Anda di halaman 1dari 3

Nama : Ari Hermawan

NIM : 031103543
Matakuliah : Manajemen Sumber Daya Manusia
Prodi : Manajemen
UPBJJ : Bandung
Tugas 3.
Soal
“ Jelaskan metode dan cara mengkur keselamatan kerja “
Jawab:
Tujuan utama keselamatan kerja yang efektif di organisasi adalah mencegah kecelakaan dan
cedera yang terkait dengan orgaisasi. Tempat kerja menurut Husni (2001) adalah setiap tempat
yang didalamnya terdapat 3 unsur :
1. Adanya suatu usaha, baik usaha yang bersifat ekonomis maupun usaha sosial
2. Adanya sumber usaha
3. Adanya tenaga kerja yang bekerja didalamnya baik secara terus menerus maupun
sewaktu waktu
Sedangkan menurut peraturan para mentri tenaga kerja n0 5 tahun 1996 tentang system
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja, sebagai pelaksanaan undang undang no 1 than
1970 tentang keselamatan kerja menyatakan bahwa system manajmen keselamatan dan
kesehatan kerja (system manajmen k3) adalah bagian dar manajemen secara pelaksanaan
prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan,penerapan, pencapaian,
pengkajian dan pemeliharaan kebijakaan keselamatan dan kesehatan kerja.
Program Manajemen keselamatan kerja yang epektif :
a. Tanggung jawab dan komitmen perusahaan
Inti manajemen keselamatan kerja adalah komitmen perusahaan dan usaha usaha
keselamatan kerja yang komperhensif. Usaha ini sebaiknya dikoordinasikan dari
manejemen yang paling tinggi untuk melibatkan seluruh anggota perusahaan. Usaha ini
juga sebaiknya dicerminkan melalui tindakan manajerial.
Ada tiga pendekatan yang berbeda yang mungkin dipilih pengusaha dalam
mengelola keselamatan kerja. Program yang berhasil mungkin menggunakan ketiganya
dalam menangan maslah masalah keselamatan kerja. Ketiga pendekatan tersebut adalah
pendekatan organisasi, pendekatan rekayasa tekhnis dan pendekatan individual.
b. Kebijakaandan disiplin keselamatan kerja
Mendesain kebijakan dan peraturan keselamatan kerja serta mendisiplinkan prilaku
pelanggaran merupakan komponen penting dalam usaha uasaha keselamatan kerja.
Dukungan yang sering terhadap perlunya prilaku kerja yang aman dan memberikan
umpan balik terhadap praktek-praktek keselamatan kerja yang positif, juga sangat penting
dalam meningkatkan keselamtan para pekerja.
c. Komunikaasi dan pelatihan keselamatan kerja
Salah satu untuk mendorong keselamatran kerja adalah dengan melibatkan
seluruh pekerja disetiap kesempatan dengan sesi pelatihan tentang keselamatan kerja dan
pertemuan pertemuan komite, dimana pertemuan ini diadakan secara rutin. Sebagai
tambahan dari pelatihan keselamatan kerja komunikasi yang terus menerus dalam
membangun keselamatan kerja juga penting.
d. Komite keselamatan kerja
Para pekerja sering sekali dilibatkan dalam perencanaan keselamatan kerja
melalui komite keselamatan kerj, kadang kala terdiri dari para pekerja yang berasall dari
berbagai tingkat pekerja jabatan dan departemen. Komite keselamatan kerja biasanya
secara regular memiliki jadwal meeting, memiliki tanggung jawab spesifik untuk
mengadakan tinjauan keselamatan kerja, dan membuat rekomendasi dalam perubahan
perubahan yang diperlukan untuk menghindari keselamatan kerja di masa mendatang.
e. Inpeksi, penyelidikan kecelakaan kerja, dan riset
Inpeksi dapat dilakukan oleh komite keselamatan kerja atau oleh coordinator
keselamatan kerja. Ketika keselamatan kerja terjadi maka harus diselidiki oleh komite
keselamatan kerja perusahaan atau oleh coordinator keselamatan kerja. Penyelidikan
terhadap kejadian kecelakaan harus dilakukan segera mungkin setelah kecelakaan untuk
memastikkan bahwa kondisi-kondisi saat kecelakaan terjadi belum berubah banyak.
ssalah satu cara untuk mendapatkan pandangan yang akurat terhadap peristiwa
kecelakaan itu adalah melalui rekaman poto atau video. Tahap kedua dari penyelidikan
adalah sengan mmelakukan wawancara terhadap karyawan yang mengalami kecelakan,
dengan atasan langsungnya dan para saksi kecelakaan itu. Tahapan ketiga, berdasarkan
observasi kecelakaan dari hasil wawancara para penyelidik akan melengkapi laporan
penyelidiklan kecelakaan.
f. Evaluasi terhadap usaha-usaha keselamatan kerja
Perusahaan harus mengawasi dan mengevalusi usaha-usaha keselamatan kerjanya. Sama
halnya dengan catatan akuntansi perusahaan yang diaudit, usaha-usaha keselamatan kerja
perusahaan juga harus diaudit secara periodic.
Sistem Manajemen Keselamatan Dan Kesehatan Kerja (Sistem manajemen K3)
Sitem manajemen K3 adalah bagian dari system ,manajemen secara secara keseluruhan
yang meliuti struktur organisasi, perencanaan,tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan
sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan, penerapan, pencapaian pengkajian, dan
pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka mengendalikan risiko
yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna tempat kerja man, episien dan produktif.
Pdoman Penerapan Sistem Manajemen K3
a. KOmitmen Dan Kebijakan
Kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja harus disusun dan ditandatangani oleh
pemimpin perushaaan dengan memuat visi dan misi perusahaan, komitmen, dan tekad
melaksanakan keselamatan dan kesehatan kerja, kerangka dan program kerja baik yang
bersifat umum maupun operasional. Kebijakan tersebut dibuat melalui proses konsultasi
antara pimpinan dengan wakil tenaga kerja yang selanjutnya disebarkan keseluruh tenaga
kerja pemasok dan pelanggan.
b. Perencanaan
Pemimpin perusahaan harus membuat perencanaan yang epektif guna mencapai
keberhasilkan penerapan dan kegiatan system amanajemen K3, derngan sasaran yang
jelas dan dapat diukur.
c. Penerapan
Untukmencapai tujuan keselamatan dan kesehatan kerja perusahaan harus menunjukan
personel yang mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan system yang diterapkan,

Anda mungkin juga menyukai