Anda di halaman 1dari 28

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Perubahan skala kecepatan dan kedalaman industri yang terjadi pada setiap
sektor industri telah menghadapkan tingginya tingkat resiko yang terkandung
dimana akibat kecelakaan yang ditimbulkan juga akan semakin besar. Kecelakaan
yang merupakan suatu proses gagal berfungsinya sistem pengendalian unsur-
unsur kecelakaan dapat menimbulkan berbagai bentuk kerugian, yang tidak hanya
menimpa tenaga kerja akan tetapi juga dapat mempengaruhi kelangsungan
kegiatan industri dan kerusakan lingkungan serta bentuk kerugian lainnya.
Kondisi ini telah memberikan tekanan kepada para pelaku usaha yang memaksa
agar para Petugas K3 (Safety Officer / Safety Engineer) mampu bersungguh-
sungguh untuk melakukan upaya Pencegahan Kecelakaan (Accident Prevention)

B. RUMUSAN MASALAH

Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang masalah di atas


adalah sebagai berikut:

1. Apa yang dimaksud dengan SMK3?


2. Bagaimana penerapan SMK3 di perusahaan?

C. TUJUAN

Adapun tujuan berdasarkan rumusan masalah di atas adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan SMK3!


2. Untuk mengetahui bagaimana penerapan SMK3 di perusahaan!

BAB II

1
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN SMK3

Dunia usaha saat ini mulai disibukkan dengan adanya sejumlah


persyaratan dalam perdagangan global, yang tentu akan menambah beban bagi
industri. Persyaratan tersebut adalah kewajiban melaksanakan Sistem Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan Kerja, sesuai dengan Undang-Undang No. 13 tahun
2003 pasal 87.Persyaratan ini sebenarnya sebuah kewajiban biasa, bukan beban
yang harus ditanggung setiap perusahaan.Kewajiban karena seharusnya sudah
diperhitungkan sebagai investasi perusahaan.Dianggap sebagai beban karena
belum seluruh perusahaan melakukannya.

Kemajuan teknologi kian berkembang pesat, namun di sisi lain turut


menjadi penyebab masalah pada keselamatan dan kesehatan kerja. Masalah ini
harus sesegera mungkin diatasi, karena cepat atau lambat dapat menurunkan
kinerja dan produktivitas suatu perusahaan baik pada sumber daya maupun
elemen lainnya. Oleh karena itu sangat penting bagi suatu perusahaan untuk
menerapkan Sistem Manajemen Kesehatan dan Keselamatan Kerja (SMK3)
seperti yang diatur dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 05./1996.

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah segala kegiatan untuk


menjamin dan melindungi keselamatan dan kesehatan tenaga kerja melalui upaya
pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Sedangkan, Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) adalah bagian dari sistem
manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko
yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman,
efisien dan produktif.

SMK3 adalah standar yang diadopsi dari standar Australia AS4801 ini serupa
dengan Occupational Health and Safety Assessment Series (OHSAS) 18001,
standar ini dibuat oleh beberapa lembaga sertifikasi dan lembaga standarisasi

2
kelas dunia. SMK3 merupakan alat bantu yang dapat digunakan untuk memenuhi
tuntutan dan persyaratan yang ada dan berlaku yang berhubungan dengan jaminan
keselamatan kerja dan kesehatan kerja. SMK3 merupakan sebuah sistem yang
dapat diukur dan dinilai sehingga kesesuaian terhadapnya menjadi obyektif.

Berikut ini beberapa konsep dasar dan prinsip-prinsip SMK3, adalah


sebagi berikut:

1. Komitmen dan Kebijakan

Organisasi harus membuat sebuah Kebijakan Keselamatan dan Kesehata \


Kerja dan memastikan komitmennya dengan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja.

2. Planning

Organisasi merumuskan sebuah perencanaan / sasaran dan program untuk


mendukung Kebijakan K3 nya.

3. Implementation

Untuk implementasi yang efektif, organisasi melakukan pengembangan


kemampuan dan mendukung segala kebutuhan mekanisnya untuk mencapai
Kebijakan K3 dan Sasaran dan Program K3 organisasi.

4. Checking

Organisasi akan selalu melakukan pengecekan, memonitor dan mengevaluasi


kinerja K3 organisasi.

5. Review dan Continual Improvement

Organisasi melakukan peninjauan dan melakukan peningkatan yang


berkelanjutan terhadap Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
nya.

B. LANDASAN HUKUM SMK3

3
Undang-undang No.13 Tahun 2003: UU tentang Ketenaga Kerjaan, dalam
Pasal 87 ayat 1 mengamanatkan bahwa: Setiap Perusahaan wajib menerapkan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang terintegrasi
dengan Sistem Manajemen Perusahaan.

1. Undang-undang No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, yang


memuat ketentuan-ketentuan pokok mengenai penerapan dan pelaksanaan
syarat-syarat K3
2. Peraturan Pemerintah RI No.50 Tahun 2012, tentang Penerapan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Dalam Pasal 5 ayat 1 dan
ayat 2 menyatakan bahwa: Setiap Perusahaan wajib menerapkan SMK3
bagi Perusahaan:
a. Mempekerjakan pekerja / buruh paling sedikit 100 (seratus) orang,
atau
b. Mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi
3. Permenaker No.5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3) Dengan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3) organisasi dapat mengelola Kesematan dan
Kesehatan Kerja dengan mengontrol setiap kegiatan bisnis organisasi.
Sebuah sistem yang praktis dan masuk kedalam struktur organisasi,
aktifitas perencanaan, tugas dan tanggung jawab, proses dan sumber daya
yang dikembangkan, penerapan, pencapaian, peninjauan dan pemeliharaan
Kebijakan Keselamatan dan Kesehatan Kerja organisasi.

C. TUJUAN PENERAPAN SMK3

4
1. Meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja
yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi;
2. Mencegah dan mengurangi kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
dengan melibatkan unsur manajemen, pekerja/buruh, dan/atau serikat
pekerja/serikat buruh; serta
3. Menciptakan tempat kerja yang aman, nyaman, dan efisien untuk
mendorong produktivitas.
4. MANFAAT PENERAPAN SMK3

Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari penerapan sistem


manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, beberapa diantaranya adalah:

1. Melindungi Pekerja
2. Tujuan utama penerapan SMK3 adalah untuk melindungi pekerja dari
segala bentuk kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Bagaimanapun
pekerja adalah asset perusahaan yang paling penting. Dengan menerapkan
K3 angka kecelakaan dapat dikurangi atau ditiadakan sama sekali, hal ini
juga akan menguntungkan bagi perusahaan, karena pekerja yang merasa
aman dari ancaman kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja akan
bekerja lebih bersemangat dan produktif.
3. Patuh Terhadap Peraturan dan Undang-Undang
4. Perusahaan-perusahaan yang mematuhi peraturan atau perundang-
undangan yang berlaku pada umumnya terlihat lebih sehat dan exist.
Karena bagaimanapun peraturan atau perundang-undangan yang dibuat
bertujuan untuk kebaikan semua pihak. Dengan mematuhi peraturan dan
perundang-undangan yang berlaku maka perusahaan akan lebih tertib dan
hal ini dapat meningkatkan citra baik perusahaan itu sendiri. Berapa
banyak perusahaan yang melakukan pembangkangan terhadap peraturan
yang berlaku mengalami kebangkrutan atau kerugian karena mengalami
banyak permasalahan baik dengan karyawan, pemerintah dan lingkungan
setempat.
5. Meningkatkan Kepercayaan dan Kepuasan Pelanggan

5
6. Penerapan SMK3 secara baik akan berpengaruh terhadap kepuasan
pelanggan. Betapa banyak pelanggan yang mensyaratkan para pemasok
atau supplier mereka untuk menerapkan SMK3 atau OHSAS 18001.
Karena penerapan SMK3 akan dapat menjamin proses yang aman, tertib
dan bersih sehingga bisa meningkatkan kualitas dan mengurangi produk
cacat. Para pekerja akan bekerja secara lebih baik, karena mereka
terlindungi dengan baik sehingga bisa lebih produktif. Kecelakaan dapat
dihindari sehingga bisa menjamin perusahaan beroperasi secara penuh dan
normal untuk menjamin kontinuitas supplai kepada pelanggan. Tidak
jarang pelanggan melakukan audit K3 kepada para pemasok mereka untuk
memastikan bahwa pekerja terlindungi dengan baik dan proses produksi
dilakukan secara aman. Tujuan mereka tidak lain adalah untuk
memastikan bahwa mereka sedang berbisnis dengan perusahaan yang bisa
menjamin kontinuitas supplai bahan baku mereka. Disamping itu dengan
memiliki sertifikat SMK3 atau OHSAS 18001 akan dapat meningkatkan
citra perusahaan sehingga pelanggan semakin percaya terhadap perusahaan
tersebut.

1. Membuat Sistem Manajemen yang Efektif


2. Dengan menerapkan SMK3 atau OHSAS 18001 maka sistem manajemen
keselamatan akan tertata dengan baik dan efektif. Karena didalam SMK3
ataupun OHSAS 18001 dipersyaratkan adanya prosedur yang
terdokumentasi, sehingga segala aktifitas dan kegiatan yang dilakukan
akan terorganisir, terarah, berada dalam koridor yang teratur dan dilakukan
secara konsisten. Rekaman-rekaman sebagai bukti penerapan sistem
disimpan untuk memudahkan pembuktian identifikasi akar masalah
ketidaksesuaian. Sehingga analysis atau identifikasi ketidaksesuaian tidak
berlarut-larut dan melebar menjadi tidak terarah, yang pada akhirnya
memberikan rekomendasi yang tidak tepat atau tidak menyelesaikan
masalah. Dalam sistem ini juga dipersyaratkan untuk dilakukan
perencanaan, pengendalian, tinjau ulang, umpan balik, perbaikan dan

6
pencegahan. Semua itu merupakan bentuk sistem manajemen yang efektif.
Sistem ini juga meminta komitmen manajemen dan partisipasi dari semua
karyawan, sehingga totalitas keterlibatan line manajemen dengan pekerja
sangat dituntut dalam menjalankan semua program yang berkaitan dengan
K3. Keterlibatan secara totalitas ini akan memberikan lebih banyak
peluang untuk melakukan peningkatan atau perbaikkan yang lebih efektif
bagi perusahaan
3. Itulah beberapa manfaat dari sekian manfaat yang dapat diperoleh dari
penerapan SMK3. Semua manfaat penerapan SMK3 akan kembali kepada
perusahaan. Namun seringkali manfaat tersebut tidak pernah diukur secara
kuantitatif sehingga tidak terlihat benefit yang diperoleh dari penerapan
sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja tersebut. Sistem
pelaporan SMK3 yang banyak dilakukan adalah dalam bentuk pengukuran
pencegahan kegagalan dan bukan dalam bentuk pencapaian kesuksesan
atau keberhasilan. Sehingga manajemen hanya melihat K3 sebagai sistem
support yang masih menjadi cost center dan belum bisa berkontribusi
kepada profit perusahaan.

Adapun manfaat lain SMK3 bagi organisasi adalah memberikan beberapa


keuntungan, diantaranya:

 Tujuan inti penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan


Kerja (SMK3) adalah memberikan perlindungan kepada pekerja.
Bagaimanapun pekerja adalah aset Perusahaan yang harus dipelihara dan
dijaga keselamatannya
 Pengaruh positif terbesar yang dapat diraih adalah mengurangi angka
kecelakaan kerja
 Dalam menerapkan sistem ini, kita dapat mencegah terjadinya kecelakaan,
kerusakan atau sakit akibat kerja. Dengan demikian kita tidak perlu
mengeluarkan biaya yang ditimbulkan akibat kejadian tersebut. Salah satu
biaya yang dapat dikurangi dengan penerapan SMK3 adalah biaya premi
asuransi dan biaya kehilangan jam kerja

7
 Meningkatkan kesadaran akan bahaya dan resiko dengan pemenuhan
persyaratan
 Memenuhi kewajiban undang-undang dengan menunjukkan kesungguhan
dalam mengelola resiko
 Memiliki image perusahaan yang baik dimata pemerintah, pelanggan,
karyawan dan masyarakat umumnya
D. KEWAJIBAN PENERAPAN SMK3

Perusahaan yang mempekerjakan pekerja/buruh paling sedikit 100 (seratus)


orang; atau

Perusahaan yang mempunyai tingkat potensi bahaya tinggi.(Ketentuan


mengenai tingkat potensi bahaya tinggi sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan).

Penerapan SMK3 memperhatikan ketentuan peraturan perundang-


undangan serta konvensi atau standar internasional.

E. PENERAPAN SMK3 DI PERUSAHAAN

1. Penetapan kebijakan K3;

Pengusaha dalam menyusun kebijakan K3 paling sedikit harus:

a. melakukan tinjauan awal kondisi K3, meliputi:

· identifikasi potensi bahaya, penilaian dan pengendalian risiko;


· perbandingan penerapan K3 dengan perusahaan dan sektor lain yang lebih
baik;
· peninjauan sebab akibat kejadian yang membahayakan;
· kompensasi dan gangguan serta hasil penilaian sebelumnya yang berkaitan
dengan keselamatan; dan
· penilaian efisiensi dan efektivitas sumber daya yang disediakan.

8
b. memperhatikan peningkatan kinerja manajemen K3 secara terus-menerus;
dan
c. memperhatikan masukan dari pekerja/buruh dan/atau serikat
pekerja/serikat buruh.
d. Muatan Kebijakan K3 paling sedikit memuat visi; tujuan perusahaan;
komitmen dan tekad melaksanakan kebijakan; dan kerangka dan program
kerja yang mencakup kegiatan perusahaan secara menyeluruh yang
bersifat umum dan/atau operasional.

2. Perencanaan K3

Yang harus dipertimbangkan dalam menyusun rencana K3:

· hasil penelaahan awal;

· identifikasi bahaya, penilaian, dan pengendalian risiko;

· peraturan perundang-undangan dan persyaratan lainnya; dan

· sumber daya yang dimiliki.

3. Pelaksanaan rencana K3;

Dalam melaksanakan rencana K3 didukung oleh sumber daya manusia di bidang


K3, sarana, dan prasarana

a. Sumber daya manusia harus memiliki:

· kompetensi kerja yang dibuktikan dengan sertifikat; dan

· kewenangan di bidang K3 yang dibuktikan dengan surat izin kerja/operasi


dan/atau surat penunjukkan dari instansi yang berwenang.

b. Prasarana dan sarana paling sedikit terdiri dari:

· organisasi/unit yang bertanggung jawab di bidang K3;


· anggaran yang memadai;
· sedur operasi/kerja, informasi, dan pelaporan serta pendokumentasian; dan
· instruksi kerja.

9
c. Dalam melaksanakan rencana K3 harus melakukan kegiatan dalam pemenuhan
persyaratan K3.Kegiatan tersebut adalah :

1) Tindakan pengendalian
2) perancangan (design) dan rekayasa;
3) prosedur dan instruksi kerja;
4) penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan;
5) pembelian/pengadaan barang dan jasa;
6) produk akhir;
7) upaya menghadapi keadaan darurat kecelakaan dan bencana industri; dan
8) rencana dan pemulihan keadaan darurat

d. Kegiatan 1 – 6 dilaksanakan berdasarkan identifikasi bahaya, penilaian dan


pengendalian risiko.

e. Kegiatan 7 dan 8 dilaksanakan berdasarkan potensi bahaya, investigasi dan


analisa kecelakaan

f. Agar seluruh kegiatan tersebut bisa berjalan, maka harus:

· Menunjuk SDM yang kompeten dan berwenang dibidang K3


· Melibatkan seluruh pekerka/buruh
· Membuat petunjuk K3
· Membuat prosedur informasi
· Membuat prosedur pelaporan
· Mendokumentasikan seluruh kegiatan

g. Pelaksanaan kegiatan diintegrasikan dengan kegiatan manajemen perusahaan

4. Pemantauan dan evaluasi kinerja K3

Melalui pemeriksaan, pengujian, pengukuran dan audit internal SMK3 dilakukan


oleh sumber daya manusia yang kompeten

a. Dalam hal perusahaan tidak mempunyai SDM dapat menggunakan pihak


lain
b. Hasil pemantauan dilaporkan kepada pengusaha

10
c. Hasil tersebut digunakan untuk untuk melakukan tindakan pengendalian
d. Pelaksanaan pemantauan & Evaluasi dilakukan berdasarkan peraturan
Perundang-undangan.

5. Peninjauan dan peningkatan kinerja SMK3

a. Untuk menjamin kesesuaian dan efektifitas penerapan SMK3, dilakukan


peninjauan terhadap kebijakan, perencanaan, pelaksanaan, pemantauan dan
evaluasi
b. Hasil peninjauan digunakan untuk perbaikan dan peningkatan kinerja
c. Perbaikan dan peningkatan kinerja dilaksanakan dalam hal :
· terjadi perubahan peraturan perundang-undangan;
· adanya tuntutan dari pihak yang terkait dan pasar;
· adanya perubahan produk dan kegiatan perusahaan;
· terjadi perubahan struktur organisasi perusahaan;
· adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk
epidemiologi;
· adanya hasil kajian kecelakaan di tempat kerja;
· adanya pelaporan; dan/atau
· adanya masukan dari pekerja/buruh.
F. TAHAP PERSIAPAN SMK3

Dalam menerapkan Sistem Manajemen K3 (SMK3) ada beberapa tahapan


yang harus dilakukan agar SMK3 tersebut menjadi efeketif, karena SMK3
mempunyai elemen-elemen atau persyaratan-persyaratan tertentu yang harus
dibangun didalam suatu organisasi atau perusahaan.Sistem Manajemen K3 juga
harus ditinjau ulang dan ditingkatkan secara terus menerus didalam pelaksanaanya
untuk menjamin bahwa system itu dapat berperan dan berfungsi dengan baik serat
berkontribusi terhadap kemajuan perusahaan. Untuk lebih memudahkan
penerapan standar Sistem Manajemen K3,

11
berikut ini dijelaskan mengenai tahapan-tahapan dan langkah-langkahnya.
Tahapan dan langkah-langkah tersebut menjadi dua bagian besar.

Merupakan tahapan atau langkah awal yang harus dilakukan suatu


organisasi/perusahaan.Langkah ini melibatkan lapisan manajemen dan sejumlah
personel,mulai dari menyatakan komitmen sampai dengan kebutuahn sumber daya
yang diperlukan,adapun tahap persiapan ini,antara lain:

1. Komitmen manajemen puncak.

2. Menentukan ruang lingkup

3. Menetapkan cara penerapan

4. Membentuk kelompok penerapan

5. Menetapkan sumber daya yang diperlukan

G. TAHAP PENGEMBANGAN DAN PENERAPAN SMK3

Dalam tahapan ini berisi langkah-langkah yang harus dilakukan oleh


organisasi/perusahaan dengan melibatkan banyak personel, mulai dari
menyelenggarakan penyuluhan dan melaksakan sendiri kegiatan audit internal
serta tindakan perbaikannya sampai melakukan sertifikasi.

Langkah 1. Menyatakan Komitmen

Pernyataan komitmen dan penetapan kebijakan untuk menerapan sebuah


Sistem Manajemen K3 dalam organisasi/perusahaan harus dilakukan oleh
manajemen puncak. Persiapan Sistem

Manajemen K3 tidak akan berjalan tanpa adanya komintmen terhadap


system manajemen tersebut. Manajemen harus benar-benar menyadari bahwa
merekalah yang paling bertanggung jawab terhadap keberhasilan atau kegagalan
penerapan Sistem K3.

Komitmen manajemen puncak harus dinyatakan bukan hanya dalam kata-


kata tetapi juga harus dengan tindakan nyata agar dapat

12
diketahui,dipelajari,dihayati dan dilaksanakan oleh seluruh staf dan karyawan
perusahaan. Seluruh karyawan dan staf harus mengetahui bahwa tanggung jawab
dalam penerapan Sistem Manajemen K3 bukan urusan bagian K3 saja.Tetapi
mulai dari manajemen puncak sampai karyawan terendah. Karena itu ada baiknya
manajemen membuat cara untuk mengkomunikasikan komitmennya ke seluruh
jajaran dalam perusahaannya. Untuk itu perlu dicari waktu yang tepat guna
menyampaikan komitmen manajemen terhadap penerapan Sistem Manajemen K3.

Langkah 2. Menetapkan Cara Penerapan

Dalam menerapkan SMK3, perusahaan dapat menggunakan jasa konsultan dengan


pertimbangan sebagai berikut:

1. Konsultan yang baik tentu memiliki pengalaman yang banyak dan bervariasi
sehingga dapat menjadi agen pengalihan pengentahuan secara efektif, sehingga
dapat memberikan rekomendasi yang tepat dalam proses penerapan Sistem
Manajemen K3.

2. Konsultan yang independen kemungkinan konsultan tersebut secara bebas


dapat memberikan umpan balik kepada manajemen secara objektif tanpa
terpengaruh oleh persaingan antar kelompok didalam organisasi/perusahaan.

3. Konsultan jelas memiliki waktu yang cukup. Berbeda dengan tenaga


perusahaan yang meskipun mempunyai keahlian dalam Sistem Manajemen K3
namun karena desakan tugas-tugas yang lain di perusahaan,akibatnya tidak punya
cukup waktu.

Sebenarnya perusahaan/organisasi dapat menerapkan Sistem Manajemen


K3 tanpa menggunakan jasa konsultan,jika organisasi yang bersangkutan
memiliki personel yang cukup mampu untuk mengorganisasikan dan
mengarahkan orang. Selain itu organisasi tentunya sudah memahami dan
berpengalaman dalam menerapkan standar Sistem Manajemen K3 ini dan
mempunyai waktu yang cukup.

Beberapa hal yang perlu di perhatikan untuk menggunakan jasa konsultan:

13
1. Pastikan bahwa konsultan yang dipilih adalah konsultan yang betul-betul
berkompeten di bidang standar Sistem manajemen K3,bukan konsultan dokumen
manajemen K3 biasa yang lebih memusatkan dirinya pada pembuatan dokumen
saja.

2. Teliti mengenai reputasi dari konsultan tersebut. Apakah mereka selalu


menepati janji yang mereka berikan,mampu bekerja sama,dan yang tidak kalah
penting adalah motivasi tim perusahaan. Kita dapat meminta informasi secara
identitas klien mereka.

3. Pastikan lebih dulu siapa yang akan diterjunkan sebagai konsultan dalam
proyek ini. Hal ini penting sekali karena merekalah yang akan berkunjung ke
perusahaan dan akan menentukan keberhasilan,jadi bukan nama besar dari
perusahaan konsultan tersebut. Mintalah waktu untuk bertemu dengan calon
konsultan yang mereka ajukan dan perusahaan boleh bebas
menilainya.Pertimbangan apakah tim perusahaan mau menerima dan dapat
bekerjasama dengannya.

4. Teliti apakah konsultan tersebut telah berpengalaman membantu perusahaan


sejenisnya sampai mendapat sertifikat. Meskipun hal ini bukan menjadi patokan
mutlak akan tetapi pengalaman menangani usaha sejenis akan lebih baik dan
mempermudah konsultan dalam memahami proses organisasi perusahaan tersebut.

5. Pastikan waktu dari konsultan terkait dengan kesibukannya menagani klien


yang lain. Biasanya konsultan tidak akan berkunjung setiap hari melainkan 3-4
hari selama sebulan. Makan pastikan jumlah hari berkunjung konsultan tersebut
sebelum memulai kontrak kerja sama.

Langkah 3. Membentuk Kelompok Kerja Penerapan

Jika perusahaan akan membentuk kelompok kerja sebaiknya anggota kelompok


kerja tersebut terdiri atas seorang wakil dari setiap unit kerja. Biasanya manajer
unit kerja,hal ini penting karena merekalah yang tentunya paling bertanggung
jawab terhadap unit kerja yang bersangkutan.

1. Peran anggota kelompok.

14
Dalam proses penerapan ini maka peranan anggota kelompok kerja adalah:

· Menjadi agen perubahan sekaligus fasilisator dalam unit kerjanya.


Merekalah yang pertama-tama menerapkan Sistem Manajemen K3 ini di
unit-unit kerjanya termasuk merobah cara dan kebiasaan lama yang tidak
menunjang penerapan sistem ini. Selain itu mereka juga akan melatih dan
menjelaskan tentang standar ini termasuk mnafaat dan konsekuensinya.
· Menjaga konsistensi dari penerapan Sistem Manajemen K3,baik melalui
tinjauan sehari-hari maupun berkala.
· Menjadi penghubung antara manajemen dan unti kerjanya.

2. Tanggung jawab dan tugas anggota kelompok kerja.

Tanggung jawab dan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh anggota kelompok
kerja adalah:

· Mengikuti pelatihan lengkap dengan standar Sistem Manajemen K3.


· Melatih staf dalam unit kerjanya sesuai kebutuhan.
· Melakukan latihan terhadap sistem yang berlangsung dibandingkan
dengan sistem standar Sistem Manajemen K3.
· Melakukan tinjauan terhadap sistem yang berlangsung dibandingkan
dengan sistem standar Sistem Manajemen K3.
· Membuat bagan alir yang menjelaskan tentang keterlibatan unit kerjanya
dengan elemen yang ada dalam standar Sistem Manajemen K3.
· Bertanggung jawab untuk mengembangkan system sesuai dengan elemen
yang terkait dalam unit kerjanya. Sebagai contoh,anggota kelompok kerja
wakil dari divisi suber daya manusia bertanggung jawab untuk pelatihan
dan seterusnya.
· Melakukan apa yang telah ditulis dalam dokumen baik diunit kerjanya
sendiri maupun perusahaan.
· Ikut serta sebagai anggota tim audit internal.
· Bertanggung jawab untuk mempromosikan standar Sistem Manajemen K3
secara menerus baik di unit kerjanya sendiri maupun di unit kerja lain
secara konsisten serta bersama-sama memelihara penerapan sistemnya.

15
3. Kualifikasi anggota kelompok kerja.

Dalam menunjukan anggota kelompok kerja sebenarnya tidak ada ketentuan


kualifikasi yang baku. Namun demikian untuk memudahkan dalam pemilihan
anggota kelompok kerja, manajemen mempertimbangkan personel yang:

· Memiliki taraf kecerdasan yang cukup sehingga mampu berfikir secara


konseptual dan berimajinasi.
· Rajin dan bekerja keras.
· Senang belajar termaksud suka membaca buku-buku tentang standar
Sistem Manajemen K3.
· Mampu membuat bagan alir dan menulis.
· Disiplin dan tepat waktu.
· Berpengalaman kerja cukup didalam unit kerjanya sehingga menguasai
dari segi operasional.
· Mampu berkomunikasi dengan efektif dalam presentasi dan pelatihan
· Mempunyai waktu cukup dalam membantu melaksakan proyek penerapan
standar Sistem Manajemen K3 di luar tugas-tugas utamanya.

4. Jumlah anggota kelompok kerja.

Mengenai jumlah anggota kelompok kerja dapat bervariasi tergantung dari besar
kecilnya lingkup penerapan biasanya jumlah penerapan anggota kelompok kerja
sekitar delapan orang.Yang pasti jumlah anggota kelompok kerja ini harus dapat
mencakup semua elemen sebagaimana disyaratkan dalam Sistem Manajemen K3.
Pada dasarnya setiap anggota kelompok kerja dapat merangkap dalam working
group,dan working group itu sendiri dapat saja hanya sendiri dari satu atau dua
orang. Kelompok kerja akan diketuai dan dikoordinir oleh seorang ketua
kelompok kerja,biasanya dirangkap oleh manajemen representatif yang ditunjuk
oleh manajemen puncak.

Di samping itu untuk mengawal dan mengarahkan kelompok kerja maka


sebaiknya dibentuk panitia pengarah (Steering Committee),yang biasanya terdari
dari para anggota manajemen. Adapun tugas panitia ini adalah memberikan

16
arahan, menetapkan kebijakan, sasaran dan lain-lain yang menyangkut
kepentingan organisasi secara keseluruhan. Dalam proses penerapan ini maka
kelompok kerja penerapan akan bertanggung jawab dan melaporkan Panitia
Pengarah.

5. Kelompok kerja penunjang.

Jika diperlukan, perusahaan yang berskala besar ada yang membentuk kelompok
kerja penunjang dengan tugas membantu kelancaran kerja kelompok kerja
penerapan,khususnya untuk pekerjaan yang bersifat teknis administrative.
Misalnya mengumpulkan catatan-catatan K3 dan fungsi administrative yang lain
seperti pengetikan,penggandaan dan lain-lain.

Langkah 4. Menetapkan Sumber Daya yang Diperlukan

Sumber daya disini mencakup orang/personel,perlengkapan,waktu dan dana.


Orang yang dimaksud adalah beberapa orang yang diangkat secara resmi diluar
tugas-tugas pokoknya dan terlibat penuh dalam proses penerapan. Perlengkapan
adalah perlunya mempersiapkan kemungkinan ruangan tambahan untuk
menyimpan dokumen atau komputer tambahan untuk mengolah dan menyimpan
data.Tidak kalah pentingnya adalah waktu. Waktu yang diperlukan tidaklah
sedikit terutama bagi orang yang terlibat dalam penerapan,mulai mengikuti rapat,
pelatihan,mempelajari bahan-bahan pustaka,menulis dokumen mutu sampai
menghadapi kegiatan audit assessment. Penerapan Sistem Manajemen K3 bukan
sekedar kegiatan yang dapat berlangsung dalam satu atau dua bulan saja. Untuk
itu selama kurang lebih satu tahun perusahaan harus siap menghadapi gangguan
arus kas karena waktu yang seharusnya dikonsentrasikan untuk memproduksikan
atau beroperasi banyak terserap ke proses penerapan ini.

Keadaan seperti ini sebetulnya dapat dihindari dengan perencanaan dan


pengelolaan yang baik. Sementara dana yang di perlukan adalah dengan
membayar konsultan (bila menggunakan konsultan), lembaga sertifikasi,dan biaya
untuk pelatihan karyawan diluar perusahaan.

17
Disamping itu juga perlu dilihat apakah dalam penerapan Sistem Manajemen K3
ini perusahaan harus menyediakan peralatan khusus yang selama ini belum
dimiliki. Sebagai contoh adalah:apabila perusahaan memiliki kompresor dengan
kebisingan diatas rata-rata, karena sesuai dengan persyaratan Sistem Manajemen
K3 yang mengharuskan adanya pengendalian resiko dan bahaya yang
ditimbulkan, perusahaan tentu harus menyediakan peralatan yang dapat
menghilangkan/mengurangi tingkat kebisingan tersebut. Alat pengukur tingkat
kebisingan juga harus disediakan,dan alat ini harus dikalibrasi. Oleh karena itu
besarnya dana yang dikeluarkan untuk peralatan ini tergantung pada masing-
masing perusahaan.

Langkah 5. Kegiatan Penyuluhan

Penerapan Sistem Manajemen K3 adalah kegiatan dari dan untuk kebutuhan


personel perusahaan.Oleh karena itu harus dibangun rasa adanya keikutsertaan
dari seluruh karyawan dalam perusahan memlalui program penyuluhan.

Kegiatan ini harus diarahkan untuk mencapai tujuan,antara lain:

· Menyamakan persepsi dan motivasi terhadap pentingnya penerapan


Sistem Manajemen K3 bagi kinerja perusahaan.
· Membangun komitmen menyeluruh mulai dari direksi,manajer,staf dan
seluruh jajaran dalam perusahaan untuk bekerja sama dalam menerapkan
standar system ini.

Kegiatan penyuluhan ini dapat dilakukan dengan beberapa cara, misalnya dengan
pernyataan komitmen manajemen, melalui ceramah, surat edaran atau pembagian
buku-buku yang terkait dengan Sistem Manajemen K3.

1. Pernyataan Komitmen Manajemen

Dalam kegiatan ini, manajemen mengumpulkan seluruh karyawan dalam acara


khusus. Kemudian manajemen menyampaikan sambutan yang isinya, antara lain:

18
· Pentingnya keselamatan dan kesehatan kerja bagi kelangsungan dan
kemajuan perusahaan.
· Bahwa Sistem Manajemen K3 sudah banyak diterapkan di berbagai
Negara dan sudah menjadi kewajiban perusahaan-perusahaan di Indonesia.
· Bahwa manajemen telah memutuskan serta mengharapkan keikutsertaan
dan komitmen setiap orang dalam perusahaan sesuai tugas dan jabatan
masing-masing.
· Bahwa manajemen akan segera membentuk tim kerja yang dipilih dari
setiap bidang didalam perusahaan.

Perlu juga dijelaskan oleh manajemen puncak tentang batas waktu kapan
sertifikasi sistem manajemen K3 harus diraih, misalnya pada waktu ulang tahun
perusahaan yang akan datang.Tentu saja pernyataan seperti ini harus
memperhitungkan kensekuensi bahwa sertifikasi diharapkan dapat diperoleh
dalam batas waktu tersebut. Hal ini penting karena menyangkut kredibilitas
manajemen dan waktu kelompok kerja.

2. Pelatihan awareness Sistem Manajemen K3.

Pelatihan singkat mengenai apa itu Sitem Manajemen K3 perlu dilakukan guna
memberikan dan menyamakan persepsi dan menghindarkan kesimpang siuran
informasi yang dapat memberikan kesan keliru dan menyesatkan. Peserta
pelatihan adalah seluruh karyawan yang dikumpulkan di suatu tempat dan
kemudian pembicara diundang untuk menjelaskan Sistem Manajemen K3 secara
ringkas dan dalam bahasa yang sederhana, sehingga mampu menggugah semangat
karyawan untuk menerapkan standar Sistem Manajemen K3.Kegiatan awareness
ini bila mungkin dapat dilakukan secara bersamaan untuk seluruh karyawan dan
disampaikan secara singkat dan tidak terlalu lama.

Dalam awareness ini dapat disampaikan materi tentang :

· Latar belakang dan jenis Sistem Manajemen K3 yang sesuai dengan


organisasi.
· Alasan mengapa standar Sistem Manajemen K3 ini penting bagi
perusahaan dan manfaatnya.

19
· Perihal elemen,dokumentasi dan sertifikasi secara singkat.
· Bagaimana penerapannya dan peran setiap orang dalam penerapan
tersebut.
· Diadakan tanya jawab.

3. Membagikan bahan bacaan.

Jika pelatihan awareness hanya dilakukan sekali saja,namun bahan bacaan berupa
buku atau selebaran dapat dibaca karyawan secara berulang-ulang. Untuk itu perlu
dicari buku-buku yang baik dalam arti ringkas sebagai tambahan dan bersifat
memberikan pemahaman yang terarah, sehingga setiap karyawan senang untuk
membacanya.

Apabila memungkinkan buatlah selebaran atau bulletin yang bisa diedarkan


berkala selama masa penerapan berlangsung. Lebih baik lagi jika selebaran
tersebut ditujukan kepada perorangan dengan menulis nama mereka satu per satu
agar setiap orang merasa dirinya dianggap berperan dalam kegiatan ini. Dengan
semakin banyak informasi yang diberikan kepada karyawan tentunya itu lebih
baik biasanya masalah akan muncul karena kurangnya informasi. Informasi ini
penting sekali karena pada saat melakukan assessment,auditor tidak hanya
bertanya pada manajemen saja,tetapi juga kepada semua orang. Untuk sebaiknya
setiap orang benar-benar paham dan tahu hubungan standar Sistem Manajemen
K3 ini dengan pekerjaan sehari-hari.

Langkah 6. Peninjauan Sistem

Kelompok kerja penerapan yang telah dibentuk kemudian mulai bekerja untuk
meninjau sistem yang sedang berlangsung dan kemudian dibandingkan dengan
persyaratan yang ada dalam Sistem Manajemen K3. Peninjauan ini dapat
dilakukan melalui dua cara yaitu dengan meninjau dokumen prosedur dan
meninjau pelaksanaan.

1) Apakah perusahaan sudah mengikuti dan melaksanakan secara konsisten


prosedur atau instruksi kerja dari OHSAS 18001 atau Permenaker 05/men/1996.

20
2) Perusahaan belum memiliki dokumen, tetapi sudah menerapkan sebagian atau
seluruh persyaratan dalam standar Sistem Manajemen K3.

3) Perusahaan belum memiliki dokumen dan belum menerapkan persyaratan


standar Sistem Manajemen K3 yang dipilih.

Langkah 7. Penyusunan Jadwal Kegiatan

Setelah melakukan peninjauan sistem maka kelompok kerja dapat menyusun suatu
jadwal kegiatan. Jadwal kegiatan dapat disusun dengan mempertimbangkan hal-
hal berikut:

a. Ruang lingkup pekerjaan. Dari hasil tinjauan sistem akan menunjukan beberapa
banyak yang harus disiapkan dan berapa lama setiap prosedur itu akan diperiksa,
disempurnakan, disetujui dan diaudit. Semakin panjang daftar prosedur yang
harus disiapkan semakin lama waktu penerapan yang diperlukan.

b. Kemampuan wakil manajemen dan kelompok kerja penerapan. Kemampuan


disini dalam hal membagi dan menyediakan waktu.Seperti diketahui bahwa tugas
penerapan bukanlah satu-satunya pekerjaan para anggota kelompok kerja dan
manajemen representative. Mereka masih mempunyai tugas dan tanggung jawab
lain diluar penerapan standar Sistem Manajemen K3 yang kadang-kadang juga
sama pentingya dengan penerapan standar ini. Hal ini menyangkut kelangsungan
usaha perusahaan seperti pencapaian sasaran penjualan,memenuhi jadwal dan
taget produksi.

c. Keberadaan proyek. Khusus bagi perusahaan yang kegiatanya berdasarkan


proyek (misalnya kontraktor dan pengembangan),maka ketika menyusun jadwal
kedatangan asesor badan sertifikasi, pastikan bahwa pada saat asesor datang
proyek yang sedang dikerjakan.

Langkah 8. Pengembangan Sistem Manajemen K3

Beberapa kegiatan yang perlu dilakukan dalam tahap pengembangan Sistem


Manajemen K3 antara lain mencakup dokumentasi,pembagian kelompok,

21
penyusunan bagan air,penulisan manual Sistem Manajemen K3,Prosedur,dan
instruksi kerja.

Langkah 9. Penerapan Sistem

Setelah semua dokumen selesai dibuat,maka setiap anggota kelompok kerja


kembali ke masing-masing bagian untuk menerapkan sistem yang ditulis. Adapun
cara penerapannya adalah:

a. Anggota kelompok kerja mengumpulkan seluruh stafnya dan menjelaskan


mengenai isi dokumen tersebut. Kesempatan ini dapat juga digunakan
untuk mendapatkan masukan-masukan dari lapangan yang bersifat teknis
operasional.
b. Anggota kelompok kerja bersama-sama staf unit kerjanya mulai mencoba
menerapkan hal-hal yang telah ditulis. Setiap kekurangan atau hambatan
yang dijumpai harus dicatat sebagai masukan untuk menyempurnakan
system.
c. Mengumpulkan semua catatan K3 dan rekaman tercatat yang merupakan
bukti pelaksanaan hal-hal yang telah ditulis. Rentang waktu untuk
menerapkan system ini sebaiknya tidak kurang dari tiga bulan sehingga
cukup memadai untuk menilai efektif tidaknya sistem yang telah
dikembangkan tadi. Tiga bulan ini sudah termasuk waktu yang digunakan
untuk menyempurnakan system dan memodifikasi dokumen.

Dalam praktek pelaksanaannya, maka kelompok kerja tidak harus menunggu


seluruh dokumen selesai.Begitu satu dokumen selesai sudah mencakup salah satu
elemen standar maka penerapan sudah dapat dimulai dikerjakan. Sementara
proses penerapan sistem berlangsung, kelompok kerja dapat tetap melakukan
pertemuan berkala untuk memantau kelancaran proses penerapan system ini.
Apabila langkah-langkah yang terdahulu telah dapat dijalankan dengan baik maka
proses system ini relative lebih mudah dilaksanakan. Penerapan sistem ini harus
dilaksanakan sedikitnya tiga bulan sebelum pelaksanaan audit internal.Waktu tiga
bulan ini diperlukan untuk mengumpulkan bukti-bukti (dalam bentuk rekaman

22
tercatat) secara memadai dan untuk melaksanakan penyempurnaan sistem serta
modifikasi dokumen.

Langkah 10. Proses Sertifikasi

Ada lima penyelenggara audit eksternal Sistem Manajemen Keselamatan dan


Kesehatan Kerja (SMK3) yang telah mendapatkan Surat Penunjukan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi RI yaitu PT Sucofindo (Persero), PT Surveyor
Indonesia (Persero), PT. Jatim Aspek Nusantara (JAN), PT. Alkon Trainindo
Nusantara, dan Biro Klasifikasi Indonesia (BKI) melakukan sertifikasi terhadap
Permenaker 05 /Men/1996. Namun untuk OHSAS 18001:1999 organisasi bebas
menentukan lembaga sertifikasi manapun yang diinginkan.Untuk itu organisasis
disarankan untuk memilih lembaga sertifikasi OHSAS 108001 yang paling tepat.

I. PENILAIAN PENERAPAN SMK3

1. Penilaian penerapan SMK3 dilakukan oleh lembaga audit independen yang


ditunjuk oleh Menteri atas permohonan perusahaan

2. Untuk perusahaan yang memiliki potensi bahaya tinggi wajib melakukan


penilaian penerapan SMK3 sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan

3. Hasil audit sebagai bahan pertimbangan dalam upaya peningkatan SMK3

J. AUDIT SMK3

Pembangunan dan terjaminnya pelaksanaan komitmen;

· pembuatan dan pendokumentasian rencana K3;


· pengendalian perancangan dan peninjauan kontrak;
· pengendalian dokumen;
· pembelian dan pengendalian produk;
· keamanan bekerja berdasarkan SMK3;
· standar pemantauan;
· pelaporan dan perbaikan kekurangan;

23
· pengelolaan material dan perpindahannya;
· pengumpulan dan penggunaan data;
· pemeriksaan SMK3; dan
H. PENGAWASAN SMK3

1. Pengawasan SMK3 dilakukan oleh pengawas ketenagakerjaan pusat, provinsi


dan/atau kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya.

2. Pengawasan SMK3 meliputi:

· pembangunan dan terjaminnya pelaksanaan komitmen;


· organisasi;
· sumber daya manusia;
· pelaksanaan peraturan perundang-undangan bidang K3;
· keamanan bekerja;
· pemeriksaan, pengujian dan pengukuran penerapan SMK3;
· pengendalian keadaan darurat dan bahaya industri;
· pelaporan dan perbaikan kekurangan; dan
· tindak lanjut audit.

3. Instansi pembina sektor usaha dapat melakukan pengawasan SMK3 terhadap


pelaksanaan penerapan SMK3 yang dikembangkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan

4. Pelaksanaan pengawasan dilakukan secara terkoordinasi dengan pengawas


ketenagakerjaan

5. Hasil pengawasan digunakan sebagai dasar dalam pembinaan

6. Perusahaan yang telah menerapkan SMK3, wajib menyesuaikan dengan


ketentuan PP Nomor 50 Tahun 2012 ini paling lama 1 (satu) tahun

7. PP Nomor 50 Tahun 2012 ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan (12
April 2013)

I. SANKSI ADMINISTRATIF

24
Sesuai Pasal 190 UU No. 13/03, Pelanggaran Pasal 87 dikenakan sanksi
administratif, berupa:

1. teguran;
2. peringatan tertulis;
3. pembatasan kegiatan usaha;
4. pembekuan kegiatan usaha;
5. pembatalan persetujuan;
6. pembatalan pendaftaran;
7. penghentian sementara sebagian atau seluruh alat produksi;
8. pencabutan ijin.
J. ANALISIS SMK3

Sistem Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja (SMK3) adalah bagian


dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi stuktur organisasi,
perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya
yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian dan
pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka
pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat
kerja yang aman, efisien dan produktif.

SMK3 digunakan sebagai patokan dalam menyusun suatu sistem


manajemen yang berfokus untuk mengurangi dan menekan kerugian dalam
kesehatan, keselamatan dan bahkan properti.

Menyadari keberadaan SMK3 dalam upaya pencegahan kecelakaan yang


merupakan bagian dari perlindungan tenaga kerja dan masyarakat secara luas,
diharapkan perusahaan dapat menerapkan SMK3 guna menciptakan tempat kerja
yang aman, tenaga kerja selamat dan sehat serta meningkatnya produktivitas
perusahaan secara berkelanjutan.

Diharapkan melalui penerapan sistem ini perusahaan dapat memiliki


lingkungan kerja yang sehat, aman efisien dan produktif.SMK3 bertujuan untuk
mengidentifikasi penyebab dan potensi kecelakaan kerja sebagai acuan dalam
melakukan tindakan mengurangi risiko.Selain itu, penerapan SMK3 membantu

25
pimpinan perusahaan agar mampu melaksanakan standar K3 yang merupakan
tuntutan masyarakat nasional dan internasional.

26
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Sistem Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja (SMK3) adalah bagian


dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi stuktur organisasi,
perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya
yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan, pencapaian, pengkajian dan
pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka
pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat
kerja yang aman, efisien dan produktif.

Adapun langkah penerapannya di perusahaan adalah sebagai berikut:

1. Menyatakan Komitmen
2. Menetapkan Cara Penerapan
3. Membentuk Kelompok Kerja Penerapan
4. Menetapkan Sumber Daya yang Diperlukan
5. Kegiatan Penyuluhan
6. Peninjauan Sistem
7. Penyusunan Jadwal Kegiatan
8. Pengembangan Sistem Manajemen K3
9. Penerapan Sistem
10. Proses Sertifikasi

B. SARAN

Semua perusahaan wajib memberikan perlindungan bagi para


pekerjanya.Agar pekerja bisa tenang saat melakukan pekerjaannya dan selalu
merasa di lindungi.Jika ada perusahaan yang tidak memberikan perlindungan bagi
pekerjanya sebaiknya secepat di laporkan kepada pihak yang terkait agar segera di
tindak lanjuti. Karen pekerja adalah sesuatu yang yang sangat penting dalam
proses berjalannya perusahaan.

27
DAFTAR PUSTAKA

1.http://disnakertransduk.jatimprov.go.id/majalah-sdm-plus/64-edisi-133-
januari-2012/621-smk3-dan-langkah-penerapannya-di-perusahaan, diakses pada
tanggal 22 maret 2016.

2. http://healthsafetyprotection.com/manfaat-penerapan-smk3/, diakses pada


tanggal 19 maret 2016.

3. http://aswinsh.wordpress.com/tag/smk3/, diakses pada tanggal 19 maret 2016.

4. http://hopelmar.com/index.php?
option=com_content&view=article&id=90&Itemid=116, diakses pada tanggal
20 maret 2016.PP Nomor 50 Tahun 2012

28

Anda mungkin juga menyukai