Anda di halaman 1dari 28

MAKALAH

PENDAPATAN NASIONAL

Mata kuliah: Pengantar Ekonomi

Dosen: Andi Mulia, SE., M.Si

Disusun Oleh Kelompok 4:

1. Mahyuddin (90200121044)

2. Aswinda (90200121039)

3. Hanizah Febrianti Tato (90200121053)

4. Raniya Rahmawati ( 90200121040)

5. Idham khalid (90200121048)

6. Fauzan Hidayat (90200121068)

KELAS B

JURUSAN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAKASSAR2021

KATA PENGANTAR

1
Assalamu’alaikum Warahmatullahi wabarakaatuh…

Puji syukur kita panjatkan khadirat Allah SWT. Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas
rahmat-Nyalah, kita dapat bertemu lagi guna untuk melakukan diskusi mengenai makalah
kami yang berjudul “Pendapatan Nasional” yang insyaallah akan dilaksanakan tepat waktu.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah pengantar ekonomi.
Selain itu, makalah ini bertujuan untuk menambah wawasan kita semua tentang pendapatan
nasional itu sendiri baik itu bagi teman-teman pembaca dan kami sebagai penulis.

Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu Andi Mulia selaku dosen pengantar
ekonomi. Ucapan terima kasih juga disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu
penyelesaian makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun dari pembaca diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Gowa samata, 30 September 2021

Kelompok 4

DAFTAR ISI

2
JUDUL………………………………………………………………………………………..1

KATA PENGANTAR ……………………………………………………………………….2

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………3

BAB I PENDAHULUAN ……………………………………………………………………4

A. Latar Belakang Masalah ……………………………………………………………...4

B. Rumusan Masalah ……………………………………………………………………4

C. Tujuan Penelitian ……………………………………………………………………..4

D. Manfaat Penelitian ……………………………………………………………………4

BAB II PEMBAHASAN …………………………………………………………………….6

A. Pengertian Pendapatan Nasional ……………………………………………………..6

B. Manfaat Perhitungan Pendapatan Nasional …………………………………………..7

C. Faktor-faktor Yang Memengaruhi Pendapatan Nasional …………………………….8

D. Sumber-sumber Pendapatan Nasional ………………………………………………12

E. GNP dan GNI ……………………………………………………………………….15

F. Cara Menghitung GNP ……………………………………………………………...16

G. Sektor-sektor GNP ………………………………………………………………….17

H. Unsur-unsur GNP …………………………………………………………………...18

I. Konsep-konsep Pendapatan Nasional ………………………………………………20

J. Metode Perhitungan Pendapatan Nasional ………………………………………….24

K. Penggunaan GNP …………………………………………………………………...27

L. GNP Sebagai Alat Pengukur Laju Pertumbuhan Perekonomian …………………...30

M. GNP dan GDP ………………………………………………………………………30

BAB III PENUTUP ………………………………………………………………………...33

A. Kesimpulan ………………………………………………………………………….33

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………………35

BAB I
3
PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Kurangnya pengetahuan masyarakat luas tentang pendapatan negaranya sendiri
akan membuat mereka menjadi warga negara yang tidak bertanggung jawab hingga
mudah terjebak pada sistem politik di negaranya yang mungkin saja melakukan
penggelapan uang yang tentunya dari pendapatan nasional. Mengapa? Pertama mereka
akan tidak bertanggung jawab karena tidak paham bahwa pajak merupakan salah satu
sumber terbesar pendapatan nasional sehingga sebagian masyarakat tidak patuh
membayar pajak dan yang ke dua mereka akan tidak mengetahui bahwa sedang terjadi
permasalahan ekonomi di negaranya seperti korupsi dan lain-lain. Sehingga begitu
pentingnya mengetahui apa itu pendapatan nasional, dari manakah sumbernya hingga
cara menghitungnya.

B. Rumusan masalah
● apakah yang di maksud dengan pendapatan nasional?

●apakah yang menjadi sumber pendapatan nasional di Negara kita?

● bagaimanakah cara menghitung pendapatan nasional itu?

● apakah ada faktor yang dapat memengaruhi pendapatan nasional?

●metode apa yang di gunakan saat menghitung pendapatan nasional?

● apa yang di maksud GNP, GNI, dan GDP?

● penggunaan GNP?

C. Tujuan penelitian
Memberi pengetahuan kepada pembaca mengenai pentingnya pendapatan nasional
dalam menentukan kondisi perekonomian negara mulai dari perhitungan yang
dilakukan dalam satu tahun sekali, cara menghitung, hingga manfaat hasil dari
perhitungan pendapatan nasional itu bagi masa yang akan datang.

D. Manfaat penelitian
1. Tulisan ini diharapkan dapat menjadi sumber untuk menambah wawasan serta
pengetahuan mengenai pendapatan nasional.

2. Bagi penulis penelitian ini di harapkan dapat menjadi sarana yang bermanfaat dalam
mengimplementasikan pengetahuan tentang dalam menulis karya ilmiah.

3. Menambah sumber belajar bukan hanya dari buku dan dosen.

BAB II

4
PEMBAHASAN
A. Pendapatan Nasional
Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh masyarakat
suatu negara dalam kurun waktu tertentu yang biasanya satu tahun. Konsep
pendapatan nasional pertama kali dicetuskan oleh Sir William Petty dari inggris yang
berusahan menaksir pendapatan nasional negaranya pada tahun 1665. Pendapatan
Nasional juga merupakan alat yang digunakan untuk mengukur tinggi rendahnya
tingkat kehidupan atau kemakmuran dalam suatu bangsa atau negara. Karena secara
kuantitatif, tingkat kehidupan dan kemajuan suatu negara itu ditentukan oleh
perbandingan pendapatan nasional antara satu negara dengan negara dengan negara
lain.

Tujuan dari perhitungan pendapatan nasioal adalah untuk memperoleh gambaran


tentang tingkat ekonomi yang sudah dicapai dalam suatu negara. Data pendapatan
nasional yang sudah dicapai dapat digunakan untuk membuat perkiraan tentang
perekonomian negara di masa yang akan dating seperti: (1) untuk mengetahui susunan
perekonomian suatu negara. Hal tersebut dapat dilihat dari kontribusi disetiap sektor
perekonomian terhadap penyusunan pendapatannasional sehingga negara dapat
mengatur rumah tangga negaranya yang terdiri dari sietem perekonomian, rumah
tangga, perusahaan pemerintah, pasar input dan pasar output. (2) memutuskan dan
menyusun untuk dibuat kebijakan yang sekiranya dipandang perlu. Contoh pada
sektor pertanian, dapat disusun berbagai macam kebijakan seperti penyediaan pangan,
industri pupuk, irigasi dan sebagainya. (3) melihat dan membandingkan kegiatan
perekonomian masyarakat dalam periode tertentu negaranya.

B. Manfaat perhitungan pendapatan nasional


1. Untuk mengukur laju pertumbuhan ekonomi nasional

Dengan adanya data pendapatan nasional, negara bisa tau apakah ada
peningkatan dari laju pertumbuhan ekonomi negara dari tahun ke tahun, mengalami
kemajuan atau kemunduran. Sehingga, bisa dilakukan evaluasi ke depannya.

2. Untuk membandingkan kemajuan perekonomian antar negara.

Nah, dari sini bisa dilihat mana saja negara yang masuk kategori negara maju
dan berkembang. Semakin tinggi pendapatan nasionalnya, berarti negara tersebut
semakin maju.

5
3. Untuk mengetahui struktur perekonomian suatu negara

Kita bisa lihat suatu negara mendapatkan pendapatan paling tinggi dari sektor
mana, apakah pertanian atau industri.

4. Menjadi landasan perumusan kebijakan pemerintah

Setelah pemerintah mengetahui tingkat perekonomian negaranya, maka bisa


dilakukan evaluasi terkait dengan kebijakan agar bisa ditingkatkan lagi.

5. Mengetahui dan menelaah struktur perekonomian nasional

Data pendapatan nasional dapat digunakan untuk menggolongkan suatu negara


menjadi negara industri, pertanian, atau negara jasa. Contohnya, berdasarkan
perhitungan pendapatan nasional dapat diketahui bahwa Indonesia termasuk negara
pertanian atau agraris, Jepang merupakan negara industri, Singapura termasuk negara
yang unggul di sektor jasa, dan sebagainya.

6. Menentukan besarnya kontribusi berbagai sektor perekonomian terhadap pendapatan


nasional

Misalnya sektor pertanian, pertambangan, industri, perdagangan, jasa, dan


sebagainya. Data tersebut juga digunakan untuk membandingkan kemajuan
perekonomian dari waktu ke waktu, membandingkan perekonomian antarnegara atau
antardaerah, dan sebagai landasan perumusan kebijakan pemerintah.

7. Mendapat Informasi Soal Tingkat Kemakmuran Masyarakat

Kalau ingin tahu seperti apa tingkat kemakmuran masyarakat suatu negara,
pemerintah suatu negara lazimnya akan melakukan perhitungan pendapatan nasional.
Mengetahui tingkat kemakmuran dapat membuat pemerintah negara tersebut
mendapat informasi-informasi lain yang mempengaruhi tingkat ekonomi tersebut,
seperti: kualitas hidup masyarakat, serta standar hidup yang berlaku di lingkungan
masyarakat tersebut.

8. Membantu Pemerintah untuk Melakukan Evaluasi dan mengukur Perubahan yang


Terjadi

Setelah melakukan perhitungan pendapatan nasional, maka pemerintah suatu


negara akan langsung tahu bagaimana tingkat kemakmuran rakyatnya. Ini tentu akan
membantu pemerintahan negara tersebut, terutama saat melakukan evaluasi nanti.

6
Adapun evaluasi yang dilakukan biasanya menyangkut kebijakan ekonomi yang
sudah mereka lakukan selama ini.

Tak sampai di situ, perhitungan pendapatan nasional juga membantu pemerintah


melihat perubahan yang terjadi di negaranya, terutama di sektor ekonomi. Hasil
perhitungan pendapatan nasional akan menunjukan grafik perubahan ekonomi suatu
negara dari waktu ke waktu. Itulah mengapa pemerintah bisa melihat perubahan
ekonomi di negaranya dengan mudah.

C. Faktor Faktor yang Memengaruhi Pendapatan Nasional


1. Kualitas Sumber Daya Manusia (SDM)

Negara dengan kualitas SDM yang tinggi tentu memiliki kecenderungan untuk
memiliki pendapatan nasional yang tinggi pula. Contohnya seperti negara Jepang,
Jepang merupakan negara maju yang dikenal memiliki kualitas SDM tinggi, hal
tersebut dinilai dari kecilnya potensi Sumber Daya Alam (SDA) yang dimiliki oleh
Jepang, namun mampu menghasilkan pendapatan nasional yang lebih tinggi dari
Indonesia, walaupun Indonesia memiliki SDM yang banyak serta kaya, faktor kualitas
SDM menjadi faktor terpenting yang dapat menentukan peningkatan atau kurangnya
pendapatan nasional dari suatu negara. Berikut beberapa ciri-ciri SDM dengan
kualitas rendah.

2. Masyarakat negara tersebut memiliki ilmu atau pengetahuan yang tinggi.

Masyarakat atau SDM negara tersebut memiliki etos kerja yang baik, seperti
disiplin, rajin, jujur, tepat waktu dan lain sebagainya.Masyarakat negara tersebut
memiliki tingkat keterampilan yang baik. SDM dari negara tersebut menguasai bidang
teknologi serta informasi, contohnya seperti internet, komputer serta bioteknologi.

3. Potensi Sumber Daya Alam (SDA)

Negara dengan potensi SDA yang melimpah, apabila dikelola dengan baik maka
akan menghasilkan pendapatan nasional yang tinggi. Seperti Indonesia, memiliki
sumber daya alam yang melimpah dan dikenal kaya dengan SDA nya, namun belum
berhasil mengelola SDA tersebut dengan baik, maka sumber pendapatan nasional
Indonesia dengan Jepang kalah jauh, karena ketidakberhasilan Indonesia mengelola
SDA dengan baik, walaupun dibandingkan dengan Jepang yang tidak memiliki SDA
banyak tersebut.

4. Jumlah Modal yang Digunakan

Apabila suatu negara memiliki modal yang cukup untuk mengelola sumber daya
alam atau SDA yang tersedia tadi, tentu pendapatan nasional negara tersebut akan
meningkat. Serta sebaliknya, apabila suatu negara tidak memiliki cukup modal atau
kekurangan modal, maka pendapatan nasional negara tersebut akan tidak optimal.

7
Umumnya, apabila negara mengalami kekurangan modal, maka negara tersebut akan
mengundang investor untuk menanamkan modalnya, biasanya investor asing
menanamkan modal dalam bentuk mendirikan perusahaan. Negara dengan tujuan
penanaman modal oleh investor asing pada umumnya memiliki beberapa syarat
sebagai berikut.

 Negara tersebut memiliki SDA yang memadai.

 Negara tersebut memiliki keamanan dalam negeri yang terjamin.

 Negara tersebut memiliki undang-undang mengenai ketenagakerjaan yang kondusif.

 Negara yang menjadi tujuan penanaman modal tersebut lebih disukai apabila
memiliki tenaga kerja dengan upah murah.

 Negara tersebut memiliki pemerintahan yang kuat serta baik atau stabil.

 Negara tersebut memiliki penegakan hukum yang berjalan dengan lancar.

 Negara tersebut memiliki birokrasi yang tidak bertele-tele dalam penanaman modal
asing.

5. Tingkat Teknologi yang Digunakan

Tingkat teknologi suatu negara dapat memengaruhi pendapatan nasional negara


tersebut. apabila negara tersebut memiliki teknologi yang sederhana, maka jumlah
barang serta jasa yang akan dihasilkan relatif lebih sedikit serta sebaliknya. Apabila
negara tersebut memiliki tingkat teknologi yang tinggi atau modern, maka jumlah jasa
serta barang yang akan dihasilkan akan lebih banyak.

6. Stabilitas Keamanan

Negara dengan stabilitas keamanan yang buruk akan berpengaruh terhadap


pencapaian pendapatan nasional dari suatu negara. Contohnya, apabila sering terjadi
kerusuhan, demonstrasi yang disertai kekerasan, terorisme bahkan peledakan bom
akan mengakibatkan berkurangnya pencapaian pendapatan nasional negara tersebut,
serta sebaliknya. Apabila stabilitas keamanan negara tersebut baik maka akan
mendorong kegiatan perekonomian negara tersebut sehingga jumlah pendapatan
nasionalnya meningkat.

7. Kebijakan Pemerintah

Faktor keenam ini memiliki pengaruh terhadap pencapaian pendapatan


nasional suatu negara. Apabila negara tersebut memiliki pemerintahan yang
berwibawa, bersih serta berkualitas maka pemerintah negaranya tentu akan membuat
kebijakan yang tepat, baik di bidang ekonomi maupun politik. Kebijakan yang tepat
serta disertai dengan pelaksanaan yang bertanggung jawab akan berpengaruh pada
kenaikan pendapatan nasional suatu negara.

8
8. Keadaan Geografis serta Geologis

Negara dengan letak geografis serta geologis tertentu akan memiliki resiko
untuk mengalami bencana alam yang kemungkinan besar akan berulang setiap
tahunnya. Bencana-bencana alam seperti banjir, gempa bumi, topan atau tsunami
yang terjadi berulang kali akan merusak saran serta prasarana yang ada pada negara
tersebut. kerusakan-kerusakan tersebut akan berdampak pada berkurangnya
pencapaian pendapatan nasional.

Begitu pula sebaliknya, apabila suatu negara berada pada letak geografis serta
geologis yang baik dan jarang tertimpa bencana alam, maka hal tersebut tentu akan
sangat menguntungkan. Karena tidak akan terjadi kerusakan yang disebabkan oleh
bencana alam tersebut, serta masyarakatnya dapat hidup dengan tenang tanpa merasa
was-was. Hal tersebut akan mengakibatkan pada meningkatkan pendapatan nasional
dan mengurangi pengeluaran melalui dana pendapatan nasional tersebut.

9. Permintaan dan penawaranagregat


Permintaan agregat adalah suatu daftar keseluruhan barang dan jasa yang akan
dibeli oleh sektor perekonomian pada berbagai tingkatan harga. Permintaan
penawaran agregat menunjukan antara hubungan keseluruhan permintaan terhadap
barang dan jasa sesua dengan tingkatan harga.

10. konsumi dan tabungan


Konssusi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang dan jasa dalam
suatu perekonomian dalam jangka waktu satu tahun, sedangkan tabungan adalah
bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarakan untuk konsumsi.

10. Konsumsi danTabungan


Konsumsi adalah pengeluaran total untuk memperoleh barang dan jasa dalam
suatu perekonomian dalam jangka waktu satu tahun, sedangkan tabungan adalah
bagian dari pendapatan yang tidak dikeluarkan untuk konsumsi.

11. Investasi
Investasi adalah semua pengeluaran yang diguakan untuk menciptakan modal
baru. Tujuan dari investasi adalah untuk mengganti bagian modal yang sudah rusak
dan menambah penyediaan modal yang ada.

9
D. Sumber-sumber pendapatan nasional
Pendapatan Pajak Pendapatan

pajak menjadi sumber dana negara dan pendukung persedian kas negara. Tugas
atau kewenangan pemungutan pajak ini dilimpahkan langsung oleh Kementerian
Keuangan kepada Direktorat Jenderal Pajak (DJP) Indonesia. Terdapat dua jenis
pajak, yaitu pajak pusat dan daerah. Untuk pajak pusat, pengelolaannya dilakukan
oleh pemerintah pusat melalui DJP. Sementara untuk pajak daerah, wewenang
pemungutannya diberikan kepada Dinas Pendapatan Daerah atau instansi terkait.
Adapun jenis-jenis pajak yang dikategorikan sebagai pajak pusat, yaitu:

 Pajak Penghasilan (PPh) PPh merupakan pajak yang ditanggung orang pribadi atau
badan atas penghasilan yang diperoleh dalam suatu tahun pajak.

 Pajak Pertambahan Nilai (PPN) Pajak jenis ini berlaku pada konsumsi barang kena
pajak atau jasa di dalam lingkup pabean.

 Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) Pajak PPnBM berlaku pada barang
yang bukan merupakan kebutuhan pokok atau tersier, dikonsumsi masyarakat
tertentu atau masyarakat berpenghasilan tinggi, barang yang menunjukan status
seseorang, atau dapat merusak kesehatan serta moral masyarkat.

 Bea Materai Penarikan pajak ini berlaku atas pemanfaatan dokumen, seperti akta
notaris, surat perjanjian, surat berharga, kwitansi pembayaran, dan efek yang
menerbitkan nominal dengan jumlah tertentu.

 Pajak Bumi dan Bangunan (PBB) Pajak yang diberlakukan untuk kepemilikan atau
pemanfaatan suatu tanah atau bangunan. Walau di pusat, hampir semua realisasi
penerimaan PBB ini  diserahkan ke daerah. Selain itu, penerimaan perpajakan
masih ditambah oleh kepabean dan cukai yang pemungutannya diamanatkan
kepada Direktorat Jenderal Bea dan Cukai untuk menarik  bea masuk dari barang-
barang impor.

Adapun aturan penarikan bea impor, yakni apabila nilai barang yang diangkut
kurang dari FOB US$ 500 untuk setiap orang atau FOB US$ 1.000 untuk setiap
keluarga.  Penumpang tidak diwajibkan untuk membayar bea masuk. Berbeda
dengan cukai, pemungutan pajaknya berlaku untuk barang-barang tertentu yang
kena cukai, seperti etil alkohol, minuman mengandung etil alkohol, dan produk
tembakau.

10
Pendapatan Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP)

Aturan terkait PNBP tercantum dalam Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2018


tentang Penerimaan Negara Bukan Pajak. 

Berdasarkan beleid ini, PNBP ialah pungutan yang dibayar individu atau badan
tertentu dengan memperoleh manfaat langsung maupun tidak langsung atas layanan
atau pemanfaatan sumber daya. Hak yang diperoleh negara menjadi penerimaan
pemerintah pusat di luar penerimaan perpajakan dan hibah serta dikelola lewat
mekanisme APBN.

Dapat disimpulkan, sumber pendapatan jenis ini mencakup seluruh penerimaan


pemerintah pusat yang berasal bukan dari penerimaan perpajakan.

Wewenang dan tanggung jawab terkait pemungutan PNBP dilimpahkan kepada


intansi pengelola PNBP yang terdiri atas kementerian atau lembaga dan kementerian
yang berfungsi sebagai bendahara umum negara.

Adapun yang termasuk objek PNBP ialah:

 Penerimaan Sumber Daya Alam (SDA) Penerimaan SDA mencakup penerimaan


atas SDA minyak dan gas (migas) dan non-migas.

 Kekayaan Negara yang Dipisahkan Penerimaan atas kekayaan yang dipisahkan


berasal dari keuntungan yang dibukukan Badan Usaha Milik Negara (BUMN).

 Pendapatan Badan Layanan Umum (BLU) Pendapatan jenis ini diperoleh dari hasil
penyediaan layanan berupa penyediaan barang dan jasa, hingga pelayanan
administratif.

 PNBP Lainnya PNBP lainnya juga diperoleh dengan cara memanfaatkan Barang
Milik negara (BMN), seperti sewa tanah dan bangunan.

Pendapatan Hibah

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), hibah berarti pemberian (dengan
sukarela) dengan mengalihkan hak atas sesuatu kepada orang lain. Mengacu pada
undang-undang, hibah disebut sebagai penerimaan negara baik devisa atau devisa yang

11
dirupiahkan, jasa atausurat berharga yang diterima dari pemberi hibah, yang tidak perlu
dibayarkan kembali dan tidak pula mengikat, baik dari dalam maupun luar negeri.

Suatu hibah diberikan dengan berbagi tujuan, di antaranya mendukung


terlaksananya program pembangunan nasional, penanggulangan bencana alam, hingga
bantuan kemanusiaan. Untuk itu, hibah yang diterima pemerintah dimasukan ke APBN.

Adapun jenis-jenis hibah, ialah:

 Hibah Terencana Hibah jenis ini dijalankan melalui mekanisme perencanan dan
dicatat dalam Daftar Rencana Kegiatan Hibah (DRKH).

 Hibah Langsung Hibah jenis ini juga disebut sebagai hibah non-DRKH, yaitu
hibah yang dilaksanakan tanpa melalui mekanisme perencanaan.

 Hibah melalui KPPN Hibah melalui KPPN, untuk proses penarikannya,


dilaksanakan di Bendahara Umum negara (BUN) atau Kantor Pelayanan
Perbendaharaan negara (KPPN).

 Hibah tanpa melalui KPPN Sesuai namanya, proses penarikan dana hibah jenis ini
tidak dilaksanakan di BUN maupun KPPN.

 Hibah Dalam Negeri Hibah ini berasal dari lembaga keuangan dan non-keuangan
dalam negeri, pemerintah daerah, perusahaan asing yang berdomisili dan
beroperasi di Indonesia, serta lembaga lain maupun perorangan.

Hibah Luar Negeri Hibah yang diberikan oleh negara asing, lembaga
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), lembaga keuangan asing, lembaga multilateral,
lembaga non keuangan asing, lembaga keuangan berdomisili dan beroperasi di luar
negeri, dan perorangan.

E. GDP dan GNI


GNP adalah pengukur yang paling menyeluruh bagi out put nasional. Jadi
definisi GNP atau produk nasional bruto adalah nilai semua barang dan jasa yang
selama setahun dihasilkan oleh bangsa yang bersangkutan, diukur menurut harga pasar.
Barang dan jasa itu mengalir dari bisnis kepada masyarakat. Karena produk itu pada
hakikatnya sama dengan out put juga, istilah GNP atau Gross National Bruto sering
pula disebut dengan Gross National Output.

12
Dari manakah masyarakat mendapatkan uang untuk memenuhi keutuhanya ?
masyarakat menerima uang dari bisnis dan perusahaan sebagai imbalan jasa-jasa
produktif yang di berikan kepada perusahaan di mana dia bekerja. Lalu bagaimanakah
produsen menciptakan pendapatanya ? yaitu melalui pembuatan barang dan jasa.
Berjalanya proses pemproduksian (bisnis) tentu memerlukan jasa-jasa produktif seperti
pekerja dan begitupun sebaliknya masyarakat yang sudah siap bekerja akan mencari
pekerjaan yang nantinya akan diserap oleh perusahaan yang membutuhkan jasanya,
inilah yang di sebut balas jasa yang akan menghasilkan faktor produksi (upah dan gaji,
sewa, bunga, dan laba).

Selanjutnya pendapatan itu akan menciptakan pengeluaran. Sebab semuan orang


yang berpendapatan itu niscaya akan mengeluarakan pendapatanya itu untuk dibelikan
barang dan jasa.

F. Cara Menghitung GNP


Produk Nasional Bruto ( Gross Nasional Product ) yang meliputi nilai produk
berupa barang dan jasa yang dihasilkan oleh penduduk suatu Negara (nasional)
termasuk hasil produksi barang dan jasa yang dihasilkan oleh warga Negara yang
berada diluar negeri, tetapi tidak termasuk hasil produksi perusahaan asing yang
beroprasi di wilayah Negara tersebut.

Semua hal yang mencakup hasil produk harus dijumlahkan bersama-sama untuk
mendapatkan GNP. Adapun cara menghitung GNP yaitu terletak pada kata “nilai” yang
terdapat didalam definisi GNP itu sendiri.Jelasnya semua barang dan jasa itu haruslah
dinilai dahulu dengan cara penilaian yang seragam, kemudian dijumlahlan untuk
mendapatkan GNP.Ukuran untuk menetapkan nilai itu adalah harga pasar (market
price).Sama dengan halnya berapakah jumlah apel yang dihasilkan setahun? Dan
berapakah harganya? Serta berapakah nilainya menurut harga pasar? Dan seterusnya.
Semus produk baik barang atau jasa, dinilai dengan cara seperti itu, kemudian
dijumlahkan untuk mendapatkan GNP.

Contoh kecil perhitungan GNP yaitu ketika kita membeli beberapa potong
bambu, paku kecil, lem, kertas, cat, dan sebagainya, lalu dengan itu kita membuat
sebuah kurungan untuk seekor burung kita sendiri,tentu saja kita tidak memiliki
maksud ekonomis ketika membuatnya. Tetapi jika kita menjual kurungan tersebut, hasil
penjualan itulah yang dimasukkan kedalam GNP. Hal yang perlu dicatat adalah bahwa
sekalipun kurungan itu saya pakai sendiri sehingga jerih payah saya tidak dimasukkan
kedalam GNP, namun pembelian untuk paku, bamboo, lem,dan sebagainya harus
dimasukkan kedalam perhitungan GNP sebab semua itu dijual.

Semua barang dan jasa harus dinila dahulu dengan cara penilaian yang seragam
kemudian dijumlahkan untuk mendapatkan GNP. Cara yang paling mudah untuk
membedakan output yang dimasukkan kedalam GNP dan yang tidak adalah dengan (1)
Menanyakan apakah dikandung maksud ekonomis didalam output itu.(2) Produk yang
dapat dimasukkan ke dalam neraca GNP haruslah prouk akhir (3) Suatu produk yang
13
dimasukkan dalam perhitungan GNP adalah produk yang dihasilkan dengan cara tidak
melanggar hukum.

Adapun cara perhitungan GNP yang dapat dilakukan dengan menggunakan 3


rumus berikut ini.:

GNP= GDP + Produk Netto kepada Luar Negeri

GNP=PDB + PPN

GNP=PDB - PPLN + PPDN

Secara teorotis, perhitungan GNP dilakukan dengan tiga cara, yakni sebagai berikut.

 Pendekatan produksi (production approach)


Cara ini menghasilkan gross national produk atau GNP
 Pendekatan pendapatan (income approach)
Cara ini menghasilkan gross national income atau GNI
 Pendekatan pengeluaran (expenditure approach)
Cara ini menghasilkan gross national expenditure atau GNE

Ketiga cara diatas sesuai dengan definisi yang menyebutkan bahwa pendapatan =
produk = pengeluaran yang sudah kita kenal sebelum ini.Sesuai dengan definisi
tersebut, ketiga pendekatan diatas akan menghasilkan nilai yang sama. Dengan
perkataan lain GNP = GNI = GNE. Tidak hanya itu, pengunaan ketiga istilah
tersebut boleh saling dipertukarkan karena senantiasa memberikan pengertian yang
sama.

G. Sektor sektor GNP


Sesuai dengan namanya, yang dihitung dalam hal ini adalah nilai pasar produk,
baik barang maupun jasa. Dalam praktiknya, produk itu dihitung berdasarkan sektor
yang menghasilkannya. Dengan ini disepakati untuk menggunakan sebelas sektor
penghasil produk itu. Kesebelas produk itu adalah:

 Sektor pertanian
 Sektor pertambangan
 Sektor industry
 Sektor bangunan
 Sektor perdagangan
 Sektor listrik, gas, dan air minum
 Sektor bank dan lembaga keungan lainnya
 Sektor perhubungan dan telekomunikasi
 Sektor pemerintahan dan hankam
 Sektor sewa rumah
 Sektor jasa jasa lainnya

14
Untuk memudahkan pengklasifikasian dan perhitungan, setiap sector itu dibagi
menjadi beberapa subsektor. Barang dan jasa yang dihasilkan selama tahun di masing
masing sector tersebut dijumlahkan, dab hasilnya adalah GNP.

Cara menghitung nilai akhir suatu produk pada suatu sektor tertentu, memakai
sebuah metode yang disebut metode nilai tambah (added value method). Dalam
metode ini, yang dihitung hanyalah nilai yang ditambahkan oleh sesuatu cabang
produksi dan cabang produksi sebelumnya.

Untuk menghindari perhitungan ganda , harga pembelian produk antara


(intermediate product) yang hendak diproses pada setiap tahap produksi haruslah
dikurangkan, kemudian hasil nilai tambah dari produk dijumlahkan dan akan
menunjukkan nilai yang benar dari produk akhir. Angka inilah yang dimasukkan ke
dalam GNP.

H. Unsur unsur GNP


GNP terdiri atas berbagai macam produk Atau output. Unsur unsur GNP yang
diterangkan di bawah ini dinyatakan dalam bentuk pendapatan, yaitu GNI.

Unsur unsur GNI itu adalah sebagai berikut:

a. Wages and salaries ( upah dan gaji ) merupakan balas jasa untuk faktor produksi
tenaga kerja.

b. Interets ( bunga ) merupakan balas jasa untuk faktor produksi modal.

C. Rent( sewa ) adalah balas jasa untuk faktor produksi sumber daya alam,

d. Profitatau laba adalah unsur pendapatan yang keempat. Dalam perhitungan


GNIlaba perusahaan itu di kelompokan menjadi dua. Yang pertama adalah profit of
unincorporated firms ( laba perusahaan bukan perseroan). Dimaksudkan dengan
istilah unincorporated firms ( perusahaan bukan perseroan ) adalah usaha-usaha yang
dijalankan oleh perseorangantanpa adanya ikatan-ikatan informal dengan yanglainnya,
dalam bentuk persekutuan dagang, usaha-usaha bukan perseroan ini misalnya hasil
dari petani, guru, dokter dll. Laba penerimaan biaya tersebut merupakan unsur GNI.

Kedua adalah laba perusahaan perseroan, atau corporated profit. Jenis laba ini dibagi
menjadi tiga bagian dan tidak harus setiap bagian sama besarnya, yakni dividen, pajak
laba perusahaa, dan laba yang dibagikan. Dividen adalah bagian laba perusahaan
yang diterima oleh pemegang saham perusahaan. Yang kedua adalah corporation
profit tax ( pajak atas laba perusahaan perseroan ). Ini merupakan bagian laba
perusahaan yang dibayarkan oleh pemegang saham kepada pemerintah sebagaipajak.
Pajak merupakan salah satu komponen dari GNI. Ketiga dan yang terakhir undivided
corporation profit adalah laba perusahaan yang tidak dibagikan dikarenakan untuk

15
menjaga stabilitas dividen (supaya di waktu dialami kesulitan masih dapat
memberikan deviden) untuk jaminan perluasan (ekspansi) dan sebagainya

e. Indirect bussines tax ( pajak tidak langsung perusahaan ) yakni pajak yang
dikenakan kepada perusahaan

f. Depreciation ( penyusutan atau penghapusan barang- barang modal ) yakni istilah


yang di pakai untuk menerangkan besarnya penyusutan yang dialami oleh barang
modal karena dipakai selama setahun. Sebutan lain dari depresiasi adalah :

Karena nilai depresiasi itu adala nilai barang modal yang hilang karena
pemakaiannya, untuk nilai yang susut itu diberikan pula sebutan capital consumption
allowances ( dana untuk konsumsi barang modal ).

Misalkan bahwa suatu barang modal, sesudah dipakai selama lima tahun, nilanya
menyusut 5%. Untuk “mangembalikan” barang modal itu seperti asalnya, dibutuhkan
dana sebesar nilai susutnya, yakni sebesar 5%, itulah sebabnya penyusutan diberi nama
pula replacement cost ( biaya yang dibutuhkan untuk memulihkan).

GNI NNI Nasional income Personal income Diposabel


income

Sewa Sewa Sewa Sewa Konsumsi

Upah dan gaji Upah dan gaji Upah dan gaji Upah dan gaji Tabungan

Bunga Bunga Bunga Bunga Pajak pribadi

Laba perusahaan Laba perusahaan Laba perusahaan Laba perusahaan


bukan perseroan bukan perseroan bukan Perseroan bukan dividen

Dividen Dividen Dividen Dividen

Pajak laba Pajak laba Pajak laba Pembayaran


Perusahaan perusahaan perusahaan transfer

Laba tidak Laba tidak Laba tidak


dibagikan dibagikan dibagiakan

Pajak tidak Pajak todak


langsung langsung

Penghapusan

I. Konsep-konsep pendapatan nasional


a). Gross nasional income (GNI), atau pendapatan nasional bruto        

16
GNP hanyalah memuat nilai akhir ( atau final goods atau finished products)
saja, dan tidak boleh mengandung nilai barang antara (intermediate
product ),ketentuan itu diperlukan agar didalam penghitungan GNP atau GNI tidak
terjadi perhitungan ganda atau double counting.        

Dengan mengindahkan ketentuan tersebut, kemudian memasukan item kedalam


gambar di atas (untuk GNP), akan diketahui berapa besar GNP yang apabila dihitung
nilai jasa produktif yang kita pakai untuk mewujudkannya, akan diperoleh GNI.

Rumus: GNI=GDP+(EX FS-IM FS)

Ket GNI = pendapatan nasional bruto

GDP= produk domestik bruto

EX FS= aliran uang luar negeri

IM FS= aliran uang ke luar negeri

b) Net nasional income ( NNI ), atau pendapatan nasional netto 

GNP didapatkan dengan atau melalui pemakaian / penggunaan barang modal.


Pemakaian barang modal mungkin setahun ataupun lebih sertakurang dan mengalami
keausan atau penyusutan ataupun penghapusan. Dalam istilah teknisnya disebut
depreciation.        

Keausan atau penyusutan itu haruslah dikurangi dari GNP, agar dapat
mengetahui besarnya output yang berasal dari usaha produktif selama periode yang
bersangkutan.setelah dikurangi besarnya depresiasi, maka GNP atau NNi ituun
berubah menjadi NNP atau NNI.          

Barang modal jenis yang pertama,yaitu yang dipakai untuk perluasan maupun
penambahan, bersama dengan barang kosumsi membentuk NNP. Barang modal jenis
kedua tidak membentuk NNp karena barang modal jenis kedua ini berfungsi
mengganti penyusutan barang modal yang terjadi dimasamasa yang lalu. Dengan
demikian, jika tahun ini hanya dihasilkan barang modal jenis kedua saja, sedangkan
barang modal jenis pertama tidak dihasilakn sama sekali, jumlah barang modal secara
keseluruhan akan sama dengan tahun lalu.        

 Selanjutnya,jika barang modal jenis kedua, yakni barang modal pengganti,


dijumlahkan dengan NNP, akan didapatkan GNP.dengan keterangan ini dapat kita
pahami bahwa penyusutan yang terdapat dalam gambar di atas adalah barang modal
yang dihasilkan tahun ini, yang nilainya sama dengan nilai barang modal yang susut
karena dipakai selama tahun lalu

Rumus: GNP=pendapatan GNI di dalam negeri + pendapatan WNI di luar


negeri Atau GNP=GDP+pendapatan WNI diluar negeri-pendapatan WNA di dalam
negeri Atau GNP=GDP-pendapatan netto atas faktor diluar negeri  

17
c). Net Nasional produk( NNP), atau produk nasional netto        

Didalan NNP atau produk nasional netto, ada suatu unsure yang disebut pajak
tidak langsung atauindirect bussines texa. Pajak tidak langsung ini mempunyai akaibat
mempertinggi harga jual. Conto pajak tidak langsung ini adalah pajak
penjualan,semisalnya banderol rokok,pajak texas(makanan). Jelas bahwa pajak tidak
langsung ini, titijau dari sudut pendapatan nasional, hanya mempertinggi harga jual
saja. Kalau misalnya output tetap sedangkan pajak tidak langsung ini diprbesar atau
diperkecil,nasional product pun akan menjadi semakin besar atau kecil pula karena
GNP diukur dengan harga pasar.          

Barang yang dihasikan oleh perekonomian ada dua, yakni barang modal dan
barang konsumsi. Barang modal yang dihasilkan tahun ini ada yang dipakai untuk
mengganti barang modal yang rusak selama tahun yang lalu, dan selbihnya untuk
menambahkan stok barang modal dalam perekonomian. Barang modal yang disebut
terakhir ini bersamaan dengan barang konsumsi membentuk NNP. Selanjutnya , NNP
bersama dena barang modal yang merupakan pengganti membentuk GNP.          

Demikianla, sesudah NNP dikurangi pajak tidak langsung, didapatkan hasil


berupa produk nasional (pendapatan nasional) semua itu hanya apa yang dihasilakan
bangsa itu saja,tanpa “ dikotori “ oleh pajak tidak langsung, yang pada hakikatnya
hanya mempertinggi harga jual pasar juga.          

Berdasarkan keterangan diatas, bahwa sanya pajak tidak langsug tidak


diperhitungkan dalam penilaian suatu produk, maka akan di dapatkan biaya / nilai
produk tersebut berdasarkan factor produksi yang dipakai untuk menghasilakanya ( at
factor cost ) saja, bukan berdasarkan harga pasar. Demikianlah : a) GNP–pajak
langsung = GNP at factor b) (NNP – pajak langsung = NNP at factor cost ( sama
dengan pendapatan nasional).

Rumus: NNP = GNP - penyusutan  

d). Personal income ( PI ) atau pendapatan perseorangan        

Personal artinya perseorangan. Jadi personal income artinya pendapatan


perseorangan. Di dalam konsep nasional income, masih terdapat seperti yang tertera
pa gambar 1.4 adanya bentuk pendapatan yang tidak diteriam oleh perseorangan,
melainkan diterima oleh pemerintah, maupun bisnis. Kedua pendapatan yang tidak
diterima perseorangan itu adalah pajak laba perusahaan (diterima oleh pemerintah)
dan laba tidak dibagi ( yang diteriam oleh bisnis.untuk mendapatkan pendapatan
kedua hal tersebut diatas haruslah dihilangkan.        

Disamping itu hal yang perlu dihitung adalah transfer payment. Walaupun
bentuk pembayaran ini bukan merupakan unsu yang harus dimasukan dalan GNp
,NNP, maupunpendapatan nasional, tetapi untuk personal income laih halnya.
Transfer payment merupakan penerimaan perseorangan itula sebabnya transfer
payment merupakan unsure dari personal incomeatau pendapatan perseorangan.

18
Rumus: PI=NNI+transfer payment(laba tahan+iuran jaminan sosial+pajak perseroan)  

e). Disposable income( Yd ) atau pendapatan yang diap dibelanjakan        

Disposable income adalah pendapatan yang siap untuk dipakai atau


dibelanjakan. Suatu pendapatan akan siap sewaktu-waktu akan dibelanjakan apabila di
dalam pendapatan itu tidak terdapat lagi suatu yang akan dibayarkan. Personal income
belum siap untuk sewaktu-waktu dibelanjakan sebab dari jumlah personal income
belum dibayarkan pajak kepada pemerintah. Pajak itu adalah personal tax atau pajak
pribadi. Oleh Karena itu pajak seorang harus dikeluarkan dulu daripersonal income
agar supaya di dapatka disposable income. 1. Tiga rumah yang terlibat dalam
pembentukan GNI dan pembagiannya masing-masing: 2. Rumah tangga konsumen
menerima bagian dari disposable incomeyang disediakan untuk membiayai
konsumsinya. 3. Rumah tangga bisnis menerima (i)

dana penyusutan yang dikeluarkan oleh dunia bisnis, (ii) laba tidak dibagikan,
yang berasal dari laba bisnis , (iii) tabungan masyarakat , yakni dana dari masyarakat
yang tidak dipergunakan untuk konsumsi. d) Rumah tangga pemerintah menerima : (i)
pajak tidak langsung; (ii) pajak laba dari perusahaan perseroan; (iii) pajak
perseorangan; dan mengeluarkan dana untuk pembayaran transfer.
Pengeluaranpengeluaran yang dilakukan dalam nemtu permintaan atau pembelian
barang dan jasa. Dengan kata lain jelaslah bahwa barang dan jasa itu terdiri dari
barang dan  jasa konsumsi (C), barang investasi (i), dan barang dan jasa yang dibeli
oleh pemerintah (G). dengan perkataan lain, seluruh produk yang dihasilkan sama
dengan C + I +G, atau GNP = C +I + G

Rumus: DI=PI-pajak langsung

J. Metode Perhitungan Pendapatan Nasional


Pendapatan nasionalbersumber dari produk nasional yang dapat diartikan sebagai
jumlah produk yang dihasilkan oleh masyarakat suatu Negara dalam kurun waktu satu
tahun. Dalam menghitung pendapatan nasional terdapat tiga pendekatan atau metode
yang dapat kita gunakan, yaitu :

Pendekatan produksi

Pendekatan produksi adalah menghitung pendapatan nasional dengan cara


menjumlahkan seluruh produk (barang dan jasa ) yang dihasilkan oleh masyarakat.
Dengan pendekatan ini, pendapatan nasional dihitung dengan cara menjumlahkan
nilai tambah (value added) dari seluruh sector produksi selama satu tahun. Nilai
tambah yang dimaksud disini adalah selisih nilai produksi (nilai output) dengan nilai
biaya antara (nilai input), yang terdiri atas bahan yang terlibat dalam proses produksi
termasuk bahan baku dan bahan penolong.

19
Sektor ekonomi di Indonesia dibedakan menjadi 9, yaitu :

 Pertanian , peternakan, kehutanan, dan perikanan


 Pertambangan dan penggalian
 Industry pengolahaan
 Listrik, gas, dan air bersih
 Bangunan
 Perdagangan, hotel, dan restoran
 Pengangkutan dan komunikasi
 Keuangan, persewaan, dan jasa perusahaan
 Sektor jasa-jasa.

Contoh soal :

Memproduksi kemeja harus diproduksi terlebih dahulu kain, benang, dan


kaoas. Jika menjumlahkan niali akhir produksi tiap-tiap komponen maka akan
terjadi penghitungan ganda. Hal ini disebabkan karena dalam nilai akhir kemeja
sudah terkandung nilai kain, dalam nilai akhir kain sudah terkandung niali akhir
benang dan seterusnya. Oleh Karena itulah untuk memperoleh totalproduk yang
dihasilkan suatu Negara harus dilihat dari nilai tambahnya.

Perhatikan contoh table di bawah ini yang menunjukkan perhitungan nilai


tambah sebuah komoditas barang jadi dari bahan baku seperti berikut ini,

KOMODITAS NILAI PRODUKSI NILAI TAMBAH

Pohon kayu jati RP 500.000 Rp 500.000

Papan kayu jati Rp 1.500.000 Rp 1.000.000

Kayu kursi jati Rp 2.500.000 Rp1.000.000

JUMLAH Rp 4.500.000 Rp 2.500.000

Keterangan : Untuk masing-masing komoditas perhitungan nilai tambahnya


didasrkan pada selisih nilai produksi untuk setiap komoditas dari bahan
baku pohon kayu jati sampai dengan barang atau produk jadi kursi
kayu jati.

Pendekatan pendapatan

Dalam metode ini cara yang dilakukan adalah dengan cara menjumlahkan
seluruh pendapatan ( imbalan/balas jasa atas penyerahan faktor produksi dalam
proses produksi yang diterima oleh masyarakat. Faktor-faktor produksi, yaitu

20
pendapatan para pekerja(gaji dan upah),pendapatan dari usaha perorangan,
pendaptan dari sewa, bunga netto, dan keuntungan perusahaan.

Rumus;
Y = r+ w + I + p
Keterangan :
Y : pendapatan nasional ( national income)
R : sewa (rent)
W : upah (wage)
I : bunga (interest rate )
P : laba ( profit)

Contoh soal
Diketahui data-data perekonomian suatu Negara dalam satuan uang triliun.
Hitunglah pendapatan nasional dengan pendekatan pendapatan!

Sewa tanah : Rp 300


Upah : Rp 2500
Bunga modal : Rp 500
Laba usaha : Rp 400
Y:R+W+I+P

R :300, w : 2.500, I : 500, p : 400

Y : 300 + 2.500 + 500 + 400

Y : 3.700

Jadi pedapatan nasional Negara tersebut adalah 3.700 triliu rupiah.

Pendekatan pengeluaran

Untuk mengetahui besarnya pendapatan nasional dengan metode ini maka


dilakukan dengan cara menjumlahkan seluruh pengeluaran masyarakat dari tia-tiap
rumah tangga yang ada. Empat sektor sebagai pelaku ekonomi yang diguakan
sebagai acuan dalam menghitung pengeluaran,yaitu Ruma Tangga Konsumen,
Rumah Tangga Produsen, Rumah Tangga Pemerintah, dan Rumah Tangga Luar
Negeri.

Rumus yang digunakan yaitu :


Y : C + I + G + ( X-M)
Keterangan :
Y : pendapatan nasional
C : konsumsi
I : investasi
G : pengeluaran pemerintah

21
X : ekspor
M: impor

Contoh soal :

Diketahu data perekonomian suatu Negara. Satuan uang triliun. Hitunglah


pendapatan nasional metode pengeluaran.
Pengeluaran konsumen = Rp 125
Tingkat investasi = Rp 150
Pengeluaran pemerintah = Rp 130
Nilai ekspor = 225
Nilai impor = 170
Y = C + I+ G + ( X-M)

Y = 125 + 150 + 130 + 225 + ( 225- 170)

Y = 405 + 55

Y =460

Jadi besarnya pendapatan nasional Negara berdasarkan metode pendekatan


pengeluaran adalah 460 trilin rupiah.

K. Penggunaan GNP
Didalam GNP, Produk yang ada di dalamya itu terdiri dari berbagai macam.
Semua itu akan dibeli orang. Mereka yang membeli sekalian produk yang menjadi
unsur GNP itu hanyalah terdiri atas 4 jenis saja, keempat pembeli itu adalah :
 Konsumen yang membeli barang-barang komsumsi;
 Investor yang membeli barang-barang investasi;
 Pemerintah yang melakukan pengeluaran melalui APBN, baik untuk tujuan
komsumsi maupun investasi, seluruh pengeluaran itu disebut pengeluaran
peerintah (government expenditure); dan
 Pihak luar negeri yang membeli barang-barang ekspor kita.

Di dalam GNI, pendapatan yang ada di dalamnya itupun dibelanjakan untuk


berbagai macam kebutuhan. Di sini pun, didapati adanya 4 pembelian seperti GNP,
yakni:
 Komsumsi
 Investasi
 Pengeluaran pemerintah; dan
 Barang-barang impor dari luar negeri

22
Jadi, baik dilihat sebagai GNP maupun GNI, tetaplah didapati adanya empat
kompenen yang mencerminkan penggunaannya, yakni komsusmsi, investasi,
penegeluaran pemerintah, dan pihak luar negeri.

Dari 4 komponen itu, komsusilah yang terbesar. Tidak pernah terjadi


komsumsi hanya mnempati bagian sebesar 50% atau kurang daripada GNP. Sisanya,
yakni sisa GNP sesudah komsumsi, diisi oleh investasi, pengeluaran pemerintah, dan
perdagangan luar negeri.

Investasi atau penanaman modal merupakan ‘motor’ suatu perekonomian.


Banyaknya investasi yang direalisasikan didalam suatu Negara menunjukkan lajunya
pertumbuhan ekonomi Negara yang bersangkutan, sedangkan sedikitnya
menyatakan lambannya pertumbuhan ekonomi.

Apabila pemerintah membeli sebuah kapal perang, sebuah helicopter,menggaji


seorang sarjana ekonomi atau sebagainya, semua itu berarti bahwa pemerintah
melakukan pengeluaran. Inilah yang disebut pengeluaran pemerintah didalm
komponen penggunaan GNP tadi itu.

Adapun mengenai perdagangan luar negeri. Sebagian produk kita dibeli oleh
luar negeri dalam bentuk ekspor barag maupun jasa. Namun demikian ada beberapa
jenis produk yang kita butuhkan, tetapi perusahaan-perusahaan dlam negeri tidak
dapat membuatnya. Akibatnya, kebutuhan itu haruslah diimpor dari luar negeri.
Segala produk yang kita impor itu, sekalipun terlihat beredar di tengah masyarakat,
bukanlah produk kita, melaikan prodeuk orang asing. Oleh karena itu, tidaklah
mereka itu termasuk komponen GNP. Segala impor itu harus dikurangkan dari
perhitungan. Jadi, karena adanya kedua hal ini (yakni ekspor dan impor), keduanya
lalu dimasukkan sebagai komponen GNP dengan nama net export (ekspor neto)
yang didapatkan dari ekspor dikurangi impor

Seraca singkat seluruh uraian diatas itu dapat dituliskan sebagai berikut.

Y = C + I + G (X-M)

Keteranagn:

Y= GNP

C= momsumsi

I = Investasi

G= Pengeluaran pemerintah (government expenditure)

X= Ekspor, dan

M= impor sehingga (X-M) adalah ekspor neto

23
Bentuk persamaan tersebut akan selalu demikian sebab keempat-empatnya
memang merupakan komponen-komponen GNP di dalam perekonomian empat
sektor atau komponen terbuka. Perekonomian terbuka (open economy) atau
perekonomian empat sektor merupakan bentuk perekonomian paling lengkap
karena semua ‘pembeli’ GNP ada didalamnya, yakni konsumen, bisnis,
pemerintah, dan luar negeri.

Disamping perekonomian terbuka, ada lagi 2 bentuk lain. Pertama,


perekonomian tertutup sederhana ( closed and private economy) yang juga disebut
perekonomian dua sector. Didalam perekonomian ini, para ‘pembeli’ GNP hanya
terdiri dari konsumen dan bisnis saja. Dengan kata lain,

Y= C + I

Atau GNP terdiri dari pengeluaran untuk membeli barang-barang komsumsi,


barang-barang investasi. Bentuk kedua adalah perekononomian tertutup (closed
economy) atau perekonomian tiga sector. Di dalam perekonomian ini, pemerintah itu
‘bermain’ dengan memerankan pegeluarannya (government expenditure).
Akibatnya, para ‘pembeli’ GNP kini ada tiga pihak, yakni konsumen, bisnis dan
pemerintah. Dengan kata lain,

Y= C + I + G

Atau GNP terdiri dari pengeluaran untuk membeli barang-barang komsumsi,


investasi dan pengeluaran pemerintah untuk membeli segala keperluannya
(komsumsi maupun investasi).

L. GNP Sebagai Alat Pengukur Laju Pertumbuhan Perekonomian


Sampai dengan dewasa ini, GNP senantiasaa dipakai sebagai alat pengukur
kemajuan perekonomian suatu bangsa.GNP-lah yang dipakai untuk mengukur laju
pertumbuhan suatu bangsa, sebab, GNP memiliki sifat yang lebih menyeluruh.
Lihatlah contoh pada tebel di bawah ini.

GNP Negara A Pertumbuhan GNP Negara B Pertumbuhn


Tahun (Rp triliun) (%) (Rp triliun) (%)
1978 1000 - 10.000 -
2003 1500 50 12.000 20

Terlihat di dlaam table di atas sekalipun baik di tahun 1978 maupun ditahun
2003 negara “A” lebih miskin daripada perekonomian negara “B” (karena GNP-nya
lebih kecil), namun perekonomian Negara “A” maju lebih pesar daripada
perekonomian negar “B” karena GNP Negara “A”- sekalipun lebih kecil-lebih pesat
atau laju larinya daripada GNP “B”.

24
Demikianlah, GNP-lah yang sampai saat ini dipakai sebagai alat pengukur laju
pertumbuhan perekonomian suatu bangsa. Bukan alat pengukur kekayaan, melaikan
alat pengukur laju pertumbuhan. Akan tetapi, kekayaan suatu Negara pun dapat pula
dilihat dan GNP-nya.

M. GNP dan GDP


Sesudah kita mengetahui dasar-dasar pengertian GNP, kini marilah kita
memikirkan siapa yang menghasillkan GNP tersebut. Ini penting jika kita memikirkan
bahwa yang menghasilkan seluruh barang dan jasa disuatu negera itu bukanlah hanya
warga Negara itu saja. Untuk kasus Indonesia, kalimat kalimat diatas berarti bahwa
yang menghasilkan produk di Indonesia ini bukanlah hanya orang Indonesia saja.
Dengan kata lain, ada sebagian dsari produk yang dihasilkan di Indonesia ini, yang
sebenarnya dihasilkan oleh orang atau badan asing. Sebaliknya, kita sadari juga ada
sebagian produk Indonesia yang dihasilkan di luar negeri.

Justru inilah yang menjadi pokok persoalan yang hendak di bahas kali ini. Jika
kita membicarakan kasus Indonesia, hasil produksi orang atau lembaga asing di dalam
negeri itu dsebenarnya nukan milik kita. Itu milik orang-orang asing, hanya saja
dihasilkan di sini. Jadi sudah sangat wajajr jik pada akhirnya nanti nilai produk
tersebut harus kita “bayar”kan kepada pihak luar negeri yang menghasilkannya.
Sebaliknya, karena ada pula beberapa produk kita yang dihasilkan di Negara lain,
ptoduk tersebut merupakan milik kiuta. Jadi sudah wajar pula jika kita “menerima”
nilai produk tersebut sebagai bagian dari GNP kita.

Semua hal di atas diperhitungkan dalam neraca pendapatan nasional. Hasil


produksi orang asing di dalam negeri itu, karena harus “dibayarkan” kepada mereka,
disebut factor income payment (paid) to abroad, sedangkan hasil produksi suatu
Negara diluar negeri, karena harus “diterima”, disebut factor income receipt
(received) from abroad. selisih antara keduanya itu oleh badan pusat statistic (BPS)
disebut “pembayaran neto terhadap luar negeri ari faktor ptoduksi” atau net factor
income payment to board.

Jika net factor income payment to abroad itu kita beri notasi n, maka:
GNP + n =GDP
Atau GDP + n = GNP
Dengan cara lain, persamaan diatas dapat dinyatakan sebagai berikut.
Jika n < 0, maka GDP > GNP
Jika n > 0, maka GDP < GNP

Oleh karena itu, perlu sekali diperhatikan bahwa antar GNP dan GDP itu tidak
terdapat perbedaan cara menghitung. Perbedannya hanyalah apa yang dihitung, yakni
apakah hasil produksi orang asing di dalam negeri, demikian juga apakah milik
nasional di luar negeri, akan dihitung atau tidak. Dengan demikian, seluruh prinsip

25
yang kita kenala dalam mempelajari GNP dapat dengan mudah dapat kita terapkan
dalam GDP. Begitu pula, hubungan antatra GDP (gross domestic product), NDP (net
domestic product) dan DP (domestic product atau boleh juga disebut domestic
income), seluruhnya itu mengikuti pula hubungan antara GNP, NNP, dan pendapatan
nasional yang telah kita kenal sebelum ini. Dengan demikian, kenyataan bahwa
uraian-uraian selanjutnya akan senantiasa dinyatakan dalam GNP berlaku pula bagi
GDP.

BAB III

PENUTUP
26
KESIMPULAN
Dari beberapa penjelasan yang telah dikemukakan, dapat di sumpilkan bahwa:

1. Pendapatan nasional adalah jumlah pendapatan yang diterima oleh masyarakat suatu
negara dalam kurun waktu tertentu yang biasanya satu tahun.

2. Tujuan dari perhitungan pendapatan nasioal adalah untuk memperoleh gambaran


tentang tingkat ekonomi yang sudah dicapai dalam suatu negara. Data pendapatan
nasional yang sudah dicapai dapat digunakan untuk membuat perkiraan tentang
perekonomian negara di masa yang akan dating seperti untuk mengetahui susunan
perekonomian suatu Negara, memutuskan dan menyusun untuk dibuat kebijakan
yang sekiranya dipandang perlu. Contoh pada sektor pertanian, dapat disusun
berbagai macam kebijakan seperti penyediaan pangan, industri pupuk, irigasi dan
sebagainya, melihat dan membandingkan kegiatan perekonomian masyarakat dalam
periode tertentu negaranya.

3. Dengan adanya data pendapatan nasional, negara bisa tau apakah ada peningkatan
dari laju pertumbuhan ekonomi negara dari tahun ke tahun, mengalami kemajuan atau
kemunduran.

Data pendapatan nasional dapat digunakan untuk menggolongkan suatu negara


menjadi negara industri, pertanian, atau negara jasa.

Contohnya, berdasarkan perhitungan pendapatan nasional dapat diketahui bahwa


Indonesia termasuk negara pertanian atau agraris, Jepang merupakan negara industri,
Singapura termasuk negara yang unggul di sektor jasa, dan sebagainya.

Kalau ingin tahu seperti apa tingkat kemakmuran masyarakat suatu negara,
pemerintah suatu negara lazimnya akan melakukan perhitungan pendapatan nasional.

Mengetahui tingkat kemakmuran dapat membuat pemerintah negara tersebut


mendapat informasi-informasi lain yang mempengaruhi tingkat ekonomi tersebut,
seperti: kualitas hidup masyarakat, serta standar hidup yang berlaku di lingkungan
masyarakat tersebut.

4. faktor Faktor yang memengaruhi pendapatan nasional yaitu, Kualitas Sumber Daya
Manusia (SDM), Masyarakat negara tersebut memiliki ilmu atau pengetahuan yang
tinggi, Potensi Sumber Daya Alam (SDA), jumlah modal yang digunakan, Tingkat
Teknologi yang Digunakan, stabilitas keamanan, Kebijakan Pemerintah, keadaan
geografis dan geologis, Permintaan dan penawaranagregat, komsumsi dan tabungan,
investasi.

DAFTAR PUSTAKA

Buku dasar dasar ekonomi karangan Sugiharsono dan Daru Wahyuni

27
Buku pengantar ekonomi karangan Suherman Rosyidi (edisi revisi) cetakan ke-10, oktober
2012

eprints.umsida.ac.id dengan judul "pendapatan nasional" 2020


http://eprints.umsida.ac.id/id/eprint/6990 (penulis: Agung Andana Yoshanda)

moondoogies.com dengan judul "pendapatan nasional: faktor, konsep, dan manfaatnya."


https://moondoggiesmusic.com/pendapatan-nasional/#gsc.tab=0 (penulis: Arifin Saddoen)

arda.biz dengan judul "metode perhitungan pendapatan nasional"


https://ardra.biz/topik/contoh-soal-perhitungan-rumus-pendapatan-nasional-pendekatan-
pengeluaran/ (penulis: Arda)

Sahabatnya.com dengan judul "GNP dan GDP" https://sahabatnesia.com/gnp-dan-gdp/

rumus-rumus.com dengan judul "rumus GNP dan GDP serta pengertian dan contoh soal"
https://rumusrumus.com/rumus-gnp-dan-gdp-serta-pengertian-dan-contoh-soal/

Gramedia Blog dengan judul "faktor yang memengaruhi pendapatan nasional"


https://www.gramedia.com/literasi/faktor-yang-mempengaruhi-pendapatan-nasional/
(penulis: Ahmad)

Katadata.co.id dengan judul "Bukan Hanya Pajak"


https://katadata.co.id/muchamadnafi/finansial/612378e27850c/bukan-hanya-pajak-ini-jenis-
sumber-pendapatan-negara#:~:text=Merujuk%20pada%20Anggaran%20Pendapatan
%20dan,pajak%20(PNBP)%20dan%20hibah. (Penulis: Husen Mulachela editing: muchamad
Nafi)

28

Anda mungkin juga menyukai