Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

“ Sejarah dan Landasan Hukum Keselamatan dan Kesehatan Kerja ”

(Diajukan untuk memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja)

Dosen Pengampu : Eka Suhartini, SE., MM.

Disusun Oleh Kelompok 2 :


HERDIANA ( 90200121002 )
ST. FATIMAH FEBRIANA R. ( 90200121015 )
FIRLY HARIANDINI ( 90200121028 )
RANIYA RAHMAWATI ( 90200121040 )

PROGRAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa kita panjatkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan
limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga makalah “Sejarah dan Landasan Hukum Keselamatan
dan Kesehatan Kerja” ini dapat tersusun guna memenuhi tugas kelompok pada mata kuliah
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan
kepada Nabi Muhammad SAW beserta keluarganya dan para sahabatnya. Adapun makalah ini
berisi tentang pembahasan mengenai sejarah dan landasan hukum keselamatan dan kesehatan
kerja.

Pada Kesempatan ini kami menyampaikan ucapan terima kasih kepada dosen pengampu mata
kuliah Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja ibu Eka Suhartini, SE., MM. Semoga apa
yang beliau ajarkan dapat menjadi manfaat dan amal jariyah bagi beliau di akhirat kelak. Tidak
lupa juga kami mengucapkan terima kasih terhadap bantuan dari semua pihak yang telah
berkontribusi dalam memberikan sumbangan pikiran maupun materinya.

Dalam menyusun makalah ini kami menyadari masih banyak kekurangan yang terdapat
didalamnya, untuk itu demi kesempurnaan makalah ini kami sangat mengharapkan adanya saran
dan kritik dari para pembaca. Demikian makalah ini, semoga dapat memberikan manfaat serta
menambah wawasan bagi para pembaca.

Gowa, 16 September 2022

Kelompok 2

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN DEPAN .......................................................................................................... i

KATA PENGANTAR ........................................................................................................ ii

DAFTAR ISI....................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ........................................................................................................ 1


B. Rumusan Masalah ................................................................................................... 2
C. Tujuan dan manfaat pembelajaran .......................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................................... 3

1. Sejarah Keselamatan dan Kesehatan Kerja............................................................. 3


2. Landasan Hukum Keselamatan dan Kesehatan Kerja ............................................ 6

BAB III PENUTUP ........................................................................................................... 11

A. Kesimpulan ............................................................................................................. 11
B. Saran ...................................................................................................................... 11

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 12

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Seluruh sistem manajemen K3 bertujuan untuk mengelola risiko K3 yang ada dalam
perusahaan agar kejadian yang tidak diinginkan atau dapat menimbulkan kerugian dapat
dicegah. Menurut Dan Petersen dalam bukunya safety management, mengelola K3 sama
dengan mengelola aspek lain dalam perusahaan dengan menggunakan pendekatan manajemen
modern mulai dari perencanaan, pengorganisasian, penerapan dan pengawasan. Hal serupa
terjadi di beberapa sektor seperti sektor penerbangan yang syarat dengan teknologi dana risiko
tinggi. Praktisi dan Institusi keselamatan penerbangan menyimpulkan bahwa keselamatan
penerbangan hanya dapat dicapai dengan menerapkan system manajemen keselamatan secara
konsisten. Lembaga Penerbangan dunia seperti ICAO ( International Civil Aviation
Organization) telah mewajibkan penerapan safety management system dalam aktivitas
penerbangan untuk menjamin dan meningkatkan kinerja keselamatan penerbangan.
Di dunia industri, penggunaan tenaga kerja mencapai puncaknya dan terkonsentrasi di
tempat atau lokasi proyek yang relatif sempit. Ditambah sifat pekerjaan yang mudah menjadi
penyebab kecelakaan (elevasi temperatur arus listrik mengangkut benda-benda berat dan lain-
lain), sudah sewajarnya bila pengelola proyek atau industri mencantumkan masalah
keselamatan kerja pada Prioritas pertama. Dengan menyadari pentingnya aspek keselamatan
dan kesehatan kerja dalam penyelenggaraan proyek terutama pada implementasi fisik, maka
perusahaan atau industri atau proyek umumnya memiliki bidang dengan tugas khusus
menangani masalah keselamatan kerja. Lingkup kerjanya mulai dari menyusun program
membuat prosedur dan mengawasi, serta membuat laporan penerapan di lapangan.
Dalam rangka pengembangan program kesehatan kerja yang efektif dan efisien, diperlukan
informasi yang akurat dan tepat waktu untuk mendukung proses perencanaan serta menentukan
langkah kebijakan selanjutnya. Penyusunan program membuat prosedur, pencatatan dan
mengawasi serta membuat laporan penerapan lapangan yang berkaitan dengan keselamatan
kerja bagi para pekerja kesemuanya merupakan kegiatan dari manajemen keselamatan dan
kesehatan kerja.

1
Selanjutnya disampaikan beberapa permasalahan K3 yang ada di Indonesia:
 PT Jamsostek menyampaikan bahwa tahun 2013 terdapat 103.285 kasus kecelakaan kerja
di Indonesia.
 Indonesia mengalami degradasi keselamatan yang sudah mendekati kulminasi, jika tdk
dilakukan langkah pengendalian, maka korban akan semakin meningkat.
 Degradasi keselamatan terjadi akibat transisi dari masyarakat agraris menuju industri, dari
low risk society ke high risk society. Potensi bahaya berbanding lurus dengan tingkat risiko,
makin besar risiko atau potensi bahaya dan dampaknya semakin besar

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana sejarah keselamatan dan kesehatan kerja?
2. Apa saja yang menjadi landasan hukum keselamatan dan kesehatan kerja?

C. Tujuan Pembelajaran
1. Mengetahui serta memahami sejarah atau awal mula keselamatan dan kesehatan kerja
2. Mengetahui Undang-undang apa saja yang digunakan sebagai landasan umum keselamatan
dan kesehatan kerja

2
BAB II
PEMBAHASAN

1. Sejarah Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Sistem Manajemen Kesehatan Keselamatan Kerja ( SMK3 ) adalah bagian dari sistem
manajemen secara keseluruhan yang meliputi stuktur organisasi, perencanaan, sumber daya
dan lain-lain yang dibutuhkan bagi pengembangan penerapan dan pemeliharaan kebijakan K3
dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya
tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Adapun pentingnya di terapkan Sistem
Manajemen K3 pada suatu organisasi adalah memberi perlindungan kepada pekerja.
Bagaimanapun juga, pekerja adalah aset perusahaan yang harus dipelihara dan dijaga
keselamatan dan kesehatan kerjanya.

Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal yang harus dikelola sebagaimana dengan
aspek lainnya dalam perusahaan seperti operasi, produksi, logistik, sumber daya manusia,
keuangan dan pemasaran. Aspek K3 tidak akan bisa berjalan seperti apa adanya tanpa
interfensin dari manajemen berupa upaya terencana untuk mengelolanya. Karena itu, ahli K3
sejak awal tahun 1980-an berupaya meyakinkan semua pihak, khususnya manajemen
organisasi untuk menempatkan aspek K3 setara dengan unsur lain dalam organisasi. Hal inilah
yang mendorong lahirnya berbagai konsep mengenai manajemen K3.

Sejarah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di Indonesia dimulai saat Belanda hadir ke
Indonesia pada abad ke-17. Saat itu, permasalahan keselamatan kerja di lokasi Indonesia mulai
terasa untuk melindungi modal yang ditanam untuk industri. Saat jumlah ketel uap yang
dipakai industri Indonesia hingga munculah undang-undang tentang kerja ketel uap di tahun
1852. Tanggal 28 Februari 1852, Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan Staatsblad No. 20
yang mengatur mengenai keselamatan dalam pemakaian pesawat uap yang pengawasannya
diserahkan kepada lembaga Dienst Van Het Stoomwezen. Penggunaan mesin semakin
meningkat dengan berkembangnya tekonologi dan perkembangan industri.

Penggunaan yang meningkat dan berkembangnya teknologi dan industry, untuk itu tahun
1905 dengan Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan perundangan keselamatan kerja yang

3
dikenal dengan Veiligheid Ordonatie/Regelement yang kemudian disempurnakan pada tahun
1930 sehinggaa menjadi landasan penerapan K3 di Indonesia.

Kemudian pada tahun 1953, dilakukkan survei oleh seorang ahli dari International Labor
Organization (ILO), yaitu Dr. Thiis Evenson. Hasil survei tersebut antara lain menyatakan
bahwa inspeksi industri dilakukan hanya oleh Departemen Perburuhan, yakni Jawatan
Pengawas Perburuhan. Departemen Kesehatan hanya berfungsi sebagai konsultan. Dasar
inspeksi ialah beberapa peraturan perburuhan dan Veiligheids Ordonatie/Reglement (VO) yang
dibuat pada tahun 1930, dicabut pada tahun 1970 dengan diumumkannya UU No. 1 Tahun
1970 tentang Keselamatan Kerja.

Dalam rangka menghadapi era industrialisasi dan era globalisasi serta pasar bebas,
kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam
hubungan ekonomi antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh negara anggota termasuk
Indonesia. Standar acuan Terhadap berbagai hal industri seperti kualitas, manajemen kualitas,
manajemen lingkungan, serta keselamatan dan kesehatan kerja. Apabila saat ini industri
pengekspor telah dituntut untuk menerapkan manajemen kualitas (ISO-9000, QS-9000) serta
manajemen lingkungan (ISO-14000) maka bukan tidak mungkin tuntutan terhadap penerapan
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja juga menjadi tuntutan pasar internasional.

Sejarah keselamatan dan kesehatan kerja maka akan dibagi menjadi 4 era yaitu:
1) Era revolusi industri (abad XVIII)
Pada era ini hal-hal yang turut mempengaruhi perkembangan K3 adalah penggantian
tenaga hewan dengan mesin-mesin seperti mesin uap yang baru ditemukan sebagai
sumber energi.
a) Penggunaan mesin-mesin yang menggantikan tenaga manusia
b) Pengenalan metode-metode baru dalam pengolahan bahan baku (khususnya bidang
industri kimia dan logam).
c) Pengorganisasian pekerjaan dalam cakupan yang lebih besar berkembangnya
industri yang ditopang oleh penggunaan mesin-mesin baru.
d) Perkembangan teknologi ini menyebabkan mulai muncul penyakit-penyakit yang
berhubungan dengan pemajanan karbon dari bahan-bahan sisa pembakaran.

4
2) Era industrialisasi
Sejak era revolusi industri di atas sampai dengan pertengahan abad 20, penggunaan
teknologi semakin berkembang sehingga K3 juga mengikuti perkembangan ini.
Perkembangan K3 mengikuti penggunaan teknologi (APD, safety device, interlock, dan
alat-alat pengaman)

3) Era Manajemen
Perkembangan era manajemen modern dimulai sejak tahun 1950-an hingga sekarang.
Perkembangan ini dimulai dengan teori Heinrich (1941) yang meneliti penyebab-
penyebab kecelakaan bahwa umumnya (85%) terjadi karena faktor manusia (unsafe
act) dan faktor kondisi kerja yang tidak aman (unsafe condition).Pada era ini
berkembang sistem otomasi pada pekerjaan untuk mengatasi masalah sulitnya
melakukan perbaikan terhadap faktor manusia. Namun sistem otomasi menimbulkan
masalah-masalah manusiawi yang berdampak pada kelancaran pekerjaan karena
adanya blok-blok pekerjaan dan tidak terintegrasinya masing-masing unit pekerjaan.

Sejalan dengan itu Frank Bird dari International Loss Control Institute (ILCI) pada
tahun 1972 mengemukakan teori Loss Causation Model menyatakan bahwa faktor
manajemen ialah latar belakang penyebab terjadinya kecelakaan. Berdasarkan
perkembangan tersebut serta adanya kasus kecelakaan di Bhopal tahun 1984, akhirnya
pada akhir abad 20 berkembang suatu konsep keterpaduan sistem manajemen K3 yang
berorientasi pada koordinasi dan efisiensi penggunaan sumber daya.

Terbitnya buku Silent Spring oleh Rachel Carson (1965), masyarakat global menuntut
jaminan keselamatan sebagai berikut:
 Safe Air to Breath
 Safe Water to Drink
 Safe Food to Eat
 Safe Place to Live
 Safe Product to Use
 Safe & Healthful Work Place

5
4) Era Mendatang
Perkembangan K3 pada masa yang akan datang tidak hanya difokuskan pada
permasalahan K3 yang ada sebatas di lingkungan industri dan pekerja. Perkembangan
K3 mulai menyentuh aspek-aspek yang sifatnya publik atau untuk masyarakat luas.
Penerapan aspek-aspek K3 mulai menyentuh segala sektor aktifitas kehidupan dan
lebih bertujuan untuk menjaga harkat dan martabat manusia serta penerapan HAM
demi terwujudnya kualitas hidup yang tinggi. Upaya ini tentu lebih bayak berorientasi
pada aspek perilaku manusia yang merupakan perwujudan aspek-aspek K3.

2. Landasan Hukum Keselamatan dan Kesehatan Kerja


Keselamatan dan kesehatan mempunyai hubungan yang erat, namun keduanya memiliki
arti yang berbeda. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah aspek penentu dimana para
pekerja dapat pulang ke rumah mereka dengan selamat. Karena kecelakaan yang terjadi di
tempat kerja atau dunia industri dari tahun ke tahun mengalami peningkatan yang signifikan
terutama pada tahun 2017 dan 2018.

Di Indonesia, sistem pengendali mutu K3 ini dikenal sebagai Sistem Manajemen


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), dilaksanakan atas dasar permenaker No. 05 Tahun
1996. Semua perusahaan besar ( mempunyai lebih dari 100 orang pekerja ) wajib mempunyai
SMK3, begitu pula perusahaan kecil apabila ada proses atau materi yang berbahaya. Keadaan
ini didasari fakta bahwa kecelakaan di Indonesia 80% disebabkan oleh perilaku pekerja yang
tidak aman.

Di antaranya dengan diterbitkannya UU Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan


yang didalamnya mengatur tentang wajibnya penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja. Selain itu Permennaker No. 05 Tahun 1996 juga telah direvisi menjadi PP
No. 50 Tahun 2012 yang mengatur tentang Penerapan SMK3 di Indonesia.

Mengingat pentingnya tenaga kerja bagi suatu negara, terjadinya kerusakan lingkungan
akibat industrialisasi dan masih banyaknya kecelakaan kerja, dunia internasional menekankan
mutu proses K3 yang dikenal sebagai Occupational Healt and Safety Assessment

6
Series (OHSAS) 18001. OHSAS 18001: 1999 diterbitkan oleh British Standard International
(BSI) dan badan-badan sertifikasi dunia yang berisi standar manajemen K3.

1) Undang-Undang yang Terkait K3


 UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.
 UU No.13 tahun 2003 tentang Ketenaga kerjaan
 UUD 1945 pasal 5, 20 dan 27
 UU No.23 tahun 1992 tentang Kesehatan

2) Peraturan Pemerintah yang Terkait K3


 PP No.7 Tahun 1973 tentang Pengawasan atas Peredaran, Penyimpanan dan
Peredaran Pestisida.
 PP No.19 Tahun 1973 tentang Pengaturan dan Pengawasan Keselamatan Kerja di
Bidang Pertambangan.
 PP No.11 Tahun 1979 tentang keselamatan Kerja Pada Pemurnian dan Pengolahan
Minyak dan Gas Bumi.
 PP No.50 Tahun 2012 tentang Penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.

3) Peraturan Menteri terkait K3


 Permenakertranskop RI No.1 Tahun 1976 tentang Kewajiban Latihan Hiperkes
Bagi Dokter Perusahaan.
 Permenakertrans RI No 1 Tahun 1978 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
dalam Pengangkutan dan Penebangan Kayu.
 Permenakertrans RI No 3 Tahun 1978 tentang Penunjukan dan Wewenang Serta
Kewajiban Pegawai Pengawas Keselamatan dan Kesehatan Kerja dan Ahli
Keselamatan Kerja.
 Permenakertrans RI No 1 Tahun 19879 tentang Kewajiban Latihan Hyangienen
Perusahaan Kesehatan dan Keselamatan Kerja bagi Tenaga Paramedis Perusahaan.
 Permenakertrans RI No 1 Tahun 1980 tentang Keselamatan Kerja pada Konstruksi
Bangunan.

7
 Permenakertrans RI No 2 Tahun 1980 tentang Pemeriksaan Kesehatan Tenaga
Kerja Dalam Penyelenggaraan Keselamatan Kerja.
 Permenakertrans RI No 4 Tahun 1980 tentang Syarat-syarat Pemasangan dan
Pemeliharaan Alat Pemadam Api Ringan.
 Permenakertrans RI No 1 Tahun 1981 tentang Kewajiban Melapor Penyakit Akibat
Kerja.
 Permenakertrans RI No 1 Tahun 1982 tentang Bejana Tekan.
 Permenakertrans RI No 2 Tahun 1982 tentang Kualifikasi Juru Las.
 Permenakertrans RI No 3 Tahun 1982 tentang Pelayanan Kesehatan Tenaga Kerja.
 Permenaker RI No 2 Tahun 1983 tentang Instalasi Alarm Kebakaran Otomatis.
 Permenaker RI No 3 Tahun 1985 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Pemakaian Asbes.
 Permenaker RI No 4 Tahun 1985 tentang Pesawat Tenaga dan Produksi.
 Permenaker RI No 5 Tahun 1985 tentang Pesawat Angkat dan Angkut.
 Permenaker RI No 4 Tahun 1987 tentang Panitia Pembina Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Serta Tata Cara Penunjukan Ahli Keselamatan Kerja.
 Permenaker RI No 1 Tahun 1988 tentang Kualifikasi dan Syarat-syarat Operator
Pesawat Uap.
 Permenaker RI No 1 Tahun 1989 tentang Kualifikasi dan Syarat-syarat Operator
Keran Angkat.
 Permenaker RI No 2 Tahun 1989 tentang Pengawasan Instalasi Penyalur Petir.
 Permenaker RI No 2 Tahun 1992 tentang Tata Cara Penunjukan, Kewajiban dan
Wewenang Ahli Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
 Permenaker RI No 4 Tahun 1995 tentang Perusahaan Jasa Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
 Permenaker RI No 5 Tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
 Permenaker RI No 1 Tahun 1998 tentang Penyelenggaraan Pemeliharaan
Kesehatan Bagi Tenaga Kerja dengan Manfaat Lebih Dari Paket Jaminan
Pemeliharaan Dasar Jaminan Sosial Tenaga Kerja.

8
 Permenaker RI No 3 Tahun 1998 tentang Tata Cara Pelaporan dan Pemeriksaan
Kecelakaan.
 Permenaker RI No 4 Tahun 1998 tentang Pengangkatan, Pemberhentian dan tata
Kerja Dokter Penasehat.
 Permenaker RI No 3 Tahun 1999 tentang Syarat-syarat Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Lift untuk Pengangkutan Orang dan Barang.
 Kemenakertrans No 609 Tahun 2012 tentang Pedoman Penyelesaian Kecelakaan
Kerja dan Penyakit Akibat Kerja.

4) Keputusan Menteri terkait K3


 Kepmenaker RI No 155 Tahun 1984 tentang Penyempurnaan keputusan Menteri
Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Kep 125/MEN/82 Tentang Pembentukan,
Susunan dan Tata Kerja Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Nasional,
Dewan Keselamatan dan Kesehatan Kerja Wilayah dan Panitia Pembina
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
 Keputusan Bersama Menteri Tenaga Kerja dan Menteri Pekerjaan Umum RI No
174 Tahun 1986 No 104/KPTS/1986 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
pada Tempat Kegiatan Konstruksi.
 Kepmenaker RI No 1135 Tahun 1987 tentang Bendera keselamatan dan Kesehatan
Kerja.
 Kepmenaker RI No 333 Tahun 1989 tentang Diagnosis dan Pelaporan Penyakit
Akibat Kerja.
 Kepmenaker RI No 245 Tahun 1990 tentang Hari Keselamatan dan Kesehatan
Kerja Nasional.
 Kepmenaker RI No 51 Tahun 1999 tentang Nilai Ambang Batas Faktor Fisika di
Tempat Kerja.
 Kepmenaker RI No 186 Tahun 1999 tentang Unit Penanggulangan Kebakaran di
Tempat Kerja. Kepmenaker RI No 197 Thun 1999 tentang Pengendalian Bahan
Kimia Berbahaya.

9
 Kepmenakertrans RI No 75 Tahun 2002 tentang Pemberlakuan Standar Nasional
Indonesia (SNI) No SNI-04-0225-2000 Mengenai Persyaratan Umum Instalasi
Listrik 2000 (PUIL 2000) di Tempat Kerja.
 Kepmenakertrans RI No 235 Tahun 2003 tentang Jenis-jenis Pekerjaan yang
Membahayakan Kesehatan, Keselamatan atau Moral Anak.
 Kepmenakertrnas RI No 68 Tahun 2004 tentang Pencegahan dan Penanggulangan
HIV/AIDS di Tempat Kerja.

5) Instruksi Menteri terkait K3


 Instruksi Menteri Tenaga Kerja No 11 Tahun 1997 tentang Pengawasan Khusus K3
Penanggulangan Kebakaran.

6) Surat Edaran dan Keputusan Dirjen Pembinaan Hubungan Industrial dan


Pengawasan Ketenagakerjaan terkait K3
 Surat keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan
Pengawasan Ketenagakerjaan Departemen Tenaga Kerja RI No 84 Tahun 1998
tentang Cara Pengisian Formulir Laporan dan Analisis Statistik Kecelakaan.
 Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan
Ketenagakerjaan No 407 Tahun 1999 tentang Persyaratan, Penunjukan, Hak dan
Kewajiban Teknisi Lift.
 Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Hubungan Industrial dan Pengawasan
Ketenagakerjaan No 311 Tahun 2002 tentang Sertifikasi Kompetensi Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Teknisi Listrik.

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun Sejarah keselamatan dan kesehatan kerja maka akan dibagi menjadi 4 era yaitu:
era revolusi industri (abad XVIII), era industrialisasi, era Manajemen dan era Mendatang.
Sejarah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di Indonesia dimulai saat Belanda hadir ke
Indonesia pada abad ke-17. Hingga munculah UU tentang kerja ketel uap di tahun 1852, dan
tahun 1905 Pemerintah Hindia Belanda mengeluarkan UU Keselamatan kerja kemudian
disempurnakan pada tahun 1930 sehingga menjadi landasan penerapan K3 di Indonesia, lalu
beberapa peraturan perburuhan tahun 1930 dicabut pada tahun 1970, dengan diumumkannya
UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja.

Di Indonesia, sistem pengendali mutu K3 ini dikenal sebagai Sistem Manajemen


Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3), dilaksanakan atas dasar permenaker No. 05 Tahun
1996. Dengan diterbitkannya UU No.13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan yang
didalamnya mengatur wajibnya penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja.

Adapun beberapa landasan hukum mengenai K3 yakni Undang-Undang yang Terkait K3


seperti UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja, UU No.13 tahun 2003 tentang
Ketenaga kerjaan, Peraturan Pemerintah, Peraturan Menteri, Keputusan Menteri, Instruksi
Menteri yang terkait K3 serta Surat Edaran dan Keputusan Dirjen Pembinaan Hubungan
Industrial dan Pengawasan Ketenagakerjaan

B. Saran
Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan hal yang harus dikelola dalam perusahaan
Karena pentingnya di terapkan Sistem Manajemen K3 pada suatu bisnis adalah memberi
perlindungan kepada pekerja. Karena pekerja adalah aset perusahaan yang harus dijaga
keselamatan dan kesehatan kerjanya. Jadi ketika merintis sebuah bisnis baik bisnis kecil atau
besar yang didalamnya terdapat proses atau material yang berbahaya maka wajib menerapkan
sistem manajemen K3 agar mengurangi tingkat kecelakaan kerja di Indonesia.

11
DAFTAR PUSTAKA

Hasbi ibrahim, 2019. Strategi penerapan sistem manajemen kesehatan dan


keselamatan kerja. Makassar : Alauddin university press.
Mutiara mutu sertifikasi. 2020. Sejarah Lahirnya Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) Di
Indonesia. https://mutiaramutusertifikasi.com/sejarah-lahirnya-keselamatan-dan
kesehatan- kerja-k3-di-indonesia/. Diakses pada 16 september 2022 pukul 22.30
Angky Meilin, dkk. 2021. Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja. Kediri :
STRADA PRESS
Tim K3 FT UNY. 2014. Buku Ajar Keselamatan dan Kesehatatn Kerja (K3). Yogyakarta :
Fakultas Teknik UNY

12

Anda mungkin juga menyukai