Anda di halaman 1dari 12

PERATURAN PERUNDAN- UNDANGAN NOMOR 50

TAHUN 2012 – PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN


KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (SMK3)

Pengertian Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Berdasarkan PP nomor


50 tahun 2012, sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja adalah bagian dari sistem
manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan
dengan kegiatan kerja, guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif.
Adapun K3 atau singkatan dari keselamatan dan kesehatan kerja merupakan segala bentuk upaya
untuk menjamin serta melindungi keselamatan dan juga kesehatan para pekerja. Melalui cara-
cara pencegahan kecelakaan kerja, termasuk penyakit yang dapat timbul akibat pekerjaan.
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ini wajib dilaksanakan semua
perusahaan, terutama yang memiliki jumlah tenaga kerja minimal 100 pegawai. Atau aktivitas
dalam perusahaan memiliki tingkat risiko kecelakaan kerja cukup tinggi.
Selain melindungi pekerja dari potensi bahaya di lingkungan kerja, penerapan aturan K3 ini
dapat meningkatkan efektifitas dan menjaga aktivitas produksi perusahaan. Pengaturan K3
berlangsung di berbagai negara, dengan pedoman yang diberlakukan oleh masing-masing
otoritas. Jadi penerapan aturan ini bersifat normatif dan harus dipatuhi setiap perusahaan.

Dalam UU nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pasal 86, disebutkan bahwa setiap
pekerja atau buruh memiliki hak untuk memperoleh perlindungan atas tiga hal.
Adapun poin-poinnya yakni perlindungan atas keselamatan dan kesehatan kerja, moral dan
kesusilaan, serta mendapatkan perlakukan yang sesuai dengan harkat, martabat manusia, dan
nilai-nilai agama.
Dalam upaya memastikan setiap pekerja terpenuhi hak untuk mendapatkan perlindungan,
diperlukan sistem manajemen yang jelas. Maka dari itu dibuatlah aturan K3, menugaskan
pegawai yang kompeten untuk menjadi ahli K3, dan perangkat kelengkapan lainnya.
Namun dalam proses pelaksanaanya, perusahaan seringkali mengalami kendala. Hambatan-
hambatan yang muncul membuat penerapan K3 tidak optimal. Karena itulah
diperlukan SMK3 guna mengatur pengelolaan K3 dengan tepat.

Jenis-jenis kendala ataupun tantangan yang dihadapi perusahaan bisa cukup beragam. Di
antaranya seperti:
 Penerapan K3 belum menjadi program prioritas
 Pelaksanaan dan pengawasan K3 belum sampai aspek manajemen, masih dilakukan secara
parsial
 Program K3 belum mendapat perhatian lebih dari semua pihak
 Komitmen jajaran manajemen dan pimpinan perusahaan masih rendah terdapat K3
 Tingkat kecelakaan kerja yang masih relatif tinggi
 Kecelakaan kerja masih dilihat dari sisi ekonomi, belum dilihat melalui pendekatan moral
 Tenaga kerja masih diposisikan sebagai faktor dalam kegiatan produksi dan belum dilihat
sebagai mitra usaha
 Terdapat desakan dari LSM internasional terkait perlindungan untuk tenaga kerja
 Bisa juga dari tuntutan global terkait perlindungan untuk tenaga kerja, yang digerakkan
komunitas atau asosiasi perlindungan hak buruh secara internasional
 Perusahaan mengalokasikan anggaran untuk program K3 relatif masih kecil

Tujuan Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( PP No.50


Tahun 2012, Pasal 2)

 meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana,


terukur, terstruktur, dan terintegrasi
 mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan
unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat buruh
 menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong
produktivitas

Manfaat Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Penerapan SMK3 ini mampu memberikan manfaat baik terhadap perusahaan. Berikut adalah
poin-poinnya:
 Memberikan Perlindungan Kepada Karyawan
Tujuan utama diterapkannya SMK3 ini adalah untuk memberikan perlindungan terhadap para
pekerja. Karena bagaimanapun Sumber Daya Manusia (SDM) merupakan aset penting bagi
perusahaan. Maka perusahaan wajib memberikan jaminan terhadap kesehatan dan keselamatan
para karyawan.
 Membangun Sistem Manajemen yang Lebih Efektif
Memberlakukan aturan dan program K3 saja tidaklah cukup. Dibutuhkan prosedur yang tepat
dan sistematis. Supaya semua upaya K3 berjalan dengan terorganisir, terarah, dan efektif.
 Mengurangi Pengeluaran Biaya
Manfaat lain dari penerapan SMK3 adalah mampu mengurangi pengeluaran biaya. Ketika terjadi
kecelakaan kerja, penyakit akibat kerja, dan kerusakaan, perusahaan akan mengeluarkan
sejumlah biaya.
Jika perusahaan berhasil menjalankan sistem manajemen K3, bentuk-bentuk pengeluaran
tersebut dapat diminimalisir.

Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

 Penerapan SMK3 dilakukan berdasarkan kebijakan nasional tentang SMK3.


 Kebijakan nasional tentang SMK3 sebagai pedoman perusahaan dalam menerapkan
SMK3.
 Instansi pembina sektor usaha dapat mengembangkan pedoman penerapan SMK3 sesuai
dengan kebutuhan berdasarkan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Kewajiban Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Perusahaan yang mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 (seratus) orang; atau
perusahaan yang mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi. (Ketentuan mengenai tingkat potensi
bahaya tinggi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan). Penerapan SMK3
memperhatikan ketentuan peraturan perundang-undangan serta konvensi atau standar
internasional.

Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di Perusahaan :

 Penetapan Kebijakan K3

Pengusaha dalam menyusun kebijakan K3 paling sedikit harus:

1. melakukan tinjauan awal kondisi K3, meliputi:


1. identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko;
2. perbandingan penerapan K3 dengan perusahaan dan sektor lain yang lebih baik;
3. peninjauan sebab akibat kejadian yang membahayakan;
4. kompensasi dan gangguan serta hasil penilaian sebelumnya yang berkaitan dengan
keselamatan; dan
5. penilaian efisiensi dan efektivitas sumber daya yang disediakan.
2. memperhatikan peningkatan kinerja manajemen K3 secara terus-menerus.
3. memperhatikan masukan dari pekerja/buruh dan/atau serikat pekerja/serikat buruh.

Muatan Kebijakan K3 paling sedikit memuat visi; tujuan perusahaan; komitmen dan tekad
melaksanakan kebijakan; dan kerangka dan program kerja yang mencakup kegiatan perusahaan
secara menyeluruh yang bersifat umum dan/atau operasional.

 Perencanaan K3

Yang harus dipertimbangkan dalam menyusun rencana K3 yaitu hasil penelaahan awal;
identifikasi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko; peraturan perundang-undangan dan
persyaratan lainnya; dan sumber daya yang dimiliki.

 Pelaksanaan Rencana K3

Dalam melaksanakan rencana K3 didukung oleh sumber daya manusia di bidang K3,
prasarana, dan sarana. Sumber daya manusia harus memiliki:

1. kompetensi kerja yang dibuktikan dengan sertifikat


2. kewenangan di bidang K3 yang dibuktikan dengan surat izin kerja/operasi dan/atau surat
penunjukkan dari instansi yang berwenang.
Prasarana dan sarana paling sedikit terdiri dari:

1. organisasi/unit yang bertanggung jawab di bidang K3


2. anggaran yang memadai
3. prosedur operasi/kerja, informasi, dan pelaporan serta pendokumentasian
4. instruksi kerja.

Dalam melaksanakan rencana K3 harus melakukan kegiatan dalam pemenuhan persyaratan K3,
kegiatan tersebut:

1. Tindakan pengendalian
2. perancangan (design) dan rekayasa
3. prosedur dan instruksi kerja
4. penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan
5. pembelian/pengadaan barang dan jasa
6. produk akhir
7. upaya menghadapi keadaan darurat kecelakaan dan bencana industri;
8. rencana dan pemulihan keadaan darurat

 Pemantauan dan Evaluasi Kinerja

Perusahaan perlu melakukan evaluasi kinerja penerapan K3. Dengan cara melakukan audit
secara internal. Namun jika perusahaan tidak memiliki SDM yang cukup, bisa menggunakan jasa
audit dari lembaga sertifikasi yang telah diakui pemerintah

 Peninjau dan Peningkatan Kinerja SMK3

Perusahaan juga wajib melakukan peninjauan dan peningkatan kinerja sistem manajemen K3.
Tahap ini perlu dilakukan terlebih jika ada beberapa perubahan dalam peraturan perundang
undangan, struktur organisasi perusahaan, masukan dari pekerja, terjadi kecelakaan di tempat
kerja, dan lain sebagainya.
Demikian penjelasan mengenai sistem manajemen K3 yang wajib dilaksanakan oleh setiap
perusahaan. Khususnya untuk bidang usaha dengan risiko kecelakaan kerja yang cukup tinggi.
Jika perusahaan berhasil menerapkan program K3, perusahaan bisa mendapatkan
sertifikat SMK3 dengan sebelumnya melalui proses penilaian.
Sertifikat ini menjadi pengakuan dan jaminan bahwa perusahaan sudah berhasil melaksanakan
program K3. Hal tersebut jelas akan berdampak positif pada perusahaan, baik dari segi
produktivitas maupun reputasi bisnis.
Dasar Hukum / Landasan Hukum PP Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

Ketentuan dan pedoman pelaksanaan SMK3 sudah diatur dalam undang-undang (UU), peraturan
pemerintah (PP), dan peraturan menteri (Permen) ketenagakerjaan. Berikut ini perangkat aturan
yang menjadi dasar hukum untuk sistem manajemen K3:

 UU Nomor 1 tahun 1970 tentang keselamatan kerja


 Pasal 5 ayat (2) Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945
 UU Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan pada pasal 86-87
 UU No 02 tahun 2017 tentang Jasa Kontruksi
 PP Nomor 50 tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja (SMK3)
 PerMen Ketenagakerjaan Nomor 26 tahun 2014 tentang penyelenggaraan penilaian
penerapan sistem manajemen K3
 PerMen Pekerja Umum No 10 tahun 2021 tentang Pedoman SMK3 Kontruksi Bidang
Pekerjaan Umum
 PerMen Kesehatan No 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Rumah
Sakit

Penilaian Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ( Peraturan


Menteri Ketenagakerjaan RI Nomor 26 tahun 2014 Bab IV,Pasa; 25)

Penilaian penerapan SMK3 dilakukan oleh lembaga audit independen yang ditunjuk oleh
Menteri atas permohonan perusahaan untuk perusahaan yang memiliki potensi bahaya tinggi
wajib melakukan penilaian penerapan SMK3 sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan hasil audit sebagai bahan pertimbangan dalam upaya peningkatan SMK3.

 Kategori Kritikal (PERMENNAKER RI No. 26 2014 Pasal 26) ditetapkan terhadap:


temuan pada peralatan/mesin/pesawat/instalasi/bahan, cara kerja, sifat kerja, lingkungan
kerja dan proses kerja yang dapat menimbulkan korban jiwa. Tindakan koreksi max 1×24
jam.
 Kategori Mayor (PERMENNAKER RI No. 26 2014 Pasal 27) ditetapkan terhadap: tidak
terpenuhinya perturan perundangan di bidang K3, tidak melaksanakan salah satu prinsip
SMK3, terdapat temuan minur untuk satu kriteria Audit SMK3 di beberapa lokasi (3
lokasi) Tindakan koreksi max 1 bulan.
 Kategori Minor (PERMENNAKER RI No. 26 2014 Pasal 28) ditetapkan terhadap:
ketidakkonsistenan dalam pemenuhan persyaratan peraturan perundang-undangan,
standar, pedoman, dan acuan lainnya.
Kriteria Penilaian Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
( PP No 50 Tahun 2012 )

Dalam Audit Sertifikasi Penilaian SMK3 dilakukan berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 50
Tahun 2012. Dengan kategori sebagai berikut :

 Penilaian Tingkat awal dengan pemenuhan terhadap 64 kriteria Audit SMK3


 Penilaian Tingkat transisi dengan pemenuhan terhadap 122 kriteria Audit SMK 3
 Penilaian Tingkat Lanjutan dengan pemenuhan terhadap 166 kriteria Audit SMK3

Tingkat Pencapaian Penerapan Sistem Manajeman Keselamatan dan Kesehatan Kerja


(PERMENNAKER RI No 26 tahun 2014 Pasal 30)

Tingkat Pencapaian

 Tingkat pencapaian penerapan kurang : 0-59 %


 Tingkat pencapaian penerapan baik : 60-84 %
 Tingkat pencapaian penerapan memuaskan : 85-100%

*Berdasarkan PP Nomor 50 Tahun 2012 metode pengolahan data Check List menggunakan
perhitungan nilai, dan pencapaian dibagi menjadi 3 kategori tingkat penerapan sesuai pedoman
perundang undangan, yaitu tingkat awal, transisi, dan tingkat lanjutan.Perhitungan dengan
menggunakan rumus sebagai berikut:

∑ nilai pemenuhan x 100 %


kriteria

= Presentase Tingkat Pencapaian

Kategori Tingkat Pencapaian


Perusahaan Penerapan
0-59 % 60-85% 85-100%
64 Kriteria Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian
Penerapan Kurang Penerapan Baik Penerapan
Memuaskan
122 Kriteria Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian
Penerapan Kurang Penerapan Baik Penerapan
Memuaskan
166 Kriteria Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian Tingkat Penilaian
Penerapan Kurang Penerapan Baik Penerapan
Memuaskan
Penilaian Pemenuhan Penerapan Sistem ManajeenKeselamatan dan Kesehatan Kerja

Nilai Keterangan
0 Tidak tersedia dan tidak dilaksanakan (major)
50 Tidak tersedia, Dilaksanakan atau Tersedia, Tidak dilaksanakan
(minor)
100 Tersedia dan Dilaksanakan

∑ kriteria x 100 %
kriteria

= Tingkat ketidaksesuaian (major-minor)

Penilaian Audit Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3)

Penilaian Penerapan SMK3 yang juga disebut Audit merupakan pemeriksaan secara sistematis
dan independen terhadap pemenuhan kriterianya yang telah di tetapkan untuk mengukur suatu
hasil kegiatan yang telah direncanakan dan dilaksanakan dalam melakukan Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) di perusahaan
Penilaian sebagaimana tercantum pada PP No.50 tahun 2012 paca pasal 16 ayat (3) Tentang
Penerapan SMK3, dilakukan melalui Audit SMK3 yang meliputi ;

 Pembangunan dan terjaminya pelaksanaan komitmen;


 Pembuatan dan pendokumentasian rencana K3;
 Pengendalian perancangan dan peninjauan kontrak;
 Pengendalian dokuman;
 Pembelian dan pengendalian produk;
 Keamanan bekerja berdasarkan SMK3;
 Standart pemantauan;
 Pelaporan dan perbaikan kekurangan;
 Pengelolaan material dan perpindahanya;
 Pengumpulan dan penggunaan data;
 Pemeriksanaan SMK3;
 Pengembangan keterampilan dan kemampuan;

Kriteria Audit Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

1.Pembangunan dan Pemeliharaan Komitmen


1.1 Kebijakan K3
1.2 Tanggung jawab dan Wewenang untuk berindak
1.3 Tinjauan dan Evaluasi
1.4 Keterlibatan dan Konsultasi dengan tenaga kerja
2. Pembuatan dan Pendokumentasian Rencana K3
2.1 Rencana strategi K3
2.2 Manual SMK3
2.3 Pengturan Perundangan dan Persyaratan lain dibidang K3
2.4 Informasi K3

3. Pengendalian Perancangan dan Peninjauan Kontrak


3.1 Pengendalian Perancangan
3.2 Peninjauan Kontrak

4. Pengendalian Dokumen
4.1 Persetujuan,Pengeluaran dan Pengedalian kontrak
4.2 Perubahan dan Modifikasi Dokumen

5.Pembelian dan Pengendaliian Produk


5.1 Spesifikasi Pengendalian Barang dan Jasa
5.2 Sistem verifikasi barang dan jasa yang sudah dibeli
5.3 Pengendalian barang dan jasa yang dipasok pelanggan
5.4 Kemampuan telusur prodak

6.Keamanan Bekerja Berdasarkan SMK3


6.1 Sistem kerja
6.2 Pengawasan
6.3 Seleksi dan penampatan personil
6.4 Area terbatas
6.5 Pemeliharaan,Perbaikan,dan Perubahan sarna Produksi
6.5 Pelayanan
6.7 Kesiapan untuk menangani keadaan darurat
6.8 Pertolongan pertama pada kecelakaan
6.9 Rencana dan pemulihan keadaan darurat

7. Standart Pemamtauan
7.1 Pemeriksaan bahaya
7.2 Pemantauan / Pengukuran linkungan kerja
7.3 Peralatan pemeriksaan/Inspeksi,Pengukuran dan Pengujian
7.4 Pemamtauan kesehatan tenaga kerja

8. Pelaporan dan Perbaikan Keuangan


8.1 Pelaporan bahaya
8.2 Pelaporan kecelakaan
8.3 Pemeriksaan dan Pengkajian kecelakaan
8.4 Penanganan Masalah
9.Pengelolaan Material dan Perpindahanya
9.1 Sistem Pengangkutan,Penyimpanan, dan Pembuangan
9.2 Pengendalian bahan kimia berbahaya(BKB)

10.Pengumpulan dan Pengunaan Data


10.1 Catatan K3
10.2 Data dan Laporan K3

11. Pemeriksaan SMK3


11.1 Audit internal SMK3

12.Pengembangan Keterampilan dan Kemampuan


12.1 Strategi Pelatihan
12.2 Pelatihan bagi manajemen dan penyedia
12.3 Pelatihan bagi tenaga kerja
12.4 Pelatihan pengenalan dan Pelatihan untuk pengunjung dan kontraktor
12.5 Pelatihan keahlian khusus

Fungsi Audit Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

 Alat manajemen (Management Tool): memantau dan memverivikasi efektifitas penerapan


kebijakan
 Alat untuk menilai kesesuaian (Conformity Assessment), seperti sertifikasi Eksternal dan
Evaluasi rantai pasokan.

Tujuan Audit Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja

1. Prioritas Manajemen
2. Tujuan Komersial
3. Persyaratan Sistem Manajemen
4. Persyaratan Kontrak
5. Kebutuhan untuk evaluasi pemasok
6. Persyaratan pelanggan
7. Kebutuhan pihak lain yang berkepentingan
8. Risiko terhadap organisasi

Manfaat Audit Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja


 Mengetahui kelemahan unsur system operasi sebelum timbul gangguan
 Memperoleh gambaran yang lengkap dan jelas mengenai status mutu pelaksanaan K3
 Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran terhadap K3
 Meningkatkan citra pengurus perusahaan

RANGKUMAN
 Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) (PP 50 Tahun 2012,
Pasal 1 – Ayat 1) adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan
dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya
tempat kerja yang aman, efisien dan produktif.
 Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah segala kegiatan untuk menjamin dan
melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya pencegahan
kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja.
 Audit yaitu proses sistematik, independent dan terdokumentasi untuk memperoleh bukti
audit dan mengevaluasinya secara objektif untuk menentukan sampai sejauh mana
kriteria audit telah dipenuhi.
 Audit SMK3 (PP 50 Tahun 2012, Pasal 1 – Ayat 7) adalah pemeriksaan secara
sistematis dan independen terhadap pemenuhan kriteria yang telah ditetapkan untuk
mengukur suatu hasil kegiatan yang telah direncanakan dan dilaksanakan dalam
penerapan SMK3 di perusahaan.
 Auditor SMK3 (PERMENNAKER RI No. 26 2014 Bab I, Pasal 1 – Ayat 3) ialah tenaga
teknis yang berkeahlian khusus dan independen untuk melaksanakan Audit SMK3 yang
ditunjuk oleh Menteri atau pejabat yang ditunjuk.
 Lembaga Audit SMK3 (PERMENNAKER RI No. 26 2014 Bab I, Pasal 1 – Ayat
4) adalah badan hukum yang ditunjuk oleh Menteri untuk melaksanakan audit Eksternal
SMK3.
 Manajemen yaitu suatu proses kegiatan meliputi planning, organization, pelaksanaan,
pengukuran dan tindak lanjut untuk mencapai tujuan yang telah di tetapkan dengan
menggunakan manusia dan sumber daya yang ada.
 Sistem Manajemen yaitu kegiatan manajemen yang teratur dan saling berhubungan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

Sumber:

 PP 50 Tahun 2012
 PERMENAKER RI No. 26 Tahun 2014

Link Sumber:

https://mutucertification.com/manajemen-keselamatan-kesehatan-kerja-smk3/

https://www.jogloabang.com/ekbis/pp-50-2012-penerapan-smk3

https://www.garudasystrain.co.id/peraturan-pemerintah-tentang-smk3-rangkuman/

https://kiscerti.co.id/artikel/konsultan-sertifikasi-smk3
Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012
Tentang Penerapan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem
Judul :
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Tipe Dokumen : Peraturan Pemerintah
Kategori : Norma,Standar, Pedoman, Kriteria (NSPK) K3 terkait Bidang SMK3
Bahasa : Indonesia
Singkatan Bentuk : PP
Nomor Peraturan : 50
Tahun Terbit : 2012
Bidang Hukum : Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Tanggal
: 12 April 2012
Penetapan
Tanggal
: 12 April 2012
Pengundangan
Sumber : LNRI Tahun 2012 Nomor 100 TLNRI Nomor 5309
T.E.U : Indonesia, Pemerintah pPusat
Keterangan
: Berlaku
Status
Uji Materiil :-

Link Sumber :

https://temank3.kemnaker.go.id/page/perundangan_detail/4/6bbb83b41053f6bacd126f8132914083

https://peraturan.go.id/id/pp-no-50-tahun-2012

https://peraturan.bpk.go.id/Details/5263/pp-no-50-tahun-2012

Anda mungkin juga menyukai