Anda di halaman 1dari 20

ALAT PELINDUNG DIRI (A P D)

A. Pengertian
Merupakan kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan
orang disekelilingnya. Kewajiban tersebut sudah disepakati oleh pemerintah melalui Departemen Tenaga Kerja Republik Indonesia.
Kecelakaan kerja dapat terjadi tidak terduga dan tidak diharapkan. Biasanya kecelakaan menyebabkan kerugian material dan penderitaan dari
yang paling ringan sampai pada yang paling berat. Untuk menghindari resiko dari kecelakaan dan terinfeksinya petugas laboratorium khususnya
pada laboratorium kesehatan sebaiknya dilakukan tindakan pencegahan seperti pemakaian APD. Apabila petugas laboratorium tidak
menggunakan APD, akan semakin besar kemungkinan petugas laboratorium terpapar dengan bahan kimia berbahaya dan terinfeksi oleh bakteri
dan virus (RS).
B. Dasar Hukum Penggunaan Alat Pelindung Diri
Undang Undang K3 No.1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja telah mengatur APD. Undang Undang tersebut menetapkan syarat
keselamatan dan kesehatan kerja yang berkaitan dengan alat pelindung diri kepada pekerja. Pasal 9 ayat (1) UU K3 mewajibkan managemen
perusahaan untuk menunjukkan dan menjelaskan :
a. Kondisi kondisi dan bahaya yang dapat timbul dalam tempat kerjanya.
b. Semua pengaman dan alat perlindungan yang diharuskan dalam tempat kerja.
c. Alat alat perlindungan diri bagi tenaga kerja yang bersangkutan.
d. Cara cara dan sikap kerja yang aman dalam melaksanakan pekerjaannya.
Pada Pasal 12 (b) Undang Undang K3 mengatur mengenai kewajiban dan hak tenaga kerja untuk memakai alat alat pelindung diri.
Sedangkan Pasal 14 (c) memerintahkan managemen perusahaan untuk menyediakan secara cuma cuma semua alat pelindung diri yang
diwajibkan pada tenaga kerja yang berada dibawah pimpinanannya dan menyediakan bagi setiap orang lain yang memasuki tempat kerja
tersebut disertai dengan petunjuk petunjuk yang diperlukan menurut petunjuk pegawai pengawas atau keselamatan kerja.

Peraturan lain yang mengatur tentang APD adalah Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrsi No. Per 03/Men/1982 tentang
pelayanan Kesehatan Kerja, peraturan tersebut mengatur APD terdapat pada pasal 1 ayat (2) dan pasal2 ayat (1).

a . Pasal 1 ayat (2) tentang Tujuan Pelayanan Kesehatan Kerja : “ Melindungi tenaga kerja terhadap setiap gangguan kesehatan yang timbul dari
pekerjaan atau lingkungan kerja”.
b. Pasal 2 ayat (1) tentang Tugas Pokok Pelayanan Kesehatan Kerja : “ Memberikan nasehat mengenai perencanaan dan pembuatan tempat
kerja, pemilihan alat pelindung diri yang diperlukan dan zat gizi serta serta penyelenggaraan makanan di tempat kerja”.

C. Tujuan dan Manfaat Alat Pelindung Diri

Penerapan K3 merupakan salah satu usaha dalam melindungi tenaga kerja di tempat kerja/ praktikan di laboratorium sehingga dapat mencapai
produktifitas yang optimal. Salah satu wujud dari penerapan K3 adalah dengan menggunakan APD secara disiplin dan penggunaan APD
merupakan suatu kewajiban bagi para pekerja. Pemanfaatan APD oleh tenaga kerja /praktikan sampai saat ini masih merupakan masalah rumit
dan sulit dipecahkan karena faktor disiplin tenaga kerja/praktikan yang masih rendah.
Tujuan penggunaan APD adalah untuk melindungi tubuh dari bahaya pekerjaan yang dapat mengakibatkan penyakit atau kecelakaan kerja,
sehingga penggunaan APD memegang peranan penting dan bermanfaat bukan saja untuk tenaga kerja tetapi juga untuk perusahaan.

Manfaat APD bagi tenaga kerja/praktikan

a. Tenaga kerja/praktikan dapat bekerja dengan perasaan lebih aman untuk terhindar dari bahaya bahaya kerja.
b. Dapat mencegah kecelakaan akibat kerja beresiko.
c. Tenaga kerja/praktikan dapat memperoleh derajat kesehatan yang sesuai hak dan martabatnya sehingga tenaga kerja /praktikan akan mampu
bekerja secara aktif dan produktif.
d. Tenaga kerja/praktikan bekerja dengan produktif sehingga meningkatkan hasil produksi/praktek.
Manfaat APD bagi Perusahaan
a. Meningkatkan produksi perusahaan dan efisiensi optimal.
b. Menghindari hilangnya jam kerja akibat absensi tenaga kerja.
c. Penghematan biaya terhadap pengeluaran ongkos pengobatan serta pemeliharaan kesehatan tenaga kerja.
d. Penatalaksanaan penggunaan APD.
Beberapa langkah yang dapat ditempuh bagi perusahaan /laboratorium yang hendak menerapkan penggunaan APD, langkah langkah tersebut
antara lain :
a. Menyusun kebijaksanaan penggunaan APD secara tertulis, serta mengkomunikasikan kepada semua tenaga kerja/laboratorium dan tamu yang
mengunjungi perusahaan/laboratorium tersebut.
b. Memilih dan menempatkan jenis APD yang sesuai dengan potensi bahaya yang terdapat di tempat kerja/laboratorium.
c. Melaksanakan program pelatihan penggunaan APD untuk meyakinkan tenaga kerja/laboratorium agar mereka mengerti cara menggunakannya.
d. Menerapkan penggunaan APD dan cara pemeliharaannya secara berkala.

D. Jenis dan Fungsi APD


Jenis APD banyak macamnya menurut bagian tubuh yang akan dilindunginya. Penggunaan APD di perusahaan/laboratorium berdasarkan
kesesuaian dengan potensi bahaya yang ada. Beberapa APD yang dapat dipilih antara lain :
a. Kaca mata pengaman (safety glasses) berfungsi sebagai pelindung mata ketika bekerja di laboratorium dengan bahan kimia berbahaya.
b. Penutup telinga (ear plug/ear muff) berfungsi sebagai pelindung telinga pada saat bekerja ditempat yang bising misalnya : ultrasonic.
c. Jas laboratorium (lab coat) berfungsi melindungi badan dari percikan bahan kimia berbahaya, ada dua jenis yaitu jas lab sekali pakai biasa
dipakai di laboratorium biologi dan hewan. Jas lab yang dapat dipakai berkali kali biasanya dipakai di laboratorium kimia.
d. Sepatu pelindung (safety shoes) berfungsi melindungi kaki apabila larutan atau bahan kimia yang tumpah di laboratorium. Bahan terbuat dari
kulit dan menutupi mata kaki.
e. Pelindung muka (face shield) berfungsi melindungi muka dari panas, api dan percikan material panas misalnya bekerja dengan alat autoclave,
tanur suhu tinggi.
f. Masker (respirator) berfungsi sebagai penyaring udara yang dihirup apabila bahan kimia atau reaksi kimia yang dihasilkan mengeluarkan gas
berbahaya.
g. Sarung tangan (glove) berfungsi melindungi tangan dari larutan kimia yang tercecer, biasanya terbuat dari karet atau kain kaos.
h. Pembasuh mata (eye wash) berfungsi membasuh mata yang terkena percikan cairan kimia. Alat ini ada pada laboratory safety equipment.
i. Safety shower adalah alat yang berfungsi menyiram badan yang terkena tumpahan cairan bahan kimia dalam jumlah banyak.
J. Spill neutralizers, perlengkapan keselamatan laboratorium berfungsi untuk menetralkan cairan kimia yang tumpah.
k. Kotak P3K berfungsi untuk kecelakaan ringan misalnya luka karena pecahan alat gelas.
l. Alat pemadam api ringan (APAR) berfungsi untuk memadamkan api ringan yang terjadi karena kecelakaan kerja.
m. Lemari asam (fume hood) berfungsi untuk mengambil larutan kimia berbahaya (asam kuat dll) atau mereaksikannya.
n. Pintu keluar darurat berfungsi untuk mengantisipasi keadan darurat misalnya kebakaran atau gempa.
Penggunaan Alat Pelindung Diri (APD)
APD dalam dunia industri dikenal dengan istilah personal protective equipment (PPE) merupakan peralatan yang digunakan oleh karyawan atau
pekerja untuk melindungi diri dari potensi bahaya kecelakaan kerja. APD merupakan kelengkapan yang wajib digunakan saat bekerja sesuai
dengan bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu sendiri dan orang sekelilingnya.

Faktor-faktor yang harus dipertimbangkan dalam penentuan pemakaian APD adalah :


1.Enak dan nyaman dipakai.
2.Tidak menggangu ketenangan kerja dan tidak membatasi ruang gerak pekerja.
3.Memberikan perlindungan efektif terhadap segala jenis bahaya atau potensi bahaya.
4. Memenuhi syarat estetika.
5. Memperhatikan efek samping penggunaan APD.
6. Mudah dalam pemeliharaan, tepat ukuran, tepat penyediaan dan harga terjangkau.

Sumber informasi yang digunakan untuk penentuan penggunaan APD yaitu :


1. Pengalaman berkerja karyawan.
2. Hasil audit atau pemerisksaan K3.
3. Keluhan karyawan.
4. Peraturan Ment eri Tenaga Kerja dan Ketentuan pemerintah.
5.Data keselamatan tentang bahan berbahaya.
6. Hasil rapat keselamatan.
7. Hasil catatan medis.

Jenis-jenis Alat Pelindung Diri (APD)


Berikut ini adalah Alat-alat Pelindung Diri (APD) yang sering digunakan.
1. Alat Pelindung badan
Jas Laboratorium. Jas laboratorium (lab coat) berfungsi sebagai pelindung tubuh dari percikan bahan kimia berbahaya. Terdapat dua jenis jas
laboratorium, yaitu jas lab sekali pakai dan jas lab berkali-kali pakai. Jas lab sekali pakai umunya digunakan di laboratorium biologi dan hewan.
Sementara jas lab berkali-kali pakai digunakan di laboratorium kimia.
Jas lab kimia dapat berupa :
a. Flame-resistant lab coat atau jas laboratorium yang bahannya dilapisi material tahan api. Jas lab ini cocok digunakan untuk praktikan yang bekerja
dengan peralatan atau bahan yang mengeluarkan panas, seperti peleburan sampel tanah, pembakaran menggunakan tanur bersuhu tinggi dan reaksi
kimia yang mengeluarkan panas.
b. 100% contton lab coat atau jas laboratorium yang biasanya digunakan di laboratorium kimia umum. Jas lab jenis ini dapat dipakai hingga 1-2
tahun. Setelah melewati waktu pakai, jas lab jenis ini rentan rusak karena pengaruh bahan kimia asam.
c. Synthetic/cotton blends atau jas lab yang 100% terbuat dari polyester atau campuran polyester/cotton. Seperti cotton lab coat, jas lab ini biasa
digunakan di laboratorium kimia umum

2. Alat pelindung mata

Kaca mata keselamatan. Mata merupakan bagian tubuh yang cukup vital dan sangat bergharga. Jumlah kecelakaan yang menimpa mata cukup
banyak. Akan tetapi fenomena di lapangan, banyak pekerja yang tidak nyaman menggunakan kacamata. Sehingga disiplin terhadap aturan untuk
mengenakan APD di industri harus diperhatikan.
Di laboratorium kimia, kaca mata digunakan untuk menjaga mata dari percikan larutan kimia atau panas yang dapat membahayakan. Kaca mata
yang digunakan sebaiknya adalah kaca mata yang tahan terhadap potensi bahaya kimia dan panas. Terdapat dua jenis kaca mata keselamatan,
yaitu clear safety glasses dan clear safety goggles.
a. Clear safety glasses merupakan kaca mata keselamatan yang biasa digunakan untuk melindungi mata dari percikan larutan kimia atau debu.
Sementara itu, clear safety googles digunakan untuk melindungi mata dari percikan bahan kimia atau reaksi kimia berbahaya. Terdapat tiga tipe
peralatan pelindung mata, yaitu :

b. Direct vented googles. Umumnya digunakan untuk melindungi mata dari debu, namun tidak cocok untuk melindungi mata dari percikan atau
uap bahan kimia
Indirect vented googles. Cocok digunakan untuk melindungi mata dari kilauan cahaya dan debu, namun tidak cocok untuk melindungi mata dari
percikan bahan kimia

c. Non-vented googles. Baik digunakan untuk melindungi mata dari debu, uap, dan percikan bahan kimia. Selain itu, kaca mata ini juga digunakan
untuk melindungi mata dari gas berbahaya.

3. Alat pelindung wajah

Pelindung Muka. Pelindung muka atau face shield digunakan untuk melindungi wajah dari panas, api, dan percikan material panas.
Alat ini biasa digunakan saat mengambil alat laboratorium yang dipanaskan di tanur, dan mengambil alat yang dipanaskan
dengan autoclave.
4. Alat pelindung pernafasan

Masker digunakan untuk melindungi pekerja dari udara kotor yang diakibtakan oleh beberapa hal, yaitu :
a. Debu-debu kasar dari pengindraan atau operasi-operasi sejenis.
b. Racun dan debu-debu halus yang dihasilkan dari pengecetan atau asap.
c. Uap beracun atau gas beracun dari pabrik kimia.
d. CO2 yang menurunkan konsentrasi oksigen di udara.

Masker yang biasa digunakan terdapat beberapa jenis, yaitu :


a. Masker penyaring debu, yaitu masker yang digunakan untuk melindungi pernapasan dari serbuk-serbuk logam dan serbuk kasar lainnya.
b. Masker berhidung, yaitu masker yang digunakan untuk menyaring debu atau benda lain sampai berukuran 0,5 micron.
c. Masker bertabung, yaitu masker yang digunakan untuk melindungi pernapasan dari gas-gas berbahaya. Masker bertabung memiliki filter yang
baik dari masker berhidung.
Pekerjaan di laboratorium kimia memiliki potensi bahaya yang berasal dari bahan atau reaksi kimia karena dapat mengeluarkan gas berbahaya.
Sehingga penggunaan masker gas cocok untuk antisipasi terhirupnya gas berbahaya. Masker gas dapat berupa masker biasa berbahan kain dan
masker khusus yang dilengkapi material penghisap gas. Masker gas umumnya digunakan untuk keperluan umum, seperti larutan standar.
Sedangkan masker gas khusus digunakan saat menggunakan larutan atau bahan kimia yang mengandung gas berbahaya seperti :
asam klorida, asam sulfat dan asam sulfida.
5. Alat pelindung tangan

Sarung Tangan. Sarung tangan harus diberikan pada pekerja yang berpotensi mengalami beberapa hal, yaitu :
a. Tusukan
b. Sayatan
c. Terkena benda panas
d. Terkena bahan kimia
e. Terkena aliran listrik
f. Terkena radiasi
Sarung tangan (glove) melindungi tangan dari ceceran larutan kimia yang bisa membuat kulit gatal atau melepuh. Macam-macam
sarung tangan yang digunakan di laboratorium biasanya terbuat dari karet alam, nitril dan neoprene. Sarung tangan yang terbuat
dari karet alam, ada yang dilengkapi dengan serbuk khusus dan tanpa serbuk. Serbuk tersebut umumnya terbuat dari tepung kanji
yang berfungsi untuk melumasi sarung tangan supaya mudah digunakan.
6.Alat pelindung telinga

Pelindung telinga berguna untuk melindungi pekerja dari loncatan api, percikan logam, atau partikel-partikel yang melayang.
Perlindungan dari kebisingan dilakukan dengan penyumbat telinga. Pelindung telingan (hear protector) yang lazim digunakan di
laboratorium untuk melindungi telinga dari bising yang dikeluarkan oleh alat tertentu seperti autoclave, crusher, sonikator, dan
pencuci alat gelas yang menggunakan ultrasonik.
Terdapat dua jenis alat pelindung telinga :
a. Sumbat telinga (ear plug)
b. Tutup telinga (ear muff)
7. Alat pelindung kaki

Sepatu Pelindung (Safety Shoes)


Sepatu Pelindung atau Safety Shoes adalah perlengkapan yang digunakan untuk melindungi kaki dari kemungkinan tumpahan bahan kimia
berbahaya di laboratorium, sepatu tidak licin dan bertumit rendah serta menutupi mata kaki. Dapat juga melindungi kaki dari kejatuhan benda,
benda-benda tajam seperti kaca ataupun potongan baja, dan aliran listrik. Sepatu Pelindung terdiri dari baja diujungnya dengan dibalut oleh karet
yang tidak dapat menghantarkan listrik. Sepatu Pelindung wajib digunakan oleh Teknisi Mesin dan Petugas Gudang.
Jenis jenis sepatu pelindung kaki :
a. Sepatu latex /karet, Sepatu ini tahan bahan kimia dan memberikan daya tarik ektra pada permukaan licin.
b. Sepatu buthyl, Sepatu buthyl yang melindungi kaki terhadap ketone, aldehyde, alkohol, asam, garam, dan basa.
c. Sepatu vinyl, tahan terhadap pelarut, asam, basa, garam, air, pelumas dan darah.
d. Sepatu nitrile , Sepatu nitrile tahan terhadap lemak he+an, oli, dan bahan kimia.
8. Alat pelindung kepala

Topi Pelindung (Safety Helmet)


Helmet atau Topi Pelindung digunakan untuk melindungi Kepala dari paparan bahaya seperti kejatuhan benda ataupun paparan bahaya aliran
listrik. Pemakaian Topi Pelindung (Safety Helmet) harus sesuai dengan lingkar kepala sehingga nyaman dan efektif melindungi pemakainya. Topi
pelindung biasanya digunakan oleh Teknisi Mesin dan Petugas Gudang.
Terdapat 3 Jenis Helmet berdasarkan perlindungannya terhadap listrik, yaitu:
a. Helmet Tipe General (G) yang dapat melindungi kepala dari terbentur dan kejatuhan benda serta mengurangi paparan bahaya aliran listrik yang
bertegangan rendah hingga 2.200 Volt
b. Helmet Tipe Electrical (E) yang dapat melindungi kepala dari terbentur dan kejatuhan benda serta mengurangi paparan bahaya aliran listrik
yang bertegangan tinggi hingga 22.000 Volt
c. Helmet Tipe Conductive (C) yang hanya dapat melindungi kepala dari terbentur dan kejatuhan benda tetapi tidak melindungi kepala dari
paparan bahaya aliran listrik

Manfaat alat pelindung kepala adalah :


a. Melindungi rambut pekerja supaya tidak terjerat mesin yang berputar.
b. Melindungi kepala dari panas radiasi, api, percikan bahan kimia.
c. Melindungi kepala dari benturan dan tertimpa benda.
9. Eye wash (pembasuh mata) dan safety shower

Kecelakaan kerja pada lab seperti kontaminasi bahan kimia dapat terjadi meskipun kontrol teknis dan praktik keamanan di lakukan. Pada detik
ke 10 dan ke 15 dari kontaminasi bahan kimia berbahaya, terutama bahan korosif, diperlukan tindakan siap siaga. Penundaan tindakan, bahkan
untuk beberapa detik pada kecelakaan kontaminasi substansi bahan berbahaya kimia dapat menyebabkan cedera yang serius.
Maka dari itu, penting untuk menyiapkan peralatan penunjang lab dalam keamanan setelah pemakaian kacamata, pelindung mata dan alat
keamanan pribadi lainnya. Peralatan Safety shower dan Eye wash sangat penting sebagai perlindungan ekstra karena dapat meminimalisir efek
dari kontaminasi bahan kimia berbahaya.

Eye wash menyediakan tempat untuk mendekontaminasi mata terhadap kontaminan secara langsung pada lab, memungkinkan pekerja
membersihkan kontaminan substansi berbahaya yang dapat menyebabkan cedera serius dengan cepat. Sementara itu, Safety shower dapat
digunakan secara efektif untuk memadamkan api dari baju atau kontaminan substansi berbahaya pada baju.
Eye Wash
Digunakan untuk pembilasan secara cepat pada tindakan darurat dari kecelakaan kontaminasi substansi dan mencegah kebutaan pada mata. Eye
shower dapat dipasang di dinding atau area kerja meja laboratorium, untuk mempercepat akses ketika terjadi keadaan darurat.

Safety Wash (Body & Eye Shower)


Digunakan untuk menghilangkan kontaminan dari mata, wajah, atau seluruh tubuh. Ideal untuk lokasi di mana laboratorium dan pekerja rentan
terkena kontaminan berbahaya.

Body & Eye Shower


Gabungan perangkat keselematan kerja ini dapat digunakan untuk menghilangkan kontaminan dari mata, wajah, atau seluruh tubuh. Ideal untuk
lokasi di mana
laboratorium dan pekerja rentan terkena kontaminan berbahaya.

10. Lemari asam (fume hood)

a. Lemari asam bukan tempat menyimpan bahan kimia.


b. Dilengkapi alarm bila ada fungsi yang rusak.
c. Harus dipastikan pintu dlm keadaan baik ( vertical/horizontal)
Lemari asam digunakan untuk mengambil larutan kimia yang memiliki gas berbahaya (aseton, asam sulfat, asam klorida, dan sebagainya) atau
mereaksikan larutan-larutan tersebut.
Lemari asam dilengkapi dengan penghisap sehingga gas berbahaya yang dikeluarkan larutan kimia akan dihisap dan dinetralkan sebelum dibuang
ke lingkungan.
11. Alat pemadam kebakaran
Alat pemadam api atau juga dikenal sebagai alat pemadam kebakaran merupakan langkah pertama untuk meminimalkan kebakaran sebelum
api meluas yang dapat menyebabkan kerusakan dan kerugian besar. Alat yang sering disebut sebagai APAR (Alat Pemadam Api Ringan) ini sudah
banyak digunakan baik untuk kebutuhan rumah tangga, APARtemen, hotel, kantor, pabrik, rumah sakit, pusat perbelanjaan, restoran, dan lainnya
sebagai antisipasi bila terjadi kebakaran.

Jenis-Jenis alat pemadam api


Terdapat dua jenis alat pemadam api yang sering dijumpai, yaitu alat pemadam api dengan jenis catridge dan stored pressure. Alat pemadam api
jenis catridge biasanya memiliki tabung khusus untuk menyimpan gas penekan di dalamnya. Namun, ia tidak memiliki penunjuk tekanan yang terletak pada leher alat
ini, sehingga tidak diketahui bila alat pemadam ini bermasalah seperti kebocoran.
Sementara itu, alat pemadam api jenis stored pressure yang lebih modern karena media pemadam dan media penekan berupa nitrogen sudah disatukan dalam satu
tabung, sehingga lebih mudah digunakan. Pada bagian leher tabung juga terdapat jarum penunjuk tekanan untuk mendeteksi bila terjadi kebocoran.

Media yang digunakan pada APAR


Media yang digunakan pada APAR memiliki kelebihan masing-masing untuk memadamkan api berdasarkan sumber penyebab kebakaran.
Sehingga dengan memilih media pemadam yang sesuai, proses pemadaman api dapat dilakukan secara tepat dan efektif.
Berikut klasifikasi kebakaran berdasarkan penyebab api yang muncul:
Kelas A: kebakaran yang disebabkan oleh benda padat non logam seperti kertas, kain, plastik, kayu, dan sampah kering.
Untuk mengatasinya, dapat menggunakan APAR dengan media cair, dry powder dan foam.
Kelas B: kebakaran yang terjadi karena benda cair, gas atau uap seperti metana, bensin, oli, cat, oli, thinner, gas LPG, dan lainnya.
Untuk mengatasinya, dapat menggunakan APAR dengan media dry powder, karbon dioksida (CO2), dan foam.
Kelas C: kebakaran yang disebabkan oleh korsleting listrik.
Untuk mengatasinya, dapat menggunakan APAR dengan media dry powder, karbon dioksida (CO2)
Kelas D: disebabkan oleh bahan metal yang mudah terbakar sodium, zirkonium, magnesium, titanium, dan potasium.
Untuk mengatasinya, dapat menggunakan APAR dengan media dry powder.

Cara menggunakan alat pemadam api


Sangat penting untuk mengetahui cara penggunaan alat pemadam api, agar dapat dengan mudah digunakan saat terjadi kebakaran.
Pertama-tama: tariklah pin pengaman, Pegang ujung selang dan arahkan ke titik api kemudian Tekan handle APAR sekuat tenaga agar media
pemadam di dalamnya terpancar keluar.
APAR

12. Spill neutralizers

Meskipun sudah berkerja dengan hati-hati, terkadang larutan kimia tumpah ke lantai. Jika ini terjadi, spill neutralizers digunakan untuk
menetralkan cairan kimia tumpah tersebut.
Perlengkapan keselematan laboratorium ini dilengkapi material asam dan basa. Sebagai contoh, bila cairan yang tumpah itu asam, gunakan
material basa untuk menetralkannya.
Untuk menyerap tumpahan cairan kimia dapat berupa serbuk atau butiran dan ada juga untuk menyerap tumpahan merkuri (Hg) dipasaran
produk Merk Chemizorb

13. Pintu keluar darurat


Laboratorium sebaiknya dilengkapi juga dengan pintu keluar untuk mengantisipasi keadaan darurat, misalnya gempa bumi dan kebakaran.
Pintu ini khusus untuk digunakan untuk keadaan darurat saja dan tidak boleh digunakan untuk keperluan umum. Oleh karena itu, pintu tersebut biasanya
didesain untuk tidak bisa dibuka dari luar laboratorium.
Selain itu, pintu tersebut dilengkapi juga dengan alarm sehingga bila dibuka akan menghasilkan bunyi khusus.
Bunyi ini terintegrasi dengan bagian keamanan sehingga bila semakin sering dibuka, pihak keamanan akan memeriksa keadaan di sekitar pintu tersebut.
14. Kot ak P3K (First aid kits)
Kotak obat untuk pertolongan pertama (first aid kits) berguna bila terjadi kecelakaan ringan, misalnya tangan tergores oleh suatu benda tajam.
Kotak ini biasanya berisi obat luka, gunting, perban, dan alkohol dll.

Pengertian P3K
Pertolongan pertama pada kecelakaan biasa disebut P3K adalah sebuah bentuk perawatan awal untuk sebuah penyakit atau cedera yang tiba tiba datang.
Pertolongan pertama merupakan pertolongan sementara biasanya dilakukan oleh seseorang yang bukan ahlinya tapi mengetahui tindakan medis dasar, sambil
menunggu perawatan dari ahlinya / medis untuk melakukan penanganan lebih lanjut. Artinya Pertolongan pertama harus diberikan secara cepat dan tepat sehingga
akan meringankan sakit korban bukan menambah sakit korban atau bahkan dapat membahayakan nyawa korban.

Tujuan P3K
a. Untuk menyelamatkan nyawa korban dengan memperhatikan korban sesetelah mengalami kecelakaan sehingga keadaan korban menjadi lebih stabil. Misalnya
kesulitan bernapas dan pendarahan.
b. Untuk mencegah keadaan korban semakin buruk dengan memperkirakan penyakit tersembunyi yang diderita korban dari gejala2 yang muncul.kemudian
menanganinya sebaik2nya.
c. Untuk membantu penyembuhan dengan mengurangi rasa sakit dan rasa takut yang diderita korban dengan cara melakukan penanganan yang tepat agar tidak
menimbulkan infeksi kemudian merencanakan membawa korban ke rumah sakit/ klinik terdekat.

Kotak P3K (First Aid Box) adalah sarana yang harus disediakan di kantor/tempat kerja, setiap rumah, kendaraan dan laboratorium. Kotak P3K berisi persediaan alat-
alat dan pengobatan medis, yang dipakai dalam keadaan darurat. Isi dari kotak P3K bervariasi, disesuaikan dengan pengetahuan dan pengalaman orang yang
membawa atau yang memilikinya dan juga disesuaikan dengan peraturan yang berada di setiap daerah/negara.

Lambang dasar untuk P3K harus sesuai dengan ISO ( International Organization Standardization), yaitu dengan latar berwarna hijau dan palang berwarna putih.
Namun tidak semua negara mengikuti aturan tersebut. Untuk di Indonesia sendiri lambang yang lazim digunakan adalah latar putih dengan palang berwarna merah,
atau hanya lambang palang berwarna merah.

Kotak P3K biasanya berbahan plastik, tas bahan, atau berupa kotak yang digantung pada dinding rumah atau kantor. Besar dari kotak P3K bervariasi, dari mulai
sebesar dompet sampai sebesar tas punggung, disesuaikan dengan kebutuhan orang yang memerlukan. Sebaiknya alat-alat medis yang berada di dalamnya masih
dalam keadaan steril dan kotak P3K juga sebaiknya terbuat dari material anti air.
Kasus kasus kecelaan atau gangguan yang sering terjadi dalam berbagai kegiatan yang membutuhkan Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan
(P3K) adalah :

1. Pingsan 14. Keracunan makanan

2 .Dehidrasi 15. Tersengat binatang

3. Asma atau gangguan pernapasan

4. Pusing/vertigo/nyeri kepala

5. Maag/mual

6. Lemah jantung

7. Mimisan

8. Kram

9. Terkilir

10. Luka

11. Pendarahan

12. Patah tulang

13. Luka bakar

Isi kotak P3K yang wajib disediakan adalah :


Acuan isi kotak P3K menurut PermenakertransNo.PER 15/MEN/VIII/2008 adalah :
1. Kasa steril terbungkus 20
2. Perban (lebar 5 cm) 2
3. Perban (lebar 10 cm) 2
4. Plester ( lebar 1.25 cm) 2
5. Plester cepat 10
6. Kapas (25 gram) 1
7. Kain segitiga /mittela 2
8. Gunting 1
9. Peniti 12
10. Sarung tangan sekali pakai 2
11. Masker 1
12. Pinset 1
13. Lampu senter 1
14. Gelas untuk cuci mata 1
15. Kantong plastic bersih 1
16. Aquades (100 ml) 1
17. Povidon Iodin (60 ml) 1
18. Alkohol 70 % 1
19. Buku panduan P3K di tempat kerja 1 dan buku catatan daftar isi kotak 1

Anda mungkin juga menyukai