Anda di halaman 1dari 30

PROPOSAL PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA

JUDUL PROGRAM

HIPGEOCON ( HIGH PERFORMANCE GEOPOLIMER CONCRETE)


TEKNOLOGI BETON GEOPOLIMER BERBAHAN DASAR SERBUK
LUMPUR LAPINDO SIDOARJO BERBASIS KAPUR PADAM DAN
NANOSILIKA SEBAGAI SOLUSI MENGURANGI PENGGUNAAN
SEMEN PORTLAND DAN SEBAGAI MEDIA PEMANFAATAN
LUMPUR SIDOARJO

BIDANG KEGIATAN :
PKMKARSA CIPTA

Diusulkan oleh :

Heydar Ruffa Taufiq (24040115140109/ Angkatan 2015)


Muhammad Mirza (24040115130097/ Angkatan 2015)
Rizka Zakiyatul Miskiyah (24040115130093/ Angkatan 2015)
Gema Nuran Utomo (24040115140101/ Angkatan 2015)
Diana Liashfiyani (24030113130135/ Angkatan 2013)

UNIVERSITASDIPONEGORO
SEMARANG
2016

i
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ............................................................................................ i


PENGESAHAN USULAN ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. v
DAFTAR TABEL ................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1. Latar Belakang............................................................................................. 1
1.2. Perumusan Masalah ...................................................................................... 2
1.3. Tujuan Penulisan .......................................................................................... 2
1.4. Luaran yang Diharapkan .............................................................................. 3
1.5. Urgensi Penelitian ........................................................................................ 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................................. 4
2.1. Emisi Gas Pembuatan Semen Portland ........................................................ 4
2.2.Lumpur Lapindo Sidoarjo ............................................................................. 4
2.3. Kapur Padam ................................................................................................ 4
2.4. Nano Silika (SiO2) ....................................................................................... 5
2.5 Alkali Aktifator ............................................................................................. 5
2.6 Beton Geopolimer HIPGEOCON ................................................................. 5
BAB III METODE PELAKSANAAN ................................................................... 6
3.1.Tempat Pelaksanaan ...................................................................................... 6
3.2.Prosedur pelakasanaan................................................................................... 6
3.3. Variabel Penelitian ....................................................................................... 7
3.4. Alat dan Bahan ............................................................................................. 7
3.5. Pengolahan Lumpur...................................................................................... 7
3.6. KarakterisasiSerta Pembuatan Nanosilika .................................................... 7
3.8. Pembuatan HIPGEOCON ............................................................................ 8
3.9. Kualitas Kontrol dan Evalusi Komposisi Bahan (Variabel Terkontrol
Nanosilika dan Kapur Padam) ............................................................................. 8
3.10. Pengujian Prototipe HIPGEOCON ............................................................ 8
BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN ..................................................... 9
4.1. Anggaran Biaya ............................................................................................ 9

iii
4.2. Jadwal Kegiatan............................................................................................ 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 10
LAMPIRAN .......................................................................................................... 11

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1. Diagram alir prosedur pembuatan beton geopolimer ......................... 6

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1.Kandungan Mineral Lumpur Lapindo .................................................... 4

v
1

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Beton merupakan salah satu material utama bangunan masa kini. Beton
merupakan campuran dari agregat dan pengikat berupa semen portland.
Karateristik beton yang kuat serta biaya produksi yang tidak terlalu mahal
menjadikan salah satu hal yang wajib ada dalam setiap bangunan
modern(Hardjito, 2014). Namun, beton konvensional memiliki kekurangan yaitu
berupa emisi CO2 hasil dari produksi semen portland yang digunakan sebagai
bahan pengikat agregat dalam pembuatan beton konvensional. Emisi gas
karbondioksida yang dihasilkan ketika proses produksi semen portland
menyumbang sekitar 7% emisi CO2 dunia dari berbagai sumber.
Dilihat dari data tersebut perlu segera dicarikan upaya untuk mengganti
sebagian atau seluruh komponen semen portland yang dapat digunakan untuk
pembuatan beton yang ramah lingkungan. Dengan pertimbangan tersebut
dikembangkan bahan pengikat beton baru yang biasa disebut sebagai beton
geopolimer. Bahan dasar utama yang diperlukan untuk pembuatan beton
geopolimer ini adalah bahan-bahan yang banyak mengandung unsur-unsur silika,
alumina dan kapur. Bahan tersebut tidak dapat mengikat jadi perlu ditambah air
dan bahan kimia lain yang dapat mengikat yaitu natrium hidroksida dan sodium
silikat. Oksida silika pada bahan tersebut akan bereaksi secara kimia dan
menghasilkan ikatan polimer yang kuat(Pujianto, 2013).
Disisi lain semburan lumpur lapindo sidoarjo yang terus menerus keluar
sejak tanggal 29 Mei 2006 belum menunjukkan tanda-tanda akan berhenti.
Banyak upaya yang telah dilakukan untuk mengurangi volume lumpur yang
keluar, salah satunya adalah pembuangan lumpur ke laut, namun hal ini
menyebabkan permasalahan yang lain yaitu pencemaran lingkungan. Oleh karena
itu diperlukan alternatif lain untuk pengurangan lumpur.Salah satu upaya
pemanfaatan yang akan dilakukan kali ini adalah sebagai material dasar beton
geopolimer, karena tingginya kandungan silika serta alumunium daalam lumpur.
Dalam pembuatan beton geopolimer kali ini digunakan bubuk lumpur
lapindo sidoarjo sebagai prekursor oksida silika yang diharapkan dapat
membentuk sebuah ikatan polimer dengan menambahkan aktifator berupa natrium
hidroksida dan sodium silikat. Prekursor dalam hal ini berupa bubuk lumpur yang
tidak bersifat mengikat ditambahkan natrium hidroksida (NaOH) dan natrium
silikat Na2SiO3 dimana campuran tersebut akan membentuk suatu ikatan polimer
yang kuat(Pujianto, 2013).
Dalam kegiatan kali ini diaplikasikan pula teknologi nanosilika.
Berdasarkan hasil penelitian, memperlihatkan penggunaan nanosilika akan
meningkatkan kuat tekan pada mortar dan beton seperti yang dilaporkan Joe dkk
dalam(Tobon, 2010), Sedangkan Khanzadi et al.(Khanzadi, 2010) melaporkan
pengaruh penggunaan nanosilika terhadap sifat mekanik dan durabilitas. Hasilnya
2

terjadi peningkatan kuat tekan dan tarik beton, hal ini diindikasikan dari reaktifitas
nanosilika. Selain itu terjadi jugapeningkatan kerapatan pada Interfacial Transition
Zone dan permeabilitas beton dibandingkan dengan beton normal.
Program karsa cipta ini diharapkan dapat membuat suatu tipe beton tanpa
semen portland dengan tujuan mengurangi emisi gas hasil produksi semen
portland. Tujuan lain yaitu meningkatkan nilai dari lumpur lapindo. Sehingga
lumpur yang awalnya sebagai limbah dari bencana alam dapat di aplikasikan ke
dalam sebuah teknologi pembuatan beton alternatif. Seingga tujuan akhir dari
kegiatan adalah beton kuat ramah lingkungan berbahan lumpur Lapindo Sidoarjo
berbasis nano silika dan meningakatkan nilai dari lumur lapindo yang dapat
bermanfaat bagi pemerintah daerah dan masyarakat sekitar daerah semburan
lumpur.
1.2. Perumusan Masalah
Inovasi beton HIPGEOCON bersifat multifungsi sebagai pengganti semen
portland yang banyak melepas gas CO2 dalam pembuatanya, memanfaatkan
barang yang tidak bernilai dan merupakan limbah yaitu lumpur Lapindo Sidoarjo
dan menciptakan inovasi beton yang lebih kuat dari beton biasa. Namun, dalam
pembuatanya beton HIPGEOCON memiliki beberapa permasalahan yaitu :
1.2.1. Pembuatan serta karakterisasi lumpur Lapindo Sidoarjo ke dalam bentuk
serbuk dan juga pembuatan nano silika dari pasir silika harus dilakukan
menggunakan metode yang tepat agar mendapatkan hasil yang optimal.
1.2.2. Perlu didapatkan komposisi optimum dari agregat kasar, agregat halus
prekursor (serbuk lumpur), aktifator (NaOH) dan nanosilika agar beton yang
terbentuk berkualtas tinggi.
1.2.3. Pengujian HIPGEOCON terhadap kuat tekan dan kuat tarik mengacu pada
SNI (Standar Nasional Indonesia).
1.3. Tujuan Penulisan
Penelitian ini diharapkan untuk penyediaan bahan bangunan yang ramah
lingkungan dengan harga lebih terjangkau dan juga dengan kualitas yang lebih
baik melalui inovasi teknologi pembuatan HIPGEOCON berbahan dasar serbuk
lumpur lapindo sidoarjo berbasis nanosilika. Adapun tujuan khusus dari penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1.3.1. Mengaplikasikan lumpur lapindo sidoarjo dan teknologi nanosilika ke
dalam beton geopolimer.
1.3.2. Merancang serta melakukan uji terhadap beton HIPGEOCON berbasis
nanoteknologi terapan.
1.3.3. Pengembangan riset dan teknologi penyediaan bahan bangunan ramah
lingkungan yang dapat menggantikan ketergantungan terhadap semen
portland yang pembuatanya menghasilkan emisi gas rumah kaca dalam
3

jumlah besar, sebagai media pemanfaatan lumpur lapindo sidoarjo yang


tidak bernilai menjadi sesuatu yang bermanfaat.
1.4. Luaran yang Diharapkan
Luaran yang diharapakan dari program PKM-Karsa Cipta HIPOGEOCON
ini adalah :
1.4.1. Prototipe beton ramah lingkungan dengan biaya produksi terjangkau.
1.4.2. Data-data teknis eksperimen tersebut sebagai desain proses.
1.4.3. Artikel ilmiah publikasi nasional.
1.4.4. Draft usulan paten.
1.5. Urgensi Penelitian
Penelitian ini berkontibrusi dalam dua penyelesesain masalah lingkungan
yaitu masalah pencemaran lingkungan produksi semen portland yang
menghasilkan gas rumah kaca dalam jumlah besar serta masalah lumpur lapindo
sidoarjo yang minim pemanfaatan. Sehingga selain ramah lingkungan genting
geopolimer HIPGEOCON ini juga terjangkau dalam produksinya karena
menggunakan lumpur Lapindo Sidoarjo yang merupakan limbah dalam proses
produksinya.
Pemanfaatan lumpur Lapindo Sidoarjo dapat mengurangi emisi efek gas
rumah kaca akibat proses produksi semen portland hingga 80% (Pujianto,
2013)dan juga dapat menjadi solusi pemanfaatan lumpur sidoarjo menjadi suatu
barang bernilai yang bermanfaat bagi pemerintah dan juga masyarakat daerah
sekitar semburan lumpur.
4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Emisi Gas Pembuatan Semen Portland


Emisi gas rumah kaca yang dihasilkan dalam pembuatan semen portland
sebanding denan jumlah produksi semen tersebut. Menurut Hardjito (2002),
Untuk memproduksi satu ton semen, gas rumah kaca yang dihasilkansebanding
dengan jumlah produksi yakni satu ton emisi gas buang. Emisi gas tersebutakan
terlepas ke atmosfersehingga berdampak pada lingkungan hidup, diantaranya
menyebabkan pemanasan global. Berdasarkan data yang ada, semen portland
menyumbang tujuh persen dari keseluruhan karbon dioksida yang
dihasilkan(Pujianto, 2013).
2.2.Lumpur Lapindo Sidoarjo
Dewasa ini semburan Lumpur Lapindo Sidoarjo Sidoarjo masih terus
mengeluarkan semburan. Namun, upaya penanggulangan semburan lumpur masih
sangat minim. Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah pemanfaatan lumpur
Lapindo Sidoarjosebagai bahan baku semen. Penelitian tersebut menunjukkan
hasil yang positif bahwa lumpur Lapindo dapat digunakan sebagai bahan
pengganti semen(Wiryasa, et al., 2007).
Lumpur sidoardjo merupakan lumpur dengan kandungan mineral yang
tinggi. Pengujian kandungan kimia bubuk lumpur Lapindo Sidoarjo di
Labotarium Kimia Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi
Kegunungapian (BPPTK) Yogyakarta dibagi menjadi dua jenis pengujian yaitu
pengujian lumpur asli dan pengujian pada lumpur yang telah dipanaskan 800º C
selama 4 jam. Hasil pengujiannya ditunjukkan dalam Tabel 2.1

Tabel 2.1.Kandungan Mineral Lumpur Lapindo


Lumpur asli Lumpur setelah dipanaskan 800º C
Oksida (%) selama 4 jam (%)
Silika (SiO2) 53,08 56,68
Alumina (A12O3) 18,27 20,47
Besi (Fe2O2) 5,60 7,92
Natrium (Na2O) 2,97 2,96
Sulfur (SO2) 2,96 2,27
Magnesium 2,89 1,96
Kapur
(MgO) (CaO) 2,07 1,81
Kalium (K2O) 1,44 0,91
Titanium (TiO2) 0,57 -
Sumber: BPPTK dalam Tirtawijaya, 2012
2.3. Kapur Padam
Kapur padam ( CaCO3) merupakan kapur yang bersifat padat dan keras
hasil dari reaksi antara kapur mortar (CaCO2) dengan udara(Derucher, 1981).
5

Menurut penelitian yang dilakukan Kristanto (2003) tentang penambahan kapur


padam dalam proses pembuatan beton menunjukan terjadinya peningkatan kuat
tekan beton.
2.4. Nano Silika (SiO2)
Nanosilika dapat berasal dari silika alam berupa pasir kuarsa ataupun
limbah sekam padi yang sebelumnya disintesis terlebih dahulu atau dapat pula
bersumber dari silika buatan seperti dari limbah elektronik. Nanosilika merupakan
silika yang selanjutnya diubah menjadi ukuran nano menggunakan metode top-
down ataupun bottom-up.
Menurut penelitian yang telah dilakukan Khanzandi et al. (Khanzadi,
2010) menunjukan bahwa pengaplikasian nanosilika terhadap beton berpengaruh
terhadap sifat mekanik dan durabilitas dari beton tersebut. Hasilnya menunjukan
peningkatan kuat tekan dan tarik beton. Selain itu terjadi peningkatan pula
kerapatan dan permeabilitas beton bila dibandingkan dengan beton normal.
2.5 Alkali Aktifator
Alkali aktifator merupakan bahan kimia yang digunakan untuk
mengaktifkan prekursor yang kemudian akan menghasilakan ikatan polimer yang
kkuat antara dua material tersebut. Alkali aktifator yang sering digunakan ialah
NaOH dan Si2O3. Dimana NaOH memiliki fungsi mereaksikan silika dan
alumunium sehingga akan terbentuk ikatan polimer yang kuat. Sedangkan Si2O3
berperan penting dalam mempercepat proses polimerasi(Septia, 2011).
2.6 Beton Geopolimer HIPGEOCON
Beton geopolimer HIPGEOCON merupakan beton geopolimer dengan
emisi gas CO2 yang rendah. Menurut Daviddovits (2008) emisi CO2 yang
dihasilkan dalam pembuatan beton geopolimer 80-85% lebih rendah dapipada
semen portland. Prototipe HIPGEOCON ini dalam pembuatanya menggunakan
ekstrasi dari lumpur Lapindo Sidoarjo dalam bentuk serbuk yang tinggi akan
kandungan silika dan alumunium selanjutnya direakasikan dengan alkali aktifator
berupa NaOH dan Si2O3. Campuran serbuk lumpur Lapindo Sidoarjo dengan
alkali aktifator tersebut selanjutnya akan membentuk ikatan polimer yang kuat
sehingga dapat menggantikan semen portland sebagai pengikat dalam proses
pembuatan beton(Pujianto, 2011).
Beton HIPGEOCON ini juga mengunakan kapur padam dan juga
teknologi nanosilika dalam pembuatanya. Karena menurut penelitian (Kristanto,
2003) tentang kapur padam dan Khanzandi et al.(Khanzadi, 2010)tentang
nanosilika, pengaplikasian dua bahan tersebut dalam pembuatan beton
memperlihatkan kenaikan yang signifikan terhadap kuat tekan beton. Sehingga
selain ramah lingkungan beton HIPGEOCON ini juga memiliki kualitas yang
baik.
6

BAB III METODE PELAKSANAAN

3.1.Tempat Pelaksanaan
Tempat Pelaksanaan di laboratorium fisika material, Fakultas Sains dan
Matematika, Universitas Diponegoro, di laboratorium teknologi bahan konstruksi
teknik sipil, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro, serta di laboratorium
terpadu Universitas Diponegoro.
3.2.Prosedur pelakasanaan

Mulai

Persiapan alat dan bahan

Pemeriksaan bahan

Agregat kasar Agregat halus Bahan Ikatan Bahan Penguat


polimer Beton
1.Batu Pecah 1.Pasir
1.Serbuk lumpur 1.NanoSilika (SiO2)
lapindo
2.Natrim Hidroksida 2.Kapur
Tidak(CaCO3)
3.Sodium Silikat

Tidak
Memenuhi Syarat

Ya
Perancangan campuranYA

Pembuatan benda uji

Perawatan benda uji

Pengujian kuat tekan beton

Analisis hasil dan kesimpulan

Selesai

Gambar 3.1. Diagram alir prosedur pembuatan beton geopolimer


7

3.3. Variabel Penelitian


Variabel tetap pada penelitian ini :
a. Bahan baku utama serbuk lumpur, agregat halus dan agregat kasar.
b. Bentuk serta ukuran beton.
Variabel terkontrol pada penelitian ini :
a. Jumlah nanosilika dan kapur padam.
Variabel yang dinilai pada penelitian ini:
a. Kuat tekan serta kuat tarik beton
b. Emisi gas yang dihasilkan selama proses pengerjaan.
3.4. Alat dan Bahan
3.4.1. Bahan Penelitian Pembuatan HIPGEOCON
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah serbuk
lumpur Lapindo Sidoarjo, kapur padam, NaOH, sodium silikat, pasir, batu
pecah, pasir kuarsa, dan aquades.
3.4.2. Alat Penelitian Pembuatan HIPGEOCON
Alat-alat yang diperlukan dalam penelitian ini ialah High Energi
Milling, saringan standar ASTM 0.60mm, shave shaker machine, gelas ukur,
tabung erlenmeyer, mistar, oven, wajan, ember, nampan besi, pipet,
alumunium foil, dan peralaatan besi.
3.5. Pengolahan Lumpur
Menurut Soekrisno dkk (2007 dalam Pujianto (2011), salah satu bentuk
pengolahan lumpur sidoarjo adalah dengan merubahnya ke dalam bentuk serbuk
lumpur. Penggolahanya yaitu dengan cara pengeringan kemudian dihancurkan
menggunakan mesin penghancur kopi. Selanjutnya dilanjutkan dengan proses
karakterisasi awal yaitu dengan cara pemanasan dan juga pengayakan. Guna
menghilangkan pengotor bersifat merugikan semacam karbon serta sulfur, bubuk
lumpur dipanaskan pada suhu 800°C dalam kurun waktu 4 jam untuk selanjutnya
dilakukan proses pengayakan. Bubuk lumpur yang dapat digunakan adalah bubuk
dengan ukuran mesh 200 ( 0.075 mm ).

3.6. KarakterisasiSerta Pembuatan Nanosilika


Pembuatan nanosilika ini menggunakan metode top-down. Yaitu
perubahan sillika dari ukuran makro atau mikro menjadi ukuran nanometer.
Metode top down ini menggunakan alat yang disebut high energy milling (HEM)
dalam waktu 6 jam pada kecepatan 1000 rpm dengan rasio 1:8. Arinya setiap 3.52
gram pasir kuarsa (setara dengan berat 1 bola milling) dimilling menggunakan 8
buah bola.
8

3.8. Pembuatan HIPGEOCON


Mempersiapkan alat dan bahan sesuai dengan takaran yang ditentukan
dalam mix design concrete. Prosedur pencampuran dalam pembutan beton
geopolimer berbeda dengan beton konvensional.(Pujianto.2013)
Tahap-tahap pencampuran yaitu, pertama agregat kasar dan halus
dicampurkan ke dalam wajan. Kemudian larutan alkali aktifator berupa NaOH dan
sodium silikat dicampurkan ke dalam ember kecil. Selanjutnya pada proses
terpisah bubuk lumpur Lapindo Sidoarjo dicampurkan dengan kapur padam dan
nanosilika didalam wadah. Setelah bubuk lumpur, kapur, dan nanosilika
tercampur rata, proses selanjutnya mencampurkan campuran tersebut ke dalam
alkali aktivator dengan penambahan air, sehingga terbentuk pasta geopolimer.
Proses selanjutnya yaitu pencampuran pasta geopolimer dengan campuran agregat
di dalam nampan besi disertai dengan proses pengadukan. Tahap terakhir yaitu
pasta geopolimer yang sudah tercampur dengan agregat untuk selanjutnya dituang
ke dalam cetakan berbentuk silinder dengan tinggi 15 cm dan diameter 7,5 cm.
3.9. Kualitas Kontrol dan Evalusi Komposisi Bahan (Variabel Terkontrol
Nanosilika dan Kapur Padam)
Persen komposisi campuran dalam pembuatan beton yaitu :
a. Agregat 60% + Prekursor 20% + Aktifaktor 5% + Nanosilika 7,5% +
kapur 7,5% = Benda uji A
b. Agregat 60% + Prekursor 20% + Aktifaktor 5% + Nanosilika 5% + kapur
10% = Benda uji B
c. Agregat 60% + Prekursor 20% + Aktifaktor 5% + Nanosilika 10% + kapur
5% = Benda uji C
d. Agregat 60% + Prekursor 20% + Aktifaktor 5% + Nanosilika 2.5% +
kapur 12,5% = Benda Uji D
e. Agregat 60% + Prekursor 20% + Aktifaktor 5% + Nanosilika 12,5% +
kapur 2,5% = Benda Uji E
3.10. Pengujian Prototipe HIPGEOCON
Pada pembutan prototipe HIPGEOCON dilakukan beberapa pengujian
antara lain:
a. Pengujian X-Ray Diffractometer (XRD) untuk menganalisa struktur kristal
dari nanosilika.
b. Pengujian Scaning Electron Microscop (SEM) untuk menganalisa
morfologi nanosilika dalam campuran beton.
c. Uji kuat tarik dan kuat tekan untuk mengetahui kualiatas kekuatan beton
yang dihasilkan dan membandingkan dengas SNI.
d. Pengujian emisi gas CO2 selama pembuatan beton geopolimer.
e. Pengujian durabilitas untuk mengetahui daya tembus air terhadap beton.
9

BAB IV BIAYA DAN JADWAL KEGIATAN

4.1. Anggaran Biaya


No Jenis Pengeluaran Biaya (Rp)
1 Peralatan penunjang Rp 3.045.000,00
2 Bahan habis pakai Rp 4.110.000,00
3 Perjalanan Rp 1.250.000,00
4 Lain-lain Rp 3.920.000,00
Jumlah Rp 12.325.000,00

4.2. Jadwal Kegiatan


Bulan
No Jenis Kegiatan 1 2 3 4 5
1 Studi pustaka
2 Persiapan alat dan bahan
3 Pembuatan
PrototipeHIPGEOCON
4 Analisa laboratorium
5 Analisa data
6 Penyusunan laporan
7 Presentasi hasil
10

DAFTAR PUSTAKA

Davidovits, J., 2008. Geopolymer Chemistry and Application. Saint Quentin:


Geopolymer Institute.
Derucher, K. N., 1981. Materials for Civil and Highway Engineers. Michigan:
Prentice Hall Inc.
Hardjito, D., 2002. Kompas. [Online] Available at:
http://www.kompas.com/kompas-cetak/0210/21/iptek/beto45.html [Diakses 25
10 2016].
Khanzadi, M., 2010. Influence of nanosilica particles on mechanical properties
and permeability of concrete conference on suistainable constructon
materials and technologies. Ancona: Ploitecnica delle Marche.
Kristanto, H., 2003. Pengaruh Penambahan Kapur Padam terhadap Kuat Tekan
Beton Pasir Laut. Surakarta: Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik
Universitas Sebelas Maret.
Pujianto, A., 2013. Kuat Tekan Beton Geopolimer dengan Bahan Utama Bubuk
Lumpur lapindo Sidoarjo dan kapur. Konferensi Nasional Teknik Sipil,
Volume 7, pp. 130-134.
Pujiyanto, A., 2011. Rekayasa Material Ringan Bahan Komposit Geopolimer
Serat Gelas-Lumpur Lapindo Sidoarjo-. Jurnal SEMINAR NASIONAL,
5(Poliester), pp. 83-89.
Septia, P., 2011. Studi Literatur Pengaruh Konsentrasi NaOH dan Rasio
NaOH:NaSiO3, Rasio Air/Prekursor. Jakarta: Jurusan Teknik Sipil Fakultas
Teknik Universitas Indonesia.
Tobon, J., 2010. Comparative Analysis of Performance of Portland Cement
Blended with Nanosilica and Silica Fume. DYNA, Volume 163, pp. 37-46.
WIryasa, N. M. A., Sudarsana, I. w. && Kusuma, w., 2007. Pemanfaatan lumpur
Lapindo sebagai Bahan Pengganti Tanah Liat pada Produksi Genteng
Keramik. Jurnal Ilmiah Teknik Sipil, Volume 11(2), pp. 132-141.
16

Biodata Diri Dosen Pembimbing


A.Identitas Diri
1. Nama Lengkap Dr. Agus Subagio. S.Si, M.Si,
2. Jenis Kelamin L
3. Program Studi Fisika
4. NIDN 00130871013
5. Tempat Tanggal Lahir Blora, 13 Agustus 1971
6. E-Mail Agus_fadhil@yahoo.com
7. Nomor Telepone/HP 081548404171

B.Riwayat Pendidikan
S1 S2 S3
Nama Institusi Universitas Diponegoro Institut Teknologi Institut
Bandung Teknologi
Bandung
Jurusan Fisika Fisika Fisika
Tahun masuk 1989-1995 1999-2001 2003-2008

C.Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)


No. Nama pertemuan Judul artikel ilmiah Waktu dan
ilmiah/seminar tempat
1. Seminar Material Metalurgi Pengaruh komposisi material Serpong
2012, Lembaga Ilmu carbon nanotubes sebagai
Pengetahuan Indonesia elektroda pada sistem
desalinasi dengan metode
deionisasi kapasitif
2. Internatioanl Conference on Study of Mg-doped GaN thin ITB, 2007
Neutron and X-Ray films grown on c-plane
Scattering sappire substrate by plasma
assisted metalorganic
chemical vapor deposition
method
3. International Conference on Phase separation ITB,2007
Mathematics andNatural of InGaN film in
Sciences InGaN/GaN single-hetero
structure grown by plasma-
assisted metal organic
chemical vapor deposition
(PA-MOCVD) method,
4. The 8thInternational UI Depok, 2005
Conference on Quality Study ofindium
Research,UI,Depok incorporationintothe InxGa1-
xNfilms grownon Study
ofindium
17

incorporationintothe InxGa1-
xNfilms grownon
5. The 2005International The 2005International Bogor 2004
SeminaronMicroscopy and SeminaronMicroscopy and
Microanalysis(ISMM 2005) Microanalysis(ISMM 2005)

D.Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir

1. The Influence of Hydrogen Plasma and Annealing on GaN Film Grown by Plasma-
Assisted MOCVD, 2000.
2. Effect of Buffer Layer Thickness on GaN Film Grown by Plasma- Assisted
MOCVD, 2001.
3. Studi Doping pada Film GaN Tipe-p ditumbuhkan dengan Metode MOCVD
Berbantuan Plasma, Tesis S-2, 2001.
4. Optimasi Lucutan Korona pada Pengendap Elektrostatis (ElectrostaticsPrecipitator)
sebagai Sistem Pemisah Serbuk Material,DP2M Penelitian DosenMuda (Ketua
Peneliti), 2001.
5. Rekayasa Bahan untuk Meningkatkan Daya Serap Terhadap Gelombang
Elektromagnetik dengan MetodeDeposisi MenggunakanLucutanKorona, DP2M
Penelitian Dosen Muda(Anggota Peneliti), 2001.
6. Penumbuhan dan Karakterisasi Lapisan Tipis Indium Galium Nitrida(InxGa1-XN)
dengan Metode MOCVD Berbantuan Plasma dan Struktur Heteronya untuk
AplikasiLED, 2003.
7. Penumbuhan Struktur Hetero AlxGa1-xN/GaN dan Aplikasinya untuk
Heterostructure Field Effect Transistors(HFETs),RUT 2004.
8. Optimasi Penentuan Kandungan Tritium (3H) Dalam Air Dengan Metode
Pengayaan Secara Elektrolisis,DP2M Penelitian Dosen Muda(AnggotaPeneliti), 2005
9. Study of Mn Incorporation into GaN:Mn Magnetic Semiconductor Thin Films
Preparedby Plasma Assisted MOCVD,AnggotaPeneliti,TheAsahiGlass Foundation
Overseas ResearchGrant (Anggota Peneliti), 2005
10. Pengembangan MetodePlasma Assisted MOCVD pada Penumbuhan Film Tipis
InGaN dan Struktur Heteronya untukAplikasi Divais Optoelektronik, Penelitian
UnggulanITB(AnggotaPeneliti), 2006.
11. Rancang Bangun Sistem Desalinasi Metode Elektroda Paralel Material Karbon Aktif
Tempurung Kelapa, Penelitian DIKNAS JawaTengah(KetuaPeneliti), 2006.
12. Pembuatan Membran Silika Berpori DariLimbah SekamPadi Untuk Filter Air
Minum, Penelitian Hibah Kompetisi PHKA2 (Anggota Peneliti), 2008.
13. Penumbuhan dan Karakterisasi Struktur Hetero Ganda GaN/AlGaN/InGaN dengan
Metode Plasma Assisted MOCVD untuk AplikasiLED, Penelitian Unggulan ITB
(Anggota Peneliti), 2007.
14. Fabrikasi Bahan Karbon Aktif Tempurung Kelapa dikombinasi dengan
CarbonNanotubes (CNT) sebagai Elektroda pada Metode Elektrokimia untuk
18

Aplikasi Desalinasi AirLaut, DP2M Penelitian Hibah Bersaing(Ketua Peneliti),


2007/2008
15. Penumbuhan Film Tipis InxGa1-XN dan Struktur Heteronya Dengan MetodePA-
MOCVD, Disertasi S-3,2008
16. Pengembangan Bahan Unggul In1-XGaxN Dan InN untuk Aplikasi Sel Surya
Efisiensi Tinggi, DP2M Hibah Bersaing(AnggotaPeneliti), 2008/2009
17. Fabrikasi sistem penjernihan airyangtercemarbakterie-coliberbasismaterial TiO2
sebagai fotokatalis dikombinasi dengan karbon aktif dan carbonnanotubes(CNT),
DP2M Hibah Bersaing(Ketua Peneliti), 2009
18. Pengembangan Teknologi Nano, Hibah Program WCU Universitas Diponegoro
(Ketua Peneliti), 2009
19. Penelitian dan Pengembangan Material Komposit Berbasis Carbon Nanotubes
sebagai RompiTahanPeluruyang Kuat dan Ringan untuk Mendukung Industri
Pertahanan, DP2M Hibah Strategis Nasional (KetuaPeneliti), 2009, 2010, 2011
20. Penelitian dan PengembanganNanoSilver untuk AplikasiPembunuh Bakteri,
Penelitian Mandiri (KetuaPeneliti), 2010
21. Pengembangan teknologi desalinasi air payau di daerah pesisir yang hemat energi
berbasis material carbonnanotubes, Hibah PNBPUniversitas Diponegoro (Ketua
Peneliti), 2012
22. Penelitian dan Pengembangan Pupuk Nanosilika untuk meningkatkan produktifitas
padi (Penelitian Mandiri), 2012
23. Pengembangan Material Komposit Carbon Nanotubes(CNT)sebagai Divais
Superkapasitor untuk Mendukung Program Mobil Listrik Nasional, Hibah
Penelitian Insentif Riset SINas RISTEK(KetuaPeneliti), 2013
20

Lampiran II. Justifikasi Anggaran kegiatan


1. Peralatan Penunjang
Material Justifikasi Kuntitas Harga satuan Jumlah (Rp)
pemakaian (Rp)
Masker Guna melindungi 1 box Rp 100.000,- Rp 100.000,-
tubuh dari
senyawa
berbahaya
Sewa High Untuk membuata 3 kali Rp 100.000,- Rp 300.000,-
Energi nanosilika dari
Miling pasir silika
Sewa CO2 Untuk mengukur 1 kali Rp. 50.000,- Rp.50.000,-
meter emisi gas CO2
Saringan Menyaring 1 buah Rp 100.000,- Rp 100.000,-
standar agregat halus
ASTM 0.60 berupa pasir
mm
Sewa Shave Untuk mengayak 2 kali Rp 100.000,- Rp 100.000,-
Shaker agregat halus dan
Machine lumpur Lapindo
Sidoarjo
Gelas ukur Untuk menakar 2 buah Rp 65.000,- Rp 130.000,-
kapasitas volume air
1000 ml campuran
Tabung Untuk 2 buah Rp 85.000,- Rp 170.000,-
erlenmeyer memerikasa berat
jenis
Tissue Untuk 2 box Rp 50.000,- Rp 100.000,-
membersihkan
alat
Sewa oven Untuk 5 kali Rp 75.000,- Rp 375.000,-
pengeringan dan
pemeriksaan
sampel campuran
beton
Mistar Mengukur alat 3 buah Rp 10.000,- Rp 30.000,-
Tempatt untuk Rp. 265.000,- Rp. 530.000,-
Wajan dan mencampur dan 2 buah
nampan mengaduk
besi campuran benda
Uji
21

Peralatan Membuat cetakan 1 set Rp.200.000,- Rp.200.000,-


besi beton
Sewa lab Melakukan uji 2 kali Rp.100.000,- Rp.200.000,-
fisika serta pembuatan
material prototipe
Sewa lab Pembuatan 2 kali Rp.150.000,- Rp.300.000,-
terpadu nanosilika
undip
Pipet Untuk mengambil 10 buah Rp. 6000,- Rp. 60.000,-
sampel
Alumunium Melapisi beton 1 rol Rp. 300.000 Rp. 300.000
foil saat curing beton
Sub Total Rp 3.045.000,00

2. Bahan Habis pakai


Material Justifikasi Kuntitas Harga satuan Jumlah (Rp)
pemakaian (Rp)
Lumpur Bahan pembuat 40 kg Rp 0,- Rp 0,-
Lapindo bubuk lumpur
Sidoarjo untuk bahan dasar
beton
Kapur Bahan untuk 5 kg Rp. 105.000,- Rp. 525.000,-
padam memperkuat beton
NaOH Sebagai aktifator 2 liter Rp. 400.000,- Rp. 800.000,-
serbuk lumpur
Sodium Sebagai aktifator 2 liter Rp. 500.000,- Rp. 1000.000,-
silikat serbuk lumpur
Pasir Sebagai agregat 1 kubik Rp. 400.000,- Rp. 400.000,-
halus beton
Batu pecah Sebagai agregat ½ kubik Rp. 345.000,- Rp. 345.000-
kasar beton
Pasir kuarsa Bahan dasar 30 kg Rp. 480.000,- Rp. 480.000,-
nanosilika
Aquades Pelarut universal 7 liter Rp. 80.000,- Rp. 560.000,-
Sub Total (Rp) Rp 4.110.000,00

3. Perjalanan
Material Justifikasi Kuntitas Harga satuan Jumlah (Rp)
perjalanan (Rp)
Perjalanan Pengambilan 1 kali Rp. Rp. 1.010.000,-
ke lumpur Lapindo 1.010.000,-
kabupaten Sidoarjo
22

Sidoarjo
Perjalanan Membeli alat serta 3 kali Rp. 40.000,- Rp. 120.000,-
ke toko alat bahan yang
dan bahan diperlukan
kimia di
kota
Semarang
Perjalanan Membeli pasir 3 kali Rp. 40.000,- Rp. 120.000,-
ke toko silika
akuarium
dan ikan
hias di kota
Semarang
Sub total (Rp) Rp 1.250.000,00

4. Lain-lain
Material Justifikasi Kuntitas Harga Jumlah (Rp)
pemakaian satuan (Rp)
Pengujian Untuk 2 kali Rp Rp 200.000,-
XRD mengretahui mutu 100.000,-
material
Uji SEM Untuk 3 kali Rp Rp 900.000,-
dan EDX mengetahui 300.000,-
ukuran serta
kandungan dan
morfologi
nanosilika
Uji kuat Mengetahui 2 kali Rp. Rp. 800.000,-
tekan dan kekuatan beton 400.000,-
tarik HIPGEOCON
Dokumenta Untuk membuat 10 kali Rp. 20.000,- Rp. 200.000,-
si dan cuci arsip
cetak
Pembuatan Pengajuan ke dikti 7 kali Rp. 10.000,- Rp. 70.000,-
proposal
dan laporan
Publikasi Mengenalkan alat 4 kali Rp. 50.000,- Rp. 200.000,-
Pengiriman Pengiriman sampel 2 kali Rp. Rp. 1.550.000,-
material lumpur Lapindo 775.000,-
lumpur dari Sidoarjo
sidoarjo ke
23

semarang
Sub total (Rp) Rp 3.920.000,00
Total keseluruhan Rp 12.325.000,00

Lampiran 3: Susunan Organisasi Tim Peneliti Dan Pembagian Tugas


No Nama / NIM Program Studi Bidang Alokasi Uraian Tugas
Ilmu Waktu
(jam/min
ggu)
1. Heydar Ruffa Fisika Sains 20 Pengujian
Taufik/ sampel dan
24040115140109 mengatur
koordinasi tim
2. Rizka Zakiyatul Fisika Sains 18 Sintesis
Miskiyah/ lumpur
24040115130093 Lapindo
Sidoarjo dan
pengujian
analisa
laboratorium
3. Gema Nuran Utomo/ Fisika Sains 18 Dokumentasi
24040115140101 dan penyedia
perlengkapan
alat dan bahan
4. Diana Liashfiyani / Kimia Sains 18 Sintesis dan
24030113130135 Karakterisasi
nanosilika
5. Muhammad Mirza/ Fisika Sains 18 Pembuatan
24040115130097 Prototipe
HIPGEOCON
dan pengujian
secara
langsung
25

Lampiran V: Gambaran Prototipe dan Bahan yang Hendak Diterapkan

2 5

Keterangan gambar :
1. Beton geopolimer utuh dari beberapa komposisi yang diinginkan.
2. Serbuk agregat halus.
3. Bahan penguat beton : NanoSilika (SiO2) dan Kalsium Carbonat
(CaCO3).
4. Bahan tambahan : Serbuk lumpur Lapindo Sidoarjo dan Natrium
Hidroksida (NaOH).
5. Agregat kasar.

Anda mungkin juga menyukai