Anda di halaman 1dari 20

ASAM AMINO DAN PROTEIN

LAPORAN PRAKTIKUM
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Biokimia
Dosen Pengampu:
Drs. H. Yusuf Hilmi Adisendjaja, M.Sc.
Drs. Suhara, M.Pd.

oleh:
Kelompok 7
Kelas B
Cita Rahmadyas Putri

1306812

Dini Lestari

1305317

Rizka Trian Palupy

1306100

Siti Komariah Agustina 1304395


Zahra Fadhilah

1304190

JURUSAN PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN
ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

2014
A. Uji Kelarutan Asam Amino
1. Tujuan Praktikum
Membedakan jenis-jenis asam amino
2. Teori
Asam amino adalah senyawa organik yang memiliki gugus
fungsional karboksil (-COOH) dan amina (NH2). Gugus karboksil ini
memberikan sifat asam dan gugus amina memberikan sifat basa. Asam
amino pembentuk protein akan saling berikatan dengan ikatan peptida,
sehingga dalam satu molekul dipeptida mengandung satu ikatan peptida.
Rumus umum asam amino
Secara umum, pada asam amino sebuah atom C mengikat empat
gugus yaitu, gugus karboksil, gugus amina, satu buah atom hidrogen dan
satu gugus sisa (rantai samping, gugus R). Rantai samping pada asam
amino (gugus R) yang berbeda-beda pada asam amino menentukan
struktur, ukuran, muatan elektrik dan sifat kelarutan dalam air.
3. Prinsip
Asam amino polar akan larut pada pelarut polar, sedangkan asam
amino non-polar akan larut pada pelarut non-polar. Asam amino yang
bersifat hidrofobik : Alanin, Isoleusin, Leusin, Metionin, Fenilalanin,
Prolin, Triptofan, Tirosin, Valin. Asam amino yang bersifat hidrofilik :
Arginin, Asparagin, Asam Aspartat, Sistein, Asam Glutamat, Glutamin,
Glisin, Histidin, Lisin, Serin,Treonin.
4. Alat dan Bahan
a. Alat :
1) Tabung reaksi sebanyak delapan buah
2) Gelas ukur
3) Spatula
4) Kertas label
5) Pipet tetes
b. Bahan
1) HCl (0,1 mol/L)
2) NaOH (0,1mol/L)
3) Etanol
4) Klorofrom
5) Larutan (NH4)2SO4
6) Larutan NaCl jenuh

7) Asam Amino: glisin, asam glukamat, histidin, -alanin, -alanin,


triptofan, lisin.
5. Cara kerja
a. Memaasukkan 2 mL pelarut (HCl, NaOH, Etanol, Klorofrom,
(NH4)2SO4, NaCl, Aquades) ke dalam masing-masing tabung reaksi
yang telah diberi label.
b. Memaasukkan sedikit serbuk asam amino (glisin, asam glukamat,
histidin, -alanin, -alanin, triptofan, lisin) dengan menggunakan
ujung spatula.
c. Mengocok tabung reaksi dengan perlahan.
d. Mengamati perubahan yang terjadi.
6. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan Uji Kelarutan Asam Amino
Pelarut

As.
Glisin
amino
Asam
glutamat
Histidin
-alanin
-alanin
Triptofan
Lisin

Aquade

HCl

NaOH

Etanol

Klorofrom

(NH4)2SO4

NaCl

s
+

+
+
+
+
+

+
+
+
+

+
+
+
+

+
+
+
+

+
+
+
+

Keterangan:
+ = menandakan larutnya asam amino
- = tidak larutnya asam amino
7. Diskusi
Struktur asam amino secara umum adalah satu atom C yang
mengikat empat gugus, yaitu gugus amina (NH2), gugus karboksil
(COOH), atom hidrogen (H), dan satu gugus sisa (R) atau disebut juga
gugus atau rantai samping yang membedakan satu asam amino dengan
asam amino lainnya.
Pada umumnya, asam amino larut dalam air dan tidak larut dalam
pelarut organik non polar seperti eter, aseton dan kloroform. Sifat asam
amino ini berbeda dengan asam karboksilat maupun dengan sifat amina.
Asam karboksilat alifatik maupun aromatik yang terdiri dari beberapa
atom karbon, umumnya kurang larut dalam air tetapi larut dalam pelarut

organik. Demikian pula amina, pada umumnya tidak larut dalam air, tetapi
larut dalam pelarut organik.
Lisin merupakan asam amino dengan gugus R positif yang bersifat
polar dan bersifat basa, sehingga larut dalam air. Dari percobaan yang
telah kami lakukan dapat disimpulkan bahwa yang termasuk amino polar
(hidrofilik) adalah asam glutamat, histidin, dan lisin, sedangkan asam
amino nonpolar (hidrofobik) adalah -alanin, -alanin, glisin, dan
triptofan.
8. Jawaban Pertanyaan
Pertanyaan:
a. Termasuk golongan asam amino yang manakah asam amino di atas?
Jawab:
b. Tuliskan rumus bangunnya?
c. Tuliskan kesimpulan anda sesuai dengan hasil percobaan diatas!
Jawaban:
Asam amino non polar terdiri dari : Glisin, Triptofan, -alanin dan
-alanin. Asam amino bermuatan negatif/asidik terdiri dari : Asam
Glutamat. Asam amino bermuatan positif/basik terdiri dari : Lisin dan
Histidin

Asam Amino
Asam Glutamat

Rumus Bangun

Jenis Asam Amino


(Bermuatan negatif/ asidik)

Struktur Asam Glutamat


Glisin

Non-Polar (Hidrofobik)

Struktur Glisin
Histidin

(Bermuatan positif/ basik)

Struktur Histidin
Lisin

(Bermuatan positif/ basik)

Struktur Lisin
Triptofan

Non-Polar (Hidrofobik)

Struktur Triptofan
-alanin

Non-Polar (Hidrofobik)

Struktur -alanin

-alanin

Non-Polar (Hidrofobik)

Struktur -alanin

B. Uji Nihidrin
1. Tujuan
Untuk mendeteksi adanya -asam amino
2. Teori
Menurut Novita (2009) uji ninhidrin adalah uji umum
untuk protein dan asam amino. Ninhidrin dapat mengubah
asam amino menjadi suatu aldehida. Ninhidrin dilakukan
dengan menambahkan beberapa tetes larutan ninhidrin
yang terlihat tidak warna kedalam sampel, kemudian
dipanaskan beberapa menit. Adanya protein ditandai
dengan

adanya

perubahan

warna

ungu.

Sedangkan

menurut Riawan (1990) protein memiliki molekul besar


dengan berat molekul yang bervariasi antara 5000 hingga
jutaan dengan hidrolisis oleh asam atau oleh enzim protein
akan menghasilkan asam amino, ada 20 jenis asam amino
yang terdapat dalam molekul protein.
3. Prinsip
Ninhidrin (trikrtohidrinden hidrat atau C9H6O4) merupakan
pengoksidasi yang kuat, bereaksi dengan semua -asam amino di antara
pH 4-8 menghasilkan senyawa bewarna ungu. Reaksi ini juga diberikan
oleh amina primer dan amonia tetapi tanpa dilepaskan CO 2. Asam amino
prolin dan hiroksi prolin juga bereaksi dengan ninhidrin, tetapi senyawa
yang dihasilkan berwarna kuning.
4. Alat dan Bahan
a. Alat
1) Tabung reaksi sebanyak delapan buah
2) Gelas ukur
3) Pipet tetes
4) Kertas label

5) Alat tulis
b. Bahan
1)
2)
3)
4)
5)

Triptofan
Lisin
-alanin
-alanin
Glisin

6)
7)
8)
9)

Histidin
Tirosin
Asam Glutamat
Larutan Ninhidrin

5. Cara Kerja
a. Memasukkan larutan yang akan diuji ke dalam tabung reaksi yang
berbeda-beda masing-masing sebanyak 2 mL.
b. Menambahkan lima tetes Ninhidrin ke dalam masing-masing larutan
asam amino yang kemudian dididihkan selama dua menit.
c. Melakukan pengamatan pada perubahan warna yang terjadi.
6. Hasil Pengamatan
7. Tabel 2. Hasil Pengamatan Uji Ninhidrin
8.

9.

Asam
Amino

Keadaan
sebelum
reaksi

12. Triptofa
n

13. Bening

16. Lisin

17. Bening

20. -alanin

21. Bening

24. -alanin

25. Bening

28. Glisin

29. Bening

32. Histidin

33. Bening

36. Tirosin

37. Keruh

40. Asam
Glutam
at

41. Bening

11. Hasil
penguji
an

10. Keadaan setelah reaksi


14. Menghasilkan warna
kuning
18. Menghasilkan warna
oranye muda
22. Menghasilkan warna
ungu bening
26. Bening
30. Menghasilkan warna
ungu
34. Menghasilkan warna
ungu tua
38. Menghasilkan endapan
putih

15. +
19. +
23. +
27. 31. +
35. +
39. -

42. Menghasilkan warna


ungu bening

43. +

44.
Keterangan:
45. + = Adanya reaksi positif, menunjukkan asam amino bereaksi
dengan ninhidrin
46. - = Tidak terjadi reaksi, menunjukkan asam amino tidak larut
bereaksi dengan ninhidrin
47. Diskusi
48.

Bedasarkan

percobaan

yang

telah

kami

lakukan

Berdasarkan disimpulkan asam amino yang merupakan -asam amino

adalah -alanin, Histidin, Glisin dan Asam glutamat, karena asam aminoasam amino ini berubah warna menjadi warna ungu sesudah bereaksi
dengan larutan ninhidrin. Triftopan juga termasuk -asam amino karena
warnanya berubah menjadi warna kuning.
49.
Pada dasarnya Uji Ninhidrin berfungsi untuk menguji
adanya gugus asam amino bebas dan dapat pula menunjukkan
konsentrasinya seiring kepekatan warna yang muncul (Hart, dkk. dalam
Rochim, 2012). Uji ini dilakukan dengan cara menambahkan reagen
ninhidrin pada sampel, kemudian dipanaskan. Reaksi positif dari uji ini
adalah adanya perubahan warna sampel menjadi biru atau hijau (Rochim,
2012). Asam amino bereaksi dengan ninhidrin membentuk aldehida
dengan satu atom C lebih rendah dan melepaskan molekul NH3 dan CO2.
Ninhidrin yang telah bereaksi akan membentuk hidrindantin. Hasil positif
ditandai dengan terbentuknya kompleks berwarna biru/keunguan yang
disebabkan oleh molekul ninhidrin+hidrindantin yang yang bereaksi
dengan NH3 setelah asam amino tersebut dioksidasi (Panji, 2013). Reaksi
yang terjadi antara ninhidrin dan -asam amino ditunjukkan oleh Gambar
1.
50.

Amina yg berikatan pada C


alfa

51.

Gambar 1. Reaksi antara Ninhidrin dengan -asam amino

(Panji, 2013)
C. Uji Xantoprotein
1. Tujuan
52.
Untuk mengidentifikasi bahan uji yang mengandung
asam amino yang memiliki cincin aromatik.
2. Teori
53. Xanthoprotein ini adalah pereaksi protein yang
menunjukkan adanya inti benzene (cincin fenil). Untuk

identifikasi tyrosin,trptophan, dan fenilalanin. Prosedur


dari pereaksian Xanthoprotein ini adalah protein bereaksi
dengan HNO3 dan menghasilkan + NaOH berlebih.
54. Prinsip dari pengujian xanthoprotein adalah
nitrasi pada inti benzena yang terdapat pada molekul
protein.

Awalnya

larutan

asam

nitrat

pekat

yang

dicampurkan dengan asam amino yang memiliki cincin


aromatik atau struktur benzen yang dipanaskan akan
membentuk suatu turunan nitro yang berwarna kuning dan
garam garam turunannya akan berwarna jingga bila
ditambah dengan NaOH.
3. Prinsip
55. Asam amino yang memiliki cincin aromatik
membentuk turunan nitro yang berwarna kuning pada
pemanasan dengan asam nitrat pekat. Garam-garam
turunannya berwarna jingga (oranye).
4. Alat dan Bahan
a. Alat
1) Tabung reaksi sebanyak delapan buah
2) Gelas ukur
3) Pipet tetes
4) Kertas label
5) Alat tulis
6) Pemanas air
7) Lakmus merah
b. Bahan
1) Larutan yang diuji: -alanin, -alanin, Tirosin, Glisin,
2)
3)
4)
5)

Histidin, Triptofan, dan Asam Glutamat


Fenol sebagai pembanding
HNO3 pekat
NaOH
Kertas lakmus merah

5. Cara Kerja
a. Memasukan larutan yang akan di uji kedalam tabung
reaksi yang berbeda masing-masing 0,5 ml. Fenol
digunakan juga sebagai pembanding.
b. Lalu, ke dalam setiap tabung ditambahkan HNO 3 pekat
dengan jumlah yang kira-kira sama. Dipanaskan dengan
hati-hati, lalu didinginkan dengan air ledeng. Perubahan
warna yang terjadi diamati.
c. NaOH diteteskan kedalam tabung hingga menjadi basa
(larutan diteteskan pada kertas lakmus merah untuk
mengetahui larutan sudah basa atau belum). Perubahan
yang terjadi diamati.
6. Hasil Pengamatan
6) Tabel 3. Hasil Pengamatan Uji Xantoprotein
7)
9)
11)
13)
15)
17)
19)
21)
23)

Larutan yang Diuji


-alanin
-alanin
Tirosin
Glisin
Histidin
Triptofan
Asam Glutamat
Fenol

8)

Hasil
10)
12)
14)
16)
18)
20)
22)
24)

Pengujian
+
+
+

25)
Keterangan:
26) + = Terjadi reaksi
27) - = Tidak terjadi reaksi
7. Diskusi
28)

Berdasarkan pengamatan yang kami lakukan,

yang merupakan asam amino bercincin aromatik adalah


tirosin dan triptofan. Ada sebagian peptida dan protein
yang mempunyai gugus asam amino berinti benzena.
Seperti fenilanalina, tirosin, albumin, triptofan dan lain
sebagainya. Pada praktikum di atas, hasil positif pada zat
uji tirosin dan triptofan mengindikasikan keduanya terdapat
inti benzena, yaitu dengan indikasi terbentuknya lapisan
jingga atau kuning jingga.
D. Uji Milon
1. Tujuan

29)

Untuk mengetahui senyawa yang mengandung

gugus radikal hidroksi benzen.


2. Teori
30)

Pereaksi Millon terdiri atas larutan merkuro

nitrat dan merkuri nitrat yang terdapat dalam asam nitrat.


Tidak semua asam amino dapat diuji dengan uji Millon
sebab hanya pada asam amino yang mempunyai gugus
hidroksil fenil (inti benzene) misalnya tirosin yang dapat
memberikan hasil positif.
31) Hasil positif

ditunjukkan

dengan

adanya

endapan putih. Jika dipanaskan, endapan putih tersebut


akan berubah menjadi endapan yang berwarna merah.
Perubahan tersebut diakibatkan adanya reaksi antara
protein yang mengandung gugus hidroksil Phenil (OH)
akan dengan larutan mercuri nitrat.
3. Prinsip
32) Senyawa yang mengandung gugus

radikal

hidroksi benzen bereaksi dengan reagen millon


membentuk senyawa kompleks berwarna merah.
4. Alat dan Bahan
a. Alat
1) Tabung reaksi
2) Gelas ukur
3) Pipet tetes
4) Kertas label
5) Alat tulis
6) Pemanas air
b. Bahan
1) Larutan yang di uji: -alanin, -alanin, Tirosin, Glisin,
Histidin, Triptofan, dan Asam Glutamat
2) Pereaksi millon
3) NaNO3
5. Cara Kerja
a. Larutan yang diuji dimasukan ke dalam tabung reaksi
sebanyak satu ml, lalu ditambahkan pereaksi millon
sebanyak

lima

tetes,

kemudian

dipanaskan

pemanas air (100 oC) selama 10 menit.

pada

b. Larutan yang sudah dipanaskan didinginkan pada suhu


kamar, lalu diteteskan NaNO3, warna merah bata
menandakan reaksi positif.
6. Hasil Pengamatan
33) Tabel 4. Hasil Pengamatan Uji Millon
34)
36)
38)
40)
42)
44)
46)
48)

Larutan yang Diuji


-alanin
-alanin
Tirosin
Glisin
Histidin
Triptofan
Asam Glutamat

7. Diskusi
50)

35)

Hasil Pengujian
37)
39)
41)
+
43)
45)
47)
49)
-

Uji Millon yang menggunakan pereaksi Milon

adalah larutan merkuro dan merkuri nitrat dalam asam


nitrat. Apabila pereaksi ini ditambahkan pada larutan
protein maka akan menghasilkan endapan putih yang
dapat berubah menjadi merah oleh pemanasan. Pada
histidin

dihasilkan

warna

putih.

Glisin

dan

-alanin

dihasilkan warna kuning. -alanin tetap tidak berwarna,


sedangkan

pada

tirosin

menghasilkan

warna

merah.

Dimana hal tersebut diatas menunjukkan bahwa dengan uji


warna millon di dalam sampel tersebut terdapat unsur
protein. Dari hasil uji millon ini dapat dibuktikan bahwa
tirosin merupakan asam amino yang mengandung gugus
radikal hidroksi benzen.
E. Uji Komposisi Protein
1. Tujuan
51) Untuk mengetahui

unsur-unsur

penyusun

protein.
2. Teori
52)

Molekul protein terdiri atas unsur-unsur karbon (50-55%),

Hidrogen (7%), Oksigen(13%), dan Nitrogen (16%). Banyak pula


protein yang mengandung belerang (S) dan Fosfor (P) dalam jumlah
sedikit (1-2%) (Winarno, 1982).

53)

Dengan

adanya

proses

pembakaran,

pemanasan ataupun pengabuan, maka akan diperoleh


unsur-unsur penyusun protein tersebut karena semua
unsur penyusun protein akan lepas dari ikatannya. Dengan
begitu dengan pengujian komposisi protein akan kita
dapatkan indikator-indikator yang menunjukan adanya
unsur-unsur tersebut.
54)
3. Alat dan Bahan
a. Alat
1) Tabung reaksi kering
2) Kertas saring
3) Tabung spirtus
4) Korek api
b. Bahan
1) Serbuk albumin
2) Lakmus merah
3) Pb-asetat
4. Cara Kerja
a. Serbuk albumin dimasukkan ke dalam rabung reaksi kering.
b. Lakmus merah ditempatkan di atas serbuk albumin dalam tabung
reaksi.
c. Kertas saring ditempatkan di mulut tabung reaksi yang telah dibasahi
Pb-asetat.
d. Tabung reaksi tersebut dipanaskan di atas api.
e. Perubahan yang terjadi pada serbuk albumin, dinding tabung, kertas
lakmus, dan kertas saring yang telah dibasahi Pb-asetat diamati.
f. Hasil pengamatan yang telah dilakukan di catat dalam bentuk tabel.
5. Hasil Pengamatan
55) Tabel 5. Hasil Pengamatan Uji Komposisi
Protein
56) Protein

57) Sebel
um

59) Albumin

60) Putih

62) Kertas
Lakmus

63) Merah

65) Kertas Saring

66) Putih

68) Tabung
Reaksi

69) Kerin
g

58) Sesu
dah
61) Hang
us
64) Biru
67) Hita
m
70) Basa
h

6. Diskusi
a. Albumin yang awalnya putih menjadi berwarna hitam
atau hangus menunjukkan adanya unsur karbon sesuai
dengan reaksi pembakaran hidro karbon tidak sempurna
sebagai berikut:
71) CxHy + O2 C(s) + CO2(g) + H2O(l) + CO2(g)
72)
C(karbon) yang terbentuk merupakan jelaga
atau lebih dikenal sebagai arang.
b. NH3 bersifat basa hingga mengubah kertas lakmus
menjadi biru, menunjukkan bahwa protein mengandung
unsur N dan H.
c. Dari reaksi berikut:
73) Pb(CH3COO)2 + H2S PbS(s) + 2 CH3COOH(
74)
PbS yang terbentuk berwujud padat sehingga menyebabkan
kertas saring berwarna hitam, menunjukan protein mengandung unsur
S.
d. Dinding tabung menjadi basah karena ada uap air, hal
ini menunjukk bahwa protein mengandung unsur H dan
O.
7. Jawaban Pertanyaan
75)
Pertanyaan:
a. Unsur-unsur apa saja yang ditunjukan oleh setiap perubahan di atas?
b. Jika lakmus dan kertas saring berubah, sebutkan alasan saudara dan
sebutkan reaksinya!
c. Buat kesimpulan dari hasil percobaan di atas!
76)

Jawaban:

a. Unsur-unsur yang ditunjukan oleh setiap perubahan di atas adalah C,


N, H, dan O.
b. NH3 bersifat basa hingga mengubah kertas lakmus
menjadi biru, menunjukkan bahwa protein mengandung
unsur N dan H.
77)
Dari reaksi berikut:
78) Pb(CH3COO)2 + H2S PbS(s) + 2 CH3COOH(
79)
PbS yang terbentuk berwujud padat sehingga menyebabkan
kertas saring berwarna hitam, menunjukan protein mengandung unsur
S.

c. Dapat ditarik kesimpulan bahwa protein tersusun oleh unsur C, N, S,


H, dan O.
F. UJI KELARUTAN PROTEIN
1. Tujuan
80) Untuk mengetahui daya kelarutan protein pada larutan tertentu.
2. Teori
81)
Pada percobaan ini, kita ingin mengetahui daya kelarutan
protein terhadap pelarut tertentu. Protein memiliki sifat amfoter, yaitu
dapat bereaksi dengan larutan asam maupun basa. Namun, semua protein
tidak dapat larut dalam pelarut lemak seperti eter atau kloroform. Sifat
fisika ini menunjukkan bahwa asam amino cenderung mempunyai struktur
yang bermuatan dan mempunyai polaritas tinggi, serta bukan sekedar
senyawa yang mempunyai gugus COOH dan gugus NH2. Apabila asam
amino larut dalam air, gugus karboksilat akan melepaskan ion H+,
sedangkan gugus amina akan menerima ion H+.
3. Prinsip
82) Karena protein memiliki polaritas tinggi maka protein akan
larut dalam pelarut yang bersifat polar.
4. Alat dan Bahan
a. Alat:
1) Tabung reaksi
2) Pipet
b. Bahan:
1) Protein: Albumin, Gelatin, Casein, Pepton
2) Akuades
3) HCL (0,1 mol/l)
4) NaOH (0,1 mol/l)
5) Etanol 70%
6) Larutan NaCl 2 g/l
7) (NH4)2SO4 jenuh
8) NaCl jenuh
9) Etanol 96%
5. Cara Kerja
a. Masing-masing pelarut dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 2
ml.
b. Protein albumin, gelatin, casein, dan pepton masing-masing dilarutkan
sedikit ke dalam pelarut.
c. Hasil pengamatan dicatat dalam bentuk tabel.
6. Hasil Pengamatan
83) Tabel 6. Hasil Pengamatan Uji Kelarutan Protein

85)
Ter
86)
Pel
92) Akuades
98) HCl
104) NaOH
110) Etanol 70
%
116) Larutan
NaCl
122)

(N
128)
Na
134)
Eta

87)
Alb

88)
Gel

89)
Cas

90)
Pept

93)
+
99)
+
105)
+
111)

94)

95)

100)

117)
+

118)

101)
+
107)
+
113)
+
119)
+

96)
+
102)
+
108)
+
114)

123)
+

124)

125)
+

126)
+

129)
+

130)

131)
+

132)
+

135)

136)

137)
+

138)

106)
112)

120)
+

7. Diskusi
139) Dari praktikum yang dilakukan, dapat diamati bahwa:
a. Albumin larut pada pelarut akuades, HCl, NaOH, Larutan NaCl,
(NH4)2SO4, NaCl jenuh. Sedangkan pada Etanol tidak larut.
b. Gelatin tidak larut pada semua pelarut.
c. Casein larut pada semua pelarut kecuali akuades/ air suling.
d. Pepton larut pada pelarut akuades, HCl, NaOH, Larutan NaCl,
(NH4)2SO4, NaCl jenuh. Sedangkan pada Etanol tidak larut.
140) Casein dapat larut pada etanol yang dikenal sebagai larutan
non polat dikarenakan etanol berantai pendek, rantai pendek ini yang
menyebabkan etanol bersifat polat.
G. UJI BIURET
1. Tujuan
141)
2. Teori
142) Biuret adalah senyawa dengan dua ikatan
peptida yang terbentuk pada pemanasan dua molekul
urea. Ion Cu2+ dari pereaksi Biuret dalam suasana basa
akan

berekasi

dengan

polipeptida

atau

ikatan-ikatan

peptida yang menyusun protein membentuk senyawa


kompleks berwarna ungu atau violet. Reaksi ini positif
terhadap dua buah ikatan peptida atau lebih, tetapi negatif
untuk asam amino bebas atau dipeptida. (Jalip, I.S., 2008)
143) Pada uji biuret, ketika beberapa tetes larutan
CuSO4 yang sangat encer ditambahkan pada alkali kuat
dari peptide atau protein dihasilkan warna ungu, adalah
test yang umum untuk protein dan diberikan oleh peptida
yang berisi dua atau lebih rantai peptida. Biuret dibentuk
dengan pemanasan urea dan mempunyai struktur mirip
dengan struktur peptida dari protein : NH2 CO NH CO
NH2
3. Prinsip
144)

CuSO4 dalam suasana basa bereaksi dengan senyawa yang

mengandung dua ikatan peptida atau lebih memberikan senyawa kompelks


berwarna ungu. Keadaan warna ungu menunjukkan jumlah ikatan peptida
dalam protein. Reaksi menunjukkan hasil positif terhadap senyawa yang
mengandung dua gugus karbonil yang dihubungkan melalui satu atom N
atau C.
4. Alat dan Bahan
a. Alat:
1) Tabung reaksi
2) Pipet
b. Bahan:
1) CuSO4
2) NaOH
3) Protein: albumin (dalam NaCl), casein (dalam NaOH), gelatin
(dalam NaCl), pepton (dalam NaCl).
5. Cara Kerja
a. Masing-masing protein dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang
berbeda sebanyak 2 ml.
b. Lima tetes larutan CuSO4 dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang
c.
d.
e.
f.

berisi protein tersebut.


Lalu tambahkan 2 ml larutan NaOH.
Larutan tersebut dikocok sampai tercampur sempurna.
Perubahan yang terjadi pada masing-masing larutan diamati.
Hasil pengamatan dicatat dalam bentuk tabel.

6. Hasil Pengamatan
145)

146)

166)

Tabel 7. Hasil Pengamatan

147)
Protein

150)

151)
Album
in

154)

155)
Gelatin

158)

159)
Casein

162)

163)
Pepton

148)
Indik
a
t
o
r
w
a
r
n
a
149)
(Ung
u
)
152)
++++
153)
(Ung
u
)
156)
++
157)
(Ung
u
)
160)
+++
161)
(Ung
u
)
164)
+
165)
(Jing
g
a
)

Keterangan : semakin banyak (+), warna ungu

semakin pekat
7. Diskusi
167)

Dari praktikum yang dilakukan, dapat diamati bahwa:

a. Albumin memiliki paling banyak ikatan peptida yang diketahui dari


warna ungunya yang paling pekat.
b. Albumin memiliki rantai yang paling panjang.
c. Asam amino penyusun Albumin, paling banyak.
168)

170)

Abidin,

Zhainal.

169) DAFTAR PUSTAKA


2013. Uji Protein. [online].

Tersedia

http://ojoguyu.blogspot.com/2013/04/dasar-teori-uji-protein_9.html.

di:
[11

Oktober 2014].
171) Arbianto, Purwo. 1993. Biokimia Konsep-Konsep Dasar.
172)

Bandung: ITB.
Hasan, Novriyani. 2012. Praktikum Biokimia. [online]. Diunduh dari:

https://id.scribd.com/doc/91799074/Percobaan-1. [22 Oktober 2014].


173) Lehninger. 1982. Dasar-Dasar Biokimia. Jakarta: Erlangga.
174) Ningli, Yohanis. 2012. Biokimia Dasar Edisi Revisi. Bandung: Rekayasa
Sains.
175) Pudjiadi, Anna. 2009. Dasar-Dasar Biokimia Edisi Revisi.
176)
177)
178)

Jakarta: UI.
Riawan. 2007 . Kimia Organic. Binarupa Aksara : Jakarta
Suhara. 2008. Dasar-Dasar Biokimia. Bandung: Prisma Press.
Sutresna, Nana. 2008. Kimia untuk Kelas IX Semester 1. Bandung: PT
Grafindo Media Pratama.
179)
180)

Anda mungkin juga menyukai