Anda di halaman 1dari 5

RINGKASAN MATERI

Sistem Manajemen K3 (Kesehatan dan Keselamatan Kerja)

NAMA : Taufiq Subki


NIM : D0221543
1. Rangkuman Isi Perkuliahan ( Minimal 500 kata)

Kegagalan (risk off ailures) pada setiap proses atau aktifitas pekerjaan,dan saat kecelakaan
kerja seberapapun kecilnya, akan mengakibatkan efekkerugian (loss).Secara umum
penyebab kecelakaan di tempat kerja adalah sebagai berikut:
o Kelelahan ( fatigue)
o Kondisi kerja dan pekerjaan yang tidak aman (unsafe working condition)
o Kurangnya penguasaan pekerja terhadap pekerjaan, ditengarai penyebabawalnya
(preause) adalah kurangnya training
o Karakteristik pekerjaan itu sendiri.
Di dunia industri, penggunaan tenaga kerja mencapai puncaknya danterkonsentrasi
di tempat atau lokasi proyek yang relatif sempit. Ditambah sifat pekerjaan yang mudah
menjadi penyebab kecelakaan (elevasi, temperatur, aruslistrik, mengangkut benda-benda
berat dan lain-lain), sudah sewajarnya bila pengelola proyek atau industri mencantumkan
masalah keselamatan kerja pada prioritas pertama. Dengan menyadari pentingnya aspek
keselamatan dankesehatan kerja dalam penyelengga raan proyek, terutama pada
implementasi fisik,maka perusahan/industri/proyek umumnya memiliki organisasi atau
bidangdengan tugas khusus menangani maslah keselamatan kerja. Lingkup kerjanyamulai
dari menyusun program, membuat prosedur dan mengawasi, serta membuatlaporan
penerapan di lapangan. Dalam rangka Pengembangan Program KesehatanKerja yang efektif
dan efisien, diperlukan informasi yang akurat, dan tepat waktuuntuk mendukung proses
perencanaan serta menentukan langkah kebijakanselanjutnya.
Penyusunan program, membuat prosedur, pencatatan dan mengawasi sertamembuat
laporan penerapan di lapangan yang berkaitan dengan keselamatan kerja bagi para pekerja
kesemuanya merupakan kegiatan dari manajemen keselamatandan kesehatan kerja.
Dalam rangka menghadapi era industrialisasi dan era globalisasi serta pasar bebas
(AFTA) kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang
ditetapkan dalam hubungan ekonomi antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh
negara anggota termasuk Indonesia. Beberapa komitmenglobal baik yang berskala
bilateral maupun multilateral telah mengikat bangsaIndonesia untuk memenuhi standar.
Standart acuan terhadap berbagai hal terhadapindustri seperti kualitas, manajemen
kualitas, manajemen lingkungan, sertakeselamatan dan kesehatan kerja. Apabila saat ini
industri pengekspor telahdituntut untuk menerapkan Manajemen Kualitas (ISO-9000, QS-
9000) sertaManajemen Lingkungan (ISO-14000) maka bukan tidak mungkin
tuntutanterhadap penerapan Manajemen Keselamatan dan Kesehatan kerja juga
menjadituntutan pasar internasional. Untuk menjawab tantangan tersebut Pemerintah
yangdiwakili oleh Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi telah menetapkansebuah
peraturan perundangan mengenai Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) yang tertuang dalam Peraturan Menteri Tenaga Kerja Nomuor :
PER.05/MEN/1996.
Tujuan dan sasaran sistem Manajemen K3 adalah terciptanya sistem K3 ditempat
kerja yang melibatkan segala pihak sehingga dapat mencegah danmengurangi kecelakaan
dan penyakit akibat kerja dan terciptanya tempat kerjayang aman, efisien, dan produktif.
Sistem manajemen adalah rangkaian kegiatan yang teratur dan saling berhubungan
untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaandengan menggunakan
manusia dan sumber daya yang ada ( Sucofindo, 1999).
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau biasa disebutSMK3
adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputistruktur organisasi
perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur prosesdan sumber daya yang
dibutuhkan bagi pengembangan pencapaian , pengkajiandan pemeliharaan kebijakan
keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan
kegiatan kerja guna terciptanya tempatkerja yang aman (Permenaker No : PER.
05/MEN/1996).
Jadi, sistem manajemen K3 merupakan rangkaian kegiatan yang teraturdan saling
berhubungan secara keseluruhan yang berguna dalam pengendalianresiko yang berkaitan
dengan kegiatan kerja agar dapat menciptakan suasanatempat kerja yang aman.
Sistem manajemen K3 dalam pelaksanaannya juga memiliki pola tahapandalam
kosep dasarnya. Pola tahapan pada konsep dasar tersebut disebut “Plan-Do-Check-Action”,
yang meliputi:
a. Penetapan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan menjamikomitmen terhadap
penerapan SMK3.
b. Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan dan sasaran penerapan SMK3
c. Menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja secara efektifdengan
mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung yang diperlukan untuk
mencapai kebijakan, tujuan dan sasaran
d. Mengukur dan memantau dan mengevaluasi kinerja keselamatan dankesehatan kerja
serta melakukan tindakan pencegahan dan perbaikan
e. Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan SMK3 secara
berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerja keselamatan dankesehatan
kerja
Dengan demikian sektor industri dapat memiliki dua dimensi
yang sesuaidengan kemampuan dan Policy Managementnya dalam
penerapan SistemManajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
(SMK3) yaitu :
a. Innovative Management dengan melakukan inovasi manajemen melalui“Unsafe
Condition Minimalizers ” yang artinya adalah Bagaimana kita dituntut untuk
memperkecil atau mengurangi insiden yang diakibatkan olehkondisi tempat kerja
seperti, organisasi, peralatan kerja (mesin-mesin),lingkungan kerja dan sistem
kerja.
b. Raditional Sistem dalam penyelamatan pekerjaan melalui “Unsafe Act
Minimalizers” yang artinya adalah bagaimana kita dituntut untukmemperkecil
atau mengurangi tingkah laku orang yang tidak nyaman.
2. Refleksi

a. Hal-hal yang menarik selama kegiatan perkuliahan


Di dalam perkuliahan ini kita banyak belajar terutama materi tentang system
manajemen k3 yaitu sebuah pendekatan yang digunakan oleh organisasi untuk mengelola
dan memastikan keamanan dan kesehatan kerja di tempat kerja. Berikut adalah beberapa
hal menarik yang terkait dengan sistem manajemen K3

b. Pertanyaan yang menarik terkait dengan apa yang telah didiskusikan,


Bagaimana cara mengukur keberhasilan sistem manajemen K3 di tempat kerja? Untuk
mengukur keberhasilan sistem manajemen K3 di tempat kerja, Anda dapat menggunakan
dan metode evaluasi berikut:
Tingkat Kecelakaan dan Cedera: Salah satu indikator utama adalah mengukur dan
memantau tingkat kecelakaan dan cedera kerja. Dalam hal ini, Anda dapat melihat jumlah
insiden, tingkat keparahan cedera, dan frekuensi insiden untuk mengevaluasi apakah ada
penurunan yang signifikan dalam kejadian tersebut.

c. Jelaskan Pengetahuan dan Pengalaman yang telah dimiliki sebelumnya terkait


materi yang telah didiskusikan
Saya tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman pribadi yang yang dimiliki
sebelumnya terkait materi yang telah didiskusikan. Saya telah menggunakan berbagai
sumber tepercaya dan luas, termasuk buku, jurnal, artikel, dan sumber daya online,
untuk menambah wawasan mengenai system manajemen k3

d. Penerapan hal-hal yang dipelajari di masa yang akan datang


Penerapan hal-hal yang dipelajari di masa yang akan datang tentang sistem
manajemen K3 dapat melibatkan beberapa aspek berikut:
Teknologi dan Inovasi: Dalam masa yang akan datang, kemungkinan adanya
perkembangan teknologi yang dapat digunakan dalam sistem manajemen K3. Contohnya,
penggunaan sensor cerdas dan Internet of Things (IoT) untuk mendeteksi bahaya
potensial, analitika data untuk mengidentifikasi pola kecelakaan, atau penggunaan
kecerdasan buatan (AI) untuk memprediksi risiko dan memberikan solusi yang efektif.

e. Pengembangan lebih lanjut yang dibutuhkan


Pengembangan lebih lanjut yang dibutuhkan dalam sistem manajemen K3 dapat
melibatkan aspek berikut:
Integrasi Teknologi: Pengembangan lebih lanjut dalam mengintegrasikan
teknologi dengan sistem manajemen K3 dapat mempercepat proses pengumpulan data,
analisis risiko, dan pelaporan insiden. Penggunaan sensor, IoT, AI, dan analitika data
yang lebih canggih dapat membantu mengidentifikasi dan mengatasi risiko dengan lebih
efektif.

Anda mungkin juga menyukai