Anda di halaman 1dari 15

MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA LANJUTAN

Penerapan Manajemen SMK3


Manfaat Penerapan SMK3
Prinsip Penerapan SMK3
Audit SMK3

Kelompok IV

ANNA FEBYANTI
SERLIA APIAH
YULIA ROSSA
PENERAPAN MANAJEMEN SMK3

Tingginya pembangunan di Indonesia membuat K3 di Indonesia mulai menjadi perhatian. Kesadaran


masyarakat maupun perusahaan akan pentingnya Sistem Manajemen K3 sudah menunjukkan tren yang
positif. Sistem Manajemen K3 tercantum pada Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012. Dalam
peraturan ini SMK3 wajib untuk diterapan dengan ketentuan baagi perusahaan yang mempekerjakan
pekerja/buruh paling sedikit 100 orang atau mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi.

Tujuan dari penerapan SMK3 diantaranya adalah:


• mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan unsur
manajemen, pekerja/buruh/serikat pekerja/serikat buruh.
• meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana, terukur,
terstruktur, dan terintegrasi.
• menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong produktivitas.
PRINSIP PENERAPAN MANAJEMEN SMK3
5 Prinsip dasar dalam penerapan SMK3 sesuai dengan Kebijakan Nasional yang harus diterapkan oleh perusahaan :

1. Penetapan kebijakan K3 :
• Penyusunan Kebijakan K3
• Penetapan Kebijakan
• Pelaksanaan Penetapan Kebijakan
• Peninjauan Pelaksanaan Kebijakan
• Komitmen tingkatan pimpinan
• Peran serta pekerja & orang lain di tempat

2.Perencanaan K3 :
• Rencana K3 berdasarkan: penelahaan awal, HIRA, peraturan & sumber daya
• Rencana K3 memuat: tujuan & sasaran, skala prioritas, upaya pengendalian bahaya, penetapan sumber daya, jangka
waktu pel, indikator pencapaian, sistem pertanggung jawaban

3. Pelaksanaan rencana K3
• Penyediaan SDM : perusahaan berkewajiban untuk memiliki SDM yang berkompeten dan bersertifikat sesuai
peraturan perundangan
• Penyediaan sarana & prasarana : Organisasi/unit K3, Anggaran, Prosedur kerja, informasi, pelaporan,
pendokumentasian, Instruksi kerja
Kegiatan pelaksanaan meliputi:
• Tindakan pengendalian risiko kec. & PAK
• Perancangan dan rekayasa
• Prosedur & instruksi kerja
• Penyerahan sbg Pelaksana Pekerjaan
• Pembelian/Pengadaan Barang dan Jasa
• Produk  Akhir
• Keadaan Darurat Kec. dan Bencana Industri
• Rencana & Pemulihan Keadaan Darurat

4. Pemantauan dan evaluasi kinerja K3;


• Pemeriksaan, Pengujian dan Pengukuran
• Audit Internal

5. Peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3


• Tinjauan ulang secara berkala dengan melakukan Rapat Tinjauan Manajemen
• Dapat mengatasi implikasi K3
Jika salah satu prinsip diatas tidak diterapkan maka konsekuensinya ketika dilakukan Final Audit SMK3 oleh Lembaga Audit Independen
akan menjadi Temuan MAJOR. Temuan Major ini berakibat perusahaan dinyatakan TIDAK LULUS / GAGAL dan diperlukan pembinaan
lanjutan oleh Disnaker setempat sebelum dilakukan Audit ulang.
MANFAAT PENERAPAN
MANAJEMEN SMK3
Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja,
beberapa diantaranya adalah:

1. Melindungi Pekerja
• Tujuan utama penerapan SMK3 adalah untuk melindungi pekerja dari segala bentuk kecelakaan dan penyakit akibat
kerja. Bagaimanapun pekerja adalah asset perusahaan yang paling penting. Dengan menerapkan K3 angka kecelakaan
dapat dikurangi atau ditiadakan sama sekali, hal ini juga akan menguntungkan bagi perusahaan, karena pekerja yang
merasa aman dari ancaman kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja akan bekerja lebih bersemangat dan produktif.

 2. Patuh Terhadap Peraturan dan Undang-Undang


• Perusahaan-perusahaan yang mematuhi peraturan atau perundang-undangan yang berlaku pada umumnya terlihat
lebih sehat dan exist. Karena bagaimanapun peraturan atau perundang-undangan yang dibuat bertujuan untuk
kebaikan semua pihak. Dengan mematuhi peraturan dan perundang-undangan yang berlaku maka perusahaan akan
lebih tertib dan hal ini dapat meningkatkan citra baik perusahaan itu sendiri. Berapa banyak perusahaan yang
melakukan pembangkangan terhadap peraturan yang berlaku mengalami kebangkrutan atau kerugian karena
mengalami banyak permasalahan baik dengan karyawan, pemerintah dan lingkungan setempat.
3. Meningkatkan Kepercayaan dan Kepuasan Pelanggan
• Penerapan SMK3 secara baik akan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Betapa
banyak pelanggan yang mensyaratkan para pemasok atau supplier mereka untuk
menerapkan SMK3 atau OHSAS 18001. Karena penerapan SMK3 akan dapat menjamin
proses yang aman, tertib dan bersih sehingga bisa meningkatkan kualitas dan mengurangi
produk cacat. Para pekerja akan bekerja secara lebih baik, karena mereka terlindungi dengan
baik sehingga bisa lebih produktif. Kecelakaan dapat dihindari sehingga bisa menjamin
perusahaan beroperasi secara penuh dan normal untuk menjamin kontinuitas supplai kepada
pelanggan. Tidak jarang pelanggan melakukan audit K3 kepada para pemasok mereka untuk
memastikan bahwa pekerja terlindungi dengan baik dan proses produksi dilakukan secara
aman. Tujuan mereka tidak lain adalah untuk memastikan bahwa mereka sedang berbisnis
dengan perusahaan yang bisa menjamin kontinuitas supplai bahan baku mereka. Disamping
itu dengan memiliki sertifikat SMK3 atau OHSAS 18001 akan dapat meningkatkan citra
perusahaan sehingga pelanggan semakin percaya terhadap perusahaan tersebut.
4. Membuat Sistem Manajemen Yang Efektif
• Dengan menerapkan SMK3 atau OHSAS 18001 maka sistem manajemen keselamatan akan tertata
dengan baik dan efektif. Karena didalam SMK3 ataupun OHSAS 18001 dipersyaratkan adanya
prosedur yang terdokumentasi, sehingga segala aktifitas dan kegiatan yang dilakukan akan terorganisir,
terarah, berada dalam koridor yang teratur dan dilakukan secara konsisten. Rekaman-rekaman sebagai
bukti penerapan sistem disimpan untuk memudahkan pembuktian identifikasi akar masalah
ketidaksesuaian. Sehingga analysis atau identifikasi ketidaksesuaian tidak berlarut-larut dan melebar
menjadi tidak terarah, yang pada akhirnya memberikan rekomendasi yang tidak tepat atau tidak
menyelesaikan masalah. Dalam sistem ini juga dipersyaratkan untuk dilakukan perencanaan,
pengendalian, tinjau ulang, umpan balik, perbaikan dan pencegahan. Semua itu merupakan bentuk
sistem manajemen yang efektif. Sistem ini juga meminta komitmen manajemen dan partisipasi dari
semua karyawan, sehingga totalitas keterlibatan line manajemen dengan pekerja sangat dituntut dalam
menjalankan semua program yang berkaitan dengan K3. Keterlibatan secara totalitas ini akan
memberikan lebih banyak peluang untuk melakukan peningkatan atau perbaikkan yang lebih efektif
bagi perusahaan.
AUDIT SMK3
Sejak diberlakukan SMK3 ada beberapa kemajuan dimana jumlah perusahaan yang diaudit dari tahun ke tahun semakin meningkat. Selain
karena tingkat kesadaran meningkat, tuntutan pasar turut mempengaruhi peningkatan tersebut. Berdasarkan uraian tersebut, maka audit SMK3
bertujuan:

1. Menilai secara kritis dan sistematis semua potensi bahaya pada kegiatan
perusahaan
2. Memastikan bahwa pengelolaan K3 di perusahaan telah benar-benar
dilaksanakan sesuai ketentuan perundangan
3. Menentukan langkah untuk mengendalikan bahaya potensial sebelum timbul
gangguan atau kerugian.
Audit SMK3 merupakan alat untuk mengukur besarnya keberhasilan pelaksanaan dan penerapan SMK3, secara
sistematik, independent. Berdasarkan pelaksanaan audit SMK3, jenis-jenis audit dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua),
yaitu;

1. Audit Internal
Penilaian dilakukan oleh perusahaan itu sendiri, yang bertujuan untuk menilai efektifitas penerapan SMK3 serta
memberi masukkan kepada manajemen. Pelaksanaan internal audit, idealnya dilaksanakan 2 kali setahun dengan
melibatkan seluruh bagian perusahaan dengan metode uji silang (cross check) lintas departemen atau bagian. Audit
internal dilaksanakan oleh personil yang independent, artinya bukan dari bagian atau departemen personil audit/auditor.
Audit dilaksanakan oleh suatu tim dengan anggota tetap ganjil dan tidak melebihi 7 orang. Komposisi anggota tetap,
sebagai berikut;
a. 1 orang tim manajemen senior
b. 2 orang anggota P2K3
c. 2 orang ahli dalam bidang operasi/produksi
d. 2 orang ahli K3 atau ahli lain yang ditunjuk

Tim audit diangkat resmi oleh pimpinan perusahaan dan bertanggung jawab langsung dan melaporkan hasil audit. Tim
terdiri dari;
a. Ketua tim
b. Sekretaris tim
c. Anggota tetap
d. Anggota tidak tetap
Tugas dan tanggung jawab tim audit, meliputi;
a. Menentukan sasaran, cakupan dan metode audit
b. Mengembangkan daftar periksa dan daftar pertanyaan
c. Melakukan pemeriksaan secara obyektif
d. Menyusun laporan audit

Tahapan-tahapan audit, yaitu;


a. Mengkaji informasi yang didapat dari unit kerja yang diaudit
b. Menyiapkan lembar kerja audit
c. Memahami semua informasi-informasi penting
d. Menyiapkan rekomendasi
e. Menyiapkan rekomendasi akhir
f. Memberkas dan menyimpan semua lembaran kerja.

Agar dapat melaksanakan audit dengan baik, maka setiap auditor harus mengetahui dasar-dasar pengetahuan, antara lain;
a. Sifat-sifat dan bahaya-bahaya yang dapat timbul bahan baku, bahan
pembantu dll
b. Tata cara penyimpanan dan pengelolaan bahan baku
c. Proses dan peralatan produksi
d. Sistem transportasi dalam pabrik
e. Tata cara pembuangan limbah
f. dll

Pelaksanaan audit, yaitu;


a. Persiapan
b. Pertemuan pra-audit dengan pimpinan setempat
c. Pemeriksaan lapangan
d. Pemeriksaan informasi
2. Audit Eksternal
Adalah audit yang dilaksanakan oleh badan audit independent, bertujuan untuk menunjukkan penilaian terhadap system manajemen K3 di perusahaan secara
obyektif dan menyeluruh sehingga diperoleh pengakuan dari pemerintah atas penerapan SMK3. Fungsinya sebagai umpan balik untuk mendukung pertumbuhan serta
peningkatan kualitas SMK3 perusahaan tersebut. Pada audit eksternal, akan diberikan sertifikat dari Pemerintah. Audit eksternal merupakan kegiatan yang komplek dan
membutuhkan waktu lama. Hal-hal yang terkait dengan audit eksternal ini adalah;

a. Mekanisme pelaksaan audit


Perusahaan yang telah menerapkan SMK3 dapat mengajukan permohonan audit kepada Dirjen Binawas, melalui disnaker setempat. Permohonan tersebut akan
diinventarisir dan dievaluasi, untuk perusahaan yang telah memenuhi criteria, permohonan akan diteruskan ke Badan Audit.

b. Pelaksanaan audit eksternal terhadap perusahaan


Secara garis besar, adalah;
– Memberitahukan kepada perusahaan yang akan diaudit
– Pertemuan pra audit
– Kunjungan ke lapangan untuk orientasi
– Wawancara kepada manajemen
– Pemeriksaan semua informasi hasil wawancara
– Pemeriksaan dokumen
– Wawancara tenaga kerja
– Pemeriksaan kondisi fisik lapangan
– Pertemuan penutup (close of meeting)

c. Manfaat audit eksternal


– Memberikan suatu evaluasi yang kuat mengenai pelaksanaan K3
– Memberikan tata cara penyelenggaraan system pengawasan mandiri
– Memberikan pengetahuan dan ketrampilan kerja
– Membangkitkan daya saing positif, dll.
• Perbedaan antara inspeksi dan audit
Inspeksi adalah kegiatan yang dilakukan secara periodic untuk memeriksa kelengkapan secara teknik suatu tempat atau plant.
Audit K3 adalah pengujian secara detail dari suatu obyek seperti, tempat kerja, departemen atau bagian, unit mesin, instalasi atau proses.
Aspek yang mempengaruhi seberapa sering inspeksi dilakukan, adalah;
a. Potensi kecelakaan
b. Sejarah kecelakaan 
c. Persyaratan perlengkapan
d. Usia peralatan
e. Persyaratan hukum

Elemen Audit SMK3


Audit SMK3, baik internal maupun eksternal didasarkan pada 12 elemen audit, yaitu;
1. Pembangunan dan pemeliharaan komitmen
2. Srategi pendokumentasian
3. Peninjauan ulang perancangan
4. Pengendalian dokumen
5. Pembelian
6. Keamanan bekerja
7. Standar pemantauan
8. Pelaporan dan perbaikan kekurangan
9. Pengelolaan material
10. Pengumpulan dan penggunaan data
11. Audit SMK3
• Tingkat keberhasilan SMK3 dalam perusahaan diukur sebagai berikut;
a. Ukuran tingkat pencapaian penerapan 0 – 59 % dan pelanggaran perundangan (non
conformance) dikenai tindakan hokum
b. Untuk tingkat pencapaian 60 – 84 % diberikan sertifikat dan bendera perak
c. Untuk tingkat pencapaian penerapan 85 – 100 % diberikan sertifikat dan bendera emas.

Hasil audit dan evaluasi


Isi pokok suatu audit adalah;
– Hasil temuan ketidaksesuaian
– Kelemahan unsur system dan saran perbaikan.

Anda mungkin juga menyukai