu jalur-jalur atau rangkaian


langkah-langkah operasional.
 Scheduling, menyusun secara terperinci jadwal waktu untuk
pelaksanaan aktivitas operasional.
 Dispatching, penetapan tugas-tugas dalam pelaksanaan
kegiatan yang telah dirumuskan dalam routing dan
scheduling.
 Follow up and Control, dimaksudkan untuk mengadakan
kontrol dan penyesuaian jika rencana telah dilaksanakan dan
terjadi pembiasan. 9
Masalah Kinerja
Pencapaian daya operasi produksi : 6 Key Performance Indicator
(Widodo Agus, 2009 )

 Waktu Produksi
 Biaya Produksi
 Mutu Produk
 Fungsi Produk
 Likuiditas Dana
 Safety

K = f (W, B, M, F, L, S)
10
1) Biaya Produksi (B) : Biaya produksi (operating cost) harus serendah
mungkin, sehingga sebuah proyek mempunyai
potensi laba setinggi mungkin.
2) Mutu Produk (M) : Hasil produk harus sesuai dengan spesifikasi
teknis yang telah ditetapkan, sehingga tidak ada
pekerjaan ulang.
3) Fungsi Produk (F) : Manfaat penggunaan produk agar sesuai dengan
fungsinya, sehingga tidak ada desain ulang
4) Waktu Produksi (W) : Sesuai skedul kerja yang telah diprogramkan,
sehingga tidak terjadi keterlambatan waktu
penyerahan.
5) Likuiditas Dana ( L ) : Ketercukupan dana operasi dan perolehan laba
cash, sesuai dengan cash flow yang
diproyeksikan.
6) Safety (S) : Minimal resiko, sehingga tidak terjadi kegagalan
bangunan, kecelakaan kerja dan kerugian. 11
Kinerja & Produktivitas

Kinerja dipandang sebagai suatu resultan produktivitas dari setiap rangkaian


aktivitas produksi, di mana produktivitas diukur dari rasio atau perbandingan
antara nilai output (hasil produk yang diperoleh) dengan nilai input (apa
yang digunakan untuk masukan) yang dapat dirumuskan menjadi : (Timple A.
Dale, 1991)

OUTPUT
PRODUKTIVI TAS 
INPUT

Bila nilai perbandingan antara output dan input di atas makin tinggi
maka berarti tingkat produktivitas makin tinggi, sebaliknya bila angka
banding di atas makin rendah memberi arti bahwa tingkat produktivitasnya
makin rendah.
12
Kegiatan produksi dalam hubungan input – proses –
output ( Timple A Dale, 1991 ):

INPUT PROSES OUTPUT

a) Manusia
b) Material
Melalui
c) Mesin
d) Mata Uang
Kegiatan PRODUK
Pengolahan
e) Input Informasi
f) Input Manajemen

f. Input manajemen

b
a Produk
c
e. Input Informasi d

13
Kompleksitas Proses dalam Masalah Konstruksi

Umpan Balik Umpan Balik

Faktor Input Faktor Output


Lingkungan Internal :

Manusia Organisasi, Manajemen Produksi,


Hubungan Kerja, dlsb

Bahan
Pekerjaan Ulang P

R
Alat
O
Mekanisme Teknologi Mekanisme
Input Proses Output
D
Dana
U

K
Informasi

Manajemen

Lingkungan Eksternal :
Cuaca, Kondisi Ekonomi,
Aturan Pemerintah, Budaya, dlsb

14
Diagram Beban Kerja & Waktu Pelaksanaan
(Warren Robert H., 1989)

A = Beban kerja dasar

B = Beban kerja tambahan yang tidak


dapat dihindarkan karena faktor eksternal,
Total
misal : cuaca
Beban
Kerja

C = Beban kerja tambahan karena


Total lemahnya perencanaan, kurangnya
waktu pengetahuan, spesifikasi tidak jelas, dlsb.
pelaksanaan
produksi
D = Beban kerja tambahan karena
lemahnya metode kerja, lemahnya
kontrol, dlsb.

E = Waktu tidak efektif karena perubahan


desain, kekurangan atau ketidaksesuaian
Total sumber daya, lemahnya teknologi, dlsb
waktu
tidak
efektif
F = Waktu tidak efektif karena karyawan
sakit, kecelakaan, dlsb
15
Sistem dalam Hubungan Input-Proses-Output

1. Produk : berkaitan dengan kuantitas dan kualitas produk yang


dihasilkan, apakah organisasi telah memiliki kriteria mutu produk yang
spesifik, sesuai dengan spesifikasi teknis yang diperlukan terhadap fungsi
produk

2. Proses : berkaitan dengan proses produksi, apa saja input dan faktor-
faktor yang terlibat dalam penyelenggaraan aktivitas produksi agar proses
produksi dapat terselenggara secara benar dan dapat teridentifikasi
adanya faktor pendukung dan faktor penghambat serta faktor resiko yang
dihadapi.

3. Tolok ukur : berkaitan dengan perlunya dilakukan pengukuran telaah


kerja yang dapat diterapkan secara cermat dan terukur, agar apabila
terjadi penyimpangan kinerja pada setiap tahapan aktivitas proyek dapat
diketahui lebih dini dan kemudian dapat segera dilakukan tindak turun
tangan secara terintegrasi.
16
Kelancaran Proses Memerlukan Kondisi-kondisi tertentu dan
harus tersedia dalam kondisi Minimal Memadai antara
lain :

 Tersedianya tenaga manajemen, tenaga ahli, dan tenaga kerja terampil


dalam berbagai bidang kompetensi dengan jumlah dan formasi tertentu
 Tersedianya dana operasi proyek.
 Tersedianya material atau bahan baku yang terstandardisasi secara
spesifik dan mudah diperoleh.
 Tersedianya peralatan konstruksi/produksi yang sesuai.
 Sistem informasi dan komunikasi yang sesuai.
 Adanya metode-metode kerja yang tepat guna sesuai dengan kebutuhan
proses yang akan dilakukan.
 Pemahaman terhadap spesifikasi produk.
 Kebijakan yang jelas dan dapat dipahami oleh organisasi proyek
17
Kerangka berpikir sistem

 Didasarkan atas pemikiran bahwa manajemen


merupakan suatu upaya (secara sadar
diupayakan) agar dapat mencapai sasaran yang telah
ditetapkan secara jelas secara efektif dan efisien dalam
penggunaan sumber daya yang terbatas (A. D. Austen
dan R. H. Neale, 1991).

 Langkah pertama dari manajemen adalah menetapkan


sasaran akhir yang hendak dicapai, melalui sasaran-
sasaran antara. Sasaran antara ini sekaligus
dipergunakan sebagai tolok ukur atas keberhasilan atau
ketidakberhasilan sebuah proses yang telah ditempuh
untuk mencapai sasaran akhir (Purnomosidi, H., 1990).

18
 Sasaran akhir dan sasaran antara diwujudkan
melalui serangkaian proses kegiatan tahap demi
tahap yang pada hakekatnya merupakan serangkaian
proses yang menghasilkan serangkaian output atau
produk secara berjenjang dan terstruktur
sedemikian rupa sehingga produk dan proses sebelumnya
merupakan input bagi proses pembuatan produk
selanjutnya.

 Dengan demikian dapat diartikan bahwa sekumpulan


produk yang berasal dari proses sebelumnya merupakan
“produk-produk parsial” yang menjadi struktur
atau komponen pembentuk produk-produk yang
selanjutnya menjadi produk akhir.
19
Sistem Produksi sebagai Peningkatan Kinerja
Berkesinambungan

• Proses produksi yang dilakukan setahap demi setahap


dalam memproduksi sebuah produk parsial sebagai
komponen pembentuk produk akhir merupakan suatu
tahapan yang berkesinambungan yang secara terus
menerus berlangsung sampai terwujudnya produk akhir.
Hasil kerja dari setiap tahapan proses akan
mempengaruhi kelancaran proses selanjutnya sehingga
untuk keberhasilan keseluruhan proses dari awal sampai
akhir dituntut adanya kinerja yang baik dan
berkesinambungan dalam setiap tahapannya.

20
Sistem Produksi sebagai Peningkatan Kinerja
Berkesinambungan

 Peningkatan kinerja berkesinambungan merupakan konsep yang


dinamis bukan statis. Konsep ini dibangun melalui berbagai interaksi
yang intens antara proyek dan lingkungan yang mempengaruhi
penyelenggaran setiap proses. Peningkatan kinerja merupakan hasil
dari serangkaian usaha incremental, setahap demi setahap yang
secara berkesinambungan akan menjadi sebuah hasil kumulatif yang
besar.

 Dengan menerapkan teknik produksi melalui peningkatan kinerja yang


berkesinambungan maka diperlukan suatu sistem pelaksanaan
konstruksi yang selalu dievaluasi terus menerus sebagai suatu siklus
perbaikan kinerja agar sistem pelaksanaan dapat terselenggara
dengan benar.

21
 Agar sistem dapat menyelenggarakan proses dengan benar untuk
menghasilkan output yang benar, maka input harus dapat diberikan
dengan benar pula. Hal itu berarti bahwa input yang diperlukan untuk
terselenggaranya proses tersebut harus dapat diberikan dalam kondisi
yang minimal memadai, sesuai dengan persyaratan yang
dikehendaki.

 tidak
Apabila input berada dalam kondisi yang kurang atau
memadai maka proses tidak akan terselenggara
dengan benar, sehingga output yang dihasilkannya pun tidak
akan dapat memenuhi sasaran sebagaimana yang diharapkan
(Purnomosidi, H., 1990).

22
 Agar hal tersebut dapat dicapai, perlu diterapkan telaah
kerja atas keseluruhan rangkaian proses yang dilakukan
dengan mengaplikasikan metode kerja dan pengukuran
kinerja dalam suatu sistem yang mampu melakukan “self
improvement” secara terus menerus agar kinerja kerja
mencapai tingkat yang optimal.

 Dalam hal ini pengalaman yang berupa kegagalan,


keberhasilan atau kekurangberhasilan atas pelaksanaan
proyek-proyek sebelumnya baik di lingkungan internal
perusahaan maupun di lingkungan perusahaan lain
menjadi bahan evaluasi dari perbaikan kinerja tersebut.

23
Project Productivity Improvement

Proyek
P D B, M, W, F, L, S

A C
W/D

24
P–D–C–A

• Plan, adalah siklus perencanaan; penghimpunan dan analisis


data yang diperlukan untuk merencanakan dan
memprogramkan suatu aktivitas.
• Do, adalah siklus pelaksanaan; pelaksanaan semua aktivitas
operasi produksi sesuai dengan plan yang telah
direncanakan.
• Check, adalah siklus kontrol; melihat dan mengevaluasi
apakah pelaksanaan telah sesuai dengan yang dikehendaki,
mendeteksi adanya penyimpangan yang terjadi.
• Action, adalah siklus dilakukannya tindak turun tangan yang
bertujuan membenahi kekurangan dan penyimpangan yang
ada yang kemudian menetapkan kembali sesuai dengan plan.
25
Ada 4 (empat) langkah yang dapat membantu terselenggaranya
sistem pelaksanaan produksi/konstruksi yang berkesinambungan bagi
pihak organisasi proyek produksi/konstruksi (Samaras, 2004) agar
terjadi interaksi dalam upaya peningkatan kinerja yaitu :
1. Mengintegrasikan tim kerja dan partnering dengan designer, user,
client, supplier dan vendor.
2. Bekerjasama dengan komunitas.
3. Meningkatkan efesiensi dan efektivitas penggunaan sumber daya :
tenaga kerja, dana, material, alat dan sebagainya.
4. Pertimbangan penuh dalam penentuan metode
produksi/konstruksi, menghitung biaya produksi/konstruksi dan
resiko kegagalan bangunan dan keselamatan kerja.
26
PERMASALAHAN PADA
PROYEK

PENGENDALIAN PENINGKATAN KINERJA


KINERJA PROYEK PROYEK

Tidak

INDIKATOR KINERJA
DETEKSI
Penurunan
· Biaya · Likuiditas Kinerja
· Mutu · Safety
· Fungsi
· Waktu Ya

· Internal Identifikasi Klasifikasi


· Eksternal Permasalahan

Rekomendasi Tindakan Analisis Sebab & akibat


Tindakan Koreksi
Koreksi Permasalahan

D A T A B A S E
27
Aspek Key Performance Indicator

Aspek biaya : Sistem tersebut mampu untuk menekan biaya produksi


serendah mungkin.
Aspek mutu : Sistem tersebut mampu untuk menghasilkan produk
sesuai dengan kelas mutu dan spesifikasi teknis yang
dikehendaki.
Aspek fungsi : Sistem tersebut mampu untuk menghasilkan produk
sesuai dengan manfaat penggunaanya.
Aspek waktu : Sistem tersebut mampu menghasilkan sejumlah volume
produk sesuai dengan jadwal kerja yang ditetapkan.
Aspek : Sistem tersebut mampu menjaga likuiditas dana
finansial operasi dan perolehan laba cash.
Aspek safety : Sistem tersebut mampu meminimalkan risiko yang
mungkin timbul dan mencegah untuk tidak terjadinya
kegagalan bangunan, kecelakaan kerja, dan kerugian.
28
Indeks Kinerja
• Biaya produksi adalah biaya operasi langsung yang mencakup biaya
personil, bahan, upah, alat, dan sub kon, dlsb. Indeks biaya produksi
diperoleh berdasarkan perbandingan antara realisasi dengan rencana.

Biaya Operasi Total Proyek (Rencana)


Biaya Produksi  (%)
Biaya Operasi Total Proyek (Realisasi )

• Mutu adalah pencapaian mutu produk untuk satu kali proses produksi yang
dapat menghasilkan produk yang dapat diterima sehingga tidak diperlukan
pekerjaan ulang. Indeks mutu produk diperoleh dengan membandingkan
berapa biaya dasar yang direalisasikan untuk menghasilkan per item produk
dibanding biaya rencana produksi

Biaya Produksi per Item Produk (Rencana)


Mutu Produk  (%)
Biaya Produksi (Realisasi )  Biaya Perbaikan Produksi
per Item Produk
29
• Fungsi produk dinyatakan sebagai suatu kondisi apakah sebuah produk
yang dihasilkan telah sesuai manfaat kegunaannya . Indeks fungsi produk
diperoleh dengan membandingkan spesifikasi teknis sesuai manfaat produk
rencana dan realis

Spesifikasi Teknis (Rencana)


Fungsi  (Sesuai / Tidak sesuai)
Spesifikasi Teknis (Realisasi)

• Waktu produksi adalah berapa lama waktu yang diperlukan untuk


memproduksi suatu item produk. Indeks waktu produksi diperoleh dengan
memperbandingkan waktu realisasi produksi pada lintasan kritis dengan
waktu rencana pada lintasan kritis.

Waktu Produksi Lintasan Kritis (Rencana)


Waktu  (hari)
Waktu Produksi Lintasan Kritis (Realisasi )
• Likuiditas adalah ketersediaan dana untuk keperluan operasi yang diperoleh
dari prestasi atau progres proyek dan besaran laba proyek yang diperoleh.
Indeks likuiditas diperoleh dengan membandingkan arus kas masuk dengan
arus kas keluar.
Cash in
Likuiditas  (%)
Cash out

• Safety adalah upaya memperkecil resiko yang berpotensi dapat


menimbulkan resiko penambahan biaya. Indeks resiko diperoleh dengan
membandingkan potensi biaya tambahan dengan biaya pelaksanaannya.

Potensi biaya tambah karena risiko


Risiko  (%)
Realisasi biaya pelaksanaa n

31
FUNGSI, SISTEM dan KEBIJAKAN
S10 Kb. Pers.
F11 S8 S6 S4
F9 F7 F5 F3
S11 Kb. Keu
4
S1

F12

S2
S9
ROP ROPT TAR
4
S1 TL EKPP GET
S15 Kb. TM S14

S7

S5

S3

S2
F15 F10 F1 S0

S4
S6
S8
Kb. PS PCV
S1

Kon

S1
4

S12 Kb. Akun

S9
F13 trak
S1
4

S7 S5 S3
S13 F8 F6 F4 F2
Kb. B&A
F14

+ KPI Kelompok Kegiatan


+ Target & Kinerja Biro,SPI, Sekper
+ Target dan Kinerja W/D
+ Kontrak Manajemen dgn Pemegang Saham
32
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN & TINDAK TURUN TANGAN
F 1 : FUNGSI TRANSAKSI OUTPUT / SASARAN

S10a
Input ( faktor ) Internal :
S11a
- Audit Produksi (S2) F3
- Produk Fisik (S1) S2
- Personil Transaksi (S10a)
- Dana Transaksi (S11a) E2
- Ketentuan Akuntansi & Pajak (S12a) S14a S0 Output : Laba :  29%
F1
- Bahan & Alat Transaksi (S13a) E1 - Laba/Kinerja (S0)
Kinerja : B,M,W,F,L,S
- Kebijakan Transaksi (S14a)
S1
Input ( faktor ) Eksternal : F2
- Pemberi Kerja (E1) S12a
- Dana Pembayaran (E2) S13a

AKTIVITAS & ORGANISASI PELAKU PERMASALAHAN TINDAK TURUN TANGAN


Proses : Penyelenggaraan Fungsi/Aktivitas
Aktivitas : Transaksi lemah / tidak berjalan dengan baik, Organisasi
- Melakukan transaksi kepada pemberi kerja Penyusunan BAP dan BAI selalu terlambat dan - Perkuat Organisasi tingkat W : DGM dan
atas tahapan pekerjaan yang telah selesai sering salah. tingkat Proyek : Adpro
dilakukan. Transaksi biasanya dilakukan
setiap periodik (mingguan/bulanan) untuk Identifikasi status Input Internal : Job Des : Ok
pengakuan prestasi (BAP) dan kemudian Tahap BAP Tahap BAI
dibuatkan BAI untuk keperluan penagihan.. - S2 : Lemah Lemah SD : - Personil : Improve
- Pembuatan BAP dan BAI sudah diatur pada - S1 : Lemah Lemah - Dana : Ok
pasal-pasal kontrak. - S10a : Lemah Lemah - Ketentuan Akuntasi : Ok
- S11a : Kuat Kuat - Bahan & Alat : Ok
Organisasi Pelaku : - S12a : Kuat Kuat - Kebijakan : Lakukan pembuatan BAP dan
Tahap BA Prestasi : - S13a : Kuat Kuat BAI tepat waktu sesuai ketentuan kontrak
- Proyek : TL, Ad Pro - S14a : Lemah Lemah
- W/D : DGM, Bag Dal SOP : Modifikasi
Identifikasi Status Input Eksternal :
Tahap BA Invoice : DGM, Bag Adm Keu - E1 : Peluang/Ancaman Peluang/Ancaman KPI Pok : Sudah disusun & segera diterapkan 33
- E2 : Peluang/Ancaman Peluang/Ancaman
 IDENTIFIKASI PERMASALAHAN & TINDAK TURUN TANGAN

F 2 : FUNGSI OPERASI PRODUKSI OUTPUT / SASARAN

S10b
Input ( faktor ) Internal :
S11b
- Audit Produksi (S2) F3
- Program Operasi Produksi (S3) S2
- Personil Produksi (S10b) E1
- Dana Produksi (S11b) Produk ( Phisik/administratif ) yang
- Ketentuan Akuntansi (S12b) S14b S1 Output : dihasilkan harus sesuai sebagaimana
F2 F1
- Bahan & Alat Produksi (S13b) E3
- Produk (S1) yang dipersyaratkan dalam kontrak
- Kebijakan Produksi (S14b) baik dari segi mutu, fungsi dan waktu
S3
Input ( faktor ) Eksternal : F4
- Pemberi Kerja (E1) S12b
- Mitra Kerja (E3) S13b

AKTIVITAS & ORGANISASI PELAKU PERMASALAHAN TINDAK TURUN TANGAN

Aktivitas : Proses : Penyelenggaraan fungsi / aktivitas operasi Organisasi : Ok


Mewujudkan/ merealisasikan produk / jasa produksi lemah/ tidak terselenggara dengan baik.
kepada pemberi kerja sebagaimana kesepakatan Produktivitas rendah (produksi hampir selalu dibawah Job Des : Sempurnakan
yang telah dibuat dalam kontrak target/ pekerjaan terlambat) dan efisiensi rendah.
SD : - Personil : Internal : improve, eksternal
Pelaku : Identifikasi Status Input Internal : : Kualifikasi
- Proyek : TL, TA, AdPro - S2 : Lemah - Dana : Buffer cash
- W/D : GM W/D, Bag Dal, Bag Adm - S3 : Lemah - Ketentuan Akuntansi : Ok
& Keu - S10b : Lemah - Bahan & Alat :
- S11b : Lemah - Kebijakan : < B,< M, = F,< W, > S
- S12b : kuat - Do & Action ( Dari siklus PDCA )
- S13b : Lemah
- S14b : Lemah SOP : Modifikasi

Idetifikasi Status Input Eksternal : KPI Pok : sudah disusun & terapkan
- E1 : Peluang/Ancaman
- E3 : Peluang/Ancaman
34
35
Exercise
 Berikan pendapat saudara apakah sistem yang diterapkan (
PCV,RPOTL,Kontrak,EKPP) sudah cukup memadai untuk menjaga proses
bisnis perusahaan atau belum memadai. Sebutkan alasan saudara
 Lakukan analisa tingkat kesiapan fungsi Operasi Produksi, dengan
langkah-langkah sbb :
1. Tetapkan sasaran yang hendak dicapai pada fungsi Operasi Produksi, pada
proyek yang saudara laksanakan, dimana sasaran tersebut harus dicapai dengan
memenuhi kriteria W,B,M,F,L dan S
2. Analisis tingkat kesiapan fungsi dengan mengukur tingkat kesiapan faktor-faktor (
internal dan eksternal ) yang terlibat pada penyelenggaraan fungsi, apakah faktor-
faktor tersebut sudah tersedia dalam kondisi (minimal) memadai atau tidak/kurang
memadai ( internal faktor ) dan apakah faktor-faktor tersebut merupakan peluang
atau ancaman ( eksternal faktor ). Jelaskan mengapa saudara menilai menilai
memadai/tidak memadai atau peluang/ancaman
3. Apabila fungsi dan faktor-faktor yang terlibat dalam kondisi tidak/kurang memadai
berikan tindak turun tangan yang harus dilakukan untuk menjadikan faktor- faktor
tersebut dalam kondisi memadai sehingga proses produksi pada fungsi produksi
dapat terselenggara dengan benar 36

Anda mungkin juga menyukai