Anda di halaman 1dari 7

1.

Sebutkan dasar hukum (termasuk pasal dan ayatnya) tentang kewajiban menerapkan
SMK3 dan manfaatnya bagi perusahaan!

- PP no.50 Tahun 2012 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
- Undang – Undang No. 01 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
- Peraturan Menteri Ketenagakerjaan No. 26 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Penilaian Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
- Peraturan Menteri Kesehatan No. 66 Tahun 2016 tentang Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Rumah Sakit
- Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No. 05 Tahun 2014 tentang Pedoman Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) Konstruksi Bidang Pekerjaan
Umum
- PER.05/MEN/1996 pasal 1, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) adalah bagian dari sistem manajemen keseluruhan yang meliputi struktur
organisasi, perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumberdaya
yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan
pemeliharaan kebijakan Keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian
risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien dan produktif
- Pasal 87 UU no.13 Tahun 2003
(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan
kerja yang terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan.

(2) Ketentuan mengenai penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) diatur dengan Peraturan Pemerintah.

Manfaat Penerapan Sistem Manajemen K3 bagi perusahaan

1. Untuk Melindungi Karyawan

Pekerja atau karyawan merupakan aset yang sangat penting bagi sebuah perusahaan.
Penerapan SMK3 di dalam perusahaan bertujuan untuk melindungi semua bentuk
kesalahan proses kerja yang dapat mengakibatkan kerugian (baik fisik, psikis maupun
materil). Penerapan SMK3 diharapkan mampu mengurangi tingkat kecelakaan kerja. Selain
membuat karyawan merasa aman, perusahaan juga akan diuntungkan.

2. Untuk Mematuhi Aturan dan Undang-undang yang Berlaku

Untuk menjalankan bisnis, perusahaan harus beroperasi sesuai dengan aturan dan undang-
undang yang berlaku. Selain terlihat lebih ‘sehat’, perusahaan yang patuh pada aturan akan
lebih tertib dan lebih baik citranya di mata publik. Tidak sedikit contoh perusahaan yang
mengabaikan prosedur K3 harus berakhir mendapatkan masalah. Baik masalah dengan
pekerja, pihak berwenang hingga penduduk setempat.

3. Untuk Menaikkan Tingkat Kepercayaan dan Kepuasan Pelanggan

Dalam sebuah bisnis, banyak pelanggan yang memberikan syarat pada supplier atau
pemasok mereka agar menerapkan SMK3 atau OHSAS 18001. Adanya salah satu sertifikat
yang membuktikan hal tersebut akan memberikan jaminan bahwa semua proses yang
terjadi di dalam perusahaan berlangsung aman dan tertib. Artinya, produksi barang yang
rusak maupun cacat dapat diminimalisir.

Selain itu, angka kecelakaan yang rendah juga menjadi bukti perusahaan mampu beroperasi
penuh dan normal. Ini menjadi jaminan kontinuitas kemampuan perusahaan dalam
menyediakan stok yang dibutuhkan pelanggan. Tidak sedikit pelanggan yang bahkan
langsung melakukan audit K3 untuk memastikan bahwa perusahaan yang mereka ajak
berbisnis mampu bekerja sama dalam waktu lama dengan mereka.

4. Untuk Menciptakan Sistem Manajemen yang Efektif

Penerapan SMK3 atau OHSAS 18001 akan membuat sistem manajemen keselamatan
tertata lebih efektif. Di dalam prosedur pelaksanaan K3, disyaratkan adanya dokumentasi
sehingga semua kegiatan akan lebih terorganisir, terarah dan berada pada jalur yang tepat.
Dokumentasi ini juga kelak bisa dijadikan bukti jika ternyata terjadi ketidaksesuaian di
lapangan.

Dalam penerapan SMK3, semua dilakukan sesuai dengan alur kerja atau flowchart-nya.
Mulai dari perencanaan, pengendalian, peninjauan kembali, feedback, perbaikan hingga
pencegahan. Keteraturan ini akan membentuk sistem manajemen yang efisien dan efektif.
2. Sebutkan Tujuan dari penerapan SMK3!

TujuanPenerapan SMK3 :
Adapun tujuan penerapan SMK3 adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana,
terukur,terstruktur, dan terintegrasi;
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja dengan melibatkan
unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat pekerja/serikat buruh; serta
3. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk mendorong produktivitas.

3. Sebutkan secara urut 5 langkah/5 prinsip dalam menerapkan SMK3!


A. Penetapan kebijakan K3;
B. Perencanaan K3;
C. Pelaksanaan rencana K3.
D. Pemantauan dan evaluasi kinerja K3;
E. Peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3.

4. Sebutkan Kegiatan apa saja dalam melakukan Pemantauan dan evaluasi sesuai
Langkah ke 4 dari penerapan SMK3
1.Pemeriksaan, Pengujian, dan Pengukuran
Pemeriksaan, pengujian, dan pengukuran harus ditetapkan dan dipelihara prosedurnya
sesuai dengan tujuan dan sasaran K3 serta frekuensinya disesuaikan dengan obyek
mengacu pada peraturan dan standar yang berlaku.
Prosedur pemeriksaan, pengujian, dan pengukuran secara umum meliputi:
a.personil yang terlibat harus mempunyai pengalaman dan keahlian yang cukup;
b.catatan pemeriksaan, pengujian dan pengukuran yang sedang berlangsung harus
dipelihara dan tersedia bagi manajemen, tenaga kerja dan kontraktor kerja yang terkait;
c.peralatan dan metode pengujian yang memadai harus digunakan untuk menjamin telah
dipenuhinya standar K3;
d.tindakan perbaikan harus dilakukan segera pada saat ditemukan ketidaksesuaian terhadap
persyaratan K3 dari hasil pemeriksaan, pengujian dan pengukuran;
e.penyelidikan yang memadai harus dilaksanakan untuk menemukan penyebab
permasalahan dari suatu insiden; dan
f.hasil temuan harus dianalisis dan ditinjau ulang.
2.Audit Internal SMK3
Audit internal SMK3 harus dilakukan secara berkala untuk mengetahui keefektifan
penerapan SMK3.
Audit SMK3 dilaksanakan secara sistematik dan independen oleh personil yang memiliki
kompetensi kerja dengan menggunakan metodologi yang telah ditetapkan.
Pelaksanaan audit internal dapat menggunakan kriteria audit eksternal sebagaimana
tercantum pada Lampiran II peraturan ini, dan pelaporannya dapat menggunakan format
laporan yang tercantum pada Lampiran III peraturan ini.
Frekuensi audit harus ditentukan berdasarkan tinjauan ulang hasil audit sebelumnya dan
bukti sumber bahaya yang didapatkan di tempat kerja. Hasil audit harus digunakan oleh
pengurus dalam proses tinjauan ulang manajemen.
Hasil temuan dari pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kinerja serta audit SMK3 harus
didokumentasikan dan digunakan untuk tindakan perbaikan dan pencegahan.
Pemantauan dan evaluasi kinerja serta audit SMK3 dijamin pelaksanaannya secara
sistematik dan efektif oleh pihak manajemen.

5. Jelaskan persamaan dan perbedaan antara audit internal dan audit eksternal SMK3
a. Audit Internal SMK3
Audit internal SMK3 merupakan salah satu persyaratan wajib dalam penerapan SMK3 di
perusahaan karena termasuk dalam kriteria SMK3, yakni pemeriksaan SMK3.
Sesuai PP No.50 Tahun 2012, audit internal SMK3 harus dilakukan secara berkala dan
terjadwal untuk memeriksa kesesuaian kegiatan perencanaan dan untuk menentukan efektivitas
kegiatan tersebut.
Audit internal SMK3 ini dilakukan oleh petugas yang independen, berkompeten, dan
berwenang. Laporan audit selanjutnya harus didistribusikan kepada pengusaha atau pengurus
dan petugas lain yang berkepentingan dan dipantau untuk menjamin dilakukannya tindakan
perbaikan.
b. Audit Eksternal SMK3
Audit eksternal SMK3 adalah audit SMK3 yang diselenggarakan oleh lembaga audit yang
ditunjuk oleh Menteri dalam rangka penilaian penerapan SMK3 di perusahaan. Dalam
pelaksanaannya, audit eksternal akan dilakukan oleh auditor SMK3 yang ditunjuk oleh
Direktur Jenderal.

Perbedaan audit internal dan eksternal :


Audit internal dilakukan oleh internal auditor yang merupakan orang dalam perusahaansetelah
mendapat tugas dari pimpinan, sedangkan audit eksternal dilakukan oleh eksternal auditor yang
merupakan orang luar perusahaan.yang mendapat tugas dari badan auditing baik dari
pemerintah maupun swasta.
Persamaan audit internal dan eksternal :
Pelaksanaan audit internal dapat menggunakan kriteria audit eksternal sebagaimana tercantum
pada Lampiran II peraturan seperti
a. Kriteria audit SMK3
b. penetapan kriteria audit tiap tingkat pencapaian penerapan SMK3
c. Ketentuan penilaian hasil audit SMK3

6. Apa yang dimaksud dengan Audit Sistem Manajemen K3 dan Auditor Sistem
Manajemen K3? Jelaskan dengan ringkas dan jelas
Audit Sistem Manajemen K3 adalah
pemeriksaan secara sistematis dan independen terhadap pemenuhan kriteria yang telah
ditetapkan untuk mengukur suatu hasil kegiatan yang telah direncanakan dan dilaksanakan
dalam penerapan SMK3 di perusahaan
Auditor Sistem Manajemen K3 adalah
Pembinaan Auditor Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Auditor SMK3)
adalah program Kementerian Ketenagakerjaan RI untuk mempersiapkan tenaga teknis yang
berkeahlian khusus dan independen untuk melaksanakan audit SMK3. Pelatihan Auditor
SMK3 merupakan bentuk seleksi atau pembinaan khusus bagi seseorang atau tenaga teknis
tertentu yang telah menjadi Ahli K3 Umum, telah mengikuti pelatihan auditor SMK3 dan
berminat menjadi auditor SMK3 sebagaimana yang dimaksud dalam Permenaker No 26
Tahun 2014. Waktu pelaksanaan pembinaan auditor SMK3 akan berlangsung selama 40 jam
pelajaran atau setara dengan 4 hari efektif.

7. Sebutkan syarat-syarat penilaian kriteria audit SMK3 kategori mayor! Berikan jawaban
anda secara jelas dan ringkas.
1. Tidak memenuhi peraturan perundang-undangan
2. Tidak melaksanakan salah satu prinsip SMK3. Dibuktikan apabila terdapat salah satu
kriteria yang berkesinambungan yang tidak dilaksanakan.
3. Terdapat temuan minor untuk satu kriteria audit di beberapa lokasi. Dibuktikan apabila
terdapat tiga temuan lokasi dengan kriteria minor.

8. Jelaskan kewenangan auditor eksternal SMK3 pada saat melakukan audit SMK3 di
suatu perusahaan
Auditor SMK3 mempunyai kewenangan:
 Memasuki semua tempat kerja yang terkait dengan audit SMK3
 Memberikan penilaian hasil audit SMK3
 Meminta perusahaan memberikan keterangan, menunjukkan dokumen, dan menyediakan
petugas pendamping dalam pelaksanaan audit SMK3
 Menghentikan pelaksanaan audit SMK3 apabila belum ada sistem yang dibangun
dan/atau keadaan yang membahayakan auditor SMK3. 

Anda mungkin juga menyukai