PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pemahaman tentang konsep dasar dari berwirausahaan ?
2. Bagaimana kiat menjadi seorang wirausahawan yang berhasil ?
C. Tujuan
PROFIL USAHA 1
BAB II
PEMBAHASAN
PROFIL USAHA 2
Bila RTP mengalami kemajuan, maka akan berdampak positif terhadap
kemajuan RTK. Pendapatan perkapita RTK akan meningkat, daya belinya pun
akan meningkat. Apabila daya beli masyarakat meningkat maka hasil produksi
yang diproduksi oleh RTP akan diserap oleh masyarakat. Kerjasama RTK dan
RTP ini berjalan sepanjang masa dalam bentuk circular flow yang saling
menunjang kemajuan. Hal ini tentu banyak peluang terbuka bagi orang kreatif dan
calon-calon wirausaha untuk menciptakan sebuah usaha.
Secara garis besar ada 5 jenis usaha yang diungkapkan diatas antara lain ;
1. Usaha Ekstraktif.
Usaha Ekstraktif merupakan usaha yang bergerak dalam bidang
pertambangan atau bidang usaha yang mengambil langsung dari alam. Contohnya
hasil laut, hasil hutan.
2. Usaha Agraris
Usaha agrais mencangkup berbagai usaha pengelolaan kebun,
perdagangan hasil-hasil pertanian (agrobisnis) yang dapat diusahakan untuk setiap
produk yang dihasilkan oleh pertanian atau perkebunan dan peternankan.
3. Usaha Industri
Usaha yang mencangkup berbagai jenis komoditi yang dihasilkan oleh
industri. Contohnya industri tekstil memproduksi benang dan kain.
4. Usaha Perdagangan
Usaha yang dilakukan oleh seseorang guna memenuhi kebutuhan hidup
melalui berdagang dari berbagai komoditi yang diperdagangkannya. Contoh usaha
penjualan daging, usaha penjualan properti rumah.
5. Jasa
Suatu usaha dengan mengandalkan kemampuan untuk mendapatkan
keuntungan dari tindakan yang dilakukan untuk konsumennya.
PROFIL USAHA 3
B. Perdagangan Besar
PROFIL USAHA 4
a. Perdagangan besar mempunyai usaha yang diskriminatif,
hanya melayani pedagang eceran, tidak melayani pedagang
eceran, tidak melayani semua konsumen.
b. Transaksi perdagangan besar adalah besar, dalam arti lebih
besar dari kebutuhan sehari-hari.
c. Harga-harga dapat berubah sesuai situasi. Misalnya kortingan,
kredit, cara-cara pengiriman.
Penggolongan Grosir
Grosir dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Grosir yang berfungsi terbatas, terdiri atas :
a. Pengiriman Barang
Pengirim barang adalah pedagang besar yang membeli barang
kemudian mengirimkan barang yang dia beli kepada pelanggannya.
Biasanya tidak memiliki gudang penyimpanan.
Pada umumnya mereka bergerak dalam barang-barang berat, seperti
bahan bangunan dan dibidang agrobisnis (pertanian dan perkebunan).
b. Pedagang dengan truk
Pedagang yang menggunakan truk sebagai alat angkutan barang
kemudian menyerahkan barang yang dijualnya sewaktu melewati
pedagang eceran di sekitar kota kecil atau besar.
Pada umumnya mereka bergerak untuk barang yang tidak tahan lama,
seperti daging, bumbu masak, dan buah-buahan.
c. Grosir tunai dengan self service
Pedagang besar yang menjual barangnya secara tunai dengan harga
relatif rendah. Adapun ciri-cirinya antara lain : tidak menpergunakan
petugas penjualan, tidak melakukan pengiriman, tidak memberikan
kredit.
Pada umumnya mereka bergerak dalam bidang pangan, contohnya
warung rumahan
d. Pengecer yang bersama-sama memiliki grosir
PROFIL USAHA 5
Sekelompok pedagang eceran yang membuat toko grosir secara
swadaya dengan maksud menekan biaya dan dapat membeli barang
dengan harga lebih rendah. Ada seorang manajer yang mengurus toko
grosir tersebut, manajer yang dimaksud berfungsi secara cooperative
sebagai pedagang besar atau melakukan fungsi perdagangan lainnya
secara bersamaan.
e. Kelompok sukarela bergabung dengan grosir
Kelompok ini terdiri dari sekumpulan toko-toko eceran yang dimiliki
secara bebas oleh pengusaha-pengusahanya yang dengan sukarela
bergabung dengan seorang pedagang besar untuk pembelian,
reklame, dan aktivitas lainnya.
PROFIL USAHA 6
b. Grosir barang khusus bergerak dibidang penjualan pangan dan
obatobatan seperti pakaian jadi. Biasanya memliki pengetahuan yang
luas mengenai barang yang diperdagangkannnya.
4. Menurut lapangannya
a. Grosir yang melayani pabrik (industrial distributor). Mereka menjual
berbagai barang hasil industri ke pabrik-pabrik.
b. Penjual barang khusus ke pabrik. Grosir ini memperdagangkan
produk khusus yang dijual kepada bermacam-macam industri dan
bertidak sebagai drop shipper. Contohnya grosir kertas, grosir kimia,
grosir baja, atau grosir alat perkantoran.
5. Menurut daerah operasi atau daerah yang dilayaninya.
a. Grosir tingkat nasional yaitu grosir yang daerah kerjanya meliputi
satu wilayah negara.
b. Grosir tingkat provinsi yaitu grosir yang daerah kerjanya hanya
meliputi satu wilayah provinsi.
c. Grosir lokal yaitu grosir yang daerah kerjanya meliputi kota besar
atau bagian dari kota atau kota kecil yang berdekatan.
Fungsi-fungsi pedagang besar
Fungsi-fungsi pedagang besar yaitu :
1. Pengumpulan dan penyebaran
Fungsi utama grosir yaitu berusaha mengumpulkan barang dari berbagai
produsen kemudian meyebarkan ke pedagang eceran.
2. Pembelian dan pejualan
Kegiatan pembelian sangat menentukan kelancaran grosir dalam
mengembangkan tugas dan tanggungjawab dalam menyampaikan barang
dan jasa ke konsumen. Setiap pembelian harus berdasarkan barang yang
laku dipasar.
3. Pemilihan barang
Pemilihan barang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan jual beli. Grosir
melakukan pemilihan barang berdasarkan jenis, mutu, dan harga barang
pilihannya. Keahlian grosir dalam memilih barang merupakan jaminan
bagi produsen untuk mengetahui bahwa hasil produksinya mendapat
PROFIL USAHA 7
permintaan dari konsumen atau laku dipasaran. Pilihan grosir yang ahli
merupakan pedoman bagi produsen.
4. Pemberian kredit
Dengan meningkatnya hasil perusahaan dan meluasnya pasaran barang,
maka pemberian kredit meningkat. Dalam hal ini, funasi kredit sangat
memegang peranan penting umumnya dalam hasil industri yang
ditampung oleh grosir. Grosir memberikan kredit kepada pedagang eceran
yang dikenal dengan istilah kredit leveransir.
5. Penyimpanan
Penyimpanan merupakan fungsi grosir yang tidak dapat diabaikan apalagi
dengan semakin jauhnya tempat konsumen. Setiap kali proses pembelian
terjadi biasanya barang disimpan lebih dulu di gudang untuk diolah dan
dipilih untuk memudahkan penjualan.
6. Pengangkutan
Mengingat jauhnya pedagang eceran dan konsumen yang harus ditemui
oleh grosir, maka fungsi pengangkutan sangat penting untuk kelancaran
dalam pengiriman barang kepada pedagang eceran atau konsumen.
C. Perdagangan Eceran
1. Pengertian Perdagangan Eceran
Kegiatan perdagangan besar dan pedagangan eceran sangat penting dalam
proses penyaluran barang dan jasa. Tanpa adanya usaha perdagangan besar dan
eceran, sulit bagi produsen untuk menyalurkan barang hasil produksinya ke
konsumen, walaupun ada beberapa produsen yang langsung menyalurkan barang
kepada konsumen atau pengecer, namun hal itu tidak efisien.
Perdagangan eceran dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan menjual
barang dan jasa kepada kosumen akhir. Perdagangan eceran adalah mata rantai
terakhir dalam penyaluran barang dari produsen ke konsumen. Pedagang eceran
adalah orang-orang atau toko yang kerja utamanya mengecer barang yang
diperoleh dari produsen kemudian menyalurkan ke konsumen akhir.
PROFIL USAHA 8
2. Klasifikasi Perdagangan Eceran
Perdagangan eceran dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
a. Perdagangan eceran besar
b. Perdagangan eceran kecil, yang terdiri dari :
1) Eceran kecil berpangkalan
2) Eceran kecil tidak berpangkalan
PROFIL USAHA 9
1) Toko khusus
Toko yang menjual barangbarang khusus yang dibutuhkan oleh
konsumen. Contoh toko obat.
2) Toko serba ada
Toko yang didalamnya menjual segala kebutuhan konsumen mulai
dari pakaian, bahan makanan, peralatan rumahtangga, dan sebagainya.
3) Toko swalayan
Toko yang menjual segala kebutuhan sehari-hari
4) Toko barang kebutuhan sehari-hari
Toko yang menjual kebutuhan sehari-hari dan tempatnya tidak terlalu
besar
5) Toko super, toko gabungan, hypermarket
Toko yang menjual kebutuhan sehari-hari dan memiliki tempat yang
besar untuk berbelanja dan memiliki lahan parkir. Contoh : Carrefour
6) Toko pembeli potongan harga
Toko yang menjual barang standar dengan harga lebih murah daripada
pedagang konvensioal, marjin rendah, dan volume penjualan tinggi.
7) Toko gudang
Toko yang menjual barang dengan harga rendah, memiliki volume
penjualan yang tinggi, namun dengan layanan yang minim.
b. Pedagang eceran bukan bertoko
1) Penjualan langsung
Penjualan barang tertentu yang dilakukan oleh penjual dengan menemui
konsumennya secara langsung.
2) Pemasaran langsung
Pemasaran langsung artinya produsen mempresentasikan kegunaan dan
keunggulan produknya kepada konsumen melalui media elektronik
(televisi, internet), kemudian menerima pemesanan barang dari
konsumen yang mengakses atau menyaksikan acara tersebut.
3) Mesin penjaja otomatis
Mesin otomatis yang melayani pembeli dengan memasukan sejumlah
uang koin ke mesin untuk membeli barang yang akan dibeli. Barang
PROFIL USAHA 10
yang dipilih secara otomatus keluar setelah konsumen melakukan
pembelian.
4) Pelayanan pembeli
Suatu pengecer yang diorganisasikan oleh agen pembelian untuk
melayani kelompokkelompok pembeli besar seperti sekolah, rumah
sakit, dan sebagainya.
PROFIL USAHA 11
1) Modal yang diperlukan kecil.
2) Untuk mengisi waktu luang guna mencari pendaptan tambahan.
3) Umumnya lokasi yang digunakan oleh pedagang eceran kecil
strategis karena dekat dengan pusat konsumen.
4) Hubungan antara pedagang eceran kecil dan konsumen ialah kuat,
terbukti konsumen dan pedagang bisa berbincangbincang bebas.
Kaki lima, sebuah nama yang tentunya tidak asing lagi bagi masyarakat
Indonesia. Sebuah nama yang jika orang mendengarnya mungkin akan terlontar
berbagai komentar miring. Yah, mereka sering dianggap sebagai ‘pengganggu’
atau juga ‘pengotor’. Sebenarnya, dimata para perencana kota, kaki lima
merupakan fenomena yang menarik. Satu sisi, kaki lima sebagai sektor informal
kota memang banyak memberikan dampak negatif bagi ruang fisik kota. Banyak
aturan yang mereka langgar. Namun, satu sisi lagi, terkadang kaki lima juga
dianggap memberikan nilai tambah bagi ruang kota karena bisa menguatkan atau
menciptakan sebuah kearifan lokal. Istilah kaki lima adalah istilah yang hanya
dikenal di Indonesia. Tidak ada istilah ‘five feet’ di luar negeri. Di luar negeri
mereka biasanya dikenal sebagai ‘Street Vendor’ atau ‘Street Hawker’.
Dari mana penamaan kaki lima? Perlu diketahui, pada masa kolonial
Belanda, pemerintah pada waktu itu menetapkan bahwasanya setiap jalan raya
yang dibangun hendaknya menyediakan sarana untuk pejalan kaki atau lazimnya
disebut pedestrian atau trotoar. Karena kebiasaan orang belanda yang senang
berjalan sambil membawa peliharannya (baca : anjing), maka ditetapkan lebar
PROFIL USAHA 12
pedestrian/trotoar yang ideal adalah lima kaki (1 kaki = 30.48 cm, 5 kaki = 152,4
cm) atau sekitar satu setengah meter.
Sejatinya trotoar adalah jalur yang diperuntukkan bagi pejalan kaki untuk
menjamin keamanan pejalan kaki yang bersangkutan. Para pejalan kaki berada
pada posisi yang lemah jika mereka bercampur dengan kendaraan, maka mereka
akan memperlambat arus lalu lintas. Oleh karena itu, salah satu tujuan utama dari
manajemen lalu lintas adalah berusaha untuk memisahkan pejalan kaki dari arus
kendaraan bermotor, tanpa menimbulkan gangguan-gangguan yang besar terhadap
aksesibilitas dengan pembangunan trotoar.
1. Pergertian Pedagang Kaki Lima
Pedagang Kaki Lima (Sektor Informal) adalah mereka yang
melakukan kegiatan usaha dagang perorangan atau kelompok yang dalam
menjalankan usahanya menggunakan tempat-tempat fasilitas umum,
seperti terotoar, pingir-pingir jalan umum, dan lain sebagainya.Pedagang
yang menjalankan kegiatan usahanya dalam jangka tertentu dengan
menggunakan sarana atau perlangkapanyang mudah dipindahkan,
dibongkar pasang dan mempergunakan lahan fasilitas umum sebagai
tempat usaha.
2. Ciri – ciri Pedagang Kaki Lima
Adapun ciri-ciri pedagang kaki lima ialah :
a) Tidak memiliki ijin tempat usaha (biasanya hanya ijin dari RW
setempat)
b) Modal tidak terlalu besar, relatif kecil
c) Jumlah pekerja tidak terlalu banyak
d) Dalam menjalankan usaha tidak memerlukan pendidikan formal,
keahlian khusus namun hanya berdasarkan pengalaman
e) Teknologi yang digunakan sangat sederhana
f) Kurang terorganisir
g) Jam usaha tidak teratur
h) Ruang lingkup usahanya kecil
i) Umumnya hanya dilakukkan oleh anggota keluarga
PROFIL USAHA 13
j) Jenis usaha yang di kerjakan biasanya dalam bentuk: pengrajinan,
perdagangan dan jasa
k) Hasil produksi cenderung untuk segmen menengah ke bawah
l) Biaya pungutan yang dikeluarkan cukup banyak.
E. Franchising (waralaba)
1. Sejarah Waralaba
Waralaba diperkenalkan pertama kali pada tahun 1850-an oleh Isaac
Singer, pembuat mesin jahit Singer, ketika ingin meningkatkan distribusi
penjualan mesin jahitnya. Walaupun usahanya tersebut gagal, namun dia yang
pertama kali memperkenalkan format bisnis waralaba ini di AS. Kemudian,
PROFIL USAHA 14
caranya ini diikuti oleh pewaralaba lain yang lebih sukses, John S Pemberton,
pendiri Coca Cola. Namun, menurut sumber lain, yang mengikuti Singer
kemudian bukanlah Coca Cola, melainkan sebuah industri otomotif AS, General
Motors Industry pada tahun 1898. Contoh lain di AS ialah sebuah sistem telegraf,
yang telah dioperasikan oleh berbagai perusahaan jalan kereta api, tetapi
dikendalikan oleh Western Union serta persetujuan eksklusif antar pabrikan mobil
dengan penjual. Howard Deering Johnson bekerjasama dengan Reginald Sprague
untuk memonopoli usaha restoran modern. Gagasan mereka adalah membiarkan
rekanan mereka untuk mandiri menggunakan nama yang sama, makanan,
persediaan, logo dan bahkan membangun desain sebagai pertukaran dengan suatu
pembayaran. Dalam perkembangannya, sistem bisnis ini mengalami berbagai
penyempurnaan terutama pada tahun l950-an yang kemudian dikenal menjadi
waralaba sebagai format bisnis (business format) atau sering pula disebut sebagai
waralaba generasi kedua. Perkembangan sistem waralaba yang demikian pesat
terutama di negara asalnya, AS, menyebabkan waralaba digemari sebagai suatu
sistem bisnis diberbagai bidang usaha, mencapai 35 persen dari keseluruhan usaha
ritel yang ada di AS.
2. Pengertian Waralaba
Apa itu waralaba? Yang dimaksud dengan waralaba adalah waralaba jika
dalam bahasa Inggris yaitu dari kata “Franchising” dan jika dalam bahasa Francis
yaitu “Franchise”, Merupakan hubungan bisnis atau usaha antara pemilik merek,
produk maupun sistem operasioal dengan pihak kedua yang berupa pemberian
izin dari pemakaian merek, produk dan sistem operasional dalam jangka waktu
yang telah di tentukan sebelumnya. Atau definisi lain dari waralaba adalah bentuk
kerjasama bisnis atau usaha dengan memakai prinsip kemitraan, sebuah
perusahaan yang sudah mapan baik itu dari segi sistem manajemennya,
keuangannya maupun dari marketingnya serta adanya merek dari produk
perusahaan yang sudah dikenal oleh masyarakat luas, dengan perusahaan ataupun
individu yang memakai merek dari produk maupun sistem tersebut itulah yang
disebut dengan waralaba.
3. Produk-produk yang dapat di jadikan franchising
PROFIL USAHA 15
Produk-produk yang dapat di jadikan franchising adalah:
a) Barang atau jasa yang telah mempunyai pasran luas dan citra unggul.
b) Formula paten atau desain tertentu
c) Nama dagang atau merk dagang
d) Konsultan manajemen keuangan atau pengawasan
e) Promosi advertising dan pembelian
4. Keuntungan Waralaba
a) Manajemen bisnis telah terbangun
Bisnis waralaba memberikan keuntungan untuk berbisnis di bawah
bendera bisnis lain yang sudah memiliki reputasi yang bagus. Ide,
penamaan dan manajemen suatu bisnis telah di uji coba sebelumnya
dan siap untuk di implementasikan pada lokasi yang baru.
b) Sudah dikenal masyarakat
Pemasaran bisnis waralaba cenderung lebih mudah, karena bisnis
sebelumnya lebih terdahulu di kenal masyarakat. Dengan kata lain,
biaya dan tenaga yang diperlukan untuk membangun reputasi bisnis
tersebut jauh lebih sedikit dibandingkan dengan membangun bisnis
baru.
c) Manajemen finansial yang lebih mudah
Investor cenderung lebih suka untuk memberikan modal pada bisnis
yang telah kokoh dari segi finansial dan jaringan pemasaran. Dengan
menggunakan bisnis waralaba, sistem manajeman finansial telah di
tetapkan oleh pemilik waralaba utama, sehingga kita tidak perlu
dipusingkan lagi dengan manajemen finansial seperti membangun
bisnis baru.
d) Kerjasama bisnis telah terbangun
Orang yang membeli waralaba bisa mendapatkan keuntungan
kerjasama yang telah terbangun sebelumnya oleh pemilik waralaba.
Contohnya kerjasama dengan pemasok bahan baku, pihak periklanan
dan juga pemasaran.
e) Dukungan dan keamanan yang lebih kuat
PROFIL USAHA 16
Pemilik waralaba biasanya akan memberikan pelatihan seperti
manajemen finansial, pemasaran, periklanan dan lain lain. Hal – hal
seperti ini biasanya sudah termasuk dalam paket pembelian waralaba.
f) Bisa mendapat untung lebih besar.
Banyak orang berpikir bahwa keuntungan dari bisnis waralaba adalah
mendapatkan keuntungan lebih besar karena brand telah dikenal
banyak orang.
PROFIL USAHA 17
Pembeli waralaba di haruskan untuk membayar royalti dari sejumlah
keuntungan yang didapatkan. Jika keuntungan yang didapatkan
sedikit, berarti keuntungan tersebut akan dipotong untuk menutupi
biaya ini.
PROFIL USAHA 18
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kewirausahaan adalah suatu sikap mental, pandangan, wawasan serta pola
pikir dan pola tindak seseorang terhadap tugas-tugas yang menjadi
tanggungjawabnya dan selalu berorientasi kepada pelanggan atau dapat juga
diartikan sebagai semua tindakan dari seseorang yang mampu memberikan nilai
terhadap tugas dan tanggungjawabnya.
Selain itu, terdapat pula ciri - ciri seorang wirausahawan yang berhasil
dalam menjalankan usahanya. Adapun ciri - ciri tersebut antara lain adalah
memiliki visi dan tujuan yang jelas, inisiatif dan selalu proaktif, berorientasi pada
prestasi, berani mengambil risiko, kerja keras, bertanggung jawab, komitmen pada
berbagai pihak, serta mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan
berbagai pihak.
B. Saran
PROFIL USAHA 19
DAFTAR PUSTAKA
PROFIL USAHA 20