Puji Syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Makalah
“Protein” guna memenuhi tugas mata kuliah Kimia klinik serta dapat
menyelesaikan Makalah ini tepat pada waktunya. Kami tahu bahwa Makalah
yang telah dibuat ini masih jauh dari kesempurnaan seperti yang diharapkan .
Untuk itu kepada Bapak/Ibu dosen yang bersangkutan dalam mata kuliah ini
yaitu Ibu “Ika Nurfajri Mentari., S.ST., M.Kes” kami mengharapkan saran untuk
menyempurnakannya agar bisa kami perbaiki lagi di kemudian hari.
Demikian yang dapat kami sampaikan dalam kata pengantar yang kami
tulis ini mudah-mudahan ada manfaat.
Penyusun
PROTEIN 1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
BAB I
PENDAHULUAN....................................................................................... 1
A. Latar Belakang................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah............................................................................ 1
C. Tujuan.............................................................................................. 1
BAB II
PEMBAHASAN......................................................................................... 2
A. Pengertian protein............................................................................ 2
B. Jenis-jenis protein............................................................................ 3
C. Fungsi dan peranan protein.............................................................. 8
D. Tes protein serum............................................................................. 12
BAB III
PENUTUP................................................................................................... 19
A. Kesimpulan...................................................................................... 19
B. Saran................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 20
PROTEIN 2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Protein merupakan salah satu kelompok bahan makronutrien, tidak seperti
bahan makronutrien lainnya (karbohidrat, lemak), protein ini berperan
lebih penting dalam pembentukan biomolekul daripada sumber energy
(penyusun bentuk tubuh). Namun demikian apabila organisme sedang
kekurangan energi, maka protein ini dapat juga di pakai sebagai sumber
energi. Keistimewaan lain dari protein adalah strukturnya yang selain
mengandung N, C, H, O, kadang mengandung S, P, dan Fe. Protein adalah
molekul makro yang mempunyai berat molekul antara lima ribu hingga
beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai asam amino, yang terikat
satu sama lain dalam ikatan peptida. Asam amino yang terdiri atas unsur-
unsur karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Ada beberapa asam amino
mengandung unsur unsur fosfor, besi, iodium, dan cobalt. Unsur nitrogen
adalah unsur utama protein, karena terdapat di dalam semua protein akan
tetapi tidak terdapat di dalam karbohidrat dan lemak. Unsur nitrogen
merupakan 16% dari berat protein. Molekul protein lebih kompleks
daripada karbohidrat dan lemak dalam hal berat molekul dan
keanekaragaman unit-unit asam amino yang membentuknya. Molekul
protein mengandung pula posfor, belerang dan ada jenis protein yang
mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga.
Struktur Protein
Molekul protein adalah rantai panjang yang tersusun oleh mata rantai asam
asam amino. Dalam molekul protein, asam-asam amino saling
dirangkaikan melalui reaksi gugusan karboksil asam amino yang satu
dengan gugusan amino dari asam amino yang lain, sehingga terjadi ikatan
yang disebut ikatan peptida. Ikatan pepetida ini merupakan ikatan tingkat
primer. Dua molekul asam amino yang saling diikatkan dengan cara
demikian disebut ikatan dipeptida. Bila tiga molekul asam amino, disebut
tripeptida dan bila lebih banyak lagi disebut polypeptida. Polypeptida yang
PROTEIN 3
hanya terdiri dari sejumlah beberapa molekul asam amino disebut
oligopeptida. Molekul protein adalah suatu polypeptida, dimana sejumlah
besar asam-asam aminonya saling bertemu dengan ikatan peptida tersebut
(Gaman, P.M, 1992).
Sifat Protein
Protein merupakan molekul yang sangat besar, sehingga mudah sekali
mengalami perubahan bentuk fisik maupun aktivitas biologis. Banyak
faktor yang menyebabkan perubahan sifat alamiah protein misalnya:
panas, asam, basa, pelarut organik, pH, garam, logam berat, maupun sinar
radiasi radioaktif. Perubahan sifat fisik yang mudah diamati adalah
terjadinya penjendalan (menjadi tidak larut) atau pemadatan, Ada protein
yang larut dalam air, ada pula yang tidak larut dalam air, tetapi semua
protein tidak larut dalam pelarut lemak seperti misalnya etil eter. Daya
larut protein akan berkurang jika ditambahkan garam, akibatnya protein
akan terpisah sebagai endapan. Apabila protein dipanaskan atau
ditambahkan alkohol, maka protein akan menggumpal. Hal ini disebabkan
alkohol menarik mantel air yang melingkupi molekul-molekul protein.
Adanya gugus amino dan karboksil bebas pada ujung-ujung rantai molekul
protein, menyebabkan protein mempunyai banyak muatan dan bersifat
amfoter (dapat bereaksi dengan asam maupun basa). Dalam larutan asam
(pH rendah), gugus amino bereaksi dengan H+, sehingga protein
bermuatan positif. Bila pada kondisi ini dilakukan elektrolisis, molekul
protein akan bergerak kearah katoda. Dan sebaliknya, dalam larutan basa
(pH tinggi) molekul protein akan bereaksi sebagai asam atau bermuatan
negatif, sehingga molekul protein akan bergerak menuju anoda (Winarno.
F.G, 1992).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang rumusan masalah dari makalah ini yaitu apa itu
protein,bagaimana sifat,struktur dan jenisnya serta pemeriksaan apa saja
yang berkaitan dengan protein ?
PROTEIN 4
C. Tujuan
Untuk mengetahui protein secara umum dan spesifik serta pemeriksaan
yang berkaitan dengan protein.
PROTEIN 5
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Protein
Protein merupakan salah satu kelompok bahan makronutrien, tidak seperti
bahan makronutrien lainnya (karbohidrat, lemak), protein ini berperan lebih
penting dalam pembentukan biomolekul daripada sumber energy (penyusun
bentuk tubuh). Namun demikian apabila organisme sedang kekurangan energi,
maka protein ini dapat juga di pakai sebagai sumber energi. Keistimewaan lain
dari protein adalah strukturnya yang selain mengandung N, C, H, O, kadang
mengandung S, P, dan Fe. Protein adalah molekul makro yang mempunyai berat
molekul antara lima ribu hingga beberapa juta. Protein terdiri atas rantai-rantai
asam amino, yang terikat satu sama lain dalam ikatan peptida. Asam amino yang
terdiri atas unsur-unsur karbon, hidrogen, oksigen, dan nitrogen. Ada beberapa
asam amino mengandung unsur- unsur fosfor, besi, iodium, dan cobalt. Unsur
nitrogen adalah unsur utama protein, karena terdapat di dalam semua protein akan
tetapi tidak terdapat di dalam karbohidrat dan lemak. Unsur nitrogen merupakan
16% dari berat protein. Molekul protein lebih kompleks daripada karbohidrat dan
lemak dalam hal berat molekul dan keanekaragaman unit-unit asam amino yang
membentuknya.
B. Jenis – jenis Protein
Merupakan protein yang bentuknya serabut. Protein ini tidak bisa larut
dalam pelarut-pelarut encer, baik larutan garam, asam basa ataupun alkohol.
Contohnya kolagen yang terdapat pada tulang rawan, keratin pada rambut,
miosin pada otot, dan fibrin pada gumpalan darah.
b. Protein globuler (steroprotein)
Merupakan protein yang berbentuk mirip dengan bola. Protein ini larut
dalam larutan garam dan asam encer, untuk protein jenis ini lebih mudah
berubah dibawah pengaruh suhu, konsentrasi garam, pelarut asam dan basa
PROTEIN 6
dibandingkan protein fibriler. Protein ini sangat mudah terdenaturasi, yaitu
susunan molekul dapat berubah diikuti dengan perubahan sifat fisik dan
fisiologik seperti yang dialami oleh enzim dan hormon.
Protein dari sudut fungsi fisiologik yaitu berhubungan dengan daya
dukung untuk pertumbuhan badan dan pemeliharaan jaringan tubuh, protein ini
dapat dibedakan menjadi:
a. Protein sempurna, apabila protein bisa mendukung pertumbuhan badan
dan pemeliharaan jaringan. Protein sempurna sangat diperlukan untuk
anak-anak karena mempengaruhi masa pertumbuhan dan perkembangan.
b. Protein setengah sempurna, apabila protein sanggup mendukung
pemeliharaan jaringan, tetapi tidak dapat mendukung pertumbuhan
badan. Protein yang memelihara jaringan yang rusak.
Protein tidak sempurna, apabila sama sekali tidak sanggup membantu
pertumbuhan badan dan pemeliharaan jaringan.
PROTEIN 7
merupakan protein fibrosa.
5. Katalisis enzimatik
Sebagaian besar reaksi kimia dalam sistem biologi, dikatalisis oleh enzim
dan hampir semua enzim yang berperan adalah protein.
6. Membangkitkan dan menghantarkan impuls saraf
Rangsang spesifik direspon oleh selespon sel saraf diperantarai oleh
protein reseptor. Contohnya rodopsin adalah protein yang sensitive terhadap
cahaya ditemukan pada sel batang retina. Contoh lainnya adalah protein reseptor
pada sinapsis.
Protein mengatur pertumbuhan dan diferensiasi organism tingkat tinggi.
Misalnya faktor pertumbuhan saraf mengendalikan pertumbuhan jaringan saraf.
Selain itu, banyak hormon merupakan protein (Santoso, H. 2008).
PROTEIN 8
1. Pra analitik
- Tidak perlu persiapan khusus
- Hindari zat-zat yang ada hubungannya dengan peningkatan total protein serum
invivo seperti seroid, androgen, angiotensin digitalis, epinefrin, hormone
pertumbuhan, horon tiroid, insulin, kloribrat, kontrasepsioral, progesterone,
kortikolporin, obat yang dapat menurunkan protein total serum invivo seperti
laksansia, rifampisin, pirazinamid, dekstran dan estrogen.
- Persiapan sampel :
hindari hemolisis dan pemakaian tourniquet yang lama.
- Metode : biuret
- Prinsip : dalam larutan alkali ikatan peptide dari protein akan bereaksi dengan
ion Cu membentuk komlek protein. Biuret berwarna ungu, intensitas warna yang
sesuai dengan konsentrasi protein.
- Persamaan reaksi buiret sebagai berikut :
Protein + Cu kompleks protein Cu (ungu) 1).
- Alat dan Bahan Alat :
o Cara semiautomatic dengan fotometer 4020 dibutuhkan tabung reaksi pipet
volumetric 1000 ml dan 20 ml
o Cara automatic dengan cobas mira dibutuhkan tabung mikro, rak sampel, pipet
volumetric 500 ml
Bahan :
o Sampel : serum atau plasma (heparin atau EDTA). Stabil selama 3 hari pada
suhu 2-8°C dan 6 bulan pada suhu 20°C
o Reagen
R1 : Reagen blanko terdiri dari :
1. NaOH 0,1 N
2. K-Na-tartrate 16 mmol/l
R2 : Reagen biuret terdiri dari :
1. NaOH 0,1 N
PROTEIN 9
2. K-Na-tartrate 16 mmol/l
3. Potassium Iodida 15 mmol/l
4. CuSO 6 mmol/l
o Reagen kalibrator/standard konsentrasi protein total 6 gr/dl
1. Aquadest 2. NaCL 0,9%
2. Analitik
1. Cara kerja
Persiapkan larutan kerja : larutan R1dan R2 dengan aquadest masing-masing
dengan perbandingan 1:1 campur R1 dan R2 yang telah dilarutkan dengan
perbandingan 1:1 stabil 6 bulan pada suhu 2-4°C atau 3 bulan pada suhu 15-25°C.
a) Cara semi automatic
1. Ambil 2 tabung reaksi masing-masing diisi sesuai dengan skema dibawah ini :
Standar 20μl
Sampel 20μl
2. Campur masing-masing isi tabung dan inkubasi selama 1030 menit pada suhu
ruangan
3. Masukkan campuran tersebut kedalam pipet pada panjang gelombang 456nm
sesuai dengn penunjuk pada program tes protein total pada layar fotometer. Hasil
akan terbaca pada display dan dapat dicetak pada printout.
b) Cara Automatik Cobas Mira
1. Masukkan serum 500ml pada tempat sampel dan tempatkan pada rak sampel
sesuai nomor tes
2. Tempatkan reagen pada rak reagen sesuai program protein total
3. Masukkan nomor identitas penderita dan program tes protein total
4. Tes akan dilakukan secara otomatis pada panjang gelombang 550nm dengan
program pengambilan sampel 10 μl, reagen 350 μl, pengenceran dengan H2O 30
PROTEIN 10
μl. Setelah selesai program, hasil tes protein total akan keluar dan tercetak pada
printout.
c) Batas Linearitas Batas linearitas 13 g/dl. Untuk konsentrasi yang lebih tinggi
encerkan sampel 1:1 dengan NaCl 0,9% dan hasilnya kalikan dengan 2.
• Nilai rujukan
1 mgg
4,4 – 7,6
3. Pasca analitik
▪ Interpretasi
Total protein meningkat pada :
- Inflamasi kronik misalnya arthritis
- Dehidrasi
- DM asidosis (diabetes mellitus asidosis)
- Makroglobulinemia
PROTEIN 11
- Leukemia monosik
- Multiple myeloma
- Sarkoidosis
Total protein menurun pada :
- Gangguan hati
- Malabsorbsi
- Malnutrisi
- Nefrosis
- Terbakar
- DM
- Toksemia gravidarum
- Glomerulonefritis kronik
- Shok berat
PROTEIN 12
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Protein merupakan salah satu kelompok bahan makronutrien, tidak seperti
bahan makronutrien lainnya (karbohidrat, lemak), protein ini berperan
lebih penting dalam pembentukan biomolekul daripada sumber energi
(penyusun bentuk tubuh).Ada beberapa peran protein antara lain:
3. Proteksi imun
4. Penunjang mekanis
5. Katalisis enzimatik
B. Saran
PROTEIN 13
DAFTAR PUSTAKA
PROTEIN 14