Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Otak adalah organ yang luar biasa, bekerja mengkoordinasikan seluruh yang
terjadi di dalam tubuh kita, kepribadian, metabolisme, tekanan darah, emosi, hormon,
ingatan , bekerja melebihi komputer manapun didunia ini. Kelainan kecil pada otak
akan mempengaruhi aktifitas tubuh, karenanya kita harus selalu menjaga nutrisinya dan
menjaga kesehatannya dan mengembangkannya
Otak manusia mempunyai berat 2% dari berat badan orang dewasa (3 pon) ,
menerima 20 % curah jantung dan memerlukan 20% pemakaian oksigen tubuh dan
sekitar 400 kilo kalori energi setiap harinya. Otak merupakan jaringan yang paling
banyak memakai energi dalam seluruh tubuh manusia dan terutama berasal dari proses
metabolisme oksidasi glukosa. Jaringan otak sangat rentan terhadap perubahan oksigen
dan glukosa darah, aliran darah berhenti 10 detik saja sudah dapat menghilangkan
kesadaran manusia. Berhenti dalam beberapa menit, merusak permanen otak.
Hipoglikemia yang berlangsung berkepanjangan juga merusak jaringan otak.
Cairan tubuh (bahasa Inggris: interstitial fluid, tissue fluid, interstitium) adalah
cairan suspensi sel didalam tubuh makhluk multiselular seperti manusia atau hewan
yang memiliki fungsi fisiologis tertentu. Cairan tubuh merupakan komponen penting
bagi fluida ekstraselular, termasuk plasma darah dan fluida transelular. Cairan tubuh
dapat ditemukan pada spasi jaringan (bahasa Inggris: tissue space, interstitial space).
Rata-rata seseorang memerlukan sekitar 11 liter cairan tubuh untuk nutrisi sel dan
pembuangan residu jaringan tubuh. Kelebihan cairan tubuh dikeluarkan melalui air seni.
Kekurangan cairan tubuh menyebabkan seseorang kehausan dan akhirnya
dehidrasi. Contoh cairan tubuh adalah : darah dan plasma darah, sitosol, cairan
serebrospinal (CSS), cairan limfa, cairan pleura, dan cairan amnion.
Pada makalah ini akan dibahas secara khusus pemeriksaan laboratorium klinik
terhadap specimen cairan otak atau Liquor Cerebro Spinalis (LCS). Pemeriksaan LCS
ini berperan penting dalam mendiagnosa adanya gangguan terhadap selaput otak/
meningia. Pemeriksaan Terhadap LCS ini terbagi atas pemeriksaan Makroskpis,
Mikroskopis, dan Kimiawi.
B. Tujuan Penulisan
1. Apa pengertian cairan otak ?
2. Bagaimana anatomi dan fisiologi otak ?
3. Bagaimana cara pengambilan cairan serebrospinal ?
4. Bagaimana parameter pemeriksaan cairan serebrospinal?
C. Rumusan Masalah
1. Untuk mengetahui cairan otak ?
2. Untuk mengetahui anatomi dan fisiologi otak ?
3. Untuk mengetahui cara pengambilan cairan serebrospinal ?
4. Untuk mengetahui parameter pemeriksaan cairan serebrospinal?
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Definisi Cairan Otak

Cairan otak ialah cairan jernih, tak berwarna yang 70 % dibuat oleh plexus
choroideus di dalam ruang atau ventrikel otak melalui transport akitf dan ultrafiltrasi,
sedangkan 30% dibentuk pada tempat lain, termasuk pada ventrikel dan rongga
subarachnoid. Pada orang dewasa volume intrakranial kurang lebih 1700
ml, volume otak sekitar 1400 ml, volume cairan serebrospinal 52-162 ml (rata-
rata 104 ml)
dan darah sekitar 150 ml. 80% dari jaringan otak terdiri dari cairan, baik ekstra
sel maupun intra sel.
Rata-rata cairan serebrospinal dibentuk sebanyak 0,35 ml/menit atau 500
ml/hari, sedangkan total volume cairan serebrospinal berkisar 75-150 ml dalam
sewaktu. Ini merupakan suatu kegiatan dinamis, berupa pembentukan, sirkulasi
dan absorpsi. Untuk mempertahankan jumlah cairan serebrospinal tetap dalam
sewaktu, maka cairan serebrospinal diganti 4-5 kali dalam sehari.
Liquour Cerebrospinalis adalah cairan otak yang diambil melalui lumbal punksi,
Cairan otak tidak boleh dipandang sama dengan cairan yang terjadi oleh proses
ultrafiltrasi saja dari plasma darah. Di samping filtrasi, faktor sekresi dari plexus
choriodeus turut berpengaruh. Karena itu cairan otak bukanlah transudat belaka. Akan
tetapi seperti transudat, susunan cairan otak juga selalu dipengaruhi oleh konsentrasi
beberapa macam zat dalam plasma darah.
Pengambilan cairan otak itu dilakukan dengan maksud diagnostik atau untuk
melakukan tindakan terapi. Kelainan dalam hasil pemeriksaan dapat memberi petunjuk
kearah suatu penyakit susunan saraf pusat, baik yang mendadak maupun yang menahun
dan berguna pula setelah terjadi.
B. Anatomi dan Fisiologi
Dalam membahas cairan serebrospinal ada baiknya diketahui mengenai anatomi
yang berhubungan dengan produksi dan sirkulasi cairan serebrospinal,yaitu :
a. Sistem Ventrikel

Sistem ventrikel terdiri dari 2 buah ventrikel lateral, ventrikel III dan ventrikel
IV. Ventrikel lateral terdapat dibagian dalam serebrum, masing-masing
ventrikel terdiri dari 5 bagian yaitu kornu anterior, kornu posterior, kornu
inferior, badan dan atrium. Ventrikel III adalah suatu rongga
sempit digaris tengah yang berbentuk corong unilokuler, letaknya ditengah kepala,
ditengah korpus kalosum dan
bagian korpus unilokuler ventrikel lateral, diatas sela tursica, kelenjar hipofisa dan
otak tengah dan diantara hemisfer serebri, thalamus dan dinding hipothalanus.
Disebelah anteropeoterior berhubungan dengan ventrikel IV
melalui aquaductus sylvii.
Ventrikel IV merupakan suatu rongga berbentuk kompleks, terletak di sebelah
ventral serebrum dan dorsal dari pons dan medula oblongata.
b. Meningen dan ruang subarakhnoid
Meningen adalah selaput otak yang merupakan bagian dari susunan saraf yang
bersifat non neural. Meningen terdiri dari jaringan ikat berupa
membran yang menyelubungi seluruh permukaan otak, batang otak dan
medula spinalis. Meningen terdiri dari 3 lapisan, yaitu Piamater,
arakhnoid dan duramater.
Piameter merupakan selaput tipis yang melekat pada permukaan otak yang
mengikuti setiap lekukan-lekukan pada sulkus-sulkus dan fisura-fisura, juga
melekat pada permukaan batang otak dan m Karena arakhnoid tidak mengikuti
lekukan- lekukan otak, maka dibeberapa tempat
ruang subarakhnoid melebar yang
disebut sisterna. Yang paling besar adalah siterna magna, terletak diantara
bagian inferior serebelum danme oblongata. Lainnya adalah sisterna pontis di
permukaan ventralpons, sisternainterpedunkularis di permukaan venttralmesensefalon,
sisterna siasmatis didepan lamina terminalis. Pada sudut antara serebelum
dan lamina quadrigemina terdapat sisterna vena
magna serebri. Sisterna ini berhubungan dengan sisterna interpedunkularis
melalui sisterna ambiens. Edula spinalis, terus ke kaudal sampai ke
ujung medula spinalis setinggi korpus vertebra. Arakhnoid mempunyai banyak
trabekula halus yang berhubungan dengan
piameter, tetapi tidak mengikuti setiap lekukan otak. Diantara arakhnoid dan
piameter disebut ruang subrakhnoid, yang berisi cairan serebrospinal dan
pembuluh-pembuluh darah.
Ruang subarakhnoid spinal yang merupakan lanjutan dari sisterna magna da
n sisterna pontis merupakan selubung dari medula spinalis sampai setinggi S2.
Ruang subarakhnoid dibawah L2 dinamakan sakus atau teka lumbalis, tempat
dimana cairan serebrospinal diambil pada waktu pungsi lumbal.
Durameter terdiri dari lapisan luar durameter dan lapisan dalam durameter.
Lapisan luar dirameter di daerah kepala menjadi satu dengan periosteum
tulang tengkorak dan berhubungan erat dengan endosteumnya.
c. Ruang Epidural
Diantara lapisan luar dura dan tulang tengkorak terdapat jaringan ikat yang
mengandung kapiler-kapiler halus yang mengisi suatu ruangan disebut ruang
epidural.
d. Ruang Subdural
Diantara lapisan dalam durameter dan arakhnoid yang mengandung sedikit
cairan, mengisi suatu ruang disebut ruang subdural.
Pembentukan, Sirkulasi dan Absorpsi Cairan Serebrospinal (CSS). Sebagian
besar CSS (dua pertiga atau lebih) diproduksi di pleksus choroideus ventrikel serebri
(utamanya ventrikel lateralis). Sejumlah kecil dibentuk oleh sel ependim yang
membatasi ventrikel dan membran arakhnoid dan sejumlah kecil terbentuk dari cairan
yang bocor ke ruangan perivaskuler di sekitar pembuluh darah otak (kebocoran sawar
darah otak).Pada orang dewasa, produksi total CSS yang normal adalah sekitar 21
mL/jam (500 mL/ hari),volume CSS total hanya sekitar 150 mL.
Tekanan Cairan Serebrospinal
Tekanan normal dari sistem cairan serebrospinal ketika seseorang berbaring pada
posisi horizontal, rata-rata 130 mm air (10 mmHg), meskipun dapat juga serendah 65
mm air atau setinggi 95 mm air pada orang normal.. Pengaturan Tekanan Cairan
Serebsrospinal oleh Vili Arakhnoidalis. Normalnya, tekanan cairan serebrospinal
hampir seluruhnya diatur oleh absorpsi cairanmelalui vili arakhnoidalis.
Komposisi dan fungsi cairan serebrospinal (CSS)
Cairan serebrospinal dibentuk dari kombinasi filtrasi kapiler dan sekresi akti
f dari epitel. CSS hampir meyerupai ultrafiltrat dari plasma darah tapi berisi
konsentrasi Na, K, bikarbonat, Cairan, glukosa yang lebih kecil dan
konsentrasi Mg dan klorida yang lebih tinggi. Ph CSS lebih rendah dari darah.
Perbandingan komposisi normal cairan serebrospinal lumbal dan serum
adalah sebagai berikut :
Tabel perbandingan
Cairan Serebrosal (Ccs) Dan Serum
Osmolaritas 295 mOsm/L 295 mOsm/L
Natrium 138 mM 138 mM
Klorida 119 mM 102 mM
PH 7,33 7,41 (arterial)
Tekanan 6,31 kPa 25,3 kPa
Glukosa 3,4 mM 5,0 mM
Total Protein 0,35 g/L 70 g/L
Albumin 0,23 g/L 42 g/L
Ig G 0,03 g/L 10 g/L

C. Pengambilan Cairan Serebrospinal


Cairan otak biasanya diperoleh dengan melakukan punksi lumbal pada lumbal
III dan IV di cavum subarachnoidale, namun dapat pula pada suboccipital ke dalam
cisterna magma atau punksi ventrikel, yang dapat disesuaikan dengan indikasi klinik.
Seorang klinik yang ahli dapat memperkirakan pengambilan tersebut. Hasil punksi
lumbal dimasukkan dalam 3 tabung atau 3 syringe yang berbeda, antara lain :
a. Tabung I berisi 1 mL
Dibuang karena tidak dapat digunakan sebagai bahan pemeriksaan karena mungkin
mengandung darah pada saat penyedotan.
b. Tabung II berisi 7 mL
Digunakan untuk pemeriksaan serologi, bakteriologi dan kimia klinik.
bung III berisi 2 mL
Digunakan untuk pemeriksaan jumlah sel, Diff. count dan protein kualitatif/kuantitatif.
D. Tata Cara pemeriksaan cairan Serebrospinal
a. Pasien dalam posisi miring pada salah satu sisi tubuh. Leher fleksi maksimal (lutut di
tarik ke arah dahi).
b. Tentukan daerah pungsi lumbal di antara L4 dan L5 yaitu dengan menentukan garis
potong sumbu kraniospinal (kolumna verterbralis) dan garis antara kedua spina
ishiadika anterior superior ( SIAS ) kiri dan kanan. Pungsi dapat pula di lakukan anatara
L4 dan L5 atau antara L2 dan L3 namun tidak boleh pada bayi.
c. Lakukan tindakan antisepsis pada kulit di sekitar daerah pungsi radius 10 cm dengan
larutan Povidon iodin di ikuti larutan alkohol 70% dan tutup dengan duk steril di mana
daerah pungsi lumbal di biarkan terbuka.
d. Tentukan kembali daerah pungsi dengan menekan ibu jari tangan yang telah memakai
sarung tangan steril selama 15 – 30 detik yang akan menandai titik pungsi tersebut
selama 1 menit.
e. Tusukan jarum spinal/stylet pada tempat yang telah di tentukan. Masukan jarum
perlahan-lahan menyusur tulang vertebra sebelah proksimal dengan mulut jarum
terbuka ke atas sampai menembus duramater. Jarak antara kulit dan ruang subarakhnoi
berbeda pada tiap anak tergantung umur dan keadaan gizi. Umumnya 1,5 – 2,5 cm pada
bayi dan meningkat menjadi 5 cm pada umur 3 –5 tahun. Pada remaja jaraknya 6 – 8
cm.
f. Lepaskan stylet perlahan-lahan dan cairan keluar. Untuk mendapatkan aliran cairan
yang lebih baik, jarum di putar hingga mulut jarum mengarah ke kranial. Ambil cairan
untuk pemeriksaan
g. Cabut jarum dan tutup lubang tusukan dengan plester.

E. Parameter Pemeriksaan Cairan Serebrospinal


Parameter yang umum diperiksa pada cairan otak adalah sebagai berikut :
1. Makroskopik
1. Warna
2. Kekeruhan (Kejernihan)
3. Bekuan
4. BJ
5. pH
2. Mikroskopik
1. Hitung Jumlah Sel
2. Hitung Jenis Sel (Diff.Count)
3. Kimiawi
4. Pandy
5. Nonne
6. Protein
7. Glukosa
8. Chlorida
9. Bakteriologi (Pembiakan)
Makroskopik :
1. Pra analitik
a. Persiapan pasien : Memerlukan persiapan khusus
b. persiapan sampel : Tidak memerlukan persiapan khusus
b. Metode : Visual (Manual)
c. Tujuan : Untuk mengetahui cairan LCS secara makroskopik
Meliputi : warna, kejernihan, bekuan, pH dan bj.
d. Alat Dan Bahan :
1. Tabung reaksi
2. Beaker gelas
3. Kertas indikator pH universal
4. Refraktometer abbe
5. Spesimen : Cairan LCS
2. Analitik
a. Cara Kerja
1. Cairan LCS dimasukkan dalam tabung bersih dan kering.
2. Diamati warna, kejernihan, adanya bekuan pada cahaya terang.
3. Dicelupkan indikator pH universal pada LCS dan diukur pH dengan membandingkan
deret standar pH.
4. Cairan LCS diteteskan 1-2 tetes pada refraktometer dan diperiksa pada eye piece BJ.
3. Pasca Analitik
a. Hasil dan Interpretasi No Parameter Penilaian
Interpretasi Normal
1. Warna Tidak berwarna, Kuning muda, Kuning, Kuning tua, Kuning coklat, merah,
hitam coklat Tidak berwarna
2. Kejernihan Jernih, agak keruh, keruh, sangat keruh, keruh kemerahan Jernih
3. Bekuan Tidak ada bekuan, ada bekuan Tidak ada bekuan
4. pH 7,3 atau setara dengan pH plasma/serum
5. BJ 1.000 – 1.010 1.003 – 1.008
Hal yang perlu diperhatikan :
a . LCS yang bercampur darah dalam jumlah banyak pada kedua tabung, tidak dapat
diperiksa karena karena akan sama hasilnya dengan pemeriksaan dalam darah, terutama
bila ada bekuan merah sebagaimana darah membeku.
b. Adanya bekuan terlihat berupa kabut putih yang menggumpal karena bekuan terdiri atas
benang fibrin.
Mikroskopik :
1. Pra Analitik
a. Persiapan pasien : Tidak ada persiapan khusus
b. Persiapan sampel : Tidak ada persiapan khusus
c. Metode : Bilik Hitung
` `: LCS diencerkan dengan larutan Turk pekat akan ada sel leukosit dan sel lainnya
akan lisis dan dihitung selnya kamar hitung di bawah mikroskop.
: Untuk mengetahui jumlah sel dalam cairan LCS.
n Bahan
oskop
2. Hemaocytometer : Bilik hitung Improved neubauer, kaca penutup, pipet thoma leukosit
3. Tissue
4. Larutan Turk Pekat : Kristal violet 0,1 gram, asam asetat glacial 10 mL dan aquadest 90
mL.
5. Spesimen : LCS
3. Analitik
a. Cara Kerja
1. Larutan Turk pekat diisap sampai tanda 1 tepat
2. Larutan LCS diisap sampai tanda 11 tepat.
3. Dikocok perlahan dan dibuang cairan beberapa tetes.
4. Diteteskan pada bilik hitung dan dihitung sel dalam kamar hitung pada semua kotak
leukosit di mikroskop lensa objektif 10x/40x.
b. Perhitungan
PDP : 1/10 = 0,1x
TKP : 1/0,1 = 10x
KBH : 4 kotak leukosit
Ʃ Sel : Jumlah sel ditemukan (berwarna keunguan dengan inti
dan sitoplasma).
Sel = PDP x TKP x Jumlah sel ditemukan
KBH
= 0,1 x 10 x Ʃ
= 2,5 x Ʃ
= ……..sel/mm3 LCS
4. Pasca Analitik
Interpretasi : Jumlah sel normal = 0 – 5 sel/mm3 LCS
Hitung Jenis Sel
1. Pra Analitik
a. Metode : Giemsa Stain
. Tujuan : Untukmembedakan jenis sel mononuklear dan polinuklear dalam cairan LCS.
c. Alat Dan Bahan.
1. Objek Gelas
2. Kaca Penghapus
3. Sentrifuge
4. Tabung reaksi
5. Giemsa
6. Timer
7. Spesimen : LCS
2. Analitik
a. Cairan LCS di masukkan dalam tabung secukupnya.
1. Disentrifugasi selama 5 menit 2000 rpm
2. Supernatant dibuang dan endapan diambil.
3. Diteteskan pada objek gelas dan dibuat preparat hapusan tebal
4. Di keringkan dan difiksasi selama 2 menit dengan metanol absolut.
5. Diwarnai dengan Giemsa selama 15-20 menit.
6. Dicuci dan diperiksa dimikroskop lensa objektif 100x denga imersi.
b. PerhitunganJenis Sel
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Jumlah % PMN
3. Pasca Analitik
a. Interpretasi : Normal MN 100% dan PMN 0%
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Cairan otak ialah cairan jernih, tak berwarna yang 70 % dibuat oleh plexus
choroideus di dalam ruang atau ventrikel otak melalui transport akitf dan ultrafiltrasi,
sedangkan 30% dibentuk pada tempat lain, termasuk pada ventrikel dan rongga
subarachnoid.
Pada orang dewasa volume intrakranial kurang lebih 1700 ml, volume
otak sekitar 1400 ml, volume cairan serebrospinal 52-162 ml (rata-rata 104 ml)
dan darah sekitar 150 ml. 80% dari jaringan otak terdiri dari cairan, baik ekstra
sel maupun intra sel.

Anda mungkin juga menyukai

  • 957 2195 1 SM
    957 2195 1 SM
    Dokumen9 halaman
    957 2195 1 SM
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat
  • ISI
    ISI
    Dokumen5 halaman
    ISI
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat
  • Kewirausahaan Stmik Wit Cirebon
    Kewirausahaan Stmik Wit Cirebon
    Dokumen25 halaman
    Kewirausahaan Stmik Wit Cirebon
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat
  • PARASIT
    PARASIT
    Dokumen7 halaman
    PARASIT
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat
  • Isi Makalah
    Isi Makalah
    Dokumen20 halaman
    Isi Makalah
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat
  • TUGAS Anjeli-Dikonversi
    TUGAS Anjeli-Dikonversi
    Dokumen11 halaman
    TUGAS Anjeli-Dikonversi
    Desak Anjelina
    Belum ada peringkat
  • Nawan
    Nawan
    Dokumen11 halaman
    Nawan
    Muhammad Subhan
    Belum ada peringkat
  • Sudana
    Sudana
    Dokumen2 halaman
    Sudana
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat
  • Makalah Protein KLP 4
    Makalah Protein KLP 4
    Dokumen14 halaman
    Makalah Protein KLP 4
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat
  • YSTRs
    YSTRs
    Dokumen11 halaman
    YSTRs
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat
  • Makalah Nur
    Makalah Nur
    Dokumen28 halaman
    Makalah Nur
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat
  • Makalah Protein
    Makalah Protein
    Dokumen14 halaman
    Makalah Protein
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat
  • Perhitungan Mikrob
    Perhitungan Mikrob
    Dokumen22 halaman
    Perhitungan Mikrob
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat
  • C
    C
    Dokumen1 halaman
    C
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat
  • ISI
    ISI
    Dokumen5 halaman
    ISI
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat
  • C
    C
    Dokumen1 halaman
    C
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat
  • SITOLOGI
    SITOLOGI
    Dokumen14 halaman
    SITOLOGI
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat
  • Parasitologi Gina
    Parasitologi Gina
    Dokumen4 halaman
    Parasitologi Gina
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat
  • ISI
    ISI
    Dokumen5 halaman
    ISI
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat
  • Teknik Analisa Molekuler
    Teknik Analisa Molekuler
    Dokumen27 halaman
    Teknik Analisa Molekuler
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat
  • Imunology
    Imunology
    Dokumen8 halaman
    Imunology
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat
  • Tabel Hati
    Tabel Hati
    Dokumen2 halaman
    Tabel Hati
    Nursani Suhaela
    100% (1)
  • Parasitologi Gina
    Parasitologi Gina
    Dokumen4 halaman
    Parasitologi Gina
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat
  • Jenis Spektrofotometer
    Jenis Spektrofotometer
    Dokumen6 halaman
    Jenis Spektrofotometer
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat
  • HISTOLOGI
    HISTOLOGI
    Dokumen10 halaman
    HISTOLOGI
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat
  • Nematoda
    Nematoda
    Dokumen4 halaman
    Nematoda
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat
  • Hipoalbumin 1
    Hipoalbumin 1
    Dokumen2 halaman
    Hipoalbumin 1
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat
  • Tugas Parasitologi
    Tugas Parasitologi
    Dokumen9 halaman
    Tugas Parasitologi
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat
  • INFLAMASI
    INFLAMASI
    Dokumen39 halaman
    INFLAMASI
    Nursani Suhaela
    Belum ada peringkat