Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengertian kewirausahaan relatif berbeda-beda antar para ahli / sumber


acuan dengan titik berat perhatian atau penekanan yang berbeda-beda, diantaranya
adalah penciptaan organisasi baru (Gartner, 1988), menjalankan kombinasi
(kegiatan) yang baru(Schumpeter, 1934), ekplorasi berbagai peluang (Kirzner,
1973), menghadapi ketidak pastian (Knight, 1921), dan mendapatkan secara
bersama faktor-faktor produksi(Say, 1803).

Kewirausahaan dipandang sebagai fungsi yang mencakup eksploitasi


peluang - peluang yang muncul di pasar. Eksploitasi tersebut sebagian besar
berhubungan dengan pengarahan dan atau kombinasi input yang produktif.
Seorang wirausahawan selalu diharuskan menghadapi resiko atau peluang yang
muncul, serta sering dikaitkan dengan tindakan yang kreatif dan innovatif.
Wirausahawan adalah orang yang merubah nilaisumber daya, tenaga kerja, bahan
dan faktor produksi lainnya menjadi lebih besar dari pada sebelumnya dan juga
orang yang melakukan perubahan, inovasi dan cara-cara baru.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pemahaman tentang konsep dasar dari berwirausahaan ?
2. Bagaimana kiat menjadi seorang wirausahawan yang berhasil ?

C. Tujuan

1. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan yang


lebih tentang pengembangan usaha.
2. Untuk mengetahui bagaimana cara untuk 
mengembangkan usaha dengan baik .
3. Untuk mengetahui hal – hal apa saja yang dibutuhkan
dalam mengembangkan usaha

PROFIL USAHA 1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengembangan Wawasan Jenis Bidang Usaha


Wirausaha adalah Orang / kelompok yang mendobrak sistem ekonomi
yang ada dengan memperkenalkan barang dan jasa yang baru, dengan
menciptakan bentuk organisasi baru atau mengolah bahan baku baru
Pemilihan usaha tergantung beberapa hal antara lain :
1. Minat seseorang, misalnya berminat dalam bidang industri atau kerajinan,
dan perdagangan/ jasa.
2. Modal, apakah sudah tersedia modal awal atau belum, atau apa saja yang
sudah dimiliki.
3. Relasi, apakah ada keluarga, teman, yang sudah menekuni usaha yang
sama, atau usaha yang akan dikerjakan ada relevansi/ saling menunjang
dengan usaha tersebut.

Untuk mengetahui banyaknya bidang usaha yang bisa dimasuki oleh


wirausaha baru, maka kita dapat melihat hubungan dalam bentuk circular flow
anatara Rumah Tangga Produsen (RTK) dan Rumah Konsumen (RTK).

PROFIL USAHA 2
Bila RTP mengalami kemajuan, maka akan berdampak positif terhadap
kemajuan RTK. Pendapatan perkapita RTK akan meningkat, daya belinya pun
akan meningkat. Apabila daya beli masyarakat meningkat maka hasil produksi
yang diproduksi oleh RTP akan diserap oleh masyarakat. Kerjasama RTK dan
RTP ini berjalan sepanjang masa dalam bentuk circular flow yang saling
menunjang kemajuan. Hal ini tentu banyak peluang terbuka bagi orang kreatif dan
calon-calon wirausaha untuk menciptakan sebuah usaha.
Secara garis besar ada 5 jenis usaha yang diungkapkan diatas antara lain ;
1. Usaha Ekstraktif.
Usaha Ekstraktif merupakan usaha yang bergerak dalam bidang
pertambangan atau bidang usaha yang mengambil langsung dari alam. Contohnya
hasil laut, hasil hutan.

2. Usaha Agraris
Usaha agrais mencangkup berbagai usaha pengelolaan kebun,
perdagangan hasil-hasil pertanian (agrobisnis) yang dapat diusahakan untuk setiap
produk yang dihasilkan oleh pertanian atau perkebunan dan peternankan.
3. Usaha Industri
Usaha yang mencangkup berbagai jenis komoditi yang dihasilkan oleh
industri. Contohnya industri tekstil memproduksi benang dan kain.
4. Usaha Perdagangan
Usaha yang dilakukan oleh seseorang guna memenuhi kebutuhan hidup
melalui berdagang dari berbagai komoditi yang diperdagangkannya. Contoh usaha
penjualan daging, usaha penjualan properti rumah.
5. Jasa
Suatu usaha dengan mengandalkan kemampuan untuk mendapatkan
keuntungan dari tindakan yang dilakukan untuk konsumennya.

PROFIL USAHA 3
B. Perdagangan Besar

Perdagangan besar adalah segala aktivitas marketing yang menggerakkan


barang-barang dari produsen ke pedagang eceran atau ke lembaga-lembaga
marketing lainnya. Berikut adalah skema yang dilakukan oleh pedagang besar :

Keterangan dari skema itu ialah:


Pada proses konsentrasi ini barang-barang yang akan dipasarksan akan
dikumpulkan terlebih dahulu (oleh para tengkulak/ perantara atau KUD, dolog
yang mengumpulkan beras atau padi dari petani. Dilanjutkan proses equasi yaitu
proses untuk mencari informasi daerah yang memerlukan, berapa banyak, dan
kapan diperlukannya. Diakhiri dengan proses distribusi yaitu proses dimana
barang dikirim menurut jumlah dan kwalitas sesuai dengan informasi yang telah
dikumpulkan.
Untuk meneliti apakah kegiatan distribusi itu merupakan kegiatan
perdagangan besar atau bukan , ada 3 macam sifat yang bisa diperhatikan :
1. Motif pembelian
Motif pembelian memiliki tujuan bahwa barang bukan untuk dikonsumsi
tetapi untuk dijual kembali dengan memperoleh keuntungan.
2. Jumlah pembelian
Pembelian perdagangan eceran ialah pembelian yang digunakan untuk
keperluan sendiri, keluarga sendiri, atau kawan sendiri. Pembelian besar
ialah pembelian barang dalam jumlah yang besar namun bukan untuk
keperluan sendiri, keluarga atau kawan sendiri.
3. Cara-cara usaha dari perusahaan tersebut
Mengenai cara berusaha ada beberapa kriteria, yaitu :

PROFIL USAHA 4
a. Perdagangan besar mempunyai usaha yang diskriminatif,
hanya melayani pedagang eceran, tidak melayani pedagang
eceran, tidak melayani semua konsumen.
b. Transaksi perdagangan besar adalah besar, dalam arti lebih
besar dari kebutuhan sehari-hari.
c. Harga-harga dapat berubah sesuai situasi. Misalnya kortingan,
kredit, cara-cara pengiriman.

Penggolongan Grosir
Grosir dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Grosir yang berfungsi terbatas, terdiri atas :
a. Pengiriman Barang
Pengirim barang adalah pedagang besar yang membeli barang
kemudian mengirimkan barang yang dia beli kepada pelanggannya.
Biasanya tidak memiliki gudang penyimpanan.
Pada umumnya mereka bergerak dalam barang-barang berat, seperti
bahan bangunan dan dibidang agrobisnis (pertanian dan perkebunan).
b. Pedagang dengan truk
Pedagang yang menggunakan truk sebagai alat angkutan barang
kemudian menyerahkan barang yang dijualnya sewaktu melewati
pedagang eceran di sekitar kota kecil atau besar.
Pada umumnya mereka bergerak untuk barang yang tidak tahan lama,
seperti daging, bumbu masak, dan buah-buahan.
c. Grosir tunai dengan self service
Pedagang besar yang menjual barangnya secara tunai dengan harga
relatif rendah. Adapun ciri-cirinya antara lain : tidak menpergunakan
petugas penjualan, tidak melakukan pengiriman, tidak memberikan
kredit.
Pada umumnya mereka bergerak dalam bidang pangan, contohnya
warung rumahan
d. Pengecer yang bersama-sama memiliki grosir

PROFIL USAHA 5
Sekelompok pedagang eceran yang membuat toko grosir secara
swadaya dengan maksud menekan biaya dan dapat membeli barang
dengan harga lebih rendah. Ada seorang manajer yang mengurus toko
grosir tersebut, manajer yang dimaksud berfungsi secara cooperative
sebagai pedagang besar atau melakukan fungsi perdagangan lainnya
secara bersamaan.
e. Kelompok sukarela bergabung dengan grosir
Kelompok ini terdiri dari sekumpulan toko-toko eceran yang dimiliki
secara bebas oleh pengusaha-pengusahanya yang dengan sukarela
bergabung dengan seorang pedagang besar untuk pembelian,
reklame, dan aktivitas lainnya.

2. Grosir hasil pertanian, macamnya antara lain :


a. Pembeli lokal khusus adalah dealer lokal yang berdiri sendiri dan
kadang merupakan wakil dari dealer dan produsen.
b. Pembeli yang berkeliling mendatangi perusahaan pertanian
satupersatu atau membuka tempat pengangkutan lokal sebagai tempat
pembelian hasil pertanian atau peternakan seperti sayur-sayuran,
buah-buahan, telur , kapas, ternak.
c. Saudagar dengan truk artinya menggunakan truk sebagai alat untuk
mengangkut barang yamg dibeli seperti buah-buahan, sayur-sayuran,
telur, ternak kemudian langsung menjualnya ke pabrik, gorosir, dan
pedagang eceran.
d. Pembeli berdasar perintah yang memiliki para grosir pasar sentral dan
distributor, mereka membeli berdasarkan perintah dan pemberian
tugas dengan kwalitas tertentu, dengan kata lain sebagai agen
perantara.
3. Menurut jenis barang yang diperdagangkan terdiri atas :
a. Grosir barang umum dapat memenuhi setiap kebutuhan pedagang
eceran karena mempunyai bermacammacam produk dan mengambil
keuntungan dari order dengan cukup besar. Contoh sabun, rokok,
kertas, kosmetik, kecap, dan sebagainya.

PROFIL USAHA 6
b. Grosir barang khusus bergerak dibidang penjualan pangan dan
obatobatan seperti pakaian jadi. Biasanya memliki pengetahuan yang
luas mengenai barang yang diperdagangkannnya.
4. Menurut lapangannya
a. Grosir yang melayani pabrik (industrial distributor). Mereka menjual
berbagai barang hasil industri ke pabrik-pabrik.
b. Penjual barang khusus ke pabrik. Grosir ini memperdagangkan
produk khusus yang dijual kepada bermacam-macam industri dan
bertidak sebagai drop shipper. Contohnya grosir kertas, grosir kimia,
grosir baja, atau grosir alat perkantoran.
5. Menurut daerah operasi atau daerah yang dilayaninya.
a. Grosir tingkat nasional yaitu grosir yang daerah kerjanya meliputi
satu wilayah negara.
b. Grosir tingkat provinsi yaitu grosir yang daerah kerjanya hanya
meliputi satu wilayah provinsi.
c. Grosir lokal yaitu grosir yang daerah kerjanya meliputi kota besar
atau bagian dari kota atau kota kecil yang berdekatan.
Fungsi-fungsi pedagang besar
Fungsi-fungsi pedagang besar yaitu :
1. Pengumpulan dan penyebaran
Fungsi utama grosir yaitu berusaha mengumpulkan barang dari berbagai
produsen kemudian meyebarkan ke pedagang eceran.
2. Pembelian dan pejualan
Kegiatan pembelian sangat menentukan kelancaran grosir dalam
mengembangkan tugas dan tanggungjawab dalam menyampaikan barang
dan jasa ke konsumen. Setiap pembelian harus berdasarkan barang yang
laku dipasar.
3. Pemilihan barang
Pemilihan barang tidak dapat dipisahkan dalam kegiatan jual beli. Grosir
melakukan pemilihan barang berdasarkan jenis, mutu, dan harga barang
pilihannya. Keahlian grosir dalam memilih barang merupakan jaminan
bagi produsen untuk mengetahui bahwa hasil produksinya mendapat

PROFIL USAHA 7
permintaan dari konsumen atau laku dipasaran. Pilihan grosir yang ahli
merupakan pedoman bagi produsen.
4. Pemberian kredit
Dengan meningkatnya hasil perusahaan dan meluasnya pasaran barang,
maka pemberian kredit meningkat. Dalam hal ini, funasi kredit sangat
memegang peranan penting umumnya dalam hasil industri yang
ditampung oleh grosir. Grosir memberikan kredit kepada pedagang eceran
yang dikenal dengan istilah kredit leveransir.
5. Penyimpanan
Penyimpanan merupakan fungsi grosir yang tidak dapat diabaikan apalagi
dengan semakin jauhnya tempat konsumen. Setiap kali proses pembelian
terjadi biasanya barang disimpan lebih dulu di gudang untuk diolah dan
dipilih untuk memudahkan penjualan.
6. Pengangkutan
Mengingat jauhnya pedagang eceran dan konsumen yang harus ditemui
oleh grosir, maka fungsi pengangkutan sangat penting untuk kelancaran
dalam pengiriman barang kepada pedagang eceran atau konsumen.

C. Perdagangan Eceran
1. Pengertian Perdagangan Eceran
Kegiatan perdagangan besar dan pedagangan eceran sangat penting dalam
proses penyaluran barang dan jasa. Tanpa adanya usaha perdagangan besar dan
eceran, sulit bagi produsen untuk menyalurkan barang hasil produksinya ke
konsumen, walaupun ada beberapa produsen yang langsung menyalurkan barang
kepada konsumen atau pengecer, namun hal itu tidak efisien.
Perdagangan eceran dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan menjual
barang dan jasa kepada kosumen akhir. Perdagangan eceran adalah mata rantai
terakhir dalam penyaluran barang dari produsen ke konsumen. Pedagang eceran
adalah orang-orang atau toko yang kerja utamanya mengecer barang yang
diperoleh dari produsen kemudian menyalurkan ke konsumen akhir.

PROFIL USAHA 8
2. Klasifikasi Perdagangan Eceran
Perdagangan eceran dapat diklasifikasikan sebagai berikut.
a. Perdagangan eceran besar
b. Perdagangan eceran kecil, yang terdiri dari :
1) Eceran kecil berpangkalan
2) Eceran kecil tidak berpangkalan

Berikut adalah skema perdagangan eceran :

3. Persaingan Tajam dari Berbagai Jenis Toko Eceran


Persaingan pada tingkat perdagangan eceran di Indonesia begitu ketat, hal
itu terjadi karena diizinkannya perdagangan eceran asing yang beroperasi di
Indonesia. Pemberian izin dagang ini telah disepakati oleh masyarakat regional
dan internasional.
Para pebisnis retail asing yang masuk di Indonesia dapat dikelompokkan
menjadi empat (Bob Foster, 2004:4) kelompok yaitu:
a. Kelompok grosir dan hypermarket
b. Kelompok supermarket
c. Kelompok minimarket modern
d. Peritel kecil tradisional

Kotler (2003:536) dalam Bob Foster membagi tipetipe pedagang eceran


menjadi tiga bagian besar yaitu :
a. Pedagang eceran bertoko

PROFIL USAHA 9
1) Toko khusus
Toko yang menjual barangbarang khusus yang dibutuhkan oleh
konsumen. Contoh toko obat.
2) Toko serba ada
Toko yang didalamnya menjual segala kebutuhan konsumen mulai
dari pakaian, bahan makanan, peralatan rumahtangga, dan sebagainya.
3) Toko swalayan
Toko yang menjual segala kebutuhan sehari-hari
4) Toko barang kebutuhan sehari-hari
Toko yang menjual kebutuhan sehari-hari dan tempatnya tidak terlalu
besar
5) Toko super, toko gabungan, hypermarket
Toko yang menjual kebutuhan sehari-hari dan memiliki tempat yang
besar untuk berbelanja dan memiliki lahan parkir. Contoh : Carrefour
6) Toko pembeli potongan harga
Toko yang menjual barang standar dengan harga lebih murah daripada
pedagang konvensioal, marjin rendah, dan volume penjualan tinggi.
7) Toko gudang
Toko yang menjual barang dengan harga rendah, memiliki volume
penjualan yang tinggi, namun dengan layanan yang minim.
b. Pedagang eceran bukan bertoko
1) Penjualan langsung
Penjualan barang tertentu yang dilakukan oleh penjual dengan menemui
konsumennya secara langsung.
2) Pemasaran langsung
Pemasaran langsung artinya produsen mempresentasikan kegunaan dan
keunggulan produknya kepada konsumen melalui media elektronik
(televisi, internet), kemudian menerima pemesanan barang dari
konsumen yang mengakses atau menyaksikan acara tersebut.
3) Mesin penjaja otomatis
Mesin otomatis yang melayani pembeli dengan memasukan sejumlah
uang koin ke mesin untuk membeli barang yang akan dibeli. Barang

PROFIL USAHA 10
yang dipilih secara otomatus keluar setelah konsumen melakukan
pembelian.
4) Pelayanan pembeli
Suatu pengecer yang diorganisasikan oleh agen pembelian untuk
melayani kelompokkelompok pembeli besar seperti sekolah, rumah
sakit, dan sebagainya.

c. Organisasi pedagang eceran


1) Mata rantai perusahaan
Dua gerai atau lebih yang umumnya dimiliki dan dikontrol, menjual
produk yang sama, dikirim dari kantor pusat.
2) Rantai suka rela
Kelompok yang terdiri atas pedagang eceran dalam pembelian besar
dan barang dagangan umum.
3) Koperasi pedagang eceran
Sekelompok pedagang eceran yang membentuk sebuah organisasi
pembelian terpusat dan melakukan promosi bersama.
4) Koperasi konsumen
Suatu toko eceran yang dimiliki oleh para konsumen dengan
menghimpun modal bersama, mereka dapat membangun pabrik sendiri
dan menjual produk di toko koperasi bersama ini.
5) Organisasi pengguna hak paten/ franchise
Organisasi yang memperoleh hak guna paten dari franchise, untuk
mejual produk sesuai dengan petunjuk dan peraturan serta kondisi yang
telah ditetapkan.
6) Konglomerat dagang
Bentuk bebas dari perusahaan untuk mengkombinasikan beberapa lini
pedagang eceran yang dikelola dibawah satu kepemilikan berikut
fungsifungsi ditribusi dan manajemennya.

4. Keuntungan dan Kelemahan Perdaganngan Eceran


Beberapa keuntungan dari perdagangan eceran kecil adalah

PROFIL USAHA 11
1) Modal yang diperlukan kecil.
2) Untuk mengisi waktu luang guna mencari pendaptan tambahan.
3) Umumnya lokasi yang digunakan oleh pedagang eceran kecil
strategis karena dekat dengan pusat konsumen.
4) Hubungan antara pedagang eceran kecil dan konsumen ialah kuat,
terbukti konsumen dan pedagang bisa berbincangbincang bebas.

Beberapa kelemahan dari perdagangan eceran kecil adalah


1) Keahlian kurang.
2) Administrasi dalam bentuk pembukuan tidak diperhatikan,
sehingga terkadang hasil pendapatan habis untuk memenuhi
kebutuhan makan.
3) Pedagang kecil tidak dapat melakukan sales promosi.

D. Pedagang Kaki Lima

Kaki lima, sebuah nama yang tentunya tidak asing lagi bagi masyarakat
Indonesia. Sebuah nama yang jika orang mendengarnya mungkin akan terlontar
berbagai komentar miring. Yah, mereka sering dianggap sebagai ‘pengganggu’
atau juga ‘pengotor’. Sebenarnya, dimata para perencana kota, kaki lima
merupakan fenomena yang menarik. Satu sisi, kaki lima sebagai sektor informal
kota memang banyak memberikan dampak negatif bagi ruang fisik kota. Banyak
aturan yang mereka langgar. Namun, satu sisi lagi, terkadang kaki lima juga
dianggap memberikan nilai tambah bagi ruang kota karena bisa menguatkan atau
menciptakan sebuah kearifan lokal. Istilah kaki lima adalah istilah yang hanya
dikenal di Indonesia. Tidak ada istilah ‘five feet’ di luar negeri. Di luar negeri
mereka biasanya dikenal sebagai ‘Street Vendor’ atau ‘Street Hawker’.
Dari mana penamaan kaki lima? Perlu diketahui, pada masa kolonial
Belanda, pemerintah pada waktu itu menetapkan bahwasanya setiap jalan raya
yang dibangun hendaknya menyediakan sarana untuk pejalan kaki atau lazimnya
disebut pedestrian atau trotoar. Karena kebiasaan orang belanda yang senang
berjalan sambil membawa peliharannya (baca : anjing), maka ditetapkan lebar

PROFIL USAHA 12
pedestrian/trotoar yang ideal adalah lima kaki (1 kaki = 30.48 cm, 5 kaki = 152,4
cm) atau sekitar satu setengah meter.
Sejatinya trotoar adalah jalur yang diperuntukkan bagi pejalan kaki untuk
menjamin keamanan pejalan kaki yang bersangkutan. Para pejalan kaki berada
pada posisi yang lemah jika mereka bercampur dengan kendaraan, maka mereka
akan memperlambat arus lalu lintas. Oleh karena itu, salah satu tujuan utama dari
manajemen lalu lintas adalah berusaha untuk memisahkan pejalan kaki dari arus
kendaraan bermotor, tanpa menimbulkan gangguan-gangguan yang besar terhadap
aksesibilitas dengan pembangunan trotoar.
1. Pergertian Pedagang Kaki Lima
Pedagang Kaki Lima (Sektor Informal) adalah mereka yang
melakukan kegiatan usaha dagang perorangan atau kelompok yang dalam
menjalankan usahanya menggunakan tempat-tempat fasilitas umum,
seperti terotoar, pingir-pingir jalan umum, dan lain sebagainya.Pedagang
yang menjalankan kegiatan usahanya dalam jangka tertentu dengan
menggunakan sarana atau perlangkapanyang mudah dipindahkan,
dibongkar pasang dan mempergunakan lahan fasilitas umum sebagai
tempat usaha.
2. Ciri – ciri Pedagang Kaki Lima
Adapun ciri-ciri pedagang kaki lima ialah :
a) Tidak memiliki ijin tempat usaha (biasanya hanya ijin dari RW
setempat)
b) Modal tidak terlalu besar, relatif kecil
c) Jumlah pekerja tidak terlalu banyak
d) Dalam menjalankan usaha tidak memerlukan pendidikan formal,
keahlian khusus namun hanya berdasarkan pengalaman
e) Teknologi yang digunakan sangat sederhana
f) Kurang terorganisir
g) Jam usaha tidak teratur
h) Ruang lingkup usahanya kecil
i) Umumnya hanya dilakukkan oleh anggota keluarga

PROFIL USAHA 13
j) Jenis usaha yang di kerjakan biasanya dalam bentuk: pengrajinan,
perdagangan dan jasa
k) Hasil produksi cenderung untuk segmen menengah ke bawah
l) Biaya pungutan yang dikeluarkan cukup banyak.

3. Peranan Keberadaan Pedagang Kaki Lima dalam pereokonomian


indonesia
Adapun peranan pedagang kaki lima dalam perekonomian antara lain:
a) Dapat menyebarluaskan hasil produksi tertentu.
b) Mempersepat  proses  kegiatan  produksi  karena  barang  yang  dijual
cepat laku.
c) Membantu masyarakat  ekonomi  lemah dalam  pemenuhan kebutuhan
dengan harga yang relative murah.
d) Mengurangi pengangguran.

4. Potensi berwirausaha kaki lima


Potensi dri keberadaan pedagang kaki lima yang dapat di kembangkan
adalah:
a) PKL tidak dapat dipisahkan dari unsur budaya dan eksistensinya tidak
dapat dihapuskan
b) PKL dapt dipakai sebagai penghias kota apabila di tata dengan baik
c) PKL menyimpan potensi pariwisata
d) PKL dapat menjadi pembentuk estetika kota bila didesain dengan
baik.

E. Franchising (waralaba)

1. Sejarah Waralaba
Waralaba diperkenalkan pertama kali pada tahun 1850-an oleh Isaac
Singer, pembuat mesin jahit Singer, ketika ingin meningkatkan distribusi
penjualan mesin jahitnya. Walaupun usahanya tersebut gagal, namun dia yang
pertama kali memperkenalkan format bisnis waralaba ini di AS. Kemudian,

PROFIL USAHA 14
caranya ini diikuti oleh pewaralaba lain yang lebih sukses, John S Pemberton,
pendiri Coca Cola. Namun, menurut sumber lain, yang mengikuti Singer
kemudian bukanlah Coca Cola, melainkan sebuah industri otomotif AS, General
Motors Industry pada tahun 1898. Contoh lain di AS ialah sebuah sistem telegraf,
yang telah dioperasikan oleh berbagai perusahaan jalan kereta api, tetapi
dikendalikan oleh Western Union serta persetujuan eksklusif antar pabrikan mobil
dengan penjual. Howard Deering Johnson bekerjasama dengan Reginald Sprague
untuk memonopoli usaha restoran modern. Gagasan mereka adalah membiarkan
rekanan mereka untuk mandiri menggunakan nama yang sama, makanan,
persediaan, logo dan bahkan membangun desain sebagai pertukaran dengan suatu
pembayaran. Dalam perkembangannya, sistem bisnis ini mengalami berbagai
penyempurnaan terutama pada tahun l950-an yang kemudian dikenal menjadi
waralaba sebagai format bisnis (business format) atau sering pula disebut sebagai
waralaba generasi kedua. Perkembangan sistem waralaba yang demikian pesat
terutama di negara asalnya, AS, menyebabkan waralaba digemari sebagai suatu
sistem bisnis diberbagai bidang usaha, mencapai 35 persen dari keseluruhan usaha
ritel yang ada di AS.

2. Pengertian Waralaba
Apa itu waralaba? Yang dimaksud dengan waralaba adalah waralaba jika
dalam bahasa Inggris yaitu dari kata “Franchising” dan jika dalam bahasa Francis
yaitu “Franchise”, Merupakan hubungan bisnis atau usaha antara pemilik merek,
produk maupun sistem operasioal dengan pihak kedua yang berupa pemberian
izin dari pemakaian merek, produk dan sistem operasional dalam jangka waktu
yang telah di tentukan sebelumnya. Atau definisi lain dari waralaba adalah bentuk
kerjasama bisnis atau usaha dengan memakai prinsip kemitraan, sebuah
perusahaan yang sudah mapan baik itu dari segi sistem manajemennya,
keuangannya maupun dari marketingnya serta adanya merek dari produk
perusahaan yang sudah dikenal oleh masyarakat luas, dengan perusahaan ataupun
individu yang memakai merek dari produk maupun sistem tersebut itulah yang
disebut dengan waralaba.
3. Produk-produk yang dapat di jadikan franchising

PROFIL USAHA 15
Produk-produk yang dapat di jadikan franchising adalah:
a) Barang atau jasa yang telah mempunyai pasran luas dan citra unggul.
b) Formula paten atau desain tertentu
c) Nama dagang atau merk dagang
d) Konsultan manajemen keuangan atau pengawasan
e) Promosi advertising dan pembelian

4. Keuntungan Waralaba
a) Manajemen bisnis telah terbangun
Bisnis waralaba memberikan keuntungan untuk berbisnis di bawah
bendera bisnis lain yang sudah memiliki reputasi yang bagus. Ide,
penamaan dan manajemen suatu bisnis telah di uji coba sebelumnya
dan siap untuk di implementasikan pada lokasi yang baru.
b) Sudah dikenal masyarakat
Pemasaran bisnis waralaba cenderung lebih mudah, karena bisnis
sebelumnya lebih terdahulu di kenal masyarakat. Dengan kata lain,
biaya dan tenaga yang diperlukan untuk membangun reputasi bisnis
tersebut jauh lebih sedikit dibandingkan dengan membangun bisnis
baru.
c) Manajemen finansial yang lebih mudah
Investor cenderung lebih suka untuk memberikan modal pada bisnis
yang telah kokoh dari segi finansial dan jaringan pemasaran. Dengan
menggunakan bisnis waralaba, sistem manajeman finansial telah di
tetapkan oleh pemilik waralaba utama, sehingga kita tidak perlu
dipusingkan lagi dengan manajemen finansial seperti membangun
bisnis baru.
d) Kerjasama bisnis telah terbangun
Orang yang membeli waralaba bisa mendapatkan keuntungan
kerjasama yang telah terbangun sebelumnya oleh pemilik waralaba.
Contohnya kerjasama dengan pemasok bahan baku, pihak periklanan
dan juga pemasaran.
e) Dukungan dan keamanan yang lebih kuat

PROFIL USAHA 16
Pemilik waralaba biasanya akan memberikan pelatihan seperti
manajemen finansial, pemasaran, periklanan dan lain lain. Hal – hal
seperti ini biasanya sudah termasuk dalam paket pembelian waralaba.
f) Bisa mendapat untung lebih besar.
Banyak orang berpikir bahwa keuntungan dari bisnis waralaba adalah
mendapatkan keuntungan lebih besar karena brand telah dikenal
banyak orang.

5. Kekurangan Bisnis Waralaba


a) Kurang kendali
Salah satu kekurangan dari bisnis waralaba adalah kurangnya kendali
dari pembeli waralaba terhadap bisnisnya sendiri, karena semua
sistem telah ditentukan oleh pemilik waralaba. Sehingga ruang gerak
pembeli waralaba sangat terbatas. Ide-ide untuk berkreatifitas pun
terkadang tidak bisa diaplikasikan, karena adanya perjanjian-
perjanjian khusus.
b) Sangat terikat dengan supplier
Untuk mendapatkan keuntungan yang mencukupi, tentunya setiap
pengusaha menginginkan modal yang kecil. Salah satu caranya
adalah mencari supplier yang murah. Dengan menggunakan sistem
waralaba, pihak pemasok barang pun telah ditentukan. Sehingga kita
tidak bisa memilih lagi supplier yang lebih murah.
c) Ketergantungan pada reputasi waralaba lain
Salah satu kekurangan terbesar dari waralaba adalah tergantungnya
reputasi waralaba terhadap waralaba yang lain. Jika waralaba yang
lain melakukan kesalahan yang mengakibatkan rusaknya reputasi,
maka hal ini juga akan mempengaruhi waralaba yang anda kelola.
d) Biaya waralaba
Pihak pemilik waralaba akan mengajukan biaya awal untuk membeli
perjanjian waralaba. Kemudian biaya lanjutan untuk pelatihan dan
dukungan bagi para pembeli waralaba.
e) Pemotongan keuntungan

PROFIL USAHA 17
Pembeli waralaba di haruskan untuk membayar royalti dari sejumlah
keuntungan yang didapatkan. Jika keuntungan yang didapatkan
sedikit, berarti keuntungan tersebut akan dipotong untuk menutupi
biaya ini.

PROFIL USAHA 18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Kewirausahaan adalah suatu sikap mental, pandangan, wawasan serta pola
pikir dan pola tindak seseorang terhadap tugas-tugas yang menjadi
tanggungjawabnya dan selalu berorientasi kepada pelanggan atau dapat juga
diartikan sebagai semua tindakan dari seseorang yang mampu memberikan nilai
terhadap tugas dan tanggungjawabnya.
Selain itu, terdapat pula ciri - ciri seorang wirausahawan yang berhasil
dalam menjalankan usahanya. Adapun ciri - ciri tersebut antara lain adalah
memiliki visi dan tujuan yang jelas, inisiatif dan selalu proaktif, berorientasi pada
prestasi, berani mengambil risiko, kerja keras, bertanggung jawab, komitmen pada
berbagai pihak, serta mengembangkan dan memelihara hubungan baik dengan
berbagai pihak.

B. Saran

Sebaiknya, di lingkungan masyarakat umum pun bisa diadakan sosialisasi


mengenai dunia kewirausahaan. Sehingga, masyarakat bisa paham bagaimana
cara untuk berwirausaha. Jika masyarakat bisa membuka usahanya sendiri,
otomatis orang tersebut juga membuka lapangan pekerjaan bagi orang lain yang
masih berstatus pengangguran. Sehingga, hal itu juga bisa menjadikan sebuah
keuntungan dalam mengurangi jumlah pengangguran.

PROFIL USAHA 19
DAFTAR PUSTAKA

Siswoyo, B.B. 2009. Kewirausahaan dalam Kajian Dunia. Akademik. FE


UM

Riani, Asri Laksmi. 2005. Dasar Dasar Kewirausahaan. Surakarta : UPT


Penerbitan dan Percetakan UNS (UNS Press)

Buchari alma. 2011. Kewirausahaan. Bandung: Alfabeta


Anderson, Dennis (1982), "Small Industry in Developing
Countries", World Development, November.
Harianto, Farid (1996), "Study on Subcontracting in Indonesian Domestic
Firms", dalam Mari Pangestu (ed.), Small-Scale Business Development and
Competition Policy, CSIS, Jakarta.
Prof. Dr. MA’SUD MACHFOEDZ, M.B.A :”Kewirausahaan, metode,
manajemen, dan implementasinya” guru besar Yogyakarta.

PROFIL USAHA 20

Anda mungkin juga menyukai

  • 957 2195 1 SM
    957 2195 1 SM
    Dokumen9 halaman
    957 2195 1 SM
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat
  • TUGAS Anjeli-Dikonversi
    TUGAS Anjeli-Dikonversi
    Dokumen11 halaman
    TUGAS Anjeli-Dikonversi
    Desak Anjelina
    Belum ada peringkat
  • ISI
    ISI
    Dokumen5 halaman
    ISI
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat
  • PARASIT
    PARASIT
    Dokumen7 halaman
    PARASIT
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat
  • Kewirausahaan Stmik Wit Cirebon
    Kewirausahaan Stmik Wit Cirebon
    Dokumen25 halaman
    Kewirausahaan Stmik Wit Cirebon
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat
  • Nawan
    Nawan
    Dokumen11 halaman
    Nawan
    Muhammad Subhan
    Belum ada peringkat
  • Makalah Protein KLP 4
    Makalah Protein KLP 4
    Dokumen14 halaman
    Makalah Protein KLP 4
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat
  • Makalah Protein
    Makalah Protein
    Dokumen14 halaman
    Makalah Protein
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat
  • YSTRs
    YSTRs
    Dokumen11 halaman
    YSTRs
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat
  • Perhitungan Mikrob
    Perhitungan Mikrob
    Dokumen22 halaman
    Perhitungan Mikrob
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat
  • Sudana
    Sudana
    Dokumen2 halaman
    Sudana
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat
  • C
    C
    Dokumen1 halaman
    C
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat
  • Makalah Nur
    Makalah Nur
    Dokumen28 halaman
    Makalah Nur
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat
  • ISI
    ISI
    Dokumen5 halaman
    ISI
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat
  • ISI
    ISI
    Dokumen5 halaman
    ISI
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat
  • Jenis Spektrofotometer
    Jenis Spektrofotometer
    Dokumen6 halaman
    Jenis Spektrofotometer
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat
  • Imunology
    Imunology
    Dokumen8 halaman
    Imunology
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat
  • Tabel Hati
    Tabel Hati
    Dokumen2 halaman
    Tabel Hati
    Nursani Suhaela
    100% (1)
  • SITOLOGI
    SITOLOGI
    Dokumen14 halaman
    SITOLOGI
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat
  • Parasitologi Gina
    Parasitologi Gina
    Dokumen4 halaman
    Parasitologi Gina
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat
  • Teknik Analisa Molekuler
    Teknik Analisa Molekuler
    Dokumen27 halaman
    Teknik Analisa Molekuler
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat
  • C
    C
    Dokumen1 halaman
    C
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat
  • Parasitologi Gina
    Parasitologi Gina
    Dokumen4 halaman
    Parasitologi Gina
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen9 halaman
    Bab I
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat
  • HISTOLOGI
    HISTOLOGI
    Dokumen10 halaman
    HISTOLOGI
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat
  • Nematoda
    Nematoda
    Dokumen4 halaman
    Nematoda
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat
  • Hipoalbumin 1
    Hipoalbumin 1
    Dokumen2 halaman
    Hipoalbumin 1
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat
  • Tugas Parasitologi
    Tugas Parasitologi
    Dokumen9 halaman
    Tugas Parasitologi
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat
  • INFLAMASI
    INFLAMASI
    Dokumen39 halaman
    INFLAMASI
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat