Anda di halaman 1dari 4

II.

Dasar Teori

2.1 Pengertian Aspirin

Aspirin menjadi salah satu obat yang tidak asing lagi di masyarakat yang memiliki
fungsi dalam kesehatan masyarakat. Aspirin merupakan obat untuk menghilangkan sakit
ringan dan nyeri. Pada umumnya, masyarakat menggunakan aspirin sebagai obat demam,
migran, dan nyeri. Asprin atau asam asetil salislat adalah sejenis senyawa turunan dari asam
salisilat , senyawa golongan asam karboksilat [ CITATION Sis00 \l 1057 ].

2.2 Karakteristik Aspirin

Serbuk atau  kristal asam asetil salisilat memiliki ciri dari tidak berwarna sampai


berwarna putih. Asam asetilsalisilat stabil dalam udara kering tapi terdegradasi perlahan jika
terkena uap air menjadi asam asetat dan asam salisilat. Nilai titik lebur dari asam asetil
salisilat adalah 1350C. Aspirin atau asam asetil salisilat atau asetosal adalah sejenis obat
turunan dari salisilat yang sering digunakan sebagai senyawa analgesik (anti nyeri),
antipiretik (penurun panas), dan anti inflamasi (anti peradangan). Aspirin bersifat antipiretik
dan analgesik karena merupakan kelompok senyawa glikosida. Glikosida adalah senyawa
yang memiliki bagian gula yang terikat pada non-glikosida L. Aglikon dalam salian adalah
salial alkohol dan tereduksi sempurna menjadi asam salisilat.

2.3 Pembuatan Aspirin

Pada pembuatan aspirin, reaksi yang terjadi adalah reaksi esterifikasi. Ester merupakan
turunan asam karboksilat yang gugus – OH dari karboksilnya diganti dengan gugus – OR
dari alkohol. Ester dapat dibuat dari asam dengan alkohol, atau dari anhidrida asam dengan
alcohol. Suatu ester asam karboksilat ialah suatu senyawa yang mengandung gugus -CO2R
dengan R dapat berbentuk alkil maupun aril. Alkohol dengan asam karboksilat dan turunan
asam karboksilat membentuk ester asam karboksilat. Reaksi ini disebut reaksi
esterifikasi. (Fessenden & Fessenden, 1986). Aspirin dapat disintesis dari asam salisilat,
yaitu dengan mereaksikannya dengan anhidrida asetat, hal ini dilakukan pertama kali oleh
Felix Hofmann dari perusahaan bayer, Jerman. Asam salisilat adalah asam bifungsional
yang mengandung dua gugus –OH dan –COOH. Karenanya asam salisilat ini dapat
mengalami dua jenis reaksi yang berbeda. Anhidrida asam karboksilat dibentuk lewat
kondensasi dua molekul asam karboksilat. Sintesis aspirin diklasifikasan sebagai esterifikasi
reaksi, asam salisilat asetat yang mengubah asam salisilat menjadi ester [ CITATION Pal00 \l
1057 ]
Esterifikasi berkataliskan asam dan merupakan reaksi yang reversible. Anhidrida asam
ialah turunan dari asam dengan mengambil air dari dua gugus karboksil dan
menghubungkan fragmen-fragmennya. Esterifikasi atau pembentukan ester terjadi jika asam
karboksilat dipanaskan bersama alkohol primer atau sekunder dengan sedikit asam
mineral sebagai katalis. Produksi ester secara industri dilakukan dengan
mereaksikan anhidrida asam dengan alkohol. Ester yang dibuat dengan cara ini adalah
asam asetil salisilat atau yang lebih dikenal dengan aspirin.
2.4 Uraian Bahan
Berikut daftar uraian bahan dalam Praktikum sintesis Aspirin:
1.   Acidum salycilicum  (DITJEN POM edisi III, 1979)
 Nama IUPAC : Asam 2 hidroksi benzoate
 Sinonim : Asam salisilat / asetosal
 Rumus molekul  : C7H6O3
 % unsur penyusun : Tidak kurang dari 99,5% dan tidak lebih  dari
101,0 % C7H6O3  dihitung terdiri zat yang telah dikeringkan
 Titik lebur : antara 158o dan 161o
 Berat molekul : 138,12
 Bobot jenis : 1,44
 Kelarutan : Sukar larut dalam air dan benzen mudah larut
dalam air mendidih,agak sukar larut dalam kloroform
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
 Kegunaan dalam praktek  : Sebagai bahan dasar pembuat  aspirin
 Kegunaan umum  : Keratolitikum dan antifungi
2. Acidum acetic anhidrate  (DITJEN POM edisi III, 1979)
 Nama Resmi  :  Acidum acetic anhidrate
 Sinonim :  Asam asetat anhidrat
 % unsur : (CH3CO) (Mr = 99)
 Rumus molekul : (CH3CO)2O
 Berat Molekul  : 102,09
 % unsur penyususn : Mengandung tidak kurang dari 95,0 % C4H6O3
 Pemerian : Cairan jernih tidak berwarna, berbau tajam,
mengandung kurang dari 95,0% C4H6O3
 Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, etanol 95%
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
 Kegunaan : Sebagai pelarut
3. Aspirin (DITJEN POM edisi IV, 1995)
 Nama IUPAC  : Acidum acetylsalicylium
 Sinonim : Asam asetilsalisilat
 Berat molekul : 180,16
 Pemerian :  Hablur tidak berwarna, atau serbuk hablur  putih,
tidak berbau atau hampir tidak berbau, rasa asam
 Kelarutan : Agak sukar larut dalam air, mudah larut   dalam
etanol, larut dalam kloroform
 Kegunaan umum :  Analgetikum, antipiretikum
4. Asam sulfat (DITJEN POM edisi III, 1979)
 Nama resmi : Acidum sulfaricum
 Sinonim : Asam sulfat
 Rumus molekul : H2SO4
 Berat molekul : 98,07
 Berat Jenis : ± 1,84 gr/vol
 % unsur penyusun :  Asam sulfat mengandung tidak dari 95,0% dan
tidak lebih dari 98,0% b/b H2SO4
 Penyimpanan : Dalam wadah tertutup baik
 Kegunaan : Sebagai katalisator

Daftar Pustaka
Siswandono dan Soekardjo. 2000. Kimia Medisinal. Surabaya: Universitas Arilangga Press.
Fessenden, R., & Fessenden, J. 1986. Kimia Organik Jilid II Edisi 3. Jakarta: Erlangga.

Palleros., 2000. Kimia Organik Eksperimental. New Yok: John Willey and Sons.

Anda mungkin juga menyukai