Anda di halaman 1dari 35

PROGRAM KESEHATAN DAN

KESELAMATAN KERJA

Oleh :
Febry Talakua, S.T
SISTIM MANAJEMEN KESEHATAN
DAN KESELAMATAN KERJA ( SMK3)

 Sistem manajemen K3 (SMK3) hakekatnya


mengungkap kelemahan operasional dalam
pekerjaan yang memungkinkan terjadi
kecelakaan kerja.
 Manajemen perusahaan membuat kebijakan
menetapkan sasaran melalui perencanaan dan
mengamati keputusan secara tepat.
 Manajemen menyusun kerangka tindakan antara
lain membentuk Panitia Pembina keselamatan
dan Kesehatan Kerja (P2K3), penyempurnaan
ergonomis dan pengawasan kebiasaan kerja.
• Merujuk Undang-Undang Dasar 1945 pasal
27 menyatakan setiap warga negara berhak
atas pekerjaan dan penghidupan yang layak
bagi kemanusiaan. Diharapkan setiap tenaga
kerja berhak mendapat perlindungan atas
keselamatan, kesehatan, pemeliharaan moral
kerja serta perlakuan sesuai dengan
martabat manusia dan moral agama.
• SMK3 (Permen Naker No. Per 05 / MEN / 1996)
membentuk struktur organisasi menetapkan
perencanaan, tanggung jawab. Pelaksanaan
(prosedur, proses), sumber daya.

• SMK3 perlu dikembangkan dan diterapkan, dikaji


dalam rangka pencapaian tujuan yaitu tempat
kerja aman, tertib dan efisien.
• Penerapan SMK3 adalah komitmen dan kebijakan
manajemen, dalam kebijakan berikutnya dibuat
perencanaan dan bagaimana penerapannya.
Asas Manajemen K3

• Tenaga kerja merupakan salah satu faktor sistem


produksi yang sering terlibat dalam kecelakaan
kerja, oleh sebab itu sub sistem perangkat lunak
seperti profesionalitas tenaga kerja, kebijakan
dan persyaratan kerja harus dipertimbangkan.
• Hal yang sama sub sistem perangkat kerja
seperti sumber produksi dan proses produksi
serta mutu produksi dan proses produksi harus
berjalan sinergis.
• Masa sekarang dan seterusnya kalangan
industri sudah mulai memperlihatkan sikap
dari semula K3 perlu ditingkatkan untuk
menghadapi tantangan kemajuan teknologi.

• Perlindungan tenaga kerja harus ditingkatkan


melalui perbaikan kondisi kerja, peningkatan
kesejahteraan, penegakan hukum K3.
• Karena itu sistem manajemen K3 berperan aktif
dalam rangka pengendalian kerugian. Ke depan
manajemen harus berfikir serius menyongsong
semakin canggihnya peralatan dalam proses
produksi, itu sebabnya doktrin K3 harus
bertumpu pada pengendalian dan perhatian
pada tenaga kerja.

• Manajemen perusahaan harus bertolak pada


perencanaan yang cermat, setiap resiko harus
dikendalikan secara teknis dan sistematis, tidak
semata-mata dijamin oleh besarnya asuransi.
• Metode pencegahan kecelakaan dan pengendalian resiko
bertumpu pada empat tahapan;
1. Pertama, pendekatan legalistik mengacu pada peraturan
perundangan norma kerja;

2. Kedua, pendekatan administratif difokuskan pada tata laksana


kerja dan disiplin kerja;

3. Ketiga, pendekatan teknis mengacu pada teknologi proses


produksi, standar kerja;

4. Keempat, pendekatan persuasif mengacu pada struktur


organisasi, kultur kerja.

Keempat pendekatan tersebut dilakukan secara berimbang


• SMK3 lebih condong pada pendekatan
persuasif, karena struktur organisasi yang
menangani masalah K3 lebih diutamakan
peranannya terutama unsur manajemen.

• Pendekatan persuasif melihat bahwa K3


dijadikan salah satu unsur produksi dalam
mainstream manajemen, mengutamakan
pembinaan dalam sistem, memperdayakan
lapisan bawah berperan serta memecahkan
permasalahan.
Fungsionalisasi Bi Partite dan Tri Partite
• Merujuk referensi kesehatan kerja versi ILO dan WHO
antara lain :

a)Perlindungan tenaga kerja dari resiko beberapa


faktor yang mengganggu kesehatan.

b)pencegahan gangguan kesehatan disebabkan oleh


kondisi kerja.

c) penempatan tenaga kerja dalam lingkungan kerja


yang sesuai dengan kemauan fisik dan psikologis

d) Penyesuaian setiap tenaga kerja terhadap


pekerjaannya , promosi dan pemeliharaan kesehatan
fisik, mental dan sosial dari para tenaga kerja.
• Hiperkes memberikan referensi kepada
manajemen perusahaan yang bertujuan agar
tenaga kerja sehat dan produktif.
• Sistem manajemen K3 berdasarkan Permen
Naker No. Per 05/Men/1996 mengemban
tugas : membentuk struktur organisasi K3,
perencanaan dan penerapan fungsi K3 di
perusahaan.
• Penerapan sistem manajemen K3 mencakup
1) komitmen dan kebijakan
2) perencanaan SMK3
3) penerapan SMK3
4) pengukuran dan evaluasi
5) peninjauan ulang
6) peningkatan manajemen
• Manajemen K3 merupakan ilmu perilaku yang
mencakup aspek sosial dan aspek eksak
dalam pengambilan keputusan.
KEBIJAKAN MANAJEMEN Akar Permasalahan

PERBUATAN TIDAK SELAMAT Gejala


KEADAAN TIDAK SELAMAT

KECELAKAAN KERJA Kejadian

KERUGIAN MATERI KERUGIAN TENAGA KERJA


• Dalam manajemen perusahaan terdapat lima teori manajemen yang
mendasari pemikiran antara lain :

a)Pertama, manajemen teknologi prinsip dasar adalah proses produksi


dan ekonomi, faktor paling penting adalah peralatan yang andal dan
mesin yang efisien.

b)Kedua, manajemen manusia, prinsip dasar komunikasi dan hubungan


kerja yang serasi, faktor penting tenaga kerja dan manajemen, titik
tumpuan manusia dan kesejahteraan

c)Ketiga, manajemen administrasi, prinsip dasar tata tertib dan tata


kerja, faktor penting manajemen selaku penguasa tunggal, titik
tumpuan organisasi yang teratur.

d)Keempat, manajemen ilmiah prinsip dasar hasil penelitian dan


kemampuan interprestasi, faktor terpenting dalam perusahaan mutu
produksi dan penambahan nilai titik tumpuan pola keputusan
manajerial

e)Kelima, manajemen sasaran, prinsip dasar pembinaan sumber daya


manusia, faktor terpenting prestasi karyawan, dan titik tumpuan
sasaran pembinaan.
Dalam perusahaan adalah dua substansi yang
saling berhubungan kuat dalam melaksanakan
pekerjaan rutin yaitu :

1) manajemen perusahaan dalam hal tertentu disebut


manajer, mereka bertanggung jawab sepenuhnya
mengelola unit kerja, semua tata tertib dan norma-
norma kerja diatur oleh manajemen.

2) komunitas karyawan, adalah sekumpulan tenaga


kerja yang berfungsi sebagai tenaga kerja
(Operation on the job). Komunitas karyawan
diharapkan orang-orang yang profesional di
bidangnya.
Pemahaman bi partite dan tri
partied
• Pemahaman bi partite adalah meletakkan dasar hubungan
simbiosis, keduanya memiliki persamaan persepsi dalam
memajukan perusahaan dan meningkatkan produktivitas
kerja.

• Pemahaman tri partite adalah langkah hubungan simbiosis


antara dinas terkait yang membidangi masalah tenaga kerja
dan manajemen perusahaan serta observasi fisik kegiatan
tenaga kerja oleh dinas terkait setelah otonomi daerah
diberlakukan kewenangan dinas tenaga kerja diberikan
otoritas pengawasan ke daerah industri di wilayahnya
masing-masing.
• Berdasarkan aturan perusahaan mempekerjakan
sekitar 100 orang harus dibentuk panitia pembina
keselamatan dan kesehatan kerja yang bertugas
memberi pertimbangan kepada manajemen
bahwa tindakan preventif lebih diutamakan.

• Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan


Transmigrasi No. Kep 35/MEN/1979 tanggal 4
April 1979 mengutamakan fungsi Tri Partite.
PERLINDUNGAN TENAGA KERJA

 Pembangunan sektor ketenagakerjaan adalah


salah satu bagian dari pembangunan nasional,
diarahkan pada peningkatan martabat dan
kemampuan manusia serta menanamkan
kepercayaan diri sendiri dalam rangka
mewujudkan masyarakat sejahtera dan
menanamkan jiwa spiritual.
 Bentuk perlindungan hukum dan lain sebagainya
diselenggarakan dalam :
1)program jaminan sosial tenaga kerja
2)program pelayanan kesehatan.
1.Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja

• Program jaminan sosial tenaga kerja dikukuhkan


dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 3
Tahun 1992.
• Program jaminan sosial adalah salah satu kebutuhan
bagi tenaga kerja untuk dapat bekerja lebih produktif
dan lebih sejahtera, di sisi lain perusahaan akan lebih
bersungguh-sungguh dalam meningkatkan usahanya
karena tenaga kerja yang bekerja terlindung dan
terjamin oleh program jaminan sosial tenaga kerja.
• Program jaminan sosial tenaga kerja akan memberikan
ketenanggaan kerja dan berdampak positif terhadap
usaha berdisiplin diri disertai peningkatan terhadap
usaha peningkatan produktivitas disegala kegiatan.
• Kecelakaan kerja adalah kecelakaan yang
terjadi berhubungan dengan kegiatan kerja,
dan kecelakaan yang terjadi dalam
perjalanan berangkat dari rumah menuju
tempat pekerjaan atau perjalanan sebaliknya
yang selalu dipakai sebagai jalur perjalanan
tetap.

Tempat
Rumah
kerja
• Ruang lingkup program jaminan sosial tenaga kerja meliputi

1. Pertama, jaminan kecelakaan kerja, gangguan kesehatan


akibat kerja merupakan risiko yang senantiasa dihadapi
setiap saat, untuk menanggulangi peristiwa tersebut akibat
kecelakaan baik kecelakaan fisik maupun mental termasuk
kematian program kecelakaan kerja harus berfungsi.

2. Kedua, jaminan pemeliharaan kesehatan, untuk


meningkatkan produktivitas tenaga kerja sehingga terus
dapat melaksanakan tugasnya merupakan upaya kesehatan
di bidang penyembuhan.

3. Ketiga, jaminan hari tua, akibat terputusnya hubungan kerja


karena masa pensiun atau pensiun dini karena proses
ketenagakerjaan terputus.

4. Keempat, Jaminan Kematian, adalah suatu bentuk jaminan


yang diberikan kepada ahli waris peserta Jamsostek apabila
tenaga kerja tersebut meninggal dunia.
• Untuk memberikan perlindungan kepada tenaga kerja
dalam program jaminan sosial tenaga kerja pengelolaannya
diatur melalui mekanisme asuransi .
• Kecelakaan kerja pada dasarnya merupakan risiko dalam
tempat kerja maka program ini ditanggung oleh manajemen
perusahaan.
• Mengingat program jaminan sosial tenaga kerja merupakan
program lintas sektoral, maka program jaminan sosial
tenaga kerja dilaksanakan secara bertahap dan saling
menunjang, dalam hal ini peranan Dinas Tenaga Kerja
sangat berperan.
• Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 22 Tahun
1993 tentang penyakit yang timbul karena hubungan kerja,
adalah mengingatkan kepada manajemen perusahaan
harus paham butuh sejumlah penyakit (terhadap tiga puluh
satu macam penyakit) yang dinyatakan penyakit karena
hubungan kerja.
tiga puluh satu macam penyakit) yang dinyatakan penyakit karena
hubungan kerja.
1. Pnemokoniosis yang disebabkan debu mineral pembentuk jaringan parut
(silikosis, antrakosilikosis, asbestosis) dan silikotuberkulosis yang silikosisnya
merupakan faktor utama penyebab cacat atau kematian.
2. Penyakit paru dan saluran pernapasan (bronkhopulmoner) yang disebabkan oleh
debu logam keras.
3. Penyakit paru dan saluran pernapasan (bronkhopulmoner) yang disebabkan oleh
debu kapas, vlas, henep dan sisal (bissinosis).
4. Asma akibat kerja yang disebabkan oleh penyebab sensitisasi dan zat
perangsang yang dikenal yang berada dalam proses pekerjaan.
5. Alveolitis allergika yang disebabkan oleh faktor dari luar sebagai akibat
penghirupan debu organik.
6. Penyakit yang disebabkan oleh berilium atau persenyawaannya yang beracun.
7. Penyakit yang disebabkan kadmium atau persenyawaannya yang beracun.
8. Penyakit yang disebabkan fosfor atau persenyawaannya yang beracun.
9. Penyakit yang disebabkan oleh krom atau persenyawaannya yang beracun.
10.Penyakit yang disebabkan oleh mangan atau persenyawaannya yang beracun.
11. Penyakit yang disebabkan oleh arsen atau
persenyawaannya yang beracun.
12. Penyakit yang disebabkan oleh raksa atau
persenyawaannya yang beracun.
13. Penyakit yang disebabkan oleh timbal atau
persenyawaannya yang beracun.
14. Penyakit yang disebabkan oleh fluor atau
persenyawaannya yang beracun.
15. Penyakit yang disebabkan oleh karbon
disulfida.
16. Penyakit yang disebabkan oleh derivat
halogen dari persenyawaan hidrokarbon alifatik
atu aromatik yang beracun.
17. Penyakit yang disebabkan oleh benzena
atau homolognya yang beracun.
18. Penyakit yang disebabkan oleh derivat nitro
dan amina dari benzena atau homolognya yang
beracun.
19. Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin
atau ester asam nitrat lainnya.
20. Penyakit yang disebabkan oleh alkohol,
glikol atau keton.
21. Penyakit yang disebabkan oleh gas atau uap penyebab
asfiksia atau keracunan seperti karbon monoksida,
hidrogensianida, hidrogen sulfida, atau derivatnya yang
beracun, amoniak seng, braso dan nikel.
22. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan.
23. Penyakit yang disebabkan oleh getaran mekanik
(kelainan-kelainan otot, urat, tulang persendian, pembuluh
darah tepi atau syaraf tepi).
24. Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara
yang bertekanan lebih.
25. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektro magnetik
dan radiasi yang mengion.
26. Penyakit kulit (dermatoses) yang disebabkan oleh
penyebab fisik, kimiawi atau biologik.
27. Kanker kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh ter,
pic, bitumen, minyak mineral, antrasena atau persenyawaan,
produk atau residu dari zat tersebut.
28. Kanker paru atau mesotelioma yang disebabkan oleh
asbes.
29. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri atau
parasit yang didapat dalam suatu pekerjaan yang memiliki
risiko kontaminasi khusus.
30. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi atau rendah
atau panas radiasi atau kelembaban udara tinggi.
31. Penyakit yang disebabkan bahan kimia lainnya termasuk
bahan obat.
• Landasan hukum keputusan Presiden Republik
Indonesia tersebut adalah lebih meningkatkan
perlindungan terhadap tenaga kerja.
• Beberapa keputusan yang ditetapkan antara lain :
1)Pertama, penyakit yang timbul karena hubungan
kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh
pekerjaan dan lingkungan kerja.
2)Kedua, bahwa setiap tenaga kerja yang
menderita penyakit yang timbul karena hubungan
kerja berhak mendapat jaminan kecelakaan kerja
baik pada saat masih dalam hubungan kerja
maupun sektor hubungan kerja berakhir.
2. Pemeriksaan Kesehatan

• Program pemeriksaan kesehatan merupakan


tujuan utama dalam pemenuhan perlindungan
tenaga kerja sekaligus sebagai langkah strategis
mendukung kemajuan industri, dan program
jaminan sosial tenaga kerja di tempat kerja.
• Penyakit akibat kerja dianggap sebagai
kecelakaan kerja yang diketemukan dalam
pemeriksaan kesehatan tenaga kerja dan
selanjutnya diambil langkah-langkah serta
kebijaksanaan penanggulangannya.
• Pemantauan biologic merupakan cara terbaik untuk
menduga resiko kesehatan bagi tenaga kerja yang
terpapar.
• Terutama proses produksi yang menggunakan bahan-
bahan toksik tinggi seperti bahan berbahaya beracun
(B3) yang bisa mengancam kesehatan berdampak akut.
• Dasar keputusan Menteri Tenaga Kerja No : KEP.
64A/MEN/1992 tanggal 15 Februari 1992 sebagai dasar
pedoman diagnosis dan penilaian cacat karena
kecelakaan dan penyakit kerja.
• Keputusan ini memberikan pertimbangan bahwa
pengaruh aneka industri yang menyebabkan
peningkatan penyakit maupun kecelakaan kerja, di sini
pentingnya pemeliharaan kesehatan kerja.
• Dengan demikian tim medis sesuai dengan
spesialisasi keahliannya diberikan wewenang
melakukan pemeriksaan dan pengobatan.
• Beberapa bidang penyakit yang terus-menerus
dilakukan pemeriksaan kaitannya dengan pekerjaan
antara lain :
1) Pertama, bidang penyakit mata, banyak penyebab
sehingga mengganggu normalitas penglihatan,
diantara pengaruh cahaya, debu dan berkurangnya
daya akomodasi.

2) Kedua, bidang penyakit T.H.T sistem pendengaran


yang terganggu akibat bising, menyebabkan telinga
kurang berfungsi dengan baik. Keadaan bising di
tempat kerja usahakan tidak melebihi 85 dBA, angka
in sudah kategori tuli berat.
• Rongga hidung merupakan tapisan pertama bagai
udara yang dihisap, polusi udara, debu, asap
merupakan paparan yang kurang sehat (sinusitis
kronis).
• Adapun gangguan tenggorok kaitannya dengan
inspeksi akibat gangguan suara parau, pernafasan,
pendarahan.
3. Ketiga, bidang orthopaedi, gangguan kelainan gerak
mengakibatkan kelainan anatomik, dan terakhir
gangguan otot.
4. Keempat, bidang penyakit dalam, seperti penyakit
jantung, ginjal, saluran pencernaan, hari dan sistem
pembentukan darah, penyakit tersebut diperlukan
penanganan khusus dari dokter spesialis.
5. Kelima, bidang penyakit paru, akibat pemaparan debu,
gas dan uap menyebabkan fungsi paru kurang berfungsi.
Sakit batuk, nafas pendek dan nyeri dada adalah perlu
diwaspadai dan segera diperlukan penanganan khusus.
6. Keenam, bidang penyakit karena radiasi, radiasi akibat
pengelasan bisa merusak jaringan kulit dan penyerapan
energi pada sel tubuh, membuat sakit mata seperti
katarak.
7.Ketujuh, bidang psikiatri merupakan penyakit gangguan
jiwa bak sementara maupun menetap. Ketidaktenangan
bekerja karena faktor hubungan personal kurang baik,
remedial bidang psikiatri diperlukan bantuan psikolog
yang memahami masalah psikologi.
8. Kedelapan, bidang neurology, penyakit yang mengenai
sistem syaraf, akibat gangguan metabolisme dan
traumatic pada pekerjaan tertentu. Kelainan motorik
menyebabkan kelumpuhan sehingga otot tidak
berfungsi.
9.Kesembilan, bidang penyakit kulit, pengaruh lingkungan
kerja di bidang kimia, fisik dan pengaruh psikologik bisa
mengakibatkan penyakit kulit, iritasi, alergi adalah
penyakit kulit karena paparan zat kimia, makanan,
jamur dan kuman kulit.
10. Kesepuluh bidang penyakit tersebut harus dapat
diperiksa seksama oleh tim medis sesuai bidang
spesialisasinya, dan sebaiknya dilakukan secara
berkala sesuai peraturan yang berlaku.
MACAM CACAD TETAP SEBAGIAN % X UPAH
- Lengan kanan dari sendi bahu ke bawah 40
- Lengan kiri dari sendi bahu ke bawah 35
- Lengan kanan dari atau dari atas siku ke bawah 35
- Lengan kiri dari atau dari atas siku bawah 30
- Tangan kanan dari atau dari atas siku pergelangan ke bawah 32
- Tangan kiri dari atau dari atas pergelangan ke bawah 28
- Kedua belah kaki dari pangkal paha ke bawah 70
- Sebelah kaki dari pangkal paha ke bawah 35
- Kedua belah kaki dari mata kaki ke bawah 50
- Sebelah kaki dari mata kaki ke bawah 25
- Kedua belah mata 70
- Sebelah mata atau diplopia pada penglihatan dekat 35
- Pendengaran pada kedua belah telinga 40
- Pendengaran pada sebelah telinga 20
- Ibu jari tangan kanan 15
- Ibu jari tangan kiri 12
- Telunjuk tangan kanan 9
- Telunjuk tangan kiri 7
- Cacad hilangnya cuping hidung 30
- Perforasi sekat rongga hidung 15
- Kehilangan daya penciuman 10
- Hilangnya kemampuan kerja fisik
- 50% - 70% 40
- 25% - 50% 20
- 10% - 25% 5
- Hilangnya kemampuan kerja mental tetap 70
- Kehilangan sebagian fungsi penglihatan setiap kehilangan efisiensi 7
tajam penglihatan 10%
- Apabila efisiensi penglihatan kanan dan kiri berbeda, maka efisiensi
penglihatan binokuler dengan rumus kehilangan efisiensi penglihatan
(3 x % ef. peng. Terbaik) + % ef.
Peng. Terburuk. Setiap kehilangan efisiensi Tajam penglihatan 10%

7
Kehilangan penglihatan warna 10
Setiap kehilangan lapangan pandang 10% 7
TERIMA KASIH
Soal POST TEST

1. Sebutkan empat tahapan Metode


Pencegahan Kecelakaan dan Pengendalian
Resiko ;

2. Sebutkan ruang lingkup program Jaminan


Sosial Tenaga Kerja ;

-o-o- SELAMAT BEKERJA -o-o-

Anda mungkin juga menyukai