Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

STRATEGI PENERAPAN K3 DALAM DUNIA KERJA

Nama Kelompok 4:

1. Irma Melati (B.131.21.0122)


2. Dewi Rahmawati (B.131.21.0123)
3. Della Santi Wulantika (B.131.21.0151)
4. Ummu Hanni Amalia (B.131.21.0155)

FAKULTAS EKONOMI
MANAJEMEN SABTU-MINGGU KELAS A
UNIVERSITAS SEMARANG 2021
Kata Pengantar

Segala puji dan puji syukur saya panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyusun
makalah yang berjudul “STRATEGI PENERAPAN K3 DALAM DUNIA KERJA”

Makalah ini di susun sedemikian rupa dengan tujuan dapat menambah wawasan serta
pengetahuan kita mengenai STRATEGI PENERAPAN K3 DALAM DUNIA KERJA mengingat
kurangnya pengetahuan dan penyusunan, maka kami menyadari bahwa dalam penyusunan
makalah ini terdapat kekuarangan dan kesalahan. Maka dengan ini, kami mengharapkan
saran dan kritik yang sifatnya membangun dari pembaca untuk kesempurnaan dalam
penyusunan makalah ini.

Demak, 5 Oktober 2021

Kelompok 4

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................................i

DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN..................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.....................................................................................................3
BAB II PEMBAHASAN...................................................................................................3
1.3 TUJUAN K3...............................................................................................................5
1.3.1 MANFAAT K3...........................................................................................................6
1.3.2 PENERAPAN SISTEM K3...........................................................................................7
2.1.3 PELAKSANAAN SISTEM K3........................................................................................8

BAB III KESIMPULAN.................................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………………………………………………12

IDE SETIAP ANGGOTA………………………………………………………………………………………………………13

ii
Latar Belakang Masalah

Kegagalan (risk off ailures) pada setiap proses atau aktifitas pekerjaan, dan
saat kecelakaan kerja seberapapun kecilnya, akan mengakibatkan efek kerugian (loss). Secara
umum penyebab kecelakaan di tempat kerja adalah sebagai berikut:

Kelelahan (Fatigue) adalah kondisi kerja dan pekerjaan yang tidak aman (unsafe working
condition) akibat kurangnya penguasaan pekerja terhadap pekerjaan, ditengarai penyebab
awalnya (pre- cause) adalah kurangnya training dari karakteristik pekerjaan itu sendiri.

Di dunia industri, tenaga kerja sudah mencapai puncaknya dan banyak terkonsentrasi di
tempat atau lokasi proyek yang relatif sempit. Ditambah, beban pekerjaan yang mudah
menjadi penyebab kecelakaan (elevasi, temperatur, ar us listrik, mengangkut benda-benda
berat dan lain-lain), sudah sewajarnya apa bila pengelola proyek atau industri
mencantumkan masalah keselamatan kerja pada prioritas pertama.

Dengan menyadari pentingnya aspek keselamatan dan kesehatan kerja dalam


penyelenggaraan proyek, terutama pada implementasi fisik,maka perusahan/industri/proyek
umumnya memiliki organisasi atau bidang dengan tugas khusus menangani masalah
keselamatan kerja. Lingkup kerjanya mulai dari menyusun program, membuat prosedur dan
mengawasi, serta membuat laporan penerapan di lapangan.

Dalam rangka Pengembangan Program Kesehatan Kerja yang efektif dan efisien, diperlukan
informasi yang akurat, dan tepat untuk mendukung proses perencanaan serta menentukan
langkah kebijakan selanjutnya. Penyusunan program, membuat prosedur, pencatatan dan
mengawasi serta membuat laporan penerapan di lapangan yang berkaitan dengan
keselamatan kerja bagi para pekerja yang semua itu merupakan kegiatan dari manajemen
keselamatan dan kesehatan kerja.

Dalam rangka menghadapi era industrialisasi dan era globalisasi serta pasar bebas (AFTA),
kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam
hubungan ekonomi antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara anggota termasuk
Indonesia. Beberapa komitmen global baik yang berskala bilateral maupun multilateral
telah mengikat bangsa Indonesia untuk memenuhi standar. Standar acuan terhadap
berbagai hal terhadap industri seperti kualitas, manajemen kualitas, manajemen lingkungan,
1
serta keselamatan dan kesehatan kerja. Apabila saat ini industri pengekspor telah dituntut
untuk menerapkan Manajemen Kualitas (ISO-9000, QS-9000) serta Manajemen Lingkungan
(ISO-14000) maka bukan tidak mungkin tuntutan terhadap penerapan Manajemen
Keselamatan dan Kesehatan kerja juga menjadi tuntutan pasar internasional. Untuk
menjawab tantangan tersebut Pemerintah yang diwakili oleh Departemen Tenaga Kerja dan
Transmigrasi telah menetapkan sebuah peraturan perundangan mengenai Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) yang tertuang dalam Peraturan
Menteri Tenaga Kerja Nomuor : PER.05/MEN/1996.

Tujuan dan sasaran sistem Manajemen K3 adalah terciptanya sistem K3 ditempat kerja yang
melibatkan segala pihak sehingga dapat mencegah dan mengurangi kecelakaan dan penyakit
akibat kerja dan terciptanya tempat kerjayang aman, efisien, dan produktif.

2
Rumusan Masalah

Rumusan masalah dalam makalah ini adalah:


1. Apa pengertian Sistem Manajemen K3?
2. Apa tujuan dari Sistem Manajemen K3?
3. Bagaimana manfaat dari adanya Sistem Manajemen K3?
4. Bagaimana cara merencanakan Sistem Manajemen K3?
5. Bagaimana penerapan Sistem Manajemen K3 pada dunia kerja?
6. Bagaimana penerapan Sistem Manajemen K3 menurut Undang-Undang di Indonesia?
7. Bagaimana penilaian penerapan Sistem Manajemen K3 menurut Undang-Undang di
Indonesia?

3
PEMBAHASAN

Sistem Manajemen K3

Sistem manajemen adalah rangkaian kegiatan yang teratur dan saling berhubungan untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh perusahaan dengan menggunakan manusia
dan sumber daya yang ada (Sucofindo, 1999). Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja atau biasa disebut dengan MK3 adalah bagian dari sistem manajemen
secara keseluruhan yang meliputi struktur organisasi perencanaan, tanggung jawab,
pelaksanaan, prosedur proses, dan sumber daya yang dibutuhkan bagi pengembangan
pencapaian, pengkajian, dan pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja
dalam rangka pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya
tempat kerja yang aman (Permenaker No : PER. 05/MEN/1996).

Jadi, sistem manajemen K3 merupakan rangkaian kegiatan yang teratur dan saling
berhubungan secara keseluruhan yang berguna dalam pengendalian resiko yang berkaitan
dengan kegiatan kerja agar dapat menciptakan suasana tempat kerja yang aman. Sistem
manajemen K3 dalam pelaksanaannya juga memiliki pola tahapan dalam kosep dasarnya.
Pola tahapan pada konsep dasar tersebut disebut “Plan-Do-Check-Action” yang meliputi:

a) Penetapan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dan menjamin komitmen


terhadap penerapan SMK3.

b) Merencanakan pemenuhan kebijakan, tujuan, dan sasaran penerapan SMK3.

c) Menerapkan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja secara efektif dengan


mengembangkan kemampuan dan mekanisme pendukung yang diperlukan untuk
mencapai kebijakan, tujuan, dan sasaran.

d) Mengukur, memantau, dan mengevaluasi kinerja keselamatan dan kesehatan


kerja serta melakukan tindakan pencegahan dan perbaikan.

4
e) Meninjau secara teratur dan meningkatkan pelaksanaan SMK3 secara
berkesinambungan dengan tujuan meningkatkan kinerja keselamatan dan
kesehatan kerja.

Dengan demikian sektor industri dapat memiliki dua dimensi yang sesuai dengan
kemampuan dan Policy Management dalam penerapan Sistem Manajemen Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (SMK3) yaitu :

a. Innovative Management dengan melakukan inovasi manajemen melalui “Unsafe


Condition Minimalizers” yang artinya adalah bagaimana kita dituntut untuk
memperkecil atau mengurangi insiden yang diakibatkan oleh kondisi tempat kerja
seperti, organisasi, peralatan kerja (mesin-mesin), lingkungan kerja dan sistem kerja.

b. Raditional Sistem dalam penyelamatan pekerjaan melalui “Unsafe Act Minimalizers”


yang artinya adalah bagaimana kita dituntut untuk memperkecil atau mengurangi
tingkah laku orang yang tidak nyaman.

Tujuan K3

Tujuan yang ingin dicapai pada sistem manajemen K3 meliputi berbagai golongan. Dari
beberapa golongan tersebut diharapkan dapat menjadikan sebuah sistem manajemen K3
yang baik dalam pelaksanaannya.Sistem manajemen K3 tersebut dapat digolongkan
meliputi:

 Alat ukur kinerja K3 dalam organisasi.

Sistem manajemen K3 digunakan untuk menilai dan mengukur kinerja penerapan


K3 dalam organisasi. Dengan membandingkan pencapaian K3 organisasi dengan
persyaratan tesebut, organisasi dapat mengetahui tingkat pencapaian K3.

 Pedoman implementasi K3 dalam organisasi.

Sistem manajemen K3 dapat digunakan sebagai pedoman atau acuan dalam


mengembangkan sistem manajemen K3. Beberapa bentuk sistem manajemen
K3 yang digunakan sebagai acuan misalnya ILO OHSMS Guidelines, API HSE MS
Guidelines, Oil and Gas Producer Forum ( OGP ) HASEMS Guidelines, ISRS dari
DNV dan lainnya.

5
 Dasar penghargaan (awards).

Sistem manajemen K3 juga digunakan sebagai dasar untuk pemberian


penghargaan K3 atas pencapaian kinerja K3. Penghargaan K3 diberikan baik oleh
instansi pemerintah maupun lembaga independen lainnya.

 Sertifikasi penerapan K3

Sistem manajemen K3 juga dapat digunakan untuk sertifikasi penerapan


manajemen K3 dalam organisasi. Sertifikat ini diberikan oleh lembaga sertifikat
yang telah diakreditasi oleh suatu badan akreditasi. Sistem sertifikasi dewasa
ini telah berkembang secara global Karena dapat diacu di Seluruh dunia.

Manfaat Sistem K3
Manfaat penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja bagi perusahaan
menurut Tarwaka (2008) adalah :

1. Pihak manajemen dapat mengetahui kelemahan-kelemahan unsur sistem


operasional sebelum timbul gangguan operasional, kecelakaan, insiden
dankerugian-kerugian lainnya.

2. Dapat diketahui gambaran secara jelas dan lengkap tentang kinerja K3 di perusahaan.
3. Dapat meningkatkan pemenuhan terhadap peraturan perundangan bidang K3.
4. Dapat meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan kesadaran tentang K3,
khususnya bagi karyawan yang terlibat dalam pelaksanaan audit.

5. Dapat meningkatkan produktivitas kerja. Penerapan sistem manajemen


kesehatan dan kesalamatan kerja bagi dunia industri/usaha memiliki banyak
manfaat antara lain:

 Mengurangi jam kerja yang hilang akibat kecelakaan kerja.

 Menghindari kerugian material dan jiwa akibat kecelakaan kerja.


 Menciptakan tempat kerja yang efisien dan produktif karena tenaga kerjamerasa
aman dalam bekerja.

 Meningkatkan image market terhadap perusahaan.

6
 Menciptakan hubungan yang harmonis bagi karyawan dan perusahaan.
 Perawatan terhadap mesin dan peralatan semakin baik, sehingga membuat
umur alat semakin lama.

Tahap perancangan dan rekayasa

Tahap perancangan dan rekayasa meliputi pengembangan, verifikasi, tinjauan ulang, validasi,
dan penyesuaian. Dalam pelaksanaan perancangan dan rekayasa harus memperhatikan
unsur-unsur yaitu identifikasi potensi bahaya, prosedur penilaian dan pengendalian resiko
kecelakaan dan penyakit akibat kerja, dan personil yang memiliki kompetensi kerja harus
ditentukan dan diberi wewenang dan tanggung jawab yang jelas untuk melakukan verifikasi
persyaratan SMK3.

 Prosedur dan Instruksi Kerja.

Prosedur dan instruksi kerja harus dilaksanakan dan ditinjau ulang secara berkala
terutama jika terjadi perubahan peralatan, proses atau bahan baku yang digunakan
oleh personal dengan melibatkan para pelaksana yang memiliki kompetensi kerja
dalam menggunakan prosedur.

 Penyerahan Sebagian Pelaksanaan Pekerjaan.

Perusahaan yang akan menyerahkan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada


perusahaan lain harus menjamin bahwa perusahaan lain tersebut memenuhi
persyaratan K3. Verifikasi terhadap persyaratan K3 tersebut dilakukan oleh personal
yang kompeten dan berwenang serta mempunyai tanggung jawab yang jelas.

 Pembelian/Pengadaan Barang dan Jasa.

Sistem pembelian/pengadaan barang dan jasa harus terintegrasi dalam strategi


penanganan pencegahan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, menjamin agar
produk barang dan jasa serta mitra kerja perusahaan memenuhi persyaratan K3, dan
pada saat barang dan jasa diterima di tempat kerja, perusahaan harus menjelaskan
kepada semua pihak yang akan menggunakan barang dan jasa tersebut mengenai
identifikasi, penilaian dan pengendalian risiko kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

7
 Produk Akhir.

Produk akhir berupa barang atau jasa harus dapat dijamin keselamatannya
dalam pengemasan, penyimpanan, pendistribusian, dan penggunaan serta
pemusnahannya.

 Upaya Menghadapi Keadaan Darurat Kecelakaan dan Bencana Industri.


Perusahaan harus memiliki prosedur sebagai upaya menghadapi keadaan darurat
kecelakaan dan bencana industri, yang meliputi penyediaan personil dan fasilitas P3K
dengan jumlah yang cukup dan sesuai sampai mendapatkan pertolongan medis, dan
proses perawatan lanjutan. Prosedur menghadapi keadaan darurat harus diuji secara
berkala oleh personil yang memiliki kompetensi kerja, dan untuk instalasi yang
mempunyai bahaya besar harus dikoordinasikan dengan instansi terkait yang
berwenang untuk mengetahui kehandalan pada saat kejadian yang sebenarnya.

 Rencana dan Pemulihan Keadaan Darurat.

Dalam melaksanakan rencana dan pemulihan keadaan darurat setiap perusahaan


harus memiliki prosedur rencana pemulihan keadaan darurat secara cepat untuk
mengembalikan pada kondisi yang normal dan membantu pemulihan tenaga kerja
yang mengalami trauma.

Pemantauan dan Evaluasi Kinerja

1) Pemeriksaan, Pengujian, dan Pengukuran.


Pemeriksaan, pengujian, dan pengukuran harus ditetapkan dan dipelihara prosedurnya
sesuai dengan tujuan dan sasaran K3 serta frekuensinya disesuaikan dengan obyek
mengacu pada peraturan dan standar yang berlaku. Prosedur pemeriksaan, pengujian,
dan pengukuran secara umum meliputi:
 Personil yang terlibat harus mempunyai pengalaman dan keahlian yang cukup;
 Catatan pemeriksaan, pengujian dan pengukuran yang sedang berlangsung
harus dipelihara dan tersedia bagi manajemen, tenaga kerja dan kontraktor kerja
yang terkait;

 Peralatan dan metode pengujian yang memadai harus digunakan untuk menjamin
telah dipenuhinya standar K3;

8
 Tindakan perbaikan harus dilakukan segera pada saat ditemukan ketidaksesuaian
terhadap persyaratan K3 dari hasil pemeriksaan, pengujian, dan pengukuran;

 Penyelidikan yang memadai harus dilaksanakan untuk menemukan


penyebab permasalahan dari suatu insiden; dan

 Hasil temuan harus dianalisis dan ditinjau ulang.

2) Audit Internal SMK3.


Audit internal SMK3 harus dilakukan secara berkala untuk mengetahui keefektifan
penerapan SMK3. Audit SMK3 dilaksanakan secara sistematik dan independen
oleh personil yang memiliki kompetensi kerja dengan menggunakan metodologi
yang telah ditetapkan.
Frekuensi audit harus ditentukan berdasarkan tinjauan ulang hasil audit
sebelumnya dan bukti sumber bahaya yang didapatkan di tempat kerja. Hasil
audit harus digunakan oleh pengurus dalam proses tinjauan ulang manajemen.
Hasil temuan dari pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kinerja serta audit.
SMK3 harus didokumentasikan dan digunakan untuk tindakan perbaikan dan
pencegahan. Pemantauan dan evaluasi kinerja serta audit SMK3 dijamin
pelaksanaannya secara sistematik dan efektif oleh pihak manajemen.
Peninjauan dan Peningkatan Kinerja SMK3 untuk menjamin kesesuaian dan
keefektifan yang berkesinambungan guna pencapaian tujuan SMK3, pengusaha
dan/atau pengurus perusahaan atau tempatkerja harus melakukan tinjauan ulang
terhadap penerapan SMK3 secara berkala, dan tinjauan ulang SMK3 harus dapat
mengatasi implikasi K3 terhadap seluruh kegiatan, produk barang dan jasa
termasuk dampaknya terhadap kinerja perusahaan.
Tinjauan ulang penerapan SMK3, paling sedikit meliputi:
(1) evaluasiterhadap kebijakan K3;
(2) tujuan, sasaran dan kinerja K3;
(3) hasil temuan auditSMK3; dan
(4) evaluasi efektifitas penerapan SMK3, dan kebutuhan untuk pengembangan
SMK3.

9
Perbaikan dan peningkatan kinerja dilakukan berdasarkan pertimbangan:
a. Perubahan peraturan perundang-undangan;
b. Tuntutan dari pihak yang terkait dan pasar;
c. Perubahan produk dan kegiatan perusahaan;
d. Perubahan struktur organisasi perusahaan;
e. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, termasuk epidemologi;
f. Hasil kajian kecelakaan dan penyakit akibat kerja.

10
KESIMPULAN

Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau biasa disebut SMK3
adalah bagian dari sistem manajemen secara keseluruhan yang meliputi struktur
organisasi perencanaan, tanggung jawab, pelaksanaan, prosedur proses, dan sumber
daya yang dibutuhkan bagi pengembangan pencapaian, pengkajian, dan
pemeliharaan kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka
pengendalian resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat
kerja yang aman. Perencanaan Sistem Manajemen K3 yang baik, dimulai dengan
melakukan identifikasi bahaya, penilaian risiko dan penentuan pengendaliannya.
Dalam melakukan hal tersebut, harus dipertimbangkan berbagai persyaratan
perundangan K3 yang berlaku bagi organisasi serta persyaratan lainnya seperti
standar, kode, atau pedoman industri yang terkait atau berlaku bagi organisasi.

Pelaksanaan dan Penilaian (Audit )Sistem Manajemen K3 di Indonesia sudah diatur


dalam Peraturan Pemerintah Nomor 50 Tahun 2012 Tentang Pedoman Penerapan
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3).

11
DAFTAR PUSTAKA

S, Harinaldi. “Tujuan SMK3 (Sistem Manajemen K3).” (HARINALDI S, 2012)(Online),


(http://psangiklangratis.blogspot.com/2012/12/tujuan-smk3.html), diakses
17September 2014.
Kurnia, Ahmad. "Sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja." Bekasi: STBA
JIA (2005).
Peraturan Pemerintah, ”Hand Out Industrial Safety SMK3.”
(http://psangiklangratis.blogspot.com/2012/12/perencanaan- smk3.html) (1996).
Menteri Tenaga Kerja, “Undang-undang dan Peraturan Keselamatan dan Kesehatan Kerja.”
Jakarta: Menteri Tenaga Kerja.Peraturan Pemerintah, 2012

12
IDE SETIAP ANGGOTA

Penerapan K3 ini bertujuan untuk melindungi karyawan dari berbagai macam bahaya kerja.
Apabila terjadi kecelakaan kerja maka karyawan akan mendapatkan jaminan tindakan medis
sampai sembuh tanpa batasan biaya pengobatan. Sedangkan untuk karyawan yang meninggal
dunia, atau cacat tetap akan mendapat biaya pemakaman serta pemberian beasiswa
pendidikan bagi ahli warisnya. (DEWI RAHMAWATI: B.131.21.0123)

Dengan perusahaan menerapkan K3, maka akan menekan resiko kerugian yang mungkin
timbul. Resiko yang kecil akan menarik pihak asuransi untuk berani memberikan jaminan yang
besar dengan premi yang rendah. (IRMA MELATI: B.131.21.0122)

Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu pemikiran dan upaya untuk menjamin
keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani tenaga kerja khususnya dan manusia
pada umumnya serta hasil karya dan budaya menuju masyarakat adil dan makmur. Tujuan K3
sendiri yaitu agar para pekerja tidak mengalami kecelakaan saat sedang bekerja dan
penerapan K3 sangat penting bagi suatu perusahaan agar tidak mengalami kerugian. Jadi
penerapan K3 sangatlah penting bagi suatu perusahaan. (DELLA SANTI WULANTIKA:
B.131.21.0151)

Sistem penerapan K3 harus diterapkan secara menyeluruh di seluruh perusahaan yang ada di
indonesia. Hal ini agar meminimalisir dan mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang dapat
ditimbulkan oleh alat-alat produksi yang ada di perusahaan. Sudah sepantasnya pemerintah
membuat undang-undang yang mengatur tentang keselamatan para pekerja, sehingga ketika
para pekerja mengalami kecelakaan kerja, perusahaan tempat pekerja tersebut harus turut
bertanggung jawab akan kompensasi dan membantu merawat pekerja tersebut hingga dapat
pulih kembali. Hal tersebut dapat digunakan sebagai upaya penegakan HAM dan juga
mendukung kesejahteraan sumber daya manusia. (UMMU HANNI AMALIA: B.131.21.0155)

13

Anda mungkin juga menyukai